Sie sind auf Seite 1von 13

ANALISIS LAJU ALIRAN PANAS PADA MESIN SANGRAI KOPI

(ROASTING COFFEE) TERHADAP HASIL SANGRAI KOPI


(Studi Kasus Kopi Jenis Arabika Coffee Dan Robusta)

FLOW RATE ANALYSIS OF HOT COFFEE MACHINE SANGRAI


(Roasting COFFEE) THE RESULTS SANGRAI COFFEE
(Case Study Coffee Type Arabica and Robusta Coffee)

Fani Dwi Kurniawan1, Nely Ana Mufarida, ST., MT2, Andik Irawan, S.T.,M.Eng3
1
Mahasiswa Teknik Mesin, 2Dosen Pembimbing 1, 3Dosen Pembimbing 2
Universitas Muhammadiyah Jember

Coffee roaster machines currently undertaken by many people still use the
traditional way is by using media such as roasted skillet / frying. The weakness of the
traditional way is that it takes quite a long time, still using firewood as heating and
still using manpower. Therefore, to overcome these weaknesses, the study was
conducted using a coffee roaster coffee roaster machine automated systems. The use
of the machine can overcome the disadvantages of roasted coffee in a traditional way
because the temperature of the heating medium in the form of smoke from burning
wood, but it can reduce contamination of the smoke of burning. During the roasting
process takes place, there will be heat transfer from the heating surface into the
material. Heat input into the material causing changes in the temperature of the
material. The heat causes the temperature change material is called sensible heat. This
condition will end when the state begins to saturate that if temperatures continue to
rise until the material approaches roasting temperature. The temperature is very
influential on the outcome of the coffee will be roasted as a coffee roasting roast is
not just a course, it's all theory in order to get the coffee was good and had a nice
flavor.

Keywords: Temperature, Sensible, Casserole / Frying, Coffee.


PENDAHULUAN Mesin sangrai kopi sistem otomatis.
Penggunaan mesin tersebut dapat
Kopi arabika merupakan kopi
mengatasi kelemahan sangrai kopi
tradisional dengan cita rasa terbaik.
dengan cara tradisional karena suhu
Secara umum, kopi ini tumbuh di
media pemanas yang berupa asap dari
negara-negara beriklim tropis dan
pembakaran kayu, selain itu dapat
subtoris. Kopi arabika tumbuh pada
mengurangi kontaminasi asap hasil
ketinggian 700-1.700 m di atas
pembakaran. Untuk menentukan syarat
permukaan laut. Tanaman ini dapat
proses yang baik perlu dilakukan
tumbuh hingga 3 meter bila kondisi
analisis proses perpindahan panas yang
lingkungannya baik. Suhu tumbuh
terjadi selama proses sangrai kopi.
optimalnya adalah 16-20 oC. Walau
Untuk proses sangrai kopi sendiri, ada
berasal dari Ethiopia, kopi arabika
beberapa penelitian yang telah
menguasai sekitar 70% pasar kopi
dilakukan seperti penelitian yang
dunia dan telah dibudidayakan di
dilakukan oleh Achwil Putra Munir
berbagai Negara.
pada tahun 2013 mengenai proses
Saat ini mesin sangrai kopi
perpindahan panas yang terjadi selama
yang dilakukan oleh masyarakat masih
proses sangrai berlangsung. Pada
banyak menggunakan cara tradisional
penelitian tersebut, peneliti
yaitu dengan sangrai menggunakan
menentukan pengaruh suhu alat
media seperti kuali/penggorengan.
penyangrai kopi mekanis, Karena
Kelemahan cara tradisional adalah
diduga adanya pengaruh suhu terhadap
memerlukan waktu yang cukup lama,
rendemen, kapasitas olah dan kadar air
masih menggunakan kayu bakar
pada kopi jenis Arabika (coffee
sebagai pemanasanya dan masih
arabica).
menggunakan tenaga manusia. Oleh
Selain itu ada pula penelitian
karena itu untuk mengatasi kelemahan
lain mengenai analisis perpindahan
tersebut, dalam penelitian ini
panas pada sangrai kopi pada beberapa
dilakukan sangrai kopi menggunakan
variasi suhu dan bahan dasar.
Penelitian ini dilakukan oleh Wahyu Sangrai kopi (Studi Kasus Kopi Jenis
Yusdiali pada tahun 2012. Arabika Coffee Arabika dan Robusta),
Pada penelitian sebelumnya, karena dalam penyangraian tradisonal
untuk mendapatkan nilai konstanta suhunya masih tidak stabil dan warna
perpindahan panas harus dihitung kopi terlihat terlalu hitam dan
menggunakan Metode Rancangan aromanya masih kurang baik, maka
Acak Lengkap (RAL) faktorial dan dengan adanya penelitian ini lebih
kelemahan penelitian yang menyempurnakan dari penyangraian
sebelumnya bahwa tidak ada interaksi yang secara tradisional dan suhu yang
antara suhu dan lama penyangraian, di hasilkan dari alat sangrai ini akan
Sedangkan pada penelitian yang akan lebih stabil dan menghsilkan cita rasa
dilakukan ini menggunakan mesin kopi yang baik.
sangrai dengan drum tradisional. Tujuan penelitian ini adalah
Selain itu pada penelitian ini untuk mengetahui analisa laju aliran panas
mendapatkan nilai konstanta pada mesin sangrai kopi (roasting
perpindahan panas, menggunakan coffee) terhadap hasil sangrai kopi
perpindahan panas konduksi. jenis arabika dan robusta.
Proses perpindahan panas
merupakan hal yang sangat penting
METODOLOGI
dalam sangrai kopi agar dihasilkan
Penelitian ini menggunakan alat
produk yang berkualitas dan tahan
termocople untuk mengetahui suhu
lama. Oleh karena itu, pada penelitian
yang berada pada temperature awal,
ini akan dianalisis perpindahan panas
suhu kopi, suhu pada hopper dan suhu
simultan selama proses sangrai kopi
pada blower/out.
arabica. Berdasarkan latar belakang
tersebut maka dilakukan penelitian
dengan judul “Analisis Laju Aliran
Panas Pada Mesin Sangrai Kopi
(Roasting Coffee) Terhadap Hasil
Prosedur Penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam penelitian ini akan


menjelaskan hasil laju aliran panas
pada mesin sangrai kopi (Roasting
Coffee) terhadap hasil sangrai kopi
(kopi jenis arabika dan robusta). Untuk
pembahasan penelitian ini meliputi :
Pengukuran suhu kopi arabika dan
robusta, Perbandingan warna kopi
warna kopi arabika dan robusta.
4.1 Analisis Hasil Tabel Pengujian
Tidak
Suhu Kopi Pada Mesin Sangrai

Kopi

Hasil pengujian perpindahan

panasIyapada mesin sangrai kopi yang

menghasilkan warna kopi dalam waktu

3-12 menit mengasilkan data sebagai

berikut :

Diketahui = Q = 500
t = 3 menit
K = 65°C
T1 = 150 °C
T2 = 100 °C
d =5m
Ditanya = . . . . . . . .?
= 65. meningkatnya suhu kopi hal ini di
sebabkan oleh : pada percobaan ke-1

= 391 massa kopi dengan waktu 3 menit, temperatur


masuk/in menjadi 150°C kopi sudah
Tabel 4.1 Hasil Percobaan ke-1 dengan
mulai di masukkan ke dalam mesin
waktu 3-12 menit dan warna
kopi medium to dark. sangrai yang terjadi suhu akan turun,
suhu pada kopi menjadi 100°C karena
kopi memiliki kadar air 13%, suhu
pada hopper menjadi 65°C dan suhu
blower/out menjadi 45°C, kopi masih
keadaan mentah.
Pada percobaan ke-1 dengan
waktu 6 menit, suhu kopi menjadi
167°C dan kopi sudah mulai berubah
Dari tabel 4.1 hasil percobaan warna yang awalnya masih keadaan
ke-1 dengan waktu 3-12 menit dan hijau/mentah menjadi mulai agak ke
temperatur awal 150°C dan temperatur coklatan, suhu pada hopper meningkat
kopi pada 12 menit menjadi 223°C, di menjadi 83°C dan suhu pada
temperatur hopper 94°C, dan di blower/out menjadi 65°C dan
temperatur blower/out menjadi 95°C. pendingin/blowernya sudah mulai di
hidupkan.
Gambar 4.1 Grafik percobaan ke- Pada percobaan ke-1 dengan
1 suhu kopi arabika dengan waktu 3-12 waktu 9 menit, suhu kopi meningkat
menit menjadi 196°C, kopi sudah keliatan
warnya dengan coklat muda, pada
Dari daftar tabel 4.1 dan suhu pada hopper menjadi 101°C dan
gambar grafik 4.1 diatas hasil suhu blower/out menjadi 95°C dengan
percobaan ke-1 dengan waktu 3-12 pendingin dari blower.
menit terlihat bahwa semakin
Pada percobaan ke-1 dengan
waktu 12 menit, suhu meningkat
menjadi 223°C dan warna kopi sudah
menjadi coklat ke hitam-hitaman, pada
suhu hopper akan turun menjadi 94°C
dan suhu blower/out menjadi 83°C
karena pendingin/ blower sudah di
buka penuh untuk menghisap panas
yang berada di dalam ruang sangrai, Dari tabel 4.2 percobaan ke-2
supaya menjaga kondisi mesin tetap dengan waktu 3-12 menit, suhu awal
stabil. 150°C, pada menit 12 suhu kopi
Diketahui = Q = 500 menjadi 191°C, suhu hopper mencapai
t = 6 menit 88°C, suhu blower/out menjadi 80°C.
K = 58°C
T1 = 150 °C
T2 = 100 °C
D =5m
Ditanya A = . . . . . . . .?

= 58. Gambar 4.2 Grafik percobaan ke-2

= 481 massa kopi suhu kopi arabika dengan waktu 3-12

menit
Tabel 4.2 Percobaan ke-2 dengan Dari daftar tabel 4.2 dan
waktu 3-12 menit dan warna kopi
medium gambar grafik 4.2 di atas hasil
percobaan ke-2 dengan waktu 3-12
menit terlihat bahwa meningkatnya
suhu pada kopi hal ini di sebabkan menjadi 74°C dengan pendingin dari
oleh : pada percobaan ke-2 dengan blower.
waktu 3 menit, temperatur masuk/in Pada percobaan ke-2 dengan
menjadi 150°C kopi sudah mulai di waktu 12 menit, suhu meningkat
masukkan ke dalam mesin sangrai menjadi 223°C dan warna kopi sudah
yang terjadi suhu akan turun, suhu menjadi coklat, pada suhu hopper akan
kopi menjadi 101°C karena kopi turun menjadi 88°C dan suhu
memiliki kadar air 13% , suhu pada blower/out menjadi 80°C karena
hopper menjadi 58°C dan suhu pada pendingin/ blower sudah di buka
blower/out menjadi 44°C, kopi masih penuh untuk menghisap panas yang
dengan keadaan mentah. berada di dalam ruang sangrai, supaya
Pada percobaan ke-2 dengan menjaga kondisi mesin tetap stabil.
waktu 6 menit, suhu kopi menjadi
146°C dan kopi sudah mulai berubah
Tabel 4.3. Percobaan ke-3 dengan
warna yang awalnya masih keadaan waktu 3-4 menit, warna kopi Medium
hijau/mentah menjadi mulai agak ke
coklatan, suhu pada hopper meningkat
menjadi 65°C dan suhu pada
blower/out menjadi 58°C dan
pendingin/blowernya sudah mulai di
hidupkan.
Dari tabel 4.3 percobaan ke-3
Pada percobaan ke-2 dengan
dengan waktu 3-4 menit, warna kopi
waktu 9 menit, suhu kopi meningkat
Medium, suhu awal 150°C, pada suhu
menjadi 173°C karena suhu yang
kopi menjadi 101°C, suhu hopper
awalnya 150°C akan terus meningkat,
mencapai 59°C, dan suhu blower/out
kopi sudah keliatan warnya dengan
menjadi 48°C.
coklat muda, pada suhu pada hopper
menjadi 92°C dan suhu blower/out
di buka penuh untuk menghisap panas

yang berada di dalam ruang sangrai,

supaya menjaga kondisi mesin tetap

stabil, warna kopi sendiri sudah

menjadi coklat.

Gambar 4.3. Grafik percobaan

ke-4 suhu kopi robusta dengan waktu 3-4 Diketahui = Q = 200


t = 3 menit
menit
K = 45°C
Dari daftar tabel 4.4 dan gambar grafik T1 = 150 °C
T2 = 100 °C
4.4 diatas hasil percobaan ke-4 dengan d =5m
Ditanya A = . . . . . . . .?
waktu 3-12 menit terlihat bahwa

semakin meningkatnya suhu kopi hal

ini di sebabkan oleh : Pada percobaan = 45.

ke-4 dengan waktu 3 menit, suhu


= 271 massa kopi
masuk/in menjadi 150°C dan kopi

sudah mulai di masukkan ke dalam Tabel 4.4. Percobaan ke-4 dengan


waktu 3-12 menit, warna kopi French
mesin sangrai yang terjadi suhu akan

turun, dan suhu pada kopi menjadi

101°C karena kopi memiliki kadar air

13%, pada suhu hopper akan menjadi

59°C dan suhu blower/out menjadi

48°C karena pendingin/ blower sudah


Dari tabel 4.4 pada percobaan ke- pada hopper menjadi 58°C dan suhu
4 dengan waktu 3-12 menit, kopi jenis blower/out menjadi 45°C, kopi masih
robusta, pada suhu awal 150°C, suhu keadaan mentah.
pada kopi mencapai 221°C, pada suhu Pada percobaan ke-4 dengan
hopper mencapai 78°C, dan suhu waktu 6 menit, suhu kopi menjadi
blower/out menjadi 84°C. 154°C dan kopi sudah mulai berubah
warna yang awalnya masih keadaan
hijau pucat/mentah menjadi mulai
agak ke coklatan, suhu pada hopper
meningkat menjadi 69°C dan suhu
pada blower/out menjadi 75°C dan
pendingin/blowernya sudah mulai di
hidupkan.
Gambar 4.4. Grafik
Pada percobaan ke-4 dengan
percobaan ke-4 kopi robusta dengan waktu 9 menit, suhu kopi meningkat
menjadi 194°C karena suhu yang
waktu 3 menit
awalnya 150°C akan terus meningkat,
Dari daftar tabel 4.4 dan
kopi sudah keliatan warnanya dengan
gambar grafik 4.4 diatas hasil
coklat, pada suhu pada hopper menjadi
percobaan ke-4 dengan waktu 3-12
82°C dan suhu blower/out menjadi
menit terlihat bahwa semakin
79°C dengan pendingin dari blower.
meningkatnya suhu kopi hal ini di
Pada percobaan ke-4 dengan
sebabkan oleh : pada percobaan ke-4
waktu 12 menit, suhu meningkat
dengan waktu 3 menit, temperatur
menjadi 221°C dan warna kopi sudah
masuk/in menjadi 150°C kopi sudah
menjadi hitam, pada suhu hopper akan
mulai di masukkan ke dalam mesin
turun menjadi 78°C dan suhu
sangrai yang terjadi suhu akan turun,
blower/out menjadi 84°C karena
suhu pada kopi menjadi 101°C karena
pendingin/ blower sudah di buka
kopi memiliki kadar air 13%, suhu
penuh untuk menghisap panas yang
berada di dalam ruang sangrai, supaya pada percobaan ke-1 menjadi 45°C
menjaga kondisi mesin tetap stabil. dan pada percobaan ke-4 sama
menjadi 45°C.
Dalam waktu 6 menit suhu
kopi pada percobaan ke-1 menjadi
167°C dan pada percobaan ke-4 suhu
pada kopi menjadi 154°C dan warna
kopi sudah mulai berubah semua, suhu
hopper pada percobaan ke-1 menjadi
83°C dan suhu hopper pada percobaan
Gambar 4.5. Grafik hasil percobaan
ke-4 menjadi 69°C karena kadar kafien
ke-1 dengan hasil percobaan ke-4 setiap jenis kopi berbeda kadar kafien

Dari gambar grafik 4.5 hasil kopi jenis robusta mencapai 2,8%

perbandingan percobaan ke-1 dengan lebih besar dari pada kopi jenis

hasil percobaan ke-4 di atas dengan arabika, suhu blower/out pada

waktu 3-12 menit terlihat bahwa percobaan ke-1 menjadi 65°C dan suhu

meningkatnya suhu pada kopi, hopper blower/out pada pecobaan ke-4

dan blower/out. menjadi 58°C, dan blower sudah mulai

Dalam waktu 3 menit dengan di hidupkan tetapi (kerran) masih


suhu awal yang sama 150°C kopi dibuka sedikit.
dimasukkan dan yang akan terjadi Dalam waktu 9 menit suhu
suhu akan turun menjadi 100°C karena kopi pada percobaan ke-1 menjadi
kopi memiliki kadar air 13% dan pada 196°C dan pada percobaan ke-4 suhu
percobaan ke-4 suhu pada kopi kopi menjadi 194°C dan kopi sudah
menjadi 101°C, suhu pada hopper mulai berubah semua, suhu hopper
pada percobaan ke-1 menjadi 65°C pada percobaan ke-1 menjadi 101°C
dan pada percobaan ke-4 suhu hopper dan suhu hopper pada percobaan ke-4
sendiri menjadi 58°C, suhu blower/out menjadi 82°C dan (kerran) sudah
mulai dibuka agak lebar supaya KESIMPULAN DAN SARAN
menyerap panas yang berada pada Setelah melakukan pengujian dan
ruang sangrai agar mesin tidak terlalu analisis laju aliran panas pada mesin
panas dan tetap stabil, suhu blower/out sangrai kopi (Roasting Coffee)
pada percobaan ke-1 menjadi 86°C dan terhadap hasil sangrai kopi (studi
pada percobaan ke-4 suhu blower/out kasus kopi jenis arabika dan robusta),
menjadi 79°C. maka dapat diambil beberapa
Dalam waktu 12 menit suhu kesimpulan tentang suhu panas pada
kopi pada percobaan ke-1 menjadi mesin sangrai kopi terhadap hasil
223°C dan suhu kopi pada percobaan sangrai kopi (Arabika Coffee dan

ke-4 menjadi 221°C kopi sudah Robusta). Yaitu sebagai berikut:

menjadi yang di ingikan, suhu hopper 1. Suhu sangat berpengaruh pada hasil

pada percobaan ke-1 menjadi 94°C dan kopi yang akan di sangrai, karena
menyangrai kopi tidak hanya
suhu hopper pada percobaan ke-4
sekedar menyangrai saja, semua ada
menjadi 78°C, suhu blower/out pada
teorinya agar mendapatkan hasil
percobaan ke-1 menjadi 95°C dan suhu
kopi yang baik dan memiliki cita
blower/out pada percobaan ke-4
rasa yang bagus.
menjadi 84°C karena (katup) sudah di
2. Pada menit ke-9 kopi jenis arabika
buka penuh agar menyerap panas yang
sudah keluar aromanya dan
ada di dalam ruang sangrai.
warnanya sudah mulai agak
Hasil perbandingan percobaan
keliatan kecoklatan.
ke-1 suhu kopi, hopper dan blower
3. Kopi arabika memiliki karakter rasa
lebih tinggi dibandingkan dengan hasil
yang cenderung asam, lebih kaya
percobaan ke-4 karena berbeda dari
rasa, bentuk biji lonjong, gepeng,
jenis kopi, kada kafien, karena
dan agak memanjang, hanya dapat
disebabkan adanya oksidasi pada saat
tumbuh di dataran lebih dari 700
proses penyangraian.
meter diatas permukaan laut,
kandungan kafein lebih kecil,
sekitar 0,8%-1,4%. bagus sesuai dengan Standart
4. Kopi robusta memiliki karakter rasa Nasional Indonesia (SNI).
yang cenderung pahit, tidak 2. Disarankan sebelum melakukan
memiliki banyak karakter rasa, penelitian analisis suhu dan lama
umumnya kopi robusta memiliki penyangraian agar memeriksa pada
karakter rasa lebih ke kacang- bagian-bagian mesin apakah sudah
kacangan (nutty), bentuk biji bulat benar pemasangan termocople atau
utuh, dan ukuran nya lebih besar alat untuk mengukur suhu.
dari arabika (tergantung variasi
biji). DAFTAR PUSTAKA
AAK. 2009. Budidaya Tanaman Kopi.
Dapat tumbuh di dataran rendah antar Yogyakarta : Kanisius.
300-700 meter diatas permukaan laut, Anonim.2012. Standar Nasional
Indonesia bubuk kopi.
kandungan kafein lebih tinggi sekitar
www.bi.go.id/web/id/DIBI
2%. (diakses Tanggal 20 Oktober
2012).
Saran
Dalam analisis laju aliran panas Holman, J.P. 1984. Pepindahan Kalor.
Jakarta Pusat : Erlangga.
pada mesin sangrai kopi (Roasting
Coffee) terhadap hasil sangrai kopi Kreith, F. 1997. Perpindahan Panas.
Edisi Ketiga, Jakarta : Penerbit
(studi kasus kopi jenis arabika dan
Erlangga.
robusta) masih banyak kekurangan
yang perlu diperbaiki, Agar Najiyati, S dan Danarti, 2008. Kopi
dan Penanganan Pasca Panen.
mendapatkan hasil suhu dan lama
Edisi Revisi., Jakarta : Penebar
penyangraian yang baik. Ada beberapa Swadaya.
bagian yang harus disempurnakan
Rahardjo, Pudji. 2012. Panduan
yaitu :
Budidaya dan Pengolahan
1. Disarankan agar terlebih dahulu Kopi Arabika dan Robusta.
memilih kopi yang kadar airnya Jakarta : Penebar Swadaya.

Das könnte Ihnen auch gefallen