Sie sind auf Seite 1von 7

GAMBARAN KEBIASAAN KONSUMSI MAKANAN CEPAT SAJI (FAST FOOD),

AKTIVITAS FISIK DAN STATUS GIZI PADA REMAJA DI SMA NEGERI 1


PADANGSIDIMPUAN

Novita Fitriany Akbar Sagala1, Fitri Ardiani2, Zulhaida Lubis2

1
Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara
2
Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara
Jl.Universitas No. 21 Kampus USU Medan, 20155
E-mail : novitasagala20@gmail.com

ABSTRACT

Nutritional problems is one of a public health problems that has not been completely
resolved, starting from under weight to the overweight. In the current era of globalization
brought many changes including eating pattern such as eating fast food and physical
activity.This study aimed looking for the description fast food consumption habits and
physical activity with nutritional status on students of SMA Negeri 1 Padangsidimpuan. The
design of research used a cross sectional method. The population in this study is all students
in SMA Negeri 1 Padangsidimpuan as many as 658 people. with a sample of 87 people. Data
obtained using food frequency and 24-hour food recall, physical activity data obtained using
the recall activity and nutritional status measured by the BMI for age.
Results of research showed that the highest student frequency of nutritional status
distribution were fatness and obesity about 48,3%. The average energy intake, protein intake,
fat intake, and carbohidrat intake were 30,30%, 28,08%, 49,18%, and 28,61%. Based on the
nutritional status of fatness and obesity were 53,1% with mild activity, and there were also a
normal nutiritional status were 39,2% with mild activity.
Factors relate of nutritional status are fast food consumption habits and physical
activity. Suggested to the students who are fatness, it would be better pay attention
consumption habits and physical activity such as doing exercise in order to get the ideal
weight.

Keywords: Fast food, Physical Activity, Nutritional Status

PENDAHULUAN
Era teknologi informasi dan orang terdekat, mudah mengikuti alur
globalisasi saat ini membawa banyak zaman seperti mode dan trend yang sedang
perubahan dalam kehidupan masyarakat, berkembang di masyarakat khususnya
antara lain adalah perubahan gaya hidup dalam hal makanan modern. Remaja lebih
terutama pada pola makan. Dalam hal ini, cenderung memiliki pola makan yang
remaja merupakan kelompok masyarakat tidak teratur, lebih banyak mengonsumsi
yang paling cepat dalam merespon dan makanan di luar rumah seperti fast food
mengadaptasi perubahan gaya hidup. (Stang, 2008). Makanan cepat saji (fast
Masa remaja adalah dimana mudah sekali food) adalah makanan yang tersedia dalam
terpengaruh oleh lingkungan dan orang- waktu cepat dan siap disantap, seperti fried

1
chiken, hamburger atau pizza. Menurut Berdasarkan survei pendahuluan
(Irianto,2007) fast food memiliki beberapa melalui perhitungan status gizi yaitu
kelebihan yaitu penyajiannya yang cepat IMT/U dengan responden sebanyak 10
sehingga tidak menghabiskan waktu yang orang didapat 5 orang pada kategori
lama dan dapat dihidangkan kapan dan gemuk, 4 orang pada kategori normal, dan
dimana saja, higienis dan dianggap sebagai 1 orang pada kategori obesitas. Remaja
makanan bergengsi dan makanan gaul. juga mempunyai kebiasaan mengonsumsi
Fast food memiliki kadar vitamin, mineral makanan cepat saji. Dari data dapat
dan serat yang rendah tetapi memiliki diketahui terdapat remaja yang
lemak, pemanis tambahan dan natrium mempunyai status gizi lebih dengan
yang tinggi (Stang, 2008). Kebiasaan persentase yang cukup tinggi.
mengkonsumsi fast food secara berlebihan Tujuan penelitian ini adalah untuk
dapat menimbulkan masalah kegemukan mengetahui gambaran kebiasaan konsumsi
(Khomsan, dalam Hastuti, 2008). Ketika makanan cepat saji, aktivitas fisik dan
kita mengkonsumsi makanan yang tidak status gizi pada remaja di SMA Negeri 1
memenuhi asupan energi maka kita akan Padangsidimpuan. Adapun manfaat
memiliki status gizi yang buruk, tetapi jika penelitian adalah sebagai bahan masukan
lebih maka akan menjadi gizi lebih dan kepada remaja untuk pembelajaran dan
menyebabkan berat badan berlebih. Para pemahaman konsumsi makanan cepat saji
siswi Sekolah Dasar di Surakarta dan aktivitas fisik.
menunjukan sebanyak 79,25% sering
mengonsumsi makanan cepat saji dan METODE PENELITIAN
sebanyak 52,83% berstatus gizi gemuk Penelitian ini bersifat deskriftif
(Dewi, 2014). Saat ini masyarakat juga mengunakan rancangan cross-sectional.
cenderung tidak banyak melakukan Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1
aktivitas fisik diakibatkan kemajuan Padangsidimpuan. Waktu penelitian
teknologi. dilakukan pada bulan September 2016
Aktivitas fisik merupakan suatu hingga Mei 2017. Penelitian ini
kegiatan pergerakan tubuh yang dihasilkan menggunakan sampel sebesar 87 orang
oleh kontraksi otot yang meningkatkan yang diambil secara stratified rondom
pengeluaran energi. Seluruh tubuh akan sampling.
terasa sehat apabila seseorang memiliki Pengumpulan data primer meliputi
aktivitas fisik yang aktif (Sizer dan karakteristik responden, pola makan
Whitney, 2006). Penelitian Indriawati & dengan food recall dan food frequency,
Soraya (2009) siswa yang memiliki aktivitas fisik mengunakan kuisioner
aktivitas fisik rendah memiliki peluang dengan teknik wawancara, data status gizi
untuk menjadi obesitas dibandingkan dengan cara pengukuran berat badan dan
dengan kelompok siswa dengan aktivitas tinggi badan.
fisik tinggi. Analisis data dilakukan dengan
Pada tahun 2013 prevalensi deskriptif dan tabulasi silang. Analisis
kegemukan pada remaja usia 16 – 18 tahun dilakukan dengan melihat distribusi
secara nasional adalah 5,7%. Secara frekuensi dan persentase dari setiap
nasional, prevalensi kegemukan pada variabel independen dan dependen.
remaja 16 – 18 tahun di provinsi Sumatera
Utara adalah 6,8% berada diatas angka HASIL DAN PEMBAHASAN
prevalensi nasional dan terdapat 12 Adapun karakteristik remaja SMA
kabupaten/kota yang memiliki prevalensi Negeri 1 Padangsidimpuan pada penelitian
lebih besar dari angka prevalensi provinsi ini, dapat dilihat pada tabel 1. Penelitian
(riskesdas, 2013).

2
ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Jenis Kelamin
Padangsidimpuan dan yang menjadi Laki-laki 48 55,2
responden dalam penelitian ini adalah Perempuan 39 44,8
remaja yang bersekolah di SMA Negeri 1 Total 87 100,0
Padangsidimpuan. Berdasarkan hasil penelitian jumlah
remaja pada umur 16 tahun sebesar
Tabel 1 Karakteristik Responden 46,0%, remaja pada umur 15 tahun sebesar
Karakteristik n % 29,9%, remaja pada umur 17 tahun sebesar
Umur 20,7%, dan remaja pada umur 18 tahun
15 Tahun 26 29,9 sebesar 3,4%.
16 Tahun 40 46,0 Berdasrkan jenis kelaminnya remaja
17 Tahun 18 20,7 dengan jenis kelamin laki-laki sebesar
18 Tahun 3 3,4 55,2% dan remaja dengan jenis kelamin
Total 87 100,0 perempuan sebesar 44,8%.

Tabel 2 Distribusi Frekuensi Konsumsi Makanan Cepat Saji Remaja SMA Negeri 1
Padangsidimpuan
Frekuensi
Sering (3- Selalu (1-
Nama Tidak Jarang (1-2 Total
5kali 3kali
Makanan Pernah kali sebulan)
seminggu) sehari)
n % n % n % n % n %
1. Fried 0 0,0 46 52,9 41 47,1 0 0,0 87 100,0
Chicken
2. Hamburger 23 26,4 36 41,4 28 32,2 0 0,0 87 100,0
3. Pizza 57 65,5 30 34,5 0 0,0 0 0,0 87 100,0
4. Spaghetti 48 55,2 36 41,4 3 3,4 0 0,0 87 100,0
5. Kentang 6 6,9 51 58,6 30 34,5 0 0,0 87 100,0
Goreng
6. Mie Instant 39 44,8 46 52,9 2 2,3 0 0,0 87 100,0
7. Bakso 5 5,7 40 46,0 42 48,3 0 0,0 87 100,0
8. Gado- 45 51,7 42 48,3 0 0,0 0 0,0 87 100,0
gado
9. Pecal 21 24,1 64 73,6 2 2,3 0 0,0 87 100,0
10. Gorengan 0 0,0 30 34,5 52 59,8 5 5,7 87 100,0
11. Minuman 3 3,4 45 51,7 39 44,8 0 0,0 87 100,0
Soda
12. Nugget 51 58,6 27 31,0 9 10,3 0 0,0 87 100,0
13. Sosis 50 57,5 32 36,8 5 5,7 0 0,0 87 100,0

Berdasarkan tabel 2 diketahui hasil jarang mengonsumsi makanan yang


berdasarkan frekuensi konsumsi makanan mengandung banyak serat.
cepat saji remaja bahwa makanan cepat Konsumsi makanan yang
saji yang sering (3-5 kali seminggu) dianjurkan adalah yang sesuai dengan
dikonsumsi adalah gorengan sebesar pedoman gizi seimbang yaitu makanan
59,8%, kemudian bakso sebesar 48,3%, yang mengandung zat gizi dalam jenis dan
dan fried chicken sebesar 47,1% jumla (porsi) yang sesuai dengan
sedangkan makanan cepat saji yang jarang kebutuhan setiap orang atau kelompok
(1-2 kali sebulan) adalah pecal. Hal umur.
tersebut menunjukkan bahwa remaja lebih
sering mengonsumsi makanan dengan
karbohidrat dan lemak yang tinggi dan

3
Tabel 3 Distribusi Rata-rata Tabel 4 Distribusi Frekuensi Aktivitas
Sumbangan Asupan Gizi Fisik Remaja SMA Negeri 1
Makanan Cepat Saji Terhadap Padangsidimpuan
Asupan Gizi perhari Remaja Kategori
SMA Negeri 1 Padangsidimpuan n %
Aktivitas Fisik
Sumbangan Ringan 79 90,8
Asupan dari Minim Maxim Sedang 8 9,2
n Mean
Makanan um um
Cepat Saji Total 87 100,0
Energi (%) 87 30,30 8,05 50,65
Protein (%) 87 28,08 10,67 83,40 Dari tabel 4 menunjukkan bahwa
Lemak (%) 87 49,18 14,63 97,65 aktivitas fisik yang dimiliki remaja SMA
Karbohidrat (%) 87 28,61 8,80 46,87
Negeri 1 Padangsidimpuan sebagian besar
berkategori ringan 90,8%. Aktivitas fisik
Berdasarkan tabel 3 diketahui hasil yang biasa dilakukan remaja seperti duduk,
rata-rata sumbangan asupan gizi konsumsi jalan santai, belajar, dan jarang untuk
makanan cepat saji remaja terhadap melakukan olahraga karena tidak setiap
konsumsi asupan gizi perhari adalah pelajaran olahraga remaja melakukan
asupan energi sebanyak 30,30% kegiatan olahraga serta aktivitas fisik berat
(635Kkal)), asupan protein 28,08% lainnya. Ketersedian kenderaan dan
(21,46gram), asupan lemak 49.18% kemajuan teknologi juga membuat
(40,31gram), dan asupan karbohidrat pekerjaan menjadi lebih mudah dan tidak
sebesar 28,61% (77,86gram). Dengan memerlukan kerja fisik yang berat. Karena
sumbangan terbesar adalah lemak yang aktibvitas yang dilakukan tidak begitu
menunjukkan makanan cepat saji yang berat sehingga remaja lebih cenderung
dikonsumsi kemungkinan mengandung memiliki aktivitas yang ringan.
lemak yang tinggi. Seperti penelitian
Hasibuan (2014) menunjukkan bahwa Tabel 5 Distribusi Frekuensi Status Gizi
kontibusi lemak yang paling besar dari Remaja SMA Negeri 1
makanan cepat saji. Asupan lemak dari Padangsidimpuan
makanan cepat saji yang cukup tinggi
Kategori
dapat mengakibatkan gangguan kesehatan n %
Status Gizi
masalah gizi lebih dan berbagai penyakit
Kurus 8 9,2
berbahaya lainnya.
Normal 37 42,5
Kemudian konsumsi asupan energi
Gemuk 40 46,0
tertinggi dari makanan cepat saji adalah
Obesitas 2 2,3
sebesar 50,65% dan terendah 8,05%.
Asupan protein tertinggi dari makanan Total 87 100,0
cepat saji adalah sebesar 83,40% dan
terendah 10,67%. Asupan lemak tertinggi Dari tabel 5 menunjukkan bahwa
dari makanan cepat saji adalah sebesar status gizi remaja berdasarkan IMT/U
97,65% dan terendah 14,63%. Asupan yang terbesar adalah gemuk dan obesitas
karbohidrat tertinggi dari makanan cepat sebanyak 48,3%. Hal tersebut
saji adalah sebesar 46,87% dan terendah menunjukkan bahwa banyak remaja yang
8,80%. kelebihan berat badan yang merupakan
masalah gizi lebih. Kemungkinan besar
remaja tidak memperhatikan makanan
yang dikonsumsinya, dimana asupan gizi
dari makanan yang dikonsumsi sudah
melebihi anjuran angka kecukupan gizi.

4
Tabel 6 Distibusi Status Gizi Berdasarkan Aktivitas Fisik
Status Gizi Total
Aktivitas
Kurus Normal Gemuk Obesitas
Fisik
n % n % n % n % n %
1. Ringan 6 7,6 31 39,2 40 50,6 2 2,5 79 100,0
2. Sedang 2 25,0 6 75,0 0 0,0 0 0,0 8 100,0

Berdasarkan tabel diatas dan makanan cepat saji yang jarang


menunjukkan bahwa ada kecendrungan dikonsumsi (1-2 kali sebulan) adalah
remaja pada aktivitas ringan proporsinya pecal (73,6%). Makanan yang
lebih banyak sebesar 53,1% dengan status dikonsumsi lebih banyak mengandung
gizi gemuk dan obesitas, dibandingkan karbohidrat dan lemak, dan sangat
dengan aktivitas ringan tetapi memiliki rendah serat.
status gizi normal sebesar 39,2%. Hal 2 Rata-rata sumbangan asupan energi
tersebut menunjukkan bahwa aktivitas dari makanan cepat saji remaja SMA
yang ringan dapat menyebabkan Negeri 1 Padangsidimpuan adalah
kegemukan karena tubuh kurang bergerak sebanyak 635,98 Kkal (30,30%)
sehingga kalori dan lemak tubuh yang terhadap konsumsi asupan energi
berlebih tidak keluar dari tubuh. Hal ini sehari, asupan protein sebanyak 21,46
dikarenakan remaja jarang berolahraga dan gram (28,08%) terhadap konsumsi
lebih banyak melakukan aktivitas fisik asupan protein sehari, asupan lemak
yang ringan seperti duduk, jalan santai, sebanyak 40,31 gram (49,18%)
belajar dan sebagainya. Penlitian yang terhadap konsumsi asupan lemak
dilakukan oleh Sorongan (2012) bahwa sehari, dan asupan karbohidrat
terdapat hubungan yang bermakna antara sebanyak 77,86 gram (28,61%)
intensitas aktivitas fisik dengan status gizi. terhadap konsumsi asupan karbohidrat
Aktivitas fisik merupakan salah satu sehari.
faktor yang mempengaruhi status gizi 3 Aktivitas fisik remaja di SMA Negeri
karena status gizi seseorang bergantung 1 Padangsidimpuan pada kategori
juga penggunaan zat gizi yang dikonsumsi ringan ada sebanyak 79 orang (90,8%)
dengan cara beraktivitas. Aktivitas fisik dan pada kategori sedang hanya 8
yang rendah didukung dengan asupan orang (9,2%). Berdasarkan status gizi
energi tinggi yang diperoleh dari konsumsi gemuk dan obesitas yaitu sebesar
makanan berlebihan, sedangkan keluaran 53,1% dengan aktivitas yang ringan
energi rendah yang trakumulasi akan dan juga terdapat status gizi normal
memberikan kelebihan lemak tubuh yang sebesar 39,2% dengan aktivitas
dapat mengakibatkan obesitas dan dapat ringan.
membahayakan kesehatan (Witjaksono, 4 Status Gizi Remaja SMA Negeri 1
2003 dalam P. Roselly 2008). Padangsidimpuan berdasarkan IMT/U
sebagian besar 48,3% memiliki status
gizi gemuk dan obesitas.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan SARAN
pembahasan, maka dapat dikemukaan 1. Pihak sekolah diharapkan memberikan
kesimpulan, sebagai beritkut : pembelajaran tentang pedoman gizi
1 Frekuensi konsumsi makanan cepat seimbang melalui berbagai kegiatan
saji remaja SMA Negeri 1 promosi kesehatan di sekolah untuk
Padangsidimpuan yang sering meningkatkan kualitas gizi remaja di
dikonsumsi adalah gorengan (59,8%), sekolah dan juga diharapkan agar aktif
bakso (48,3%) , fried chicken (47,1%) melakukan kegiatan olahraga dalam

5
pelajaran pendidikan olahraga dan Kesehatan. Riset Kesehatan Dasar
jasmani. (Riskesdas) Laporan Nasional
2. Kepada Remaja SMA Negeri 1 Tahun 2010. Jakarta
Padangsidimpuan lebih Khomsan, A. 2004. Pangan dan Gizi untuk
memperhatikan makanan sehari-hari Kesehatan. PT. Rajagrafindo
termasuk konsumsi makanan cepat Persada. Jakarta
saji. Hal ini dapat dilakukan dengan Khasanah, Nur, 2012. Waspadai Beragam
cara konsumsi makanan dengan jenis Penyakit Degeneratif Akibat Pola
yang beragam dan gizi seimbang Makan. Cetakan Pertama.
dengan porsi sesuai anjuran untuk Yogyakarta: Penerbit Laksana
menghindari ketidakseimbangan Lubis, R,U. 2016. Hubungan Pola Makan
antara zat gizi. dan Aktivitas Fisik dengan
3. Kepada Remaja SMA Negeri 1 Obesitas Pada Guru SMP Negeri 3
Padangsidimpuan lebih Tanjung Morawa Kecamatan
memperhatikan aktivitas fisik sesuai Tanjung Morawa Kabupaten Deli
dengan asupan gizi yang dikonsumsi Serdang Tahun 2016. Skripsi.
sehingga tubuh akan tetap baik. USU. Medan. Diunduh dari :
http://repository.usu.ac.id.handle/1
DAFTAR PUSTAKA 23456789/62480
Dewi, N. 2014. Hubungan Frekuensi Riskesdas, 2013. Riskesdas dalam Angka
Konsumsi Fast Food dan Status Provinsi Sumatera Utara 2013.
Gizi dengan Usia Menarche Dini Jakarta. Diunduh dari :
Pada Siswi Sekolah Dasar di http://terbitan.litbang.depkes.go.id/
Surakarta. Skripsi. Surakarta. penerbitan/index.php/lpb/catalog/b
UMS. ook/157
Hasibuan, R. 2014. Perilaku Makan Siap Roselly, P. 2008. Faktor-Faktor Yang
Saji (Fast Food) dan Kejadian Berhubungan Dengan Obesitas
Obesitas Pada Remaja Putri di Berdasarkan Persen Lemak Tubuh
SMA Negeri 1 Barumun Pada Pria (40-55 tahun) Di Kantor
Kecamatan Barumun Kabupaten Direktorat Jenderal Zeni TNI-AD
Padang Lawas Tahun 2014. Tahun 2008. Skripsi. UI.
Skripsi. USU. Medan. Diunduh Sizer, F. Whitney, E. 2006. Nutrition
dari : Concepts and Controversies, Tenth
http://repository.usu.ac.id.handle/1 Edition. Amerika: Thomson
23456789/50103 Wadsworth.
Irianto, 2007. Panduan Gizi Lengkap dan Stang, J. 2008. Nutrition in Adolescence.
Olahragawan. Yogyakarta : In: Kathleen M,L. Escott-Stump,S.
Penerbit Andi. Krause’s Food & Nutrition
Indriawati, R. Soraya, F. 2009. Hubungan Therapy, International Edition.
Konsumsi Makanan Cepat Saji dan Amerika: Saunders Elsevier. 248-
Tingkat Aktivitas Fisik terhadap 249
Obesitas pada Kelompok Usia 11- Sorongan, C. 2012. Hubungan Antara
13 Tahun. Jurnal Mutiara Medika. Aktivitas Fisik dengan Status Gizi
Vol.9, No.2, Oktober 2009:121- Pelajar SMP Frater Don Bosco
128. Universitas Muhammadiyah Manado. Skripsi. UNSRAT.
Yogyakarta. Diakses melalui Manado. Diunduh dari:
http://journal.umy.ac.id/index.php/ http://fkm.unsrat.ac.id/wp-
mm/article/download/1625/1670 content/uploads/2012/10/Chrissia-
Kementerian Kesehatan. 2010. Badan Sorongan.pdf
Penelitian dan Pengembangan

6
7

Das könnte Ihnen auch gefallen