Sie sind auf Seite 1von 10

Jurnal Perlindungan Tanaman Indonesia, Vol. 15, No.

2, 2009: 55 – 64

RESURJENSI SERANGGA HAMA KARENA PERUBAHAN FISIOLOGI TANAMAN


DAN SERANGGA SASARAN SETELAH APLIKASI INSEKTISIDA

INSECT PEST RESURGENCE DUE TO PLANTS PHYSIOLOGICAL


AND TARGET INSECT CHANGES AFTER INSECTICIDES’ APPLICATION

Yuni Ratna*
Program Studi Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Jambi, Jambi
Y. Andi Trisyono, Kasumbogo Untung
Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
Didik Indradewa
Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
*Penulis untuk korespondensi. E-mail: yuniratna_jbi@yahoo.co.id

ABSTRACT
The use of insecticides at sub-lethal dosage may induce insect resurgence. Factors contributing the insect resurgence
include mortality of natural enemies, mass migration, improvement in plant nutrition, or increase in insect reproductive
capacity which works individually or in combinations. This article provides a comprehensive review from recent
publications, particularly those dealing with the impact of insecticide applications on plant nutrition and insect
reproduction, and function to upgrade our knowledge since most publications in Indonesia were made in the 1980s.
The insecticides together with its metabolites and conjugates could function as plant growth regulators, increase ab-
sorption, improve the nutritional content, influence the biochemical and ultrastructural aspects of the plant, or protect
the plant from stresses. An increase in the nutritional value of the plant would increase feeding rate, fecundity, and
longevity of the insects. Furthermore, insecticides could also directly stimulate the reproductive capacity of the insect.
All of these impacts might end up in increasing the population of insect after application of certain insecticides. Re-
search findings related to the elucidation on the mechanism underlying the phenomenon of resurgence could be used
in considering the registration of new insecticides or extension of the existing insecticides.
Key words: insecticide application, insect resurgence, sub-lethal dosage

INTISARI
Salah satu dampak penggunaan insektisida khususnya pada dosis subletal adalah timbulnya resurjensi serangga
hama. Resurjensi serangga hama dapat terjadi melalui mekanisme berkurang/matinya musuh alami, migrasi massal,
peningkatan nutrisi tanaman, atau stimulasi langsung reproduksi serangga (hormoligosis), dimana masing-masing
faktor bekerja sendiri atau kombinasi. Tulisan tentang resurjensi di Indonesia banyak dipublikasikan pada tahun 1980-
an. Tulisan ini merupakan formulasi hasil penelitian terbaru tentang resurjensi, khususnya terkait dengan faktor tanaman
dan serangga sasaran. Insektisida, metabolitnya ataupun konjugat yang terbentuk dalam tanaman dapat memacu
pertumbuhan tanaman (plant growth regulator), memacu serapan hara, meningkatkan kandungan nutrisi tanaman,
memengaruhi aspek ultrastruktural dan biokimia tanaman, atau sebagai pelindung stres tanaman. Insektisida juga dapat
berperan langsung sebagai stimulan reproduksi serangga. Nutrisi tanaman akan mempengaruhi laju makan, keperidian,
dan lama hidup (longevity) imago, yang pada akhirnya akan menuju pada resurjensi serangga hama. Hasil-hasil
penelitian terbaru tentang mekanisme resurjensi serangga hama dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam
pendaftaran insektisida baru.
Kata kunci: aplikasi insektisida, dosis subletal, resurjensi serangga

PENGANTAR pestisida yang kurang bijaksana adalah timbulnya


resistensi dan resurjensi hama, sebagaimana yang
Hingga saat ini penggunaan pestisida khususnya
dikemukakan oleh Georghiou & Taylor (1977) dan
insektisida tidak dapat dilepaskan dari bidang
Reynolds (1971) bahwa penggunaan pestisida
pertanian. Hal ini terlihat dari semakin meningkat-
spektrum luas hampir selalu diikuti oleh resistensi
nya jumlah pestisida yang terdaftar dan beredar di
dan resurjensi hama serta ledakan hama kedua.
pasaran dari tahun ke tahun. Tahun 2008 hingga
kuartal I, tercatat 1702 formulasi pestisida yang Resurjensi adalah timbulnya ledakan populasi
terdaftar dan diizinkan penggunaannya di Indonesia suatu hama tertentu setelah mendapat perlakuan
(Anonim, 2008). Salah satu dampak penggunaan pestisida (Untung et al., 1986). Berbagai kasus
56 Jurnal Perlindungan Tanaman Indonesia Vol. 15 No. 2

resurjensi hama masih terjadi hingga saat ini, reproduksi hama) (Ripper, 1956), baik berupa
sebagai contoh adalah Nilaparvata lugens, yang hormoligosis fisiologi ataupun hormoligosis
merupakan spesies hama yang banyak dilaporkan perilaku (Dutcher, 2007). Efek hormoligosis dapat
menunjukkan fenomena resurjensi. Letusan terbesar disebabkan oleh pestisida (Luckey, 1968) atau
N. lugens terjadi pada tahun 1978/1979 yang melalui peningkatan kualitas nutrisi tanaman (Van
merusak 750.000 ha sawah (Untung, 1995), de Vrie et al., 1972). Penggunaan dosis subletal
kerusakan 100.000 ha sawah pada tahun 1997/1998, insektisida di satu sisi dapat berpengaruh langsung
lebih dari 60.000 ha sawah pada tahun 2005 dan terhadap peningkatan reproduksi serangga, tetapi di
lebih dari 30.000 ha sawah pada tahun 2006 sisi lain juga meningkatkan pertumbuhan dan
(Baehaki, 2007; 2008). Menurut Kenmore (1996), kandungan nutrisi tanaman sebagai pakan serangga
letusan N. lugens yang terjadi pada tahun 1980-an hama.
tersebut disebabkan oleh aplikasi insektisida. Tulisan ini dimaksudkan sebagai review article
Resurjensi dapat disebabkan karena terbunuhnya tentang resurjensi dengan tambahan informasi hasil-
musuh alami, peningkatan laju reproduksi dan hasil penelitian terbaru. Tulisan dengan topik serupa
konsumsi makanan dari suatu hama, pengurangan di Indonesia banyak dihasilkan pada tahun 1980-an
lama stadium nimfa dan perpanjangan lama stadium tetapi setelah itu sangat jarang disampaikan. Di
imago (Heinrichs & Mochida, 1984; Laba, 1988; samping memperbaharui informasi, tulisan ini
Untung, 1993; Oka, 1995). Beberapa faktor yang secara lebih detail dimaksudkan untuk merangkum
dapat menimbulkan resurjensi pada hama adalah hasil-hasil penelitian tentang efek insektisida pada
jenis insektisida (Laba, 1988; Untung, 1993; Oka, tanaman dan serangga sasaran.
1995), dosis subletal insektisida, waktu aplikasi
insektisida yang lebih awal pada tanaman, dan MEKANISME RESURJENSI SERANGGA
varietas tanaman yang rentan (Laba, 1988), HAMA
frekuensi aplikasi insektisida yang lebih sering
Resurjensi serangga hama merupakan fenomena
(Untung, 1993; Oka, 1995). Insektisida yang
yang kompleks, pada satu kondisi mungkin hanya
dilaporkan telah menyebabkan resurjensi adalah
disebabkan oleh satu faktor dominan namun pada
dari golongan piretroid sintetik, organofosfat, dan
kondisi lain dapat disebabkan oleh kombinasi
karbamat (Chelliah & Heinrichs, 1984).
berbagai faktor. Resurjensi dapat terjadi melalui
Hasil-hasil penelitian tentang pengaruh dosis beberapa mekanisme, antara lain berkurang/matinya
subletal insektisida terhadap hama sasaran secara musuh alami hama akibat penggunaan insektisida
garis besar dapat dikelompokkan atas 2 bagian, broad spectrum (McMurtry et al., 1970; Van de Vrie
yaitu hasil penelitian yang menunjukkan pengaruh et al., 1972; Croft & Brown, 1975), migrasi massal
positif dan pengaruh negatif terhadap hama sasaran. (Zhang & Cheng, 2001 cit. Jahn et al., 2001),
Efek merugikan (reduksi kemampuan reproduktif peningkatan nutrisi tanaman setelah aplikasi
hama) dosis subletal insektisida terhadap hama insektisida (Chaboussou, 1965 cit. McCoy, 1977),
meliputi reduksi laju pertumbuhan, berkurangnya stimulasi langsung reproduksi serangga oleh dosis
cadangan karbohidrat, protein dan lipida, penurunan subletal insektisida (hormoligosis) (Attiah &
keperidian imago, fertilitas dan lama hidup Boudreaux, 1964; Luckey, 1968; Dittrich et al.,
(Boles, 1974; Zettler & LeCato, 1974; Grosch, 1974).
1975; Wongkobrat & Dahlman, 1976; Smirnoff,
Hasil penelitian Jones (1990) dengan
1983). Namun, beberapa hasil penelitian juga
menggunakan permetrin, fosmet, azinfosmetil, dan
menunjukkan adanya efek yang menguntungkan
fosalon menunjukkan bahwa ketika populasi
(peningkatan survival hama) dari dosis subletal,
predator dari Tetranychus urticae tidak ada sampai
yang berupa peningkatan berat larva, laju
rendah, diduga resurjensi T. urticae disebabkan oleh
perkembangan dan cadangan energi pupa yang lebih
peningkatan nutrisi tanaman inang, stimulasi
besar, serta peningkatan fertilitas imago (Kuenen,
langsung reproduksi atau kombinasi keduanya.
1958; Honek & Novak, 1978; Smirnoff, 1983;
Studi laboratorium yang dilakukan oleh Raman
Stewart & Philogene, 1983).
(1981 cit. Chelliah & Heinrichs, 1984) melaporkan
Fenomena dosis-respon (hormesis) yang terjadi terjadinya peningkatan laju reproduksi N. lugens
pada populasi hama karena paparan dosis subletal setelah aplikasi deltametrin, metilparation,
menyebabkan hormoligosis yaitu pengaruh quinalfos, sipermetrin, permetrin, dan fenvalerat
langsung dan tidak langsung yang menguntungkan diduga akibat aksi residu insektisida atau
fisiologi dan perilaku serangga hama (peningkatan metabolitnya, perubahan kimia dalam tanaman
Ratna et al.: Resurjensi Serangga Hama Karena Perubahan Fisiologi Tanaman dan Serangga Sasaran 57

inang yang mendapat insektisida, atau kombinasi (PGR), pemacu serapan hara, meningkatkan
kedua faktor tersebut. Pada paragraf berikut telaah kandungan nutrisi tanaman (seperti karbohidrat,
akan lebih difokuskan efek aplikasi insektisida pada protein, asam amino, dsb), atau sebagai pelindung
perubahan fisiologi tanaman dan serangga sasaran. stres tanaman (Tabel 1).
Pengaruh Insektisida pada Tanaman Pertumbuhan tanaman. Studi yang dilakukan
di IRRI menunjukkan bahwa insektisida tertentu
Metabolisme pestisida dalam tanaman terdiri
seperti karbofuran mempunyai efek sebagai pemacu
atas tiga fase: fase I (oksidasi, reduksi atau
pertumbuhan tanaman padi (Venugopal & Litsinger,
hidrolisis), fase II (konjugasi pestisida/metabolit
1980). Aplikasi lapang fenitrotion memacu vigor
dengan gula, asam amino atau glutation), fase III
dan pertumbuhan Choristoneura fumiferana
(konversi metabolit fase II menjadi konjugat
(Smirnoff, 1983). Aplikasi beberapa jenis
sekunder nontoksik) (Shimabukuro, 1985; Hatzios,
insektisida (karbofuran, isazofos, etoprop, dan
1991). Reaksi konjugasi merupakan langkah akhir
asefat) pada air tanaman padi, meningkatkan tinggi
dari reaksi biotransformasi pestisida, dan reaksi ini
tanaman secara nyata. Aplikasi metilparation dan
sering berperan sebagai penguraian akhir reaksi
deltametrin pada tanaman padi meningkatkan
detoksifikasi. Tanaman tingkat tinggi memiliki
jumlah anakan, jumlah daun dan tinggi tanaman
keragaman yang besar dalam proses biokimia dan
(Raman, 1981 cit. Chelliah & Heinrichs, 1984).
memiliki enzim yang menuju pada pembentukan
tipe konjugat. Konjugasi asam amino dan asilasi Sejumlah insektisida organofosfat atau produk
adalah konjugasi umum yang terjadi pada tanaman degradasinya diserap dan ditranslokasikan dengan
(Menn, 1978). cepat oleh tanaman (Gunther & Blinn, 1956).
Perubahan fisik dan fisiologi yang jelas terjadi pada
Beberapa hasil penelitian tentang pengaruh
tanaman terkait dengan penggunaan beberapa
insektisida terhadap pertumbuhan dan kandungan
insektisida organofosfat. Perubahan itu misalnya
nutrisi tanaman menunjukkan bahwa insektisida
peningkatan jumlah N atau P dan karbohidrat (Zeid
dapat berperan sebagai plant growth regulator

Tabel 1. Rangkuman hasil penelitian pengaruh insektisida terhadap pertumbuhan dan kandungan nutrisi
tanaman
No. Insektisida Pengaruh terhadap tanaman Peneliti

1. Deltametrin & metilparation Stimulan pertumbuhan padi (jumlah anakan dan daun, Raman (1981)
tinggi tanaman).
2. Sipermetrin, permetrin, Meningkatkan tinggi tanaman, jumlah cabang dan pod Sharma et al. (1991)
deltametrin, fenvalerat per tanaman, berat dan volume biji, dan hasil pada
Cicer arietinum.
3. Deltametrin Menunda senescence tanaman kentang. Fidalgo et al. (1993)
4. Sulforofos Meningkatkan total asam amino kapas. Kerns & Gaylor (1993)
5. Monokrotofos, diklorvos, Stimulan pertumbuhan dan pengambilan hara Khan & Singh (1996)
endosulfan Lens esculenta dan Linum usitatissimum.
6. Siflutrin Ketersediaan NH4+ (hambatan nitrifikasi) dan N (pe- Lodhi et al. (1996)
ningkatan mineralisasi), proliferasi akar pada jagung.
7. Dimecron Meningkatkan total klorofil dan fenol pada Siddiqui & Khan (2001)
Vigna radiata.
8. Karbofuran, sipermetrin Meningkatkan karbohidrat jagung hingga 96 jam Ahmed et al. (2003)
setelah aplikasi.
9. Metasistox Mempengaruhi kandungan minyak, protein, phytic Osman et al. (2006)
acid, mineral biji kapas.
10. Imidakloprid Stimulan pertumbuhan, hasil dan ketahanan tanaman Anonim (2006)
terhadap patogen (sintesis protein) dan stres
lingkungan pada barley.
11. Karbodan dan promet Meningkatkan jumlah nodul, kemampuan nodulasi Vasileva & Ilieva (2007)
spesifik, panjang akar, dan khusus untuk karbodan
juga meningkatkan klorofil a+b, serta total pigmen
pada Medicago sativa.
12. Sianofos Meningkatkan pengambilan hara oleh akar El-Daly (2008)
(N tak larut daun tinggi), stimulan fotosintesis
(total karbohidrat tinggi) pada Raphanus sativus.
58 Jurnal Perlindungan Tanaman Indonesia Vol. 15 No. 2

& Cutkomp, 1951 cit. Maggi & Leigh, 1983). yang terkait dengan perpanjangan fase vegetatif
Imidakloprid pada dosis rendah (15 g bahan aktif tanaman.
per ha) meningkatkan pengambilan P dan K secara
Pengaruh Insektisida pada Serangga Sasaran
signifikan pada tanaman padi (Qiu et al., 2004).
Semua insektisida sintetik bisa mempengaruhi
Efek stimulasi mungkin secara kausal terkait
potensi reproduksi, mungkin meningkatkan atau
dengan perubahan dalam biokimia nutrisi tanaman
menurunkan jumlah telur yang dihasilkan, fertilitas
yang disebabkan oleh insektisida. Hasil uji lapang
telur atau perkembangan keturunan yang dihasilkan
yang dilakukan oleh Maggi & Leigh (1983), jumlah
(Moriarty, 2008). Laju survival nimfa N. lugens
telur T. urticae selama 4 hari pertama pada tanaman
meningkat setelah diperlakukan dengan bisultap
kapas yang diperlakukan dengan metilparation lebih
(Wu et al., 2001).
besar daripada jumlah telur pada tanaman yang
tidak diperlakukan. Salah satu produk degradasi Cutler et al. (2009) melaporkan bahwa
metilparation adalah asam fosfor yang berguna bagi konsentrasi subletal imidakloprid dan azadiraktin
pertumbuhan tanaman. menstimulasi reproduksi Myzus persicae. Aplikasi
karbaril dan DDT pada T. urticae meningkatkan
Kandungan nutrisi tanaman. Interaksi tanaman
jumlah telur secara nyata sampai pada generasi F1,
dengan senyawa kimia pertanian, khususnya
diduga hal ini disebabkan stimulasi insektisida
insektisida, dapat meningkatkan kesesuaian nutrisi
(hormoligosis) (Dittrich et al., 1974).
tanaman inang bagi hama (Leigh & Wynholds,
1980). Penelitian yang dilakukan oleh Wu et al. Konsentrasi hormon serangga. Hormon
(2001) menunjukkan bahwa aplikasi bisultap mengatur pertumbuhan, perkembangan dan
meningkatkan kepekaan tanaman padi terhadap N. reproduksi serangga. Aplikasi insektisida pada
lugens. tanaman telah dilaporkan meningkatkan konsentrasi
hormon tertentu. Yu et al. (2007a) melaporkan
Pestisida mungkin mempengaruhi beberapa
bahwa konsentrasi hormon juvenil III dan hormon
komposisi biokimia tanaman, seperti organofosfor,
molting (20-hidroksiekdison) meningkat pada larva
dapat merubah komposisi kimia dan nilai nutrisi
instar empat Chilo suppressalis yang diberi pakan
produk tanaman (El-Daly, 2008). Ravindhran &
tanaman padi yang disemprot imidakloprid.
Xavier (1997) menyimpulkan bahwa populasi Aphis
Peningkatan konsentrasi hormon juvenil III juga
gossypii yang tinggi pada kapas setelah aplikasi
terjadi pada imago betina Tryporyza incertulas hasil
insektisida piretroid terkait dengan peningkatan
dari larva yang dipaparkan pada imidakloprid
total gula dan penurunan kandungan fenol dalam
(Wang et al., 2005).
daun kapas.
Konsentrasi aplikasi imidakloprid berpengaruh
Aspek ultrastruktural dan biokimia tanaman.
terhadap konsentrasi hormon juvenil III.
Fidalgo et al. (1993) melakukan penelitian tentang
Konsentrasi hormon juvenil III pada C. suppressalis
efek aplikasi deltametrin terhadap aspek
instar empat dengan pakan varietas padi yang telah
ultrastruktural dan biokimia tanaman kentang di
disemprot imidakloprid lebih tinggi dibanding
lapangan. Hasilnya menunjukkan, kandungan
kontrol dan terdapat korelasi negatif antara
klorofil dan aktivitas enzim RubisCo pada daun
konsentrasi hormon juvenil III dan konsentrasi
tanaman kentang yang disemprot dengan
imidakloprid. Terjadi penurunan konsentrasi
deltametrin lebih tinggi dibandingkan dengan
hormon juvenil III pada imago betina secara
tanaman kontrol dan signifikan pada umur 55 hari
signifikan dengan peningkatan konsentrasi
setelah tumbuh. Kandungan klorofil dan aktivitas
imidakloprid meskipun masih lebih tinggi
RubisCo yang tinggi setelah aplikasi deltametrin
dibandingkan kontrol. Konsentrasi hormon juvenil
terkait dengan penundaan proses senescence,
III pada imago betina yang disemprot imidakloprid
meskipun belum diketahui secara pasti apakah aksi
sebanyak dua kali lebih tinggi dibandingkan kontrol
ini dilakukan oleh deltametrin atau metabolitnya.
dan yang disemprot satu kali (Yu et al., 2007b).
Pengamatan ultrastruktural terhadap profil kloroplas
sel daun menunjukkan tingginya jumlah tilakoid Keperidian serangga. Deltametrin, imidaklo-
pada setiap grana pada tanaman yang disemprot prid, dan triazofos meningkatkan persentase imago
dengan deltametrin dibandingkan tanaman kontrol. brakiptera dan laju reproduksi N. lugens. Penyem-
Deposit tepung pada daun tanaman yang disemprot protan insektisida terhadap nimfa yang diberi pakan
dengan deltametrin lebih sedikit dibandingkan padi varietas rentan (TN1) maupun moderat resisten
tanaman kontrol, menunjukkan lebih intensifnya (Xieyou 963), telah menyebabkan peningkatan kan-
penggunaan tepung untuk menghasilkan energi dungan gula larut pada nimfa instar tiga dan lima
Ratna et al.: Resurjensi Serangga Hama Karena Perubahan Fisiologi Tanaman dan Serangga Sasaran 59

serta imago, dan efek ini lebih nyata pada varietas mungkin disebabkan peningkatan nutrisi atau
rentan. Selain itu, kandungan lemak kasar pada pengaruh pada hormon reproduksi induk betina
imago juga lebih tinggi dibandingkan pada per- (Coombes, 1983).
lakuan kontrol (Yin et al., 2008). Triazofos dan fen- Perkembangan sistem reproduksi serangga.
valerat meningkatkan keperidian N. lugens, Pengaruh dosis subletal metofren terhadap dua
sedangkan dosis subletal imidakloprid dan dinotefu- komponen kebugaran yaitu reproduksi dan
ran menyebabkan peningkatan proporsi imago longevity pada D. melanogaster menunjukkan
makroptera (Bao et al., 2009). bahwa metofren mempercepat awal perkembangan
Knutson (1955 cit. Ball & Paulina, 1979) vitelogenin oosit betina, meskipun tidak terjadi
melaporkan bahwa Drosophila melanogaster yang stimulasi terhadap peningkatan oviposisi, dan
dipapar pada dosis subletal dieldrin, menghasilkan jumlah telur yang diletakkan lebih rendah daripada
telur 7,6% lebih banyak daripada serangga kontrol, namun fertilitas telur tidak dipengaruhi oleh
yang tidak diperlakukan dengan dieldrin, dan metofren (Bouchard & Wilson, 1987).
peningkatan produksi telur terjadi sebagai akibat Nimfa instar lima N. lugens yang dipapar
peningkatan longevity. Karbaril, dipterex, dan pada dosis subletal deltametrin (0,00064–0,4
toxafen menstimulasi oviposisi Prodenia litura ppm), menunjukkan peningkatan jumlah ovariol,
(Abdelsalam & Nasr, 1968 cit. Ball & Paulina, oviposisi, dan longevity imago betina (Kanaoka et
1979). Aplikasi dosis subletal karbofuran atau al., 1996). Zaghloul & Brown (1968) telah
karbaril pada imago Diabrotica virgifera, memacu melakukan penelitian tentang pengaruh dosis
oviposisi melalui peningkatan longevity dan subletal DDT terhadap reproduksi dan kepekaan
keperidian (Ball & Paulina, 1979). Culex pipiens, dengan menggunakan tiga strain
Populasi N. lugens yang meningkat setelah yaitu strain peka, toleran, dan resisten. Hasilnya,
aplikasi insektisida disebabkan oleh stimulasi imago C. pipiens strain peka selama lima generasi
reproduksi N. lugens (Heinrichs et al., 1982). pertama menunjukkan terjadinya penurunan
McCoy (1977) melaporkan bahwa resurjensi yang persentase mortalitas pada setiap generasi setelah
terjadi pada Phyllocoptruta oleivora akibat aplikasi subletal DDT, sedangkan pada larva terjadi
perlakuan metidation, diduga akibat stimulasi peningkatan jumlah folikel basal (ovariol) yang
keperidian oleh residu metidation. Reduksi lama dikembangkan oleh betina. Peningkatan jumlah
stadium nimfa yang menyebabkan siklus hidup ovariol ini mengakibatkan peningkatan potensi
pendek dan meningkatnya lama stadium imago biotik pada generasi F4 dan F5. Beberapa penulis
yang menyebabkan periode oviposisi lebih menyimpulkan bahwa peningkatan perkembangan
lama merupakan faktor-faktor yang membantu ovariol diduga karena stimulasi hormon oleh DDT.
resurjensi. Wang et al. (2005) melaporkan terjadinya
A. gossypii pada kapas yang diberi pakan peningkatan kandungan protein ovari imago T.
buatan mengandung dosis fosfamidon subletal incertulas yang berkembang dari larva yang diberi
menghasilkan lebih banyak keturunan daripada pakan tanaman padi yang disemprot dengan
yang hanya diberi pakan buatan. Hal ini buprofezin dosis tinggi. Peningkatan kandungan
menunjukkan stimulasi langsung reproduksi aphid protein dan RNA dalam ovari dan badan lemak
akibat insektisida (Barlett, 1968). M. persicae yang secara signifikan juga terjadi pada imago N. lugens
dipapar dengan insektisida azinfosmetil pada yang berkembang dari nimfa yang diberi pakan
aplikasi lapang tanaman kentang, menghasilkan 20– tanaman padi yang telah disemprot dengan
30% lebih banyak keturunan daripada M. persicae imidakloprid, triazofos, dan deltametrin. Penemuan
yang tidak dipapar azinfosmetil. Hasil ini juga ini membuktikan bahwa RNA dalam ovari dan
menunjukkan bahwa azinfosmetil berperan secara badan lemak lebih sensitif terhadap insektisida dan
langsung sebagai stimulan pada reproduksi M. perubahan kandungan RNA yang disebabkan oleh
persicae dengan mekanisme yang belum jelas, insektisida tersebut pada gilirannya akan
walaupun peningkatan ini bisa juga karena sebab- mempengaruhi sintesis protein dalam ovari dan
sebab lainnya (Lowery & Sears, 1986). Dosis badan lemak (Ge et al., 2009).
subletal bifentrin pada M. persicae dapat Interaksi Insektisida, Tanaman, dan Serangga
meningkatkan laju reproduksi bersih. Peningkatan Sasaran
produksi nimfa ditemukan dalam keturunan M.
Jenis insektisida deltametrin, metilparation,
persicae yang dipapar pada tanaman yang
diazinon, quinalfos, sipermetrin, fention, permetrin
disemprot dengan insektisida organofosfor. Hal ini
dan fenvalerat telah dilaporkan meningkatkan laju
60 Jurnal Perlindungan Tanaman Indonesia Vol. 15 No. 2

makan N. lugens (Chelliah & Heinrichs, 1980; pada nutrisi yang menyumbang pada vigor dan
Raman, 1981 cit. Chelliah & Heinrichs, 1984). longevity betina serta jantan yang mengawini betina
Nutrisi tanaman akan menentukan resurjensi hama (Ladd, 1987). Longevity imago biasanya digunakan
melalui peningkatan laju makan (feeding rate), untuk menentukan jumlah telur yang dihasilkan
keperidian, dan longevity imago. betina per hari. Terdapat hubungan yang positif
Sukrosa merupakan nutrisi esensial serangga antara longevity dan keperidian aktual serangga.
pengisap tanaman (sebagai fagostimulan), dan laju Ketersediaan sumber pakan (tanaman inang) bagi
pengambilan cairan untuk aphid juga dipengaruhi imago sangat terkait dengan longevity (Leather,
oleh level asam amino keseluruhan (Sakai & 1995).
Sogawa, 1976). Sejumlah asam amino sebagai Nutrisi tanaman inang mempengaruhi ukuran
fago-stimulan bagi aphid (Mittler & Dadd, 1964; (berat) yang dicapai oleh imago, dan ukuran imago
Mittler, 1967) dan N. lugens (Sogawa, 1972). merupakan indikator keperidiannya, khususnya
Hasil penelitian Mittler (1967), M. persicae yang keperidian potensial. Kualitas tanaman inang yang
diberi pakan larutan sukrosa 15% dan kandungan tinggi akan menghasilkan imago dengan keperidian
asam amino kurang dari 1%, menunjukkan laju yang tinggi. Ukuran imago juga menentukan
pengisapan rendah atau tidak ada, dan bila fertilitas telur yang dihasilkan. Imago betina dengan
kandungan asam amino 1–3 %, laju pengisapan ukuran besar cenderung meletakkan lebih banyak
tinggi. N. lugens yang diberi pakan larutan sukrosa telur yang fertil daripada imago betina dengan
20% dan asam amino 0,5–1 %, menunjukkan laju ukuran kecil. Kualitas tanaman inang terutama
pengisapan tinggi (Sakai & Sogawa, 1976). ditentukan oleh kandungan nitrogen, dan nitrogen
Insektisida fenvalerat menyebabkan perubahan memiliki peran penting terhadap survival nimfa/
komponen biokimia daun kapas. Perubahan ini imago, keperidian dan fertilitas telur (Leather, 1995;
mempengaruhi preferensi oviposisi (behavioral Lu et al., 2005).
hormoligosis) Bemisia tabaci. Hal ini terlihat dari
jumlah telur yang diletakkan pada perlakuan dosis KESIMPULAN
38, 50, dan 25 g bahan aktif per ha berturut-turut Dosis subletal insektisida dapat menimbulkan
adalah 39,3, 37,3, dan 36,1 telur per daun, lebih resurjensi serangga melalui pengaruhnya terhadap
tinggi daripada perlakuan kontrol yaitu sebesar peningkatan pertumbuhan dan kandungan nutrisi
14,1 telur per daun. Tanaman yang diperlakukan tanaman (sebagai pakan serangga hama) dan
mengalami peningkatan total gula (1,8%) dibanding terhadap perkembangan sistem reproduksi serangga
kontrol, peningkatan total asam amino bebas, hama. Kombinasi dari pengaruh tersebut terlihat
perubahan signifikan total fenol dan nilai pH pada peningkatan laju makan, keperidian, dan
tanaman (Abdullah et al., 2006). longevity imago.
Komponen kimia tanaman inang terutama
nitrogen berperan penting terhadap kebugaran DAFTAR PUSTAKA
dan keperidian serangga. Komponen kimia tanaman
akan mempengaruhi seleksi tanaman inang, Abdullah, N.M.M., J. Singh, & B.S. Sohal. 2006.
performa, dan kebugaran N. lugens (Cook & Denno, Behavioral Hormoligosis in Oviposition Preference
1994) dan kandungan nitrogen merupakan of Bemisia tabaci on Cotton. Pesticide Biochemistry
indikator kualitas tanaman serta faktor pembatas and Physiology 84: 10–16.
terpenting performa herbivora (Slansky & Scriber, Ahmed, S., S. Anjum, M. Naeem, & M.Y. Ashraf.
1981). Tanaman inang yang kaya akan nitrogen 2003. Determination of Efficacy of Cypermethrin,
akan menghasilkan N. lugens dengan survival dan Regent, and Carbofuran Against Chilo partellus
keperidian yang lebih baik (Cheng, 1971; Sogawa, Swin. and Biochemical Changes Following their
1971 cit. Lu et al., 2005). Application in Maize Plants. International Journal
of Agriculture and Biology: 30–35.
Sumber pakan dapat memengaruhi produksi
telur melalui dua cara yaitu terhadap longevity Anonim. 2006. Effects of Active Ingredient
imago dan laju produksi telur. Umur dan makanan Imidacloprid on Plant Growth. Bayer CropScience,
berpengaruh terhadap oogenesis (proses pemben- Germany. 4 p.
tukan dan maturasi telur). Faktor makanan yang Anonim. 2008. Pestisida Pertanian dan Kehutanan.
mempengaruhi oogenesis dapat juga mempengaruhi Pusat Perizinan dan Investasi Sekretariat Jenderal
produksi telur berikutnya secara tidak langsung Departemen Pertanian, Jakarta. 574 p.
dengan mempengaruhi proses fisiologi, tergantung
Ratna et al.: Resurjensi Serangga Hama Karena Perubahan Fisiologi Tanaman dan Serangga Sasaran 61

Attiah, H.H. & H.B. Boudreaux. 1964. Influence of Croft, B.A. & A.W.A. Brown. 1975. Responses of
DDT on Egg-Laying in Spider Mite. Journal of Arthropod Natural Enemies to Insecticides. Annual
Economic Entomology 57: 50–53. Review of Entomology 20: 285–335.
Baehaki, S.E. 2007. Perkembangan Wereng Coklat Cutler, G.C., K. Ramanaidu, T. Astatkie, &
Biotipe 4. Sinar Tani Edisi 1–7 Agustus No. 3212 M.B. Isman. 2009. Green Peach Aphid, Myzus
Tahun XXXVII. persicae (Hemiptera: Aphididae), Reproduction
During Exposure to Sublethal Concentrations of
Baehaki, S.E. 2008. How About Synthetic
Imidacloprid and Azadirachtin. Pest Management
Pyrethroid Insecticide on Rice (Unpublished).
Science 65: 205–209.
CropLife Indonesia.
Dittrich, V., P. Streibert, & P.A. Bathe. 1974. An Old
Ball, H.J. & Paulina P. SU. 1979. Effect of Sublethal
Case Reopened: Mite Stimulation by Insecticide
Dosages of Carbofuran and Carbaryl on Fecundity
Residues. Environmental Entomology 3: 534–540.
and Longevity of the Female Western Corn
Rootworm. Journal of Economic Entomology 72: Dutcher, J.D. 2007. A Review of Resurgence and
873–876. Replacement Causing Pest Outbreaks in IPM, p.
27–43. In A. Ciancio & K.G. Mukerji (eds.), Gen-
Bao, H., S. Liu, J. Gu, X. Wang, X. Liang, & Z. Liu.
eral Concepts in Integrated Pest and Disease
2009. Sublethal Effect of Four Insecticides on the
Management. Springer Netherlands.
Reproduction and Wing Formation of Brown
Planthopper, Nilaparvata lugens. Pest Management El-Daly, F.A. 2008. Biochemical Influence of
Science 65: 170–174. Cyanophos Insecticide on Radish Plant II. Effect on
Some Metabolic Aspects During the Growth Period.
Barlett, B.R. 1968. Outbreaks of Two-Spotted
Research Journal of Agriculture and Biological
Spider Mites and Cotton Aphids Following
Sciences 4: 210–218.
Pesticide Treatment. Pest Stimulation vs Natural
Enemy Destruction as the Cause of Outbreaks. Fidalgo, F., I. Santos, & R. Salema. 1993. Effects of
Journal of Economic Entomology 61: 297–303. Deltamethrin on Field Grown Potato Plants:
Biochemical and Ultrastructural Aspects. Annals of
Boles, H.P. 1974. The Effects of Sublethal Dosages
Botany 72: 263–267.
of Pyrethrin on the Mating Efficiency of
the Rice Weevil, Sitophilus oryzae (L.) (Coleoptera: Ge, L.Q., J.H. Hu, J.C. Wu, G.Q. Yang, & H. Gu.
Curculionidae). Journal of the Kansas 2009. Insecticide-Induced Changes in Protein,
Entomological Society 47: 444–451. RNA, and DNA Contents in Ovary and Fat Body
of Female Nilaparvata lugens (Hemiptera:
Bouchard, B.L. & T.G. Wilson. 1987. Effects of
Delphacidae). Journal of Economic Entomology
Sublethal Doses of Metophrene on Reproduction
102: 1506–1514.
and Longevity of Drosophila melanogaster
(Diptera: Drosophilidae). Journal of Economic Georghiou, G.P. & C. Taylor. 1977. Genetic and
Entomology 80: 317–321 . Biological Influences in the Evolution of Insecticide
Resistance. Journal of Economic Entomology 70:
Chelliah, S. & E.A. Heinrichs. 1980. Factors
319–323.
Affecting Insecticide-Induced Resurgence of the
Brown Planthopper, Nilaparvata lugens, on Rice. Grosch, D.S. 1975. Reproductive Performance of
Environmental Entomology 9: 773–777. Bracon hebetor after Sublethal Doses of Carbaryl.
Journal of Economic Entomology 68: 659–662.
Chelliah, S. 1984. Factors Contributing to Brown
Planthopper Resurgence, p. 107–115. In M.S. Gunther, F.A. & R.C. Blinn. 1956. Persisting
Swaminathan (ed.), Judicious and Efficient Use of Insecticide Residues in Plant Materials. Annual
Insecticides on Rice. IRRI, Los Banos, Philippines. Review of Entomology 1: 167–180.
Cheng, C.H. 1971. Effect of Nitrogen Application Hatzios, K.K. 1991. Biotransformations of
on the Susceptibility in Rice to Brown Planthopper Herbicides in Higher Plants, p. 141–185. In R.
Attack. Journal of Taiwan Agricultural Research. Grover & A.J. Cessna (eds.), Environmental
20: 21–30. Chemistry of Herbicides. Boca Raton, FL:CRC
Press.
Coombes, D.S. 1983. Sublethal Effect of Demeton-
S-Methyl on Development and Fecundity of Heinrichs, E.A. & D. Mochida. 1984. From
M. persicae. Annals of Applied Biology 102: Secondary to Major Pest Status; The Case of
Supplement, Test of Agrochemicals and Cultivars 4: Insecticides-Induced Rice Brown Planthopper
38–39. Resurgence. Protection Ecology 7: 201–218.
62 Jurnal Perlindungan Tanaman Indonesia Vol. 15 No. 2

Heinrichs, E.A., G.B. Aquino, S. Chelliah, S.L. Lodhi, A., N.N. Malik, & F. Azam. 1996. Growth
Valencia, & W.H. Reissig. 1982. Resurgence of and Nitrogen Nutrition of Maize (Zea mays L.) in
Nilaparvata lugens (Stal) Populations as Influenced Soil Treated with the Nitrification-Inhibiting
by Methods and Timing of Insecticide Application Insecticide Baythroid. Biology and Fertility of Soils
in Lowland Rice. Environmental Entomology 11: 23: 161–165.
78–84.
Lowery, D.T. & M.K. Sears. 1986. Effect of
Honek, A. & I. Novak. 1978. Effect of Sublethal Exposure to the Insecticide Azinphosmethyl on
Doses of Infrantion 50 on Reproduction in Reproduction of Green Peach Aphid (Homoptera:
Pyrrhocoris apterus L. (Hemiptera: Pyrrhocoridae). Aphididae). Journal of Economic Entomology 79:
Zeitschrift fuer Angewandte Zoologie 83: 364–370. 1534–1538.
Jones, V.P. 1990. Does Pesticide-Induced Activity Lu, Z.X., K.L. Heong, X.P. Yu, & C. Hu. 2005.
of Twospotted Spider Mite (Acari: Tetranychidae) Effects of Nitrogen on the Tolerance of Brown
Really Contribute to Population Increases in Planthopper, Nilaparvata lugens, to Adverse
Orchards? Journal of Economic Entomology 83: Environmental Factors. Insect Science 12: 121–128.
1847–1852.
Luckey, T.D. 1968. Insecticide Hormoligosis.
Kanaoka, A., R. Yamaguchi, & T. Konno. 1996. Journal of Economic Entomology 61: 7–12.
Effect of Buprofezin on Oviposition of Brown
Maggi, V.L. & T.F. Leigh. 1983. Fecundity
Planthopper, Nilaparvata lugens, at Sub-lethal
Response of the Two Spotted Spider Mite to Cotton
Dose. Journal of Pesticide Science 21: 153–157.
Treated with Methyl Parathion or Phosphoric Acid.
Kenmore, P.E. 1996. Integrated Pest Management Journal of Economic Entomology 76: 20–25.
in Rice, p. 76–97. In G.J. Persley (ed.),
McCoy, C.W. 1977. Resurgence of Citrus Rust
Biotechnology and Integrated Pest Management.
Mite Populations Following Application of
CAB International, Wallingford (UK).
Methidathion. Journal of Economic Entomology 70:
Kern, D.L. & M.J. Gaylor. 1993. Induction of 748–752.
Cotton Aphid Outbreaks by Insecticides in Cotton.
McMurtry, J.A., C.B. Huffaker, & M. Van de Vrie.
Crop Protection 12: 387–393.
1970. Tetranychid Enemies: Their Biological
Khan, S. & J. Singh. 1996. Effect of Some Phenolic Characters and the Impact of Spray Practices.
Compounds and Pesticides on the Growth and Hilgardia 40: 331–390.
Nutrient Concentration of Gram (Cicer arietinum),
Menn, J.J. 1978. Comparative Aspects of Pesticide
Lentil (Lens esculenta) and Linseed (Linum usitatis-
Metabolism in Plants and Animals. Environmental
simum) Plants. Indian Journal of Environmental
Health Perspectives 27: 113–124.
Health 38: 153–159.
Mittler, T.E. 1967. Effect of Amino Acid and Sugar
Kuenen, D.J. 1958. Influence of Sublethal Doses
Concentrations on the Food Uptake of the Aphid
of DDT upon the Multiplication Rate of
Myzus persicae. Entomologia Experimentalis et
Sitophilus granarius (Coleoptera: Curculionidae).
Applicata 10: 39–51.
Entomologia Experimentalis et Applicata 1: 147–
152. Mittler, T.E. & R.H. Dadd. 1964. Gustatory
Discrimination between Liquids by the
Laba, I.W. 1988. Masalah Resurjensi Wereng
Aphid Myzus persicae (Sulzer). Entomologia
Coklat dan Penanggulangannya. Jurnal Penelitian
Experimentalis et Applicata 7: 315–328.
dan Pengembangan Penelitian 7: 93–97.
Moriarty, F. 2008. The Sublethal Effects of
Ladd Jr. T.L. 1987. Influence of Food, Age, and
Synthetic Insecticides on Insects. Biological
Mating on Production of Fertile Eggs by Japanese
Reviews 44: 321–356.
Beetles (Coleoptera: Scarabaeidae). Journal of
Economic Entomology 80: 93–95. Oka, I.N. 1995. Pengendalian Hama Terpadu dan
Implementasinya di Indonesia. Gadjah Mada
Leigh, T.F. & P.F. Wynholds. 1980. Insecticides
University Press, Yogyakarta. 255 p.
Enhance Spider Mite Reproduction. California
Agriculture 34: 14–15. Osman, G.A., A.I. Mustafa, & A.O. Abdelbagi.
2006. Effect of Metasystox Application on Cotton-
Leather, S.R. 1995. Factors Affecting Fecundity,
seeds Quality. Pakistan Journal of Nutrition 5: 467–
Fertility, Oviposition, and Larviposition in Insects,
470.
p. 143–174. In Leather, S.R. & J. Hardie (eds.),
Insect Reproduction, New York.
Ratna et al.: Resurjensi Serangga Hama Karena Perubahan Fisiologi Tanaman dan Serangga Sasaran 63

Qiu, H.M., J.C. Wu, G.Q. Yang, B. Dong, & D.H. Stewart, J.G. & B.J.R. Philogene. 1983. Sublethal
Li. 2004. Changes in the Uptake Function of the Effects of Fenitrothion on the Development
Rice Root to Nitrogen, Phosphorus and Potassium of a Parental Generation of Manduca sexta.
under Brown Planthopper, Nilaparvata lugens (Stal) Entomologia Experimentalis et Applicata 33: 315–
(Homoptera: Delphacidae) and Pesticide Stresses, 319.
and Effect of Pesticides on Rice-Grain Filling in
Untung, K. 1993. Pengantar Pengelolaan Hama
Field. Crop Protection 23: 1041–1048.
Terpadu. Gadjah Mada University Press,
Ravindhran, R. & A. Xavier. 1997. Effect of Yogyakarta. 273 p.
Pyrethroids on Resurgence of Aphids (Aphis
Untung, K. 1995. Fluktuasi Populasi Wereng Coklat
gossypii G.) and Alteration of Plant Metabolism in
(Nilaparvata lugens Stal.) di Kalitirto Yogyakarta
Cotton. Journal of Pesticide Research. 19: 79–85.
Selama 10 Musim Padi. Indonesian Journal of
Reynolds, H.T. 1971. A World Review of the Plant Protection 1: 12–18.
Problem of Insect Population Upsets and
Untung, K., E. Mahrub, & Rasdiman S. 1986.
Resurgences Caused by Pesticide Chemicals, p.
Pengujian Resurjensi Wereng Coklat Setelah
108–112. In J.E. Swift (ed), Agricultural
Perlakuan Beberapa Pestisida Organofosfat.
Chemicals-Harmony or Discord for Food, People,
Laporan Penelitian Fakultas Pertanian UGM,
Environment. University of California Division of
Yogyakarta. 28 p.
Agriculture Science, Oakland.
Van de Vrie, M., J.A. McMurtry, & C.B. Huffaker.
Ripper, W.E. 1956. Effect of Pesticides on Balance
1972. Ecology of Tetranychid Mite and their
of Arthropod Populations. Annual Review of
Natural Enemies: a Review III. Biology, Ecology,
Entomology 1: 403–438.
Pest Status and Host-Plant Relations of
Sakai, T. & K. Sogawa. 1976. Effects of Nutrient Tetranychids. Hilgardia 41: 343–432.
Compounds on Sucking Response of the Brown
Vasileva, V. & A. Ilieva. 2007. Effect of Presowing
Planthopper, Nilaparvata lugens (Homoptera:
Treatment of Seeds with Insecticides on Nodulating
Delphacidae). Applied Entomology and Zoology 11:
Ability, Nitrate Reductase Activity and Plastid
82–88.
Pigments Content of Lucerne (Medicago sativa L.).
Sharma, S.P., M.L. Saini, & S.C. Goel. 1991. Agronomy Research 5: 87–92.
Synthetic Pyrethroids-Phytotonic Effects and Cost
Venugopal, M.S. & J.A. Litsinger. 1980.
Benefit Ratio on Gram. Indian Journal of Plant
Carbofuran-a Direct Growth Stimulant of Rice.
Protection 19: 65–67.
IRRI, Los Banos, Phlippines. 19 p.
Shimabukuro, R.H. 1985. Detoxification of
Wang, A.H., J.C. Wu, Y.S.Yu, J.L. Liu, J.F. Yue , &
Herbicides, p. 215–240. In S.O. Duke (ed.), Weed
M.Y. Wang. 2005. Selective Insecticide-Induced
Physiology, Volume 2. CRC Press, Boca Raton,
Stimulation on Fecundity and Biochemical Changes
Florida.
in Tryporyza incertulas (Lepidoptera: Pyralidae).
Siddiqui, Z.S. & S. Khan. 2001. Effect of Systemic Journal of Economic Entomology 98: 1144–1149.
Fungicides and Insecticides on Absorption Spectra,
Wongkobrat, A. & D.L. Dahlman. 1976. Larval
Chlorophyll and Phenolic Contents of Vigna radiate
Manduca sexta Hemolymph Carboxylesterase
(L.) Wilczek. Pakistan Journal of Biological
Activity during Chronic Exposure to Insecticide-
Science 4: 812–814.
Containing Diets. Journal of Economic Entomology
Slansky, F.J. & J.M. Scriber. 1981. The Nutritional 69: 237–240.
Ecology of Immature Insects. Annual Review of
Wu, J.C., J.X. Xu, S.Z. Yuan, J.L. Liu, Y.H. Jiang, &
Entomology 26: 183–211.
J.F. Xu. 2001. Pesticide-induced susceptibility of
Smirnoff, W.A. 1983. Residual Effects of Bacillus rice to Brown Planthopper Nilaparvata lugens.
thuringiensis and Chemical Insecticide Treatments Entomologia Experimentalis et Applicata 100: 119–
on Spruce Budworm (Choristoneura fumiferana 126.
Clemens). Crop Protection 2: 225–230.
Yin, J.L., H.W. Xu, J.C. Wu, J.H. Hu, & G.Q. Yang.
Sogawa, K. 1972. Studies on the Feeding Habits of 2008. Cultivar and Insecticide Applications Affect
the Brown Planthopper III. Effects of Amino Acids the Physiological Development of the Brown
and Other Compounds on the Sucking Response. Planthopper, Nilaparvata lugens (stal) (Hemiptera:
Jap. Applied Entomology and Zoology 16: 1–7 (In Delphacidae). Environmental Entomology 37: 206–
Japanese with English Summary). 212.
64 Jurnal Perlindungan Tanaman Indonesia Vol. 15 No. 2

Yu, Y.S., S. Xue, J.C. Wu, F. Wang, J.L. Liu, & H. Zaghloul, T.M.A. & A.W.A. Brown. 1968. Effects
Gu. 2007a. Distribution of Imidacloprid Residues of Sublethal Dose of DDT on the Reproduction and
in Different Parts of Rice Plants and its Effect on Susceptibility of Culex pipiens L. Bulletin of World
Larvae and Adult Females of Chilo suppressalis Health Organization 38: 459–467.
(Lepidoptera: Pyralidae). Journal of Economic
Zettler, J.L. & L. LeCato. 1974. Sublethal Doses of
Entomology 100: 375–380.
Malathion and Dichlorphos: Effects of Fecundity of
Yu, Y.S., S. Xue, J.C. Wu, F. Wang, & G.Q. Yang. the Black Carpet Beetle. Journal of Economic
2007b. Changes in Levels of Juvenile Hormone and Entomology 67: 19–21.
Molting Hormone in Larvae and Adult Females of
Chilo suppressalis (Lepidoptera: Pyralidae) after
Imidacloprid Applications to Rice. Journal of
Economic Entomology 100: 1188–1193.

Das könnte Ihnen auch gefallen