Sie sind auf Seite 1von 7

e-journal Keperawatan (e-Kp) Volume 6 Nomor 2, November 2018

HUBUNGAN CARING PERAWAT DENGAN TINGKAT KECEMASAN


PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM
GMIM PANCARAN KASIH MANADO
Anastasia Paputungan
Sefti Rompas
Yolanda B. Bataha

Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran


Universitas Sam Ratulangi Manado
Email :tasyapaputungan22@yahoo.com

Abstract: Caring can improve the health and well-being of patients and also can facilitate or ease
the case of health promotion. Caring nurses also have an impact on increasing self confidence and
decrease the anxiety of patients, the decrease of anxiety and stress will increase the body's defenses
and help improve healing.The Objective:To find out the relationship between caring nurses and
the level of anxiety of inpatients at GMIM Pancaran Kasih General Hospital Manado.Research
Method: The type of research used is descriptive quantitative with a cross sectional approach. This
research was conducted in the inpatient room of the Pancaran Kasih General Hospital GMIM
Manado in March-April 2018. The sample used in this study were 78 patients treated in the
inpatient room of the GMIM Pancaran Kasih General Hospital Manado. The instrument used to
measure anxiety is 8 questions while to measure anxiety using the HARS observation sheet. To
determine the relationship of caring nurses with patient anxiety using Chi Square test. The Results:
showed that the majority of respondents rated caring nurses as good as 56.4% and most
respondents had mild anxiety as much as 56.4%. Based on chi square test, it can get p =
0,000.Conclusion:There is a relationship between caring nurses with inpatient anxiety at GMIM
General Hospital Pancaran Kasih Manado.
Keyword :Caring Nurses,Anxiety

Abstrak: Caring dapat meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan pasien serta dapat
memfasilitasi atau memudahkan dalam promosi kesehatan. Perawat yang caring juga berdampak
pada peningkatan rasa percaya diri serta menurunkan kecemasan pada pasien, berkurangnya
kecemasan dan stress akan meningkatkan pertahanan tubuh dan membantu meningkatkan
penyembuhan.Tujuan Penelitian Untuk mengetahui apakah ada hubungan caring perawat
dengan tingkat kecemasan pasien rawat inap di Rumah Sakit Umum GMIM Pancaran Kasih
Manado. Metode Penelitian: Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan
pendekatan cross sectional. Penelitian ini telah dilakukan di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum
GMIM Pancaran Kasih Manado pada bulan Juli-Agustus 2018. Sampel yang digunakan pada
penelitian ini adalah 78 pasien yang dirawat di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum GMIM
Pancaran Kasih Manado. Instrumen yang digunakan untuk mengukur caring perawat sebanyak 8
pertanyaan sedangkan untuk mengukur kecemasan menggunakan lembar observasi HARS. Untuk
mengetahui hubungan caring perawat dengan tingkat kecemasan pasien menggunakan uji Chi
Square. Hasil: Penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden menilai caring perawat
baik yaitu sebanyak 44 dan sebagian besar responden memiliki kecemasan ringan sebanyak 44.
Berdasarkan uji chi square di dapat nilai p = 0,000. Kesimpulan ada hubungan antara caring
perawat dengan tingkat kecemasan pasien rawat inap di Rumah Sakit Umum GMIM Pancaran
Kasih Manado.
Kata kunci: Caring Perawat,Kecemasan

1
e-journal Keperawatan (e-Kp) Volume 6 Nomor 2, November 2018

PENDAHULUAN sikap dan perilaku caring, caring


Perilaku caring merupakan fenomena mempunyai banyak manfaat untuk pasien,
universal yang mempengaruhi cara seperti ketenangan jiwa, membina rasa
manusia berfikir, merasa dan mempunyai percaya, mengurangi kecemasan pasien dan
hubungan dengan sesama (Potter dan Perry, menstimulasi kesadaran, sehingga akan
2009). Perilaku caring dalam keperawatan membantu kesembuhan dan menimbulkan
di pelajari dalam berbagai macam filosofi kepuasan pasien.
artinya bukan hanya perawat saja yang Berdasarkan penelitian yang di
berperilaku caringtetapi sebagai manusia lakukan Garvin (2003), didapatkan data
kita juga bisa memperhatikan sesama. 79,8% mengatakan bahwa penanganan
Perilaku caringdari perawatan dan kecemasan sangat penting dan 17,6%
pelayanan secara komprehensif serta menyatakan penangan kecemasan penting,
holistic, membantu memberikan didapat data berikutnya 33% berfikir bahwa
kenyamanan dan ketenangan bagi pasien kecemasan dapat mengancam kehidupan,
(Kotler, 2008). Perawat yang caring dan hampir setengah dari responden 49,5%
berhubungan dengan outcome dari pasien. mengatakan sangat berbahaya bila
caring dapat meningkatkan kesehatan dan kecemasan tidak di tangani dengan baik, hal
kesejahteraan pasien serta dapat ini membuktikan bahwa pentingnya
memfasilitasi atau memudahkan dalam penanganan kecemasan pada pasien.Survei
promosi kesehatan. Perawat yang caring awal pendahuluan yang penulis lakukan di
juga berdampak pada peningkatan rasa beberapa ruangan rawat inap Rumah Sakit
percaya diri serta menurunkan kecemasan Umum GMIM Pancaran Kasih Manado,
pada pasien, berkurangnya kecemasan dan dari bulan Desember 2017 s/d Februari
stress akan meningkatkan pertahanan tubuh 2018 berjumlah 350 diperoleh data pasien
dan membantu meningkatkan yang mengalami rawat inap memiliki
penyembuhan (Novieastari, 2012). tingkat kecemasan yang berbeda antara satu
Burnard dan Marrison, (2009) rasa pasien dengan pasien yang lainnya. Hasil
cemas atau anxietas dapat dimiliki oleh wawancara yang penulis lakukan terhadap
setiap pasien maupun keluarga pasien yang 10 pasien disalah satu ruangan rawat inap
sedang berada di rumah sakit, rasa cemas Rumah Sakit Umum GMIM Pancaran
ini berbeda-beda antara setiap orang. Potter Kasih Manado dapat disimpulkan bahwa 5
dan Perry (2005) menyatakan apabilah rasa pasien mengalami cemas, 3 mengalami
cemas tidak mendapat perhatian di dalam cemas sedang, dan 2 mengalami cemas
suatu lingkungan, maka rasa cemas itu ringan. Peneliti juga menanyakan tentang
dapat menimbulkan suatu masalah yang caring perawat terhadap pasien. Pasien
serius.Hasil penelitian Sobirin (2002), mengungkapkan bahwa sebagai perawat
didapat bahwa penerapan perilaku caring berperilaku baik terhadap pasien, mereka
lebih dari separuh perawat pelaksana sopan dan ramah, bersedia menyediakan
(52,5%) di RSUD Unit Swadana keperluan pasien, memberikan jawaban
Kabupaten Subang termasuk kategori terhadap pertanyaan-pertanyaan pasien.
rendah. Hasil penelitian Agustin (2002) di Namun juga terdapat beberapa perawat
RS Dr. Mohamad Hoesin Palembang yang menunjukan sikap kurang baik
menyebutkan bahwa hampir separuh terhadap pasien, pasien mengungkapkan
perawat dinilai tidak caring (48,5%). bahwa perawat yang berperilaku kurang
Penelitian yang dilakukan Rinawati (2012), baik, seringkali melayani pasien dengan
di RSUD Karanganyar tentang konsep seadanya tanpa melakukan komunikasi
caring perawat pada pasien, menyatakan dengan pasien. Peneliti mendapatkan data
bahwa caring merupakan asuhan langsung pasien dari beberapa ruangan yaitu :
yang diberikan kepada pasien melalui Paviliun Hana sebanyak 24 Pasien, Paviliun
interaksi dan proses teaching, learning, Lukassebanyak 37 pasien, Paviliun Maria

2
e-journal Keperawatan (e-Kp) Volume 6 Nomor 2, November 2018

sebanyak 36 pasien, Paviliun Sarah HASIL dan PEMBAHASAN


sebanyak 30 pasien, Paviliun Ester 1. Caring Perawat di Rumah Sakit Umum
sebanyak 41 pasien, Paviliun Yeheskiel GMIM Pancaran Kasih Manado.
sebanyak 32 pasien, Paviliun Ribka
sebanyak 35 pasien, Paviliun Rahel Tabel 1 Gambaran Distribusi Katagori
sebanyak 37 pasien, Paviliun Efesus Caring Perawat Rsu Gmim Pancaran Kasih
sebanyak 42 pasien dan Paviliun Filipi Manado
sebanyak 36 pasien dengan jumlah Caring
keseluruhan pasien 350 pasien. n (%)
Perawat
Tujuan yang akan dicapai dalam Baik 44 56,4
penelitian ini ialah diketahui hubungan Kurang
caring perawat dengan tingkat kecemasan Baik 34 43,6
pasien rawat inap di Rumah Sakit Umum Total 78 100,0
GMIM Pancaran Kasih Manado.
Sumber: Data Primer, 2018
METODE PENELITIAN Tabel 1 di atas dapat diketahui
Penelitian ini menggunakan jenis
diketahui bahwa caring perawat berada
penelitian deskriptif kuantitatif dengan
dalam katagori baik. Dimana dari 78 orang
pendekatan cross sectional. Penelitian ini
responden dalam penelitian ini, sebanyak
dilakukan di ruang rawat inap perawatan
44 orang (56,4%) menilai caring perawat
anak, perawatan dewasa wanita dan
baik sedangkan 34 responden (43,6%)
perawatan dewasa pria di Rumah Sakit
kurang baik. Ini menunjukkan bahwa
Umum GMIM Pancaran Kasih Manado
caringperawat sebagian besar adalah baik.
pada bulan Juli - Agustus 2018.Populasi
Hal tersebut disebabkan karena
pada penelitian ini adalah pasien yang
responden merasa perawat menerima
dirawat di ruang rawat inap Rumah Sakit
perasaan pasien dengan penuh perhatian
Umum GMIM Pancaran Kasih Manado
jika pasien sudah bisa bicara, mendatangi
maka populasi pada penelitian ini
pasien tanpa menghakimi, memberikan
berjumlah 350 pasien dan sampel yang
tindakan sesuai apa yang dibutuhkan
digunakan sebanyak 78 responden.Teknikn
pasien, membantu keluarga pasien dalam
sampling yang digunakan adalah dengan
memahami apa yang mereka rasakan,
melalui rumus radiani. Dalam
menghormati pasien, peka dengan perasaan
pengumpulan data dan informasi pada
dan suasana hati pasien, menunjukan
responden, peneliti menggunakan
kebaikan hati saat merawat pasien dan
pengumpulan data dalam bentuk kuesioner.
memberikan sentuhan lembut kepada
untuk mengetahui hubungan perilaku
pasien untuk memberikan kenyamanan.
caring perawat dengan tingkat kecemasan
Menurut pendapat peneliti, caring perawat
pasien rawat inap di RSU GMIM Pancaran
yang kurang baik dikarenakan pemahaman
Kasih Manado dengan menggunakan uji
perawat dalam menilai atau memahami
statistik Chi Square.
kemampuan pengetahuan atau emosi
pasien, kurangnya perawat memberikan
penjelasan karena kesibukan dalam
mengurus pasien, selain itu ditemukan juga
perawat dalam memberikan pelayanan
keperawatan tidak sesuai dengan kebutuhan
pasien.
Caring adalah suatu tindakan yang
didasari oleh kepedulian, kasih sayang,
keterampilan, empati, tanggung jawab,
sensitive dan dukungan. Perilaku ini

3
e-journal Keperawatan (e-Kp) Volume 6 Nomor 2, November 2018

berfungsi untuk memperbaiki atau gejala somatik ringan serta gejala sensorik
meningkatkan kondisi dan cara hidup yang ringan.
manusia yang menekankan pada aktivitas Kecemasan pasien disebabkan pasien
yang sehat dan memampukan individu serta merasa terancam akan kemampuan
kelompok berdasarkan budaya (Watson, fisiologis atau gangguan terhadap
2007). kebutuhan dasar seperti mobilisasi diri.
Caring ditunjukkan dengan Pasien merasa tidak berdaya dan harus
kepercayaan kepada pasien dan menggantungkan diri pada orang lain untuk
menumbuhkan harapan yang realistis dan memenuhi kebutuhan dasarnya. Pasien
positif yang diberikan kepada pasien. Hal merasa tidak mempunyai kemampuan dan
ini penting baik dalam pengobatan maupun tidak dapat berguna bagi dirinya dan orang
perawatan. Kepercayaan bahwa yang lain. Ancaman tersebut dapat menimbulkan
diperbuat akan menumbuhkan hasil. kecemasan dan bila tidak diatasi akan
Seringkali optimisme, terutama optimisme menimbulkan kecemasan dengan tingkatan
pasien, menjadi faktor kunci proses yang lebih berat serta menimbulkan
penyembuhan (Watson, 2007). gangguan pada fisik. Kondisi ini tentu saja
akan menganggu proses penyembuhan
2. Gambaran Kecemasan Pasien di penyakit yang diderita pasien (Sepriani,
Rumah Sakit Umum GMIM Pancaran 2017).
Kasih Manado Hasil penelitian ini tingkat kecemasan
Tabel 2. Gambaran Kecemasan Pasien di responden sebagian besar adalah ringan.
RSU GMIM Pancaran Kasih Manado Beberapa hal yang mempengaruhi
Kecemasan rendahnya tingkat kecemasan pasien antara
n (%) lain adalah jenis kelamin dan umur.
Pasien
Menurut Hidayati (2013) seseorang dengan
Tidak Cemas 4 5,1 usia diatas 19 tahun telah mencapai usia
Cemas Ringan 4 56,4 produktif dimana seseorang mencapai
Cemas Sedang 6 7,7 tingkat kematangan dalam hal
Cemas Berat 24 30,8 produktivitasnya yang berupa rasional
Total maupun motorik. Tingkat kematangan
78 00,0
rasional yang dimiliki oleh responden
Sumber: Data Primer, 2018 merupakan modal dalam
mempertimbangkan dan memikirkan
Tabel 2 di atas dapat diketahui kondisi yang sedang mereka hadapi saat ini.
kecemasan pasien berada dalam katagori Kematangan rasional tersebut membantu
cemas ringan. Dimana dari 78 orang responden untuk menekan timbulnya
responden dalam penelitian ini, sebanyak ketakutan-ketakutan diluar rasio atau nalar
44 orang (56,4%) memiliki kecemasan seseorang, sehingga kecemasan yang
yang ringan, 24 responden (38,5%) ditimbulkan oleh adanya ketakutan-
memiliki kecemasan berat, memiliki ketakutan tersebut dapat ditekan.
kecemasan sedang 6 responden (7,7%) Menurut asumsi peneliti, kecemasan
sedangkan 4 orang (5,1%) tidak cemas. Ini berat yang dialami oleh pasien disebabkan
menunjukkan bahwa kecemasan pasien dalam menghadapi penyakit yang diderita,
sebagian besar adalah cemas ringan. pasien tidak terbiasa untuk rawat inap. Ada
Hal tersebut disebabkan karena anggapan yang muncul, jika sudah di rawat
responden merasa mengalami ketegangan inap menunjukkan bahwa penyakit atau
yang ringan, ketakutan yang ringan, kondisi medis pasien sudah tidak baik. Hal
gangguan tidur yang ringan, gangguan ini menyebabkan pasien lebih focus kepada
kecerdasan yang ringan, depresi ringan, penyakitnya sehingga tidak berpikir lagi
tentang hal-hal lain seperti melakukan

4
e-journal Keperawatan (e-Kp) Volume 6 Nomor 2, November 2018

aktivitas sehari-harinya. Pasien akhirnya sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh
tidak lagi berfokus untuk menjalani hidup pasien sehingga pasien merasa nyaman
sehat atau minum obat untuk mengurangi dengan tindakan yang dilakukan oleh
penyakitnya. Perlu adanya pendampingan perawat. Adanya perasaan nyaman yang
dari orang terdekat atau tenaga medis untuk dirasakan oleh pasien maka akan
mengurangi tingkat kecemasan ini menurunkan rasa kecemasan pada diri
pasien. Kecemasan yang timbul pada
3. Hubungan Caring Perawat dengan pasien dikarenakan masih ada pasien yang
Kecemasan Pasien di Rumah Sakit memiliki pendidikan rendah (SD dan
Umum GMIM Pancaran Kasih SMP). Pendidikan yang rendah ini tidak
Manado. dapat mengaplikasikan apa yang
Tabel 3. Hubungan Caring Perawat dengan disampaikan oleh perawat,oleh karena itu
Kecemasan Pasien di RSU GMIM pasien merasa cemas karena tidak
Pancaran Kasih Manado mengetahui tentang keadaannya sekarang
Kecemasan Pasien ini.
Caring Tidak
Ringan Sedang Berat
Total Nilai
p
Perawat tidak hanya berperan sebagai
Perawat Cemas
pemberi pelayanan asuhan keperawatan
n % n % n % n % n %
kepada klien dalam memperoleh
Baik 4 5,1 32 41,0 6 7,7 2 2,6 44 56,4 penyembuhan penyakit melainkan juga
Kurang
Baik
0 0,0 12 15,4 0 0,0 22 28,2 34 43,6
0,000 berperan dalam memenuhi kebutuhan
Total 4 5,1 44 56,4 6 38,5 24 30,8 78 100,0
kesehatan klien secara holistik, melalui
kemampuan teknikal, dukungan emosional,
Sumber: Data Primer, 2018 psikologis, spiritual dan sosial. Perawat
juga dapat memberikan bantuan kepada
Data pada Tabel 3 di atas menunjukkan individu atau advokasi pada individu yang
bahwa dari 44 responden yang menilai tidak mampu memenuhi kebutuhan
caring perawat baik, ada 4 responden dasarnya (Nursalam, 2009)
(5,1%) tidak cemas, 32 responden (41,0%) Hasil penelitian didapatkan bahwa dari
memiliki kecemasan yang ringan, 6 44 responden yang menilai caring perawat
responden (7,7%) memiliki kecemasan yang baik, ada 2 responden yang memiliki
sedang, sedangkan 2 responden (2,6%) kecemasan berat. Kecemasan berat yang
kecemasan berat. Dan dari 34 responden dimiliki oleh responden disebabkan karena
daricaring perawat kurang baik, 12 faktor lain seperti kondisi medis pasien atau
responden (15,4%) memiliki kecemasan jenis penyakit yang diderita pasien
yang ringan sedangkan 22 responden misalnya penyakit jantung. Kondisi medis
(28,2%) kecemasan berat. Dilihat dari nilai yang semakin parah yang diderita pasien
signifikansi sebesar 0,000 dengan demikian merupakan suatu pencetus stress dimana
probabilitas (signifikansi) lebih kecil dari responden akan merasa terancam dan takut
0,05 (0,000<0,05), maka Ha diterima atau jika terjadi sesuatu pada dirinya sehingga
ada hubungan antara caring perawat dapat menimbulkan kecemasan pada diri
dengan tingkat kecemasan pasien rawat pasien. Menurut Salmawati (2010) faktor-
inap di Rumah Sakit Umum GMIM faktor pencetus kecemasan meliputi usia,
Pancaran Kasih Manado. pengalaman dalam menjalani pengobatan,
Asumsi peneliti, adanya hubungan konsep diri dan peran, kondisi medis,
antara perilaku caringperawat dengan tingkat pendidikan, akses informasi, proses
tingkat kecemasan pasien, dimana semakin adaptasi, tingkat sosial ekonomi, jenis
baik caring perawat maka tingkat tindakan dan komunikasi terapeutik.
kecemasan pasien semakin turun. Hal ini Hasil ini juga menunjukkan dari 34
disebabkan perawat memahami perasaan responden yang menilai caring perawat
pasien dan memberikan tindakan yang kurang baik tetapi mengalami kecemasan

5
e-journal Keperawatan (e-Kp) Volume 6 Nomor 2, November 2018

yang ringan. Hal ini sejalan dengan :www.lib.ui.ac.id. Pada tanggal 20


pendapat dari David (2013) yang oktober 2017.
menyatakan bahwa seseorang dapat
mengatasi stres dan ansietas dengan Burnard, P dan P. Morrison. (2009).
menggerakkan sumber koping di Carring & Communicating alih
lingkungan. Sumber koping tersebut bahasa Widyawati. Edisi 2. Jakarta:
sebagai modal ekonomik, kemampuan EGC
penyelesaian masalah, dukungan sosial dan
keyakinan kebudayaan dapat membantu David, (2013). “Terapi Kognitif untuk
seseorang menginterpretasikan pengalaman Depresi dan Kecemasan”. Semarang:
yang menimbulkan stres dan mengadopsi IKIPSemarang.
strategi koping.
Penelitian ini menunjukkan bahwa Garvin, (2003). Assessment Of
responden mampu menggerakkan sumber Patients’Anxiet. American journal of
koping di lingkungannya. Sumber koping critical care.Available from:
tersebut dapat berasal dari dukungan sosial http;//ajcc.aacnjournal.org. Akkses
yang diperoleh dari keluarga dan teman pada tanggl 4 Januari 2011.
responden misalnya dengan adanya
anggota keluarga yang memberikan nasehat Hidayati, N. (2013). Hubungan Perilaku
atau informasi mengenai penyakit yang Caring Perawat dengan Tingkat
diderita oleh responden, adanya empati dari Kecemasan Pasien Rawat Inap di
teman sekitar dan pengertian terhadap Rumah sakit PKU Muhaamadiyah
responden yang berasal dari keluarga dan Surakarta. Skripsi. Universitas
sahabat-sahabatnya. Dukungan sosial yang Muhammadiyah Surakarta.
didapat membantu responden untuk Surakarta.
mengintepretasikan pengalaman dan
mengadopsi strategi koping. Kotler, P. (2008). Marketing management:
Analisis, Planning, Implementation
SIMPULAN And Control. New Jersey: Prentice
Berdasarkan hasil penelitian, maka Hall.
kesimpulan yang bisa diambil ialah:
1. Caring perawat di Rumah Sakit Umum Novitastari. (2012). Perilaku Caring dalam
GMIM Pancaran Kasih Manado pemberian Asuhan Keperawatan.
sebagian besar baik. Staf DKKD FIK UI
2. Kecemasan pada pasein di Rumah
Sakit Umum GMIM Pancaran Kasih Nursalam, (2009). Konsep dan Penerapan
Manado sebagian besar ringan. Metodologi Penelitian ILmu
3. Ada hubungan antara caring perawat Keperawatan Jakarta; Salemba
dengan tingkat kecemasan pasien di Medika.
Rumah Sakit Umum GMIM Pancaran
Kasih Manado sebagian besar baik. Potter, A danG. Perry. (2005). Buku Ajar
Fundamental Keperawatan: Konsep proses
DAFTAR PUSTAKA dan praktik Edisi 4 Vol. 1. Jakata: EGC.
Agustin, I, (2002). Perilaku caring perawat
dan hubungannya dengan kepuasan Potter, A dan G. Perry, (2009).
klien di instalasi rawat inap bedah Fundamental Keperawatan. Edisi 7.
dewasa di RS Dr. Muhammad Hoesin Jakarta: Salemba Medika
Palembang Tahun 2002. Jakarta:
Tesis FK UI. Dibuka pada situs

6
e-journal Keperawatan (e-Kp) Volume 6 Nomor 2, November 2018

Rinawati, (2012). Caring Sebuah Kunci


Sukses bagi Perawat. Jurusan
Keperawatan Poltekkes Kemenkes
Yogyakarta. Jurnal Caring Vol 1.
No 1

Salmawati. (2010). Faktor-faktor yang


Mempengaruhi Tingkat Kecemasan
pada Pasien Hemodialisis di Rumah
Sakit Dr. Wahidin Sudirohusodo
Makassar. Skripsi. Universitas Islam
Negeri Alauddin.

Sepriani, N. (2017). Hubungan Perilaku


Caring Perawat dengan Tingkat
Kecemasan Pasien PreOperasi di
Ruang Bedah RSUD Panembahan
Senopati Bantul. Skripsi. Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Jendral
Ahmad Yani. Jogjakarta.

Sobirin, C. (2002). Hubungan beban kerja


dan motivasi dengan penerapan
perilaku caring perawat pelaksana di
BRSUD unit swadana Kabupaten
Subang. Tesis, UI, Jakarta. Available
from: http//ebursa.depdiknas.go.id’.
diakses tanggal 4 Oktober 2017.

Watson, J. (2007). Watson’s Theory of


Human Caring and Subjective Living
Experiences: Carative Factors as A
Disciplinary Guide to the
Professional Nursing Practice. Texto
Contexto Enferm, Florianopolis 16
(1) 129-135

Das könnte Ihnen auch gefallen