Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Abstract: Caring can improve the health and well-being of patients and also can facilitate or ease
the case of health promotion. Caring nurses also have an impact on increasing self confidence and
decrease the anxiety of patients, the decrease of anxiety and stress will increase the body's defenses
and help improve healing.The Objective:To find out the relationship between caring nurses and
the level of anxiety of inpatients at GMIM Pancaran Kasih General Hospital Manado.Research
Method: The type of research used is descriptive quantitative with a cross sectional approach. This
research was conducted in the inpatient room of the Pancaran Kasih General Hospital GMIM
Manado in March-April 2018. The sample used in this study were 78 patients treated in the
inpatient room of the GMIM Pancaran Kasih General Hospital Manado. The instrument used to
measure anxiety is 8 questions while to measure anxiety using the HARS observation sheet. To
determine the relationship of caring nurses with patient anxiety using Chi Square test. The Results:
showed that the majority of respondents rated caring nurses as good as 56.4% and most
respondents had mild anxiety as much as 56.4%. Based on chi square test, it can get p =
0,000.Conclusion:There is a relationship between caring nurses with inpatient anxiety at GMIM
General Hospital Pancaran Kasih Manado.
Keyword :Caring Nurses,Anxiety
Abstrak: Caring dapat meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan pasien serta dapat
memfasilitasi atau memudahkan dalam promosi kesehatan. Perawat yang caring juga berdampak
pada peningkatan rasa percaya diri serta menurunkan kecemasan pada pasien, berkurangnya
kecemasan dan stress akan meningkatkan pertahanan tubuh dan membantu meningkatkan
penyembuhan.Tujuan Penelitian Untuk mengetahui apakah ada hubungan caring perawat
dengan tingkat kecemasan pasien rawat inap di Rumah Sakit Umum GMIM Pancaran Kasih
Manado. Metode Penelitian: Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan
pendekatan cross sectional. Penelitian ini telah dilakukan di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum
GMIM Pancaran Kasih Manado pada bulan Juli-Agustus 2018. Sampel yang digunakan pada
penelitian ini adalah 78 pasien yang dirawat di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum GMIM
Pancaran Kasih Manado. Instrumen yang digunakan untuk mengukur caring perawat sebanyak 8
pertanyaan sedangkan untuk mengukur kecemasan menggunakan lembar observasi HARS. Untuk
mengetahui hubungan caring perawat dengan tingkat kecemasan pasien menggunakan uji Chi
Square. Hasil: Penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden menilai caring perawat
baik yaitu sebanyak 44 dan sebagian besar responden memiliki kecemasan ringan sebanyak 44.
Berdasarkan uji chi square di dapat nilai p = 0,000. Kesimpulan ada hubungan antara caring
perawat dengan tingkat kecemasan pasien rawat inap di Rumah Sakit Umum GMIM Pancaran
Kasih Manado.
Kata kunci: Caring Perawat,Kecemasan
1
e-journal Keperawatan (e-Kp) Volume 6 Nomor 2, November 2018
2
e-journal Keperawatan (e-Kp) Volume 6 Nomor 2, November 2018
3
e-journal Keperawatan (e-Kp) Volume 6 Nomor 2, November 2018
berfungsi untuk memperbaiki atau gejala somatik ringan serta gejala sensorik
meningkatkan kondisi dan cara hidup yang ringan.
manusia yang menekankan pada aktivitas Kecemasan pasien disebabkan pasien
yang sehat dan memampukan individu serta merasa terancam akan kemampuan
kelompok berdasarkan budaya (Watson, fisiologis atau gangguan terhadap
2007). kebutuhan dasar seperti mobilisasi diri.
Caring ditunjukkan dengan Pasien merasa tidak berdaya dan harus
kepercayaan kepada pasien dan menggantungkan diri pada orang lain untuk
menumbuhkan harapan yang realistis dan memenuhi kebutuhan dasarnya. Pasien
positif yang diberikan kepada pasien. Hal merasa tidak mempunyai kemampuan dan
ini penting baik dalam pengobatan maupun tidak dapat berguna bagi dirinya dan orang
perawatan. Kepercayaan bahwa yang lain. Ancaman tersebut dapat menimbulkan
diperbuat akan menumbuhkan hasil. kecemasan dan bila tidak diatasi akan
Seringkali optimisme, terutama optimisme menimbulkan kecemasan dengan tingkatan
pasien, menjadi faktor kunci proses yang lebih berat serta menimbulkan
penyembuhan (Watson, 2007). gangguan pada fisik. Kondisi ini tentu saja
akan menganggu proses penyembuhan
2. Gambaran Kecemasan Pasien di penyakit yang diderita pasien (Sepriani,
Rumah Sakit Umum GMIM Pancaran 2017).
Kasih Manado Hasil penelitian ini tingkat kecemasan
Tabel 2. Gambaran Kecemasan Pasien di responden sebagian besar adalah ringan.
RSU GMIM Pancaran Kasih Manado Beberapa hal yang mempengaruhi
Kecemasan rendahnya tingkat kecemasan pasien antara
n (%) lain adalah jenis kelamin dan umur.
Pasien
Menurut Hidayati (2013) seseorang dengan
Tidak Cemas 4 5,1 usia diatas 19 tahun telah mencapai usia
Cemas Ringan 4 56,4 produktif dimana seseorang mencapai
Cemas Sedang 6 7,7 tingkat kematangan dalam hal
Cemas Berat 24 30,8 produktivitasnya yang berupa rasional
Total maupun motorik. Tingkat kematangan
78 00,0
rasional yang dimiliki oleh responden
Sumber: Data Primer, 2018 merupakan modal dalam
mempertimbangkan dan memikirkan
Tabel 2 di atas dapat diketahui kondisi yang sedang mereka hadapi saat ini.
kecemasan pasien berada dalam katagori Kematangan rasional tersebut membantu
cemas ringan. Dimana dari 78 orang responden untuk menekan timbulnya
responden dalam penelitian ini, sebanyak ketakutan-ketakutan diluar rasio atau nalar
44 orang (56,4%) memiliki kecemasan seseorang, sehingga kecemasan yang
yang ringan, 24 responden (38,5%) ditimbulkan oleh adanya ketakutan-
memiliki kecemasan berat, memiliki ketakutan tersebut dapat ditekan.
kecemasan sedang 6 responden (7,7%) Menurut asumsi peneliti, kecemasan
sedangkan 4 orang (5,1%) tidak cemas. Ini berat yang dialami oleh pasien disebabkan
menunjukkan bahwa kecemasan pasien dalam menghadapi penyakit yang diderita,
sebagian besar adalah cemas ringan. pasien tidak terbiasa untuk rawat inap. Ada
Hal tersebut disebabkan karena anggapan yang muncul, jika sudah di rawat
responden merasa mengalami ketegangan inap menunjukkan bahwa penyakit atau
yang ringan, ketakutan yang ringan, kondisi medis pasien sudah tidak baik. Hal
gangguan tidur yang ringan, gangguan ini menyebabkan pasien lebih focus kepada
kecerdasan yang ringan, depresi ringan, penyakitnya sehingga tidak berpikir lagi
tentang hal-hal lain seperti melakukan
4
e-journal Keperawatan (e-Kp) Volume 6 Nomor 2, November 2018
aktivitas sehari-harinya. Pasien akhirnya sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh
tidak lagi berfokus untuk menjalani hidup pasien sehingga pasien merasa nyaman
sehat atau minum obat untuk mengurangi dengan tindakan yang dilakukan oleh
penyakitnya. Perlu adanya pendampingan perawat. Adanya perasaan nyaman yang
dari orang terdekat atau tenaga medis untuk dirasakan oleh pasien maka akan
mengurangi tingkat kecemasan ini menurunkan rasa kecemasan pada diri
pasien. Kecemasan yang timbul pada
3. Hubungan Caring Perawat dengan pasien dikarenakan masih ada pasien yang
Kecemasan Pasien di Rumah Sakit memiliki pendidikan rendah (SD dan
Umum GMIM Pancaran Kasih SMP). Pendidikan yang rendah ini tidak
Manado. dapat mengaplikasikan apa yang
Tabel 3. Hubungan Caring Perawat dengan disampaikan oleh perawat,oleh karena itu
Kecemasan Pasien di RSU GMIM pasien merasa cemas karena tidak
Pancaran Kasih Manado mengetahui tentang keadaannya sekarang
Kecemasan Pasien ini.
Caring Tidak
Ringan Sedang Berat
Total Nilai
p
Perawat tidak hanya berperan sebagai
Perawat Cemas
pemberi pelayanan asuhan keperawatan
n % n % n % n % n %
kepada klien dalam memperoleh
Baik 4 5,1 32 41,0 6 7,7 2 2,6 44 56,4 penyembuhan penyakit melainkan juga
Kurang
Baik
0 0,0 12 15,4 0 0,0 22 28,2 34 43,6
0,000 berperan dalam memenuhi kebutuhan
Total 4 5,1 44 56,4 6 38,5 24 30,8 78 100,0
kesehatan klien secara holistik, melalui
kemampuan teknikal, dukungan emosional,
Sumber: Data Primer, 2018 psikologis, spiritual dan sosial. Perawat
juga dapat memberikan bantuan kepada
Data pada Tabel 3 di atas menunjukkan individu atau advokasi pada individu yang
bahwa dari 44 responden yang menilai tidak mampu memenuhi kebutuhan
caring perawat baik, ada 4 responden dasarnya (Nursalam, 2009)
(5,1%) tidak cemas, 32 responden (41,0%) Hasil penelitian didapatkan bahwa dari
memiliki kecemasan yang ringan, 6 44 responden yang menilai caring perawat
responden (7,7%) memiliki kecemasan yang baik, ada 2 responden yang memiliki
sedang, sedangkan 2 responden (2,6%) kecemasan berat. Kecemasan berat yang
kecemasan berat. Dan dari 34 responden dimiliki oleh responden disebabkan karena
daricaring perawat kurang baik, 12 faktor lain seperti kondisi medis pasien atau
responden (15,4%) memiliki kecemasan jenis penyakit yang diderita pasien
yang ringan sedangkan 22 responden misalnya penyakit jantung. Kondisi medis
(28,2%) kecemasan berat. Dilihat dari nilai yang semakin parah yang diderita pasien
signifikansi sebesar 0,000 dengan demikian merupakan suatu pencetus stress dimana
probabilitas (signifikansi) lebih kecil dari responden akan merasa terancam dan takut
0,05 (0,000<0,05), maka Ha diterima atau jika terjadi sesuatu pada dirinya sehingga
ada hubungan antara caring perawat dapat menimbulkan kecemasan pada diri
dengan tingkat kecemasan pasien rawat pasien. Menurut Salmawati (2010) faktor-
inap di Rumah Sakit Umum GMIM faktor pencetus kecemasan meliputi usia,
Pancaran Kasih Manado. pengalaman dalam menjalani pengobatan,
Asumsi peneliti, adanya hubungan konsep diri dan peran, kondisi medis,
antara perilaku caringperawat dengan tingkat pendidikan, akses informasi, proses
tingkat kecemasan pasien, dimana semakin adaptasi, tingkat sosial ekonomi, jenis
baik caring perawat maka tingkat tindakan dan komunikasi terapeutik.
kecemasan pasien semakin turun. Hal ini Hasil ini juga menunjukkan dari 34
disebabkan perawat memahami perasaan responden yang menilai caring perawat
pasien dan memberikan tindakan yang kurang baik tetapi mengalami kecemasan
5
e-journal Keperawatan (e-Kp) Volume 6 Nomor 2, November 2018
6
e-journal Keperawatan (e-Kp) Volume 6 Nomor 2, November 2018