Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
*amrinaas96@gmail.com
**sumarya@ft.unp.ac.id
Abstract. PT. Mandala Karya Prima is a mining contractor trusted by PT. Mandiri Intiperkasa for coal mining
activities. In the overburden dismantling process, PT. Mandala Karya Prima uses the Hitachi EX-1900-6 excavator
with a 12 m3 bucket capacity. This research was motivated by the planned overburden dismantling activity using
Hitachi EX1900-6 excavators of 600 bcm / hour not reaching the target. The actual productivity of Hitachi
EX1900-6 excavators for wet clay material is 556.8 lcm / hour and for sandstone material is 548.9 lcm /
hour.Components that influence the productivity of excavators include material types, front loading conditions,
loading methods, and skill operators. These components make work efficiency, bucket fill factor and cycle time
not optimal. The actual time cycle when collecting data in the field is 38.63 seconds for clay wet material and
31.64 for sandstone material. By taking the example of cycle time, the clay wet material is 38.63 seconds, the
digging rate should be 812.78 lcm / hour. But the reality in the field, the productivity of overburden dismantling of
wet clay material is 556.8 lcm / hour. This loss of productivity occurs due to obstacles namely moving the front,
repairing fronts, waiting hauler, spotting time, preparing position, and operator needs. Of these obstacles, the
biggest contributor to loss of productivity is the waiting hauler which is ± 150 lcm / hour.Based on the theoretical
formula of excavator productivity, factors that can be improved to optimize excavator productivity are work
efficiency, bucket fill factor and cycle time. Efforts were made to improve work efficiency, namely dumptruck
optimization, equipment management, changing loading patterns, and spotting dumptruck without maneuvering.
Efforts are made to reduce cycle time, namely changing the digging pattern and making the optimum bench
height. While the effort made to increase bucket fill factor is applying the right excavation technique.
Keywords: Productivity, Excavator, Cycle Time, Bucket Fill Factor, Job Efficiency.
Lokasi wilayah PKP2B PT. Mandiri Intiperkasa secara Pada tahap ini dilakukan dengan mengumpulkan data
administratif terletak di Kecamatan Sembakung dan primer yang diperoleh dari observasi lapangan seperti
Sesayap Hilir, Kabupaten Nunukan dan Tana Tidung, cycle time alat gali muat, efisiensi kerja peralatan,
Provinsi Kalimantan Utara. Secara geografis terletak jumlah pengisian bucket dalam satu pengangkutan, data
antara 3° 43’ 54,0” LU sampai 3° 37’ 12,0” LU dan 117° payload serta hambatan yang memengaruhi
11’ 0,0” BT sampai 117° 16’ 6,0” BT [2]. produktivitas sedangkan data sekunder diperoleh dari file
1343
perusahaan seperti peta lokasi penambangan, target digunakan pada kegiatan pembongkaran material tanah
peoduktivitas, jam kerja peralatan, serta spesifikasi alat. penutup yaituHitachi EX1900-6.
Tahap ini dilakukan dengan mengolah data sesuai 4.1.1 Kondisi Tempat Kerja
dengan teori pada literatur yang ada. Setelah
mendapatkan data primer dan data sekunder, dilakukan Produksi alat mekanis selain dipengaruhi oleh kondisi
pengolahan data dengan menggabungkan kedua data fisik dan mekanisnya, juga dipengaruhi oleh keadaan
tersebut. Pengolahan data diolah dengan menggunakan tempat kerja alat tersebut digunakan. Untuk mengetahui
Software Microsoft Excel selanjutnya disajikan dalam produksi alat muat dan alat angkut maka perlu dilakukan
bentuk tabel dan grafik. pengamatan terhadap faktor-faktor yang
mempengaruhinya. Tinjauan terhadap kondisi tempat
3.4 Tahap Analisis Data kerja bertujuan untuk mengetahui apakah kondisi
tersebut sudah mendukung atau belum untuk kegiatan
Analisis data adalah memperkirakan atau dengan produksi material overburden[6].
menentukan besarnya pengaruh secara kuantitatif dari
beberapa kejadian terhadap beberapa kejadian lainnya, 4.1.2 Material
serta memperkirakan/ meramalkan kejadian lainnya[4].
Swell factor merupakan suatu faktor yang menunjukkan
Teknik analisis data adalah teknik yang dibutuhkan
besarnya volume pengembangan suatu material setelah
untuk mengolah data yang telah dikunpulkan untuk
digali dari tempatnya berdasarkan volume asli sebelum
kebutuhan penelitian agar mendapatkan suatu
digali. Perhitungan faktor pengembangan ini
kesimpulan[5].
menggunakan parameter density loose dan density bank
3.4.1 Pengolahan Data yang didapatkan dari data Departemen Engineering PT.
Mandala Karya Prima. Material yang digali pada saat
Tahap ini dilakukan dengan mengolah data sesuai pengamatan yaitu Clay Wet dan Sandstone. Dari data
dengan teori pada literatur yang ada. Setelah tersebut, swell factor pada saat pengamatan dilakukan
mendapatkan data primer dan data sekunder, dilakukan dapat dilihat pada Tabel 1.
pengolahan data dengan menggabungkan kedua data Tabel 1. Swell Factor
tersebut. Pengolahan data diolah dengan menggunakan
Software Microsoft Excel selanjutnya disajikan dalam
bentuk tabel dan grafik. Densitas Densitas Swell
Material
Bank Loose Factor
3.4.2 Analisis dan Pembahasan
Analisis data dilakukan dengan menganalisis dan Sandstone 2,52 1,51 60%
membahas sesuai dengan pengolahan data yang sudah Clay Wet 2,09 1,66 79%
dilakukan dengan mengacu pada literatur-literatur yang
berhubungan dengan masalah. Analisis dan pembahasan 4.1.3 Catatan Fisik Excavator
mengenai kemampuan kerja alat serta hambatan yang
memengaruhi produksinya serta memberikan simulasi Waktu kerja yang akan digunakan untuk perhitungan
sebagai upaya peningkatan produktivitas. efisiensi merupakan data sekunder yang merupakan
catatan waktu kerja serta waktu maintanance untuk
3.4.3 Kesimpulan dan Saran minggu pertama bulan Maret 2018. Adapun data
penggunaan waktu kerja didapatkan dari Departement
Tahap ini dilakukan dengan menarik kesimpulan
Engineering PT. Mandala Karya Prima dapat dilihat
berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan serta
pada Tabel 2.
pemberian saran mengenai kemampuan kerja alat serta
hambatan yang memengaruhi produksinya. Tabel 2. Waktu Kerja Aktual Excavator
Working Standby Repair
3.4.4 Penyusunan Laporan Akhir Excavator Hours Hours Hours Total
(Jam) (Jam) (Jam) Hours
Tahap ini dilakukan dengan menyusun laporan penelitian Hitachi
yang berisi seluruh penjelasan tahapan-tahapan studi EX1900- 91 63 2 156
penelitian yang sudah dilakukan dan diakhiri dengan 6
kesimpulan yang disusun secara sistematis.
4.1.4 Cycle Time Excavator
4.Hasil dan Pembahasan Cycle time merupakan waktu yang dibutuhkan sebuah
Kegiatan pengambilan data dilakukan melalui alat gali-muat untuk melakukan kegiatan dumping,
digging, swing loaded, dan swing empty[7]. Cycle time
pengamatan lapangan serta melalui berbagai literatur
dalam hal ini digunakan untuk penentuan produktivitas
yang berkaitan dengan penelitian ini. Pengambilan data
dari excavator.
dilakukan pada bulan Maret 2018. Alat gali muat yang
1344
Tabel 3. Rata-rata Cycle Time Alat Material Clay Wet
Gali- Muat Diketahui :
Rata-rata payload : 76,18 ton
TOTAL Rata-rata passing : 4,16
Tanggal Loose density : 1,66 (ton/m3)
(second)
Kapasitas bucket : 12 m3
rata−rata 𝑝𝑎𝑦𝑙𝑜𝑎𝑑 1
03 Maret 2018 33,27
𝑉𝑛 = ( ) x rata−rata 𝑝𝑎𝑠𝑠𝑖𝑛𝑔 (1)
𝑑𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑦 𝑙𝑜𝑜𝑠𝑒
1345
data sekunder tersebut, maka ketersediaan alat excavator a. Material Clay Wet
yang diamati diantaranya meliputi : 3600
a. Physically Availability 𝐷𝑅 = ( ) × (91,93% × 12 × 79%) =
38,63
Physically availability merupakan parameter yang = 812,16 𝑙𝑐𝑚/𝑗𝑎𝑚
menunjukkan keadaan fisik peralatan yang digunakan. b. Material Sandstone
Perhitungan physically availability menggunakan
3600
persamaan (vi) sebagai berikut: 𝐷𝑅 = ( ) × (100,42% × 12 × 60%)
31,64
𝑈𝐴 =
91
× 100% = 59% a. Material Clay Wet
91+63 3600
𝐼𝐷𝑅 = ( ) × (4 × 91,93% × 12 × 79%)
15,94+(4 𝑥 38,63)
c. Mechanical Availability = 736,21 𝑙𝑐𝑚/𝑗𝑎𝑚
Mechanical Availability merupakan suatu keadaan atau
b. Material Sandstone
kondisi mekanik yang sesungguhnya dari excavator yang
sedang digunakan. Perhitungan mechanical availability 𝐼𝐷𝑅 = (
3600
) ×(5 × 100,42% × 12 × 60%)
menggunakan persamaan (viii) sebagai berikut : 17,76+(5 𝑥 31,64)
𝑊 = 739,62 𝑙𝑐𝑚/𝑗𝑎𝑚
𝑀𝐴 = × 100% (6)
𝑊+𝑅
91 4.2.6 Produktivitas
𝑀𝐴 = × 100% = 98%
91 + 2 Produktivitas merupakan suatu ukuran dalam
d. Effective Utilization menganalisis kinerja suatu excavator yang bekerja[12].
Effective Utilization menunjukan berapa persen dari Produktivitas alat gali-muat dapat diketahui dengan
seluruh waktu kerja yang tersedia dapat dimanfaatkan melakukan perhitungan dari data-data pendukung yang
untuk kerja produktif (efisiensi kerja). Perhitungan telah diperoleh sebelumnya. Perhitungan produktivitas
effective utilization menggunakan persamaan (ix) secara teoritis menggunakan persamaan (xiv) yaitu
sebagai berikut : sebagai berikut :
𝑊 3600
𝐸𝑈 = × 100% (7) 𝑄 = 𝑞1 × × 𝐾 × 𝐸𝑓𝑓 × 𝑆𝑓 (10)
𝑊+𝑅+𝑆 𝑐𝑡𝑚
1346
lebih hati-hati dan mempertimbangkan material mana
yang akan digali karena dudukan excavator yang lunak
4.3 Analisis dan Pembahasan
dan rawan.
4.3.1 Analisis Faktor yang Mempengauhi Kinerja c. Metode Pemuatan
Excavator Penggunaan metode pemuatan berpengaruh pada cycle
time excavator, sehingga berpengaruh pula pada
a. Bucket Fill Factor produktivitas dari excavator yang digunakan dalam
Pemuatan yang tidak penuh dapat menyebabkan menggali material[14]. Perbedaan cycle time berdasarkan
penambahan passsing dalam siklus pengisian material ke metode pemuatan dapat dilihat pada Tabel 5.
dumptruck yang secara tidak langsung menambah waktu Tabel 5. Cycle Time Berdasarkan Metode
edar alat gali-muat. Selama pengamatan di lapangan, Pemuatan
Passing pernah mencapai 5 sampai 7 kali dalam sekali
Metode Pemuatan (second)
siklus pemuatan ke dumptruck. Kemampuan operator
berperan penting dalam pengisian bucket agar pengisian Double
Top Bottom
bucket dapat semaksimal mungkin[13]. Bench
Loading Loading
b. Material Loading
Faktor selanjutnya yang diperhatikan adalah faktor 31,97 33,14 37,63
material. Pada saat pengamatan, seluruh material yang
digali oleh excavator Hitachi EX1900-6 dengan nomor Berdasarkan Tabel 5 terlihat bahwa penggunaan metode
lambung 229 dimasukkan kedalam kriteria overburden. pemuatan double bench loading lebih besar
Namun dalam pengamatan, tidak semua overburden dibandingkan dengan metode pemuatan bottom loading
merupakan jenis yang sama. Dalam pengamatan terlihat dan top loading. Hal ini dikarenakan oleh excavator
ada dua material overburden yaitu clay wet dan harus membuat sudut swing menjadi 180˚ sehingga
sandstone. Secara umum dapat dilihat cycle time waktu untuk swing loaded dan swing empty menjadi
excavator saat menghadapi material-material tersebut lebih lama dibandingkan dengan metode pemuatan
pada Gambar 2. lainnya. Pemilhan metode pemuatan disesuaikan dengan
kondisi lokasi kerja (front loading). Walaupun metode
Cycle Time Excavator pemuatan double bench loading kurang efisien tetapi ada
Berdasarkan Material suatu kondisi yang membutuhkan penggunaan metode
tersebut dalam penggunaanya. Begitu pula dengan
20,00 16,31
15,40 metode bottom loading, pada saat penggunaan metode
8,54 7,57 ini excavator harus mengeluarkan tenaga dan waktu
10,00 6,58 6,21 5,40
4,26 yang lebih besar harus mengeluarkan tenaga dan waktu
0,00 yang lebih besar dalam mengangkat bucket sekaligus
Digging Swing Dumping Swing menyesuaikan dengan posisi dumptruck. Metode yang
Load Empty paling efisien dalam pengerjaannya adalah metode
pemuatan top loading.
Claystone Sandstone d. Kondisi Excavator
Pada saat melakukan kegiatan pengupasan overburden,
Gambar 2. Cycle Time Excavator Berdasarkan excavator tidak mungkin dapat bekerja secara maksimal
Material dalam menggunakan spesifikasi yang terpasang
didalamnya[15]. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor
Digging pada material Clay Wet memerlukan waktu
yang berasal dari dalam maupun dari luar. Untuk
yang cukup lama karena kondisi material yang lengket
dan padat sehingga berdasarkan pengamatan dibutuhkan mempermudah dalam menganalisis suatu kinerja serta
waktu untuk digging sebesar 16,31 detik, waktu untuk kemampuan excavator digunakanlah istilah efisiensi
kerja yang menyatakan seberapa efektif kinerja ataupun
swing loaded sebesar 8,54 detik, waktu untuk dumping
kemampuan excavator tersebut dalam melakukan
sebesar 6,21 detik, dan waktu untuk swing empty sebesar
pekerjaan.
7,57 detik sehingga total waktu edar yaitu 38,63 detik.
Dalam menghitung efisiensi kerja dari sebuah excavator
Sedangkan untuk material sandstone waktu edar yang
dibutuhkan lebih cepat dibandingkan dengan material digunakanlah waktu kerja excavator (working hours),
waktu menunggu (standby hours), dan waktu perbaikan
clay wet dengan waktu untuk digging sebesar 15,4 detik,
(repair hours). Data tersebut merupakan data sekunder
waktu untuk swing loaded sebesar 6,58 detik, waktu
pada bulan Maret 2018 saat pengambilan data yang
untuk dumping sebesar 4,26 detik, dan waktu untuk
didapatkan dari Departement Engineering PT. Mandala
swing empty sebesar 5,4 detik sehingga total waktu edar
Karya Prima. Data-data tersebut diolah kemudian
yang dibutuhkan untuk material sandstone sebesar 31,64
detik. didapatkan faktor-faktor efisiensi kerja seperti physical
availability, mechanical availability, use of availability,
Material clay wet merupakan materiallebih keras
serta effective utilization yang merupakan ukuran
daripada material sandstone. Material clay wet juga
kemampuan kinerja dari excavator yang dapat dianalisis
bertekstur lengket sehingga waktu yang dibutuhkan
untuk mendapatkan kemampuan dari sebuah excavator.
untuk dumping lebih lama dan operator memerlukan
waktu lebih untuk swing empty karena operator harus
1347
Berdasarkan perhitungan, catatan fisik aktual excavator time merupakan waktu dimana excavator sedang tidak
dapat dilihat pada Tabel 6. bekerja[18].
Tabel 6. Catatan Fisik Aktual Excavator Efisiensi kerja pada tanggal 11 Maret mempunyai
Excavator UA PA MA EU primary time sebesar 82,73% dan secondary time sebesar
17,27% yang berarti dalam waktu 60 menit, waktu
Hitachi
59% 99% 98% 58% terbuang sekitar 10,36 menit . Sedangkan pada tanggal 8
EX1900-6
Maret primary time sebesar 55,52% dan secondary time
sebesar 44,48% yang berarti dalam waktu 60 menit
Dari Tabel 6 terlihat bahwa kondisi mekanik alat dalam
waktu terbuang sebanyak 26,68 menit. Gambar 3
keadaan baik yang diperlihatkan dari nilai PA dan MA
menunjukkan rata-rata persentase primary time dan
diatas excavator diatas 80%. Sedangkan nilai UA dan
secondary time. Dengan mengetahui hal-hal tersebut
EU sangat kecil disebabkan oleh waktu stand by yang
diharapkan dapat memberikan upaya terbaik dalam
banyak padahal ketersediaan fisik dan mekanik alat
mencapai sasaran produksi.
terbilang bagus. Hal ini dikarenakan masalah-masalah Secondary Secondary
seperti operator atau karena keadaan yang tidak dapat Time Dig to Time
Prepare
dihindari seperti hujan. Hal ini menunjukkan keefektifan Secondary 2,73%
Kebutuhan
Operator
dari excavator sangat kecil. Time Wait to 1,71%
Dump
e. Lokasi Kerja 5,46%
Jika ketinggian bench terlalu rendah akan menyebabkan Secondary
Time Waiting
Secondary
material cepat habis sehingga excavator sering berpindah Time
Hauling
19,77%
yang memperbesar pemakaian mesin sehingga membuat Perbaikan
Front
bahan bakar menjadi boros sedangkan masalah yang 1,42%
Primary Time
67,75%
timbul jika bench terlalu tinggi yaitu makin jauhnya
Secondary
jangkauan ke truk, tidak terjangkaunya lantai bench dan Time Pindah
menyisakan material pada lantai bench sehingga harus Front
0,4%
selalu dibutuhkannya dozer untuk pemeliharaan lantai
front loading untuk spotting time dumptruck[16].
Kondisi front loading pada saat pengamatanyang sangat Gambar 3. Persentase Rata-Rata Primary Time
bervariasi yang juga dipengaruhi oleh kondisi cuaca. dan Secondary Time
Kondisi front loading setelah hujan menyebabkan front Berdasarkan pengamatan di lapangan, masalah-masalah
loading menjadi bergelombang, berair dan licin. Kondisi yang menghambat pencapaian produktivitas (problem
seperti ini membuat waktu delay bertambah banyak productivity) dan frekuensinya dapat dilihat pada
karena dibutuhkan waktu untuk memperbaiki front Gambar 4. Dengan mengetahui hal tersebut diharapkan
loading agar dumptruck tidak amblas di front loading. dapat mengurangi problem productivity yang ada
Karena daerah material yang dihadapi adalah clay wet sehingga dapat meningkatkan produktivitas
menyebabkan pijakan excavator tidak stabil sehingga
membuat excavator sering merapikan pijakan. Bahkan 2,24% 1,49% 4,48% 0,75%
2,24% 3,73% 2,24%
saat dilakukan pengamatan di lapangan, kondisi pijakan 1,49%
5,97% 1,49%
yang memburuk mengakibatkan excavator merapikan 2,99%
pijakan saat sedang memuat alat angkut dan 0,75%
menyebabkan kehilangan waktu efektif sehingga 14,18%
menurukan produktivitas. 32,09%
f. Operator Skill. 23,88%
Faktor operator merupakan faktor terpenting dan tidak
dapat dipisahkan dari produktivitas excavator. Namun
sulit untuk menentukan nilai pasti dari operator skill
dikarenakan akan selalu berubah-ubah tiap harinya. Hal A B C D E F G H
ini pula yang menyebabkan nilai produktivitas excavator I J K L M N O
bersifat tidak kontinyu. Menurut Komatsu Handbook,
jika seorang operator menggunakan waktu sebanyak 50 Gambar 4. Diagram Problem Productivity
menit dari 60 menit waktu yang tersedia (eff=83%) maka
operator tersebut memiliki efisiensi yang baik (good)[17]. 4.3.2 Analisis Peningkatan Produktivitas Excavator.
Efisiensi operator dipengaruhi oleh faktor baik dalam
maupun luar seperti keadaan cuaca, kondisi fisik dan Berdasarkan hasil analisis dari faktor yang
kondisi lingkungan kerja. mempengaruhi produktivitas, maka beberapa cara yang
g. Efisiensi Kerja dapat dilakukan untuk meningkatkan produktivitas
Dari hasil pengamatan pada unit excavator Hitachi excavator yang disesuaikan dengan kondisi front loading
EX1900-6di lapangan, terdapat dua pembagian dari saat pengamatan akan diuraikan sebagai berikut :
efisiensi kerya yaitu primary time dan secondary time. a. Metode Pemuatan.
Primary time merupakan waktu efektif yang dipakai Selama pengamatan, metode pemuatan yang digunakan
untuk bekerja dalam penggalian, sedangkan secondary adalah metode frontal cut dikarenakan pertimbangan
luas front loading serta kemampuan operator. Metode
1348
pemuatan yang disarankan untuk meningkatkan Untuk material sandstone
produktivitas adalah metode drive by. Gambar 5 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 = usage × IDR
menunjukkan simulasi Metode Pemuatan Drive By. 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 =86% × 782,13 lcm/jam
= 672,63 lcm/jam
Peningkatan untuk material sandstone adalah :
Q = 672,63 – 636,07 = 35,36 lcm/jam
Tabel 8. Peningkatan Produktivitas dengan Pola
Drive By
Metode Produktivitas Peningkatan
Material
Pemuatan (lcm/jam) (lcm/jam)
Turn and
633,14
Gambar 5. Metode Pemuatan Drive By Clay Wet Back 39,2
Drive By 672,34
Keuntungan dari metode drive by yaitu :
1) Tidak memerlukan waktu yang lama dalam Turn and
636,07
Sandstone Back 35,56
menunggu spotting time dari dumptruck sampai siap
Drive By 672,637
untuk dimuat.
2) Mengurangi waktu delay untuk excavator karena
menunggu dumptruck melakukan spotting.
Disimulasikan bahwa dengan menggunakan metode with Peningkatan Produktivitas
drive by waktu spotting dumptruck menjadi setengah
dari waktu spotting seperti saat melakukan metode
633,14 672,34 672,637
spotting yang biasa dilakukan. Perhitungan peningkatan 636,07
sebagai pembanding, kemudian nilai IDR tersebut TURN AND DRIVE BY PENINGKATAN TURN AND DRIVE BY PENINGKATAN
BACK BACK
dikalikan dengan usage / persen penggunaan excavator.
CLAY WET SANDSTONE
IDR dihitung menggunakan persamaan (9).
3600
𝐼𝐷𝑅 = ( ) × (91,93% × 12 × 79% × 4 )
6 + (4 × 38,63)
Produktivitas (lcm/jam)
= 781,8 𝑙𝑐𝑚/𝑗𝑎𝑚
Perhitungan IDR pada material sandstone : Gambar 6. Grafik Peningkatan Produktivitas
3600 dengan Pola Drive By
𝐼𝐷𝑅 = ( ) × (100,42% × 12 × 60% × 5 )
6 + (5 × 31,64)
Terlihat pada Tabel 8 dan Gambar 6 nilai dari
= 792,59 𝑙𝑐𝑚/𝑗𝑎𝑚 produktivitas meningkat untuk material clay wet sebesar
Berikut pada Tabel 7 dan Tabel 8 adalah peningkatan 39,2 lcm/jam sedangkan material sandstone sebesar
nilai IDR dan nilai produktivits setelah mengubah 35,56 lcm/jam pada saat menggunakan metode pemuatan
metode spotting menjadi parallel cut with drive by. drive by. Dengan hasil seperti ini, penggunaan metode
pemuatan drive by sangat perlu dipertimbangkan.
Tabel 7. Peningkatan IDR memakai Pola Pemuatan
Namun ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan jika
Drive By
memilih metode ini seperti :
Cycle
Mate Metode Spotting IDR Pening 1) Sangat memungkinkan jika excavator
Time
rial Pemuatan Time (s) (lcm/jam) katan
(s) menggunakan metode pemuatan top loading. Jika
Turn and excavator menggunakan metode pemuatan bottom
Clay 15,94 38,63 736,21
Back 5,83% loading akan semakin tinggi tingkat kesulitannya
Wet
Drive By 6 38,63 781,805 karena jarak antara excavator dan dumptruck sangat
Turn and dekat.
Sand 17,76 31,64 739,62
Back 6,69% 2) Diperlukan operator dengan kemampuan dan
stone
Drive By 6 31,64 792,59 pengalaman yang baik untuk operator dumptruck
Nilai usage dan banyaknya truk (Nt) didapatkan dari maupun operator excavator untuk menghindari
penelitian sebelumnya yang memiliki sifat pekerjaan bahayanya karena metode pemuatan drive by
yang kira-kira serupa. Maka perhitungan produktivitas memiliki potensi bahaya yang lebih tinggi jika
adalah: dibandingkan dengan metode pemuatan seperti
Untuk material clay wet biasanya.
b. Spotting Time
𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 = usage × IDR
Spotting time yang dilakukan oleh operator pada saat
𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 =86% × 781,8 lcm/jam
pengamatan di lapanganyaitu waktu utnuk untuk
= 672,34 lcm/jam
bermanuver dan waktu untuk gerakan mundur
Peningkatan untuk material clay wet adalah :
(backward).
Q = 672,34 – 633,14 = 39,2 lcm/jam
Jika pada posisi antrian dapat dicoba dengan
mengeliminasi waktu untuk bermanuver dumptruck
1349
dengan cara dumptruck sudah dalam posisi siap untuk Tabel 10. Peningkatan Produktivitas setelah
gerakan mundur sehingga pada saat dumptruck yang Mengurangi Waktu Manuver
sebelumnya sudah selesai dimuat dan akan Material
Metode Produktivitas Peningkatan
Pemuatan (lcm/jam) (lcm/jam)
meninggalkan areal front loading maka dumptruck
setelahnya hanya tinggal melakukan gerakan mundur Wm 633,14
Clay Wet 34,04
(backward) sehingga dapat mengurangi waktu untuk Wtm 665,18
manuver. Tetapi pada saat melakukan pengamatan di
Wm 636,423
lapangan, dumptruck terlihat mengantri dan melakukan Sandstone 37
gerakan manuver dan backward setelah dumptruck yang Wtm 673,423
sebelumnya selesai dimuat. Peningkatan produktivitas *Wm : With Manuver
Wtm : Without Manuver
dengan cara mengurangi waktu untuk bermanuver dapat
dilihat pada
Perhitungan peningkatan produktivitas dengan metode Peningkatan Produktivitas
spotting without manuver menggunakan rumus
Instantaneous Digging Rate sebagai pembanding,
kemudian nilai IDR tersebut dikalikan dengan usage.. 633,14 665,18 636,423 673,423
IDR dihitung menggunakan rumus (xii).
Perhitungan IDR pada material clay wet:
3600 34,04 37
𝐼𝐷𝑅 = ( ) × (91,93% × 12 × 79% × 4 )
7 + (4 × 38,63) WM WTM PENINGKATAN WM WTM PENINGKATAN
CLAY WET SANDSTONE
= 776,96 𝑙𝑐𝑚/𝑗𝑎𝑚
Berikut pada Tabel 9 dan Tabel 10 adalah peningkatan Terlihat pada Tabel 10 dan Gambar 7 bahwa rata-rata
nilai IDR dan nilai produktivitas dengan cara produktivitas untuk material clay wet meningkat menjadi
mengurangi waktu untuk bermanuver. 34,04 lcm/jam dan material sandstone meningkat
menjadi 37 lcm/jam setelah menggunakan metode
Tabel 9. Peningkatan IDR setelah Mengurangi Waktu spotting tanpa manuver. Cara ini adalah salah satu
Manuver pilihan untuk meningkatkan produktivitas jika metode
Cycle parallel cut with drive by tidak bisa dilaksanakan.
Metode Spotting IDR Pening
Material
Pemuatan Time (s)
Time
(lcm/jam) katan c. Manajemen Kerja Peralatan.
(s) Pada pengamatan yang dilakukan, seringkali excavator
Clay Wm 15,94 38,63 736,21 mengalami delay seperti memperbaiki pijakan, pindah
5,24%
Wet Wtm 7 38,63 776,96 front loading, atau menunggu bulldozer memperbaiki
front loading yang bergelombang, licin dan berair tempat
Sandsto Wm 17,76 31,64 739,62
5,54% dumptruck untuk spotting. Hal ini sangat mengurangi
ne Wtm 8 31,64 783,05 waktu efektif yang dapat digunakan oleh excavator
dalam bekerja sehingga manajemen peralatan yang baik
Untuk material clay wet perlu dilaksanakan untuk meminimalisir hal ini terjadi.
𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 = usage × IDR Manajemen peralatan yang dapat dilakukan untuk
𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 =86% × 776,96 lcm/jam mengurangi waktu delay antara lain :
= 665,18 lcm/jam 1) Pada excavator : hindari kegiatan perbaikan front
Peningkatan untuk material clay wet adalah loading pada saat melakukan kegiatan pemuatan,
Q = 665,18 – 633,14 = 32,04 lcm/jam karena berdasarkan pengamatan sering terjadi
excavator melakukan perbaikan pijakan saat sedang
Untuk material sandstone melakukan kegiatan pemuatan sehingga dapat
𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 = usage × IDR mengurangi efektivitas kerja dari excavator maupun
𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 =86% × 783,05 lcm/jam dumptruck karena bertambahnya waktu delay. Untuk
= 673,423 lcm/jam mengindari hal tersebut, lakukan perbaikan pijakan
Peningkatan untuk material sandstoneadalah diawal waktu saat dumptruck datang ke front loading
Q = 673,423 – 636,423 = 37 lcm/jam dan dapat dibantu dengan bulldozer untuk
mempersiapkan material keras agar excavator tidak
lagi memilih-milih material.
2) Pada bulldozer : Pada saat excavator mengalami
delay karena sedang menunggu dumptruck, maka
bulldozer dapat melakukan kegiatan perbaikan front
loading khususnya pada area spotting dumptruck
sehingga meminimalisir waktu delay yang terjadi
1350
oleh kegiatan perbaikan front loading. Jika excavator d. Kondisi Face/Bench
sedang sibuk memuat dumptruck, maka peran Kondisi dari face/bench juga bisa mempengaruhi
bulldozer yaitu mempersiapkan material yang bagus produktivitas excavator. Agar mendapatkan hasil galian
untuk pijakan excavator. yang maksimal, tinggi bench pijakan yang optimum
Manajemen peralatan dapat meningkatkan persentase yaitu antara 40% -75% dari kedalaman maksimum yang
waktu kerja. Peningkatan produktivitas dihitung dapat dijangkau oleh excavator. Jika tinggi face terhadap
menggunakan persamaan (10). Perhitungan peningkatan material yang akan digali tidak memiliki tinggi yang
produktivitas dengan melakukan manajemen peralatan mencukupi, akan sulit untuk mengisi bucket sampai
adalah : penuh dalam satu kali passing. Secara tidak langsung
Pada material clay wet operator akan menambah jumlah passing yang
Produktivitas sebelum melakukan manajemen peralatan : menyebabkan cycle time bertambah besar. Salah satu
3600
𝑄 = 12 × × 68,52% × 79% × 91,93% studi menemukan bahwa total dari cycle time dapat
38,63
= 556,49 𝑙𝑐𝑚/𝑗𝑎𝑚 dihemat 12,6 % jika proses gali-muat dilakukan dari atas
Produktivitas setelah melakukan manajemen peralatan: jenjang dibandingkan dengan dilakukan pada level yang
3600 sama dengan hauler[19]. Tinggi face/bench yang optimum
𝑄 = 12 × × 73,60% × 79% × 91,93%
38,63 dapat dilihat pada Gambar 9. Sedangkan pada Gambar
= 597,74𝑙𝑐𝑚/𝑗𝑎𝑚 10 dan Gambar 11 merupakan ilustrasi tinggi face/bench
Peningkatan produktivitas : 597,49 – 556,49 yang tidak disarankan.
= 41,25lcm/jam Maksimal kedalaman penggalian adalah 8,18 meter,
Pada material sandstone maka:
40
Produktivitas sebelum melakukan manajemen peralatan: Tinggi Bench : 𝑥 8,18 𝑚 = 3,272 𝑚
3600 100
𝑄 = 12 × × 67,02% × 60% × 100,42% 75
31,64
Tinggi Bench = 𝑥 8,18 𝑚 = 6,135 𝑚
= 551,34 𝑙𝑐𝑚/𝑗𝑎𝑚 100
Produktivitas setelah melakukan manajemen peralatan : Tinggi Bench yang direkomendasikan yaitu antara 3,272
3600 meter sampai 6,135 meter. Dalam hal ini, pengawas dan
𝑄 = 12 × × 70,22% × 60% × 100,42%
31,64
operator harus terus berkoordinasi agar mendapatkan
= 577,66 𝑙𝑐𝑚/𝑗𝑎𝑚
tinggi bench yang baik dan aman.
Peningkatan produktivitas : 577,66 – 551,34
= 26,32 lcm/jam
Peningkatan produktivitas dengan cara mengurangi
waktu untuk memperbaiki pijakan dan perbaikan front
dapat dilihat pada Tabel 11.
Tabel 11. Peningkatan setelah Manajemen Peralatan
Cycle Efisiensi
Produktivitas Peningkatan
Material Kondisi Time Kerja
(lcm/jam) (lcm/jam)
(second) (%)
Sebelum
38,63 68,52% 556,49
Perbaikan
Clay Wet 38,25 (Anonim, 2018)
Setelah
Perbaikan
38,63 73,60% 594,74 Gambar 9. Tinggi face/bench yang Optimal
Sebelum
31,64 67,02% 551,34
Perbaikan
Sandstone 26,32
Setelah
31,64 70,22% 577,66
Perbaikan
Peningkatan Produktivitas
594,74 577,66
556,49 551,34
Produktivitas (lcm/jam)
1351
= 737,58 𝑙𝑐𝑚/𝑗𝑎𝑚
Peningkatan produktivitas: 737,58 – 551,34
= 186,24 lcm/jam
Sandtone 31,64 28,65 25,65 22,66 Gambar 14. Grafik Peningkatan Produktivitas Setelah
27,15 Merubah Pola Penggalian
Pada material clay wet 2) Pada teknik penggalian : Untuk mendapatkan
Produktivitas sebelum merubah pola penggalian: pengisian bucket yang maksimal, sudut bucket
3600 terhadap permukaan tanah yang efektif saat menggali
𝑄 = 12 × × 68,52% × 79% × 91,93%
38,63 yaitu berkisar dari 30˚-60˚ kemudian beri gaya
= 556,49 𝑙𝑐𝑚/𝑗𝑎𝑚 dorongan pada bucket kearah dalam untuk
Produktivitas setelah merubah pola penggalian: mendorong material masuk. Kemudian beri gaya
3600 dorong pada lengan excavator sambil sedikit
𝑄 = 12 × × 68,52% × 79% × 91,93% mengangkat boom excavator. Lalu beri gaya dorong
32,59
= 659,63 𝑙𝑐𝑚/𝑗𝑎𝑚 lagi pada bucket kearah atas untuk mengisi bucket
Peningkatan produktivitas : 659,63 – 556,49 dengan material. Setelah itu angkat boom excavator
= 103,14 lcm/jam keatas untuk siap di swing kearah vessel dumptruck.
Simulasi teknik penggalian dapat dilihat pada
Pada material sandstone Gambar 15.
Produktivitas sebelum merubah pola penggalian:
3600
𝑄 = 12 × × 67,02% × 60% × 100,42%
31,64
= 551,34 𝑏𝑐𝑚/𝑗𝑎𝑚
Produktivitas setelah merubah pola penggalian:
3600
𝑄 = 12 × × 67,02 × 60% × 100,42%
27,15
= 642,52 𝑙𝑐𝑚/𝑗𝑎𝑚
Peningkatan produktivitas: 642,52 – 551,34
= 91,18 lcm/jam
(Anonim, 2018)
Gambar 15. Teknik Penggalian
3) Pada digging angle : sudut antara boom dan
lenganyang ideal adalah 90˚. Sedangkan untuk sudut
efektif lengan untuk bergerak yaitu antara 30˚- 45˚.
Jika sudut saat sedang melakukan penggalian lebih
dari 135˚, hal ini dapat menyebabkan makin besarnya
waktu edar dari alat gali-muat. Pergerakan sudut
1353
yang ideal dapat mengurangi cycle time dan
memaksilmalkan pengisian bucket. Maka dari itu, Tabel 16. Peningkatan Produktivitas untuk
sangat diperlukan pelatihan untuk operator secara Material Clay Wet
berkala demi meningkatkan skill dari operator. Sebelum Setelah
Digging angle 90˚ dapat dilihat pada Gambar 16 Peningkatan
Perbaikan Perbaikan Perbaikan
(lcm/jam)
sedangkan digging angle 135˚ dapat dilihat pada (lcm/jam) (lcm/jam)
Gambar 17. Manajemen
Peralatan
556,49 594,74 38,25
Operator Skill 556,49 659,63 103,14
Spotting
Without 633,14 665,18 32,04
Manuver
Pola
Pemuatan 633,14 672,34 39,2
Drive By
Optimalisasi
Dumptruck
556,49 693,74 137,25
693,74
672,34
665,18
659,63
Gambar 16..Digging Angle 90˚
633,14
633,14
594,74
800
556,49
556,49
556,49
600
400
137,25
103,14
38,25
32,04
200
39,2
0 MANAJEMEN OPERATOR SPOTTING POLA OPTIMALISASI
PERALATAN SKILL WITHOUT PEMUATAN DUMPTRUCK
MANUVER DRIVE BY
1354
e. Pengoptimalan dumptruck. Waiting hauler
PENINGKATAN PRODUKTIVITAS
adalah masalah terbesar yang membuat
MATERIAL SANDSTONE
produktivitas excavator tidak tercapai. Jika
737,58
672,637
636,423
673,423
636,07
642,52
800 upaya ini dilakukan, produktivitas akan
551,34
551,34
551,34
577,66
186,24
material sandstone.
91,18
36,567
200 f. Kondisi bench. Tinggi bench yang optimal yaitu
26,32
37
40%-75% dari maksimum kedalaman digging
0 MANAJEMEN OPERATOR SPOTTING POLA OPTIMALISASI yang dapat dijangkau excavator.
PERALATAN SKILL WITHOUT PEMUATAN DUMPTRUCK
MANUVER DRIVE BY
1355
HIMASAPTA 2, 3. Universitas Lambung Site A Di PT. Samantika Batubara Desa Pauh
Mangkurat (2017) Ranap Kecamatan Peranap Kabuoaten Indragiri
[6] Amrun Liemin, dkk. Evaluasi Produksi Overburden Hulu Provinsi Riau. Jurnal Sains dan Teknologi 17,
Pada Front Kerja Excavator Hitachi Shovel. Jurnal 1. Sekolah Tinggi Teknologi Industri Padang.
Geomine 6, 1. Universitas Muslim Indonesia. (2018) (2017)
[7] Pfleider, Eugene .P. Surface Mining 1st Edition. [14] Anaperta, Yoszi Mingsi. Evaluasi Keserasian
New York: The American Institute of Mining, (Match Factor) Alat Muat dan Alat Angkut Dengan
Metallurgical and Petroleum. (1972) Metode Control Chart (Peta Kendali) Pada
[8] Anisari, Rezky. Produktivitas Alat Muat dan Alat Aktivitas Penambangan di Pit X PT Y. Jurnal
Angkut Pada Pengupasan Lapisan Tanah Penutup Teknologi Informasi & Pendidikan 9, 1. Universitas
Di Pit 8 Fleet D PT. Jhonlin Baratama Jobsite Satui Negeri Padang. (2016)
Kalimantan Selatan. Jurnal ITEKNA 16, 1. [15] Sandeir, Eric dan Heri Prabowo. Evaluasi
Politeknik Negeri Banjarmasin. (2016) Kebutuhan dan Estimasi Biaya Alat Muat Kobelco
[9] Aqsal Ramadhan Shaddad, dkk. Analisis Keserasian 380 dan Hitachi 350 Dengan Alat Angkut Scania
Alat Mekanis Match Factor Untuk Peningkatan P360 dan Mercedez Actroz 4043 Pada Pengupasan
Produktivitas. Jurnal Geomine 4, 3. Universitas Overburden PT. Caritas Energi Indonesia Jobsite
Hasanuddin. (2016) KBB, Sarolangun. Jurnal Bina Tambang 3, 1.
[10] Prodjosumarto, Partanto. Pemindahan Tanah Universitas Negeri Padang. (2018)
Mekanis.Jurusan Teknik Pertambangan FTTM: ITB. [16] Indonesianto, Yanto. Pemindahan Tanah Mekanis.
(1996) Teknik Pertambangan: Fakultas Teknologi Mineral
[11] Halatchev, R. A, P. F Knights. Spatial Variability of Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran”.
Shovel Dig Performance. International Journal of (2012)
Mining, Reclamtion and Environment 1, 1. [17] Komatsu. Specification & Application Handbook
Univerity of Queensland. (2007) Edition 30. Komatsu Ltd.: Jepang. (2007)
[12] Hambali, dkk. Evaluasi Prduksi Alat Gali Muat dan [18] Sumarya. Peralatan Tambang. Jurusan Teknik
Alat Angkut Sebagai Upaya Pencapaian Target Pertambangan: Padang. (2014)
Produksi Pada PT. Pama Persada Nusantara [19] Peurifoy, R.L, dkk. Construction Planning,
Distrik KCMB. Jurnal HIMASAPTA 2, 1. Equipment and Methids Seventh Edition. McGraw-
Universitas Lambung Mangkurat (2017) Hill Companies Inc: New York. (2006)
[13] Ahmad Fauzi Pohan, dkk. Efisiensi Alat Muat dan
Alat Angkut Untuk Pengupasan Overburden Pada
1356