Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Gusti Ayu Dewi Setiawati, Ida Bagus Ari Arjaya, Ni Wayan Ekayanti
Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Mahasaraswati, Denpasar – Bali
Email: gustiayud@yahoo.co.id
ABSTRACT
The purpose of this study are; (1) determine and classify the profile of conception
about photosynthesis and plant respiration in class IX Junior High School in
Denpasar City, and (2) determine and analyze the types of misconceptions about
photosynthesis and plant respiration in class IX Junior High School in Denpasar
City.This research is a descriptive qualitative research design that is realized with
the stages of qualitative research, namely; (1) primary field phase, (2) the field
phase, and (3) post field phase. Determination of the place and the sample is done
with purposive sampling technique. The data were collected, namely diagnostic test
answers and certainty of response index answers. The data source is 82 students of
class IX from two junior high schools in Denpasar, the SMP Negeri 3 Denpasar and
SMP (SLUB) Saraswati 1 Denpasar. The instruments used in the form of multitier
multiple choice tests by David Treagust et al (1986) models that modified with the
addition of Certainty of Response Index (CRI). The data were then analyzed by Miles
& Huberman models and their validity tested in accordance with data validity of
qualitative research test.The results of this study are as follows; (1) conception
profiles about photosynthesis and plants respiration in class IX Junior High School
in Denpasar City are quite varied with the average of misconceptions 42,96%, (2)
the misconceptions type that acquired about photosynthesis and plants respiration is
14 types of misconceptions. In general, the misconceptions types that obtained
pertaining to concepts, such as photosynthesis, plants respiration, and the
relationship of these two concepts.
ABSTRAK
17
Jurnal Bakti Saraswati Vol.03 No.02. September 2014 ISSN : 2088-2149
jawaban. Sumber data adalah 82 orang siswa kelas IX yang berasal dari 2 SMP di
Kota Denpasar, yaitu SMP Negeri 3 Denpasar dan SMP (SLUB) Saraswati 1
Denpasar. Instrumen yang digunakan berupa tes diagnostik berbentuk pilihan ganda
beralasan model David Treagust et al (1986) yang dimodifikasi dengan penambahan
metode Certainty of Response Index (CRI). Data kemudian dianalisis dengan model
Miles & Huberman dan diuji keabsahannya sesuai dengan uji keabsahan data
penelitian kualitatif.Adapun hasil dari penelitian ini adalah sebagai berikut; (1) profil
konsepsi dalam materi fotosintesis dan respirasi tumbuhan pada siswa kelas IX SMP
di Kota Denpasar cukup bervariasi dengan persentase rata-rata miskonsepsi 42,96%,
(2) tipe miskonsepsi yang diperoleh dalam materi fotosintesis dan respirasi tumbuhan
pada siswa kelas IX SMP di Kota Denpasar sebanyak 14 tipe miskonsepsi. Secara
umum, tipe miskonsepsi yang diperoleh berkaitan dengan konsep-konsep, seperti
fotosintesis, respirasi pada tumbuhan, serta hubungan dari kedua konsep tersebut.
18
Jurnal Bakti Saraswati Vol.03 No.02. September 2014 ISSN : 2088-2149
bidang yang sesuai dengan karakter masih belajar di kelas VIII. Hasil studi
terjadinya miskonsepsi ini. Biologi yang pendahuluan peneliti ini juga didukung
merupakan bagian dari IPA tentu juga oleh ahli yaitu Keles dan Kefeli (2010)
menjadi lahan empuk bagi yang melakukan penelitian tentang
berkembangnya miskonsepsi. Hasil miskonsepsi dengan menggunakan
penelitian Tundugi (2008) tentang sampel siswa kelas menengah di
miskonsepsi menunjukkan tingkat Sekolah Ihsan Koz, Turki pada tahun
miskonsepsi siswa SMA di Kota Palu, pelajaran 2008/2009. Lokasi penelitian
Sulawesi Tengah pada mata pelajaran difokuskan di Denpasar, karena
biologi cenderung tinggi yaitu pada Denpasar adalah Ibukota Provinsi Bali
konsep terkait metabolisme dan yang memang merupakan barometer
substansi genetika. Selain itu, penelitian pendidikan di Bali. Peneliti lebih
yang baru-baru ini dilakukan oleh Keles memfokuskan pula penelitian di dua
dan Kefeli tahun 2010, dan Setiawati SMP yaitu SMP Negeri 3 Denpasar dan
tahun 2011 menunjukkan, siswa dan SMP (SLUB) Saraswati 1 Denpasar
mahasiswa mengalami miskonsepsi sebab keduanya mewakili sekolah-
dalam materi fotosintesis dan respirasi. sekolah unggulan, di mana SMP Negeri
Berdasarkan uraian tersebut, peneliti 3 Denpasar merupakan salah satu SMP
tertarik untuk mengangkat proposal negeri unggulan, sedangkan SMP
penelitian yang berjudul “Identifikasi (SLUB) Saraswati 1 Denpasar
Miskonsepsi dalam Materi Fotosintesis merupakan SMP swasta unggulan.
dan Respirasi pada Siswa Kelas IX SMP Pemilihan kedua sekolah tersebut
Di Kota Denpasar”. sebagai lokasi penelitian juga tidak
Penelitian ini difokuskan pada terlepas dari berbagai keterbatasan, di
penelusuran miskonsepsi dalam materi antaranya waktu, tenaga, biaya, serta
fotosintesis dan respirasi tumbuhan yang skim penelitian yang sesuai untuk
dialami oleh siswa kelas IX SMP. peneliti.
Pemilihan konsep-konsep fotosintesis Adapun tujuan penelitian ini,
dan respirasi tumbuhan sebagai fokus yaitu; (1) untuk mengetahui serta
penelitian dilandasi karena konsep- menggolongkan profil konsepsi dalam
konsep tersebut merupakan topik ilmiah materi fotosintesis dan respirasi
yang penting dan dicantumkan ke dalam tumbuhan pada siswa kelas IX SMP di
kurikulum di berbagai negara. Kose Kota Denpasar, (2) untuk mengetahui
(2008) menyatakan respirasi dan serta menganalisis tipe-tipe miskonsepsi
fotosintesis pada tumbuhan adalah dalam materi fotosintesis dan respirasi
materi penting dan tingkat kesulitannya tumbuhan pada siswa kelas IX SMP di
cukup tinggi bagi siswa. Pendapat ini Kota Denpasar. Manfaat yang dapat
diperkuat oleh penelitian Keles dan diperoleh melalui penelitian ini
Kefeli (2010) yang menunjukkan bahwa digolongkan menjadi 3, sebagai berikut.
siswa mengalami banyak miskonsepsi 1) Bagi Guru, yaitu; (1) untuk
pada materi tersebut. Pemilihan subyek memberikan sumbangan pemikiran
penelitian disesuaikan dengan hasil studi tentang masalah miskonsepsi dalam
pendahuluan peneliti di SMP, sehingga bidang biologi, sehingga bermanfaat
yang menjadi subyek adalah siswa kelas bagi yang bersangkutan mencari
IX. Hal ini disebabkan karena subyek solusi dalam mengubah miskonsepsi
penelitian telah memperoleh tersebut menjadi konsep ilmiah, (2)
pemahaman tentang fotosintesis dan Penelitian ini bermanfaat dalam
respirasi sebelumnya yaitu pada saat menentukan arah proses
19
Jurnal Bakti Saraswati Vol.03 No.02. September 2014 ISSN : 2088-2149
20
Jurnal Bakti Saraswati Vol.03 No.02. September 2014 ISSN : 2088-2149
21
Jurnal Bakti Saraswati Vol.03 No.02. September 2014 ISSN : 2088-2149
22
Jurnal Bakti Saraswati Vol.03 No.02. September 2014 ISSN : 2088-2149
23
Jurnal Bakti Saraswati Vol.03 No.02. September 2014 ISSN : 2088-2149
tujuan yaitu menemukan pola hubungan kondisi tempat tersebut tidak jauh
yang bersifat interaktif, menemukan berbeda dengan tempat penelitian.
teori, menggambarkan realitas yang Penelitian ini dapat dilakukan di lokasi
kompleks, dan memperoleh pemahaman manapun sepanjang peneliti tetap
makna (Sugiyono, 2009). mengutamakan tujuan dalam penelitian
Rancangan penelitian kualitatif kualitatif tersebut yaitu menemukan
dapat diwujudkan dengan tahap-tahap gejala dari obyek penelitian, kemudian
penelitian kualitatif. Tahap penelitian menganalisis serta membahas temuan
kualitatif memiliki ciri pokok yang yang diperoleh.
berbeda dengan penelitian kuantitatif,
yaitu peneliti berperan sebagai alat 3.2 Data dan Sumber Data Penelitian
penelitian (Sugiyono, 2009). Penelitian Data yang dikumpulkan dalam
ini dilakukan dengan melalui tiga penelitian ini, yaitu jawaban tes
tahapan, yakni (1) tahap pralapangan, diagnostik dan respon indeks keyakinan
(2) tahap lapangan, dan (3) tahap terhadap jawaban. Sumber data adalah
pascalapangan. Teknis dari setiap 82 orang siswa kelas IX SMP yang
tahapan penelitian dapat diamati melalui berasal dari 2 sekolah di Kota Denpasar,
gambar bagan berikut. yaitu SMP Negeri 3 Denpasar dan SMP
(SLUB) Saraswati 1 Denpasar.
24
Jurnal Bakti Saraswati Vol.03 No.02. September 2014 ISSN : 2088-2149
25
Jurnal Bakti Saraswati Vol.03 No.02. September 2014 ISSN : 2088-2149
No. 1
No. 2
No. 3
No. 4
No. 5
No. 6
No. 7
No. 8
No. 9
No. 10
No. 11
No. 12
No. 13
bahwa siswa yang menjadi subyek
penelitian ini sudah diberikan materi
terkait tes diagnostik saat siswa berada Salah Benar Miskonsepsi
di kelas VIII. Kelas yang mewakili SMP Gambar 4.2 Jawaban Siswa di Kelas IX
Negeri 3 Denpasar adalah Kelas IX A Bilingual SMP (SLUB)
dengan jumlah siswa sebanyak 42 orang, Saraswati 1 Denpasar
sedangkan kelas yang mewakili SMP
(SLUB) Saraswati 1 Denpasar adalah Berdasarkan kedua gambar
kelas pilihan yaitu Kelas IX Bilingual tersebut dapat diketahui bahwa dari 13
yang siswanya berjumlah 40 orang. item soal tentang konsep-konsep
Dengan demikian jumlah total subyek fotosintesis dan respirasi, siswa
penelitian adalah 82 orang siswa. memiliki variasi dalam jawaban,
Data yang diperoleh berupa terdapat jawaban yang salah, benar dan
jawaban subyek penelitian terhadap tes miskonsepsi. Perolehan data seperti ini
dignostik dapat diamati melalui Gambar menunjukkan bahwa analisis berikutnya
4.1 tentang profil miskonsepsi dalam setiap
35 konsep pada fotosintesis dan respirasi
30 dapat dilakukan.
25 Hasil tes diagnostik
20 menunjukkan bahwa hampir dalam
15
10
setiap item tes dignostik terdapat
5 miskonsepsi. Berdasarkan pandangan
0 peneliti, umumnya miskonsepsi yang
No. 1
No. 2
No. 3
No. 4
No. 5
No. 6
No. 7
No. 8
No. 9
No. 10
No. 11
No. 12
No. 13
26
Jurnal Bakti Saraswati Vol.03 No.02. September 2014 ISSN : 2088-2149
bervariasi. Salah satu penyebab intuisi adalah suatu perasaan dalam diri
bervariasinya pemahaman siswa adalah seseorang, yang secara spontan
konstruksi makna yang bersifat pribadi mengungkapkan sikap atau gagasannya
(Suastra, 1996). Pernyataan ini juga tentang sesuatu. Perasaan yang
sejalan dengan pendapat Piaget yang dimaksud adalah perasaan yang sulit
memandang bahwa interaksi kognitif dijelaskan karena memang belum diteliti
akan terjadi sejauh realitas terebut secara obyektif dan rasional.
disusun melalui struktur kognitif yang Melalui penelitian ini juga
diciptakan oleh subyek tersebut. diperoleh tipe-tipe miskonsepsi yang
Miskonsepsi yang dialami oleh dialami oleh siswa kelas IX yang
siswa merupakan gambaran disajikan melalui Tabel 4.1.
pemahamannya atas pengalaman yang
diterimanya. Menurut Sadia, dkk (2001), Tabel 4.1. Daftar Tipe Miskonsepsi yang
miskonsepsi hanya dapat diterima dalam Dialami Siswa Kelas IX SMP di
Kota Denpasar pada Konsep-
kasus-kasus tertentu dan tidak berlaku Konsep Fotosintesis dan Respirasi
untuk kasus-kasus lainnya serta tidak Tumbuhan
dapat digeneralisasi. Oleh karena itu, No. Miskonsepsi
pengalaman yang terbatas sangat 1 Oksigen merupakan gas buangan dari proses
mempengaruhi pembentukan fotosintesis yang tidak dimanfaatkan dalam
proses respirasi pada tumbuhan
pengetahuan yang dimiliki. Selain itu,
2 Tumbuhan berespirasi menghasilkan gas O2
setiap pengetahuan baru juga harus 3 Respirasi pada tumbuhan terjadi saat tidak ada
cocok dengan struktur kognitif, di mana cahaya
struktur kognitif merupakan suatu sistem 4 Fotosintesis pada tumbuhan dapat terjadi
yang saling berkaitan antara konsep, walaupun tidak terdapat cahaya
gagasan, teori dan sebagainya (Suparno, 5 Manfaat terpenting fotosintesis bagi tumbuhan
adalah menghasilkan energi
1997). Apabila pengetahuan baru yang
6 Respirasi tumbuhan hanya terjadi pada daun
diterima siswa tidak cocok dengan karena pada daun terdapat stomata
struktur kognitif maka akan 7 Respirasi pada tumbuhan merupakan proses
menghambat perkembangan pertukaran gas CO2 dan O2 melalui stomata
pengetahuan dalam diri siswa itu sendiri. 8 Tumbuhan berespirasi memerlukan gas CO2
Bahkan, terkadang hasil konstruksi dan menghasilkan gas O2
9 Respirasi pada tumbuhan merupakan proses
pengetahuan baru yang ditimbulkan oleh pembuatan makanan dari air dan O2
proses tersebut tidak sesuai dengan 10 Tumbuhan berfotosintesis hanya siang hari,
pengetahuan ilmiah sehingga disebut sedangkan berespirasi hanya malam hari
miskonsepsi. Hal ini sejalan dengan 11 Respirasi pada tumbuhan merupakan proses
temuan di lapangan yaitu, meskipun pertukaran gas, di mana O2 diambil dan CO2
dilepaskan
siswa sudah diberikan pemahaman
12 Tumbuhan berespirasi saat tidak ada cahaya,
tentang materi fotosintesis dan respirasi sedangkan hewan berespirasi setiap saat
di kelas VIII, miskonsepsi masih terjadi. 13 Tumbuhan berespirasi pada malam hari
Selain itu, miskonsepsi dapat karena tidak memperoleh cukup energi dari
terjadi jika siswa cenderung fotosintesis
menggunakan intuisi dibanding 14 Hewan berespirasi setiap saat karena tidak
bisa melangsungkan proses fotosintesis untuk
menggunakan pola berpikir ilmiah memperoleh energi
dalam menjawab permasalahan terutama Daftar tipe miskonsepsi
menyangkut kehidupan sehari-hari diperoleh melalui profil miskonsepsi
(Sadia, dkk, 2003). Intuisi atau pola siswa yang memiliki persentase ≥ 10%.
pikir intuitif adalah akal sehat (common Berdasarkan analisis profil miskonsepsi,
sense). Suparno (2005) menyatakan, maka diperoleh 14 tipe miskonsepsi
27
Jurnal Bakti Saraswati Vol.03 No.02. September 2014 ISSN : 2088-2149
yang dialami oleh siswa kelas IX. Hasil diperoleh sebanyak 14 tipe
temuan ini sejalan dengan pendapat para miskonsepsi. Tipe miskonsepsi
ahli yang menyatakan bahwa, ini diperoleh berdasarkan analisis
miskonsepsi sangat sulit diubah terhadap profil miskonsepsi
(resisten) dalam pembelajaran (Sadia, siswa. Secara umum, tipe
1997; Huseyin dan Sabri, 2007). miskonsepsi yang diperoleh
Melalui pemaparan tersebut, berkaitan dengan konsep-konsep,
maka diperoleh gambaran bahwa siswa seperti fotosintesis, respirasi
merupakan individu yang penuh dengan pada tumbuhan, serta hubungan
potensi, dan tidak datang ke sekolah dari kedua konsep tersebut.
dengan struktur kognitif yang kosong.
Siswa sesungguhnya telah memiliki
pengetahuan awal yang seharusnya 5.2 Saran dan Rekomendasi
digali terlebih dahulu sebelum Adapun saran dan rekomendasi
mengenalkannya pada konsep-konsep dari hasil penelitian ini adalah sebagai
ilmiah, sehingga miskonsepsi terhadap berikut:
konsep-konsep ilmiah dapat dihindari. 1. Siswa hendaknya meningkatkan
Selain itu, lingkungan belajar juga harus pemahaman terhadap konsep-
mendukung terbentuknya konsep ilmiah konsep ilmiah sehingga mampu
tersebut. Hal ini mutlak dilakukan sebab mengurangi penggunaan akal
miskonsepsi yang dialami oleh siswa sehat (common sense) dalam
akan mengakibatkan siswa mengalami menjawab persoalan yang
kesalahan konsep-konsep yang berujung menyebabkan terjadinya
pada hasil belajar yang tidak miskonsepsi.
memuaskan sehingga tujuan pendidikan 2. Perlu dilakukan identifikasi
tidak tercapai. pengetahuan awal siswa sebelum
diberikan materi pelajaran yang
5. Penutup baru, kemudian menjadikan
5.1 Simpulan pengetahuan awal atau
Dengan mengacu kepada tujuan miskonsepsi yang dibawanya
dan hasil penelitian ini, maka diperoleh sebagai acuan dalam
simpulan sebagai berikut. pembelajaran.
1. Profil konsepsi dalam materi 3. Perlu ditingkatkan penggunaan
fotosintesis dan respirasi berbagai macam model dan
tumbuhan pada siswa kelas IX strategi pembelajaran konflik
SMP di Kota Denpasar cukup kognitif yang membuat siswa
bervariasi. Rentangan variasinya menjadi lebih aktif dan kritis.
adalah berkisar antara empat 4. Hasil penelusuran miskonsepsi
sampai 12 macam. Hal ini perlu dimasukkan dalam bahan
menunjukkan siswa memiliki ajar untuk menghilangkan
konsepsi yang beragam terhadap miskonsepsi yang terjadi pada
suatu konsep yang dipelajari. siswa, sehingga dapat
Rata-rata miskonsepsi siswa meningkatkan hasil belajarnya.
adalah 42,96%. 5. Menarik untuk dikaji lebih
2. Tipe miskonsepsi dalam materi mendalam tentang penerapan
fotosintesis dan respirasi model-model pengubahan
tumbuhan pada siswa kelas IX konseptual untuk membantu
SMP di Kota Denpasar yang
28
Jurnal Bakti Saraswati Vol.03 No.02. September 2014 ISSN : 2088-2149
29
Jurnal Bakti Saraswati Vol.03 No.02. September 2014 ISSN : 2088-2149
30
Jurnal Bakti Saraswati Vol.03 No.02. September 2014 ISSN : 2088-2149
31