Sie sind auf Seite 1von 13

Peningkatan Kinerja Melalui Orientasi Kewirausahaan, Kemampuan

Manajemen, dan Strategi Bisnis


(Studi pada Industri Kecil Menengah Bordir di Jawa Timur)

Rahayu Puji Suci


Fakultas Ekonomi, Universitas Widyagama
Jl. Borobudur 12 & 35, Malang
Email: poppyrus@yahoo.co.id

ABSTRACT
This research is conducted to investigate the influence of entrepreneurship orientation with
emphasis on the management skills of the entrepreneur, and business strategy towards performance.the
research is applied to the small and middle enterprise (sme) of embroidery industries in east java which
have to encounter dynamic and uncertain environment and high intensity competition and need good
management skills and appropriate business strategy in order to win in the competition. The population
of the research is the entrepreneurs who are also the owners and managers of the small and middle
embroidery industries in east java. The research used survey method and for that reason samples are
needed. The sampling techniques needed two stages (it was a two stage technique). The total samples
were 314 samples taken from 5 research areas. Meanwhile, the testing of the influence of management
skills variable towards business strategy showed that the business strategy was influenced by the
management skills of sme. Besides, the management skills influence performance, the higher the
management skills of the entrepreneurs the higher their performance.

Keywords: entrepreneurship orientation, management skills, business strategy, performance.

PENDAHULUAN orientasi kewirausan terdiri atas unsur (1) need for


achievement (2) internal locus of control (3) self-
Kewirausahaan (entrepreneurship) telah lama reliance dan (4) extroversion. Steward et al (2003)
didiskusikan, diteliti, dan juga dirasakan manfaatnya. juga meneliti aspek kewirausahaan dengan unsur (1)
Cantillon pada tahun 1755 menyatakan bahwa achievement (2) innovation dan (3) risk terhadap goal
sirkulasi barang/jasa dilakukan oleh para wirausaha orientation dengan membandingkan antara sikap
atau ’entrepreneurs’ (dalam Ekuland Jr dan Herber, wirausaha di USA dibandingkan dengan di sikap
1990). Peran dari para “entrepreneur” juga telah wirausaha di Rusia. Demikian pula Vitale, Giglierano
dapat dirasakan manfaatnya di negara maju seperti dan Miles (2003 hal 4) menguji pengaruh orientasi
United State of America (USA). Koratko dan kewirausahaan yang terdiri atas unsur (1) innovating,
Hodgetts (2004, hal 5) menyatakan bahwa “the US
(2) acting proactively dan (3) managing risk
Success has at least three entrepreneurial components
terhadap performance atau growth.
(l) large firms (2) new entreprenuerial companies
Jumlah ‘small business owner–manager’ di
have been blossoming and (3) smaller firms have
Indonesia yang sangat besar jumlah, walaupun
been founded, including many established by women,
hampir separuhnya bekerja dis ektor informal juga
minorities, and immigrants”.
menjadi salah satu alasan mengapa dilakukan
Rancangan penelitian akan diaplikasikan sektor
penelitian ini. Sethuraman (1985, p720; Idrus 1999)
industri kecil dan menengah (IKM) yang mempunyai
melaporkan bahwa besarnya proporsi orang yang
lingkungan yang dinamis penuh ketidak pastian
bekerja disektor informal (yang meliputi self-
(seperti pesaing, pelanggan, supplier, regulator dan
employed dan self-employed assisted temporarily
asosiasi usaha), dan intensitas persaingan yang tinggi
by family) di Indonesia adalah:
(seperti price, product, technology, distribution,
manpower, dan raw material-lihat pada Hashim, Wafa a. 49.24% disub sektor perdagangan (trade &
and Sulaiman, 2001) serta membutuhkan kemampuan restourant).
manajemen yang baik, yaitu pada usaha IKM Bordir b. 18.66%, di subsektor pengolahan dan
di Jawa Timur. penggalian (mining & quarrying).
Dampak dari orientasi kewirausahaan terhadap c. 4.36% di sub sektor bangunan (construction).
“venture growth” (Growth of Sales and Profit) telah d. 5.36% di sub sektor transportasi dan
diteliti oleh Lee dan Tsang (2001 hal 599) di mana komunikasi, serta

46
Suci: Peningkatan Kinerja Melalui Orientasi Kewirausahaan, Kemampuan Manajemen, dan Strategi Bisnis 47

e. 18.52% di sub sektor pelayanan masyarakat 5. Mengkaji dan menganalisis pengaruh


(public service) dari total pekerja yang kemampuan manajemen terhadap kinerja pada
bekerja pada masing masing sub-sektor. industri kecil menengah bordir di Jawa Timur.
6. Mengkaji dan menganalisis pengaruh strategi
Data terakhir menunjukkan bahwa usaha bisnis terhadap kinerja pada industri kecil
kecil dan menengah di Indonesia terlihat pada menengah bordir di Jawa Timur.
Tabel 1 berikut ini.
Manfaat yang didapatkan dari penelitian ini yaitu:
Tabel 1. Perkembangan Jumlah Pelaku Usaha 1. Bagi pengembangan ilmu pengetahuan, hasil
Menurut Skala Usaha Tahun 2003-2004 penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan
JUMLAH (Unit) PERTAMBAHAN
bacaan dan informasi dalam penelitian lebih lanjut
NO SKALA USAHA 2003 2004 JUMLAH % maupun dalam mengembangkan ilmu penge-
1 Usaha Kecil (UK) 42.475.756 43.158.468 682.712 1,61 tahuan, terutama yang berkaitan dengan kinerja.
2 Usaha Menengah 59.580 63.361 3.781 6,35
(UM) 2. Bagi IKM bordir di Jawa Timur, dengan diketahui
Usaha Kecil dan 42.535.336 43.221.829 686.493 1,61 orientasi entrepeneur industri kecil menengah di
Menengah (UKM) jawa Timur maka diharapkan dapat disusun suatu
3 Usaha Besar (UB) 2.169 2.248 79 3,64
J U M LA H 42.537.505 43.224.077 686.572 1,61
bentuk pengembangan entrepreneur.
Sumber: BPS dan Menegkop. 2004 3. Bagi pemerintah, hasil penelitian ini diharapkan
dapat digunakan sebagai masukan bagi peme-
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rintah khususnya pemerintah Propinsi Jawa
dapat dirumuskan permasalahan penelitian Timur dalam mengembangkan dan menbina
sebagai ber-ikut: IKM bordir yang ada di Jawa Timur.
1. Apakah orientasi kewirausahaan berpengaruh 4. Bagi peneliti, hasil penelitian ini akan
terhadap kemampuan manajemen pada industri menambah pengetahuan dan wawasan peneliti
kecil menengah bordir di Jawa Timur? terutama dalam masalah yang berkaitan dengan
2. Apakah orientasi kewirausahaan berpengaruh IKM dalam kemampuan manajemen, strategi
terhadap strategi bisnis pada industri kecil bisnis, orientasi kewirausahaan dan kinerja.
menengah bordir di Jawa Timur?
3. Apakah kemampuan manajemen berpengaruh TINJAUAN PUSTAKA
terhadap kinerja pada industri kecil menengah
bordir di Jawa Timur? Orientasi Kewirausahaan
4. Apakah strategi bisnis berpengaruh terhadap
kinerja pada industri kecil menengah bordir di Berbagai literatur menggambarkan orientasi
Jawa Timur? kewirausahaan (entrepreneurial orientation) sebagai
5. Apakah orientasi kewirausahaan berpengaruh “entrepreneur personality” (Littunen,2000, Lee and
terhadap kinerja pada industri kecil menengah Tsang, 2001; Olson, 2000, hal 2). Dilain pihak
bordir di Jawa Timur Hisrich, Petes, and Shepherd, 2005, 62) menyatakan-
nya sebagai ‘entrepreneurial feelings’. Orientation
Berdasarkan perumusan masalah penelitian di atau personality atau feeling tersebut meliputi:
atas maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Entrepreneur’s achivement motivation (EAM)
1. Mengkaji dan menganalisis pengaruh orientasi (Littunen, 2000; Lee and Tsang, 2001) yang
kewirausahaan terhadap kemampuan meliputi :
manajemen pada industri kecil menengah a) Work ethis
bordir di Jawa Timur. b) Pursuit of excellence
2. Mengkaji dan menganalisis pengaruh orientasi c) Mastery in business
kewirausahaan terhadap strategi bisnis pada d) Dominance (leader)
industri kecil menengah bordir di Jawa Timur. b. Locus of Control (Littunen, 2000; Lee and
3. Mengkaji dan menganalisis pengaruh orientasi Tsang, 2000; Olson, 2000:5)
kewirausahaan terhadap kinerja pada industri a) By chance
kecil menengah bordir di Jawa Timur. b) By internal
4. Mengkaji dan menganalisis pengaruh kemampuan c) By external
manajemen terhadap strategi bisnis pada industri c. Self-Reliance (Lee and Tsang, 2001)
kecil menengah bordir di Jawa Timur. d. Extroversion (Lee and tsang, 2001)
48 JURNAL MANAJEMEN DAN KEWIRAUSAHAAN, VOL.11, NO. 1, MARET 2009: 46-58

e. Innovating (Lumpkin, 1996:151; Vitale, Strategi Bisnis


Giglierano and Miles, 2003:5)
f. Acting Proactivity (Proactiveness) (Lumpkin, Para ahli perencana strategi percaya bahwa
1996:151 ; Vitale, Giglierano and Miles, 2003:5) filosofi umum yang menggambarkan bisnis atau
g. Managing Risks (Risk Taking) ((Lumpkin, usaha perusahaan tercermin pada missi yang
1996:151; Olson, 2000:5) ; Vitale, Giglierano harus dapat diterjemahkan pada pernyataan
and Miles, 2003:5) dalam strategi bisnis yang ditetapkan.
h. Ambition (Olson, 2000:5) Perencanaan strategi bahwa strategi jangka
Menurut kaitannya dengan usaha kecil, maka panjang diturunkan dari usaha perusahaan untuk
perilaku wirausaha berwujud dalam dua hal, mencari dasar keunggulan bersaing dari strategi
yaitu: pada sisi efektifitas wirausahawan dalam generi (Pearch II dan Robinson, 2007) yaitu:
mengelola usahanya. Kedua, berkaitan dengan 1. Mengejar untuk mencapai biaya rendah
perencanaan usaha hingga sikap atau respon (overall Cost Leadership) dalam industri.
dalam pasar. Penggunaan strategi senantiasa Untuk pengendalian biaya dalam overal cost
mengikuti karakter dari wirausahawan itu leadership dilakukan efesiensi biaya yang
sendiri (McCarthy, 2003). Orientasi dapat diperoleh dari memiliki karyawan yang
kewirausahaan dari seorang pelaku wirausaha ber-pengalaman, pengendalian biaya
dapat menimbulkan peningkatan kinerja usaha everhead, meminimalkan biaya penelitian dan
(Brown, 1996; Covin dan Slevin, 1991). pengem-bangan, service, wiraniaga,
periklanan dan lain sebagainya.
Kemampuan Manajemen 2. Mengejar untuk mencaiptakan produk yang
unik untuk pelanggan yang bervariasi atau
Walaupun para peneliti memiliki pemikiran differensiasi (differentiation).
yang berbeda di dalam menetapkan berbagai Differensiasi dapat dilakukan melalui dimensi
atribut dari efektivitas managerial, tetapi pada citra rancangan atau merk, teknologi yang
dasarnya terdapat 3 komponen penting, yaitu digunakan, karakteristik khusus, service pada
perilaku yang sesuai, motivasi dan kemampuan pelanggan dan punya distribusi yang lebih baik.
(skill) (Latif, 2002). Pada penelitian ini lebih Keunggulan dalam menggunakan differensiasi
dikhususkan pada kemampuan manajemen. selain laba di atas rata-rata adalah kepekaan
Dalam penelitian ini kemampuan manajemen konsumen terhadap harga kurang, produk-
diukur dengan menggunakan 10 indikator, yang produk differensiasi menciptakan hambatan
digunakan dalam penelitian Latif (2002:379), yaitu: masuk yang tinggi dan posisi terhadap produk
1. Komunikasi verbal (verbal communication) pengganti juga tinggi.
2. Mengatur waktu dan tekanan (managing time 3. Mengejar untuk melayani permintaan khusus
and stress) pada satu atau beberapa kelompok konsumen
3. Mengatur keputusan individu (managing indi- atau industri. Memfokuskan (focusting) pada
vidual decisions) biaya atau diferensiasi.
4. Mengenali, menetapkan dan memecahkan
per-masalahan (recognizing, defining, and Strategi focus didasarkan pada usaha memenuhi
solving problems) kebutuhan khususnya dari pelanggan, dengan lini
5. Memotivasi dan mempengaruhi orang lain produk yang sedikit. Semua itu untuk menghindar dari
(motivating and influencing others) produk konsumen yang rawan terhadap perang iklan
6. Pendelegasian (delegating) dan introduksi produk baru yang pesat.
7. Menentukan tujuan dan mengartikulasikan Ketiga strategi bisnis di atas disebut juga
visi (setting goals and articulating a vision) dengan strategi generik yang dikembangkan oleh
8. Kesadaran diri (self-awareness) Porter (1980) yang digunakan untuk menghadapi
9. Membangun tim (team building) 5 (lima) kekuatan yang mempengaruhi industri.
10. Mengatur konflik (managing conflict)
Kinerja
Setiap usaha atau perusahan baik kecil atau
berskala besar dalam pengelolaannya untuk Kinerja adalah merujuk pada tingkat pencapaian
mencapai hasil yang efektif dan efisien penerapan atau prestasi dari perusahaan dalam periode waktu
prinsip-prinsip manajemen rsangat diperlukan, tertentu. Kinerja sebuah perusahaan adalah hal yang
peranan pimpinan atau pemilik usaha untuk
sangat menentukan dalam perkembangan perusahaan.
memahami dan mampu menjalankan fungsi-fungsi
Tujuan perusahaan yang terdiri dari: tetap berdiri atau
utama manajemen menjadi hal yang utama bagi
keberhasilan usaha dimasa mendatang. eksis (survive), untuk memperoleh laba (benefit) dan
Suci: Peningkatan Kinerja Melalui Orientasi Kewirausahaan, Kemampuan Manajemen, dan Strategi Bisnis 49

dapat berkembang (growth), dapat tercapai apabila Populasi penelitian ini adalah seluruh
perusahaan tersebut mempunyai performa yang entrepreneur yang sekaligus sebagai pemilik dan
baik. Kinerja (performa) perusahaan dapat dilihat manager skala kecil dan menengah Bordir di Jawa
dari tingkat penjualan, tingkat keuntungan, Timur. Menurut Hadi (2004:79) “…menentukan
pengembalian modal, tingkat turn over dan pangsa lebih dulu luas dan sifat-sifat populasi, memberikan
pasar yang diraihnya (Jauch dan Glueck (1988) batasan-batasan yang tegas, baru kemudian
menetapkan sampelnya.” Batasan populasi dalam
KERANGKA KONSEPTUAL DAN penelitian ini adalah IKM bordir dengan kriteria
HIPOTESIS PENELITIAN (kriteria IKM versi BPS):
− Volume penjualan ≤ Rp. 1 milyar
Penelitian ingin melihat serta menganalisis,
− Modal usaha diluar tanah dan gedung ≤ Rp.
seberapa besar pengaruh orientasi kewirausahaan,
200 juta
kemampuan manajemen, dan strategi bisnis
berpengaruh pada kinerja usaha. Sesuai dengan − Terdaftar/memiliki ijin usaha
uraian pada latar belakang masalah, landasan teori − Jumlah tenaga kerja antara 5 s/d 99
dan penelitian sebelumnya, maka disusun kerangka
konseptual penelitian sebagai berikut. Sampel

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini


H1 KEMAMPUAN H3 dilakukan dalam 2 tahap (two stage sampling). Tahap
MANAJEMEN
pertama penentuan area penelitian yang didasarkan
pada teknik purposive sampling yakni pengambilan
sampel area berdasarkan kriteria. Adapun kriteria
ORIENTASI KINERJA
pemilihan area adalah yang memiliki minimal 100
KEWIRAUSAHAAN H5
pengrajin bordir serta menjadi sentra.
Berdasarkan rumus Cochran (1991:85) di atas
dapat dijabarkan sebagai berikut:
STRATEGI
2 2 (0 ,5 )(0 ,5 )
H2 H4
BERSAING n = 0 ,05 2
1+
1 2 (0 ,5 )(0 ,5 ) − 1
2
Sumber: Kajian diolah penulis
4161 0 ,05 2
Gambar 1. Kerangka Konseptual 1
Penelitian Hipotesis Penelitian = 0 ,0025
H1: Orientasi kewirausahaan mempunyai 1+ 1 1 −1
pengaruh yang signifikan terhadap 4161 0 ,0025
kemampuan mana-jemen = 400
H2: Orientasi kewirausahaan mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap strategi bisnis 1 + 0 ,000240 (400 − 1 )
H3: Kemampuan manajemen dari pelaku usaha = 400
mempunyai pengaruh yang signifikan 1 + 0 ,09587
terhadap kinerja. = 365
H4: Strategi bisnis mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap kinerja.
H5: Orientasi kewirausahaan mempunyai Setelah jumlah sampel ditemukan sebanyak 365,
pengaruh yang signifikan terhadap kinerja langkah selanjutnya menghitung proporsi sampel
untuk masing-masing area penelitian teknik yang
METODE digunakan adalah proposional random sampling.
Setelah dilakukan penyebaran kuisioner kepada
PENELITIAN Obyek Penelitian responden, dari total 365 responden yang seharusnya
menjadi sampel penelitian ternyata hanya 314
Penelitian ini dilaksanakan di Propinsi Jawa responden yang dapat diproses lebih lanjut untuk
Timur yaitu di kabupaten dan kota yang memiliki
dianalisa. Sehingga terjadi missing data sebanyak 51
IKM Bordir. Waktu pelaksanaan penelitian
kuisioner. Hal ini terjadi karena ada sejumlah
direncanakan awal bulan September 2006.
50 JURNAL MANAJEMEN DAN KEWIRAUSAHAAN, VOL.11, NO. 1, MARET 2009: 46-58

kuisioner yang tidak seluruhnya diisi oleh responden fungsi-fungsi manajemen yang terdiri dari kemampu-
dengan berbagai alasan. Namun demikian dari 314 an untuk membuat perencanaan, mengorganisasi,
kuisioner yang dapat diperoleh tersebut masih mengarahkan atau melakukan penugasan dan
memungkinkan untuk dilakukan analisa dengan melakukan pengawasan. Untuk mengukur kemampu-
Structural Equation Modelling (SEM) karena masih an manajemen digunakan indikator yang dikembang-
sesuai dengan pedoman ukuran sampel yang kan dari penelitian Latif (2002:379) yeng telah
disarankan oleh Hair dkk (1995) tentang ukuran dimodifikasi sesuai dengan obyek yang diteliti, yaitu:
sampel, yaitu jumlah indikator dikali 5 sampai 10. 1. Kemampuan untik berkomunikasi dengan
Dalam penelitian ini jumlah indikator yang karyawan secara baik.
digunakan adalah sebanyak 48. Sehingga jika jumlah 2. Mampu mengantar barang tepat waktu.
tersebut dikalikan syarat minimal yaitu 5 kali, maka 3. Kemampuan membuat keputusan sendiri.
sebaiknya sampel berjumlah 240. Dengan demikian 4. Mampu menyelesaikan masalah usaha (pema-
kuisioner sejumlah 314 yang diperoleh dari penelitian saran, keuangan dan lain-lain)
masih memenuhi syarat untuk dianalisa dengan 5. Mampu mengarahkan dan memotivasi karyawan.
Structural Equation Modelling (SEM) 6. Mampu mendelegasikan pekerjaan dengan baik.
7. Mampu untuk membuat rencana strategi bisnis.
Definisi Operasional Variabel Penelitian 8. Memperhatikan perubahan lingkungan yabg
terkait dengan usaha.
a. Orientasi kewirausahaan 9. Membangun tim kerja yang handal
10.Mampu menyelesaikan konflik yang terjadi.
Orientasi kewirausahaan adalah perilaku
wira-usahawan dalam mengelola usahanya. c. Strategi bisnis
Untuk mengukur orientasi kewirausahaan
(entrepreneurial orientation) digunakan indikator Strategi bisnis adalah kemampuan pengusaha/
yang dikembangkan dari penelitian Lee dan perusahaan dalam analisis lingkungan eksternal dan
Tsang (2001:599) yang terdiri dari: internal perusahaan, perumusan (formulasi) strategi,
1. Tidak puas bila yang dinginkan belum pelaksanaan (implememtasi) rencana-rencana yang
diperoleh (Need for Achievment). dirancang untuk mencapai sasaran-sasaran perusaha-
2. Terus berusaha orang lain mengatakan tidak an, serta melakukan evaluasi untuk mendapatkan
mungkin (Need for Achievment). umpan balik dalam merumuskan strategi yang adakn
3. Terus bekerja dampai mencapai tujuan yang datang. Indikator-indikator yang digunakan adalah:
diinginkan (Need for Achievment). 1. Selalu memperkenalkan produk baru (diffe-
4. Apa yang dicapai adalah hasil kerja keras rentiation)
(Internal Locus of Control). 2. Menciptakan produk yang berbeda (diffe-
5. Untung atau ruginya usaha ditentukan oleh rentiation)
diri sendiri (Internal Locus of Control). 3. Melakukan riset pasar (differentiation)
6. Mampu menguasai diri (Internal Locus of 4. Menekan biaya lebih rendah dari pesaing (low
Control). cost)
7. Orang lain banyak yang dapat bekerja sebaik 5. Produk dengan biaya efesien (low cost)
saya (Self Reliance). 6. Perbaikan koordinasi berbagai produk (low cost)
8. Suka mengambil keputusan sendiri (Self 7. Pengoptimalan alat dan fasilitas produksi (low
Reliance). cost)
9. Saya lebih suka melibatkan teman (Self Reliance). 8. Melakukan analisis biaya (low cost)
10. Suka berjumpa dengan orang baru (Extroversion) 9. Peningkatan ketersediaan peralatan kerja (low
11. Berinisiatif untuk memulai pembicaraan cost)
(Extroversion) 10. Fokus terhadap pelanggan tertentu (focus strategy)
12. Menyukai banyak kesibukan (Extroversion) 11. Fokus terhadap produk tertentu (focus strategy)
12. Fokus terhadap segmen pasar tertentu (focus
b. Kemampuan Manajemen strategy)
Kemampuan manajemen (managerial skills) dari
d. Kinerja Usaha
para wirausaha (entrepreneur) merupakan sekum-
pulan keahlian dan kompetensi baik secara Kinerja (business performance) adalah merujuk
administratif maupun opersional dalam menjalankan pada tingkat pencapaian atau prestasi dari
perusahaan
Suci: Peningkatan Kinerja Melalui Orientasi Kewirausahaan, Kemampuan Manajemen, dan Strategi Bisnis 51

dalam periode waktu tertentu. Variabel dalam Artinya: informasi yang terkandung dalam data 53,8%
penelitian ini dikembanmkan dari kinerja yang dapat dijelaskan oleh model sedangkan 46,2 %
telah diteliti oleh Less dan Tsang (2001:599), dijelaskan oleh variabel lain diluar model dan error.
diwakili oleh venture growth yang terdiri atas
pertumbuhan penjualan, pertumbuhan keuntungan Tabel 3. Pengaruh langsung, pengaruh tidak
usaha. Adapun indikator-indikator yang digunakan langsung dan Keputusan
untuk mengukur variabel kinerja usaha dalah: Variabel Variabel Efek (p value) Keputusan
1. Peningkatan volume penjualan Independen Dependen Direct Indirect Total
2. Peningkatan aset perusahaan OK KM 0,740 0,000 0,740 *** Diterima
OK SB 0,743 0,000 0,743 *** Diterima
3. Profitabilitas usaha KM K 0,480 0,000 0,480 *** Diterima
SB K -0,045 0,000 -0,045 0,576 Ditolak
HASIL ANALISIS OK K -0,280 0,323 0,043 0,005 Diterima

Hasil pengujian hipotesis didapatkan bahwa Tabel 3 memperlihatkan bahwa pengaruh


langsung yang tertinggi adalah pengaruh orientasi
kelima hipotesis, yang dapat dilihat pada Tabel 2.
kewirausahaan terhadap strategi bersaing dan yang
,55 z10 GFI =,997 paling rendah adalah strategi bersaing terhadap
KM

,74
AGFI =,974 kinerja, terdapat saru hubungan yang memiliki
,48 ,11 pengaruh tidak langsung yaitu orientasi kewira-
OK -,28 Kinerja usahaan terhadap kinerja. Berdasarkan timing teori
-,04 z12
jalur yang tidak signifikan tidak akan dimasukkan
,74
kembali sehingga model akhir dapat digambarkan
SB sebagai berikut:
,55 GFI =,997
KM z 10

,55 AGFI =,974


z11 ,74
,48 ,11
Gambar 2. Hasil Analisis Jalur, Model Awal OK Kinerja

Tabel 2. Hasil Analisis Jalur -,28


z12
-,04
,74
Variabel Variabel Efek (p value) Keputusan
SB
Independen Dependen Direct Indirect Total
OK KM 0,740 0,000 0,740 *** Diterima ,55
OK SB 0,743 0,000 0,743 *** Diterima z 11

KM K 0,480 0,000 0,480 *** Diterima


SB K -0,045 0,000 -0,045 0,576 Ditolak Gambar. 3 Model Akhir
OK K -0,280 0,323 0,043 0,005 Diterima
Analisis path dalam bentuk persamaan disajikan PEMBAHASAN
sebagai berikut: Orientasi kewirausahaan berpengaruh positif
ZKM = 0.740OK + ε1
dan signifikan terhadap kemampuan
ZSB = 0.742OK + ε2
manajemen pada industri kecil menengah
ZKinerja = 0,480KM - 0.280OK + ε3
bordir di Jawa Timur
Pengaruh error ditentukan sebagai berikut:
2
Pei = 1− Hasil penelitian menunjukkan bahwa orientasi
Ri kewirausahaan berpengaruh positif dan signifikan
Pe1 = 1 − Ri2 = 1− 0.548 = 0.819 terhadap kemampuan manajemen seorang wira-
usahawan pada industri kecil menengah di Jawa
Pe2 = 1− R 2 = 1− 0.552 = 0. 834
i Timur. Dalam penelitian ini ada 4 (empat) hal penting
2
= 1− 0.107 = 0. 995 yang harus diperhatikan oleh seorang pengusaha agar
Pe3 = 1−
Ri dapat menguasai kemampuan manajemen yang baik.
Koefisien determinasi: Pertama, mempunyai keinginan untuk mencapai
2 2 2 2
tujuan yang kuat. Kedua, mempunyai keyakinan dan
Rm = 1 − Pei P P
e2 e3
gambaran tentang tingkat keberhasilan yang mampu
R2m = 1- (0.819)2. (0.834)2 (0.995)2 dicapai dari suatu usaha. Ketiga, memiliki rasa
= 1- 0,461898 percaya diri yang tinggi dalam setiap tindakan dan
= 0,538102 keputusan yang dilakukan. Dan Keempat, memiliki
52 JURNAL MANAJEMEN DAN KEWIRAUSAHAAN, VOL.11, NO. 1, MARET 2009: 46-58

sifat keterbukaan terutama yang berkaitan dengan diperlukan suatu strategi, sehingga perusahaan
lingkungan sekitarnya.dapat ditarik kesimpulan dapat unggul dibanding pesaingnya. Dalam konsep
sebenarnya orientasi kewirausahaan mendorong strategi pemasaran dikenal adanya 4P yaitu
wirausahawan melakukan kegiatan-kegiatan dalam product, price, place, dan promotion. Dalam
proses manajemen seperti merencanakan usaha kewirausahaan Suryana (2003) menyatakan
melalui identifikasi kesempatan, organizing dan marketing mix (4P) perlu ditambah 1P lagi yaitu
staffing melalui pengumpulan sumberdaya manusia Probe (Research and Development), sehingga
dan lainnya, directing dan coordinating melalui menjadi 5P. Probe menempati P yang pertama baru
pelaksanaan proses produksi atau perdagangan serta setelah itu product, price, place dan promotion.
evaluasi yang berkaitan dengan meminimalisasi resiko Penelitian dan pengembangan dalam kewira-
usaha dimasa-masa mendatang. usahaan merupakan strategi utama karena bersangkut
Orientasi kewirausahaan dan kemampuan paut dengan kreativitas dan inovasi yang merupakan
manajemen bersinergi baik secara sengaja atau bagian orientasi kewirausahaan, penelitian dan
tidak melalui inovasi dan gagasan kreatif yang pengembangan akan dapat dilaksanakan pada produk,
diwujudkan pengusaha dan dilaksanakan untuk harga, tempat dan promosi. Pengusaha berkembang
mencapai kinerja usaha yang menguntungkan. dan berhasil karena memiliki kemampuan penelitian
Pengaruh positif dan signifikan dari hasil dan pengembangan yang memadai sehingga tercipta
penelitian ini, bila dilihat di lapangan, dapat strategi bisnis yang tepat untuk menciptakan barang-
dicontohkan bahwa keyakinan yang tinggi dari barang bernilai dan unggul di pasar. Hal ini berarti
seorang pengusaha untuk mampu mengerjakan orientasi kewirausahaan berpengaruh terhadap strategi
bordir dengan motif yang cukup rumit, asalkan bisnis terutama dalam menganalisis lingkungan dan
tersedia contoh. Karena kendala yang biasa mereka memformulasi strategi.
hadapi adalah tidak adanya jenis kain dan corak Contoh lain yang ditemukan di lapangan bahwa
warna di sekitar tempat usaha (biasanya membeli pengusaha mempunyai orientasi kewirausahaan
sampai ke pusat kota seperti Surabaya, Bandung yang cukup tinggi terutama dilihat dari keinginan
sampai dengan di Jakarta). Contoh tersebut mencapai tujuan dan keyakinan bahwa keberhasilan
menunjukkan bahwa pengusaha tersebut memiliki itu adalah usaha dari dalam diri sendiri, sehingga
need for achievement, internal locus of control, self dalam melaksanakan strategi bisnisnya mereka
relience dan extroversion yang cukup tinggi. yakin mampu melaksanakan strategi low cost dan
differentiation yang banyak digunakan dalam
Orientasi kewirausahaan berpengaruh positif industri kecil menengah bordir di Jawa Timur.
dan signifikan terhadap strategi bisnis pada
industri kecil menengah bordir di Jawa Timur Kemampuan manajemen berpengaruh positif
dan signifikan terhadap kinerja usaha pada
Hasil penelitian menunjukkan bahwa industri kecil menengah bordir di Jawa Timur
orientasi kewirausahaan berpengaruh positif dan
signifikan terhadap strategi bisnis pada industri Hasil temuan penelitian menunjukkan bahwa
kecil menengah bordir di Jawa timur. kemampuan manajemen bepengaruh positif dan
Menurut McCarthy (2003) strategi dapat signifikan terhadap kinerja usaha pada industri kecil
diartikan sebagai arahan-arahan yang didasari oleh menengah bordir di Jawa Timur. Apabila seorang
skala organisasi dan keputusan atas produk, skala wirausaha memiliki kemampuan manajemen yang
pasar serta peningkatan unsur kompetitif. Hasil baik dalam hal ini kemampuan berkomunikasi,
penelitian Neshamba (2003) menyatakan bahwa kemampuan mengantar barang pesanan dengan
pemilik-pengelola usaha yang sukses mempunyai cepat, kemampuan membuat keputusan sendiri,
penekanan yang lebih tinggi terhadap orientasi kemampu-an menyelesaikan masalah usaha,
pasar dimana mereka menjual barang atau jasa.
kemampuan mengarahkan dan memotivasi karyawan,
Sedangkan Olson (2000) menyatakan bahwa tidak
mampu mendelegasikan pekerjaan, mampu
terbukti secara signifikan hubungan positif antara
toleransi resiko, locus of control, ambisi dengan membuat rencana strategi yang baik, kemampuan
keputusan memasuki pasar. melihat perubahan lingkungan, mampu membangun
Porter (1980) mengemukakan bahwa perubahan tim kerja yang handal serta memiliki kemampuan
harus menciptakan daya saing khususnya agar untuk menyelesaikan konflik internal, maka dia akan
memiliki posisi tawar menawar yang kuat (bergaining mendapatkan kepercayaan yang tinggi baik dari para
power) dalam persaingan. Untuk itu karyawannya ataupun dari konsumennya. Dengan
adanya keseimbangan baik dari sisi internal
Suci: Peningkatan Kinerja Melalui Orientasi Kewirausahaan, Kemampuan Manajemen, dan Strategi Bisnis 53

perusahaan yang kondusif maupun tingkat pertumbuhan assetnya ataupun pertumbuhan


kepercayaan konsumen dalam hal ketepatan dari keuntungannya.
proses pemesanan barang, hal ini akan berdampak Beberapa penelitian terdahulu mencoba untuk
terhadap kinerja usaha yang makin meningkat. membandingkan antara menerapkan strategi yang
Pertumbuhan dan transformasi dari usaha murni (pure strategy) atau strategi yang telah
melibatkan semua fungsi, aktivitas serta tindakan dari dikombinasi datau dimodifikasi (Hybrid strategy)
pemilik dan pengelola usaha dan hal ini berhubungan terhadap kinerja baik pada perusahaan ataupun
dengan kemampuan mengalokasikan sumber daya, industri. Hasil penelitian Kumar (1997) menunjukkan
ketanggapan serta keinginan memperoleh peng- bahwa focus cost leadeship strategy menghasilkan
hasilan yang lebih tinggi (Neshamba, 2003). kinerja terbaik pada industri rumah sakit. Focus cost
Menurut Robins dan Coulter (2005) bila seorang leadeship strategy adalah kombinasi dari strategi low
manager ingin sukses dalam usahanya yang dapat cost (overall cost leadership) dengan strategi focus
dilihat melalui kinerja usahanya maka manager harus yang diambil dari strategi Generik Porter, yaitu
memiliki dan malaksanakan 1) fungsi management 2) overall cost leadership, differentiation dan focus yang
management rules 3) management skills. disebut dengan strategi bisnis murni atau Pure, sedang
Fungsi management seperti yang dikembangkan yang kombinasi atau gabungan disebut dengan Hybrid
pertama kali oleh Hendrt Fayol diantaranya adalah 1) Strategy.
planning , 2) organizing, 3) leading, 4) controlling. Demikian pula penelitian yang dilakukan oleh
Managerial roles seperti yang dikemukakan oleh Helms, Dibrell dan Wright (1997) pada industri
Mintzberg sehubungan dengan perilaku managerial yang terfragmentasi seperti industri lem dan zat
yaitu 1) interpersonal roles, 2) informational roles, penyegel, ditemukan bahwa dengan menetapkan
dan 3) decisional roles. Managerial skills seperti yang Hybrid Strategy yaitu low cost dan differensiasi,
dikemukakan oleh Katz yaitu. 1) conceptual skills, 2) ROI perusahaan menjadi lebih tinggi.
communicational skills, 3) effectveness skills, dan 4) Hal sebaliknya terjadi pada industri kecil
interpersonal skills. menengah bordir di Jawa Timur, dengan menerapkan
hybrid strategy yaitu kombinasi low cost dan
Strategi bisnis berpengaruh negatif dan differentiation belum mampu meningkatkan kinerja.
signifikan terhadap kinerja usaha pada
industri kecil menengah bordir di Jawa Timur Orientasi kewirausahaan berpengaruh positif
dan signifikan terhadap kinerja usaha pada
Hasil temuan menunjukkan bahwa strategi industri kecil menengah bordir di Jawa Timur
bisnis berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap kinerja usaha pada industri kecil Orientasi kewirausahaan berpengaruh positif dan
menengah bordir di Jawa Timur. signifikan terhadap kinerja usaha pada industri kecil
Hasil temuan menujukkan bahwa strategi bisnis menengah bordir di Jawa Timur. Glancey et al (1998)
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kinerja motivasi seseorang dalam berwirausaha, yaitu faktor
pada industri kecil menengah bordir di Jawa Timur. pull dan push. Faktorisasi dari pull berupa kemung-
Berdasarkan pengamatan dan mengkaji hasil kinan memperoleh keuntungan (finansial) yang lebih
analisis data yang ditemukan maka dapat diketahui tinggi, hasrat untuk memperoleh tanggung jawab yang
bahwa strategi bisnis yang diterapkan pada industri lebih tinggi serta kendali atas proses pengambilan
kecil menengah bordir di Jawa Timur adalah strategi keputusan dan hasrat untuk meningkat-kan
low cost dan differensiasi secara bersama-sama yang kemampuan individu. Sementara itu, faktor push lebih
dikenal dengan istilah Hybrid Strategy atau strategi menekankan kepada motivasi diri pegawai untuk
yang dikombinasikan. Harapannya dengan low cost meninggalkan tempat bekerjanya dan memulai usaha
dapat menekan biaya dengan differensiasi dapat baru atau hal yang bersifat ‘menekan’ seseorang untuk
menyesuaikan dengan keinginan trader. Dengan kata mulai berwirausaha. Pengusaha yang mempunyai
lain entrepreneur harus sanggup menerima dan motivasi push lebih banyak yang berniat untuk
mengerjakan order yang sangat bervariasi dan menjual atau bahkan menutup usahanya. Penyebabnya
membutuhkan keterampilan yang bermacam-macam bermacam-macam, mulai dari kinerja usaha yang
dengan tetap berusaha untuk menekan biaya sehingga buruk hingga keinginan untuk istirahat dari kegiatan
pada akhirnya bisa mendapatkan profit yang lebih usaha. Dengan demikian keberhasilan usaha sangat
tinggi. Pada kenyataannya strategi bisnis yang telah bergantung dari tingkat motivasi pengusahanya.
diterapkan tersebut belum dapat meningkatkan kinerja Dengan kata lain orientasi wirausaha menentukan
baik dalam pertumbuhan penjualannya, kinerja usaha.
54 JURNAL MANAJEMEN DAN KEWIRAUSAHAAN, VOL.11, NO. 1, MARET 2009: 46-58

Beberapa ciri entrepreneur yang disebutkan oleh keinginan untuk mencapai tujuan yang kuat,
Idrus (1999) sangat mempengaruhi keberhasilan atas mempunyai keyakinan bahwa keberhasilan dapat
kinerja usaha yang dijalani. Ciri-ciri tersebut adalah dicapai dari suatu usaha yang keras, rasa percaya diri
percara diri (self confidence), berorientasi pada tugas yang tinggi dalam setiap tindakan dan keputusan serta
(task result oriented), berani mengambil resiko (risk memiliki sifat keterbukaan terhadap lingkungan.
taker berupa waktu, uang, kesehatan dan jiwa), Strategi bisnis berpengaruh negatif signifikan
mempunyai sikap kepemimpinan (leadership), terhadap kinerja usaha IKM bordir di Jatim. Hasil ini
mempunyai keaslian (originality), berorientasi ke tidak mendukung penelitian Hasyim, Wafa dan
depan (future oriented) Keberhasilan usaha sangat Sulaiman (2001) yang menyatakan bahwa kesuksesan
ditentukan seberapa banyak ciri tersebut melekat perusahaan bergantung pada bagaimana perusahaan
dalam jiwa pengusahanya. itu bisa berhubungan oleh faktor situasi lebih lanjut
Contoh sederhana yang terjadi di lapangan dalam penelitiannya menunjukkan bahwa tiga strategi
salah satunya adalah dengan hasrat yang dimiliki generik Porter tidak hanya relevan pada perusahaan
oleh entrepenuer untuk bisa sukses (need for besar tapi pada SME’S. Selain itu hubungan antara
achievement) mereka sanggup untuk menerima strategi bisnis dan kinerja SME’S dimodernisasi oleh
pekerjaan dalam jumlah atau kapasitas melebihi lingkungan. Adanya ketidak konsistenan hasil
dari yang biasa mereka kerjakan, terutama pada penelitian ini dengan kajian yang telah dilakukan oleh
saat mereka mendapatkan order dalam jumlah peneliti sebelumnya bisa jadi disebabkan karena
besar, mengingat kinerja entrepreneur lebih fokus strategi yang diterapkan di IKM bordir ini adalah
pada pertumbuhan penjualan. strategi low cost dan differensiasi yang
dikombinasikan (Hybrid Strategi) yang diharapkan
Kontribusi Penelitian
dapat menekan biaya sekaligus dapat melayani
Kewirausahaan berpengaruh positif signifikan permintaan trader dengan beraneka produk dan
terhadap kemampuan manajemen pada IKM bordir di dengan tingkat kesulitan yang bisa jadi juga berbeda.
Jawa Timur. Temuan ini belum pernah dikaji pada Penerapan strategi semacam ini tidak dapat
penelitian terdahulu, sehingga hasil temuan pada meningkatkan kinerja. Hal ini dikarenakan di satu sisi
akhirnya dapat dijadikan referensi untu peneliti harus melakukan penekanan atau pengendalian biaya
berikutnya. Sehubungan dengan kajian orientasi sehingga ciri dari strategi low cost di sisi lain harus
kewirausahaan dan kemampuan manajemen. Hasil mampu memproduksi barang yang bisa
penelitian menunjukkan adanya pengaruh yang positif terdifferensiasi, di mana ciri dari strategi differensiasi
siginifikan antara keduanya. Hal ini menunjukkan adalah mengutamakan keunikan, beda dengan yang
bahwa seorang entrepreneur dapat mencapai kinerja lain (khas) atau menyediakan banyak pilihan produk,
yang tinggi perlu memiliki kemampuan manajemen yang tentu saja memerlukan biaya yang tinggi.
yang tinggi baik 1. Dalam hal komunikasi verbal Sementara itu strategi hybrid adalah satu-satunya
(verbal communication), mengatur dan tekanan pilihan entrepreneur IKM bordir di Jawa Timur. Bila
(managing time and stress), mengatur keputusan tergantung pada trader untuk melakukan strategi
individu (managing individual decisions), mengenali, hybrid yang lain juga tak mungkin demikian pula bila
menetapkan dan memecahkan permasalahan melaksaksanakan yang pure strategi, low cost saja,
(recognizing, defining, and solving problems), differensiasi saja atau focus saja.
memotivasi dan mempengaruhi orang lain
(motivating and influencing others), pendelegasian Keterbatasan Penelitian
(delegating), menentukan tujuan dan mengartikulasi
visi (setting goals and articulating a vision), Sangat disadari bahwa peneilitian ini masih
kesadaran diri (self-awareness), membangun tim banyak kelemahan yang ditemukan, meskipun
(team building), dan mengatur konflik (managing telah ditemukan beberapa hal penting berkenaan
conflict). Penguasaan kemampuan manajemen akan dengan manajemen strategi dan kewirausahaan
maksimal jika seorang entrepreneur mempunyai kelemahan muncul diperkirakan karena adanya
keinginan untuk mencapai tujuan yang kuat, keterbatasan sebagai berikut:
mempunyai keyakinan bahwa keberhasilan dapat 1. Variabel yang diteliti dan diamati dalam penelitian
dicapai dari suatu usaha yang keras, rasa percaya diri ini hanya terbatas pada variabel orientasi
yang tinggi dalam setiap tindakan dan keputusan serta kewirausahaan,. kemampuan manajemen, strategi
memiliki sifat keterbukaan terhadap lingkungan. bisnis dan kinerja bisnis sehingga masih bisa digali
Penguasaan kemampuan manajemen akan variabel lain selain variabel yang telah diteliti
maksimal jika seorang pengusaha mempunyai untuk penelitian berikut.
Suci: Peningkatan Kinerja Melalui Orientasi Kewirausahaan, Kemampuan Manajemen, dan Strategi Bisnis 55

2. Indikator pengukuran kinerja usaha yang dan focus. Ketiga strategi bisnis tersebut bisa
digunakan dalam penelitian ini hanya meliputi secara murni dipilih salah satu ataupun dengan
sales growth, assets growth dan profit growth. Hal dikombinasikan satu dengan yang lain
inipun masih sangat memungkinkan memasukkan (Hybrid).untuk meningkatkan kinerja perusahaan.
indikator yang lain mengingat IKM bordir sangat 3. Orientasi kewirausahaan yang tinggi juga
potensial untuk menerobos dunia internasional diperlukan untuk meningkatkan kinerja Industri
seperti merambah Asia dan Timur Tengah. Kecil Menengah. Oleh karena itu perlu dimiliki
3. Keterbatasan penggunaan kuisioner untuk keyakinan bahwa keberhasilan ini karena usaha
memberikan gambaran orientasi kewirausahaan, diri sendiri, rasa percaya diri yang tinggi dan
dan kemampuan manajemen, strategi bisnis serta keterbukaan untuk dapat meningkatkan
kinerja karena responden pada penelitian ini penjualan, ataupun meningkatkan asset,
tingkat pendidikannya terbanyak adalah SD meningkatkan pertumbuhan keuntungan.
sehingga banyak item pertanyaan dalam 4. Kemampuan manajemen yang cukup akan
instrument penelitian tidak terjawab. menentukan keberhasilan kinerja Industri Kecil
4. Di lapangan ditemukan bahwa responden Menengah. Dengan demikian maka dapat
Industri Kecil Menengah bordir di Jawa Timur disimpulkan bahwa peningkatan penjualan (sales
ini dapat di bagi menjadi 3 (tiga) kelompok, growth) peningkatan asset dan peningkatan profit
yaitu : pengrajin, pengepul dan pengusaha. dipengaruhi pula oleh tingginya kemampuan
Akan lebih menarik bila masing-masing kelompok manajemen baik dalam hal komunikasi, pengaturan
dengan variabel penelitian yang sama diteliti dan waktu sehingga bisa tepat waktu dalam
dibandingkan. Namun hal ini tidak tercover dalam menyerahkan pesanan, pengambilan keputusan
penelitian ini karena keterbatasan. yang tepat, mengenali dan menyelesaikan masalah,
5. Pada IKM border di Jawa Timur ini ternyata memotivasi karyawan, merencanakan strategi
terdapat campur tangan pihak lain yang bisnis, menganalisis lingkungan, membentuk tim
dikenal dengan sebutan trader yang ternyata kerja dan mengatasi konflik pada Industri Kecil
mempunyai bergaining power yang tinggi Menengah.
sehingga banyak mempengaruhi sistem usaha 5. Strategi hibrid (Hybrid Strategy) yang
IKM. Tapi keberadaan dan intervensi trader mengkombinasikan strategi low cost (overall cost
ini baru diteliti dan dikaji lebih mendalam. leaadership) dengan strategi differentiation tidak
dapat meningkatkan kinerja Industri Kecil
KESIMPULAN Menengah. Strategi low cost dipilih untuk dapat
menekan biaya sementara strategi differensiasi
1. Dengan tingginya orientasi kewirausahaan yang dipilih agar dapat melayani kebutuhan rantai
dimiliki akan lebih mudah untuk meningkatkan pemasaran yang lebih tinggi. Bila tidak, trader
kemampuan manajemen Industri Kecil Menengah. sebagai rantai pemasaran akan mencari yang lain.
Orientasi kewirausahaan dapat dilaihat melalui: Bila ingin meningkatkan kinerja maka harus
keinginan untuk mencapai tujuan (need for merubah strategi, untuk dapat merubah strategi
achievement), Keyakinan bahwa keberhasilan itu pengusaha harus berani menentukan strategi yang
adalah karena usaha dari diri sendiri (internal tepat berdasarkan hasil analisis lingkungan dan
locus of control), rasa percaya diri (self reliance), tidak harus tergantung pada trader,
dan keterbukaan (extroversion). Sedangkan
kemampuan manajemen Industri Kecil Menengah SARAN
terwujud dalam: kemampuan berkomunikasi,
kemampuan untuk tepat waktu, kemampuan untuk Agar hasil temuan penelitain dan kajian
mengambil keputusan, kemampuan untuk terhadap hasil temuan lebih berguna dan dapat
mengenali, menentukan dan memecahkan masalah, memberi kontribusi bagi pengembangan ilmu
kemampuan memotivasi karyawan, kemampuan maupun dunia praktis, maka pada sub bab saran
mendelegasikan pekerjaan, kemam-puan ini di bagi manjdi dua sebagai berikut:
menetapkan tujuan dan mengartikan visi,
kemampuan memperhatikan lingkungan, kemam- Saran bagi peneliti berikutnya
puan membuat team kerja, dan kemampuan
menyelasaikan konflik. 1. Penelitian yang menguji paradigma Environment
2. Dengan memiliki orientasi kewirausahaan yang (E) – Strategy (S)- Performa (P) selalu menarik
cukup tinggi akan memudahkan perusahaan untuk dan akan memperkaya berbagai kajian dengan
menganalisis lingkungan dan memformulasikan pendekatan yang berbeda ataupun aplikasi pada
serta melaksanakan strategi bisnis, baik dalam penelitian yang berbeda. Untuk itu disarankan agar
bentuk strategi bisnis yaitu: Differensiasi, low cost, studi manajemen strategi dan kewirausahaan
56 JURNAL MANAJEMEN DAN KEWIRAUSAHAAN, VOL.11, NO. 1, MARET 2009: 46-58

dengan model yang sama dicobakan pada populasi lebih lengkap pada penelitian mendatang ditambah
yang berbeda atau menggali variabel lainnya selain satu alat analisis lagi yaitu ANOVA untuk dapat
variabel yang telah diteliti. Variabel yang mungkin menganalisis kajian variabel pada setiap kelompok
dapat digali adalah orientasi pasar agar ditemukan responden yang berbeda tersebut.
pengaruhnya pada kinerja usaha sehingga dapat 5. Karena pada Industri Kecil Menengah bordir
memberikan informasi sejauh-mana entrepreneur Jawa Timur trader lebih berperan dan banyak
perlu mengetahui pasarnya, informasi pasar dan menentukan, maka perlu dikaji lebih jauh
kontribusinya. Karena dari hasil pengamatan, rantai pemasaran produk bordir dan pada
entrepreneur Industri Kecil Menengah pada tingkatan manakah yang paling berperan pada
umumnya sulit untuk menjawab rantai rantai pemasaran tersebut.
pemasarannya. Padahal hal ini penting untuk
diketahui agar lebih tepat dalam menetapkan Saran bagi praktisi dan pemerintah
strategi bisnisnya untuk meng-optimalkan kinerja.
1. Agar Industri Kecil Menengah dapat melepas diri
2. Indikator pengukuran kinerja usaha yang dari ketergantungan pada pihak lain sehingga lebih
digunakan dalam penelitian ini hanya meliputi mudah mengatur usaha mengenali lingkungan dan
sales growth, assets growth dan profit growth. menyusun strategi bersaing yang tepat, maka
Untuk peneliti selanjutnya disarankan meng- Industri Kecil Menengah perlu dibenahi dengan
gunakan atau menambah dengan indikator lainnya, kemampuan manajemen yang tepat dan orientasi
misalnya stake holder satisfaction seperti kewirausahaan yang tinggi pula. Untuk itu perlu
penelitian Lumkin dan Dess (1996) dan kinerja adanya pembinaan untuk memberikan bekal yang
Ekspor seperti pada penelitian Muryati (2004). cukup kepada Industri Kecil Menengah agar dapat
Dengan menggunakan stake holder satisfaction meningkatkan kemampuan manajemen dan
sebagai indikator kinerja akan lebih memberikan orientasi kewirausahanya.
gambaran bagaimana enterepreneur Industri Hal ini adalah tugas pemerintah daerah untuk
Kecil Menengah bordir berusaha untuk mengembangkan entrepreneur melalui Disperindag
memberikan kepuasan kepada konsumennya dengan melibatkan Assosiasi Pengusaha yang ada.
dengan kemam-puan manajemen serta orientasi Adapun kemampuan manajemen yang segara harus
kewirausahaan yang dimilikinya. Dengan diberikan pada Industri Kecil Menengah
menggunakan kinerja ekspor sebagai indikator berdasarkan hasil penelitian adalah:
kinerja akan memberi gambaran bagaimana - Kemampuan untuk tepat waktu
antusiasme entrepreneur Industri Kecil (Managing time and stress)
Menengah bordir di Jawa Timur menerobos di - Kemampuan pengambilan keputusan tanpa
dunia intrenasional. Karena ada peluang yang bantuan orang lain (Managing individual
harus dimanfaatkan mengingat bordir Indonesia decisions)
mulai merambah Asia dan Timur Tengah. - Kemampuan mengenali, mendefinisikan
3. Responden pada penelitian ini tingkat pendidikan- dan menyelesaikan masalah (Recognizing,
nya terbanyak adalah SD, sehingga banyak item defining and solving problems)
pertanyaan dalam instrumen penelitian tidak - Kemampuan merencanakan strategi
terjawab. Oleh karena itu dalam penelitian (Setting goals articulating a vision)
mendatang disarankan dalam pengumpulan - Kemampuan menyelesaikan
datanya tidak hanya menggunakan kuisioner, konflik (Managing Conflict)
namun juga dilengkapi dengan wawancara Sedangkan orientasi kewirausahaan yang perlu
terstruktur agar hasilnya lebih akurat. Atau dibangun dan ditingkatkan terutama adalah:
penelitian menggunakan 2 pendekatan yaitu - Keyakinan bahwa keberhasilan diperoleh dari
pendekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatif. usaha diri sendiri (Internal Focus of Control)
Pendekatan kualitatif memungkinkan didapatnya - Rasa percaya diri dan
data yang lebih kaya dan mendalam, serta dapat - Keterbukaan (Extroversion)
mengeksplorasi ide-ide atau perspektif baru 2. Industri Kecil Menengah dengan kondisi campur
dengan cara yang dinamis dan tidak terstruktur tangan pihak lain yang mempunyai bargaining
(dynamic and unstructured way) power tinggi sebaiknya berani menetapkan
4. Di lapangan ditemukan bahwa responden Industri diffrensiasi dan focus sebagai strategi bisnisnya.
Kecil Menengah bordir di Jawa Timur ini dapat di Karena dengan differensiasi dapat menciptakan
bagi menjadi 3 (tiga) kelompok, yaitu : pengrajin, produk yang unik, khusus dan special, sehingga
pengepul dan pengusaha. Oleh karena itu akan dapat memasuki ceruk pasar yang memungkinkan
Suci: Peningkatan Kinerja Melalui Orientasi Kewirausahaan, Kemampuan Manajemen, dan Strategi Bisnis 57

dan focus pada pasar tertentu ataupun segmen og Malaysian SMEs, 46th ICSB World
tertentu. Conference – jan 17-20 2001, Taipei, Taiwan
3. Agar IKM lebih leluasa bergerak pada Helms, M.M., Dibrell, C., and Wright, P., 1997,
usahanya, maka pemerintah dalam hal ini Competitive Strategise and Business
sebagai regulator dapat bekerja sama dengan Perfor-mance : evidence from the
assosiasi dalam menyalurkan produk dengan Adhesives and Sealants Industry,
membentuk semacam koperasi usaha. Management Decision, 35/9, pp 689-703
DAFTAR PUSTAKA Hisrich R D, Peters M.P., Shepherd D.A., 2005
th
Entrepreneurship 6 ed. McGraw-Hill Boston.
Anand G., and Ward P.T., 2004, Fit, Flexibility
Idrus M.S., 1999, Strategi Pengembangan Kewira-
and Performance Manufacturing: Coping
usahaan (Entrepreneuershi) dan Peranan
with Dynamic Environment, Production
Perguruan Tinggi dalam rangka Membangun
and Information Management, Vol. 13, no.
Keunggulan Bersaing (Competitive Advan-
4, pp369-385.
tage) Bangsa Indonesia pada Melinium
Browne, M.W., and Cudeck, R., 1993, Testing Ketiga, Pidato Pengukuhan Jabatan
Structural Equation Models, Sage Publications Gurubesar dalam Ilmu manajemen, 6 maret
Inc., California, London, New Delhi. 1999, Unibraw, Malang.
Cantillon R., 1755, Essai Sur la nature de la Jauch L.R, and Glueck W.F, 1988, Business Policy
Commerce en General (Edited by and Strategic Management, McGraw Hill,
H.Higgins-1931), Mcmillan, London. New York.
Cochran W.G. 1991. Teknik Penarikan Sampel. Kumar K, Subramanian R, and Yauger C., 1997, Pure
Jakarta. versus Hybrid Performance Implications of
Poter’s Generic Strategies, Health Care
Covin J G and Slevin D.P, 1989, Strategic Management Review Fall 1997pp47-60
Management of Small Firms in Hostile and
Benign Environment, Strategic Kuratko D.F, and Hodgetts R.M, 2004, Entre-
Management Journal Jan/Feb, 10,1 prenuership Theory, Process and Practice,
6th ed., South-Western, Mason, Ohio.
Ekelund Jr. R.B., and Hebert R.F., 1990, A History
ofEconomic Theory and Method. 3rd ed., Latif, Daviz A, 2007, Model for Teaching The
McGraw-Hill International, New York. Management Skills Component of
Managerial Effectiveness to Pharmacy
Ferdinand, A, 2005 Structural Equation Modelling Student, Riview, p. 377.
dalam Penelitian Manajemen, Semarang,
Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Littunen, Hannu, 2000, Entreprenuership and
Characteristies of The Entreprenuership
Glancey K., Greig M., and Pettigrew M., 1998, Personality: International Journal of
Entepreneurial Dynamics in Small Business Entreprenuerial Behaviour and Research,
Service Firms, International Journal of Vol. 6. No. 6, 2000, pp. 295-309.
Entepreneurial Behaviour and Research, Vol.
4, No.3. Lee D Y and Tsang E W K, 2001, The Effect of
Entrepreneurial Personality, Background
Hadi, Sutrisno. 2004. Metodologi Research (Jilid-1), and Network Activities on Venture Growth,
Andi, Yogyakarta. Journal of Management Studies 38-4 pp
Hair, J.F., Black, W.O., Babin, B.J., Anderson, R.E., 583-602.
and Tatham, R.L., 1995, Multivariate Data Lumpkin G.T. and Dess G.G. 1996, Clarifying
th
Analisys, 4 Edition, Prantice-Hall, Inc. the Entreprenuerial Orientation Construct
Hair, J.F., Black, W.O., Babin, B.J., Anderson, R.E.,
and Linking it to Performance, Academy of
Management Review, Vol 21 No.1 135-172
and Tatham, R.L., 2006, Multivariate Data
th
Analisys, 6 Edition, Prantice-Hall, Inc. McCarthy B., 2003, The Impact of The
Enterpreneur Personality on The Strategy
Hashim M K, Wafa S A and Sulaiman, 2001, Testing
Format and Planning Process in SME’s,
Environment as Mediator Between Bussiness
Journal of Management, pp154-172 .
Strategy – Performance Relationship: A Study
58 JURNAL MANAJEMEN DAN KEWIRAUSAHAAN, VOL.11, NO. 1, MARET 2009: 46-58

Miles M.P., Covin J.G., and Heeley M.B., 2000, The Porter M., 1980, Competitive Strategy, Free
Relationship between Environmental Dfynamis Press, New York.
and Small Firm Structure, Strategy, and
Porter M., 1993, Competitive Strategy, Collier
Performance, Journal Of Marketing Theory
and Practice, Spring, pp63-74 Macmillan
th
Muryati, 2004, Intensitas Strategi Bersaing dan Robbins, S.P and Coulter, M. 2005, Management, 8
Kinerja Ekspor pada Industri Kecil Produk ed. International Edition.
Kerajinan Kayu di Propinsi Jawa Timur, Sethuraman S.V., 24-no. 6, Geneva.
Disertasi tidak dipublikasikan, PPSUB,
Malang Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi (Editor)
(1989). Metode Penelitian Survai. Jakarta:
Neshamba F., 2003, Growth and Transformation
LP3ES.
among Small Business in Kenya, pp1-19 .
1985, The Informal Sector in Indonesia - Policies and
Nuthall P.L., 2001, Managerial-a review of its
Prospect, ILO, Vol.
basis and potential improvement using
psychological concepts, Agriculture Stewart Jr W H, Carland J C, Carland J.W, Watson
Economics, Vol. 24, pp247-262. W E and Sweo R, 2003, Entrepreneurial
Dispositions and Goal Orientations: A
Olson D.E, 2000, The Role of Entrepreneurial
Compative Exploration of United States and
Personality Characteristic on Entry
Russian Entrepreneurs, Journal of Small
Decisions in a Simulated Market, Business Management 41-1 pp. 27-46
USASBE/SBIDA, pp1-13 .
Suryana, 2003, Kewirausahaan Pedoman Praktis,
Pearce II J.A., and Robinson Jr. R.B., 2007, Strategic
Kiat dan Proses Menuju Sukses, Salemba
Management Formulation, Implementation,
th
Empat, Edisi Revisi,
and Control, 10 ed. McGraw-Hill.
Vitale R, Giglierano J, and Miles M, 2003, Entre-
Pearce II J.A., and Robinson Jr. R.B., Richard B, preneurial Orientation, Market Orientation,
th
1989, Management, 10 ed. McGraw-Hill, and Performance in Estableshed and Startup
Singapore. Firms, http://www.uic.edu/cba/ies/2003papers
Pelham, 1999, Influence of Environment, Strategy, Wiklund, 1999, The Sustainability of the Entrepre-
and Market Orientation on Performance in neurial Orientation-Performance Relationship,
Small Manufacturing Firms, journal of Entrepreneurship Theory and Practice, Baylor
Business research, Vol. 45, pp33-46. University.

Das könnte Ihnen auch gefallen