Sie sind auf Seite 1von 11

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)

Volume 5, Nomor 1, Januari 2017 (ISSN: 2356-3346)

http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH, DURASI KERJA, DAN BEBAN


KERJA FISIK TERHADAP KEBUGARAN JASMANI KARYAWAN
KONSTRUKSI DI PT. X

Fiqih Naila Fikar, Suroto, Baju Widjasena


Bagian Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Diponegoro
Email: fiqihnailaf@gmail.com

Abstract :Physical fitness associated with a person's ability to perform daily work
efficiently without causing fatigue. Physical fitness was good impact on work
productivity is good for the employees and the company. The impact of the lack
of physical fitness for employees can be a decline in productivity, turnover,
human error, and absenteeism improvment.The purposive in this study was to
analyze the relationship of body mass index, duration of employment, and
physical workload on the physical fitness of employees at PT. X 7 Floor Building
Project and Infrastructure Hospital Y. This study used a cross-sectional analytical
observational with approach in this study as many as 35 employees. The number
of samples used as many as 31 employees PT.X purposive sampling method
using inclusion criteria employees who are willing to become respondents, male
sex, and who have sistoli blood pressure (<140 mmHg) and diastolic blood
pressure (<90 mmHg). Data were collected by using a sheet of respondents,
observation, and Harvard step test 3 minutes. The Result univariate analysis
obtained most workers age 26-35 years (41.9%). Education level educated
employees SMA / SMK and D3 / S1 equally (41,%). Work Period> 5 years
(61.3%). Physical fitness is less (45.2%). Body mass index normal employees
(51.6%). Working Length employees> 8 hours (77.4%). Physical Workload mild
(83.9%). Statistical test using rank spearrman relationship. Results showed There
was no association between body mass index invitation physical fitness (pvalue =
0.789), there was no correlation between the duration of the work with physical
fitness (pvalue = 0.399), there was no correlation between physical workload with
physical fitness (pvalue = 0.081). Safety Officer will need to provide safety
sharing the importance of maintaining physical fitness.

Keyword :Body Mass Index, Duration Of Work, Physical Workload, Physical


Fitness
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)

Volume 5, Nomor 1, Januari 2017 (ISSN: 2356-3346)

http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

Kebugaran jasmani
PENDAHULUAN berhubungan dengan kemampuan
Latar Belakang seseorang untuk melakukan kerja
Keselamatan dan Kesehatan sehari-hari secara efisien tanpa
kerja (Occupational Safety and menimbulkan kelelahan yangberarti,
Health) merupakan bagian dari status gizi berhubungan dengan
kesehatan masyarakat yang kondisi antrpometri tubuh yang
berkaitan dengan semua pekerjaan disebabkan dari kebiasaan konsumsi
yang berhubungan dengan faktor makanan, beban kerja berhubungan
potensial yang mempengaruhi dengan beban fisik, mental maupun
kesehatan pekerja. Bahaya sosial yang mempengaruhi tenaga
pekerjaan (akibat kerja), Seperti kerja. Kapasitas kerja berkaitan
halnya masalah kesehatan dengan kemampuan untuk
lingkungan lain, bersifat akut atau menyelesaikan pekerjaan pada
kronis (sementara atau waktu tertentu. Sedangkan beban
berkelanjutan) dan efeknya mungkin tambahan akibat lingkungan kerja
segera terjadi atau perlu waktu lama. meliputi faktor fisik, kimia, dan faktor
Efek terhadap kesehatan dapat pada tenaga kerja sendiri yang
secara langsung maupun tidak meliputi faktor biologi, fisiologis, dan
langsung. Salah satu cara untuk psikologis. Produktivitas kerja setiap
mencapai efisiensi dan produktivitas orang tidak sama, salah satunya
kerja yang baik adalah dengan tergantung dari tersedianya zat gizi
menerapkan program Keselamatan di dalam tubuh. Kekurangan
dan Kesehatan Kerja (K3) pada konsumsi zat gizi bagi seseorang
setiap tingkatan proses produksi. dari standar minimum umumnya
Secara umum K3 bertujuan untuk akan berpengaruh terhadap kondisi
menciptakan lingkungan kerja yang kesehatan, aktivitas dan
aman dan sehat dengan produktivitas kerja.(2)
mengendalikan faktor-faktor risiko
yang ada di tempat kerja, baik Meningkatnya produktivitas
berupa hazard fisik, kimia, biologi dalam bekerja tidak lepas dari
maupun hazard psikologi dan sosial, pengaruh faktor-faktor seperti
sehingga dapat mengurangi angka kebugaran jasmani, status gizi,
kecelakaan dan kesakitan akibat beban kerja, kapasitas kerja, beban
kerja yang pada akhirnya diharapkan tambahan akibat lingkungan kerja
dapat meningkatkan efisiensi dan jasmani.(3) Beberapa faktor pengaruh
produktivitas pekerja.(1) produktivitas kerja adalah kebugaran
Produktivitas kerja adalah jasmani. Kebugaran jasmani adalah
kemampuan menghasilkan barang salah satu aspek fisik dari kesegaran
dan jasa dari berbagai sumberdaya yang menyeluruh / total fitness yang
atau faktor produksi yang digunakan memberi kesanggupan kepada
untuk meningkatkan kualitas dan seseorang untuk menjalani hidup
kuantitas pekerjaan yang dihasilkan yang produktif dan dapat
dalam suatu perusahaan. Pada menyesuaikan diri pada tiap
dasarnya produktivitas dipengaruhi pembebanan atau stress yang layak.
oleh lima faktor yaitu kebugaran Sumber daya manusia yang
jasmani, status gizi, kapasitas kerja, berkualitas merupakan modal dasar
beban tambahan akibat lingkungan sekaligus menjadi kunci
kerja. keberhasilan pembangunan
nasional. Untuk meningkatkan
359
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)

Volume 5, Nomor 1, Januari 2017 (ISSN: 2356-3346)

http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

kemampuan manusia atau tenaga dengan produktivitas


(5)
kerja agar mempunyai produktivitas kerja. Penelitian tersebut juga
kerja yang optimal, maka diperlukan didukung oleh penelitian yang
tenaga kerja yang mempunyai dilakukan diPT Danliris, Banaran,
kebugaran jasmani yang tinggi, Grogol, Sukoharjo pada tahun 2007
sehingga mampu mengatasi beban dengan hasilpenelitian menunjukan,
kerja yang diberikan kepadanya.(3) semakin tinggi kesegaran jasmani
Kebugaran jasmani semakin tinggi pula produktivitas
merupakan faktor yang kerjanya (r=0,535,p=0,0001).(6)
mempengaruhi tingkat produktifitas Kebugaran jasmani sangat
pekerja. Kebugaran jasmani adalah diperlukan oleh semua orang baik
salah satu aspek fisik dari kesegaran dari anak-anak sampai usia lanjut
yang menyeluruh/total fitness yang dan semua profesi tanpa terkecuali
memberi kesanggupan kepada dengan kesegaran jasmani yang
seseorang untuk menjalani hidup baik tubuh akan terhindar dari
yang produktif dan dapat berbagai macam penyakit.(7) Untuk
menyesuaikan diri pada tiap dapat melaksanakan pekerjaannya,
pembebanan atau stress yang layak. seorang tenaga kerja tidak hanya
Sumber daya manusia yang memerlukan makan yang sehat dan
berkualitas merupakan modal dasar bergizi dengan nilai kalori yang
sekaligus menjadi kunci cukup sesuai dengan jenis
keberhasilan pembangunan pekerjaan mereka, tetapi juga
nasional. Untuk meningkatkan membutuhkan kesegaran jasmani
kemampuan manusia atau tenaga yang baik. Meskipun secara fisik
kerja agar mempunyai produktivitas tenaga kerja dalam keadaan sehat
kerja yang optimal, maka diperlukan dengan asupan gizi yang cukup,
tenaga kerja yang mempunyai tetapi apabila tidak segar maka
kebugaran jasmani yang tinggi, tenaga kerja tersebut dalam
sehingga mampu mengatasi beban melakukan pekerjaanya akan cepat
kerja yang diberikan kepadanya.(3) menjadi lelah. Pekerja yang sehat,
Berdasarkan penelitian segar, dan bugar dapat
terhadap tenaga kerja pada meningkatkan efisiensi dan
(8)
pekerjaan bagian penjahitan di produktivitas perusahaan.
industri X pada tahun 2006, Dampak rendahnya kebugaran
menunjukkan bahwa ada hubungan jasmani bagi karyawan dapat
antara kesegaran jasmani dengan menyebab kan kelelahan yang dpat
produktivitas kerja. Salah satu ciri menyebabkan menurunya
orang yang memiliki tingkat konsentrasi sehingga dapat
kebugaran jasmani yang baik adalah mengganggu konsentrasi dalam
adanya semangat kerja yang tinggi, bekerja, menurunya efisiensi dan
senantiasa berupaya untuk produktivitas pekerjaan, human error
melaksankan suatu pekerjaan lebih (kesalahan dalam pelaporan tugas,
efisien dan mempunyai daya tahan tingkat absen meningkat, dan sering
terhadap penyakit serta tidak mudah dalam telat menyelesaikan tugas.
stress.(4) Penelitian lain yang Bagi suatu perusahaan dapat
dilakukan di PT. Perkebunan berdampak pada menurunya
Nusantara IX Boja Kabupaten produktivitas perusahaan, sehingga
Kendal juga menunjukan bahwa ada dapat menyebabkan citra
hubungan antara kesegaran jasmani perusahaan menjadi kurang baik.
(p=0,033) dan status gizi (p=0,020)
360
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)

Volume 5, Nomor 1, Januari 2017 (ISSN: 2356-3346)

http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

Terdapat dua faktor utama kepada tenaga kerja baik berupa


yang dapat mempengaruhi tingkat fisik, mental ataupun sosial dan
kesegaran/kebugaran jasmani menjadi tanggung jawabnya. Beban
seseorang , yaitu faktor dari dalam kerja fisik dapat berupa kegiatan
yang meliputi faktor genetic, usia, memikul, mengangkat, berlari,
jenis kelamin, status gizi, kebiasaan mencangkul, sedangkan beban
merokok, kebiasaan olahraga, status mental dapat berupa rasa tertekan,
kesehatan, masa kerja serta adanya masalah pekerjaan baik
konsumsi alkohol. Dan faktor dari dengan teman atau atasan, adanya
luar yang meliputi Beban Kerja, Shift masalah pribadi, pekerjaan yang
Kerja, Waktu Pemulihan, dan belum terselesaikan, pekerjaan yang
Pekarjaan Monoton. monoton dan gangguan kesehatan
Status gizi merupakan salah penyakit kronis. Adapun faktor yang
satu faktor yang mempengaruhi mempengaruhi beban kerja, antara
kebugaran jasmani seseorang. lain berat beban yang diangkut atau
Semakin baik status gizi seseorang dibawa, jarak angkut dan intensitas
maka semakin baik kualitas fisiknya. pembebanan, frekuensi mengangkat
Ketahanan dan kemampuan tubuh serta kondisi lingkungan kerja yang
untuk melakukan pekerjaan dengan berpengaruh yaitu kebisingan,
produktivitas yang memadai akan pencahayaan, temperatur, radiasi,
lebih dimiliki oleh individu dengan tekanan, dan getaran.(11)
status gizi baik.(9) Status gizi Menurut WHO, 45% penduduk
seseorang juga dipengaruhi oleh dunia dan 58% penduduk yang
faktor-faktor seperti masalah sosial berusia diatas sepuluh tahun
ekonomi, budaya, pola asuh, tergolong tenaga kerja. Diperkirakan
pendidikan dan lingkungan. Selain dari jumlah tenaga kerja di atas,
faktor tersebut ada pula faktor sebesar 35% sampai 50%pekerja di
eksternal (pendapatan, pendidikan, dunia terpajan bahaya fisik, kimia,
pekerajaan, dan budaya), serta biologi dan juga bekerja dalam
faktor internal (usia, kondisi fisik, dan beban kerja fisik dan ergonomi yang
infeksi). Pengukuran status gizi melebihi kapasitasnya termasuk pula
seseorang dapat dilakukan dengan beban psikologis serta stress.
melihat status antropometri dengan Pekerjaan di sektor konstruksi
indikator indeks masa tubuh (IMT), mempunyai resiko bahaya yang
dengan cara mengukur tinggi badan, sangat kompleks. Tidak hanya
berat badan, lingkar lengan atas, Pekerja Kontrak/Pekerja Bangunan,
tebal lemak tubuh (triceps, biceps, karyawan sektor konstruksi pun
subscapula dan suprailiac). dituntut untuk mempunyai
Pengukuran antropometri bertujuan kemampuan fisik yang kuat serta
untuk mengetahui status gizi pekerja kebugaran yang baik mengingat
berdasarkan satu ukuran menurut pekerjaan konstruksi selalu
ukuran lainnya, misalnya berat berhubungan dengan pekerjaan
badan dan tinggi badan menurut fisik, administrasi kantor yang
umur.(10) mengandalkan kemampuan otot,
Selain status gizi beban kerja pekerjaan yang bersifat pasif dengan
merupakan faktor pengaruh minimnya aktifitas gerak, serta
menurunnya tingkat kebugaran durasi kerja yang hampir 12 jam,
jasmani pekerja. Beban kerja yang dan para pekerja serta pun dituntut
terdapat dalam lingkungan kerja untuk mampu bekerja sesuai target
yaitu aktivitas yang dibebankan yang telah di tentukan. Sejalan
361
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)

Volume 5, Nomor 1, Januari 2017 (ISSN: 2356-3346)

http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

dengan perkembangan teknologi, mencapai 16 % dari seluruh


maka proyek-proyek konstruksipun kecelakaan kerja.(17)
semakin berkembang dengan Dalam penelitian yang pernah
ditandai munculnya bangunan- dilakukan sebelumnya pada pekerja
bangunan tinggi maupun konstruksi di PT. X Proyek
berkembangnya proyek-proyek Pembangunan Apartemen di kota
padat peralatan dan padat-modal. Semarang pada tiga jenis pekerjaan
Proyek-proyek konstruksi tersebut yaitu bekisting, pembesian dan
diselenggarakan untuk finishing didapatkan data 60,0%
menghasilkan suatu fasilitas baru pekerja konstruksi memiliki
dan perawatan serta perbaikannya kebugaran jasmani yang masih
selama umur rencana.(12) rendah.(18)Hasil Penelitian
Proyek konstruksi tidak hanya sebelumnya tentang pengaruh
penting pada hasil akhirnya (yaitu beban kerja terhadap status gizi
tersedianya fasilitas), karena selama pekerja peternak ayam di desa
proses konstruksi juga Silebo-lebo kabupaten deli serdang
mempekerjakan banyak tenaga kerja pada tahun 2013 menunjukkan
sehingga dapat berpengaruh kepada bahwa, pekerja yang menggunakan
ekonomi regional.(13) Proyek waktu kerja lebih dari 8jam/hari,
konstruksi, yang terdiri dari tahapan- ditemukan 84,8% memiliki status
tahapan : perencanaan bisnis, gizi kurang, 15,2% status gizi baik.
disain, konstruksi, operasi dan Selanjutnya pekerja yang
pemeliharaan, memang nampak menggunakan waktu kerja kurang
jelas kegunaannya pada tahap dari 8 jam/hari, ditemukan 72,0%
pengoperasian karena berpuluh memiliki status gizi baik, 28,0%
bahkan beribu orang akan memiliki status gizi kurang. Hal ini
menikmatinya. Namun ironisnya, berarti bahwa pekerja yang
pada tahap konstruksi, menggunakan waktu bekerja lebih
pembangunan tersebut penuh dari 8jam sehari cenderung memiliki
dengan resiko kecelakaan yang status gizi kurang dan sebaliknya
selalu mengintai setiap saat. pekerja yang menggunakan waktu
Angka kecelakaan kerja kerja kurang dari 8 jam sehari
konstruksi di negara maju sekalipun, cenderung memiliki status gizi baik.
masih memerlukan perhatian. Di Jadi waktu kerja dapat memengaruhi
Inggris, pada tahun 1999, empat status gizi pekerja.(19)
kecelakaan fatal terjadi per 100.000 Berdasarkan hasil survey
pekerja dan di tahun 2005 tercatat pendahuluan dengan wawancara
2,95 per 100.000 pekerja.(14) Di kepada Project Engineer Manager
negara berkembang, angka (PEM) Proyek (Persero) Tbk Proyek
kecelakaan kerja lebih buruk lagi.(15) Pembangunan Gedung 7 Lantai dan
Selanjutnya, penelitian oleh Duff Infrastruktur RSUD Y, merupakan
(1998), Alves Diaz (1995) proyek yang di berikan oleh
menyatakan hasil analisa statistik Pemerintah Kabupaten Y Kelompok
dari beberapa negara menunjukkan Kerja Unit Layanan Pengadaan
tingkat kecelakaan fatal pada proyek kepada pihak kontraktor, dengan
konstruksi adalah lebih tinggi lingkup tahapan pekerjaan,
dibanding rata-rata untuk semua pekerjaan persiapan, pekerjaan
industri.(16)Di Amerika, angka struktur, pekerjaan arsitektur,
kecelakaan konstruksi masih pekerjaan mekanikal, elektrikal,
plumbing, pekerjaan rumah daya
362
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)

Volume 5, Nomor 1, Januari 2017 (ISSN: 2356-3346)

http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

dan ruang pompa. Waktu dengan kriteria inklusi karyawan


pelaksanaan proyek pembangunan yang bersedia menjadi responden,
ini akan dilaksanakan selama 395 berjenis kelamin laki-aki, dan yang
(Tiga Ratus Sembilan Puluh Lima) memiliki tekanan darahsistoli (< 140
hari kalender dan mempunyai mmHg) dan untuk tekanan darah
struktur organisasi proyek meliputi ; diastol (< 90 mmHg)(20). Dari hasil
Project Manager (PM), Project krteria inklusi didapatkan sampel
Engineer Manager (PEM), Project sebanyak 31 responden dari total
Production Manager (PPM), Project popluasi 35 responden.
Financial Manager (PFM), Pengumpulan data penelitian
Personalia, Project Procurement, dilakukan dengan caraharvard step
Peralatan, Surveyor, Supervisor, test untuk mengukur variabel
Mekanik, Umum, Project Planing, kebugaran jasmani, pengukuran
Project Control, Security, Keu tinggi badan dan berat badan untuk
(Kasir), Akuntansi dan Pajak. mengukur indeks massa tubuh
Proyek Pembangunan Gedung karyawan, lembar observasi untuk
7 Lantai dan Infrastruktur RSUD Y menilai beban keja fisik karyawa,
mempunyai kantor proyek dengan serta lembar responen untuk
luas bangunan 120 m2 dengan mendapatkan informasi karakteristik
jumlah sekitar 40 . Pekerjaan yang karyawan yang meliputi (usia,
sedang berlangsung adalah tahap pendidikan dan masa kerja).
pekerjaan struktur, arsitektur dan
mekanikal. Dari hasil wawancara HASIL DAN PEMBAHASAN
dengan PEM tentang pekerjaan 1. Hubungan Indeks Massa Tubuh
administrasi apa saja yang dengan Kebugaran Jasmani
dilakukan, didapatkan informasi Berdasarkan hasil uji
pekerjaan administrasi proyek hubungan antara indeks massa
berupa (pembuatan dan penerimaan tubuh dengan kebugaran jasmani,
surat tugas/rencana anggaran/daftar diperoleh p=0,789 yang berarti tidak
kebutuhan barang dan jasa, ada hubungan antara indeks massa
perencanaan proyek, pembuatan tubuh dengan kebugaran jasmani
dan penerimaan dokumen kontrak, pada karyawan konstruksi Jasmani
pembuatan arsip laporan harian, dll). karyawan di PT. X Proyek
Dari hasil wawancara awal dengan Pembangunan Gedung 7 Lantai dan
PEM juga didapatkan informasi Infrastruktur RSUD Y Hasil
tentang jam kerja yang dimulai dari penelitian ini sejalan dengan
pukul 08.00 pagi – 22.00 malam WIB penelitian yang dilakukan Rio.
selama 6 hari kerja. Untuk program Penelitian tersebut menyebutkan
kebugaran jasmani belum di adakan bahwa tidak terdapat hubungan
karena waktu dan tempat kurang antara indeks massa tubuh dengan
mendukung. kebugaran jasmani karyawan
konstruksi di PT. PP (Persero) Tbk
METODE PENELITIAN Apartemen Pinnacle Semarang
Penelitian ini menggunakan dengan nilai pvalue = 0,878.
jenis penelitian observasional Hasil penelitian lain
analitik dengan rancangan penelitian menyebutkan bahwa status gizi
menggunakan pendekatan cross berhubungan dengan kebugaran
sectional. Teknik pengambilan jasmani. Penelitian yang dilakukan
sampel penelitian ini dengan pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1
menggunakan purpossive sampling Kediri Tahun Ajaran 2012-2013
363
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)

Volume 5, Nomor 1, Januari 2017 (ISSN: 2356-3346)

http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

menunjukkan bahwa siswa yang


mempunyai status gizi normal 2. Hubungan Durasi Kerja dengan
mempunyai kebugaran jasmani Kebugaran Jasmani
kurang sekali, kurang, sedang, dan Berdasarkan hasil uji
baik. Sementara siswa yang hubungan antara durasi kerja
mempunyai status gizi kurus, dengan kebugaran jasmani,
gemuk, dan obesitas mempunyai diperoleh p=0,399 yang berarti tidak
kebugaran jasmani kurang sekali. ada hubungan antara beban kerja
Dan status gizi memiliki nilai sig fisik dengan kebugaran jasmani
0,024<pvalue (sig) 0,05 yang berarti pada karyawan konstruksi Jasmani
bahwa status gizi berhubugan karyawan diPT. X Proyek
dengan kebugaran jasmani Pembangunan Gedung 7 Lantai dan
khususnya pada siswa kelas VIII Infrastruktur RSUD Y Tidak adanya
SMP Negeri 1 Kediri Tahun Ajaran hubungan durasi kerja dengan
2012-2013.(21) kebugaran jasmani dikarenakan ada
Tidak sejalannya penelitian ini faktor-faktor lain yang
dengan penelitian yang lain mempengaruhi kebugaran jasmani
dikarenakan perbedaan subyek yang belum diteliti.
penelitian dan lokasi pengukuran. Penelitian ini tidak sejalan
Subyek pada penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan
merupakan karyawan kantor oleh (Ishal, Yusuf, dan Arum 2016),
konstruksi, sedangkan subyek pada akan tetapi dalam penelitian mereka
penelitian lain adalah siswa SMP. variabel terikat yang di teliti adalah
Tidak ditemukannya hubungan keluhan musculoskeletal disorders
antara indeks massa tubuh dengan (MSDs) dengan nilai p=0,013 yang
kebugaran jasmani pada penelitian menunjukan bahwa antara variabel
ini dikarenakan adanya perbedaan durasi kerja dan keluhan
asupan makanan atau konsumsi gizi musculoskeletal disorders (MSDs)
antara karyawan konstruksi dengan menunjukkan korelasi yang
siswa SMP. Kemudian pada saat bermakna.(23)
pengukuran kebugaran jasmani, Umumnya seseorang bekerja
tidak semua karyawan yang diukur normal dalam sehari selama 6-8
kebugarannya sarapan terlebih jam. Memperpanjang waktu kerja
dahulu. Sarapan pagi dapat lebih dari kemampuan tersebut
memberikan kontribusi penting akan biasanya tidak disertai efisiensi yang
beberapa zat gizi yang diperlukan tinggi, bahkan biasanya terlihat
tubuh seperti protein, lemak, penurunan produktivitas serta
karbohidrat, serat, vitamin, dan kecendrungan timbulnya kelelahan,
mineral. penyakit akibat kerja, dan
Hasil dari penelitian ini juga kecelakaan.
tidak sesuai dengan teori bahwa
status gizi mempunyai korelasi 3. Hubungan Beban Kerja FIsik
positif dengan kualitas fisik manusia. dengan Kebugaran Jasmani
Semakin baik status gizi gizi Berdasarkan hasil uji
seseorang maka akan semakin baik hubungan antara beban kerja fisik
kualitas fisiknya. Ketahanan dan dengan kebugaran jasmani,
kemampuan tubuh untuk melakukan diperoleh p=0,081 yang berarti tidak
pekerjaan dengan produktifitas yang ada hubungan antara beban kerja
memadai akan lebuh dimiliki oleh fisik dengan kebugaran jasmani
individu dengan status gizi baik.(22) pada karyawan konstruksi Jasmani
364
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)

Volume 5, Nomor 1, Januari 2017 (ISSN: 2356-3346)

http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

karyawan di PT. X Proyek menentukan berapa lama seseorang


Pembangunan Gedung 7 Lantai dan dapat bekerja sesuai dengan
Infrastruktur RSUD Y.. Hasil kapasitas kerja. Agar seseorang
penelitian ini tidak sejalan dengan dapat bekerja tanpa kelelahan atau
penelitian yang dilakukan Fifi. gangguan, maka semakin berat
Penelitian tersebut menyebutkan beban kerja, harus semakin singkat
bahwa terdapat hubungan antara waktu kerjanya.(24)
beban kerja fisik dengan kebugaran Tidak ditemukannya hubungan
jasmani pada pekerja porter dengan antara beban kerja fisik dengan
nilai pvalue = 0,043. kebugaran jasmani pada penelitian
Tidak sejalannya penelitian ini ini dikarenakan beban kerja fisik
dengan penelitian sebelumnya karyawan sebagian besar dalam
dikarenakan perbedaan subyek kategori ringan namun para
penelitian dan metode pengukuran. karyawan tidak melakukan olahraga
Subyek pada penelitian ini yang teratur, terdapat karyawan
merupakan karyawan kantor yang kurang istirahat karena
konstruksi, sedangkan subyek pada banyaknya aktivitas fisik yang
penelitian lain adalah pekerja porter. dilakukan sampai larut malam
Kemudian metode yang digunakan sehingga akan menyebabkan
dalam penelitian adalah dengan kelelahan, kelelahan adalah salah
menggunakan metode pengukuran satu indikator keterbatasan fungsi
dengan berdasarkan kebutuhan tubuh yang menyebabkan denyut
energy responden, sedangkan pada jantung berdetak lebih cepat.
penlitian lain, pengukuran beban
kerja fisik menggunakan metode PENUTUP
penghitungan denyut nadi kerja dan Simpulan
kebutuhan kalori sesuai aktivitas 1. PT. X Proyek Pembangunan
kerjanya. Gedung 7 Lantai dan Infrastruktur
Berdasarkan hasil penelitian RSUD Temaggung merupakan
juga ditemukan perbedaan hasil perusahaan jasa konstruksi yang
penelitian dengan teori bahwa beban saat ini sedang malaksanakan
kerja fisik merupakan salah satu proyek pembangunan gedung 7
faktor meningkat/menurunya tingkat lantai dan infrastruktur di RSUD
kebugaran jasmani. Kebugaran Y.
jasmani erat kaitannya dengan 2. Karakteristik karyawan PT. X
kegiatan manusia dalam melakukan Proyek Pembangunan Gedung 7
pekerjaan dan bergerak. Kesegaran Lantai dan Infrastruktur RSUD
jasmani yang dibutuhkan manusia Temaggung berdasarkan usia
untuk bergerak dan melakukan sebagian besar berusia 26-35
pekerjaan bagi setiap individu tidak tahun sebanyak 13 responden
sama, sesuai dengan gerak atau (41,9%), tingkat pendidikan
pekerjaan yang dilakukan. Untuk karyawan sebagian besar
bekerja, tubuh memerlukan energi menempuh riwayat pendidikan
yang diperoleh dari hasil SMA/SMK dan D3/SI masing-
pembakaran sesuatu zat dengan masing sebesar 13 responden
oksigen. Semakin berat bekerja, atau (41,9%), masa kerja
semakin besar tenaga yang karyawan sebagian besar lebih
dibutuhkan, sehingga kalori juga dari 5 tahun yaitu sebesar 19
merupakan petunjuk besarnya responden (61,3 %).
beban kerja. Beban kerja
365
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)

Volume 5, Nomor 1, Januari 2017 (ISSN: 2356-3346)

http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

3. Tingkat kebugaran karyawan PT. dan Infrastruktur RSUD


X Proyek Pembangunan Gedung Temanggug (pvalue = 0,399).
7 Lantai dan Infrastruktur RSUD PENUTUP
Temaggung sebanyak 14 Saran
responden (45,2%) adalah 1. Bagi Tenaga Kerja
karyawan dengan tingkat a. Menjaga tubuh agar tetap
kebugaran kurang, sebanyak 9 bugar selama bekerja dengan
responden (29,0%) dalam melakukan olahraga seperti
tingkatan kategori cukup, (futsal, badminton, jogging,
kemudian 4 responden (12,9%) voli, dll) minimal 3 kali dalam
ada dalam kategori tingkat seminggu dengan lama latihan
kebugaran sedang, serta 4 30 - 60 menit di luar jam
responden (12,9%) juga dalam kerja/jam kantor.Sebelum
kategori baik. memulai pekerjaan, harus
4. Indeks Massa Tubuh karyawan membiasakan diri untuk
sebagian besar dalam kategori sarapan pagi 1 jam sebelum
kurus sebanyak 1 responden bekerja, dengan
(3,2%), dalam ketegori normal mengkonsumsi makanan yang
sebanyak 16 responden (51,6%) memiliki gizi seimbang
dan dalam kategori Gemuk yaitu (protein, lemak, vitamin, serat,
sebanyak 14 responden (45,2 %). karbohidrat, mineral, dan air)
5. Durasi kerja karyawan sebagian b. Memaksimalkan waktu
besar lebih dari 8 jam yaitu yaitu istirahat baik saat jam istirahat
sebesar 24 responden (77,4 %). kerja ataupun setelah selesai
6. Beban kerja fisik yang diterima bekerja (jam pulang).
karyawan sebanyak 26
responden (83,9%) memiliki 2. Bagi Perusahaan
beban kerja fisik ringan dan a. Mengadakan program
sebanyak 5 responden (16,%) olahraga rutin bersama, seperti
memiliki beban kerja fisik kategori senam, bulutangkis, atau futsal
sedang. minimal 1 kali dalam seminggu
7. Tidak ada hubungan antara dengan durasi sekitar 30 – 60
indeks massa tubuh dengan menit untuk menjaga kondisi
kebugaran jasmani pada karyawan tetap bugar.
karyawan PT. X Proyek b. Memberikan batasan waktu
Pembangunan Gedung 7 Lantai kerja sesuai dengan peraturan
dan Infrastruktur RSUD pemerintah (Kepmenakertrans
Temanggug (pvalue = No. KEP. 102/MEN/VI/2004.
0,789).Tidak ada hubungan Ataupun disesuaikan syarat-
antara durasi kerja dengan syarat dan hak-hak karyawan
kebugaran jasmani pada soal jam lembur.
karyawan PT. X Proyek
Pembangunan Gedung 7 Lantai 3. Bagi Peneliti Lain
dan Infrastruktur RSUD a. Melakukan penelitian
Temanggug (pvalue = 0,681). kebugaran di karyawan kantor
8. Tidak ada hubungan antara lainya seperti perbankan,
beban kerja fisik dengan perpajakan yang sama-sama
kebugaran jasmani pada melakukan pekerjaan
karyawan PT. X Proyek administrasi.
Pembangunan Gedung 7 Lantai
366
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)

Volume 5, Nomor 1, Januari 2017 (ISSN: 2356-3346)

http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

b. Melakukan penelitian dengan Massa Tubuh, Hemoglobin,


variabel lain seperti beban dan Kesegaran Jasmani
kerja mental dan bahaya dengan Produktivitas Kerja
lingkungan kerja fisik yang Pada Tenaga Kerja Wanita
berpengaruh terhadap Bagian Packaging (Studi di
kebugaran. PT Danliris, Banaran, Grogol,
Sukoharjo). Universitas
Diponegoro; 2007.
DAFTAR PUSTAKA
1. Pusat kesehatan kerja 7. Lacquaniti A, Bolignano D,
departemen kesehatan Campo S, Perrone C, Donato
manual material handling V, Vazio M., et al. Malnutrition
[Internet]. [cited 2016 Apr 15]. in the Elderly Patient on
Available from: Dialysis. Renal Failure.
www.depkes.go.id/downloads/ 2009;31:239–345.
MMH.PDF 8. Häkkinen A, Rinne M,
2. Wolgemuth J., Latham M, Vasankari T, Santtila M,
Cesher A. Worker Productivity Häkkinen K, Kyröläinen H.
And The Nutritional Status Of Association of Physical
Kenyan Road Constuction Fitness with Health- Related
Laborers [Internet]. [cited Quality of Life in Finnish
2016 May 14]. Available from: Young Men. Health and
http://www.ajcn.org Quality of Life Outcomes.
3. Utami, Rahayu S. Hubungan 2009.
antara status gizi dan tingkat 9. Adrianto E, Ningrum.
kebugaran jasmani dengan Hubungan antara Tingkat
produktivitaskerja pada Kesegaran Jasmani dan
tenaga kerja wanita unit Status Gizi dengan
spinning 1 bagian winding pt. Produktivitas Kerja. Jurnal
apac inti corpora bawen. Kesehatan Masyarakat. 5.
Universitas Negeri Semarang; 2010;2:145–50.
2013. 10. Supariasa, Bakrie B, Fajri I.
4. Ryawati. Hubungan Antara Penilaian status gizi. Jakarta:
Kesegaran Jasmani Dengan EGC; 2004.
Produktivitas Tenaga Kerja 11. RI D. Modul Pelatihan Bagi
Bagian Penjahitan Di Fasilitator Kesehatan Kerja.
Konveksi Sinar Panca Daya Jakarta: Depkes RI Pusat
Sakti. Universitas Negeri Kesehatan Kerja; 2003.
Semarang; 2006. 12. Suhendro, Bambang.
5. Adrianto, Haris E. Hubungan Pengembangan Teknik Sipil
Antara Tingkat Kesegaran Struktur Masa Depan dan
Jasmanii Dan Status Gizi Kaitannya dengan bidang-
Dengan Produktivitas Kerja bidang Lain. Yogyakarta;
Pekerja Penyadap Karet Di 2003.
Unit Plantukan Blabak PT. 13. Wibowo, Agung M. The
Perkebunan Nusantara IX Indonesian Construction
Boja Kabupaten Kendal. Industry: An Input-Output
Universitas Negeri Semarang; Analysis. 2005;
2008. 14. Howarth, Tim. A Review of
6. Astuti, Tri L. Hubungan Indeks The Construction (Design and
367
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)

Volume 5, Nomor 1, Januari 2017 (ISSN: 2356-3346)

http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

Management) Regulations. 2012.


2000;1. 23. Muhammad Icsal M.A YS,
15. Koehn, Enno. Safety in Pratiwi AD. FAKTOR YANG
Developing Countries: BERHUBUNGAN DENGAN
Professional and Bureaucratic KELUHAN
Problems. J Constr Eng MUSCULOSKELETAL
Manag. 1995; DISORDERS (MSDs) PADA
16. Suraji A, A RD. Constraint- PENJAHIT WILAYAH PASAR
Response Theory of PANJANG KOTA KENDARI
Construction Accident TAHUN 2016. Fak Kesehat
Causation. Int Conf Des Masy Univ Halu Oleo. 2016;
Safety, ECI/CIB/HSE. 2000;
17. Oberlender, D G. Project 24. P. S& S. Kesehatan Kerja
Management for Engineering dalam Perspektif Hiperkes
and Construction. 2000; dan Keselamatan Kerja.
18. Nurfadli, Rifki R. Hubungan Jakarta: Penerbit Erlangga;
Indeks Masa Tubuh Dan 2014.
Frekuensi Olahraga Terhadap
Kebugaran Jasmani Pekerja
Konstruksi PT.PP (Persero)
Tbk Proyek Apartemen
Pinnacle Semarang.
Universitas Diponegoro; 2014.
19. Ginting, Surita. Pengaruh
beban kerja terhadap status
gizi pekerja peternakan ayam
di desa silebo lebo kabupaten
deli serdang tahun 2013.
2013.
20. Joint National Commite. The
seventh Report of the Joint
National Commite on
Detection, Evaluation, and
Treatment of High Blood
Pressure (JNC-VII). 2003.
21. Nurhayati FYI& F. Hubungan
Status Gizi dan Aktivitas
Olahraga dengan Tingkat
Kebugaran Jasmani (Studi
Pada Siswa Kelas VIII SMP
Negeri 1 Kediri). J Pendidik
Olahraga dan Kesehat.
22. Nurwidyastuti, D. Hubungan
Konsumsi Zat Gizi, Status
Gizi, dan Faktor-Faktor Lain
dengan Status Kebugaran
Mahasiswa Departemen
Arsitektur Fakultas Teknik
Universitas Indonesia Tahun
2012. Universitas Indonesia;
368

Das könnte Ihnen auch gefallen