Sie sind auf Seite 1von 5

DOI: https://doi.org/10.21009/sarwahita.142.

08
P-ISSN: 0216-7484
E-ISSN: 2597-8926
ENGLISH LANGUAGE IMMERSION BERBASIS KEARIFAN LOKAL
BAGI SISWA SEKOLAH DASAR

Yusup Supriyono1), Nita Sari Narulita Dewi2)


Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Siliwangi
E-mail: yusupsupriyono@unsil.ac.id1), nitasaridewi@yahoo.com2)

ABSTRACT
Early English mastery for children is very urgent considering Indonesia has an important position in the world's interests,
both economically, socially, culturally and politically. Therefore, the global communication capability is one of the
national agenda which is affixed to the national curriculum which must be studied from elementary level to university.
Local Language Wisdom Immersion approach based on Local Wisdom comes as an effort to face the challenge. The
targets of this program are young learners, ranging in age from 10-12 years old, who sit at the elementary school level.
Learners learn English using a mix of local and international content, enabling cross-cultural learning, and learning
patterns using second language acquisition. Furthermore, the portfolio assessment is used for assessment, including test,
questionnaire, observation, and documents. The advantages of English language immersion based on local wisdom, ie
learners in addition to mastering basic English, they are also prepared psychologically, socially and culturally. Their
future hopes will be the future of national communications capabilities of global communications capabilities.
Keywords: English language immersion program, cultural identity, second language acquisition, English young learners

ABSTRAK
Penguasan bahasa Inggris sejak dini menjadi sangat urgen mengingat Indonesia memiliki posisi penting dalam
pencaturan kepentingan dunia, baik secara ekonomi, social, budaya maupun politik. Oleh karena itu, kemampuan
komunikasi global menjadi salah satu agenda nasional yang dibubuhkan menjadi kurikulum nasional yang harus
dipelajari mulai tingkat dasar sampai perguruan tinggi. Pendekatan English Language Immersion berbasis Kearifan
lokal hadir sebagai upaya menghadapi tantang tersebut. Sasaran program ini adalah pebelajar muda (English young
learners), dengan rentang usia 10-12 tahun, yang duduk ditingkat sekolah dasar. Peserta didik belajar bahasa Inggris
dengan menggunakan perpaduan konten lokal dan internasional, sehingga memungkinkan akan adanya belajar lintas
budaya, dan pola-pola belajar menggunakan teori pemerolehan bahasa kedua (Second language acquisition).
Selanjutnya portfolio assessment digunakan untuk melihat kemampuan, kinerja dan prestasi yang terukur dengan
menggunakan alat assessmen, diantaranya test, kuesioner, observasi, dan dokumen. Kelebihan dari English language
immersion berbasis kearifan lokal, yaitu peserta didik disamping dapat menguasai bahasa Inggris dasar, mereka juga
dipersiapkan secara psikologis, sosial dan budaya. Harapan kedepan mereka akan menjadi duta bangsa di masa depan
yang akan menyampaikan pesan kepada dunia bahwa bangsa Indonsia adalah bangsa yang besar yang memiki
keunggulan-keunggulan lokal yang dapat dinilai secara ekonomi maupun politik yang patut dibanggakan ditingkat
dunia melalui kemampuan komunikasi global yang mereka kuasai.
Kata Kunci: English language immersion program, kearifan lokal, second language acquisition, English young learners

tahun, belum memiliki akar budaya yang kuat


1. PENDAHULUAN namun termasuk pebelajar aktif (active
Pembelajaran bahasa Inggris sebagai learners) yang siap mendapatkan pengetahuan
bahasa asing pada tingkat sekolah dasar sangat dan pengalaman baru. Sudah barang tentu usia
unik dan membutuhkan profesionalitas guru ini rentan dengan perubahan atau pengaruh
yang tinggi. Guru bahasa di sekolah dasar asing yang pada gilirannya akan membentuk
tidak hanya dituntut pada penguasaan materi pemahaman, sikap atau perilaku tertentu
ajar dan pedagogik namun juga harus merefleksikan adanya pergeseran budaya
memiliki karakter kuat yang tetap menjunjung (culture shift). Oleh karena itu, seorang guru
budaya asal. Hal ini didasarkan pada harus memiliki pemahaman terhadap nilai
pertimbangan bahwa peserta didik adalah budaya dan nilai akademik (culture and
pebelajar muda yang usianya antara 6- 12 learning values) sehingga proses
Jurnal Sarwahita Vol. 14 No. 02 Tahun 2017 | 140
DOI: https://doi.org/10.21009/sarwahita.142.08
P-ISSN: 0216-7484
E-ISSN: 2597-8926
pembelajaran tidak akan melemahkan suatu kebiasan berbahasa (language practice),
budaya tertentu atau meninggalkannya, ideology bahasa, dan manajemen bahasa.
melainkan memperkaya perbendaharaan (Spolsky, 2003)
budaya sebagai konsekwensi logis bagian dari Oleh karena itu, Program English
masyarakat dunia. language immersion berbasis kearifan local
Kekhawatiran pemerintah terhadap dipilih sebagai model dan diterapkan kepada
terjadinya degradasi nilai-nilai nasionalisme, lembaga mitra, yaitu SDN 1 Sukamulya dan
khususnya pada anak-anak sekolah dasar SDN 1 Sukahaji Kecamatan Cihaurbeuti
sebenarnya tidak perlu terjadi dan Kabupaten Ciamis dengan tujuan yaitu peserta
menimbulkan kegaduhan dalam didik disamping dapat menguasai bahasa
penyelenggaraan bahasa Inggris atau bahasa Inggris dasar, mereka juga dipersiapkan
asing lainnnya pada tingkat sekolah dasar secara psikologis, sosial dan budaya.
kalau guru mampu mengintegrasikan nilai- Studi mengenai immersion education,
nilai budaya lokal atau kearifan lokal pada khususnya language immersion program telah
pembelajaran bahasa Inggris, yang banyak dilakukan dibeberapa negera misalnya
terefleksikan pada muatan bahan ajar dan (Tara W. Fortune and Diane J. Tedick (2003);
kegiatan belajar. Fred H. Genesee1992; Lindsay Morcom;
Terlepas dari kekhawatiran pemerintah Stephen J. Caldas and Suzanne Caron-Caldas
terhadap degradasi nilai-nilai nasionalisme, 2010. Tujuan immersion program adalah
pada umumnya kemampuan bahasa Inggris menyediakan pengelaman belajar mulai dari
dasar para siswa tingkat sekolah dasar masih tingkat pendidikan kanak-kanak sampai
sangat rendah. Berdasarkan observasi kelas pendidikan menengah 12 tahun. Program
(classroom observation) kepada beberapa immersion dapat membantu meningkatkan
sekolah dasar di Kecamatan Cihaurbeuti akademik dan pengembangan bahasa dengan
Ciamis dapat terlihat basic English grammar menggunakan dua bahasa dan
maupun basic English communication, yang mengembangkan apresiasi siswa terhadap
masih sangat minim. Disamping itu proses budaya sendiri dan budaya lain. Salah satu
pembelajaran bahasa Inggris yang tidak kunci penting dalam immersion education
menarik dan rendahnya language input adalah pengetahuan bahasa dan budaya
menyebabkan siswa kurang mendapatkan menjadi sumber belajar (Tara W. Fortune and
pengalaman belajar yang maksimal. Hal ini Diane J. Tedick, 2003) sehingga hubungan
dikarenakan kemampuan mengajar guru yang antara bahasa dan identitas nasional sangat
masih rendah terhadap bagaimana kuat dan tidak bisa terpisahkan satu sama
mengajarkan bahasa Inggris sebagai bahasa lainnya (Fishman, 1985a). Immersion
asing dan mengelola materi ajar yang sesuai education dapat meningkatkan pengetahuan
dengan kebutuhan dan kemampuan peserta bahasa dan budaya, lebih lanjut dapat
didik. Kondisi memprihatikan ini tentunya menjadikan pebelajar cakap dalam bahasa
tidak bisa dibiarkan sehingga perlu ada kedua dan meningkatkan kesadaran budaya
kebijakan dan perencanaan bahasa Inggris dan mencapai prestasi akademik yang tinggi.
yang matang sebagai proses pembuatan
keputusan dan penentuan tujuan (language 2. METODE
policy) dan upaya-upaya implementasi Prosedur kerja dalam pelaksanaan
rencana untuk mencapai tujuan yang telah kegiatan English Language Immersion
ditetapkan (language planning) untuk Program berbasis Kearifan lokal untuk peserta
penyelenggaraan bahasa Inggris atau bahasa didik tingkat sekolah dasar dapat dilihat dari
asing lainnya yang digagas oleh pemerintah,
gambar berikut ini:
lembaga, komunitas dan masyarakat (top and
down policy) yang menghendaki adanya
pengalaman bahasa yang membentuk
141 | Jurnal Sarwahita Vol. 14 No. 02 Tahun 2017
DOI: https://doi.org/10.21009/sarwahita.142.08
P-ISSN: 0216-7484
E-ISSN: 2597-8926
Penyusun
an
perangkat
setelah mengikuti program sejak awal hingga
Pembelaj
aran
selesai program. Maka dari itu, data yang
English Language
dinilai sebagai portfolio akan sangat berguna
Orientasi
Immersion
Program
Proses
Pembelaj
untuk bisa menyimpulkan kemampuan akhir
aran
berbasis Kearifan
Lokal
dari peserta didik setelah mengikuti kegatan
sekaligus menilai keberhasilan program yang
evaluasi dilaksanakan.
Hasil dari program ini diyakini akan dapat
memecahkan masalah yang dihadapi oleh
sekolah tingkat dasar dan sekolah pada
Gambar 1. Prosedur pelaksanaan English umumnya, yaitu menanamkan kemampuan
Language Immersion berbasis Kearifan Lokal komunikasi bahasa Inggris sejak dini.
Kemampuan yang dimiliki sejak dini akan
Pertama, orientation dimaksudkan berpengaruh secara positif dalam membantu
sebagai kegiatan awal dimana peserta akan pemerolehan kemampuan atau pengetahuan
diberikan informasi mengenai kegiatan yang lainnnya yang lebih tinggi yang diperoleh
akan dilakukan. Seperti jadwal, tata tertib, dst. pada jenjang sekolah berikutnya.
Pada tahap ini diberikan juga pre test untuk
melihat kemampuan awal peserta didik 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
sebelum mengikuti kegiatan. Disamping itu Setelah program selesai selama tiga bulan,
perlu diperoleh informasi mengenai interest diperoleh data yang menunjukan beberapa
atau motivasi peserta mengikuti kegiatan. fokus perhatian, sebagai hasil dari proses
Kedua, Penyusunan perangkat pembelajaran bahasa Inggris immersion
pembelajaran, dilakukan berdasarkan data
berbasis kearifan lokal yang terjadi kepada
masukan dari tahap orientasi. Pada tahap ini
disusun silabus pembelajaran, materi, metode para peserta didik tingkat sekolah dasar, yaitu
pembelajaran, dan instrument penilaian. sebagai berikut:
Ketiga, Proses belajar mengajar pada a. Kemampuan Basic English Grammar dan
program ini menghendaki adanya kegiatan Kosa Kata Bahasa Inggris
yang memiliki interaksi yang tinggi antara Kemampuan dasar tata bahasa dan kosa
peserta dan guru. Metode atau teknik kata bahasa Inggris peserta didik lebih
pembelajaran berdasarkan teori pemerolehan baik dari sebelumnya. Hal ini bisa dilihat
bahasa kedua (second language acquisition) dari partisipasi aktif peserta, dan test
menjadi dasar semua metode atau teknik yang bahasa Inggris yang dilaksanakan.
dilakukan. Proses pembelajaran yang Kemampuan peserta didik cukup
dilakukan mesti berorientasi pada upaya bervariatif, dikarenakan berasal dari dua
penguasaan bahasa kedua. Proses sekolah yang berbeda, yaitu sekolah (SDN
pembelajaran menggunakan bahasa pengantar 1 Sukamulya) yang masih menggunakan
bahasa Inggris. Teknik yang digunakan, KTSP yang masih menyelenggarakan
seperti story telling, mime, gesture, game, pelajaran Bahasa Inggris, dengan sekolah
picture, coloring, information gap, dst. Situasi (SDN 2 Sukahaji) yang telah
pembelajaran diciptakan semenarik mungkin menggunakan Kurikulum 2013, sehingga
dan menyenangkan peserta didik. Media yang peserta belum mendapatkan bahasa
digunakan menggunakan media cetak, audio Inggris di sekolah. Walaupun demikian
video dan internet. Proses pembelajaran nampak adanya perubahan positif dari
diharapkan mampu membangun motivasi, peserta didik, diantaranya kemampuan
minat dan prestasi siswa yang tinggi. dasar tata bahasa Inggris yang lebih baik,
Keempat, evaluasi dilakukan untuk seperti mampu membedakan penggunaan
mengukur seberapa besar kemajuan peserta artikel a dan an, jamak dan tunggal,
Jurnal Sarwahita Vol. 14 No. 02 Tahun 2017 | 142
DOI: https://doi.org/10.21009/sarwahita.142.08
P-ISSN: 0216-7484
E-ISSN: 2597-8926
auxiliary is, am, are, do does, dan Wh mengunjungi web tertentu seperti yang
questions, what, when, where, who. diinstruksikan oleh instruktur. Mereka
Sementara pada kemampuan kosa kata menggunakan laptop ataupun android
dapat terlihat dari bertambahnya kosa kata dalam proses pembelajaran. Demikian
yang diperoleh, seperti pada kosa kata mereka memiliki sikap positif terhadap
profession, animals, numbers, days, teknologi dalam pembelajaran.
months, things in the classroom, things in Pembelajaran bahasa Inggris sebagai
the house, culture of Indonesia, dst. bahasa asing melalui pendekatan immersi
Kemampuan kosa kata lain diantaranya pada tingkat sekolah dasar membutuhkan
pelafalan dan pengejaan kata yang lebih kemampuan mengajar yang baik dan fasilitas
baik. yang memadai sehingga peserta dapat belajar
b. Kemampuan membaca Bahasa Inggris dengan benar dan efektif. Dari beberapa data
Kemampuan membaca bahasa Inggris yang diperoleh melalui observasi, wawancara,
peserta semakin baik terutama dari segi dan test. menunjukan peserta memiliki
pemahaman teks yang mana mereka cukup antusiasme yang cukup tinggi untuk
menguasai makna kosa kata yang terdapat mengikuti program. Motivasi internal ini
dari teks. Disamping itu kemampuan sangat kontributif terhadap proses
membaca nyaring (loud reading) cukup pembelajaran dari masing masing peserta baik
baik, pembelajaran mandiri maupun dikelas.
c. Kemampuan Basic English Pendekatan immersi dalam pembelajaran
Communication bahasa Inggris membuat anak termotivasi
Kemampuan komunikasi dasar peserta untuk konsentrasi menyimak materi yang
didik dapat dilihat dari kemampuan sampaikan dalam dua bahasa (bilingual) yaitu
menyimak cerita yang sampaikan oleh bahasa Inggris dan bahasa Indonesia. Tampak
instruktur. Sehingga terjadinya interaksi secara natural interaksi dibangun oleh guru
atau komunikasi dua arah ketika teknik dan peserta melalui kegiatan game, sport,
questioning and answering dan story dance, kegiatan bercerita, dan materi yang
telling digunakan dalam proses lainnya.
pembelajaran. Disamping itu kemampuan Konten pada program English language
dasar komunikasi mereka dapat terlihat immersion berbasis kearifal local kental
dari penampilan menceritakan (telling dengan budaya bawaan yang mana peserta
story) didepan kelas yang mana penilaian belajar budaya sendiri dan budaya bahasa
difokuskan pada penampilan, penjiwaan, sasaran menggunakan bahasa Inggris. Disini
pelafalan, dan pemahaman teks. terjadi perpaduan antara peningkatan
d. Persepsi terhadap Kearifan Lokal atau penguasaan bahasa dan penguatan budaya dan
budaya sendiri kedua ini tidak bisa dipisahkan (Tara W.
Apresiasi peserta cukup baik ketika Fortune and Diane J. Tedick; Fishman,
pemahaman mereka tentang Indonesia dan 1985a). Inilah tujuan dari adanya program
budaya Indonesia di sampaikan dalam language immersion itu sendiri. Diharapkan
pembelajaran. Terlebih ketika mereka melalui Immersion education dapat
tertarik untuk berlatih menari japong, meningkatkan pengetahuan bahasa dan
kawih sunda dan permainan seni etnis budaya, lebih lanjut dapat menjadikan
sunda. pebelajar cakap dalam bahasa kedua dan
e. Apresiasi teknologi meningkatkan kesadaran budaya dan
Apresiasi peserta terhadap teknologi mencapai prestasi akademik yang tinggi.
cukup baik, yang mana mereka
menggunakan teknologi untuk mencari
bahan atau materi tentang Indonesia dan
berlatih basic englih grammar dengan cara
143 | Jurnal Sarwahita Vol. 14 No. 02 Tahun 2017
DOI: https://doi.org/10.21009/sarwahita.142.08
P-ISSN: 0216-7484
E-ISSN: 2597-8926
4. KESIMPULAN DAN Fishman. (1985a). Language, ethnicity and
REKOMENDASI racism. In J.A. Fishman, M,H. Gernter,
Keberhasilan dari program ini akan E.G. Lowy and W.G. Milan (eds) The
menjadi masukan bagi pembuat kebijakan Rise and Fall of the Ethnic Revival:
Perspectives on Language And
baik tingkat institusi/sekolah, pemerintah
Ethnicity (pp.3-13). Berlin: Mouton
daerah, bahkan pemerintah pusat. Program
Publishers.
kongkrit yang akan diusulkan sebagai tindak Lindsay Morcom. Language Imemrison and
lanjut adalah adalah Pelatihan English School Success: What Can I Expect for
language immersion bagi guru sekolah my Child?
dasar dan memasukan bahasa Inggris sebagai http://www.ktei.net/uploads/1/4/7/8/1
muatan lokal wajib pada sekolah unggulan di 478467/language_immersion_and_sc
wilayah Unit Pelaksanan Teknis Dinas hool_success_for_parents_-
(UPTD) Pendidikan di wilayah Kecamatan _dr._morcom.pdf (28 July, 2017)
Cihaurbeuti Kabupaten Ciamis Spolsky. (2003). Language Policy: New York,
Cambridge University Press.
5. DAFTAR PUSTAKA Tara W. Fortune and Diane J. Tedick.(2003).
Caldas, S. J., & Caron-Caldas, S. (1999). What Parents Want to know About
Language immersion and cultural Foreign Language Immersion
identity: Conflicting influences and Programs.
values. Language Culture and https://www.ericdigests.org/2004-
Curriculum,12(1), 42-58. 4/parents.htm ( 28 July ,2017)
Fred H. Genesee1992. Second/Foreign
Language Immersion and at Risk
English-Sepaking Children. Foreign
Language Annasls, 25, No. 3, 1992.

Jurnal Sarwahita Vol. 14 No. 02 Tahun 2017 | 144

Das könnte Ihnen auch gefallen