Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
ABSTRACT
ABSTRAK
Daun nanas memiliki kandungan selulosa yang cukup tinggi, sehingga dapat dijadikan bahan
baku alternatif pembuatan pulp. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan pulp daun
nanas dengan menggunakan metode sulfat (kraft) dan metode organosolv. Metode sulfat
(kraft) menggunakan larutan pemasak natrium hidroksida (NaOH) dan natrium sulfida
(Na2S), sedangkan metode organosolv menggunakan larutan pemasak Aseton (C3H6O).
Proses delignifikasi dilakukan dalam beberapa variasi yakni pengaruh variasi konsentrasi
larutan pemasak dan waktu pemasakan. Sifat fisik pulp ditentukan dengan menghitung
gramatur dan indeks tarik. Hasil penelitian dengan metode sulfat (kraft) diperoleh yield pulp
tertinggi sebesar 45,94% dengan kadar selulosa tertinggi 65,8%, kadar lignin terendah 5,19%,
pada waktu pemasakan 90 menit dan konsentrasi NaOH 3%. Sedangkan untuk metode
organosolv diperoleh yield pulp tertinggi sebesar 57,91% pada waktu 120 menit dan
konsentrasi C3H6O 3%. Kadar selulosa tertinggi 57,1% dan kadar lignin terendah 16,10%
waktu 60 menit, konsentrasi C3H6O 1%. Nilai gramatur untuk metode sulfat berkisar antara
53-68 g/m2 dan indeks tarik yaitu berkisar antara 30,0-31,1 Ng/m2, sedangkan untuk metode
1
organosolv nilai gramatur dan indeks tarik adalah 0 Ng/m 2. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa kwalitas pulp dari daun nanas lebih baik dibuat menggunakan metode sulfat (kraft)
dibandingkan metode organosolv.
2
b. Bahan yang digunakan ditambahkan larutan pemasak (natrium
hidroksida dan natrium sulfida). Sampel
Bahan baku yang digunakan pada direfluks pada suhu 118ºC dengan variasi
penelitian ini adalah daun nanas yang waktu 60 menit, 90 menit, dan 120 menit.
diperoleh dari perkebunan nanas di Rimbo Setelah pemasakan selesai pulp dicuci
Panjang, Kabupaten Kampar, Provinsi dengan air sampai filtratnya jernih. Pulp
Riau. Bahan kimia yang digunakan adalah yang sudah dicuci dihaluskan dengan
Aseton (C3H6O) 1, 3, dan 5%. Natrium blender dan disaring dengan kertas saring
Hidroksida (NaOH) 17,5%, Asam Asetat whatman No 42. Pulp yang didapat
(CH3COOH) 2N, Asam Sulfat (H2SO4) kemudian dikeringkan dalam oven pada
72%, Natrium Hidroksida (NaOH) 1,3, dan suhu 105ºC selama 1 jam dan hasil yang
5%. Natrium Sulfida (Na2S) 4%, kertas diperoleh ditimbang.
saring whatman No 42 dan Akuades.
3. Analisis Sampel
2. Prosedur kerja
a. Penentuan Kadar Selulosa (SNI 14-
a. Persiapan bahan baku daun nanas
0444-1998)
Daun nanas sebelum digunakan
dicuci sampai bersih, dipotong ±2 cm untuk Bahan baku atau pulp dikeringkan di
menyeragamkan ukuran bahan baku dan dalam oven pada suhu 105ºC selama 1 jam,
dikeringkan dibawah sinar matahari. kemudian ditimbang sampai berat konstan.
Sebagian sampel disimpan didalam plastik Pulp ditimbang sebanyak 1gram dan
kedap udara dan sebagian lagi digunakan dimasukkan ke dalam Erlenmeyer 250 ml.
dalam penelitian. Sebanyak 17 ml NaOH 17,5% ditambahkan
dan diaduk selama 1 menit, lalu
b. Proses delignifikasi ditambahkan lagi 10 ml NaOH 17,5% dan
diaduk selama 15 menit, campuran
i. Pemasakan dengan metode organosolv dibiarkan selama 3 menit, Kemudian
menggunakan pelarut aseton ditambahkan lagi 10 ml NaOH 17,5%.
Penambahan NaOH 17,5% dilakukan
Daun nanas yang telah kering
sebanyak 3 kali setelah 2,5; 5; 7,5 menit
ditimbang sebanyak 20 g. Kemudian
dan dibiarkan selama 30 menit dalam
ditambahkan larutan pemasak (aseton).
keadaan tertutup. Selanjutnya ditambahkan
Sampel direfluks pada suhu 118ºC dengan
100 ml aquades dan dibiarkan selama 30
variasi waktu 60 menit, 90 menit, dan 120
menit. Campuran kemudian disaring
menit. Setelah pemasakan selesai pulp
dengan kertas saring dan dicuci sebanyak 5
dicuci dengan air sampai filtratnya jernih.
kali dengan 50 ml aquades, kemudian
Pulp yang sudah dicuci kemudian
ditambahkan 12,5 ml asam asetat 2N dan
dihaluskan dengan blender dan disaring
diaduk selama 5 menit. Endapan
dengan kertas saring whatman No 42. Pulp
dikeringkan dalam oven pada suhu 105ºC,
yang didapat kemudian dikeringkan dalam
kemudian didinginkan dalam desikator dan
oven pada suhu 105ºC selama 1 jam dan
ditimbang sampai beratnya konstan.
hasil yang diperoleh ditimbang.
ii. Pemasakan dengan metode sulfat b. Penentuan kadar lignin pulp metoda
(kraft) menggunakan pelarut klason (SNI 0492-2008)
natrium hidroksida dan natrium
sulfida Sampel sebanyak 1 gram dimasukkan
kedalam gelas piala 250 ml, kemudian
Daun nanas yang telah kering ditambahkan 25 ml H2SO4 72% pada suhu
ditimbang sebanyak 20 g. Kemudian
3
20ºC dengan batang pengadukan selama 2- Metode sulfat dengan larutan pemasak
3 menit. Setelah terdispersi sempurna, gelas NaOH dan Na2S, sedangkan metode
piala ditutup dengan kaca arloji dan organosolv larutan pemasak aseton
dibiarkan selama 2 jam. Pengadukan (C3H6O). Variasi konsentrasi larutan
dilakukan sekali-sekali selama proses pemasak 1%, 3%, dan 5% dengan waktu
berlangsung. Aquades sebanyak 300 ml pemasakan yaitu 60, 90, dan 120 menit.
ditambahkan kedalam labu Erlenmeyer Suhu pemasakan 118C (optimum) karena
ukuran 1000 ml dan sampel dipindahkan pada suhu tersebut lignin sudah
dari gelas piala secara kuanitatif. Kemudian terdegradasi sehingga pulp sudah cukup
aquades ditambahkan lagi sampai baik. Variasi konsentrasi metode
volumenya 575 ml, sehingga konsentrasi organosolv berdasarkan penelitian oleh
asam sulfat menjadi 3%. Larutan Lafthah dan Rahaman (2015) untuk
dipanaskan dalam Erlenmeyer sampai pembuatan pulp berbahan baku daun nanas,
mendidih sambil diaduk kemudian sedangkan metode sulfat variasi konsentrasi
dibiarkan selama 4 jam. Larutan tersebut belum pernah dilakukan sehingga
didinginkan sampai lignin mengendap peneliti melakukan penelitian pendahuluan
sempurna dan disaring dengan kertas saring untuk memperoleh variasi konsentrasi
yang telah diketahui beratnya. Endapan tersebut.
dicuci dengan air panas berlebih sampai Yield pulp optimum metode sulfat
bebas asam (uji dengan lakmus), diperoleh pada waktu pemasakan 90 menit
selanjutnya dikeringkan dalam oven pada dan konsentrasi NaOH 3% sebesar 45,94%
suhu 105ºC lalu didinginkan dalam (Tabel 1). Yield pulp mengalami penurunan
desikator dan ditimbang sampai beratnya menjadi 37,41% pada konsentrasi NaOH
konstan. 5% dengan waktu pemasakan 120 menit.
Hal tersebut disebabkan lignin pada
c. Analisa sifat fisik pulp konsentrasi tinggi mengalami degradasi.
Hasil yang sama juga diperoleh oleh
Pulp yang didapat dicetak dan Nurfitri (2017) untuk pembuatan pulp
dikeringkan diudara terbuka, kemudian berbahan baku pelepah sawit menggunakan
analisa gramatur pulp beserta dilakukan uji metode sulfat dan metode soda yaitu yield
tarik berdasarkan (SNI 14-4737-1998) pulp menurun dari 67,27% menjadi
untuk mengetahui sifat fisik lembaran pulp 52,65%. Metode organosolv yield pulp
yang dihasilkan. optimum diperoleh pada konsentrasi C3H6O
3% dan waktu pemasakan 120 menit yaitu
HASIL DAN PEMBAHASAN 57,91% (Tabel 1). Pada Tabel 1 dapat
dilihat bahwa semakin tinggi konsentrasi
1. Perolehan yield pulp pada daun nanas Aseton (C3H6O) maka yield pulp akan
dengan metode sulfat (kraft) dan semakin rendah. Hal ini disebabkan karena
organosolv makin tinggi konsentrasi pelarut akan
semakin banyak juga selulosa yang terlarut,
Daun nanas memiliki kandungan sehingga didapat yield pulp yang rendah
selulosa yang tinggi sekitar 69,5-71,5% (Pamilia, 2009). Pada metode sulfat
sehingga dapat digunakan sebagai bahan penambahan Natrium sulfida berfungsi
baku pembuatan pulp. Penelitian sebagai zat peme cah yang efektif terhadap
pembuatan pulp menggunakan daun nanas ikatan eter dalam unit fenil propan, yang
ini dilakukan dengan membandingkan dua menghubungkan unit makromolekul lignin,
metode yaitu metode sulfat dan metode sehingga penguraian serat berjalan baik
organosolv. Kedua metode tersebut (Mesfun et al., 2014). Sedangkan metode
menggunakan perlakuan variasi konsentrasi organosolv tidak menggunakan natrium
larutan pemasak dan waktu pemasakan. sulfida pada proses pemasakan.
4
Tabel 1. Perolehan yield pulp dengan variasi waktu pemasakan dan konsentrasi larutan
pemasak.
Yield Pulp
5
Perolehan kadar lignin metode sulfat tidak NaOH 1% pada waktu pemasakan 60 menit
berbeda secara nyata dengan konsentrasi sebesar 5,57%.
Tabel 2. Perolehan kadar selulosa dengan metode sulfat (kraft) dan organosolv
Selulosa Pulp
harga rata-rata persentase selulosa dari tiga kali pengulangan. Pangkat huruf yang sama menyatakan
tidak berbeda secara nyata pada tingkat 5% (P<0,05) berdasarkan uji duncan jarak berganda.
Tabel 3. Perolehan lignin pulp dengan metode sulfat (kraft) dan organosolv
Lignin Pulp
harga rata-rata persentase lignin dari tiga kali pengulangan. Pangkat huruf yang tidak sama
menyatakan berbeda secara nyata pada tingkat 5% (P<0,05) berdasarkan uji duncan jarak berganda.
6
4. Hasil Uji Sifat Fisik Pulp Metode Sulfat (kraft) dan Metode Organosolv
Tabel 4.Perolehan uji tarik pulp dengan metode sulfat (kraft) dan organosolv
Metode Konsentrasi Waktu Gramatur Indeks
2
Pelarut (%) pemasakan (g/m ) Tarik
(menit) (Ng/m2)
1:4 60 68 30,3
3:4 60 60 30,2
5:4 60 57 30,7
1:4 90 64 30,7
Sulfat kraft) 3:4 90 59 31,1
5:4 90 57 30,8
1:4 120 56 30,4
3:4 120 53 30,5
5:4 120 56 30,0
1:4 60 0 0
3:4 60 0 0
5:4 60 0 0
Organosolv 1:4 90 0 0
3:4 90 0 0
5:4 90 0 0
1:4 120 0 0
3:4 120 0 0
5:4 120 0 0
Hasil uji sifat fisik pulp metode memenuhi SNI yaitu 30,5 Ng/m2 dan
sulfat dapat dilihat pada Tabel 4. bahan baku pulp dari daun nanas bisa
Gramatur tertinggi metode sulfat diperoleh digunakan sebagai bahan alternatif
pada konsentrasi larutan pemasak 1:4% pembuatan pulp.
(60 menit) yaitu 68 g/m2, dan nilai
gramatur terendah diperoleh pada KESIMPULAN
konsentrasi 3:4% (120 menit) yaitu 53
Daun nanas berpotensi sebagai
g/m2. Indeks tarik metode sulfat tertinggi
bahan baku alternatif pembuatan pulp.
diperoleh pada konsentrasi larutan
Yield pulp optimum metode sulfat
pemasak 3:4% (90 menit) yaitu sebesar
diperoleh pada konsentrasi NaOH 3%
31,1%. Semakin tinggi konsentrasi larutan
dengan waktu pemasakan 90 menit yaitu
pemasak dan lama waktu pemasakan
sebesar 45,95%, sedangkan metode
menyebabkan nilai indeks tarik menurun,
organosolv pada konsentrasi C3H6O 3%
hal ini karena kandungan lignin yang
dan waktu pemasakan120 menit yaitu
terkandung didalam pulp masih tinggi,
57,91%. Kadar lignin terendah dan kadar
sehingga menyebabkan menurunnya nilai
selulosa tertinggi metode sulfat yaitu
indeks tarik. Sedangkan untuk metode
5,19% dan 65,8%, sedangkan metode
organosolv gramatur dan indeks tarik yang
organosolv yaitu 16,10% dan 57,1%.
diperoleh 0 Ng/m2, disebabkan pada
Pembuatan pulp dari daun nanas dengan
metode organosolv lignin belum
metode sulfat lebih baik dibandingkan
terdegradasi sempurna, tingginya kadar
metode organosolv karena indeks tarik
lignin yang diperoleh menyebabkan
metode sulfat sudah memenuhi SNI yaitu
kualitas sifat pulp tidak baik. Pada
30,0-31,1 Ng/m2, sedangkan indeks tarik
penelitian ini nilai indeks tarik yang
metode organosolv 0 Ng/m2.
diperoleh untuk metode sulfat sudah
7
UCAPAN TERIMAKASIH Laftah A. W dan Rahaman W. A. 2015.
Chemical pulping of waste pineapple
Pada penelitian ini ucapan terima leaves fiber for kraft paper
kasih ditujukan kepada Dr. Emrizal production. Journal of Materials
Mahidin Tamboesai, M.Si., MH selaku Reseach and Technology.
dosen pembimbing yang telah memberikan
Nurfitri. 2017. Perbandingan metode sulfat
bimbingan dan arahan kepada peneliti,
(kraft) dan metode soda dalam
sehingga penelitian ini dapat diselesaikan
pembuatan pulp berbahan baku
dengan baik.
pelepah sawit (Elaes guineensis).
DAFTAR PUSTAKA Skripsi. FMIPA UR, Pekanbaru.
Ayunda V., Hamidi S dan Diana A.B. Pamilia, C., Santi, N., dan Indah, K. P.
2013. Pembuatan dan karakterisasi 2009. Pengaruh konsentrasi larutan
dari daun nanas dan eceng etanol, temperatur dan waktu
gondok.Skripsi, Fakultas MIPA, pemasakan pada pembuatan pulp
Universitas Sumatera Utara, eceng gondok melalui proses
Medan. organosolv. Jurnal Teknik Kimia.
4:16.
Bappeda Kampar. 2015. Potensi Nanas
Riau. www. Bappeda. Puspitasari S.H. 2013. Delignifikasi batang
Kamparkab.go.id. diakses pada jagung dengan proses organosolv
tanggal 25 Januari 2018. menggunakan pelarut asam
formiat. Skripsi. Fakultas Teknik
Fadhlah S., Indra A., Zulfansyah dan Universitas Riau, Pekanbaru.
Paratenta M. 2002. Delignifikasi
sisa ketaman kayu dalam media Putri, I. W. 2009. Efektivitas media
asam asetat. Prosiding Seminar internal e-buletin sebagai media
Nasional Pengembangan komunikasi karyawan pt.
Teknologi Proses Pemanfaatannya, tanjungenim lestari pulp and paper.
Medan. Skripsi. Universitas Mercu Buana,
Jakarta.
Fengel, D., dan Wagener, G. 1995. Kayu: Rehman, N., Miranda, M., Rosa,S S.,
Kimia Ultrastruktur dan Reaksi- Pimentel, S., Nachtigall. 2014.
Reaksi. Gajah Mada University Cellulose and nanocellulose from
Press. Yogyakarta. maize straw : an insight on the
crystal properties. Journal polymer
Indah N. W. 2012. Pemanfaatan limbah Environ. 22: 252-259.
jerami dari boyolali untuk
pembuatan pulp dengan proses soda Sugesty, S., Kardiansyah, T., dan Pratiwi,
menggunakan digister. Skripsi. W. 2015. Potensi acacia
Universitas Diponegoro, Semarang. crassiacarpa sebagai bahan baku
pulp untuk hutan tanaman industri.
Kemenperin. 2017. RI Produsen Kertas Jurnal Selulosa. 5:21-32.
Nomor 6 Terbesar Dunia. www.
Kemenperin.go.id. diakses pada
tanggal 25 Januari 2018.