Sie sind auf Seite 1von 9

Jurnal Ilmiah Farmasi 12(1) Januari 2016, 16-24

ISSN: 1693-8666
available at http://journal.uii.ac.id/index.php/JIF

OPTIMASI FORMULASI GEL EKSTRAK DAUN TEMBAKAU (Nicotiana


tabacum) DENGAN VARIASI KADAR KARBOPOL940 DAN TEA
MENGGUNAKAN METODE Simplex Lattice Design (SLD)

Titis Rahayu1, Achmad Fudholi2, Annisa Fitria1*


1
Program Studi Farmasi Universitas Islam Indonesia
2
Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada
Corresponding author. Email : annisa.setyabudhi@gmail.com

Abstract Antiseptic preparation that is currently developed today is the hand gel (hand sanitizer).
The active substance that has antibacterial activity contained in this gel. Several studies have shown
that tobacco leaf extract (Nicotiana tabaccum) has antibacterial activity, so that preparations can be
developed by adding tobacco extracts as active ingredient. Formula optimization performed by the
method simplex lattice design (SLD) uses 2 components such as Carbopol940 and TEA, with a variety
of amount. Viscosity, pH, dispersive power and adhesion of gel formulation is used as a parameter
optimization. Based on the equation simplex lattice design, contour plot made to determine the
optimum formula. Carbopol940 and Trietanilamin (TEA) with a variety of different amount will affect
the physical properties of the gel. The optimum formula obtained by the prediction program Design
Expert is the Formula I which have high levels of Carbopol940 0.4 grams and 0.9 grams of TEA.
Carbopol940 is the most dominant factor that increases the viscosity and stickiness. TEA is the most
dominant factor in raising the pH and the scatter.

Keyword: Gel, Carbopol 940, TEA, Nicotiana tabacum, Simplex Lattice Design (SLD)

Intisari Salah satu sediaan antiseptik yang saat ini banyak dikembangkan adalah gel pembersih
tangan (hand sanitizer) dengan kandungan zat aktif yang bersifat antibakteri. Beberapa penelitian
membuktikan bahwa ekstrak daun tembakau (Nicotiana tabaccum) menhasilkan aktivitas antibakteri,
sehingga sediaan hand sanitizer dapat dikembangkan dengan menambahkan ekstrak tembakau
sebagai zat aktifnya. Optimasi formula dilakukan dengan metode simplex lattice design (SLD)
menggunakan 2 komponen yaitu Karbopol 940 dan TEA, dengan berbagai variasi kadar. Viskositas,
pH, daya sebar dan daya lekat sediaan gel digunakan sebagai parameter optimasi. Berdasarkan
persamaan simplex lattice design, dibuat contour plot untuk menentukan formula optimum. Karbopol
dan Trietanilamin (TEA) dengan variasi kadar yang berbeda akan mempengaruhi sifat fisik gel yang
dihasilkan. Formula optimum yang diperoleh berdasarkan prediksi program Design Expert adalah
pada Formula I yang memiliki kadar Karbopol 940 0,4 gram dan TEA 0,9 gram. Karbopol 940
merupakan faktor yang paling dominan meningkatkan viskositas dan daya lekat TEA merupakan
faktor yang paling dominan menaikkan pH dan daya sebar.

Kata kunci: Gel, Karbopol 940, TEA, Nicotiana tabacum, Simplex Lattice Design (SLD)

1. PENDAHULUAN dan pernafasan. Saat ini kegiatan


membersihkan tangan dapat dilakukan dengan
Kegiatan membersihkan tangan penting berbagai produk antiseptik. Salah satu bentuk
dalam upaya pencegahan penyakit khususnya teknologi modern produk antiseptik yaitu hand
infeksi yang disebabkan oleh mikroorganisme sanitizer. Hand sanitizer memiliki kelebihan
karena tangan merupakan anggota tubuh yang dibandingkan dengan handwash, dalam segi
memungkinkan terjadinya tranmisi kepraktisan karena dapat diaplikasikan secara
mikroorganisme menuju ke saluran pencernaan langsung tanpa menggunakan air.

16
17 | T. Rahayu, dkk. /Jurnal Ilmiah Farmasi 12(1) Januari-Juli 2016, 16-24

Hand sanitizer banyak ditemukan membuat suatu sediaan, seperti halnya yang
dalam bentuk sediaan gel dengan kandungan diterapkan dalam penelitian ini.
alkohol sebagai zat aktifnya. Alkohol memiliki
aktivitas bakterisidal yang bekerja terhadap 2. METODOLOGI PENELITIAN
berbagai macam bakteri namun penggunaan
alkohol dalam hand sanitizer memiliki 2.1. Pengumpulan dan ekstraksi bahan baku
kekurangan terutama jika dikaitkan dengan Daun tembakau diperoleh dari daerah
sifatnya terhadap jaringan kulit. Alkohol Wonosobo atau temanggung. Daun tembakau
memiliki sifat dapat melarutkan lemak sehingga segar disortasi, lalu dilakukan pencucian,
senyawa tersebut dapat menyebabkan kulit perajangan dan pengeringan di lemari
mengalami kekeringan dan iritasi (Dyer, D.L., pengering selama 2-3 hari. Bakteri Escherichia
dkk., 1998; Block, S., 2001) coli dan Staphylococcus aureus diperoleh dari
Hal tersebut mendorong Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Farmasi
pengembangan produk hand sanitizer dengan FMIPA UII. Bahan- bahan formula gel ekstrak
menggunakan berbagai macam ekstrak daun tembakau diperoleh dari Laboratorium
tanaman obat yang memiliki aktivitas teknologi Jurusan Farmasi FMIPA UII.
antibakteri sebagai zat aktifnya. Salah satu Daun tembakau yang sudah kering
tanaman yang berpotensi untuk dapat selanjutnya dimasukan ke dalam bejana
diaplikasikan sebagai bahan aktif dalam maserasi , dimasukan pelarut etil asetat hingga
sediaan hand sanitizer antara lain tembakau serbuk terendam semuanya dengan
(Nicotiana tabacum). Beberapa penelitian perbandingan simplisia kering : pelarut yaitu 3 :
menyatakan bahwa ekstrak daun tembakau 20 ( g/ml) . Proses penyarian maserasi ini
memiliki kandungan senyawa sebagai dilakukan selama 2x24 jam dengan sering
antimikroba (Leffingwell, J.C., 1999; Palic, R., dilakukan pengadukan agar merata. Rendaman
dkk., 2002; Wang, H., dkk., 2008; Zaidi, M.I., dkk., tersebut disaring menggunakan corong
2012) Minyak atsiri yang terkandung dalam Buchner . Ekstrak cair daun tembakau yang
daun tembakau terbukti memiliki aktivitas didapat dari proses maserasi dipekatkan
antibakteri terhadap beberapa bakteri patogen dengan alat rotary evaporator dengan suhu
seperti Eschericia. coli, Staphylococcus aureus 600C hingga diperoleh ekstrak kental.
dan Pseudomonas aeruginosa. Hasil dari
penelitian lain juga menunjukkan bahwa 2.2. Uji aktivitas antibakteri ekstrak daun
polifenol dari daun tembakau mampu tembakau menggunakan metode disk difussion
menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia (Kirby – Bauer)
coli, Staphylococcus aureus dan Bacillus subtilis Sebelum pengujian, suspensi bakteri uji
(Zaidi, M.I., dkk., 2012) Berdasarkan hal dipreparasi terlebih dahulu hingga memiliki
tersebut, maka pada penelitian ini sediaan gel jumlah koloni sebesar 1,5 x 108 CFU/mL.
hand sanitizer dibuat dengan menggunakan dengan cara menambahkan larutan NaCl 0,9%
ekstrak etil asetat daun tembakau (Nicotiana hingga kekeruhannya setara dengan standar Mc
tabacum) sebagai zat aktif antibakteri. farland. Suspensi bakteri yang telah disetarakan
Pada formulasi gel ekstrak daun tersebut selanjutnya diambil sejumlah 0,2 mL
tembakau digunakan karbopol940 sebagai untuk dimasukkan ke dalam 20 mL media
gelling agent dan TEA (Trietanolamin) sebagai Nutrient Agar.
penetral pH sekaligus sebagai penstabil Ekstrak etil asetat daun tembakau
karbopol940. Dalam penelitian ini optimasi dipreparasi dengan pengulangan 2x
formulasi dilakukan dengan menggunakan pengenceran menggunakan etil asetat sebagai
metode SLD (Simplex Lattice Design). Metode ini pelarut, sehingga diperoleh konsentrasi 100
dapat diterapkan untuk menentukan proporsi mg/mL-1,25 mg/mL. Diambil sebanyak 10 µl
yang ideal dari bahan-bahan digunakan untuk dari masing-masing sampel tersebut untuk
diteteskan ke dalam paperdisk blank kemudian
18 | T. Rahayu, dkk. /Jurnal Ilmiah Farmasi 12(1) Januari-Juli 2016, 16-24

dibiarkan hingga kering selama 5 menit, terbentuk gel yang homogen dan ditambahkan
kemudian dilakukan inkubasi pada suhu 37˚C pengharum oleum rosae tetes demi tetes hingga
selama 24 jam. Pada pengujian tersebut bau sediaan menjadi harum.
digunakan etil asetat sebagai kontrol negatif
dan gentamisin sebagai kontrol positif. Zona 2.4. Uji stabilitas fisik sediaan gel ekstrak daun
hambat yang terbentuk kemudian diukur tembakau
diameternya menggunakan scan 500 dan a. Uji Organoleptis
ditentukan KHM ekstrak tembakau. KHM yang Uji organoleptis merupakan uji
dihasilkan dijadikan sebagai acuan jumlah evaluasi yang berdasarkan pengamatan
ekstrak etil asetat daun tembakau yang secara fisik terhadap sediaan yang
digunakan dalam formula gel yang akan dibuat. meliputi deteksi mouthfeel dan
penampakan. Uji organoleptis yang
2.3. Cara pembuatan sediaan gel dilakukan pada percobaan ini berupa
Formula dibuat berdasarkan susunan warna, bau, dan rasa.
formula yang tertera pada Tabel 1. Aquadest b. Uji homogenitas
dipanaskan , kemudian masukan carbopol dan Uji homogenitas yaitu
dikembangkan dalam air yang mendidih pengamatan sediaan gel secara visual.
( campuran a), ekstrak daun tembakau Pengamatan ini dilakukan dengan cara
dipanaskan lalu dicampurkan propilen glikol , mengambil sedikit gel lalu diletakan
metil paraben, propil paraben yang telah pada gelas objek dan ditutup
dipanaskan diaduk hingga homogen (campuran menggunakan gelas objek lain. Gel
b), kemudian campuran b dimasukan kedalam tersebut homogen apabila tidak
campuran a secara bertahap dan ditambahkan terdapat partikel yang tidak bercampur.
aquadest hingga volume yang dikehendaki dan Pengujian dilakukan pada hari pertama
dihomogenizer . setelah itu, tambahkan TEA pembuatan gel.
tetes demi tetes sampai diaduk perlahan hingga

Tabel 1. Formulasi gel ekstrak daun tembakau


Bahan Formula 1 Formula 2 Formula 3 Formula 4 Formula 5
Ekstrak daun 1,25 g 1,25 g 1,25 g 1,25 g 1,25 g
tembakau
Carbopol 940 0,4 g 0,6 g 0,8 g 1g 1,2 g
Trietanolamin 0,9 g 0,7 g 0,5 g 0,3 g 0,1 g
(TEA)
Metil paraben 0,18 g 0,18 g 0,18 g 0,18 g 0,18 g
Propil paraben 0,02 g 0,02 g 0,02 g 0,02 g 0,02 g
Propilen glikol 37,5 g 37,5 g 37,5 g 37,5 g 37,5 g
Oleum rosae 0,3 g 0,3 g 0,3 g 0,3 g 0,3 g
Aquadest 59,25 g 59,25 g 59,25 g 59,25 g 59,25 g
Total 100 g 100 g 100 g 100 g 100 g

c. Uji pH kertas pH indicator universal yang


Uji pH dilakukan untuk kemudian ditentukan nilai pH sediaan
mendapatkan nilai pH pada sediaan dan dengan membandingkan warna pada
mengetahui tingkat keasaman atau standar warna pH yang telah ditetapkan.
kebasaan dari sediaan sehingga dapat d. Uji Daya Lekat
diperkirakan pH yang cocok untuk kulit Daya lekat gel diuji denga cara
pada sediaan gel hand sanitizer. Uji pH meletakan gel 0,05 gram diatas object
pada percobaan ini dilakukan secara glass yang telah ditentukan luasnya.
manual yaitu dengan menggunakan Kemudian diletakkan object glass yang
19 | T. Rahayu, dkk. /Jurnal Ilmiah Farmasi 12(1) Januari-Juli 2016, 16-24

lain diatas gel tersebut dan ditekan diketahui antara nilai hasil prediksi dengan
dengan beban 1 kg selama 5 menit, nilai hasil uji stabilitas fisik gel apakah berbeda
setelah itu beban dilepaskan. secara bermakna atau tidak dengan
Selanjutnya dicatat waktunya saat menggunakan one sample t-test. Uji stabilitas
kedua object glass terlepas. fisik pada formula optimum gel ekstrak daun
e. Uji Viskositas tembakau sama dengan uji stabilitas fisik
Viskositas menunjukkan sediaan gel yang telah dibuat sebelumnya yaitu
kekentalan suatu bahan yang diukur meliputi uji organoleptis, homogenitas , pH,
dengan menggunakan alat viscometer. viskositas, daya lekat dan daya sebar gel
Viscometer yang digunakan adalah ekstrak daun tembakau .Pengujian ini
viscometer Brookfield. Viskositas yang dilakukan pada Minggu ke- 0,1,2,3 dan 4.
baik akan memiliki nilai yang tinggi.
semakin tinggi viskositas suatu bahan, 2.7. Uji aktivitas antibakteri formula optimum
maka bahan itu akan semakin stabil hand sanitizer ekstrak etil asetat daun tembakau
karena mengalami pergerakan partikel menggunakan metode difusi sumuran
cenderung lebih sulit dengan semakin Sebelum pengujian bakteri dipreparasi
kentalnya suatu bahan. dengan cara yang sama seperti yang telah
f. Uji Daya Sebar dijelaskan pada metode difusi cakram kertas.
Diuji dengan menggunakan dua Pada media agar dibuat sumuran dengan
lempengan kaca, diukur daya sebarnya diameter 0,6 cm. Pada setiap sumuran
pada permukaan kaca. dimasukkan sediaan gel ekstrak etil asetat daun
tembakau sebanyak 0,1 gram (perlakuan), 0,1
2.5. Penentuan Formula Optimum dengan gram blanko sediaan gel tanpa ekstrak (kontrol
metode Simplex Lattice Design ( SLD) negatif) dan 0,1 gram sediaan gentamisin
Penentuan formula ini dilakukan topikal (kontrol positif). Petridish kemudian
dengan cara memasukan hasil uji stabilitas fisik diinkubasi pada suhu 37° C selama 24 jam.
( viskositas, daya lekat, daya sebar dan pH ) Aktivitas antimikroba akan diperlihatkan
dari lima Formula gel ekstrak daun tembakau berupa zona hambatan (diameter jernih di zona
ke dalam program software Design Expert sumuran). Besarnya zona hambat diukur
version 8.0.7.1 dengan metode Mixture Simplex dengan menggunakan alat scan 500. Pengujian
Lattice , untuk mengetahui Formula mana yang dilakukan pada minggu ke-0 dan minggu ke-4
optimum sesuai dengan syarat range sediaan untuk mengetahui daya antibakteri sediaan
gel . Grafik yang didapat dari Numerical sebelum dan sesudah dilakukan penyimpanan.
Optimization akan menunjukan prediksi
formula yang optimum terpilih dan
memberikan nilai dari respon yang diberikan. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Hasil uji aktivitas antibakteri ekstrak daun
2.6. Uji stabilitas fisik sediaan Formula optimum tembakau menggunakan metode disk diffusion
gel ekstrak daun tembakau ( Kirby – Bauer )
Tujuan uji stabilitas fisik formula gel Uji aktivitas antibakteri ekstrak daun
optimum ini yaitu untuk melihat kestabilan tembakau ini merupakan uji pendahuluan yang
sifat fisik dari gel ekstrak daun tembakau dalam dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui
waktu penyimpanan selama 4 minggu dan jumlah minimum ekstrak daun tembakau yang
membandingkan nilai respon sifat fisik formula dapat menghasilkan penghambatan
optimum gel ekstrak daun tembakau antara pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus
hasil prediksi dari metode Simplex Lattice dan Eschericia coli. Hasil yang diperoleh
Design ( SLD ) menggunakan software Design kemudian dijadikan sebagai acuan jumlah
Expert version 8.0.7.1. Dari nilai hasil uji ekstrak tembakau sebagai zat aktif yang akan
stabilitas fisik formula optimum ini akan ditambahkan dalam sediaan hand sanitizer. Uji
20 | T. Rahayu, dkk. /Jurnal Ilmiah Farmasi 12(1) Januari-Juli 2016, 16-24

aktivitas antibakteri dilakukan dengan terlebih Hasil aktivitas penghambatan bakteri


dahulu melakukan pengenceran ekstrak Eschericia coli menunjukan bahwa ekstrak daun
tembakau hingga diperoleh konsentrasi ekstrak tembakau memili potensi sebagai antibakteri
sebesar 10 mg/µL-1,5 µg/µL Pada masing- pada konsentrasi 100-0,25 mg dengan diameter
masing paper disk diteteskan sejumlah 10 µL zona hambat sebesar 11,97-7,4 mm. Sedangkan
ekstrak, didiamkan hingga pelarut menguap. ekstrak tembakau sejumlah 0,125mg sudah
Hasil penentuan diameter zona hambat uji tidak menghasilkan diameter zona hambat yang
aktivitas difusi diperlihatkan pada Tabel 2. memperlihatkan bahwa jumlah minimal
Hasil uji aktivitas antibakteri dengan ekstrak daun tembakau yang memberikan
metode difusi, menunjukan bahwa ekstrak aktivitas antibakteri adalah sebesar 0,25 mg.
daun tembakau sebesar 100-0,06 mg, memiliki Antibiotik gentamisin yang digunakan sebagai
aktivitas penghambatan pertumbuhan terhadap kontrol positif, menghasilkan diameter zona
Staphylococcus aureus dengan diameter zona hambat rata-rata sebesar 17,07 mm. Tidak
hambat sebesar 13,83-7,4 mm. Sedangkan dihasilkannya zona hambat oleh etil asetat
ekstrak tembakau sebesar 0,03 mg sudah tidak sebagai pelarut, membuktikan bahwa aktivitas
menghasilkan zona hambat. Hal tersebut antibakteri ekstrak tembakau pada
menunjukkan bahwa jumlah minimal ekstrak Staphylococcus aureus tidak dipengaruhi oleh
tembakau yang dapat memberikan efek pelarutnya.
penghambatan terhadap bakteri Staphylococcus
aureus adalah 0,06 mg.

Tabel 2. Hasil penentuan diameter zona hambat uji aktivitas difusi


Staphylococcus aureus Eschericia coli
Jumlah ekstrak Diameter zona hambat Jumlah ekstrak Diameter zona hambat
(mg) (mm) (mg) (mm)
100 13,83 100 11,97
50 11,13 50 10,87
25 10,23 25 9,63
12,5 11,73 12,5 12,33
6,25 10,37 6,25 10
3,12 9,77 3,12 9,37
1,9 9,63 2,5 8,37
0,5 8,5 1,25 7,67
0,25 8,9 0,5 7,03
0,125 8,5 0,25 7,4
0,06 7,4 0,125 0
0,03 0

3.2. Hasil perhitungan Simplex Lattice Design berpengaruh dalam mengubah nilai pH adalah
respon nilai pH, daya sebar dan daya lekat TEA (6,46) dibanding karbopol (3,42). Interaksi
Berdasarkan grafik Simplex Lattice antara kedua komponen karbopol dan TEA
Design respon nilai pH, daya sebar dan daya pada masing-masing formula memberikan
lekat, dapat disusun persamaan yang disajikan pengaruh negatif yaitu mengurangi nilai pH
dalam Tabel 3. Berdasarkan data tersebut, dengan koefisien 1,78. Karbopol cenderung
dapat diamati bahwa nilai masing-masing bersifat asam. Karbopol sebagai gelling agent
parameter yang didapat bervariasi setiap dalam gel cenderung stabil jika memiliki nilai
formula. Adanya perbedaan nilai-nilai tersebut, pH 6. Stabilitas dalam sediaan akan terganggu
ini disebabkan adanya variasi kadar Karbopol jika karbopol memiliki nilai pH dibawah 3 (31).
dan TEA dalam setiap formula. Oleh karena itu penambahan Trietanolamin
Pada persamaan yang dihasilkan dari penting sebagai yaitu sebagai penstabil pH
respon pH diketahui bahwa faktor yang paling sediaan sehingga tidak mempengaruhi
21 | T. Rahayu, dkk. /Jurnal Ilmiah Farmasi 12(1) Januari-Juli 2016, 16-24

stabilitas kimia sediaan selama masa mempengaruhi perubahan nilai viskositas pada
penyimpanan. gel karena fungsi TEA bukan sebagai gelling
Persamaan simplex lattice design untuk agent, namun pemberian TEA akan
respon viskositas menunjukkan bahwa berpengaruh terhadap bertambahnya
karbopol memberikan pengaruh positif dalam viskositas gel apabila dicampur bersama
memperbesar nilai vikositas gel dengan nilai dengan karbopol. Hal ini dibuktikan dalam
koefisien 6098. Sedangkan TEA memberikan persamaan yang memperlihatkan bahwa
pengaruh terhadap perubahan viskositas gel campuran karbopol dan TEA memberikan
dengan nilai koefisien 6960. Penambahan TEA respon positif dengan nilai koefisien sebesar
dalam gel tanpa karbopol tidak akan 20869.

Tabel 3. Hasil perhitungan Simplex Lattice Design respon nilai pH, daya sebar dan daya lekat

Respon Persamaan Simplex Lattice Design


Nilai pH Y = 3,42 (A) + 6,46 (B) – 1,78 (A) (B)
Viskositas Y = 6098 (A)-6960 (B)+20869 (A)(B)
Daya lekat Y = 0,315 (A) + 0,244 (B) + 0,035 (A)(B)
Daya sebar Y = 3,45 (A) + 7,52 (B) – 5,19 (A)(B)
Keterangan :
A: Fraksi komponen karbopol, B: Fraksi komponen Trietanolamin ( TEA )

Persamaan simplex lattice design untuk formula dan nilai respon ideal dari masing-
respon daya lekat menunjukkan bahwa masing sifat fisik sediaan gel (pH, viskositas,
proporsi karbopol memberikan respon positif daya lekat dan daya sebar) yang didapatkan
yaitu memperbesar nilai daya lekat pada gel dari pustaka. Berdasarkan pustaka, nilai respon
dengan nilai koefisien 0,315, lebih besar ideal untuk pH adalah 4,5 – 6,5, viskositas
pengaruhnya dibandingkan dengan TEA 2000-4000 Cp dan daya sebar gel yang baik
(0,244). Pencampuran antara karbopol dan TEA yaitu antara 5 – 7 cm (Garg, A., D., dkk., 2002;
dalam sediaan memperlihatkan nilai koefisien Niazi, K.& Sarfaraz., 2004; Rowe, R.C., dkk.,
positif 0,035. Kedua komponen tersebut dapat 2006). Respon daya lekat ditentukan oleh nilai
dinyatakan mampu memperbesar nilai daya yang diharapkan.
lekat sediaan gel. Program Design Expert version 8.0.7.1
Persamaan simplex lattice design untuk akan memilih satu formula yang dianggap
respon daya sebar menunjukkan bahwa memiliki desirability paling tinggi, sehingga
pengaruh proporsi dari TEA (7,52) mampu formula optimum yang terpilih akan
memberikan respon positif dimana akan menghasilkan sifat fisik gel yang sesuai dengan
meningkatkan nilai daya sebar gel yang diharapkan. Nilai desirability yang baik
dibandingkan karbopol (3,45). Pencampuran adalah yang mendekati 1. Countor plot
antara komponen fraksi karbopol dengan fraksi diperlihatkan pada Gambar 1. Berdasarkan
TEA memberikan respon negatif dengan Countour plot pada gambar tersebut diperoleh
koefisien nilai 5,19 terhadap respon daya sebar titik optimum yang ditandai dengan sebuah
gel , karena semakin tinggi kadar karbopol akan kotak bertuliskan Prediction yang disertai
membuat gel semakin kental sehingga nilai dengan nilai desirability yang diberikan yaitu 1.
daya sebar gel semakin kecil. Titik formula optimum tersebut menunjukkan
Grafik counter plot dapat diperoleh bahwa formula optimum sediaan gel ekstrak
melalui menu Numerical Optimization pada daun tembakau yang dapat memberikan sifat
program software Design Expert version 8.0.7.1 fisik sediaan yang mendekati ideal, adalah
dengan metode Mixture Simplex Lattice. formula I yang merupakan formula dengan
Counter plot dapat dihasilkan dengan cara kombinasi proporsi karbopol dan TEA (0,4
memasukkan nilai respon masing-masing gram dan 0,9).
22 | T. Rahayu, dkk. /Jurnal Ilmiah Farmasi 12(1) Januari-Juli 2016, 16-24

Gambar 1 : Formula optimum gel terpilih dari Countour Plot

3.3. Hasil perbandingan antara sifat fisik program. Hasil data perbandingan analisis
formula optimum gel ekstrak daun tembakau statistik dapat dilihat pada Tabel 4. Hasil
yang dihasilkan dengan prediksi program Design tersebut menunjukkan bahwa formula yang
Expert dihasilkan memiliki sifat fisik yang sesuai
Hasil uji sifat fisik forrmula optimum gel dengan prediksi. Semua parameter sifat fisik
ekstrak daun tembakau dibandingkan dengan memiliki nilai signifikansi lebih besar dari 0,05,
nilai prediksi fisik gel yang diperoleh dari sehingga dapat disimpulkan bahwa
program Design Expert dengan analisis statistik perbandingan data prediksi program dengan uji
menggunakan one sample t-test. Perhitungan stabilitas fisik formula optimum gel ekstrak
tersebut dimaksudkan untuk mengetahui daun tembaka tidak berbeda signifikan yang
sehingga perbedaan antara hasil evaluasi gel ditunjukkan dengan tanda + (positif).
yang telah dibuat dengan hasil prediksi dari

Tabel 4. Perbandingan hasil uji sifat fisik formula optimum gel ekstrak daun tembakau dengan
prediksi program
Sifat Fisik Prediksi perhitungan Hasil uji sifat fisik gel Sig. (2- tailed) keterangan
program
pH 6,49 6,47 0,556 +
Viskositas 3999,71 4033 0,839 +
Daya Lekat 0,360 0,41 0,423 +
Daya Sebar 6,195 5,17 0,280 +

3.4. Hasil Uji Stabilitas Fisik Formula Optimum minggu. Uji stabilitas fisik yang dilakukan
Gel Ekstrak Daun Tembakau meliputi uji pH, uji viskositas, uji daya lekat dan
Hand sanitizer yang telah dibuat uji daya sebar. Sedangkan uji aktivitas
berdasarkan formula optimum (hasil antibakteri sediaan hand sanitizer dilakukan
perhitungan SLD) kemudian disimpan pada dengan membandingkan formula sebelum
suhu kamar ( ± 25ᵒC) selama 4 minggu. Selama penyimpanan dan sesudah penyimpanan
kurun waktu tersebut dilakukan pengujian selama 4 minggu. Hasil tersebut diperlihatkan
stabilitas fisik gel ekstrak daun tembakau tiap pada Tabel 5.
23 | T. Rahayu, dkk. /Jurnal Ilmiah Farmasi 12(1) Januari-Juli 2016, 16-24

Nilai pH yang dihasilkan oleh sediaan relatif tidak kental sehingga mudah untuk
sebesar 6,5. Yang masih berada dalam rentang dituang serta memiliki daya sebar yang luas.
nilai pH yang setara dengan nilai pH kulit (4,5- Hasil uji daya lekat, menunjukkan tidak adanya
6,5). Hasil pengujian viskositas sediaan gel perbedaan nilai daya lekat selama empat
menunjukkan adanya penurunan viskositas minggu penyimpanan. Hasil uji daya sebar gel
sediaan gel selama empat minggu masa menunjukkan terjadi peningkatan daya sebar
penyimpanan, sehingga gel dapat dikatakan pada masa penyimpanan gel selama empat
tidak stabil. Hal tersebut dapat terjadi karena minggu. Daya sebar ini berhubungan terbalik
kadar karbopol yang digunakan (0,4%), dengan kekentalan sediaan gel. Hal ini
dibawah rentang karbopol yang dianjurkan dibuktikan dengan nilai viskositas gel yang
sebagai gelling agent (0,5-2%). Penggunaan semakin menurun selama empat minggu
karbopol sebagai gelling agent tidak penyimpanan sehingga mempengaruhi niali
ditambahkan dalam konsentrasi yang tinggi, daya sebar gel yang semakin membesar.
dimaksudkan agar dihasilkan sediaan gel yang

Tabel 5. Hasil uji fisik sediaan hand sanitizer formulasi optimum ekstrak daun tembakau
Waktu Parameter uji
pH Viskositas (Cp) Daya Lekat (detik) Daya Sebar (cm)
Minggu 0 6,4 4033 0,41 5,17
Minggu 1 6,4 4027 0,39 5,88
Minggu 2 6,4 3888 0,35 7,62
Minggu 3 6,5 3447 0,41 7,75
Minggu 4 6,5 3347 0,37 7,43

3.5. Hasil uji aktivitas antibakteri formula optimum gel ekstrak daun tembakau

Tabel 6. Hasil uji aktivitas antibakteri formula optimum gel ekstrak daun tembakau terhadap
bakteri uji
Bakteri Uji Sampel Diameter Zona Hambat ( mm )
Minggu ke-0 Minggu ke-4
Staphylococcus aures Kontrol ( + ) 18,5 18,2
Kontrol ( - ) 7,8 11,5
Gel ekstrak tembakau 11,9 13,4
Eschericia coli Kontrol ( + ) 13,3 13,7
Kontrol ( - ) 9,6 10,7
Gel ekstrak tembakau 11,2 12,5

Uji aktivitas antibakteri ini bertujuan bakteri Staphylococcus aureus dan Eschericia
untuk mengetahui efektifitas ekstrak tembakau coli pada minggu ke-0 dengan minggu ke-4
jika diaplikasikan dalam sediaan gel. Hasil menunjukkan perbedaan ukuran. Hal yang
pengujian dipaparkan pada tabel..Gel tanpa sama terjadi pula pada pengukuran zona
ekstrak atau kontrol negatif menghasilkan hambat bakteri oleh kontrol negatif. Hasil
aktivitas antibakteri, tetapi zona hambat yang pengujian tersebut dapat dikaitkan dengan
dihasilkan kontrol negatif lebih kecil dari zona hasil yang diperoleh pada pengujian stabilitas
hambat yang dihasilkan oleh gel yang fisik. Pada pengujian fisik sediaan diketahui
mengandung ekstrak daun tembakau, hal ini adanya penurunan nilai viskositas dan
menandakan bahwa gel memiliki aktivitas peningkatan daya sebar sediaan setelah masa
antibakteri yang lebih baik jika ditambahkan penyimpanan 4 minggu. Sediaan yang semakin
ekstrak daun tembakau sebagai zat aktifnya. rendah viskositasnya akan memiliki daya sebar
Diameter zona hambat formula dan kemampuan berdifusi yang relatif tinggi.
optimum gel ekstrak daun tembakau terhadap Hal tersebut menyebabkan efektivitas sediaan
24 | T. Rahayu, dkk. /Jurnal Ilmiah Farmasi 12(1) Januari-Juli 2016, 16-24

dalam menghambat pertumbuhan bakteri Jones,D.,2008, Fast track – Pharmaceutics-


menjadi lebih tinggi, sehingga zona hambat Dosage Form and Design,
bakteri uji yang dihasilkan sediaan pada Pharmaceutical Press, London.
minggu ke-4 menjadi lebih besar dibanding Leffingwell, J.C., 1999, Basic Chemical
zona hambat yang diukur pada minggu ke-0. Constituents of Tobacco Leaf and
Differences among Tobacco Types,
KESIMPULAN Tobacco : Produstion, Chemistry , and
Karbopol dan Trietanilamin (TEA) Technology ., Blackwell Science.
dengan variasi kadar yang berbeda akan Georgia, USA
mempengaruhi sifat fisik gel yang dihasilkan. Niazi, K. Sarfaraz., 2004, Handbook of
Formula optimum yang diperoleh berdasarkan Pharmacetical Manufacturing
prediksi program Design Expert adalah pada Formulations, CRC Press, Florida.
Formula I yang memiliki kadar Karbopol 940 Palic, R., Stojanovic, G., Alagic, S., Nikolic, M.,
0,4 gram dan TEA 0,9 gram. Karbopol Lepojevic, Z., 2002, Chemical
merupakan faktor yang paling dominan Composition and Antimicrobial
meningkatkan viskositas dan daya lekat TEA Activity of The Essential Oil and CO2
merupakan faktor yang paling dominan Extracts of The Oriental Tobacco,
menaikkan pH dan daya sebar. Prilep, Flavour and Fragrance Journal
17: 323-326.
DAFTAR PUSTAKA Rowe, R.C.,Shesky, P.J., Owe, S.C., 2006,
Handbook of Pharmaceutical Excipient,
Block, S., 2001, Disinfection, Sterilization and Ed, Pharmaceutical Press. Inc., London.
Preservation, 4th, Edition. Williams Wang H., Zhao M., Yang B., Jiang Y., Rao G., 2008,
and Wilkins. P Identification of polyphenols in
Dyer, D.L., Gerenraich, K.B., dan Wadhams, P.S., tobacco leaf and their antioxidant and
1998, Testing a New Alcohol – Free antimicrobial activities. Food Chem,
HandSanitizer to Combat Infection, 107, 1399–1406
AORN Journal, Vol. 68, No. 4, 239 – 251. Zaidi, M.I., Watto, F.H., Watto, H.S., Tirmizi, S.A.,
Garg, A., D. Aggarwal, S. Garg, dan A.K. Sigla. Salman, S., 2012, Antibacterial
2002. Spreading of Semisolid Activities Of Nicotine and its Zinc
Formulation USA:Pharmaceutical Complex, African Journal Of
Technology. Pp. 84-104 Microbiology Research .,Volume 6
( 24).

Das könnte Ihnen auch gefallen