Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Thinni Nurul Rochmah1, Maya Weka Santi2, Anang Endaryanto3, Cita Rosita4
1Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga, Indonesia
2Jurusan Kesehatan, Politeknik Negeri Jember, Indonesia
3,4Rumah Sakit Dr. Soetomo, Indonesia
E-mail: thinni_nurul@fkm.unair.ac.id
ABSTRACT
Background: Assessment of employee’s job satisfaction in an organization management system was conducted
periodically by Dr. Soetemo Hospital. The data can be an archive of organizational value, supervision
reinforcement, and effective communication for the manager. The measurement of employees’ job satisfaction
was performed through Job Description Index (JDI).
Aim: The aim of the research was to measure job satisfaction level of the employee at Dr. Soetomo Hospital.
Method: The population of this study was 4347 employees at Dr. Soetomo Hospital, but only 413 were taken as
the samples. The sample was calculated by Slovin formula. This sample size was taken based on proportional
number of profession and department at Dr. Soetomo Hospital.
Results: Most of the employees gave good assessment on Job Description Index (JDI) indicators among others
which include job in general (78.9%), pay (59.1%), opportunities for promotion (67.3%), supervision (74.6%),
people in present job (73.6%) and work in Present Job (72.9%). If JDI indicators are valued as employees’ job
satisfaction, it can be said that most of employees felt satisfied about the organization’s management system at
Dr. Soetomo Hospital, Surabaya (80,6%). However, there were still 12.3% of employees feeling unsatisfied about
the organization’s management system at Dr. Soetomo Surabaya Hospital.
Conclusion: Overall, many staffs mentioned that their income and compensation were respectively bad and very
bad. The study provides implications for increasing opportunities of staff’s salary and career path such as
promotions.
ABSTRAK
Latar Belakang: Pengukuran kepuasan karyawan pada sistem pengelolaan organisasi merupakan kegiatan rutin
di RSUD Dr. Soetomo Surabaya. Hal ini dapat digunakan sebagai sumber informasi bagi manajer tentang nilai
pengelolaan organisasi, memperkuat supervisi dan efisiensi komunikasi. Pengukuran tingkat kepuasan karyawan
dilakukan melalui Job Description Index (JDI).
Tujuan: Tujuan penelitian adalah menilai tingkat kepuasan karyawan pada sistem pengelolaan organisasi.
Metode: Populasi penelitian adalah karyawan di RSUD Dr. Soetomo Surabaya tahun 2017 sejumlah 4347
orang.Sampel dihitung menggunakan rumus Slovin menghasilkan sejumlah 413 karyawan. Jumlah sampel tiap
instalasi atau bidang/ bagian dihitung berdasarkan proporsi jumlah karyawan dan jenis profesi yang ada di setiap
instalasi atau bidang/ bagian.
Hasil: Sebagian besar karyawan memberikan penilaian baik pada indikator Job Description Index (JDI), antara
lain: Gambaran Umum Kondisi Pekerjaan (78,9%); Pendapatan dan Kompensasi yang Diterima (59,1%);
Peluang Naik Jabatan (67,3%); Kualitas Supervisi (74,6%); Dukungan Rekan Kerja Satu Unit (73,6%); dan
Kondisi Pekerjaan Saat Ini (72,9%). Jika hasil penilaian ke enam indikator JDI disimpulkan sebagai nilai
kepuasan karyawan, maka sebagian besar karyawan menyatakan puas pada sistem pengelolaan organisasi di
RSUD Dr. Soetomo Surabaya (80,6%). Namun masih terdapat 12,3% karyawan menyatakan tidak puas pada
sistem pengelolaan organisasi di RSUD Dr. Soetomo Surabaya.
Kesimpulan: Pada dasarnya, banyak karyawan yang menilai bahwa pendapatan dan kompensasi yang diterima
buruk dan sangat buruk. Penelitian ini memberikan implikasi untuk meningkatkan peluang gaji staf dan peluang
untuk jalur karier seperti promosi.
Kata kunci: Job Description Index, kepuasan kerja karyawan, rumah sakit
standar akreditasi SNARS 2018. Secara khusus besar, pengukuran kepuasan karyawan dapat
pada salah satu standar dalam bab Peningkatan menjadi alat evaluasi terhadap kesepahaman
Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP) dijelaskan karyawan terhadap tujuan organisasi.
bahwa Indikator kunci untuk mengevaluasi proses, Beberapa indikator kepuasan atau
struktur dan outcome atau hasil yang akan ketidakpuasan menurut Ruvendi (2005) antara lain :
diterapkan di rumah sakit dalam rangka a) Jumlah kehadiran dan kemangkiran pegawai di
meningkatkan mutu dan keselamatan pasien, perlu suatu organisasi; b) Perasaan senang atau tidak
ditetapkan oleh pimpinan rumah sakit. Selain itu, senang dalam upaya melaksanakan/
Hoboubi et al., (2017) menyatakan bahwa menyelesaikan pekerjaan; c) Perasaan adil atau
organisasi modern mempertimbangkan kepuasan tidak adil dalam menerima imbalan; d) Suka atau
kerja karyawannya sebagai masalah penting di tidak suka dengan jabatan yang dipangku saat ini;
tempat kerja. Karena kepuasan karyawan e) Menolak pekerjaan atau menerima dengan
merupakan hal penting yang mempengaruhi penuh tanggung jawab; f) Tingkat motivasi
produktivitas karyawan yang terlihat perilaku upaya
Kepuasan karyawan terhadap pekerjaan menyelesaikan pekerjaan; g) Reaksi positif atau
merupakan salah satu penelitian yang berkaitan negatif terhadap kebijakan organisasi; h) Unjuk rasa
dengan Sumber Daya Manusia (Nemmaniwar and atau perilaku destruktif lainnya.
Deshpande, 2016). Mathis dan Jackson (2010) Pengukuran tingkat kepuasan karyawan
menjelaskan bahwa kepuasan kerja merupakan dapat dilakukan melalui beberapa metode salah
suatu kondisi emosional seseorang dimana satunya melalui penggunaan Job Description Index
merupakah hasil penilaian dari pengalaman kerja (JDI). Job Description Index (JDI) merupakan
mereka. Lebih jauh lagi, Haboubi (2017) instrumen yang paling valid untuk mengukur
berpendapat bahwa pengertian dari kepuasan kerja kepuasan kerja. Job Description Index (JDI) ini
adalah orientasi afektif yang dimiliki oleh karyawan terdiri dari 5 faktor antara lain job in general,
terhadap pekerjaannya. Dapat dikatakan bahwa kepuasan karyawan pada perilaku atasan, gaji,
kepuasan kerja adalah perasaan menyeluruh kepuasan karyawan pada rekan kerja dan
karyawan terkait pekerjaan atau tatanan terkait kesempatan promosi (Tasios and Giannouli, 2017).
sikap tentang beberapa aspek dari pekerjaan. Hasil penelitian lain yaitu menurut Smith, Kendall, &
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi Hullin pada tahun 1969 dalam Widyastuti (2008),
kepuasan kerja menurut Iversonn dan Deery dalam pengukuran kepuasan kerja berdasarkan JDI dilihat
Santi (2016) antara lain imbalan, dukungan atasan, dari 5 faktor penentu kepuasan kerja, yaitu
peluang promosi, dukungan rekan kerja, beban kepuasan terhadap penggajian, promosi, pekerjaan
kerja, dan hal lain yang berkaitan dengan pekerjaan itu sediri, hubungan rekan, dan pengawasan/
seperti ambiguitas peran, rutinitas, dan supevisi.
pengembangan karir. Namun dalam penelitian ini JDI yang
Jika seseorang merasa puas dengan digunakan merupakan The Job Descriptive Index
pekerjaannya, mereka akan bekerja lebih giat dari Bowling Green State University tahun 2009
(Arocas and Morley, 2015). Sebaliknya, karena faktor yang dinilai lebih lengkap dan lebih up
ketidakpuasan seseorang terhadap pekerjaannya to date. Indeks tersebut mengukur tingkat kepuasan
terjadi ketika mereka tidak mencapai target atau karyawan pada 6 aspek pekerjaan yaitu 1)
harapan yang telah ditetapkan. Sebagai contoh, Gambaran Umum Kondisi Pekerjaan (Job in
seorang karyawan berharap tempat kerjanya bersih General); 2) Pendapatan dan Kompensasi yang
dan aman. Karyawan tersebut akan merasa tidak Diterima (Pay); 3) Peluang Naik Jabatan
puas ketika tempat kerjanya kotor dan berbahaya. (Opportunities for Promotion); 4) Kualitas Supervisi
Seorang karyawan yang tidak puas akan (Supervision); 5) Rekan Kerja Satu Unit (People in
mengalami penurunan komitmen organisasi, Present Job); dan 6) Kondisi Pekerjaan Saat Ini
meningkatnya perilaku mencari pekerjaan lain dan (Work on Present Job). Penelitian ini bertujuan
keinginan untuk meninggalkan organisasi (turnover untuk menilai tingkat kepuasan kerja karyawan di
intention). RSUD Dr. Soetomo Surabaya berdasarkan Job
Salah satu instansi pemerintah Jawa Timur Description Index (JDI).
yang bergerak di bidang sektor publik dan jasa
kesehatan adalah RSUD Dr. Soetomo Surabaya. METODE
Kegiatan usaha rumah sakit umum daerah bersifat
sosial dan ekonomi.Tugas dari pelayanan Survei ini merupakan survei observasional.
kesehatan adalah memberikan pelayanan terbaik Berdasarkan waktu dan pengumpulan data,
bagi masyarakat. Pertanggungjawaban secara rancang bangun survei ini adalah cross sectional
keuangan dan non-keuangan juga harus diberikan dimana variabel survei hanya diukur sekali saja.
pertanggungjawabannya kepada pemerintah dan Populasi penelitian ini adalah karyawan di RSUD
masyarakat sebagai pengguna jasa. Dengan Dr. Soetomo Surabaya pada tahun 2017 sejumlah
demikian, penilaian kepuasan karyawan perlu 4347 orang. Terdapat kriteria inklusi dari sampel
dilakukan karena penilaian tersebut menyediakan penelitian yaitu karyawan yang bersedia menjadi
informasi bagi manajer tentang kesehatan responden penelitian dan minimal telah bekerja
organisasi serta memperkuat supervisi dan efisiensi minimal 6 bulan di RSUD Dr. Soetomo Surabaya.
komunikasi. Pada sisi organisasi pengukuran Karyawan yang dimaksud dalam penelitian ini
kepuasan karyawan dapat berfungsi sebagai alat adalah karyawan dari medis maupun non medis di
evaluasi kebutuhan pelatihan, membantu mengelola RSUD Dr. Soetomo Surabaya.
turn over dan absenteisme. Dalam skala yang lebih
Selanjutnya dilakukan penghitungan total banyak yaitu 37%. Responden dengan jenis
sampel dilakukan dengan menggunakan acuan kelamin perempuan lebih banyak (68,5%) dari pada
rumus Slovin dan diperoleh hasil sebesar 413 responden laki-laki (31,5%). Selanjutnya,
karyawan yang tersebar di seluruh instalasi atau berdasarkan status kepegawaian responden
bidang/ bagian di RSUD Dr. Soetomo Surabaya. terbanyak adalah rsponden dengan status Pegawai
Terdapat 34 instalasi dan 11 bidang/ bagian di Negeri Sipil (62%). Sebanyak 38% responden
RSUD Dr. Soetomo Surabaya.Setelah diperileh memiliki status pegawai BLUD.
besar sampel, selanjutnya dilakukan penentuan Karakteristik responden berdasarkan lama
besar sampel pada masing-masing instalasi atau kerja di rumah sakit menunjukkan bahwa sebesar
bidang/ bagian di RSUD Dr. Soetomo Surabaya. 44,6% responden memiliki lama kerja kurang dari
Cara penghitungan besar sampel pada masing- 10 tahun. Sedangkan responden dengan lama kerja
masing instalasi atau bidang/ bagian dilakukan lebih dari 30 tahun merupakan responden dengan
dengan berdasarkan proporsi jumlah karyawan dan persentase paling sedikit yaitu 13,6%. Selanjutnya,
jenis profesi yang ada di masing-masing instalasi berdasarkan profesi responden terbanyak adalah
atau bidang/ bagian. Pengambilan data survei responden dengan profesi tenaga
dilakukan dengan wawancara. keperawatan/kebidanan (35,6%). Sedangkan
Variabel dalam penelitian ini adalah indikator responden yang paling sedikit adalah berprofesi
dalam Job Description Index (JDI) antara lain: 1) sebagai pejabat struktural yaitu 0,2%.
gambaran umum kondisi pekerjaan (job in general); Dalam penelitian ini tidak dijelaskan korelasi
2) pendapatan dan kompensasi yang diterima (pay); karakteristik karyawan dengan kepuasan karyawan.
3) peluang naik jabatan (opportunities for Karena tujuan awal dari studi ini adalah untuk
promotion); 4) kualitas supervisi (supervision); 5) melihat gambaran karakteristik responden secara
rekan kerja satu unit (people in present job); dan 6) deskriptif tanpa melakukan analisis uji bivariat
kondisi pekerjaan saat ini (work on present job). maupun multivariat. Selain itu karakteristik
Data dianalisis menggunakan analisis deskriptif responden merupakan hal yang sulit untuk
untuk melihat distribusi tingkat kepuasan karyawan diintervensi, dengan demikian penelitian ini akan
terhadap sistem pengelolaan organisasi di RSUD berfokus pada intervensi variabel lain yang tidak
Dr. Soetomo Surabaya. Selain itu pengalaman tidak melekat pada diri karyawan (seperti karakteristik
menyenangkan dan harapan karyawan juga akan karyawan).
dianalisis menggunakan analsisi deskriptif.
Dalam penelitian ini tidak dijelaskan korelasi Penilaian Tingkat Kepuasan Karyawan terhadap
karakteristik karyawan dengan kepuasan karyawan. Sistem Pengelolaan Organisasi berdasarkan
Karena tujuan awal dari studi ini adalah untuk Indikator Job Description Index (JDI)
melihat gambaran karakteristik responden secara Setiap organisasi baik swasta maupun
deskriptif tanpa melakukan analisis uji bivariat pemerintah akan selalu berupaya untuk
maupun multivariat. Selain itu karakteristik menetapkan dan mencapai tujuan jangka panjang
responden merupakan hal yang sulit untuk yaitu mengembangkan organisasi. Salah satu
diintervensi, dengan demikian penelitian ini akan bentuk berkembangnya sebuah organisasi adalah
berfokus pada intervensi variabel lain yang tidak dengan meningkatnya penghasilan, yang akan
melekat pada diri karyawan (seperti karakteristik diikuti juga oleh peningkatan kesejahteraan para
karyawan). karyawan.
Seringkali pelaksanaan aktivitas dalam
HASIL DAN PEMBAHASAN mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh
organisasi, akan terjadi beberapa kendala. Salah
Hasil penelitian tentang penilaian kepuasan satunya adalah ketidakpuasan kerja dari karyawan.
karyawan pada sistem pengelolaan organisasi di Hal ini dapat berpengaruh pada kinerja karyawan
RSUD Dr. Soetomo Surabaya dijelaskan dalam sub maupun kinerja organisasi secara keseluruhan.
bab di bawah ini. Penilaian tingkat kepuasan karyawan pada
sistem pengelolaan organisasi di RSUD Dr.
Karyawan di RSUD Dr. Soetomo Surabaya Soetomo Surabaya dilakukan menggunakan
Karakteristik responden yang dianalisis indikator Job Description Index (JDI). Dalam
antara lain karakteristik responden berdasarkan penelitian ini yang dimaksud dengan Job
usia, jenis kelamin, status kepegawaian, lama kerja, Description Index (JDI) adalah suatu kuesioner
dan profesi. Berdasarkan usia dapat disimpulkan yang berfungsi sebagai alat untuk mengukur
bahwa seluruh kategori usia terwakili dalam Survei kepuasan kerja. Job Description Index (JDI) telah
Kepuasan Karyawan terhadap Sistem Pengelolaan banyak dikenal dan diterjemahkan ke dalam
Organisasi di RSUD Dr. Soetomo Surabaya. berbagai bahasa(Widyastuti, 2008). Job Description
Responden terbanyak adalah kelompok usia 26-35 Index (JDI) pertama kali dibuat lebih dari 20 tahun
tahun yaitu sebesar 33,4%. Sedangkan jumlah yang lalu dan sejak itu digunakan secara luas
responden paling sedikit adalah responden pada sebagai alat pengukuran kepuasan kerja. Job
kelompok umur 17-25 tahun yaitu sebesar 5,3%. Description Index (JDI) menjadi dikenal luas karena
Selain usia, jenis kelamin juga merupakan di dalamnya terdapat pengukuran yang lengkap dan
salah satu karakteristik responden yang diukur format yang ringkas.
dalam Survei Kepuasan Karyawan terhadap Sistem
Pengelolaan Organisasi di RSUD Dr. Soetomo Gambaran Umum Kondisi Pekerjaan
Surabaya. Hasil menunjukkan bahwa perbandingan Job in General (Gambaran umum kondisi
antara pasien laki-laki dan perempuan cukup pekerjaan) menggambarkan lingkungan kerja dalam
suatu organisasi, kondisi tempat bekerja, fasilitas seorang karyawan. Selain itu penilaian peluang naik
kerja yang didapatkan oleh karyawan. Job in jabatan dapat dilihat dari aspek keterbukaan dalam
general dapat juga diartikan sebagai pekerjaan itu menentukan siapa yang layak memperoleh
sendiri, yaitu isi pekerjaan yang dilakukan kesempatan promosi. Besarnya peluang kenaikan
seseorang apakah memiliki elemen yang jabatan ini dapat mempengaruhi tingkat kepuasan
memuaskan(Simanjuntak, 2017). Job in General kerja karyawan.
dibuat untuk melengkapi JDI dan berhubungan
dengan emosi jangka panjang yang didesain untuk Kualitas Supervisi
menilai kepuasan secara umum. Job in General Keadilan atasan dalam memperlakukan
terdiri dari penilian pertanyaan yang memiliki stafnya, memberikan penghargaan maupun
reliabilitas tinggi sebagai prediktor perilaku (Tasios bimbingan kepada karyawan disebut sebagai
and Giannouli, 2017). kualitas supervisi (supervision). Selanjutnya, ang
dimaksud dengan atasan adalah orang yang
Pendapatan dan Kompensasi yang Diterima senantiasa memberi pentunjuk maupun perintah
Pay (Pendapatan dan kompensasi yang terkait pelaksanaan kerja kepada para karawan.
diterima) dapat diartikan sebagai kondisi harapa Cara yang digunakan atasan dalam membimbing
dan kebijakan upah yang diterima oleh karyawan atau memberikan perintah dapat disimpulkan
suatu organisasi. Pendapatan dan kompensasi sebagai perilaku yang tidak menyenangkan atau
dapat dianalogikan sebagai imbalan yaitu sesuatu menyenangkan bagi karyawan. Perilaku
yang diberikan dan diberikan oleh organisasi menyenangkan maupun tidak menyenangkan dari
kepada karyawan atas jasa yang telah diberikan atasan tersebut dapat mempengaruhi kepuasan
dan kesediaan karyawan untuk menyelesaikan kerja karyawan.
pekerjaannya.
Imbalan dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu Rekan Kerja Satu Unit
ekstrinsik dan intrinsik. Imbalan ekstrinsik People in present job (rekan kerja satu unit
merupakan imbalan yang berasal dari luar diartikan sebagai teman-teman dari karyawan yang
karyawan seperti gaji, tunjangan, status, pengakuan senantiasa berinteraksi dalam melaksanakan
dan promosi. Sedangkan imbalan intrinsik dapat pekerjaannya. Penilaian rekan kerja satu unit dapat
diartikan sebagai imbalan yang bersumber dari menggambarkan kualitas hubungan interpersonal
dalam diri karyawan itu sendiri. Contoh dari imbalan antar rekan kerja satu unit. Hubungan interpersonal
intrinsik adalah kemampuan penyelesaikan tugas, dapat bersifat sosial maupun teknikal (yang
prestasi, otonomi, dan perkembangan kemampuan berhubungan dengan pekerjaan). Seseorang dapat
pribadi/ skill). merasakan rekan kerjanya sangat menyenangkan
Agar pembahasan dalam penelitian ini lebih jika memiliki hubungan interpersonal baik, namun
fokus, pay (pendapatan dan kompensasi yang sebaliknya jika memiliki hubungan interpersonal
diterima) yang dimaksud dalam penelitian ini yang kurang baik seorang karyawan akan merasa
difokuskan pada imbalan ekstrinsik terutama rekan kerjanya tidak menyenangkan.
imbalan yang berbentuk uang seperti gaji,
tunjangan dan lain-lain. Gaji dapat diartikan sebagai Kondisi Pekerjaan Saat Ini
jumlah bayaran yang diterima oleh karyawan Work on present job (kondisi pekerjaan saat
sebagai akibat dari pelaksanaan kerja. Menurut ini) berkaitan dengan kompetensi karyawan.
Santi (2016) dijelaskan bahwa faktor imbalan Seorang karyawan dapat merasakan ketidakpuasan
diprediksi memiliki dampak positif terhadap kerja dikarenakan isi dari pekerjaan itu sendiri.
kepuasan kerja. Untuk menjamin keberlangungan Sebagai contoh, jika seorang karyawan memiliki
hidup, suatu organisasi menyediakan sistem kepribadian tidak menyukai berhadapan dengan
imbalan dengan tujuan dapat memotivasi karyawan orang banyak namun diberikan jabatan pada public
dan membuat mereka tetap bekerja dalam relation dan bertanggungjawab untuk berhubungan
organisasi. Ketika pendapatan yang diterima dengan banyak orang maka karyawan tersebut
karyawan dari organisasi dianggap sama atau lebih akan merasa tidak puas dengan pekerjhaannya
besar dibanding dengan kontribusi yang mereka saat ini. Contoh lainnya adalah jika seseorang tidak
berikan, seorang karyawan akan memutuskan untuk suka dengan pekerjaan yang berhubungan dengan
tetap tinggal dan mengabdi pada organisasi angka ditempatkan pada bagian anggaran atau
tersebut (Hilton, 2015). Dengan demikian, perencanaan keuangan, tentu saja hal itu dapat
pendapatan dan kompensasi yang diterima oleh menyebabkan ketidakpuasan kerja karyawan
karyawan perlu diteliti untuk mengetahui kepuasan (Ruvendi, 2005).
karyawan. Tabel 1 menunjukkan hasil penilaian
karyawan pada indikator kepuasan berdasarkan JDI
Peluang Naik Jabatan di RSUD Dr. Soetomo Surabaya. Berdasarkan
Opportunities for Promotion (peluang naik Tabel 1, dapat dilihat bahwa sebagian besar
jabatan) menggambarkan kesempatan karyawan karyawan berpendapat gambaran umum kondisi
dalam memperoleh pertumbuhan karir di tempat pekerjaan (job in general) adalah baik (78,9%).
kerja. Peluang naik jabatan juga dapat dikatakan Hanya sedikit responden yang menyatakan
sebagai promosi. Promosi merupaka kemungkinan gambaran umum kondisi pekerjaan di RSUD Dr.
karyawan untuk dapat berkembang melalui Soetomo sangat buruk (0,5%). Selain itu, pada
kenaikan jabatan yang diberikan oleh suatu indikator pendapatan dan kompensasi yang diterima
organisasi (Simanjuntak, 2017). Penilaian besar (pay) sebagian besar karyawan memberi penilaian
peluang untuk naik jabatan dapat dilakukan oleh baik (59,1%). Namun masih ada sebesar 36,5%
Tabel 1. Hasil Penilaian Karyawan pada Indikator Job Description Index (JDI) di RSUD Dr. Soetomo Surbaya
Tahun 2017
Gambaran Pendapatan Dukungan Kondisi
Peluang Naik
Umum dan Rekan Kerja Pekerjaan
Jabatan Kualitas
Kategori Kondisi Kompensas Satu Unit Saat Ini
(Opportunitie Supervisi
No Penilaia Pekerjaan i yang (People in (Work on
s for (Supervision)
n (Job in Diterima Present Present
Promotion)
General) (pay) Job) Job)
n % n % n % n % n % n %
1 Sangat
2 0,5 13 3,1 11 2,7 4 1,0 5 1,2 0 0,0
Buruk
2 Buruk 49 11,9 138 33,4 88 21,3 31 7,5 80 19,4
53 12,8
3 Baik 326 78,9 244 59,1 278 67,3 304 73,6 301 72,9
308 74,6
4 Sangat
36 8,7 18 4,4 36 8,7 48 11,6 73 17,7 32 7,7
Baik
Total 413 100,0 413 100,0 413 100,0 413 100,0 413 100,0 413 100.0
Hal ini perlu menjadi perhatian mengingat diberikan organisasi kepada karyawan.
pendapatan dan kompensasi yang diterima Penghargaan bukan sekedar hak dan kewajiban,
merupakan salah satu indikator yang dapat namun yang terpenting adalah daya dorong dan
berpengaruh pada penilaian kepuasan karyawan. semangat yang diberikan oleh organisasi kepada
Menurut persepsi karyawan, banyak faktor yang karyawan untuk bekerja. Faktor kepuasan kerja
dapat mempengaruhi ketidakpuasan karyawan dimana salah satunya adalah gaji, memiliki
dalam melaksanakan pekerjaan. Salah satunya hubungan positif dengan kepuasan kerja perawat.
adalah sistem imbalan yang dianggap tidak adil. Banyaknya karyawan menyatakan bahwa
Setiap karyawan akan senantiasa membandingkan pendapatan dan kompensasi di RSUD Dr. Soetomo
hasil kerjanya dengan pendapatan yang diterima. Surabaya masih buruk dan sangat buruk,
Jika pendapatan yang diterima tidak sesuai dengan dikhawatirkan dapat menimbulkan dampak buruk
hasil kerja, karyawan tersebut akan merasa tidak seperti menurunnya kinerja karyawan sehingga
puas. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi akan berdampak pada kualitas layanan rumah sakit.
kinerja karyawan di pelayanan kesehatan adalah Dengan demikian kebijakan kebijakan terkait
kebijakan pendapatan dan kompensasi yang pendapatan dan kompensasi di RSUD Dr. Soetomo
diberikan kepada karyawan (Platis, Reklitis and Surabaya perlu untuk lebih diperhatikan.
Zimeras, 2015). Cara yang dapat dilakukan oleh suatu
Kinerja karyawan di pelayanan kesehatan organisasi untuk memberi motivasi kepada
merupakan suatu tantangan yang paling mendasar. karyawannya adalah dengan memberikan insentif.
Alasannya adalah bahwa kinerja dilihat sebagai Beberapa penelitian menunjukkan bahwa
sebuah fenomena terkait erat dengan aspek pemberian insentif menjadi salah satu upaya untuk
efektivitas, pengetahuan dan kualitas manajemen, meningkatkan kualitas kerja karyawan, karena
pembiayaan dan pengembangan organisasi. insentif dapat memenuhi kebutuhan karyawan.
Khusus untuk masalah kinerja dokter dan perawat, Sebagai contoh, jika kebutuhan dokter dan perawat
berkaitan erat dengan keselamatan pasien. Dalam dipenuhi oleh organisasi (baik kebutuhan materi
penelitiannya, Fitria dan Sawitri (2017) dijelaskan maupun non materi), mereka akan senantiasa
bahwa perawat masih memiliki tingkat kepuasan bekerja lebih giat dan semangat sesuai dengan
kerja dengan kategori cukup rendah. harapan rumah sakit. Dengan demikian insentif
Hasil analisis WHO (2013) di beberapa merupakan sesuatu yang merangsang minat untuk
negara Asia, termasuk Indonesia juga menunjukkan bekerja (Zenah, 2014).
bahwa perawat masih memiliki lingkungan kerja Pada penelitian ini juga ditanyakan informasi
yang belum optimal. Sebagai contoh, perawat mengenai penilaian karyawan pada peluang naik
masih memiliki pendapatan perawatan rendah. jabatan (opportunities for promotion). Tabel 1.
Hasil penelitian yang dilakukan disebuah rumah menunjukkan bahwa sebagian besar (67,3%)
sakit di Jawa Tengah menunjukkan bahwa tingkat karyawan di RSUD Dr Soetomo Surabaya menilai
kepuasan kerja perawat rendah karena mereka bahwa peluang promosi saat bekerja di RSUD Dr
merasa pengahargaan yang diberikan masih Soetomo Surabaya besar. Namun masih terdapat
rendah. Penghargaan yang dimaksud bukan hanya sebanyak 24% responden menyatakan peluang
terkait dengan gaji atau upah yang diterima, namun promosi adalah kecil dan sangat kecil. Hal ini juga
juga dalam bentuk pujian dari kepala ruang. Saat perlu mendapat perhatian mengingat cukup banyak
perawat mendapatkan pujian dari atasan mereka responden yang menyatakan peluang promosi
akan memiliki motivasi kerja yang cukup rendah adalah kecil dan sangat kecil.
(Fitria dan Sawitri, 2017). Pendapatan dan Disamping pendapatan dan kompensasi
kompensasi dianggap sebagai balas jasa yang yang diterima oleh karyawan, faktor lain yang
berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan mereka sebagai indikasi dukungan yang diterima
adalah sistem karir. Dalam suatu organisasi perlu dari supervisor mereka. Dukungan supervisor
adanya kejelasan sistem karir, karena memiliki dampak pada reaksi afektif anggota tim.
ketidakjelasan sistem karir dalam suatu organisasi Dukungan atasan diakui sebagai sumber penting
akan menjadi sumber ketidakpuasan karyawan dari kepuasan karyawan. Studi empiris
pada pekerjaannya. Promosi (pemberian menunjukkan secara efektif bahwa evaluasi
penghargaan atas pengalaman dan keahlian) yang dukungan supervisor adalah sebuah penentu
tidak dirancang dengan baik akan menimbulkan penting dari kepuasan kerjam (Pohl dan Galletta,
sikap apatis. Dengan demikian karyawan tidak mau 2017).
berpartisipasi dengan baik bagi masa depan Dukungan dapat dibagi menjadi dukungan
organisasi. instrumentasl dan emosional. Karyawan akan lemih
Tidak dapat dipungkiri bahwa setiap menyukai jenis dukungan tertentu daripada yang
karyawan di dalam organisasi pasti memiliki lain tergantung pada situasinya. Supervisor
keinginan untuk mendapatkan kenaikan jabatan memberikan dukungan instrumental dengan
atau pomosi pekerjaan dari organisasi. Oleh sebab memberikan informasi yang berhubungan dengan
itu, promosi atau kenaikan jabatan perlu dirancang pekerjaan dan umpan balik. Supervisor juga bisa
sebaik dan seadil mungkin. Tujuannya adalah untuk memberi karyawan saran dan dukungan emosional
meningkatkan kepuasan kerja karyawan. Promosi untuk membantu mereka mengatur emosi.
merupakan jenjang kenaikan jabatan karyawan dan Dukungan emosional ditunjukkan dalam bentuk
dapat menimbulkan kebanggaan dan kepuasan simpati, perhatian, kenyamanan dan dorongan.
secara pribadi. Promosi juga merupakan harapan Para karyawan yang menerima dukungan
terhadap perbaikan dalam penghasilan, karena emosional dari supervisor memiliki kesesuaian
ketika seorang karyawan mendapatkan kenaikan tujuan dan kemampuan yang tinggi. Seseorang
jabatan maka secara otomatis kenaikan imbalan yang memiliki konkordan/ kecocokan dengan
juga akan diperoleh. dukungan atasan, akan merasa lebih puas pada
Sistem promosi atau pengembangan karir pekerjaannya. Dengan demikian dukungan
merupakan bagian dari manajemen sumber daya emosional supervisor beehubugan positif dengan
manusia dan harus diperhatikan oleh setiap rumah kepuasan kerja (Pohl dan Galletta, 2017).
sakit. Kepuasan kerja memiliki hubungan positif dan Mungkin penting juga untuk merefleksikan
signifikasn dengan sistem pengembangan karir. intervensi kebijakan yang ditujukan untuk
Semakin baik sistem pengembangan karir dalam meningkatkan dukungan emosional supervisor pada
suatu organisasi akan semakin baik pula kepuasan level tim di RSUD Dr. Soetomo Surabaya. Persepsi
karyawan pada pekerjaannya. bersama team member tentang dukungan
Fitria dan Sawitri (2017) menjelaskan bahwa emosional dari supervisor akan menentukan
terdapat jenjang karir profesional dari karyawan intentitas hubungan kerja sama dan kepuasan kerja.
rumah sakit, salah satunya adalah profesi perawat. Cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan
Jenjang karir profesional perawat merupakan sistem dukungan supervisor adalah dengan memberikan
untuk meningkatkan kinerja dan profesionalisme, training pada supervisor yang dapat meningkatkan
sesuai dengan bidang pekerjaan melalui kemampuan komunikasi antara karyawan dan
peningkatan kompetensi. Namun, pengembangan supervisor. Meskipun dukungan emosional
jenjang karir profesional yang diterapkan di supervisor adalah faktor penyebab yang kuat,
berbagai pelayanan kesehatan masih kurang kegunaannya juga khusus untuk kelompok tertentu.
memperhatikan tuntutan dan kebutuhan profesi Selanjutnya, hasil pada indikator dukungan
serta belum dikaitkan dengan kompensasi atau rekan kerja satu unit (people in present job)
sistem penghargaan. Dengan demikian rumah sakit menunjukkan sebagian besar (73,6%) karyawan di
perlu menerapkan sistem jenjang karir profesional RSUD Dr Soetomo Surabayamenilai bahwa rekan
perawat agar kinerja perawat semakin meningkat kerja dalam satu unit mendukung kinerjanya.
dan mutu pelayanan kesehatan juga meningkat. Namun sebesar 8,7% responden menyatakan rekan
Hasil penilaian indikator kualitas supervisi kerja satu unit tidak mendukung dalam melakukan
(supervision) menunjukkan sebagian besar (74,6%) pekerjaan.Hubungan kerja karyawan dengan rekan
karyawan di RSUD Dr Soetomo Surabaya menilai kerjanyaberdampak positif pada kepuasan kerja,
bahwa kualitas supervisi saat bekerja di RSUD Dr karena hubungan kerja dapat mengisi kebutuhan
Soetomo Surabaya sudah baik. Namun sebesar akan interaksi sosial. Rekan kerja yang baik dan
13,8% responden menyatakan bahwa kualitas mendukung sebagai wujud dari interaksi
supervisi di RSUD Dr. Soetomo Surabaya masih interpersonal dapat meningkatkan kepuasan kerja
kurang dan sangat kurang. Seperti yang telah karyawan. Selain rekan kerja hubungan dengan
dijelaskan sebelumnya bahwa kualitas supervisi atasan juga menjadi faktor utama kepuasan kerja.
menggambarkan keadilan perlakuan yang diberikan Cara komunikasi manajer lini pertama
atasan kepada karyawan, pemberian penghargaan dengan karyawan dibawahnya dapat
dan bimbingan pada karyawan. Pemberian mempengaruhi kepuasan karyawan. Biasanya
bimbingan pada karyawan seperti dukungan manajer lini pertama mempunyai pengaruh yang
supervisor, memiliki hubungan dengan pekerjaan lebih besar dibanding level manajer lainnya, karena
mereka. Dukungan supervisor mengacu pada mereka yang langsung berhubungan dengan
keyakinan tentang sejauh mana atasan mereka karyawan dalam melaksanakan tugasnya.
peduli tentang reka dan menghargai kuntribusi Kepuasan karyawan dapat meningkat bila manajer
mereka terhadap hasil kerja. Karyawan akan lini pertama bersifat ramah dan dapat memahami
melihat perlakuan baik dan buruk supervisor kondisi karyawan. Selain itu pemberian pujian untuk
Tabel 3. Harapan Karyawan Agar RSUD Dr. Soetomo Surabaya Menjadi Tempat Kerja yang Lebih Baik Tahun
2017
Jumlah
No. Harapan untuk RSUD Dr. Soetomo
n %
1. Peningkatan pelayanan kesehatan bagi karyawan 64 22,6
2. Penataan sistem manajemen 47 16,6
3. Peningkatan kualitas sarana prasarana 44 15,5
4. Penataan reward system 42 14,8
5. Penataan SDM 30 10,6
6. Peningkatan keamanan dan ketertiban rumah sakit 15 5,3
7. Integrasi SIM-RS untuk seluruh unit kerja 14 4,9
8. Peningkatan budaya kerja 14 4,9
9. Kemudahan prosedur penjaminan kesehatan 9 3,2
10. Gathering tahunan seluruh staf rumah sakit 4 1,4
Total 283 100,0