Sie sind auf Seite 1von 15

Jurnal Bakti Saraswati Vol.03 No.02.

September 2014 ISSN : 2088-2149

IDENTIFIKASI MISKONSEPSI DALAM MATERI


FOTOSINTESIS DAN RESPIRASI TUMBUHAN PADA SISWA
KELAS IX SMP DI KOTA DENPASAR

Gusti Ayu Dewi Setiawati, Ida Bagus Ari Arjaya, Ni Wayan Ekayanti
Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Mahasaraswati, Denpasar – Bali
Email: gustiayud@yahoo.co.id

ABSTRACT

The purpose of this study are; (1) determine and classify the profile of conception
about photosynthesis and plant respiration in class IX Junior High School in
Denpasar City, and (2) determine and analyze the types of misconceptions about
photosynthesis and plant respiration in class IX Junior High School in Denpasar
City.This research is a descriptive qualitative research design that is realized with
the stages of qualitative research, namely; (1) primary field phase, (2) the field
phase, and (3) post field phase. Determination of the place and the sample is done
with purposive sampling technique. The data were collected, namely diagnostic test
answers and certainty of response index answers. The data source is 82 students of
class IX from two junior high schools in Denpasar, the SMP Negeri 3 Denpasar and
SMP (SLUB) Saraswati 1 Denpasar. The instruments used in the form of multitier
multiple choice tests by David Treagust et al (1986) models that modified with the
addition of Certainty of Response Index (CRI). The data were then analyzed by Miles
& Huberman models and their validity tested in accordance with data validity of
qualitative research test.The results of this study are as follows; (1) conception
profiles about photosynthesis and plants respiration in class IX Junior High School
in Denpasar City are quite varied with the average of misconceptions 42,96%, (2)
the misconceptions type that acquired about photosynthesis and plants respiration is
14 types of misconceptions. In general, the misconceptions types that obtained
pertaining to concepts, such as photosynthesis, plants respiration, and the
relationship of these two concepts.

Key Words: misconceptions, photosynthesis, respiration

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah; (1) mengetahui serta menggolongkan profil


konsepsi dalam materi fotosintesis dan respirasi tumbuhan pada siswa kelas IX SMP
di Kota Denpasar, dan (2) mengetahui serta menganalisis tipe-tipe miskonsepsi
dalam materi fotosintesis dan respirasi tumbuhan pada siswa kelas IX SMP di Kota
Denpasar. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif dengan rancangan
penelitian yang diwujudkan dengan tahap-tahap penelitian kualitatif, yaitu; (1) tahap
pralapangan, (2) tahap lapangan, dan (3) tahap pascalapangan. Penentuan tempat dan
sampel penelitian ini dilakukan dengan teknik purposive sampling. Data yang
dikumpulkan, yaitu jawaban tes diagnostik dan respon indeks keyakinan terhadap

17
Jurnal Bakti Saraswati Vol.03 No.02. September 2014 ISSN : 2088-2149

jawaban. Sumber data adalah 82 orang siswa kelas IX yang berasal dari 2 SMP di
Kota Denpasar, yaitu SMP Negeri 3 Denpasar dan SMP (SLUB) Saraswati 1
Denpasar. Instrumen yang digunakan berupa tes diagnostik berbentuk pilihan ganda
beralasan model David Treagust et al (1986) yang dimodifikasi dengan penambahan
metode Certainty of Response Index (CRI). Data kemudian dianalisis dengan model
Miles & Huberman dan diuji keabsahannya sesuai dengan uji keabsahan data
penelitian kualitatif.Adapun hasil dari penelitian ini adalah sebagai berikut; (1) profil
konsepsi dalam materi fotosintesis dan respirasi tumbuhan pada siswa kelas IX SMP
di Kota Denpasar cukup bervariasi dengan persentase rata-rata miskonsepsi 42,96%,
(2) tipe miskonsepsi yang diperoleh dalam materi fotosintesis dan respirasi tumbuhan
pada siswa kelas IX SMP di Kota Denpasar sebanyak 14 tipe miskonsepsi. Secara
umum, tipe miskonsepsi yang diperoleh berkaitan dengan konsep-konsep, seperti
fotosintesis, respirasi pada tumbuhan, serta hubungan dari kedua konsep tersebut.

Kata Kunci : miskonsepsi, fotosintesis, respirasi

1. Pendahuluan sendiri tatkala sumber belajar, fasilitas,


Pendidikan saat ini diarahkan media, proses dan hal lain yang
menggunakan pendekatan membantu siswa dalam membangun
konstruktivisme. Konstruktivisme pemahamannya kurang memadai.
adalah suatu filsafat belajar yang Terkadang kesalahan terbesar dari suatu
dibangun atas pengalaman-pengalaman proses pembelajaran adalah tidak
sendiri, sedangkan teori konstruktivisme menelusuri pengetahuan awal (prior
adalah sebuah teori yang memberikan knowledge) yang dimiliki oleh siswa
kebebasan terhadap manusia yang ingin tentang topik pembelajaran sebelum
belajar atau mencari kebutuhannya menyajikan topik yang dimaksud. Hal
dengan kemampuan untuk menemukan ini disebabkan siswa telah memiliki
keinginan atau kebutuhannya tersebut pengalaman sebelumnya dengan topik
dengan bantuan fasilitasi orang lain. Hal yang tersebut. Prakonsepsi menjadi
ini telah dibuktikan oleh Piaget melalui masalah apabila masih menetap dalam
penelitiannya tentang cara anak-anak diri siswa (resisten) walaupun telah
memperoleh pengetahuan, kemudian diberikan pemahaman yang benar
menyimpulkan bahwa pengetahuan itu (konsep ilmiah). Gejala ini disebut
dibangun dalam pikiran pebelajar. Oleh dengan miskonsepsi. Definisi
karena itu, semakin banyak proses yang miskonsepsi adalah konsepsi siswa yang
dialami siswa maka idealnya semakin tidak sesuai dengan konsepsi para
baik pemahaman yang dimiliki siswa ilmuwan, hanya dapat diterima dalam
tersebut. kasus-kasus tertentu, tidak berlaku untuk
Dengan penerapan pendekatan kasus-kasus lainnya dan tidak dapat
konstruktivisme dalam pembelajaran digeneralisasi (Rowland, 2004). Siswa
ternyata memang tidak menjamin yang memiliki miskonsepsi dapat
kualitas siswa meningkat. Hal ini mengalami kegagalan dalam
diakibatkan oleh karakter dari pemahaman konsep ilmiah sehingga
konstruktivistik ini sendiri. Memberikan prestasi belajarnya menurun.
kebebasan bagi terbentuknya Dalam bidang IPA (sains),
pemahaman dalam diri siswa dapat penelitian tentang miskonsepsi telah
menjadi bumerang bagi pendidikan itu lama dilakukan karena IPA merupakan

18
Jurnal Bakti Saraswati Vol.03 No.02. September 2014 ISSN : 2088-2149

bidang yang sesuai dengan karakter masih belajar di kelas VIII. Hasil studi
terjadinya miskonsepsi ini. Biologi yang pendahuluan peneliti ini juga didukung
merupakan bagian dari IPA tentu juga oleh ahli yaitu Keles dan Kefeli (2010)
menjadi lahan empuk bagi yang melakukan penelitian tentang
berkembangnya miskonsepsi. Hasil miskonsepsi dengan menggunakan
penelitian Tundugi (2008) tentang sampel siswa kelas menengah di
miskonsepsi menunjukkan tingkat Sekolah Ihsan Koz, Turki pada tahun
miskonsepsi siswa SMA di Kota Palu, pelajaran 2008/2009. Lokasi penelitian
Sulawesi Tengah pada mata pelajaran difokuskan di Denpasar, karena
biologi cenderung tinggi yaitu pada Denpasar adalah Ibukota Provinsi Bali
konsep terkait metabolisme dan yang memang merupakan barometer
substansi genetika. Selain itu, penelitian pendidikan di Bali. Peneliti lebih
yang baru-baru ini dilakukan oleh Keles memfokuskan pula penelitian di dua
dan Kefeli tahun 2010, dan Setiawati SMP yaitu SMP Negeri 3 Denpasar dan
tahun 2011 menunjukkan, siswa dan SMP (SLUB) Saraswati 1 Denpasar
mahasiswa mengalami miskonsepsi sebab keduanya mewakili sekolah-
dalam materi fotosintesis dan respirasi. sekolah unggulan, di mana SMP Negeri
Berdasarkan uraian tersebut, peneliti 3 Denpasar merupakan salah satu SMP
tertarik untuk mengangkat proposal negeri unggulan, sedangkan SMP
penelitian yang berjudul “Identifikasi (SLUB) Saraswati 1 Denpasar
Miskonsepsi dalam Materi Fotosintesis merupakan SMP swasta unggulan.
dan Respirasi pada Siswa Kelas IX SMP Pemilihan kedua sekolah tersebut
Di Kota Denpasar”. sebagai lokasi penelitian juga tidak
Penelitian ini difokuskan pada terlepas dari berbagai keterbatasan, di
penelusuran miskonsepsi dalam materi antaranya waktu, tenaga, biaya, serta
fotosintesis dan respirasi tumbuhan yang skim penelitian yang sesuai untuk
dialami oleh siswa kelas IX SMP. peneliti.
Pemilihan konsep-konsep fotosintesis Adapun tujuan penelitian ini,
dan respirasi tumbuhan sebagai fokus yaitu; (1) untuk mengetahui serta
penelitian dilandasi karena konsep- menggolongkan profil konsepsi dalam
konsep tersebut merupakan topik ilmiah materi fotosintesis dan respirasi
yang penting dan dicantumkan ke dalam tumbuhan pada siswa kelas IX SMP di
kurikulum di berbagai negara. Kose Kota Denpasar, (2) untuk mengetahui
(2008) menyatakan respirasi dan serta menganalisis tipe-tipe miskonsepsi
fotosintesis pada tumbuhan adalah dalam materi fotosintesis dan respirasi
materi penting dan tingkat kesulitannya tumbuhan pada siswa kelas IX SMP di
cukup tinggi bagi siswa. Pendapat ini Kota Denpasar. Manfaat yang dapat
diperkuat oleh penelitian Keles dan diperoleh melalui penelitian ini
Kefeli (2010) yang menunjukkan bahwa digolongkan menjadi 3, sebagai berikut.
siswa mengalami banyak miskonsepsi 1) Bagi Guru, yaitu; (1) untuk
pada materi tersebut. Pemilihan subyek memberikan sumbangan pemikiran
penelitian disesuaikan dengan hasil studi tentang masalah miskonsepsi dalam
pendahuluan peneliti di SMP, sehingga bidang biologi, sehingga bermanfaat
yang menjadi subyek adalah siswa kelas bagi yang bersangkutan mencari
IX. Hal ini disebabkan karena subyek solusi dalam mengubah miskonsepsi
penelitian telah memperoleh tersebut menjadi konsep ilmiah, (2)
pemahaman tentang fotosintesis dan Penelitian ini bermanfaat dalam
respirasi sebelumnya yaitu pada saat menentukan arah proses

19
Jurnal Bakti Saraswati Vol.03 No.02. September 2014 ISSN : 2088-2149

pembelajaran sehingga dapat mengemukakan bahwa pengetahuan


meningkatkan pemahaman konsep dikonstruksi sambil pebelajar mengatur
siswa demi mencapai prestasi belajar pengalaman-pengalamannya yang terdiri
yang lebih baik. atas struktur-struktur mental atau
2) Bagi Siswa, yaitu; (1) memberikan skemata-skemata yang sudah ada
sumbangan pemikiran tentang padanya. Kerangka belajar konstruktivis
masalah miskonsepsi yang terjadi adalah suatu kegiatan aktif yang
dalam dunia pendidikan sehingga berlangsung secara kontinyu di mana
dapat memberikan gambaran untuk pebelajar menggunakan informasi dari
meningkatkan pemahaman lingkungannya untuk mengkontruksi
konsepnya, (2) bermanfaat sebagai interpretasi pribadinya dan makna-
refleksi atau cerminan diri sehingga makna berdasarkan pengetahuan awal
siswa dapat meningkatkan prestasi dan pengalamannya (Suastra, 2009).
belajarnya. Dengan demikian, kesuksesan dalam
3) Bagi Peneliti, yaitu; (1) penelitian ini memahami konsep ditentukan oleh diri
menambah perbendaharaan pebelajar masing-masing.
pengetahuan tentang miskonsepsi Menurut pandangan
dalam bidang biologi, (2) penelitian konstruktivisme masuknya informasi
ini menambah perbendaharaan baru ke dalam skemata melalui dua
pengetahuan tentang miskonsepsi mekanisme, yakni asimilasi dan
siswa dalam materi fotosintesis dan akomodasi. Pada proses asimilasi
respirasi tumbuhan, (3) penelitian ini seseorang menggunakan struktur
memberikan sumbangan pemikiran kognitif dan kemampuan yang sudah ada
tentang pola miskonsepsi yang untuk beradaptasi dengan masalah atau
dialami siswa sehingga dapat informasi baru yang datang dari
menentukan arah penanganan yang lingkungannya. Sedangkan pada proses
tepat untuk meningkatkan akomodasi merupakan proses
pemahaman konsep biologi. pembentukan skemata baru atau
Luaran penelitian yang dicapai memodifikasi struktur yang sudah ada
melalui penelitian ini adalah; (1) berupa supaya struktur kognitif tersebut dapat
jurnal ilmiah yang dapat dipublikasikan menyerap informasi baru yang dihadapi.
pada skala nasional maupun Ketidaksesuaian struktur kognitif yang
internasional, (2) berupa tipe-tipe dimiliki seseorang dengan informasi
miskonsepsi yang dapat dipelajari dalam baru yang dihadapi menyebabkan
bentuk bahan ajar, sehingga pemahaman ketidakseimbangan dalam struktur
konsep siswa menjadi lebih baik. kognitifnya. Dalam kondisi seperti ini,
orang menyadari bahwa cara berpikirnya
bertentangan dengan kejadian yang ada
2. Tinjauan Pustaka di sekitarnya, ia akan berusaha untuk
2.1 Pendekatan Konstruktivisme mereorganisasi struktur kognitifnya agar
dalam Pembelajaran sesuai dengan informasi baru yang
Pandangan konstruktivisme dihadapi.
menyatakan bahwa setiap orang yang
belajar sesungguhnya membangun 2.2 Pembelajaran Biologi
pengetahuannya sendiri (Sutarno, 2008). Pembelajaran mengandung arti
Piaget melalui penelitiannya suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru
menyimpulkan bahwa pengetahuan sedemikian rupa dengan tujuan
dibangun dalam pikiran pebelajar. Piaget membantu siswa memperoleh

20
Jurnal Bakti Saraswati Vol.03 No.02. September 2014 ISSN : 2088-2149

pengalaman sehingga tingkah laku siswa sekolah sedangkan asimilasi konsep


berubah ke arah yang lebih baik. Biologi merupakan cara utama untuk
merupakan wahana untuk meningkatkan memperoleh konsep atau belajar konsep
pengetahuan, keterampilan, sikap dan selama dan sesudah sekolah. Bagi para
nilai. Belajar biologi adalah suatu penganut teori perilaku, dasar belajar
aktivitas yang dilakukan secara sengaja konsep dapat dilihat dari asosiasi antara
oleh pebelajar atau siswa dalam usaha stimulus dan respon (Suryanto dan
memahami fakta-fakta, konsep-konsep, Hewindati, 2002).
aturan-aturan, hukum-hukum, prinsip-
prinsip dan teori-teori dan kemudian 2.4 Konsepsi dan Miskonsepsi
menerapkan ke dalam situasi lain Konsepsi adalah representasi
seperti: hafalan-hafalan, pemahaman, mental mengenai ciri-ciri dunia luar atau
perhitungan-perhitungan, praktikum, domain-domain teoritik. Konsepsi
dan penarikan kesimpulan. Biologi merupakan perwujudan dari interpretasi
bukan hanya kumpulan fakta dan seseorang terhadap suatu objek yang
konsep, karena di dalam biologi juga diamatinya yang sering bahkan selalu
terdapat berbagai proses dan nilai yang muncul sebelum pembelajaran.
dapat dikembangkan dan diaplikasikan Konsepsi pembelajaran dapat dibedakan
dalam kehidupan sehari-hari. atas dua kelompok, yaitu prakonsepsi
(preconception) dan miskonsepsi
2.3 Konsep (misconception) (Duit, 2006).
Konsep mengenai suatu obyek Prakonsepsi adalah konsepsi
dapat diperoleh melalui hasil persepsi yang berdasarkan pengalaman formal
terhadap gejala-gejala alam, karena dari dalam kehidupan sehari-hari.
persepsi tentang gejala akan diperoleh Prakonsepsi siswa dalam pembelajaran
pemahaman secara konseptual tentang sains dibangun oleh siswa. Hal ini sesuai
obyek tersebut. Menurut Suastra (2009), dengan pandangan konstruktivisme
konsep merupakan suatu simbol, dalam pembelajaran, di mana siswa
generalisasi serta hasil berpikir abstrak datang dalam lingkungan belajar dengan
manusia yang merangkum banyak prakonsepsi awal dan akan terbentuk
pengalaman dan bersifat tentatif. Suatu kembali dengan adanya interaksi sosial
konsep dapat dianggap sebagai suatu dan fisik di kelas sebagai akibat dari
unit pikiran atau gagasan yang tidak pembelajaran. Prakonsepsi siswa yang
dapat berdiri sendiri tetapi saling menjadi fokus perhatian adalah konsep
berhubungan satu sama lain dalam suatu siswa yang berbeda dengan konsep
sistem dinamis yang disebut sistem ilmiah sehingga menghambat proses
konseptual. Sebagai contoh, konsep pembelajaran (Hüseyin dan Sabri,
ekosistem terdiri atas konsep-konsep 2007).
tumbuhan, hewan, sinar matahari, Miskonsepsi adalah salah
jaring-jaring makanan, siklus materi, pemahaman yang disebabkan oleh
aliran energi dan faktor-faktor pembelajaran sebelumnya dan kesalahan
lingkungan. yang berkaitan dengan prakonsepsi pada
Konsep yang dimiliki anak dapat umumnya. Beberapa pernyataan dalam
diperoleh melalui dua cara, yaitu miskonsepsi berdasarkan berbagai
formasi konsep (concept formation) dan penelitian yang relevan adalah sebagai
asimilasi konsep (concept assimilation). berikut: (1) miskonsepsi siswa terjadi
Formasi konsep terutama merupakan sebagai akibat perbedaan budaya,
perolehan konsep sebelum anak masuk agama, dan bahasa, (2) sebelum

21
Jurnal Bakti Saraswati Vol.03 No.02. September 2014 ISSN : 2088-2149

pembelajaran berlangsung miskonsepsi Jawa Timur, Daerah Istimewa


sudah terdapat dalam pikiran siswa dan Yogyakarta, dan Jawa Barat pada
sangat sulit untuk mengubahnya, (3) pelajaran sains yang berbasis biologi.
bahasa sehari-hari, budaya, dan agama Penelitian tentang miskonsepsi dalam
dapat menyebabkan miskonsepsi, (4) bidang biologi juga dilakukan Tundugi
berbagai miskonsepsi dapat terjadi saat (2008). Hasil penelitiannya yang
menjelaskan suatu fenomena alam, (5) berjudul “Miskonsepsi Siswa SMA pada
miskonsepsi dapat terjadi setelah Mata Pelajaran Biologi dan Faktor-
pembelajaran berlangsung (Hüseyin dan faktor Penyebabnya” mengungkap
Sabri, 2007). bahwa tingkat miskonsepsi siswa SMA
Dalam dunia pendidikan saat ini, di Kota Palu, Sulawesi Tengah pada
miskonsepsi dalam bidang IPA telah mata pelajaran biologi cenderung tinggi.
menjadi pusat perhatian para ahli Beberapa peneliti lain juga telah berhasil
pendidikan karena miskonsepsi telah melakukan identifikasi miskonsepsi
terjadi di berbagai negara dan makin dalam bidang biologi, antara lain;
melebar ke berbagai pokok bahasan Dikmenli (2010), Kose (2008), Keles &
(Novak, 1987 dalam Suryanto dan Kefeli (2010), Rybarczyk, dkk. (2007)
Hewindati, 2002). Jika miskonsepsi dan Yenilmez & Tekkaya (2006).
terjadi pada siswa, miskonsepsi tersebut Penelitian Dikmenli (2010) yang
cenderung menetap dan sulit untuk berjudul “Misconception of Cell
diubah serta akan berpengaruh pada Division Held by Student Teacher in
proses belajar mengajar berikutnya. Biology: A Drawing Analysis” yang
Miskonsepsi dapat terjadi di sekolah dilakukan di Universitas Selcuk, Turki
atau di luar sekolah. Adanya menunjukkan bahwa hampir setengah
miskonsepsi pada diri pebelajar antara dari seluruh sampel mengalami
lain disebabkan oleh kesalahan dalam miskonsepsi konsep mitosis dan miosis.
mempersepsi konsep yang muncul, Penemuan lainnya berdasarkan hasil
kerancuan antara kesan dan memori penelitiannya yaitu interpretasi gambar
yang sudah ada dalam otak selama serta wawancara merupakan metode
mengingat, tidak mengecek kebenaran yang tepat untuk mengidentifikasi
dari generalisasi yang diperoleh atau kesulitan belajar dalam memahami
terlalu yakin terhadap hasil salah satu konsep bidang biologi, seperti
observasi dan pemikiran konseptual pembelahan sel.
(Suryanto dan Hewindati, 2002). Kose (2008) juga melakukan
penelitian yang bermetode hampir sama
2.5 Penelitian yang Relevan dengan Dikmenli (2010), hanya saja
Hasil penelitian miskonsepsi diterapkan pada materi atau topik yang
dalam bidang biologi, di antaranya berbeda yakni fotosintesis dan respirasi
dilakukan oleh Suryanto & Hewindati pada tumbuhan. Penelitian tersebut
(2002), dan Tundugi (2008). Melalui berjudul “Diagnosing Student
penelitian Suryanto dan Hewindati Misconceptions: Using Drawing As A
(2002) yang berjudul “Pemahaman Research Method” dan menggunakan
Murid Sekolah Dasar (SD) terhadap sampel yaitu mahasiswa calon guru pada
Konsep-Konsep Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Pendidikan Universitas
(IPA) Berbasis Biologi: Suatu Diagnosis Pamukkale, Denizli, Turki. Hasil
Adanya Miskonsepsi”, diperoleh hasil penelitiannya menunjukkan bahwa 40%
yaitu masih banyak terjadi miskonsepsi sampel menunjukkan miskonsepsi pada
siswa Sekolah Dasar (SD) di Provinsi konsep fotosintesis, sedangkan 58%

22
Jurnal Bakti Saraswati Vol.03 No.02. September 2014 ISSN : 2088-2149

miskonsepsi pada konsep respirasi. (two-tier diagnostic test) dalam


Selain itu, temuan Kose juga menentukan miskonsepsi yang dialami
menunjukkan bahwa metode gambar siswa. Tes yang digunakan oleh
dan wawancara efektif dalam Yenilmez & Tekkaya tersebut
mengidentifikasi miskonsepsi. merupakan tes dignostik yang telah
Terdapat pula penelitian Keles & dikembangkan oleh Haslan & Treagust
Kefeli (2010) yaitu “Determination of (1987) yang terdapat pada Journal of
Student Misconceptions in Biological Education 21: 203-221.
Photosynthesis and Respiration Unit Dengan adanya berbagai penelitian
and Correcting Them With The Help of relevan tentang miskonsepsi tersebut,
CAI (Computer Assisted Instrument) penelitian ini telah memiliki landasan
Material”. Sampel penelitian ini terdiri yang cukup kuat untuk dilakukan.
dari siswa kelas enam dan tujuh yang
bersekolah di Sekolah Ihsan Koz di 3. Metodologi Penelitian
pusat Provinsi Trabzon, Turki pada 3.1 Rancangan Penelitian
musim semi tahun pelajaran 2008/2009. Dalam rancangan penelitian
Selain mengungkap keefektifan CAI dipaparkan beberapa hal, yaitu jenis,
dalam mengurangi miskonsepsi siswa, metode dan tahapan, serta lokasi
hasil penelitian ini juga menunjukkan penelitian.
bahwa ternyata tidak semua miskonsepsi 3.1.1 Jenis Penelitian
pada diri siswa dapat terhapus setelah Penelitian ini merupakan
memperoleh perlakuan atau dalam artian penelitian kualitatif deskriptif. Dalam
terdapat miskonsepsi siswa yang bersifat hal ini peneliti membiarkan keadaan
resisten. lapangan secara alami tanpa
Penelitian tentang miskonsepsi memberikan perlakuan, sehingga
juga dilakukan oleh Rybarczyk, dkk. temuan merupakan hasil yang sesuai
(2007) di Amerika Serikat yang berjudul dengan keadaan yang sebenarnya.
“A Case-Based Approach Increases Peneliti melakukan identifikasi
Student Learning Outcomes and miskonsepsi siswa kelas IX SMP dalam
Comprehension of Cellular Respiration materi fotosintesis dan respirasi
Concepts” Hasil penelitian Rybarczyk, tumbuhan, kemudian memaparkan
dkk. menunjukkan pendekatan temuan secara deskriptif dan
pembelajaran berbasis kasus ternyata menganalisisnya tanpa menggunakan
efektif untuk menentukan serta teknik statistik.
mengatasi masalah miskonsepsi yang
dialami siswa pada konsep respirasi sel. 3.1.2 Metode dan Tahapan
Terkait dengan miskonsepsi yang Penelitian
terjadi pada konsep-konsep fotosintesis Berdasarkan jenis penelitian,
dan respirasi pada tumbuhan, Yenilmez maka metode yang diterapkan dalam
& Tekkaya (2006) di Turki juga melaksanakan penelitian ini adalah
melakukan penelitian, di mana hasil metode kualitatif. Alasan peneliti
temuannya menyatakan bahwa menggunakan metode ini karena metode
pendekatan pengubahan konseptual ini sangat berkaitan dengan fokus dan
cukup efektif untuk mengurangi rumusan masalah penelitian. Penelitian
miskonsepsi siswa pada konsep-konsep kualitatif dilakukan pada kondisi
fotosintesis dan respirasi tumbuhan. Hal alamiah atau apa adanya (tanpa adanya
yang menarik dari penelitian ini adalah modifikasi/perlakuan khusus pada
penggunaan tes diagnostik bertingkat obyek) sebab penelitian ini memiliki

23
Jurnal Bakti Saraswati Vol.03 No.02. September 2014 ISSN : 2088-2149

tujuan yaitu menemukan pola hubungan kondisi tempat tersebut tidak jauh
yang bersifat interaktif, menemukan berbeda dengan tempat penelitian.
teori, menggambarkan realitas yang Penelitian ini dapat dilakukan di lokasi
kompleks, dan memperoleh pemahaman manapun sepanjang peneliti tetap
makna (Sugiyono, 2009). mengutamakan tujuan dalam penelitian
Rancangan penelitian kualitatif kualitatif tersebut yaitu menemukan
dapat diwujudkan dengan tahap-tahap gejala dari obyek penelitian, kemudian
penelitian kualitatif. Tahap penelitian menganalisis serta membahas temuan
kualitatif memiliki ciri pokok yang yang diperoleh.
berbeda dengan penelitian kuantitatif,
yaitu peneliti berperan sebagai alat 3.2 Data dan Sumber Data Penelitian
penelitian (Sugiyono, 2009). Penelitian Data yang dikumpulkan dalam
ini dilakukan dengan melalui tiga penelitian ini, yaitu jawaban tes
tahapan, yakni (1) tahap pralapangan, diagnostik dan respon indeks keyakinan
(2) tahap lapangan, dan (3) tahap terhadap jawaban. Sumber data adalah
pascalapangan. Teknis dari setiap 82 orang siswa kelas IX SMP yang
tahapan penelitian dapat diamati melalui berasal dari 2 sekolah di Kota Denpasar,
gambar bagan berikut. yaitu SMP Negeri 3 Denpasar dan SMP
(SLUB) Saraswati 1 Denpasar.

3.3 Teknik Pengumpulan Data dan


Instrumen Penelitian
Data dikumpulkan dengan teknik
tes diagnostik. Instrumen yang
digunakan berupa tes tertulis, berbentuk
pilihan ganda (multiple choice) dengan
jumlah soal 13 butir. Skor soal yang
dijawab benar = 1 dan yang dijawab
salah = 0. Tes diagnostik dirancang
dengan menggunakan model David
Treagust et al (1986) yang dimodifikasi,
Gambar 3.1 Bagan Tahapan Penelitian sehingga menjadi tes pilihan ganda
beralasan.
3.1.3 Lokasi Penelitian Untuk membedakan jawaban
Penelitian akan dilaksanakan di 2 antara siswa yang tidak tahu (lack of
SMP yang berada di Kota Denpasar, knowledge) dengan siswa yang
yaitu SMP Negeri 3 Denpasar dan SMP miskonsepsi digunakan metode
(SLUB) Saraswati 1 Denpasar dengan Certainty of Response Index (CRI) dari
jumlah total sampel sebanyak 82 siswa. Hasan et al (1999). Pada CRI ini siswa
Penentuan lokasi beserta sampel diminta untuk mengisi derajat keyakinan
penelitian ini dilakukan dengan teknik (degree of certainty) dengan memilih 3
purposive sampling, yaitu dengan dasar tingkatan jawaban, yaitu tebakan (T),
pertimbangan kedua sekolah telah ragu (R) dan yakin (Y). Jika jawaban
mewakili sekolah negeri dan swasta soal diagnostik salah dan CRI yang
yang ada di Kota Denpasar. dipilih untuk soal tersebut adalah yakin
Sugiyono (2009) menjelaskan (Y) maka dapat dipastikan bahwa siswa
bahwa hasil penelitian kualitatif dapat tersebut mengalami miskonsepsi.
diterapkan di tempat lain, manakala

24
Jurnal Bakti Saraswati Vol.03 No.02. September 2014 ISSN : 2088-2149

Sebelum digunakan, instrumen konsepsi pada masing-masing


terlebih dahulu divalidasi oleh ahli dan konsep, dan tipe-tipe miskonsepsi.
melalui tes keterbacaan oleh siswa-siswa Langkah-langkah analisis ditunjukkan
SMP. pada Gambar 3.2 berikut.
Data
3.4 Teknik Analisis Data Data Display
Aktivitas analisis data dalam Collecti
penelitian ini dilakukan menurut Miles on

dan Haberman dalam Sugiyono (2009),


yaitu sebagai berikut. Data
1) Pengumpulan data (Data Collection) Reductio Conclusions
n Making and
Dalam penelitian ini, analisis data Verification
dilakukan berdasarkan data yang
diperoleh melalui pengumpulan data Gambar 3.2 Komponen dalam Analisis
dari awal hingga akhir penelitian. Data (Interactive Model)
(Miles & Huberman
2) Reduksi data (Data Reduction) dalam Sugiyono, 2009).
Data yang diperoleh dalam jumlah
banyak perlu direduksi. Sugiyono 3.5 Pengujian Keabsahan Data
(2009) menyatakan reduksi data Uji keabsahan data dalam
merupakan kegiatan merangkum, penelitian ini sesuai dengan uji
memilih hal-hal pokok, keabsahan data penelitian kualitatif,
memfokuskan pada hal-hal penting, yaitu sebagai berikut.
kemudian menentukan tema atau 1) Uji validitas internal, yaitu
polanya. Dalam penelitian ini, data menggambarkan derajat
yang direduksi yaitu keseluruhan kepercayaan yang dimiliki data
data yang terkumpul pada penelitian.
pengumpulan data. 2) Uji validitas eksternal, yaitu
3) Penyajian data (Data Display) menunjukkan ketepatan atau
Peranan penyajian data dalam dapat diterapkannya hasil
penelitian ini adalah penelitian ke populasi di mana
mengorganisasikan data agar lebih sampel tersebut diambil.
mudah dipahami. Dalam penelitian 3) Uji reliabilitas, yaitu pengujian
ini, penyajian data dilakukan dalam yang dilakukan dengan
bentuk tabel, diagram, dan uraian mengecek jejak aktivitas peneliti
singkat. Reduksi dan penyajian data di lapangan.
dilakukan secara terus menerus 4) Uji obyektivitas, yaitu pengujian
selama pengumpulan data yang dilakukan bersamaan
berlangsung, kemudian dari hasil itu dengan uji reliabilitas. Penelitian
ditariklah kesimpulan. dikatakan obyektif apabila hasil
4) Penarikan simpulan dan verifikasi penelitian telah disepakati.
(Conclusion Making and
Verification) 4. Hasil Penelitian dan Pembahasan
Penarikan simpulan merupakan 4.1 Hasil Penelitian
langkah berikutnya setelah penyajian Berdasarkan studi pendahuluan,
data. Simpulan dalam penelitian ini siswa yang menjadi subyek penelitian
mencakup persentase miskonsepsi memiliki kemampuan akademik baik
yang terjadi pada masing-masing yang ditunjukkan dengan dipilihnya
konsep, rentangan/kisaran jumlah subyek tersebut oleh guru yang

25
Jurnal Bakti Saraswati Vol.03 No.02. September 2014 ISSN : 2088-2149

mendampingi peneliti selama 35


mengadakan penelitian di sekolah. Hal 30
ini membuktikan bahwa guru 25
menganggap siswa memiliki 20
kemampuan untuk menjawab tes 15
diagnostik. Pemilihan siswa juga 10
diperkuat dengan pendapat guru mata 5
0
pelajaran IPA di sekolah masing-masing

No. 1
No. 2
No. 3
No. 4
No. 5
No. 6
No. 7
No. 8
No. 9
No. 10
No. 11
No. 12
No. 13
bahwa siswa yang menjadi subyek
penelitian ini sudah diberikan materi
terkait tes diagnostik saat siswa berada Salah Benar Miskonsepsi
di kelas VIII. Kelas yang mewakili SMP Gambar 4.2 Jawaban Siswa di Kelas IX
Negeri 3 Denpasar adalah Kelas IX A Bilingual SMP (SLUB)
dengan jumlah siswa sebanyak 42 orang, Saraswati 1 Denpasar
sedangkan kelas yang mewakili SMP
(SLUB) Saraswati 1 Denpasar adalah Berdasarkan kedua gambar
kelas pilihan yaitu Kelas IX Bilingual tersebut dapat diketahui bahwa dari 13
yang siswanya berjumlah 40 orang. item soal tentang konsep-konsep
Dengan demikian jumlah total subyek fotosintesis dan respirasi, siswa
penelitian adalah 82 orang siswa. memiliki variasi dalam jawaban,
Data yang diperoleh berupa terdapat jawaban yang salah, benar dan
jawaban subyek penelitian terhadap tes miskonsepsi. Perolehan data seperti ini
dignostik dapat diamati melalui Gambar menunjukkan bahwa analisis berikutnya
4.1 tentang profil miskonsepsi dalam setiap
35 konsep pada fotosintesis dan respirasi
30 dapat dilakukan.
25 Hasil tes diagnostik
20 menunjukkan bahwa hampir dalam
15
10
setiap item tes dignostik terdapat
5 miskonsepsi. Berdasarkan pandangan
0 peneliti, umumnya miskonsepsi yang
No. 1
No. 2
No. 3
No. 4
No. 5
No. 6
No. 7
No. 8
No. 9
No. 10
No. 11
No. 12
No. 13

terjadi menyangkut kesalahan siswa


dalam memahami hubungan antar
Salah Benar Miskonsepsi konsep-konsep dalam materi fotosintesis
dan respirasi tumbuhan. Rata-rata
Gambar 4.1 Jawaban Siswa di Kelas IX A SMP miskonsepsi siswa tentang konsep-
Negeri 3 Denpasar konsep fotosintesis dan respirasi adalah
42,96%. Jumlah tersebut lebih tinggi
Sedangkan data yang diperoleh jika dibandingkan dengan jumlah siswa
di SMP (SLUB) Saraswati 1 Denpasar yang menjawab dengan tepat yaitu
dapat dijabarkan sebagai berikut. 30,21%. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa miskonsepsi masih
menetap (resisten), walaupun siswa
kelas IX pada kedua sekolah tersebut
telah diberikan materi fotosintesis dan
respirasi.
Melalui penelitian ini, diperoleh
profil miskonsepsi siswa yang

26
Jurnal Bakti Saraswati Vol.03 No.02. September 2014 ISSN : 2088-2149

bervariasi. Salah satu penyebab intuisi adalah suatu perasaan dalam diri
bervariasinya pemahaman siswa adalah seseorang, yang secara spontan
konstruksi makna yang bersifat pribadi mengungkapkan sikap atau gagasannya
(Suastra, 1996). Pernyataan ini juga tentang sesuatu. Perasaan yang
sejalan dengan pendapat Piaget yang dimaksud adalah perasaan yang sulit
memandang bahwa interaksi kognitif dijelaskan karena memang belum diteliti
akan terjadi sejauh realitas terebut secara obyektif dan rasional.
disusun melalui struktur kognitif yang Melalui penelitian ini juga
diciptakan oleh subyek tersebut. diperoleh tipe-tipe miskonsepsi yang
Miskonsepsi yang dialami oleh dialami oleh siswa kelas IX yang
siswa merupakan gambaran disajikan melalui Tabel 4.1.
pemahamannya atas pengalaman yang
diterimanya. Menurut Sadia, dkk (2001), Tabel 4.1. Daftar Tipe Miskonsepsi yang
miskonsepsi hanya dapat diterima dalam Dialami Siswa Kelas IX SMP di
Kota Denpasar pada Konsep-
kasus-kasus tertentu dan tidak berlaku Konsep Fotosintesis dan Respirasi
untuk kasus-kasus lainnya serta tidak Tumbuhan
dapat digeneralisasi. Oleh karena itu, No. Miskonsepsi
pengalaman yang terbatas sangat 1 Oksigen merupakan gas buangan dari proses
mempengaruhi pembentukan fotosintesis yang tidak dimanfaatkan dalam
proses respirasi pada tumbuhan
pengetahuan yang dimiliki. Selain itu,
2 Tumbuhan berespirasi menghasilkan gas O2
setiap pengetahuan baru juga harus 3 Respirasi pada tumbuhan terjadi saat tidak ada
cocok dengan struktur kognitif, di mana cahaya
struktur kognitif merupakan suatu sistem 4 Fotosintesis pada tumbuhan dapat terjadi
yang saling berkaitan antara konsep, walaupun tidak terdapat cahaya
gagasan, teori dan sebagainya (Suparno, 5 Manfaat terpenting fotosintesis bagi tumbuhan
adalah menghasilkan energi
1997). Apabila pengetahuan baru yang
6 Respirasi tumbuhan hanya terjadi pada daun
diterima siswa tidak cocok dengan karena pada daun terdapat stomata
struktur kognitif maka akan 7 Respirasi pada tumbuhan merupakan proses
menghambat perkembangan pertukaran gas CO2 dan O2 melalui stomata
pengetahuan dalam diri siswa itu sendiri. 8 Tumbuhan berespirasi memerlukan gas CO2
Bahkan, terkadang hasil konstruksi dan menghasilkan gas O2
9 Respirasi pada tumbuhan merupakan proses
pengetahuan baru yang ditimbulkan oleh pembuatan makanan dari air dan O2
proses tersebut tidak sesuai dengan 10 Tumbuhan berfotosintesis hanya siang hari,
pengetahuan ilmiah sehingga disebut sedangkan berespirasi hanya malam hari
miskonsepsi. Hal ini sejalan dengan 11 Respirasi pada tumbuhan merupakan proses
temuan di lapangan yaitu, meskipun pertukaran gas, di mana O2 diambil dan CO2
dilepaskan
siswa sudah diberikan pemahaman
12 Tumbuhan berespirasi saat tidak ada cahaya,
tentang materi fotosintesis dan respirasi sedangkan hewan berespirasi setiap saat
di kelas VIII, miskonsepsi masih terjadi. 13 Tumbuhan berespirasi pada malam hari
Selain itu, miskonsepsi dapat karena tidak memperoleh cukup energi dari
terjadi jika siswa cenderung fotosintesis
menggunakan intuisi dibanding 14 Hewan berespirasi setiap saat karena tidak
bisa melangsungkan proses fotosintesis untuk
menggunakan pola berpikir ilmiah memperoleh energi
dalam menjawab permasalahan terutama Daftar tipe miskonsepsi
menyangkut kehidupan sehari-hari diperoleh melalui profil miskonsepsi
(Sadia, dkk, 2003). Intuisi atau pola siswa yang memiliki persentase ≥ 10%.
pikir intuitif adalah akal sehat (common Berdasarkan analisis profil miskonsepsi,
sense). Suparno (2005) menyatakan, maka diperoleh 14 tipe miskonsepsi

27
Jurnal Bakti Saraswati Vol.03 No.02. September 2014 ISSN : 2088-2149

yang dialami oleh siswa kelas IX. Hasil diperoleh sebanyak 14 tipe
temuan ini sejalan dengan pendapat para miskonsepsi. Tipe miskonsepsi
ahli yang menyatakan bahwa, ini diperoleh berdasarkan analisis
miskonsepsi sangat sulit diubah terhadap profil miskonsepsi
(resisten) dalam pembelajaran (Sadia, siswa. Secara umum, tipe
1997; Huseyin dan Sabri, 2007). miskonsepsi yang diperoleh
Melalui pemaparan tersebut, berkaitan dengan konsep-konsep,
maka diperoleh gambaran bahwa siswa seperti fotosintesis, respirasi
merupakan individu yang penuh dengan pada tumbuhan, serta hubungan
potensi, dan tidak datang ke sekolah dari kedua konsep tersebut.
dengan struktur kognitif yang kosong.
Siswa sesungguhnya telah memiliki
pengetahuan awal yang seharusnya 5.2 Saran dan Rekomendasi
digali terlebih dahulu sebelum Adapun saran dan rekomendasi
mengenalkannya pada konsep-konsep dari hasil penelitian ini adalah sebagai
ilmiah, sehingga miskonsepsi terhadap berikut:
konsep-konsep ilmiah dapat dihindari. 1. Siswa hendaknya meningkatkan
Selain itu, lingkungan belajar juga harus pemahaman terhadap konsep-
mendukung terbentuknya konsep ilmiah konsep ilmiah sehingga mampu
tersebut. Hal ini mutlak dilakukan sebab mengurangi penggunaan akal
miskonsepsi yang dialami oleh siswa sehat (common sense) dalam
akan mengakibatkan siswa mengalami menjawab persoalan yang
kesalahan konsep-konsep yang berujung menyebabkan terjadinya
pada hasil belajar yang tidak miskonsepsi.
memuaskan sehingga tujuan pendidikan 2. Perlu dilakukan identifikasi
tidak tercapai. pengetahuan awal siswa sebelum
diberikan materi pelajaran yang
5. Penutup baru, kemudian menjadikan
5.1 Simpulan pengetahuan awal atau
Dengan mengacu kepada tujuan miskonsepsi yang dibawanya
dan hasil penelitian ini, maka diperoleh sebagai acuan dalam
simpulan sebagai berikut. pembelajaran.
1. Profil konsepsi dalam materi 3. Perlu ditingkatkan penggunaan
fotosintesis dan respirasi berbagai macam model dan
tumbuhan pada siswa kelas IX strategi pembelajaran konflik
SMP di Kota Denpasar cukup kognitif yang membuat siswa
bervariasi. Rentangan variasinya menjadi lebih aktif dan kritis.
adalah berkisar antara empat 4. Hasil penelusuran miskonsepsi
sampai 12 macam. Hal ini perlu dimasukkan dalam bahan
menunjukkan siswa memiliki ajar untuk menghilangkan
konsepsi yang beragam terhadap miskonsepsi yang terjadi pada
suatu konsep yang dipelajari. siswa, sehingga dapat
Rata-rata miskonsepsi siswa meningkatkan hasil belajarnya.
adalah 42,96%. 5. Menarik untuk dikaji lebih
2. Tipe miskonsepsi dalam materi mendalam tentang penerapan
fotosintesis dan respirasi model-model pengubahan
tumbuhan pada siswa kelas IX konseptual untuk membantu
SMP di Kota Denpasar yang

28
Jurnal Bakti Saraswati Vol.03 No.02. September 2014 ISSN : 2088-2149

mengurangi miskonsepsi siswa Kose, Sacit. 2008. Diagnosing Student


dalam pembelajaran. Misconceptions: Using Drawing as
a Research Method. World Applied
DAFTAR PUSTAKA Sciences Journal. Volume 3 (2):
Adisendjaja, Yusuf Hilmi & Oom 283-29. ISSN 1818-4952.
Romlah. 2007. Identifikasi
Kesalahan dan Miskonsepsi Buku Kucuk, Mehmet, Salih Cepni & Murat
Teks Biologi SMU. Laporan Gokdere. 2005. Turkish Primary
Penelitian. Disampaikan pada School Student’s Alternative
Seminar Nasional Pendidikan Conceptions About Work, Power,
Biologi dan Biologi, Jurusan and Energy. Journal of Physic
Pendidikan Biologi FPMIPA Teacher Education Online.
Universitas Pendidikan Indonesia Volume 3(2): 22-28.
25-26 Mei 2007.
Nurarifah, Iffah. 2013. Ujian Nasional
Dikmenli, Musa. 2010. Misconception SD Tidak Dihapuskan:Kemdikbud.
of Cell Division Held by Student Diakses pada
Teacher in Biology: A Drawing www.radioaustralia.net.au, pada
Analysis. Academic Journals tanggal 24 Mei 2014.
Scientific Research and Essay.
Volume 5 (2), pp. 235-247. ISSN Rowlands, S., Graham, T., & William,
1992-2248. P. 2004. Misconception of Force:
Spontaneous Reasoning or Well
Duit, R. 1996. Preconception and Performed Ideas Prior to
Misconception. Dalam Corte, E. Construction. Proceedings of the
D., & Weinert, F. (eds.): British Society for Research into
International Encyclopedia of Learning Mathematics. Volume
Developmental and Instructional 24. 51-56.
Psychology. 455-459. New York:
Pergamon. Rybarczyk, Brian J., Antonio T. B.,
Mitch M., Joseph T. T., Heather
Hüseyin, K., & Sabri, K. 2007. W. 2007. A Case-Based Approach
Secondary School Students’ Increases Student Learning
Misconceptions About Simple Outcomes and Comprehension of
Electric Circuits. Journal of Cellular Respiration Concepts. The
Turkish Science Education. International Union of
Volume 4 Issue 1. Biochemistry and Molecular
Biology, Biochemistry and
Keles, Esra & Finar Kefeli. 2010. Molecular Biology Education
Determination of Student Journal. Volume 35, No. 3, pp.
Misconceptions in Photosynthesis 181–186.
and Respiration Unit and
Correcting Them With The Help Sadia, I. W., dkk. 2003. Pengembangan
of CAI Material. Procedia Social Model dan Strategi Pembelajaran
and Behavioral Sciences. Volume Fisika di Sekolah Menengah
2: 3111-3118. Umum (SMU) untuk Memperbaiki
Miskonsepsi Siswa. Laporan

29
Jurnal Bakti Saraswati Vol.03 No.02. September 2014 ISSN : 2088-2149

Penelitian (tidak diterbitkan). Biology. Journal of Education.


Singaraja: IKIP Negeri Singaraja. Volume 23: 259-266.

Setiawati, G. A. Dewi. 2011. Kajian Treagust, David. 1986. Evaluating


Miskonsepsi dalam Materi Student’s Misconceptions by
Fotosintesis dan Respirasi Means of Diagnostic Multiple
Tumbuhan pada Mahasiswa Choice Items. Research In Science
Jurusan Pendidikan Biologi Education (Unpublished). Western
Universitas Pendidikan Ganesha Australia Instritute of Technology.
Tahun Pelajaran 2010/2011. Tesis
(tidak diterbitkan). Singaraja: Tundugi, Wangintowe. 2008.
Universitas Pendidikan Ganesha. Miskonsepsi Siswa SMA pada
Mata Pelajaran Biologi dan
Suastra, I Wayan. 2009. Pembelajaran Faktor-faktor Penyebabnya.
Sains Terkini (Mendekatkan Siswa Terdapat pada http://karya-
dengan Lingkungan Alamiah dan ilmiah.um.ac.id/index.php/disertas,
Sosial Budayanya). Singaraja: diakses tanggal 14 Juni 2010,
Universitas Pendidikan Ganesha. pukul 12.12 Wita.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Widodo, A. 2007. Konstruktivisme dan


Kuantitatif, Kualitatif dan R.D. Pembelajaran Sains. Laporan
Bandung: CV Alfabeta. Penelitian. (idak diterbitkan).
Bandung: Universitas Pendidikan
Suparno, Paul. 1997. Filsafat Indonesia.
Konstruktivisme dalam
Pendidikan. Yogyakarta: Kanisius Yenilmez, Ayse & Ceren Tekkaya.
(Anggota IKAPI) 2006. Enhancing Student’s
Understanding of Photosynthesis
Suparno, Paul. 2005. Miskonsepsi dan and Respiration in Plant Through
Perubahan Konsep dalam Conceptual Change Approach.
Pendidikan Fisika. Jakarta: PT Journal of Science Education and
Grasindo. Technology. Vol. 15, No.1, Maret
2006.
Suryanto, Adi & Yuni Tri Hewindati.
2002. Pemahaman Murid Sekolah
Dasar (SD) terhadap konsep-
konsep Ilmu Pengetahuan Alam
(IPA) Berbasis Biologi: Suatu
Diagnosis Adanya Miskonsepsi.
Laporan Penelitian (Tidak
diterbitkan). Jakarta: Universitas
Terbuka.
Sutarno, N. 2008. Materi dan
Pembelajaran IPA SD. Jakarta:
Universitas Terbuka.

Tekkaya, Cerren. 2002. Misconceptions


As Barrier to Understanding

30
Jurnal Bakti Saraswati Vol.03 No.02. September 2014 ISSN : 2088-2149

31

Das könnte Ihnen auch gefallen