Sie sind auf Seite 1von 10

ANALISIS KINERJA UNIT LOAD IN UNTUK MEMENUHI PRODUKSI YANG

DIRENCANAKAN PADA CHF (COAL HANDLING FACILITY) SISTEM OPB 3 (OPRASIONAL


PENANGANAN BATUBARA) BANKO BARAT PT BUKIT ASAM Tbk
KABUPATEN MUARA ENIM PROVINSI SUMATERA SELATAN

Zayen Prana Kusmuri1, Ir.Yulian Taruna, M.Si2, Yossa Yonathan Hutajulu, ST., MT3
1
Mahasiswa Jurusan/Prodi Teknik Pertambangan Universitas Palangka Raya
2,3
Dosen Pembimbing Skripsi Mahasiswa Jurusan/Prodi Teknik Pertambangan Universitas Palangka Raya
E-mail : pranakusmuri@gmail.com
Jurusan/Prodi Teknik Pertambangan, UPR
ABSTRACT
PT Bukit Asam Tbk is one of the mining companies that exploit coal resources in Indonesia. Implementing a
coal handling facility (CHF) system to facilitate the processing and transfer of coal to support the increasing market
demand. From the coal handling facility system there is a unit load in facility. There are several problems that often
occur in unit load in facilities including carrying pack stone into the hopper, decreasing the performance of the unit
load in, and damage to the crusher machine. The purpose of this study is to optimize the productivity of unit load in
and efforts to get the right production capacity in the unit load in to help the increasing load in productivity. where
the production on July 2018 was 437,496 tons and the production plan was 550,000 tons, there are several
parameters that affect the failure to achieve the planned production, including a decrease in performance from
specifications, mixing of impurities such as packstone with large size which can damage the crusher machine, the
damage to conveyor belts and operational obstacles. The effort to take action from these parameters is to increase
the second rotation speed of the roll crusher from 0.62 m/s and 0.65 m/s to 0.74 m/s, which is the productivity
obtained is 865.77 tons / hour, increasing conveyor belts speed from 1.41 m/s and 1.50 m/s for CV-01 and CV-02 to
1.75 m/s where the production obtained is 857.30 tons/ hour while for CV-03 speed of 2.92 m/s to 3.20 m/s with the
resulting productivity of 1567.64 tons/hour. To avoid the transportation of packstone by control. Care and handling
when there is a problem, propose the thickness of the top cover of the belt according to recommendations by CEMA,
as well as supervision and training of operators from contractors and dump hopper operators.

Keyword : Belt Conveyor, Load In, Roll Crusher, Productivity

SARI
PT Bukit Asam Tbk merupakan salah satu perusahaan pertambangan yang mengeksploitasi sumberdaya
batubara di Indonesia. Penerapkan sistem coal handling facility (CHF) guna memudahkan proses pengolahan dan
pemindahan batubara untuk mendukung mendukung permintaan pasar yang semankin meningkat. Dari sistem coal
handling facility terdapat fasilitas unit load in. Ada beberapa permasalahan yang sering terjadi pada fasilitas unit load
in diantaranya terbawanya batupack masuk kedalam hopper, penurunan performa unit load in, dan kerusakan pada
bagian mesin penghancur. maksud dari penelitian ini adalah untuk pengoptimalan produktivitas unit load in dan
upaya agar mendapatkan kapasitas produksi yang tepat pada unit load in untuk membantu peningkatan produktivitas
load in. yang mana produksi pada bulan Juli 2018 sebesar 437.496 ton dan rencana produksi sebesar 550.000 ton,
ada beberapa parameter yang memepengaruhi tidak tercapainya produksi yang telah di rencanakan antara lain
penurunan performa dari spesifikasi, tercampurnya material pengotor seperti batupack dengan ukuran besar yang
dapat merusak mesin penghancur, kerusakan pada belt conveyor serta halangan operasional. Upaya untuk melakukan
tidakan dari parameter tersebut adalah dengan meningkatkan kecepatan putaran kedua roll crusher dari 0,62 m/s dan
0,65 m/s menjadi 0.74 m/s yang mana produktivitas yang di dapat sebesar 865,77 ton/jam, meningkatkan kecepatan
belt conveyor dari 1,41 m/s dan 1,50 m/s untuk CV-01 dan CV-02 menjadi 1,75 m/s yang mana produksi yang didapat
sebesar 857,30 ton/jam sedangkan untuk kecepatan CV-03 dari 2,92 m/s menjadi 3,20 m/s dengan produktivitas yang
dihasilkan sebesar 1567,64 ton/jam. menghidari terangkutnya batupack dengan pengontrolan. Perawatan dan
penanganan saat terjadi kendala, mengusulkan ketebalan top cover dari belt sesuai rekomendasi menurut CEMA,
serta pengawasan dan pelatihan terhadap operator dari kontraktor maupun operator dump hopper.

Kata Kunci : Belt Conveyor, Load In, Roll Crusher, Produktivitas

PENDAHULUAN akan kebutuhan sumber energi. Kegiatan


pertambangan pada umumnya tidak lepas dari proses
PT Bukit Asam Tbk adalah salah satu pengangkutan atau pemindahan, hal ini merupakan
perusahaan pertambangan yang mengeksploitasi salah satu bagian penting yang harus diperhatikan
sumberdaya batubara di Indonesia. Setiap tahunnya dalam kegiatan usaha pertambangan sebelum ke tahap
PT Bukit Asam Tbk berusaha untuk meningkatkan pemasaran.
target produksi guna memenuhi permintaan pasar
Unit load in pada CHF (coal handling facility) sistem C. Pengambilan Data
OPB 3 (oprasional penanganan batubara) ada Pengolahan Data merupakan kegiatan yang
beberapa permaslahan yang sering terjadi sehingga sangat penting karena pengambilan data primer
menghambat berlangsungnya produktivitas load in. maupun data sekunder yang bertujuan untuk
Misalnya, over capasity terhadap hopper yang memperoleh data untuk menunjang penelitian ini.
mengakibatkan antrian dump truck untuk melakukan Adapun data yang diambil adalah sebagai berikut :
pengumpanan, lamanya waktu pengumpanan yang 1. Data Primer
dilakkukan dump truck, batubara yang melebih Data ini diperoleh dari observasi lapangan,
ukuruan bukaan grizzly screen sehingga membuat dokumentasi kegiatan, dan tanya jawab serta
tumpukan yang mengakibatkan tertutupnya grizzly diskusi dengan pengawas tambang atau operator
screen, sistem conveyor saat operasi tidak mencapai penambangan. Data yang diambil secara aktual di
yang telah ada di spesifikasi conveyor tersebut, sering lapangan adalah sebagai berikut:
terjadinya kerusakan pada bagian-bagian mesin  Data kecepatan belt conveyor aktual. Data ini
penghancur atau roll crusher, dan faktor-faktor yang diperoleh dengan melakukan pengamatan
lainnya. Berdasarkan permasalahan yang telah dan perhitungan secara langsung pada bulan
dipaparkan, maka dalam penelitian ini penulis ingin Juli 2018 dengan bantuan stopwatch. Data ini
mengambil Judul “Analisis Kinerja Unit Load In didapatkan saat belt conveyor sedang
Untuk Memenuhi Produktivitas Yang Direncanakan beroprasi
Pada CHF (coal handling facility) sistem OPB 3  Data produktivitas belt conveyor aktual. Data
(oprasional penanganan batubara) Banko Barat ini diperlukan untuk mengetahui kemampuan
dan kapasitas tampung batubara yang
METODE PENELITIAN diterima belt conveyor setiap ton/jam-nya
Metode pengambilan data yang akan digunakan untuk membandingkan dari segi sepesifikasi
sebagai referensi penyusunan laporan skripsi antara dan aktualnya. Data ini diperoleh dengan
lain : mencatat beban batubara yang di terima belt
1. Metode Langsung (Direct) conveyor saat unit sedang beroprasi.
Metode langsung merupakan metode yang  Data produksi crusher aktual, Data ini di
dilakukan dengan melakukan analisa langsung perlukan untuk mengetahui kemampuan alat
pada lapangan, metode ini diterapkan untuk untuk memberaikan material untuk
mengumpulkan data–data primer. membandingkan dari segi spesifikasi dan
2. Metode Tidak Langsung (Indirect) aktualnya.
Metode ini dilakukan untuk mengumpulkan data–  Data waktu edar pengumpanan dump truck
data sekunder, seperti profil perusahaan, peta– terhadap dump hopper, data ini diambil
peta perusahaan, data kondisi geologi, data iklim dengan cara menghitung waktu saat dump
dan curah hujan, dan pengambilan literatur dari truck menunggu antrian, waktu masuk,
beberapa sumber pustaka yang berkaitan dengan waktu dumping, waktu turun dump, dan
kegiatan penelitian. waktu pemberaian material bongkahan
besar. Data ini diperlukan untuk mengetahui
Prosedur Pengambilan Data besaran waktu yang diperlukan saat
A. Studi literatur pengumpanan dan waktu yang terbuang saat
Studi literatur dilakukan dengan mencari bahan- pengumpanan.
bahan pustaka, rumus, dan teori yang berkaitan 2. Data Sekunder.
dengan penelitian dan dapat menunjang kegiatan Data ini dikumpulkan dari literatur dan data yang
penelitian ini. Bahan pustaka tersebut dapat berupa,
diarsipkan perusahaan, data sekunder yang
jurnal, buku, dan karya ilmiah serta laporan
digunakan pada penelitian ini adalah sebagai
perusahaan yang berkaitan dengan analisis pengaruh
selisisih kapasitas load in untuk target produksi yang berikut :
telah disepakati di Coal Handling Facility Banko  Data rencana produksi dan produksi aktual
Barat PT Bukit Asam Tbk dan informasi penunjang unit load in
lainnya.  Data spesifikasi alat mekanis yaitu unit load
 Data jam jalan dan jam halangan pada bulan
B. Observasi Lapangan Juli 2018
Observasi Lapangan dilakukan dengan tujuan  Data Curah Hujan
untuk melakukan pengamatan langsung terhadap  Peta Geologi Regional
aktivitas penanganan angkutan batubara dan juga
mengumpulkan informasi yang berkaitan dengan D. Pengolahan Data
permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian Pengolahan data dilakukan secara manual
ini. terhadap data yang diperoleh dari pengamatan
lapangan ataupun data arsip perusahaan dengan
panduan dari dasar teori yang sudah diperoleh dari
bahan-bahan pustaka yang menunjang. Adapun apabila tonase material yang akan diangkut per
tahapan dalam pengolahan dan analisis data adalah satuan waktu adalah besar. media pengangkutan yang
sebagai berikut : digunakan untuk memindahkan muatan dalam
 Menyusun data waktu edar pengumpanan dari bentuk satuan atau tumpahan, dengan arah horizontal
alat angkut (dump truck) terhadap dump hopper. atau membentuk sudut inklinasi dari suatu sistem
menggunakan Microsoft excel untuk operasi yang satu ke sistem operasi yang lain dalam
mengetahui rata-rata waktu edar pengumpanan suatu jalur proses produksi, yang menggunakan
dari alat angkut (dump truck). sabuk (Belt) sebagai penghantar muatannya (Zainuri,
 Melakukan pengolahan data dari data waktu 2006). Flow chart dari unit load in dapat dilihat pada
edar pengumpanan alat angkut (dump truck) gambar sebagi berikut:
terhadap dump hopper untuk mengetahui berapa
waktu tunggu saat pengumpanan dan waktu
buang saat pengumpanan.
 Melakukan perhitungan jam efektif load in
untuk mengetahui tingkat efisiensi dan
kesediaan alat load in serta membandingkan
dengan kapasitas dan kemampuan dari load in.
 Pengambilan data kecepatan belt conveyor
dengan cara memberikan tanda pada belt dan
menghitung berapa lama rotasi dalam satu
putaran.
 Mengamati dan menganalisa kinerja unit load in Gambar 1 Flow Chart Coal Handling Facility
dengan cara mengetahui produksi dari unit load
dan memandingkan hasil teoritis Unit Load In terdiri dari beberapa komponen dan
 Melakukan perhitungan dari data yang telah fasilitas yang penting, dalam menunjang
diambil untuk mengetahui berapa besar produktivitas unit Load In, antara lain:
kemampuan unit dalam memnuhi kapasitas 1. Grizzlies Screen
batubara dari rencana yang telah disepakati Dalam industri batubara Grizzly screen berfungsi
dengan produksi load in aktual. memisahkan fraksi batubara berukuran +300 mm
dengan -300 mm dan posisinya terletak tepat di
STUDI PUSTAKA bawah hopper. Lubang bukaan (opening) grizzly
Pengangkutan merupakan bagian yang berukuran 300 mm x 300 mm. Undersize grizzly
terpenting dalam industri pertambangan. Umumnya -300 mm diangkut belt conveyor untuk umpan
tambang batubara yang letaknya jauh dari tempat crusher primer. Sedangkan fraksi +300 mm
batubara tersebut dimanfaatkan, menggunakan dikembalikan ke tumpukan untuk direduksi ulang
pengangkutan batubara yang efisien (Muchidin, menggunakan hammer breaker. Hasil reduksi
2006). Pada umumnya di Indonesia, batubara ulang dikembalikan lagi ke grizzly untuk
diangkut menggunakan kereta api, truk, dan pemisahan atau pengayakan ulang.
tongkang, bila ingin di ekspor maka angkutan yang 2. Dump Hopper
digunakan adalah kapal laut pengangkut batubara Merupakan mesin yang berfungsi untuk
berkapasitas besar. Adapun ketersediaan pelabuhan menyalurkan batubara yang diumpan oleh dump
batubara yang berada di pulau Sumatera yaitu, Teluk truck dengan kapasitas yang besar menuju ke belt
Bayur untuk tambang Ombilin, di daerah Sumatera conveyor dibawah sekaligus terjadi proses
Barat, pelabuhan pulau Bai di daerah Bengkulu crussing agar batubara menjadi ukuran yang lebih
(Bukut Sunur, Danau Mas Hitam, dsb). Pelabuhan kecil dengan sesuai permintaan. Hopper dapat
Tarahan dan Kertapati untuk melayani batubara dari menampung batubara dengan kapasitas lebih dari
daerah sumatera selatan yang di kelolah oleh PT 500 ton sesuai produksi yang dijalankan oleh
bukit Asam Tbk. (Muchidin, 2006). industri itu sendiri.
3. Feeder breaker
Alat Penunjang Load In Feeder breaker berfungsi mengumpan material
Load In adalah sebuah unit alat angkut yang bisa untuk diremukkan oleh roll crusher dari hopper
dipakai untuk jarak pendek, namun bisa juga dipakai sehingga material yang keluar memiliki ukuran
untuk jarak angkut yang jauh, melebihi 1500 meter. yang relatif sama dengan ukuran produk -200 mm.
Operasi pengangkutan batubara oleh Dump Truck Feeder breaker merupkan komponen penting
sebagai pengumpan batubara di Dump Hopper yang pada hopper. Feeder breaker dilengkapi dengan
akan diteruskan dengan menggunakan Belt conveyor gigi-gigi pemecah atau penggerus batubara, yang
dan dicurahkan ke Stockpile. Sekarang sudah ada Belt berfungsi untuk menyamaratakan ukuran
Conveyor sebagai alat transportasi untuk jarak jauh batubara.
yang melebihi 30 km. Biasanya unit Load In dipilih
4. Belt Conveyor Tabel 1. Koefisien Area “K”
Belt conveyor adalah alat pengangkut yang Tipe Sudut Sudut tumpah (derajat)
digunakan untuk memindahkan muatan dalam Pembawa Penampang 10 20 30
bentuk satuan atau tumpahan. Muatan yang dapat Datar 0 0,0295 0,0591 0,0906
diangkut bermacam-macam yang meliputi unit 10 0,0649 0,0945 0,1253
load dan bulk material. Jenis material muatan ini 15 0,0817 0,1106 0,1408
sangat berpengaruh terhadap spesifikasi conveyor 20 0,0963 0,1245 0,1538
yang mengangkutnya. Prinsip kerja belt conveyor 25 0,1113 0,1381 0,1661
adalah mentransport material yang ada di atas Idler 3
30 0,1232 0,1488 0,1754
belt. 35 0,1348 0,1588 0,1837
roll
40 0,1426 0,1649 0,1882
Produktiitas Belt Conveyor 45 0,1500 0,1704 0,1916
Kecepatan belt conveyor merupakan 50 0,1538 0,1725 0,1919
komponen yang menentukan produksi, daya, dan 55 0,1570 0,1736 0,1907
desain belt conveyor. Dari segi produksi, 60 0,1568 0,1716 0,1869
30 0,1128 0,1399 0,1681
produktivitas belt conveyor akan meningkat jika
40 0,1336 0,1585 0,1843
terjadi penambahan kecepatan. Dari segi daya, Idler 5 50 0,1495 0,1716 0,1946
penambahan kecepatan belt conveyor juga akan roll
60 0,1598 0,1790 0,1989
menambah daya yang diperlukan. Sedangkan untuk 70 0,1648 0,1808 0,1945
desain, kecepatan belt conveyor dapat menentukan
bagaimana seharusnya kondisi stockpile dibuat, Tabel 2. Sudut Tumpah Material
beserta dengan pertimbangan teknis yang lain, seperti
Sudut
kondisi material dan keadaan tempat tersebut. Rumus Tipe dan Kondisi Material
Tumpah
kecepatan belt conveyor adalah: (Derajat)
V= 10 Material kering yang halus
V merupakan kecepatan (m/s), S adalah anjang Material berukuran besar (batubara, kerikill,
20 bijih, dsb) diangkut dengan peralatan
belt (m), dan t merupakan waktu (s). biasa dan dalam kondisi biasa
Ketika bahan ini relative besar dan fasilitas
Kapasitas muatan tergantung dari kemiringan pemuatan diatur sedemikian rupa sehingga
30
belt. Semakin besar kemiringan, maka semakin material ini terus dimuat secara konstan
sedikit jumlah material yang dapat diangkut. Jika dengan cara yang sama dan penuh
tidak terdapat data spesifikasi mengenai sudut
kemiringan belt dari pihak konstruktor maka sudut Tabel 3. Sudut Inclie/Decline Belt Conveyor
dapat dihitung menggunakan persamaan berikut: Sudut Incline/
Material Ukuran
Decline
Diatas 100 mm 15
α= arc tan Batubara
Dibawah 100 mm 16
TIdak seragam 18
Kering halus 20
Dimana H adalah tinggi belt (m), P merupakan jarak Seragam 17
datar belt (m), dan If = panjang kemiringan belt (m). Kokas TIdak seragam 18
Halus 20
Setelah keempat nilai diatas didapatkan 150 mm 12
maka produktivitas teoritis belt conveyor dapat Beton 100 mm 20
50 mm 24
dihitung dengan persamaan berikut: Diatas100 mm 18
Batuan 10-100 mm 16-18
Qt = A x V x γ x S Dibawah 10 mm 20

Di mana Qt merupakan produktivitas belt


Tabel 4. Koefisien sudut Incline/Decline “S”
conveyor dalam ton/jam, A ialah luas penampang
Sudut
(Cross Section Area) dalam m2, V adalah kecepatan Incline/ Koefisien
Sudut Incline/
Koefisien
Decline
belt dalam m/s, γ berat jenis material batubara Decline
2 1 22 0,76
(ton/m3), dan S ialah koefisien kemiringan belt. 4 0,99 23 0,73
6 0,98 24 0,71
Untuk mengetahui nilai K perhatikan Tabel 1 8 0,97 25 0,68
Koefisien Area” K” dan Tabel 2 Sudut Tumpah 10 0,95 26 0,66
Material, untuk Sudut Inclie/Decline Belt Conveyor 12 0,93 27 0,64
dapat dilihat pada Tabel 3, sedangkan untuk harga 14 0,91 28 0,61
koefisien belt conveyor dapat dilihat Tabel 4 16 0,89 29 0,59
Koefisien sudut Incline/Decline “S” dan, dapat dilihat 18 0,85 30 0,56
sebagai berikut:
Produktivitas Dump Hopper c. Pemakaian kesediaan
Dump hopper adalah perangkat kominusi dalam Use of avaibility merupakan persentase waktu
pengolahan batubara, kominusi adalah proses yang digunakan alat untuk beroperasi pada saat
pengecilan ukuran batubara dengan harapan agar alat tersebut dapat dipergunakan (kondisi
sifat batubaranya tampak murni dan terbebas dari available). Berikut adalah persamaan dari Use of
gangue mineral dan terdiri dari tiga tahap yakni avaibility (UA):
primary crusihing, secondary crushing dan fine
crushing. UA =
x 100%
a. Volume tampung hopper
Untuk menghitung volume tampung hopper d. Penggunaan efektif
digunakan persamaan matematika yaitu Effective utilization merupakan persentase
perhitungan volume trapesium dan volume balok: keseluruhan waktu kerja yang tersedia yang dapat
dimanfaatkan untuk kerja produktif. Berikut
V=
adalah persamaan dari Effective Utilization (EU):

b. Volume tampung hopper


EU = x 100%
Untuk menghitung volume tampung hopper
digunakan persamaan matematika yaitu
perhitungan volume trapesium dan volume balok HASIL DAN PEMBAHASAN
: Lokasi penelitian yang dilakukan pada coal

handling facility (CHF) sistem di satuan kerja
V= Operasional Penanganan Batubara 3 (OPB 3) banko
Barat, penelitian difokuskan kepada unit load in.
Dimana La adalah Luas atas, Lb ialah Luas Penelitian ini mengamati batubara yang diterima dari
bawah, ta ialah tinggi atas, dan tb ialah tinggi front penambangan yang ditransportkan menuju
bawah. stockpile 3. Batubara yang ada di stockpile 3 adalah
batubara dari front penambangan Tambang Banko
c. Produktivitas Crusher Barat. Berikut adalah foto udara lokasi penelitian
Untuk menghitung produktivitas teoritis crusher pada satuan kerja operasional penanganan batubara 3
digunakan persamaan berikut:
Q=
Q ialah Produktivitas teoritis roll crusher
(ton/jam), ω ialah Kecepatan Putaran (m/s), W
adalah Lebar permukaan roll (m), D merupakan
Diameter roll (m), L adalah Jarak antar roll, dan
ialah Density Material (ton/m³)

Ketersediaan dan Pengunaan Alat

a. Kesediaan mekanis (OPB3). Berikut adalah gambar lokasi penelitian:


Gambar 2. Foto Udara Lokasi Penelitian
Mechanical avaibility (MA) adalah kondisi
mekanis yang sesungguhnya dari alat yang Kondisi Aktual Unit Load In
sedang digunakan. Berikut adalah persamaan Load in adalah penanganan yang bermulai
dari Mechanical avaibility (MA): dari proses pengumpanan yang dilakukan oleh dump
truck yang kemudian di transportasikan ke stockpile.
MA =
x 100% Flow chart dari unit load in dapat dilihat pada
gambar sebagai berikut:
b. Kesediaan Fisik
Physical avaibility adalah faktor avaibility yang
menunjukan berapa jam (waktu) suatu alat
digunakan selama alat dijadwalkan untuk
beroperasi (schedule hours). Berikut adalah
persamaan dari Physical avaibility (PA):


PA =
x 100%

Gambar 3. Flow Chart Load In


Dari gambar flow chart unit load in pada coal d. Belt Conveyor
handling facility diketahui bahwa unit load in terdiri Belt Conveyor pada unit Load In terdiri dari belt
dari beberapa komponen penting lainnya yaitu: conveyor CV-01, CV-02 dan CV-03. dan
memiliki kecepatan putaran sampai dengan 1,88
a. Grizzly Screen m/s dengan panjang conveyor masing-masing
Pada kondisi aktual, ukuran bukaan screen 85,77 m dan 82,54 m untuk menghubunngkan
pada unit load in OPB 3 adalah 17 x 97,5 cm ke conveyor CV-03, material ini akan bermuara
sedangkan ukuran terbesar adalah 34 x 105,62 ke conveyor CV-03 yang memiliki kapasitas
cm. 1840 ton/jam dan memiliki kecepatan putaran
sampai dengan 3,76 m/s dengan panjang
conveyor 213,95 m yang kemudian material
akan di curahkan ke stockpile.

Gambar 4. Grizzly Screen OPB 3

b. Dump hopper
Dump hopper yang berada pada PT Bukit Asam (a) (b)
Gambar 7. (a). Conveyor CV-01, CV-02, dan
Tbk terdiri dari Hopper 1 dan Hopper 2 yang
(b) CV-03
masing-masing memiliki volume tampung yang
sama yaitu 102 ton. Dengan panjang atas 6,5 Rencana dan Realisasi Produksi Unit Load In
meter, lebar atas 3,5 meter, panjang bawah 5,5 a. Produksi Aktual Unit Load In
meter, lebar bawah 1,2 meter, tinggi atas 8 Berdasarkan data yang diperoleh dapat
meter, tinggi bawah 0,5 meter, luas atas 22,75 diketahui persentase keberhasilan pada bulan Juli
meter2, luas bawah 6,6 meter2. Kondisi aktual 2018 adalah mencapai 79 % dengan taget produksi
Dump hopper dapat dilihat pada gambar sebagai sebesar 550.000 ton dan realisasi yang tercapai
berikut: sebesar 437.496 ton. berikut adalah Tabel Rencana
dan Realisasi unit load in:
Tabel 5. Rencana dan Realisasi Produksi Unit Load In
Bulan Rencana Realisasi Recovery
Juli 550.000 437.496 79,54%

Dalam target yang di rencanakan sebesar


550.000 ton dalam bulan Juli 2018, maka di dapatkan
produksi sebesar 1404,37 ton/jamnya dengan
Gambar 5. Dump Hopper menggunakan rencana produksi dibagi jam jalan,
tetapi realisasi produksi yang di dapatkan adalah
c. Feeder Breaker sebesar 1117,11 ton/jam.
pengumpan material untuk di berai dari hopper
menuju ke roll crusher sehingga material yang b. Laju Pengumpanan Dump Truck
keluar memiliki ukuran yang relatif seragam
Berdasarkan hasil perhitungan dan pengamatan
dengan ukuran -200 mm dengan jarak long
di lapangan, didapat laju pengumpanan dump truck
slipper 30 cm.
dan kemampuan aktual Dump hopper. Berikut adalah
tabel data pengumpanan dump truck terhadap dump
hopper:
Tabel 6. Laju Pengumpanan Damp Truck
Alat Angkut
Shift Mitsubisi HINO Total
220PS FM260TI
Ritas 3350 4491 7841
1
Tonase 74042,3 65402,24 139444,54
Ritas 3066 5250 8316
2
Tonase 68392,67 77141,14 145533,81
Ritas 3458 5195 8653
Gambar 6. Feeder Breake 3
Tonase 76565,08 75953,04 152518,12
Dapat diketahui bahwa tabel data diatas yang ditentukan perusahaan yaitu, MA sebesar
menunjukan bahwa rata-rata produksi per harinya 80%, dan PA 80%.
pada shift 1 jumlah pengumpanan yang dijalankan
sebesar 253 rit dengan produksi sebesar 4498,21 ton, d. Produktivitas Roll Crusher
shift 2 jumlah pengumpanan yang dijalankan sebesar Untuk megetahui produktivitas roll crusher
268 rit dengan produksi sebesar 4694,63ton, dan maka variabel yang digunakan adalah dengan
selanjutnya shift 3 menunjukan jumlah pengumpanan mengetahui kecepatan putaran roll crusher.
yang dijalankan sebesar 279 rit dengan produksi
sebesar 4919,93ton. Tabel 10. Kecepatan Putaran dan produksi Roll Crusher
Kecepatan Putaran (m/s)
crusher Produktivitas
c. Jam Kerja Operasional Penanganan Batubara Aktual Spesifikasi
1 0,62 0,8 725,37
Dari penelitian yang penulis lakukan di unit load
2 0,65 0,8 760,48
in pada coal handling facility (CHF) di satuan kerja
Operasional Penanganan Batubara (OPB 3) Banko
Pada aktualnya produktivitas roll crushing belum
Barat PT Bukit Asam Tbk maka penulis mencapai desain dari unit tersebut, besaran tonase
mendapatkan data jam kerja yang dapat dilihat pada
yang dapat diproduksi roll crushing sebesar 725,37
tabel dibawah ini: ton/jam dengan kecepatan putaran sebesar 0,62 m/s
Tabel 7. Jadwal Jam Kerja Oprasional Penanganan
pada hopper 1, dan 760,48 ton/jam dengan kecepatan
Batubara putaran sebesar 0,65 m/s pada hopper 2. Hal ini
Giliran Jam Kerja Jam efektif dikarenakan kurangnya kecepatan putaran roll yang
Shift 1 23:00-07:00 6 mengakibatkan lambatnya produktivitas roll
Shift 2 07:00-15:00 6,5 crushing sehingga megakibatkan rencana produksi
Shift 3 18:00-23:00 6 yang disepakati tidak tercapai.
Total Jam Kerja Tersedia (Jam) 18,5
e. Produktivitas Belt Conveyor
1) Jam Kerja Unit Load In
Kecepatan belt conveyor merupakan salah satu
Adapun waktu yang harus diperlukan untuk faktor penting dalam produktivitas belt conveyor,
melakukan kegiatan produktivitas unit load in. pengukuran kecepatan dilakukan dengan mengamati
Jam kerja yang dihitung unit load in dari mulai belt yang sudah diberikan tanda untuk menghitung
beroprasi dan menghasilkan nilai produksi pada waktu rotasi belt dalam setiap putaran.
bulan Juli 2018. Berikut adalah tabel jam kerja
unit load in: Tabel 11. Kecepatan Belt Conveyor
Tabel 8. Jam Kerja Unit Load In Kecepatan (m/s)
Conveyor
Aktual Spesifikasi
Jam
Jam Jam Stand CV-01 1.41 1.88
Bulan Tersedia
jalan Halangan by CV-03 1.50 1.88
Kalender
Juli 36840 26250 3895 9447 CV-03 2,92 3,76

Dari pengambilan data dan hasil observasi pada


2) Ketersediaan dan Penggunaan Unit Load In
unit load in pada coal handling facility (CHF) sistem
Dari data jam kerja kegiatan unit load in maka di Tbk memiliki kapasitas aktual belt conveyor saat
peroleh nilai ketersediaan dengan menggunakan beroperasi berdasarkan waktu dalam pengangkutan
persamaan ketersediaan dan penggunaan alat beban material batubara yang dilihat dari nilai belt
berikut adalah nilai ketersediaan dan penggunaan scale record.
alat:
Tabel 12. Kapasitas Aktual Belt Conveyor
Tabel 9. Perhitungaan Ketersediaan dan Penggunaan Kapasitas (ton/jam)
Unit Load In Belt Conveyor
Aktual Spesifikasi
Bulan Ma (%) Pa (%) Eu (%) Ua (%)
CV-01 689,13 920
Juli 87,1 90,1 66,3 73,5
CV-02 734,47 920
CV-03 1423,6 1840
Dari perhitungan ketersediaan dan penggunaan
unit load in pada bulan Juli 2018, diperoleh nilai Rata-rata laju pengumpanan dan kemampuan
dari ketersediaan dan pengunaan unit load in, dan aktual CV-01 sebesar 689,13 ton/jam sedangkan
dapat disimpulkan bahwa kondisi alat dalam untuk CV-02 sebesar 734,47 ton/jam. dijumlahkan
keadaan kurang baik untuk nilai EU dan UA dari kedua belt conveyor CV-01 dan CV-02 memiliki
belum memenuhi nilai ideal karena nilai yang laju pengumpanan dan kemampuan kapasitas aktual
didapat kurang dari 70% dan 75%, sedangkan sebesar 1423,60 ton/jam pada CV-03.
untuk nilai MA, PA, sudah melebihi nilai ideal
Parameter Yang Mempengarui Produktivitas
Berdasarkan pengamatan di lapangan pada
unit load in di satuan kerja Operasional Penanganan
Batubara 3 (OPB 3) didapatkan parameter-parameter
yang mempengaruhi produksi pada bulan juli 2018.
Dari pengamatan yang penulis laksanakan maka
dapat diketahui bahwa halangan-halangan yang
sering terjadi pada bulan Juli 2018 diantaranya
sebagai berikut:
a. Performa Unit Load In Tidak Sesuai Spesifikasi
Gambar 9. Belt Conveyor Robek
Pada kondisi aktual roll crusher dan belt conveyor
menunjukan penurunan kecepatan roll crusher
d. Halangan operasional
dan belt conveyor sehingga berbeda dengan yang
Halangan operasional dapat dikatagorikan dengan
ditawarkan dari spesifikasi. Tinggkat penurunan
halangan yang dapat dihindari dan halangan yang
kecepatan dapat dilihat di tabel bawah ini:
tidak dapat dihindari, halangan operasional
meliputi, gangguan pada listrik, halangan
Tabel 13. Lose Speed Pada Roll Crusher
Kecepatan Putaran (m/s) Loose
operasional dari pihak kontraktor, hujan/jalan
Crusher licin, dan operasional dump hopper.
Aktual Spesifikasi Speed
1 0,62 0,8 22,50%
2 0,65 0,8 18,75% Upaya Untuk Meningkatkan Produktivitas Unit
Load In
Tabel 14. Lose Speed Pada Belt Conveyor a. Meningkatkan Kecepatan Putaran Roll Crusher
Kecepatan (m/s) Loose dan Belt Conveyor
Conveyor
Aktual Spesifikasi Speed Untuk meningkatkan produktivitas unit load in
CV-01 1.42 1.88 23,40%
maka rekomendasi pencapaian rencana produksi
CV-02 1.50 1.88 20,22%
CV-03 2,92 3,76 22,31% yaitu dengan meningkatkan kinerja dari roll crusher
pada dump hopper. Dengan mempercepat putaran
b. Halangan unit load in yang disebabkan batupack roll crusher. Berikut adalah nilai dari perhitungan
Masuknya batupack yang terangkut dari front ke dengan mengunakan persamaan produktivitas roll
dalam hopper dapat mengakibatkan unit hopper crusher.
seperti memutuskan chain feeder dan long slipper
dapat terlepas dari posisinya yang ada pada feeder Tabel 15. Usulan Kecepatan Putaran Roll Crusher dan
Produktivitas
breaker. Berikut adalah beberapa gambar
Roll Kecepatan Putaran (m/s)
halangan yang disebabkan batupack. Produktivitas
Crusher Aktual Spesifikasi Usulan
1 0,62 0,8 0,74 865,77
2 0,65 0,8 0,74 865,77

Setelah diberikan rekomendasi untuk peningkatan


produktivitas roll crusher dengan usulan menambah
kecepatan putaran roll setiap menitnya maka
didapatkan nilai produktivitas pada roll crusher 1
sebesar 865,77 ton/jam dan roll crusher 2 sebesar
865,77 ton/jam.

Gambar 8. Loag Slipper dan Chain Feeder

c. Halangan yang terjadi pada belt conveyor


Sering kali terjadi sobekan yang memanjang pada
belt conveyor diakibatkan terjadinya gesekan
ketika material jatuh dari pengumpanan, adanya
tusukan material tajam dan plat besi yang terbawa
saat pengumpanan, adanya gesekan dengan roller
balikan dan kualitas belt menurun yang
disebabkan kondisi cuaca dan temperatur kimia Gambar 10. Peningkatan Produktivitas Setelah Usulan
dari material. Gambar dibawah ini meripakan
salah satu halangan pada belt conveyor yang Salah satu cara untuk meningkatkan kapasitas pada
mengalami robekan memanjang. belt conveyor adalah dengan meningkatkan
kecepatan pada belt conveyor. Berdasarkan
rekomendasi kecepatan maksimum belt conveyor Dan Berikut ini merupakan tabel mengenai
oleh CEMA, Maka dilakukan usulan agar beberapa kerusakan belt conveyor yang sering terjadi
meningkatkan produktivitas belt conveyor dan penanganan yang direkomendasikan menurut
dikarenakan semua kecepatan belt conveyor tidak CEMA dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
sesuai yang ada pada spesifikasi guna mencapai
rencana produksi yang telah disepakati perusahan. Tabel 17. Penyebab dan Penanganan Saat Terjadi
Masalah
Tabel 15. Usulan Kecepatan belt conveyor dan Penyebab Penanganan
Kapasitas
Kecepatan (m/s) Kapasitas Terjepit Bendah Asing
Conveyor
Aktual Spesifikasi Usulan (Ton) - Lubernya muatan - Memasang dack plat
CV-01 1,41 1,88 1,75 857,3 loading, penurunan - Memasang alat pencega
kapasitas terjepitnya muatan dengan
CV-02 1,5 1,88 1,75 857,3
- Material jatuh garuk bentuk V atau bentuk
CV-03 2,92 3,76 3,2 1567,64
cangkul

b. Menghindari Terangkutnya Batupack Material terhambat


- Sudut chute tidak - Membuang bendah asing
Upaya untuk menghidari terangkutnya batupack
tepat dengan tidak
yang bertujuan untuk Peningkatan kemampuan unit - Masuknya benda mengoperasikan conveyor.
fasilitas penanganan batubara. masuknya material asing lain - Menmecah material
batupack yang terangkut kedalam hopper dapat - Masuknya material bongkahan besar
membuat produktivitas hopper terganggu, untuk bongkahan besar - Membetulkan sudut chute
- Lebar skirt tidak tepat - Membetulkan lebar skirt
mengatasi halangan tersebut tentunya dapat diatas - Over load - Mematasi volume muatan
dengan melakukan proses pengontrolan langsung dengan tepat
baik dari front penambangan maupun di area grizzly Pada saat terjadi
screen, begitu juga saat material bongkahan besar benturan keras atas aus
yang tidak lolos sebaiknya ditindaklanjuti dengan - Material bongkahan
besar lagsung jatuh - Merehar menjadi ruder
menghancurkan terlebih dahulu dengan ke belt dari tempat chute, stone box chute.
menggunakan excavator ataupun menyiapkan alat yang tinggi - Memasang cushion roller
pemecah material disekitar proses pengumpanan. - Kecepatan jautuhnya dengan tepat.
dari chute dan - Memperbaiki sudut chute.
kecepatan belt tidak - Memasang feeder.
c. Perawatan dan Penanganan pada Belt Conveyor
serasi
Belt adalah salah satu element utama dari belt
conveyor, dalam dunia pertambangan belt conveyor d. Pengawasan dan Pelatihan
digunakan sebagai alat mekanis untuk proses Halangan operasional dapat dikatagorikan dengan
pemindahan material, kemudian ketebalan pelindung halangan yang dapat dihindari dan halangan yang
belt ditentukan tergantung pada jenis material yang tidak dapat dihindari, halangan operasional meliputi,
diangkut, ketebalan pelindung belt (Top Cover) gangguan pada listrik, hujan/jalan licin, dan
berfungsi untuk menghindari terjadinya gesekan operasional dump hopper seperti operator yang
ketika material jatuh dari pengumpanan, adanya menengani dump hopper. Perlu adanya usulan untuk
tusukan material tajam, melindungi rangka belt dari halangan yang dapat dihindari seperti halangan dari
pengaruh cuaca dan pengaru kimia. Maka dari itu operator dump hopper. Usulan yang dapat di berikan
penulis mengusulkan ketebalan belt yang sesuai adalah dengan melakukan pengawasan dan pelatihan
direkomendasikan CEMA. Tabel dibawah ini terhadap operator dari dump hopper. Pengawasan
merupakan ketebalan top cover pada belt yang dilakukan untuk mengontrol kegiatan operasional
direkomendasikan oleh CEMA, sebagai berikut: yang dilakukan operator agar kegiatan tersebut
Tabel 16. Ketebalan Top Cover menurut CEMA dilaksanakan dengan baik. Pemberian pelatihan
Jenis material Ketebalan terhadap operator terkait bertujuan untuk
Material
yang diangkut minimum(mm) meningkatkan pengetahuan dan keahlian tenaga kerja
Angkutan bahan Karton, produk
0,8 yang diharapkan mampu melaksanakan tugas dengan
satuan makanan
baik.
Cacahan kayu,
Ringan atau halus
biji bijian, bijih 1.6-3.2
tidak abrasive
potas KESIMPULAN
Halus dan abrasive Pasir, klinker 3.2-4.8 1. Kondisi aktual load in pada Coal Handling
Pasir dan batu Facility (CHF) Sistem OPB3 diketahui bahwa
Berat, ukuran
kerikil, batu 3.2-4.8
sampai 76 mm
pecah unit load in terdiri dari beberapa komponen
Batubara dari
penting lainnya yaitu:
Berat, ukuran a. Grizzly Screen memiliki ukuran bukaan
tambang, batu, 4.8-6.4
sampai 203 mm
bijih screen 17 x 97,5 cm sedangkan ukuran
Berat, bongkahan Bijih, terak 6.4-8.0 terbesar adalah 34 x 105,62 cm.
b. Dump hopper memiliki volume tampung 102 agar dapat diberikan pendalaman tentang
ton. bagaimana proses dan kinerja unit load in secara
c. Feeder breaker beroperasi saat ada material spesifik.
yang memiliki ukuran relatif seragam
dengan ukuran -200 mm dengan jarak long DAFTAR PUSTAKA
slipper 30 cm. CEMA. (2007) Belt conveyor for bulk materials six
d. Belt Conveyor terdiri dari CV-01, CV-02 dan nd
edition 2 Printing. USA: Conveyor Equipment
CV-03, kapasitas conveyor pada CV-01 dan Manufactures Association
CV-02 memiliki kapasitas dengan spesifikasi Dahni. 2016, Evaluasi Kinerja Alat Crushing Plant Dan
yang sama yaitu 920 ton/jam, material ini Alat Muat, Universitas Lambung Mangkurat,
akan bermuara ke conveyor CV-03 yang Banjarbaru
memiliki kapasitas 1840 ton/jam. Latunussa, Izaak, 1988, Penelitian Pendidikan: Suatu
2. Produksi load in tercatat pada bulan Juli adalah Pengantar, Jakarta: Depertemen
sebesar 437.496 ton. Nilai tersebut tidak sesuai Nabar, D. 1998 Pemindahan Tanah Mekanis dan Alat
Berat. Penerbit Universitas Sriwijaya: Palembang
dengan yang direncanakan pada bulan Juli 2018
Oktasuganda. Muhammad. 2016, Kajian Perbandingan
yaitu rencana produksi sebesar 550.000 ton. Produktivitas Hopper Dan Alat Angkut,
Ketersediaan dan penggunaan unit load in pada Universitas Sriwijaya, Palembang
bulan Juli 2018 dengan nilai MA 85,7 % keadaan Rochmanhadi. 1992. Pemindahan Tanah Mekanis PTM.
mekanik dari unit load in, untuk PA keadaan fisik Jakarta: Departemen Pekerjaan Umum Badan
alat diperoleh 89,4 %, selanjutnya nilai UA Penerbit Pekerjaan Umum
didapatkan bahwa penggunaan unit load in hanya Sudjana, Nana dan Ibrahim. 1989. Penelitian dan
digunakan sebesar 71,3 %, serta nilai EU sebesar Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Biru.
63,7 %. Tanriajeng. A,T. 2003. Pemindahan Tanah Mekanis.
3. Hasil analisis terhadap ketidaktercapaian Penerbit Gunadarma : Jakarta
Toha, Juanda. (2002) Perancangan, pemasangan, dan
produktivitas yang dialami unit load in adalah
perawatan conveyor sabuk dan peralatan
dikarenakan oleh beberapa parameter diantaranya pendukung. PT Junto Engineering: Bandung
adalah dikarenakan: Zaini, M. 2016. “Kajian Teknis Belt Conveyor dan
a. Penurunan performa unit load in yang tidak Bulldozer” Universitas Lambung Mangkurat. PT.
sesuai spesifikasi diantaranya adalah Arutmin Indonesia site Asam-Asam.
kecepatan putaran roll crushing, dan
kecepatan belt conveyor.
b. Halangan yang disebabkan batupack
diantaranya adalah terlepasnya long slipper
serta chain feeder yang terputus.
c. Halangan yang terjadi pada belt conveyor,
seperti mengalami robekan dan penurunan
kualitas pada belt.
d. Halangan operasional diantaranya
hujan/jalan licin, rawatan rangkaian coal
handling facility (CHF) serta ganguan
pembangkit listrik yang mengakibatkan
produksi terhenti.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan,


maka dapat diambil saran sebagai berikut :
1. Untuk meningkatkan produksi batubara guna
mencapai rencana yang telah disepakati maka
perlu dilakukan peningkatan kinerja unit load in
dengan meningkatkan kecepatan putaran roll
crushing dan kecepatan belt conveyor. Karena
kecepatan putaran roll crushing dan kecepatan
belt conveyor berpengaru dengan produktivitas
yang didapatkan.
2. Penelitian ini bagi penulis belum komprehensif,
dikarenakan hanya melihat kinerja unit load in
pada Coal Handling Facility (CHF) sistem dari
segi pendekatan dari luar saja maka untuk
kebutuhan penelitian selanjutnya bagi yang
berminat meneliti tetntang kinerja unit load in

Das könnte Ihnen auch gefallen