Sie sind auf Seite 1von 16

INOVASI PELAYANAN TRANSPORTASI PUBLIK BRT (BUS RAPID

TRANSIT) TRANS SEMARANG OLEH DINAS PERHUBUNGAN KOTA


SEMARANG

Oleh:
Chintia Puja Dewi, Prof. Dr. Endang Larasati, MS

Departemen Ilmu Administrasi Publik


Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Universitas Diponegoro
Jalan Prof. Soedarto, S.H. Tembalang Semarang Kotak Pos 1269
Telepon (024) 7465407 Faksimile (024) 7465405
Laman : http://www.fisip.undip.ac.id email : fisip@undip.ac.id
ABSTRACTION
The improvement of the quality of service is necessary to meet all the
needs of the community will be mass transport more secure, convenient and
affordable service, innovation through the development of public transport BRT
Trans Semarang expected level satisfaction can be improved and was able to
stimulate the enthusiasm of the community to switch to using public transport
services. This research was carried out in order to find out how implementation of
the innovation of service of public transport BRT Trans Semarang and restricting
factors affecting the implementation of an innovation. Type of this research is
descriptive research kind of qualitative data collection process through an in-
depth interview studies, informant against the library, documentation and
observation. In this study uses the theory of characteristics of an innovation as
well as the factors restricting implementation of innovation. The results of this
research show that the implementation of innovation services that have been
implemented by the public service Agency BRT Trans Semarang is already well
underway but not yet at the maximum, that is because expectations and in fact has
not been in accordance with the attributes of innovation that should be filled and
there are still problems in the implementation, as well as the factors restricting
the development of product innovation that is the card E-ticketing and
applications playstore BRT that includes the culture of risk aversion, short term
budget and planning, inability to face the risk of, there is no reward or incentive,
there is technology but is hampered by the cultural and organizational setup, and
excess reliance against high performer. The advice given by the researchers is
employee training and development, repair the server, created a special team to
handle the entire management of innovations, the application of the system of
incentives to employees.
Keywords : Innovation Services, Information Technology and Infrastructure,
Coordination, Cooperation
PENDAHULUAN pemerintah untuk memenuhi
A. Latar Belakang kebutuhan tersebut guna
Tingkat kebutuhan masyarakat memudahkan mobilisasi dan
Indonesia yang semakin kompleks menunjang masyarakat dalam
terhadap pelayanan publik, menjadi menjalankan setiap aktivitas kegiatan
suatu kewajiban bagi pemerintah yang dilakukan baik di darat, laut,
dalam menyelenggarakan pelayanan maupun udara.
publik dengan tingkat kualitas yang Upaya peningkatan dan
terbaik. Menurut Bab I Pasal 1 Ayat perbaikan kualitas transportasi publik
1 UU Nomor 25 Tahun 2009, harus terus dilaksanakan guna
pelayanan publik adalah kegiatan mengajak masyarakat untuk beralih
atau rangkaian kegiatan dalam menggunakan kendaraan pribadi ke
rangka pemenuhan kebutuhan transportasi umum dengan pelayanan
pelayanan sesuai dengan peraturan yang lebih baik, sehingga mencapai
perundang-undangan bagi setiap kepuasan masyarakat. Hal tersebut
warga negara dan penduduk atas membantu mengatasi kemacetan
barang, jasa, dan atau pelayanan jalan yang saat ini menjadi persoalan
administratif yang disediakan oleh di kota-kota besar, polusi udara serta
penyelenggara pelayanan publik. mengurangi penggunaan konsumsi
Transportasi merupakan suatu minyak dan energi. Berdasarkan data
alat yang digunakan untuk Badan Pusat Statistika Indonesia,
mengangkut dan memindahkan pada tahun 2010-2013 jumlah
barang ataupun penumpang dari transportasi darat mengalami
suatu tempat ke tempat tujuan oleh peningkatan kendaraan sebagaimana
karena itu transportasi menjadi ditunjukan melalui tabel 1.1 sebagai
komponen utama dalam sistem berikut:
kehidupan kemasyarakatan dan
sistem pemerintahan. Kebutuhan
pelayanan akan transportasi publik
yang aman, nyaman dan terjangkau,
menjadi salah satu kewajiban
Tabel 1.1 dalam tingkat Kabupaten atau Kota
Jumlah Transportasi Darat di berlomba-lomba untuk terus
Indonesia Tahun 2010-2013 melakukan perbaikan dan
No. Tahun Jumlah menghadirkan inovasi dalam
1. 2010 76.907.127 pengelolaan dan penyelenggaraan
2. 2011 85.601.351
pelayanan yang lebih inovatif dan
3. 2012 94.373.324
4. 2013 104.118.969 kreatif dengan berbagai kemudahan
(Sumber:https://www.bps.go.id/linkT didalamnya. Inovasi terhadap
abelStatis/view/id/1413/diakses pada pelayanan transportasi publik
tanggal 1 Mei 2017, pukul 20.20
WIB) menjadi salah satu upaya pemerintah
dalam melakukan perbaikan atas
Berdasarkan tabel diatas pelayanan transportasi. Hal tersebut
jumlah transportasi darat di telah menjadi tuntutan bagi
Indonesia pada tahun 2010 tercatat pemerintah terlebih akan adanya
76.907.127 unit, sedangkan pada Undang-undang Nomor 23 Tahun
tahun 2011 mengalami peningkatan 2014 tentang Pemerintah Daerah
jumlah transportasi darat tercatat menjelaskan bahwa dalam rangka
85.601.351 unit, sementara itu pada peningkatan kinerja penyelengaraan
tahun 2012 kembali mengalami Pemerintah Daerah, Pemerintah
peningkatan sebesar 94.373.324 unit, Daerah dapat melakukan inovasi.
selanjutnya pada tahun 2013 Inovasi sebagaimana dimaksud
mengalami peningkatan 10,33% dalam Undang-undang 23 Tahun
dengan jumlah transportasi darat 2014 tentang Pemerintah Daerah
sebesar 104.118.969 unit dengan adalah semua bentuk pembaharuan
rincian yaitu, jumlah mobil dalam penyelenggaraan Pemerintah
penumpang 11.484.514 unit, bus Daerah.
2.286.309 unit, dan truk 5.615.494 Inovasi pelayanan
unit, sedangkan jumlah sepeda motor transportasi publik telah diterapkan
84.732.652 unit. pada beberapa kota-kota besar di
Pemerintah daerah selaku Indonesia, salah satunya yaitu Kota
penyelenggara pelayanan publik baik Semarang. Kota Semarang
merupakan Ibu Kota provinsi Jawa Inovasi pelayanan
Tengah dengan tingkat aktivitas transportasi publik merupakan salah
masyarakat yang sangat kompleks satu aspek dalam pelaksanaan
dan hal tersebut juga didorong reformasi birokrasi, melalui inovasi
karena banyaknya kunjungan oleh pelayanan diharapkan mampu
pendatang dari luar daerah mulai dari memberikan perubahan kearah yang
pekerja, pelajar, dan wisatawan lebih baik lagi. Pembaharuan
domestik maupun luar negeri serta terhadap pelayanan merupakan
menjadi wilayah yang strategis pengelolaan pelayanan dengan cara
sebagai pusat perekonomian. baru dan ide-ide kreasi guna
Inovasi pelayanan mewujudkan pelayanan yang mampu
transportasi publik yang bermanfaat dan lebih memudahkan
dikembangkan pemerintah Kota masyarakat selaku pengguna jasa
Semarang adalah sistem transportasi layanan, baik didukung dengan
umum BRT (Bus Rapid Transit), pengembangan kemajuan teknologi
yang didukung teknologi e-ticketing atau tidak didalam penerapannya.
dan aplikasi berbasis playstore yang Berdasarkan permasalahan yang
dapat didownload melalui telah dikemukakan diatas maka
smartphone untuk mengakses segala peneliti tertarik untuk melakukan
informasi terkait jadwal kedatangan penelitian dengan judul “Inovasi
serta sebagai sarana pengaduan kritik Pelayanan Transportasi Publik
dan saran masyarakat terhadap BRT (Bus Rapid Transit) Trans
pelayanan transportasi BRT yang Semarang oleh Dinas
diselenggarakan oleh Dinas Perhubungan Kota Semarang”.
Perhubungan, Kota Semarang. B. Perumusan Masalah
Pengembangan E-ticketing BRT Berdasarkan pokok masalah yang
Trans Semarang merupakan suatu telah diuraikan pada latar belakang
bentuk modifikasi dan replikasi dari maka rumusan masalah dalam
inovasi yang sudah ada serta telah penelitian ini adalah bagaimana
diterapkan dalam sistem pembayaran pelaksanaan inovasi pelayanan dan
Busway Trans Jakarta. apa saja faktor penghambat
pelaksanaan inovasi pelayanan baru untuk memberdayakan konsep
transportasi publik BRT Trans ilmu administrasi publik (Thoha,
Semarang. 2010: 71-86).
C. Tujuan Penelitian a. The Old Public Administration
Tujuan Penelitian ini adalah Administrasi publik sebagaimana
menganalisis pelaksanaan inovasi yang dikemukakan oleh Woodrow
pelayanan dan mendeskripsikan Wilson (1887-1987) memberikan
faktor penghambat pelaksanaan saran agar pemerintahan itu
inovasi pelayanan transportasi publik mempunyai struktur mengikuti
BRT Trans Semarang. model bisnis yakni mempunyai
D. Kerangka Teori eksekutif, otoritas, pengendalian
1. Administrasi Publik (controlling), yang amat penting
Administrasi publik yang mempunyai struktur organisasi
didefinisikan menurut Nigro dan hierarki, dan upaya untuk
Nigro (dalam Keban, 2008: 5-6), melaksanakan kegiatan mewujudkan
mengemukakan bahwa administrasi tujuan itu dilakukan secara efisien.
publik adalah usaha kerjasama Konsep seperti ini yang kemudian
kelompok dalam suatu lingkungan dikenal sebagai “The Old of Public
publik, yang mencakup ketiga Administration”.
cabang yaitu yudikatif, legislatif, dan b. New Public Management
eksekutif, mempunyai suatu peranan Tema pokok dalam New Public
penting dalam memformulasikan Management ini antara lain
kebijakan publik sehingga menjadi bagaimana menggunakan mekanisme
bagian dari proses politik, yang pasar dan terminologi di sektor
sangat berbeda dengan cara-cara publik. Bahwa dalam melakukan
yang ditempuh oleh administrasi hubungan antara instansi-instansi
swasta, dan berkaitan erat dengan pemerintah dengan pelanggannya
beberapa kelompok swasta dan (customers) dipahami sama dengan
individu dalam pemberian pelayanan proses hubungan transaksi yang
kepada masyarakat. Sekitar tahun 80- dilakukan oleh mereka dunia pasar
an berkembang konsep yang berlabel (market place).
c. New Public Service berarti dengan tidak melakukan
Konsep the New Public Service tugas-tugas itu sendiri. J. Steven Ott,
adalah konsep yang menekankan Albert C Hyde dan Jay M Shafritz
berbagai elemen. Lahirnya konsep (dalam Pasolong, 2011: 83),
ini memang tidak bisa dipisahkan berpendapat bahwa dalam tahun
dengan pendahulunya. Ide dasar dari 1990an, manajemen publik
konsep ini dibangun dari konsep- mengalami masa transisi dengan
konsep; (1) teori democratic beberapa isu terpenting yang akan
citizenship, (2) model komunitas dan sangat menantang yaitu privatisasi
civil society, (3) organisasi sebagai suatu alternatif bagi
humanism, (4) postmodern ilmu pemerintah dalam memberikan
administrasi publik. Empat konsep pelayanan, rasionalitas dan
ini yang membangun perkembangan akuntabilitas, perencanaan dan
ilmu administrasi negara pada bagian kontrol, keuangan dan penganggaran,
ketiga yang disebut the New Public produktivitas sumber daya manusia.
Service. 3. Pelayanan Publik
2. Manajemen Publik Pelayanan menurut Gronroos (dalam
Dalam ruang lingkup administrasi Ratminto dan Winarsih, 2013: 2)
publik mencakup manajemen publik adalah suatu aktivitas atau
sebagai upaya pengelolan dalam serangkaian aktivitas yang bersifat
pencapaian tujuan yang telah tidak kasat mata (tidak dapat diraba)
ditetapkan. Menurut Follet (dalam yang terjadi sebagai akibat adanya
Handoko, 2014: 8) mendefinisikan interaksi antara konsumen dengan
bahwa manajemen sebagai seni karyawan atau hal-hal lain yang
dalam menyelesaikan pekerjaan disediakan oleh perusahaan pemberi
melalui orang lain. Definisi ini pelayanan yang dimaksudkan untuk
mengandung arti bahwa para manajer memecahkan permasalahan
mencapai tujuan-tujuan organisasi konsumen atau pelanggan. Di dalam
melalui pengaturan orang-orang lain Keputusan MENPAN Nomor 63
untuk melaksanakan berbagai tugas Tahun 2003 yang dikutip (dalam
yang mungkin diperlukan, atau Ratminto dan Winarsih, 2013: 19-24)
disebutkan bahwa penyelenggaraan wajib ditaati oleh pemberi dan
pelayanan harus memenuhi beberapa atau penerima pelayanan. Standar
aspek berikut: pelayanan sekurang-kurangnya
1. Hakikat Pelayanan Publik adalah meliputi prosedur pelayanan,
pemberian pelayanan prima waktu penyelesaian, biaya
kepada masyarakat yang pelayanan, produk pelayanan,
merupakan perwujudan kewajiban sarana dan prasarana, kompetensi
aparatur pemerintah sebagai abdi petugas pemberi pelayanan.
masyarakat. 4. Inovasi Pelayanan
2. Asas Pelayanan Publik, untuk Menurut Currie (dalam Dhewanto,
dapat memberikan pelayanan dkk, 2008: 114), menyatakan bahwa
yang memuaskan bagi pengguna Inovasi dalam konteks sektor publik
jasa, penyelenggaraan pelayanan didefinisikan sebagai “penciptaan
harus memenuhi asas-asas dan pelaksanaan proses, produk, jasa,
pelayanan yaitu transparansi, dan metode pengiriman yang
akuntabilitas, kondisional, menghasilkan perbaikan yang
partisipatif, kesamaan hak, signifikan dalam efisiensi, efektivitas
keseimbangan hak dan kewajiban. atau kualitas hasil”. Menurut Larasati
3. Prinsip Pelayanan Publik, harus (2015: 19), inovasi adalah kreasi
memenuhi beberapa prinsip yaitu yang berproses mencipta cara-cara
kesederhanaan, kejelasan, baru, ide-ide baru. Metode pelayanan
kepastian waktu, akurasi, baru yang merupakan oksien, yang
keamanan, tanggung jawab, harus terus mengalir demi
kelengkapan sarana dan keberlangsungan organisasi birokrasi
prasarana, kemudahan akses, dalam mengembangkan fungsi
kedisiplinan, kesopanan, dan pelayanan pemenuhan kebutuhan
keramahan, kenyamanan. masyarakat. Menurut Rogers dalam
4. Standar Pelayanan Publik Suwarno (2008: 17-18), kerakteristik
merupakan ukuran yang inovasi antara lain, sebagai berikut:
dibakukan dalam 1. Relative Advantage atau
penyelenggaraan pelayanan yang keuntungan relative sebuah
inovasi harus mempunyai 4. Triability atau kemungkinan
keuntungan dan nilai lebih dicoba. Inovasi bisa diterima
dibandingkan dengan inovasi apabila telah teruji dan terbukti
sebelumnya. Selalu ada sebuah mempunyai keuntungan atau nilai
nilai kebaruan yang melekat lebih dibandingkan dengan
dalam inovasi yang menjadi ciri inovasi yang lama, sehingga
yang membedakan dengan yang sebuah produk inovasi harus
lain. melewati fase uji publik setiap
2. Compability atau kesesuaian. orang atau pihak mempunyai
Inovasi juga sebaliknya kesempatan untuk menguji
mempunyai sifat kompetibel atau kualitas dari sebuah inovasi.
kesesuaian dengan inovasi yang 5. Observability atau kemudahan
diganti. Hal ini dimaksudkan agar diamati. Sebuah inovasi harus
inovasi yang lama tidak serta dapat diamati dari segi bagaimana
merta dibuang begitu saja selain ia bekerja dan menghasilkan
karena alasan faktor biaya yang sesuatu yang lebih baik.
sedikit namun juga inovasi yang Dalam pelaksanaan suatu
lama menjadi bagian dari proses inovasi, tentunya tidak terlepas dari
transisi ke inovasi baru. permasalahan-permasalahan yang
3. Complexity atau kerumitan. bisa menghambat berjalannya suatu
Dengan sifatnya yang baru maka inovasi dalam mencapai tujuan yang
inovasi mempunyai tingkat telah ditentukan. Menurut Albury
kerumitan yang lebih tinggi (dalam Suwarno, 2008: 54) membagi
dibandingkan dengan inovasi faktor penghambat dalam inovasi,
sebelumnya. Namun demikian yaitu budaya risk aversion, yaitu
karena sebuah inovasi budaya yang tidak menyukai resiko,
menawarkan cara yang lebih baru tekanan dan hambatan administratif,
dan lebih baik maka tingkat yang membuat kinerja tidak
kerumitan ini pada umumnya fleksibel, anggaran jangka pendek
tidak menjadi masalah yang dan perencanaan, ketidakmampuan
penting. menghadapi resiko dan perubahan,
tidak ada penghargaan atau insentif, aplikasi playstore BRT Trans
atau cenderung masih sangat sedikit Semarang memberikan nilai lebih
atas penghargaan terhadap karya- atau keuntungan dalam
karya inovatif, terdapat teknologi, penerapannya yaitu proses
namun ada hambatan dari budaya transaksi akan menjadi lebih
dan penataan organisasi. Hal ini cepat, praktis, tidak perlu
terjadi karena perbaruan dalam hal menyediakan uang tunai,
teknologi tidak dibarengi dengaan memberikan pelayanan transaksi
kesiapan dari budaya kerja dan yang lebih bersih dan transparan,
penataan dalam organisasi yang mengurangi tingkat pengaduan
sebelumnya, ketergantungan mengenai kesalahan dalam
berlebihan kepada orang yang pengembalian uang yang tidak
memiliki high performer (kinerja sesuai dengan hak yang
tinggi), keengganan menutup seharusnya diterima oleh
program yang gagal. pengguna jasa layanan, mampu
HASIL PENELITIAN DAN mengurangi penggunaan kertas,
PEMBAHASAN memberikan informasi kepada
A. Pelaksanaan Inovasi Pelayanan pengguna jasa terkait kedatangan
1. Pelaksanaan Inovasi dan keberangkatan armada bus
BLU BRT Trans Semarang telah BRT Trans Semarang.
melaksanakan inovasi pada layanan b. Compability atau Kesesuaian
BRT Trans Semarang untuk Inovasi mempunyai sifat
mengetahui sejauh mana program yang kompetibel sehingga sangat
inovasi yang telah diterapkan, hal dibutuhkan penyesuaian terhadap
tersebut dapat diidentifikasi melalui prosedur dan penggunaan
hasil pembahasan dari karakteristik teknologi baru. Upaya yang
suatu inovasi. ditempuh oleh BLU BRT Trans
a. Relative Advantage atau Semarang dalam proses
Keuntungan Relative penyesuaian terhadap teknologi
Pengembangan inovasi baru yaitu dengan cara melakukan
pelayanan kartu E-ticketing dan pelatihan dan pendampingan yang
dilakukan secara rutin dan kantor cabang Bank terkait,
bertahap kepada pegawai melalui penggunaan kartu Tcash
kegiatan secara langsung Telkomsel seringkali tidak
dilapangan, briefing maupun mampu terdeteksi oleh mesin E-
dalam pertemuan khusus dengan ticketing.
pihak NGI (Nusantara Global d. Triability atau Kemungkinan
Inovasi) selaku pihak ketiga yang Dicoba
membantu dalam mengelola Inovasi dapat diterima
mesin E-ticketing dan aplikasi apabila telah teruji dan terbukti
playstore BRT Trans Semarang. mempunyai keuntungan atau nilai
c. Complexity atau Kerumitan lebih dibandingkan dengan
Penerapan teknologi yang pengembangan inovasi
semakin maju dalam proses sebelumnya. Keterujian
pengembangan inovasi berdasarkan hasil penelitian dapat
menghasilkan tingkat kerumitan diidentifikasi bahwa jumlah
yang lebih tinggi yaitu mesin E- pengguna jasa layanan kartu E-
ticketing mengalami trouble ticketing dan aplikasi playstore
akibat kondisi pelayanan sedang BRT Trans Semarang mengalami
ramai, jaringan dan sinyal yang peningkatan setiap tahunnya.
tidak kondusif, kemajuan BLU BRT Trans Semarang
teknologi tidak didukung dan melakukan sosialisasi secara rutin
diimbangi dengan adanya dan bertahap untuk
perubahan karakteristik memperkenalkan keunggulan
masyarakat untuk maju, mesin E- produk inovasi. Sosialisasi
ticketing eror tidak mampu dilakukan melalui media sosial
menginput data mengenai saldo dan acara-acara khusus yang telah
dan sering terjadi pengurangan diselengarakan oleh pemerintah
saldo, pengguna kartu E-ticketing Kota Semarang.
BRI Brizzi dan Tapcash BNI e. Observability atau Kemudahan
belum mampu melakukan topup Diamati
atau pengisian saldo diseluruh
Inovasi harus dapat diamati mampu menguasai fitur-fitur mesin
dari segi bagaimana inovasi secara keseluruhan sehingga apabila
tersebut mampu menghasilkan mesin E-ticketing dan aplikasi
sesuatu yang lebih baik. Inovasi playstore BRT Trans Semarang
dapat diamati melalui kejelasan mengalami trouble maka pelayanan
prosedur maupun ketersediaan harus beralih menggunakan transaksi
sarana dan prasarana yang secara tunai dan pengguna jasa tidak
mendukung inovasi. Jika dilihat dapat mengakses informasi mengenai
dari segi prosedur pembuatan jadwal kedatangan dan
kartu E-ticketing sangatlah keberangkatan armada bus. Saat ini
mudah, persyaratan yang harus para petugas belum memiliki
ditempuh oleh masyarakat yaitu kemampuan secara teknis untuk
dengan menunjukkan kartu mengatasi dan memperbaiki
identitas diri, alamat lengkap, dan persoalan tersebut.
nomor telepon, sedangkan untuk 2. Anggaran Jangka Pendek dan
sarana dan prasarana yang Perencanaan
tersedia saat ini belum lengkap Keterbatasan alokasi anggaran
dan mampu mencapai standar yang tersedia untuk membiayai
yang ideal. segenap pengembangan produk
2. Faktor Penghambat Inovasi inovasi pelayanan transportasi publik
1. Budaya Risk Aversion BRT Trans Semarang menyebabkan
Pengembangan inovasi dengan pelaksanaan inovasi belum mampu
menggunakan mesin E-ticketing dan mencapai hasil yang maksimal. Pola
aplikasi playstore BRT Trans pikir organsasi yang masih
Semarang bertujuan untuk menganggap bahwa upaya
mempermudah proses pelayanan pengembangan inovasi tidak begitu
namun pada kenyataannya saat ini penting dan cenderung
budaya menghindari resiko belum dikesampingkan, hal tersebut
mampu dihilangkan sepenuhnya disebabkan oleh adanya program lain
karena masih terdapat petugas yang yang lebih diprioritaskan sehingga
gaptek (gagal teknologi) dan belum
alokasi dana guna meningkatkan tas, powerbank, sepeda, dispenser,
inovasi pelayanan menjadi terbatas. payung dan lain sebagainya.
3. Ketidakmampuan Menghadapi 5. Terdapat Teknologi, Namun Ada
Resiko dan Perubahan Hambatan dari Budaya dan
Ketidakmampuan menghadapi Penataan Organisasi
resiko dan perubahan diakibatkan Jumlah teknologi yang tersedia
karena masih rendahnya kompetensi guna menunjang pelaksanaan inovasi
pegawai dalam menggunakan pelayanan saat ini sangat terbatas.
teknologi baru. Saat ini petugas Selain itu, masih terdapat beberapa
pelayanan belum mampu untuk pegawai yang belum mampu
mengatasi permasalahan yang terjadi menghadapi perubahan dan
seperti mesin E-ticketing yang menguasai fitur-fitur teknologi yang
trouble disebabkan karena jaringan telah dikembangkan dan BLU BRT
dan sinyal maupun sistem aplikasi Trans Semarang belum mampu
playstore BRT Trans Semarang yang membentuk tim khusus yang
terjadi eror, hal tersebut disebabkan menangani langsung pelaksanaan
karena petugas pelayanan belum inovasi, hal tersebut dikarenakan
sepenuhnya menguasai sistem BLU BRT Trans Semarang belum
teknologi. siap untuk mengelola seluruh produk
4. Tidak Ada Penghargaan atau inovasi secara mandiri.
Insentif 6. Ketergantungan Berlebihan
BLU BRT Trans Semarang Kepada Orang yang Memiliki
belum mampu untuk menerapkan High Performer (Kinerja Tinggi)
sistem penghargaan bagi pegawai Tingkat ketergantungan BLU
yang telah berprestasi, hal tersebut BRT Trans Semarang terhadap pihak
dikarena keterbatasan alokasi ketiga yang memiliki high performer
anggaran akan tetapi untuk saat ini sangat tinggi. Ketergantungan yang
insentif bagi pengguna jasa kartu E- berlebih pada high performer dinilai
ticketing telah diberikan seperti tarif mampu menghambat kreatifitas,
promo potongan harga, dan inisiatif, dan inovasi yang bisa
pembagian hadiah doorprize meliputi dilakukan oleh pegawai. NGI
(Nusantara Global Inovasi) dalam pengembangannya belum
merupakan pihak ketiga yang mencapai hasil yang maksimal dan
mempunyai peranan paling besar sesuai dengan apa yang telah
dalam menyediakan dan mengelola diharapkan. Hal ini dapat dilihat
seluruh produk inovasi yang telah melalui dimensi-dimensi yang
dikembangkan. Terlebih pada saat digunakan dalam mengetahui
terjadinya kerusakan pada sistem pelaksanaan inovasi pelayanan yaitu
mesin E-ticketing maupun aplikasi relative advantage atau keuntungan
playstore BRT Trans Semarang yang relative dari pengembangan inovasi,
eror sangat dibutuhkan bantuan dan compability atau kesesuaian terhadap
kerjasama petugas teknisi NGI untuk teknologi baru, complexity atau
memperbaikinya. kerumitan yang dihasilkan dalam
penerapan teknologi, triability atau
PENUTUP
kemungkinan dicoba dan mampu
A. Kesimpulan
teruji memberikan keuntungan atau
Berdasarkan berbagai pemaparan
nilai lebih, observability atau
sebelumnya dapat disimpulkan
kemudahan diamati dari segi
bahwa terdapat inovasi pelayanan
bagaimana inovasi tersebut mampu
transportasi publik yang telah
menghasilkan sesuatu yang lebih
dikembangkan oleh BLU BRT Trans
baik.
Semarang yaitu penerapan sistem
Faktor penghambat yang
kartu E-ticketing dan aplikasi
muncul dalam proses pelaksanaan
playstore BRT Trans Semarang.
inovasi pelayanan BRT Trans
Pengelolaan produk inovasi tersebut
Semarang yaitu budaya menghindari
bertujuan untuk meningkatkan
resiko belum mampu dihilangkan
kualitas pelayanan dan mewujudkan
sepenuhnya, keterbatasan anggaran
pelayanan transportasi massal yang
BLU BRT Trans Semarang,
cepat, murah, aman, dan nyaman.
ketidakmampuan menghadapi resiko
Saat ini pelaksanaan inovasi
dan perubahan dikarenakan masih
pelayanan BRT Trans Semarang
rendahnya kompetensi pegawai
sudah berjalan dengan baik. Namun,
dalam menggunakan teknologi baru,
tidak ada penghargaan atau insentif menghasilkan suatu prestasi yang
bagi pegawai, masih kurangnya terbaik.
ketersediaan teknologi penunjang,
BLU BRT Trans Semarang belum DAFTAR PUSTAKA
mampu mengelola secara mandiri Sumber Buku:
dan membentuk tim tenaga ahli Darmadi, Damai dan Sukidin. (2009).
khusus khusus yang menangani Administrasi Publik. Yogyakarta:
langsung pelaksanaan inovasi, LaksBang PRESSindo.
ketergantungan berlebihan kepada Darmadi, Hamid. (2013). Metode
orang yang memiliki high performer Penelitian Pendidikan dan Sosial.
(kinerja tinggi). Bandung: Alfabeta.
B. Saran Dhewanto Wawan, Mulyaningsih Dwi
Pelatihan dan pengembangan Herati, Permatasari Anggraeni,
pegawai harus terus dilakukan untuk Anggadwita Grisna, Ameka
meningkatkan kemampuan serta Indriany. (2014). Manajemen
keahlian dalam mengelola teknologi, Inovasi: Peluang Sukses
sangat dibutuhkan adanya perbaikan Menghadapi Perubahan.
server agar tidak lagi terjadi trouble Yogyakarta: CV Andi Offset.
saat menginput data sehingga proses Handoko, T. Hani. (2014). Manajemen.
pelayanan tidak akan terhambat, Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.
Perlu dibentuknya tim khusus yang Keban, T. Yeremias. (2008). Enam
menangani seluruh pengelolaan Dimensi Strategis Administrasi
inovasi pelayanan transportasi publik Publik: Konsep, Teori dan Isu.
BRT Trans Semarang sehingga Yogyakarta: Gava Media.
proses pengembangan inovasi akan Larasati, Endang. (2015). Inovasi
lebih efektif dan efisien, penerapan Pelayanan Publik Bidang Perijinan
sistem insentif sangat dibutuhkan di Kabupaten Kudus. Semarang.
untuk mendorong dan merangsang Moleong, Lexy J. (2007). Metodologi
semangat kerja pegawai sehingga Penelitian Kualitatif. Bandung: PT
pegawai akan terus termotivasi untuk Remaja Rosdakarya Offset.
Muluk, Khairul. (2008). Knowledge Singarimbun, Masri Effendi, Sofian.
Management, Kunci Sukses Inovasi (2006). Metode penelitian survai.
Pemerintah Daerah. Malang: FIA Jakarta: Pustaka LP3ES.
UNIBRAW. Sugiyono. (2009). Metode Penelitian
Pasolong, Harbani. (2011). Teori Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Administrasi Publik. Bandung: Bandung: Alfabeta.
Alfabeta. Sugiyono. (2010). Metode Penelitian
Prastowo, Andi. (2012). Metode Kuantitatif, Kualitatif & RND.
Penelitian Kualitatif dalam Bandung: Alfabeta.
Perspektif Rancangan Penelitian. Sugiyono. (2013). Metode Penelitian
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
Ratminto, dan Winarsih Septi Atik. Kualitatif, dan R&D). Bandung:
(2013). Manajemen Pelayanan: Alfabeta.
Pengembangan Model Konseptual, Sukmadinata, Nana Syaodih. (2010).
Penerapan Citizen’s Charter dan Metode Penelitian Pendidikan.
Standar Pelayanan Minimal. Bandung: Remaja Rosdakarya
Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Offset.
Rohman, Ahmad Ainur, dkk. (2008). Sutopo. (2006). Metodologi Penelitian
Reformasi Pelayanan Publik. Kualitatif.Surakarta:UNS.
Malang: Program Sekolah Suwarno, Yogi. (2008). Inovasi di
Demokrasi bekerjasama dengan Sektor Publik. Jakarta: STIA-LAN
Averroes Press Press.
Saefullah, Asep dan Rusdiana Ahmad. Thoha, Miftah. (2010). Ilmu
(2016). Manajemen Perubahan. Administrasi Publik Kontemporer.
Bandung: CV Pustaka Setia. Jakarta: Kencana.
Said, M. Mas’ud. (2007). Birokrasi di Wibawa, Samodra. (2009). Administrasi
Negara Birokratis. Malang: UMM Negara: Isu-Isu Kontemporer.
Press. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sangkala. (2012). Dimensi-Dimensi Sumber Peraturan:
Manajemen Publik. Yogyakarta: Undang-Undang Nomor 25 Tahun
Ombak. 2009 Tentang Pelayanan Publik
PERMENPAN RB Nomor 31 Tahun Mei 2017, pukul 21.30
WIB)
2014 Tentang Pedoman Inovasi
Pelayanan Publik https://semarangkota.bps.
go.id/linkTabelStatis/vie
Undang-undang Nomor 23 Tahun
w/id/72
2014 tentang Pemerintah Daerah (diakses pada tanggal 20
September 2017, pukul
Sumber Dokumen:
10.00 WIB)
Rencana Strategis Dinas
https://bappeda.semarang
Perhubungan Kota Semarang 2016-
kota.go.id/
2020 (diakses pada 25
September 2017, pukul
Sumber Data UPTD BLU BRT
20.10 WIB)
Trans Semarang
http://dispendukcapil.semarangkota.go
Sumber Internet:
.id/statistik/jumlah-penduduk-kota
https://www.bps.go.id/linkTabelStati semarang/2016-12-15/ (diakses pada
s/view/id/1413/diakses (diakses pada 26 September 2017, pukul 21.30 WIB)
tanggal 1 Mei 2017, pukul 20.20
WIB) https://id.wikipedia.org/wiki/TransSe
marang (diakses pada 8 Oktober
http://dishub.semarangkota.go.id/ 2017, pukul 21.15 WIB)
(diakses pada tanggal 1 Mei 2017,
pukul 17.30 WIB) https://www.instagram.com/p/BTS83
Xdgfhv/?hl=id&taken-
http://digilib.unila.ac.id/15763/17/B by=transsemarang (diakses pada 17
AB%20II.pdf Desember 2017, pukul 20.00 WIB)
(diakses pada tanggal 20 Oktober
2016, Pukul 20.00 WIB)

http://journal.unair.ac.id/download-
fullpapers-kmp3c8840fbddfull.pdf
(diakses pada tanggal 08 Mei 2017,
Pukul 19.30 WIB)

http://ejournals1.undip.ac.id/index.ph
p/jppmr/article/download/15623/151
08 (diakses pada tanggal 08 Mei
2017, Pukul 17.00 WIB)

http://ejournal.undip.ac.i
d/index.php/gp/article/do
wnload/10415/8293
(diakses pada tanggal 30

Das könnte Ihnen auch gefallen