Sie sind auf Seite 1von 170

USULAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SEBAGAI

ALTERNATIF UNTUK MENENTUKAN BESARAN BIAYA


PENDIDIKAN YANG AKURAT
(Studi Kasus pada SMP-MA Perguruan Islam Ar-Risalah
Padang)

Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Disusun Oleh:

IRFANI LIL ISLAMI


NIM. 1110082000048

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2015 M/1436 H
i
ii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI

1. Nama Lengkap : Irfani Lil Islami

2. Tempat, Tanggal Lahir : Padang, 11 Februari 1992

3. Alamat : Jln. Andam Dewi no.1D RT 01 RW

02 Kel. Kubu Marapalam Kec.

Padang Timur, Kota Padang Prov.

Sumatera Barat

4. Telepon : 0856 7015 574

5. Email : irfani.lilislami@yahoo.com

II. PENDIDIKAN

1. TK Adzkia Padang Tahun 1996-1998

2. SDIT Adzkia Padang Tahun 1998-2004

3. SMP Perguruan Islam Ar-Risalah Padang Tahun 2004-2007

4. MA Perguruan Islam Ar-Risalah Padang Tahun 2007-2010

5. S1 Ekonomi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2010-2015

III. LATAR BELAKANG KELUARGA

1. Ayah : Drs. Maksum, M.Ag

2. Ibu : Dra. Tafiati, M.Ag

3. Anak Ke dari : 2 dari 5 bersaudara

4. Telp : (0751) 22118

v
Proposing Activity Based Costing As An Alternative Method to Determine
Accurate Cost of Education

Abstract
This study aims to design a cost allocation model build upon Activity
Based Costing (ABC) based on business processes and identified activities at
SMP-MA Perguruan Islam Ar-Risalah, to know cost education each student, and
to determine whether there are differences between the traditional calculation
methods that have been used and the ABC method.
The study was conducted at SMP-MA Perguruan Islam Ar-Risalah
Padang. The analytical method used is descriptive comparative method, the
analysis by comparing methods of Traditional Costing and Acivity Based Costing,
then design the cost of education using the ABC method. Data collection was done
by means of interviews, observation and documentation.
Cost calculations using the ABC method obtained the following results: 1)
The cost of SMP education for Rp13.318.392,76,- per year per student or Rp
1,109,866,- per month per student, 2) The cost of MA education for
14.599.375,70, - per year per student or Rp 1.216.615, - per month per student.
Meanwhile, when calculated by the traditional method, the cost of education for
SMP is Rp. 1,127,779, - per month per student and for MA Rp. 1,009,625, - per
month per student, overcosts as much as Rp. 17.913,- for SMP and undercosts as
much as Rp. 206.990,- for MA.

Keywords : Education Costs, Activity Based Costing (ABC), Traditional


Costing

vi
Usulan Metode Activity Based Costing Sebagai Alternatif untuk Menentukan
Besaran Biaya Pendidikan yang Akurat

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk merancang model pengalokasian biaya
berbasis Activity Based Costing (ABC) berdasarkan proses bisnis dan aktivitas
teridentifikasi di SMP-MA Perguruan Islam Ar-Risalah, mengetahui besarnya
biaya pendidikan per siswa serta mengetahui apakah ada perbedaan antara
perhitungan dengan menggunakan metode tradisional yang selama ini digunakan
dengan metode ABC.
Penelitian dilakukan di SMP-MA Perguruan Islam Ar-Risalah Padang.
Metode analisis yang digunakan adalah metode deskriptif komparatif yaitu
analisis dengan membandingkan metode Traditional Costing dan Acivity Based
Costing, kemudian merancang perhitungan biaya pendidikan menggunakan
metode ABC. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara, observasi
dan dokumentasi.
Perhitungan biaya menggunakan metode ABC memperoleh hasil: 1) Biaya
pendidikan SMP sebesar Rp13.318.392,76,- per tahun per siswa atau Rp
1.109.866,- per bulan per siswa, 2) Biaya pendidikan MA sebesar Rp
14.599.375,70,- per tahun per siswa atau Rp 1.216.615,- per bulan per siswa.
Sedangkan bila dihitung dengan metode tradisional maka biaya pendidikan untuk
tingkat SMP adalah Rp. 1.127.779,- per bulan per siswa dan untuk MA sebesar
Rp. 1.009.625,- per bulan per siswa sehingga terjadi overcosted untuk SMP
sebesar Rp. 17.913,- dan undercosted untuk tingkat MA sebesar Rp. 206.990,-.

Kata Kunci : Biaya Pendidikan, Activity Based Costing (ABC), Traditional


Costing

vii
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Segala puji bagi Allah SWT, Yang Maha Pengasih lagi Maha Pemurah, yang
telah memberikan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat serta salam penulis haturkan
kepada Baginda Nabi Besar Nabi Muhammad SAW, nabi akhir zaman, yang telah
membimbing umatnya menuju jalan kebenaran. Skripsi ini disusun dalam rangka
memenuhi syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Pada kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan


terimakasih atas bantuan, bimbingan, dukungan, semangat dan doa, baik langsung
maupun tidak langsung dalam penyelesaian skripsi ini, kepada:

1. Mama dan Papa yang selalu mencurahkan perhatian, cinta dan sayang,
dukungan serta doa tiada henti, meluruhkan pikiran buruk sehingga dapat
selalu berfikir positif guna menyelesaikan skripsi ini.
2. Uda Syauqi, Haddad, Zhilal, Wafi, Nenek, Angguik, Tante, Om, Sepupu dan
seluruh keluarga besar yang namanya tidak dapat disebutkan satu persatu,
yang selalu mendoakan dan memberikan dukungan untuk kesuksesan penulis.
3. Bapak Dr. Arief Mufraini, LC., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak Hepi Prayudiawan, SE., MM., Ak., CA. selaku Sekretaris Jurusan
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Ibu Dr. Rini, Ak., CA. selaku Dosen Pembimbing Skripsi I yang telah
bersedia meluangkan waktu untuk berdiskusi, memberikan pengarahan dan
bimbingan dalam penulisan skripsi ini. Terimakasih atas ilmu yang telah Ibu
berikan selama ini.
6. Bapak Yusar Sagara, SE., M.Si., Ak., CA., CMA. selaku Dosen Pembimbing
Skripsi II yang telah meluangkan waktu, mencurahkan perhatian,
membimbing dan memberikan pengarahan kepada penulis. Terimakasih atas

viii
semua saran dan arahan yang Bapak berikan selama proses penulisan skripsi
sampai terlaksananya sidang skripsi.
7. Ibu Yessi Fitri, SE., M.Si., Ak. selaku Dosen Pembimbing Akademik yang
selalu memberikan dukungan dan saran kepada penulis.
8. Seluruh dosen yang telah memberikan ilmu dan karyawan Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bantuan kepada
penulis.
9. Terima kasih kepada Ustadz Yasin selaku Pimpinan Yayasan, Ustazah Mira
selaku Bendahara Yayasan, Ustadz Kamrizal selaku Pimpinan Perguruan,
Ustazah Dona, Ustazah Mely, Ustazah Vera, Ustazah Emi dan seluruh
Keluarga Besar Ar-Risalah yang namanya tidak dapat disebutkan satu per
satu, yang selalu memberikan dukungan dan bimbingan selama masa
penelitian dan memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan
skripsi ini.
10. Sahabat-sahabat seperjuangan selama KKN, Adel, Agung, Helmi, Paklek,
Jalu, Muhsin, Faisal Hilmi, Sagaf, Faisal Amri, Hanna, Rena, Nida, Laeli,
Zaimah, Nurul, Shabe, Susi, yang selalu membantu dan memberikan saran
kepada penulis.
11. Sahabat-sahabat seperjuangan di kampus, Adel, Nisa, Octa, Lily, Kinan,
Tasul, Masta, Ati, Zena, Tryano yang telah mendukung dan memberikan
saran kepada penulis.
12. Sahabat-sahabat seperjuangan dan sekosan, Silmi, Via, Fada yang selalu
memberikan dukungan semangat dan support kepada penulis.
13. Sahabat-sahabat d-FG dimanapun berada yang telah mendoakan dan memberi
dukungan kepada penulis.
14. Sahabat-sahabat Akuntansi 2010 yang namanya tidak dapat disebutkan satu
per satu, yang selalu membantu dan mendukung penulis baik langsung
maupun tidak langsung dalam menyelesaikan skripsi ini.
15. Dan terakhir spesial untuk Uda Coki yang telah membantu penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini serta sepupu-sepupu tersayang Dila, Kak Ika,
Sarah, Sabrina dan lainnya yang tidak bisa disebutkan satu per satu.

ix
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan
kritik yang membangun dari berbagai pihak.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Jakarta, 13 Maret 2015

Irfani Lil Islami

x
DAFTAR ISI

Halaman Judul ............................................................................................. i

Lembar Pengesahan Ujian Komprehensif ................................................ ii

Lembar Pengesahan Ujian Skripsi ............................................................. iii

Lembar Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah ............................................. iv

Daftar Riwayat Hidup ................................................................................. v

Abstract ......................................................................................................... vi

Abstrak ......................................................................................................... vii

Kata Pengantar ............................................................................................ viii

Daftar Isi ....................................................................................................... xi

Daftar Tabel ................................................................................................. xv

Daftar Gambar ............................................................................................ xvii

Daftar Lampiran .......................................................................................... xviii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah .................................................. 1

B. Rumusan Masalah ............................................................ 7

C. Tujuan Penelitian ............................................................. 7

D. Manfaat Penelitian ........................................................... 8

xi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................... 9

A. Tinjauan Literatur ............................................................ 9

1. Definisi Biaya ............................................................ 9

2. Klasifikasi Biaya Pendidikan ..................................... 11

3. Pembebanan Biaya ke Objek Biaya ........................... 14

4. Metode Akuntansi Biaya Traditional Costing ............ 16

. 5. Metode Activity Based Costing (ABC) ...................... 18

6. Penerapan Metode ABC ............................................ 20

7. Manfaat dan Keterbatasan Metode ABC .................. 29

8. Perbandingan Metode Traditional Costing dengan

Metode ABC ............................................................. 34

9. Perhitungan Besaran Biaya Pendidikan dengan

Metode ABC ............................................................. 35

10. Biaya Satuan (Unit Cost) Pendidikan ........................ 41

B. Hasil Penelitian Sebelumnya ............................................ 42

C. Kerangka Pemikiran ........................................................ 48

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ....................................... 49

A. Ruang Lingkup Penelitian ............................................... 49

xii
B. Metode Penentuan Sampel .............................................. 49

C. Metode Pengumpulan Data ............................................. 50

1. Penelitian Lapangan ................................................... 50

2. Penelitian Kepustakaan .............................................. 52

D. Metode Analisis Data ...................................................... 52

1. Telaah Aktivitas ........................................................ 52

2. Telaah Cost Object ...................................................... 53

3. Tahap Perancangan Model ........................................... 54

4. Aplikasi Model pada SMP dan MA ............................. 55

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................... 57

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ................................ 57

B. Kebijakan Manajemen Keuangan ................................... 60

C. Perancangan Model ABC ............................................... 75

D. Aplikasi Model ABC ...................................................... 88

E. Perbandingan Perhitungan Biaya Metode ABC Dengan

Metode Tradisional yang Diterapkan Saat Ini

(Existing) di Perguruan Islam Ar-Risalah ....................... 107

xiii
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................... 110

A. Kesimpulan ....................................................................... 110

B. Saran ................................................................................. 112

Daftar Pustaka ................................................................................................ 114

Lampiran-Lampiran ...................................................................................... 116

xiv
DAFTAR TABEL

No. Keterangan Halaman

2.1 Hasil Penelitian Sebelumnya ...................................................... 43

3.1 Deskripsi Aktivitas ...................................................................... 55

4.1 Rincian Sarana dan Prasarana Perguruan Islam Ar-Risalah ....... 60

4.2 Rincian Pendapatan SMP Perguruan Islam Ar-Risalah ............. 62

4.3 Rincian Pendapatan MA Perguruan Islam Ar-Risalah ................ 63

4.4 Periode Pelaporan Keuangan ...................................................... 74

4.5 Sumber Penerimaan SMP ............................................................ 79

4.6 Sumber Penerimaan MA .............................................................. 79

4.7 Aktivitas Operasional/Rutin ......................................................... 80

4.8 Aktivitas Pengembangan .............................................................. 83

4.9 Penetapan Cost Object, Direct Labor Cost, Direct Material Cost

dan Overhead Cost ...................................................................... 85

4.10 Penetapan Expense Category, Cost Driver dan Cost

Component .................................................................................. 86

4.11 Jumlah Siswa SMP Perguruan Islam Ar-Risalah ....................... 89

4.12 Jumlah Siswa MA Perguruan Islam Ar-Risalah ......................... 89

xv
4.13 Jumlah Guru dan Karyawan ....................................................... 90

4.14 Matriks Expense-Activity Dependent .......................................... 92

4.15 Direct Labor Cost ........................................................................ 95

4.16 Direct Material Cost ................................................................... 95

4.17 Overhead Cost ............................................................................. 96

4.18 Total Cost Driver ......................................................................... 99

4.19 Perhitungan Cost/Unit SMP Perguruan Islam Ar-Risalah ........... 101

4.20 Perhitungan Cost/Unit MA Perguruan Islam Ar-Risalah ............. 104

4.21 Rekapitulasi Cost/Unit SMP-MA Peruruan Islam Ar-Risalah ..... 107

4.22 Total Penerimaan .......................................................................... 107

4.23 Total Pengeluaran ......................................................................... 108

4.24 Perbandingan Biaya Per Unit ....................................................... 109

xvi
DAFTAR GAMBAR

No. Keterangan Halaman

2.1 Cost Assignment Method ........................................................ 15

2.2 Model Activity Based Costing ................................................ 28

2.3 Klasifikasi Biaya Pendidikan ................................................. 38

2.4 Diagram Penyusunan Anggaran Pendidikan .......................... 40

2.5 Skema Kerangka Pemikiran ................................................... 47

4.1 Struktur Organisasi Perguruan ............................................... 59

4.2 Model Pembebanan Activities Ke Dalam Cost Object ........... 88

4.3 Diagram Cost Object .............................................................. 90

xvii
DAFTAR LAMPIRAN

No. Keterangan Halaman

1. Hasil Wawancara ........................................................................ 117

2. Visi, Misi dan Tujuan Perguruan Islam Ar-Risalah ................... 122

3. RKAS Tahun Ajaran 2013/2014 ................................................ 123

4. Perhitungan dan Proporsi Direct Labor Cost ............................ 128

5. Perhitungan dan Proporsi Direct Material Cost ......................... 129

6. Perhitungan dan Proporsi Overhead Cost .................................. 130

7. Total Penerimaan ......................................................................... 144

8. Total Biaya Berdasarkan Metode Tradisional (existing) ............. 145

xviii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sebagai lembaga pendidikan yang non-profit, sekolah sangat memerlukan

informasi mengenai biaya. Tanpa informasi biaya, pihak manajemen tidak

memiliki ukuran apakah masukan yang dikorbankan memiliki nilai ekonomis

yang lebih rendah daripada nilai keluarannya, sehingga manajemen tidak

memiliki informasi apakah kegiatan usahanya menghasilkan sisa hasil usaha

atau tidak. Informasi ini sangat diperlukan oleh sekolah agar dapat

mengembangkan dan mempertahankan eksistensi jangka panjang lembaga

tersebut. Selain itu pula, tanpa informasi biaya pihak manajemen tidak

memiliki dasar untuk mengalokasikan berbagai sumber ekonomi yang

dikorbankan dalam menghasilkan sumber ekonomi yang lain (Juanda dan

Lestari 2012: 227).

Ketepatan dalam perhitungan biaya juga tidak kalah pentingnya bagi

sebuah lembaga pendidikan. Fattah (2012: iii) mengatakan salah satu

penyebab tidak akuratnya perhitungan biaya produksi adalah karena

perhitungan biaya tidak langsung (overhead cost) yang tidak akurat. Biaya

tidak langsung merupakan biaya yang bervariasi jenisnya dan sulit untuk

ditelusuri langsung ke produk, oleh karena itu manajemen harus menggunakan

metode perhitungan yang mampu mengalokasikan biaya tidak langsung secara

1
akurat dan juga digunakan untuk mengendalikan aktivitas-aktivitas yang

terjadi di perusahaan (Sumarsid, 2011: 71).

Menurut Bastian (2006: 136), selama ini perkembangan perhitungan biaya

di tingkat sekolah dasar dan menengah belum mampu menjawab tantangan era

otonomi dan globalisasi secara optimal. Perhitungan biaya di sekolah dasar

dan menengah yang ada selama ini masih sangat sederhana dan belum mampu

mengungkapkan informasi penting sebagai materi/landasan pengambilan

keputusan, serta hanya sebatas informasi biaya per unit untuk belanja pegawai

dan non pegawai. Perhitungan yang ada belum mampu mengungkapkan dan

memunculkan data informatif.

Activity Based Costing (ABC) merupakan metode perhitungan biaya yang

menerapkan konsep-konsep akuntansi aktivitas untuk menghasilkan

perhitungan harga pokok produk yang lebih akurat. Namun dari perspektif

manajerial, sistem ABC menawarkan lebih dari sekedar informasi biaya

produk yang akurat akan tetapi juga menyediakan informasi tentang biaya dan

kinerja dari aktivitas dan sumber daya serta dapat menelusuri biaya-biaya

secara akurat ke objek biaya selain produk seperti pelanggan dan saluran

distribusi (Lima, 2011: 57).

Blocher (2006: 225-226) mengatakan metode Activity Based Costing

mengalokasikan seluruh biaya yang terjadi dalam proses produksi berdasarkan

aktivitas, sehingga dapat menyediakan informasi perhitungan biaya yang tepat

dan dapat membantu manajemen mengelola perusahaan secara efisien serta

2
memperoleh pemahaman yang lebih baik atas keunggulan kompetitif,

keakuratan, dan kelemahan perusahaan. Konsep Activity Based Costing ini

timbul akibat sistem akuntansi biaya tradisional (Traditional Costing) yang

biasa dipakai tidak dapat mencerminkan secara benar besarnya pemakaian

biaya produksi dan biaya sumber daya fisik secara benar (Azizi, 2010: 42).

Metode Activity Based Costing atau yang biasa disebut dengan metode

ABC menerapkan sistem perhitungan biaya di mana tempat penampungan

biaya overhead yang jumlahnya lebih dari satu dialokasikan menggunakan

dasar yang mencakup satu atau lebih faktor yang tidak berkaitan dengan

volume (Carter, 2009: 528). Dengan berbagai drivers yang sesuai dengan jenis

produk yang dihasilkan, akuntansi biaya dapat menghasilkan informasi cost

produk yang akurat, sehingga memungkinkan manajemen mengambil

keputusan tentang harga jual dan melakukan analisis profitabilitas setiap jenis

produk.

Jika pada awal perkembangan metode ABC masih terbatas penggunaannya

dalam perusahaan manufaktur yang menghasilkan berbagai jenis produk, pada

tahap perkembangan selanjutnya metode ini juga digunakan pada perusahaan

manufaktur dengan produk tunggal dan oleh perusahaan lain seperti

perusahaan jasa dan perusahaan dagang. Dengan dasar pemikiran bahwa

metode ABC menggunakan aktivitas sebagai titik pusat (focal point) untuk

mempertanggungjawabkan biaya, oleh karena aktivitas tidak hanya dijumpai

di perusahaan manufaktur dan tidak terbatas ditahap produksi saja, maka

3
metode ABC juga dapat dimanfaatkan di perusahaan non manufaktur seperti

lembaga pendidikan.

Dalam penelitian ini penulis mencoba menerapkan metode perhitungan

biaya berdasarkan aktivitas untuk menghitung besaran biaya pendidikan di

lembaga pendidikan formal (sekolah) melalui perancangan model Activity

Based Costing sebagai metode alternatif dalam menentukan harga pokok

kegiatan pelayanan pendidikan per siswa di sekolah. Setelah biaya pelayanan

(service cost) berdasarkan metode ABC diperoleh, kemudian biaya tersebut

akan dibandingkan dengan biaya saat ini (existing) sehingga dapat diketahui

besarnya variansi yang terjadi.

Penelitian ini dilakukan di SMP-MA Perguruan Islam Ar-Risalah yang

berlokasi di Jl. Air Dingin, RT 01/RW IX, Kel. Balai Gadang, Kec. Koto

Tangah, Padang, Sumatera Barat. Dilihat dari segi pembiayaan, Perguruan

Islam Ar-Risalah merupakan sekolah swasta yang menerapkan standar

pembiayaan sendiri (otonomi sekolah). Adanya konsep otonomi daerah

sebagaimana yang diatur dalam Undang-Undang No.22 Tahun 1999 yang

pelaksanaannya tertuang pada Peraturan Pemerintah No.25 Tahun 2000,

menjadikan seluruh urusan pendidikan dengan jelas menjadi kewenangan

Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota, kecuali Pendidikan Tinggi.

Salah satu komponen yang dikelola oleh sekolah adalah dalam hal

penetapan besaran biaya pendidikan (SPP) bulanan yang dibebankan kepada

setiap siswa. Dalam hal ini, sekolah memberikan 3 (tiga) pilihan tarif SPP

4
bulanan yakni sebesar Rp. 1.000.000,- , Rp. 1.100.000,- dan Rp. 1.200.000,-.

Besarnya biaya pendidikan bulanan per siswa ditentukan berdasarkan hasil

wawancara pihak sekolah dengan calon wali murid pada saat pendaftaran.

Oleh karena itu, sekolah sangat membutuhkan analisis biaya agar dapat

menentukan standar atau acuan biaya yang sebenarnya per siswa. Dengan

adanya standar atau acuan biaya yang sebenarnya, maka akan sangat

membantu menggambarkan pengeluaran yang terjadi sehingga kebutuhan

dapat terpenuhi sesuai dengan anggaran yang tersedia dan jumlah konsumsi

yang dilakukan.

Pembebanan biaya per siswa selama ini disamaratakan baik tingkat SMP

maupun MA dengan kebutuhan yang berbeda untuk masing-masing tingkat.

Sehingga biaya yang selama ini dibebankan belum mampu menggambarkan

konsumsi sebenarnya yang dilakukan oleh siswa. Dengan demikian

menyebabkan biaya pendidikan yang dibebankan kepada siswa melalui biaya

SPP menjadi tidak akurat. Melalui penelitian ini, penulis ingin memberikan

metode alternatif untuk menghitung besaran biaya pendidikan dengan

menggunakan metode Activity Based Costing (ABC), dengan demikian maka

pembebanan tarif SPP lebih sesuai dan tepat berdasarkan aktivitas yang

dilakukan.

Melihat tingkat persaingan yang semakin ketat antar lembaga pendidikan

dan mahalnya biaya pendidikan, untuk itu suatu mekanisme yang lebih

informatif dan efektif dalam proses mengalokasikan serta mengidentifikasikan

komponen biaya dalam anggaran pembelanjaan sekolah sangat diperlukan,

5
sehingga pengalokasian dan penggunaan biaya dapat secara lebih tepat

dibebankan ke siswa (Bastian, 2006:140). Dengan demikian biaya yang

dibebankan untuk biaya pendidikan tidak melebihi (over costed) dan juga

tidak kurang (under costed) dari biaya yang seharusnya.

Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk memberikan usulan metode

alternatif kepada manajemen sekolah dalam perhitungan besaran biaya

pendidikan berdasarkan metode Activity Based Costing. Perhitungan besaran

biaya pendidikan dengan menggunakan metode ini diharapkan mampu

mengukur biaya layanan secara akurat sehingga dapat dijadikan standar atau

acuan berdasarkan konsumsi yang sebenarnya dengan melakukan penelusuran

tidak hanya pada biaya melekat masing-masing siswa per tingkat, tetapi juga

terhadap biaya gabungan yang diidentifikasi melalui aktivitas dengan satuan

siswa.

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis mencoba untuk melakukan

penelitian dengan judul “Usulan Metode Activity Based Costing Sebagai

Alternatif untuk Menentukan Besaran Biaya Pendidikan yang Akurat”

(Studi Kasus pada SMP-MA Perguruan Islam Ar-Risalah Padang).

6
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka pokok

masalah yang ada dalam skripsi ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana kebijakan manajemen keuangan sekolah terkait dengan standar

pembiayaan layanan pendidikan di SMP-MA Perguruan Islam Ar-Risalah?

2. Bagaimana perancangan model perhitungan biaya layanan pendidikan

berbasis aktivitas (ABC) di SMP-MA Perguruan Islam Ar-Risalah?

3. Bagaimana aplikasi model perhitungan biaya layanan pendidikan berbasis

aktivitas (ABC) di SMP-MA Perguruan Islam Ar-Risalah?

4. Apakah terdapat perbedaan (variance) antara perhitungan menggunakan

metode ABC dengan metode tradisional yang diterapkan saat ini (existing)

di SMP-MA Perguruan Islam Ar-Risalah?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah:

1. Mengetahui kebijakan manajemen keuangan sekolah terkait dengan standar

pembiayaan layanan pendidikan di SMP-MA Perguruan Islam Ar-Risalah.

2. Merancang model perhitungan biaya layanan pendidikan berbasis aktivitas

(ABC) di SMP-MA Perguruan Islam Ar-Risalah berdasarkan proses bisnis

dan aktivitas teridentifikasi di SMP-MA Perguruan Islam Ar-Risalah.

3. Menghitung besaran biaya pendidikan per siswa dengan metode ABC di

SMP-MA Perguruan Islam Ar-Risalah.

7
4. Membandingkan antara perhitungan biaya menggunakan metode ABC

dengan metode tradisional yang diterapkan saat ini di SMP-MA Perguruan

Islam Ar-Risalah.

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian di atas, penelitian ini diharapkan dapat

memberikan manfaat bagi:

1. Penulis.

Memberikan kesempatan bagi penulis untuk menerapkan teori yang telah

dipelajari selama ini sehingga dapat memperdalam pengetahuan tentang

penelitian dan menambah wawasan serta pemahaman yang lebih baik terhadap

Activity Based Costing.

2. Sekolah.

Diharapkan skripsi ini dapat menjadi bahan masukan, saran, ataupun

bahan informasi dalam pelaksanaan perhitungan besaran biaya pendidikan di

sekolah.

3. Pembaca.

Sebagai bahan bacaan atau literatur bagi penelitian selanjutnya yang ingin

melakukan kajian dan penelitian dalam bidang akuntansi biaya khususnya

dalam penerapan metode Activity Based Costing pada layanan jasa pendidikan.

8
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Literatur

1. Definisi Biaya

Biaya memiliki berbagai macam arti yang berbeda satu sama lain

tergantung kondisi dan tujuan dari pemakai istilah tersebut. Menyadari

akan pentingnya arti biaya, para akuntan mencoba merumuskan konsep

atau pengertian biaya yang masing-masing memiliki dan menggunakan

konsep yang meskipun tidak bertentangan satu sama lain, namun tetap

tampak adanya perbedaan. Berikut adalah pendapat para pakar ekonomi

dalam mendefinisikan biaya.

Menurut Horne dalam Minarti (2011: 221), biaya diartikan sebagai

setiap pengeluaran sumber daya yang dapat dinilai dengan satuan uang,

baik yang sudah dilakukan maupun yang kemungkinan akan dilakukan

untuk suatu tujuan tertentu. Pendapat lain dikemukakan oleh Mulyono

(2010: 81), mengatakan biaya merupakan suatu unsur yang menentukan

dalam mekanisme penganggaran. Penentuan biaya akan mempengaruhi

tingkat efisiensi dan efektivitas kegiatan dalam suatu organisasi yang akan

mencapai suatu tujuan tertentu. Kegiatan yang dilaksanakan dengan biaya

yang rendah dan hasilnya mempunyai kualitas yang baik dapat dikatakan

kegiatan tersebut dilaksanakan secara efisien dan efektif .

9
Supriyono (2011: 4) mengatakan bahwa biaya dapat dibedakan ke

dalam dua pengertian yang berbeda yaitu biaya dalam arti cost dan biaya

dalam arti expense. Biaya dalam arti cost adalah “jumlah yang dapat

diukur dalam satuan uang dalam rangka pemilikan barang dan jasa yang

diperlukan perusahaan, baik pada masa lalu (harga perolehan yang telah

terjadi) maupun pada masa yang akan datang (harga perolehan yang akan

terjadi)”. Sedangkan biaya dalam arti expense (beban) adalah “biaya yang

dikorbankan atau dikonsumsi dalam rangka memperoleh pendapatan

(revenues) dalan suatu periode akuntansi tertentu.” Dengan kata lain,

istilah cost dapat diartikan sebagai harga pokok atau biaya produksi yang

dikeluarkan untuk memperoleh barang atau jasa sedangkan expenses

adalah biaya yang telah digunakan untuk menghasilkan pendapatan.

Dalam konteks pendidikan biaya merupakan jumlah uang yang

dihasilkan dan dibelanjakan untuk berbagai keperluan penyelenggaraan

pendidikan (Fattah, 2009:112). Sejalan dengan hal tersebut, Suhardan, et.

al. (2012: 22) mengatakan biaya pendidikan adalah total biaya yang

dikeluarkan baik oleh individu peserta didik, keluarga yang

menyekolahkan anak, warga masyarakat perorangan, kelompok

masyarakat maupun yang dikeluarkan oleh pemerintah untuk kelancaran

pendidikan.

Panduan Perhitungan Biaya Operasional Satuan Pendidikan (BOSP)

(2011: 5), menyebutkan bahwa biaya pendidikan didefinisikan sebagai

nilai rupiah dari seluruh sumber daya (input) baik dalam bentuk barang

10
(natura), pengorbanan peluang, maupun uang yang dikeluarkan untuk

seluruh kegiatan pendidikan.

Berdasarkan defenisi-defenisi biaya yang telah dijabarkan di atas,

dapat disimpulkan bahwa biaya adalah pengorbanan sumber daya ekonomi

yang dapat diukur dalam satuan moneter, baik yang sudah atau akan

terjadi yang dilakukan untuk menjamin perolehan manfaat di masa

mendatang, begitu juga dengan biaya pendidikan merupakan total nilai

rupiah dari seluruh sumber daya (barang, pengorbanan peluang dan uang)

yang dikorbankan demi kelancaran pendidikan.

2. Klasifikasi Biaya Pendidikan

Matin (2013: 158), mengklasifikasikan biaya pendidikan menjadi 2

(dua) macam, yakni:

a. Biaya pembangunan adalah biaya yang diperlukan sekolah dalam

memenuhi kebutuhan akan barang-barang atau sarana prasarana

sekolah untuk memberikan pelayan pendidikan dan dalam periode

yang lama, seperti membangun gedung sekolah, penyediaan perabotan

sekolah, pembelian tanah/lahan dan lain-lain.

b. Biaya rutin adalah biaya yang dikeluarkan dalam jangka waktu yang

terus menerus atau rutin, secara teratur berulang-ulang setiap bulan,

setiap semester, atau setiap tahun, seperti gaji guru, gaji staf

administrasi dan pegawai lainnya, biaya operasional dan pemeliharaan

gedung dan perabot sekolah termasuk air dan listrik, ATK dan lain-

lain.

11
Pendapat lain dikemukakan oleh Suharsaputra (2010: 261-262), yang

mengatakan biaya pada lembaga pendidikan biasanya meliputi:

a. Direct cost dan indirect cost. Direct cost (biaya langsung) adalah

biaya yang secara langsung dapat dirasakan dalam pelaksanaan

pendidikan dan dapat secara langsung pula meningkatkan mutu

pendidikan seperti gaji guru, pembelian buku, pembelian alat-alat

laboratorium dan lain-lain. Sedangkan Indirect cost (biaya tidak

langsung) meliputi biaya hidup, transportasi, dan biaya-biaya lainnya.

b. Social cost dan private cost. Social cost merupakan biaya publik, yaitu

sejumlah biaya sekolah yang harus dibayar oleh masyarakat

sedangkan private cost adalah biaya yang dikeluarkan oleh keluarga

untuk membiayai sekolah anaknya, dan termasuk didalamnya forgone

oppurtunities (biaya kesempatan yang hilang).

Berkenaan dengan biaya pendidikan, Pemerintah mempunyai

klasifikasi sendiri mengenai klasifikasi biaya pendidikan. Pada Peraturan

Pemerintah (PP) No. 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan, biaya

pendidikan dibagi menjadi 3 (tiga) jenis, yaitu:

a. Biaya satuan pendidikan adalah biaya penyelengaraan pendidikan

pada tingkat satuan pendidikan yang meliputi : biaya investasi, biaya

operasional, terdiri dari biaya personalia dan nonpersonalia, bantuan

biaya pendidikan, dan beasiswa.

b. Biaya penyelenggaraan dan/atau pengelolaan pendidikan adalah biaya

penyelenggaraan dan/atau pengelolaan pendidikan oleh pemerintah

12
baik pemerintah provinsi, kabupaten/kota, atau penyelenggaraan

satuan pendidikan yang didirikan masyarakat.

c. Biaya pribadi peserta didik adalah biaya personal yang dikeluarkan

oleh keluarga dari peserta didik.

Menurut Fattah (2012: 3-4), istilah biaya (cost) apabila digunakan

secara spesifik, dapat disesuaikan dengan gambaran seperti ini:

“Biaya langsung (direct cost), biaya utama (prime cost), biaya


penukaran (conversion cost), biaya tidak langsung (indirect cost),
biaya tetap (fixed cost), biaya pengubah (variable cost), biaya terawasi
(controlable cost), biaya produk (product cost), biaya periode (period
cost), biaya gabungan (joint cost), dan biaya baku (standard cost)”.
Suhardan, et. al. (2012: 23-25) mengklasifikasikan biaya pendidikan

kedalam 5 (lima) jenis yaitu:

a. Biaya langsung (direct cost), merupakan biaya penyelenggaraan

pendidikan yang dikeluarkan oleh sekolah, siswa dan atau keluarga

siswa.

b. Biaya tidak langsung (indirect cost), berbentuk biaya hidup yang

dikeluarkan oleh keluarga atau anak yang belajar untuk keperluan

sekolah.

c. Private cost, merupakan keseluruhan biaya yang dikeluarkan

keluarga, atau segala biaya yang harus ditanggung dan dikeluarkan

oleh keluarga anak untuk keberhasilan belajar.

d. Social cost, merupakan biaya yang dikeluarkan oleh masyarakat, baik

perorangan maupun terorganisasi untuk membiayai keperluan belajar.

13
e. Monetary cost, biaya selain dalam bentuk uang atau materi, tetapi

berbentuk jasa, tenaga, dan waktu.

3. Pembebanan Biaya ke Objek Biaya

Objek biaya adalah sesuatu yang menjadi tujuan pengukuran dan

pembebanan biaya. Biaya dibebankan ke objek biaya seperti produk,

proyek, pabrik atau pelanggan. Don, et. al. (2006: 27) berpendapat bahwa

pembebanan biaya ke objek biaya dapat ditelusuri dengan tiga metode,

yaitu:

a. Penelusuran langsung (direct tracing)

Penelusuran langsung adalah proses mengidentifikasi dan

menetapkan biaya pada objek biaya dengan cara khusus yaitu dengan

melakukan pengamatan fisik pada satu objek biaya. Idealnya, semua

biaya harus dibebankan pada objek biaya dengan menggunakan

penelusuran langsung. Sayangnya, sangat sering tidak mungkin untuk

langsung mengamati secara fisik jumlah sumber daya yang

dikonsumsi pada sebuah objek. Pendekatan terbaik berikutnya adalah

menggunakan hubungan sebab akibat untuk mengidentifikasi

penelusuran.

b. Penelusuran driver (driver tracing)

Pemicu biaya adalah faktor yang menyebabkan perubahan dalam

penggunaan sumber daya, aktivitas dan pendapatan. Driver tracing

adalah penggunaan driver untuk membebankan biaya pada objek

biaya. Walaupun perhitungan driver tracing kurang tepat

14
dibandingkan dengan direct tracing, tetapi driver tracing sangat

akurat jika menggunakan hubungan sebab dan akibat.

c. Alokasi

Metode pembebanan biaya yang tergantung pada hubungan yang

diasumsikan (assumed relationship) dan kenyamanan atau kemudahan

untuk membebankan biaya.

Gambar 2.1
Cost Assignment Method

Sumber: Don, et. al. (2006: 27)

Salah satu objek biaya yang paling penting adalah output dari

organisasi itu sendiri. Jenis output dari organisasi ada dua, yaitu produk

nyata dan jasa. Produk nyata adalah barang yang dihasilkan dengan

mengubah bahan baku melalui penggunaan input tenaga kerja dan modal.

Sedangkan jasa adalah aktifitas yang dilakukan organisasi untuk

digunakan oleh pelanggan atau aktifitas yang dilakukan pelanggan untuk

menggunakan produk atau fasilitas organisasi.

15
Kemampuan dalam menelusuri biaya ke objek biaya adalah penting

untuk pengambilan keputusan di industri jasa sebagaimana halnya dengan

di industri manufaktur. Dalam pengambilan keputusan rutin mengenai

harga, tender, serta penghilangan atau penambahan suatu jasa, mengetahui

biaya dari berbagai jasa yang berbeda merupakan suatu hal yang teramat

penting dalam lingkungan kompetitif dan kemampuan untuk menelusuri

biaya merupakan dasar dalam menghitung biaya dari suatu jasa seperti

halnya dalam menghitung biaya dari barang hasil manufaktur (Carter,

2009: 33).

4. Metode Akuntansi Biaya Tradisional (Traditional Costing)

Semua perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur maupun jasa

memerlukan suatu sistem akuntansi biaya yang tepat dan sesuai dengan

kondisi perusahaan. Sistem tersebut dirancang untuk memberikan

informasi biaya kepada manajemen yang berguna bagi pembuatan

perencanaan, keputusan, dan pengendalian biaya serta perhitungan biaya

produksi. Dalam dunia pendidikan, sistem akuntansi biaya berguna untuk

mengefektifkan dan mengefisienkan penggunaan dana sekolah,

mengetahui penyebab utama biaya yang terjadi di sekolah, memberikan

informasi berupa laporan biaya yang akurat, memberi jaminan

akuntabilitas dan transparansi penggunaan dana serta menghasilkan

laporan biaya yang terkini (up to date) yang sangat berguna bagi

pengambilan keputusan (Bastian, 2006: 136-137).

16
Sumarsan (2013: 157) mengatakan penetapan biaya dengan metode

Traditional Costing, pengalokasian biaya overhead ke produknya

dibebankan berdasarkan volume produksi meskipun kebanyakan produk

yang diproduksi tidak mengkonsumsi biaya overhead tersebut. Sehingga

terlalu banyak biaya overhead yang dialokasikan, sementara disisi lain

pengalokasian biaya overhead terlalu sedikit untuk jenis produk lain.

Selanjutnya Sumarsan menambahkan untuk biaya yang tidak

berhubungan dengan proses produksi seperti biaya administrasi, biaya

pemasaran dan biaya distribusi produk serta biaya layanan pelanggan yang

mungkin berbeda secara substansial antara jenis produk dan pelanggan,

jika biaya-biaya tersebut menggunakan akuntansi biaya tradisional yang

pembebanan biaya berdasarkan alokasi (baik berdasarkan volume produksi

atau volume penjualan) menjadi tidak sesuai dengan kenyataan atau terjadi

distorsi (Sumarsan, 2013: 157).

Sejalan dengan hal itu Garrison dan Noreen (2006: 442) mengatakan

untuk biaya non produksi, akuntansi biaya tradisional hanya

membebankan biaya ke produk. Beban penjualan, umum dan administrasi

diperlakukan sebagai beban periodik dan tidak dibebankan ke produk.

Seperti upah untuk keamanan pabrik akan dialokasikan ke produk

meskipun upah penjaga keamanan tersebut sama sekali tidak terpengaruh

apakah perusahaan berproduksi atau tidak. Pada akhirnya hal ini dapat

menyebabkan terdistorsinya biaya.

17
5. Metode Activity Based Costing (ABC)

Salah satu cara terbaik untuk memperbaiki sistem peritungan biaya

adalah dengan menerapkan sistem perhitungan biaya berdasarkan aktivitas

(Activity Based Costing). Metode ABC memperbaiki sistem perhitungan

biaya dengan menekankan pada aktivitas sebagai objek biaya dasar atau

fundamental (Horngren, et. al. 2008: 170).

Activity Based Costing (ABC) menurut Blocher, et. al. (2000: 120)

adalah pendekatan penentuan biaya produk yang membebankan biaya

produk atau jasa berdasarkan konsumsi sumber daya yang disebabkan

karena aktivitas. Activity Based Costing merupakan sistem akuntansi biaya

yang dikembangkan oleh Cooper dan Kaplan pada akhir 1980-an. Metode

ini mempunyai perspektif yang berbeda dalam mengalokasikan biaya

overhead. Biaya overhead pada ABC dialokasikan ke produk atau jasa

berdasarkan aktivitas yang dikonsumsi oleh produk atau jasa tersebut.

Sejalan dengan hal tersebut, Sumarsan (2013: 180) mengatakan bahwa

metode ABC merupakan sebuah metode akuntansi biaya yang menelusuri

biaya untuk menghasilkan produk sesuai dengan aktivitas/kegiatan yang

dilakukan dalam proses produksi. Metode ini memisahkan biaya overhead

ke dalam kategori biaya yang berbeda yang disebut sebagai kelompok

biaya (cost pools).

Menurut Carter (2009: 528), metode ABC merupakan sistem

perhitungan biaya di mana tempat penampungan biaya overhead yang

jumlahnya lebih dari satu dialokasikan menggunakan dasar yang

18
mencakup satu atau lebih faktor yang tidak berkaitan dengan volume (non-

volume-related factor). Jika dibandingkan dengan akuntansi biaya

tradisional, metode ABC mencerminkan penerapan penelusuran biaya

yang lebih menyeluruh.

Pendapat lain dikemukakan oleh Garrison dan Noreen (2006: 440)

mengatakan bahwa perhitungan biaya berdasarkan aktivitas (Activity

Based Costing) adalah metode perhitungan biaya yang dirancang untuk

menyediakan informasi biaya bagi manajer untuk keputusan strategis dan

keputusan lainnya yang mungkin akan mempengaruhi kapasitas dan juga

biaya tetap.

Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan

Activity Based Costing adalah suatu sistem perhitungan biaya dengan

menjumlahkan seluruh biaya (dari aktivitas memproduksi barang dan jasa)

yang jumlahnya lebih dari satu biaya overhead untuk menyediakan

informasi biaya bagi manajer dalam pengambilan keputusan. Lain halnya

dengan sistem perhitungan biaya tradisional yang tujuannnya adalah untuk

menilai secara tepat persediaan dan harga pokok penjualan untuk

pelaporan eksternal, sedangkan tujuan dari perhitungan biaya berdasarkan

aktivitas (ABC) adalah untuk memahami overhead dan profitabilitas

produk dan konsumen. Metode ABC dilandasi oleh keyakinan dasar

bahwa biaya ada penyebabnya, dan penyebab biaya dapat dikelola.

Penyebab biaya adalah aktivitas, dan melalui penyediaan informasi

19
lengkap tentang aktivitas, maka perusahaan akan dapat melakukan

pengelolaan terhadap aktivitas tersebut secara efektif.

6. Penerapan Metode ABC

Rendy dan Devie (2013: 63) mengutip dari penelitian yang dilakukan

Supriyadi, menyebutkan bahwa ada dua hal mendasar yang harus dipenuhi

sebelum penerapan metode ABC yaitu:

a. Biaya-biaya berbasis non-unit signifikan.

Biaya-biaya berdasarkan non-unit harus merupakan persentase

yang signifikan dari biaya overhead. Jika biaya-biaya ini jumlahnya

kecil, maka sama sekali tidak ada masalah dalam pengalokasiannya

pada tiap produk.

b. Diversitas produk.

Diversitas produk mengakibatkan rasio-rasio konsumsi antara

aktivitas-aktivitas berdasar unit dan aktivitas-aktivitas berdasar non-

unit berbeda-beda. Jika berbagai produk menggunakan semua

aktivitas overhead dengan rasio yang kira-kira sama, maka tidak ada

masalah jika cost driver berdasar unit digunakan untuk

mengalokasikan semua biaya overhead pada setiap produk. Jika

berbagai produk rasio komsumsinya sama, maka sistem tradisional

atau sistem Activity Based Costing membebankan overhead pabrik

dalam jumlah yang sama. Jadi, perusahaan yang produknya homogen

(diversifikasi produk rendah) mungkin dapat menggunakan sistem

tradisional tanpa ada masalah.

20
Menurut Bastian dan Nurlela (2009: 25), komponen utama yang

membentuk Activity Based Costing adalah sumber daya (resources);

pemicu konsumsi sumber daya (resouces driver); aktivitas (activity);

pemicu aktivitas (activity driver); objek biaya (cost objects).

Penjelasannya adalah sebagai berikut:

a. Sumber daya (resources), adalah segala unit ekonomi yang digunakan

perusahaan untuk mengadakan aktivitas, seperti: bahan baku, tenaga

kerja, perlengkapan yang digunakan dan faktor produksi lainnya.

b. Pemicu konsumsi sumber daya (resources driver), dasar yang

digunakan untuk melacak sumber daya yang digunakan di dalam

setiap aktivitas, atau ukuran kuantitas dari sumber daya yang

dikonsumsi oleh suatu aktivitas, contoh luas ruangan yang disewa

untuk setiap aktivitas, jumlah jam kerja yang dihabiskan untuk setiap

aktivitas.

c. Aktivitas (activity), suatu unit dasar pekerjaan yang dilakukan oleh

perusahaan dengan tujuan membantu perencanaan, pengendalian, dan

pengambilan keputusan bagi manajemen. Jumlah biaya aktivitas

ditentukan dengan melacak sumber daya yang dipakai oleh aktivitas

dengan pemicu konsumsi sumber daya. Aktivitas sangat dibutuhkan

untuk membebankan biaya ke objek biaya, dikenal dengan aktivitas

biaya yang dihubungkan dengan faktor pemicu biaya (cost driver).

d. Pemicu aktivitas (activity driver), suatu ukuran frekuensi dan

intensitas dari permintaan akan suatu aktivitas oleh suatu produk atau

21
jasa layanan. Pemicu aktivitas ini sama seperti pemicu sumber daya

guna melacak biaya aktivitas ke objek biaya, yang dipakai untuk

membebankan biaya ke produk atau jasa layanan.

e. Objek biaya (cost object), adalah tempat biaya dimana biaya atau

aktivitas diakumulasikan atau diukur. Objek biaya dapat berupa

pelanggan, produk, jasa layanan, kontrak, proyek, atau unit kerja lain

yang memerlukan pengukuran biaya tersendiri.

Ada beberapa tahapan penerapan Activity Based Costing menurut

Bastian dan Nurlela (2009: 26), yaitu:

a. Mengidentifikasi, mendefinisikan aktivitas dan pool altivitas.

Tahapan utama dan pertama dalam menerapkan Activity Based

Costing adalah mengidentifikasikan aktivitas yang menjadi dasar

sistem tersebut. Tahapan ini mungkin sulit dilakukan, karena

memakan waktu dan membutuhkan pertimbangan yang cukup rumit.

Prosedur umum yang dilakukan pada tahap ini, dengan melakukan

wawancara terhadap semua orang yang terlibat atau semua tingkat

supervisi atau semua manajer yang menimbulkan biaya overhead dan

meminta mereka untuk menggambarkan aktivitas utama yang mereka

lakukan, biasanya akan diperoleh catatan aktivitas yang cukup

beragam dan rumit. Adapun aktivitas yang cukup beragam tersebut,

dapat digabungkan menjadi lima tingkat aktivitas, yaitu aktivitas

tingkat unit; batch; produk; pelanggan; dan pemeliharaan organisasi.

22
Penjelasannya adalah sebagai berikut:

1) Aktivitas tingkat unit.

Dilakukan oleh setiap unit produksi. Biaya aktivitas unit

bersifat proporsional dengan jumlah unit yang diproduksi.

Contoh: biaya pekerja untuk operator peralatan produksi, ini

menjadi aktivitas tingkat unit, karena pekerja tersebut cenderung

dikonsumsi secara proporsional dengan jumlah unit produksi.

2) Aktivitas tingkat batch.

Dilakukan untuk setiap batch yang diproses, tanpa

memperhatikan berapa unit yang terdapat dalam batch tersebut.

Contoh: membuat pesanan pelanggan, penataan peralatan,

pengaturan pengiriman pesanan pelanggan, ini merupakan

aktivitas tingkat batch. Biaya tingkat batch lebih tergantung pada

jumlah batch yang dihasilkan, bukan jumlah unit yang diproduksi,

jumlah unit yang dijual atau ukuran lainnya.

3) Aktivitas tingkat produk.

Aktivitas ini berkaitan dengan produk yang spesifik dan

umumnya dikerjakan tanpa memperhatikan berapapun unit yang

diproduksi atau berapapun batch yang dihasilkan atau dijual.

Contoh: biaya perancangan produk, biaya untuk mengiklankan

produk, biaya gaji staf dan manajer produksi.

23
4) Aktivitas tingkat pelanggan.

Aktivitas ini berkaitan dengan pelanggan yang spesifik

meliputi aktivitas menelepon pelanggan dalam rangka penjualan,

pengiriman katalog, dan dukungan teknis purna jual yang untuk

semua produk.

5) Aktivitas pemeliharaan organisasi.

Aktivitas ini dilakukan tanpa memperhatikan produk apa

yang diproduksi, berapa unit yang dibuat, berapa batch yang

dihasilkan dan pelanggan mana yang dilayani. Contoh: aktivitas

kebersihan kantor, pengadaan jaringan komputer, pengaturan

pinjaman dan penyusunan laporan keuangan untuk internal

maupun eksternal.

Penggabungan aktivitas dalam Activity Based Costing, setiap

aktivitas harus dikelompokkan dalam tingkatan yang sesuai, dengan

memperhatikan aktivitas-aktivitas yang mempunyai korelasi yang

tinggi dalam satu tingkat. Contoh: jumlah pesanan pelanggan yang

diterima akan memiliki korelasi yang tinggi dengan jumlah

pengiriman berdasarkan pesanan pelanggan, sehingga kedua aktivitas

tingkat batch ini dapat digabung, tanpa mengurangi keakuratannya.

Gabungan dari biaya overhead yang berhubungan dengan aktivitas

yang sama dikenal dengan cost pool, yang akan digunakan untuk

menghitung tarif pembebanan ke setiap aktivitas.

24
b. Menelusuri biaya overhead secara langsung ke aktivitas dan objek

biaya.

Tahap kedua dalam menerapkan Activity Based Costing adalah

sejauh mungkin menelusuri biaya overhead secara langsung ke objek

biaya, yang menyebabkan timbulnya biaya, kemudian menentukan

pemicu biayanya, seperti produk, pesanan pelanggan, dan pelanggan.

c. Membebankan biaya ke pool biaya aktivitas.

Pada umumnya biaya overhead diklasifikasikan dalam sistem

akuntansi perusahaan berdasarkan departemen atau divisi, dimana

biaya tersebut terjadi. Tetapi pada beberapa kasus ada beberapa atau

semua biaya bisa ditelusuri langsung ke pool biaya aktivitas, seperti

pemrosesan pesanan, dimana semua pengeluaran departemen

pembelian dapat ditelusuri ke aktivitas ini. Dalam Activity Based

Costing sangat umum overhead terkait dengan babarapa aktivitas.

Untuk kondisi seperti tersebut, biaya departemen dapat dibagi ke

beberapa kelompok atau pool akivitas dengan menggunakan proses

alokasi tahap pertama, yaitu membebankan overhead ke pool biaya

aktivitas.

d. Menghitung tarif aktivitas.

Tarif aktivitas yang akan digunakan untuk pembebanan biaya

overhead ke produk dihitung, dengan menentukan total aktivitas

sesungguhnya yang diperlukan untuk memproduksi bauran produk

dan untuk melayani pelanggan yang saat ini. Kemudian menentukan

25
tarif aktivitas dengan membagi total biaya pool aktivitas masing-

masing aktivitas dengan total pemicu aktivitas.

Tarif pembebanan/pool rate = total biaya pool aktivitas

Total pemicu aktivitas

e. Membebankan biaya ke objek biaya dengan menggunakan tarif

aktivitas dan ukuran aktivitas.

Langkah berikutnya dalam penerapan Activity Based Costing

disebut alokasi tahap kedua, di mana tarif aktivitas digunakan untuk

membebankan biaya ke produk atau pelanggan dengan cara

mengalikan tarif pool aktivitas dengan ukuran aktivitas yang

dikonsumsi masing-masing produk atau jasa layanan.

Pembebanan = pool rate x jumlah aktivitas yang dikonsumsi

f. Menyiapkan laporan untuk manajemen.

Tahap ini adalah tahap menysusun laporan, dengan

menggabungkan bahan baku langsung, tenaga kerja langsung dan

overhead yang ke produk atau jasa layanan berdasarkan aktivitas.

Pada dasarnya Activity Based Costing merupakan suatu sistem

perhitungan biaya dengan penjumlahan seluruh biaya akuntansi yang

memproduksi barang dan jasa yang jumlahnya lebih dari satu biaya

overhead untuk menyediakan informasi biaya bagi manajer dalam

pengambilan keputusan. Metode ABC dapat dijadikan salah satu alternatif

26
referensi oleh pengelola perusahaan untuk dapat mengidentfikasi berbagai

biaya yang terserap pada produk. Metode ini berusaha menelusuri seluruh

biaya yang terserap dalam pelaksanaan produksi sampai produk dapat

dipasarkan. Pada intinya Activity Based Costing menguraikan berbagai

biaya yang belum jelas pengalokasiannya yang dalam hal ini

penekanannya pada biaya overhead yang biasanya sangat sulit

mengidentifikasikannya dan dengan teridentifikasinya seluruh biaya maka

diharapkan biaya per produk telah dapat mencerminkan seluruh biaya

yang terserap pada produk tersebut.

Cooper dan Kaplan (1998: 269) menyebutkan ada dua asumsi penting

yang mendasari metode Activity Based Costing, yaitu:

a. Aktivitas-aktivitas yang menyebabkan timbulnya biaya. Activity

Based Costing berangkat dari asumsi bahwa sumber daya pendukung

atau sumber daya tidak langsung menyediakan kemampuan untuk

melaksanakan aktivitas, bukan sekedar menyebabkan timbulnya biaya

yang harus dialokasikan.

b. Produk atau pelanggan menyebabkan timbulnya permintaan atas

aktivitas, untuk membuat produk atau jasa yang diperlukan berbagai

aktivitas dan setiap aktivitas memerlukan sumber daya untuk

pelaksanaan aktivitas tersebut.

27
Gambar 2.2
Model Activity Based Costing

Sumber Daya

Penetapan Biaya
Pemicu Sumber Daya
Sumber
a. Daya

Aktivitas Mengelola Aktivitas

Penetapan Biaya Pemicu Kegiatan


Aktivitas

Objek Biaya
(Output)

Sumber: Sumarsan (2013: 159)

Asumsi tersebut diatas merupakan konsep dasar dari metode Activity

Based Costing. Selanjutnya, karena adanya aktivitas akan menimbulkanan

biaya, maka untuk dapat menjalankan usahanya secara efisien, perusahaan

harus dapat mengelola aktivitasnya. Dalam hubungannya dengan biaya

produk, maka biaya yang dikonsumsi untuk menghasilkan produk adalah

biaya-biaya untuk aktivitas merancang, merekayasa, memproduksi,

menjual dan memberikan pelayanan produk.

Dalam penerapannya, penentuan harga pokok dengan menggunakan

metode ABC menyaratkan tiga hal:

28
a. Perusahaan mempunyai tingkat diversitas yang tinggi.

Metode ABC mensyaratkan bahwa perusahaan memproduksi

beberapa macam produk atau lini produk yang diproses dengan

menggunakan fasilitas yang sama. Kondisi yang demikian tentunya

akan menimbulkan masalah dalam membebankan biaya ke masing-

masing produk.

b. Tingkat persaingan industri yang tinggi.

Yaitu terdapat beberapa perusahaan yang menghasilkan produk

yang sama atau sejenis. Dalam persaingan antar perusahaan yang

sejenis tersebut maka perusahaan akan semakin meningkatkan

persaingan untuk memperbesar pasarnya. Semakin besar tingkat

persaingan maka semakin penting peran informasi tentang harga

pokok dalam mendukung pengambilan keputusan manajemen.

c. Biaya pengukuran yang rendah

Yaitu bahwa biaya yang digunakan system ABC untuk

menghasilkan informasi biaya yang akurat harus lebih rendah

dibandingkan dengan manfaat yang diperoleh.

7. Manfaat dan Keterbatasan Metode ABC

Manfaat yang diperoleh dalam penerapan Activity Based Costing

menurut Sumarsan (2013: 164) antara lain:

a. Menetapkan harga pokok yang lebih akurat terhadap produk atau jasa

yang dihasilkan, pelanggan yang dilayani dan saluran distribusi

produk atau jasa yang digunakan.

29
b. Memiliki pemahaman yang lebih baik terhadap biaya overhead.

c. Metode ABC mudah dipahami oleh setiap orang.

d. Metode ABC menggunakan biaya satuan unit bukan hanya

menggunakan biaya total untuk menetapkan harga pokok produk atau

jasa yang dihasilkan.

e. Meningkatkan profitabilitas perusahaan dengan memantau biaya total

siklus hidup dan kinerja dari produk atau jasa yang dihasilkan dan

pelanggan perusahaan.

f. Meningkatkan efektivitas anggaran dengan mengidentifikasi

hubungan antara biaya dan kinerja dalam jenis pelayanan yang

berbeda.

g. Memfasilitasi penghapusan pemborosan, dengan jelas memperlihatkan

biaya atas kegiatan yang terbuang dengan sia-sia dan biaya atas

kegiatan yang tidak memberikan nilai tambah.

h. Mendorong perbaikan terus-menerus (continuous improvement) dan

pengawasan kualitas terpadu (total quality control) karena

perencanaan dan pengendalian proses diarahkan pada tingkat proses.

i. Mendukung kinerja manajemen dan penerapan Balanced Scorecard.

j. Memungkinkan penerapan penetapan biaya proses (process costing)

dan mendukung pelaksanaan pengelolaan rantai pemasok (supply

chain management).

k. ABC merupakan sebuah cermin dari hasil kinerja bagaimana aktivitas

dilaksanakan.

30
l. Metode ABC memudahkan perusahaan untuk melakukan

perbandingan (benchmarking).

m. Menghubungkan strategi perusahaan untuk pengambilan keputusan

operasional.

Metode ABC mampu untuk mengurangi biaya yang dikeluarkan pada

setiap aktivitas yang timbul dari penawaran produk atau jasa layanan yang

beraneka seperti yang diinginkan pelanggan, karena dengan menggunakan

metode ABC biaya yang dikeluarkan akan terlihat dengan jelas pada setiap

aktivitas sehingga biaya yang tidak mempunyai nilai tambah bagi

pelanggan dapat dieliminasi lebih cepat.

Secara keseluruhan metode ABC dianggap dapat memberikan

informasi dan kinerja yang lebih unggul dibandingkan sistem akuntansi

biaya tradisional. Akan tetapi, bukti bahwa metode ABC dapat

menghasilkan informasi biaya yang akurat tidak menjamin bahwa metode

ini merupakan metode yang sempurna karena ternyata masih memiliki

beberapa keterbatasan. Keterbatasan-keterbatasan metode ABC menurut

Blocher (2006:233) adalah:

a. Alokasi.

Beberapa biaya dialokasikan secara sembarangan, karena sulitnya

menentukan aktivitas biaya tersebut. Contohnya adalah biaya

pendukung fasilitas seperti biaya sistem informasi, gaji manajer

pabrik, asuransi pabrik, dan pajak bumi dan bangunan untuk pabrik.

31
b. Mengabaikan biaya-biaya tertentu.

Biaya produk atau jasa yang mengidentifikasi ABC cenderung

tidak mencakup seluruh biaya yang berhubungan dengan produk atau

jasa tersebut. Biaya produk atau jasa perlakuannya tidak termasuk

biaya untuk aktivitas seperti pemasaran, pengiklanan, penelitian, dan

pengembangan meski sebagian dari biaya-biaya ini dapat ditelusuri ke

suatu produk atau jasa. Biaya produk tidak termasuk biaya-biaya ini

karena prinsip akuntansi yang berlaku umum untuk pelaporan

keuangan mengharuskan biaya-biaya tersebut di atas diperlakukan

sebagai biaya periodik.

c. Mahal dan menghabiskan waktu.

Perhitungan biaya berdasarkan aktivitas tidak murah dan

membutuhkan waktu yang banyak untuk dikembangkan dan

dilaksanakan. Untuk perusahaan dan organisasi yang telah

menggunakan sistem perhitungan biaya tradisional berdasarkan

volume, pelaksanaan suatu sistem baru cenderung sangat mahal dan

biasanya diperlukan waktu setahun atau lebih untuk mengembangkan

dan melaksanakan Activity Based Costing dengan sukses.

Selain tiga poin diatas, Bastian dan Nurlela (2009:30) menambahkan

keterbatasan metode ABC adalah sebagai berikut:

32
a. Sulitnya merubah pola kebiasaan manajer.

Mengubah pola kebiasaan manajer membutuhkan waktu

penyesuaian, karena para manajer sudah terbiasa menggunakan sistem

biaya tradisional dalam beroperasinya dan juga digunakan sebagai

evaluasi kinerja, maka dengan perubahan pola ini kadangkala

mendapat perlawanan dari para karyawan. Jika hal ini terjadi maka

penerapan metode ABC akan mengalami kegagalan.

b. Mudahnya data ABC disalah artikan.

Dalam prakteknya, data ABC dengan mudah disalah artikan dan

harus digunakan secara hati-hati, ketika pengambilan keputusan.

Biaya yang dibebankan ke produk atau jasa hanya dilakukan bilamana

secara potensial biaya tersebut relevan. Sehingga sebelum mengambil

keputusan yang signifikan dengan menggunakan data ABC, para

pengambil keputusan harus dapat mengidentifikasi biaya mana yang

betul-betul relevan dengan keputusan saat itu.

c. Bentuk laporan yang kurang sesuai.

Umumnya laporan yang disusun dengan menggunakan metode

ABC tidak sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku secara

umum. Konsekuensi perusahaan yang menerapkan metode ABC harus

menyusun laporan biaya yang berlainan satu untuk internal dan satu

lagi untuk pelaporan eksternal, hal ini membutuhkan waktu dan biaya

tambahan.

33
8. Perbandingan Metode Tradisional Costing dengan Metode ABC

Terdapat perbedaan mendasar antara metode Traditional Costing

dengan Activity Based Costing menurut Carter dan Usry (2006:499) antara

lain:

a. Activity Based Costing menggunakan cost driver lebih banyak

dibandingkan metode Traditional Costing yang hanya menggunakan

satu atau dua cost driver berdasarkan unit, sehingga ABC mempunyai

tingkat ketelitian lebih tinggi dalam penentuan harga pokok produk

bila dibandingkan dengan sistem tradisional.

b. Activity Based Costing menggunakan aktivitas-aktivitas sebagai

pemicu untuk menentukan berapa besar overhead pabrik yang akan

dialokasikan pada suatu produk tertentu. Metode tradisional

mengalokasikan biaya overhead berdasarkan satu atau dua basis

alokasi saja.

c. Fokus Activity Based Costing adalah pada biaya, mutu, dan faktor

waktu, sedangkan metode tradisional lebih mengutamakan pada

kinerja keuangan jangka pendek, seperti laba. Metode tradisional

dapat mengukurnya dengan cukup akurat, tetapi apabila metode

tradisional digunakan untuk penetapan harga pokok dan untuk

mengidentifikasi produk yang menguntungkan, angka-angkanya tidak

dapat dipercaya dan diandalkan.

34
d. Activity Based Costing membagi konsumsi overhead dalam 4 (empat)

kategori yaitu unit, batch, produk dan fasilitas. Metode tradisional

membagi biaya overhead dalam unit yang lain.

Carter (2009: 528) menambahkan, dibandingkan dengan biaya

akuntansi tradisional, ABC mencerminkan penerapan penelusuran biaya

yang lebih menyeluruh. Perhitungan biaya produk tradisional menelusuri

hanya biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung ke

setiap unit output. Sebaliknya, ABC mengakui bahwa banyak biaya-biaya

lain pada kenyataannya dapat ditelusuri tidak ke unit output, melainkan ke

aktivitas yang diperlukan untuk memproduksi output.

Jadi dapat disimpulkan, metode ABC memiliki beberapa keunggulan

yaitu fokus pada biaya, mutu dan faktor waktu, sedangkan metode

tradisional lebih mengutamakan pada kinerja keuangan jangka pendek,

seperti laba.

9. Perhitungan Besaran Biaya Pendidikan dengan Metode ABC

Penelitian ini menganalisis biaya pendidikan menggunakan

pendekatan Activity Based Costing (ABC). Dalam membahas metode ABC

pada analisis biaya pendidikan, terdapat beberapa istilah yang harus

diketahui, diantaranya:

a. Aktivitas, adalah pekerjaan yang dilakukan dalam suatu organisasi.

Aktivitas adalah tindakan, gerakan atau rangkaian pekerjaan. Aktivitas

juga didefinisikan sebagai kumpulan tindakan yang dilakukan dalam

35
organsiasi yang berguna untuk tujuan penentuan biaya berdasarkan

aktivitas.

b. Sumber daya, merupakan unsur ekonomis yang dibebankan atau

digunakan dalam pelaksanaan aktivitas. Contoh dalam bidang

pendidikan adalah guru, gaji, alat pendidikan, dan lain-lain.

c. Objek biaya, bentuk akhir di mana pengukuran biaya diperlukan.

Dalam bidang pendidikan objek biaya adalah jasa/pelayanan jasa.

d. Elemen biaya, merupakan jumlah yang dibayarkan untuk sumber

daya yang dikonsumsi oleh aktivitas dan terkandung di dalam cost

pool. Contoh: biaya ujian, biaya penerimaan siswa baru, biaya

praktek, dan lain-lain.

e. Cost driver, adalah faktor-faktor yang menyebabkan perubahan biaya

aktivitas, cost driver merupakan factor yang dapat diukur yang

digunakan untuk membebankan biaya ke aktivitas dan dari aktivitas

ke aktivitas lainnya, produk atau jasa. Contoh: jumlah siswa, jumlah

guru, jumlah tenaga kependidikan, frekuensi kegiatan, frekuensi

perbaikan, dan lain-lain.

Blocher et. al., (2006: 123-126) menjelaskan dalam bukunya, terdapat

tiga tahap utama dalam merancang metode ABC adalah: (1)

mengidentifikasi biaya sumber daya dan aktivitas; (2) membebankan biaya

sumber daya ke aktivitas; dan (3) membebankan biaya aktivitas ke objek

biaya. Akan dijelaskan masing-masing tahap:

36
a. Mengidentifikasi biaya sumber daya dan aktivitas.

Biaya sumber daya adalah biaya yang dikeluarkan untuk

melakukan berbagai aktivitas. Analisis aktivitas adalah identifikasi

dan deskripsi pekerjaan (aktivitas) dalam organisasi.

b. Membebankan biaya sumber daya ke aktivitas.

Driver sumber daya (resources driver) digunakan untuk

membebankan biaya sumber daya ke aktivitas. Driver sumber daya

meliputi (1) jumlah siswa, (2) jumlah guru, (3) jumlah Tata Usaha, (4)

jumlah mata pelajaran. Driver aktivitas (activity driver) meliputi (1)

frekuensi kegiatan, (2) frekuensi perbaikan, (3) frekuensi

pemeliharaan.

c. Membebankan biaya aktivitas ke objek biaya.

Jika biaya aktivitas sudah diketahui, selanjutnya perlu untuk

mengukur biaya aktivitas per unit. Dilakukan dengan cara mengukur

biaya per unit untuk output yang diproduksi oleh aktivitas tersebut.

Driver aktivitas digunakan untuk membebankan biaya aktivitas ke

objek biaya.

Untuk memperjelas klasifikasi biaya pendidikan di sekolah yang

dalam penelitian ini adalah SMP-MA Perguruan Islam Ar-Risalah, akan

disajikan gambar berikut ini:

37
Gambar 2.3
Klasifikasi Biaya Pendidikan

Biaya Pendidikan

Biaya Satuan Biaya Penyelenggaraan dan/atau


Pengelolaan Pendidikan Biaya Personal
Pendidikan
(Pusat/Pemda)

Bantuan SPP
Biaya Biaya Biaya
Operasional Investasi Pendidikan
Alat Tulis
Sekolah
Non- Investasi Investasi
Personalia Personalia Lahan Non Lahan
Buku
Pelajaran
PSB Gedung &
Tenaga Tenaga
Pendidik Kependidikan Bangunan
MOS Seragam
Gaji/tunjangan Gaji/tunjangan Peralatan &
ATK atau Mesin Biaya
Non ATS Daftar
Non
Gaji/tunjangan Gaji/tunjangan Ulang
Bahan Siswa
Daya dan Jasa Pustaka

Biaya
Pemeliharaan SDM Pendaftaran

Bahan Habis
Pakai MGMP Bantuan Sumbangan
Studi Siswa Ortu
Khidmah
Ijtimaiyah

Perjalanan Kunjungan
Dinas Edukatif

Ujian
Uang Saku
Ekskul/life
skill

Sumber: Diolah dari berbagai sumber

Selain membahas definisi dan klasifikasi biaya pendidikan, sumber-

sumber biaya pendidikan juga merupakan hal yang tidak boleh luput

dibahas. Berikut ini terdapat beberapa pendapat mengenai sumber biaya

pendidikan.

38
Fattah (2012: 43) mengemukakan pendapatnya bahwa, sumber-

sumber keuangan sekolah dapat bersumber dari: orang tua, pemerintah

pusat, pemerintah daerah, swasta, dunia usaha dan alumni.

Minarti (2011: 215) berpendapat bahwa dana keuangan dapat digali

dari dua sumber, yaitu dana yang berasal dari dalam sekolah (intern) dan

dana yang berasal dari luar (ekstern) sekolah. Adapun dana yang berasal

dari dalam sekolah meliputi uang SPP siswa, uang pangkal atau uang

gedung, bunga deposito dan akumulasi penyusutan sarana prasarana

sekolah. Sedangkan dana yang berasal dari luar sekolah yaitu berupa

sumbangan dari yayasan, pinjaman dari perbankan, atau sejenisnya.

Pendapat lain yang dikemukakan oleh Matin (2013: 156) bahwa Ada 5

(lima) jenis sumber pembiayaan pendidikan yang tidak saling terbuka, dan

nyatanya dapat memberikan kontribusi bersama-sama pada pembiayaan

sistem pendidikan, yaitu: (1) sumber dari pemerintah berupa pajak,

pinjaman pemerintah, bantuan dari pihak asing; (2) sumber swasta berasal

dari lembaga-lembaga yang mendukung sekolah-sekolah swasta; (3) klien

dari sistem pendidikan yakni dana yang berasal dari siswa dan orangtua

seperti iuran SPP dan yang lainnya; (4) penghasilan sekolah dan

masyarakat yakni biaya yang dihasilkan dari semua aktivitas yang

dilakukan sekolah dan masyarakat seperti penjualan hasil kerajinan; dan

(5) subsidi melalui institusi adalah dimana kegiatan pendidikan dibiayai

oleh suatu perusahaan baik secara langsung maupun tidak langsung.

39
Berdasarkan beberapa pendapat tentang sumber biaya pendidikan di

atas, khususnya untuk sekolah swasta seperti Perguruan Islam Ar-Risalah

menerapkan standar pembiayaan yang mandiri, dengan konsep otonomi

sekolah mengatur jenis pembiayaan, sumber pembiayaan dan program

pembiayaan sendiri

Setelah mengetahui konsep biaya, klasifikasi biaya dan identifikasi

biaya yang terjadi di sekolah yang disesuaikan dengan APBS, maka logika

hubungan antara biaya dan anggaran dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.4
Diagram Penyusunan Anggaran Pendidikan

Activity Costing System

a. Aktivitas Biaya Anggaran

Biaya Biaya Tidak


Langsung Langsung

Sumber: Bastian (2006: 138)

Anggaran yang terjadi di sekolah terdiri dari beberapa aktivitas yang

terjadi dalam proses Kegitan Belajar Mengajar (KBM). Dari beberapa

aktivitas tersebut, biaya pelaksanaannya terbagi menjadi 2 (dua)

komponen yakni biaya langsung dan biaya tidak langsung. Selanjutnya,

digunakanlah alat bantu dalam penyusunan laporan biaya aktivitas yakni

menggunakan Activity Costing System (ACS), yang merupakan salah satu

alat perhitungan biaya dalam pendekatan ekonomi. Menurut pendekatan

40
ekonomi tersebut, biaya merupakan cerminan aktivitas yang dilakukan

entitas bersangkutan, sehingga rincian biaya merupakan rincian aktivitas

dan prasarana pendukung aktivitas yang dibutuhkan. Dengan penjabaran

jenis biaya dan aktivitas secara bersamaan, anggaran tahunan dapat dirinci

secara lebih akurat.

10. Biaya Satuan (Unit Cost) Pendidikan

Biaya satuan (unit cost) dalam dunia pendidikan belum begitu banyak

yang membahasnya padahal biaya satuan ini menjadi sangat penting dalam

penentuan biaya untuk setiap siswa dalam menyelesaikan pendidikannya.

Fattah (2009: 26) mendefinisikan, biaya satuan per siswa adalah biaya

rata-rata per siswa yang dihitung dari total pengeluaran sekolah dibagi

seluruh siswa yang ada di sekolah (enrollment) dalam kurun waktu

tertentu.

Biaya satuan per murid merupakan ukuran yang menggambarkan

seberapa besar uang yang dialokasikan ke sekolah-sekolah secara efektif

untuk kepentingan murid dalam menempuh pendidikan. Secara sederhana

biaya satuan dihitung hanya dengan membagi seluruh jumlah pengeluaran

sekolah dengan jumlah siswa yang aktif pada tahun tertentu. Selanjutnya,

Menurut Enoch (1995: 239), biaya satuan menyatakan jumlah pengeluaran

yang dipergunakan oleh setiap murid dalam suatu tahun tertentu, baik

dalam sistem pendidikan secara keseluruhan, atau hanya pada tingkatan

dan jenis pendidikan tertentu, atau mungkin saja dalam sekolah tertentu

saja.

41
Dari uraian diatas mengenai pengertian biaya satuan (unit cost) dapat

ditarik kesimpulan bahwa biaya satuan (unit cost) pendidikan adalah biaya

rata-rata yang dikeluarkan oleh setiap siswa dalam kurun waktu tertentu

untuk mendapatkan pendidikan. Biaya satuan (unit cost) dapat dijadikan

standar dalam pemenuhan kebutuhan untuk setiap siswa di sekolah.

B. Hasil Penelitian Sebelumnya

Jumlah penelitian terdahulu yang dijadikan acuan dalam penelitian ini

adalah 5 penelitian. Dua diantara penelitian tersebut adalah jurnal asing dan

sisanya adalah indonesia. Adapun rangkuman dan hasil penelitian tersebut

dapat dilihat pada tabel 2.1.

42
Tabel 2.1
Hasil Penelitian Sebelumnya

No Peneliti Judul Persamaan Perbedaan Hasil Penelitian


dan Tahun
1 Noor Azizi Activity-Based Persamaan Penelitian yang dilakukan Hasil penelitian menunjukkan kesuksesan
Ismail Management penelitian yang oleh Noor Azizi Ismail implementasi Activity Based Management dalam
(2010) System in dilakukan oleh mengulas menggunakan penerapan metode ABC di University Utara
Higher Noor Azizi Ismail variabel Activity Based Malaysia (UUM).
Education: Can dengan penelitian Management (ABM) dalam Activity Based Management juga dapat
it Work? sekarang adalah penerapan metode ABC membantu pihak administrator (Rektor, Dekan
sama-sama pada perguruan tinggi bahkan pemerintah) untuk mengalokasikan
membahas sedangkan penelitian besaran biaya yang tepat untuk perguruan
bagaimana sekarang menggunakan tingginya.
metode ABC variabel Activity Based Sistem ABC sangat bisa mengurangi
dapat Costing dan ketidaksesuaian biaya dengan kegiatan, sifatnya
diaplikasikan mengaplikasikan metode yang mengutamakan keterbukaan bagi semua
pada lembaga tersebut di tingkat SMP dan pihak dapat mengurangi gap antar Fakultas,
pendidikan. SMA. Jurusan dan Prodi yang biasanya terjadi karena
``` kurang proporsionalnya alokasi biaya serta bisa
membuat pemahaman akan pemanfaatan sumber
daya dan alokasi waktu yang ditetapkan.

Bersambung ke halaman berikutnya


43
No Peneliti Judul Persamaan Perbedaan Hasil Penelitian
dan Tahun
2 Carlos The Persamaan Penelitian yang dilakukan Implementasi metode ABC mampu
Manuel Applicability of penelitian yang oleh Carlos Manuel Ferreira menghasilkan lebih banyak informasi yang
Ferreira the Principles of dilakukan Lima adalah aplikasi berguna bagi manajemen kampus, namun begitu
Lima. Activity-Based oleh Carlos metode ABC yang hambatan dan tantangan khususnya yang terkait
(2011) Costing System Manuel Ferreira dilakukan di universitas dengan sistem informasi yang pendukung, dapat
in a Higher Lima dengan sedangkan penelitian menghambat kesuksesan dalam
Education penelitian sekarang dilakukan di mengaplikasikan metode ini.
Institution. sekarang adalah tingkat SMP dan SMA. Penerapan ABC system di universitas di
sama-sama Selain itu, pada akhir Portugal dapat menjadi model pembiayaan yang
menggunakan penelitian ini penulis sangat efektif dan fleksibel untuk diadaptasi
variabel Activity mencoba membandingkan oleh universitas.
Based Costing antara metode tradisional
untuk dan metode ABC sedangkan
memprediksi pada penelitian sebelumnya
biaya produk tidak.
yang lebih
baik/akurat.

Bersambung ke halaman berikutnya


44
No Peneliti dan Tahun Judul Persamaan Perbedaan Hasil Penelitian

3 Nina Yuliastanti Penerapan Sistem Persamaan penelitian Terdapat perbedaan Sistem ABC memperbaiki
(2010) Activity Based yang dilakukan oleh industri yang diteliti. keakuratan perhitungan biaya
Costing (Studi Nina Yuliastanti dengan Penelitian Nina dilakukan produk dengan mengakui bahwa
kasus pada penelitian sekarang pada industri manufaktur, banyak dari biaya overhead tetap
perusahaan adalah sama-sama sedangkan penelitian ini ternyata bervariasi secara
manufaktur menggunakan variabel pada industri jasa yakni proporsional dengan perubahan
komponen otomotif) Activity Based Costing lembaga pendidikan. selain volume produksi.
dan lalu
membandingkannya
dengan metode
Taditional Costing.

Bersambung ke halaman berikutnya


45
No Peneliti dan Tahun Judul Persamaan Perbedaan Hasil Penelitian

4 Andjarwani Putri Evaluasi penerapan Persamaan penelitian Perbedaan terdapat pada Hasilnya, terdapat perbedaan
Widjajanti (2008) activity based yang dilakukan oleh jenis industri yang diteliti. yang signifikan antara sistem
costing system Putri dengan penelitian Penelitian yang dilakukan biaya tradisional dengan Activity
sebagai alternatif sekarang adalah sama- Putri bertujuan untuk Based Costing System dalam
Sistem biaya sama menggunakan menghitung harga pokok perhitungan harga pokok
tradisional dalam metode Activity Based produksi sedangkan produksi.
penentuan harga Costing dalam penelitian ini bertujuan
pokok produksi penentuan harga pokok untuk menghitung besaran
(studi kasus pada produksi. biaya pendidikan per siswa
perusahaan meubel dengan menggunakan
pt. Nilas wahana metode ABC.
antika sukoharjo)

Bersambung ke halaman berikutnya


46
No Peneliti dan Tahun Judul Persamaan Perbedaan Hasil Penelitian

5 Santi Analisis Biaya Persamaan antara Perbedaannya pada Perhitungan dengan


Setyaningrum Satuan (Unit Cost) penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan menggunakan model Activity
(2014) dengan Model penelitian sebelumnya Santi terdapat pada Based Costing (ABC) diperoleh
Activity Based adalah sama-sama aktivitas-aktivitas yang di hasil biaya per siswa per bulan
Costing (ABC) menggunakan metode analisis adalah kegiata- masing masing program
untuk Menentukan ABC untuk menghitung kegiatan yang berkaitan keahlian yakni program keahlian
Standar Biaya di besaran biaya dengan aktivitas di Animasi, program keahlian
SMK Negeri 3 Kota pendidikan per siswa Sekolah Menengah Teknik Sepeda Motor dan
Tangerang Selatan pada lembaga Kejuruan (SMK), program keahlian Administrasi
pendidikan formal sedangkan pada penelitian Perkantoran. Dari total biaya
(sekolah). saat ini adalah setingkat pendidikan per tahun per siswa,
SMP dan SMA. proporsi terbesar yakni
Selain itu, pada akhir bersumber dari pemerintah
penelitian ini penulis karena sekolah ini merupakan
mencoba membandingkan sekolah yang berstatus Negeri.
antara metode tradisional
dan metode ABC
sedangkan pada penelitian
sebelumnya tidak.

Sumber: diolah dari berbagai sumber


47
C. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan uraian diatas, gambaran menyeluruh tentang kerangka

pemikiran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Gambar 2.5
Skema Kerangka Pemikiran
LATAR BELAKANG DAN TUJUAN PENULISAN PERHITUNGAN BESARAN BIAYA
PENDIDIKAN
Mengidentifikasi dan merancang suatu model perhitungan biaya layanan pendidikan di Perguruan
Islam Ar-Risalah yang terdiri dari Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Aliyah dengan
berbasis aktivitas (ABC).

STUDI LITERATUR
1. ABC (Activity Based Costing)
2. Manajemen Pengelolaan Keuangan Sekolah

PENGUMPULAN DATA
1. Siklus Proses Bisnis
2. Data Perencanan: RKAS
3. Realisasi Anggaran
4. Jumlah Siswa
5. Jumlah Guru dan Karyawan
6. Data sarana dan prasarana sekolah

PERANCANGAN MODEL ABC (Activity Based Costing)


Identifikasi Proses Bisnis di Identifikasi Identifikasi Identifikasi Biaya per
Sekolah, yang terdiri atas: Cost aktivitas Cost Aktivitas sesuai
1. Proses Manajerial Object, Pool, Cost dengan Cost
2. Proses Utama (Core Activity Object dan Cost Component (Direct
Process) Centre, Driver pada Labor, Direct
3. Proses Pendukung Resources Activity Centre Material dan
(Support Process) Centre Overhead)

APLIKASI MODEL ABC PADA SMP-MA

Pengalokasikan Activity Estimasi proporsi biaya


Perhitungan Cost Per Siswa
Overhead Cost pada dan keterkaitan antar
Berdasarkan Metode ABC
masing-masing aktivitas aktivitas terhadap Cost
di masing-masing tingkat Component melalui Cost
jenjang pendidikan Driver

Traditional Costing Method Activity Based Costing (ABC)

Pengambilan Kesimpulan dan Saran


48
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian


Ruang lingkup penelitian yang digunakan yakni seluruh siswa SMP-MA

Perguruan Islam Ar-Risalah Padang. Kerangka kerja yang digunakan yakni

dengan merancang model sistem ABC (Activity Based Costing) dalam

pengelolaan biaya di Perguruan Islam Ar-Risalah dan kemudian dilanjutkan

pada tahapan perhitungan unit cost untuk output yang dihasilkan yakni jasa

pendidikan untuk seluruh siswa tingkat SMP-MA Perguruan Islam Ar-

Risalah.

B. Metode Penentuan Sampel


1. Populasi

Populasi merupakan kumpulan individu atau objek penelitian yang

memiliki kualitas-kualitas serta ciri-ciri yang telah ditetapkan.

Berdasarkan kualitas dan ciri-ciri tersebut populasi dapat dipahami sebagai

sekelompok unit analisis atau objek pengamatan yang minimal memiliki

satu persamaan karakteristik. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh

unit yang dikelola oleh Yayasan Wakaf Ar-Risalah yakni PAUD/TK, SD,

SMP dan MA.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang memiliki karakteristik yang

49
relatif sama dan dianggap bisa mewakili populasi. Pada penelitian ini

metode penarikan sampel yang dipakai yaitu Purposive Sampling Method

atau Judgement Sampling, yaitu populasi yang dijadikan sampel

penelitian adalah populasi yang memenuhi kriteria sampel tertentu untuk

mendapatkan sampel yang representatif sesuai dengan kriteria yang

ditentukan.

Sampel dalam penelitian ini adalah SMP dan MA Perguruan Islam Ar-

Risalah. Alasan dipilihnya SMP dan MA sebagai sampel dari penelitian ini

adalah karena SMP dan MA Perguruan Islam Ar-Risalah merupakan

representasi dari bisnis utama yang dikelola sekolah, dimana Perguruan

Islam Ar-Risalah merupakan sekolah yang menyelenggarakan pendidikan

berkelanjutan selama 6 tahun dengan sistem boarding school.

C. Metode Pengumpulan Data


Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data

sekunder. Data primer yang diperlukan dalam penelitian ini dikumpulkan

dengan melakukan penelitian lapangan yaitu langsung (direct) melalui

metode wawancara dan observasi, dan data sekunder dikumpulkan melalui

penelitian kepustakaan.

1. Penelitian Lapangan

Data primer yang diperlukan dalam penelitian ini berhubungan

dengan data keuangan dan non keuangan SMP-MA Perguruan Islam

Ar-Risalah yakni berupa RKAS (Rancangan Kegiatan dan Anggaran

50
Sekolah), realisasi anggaran, data siswa, data pendidik dan tenaga

kependidikan, data sarana dan prasarana, identifikasi proses bisnis dan

identifikasi cost driver untuk aktivitas-aktivitas yang teridentifikasi.

Data yang dibutuhkan dalam penelitian adalah data untuk tahun ajaran

2013/2014.

Untuk memperoleh data primer, digunakan penelitian lapangan

(field research) dengan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

a. Wawancara, adalah alat pengumpul informasi dengan cara

mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan untuk dijawab

secara lisan pula. Ciri utama dari wawancara adalah adanya

kontak langsung dengan tatap muka antara pencari informasi

(interviewer) dan sumber informasi (interviewee) (Zuriah,

2007: 179).

Wawancara dilakukan secara formal dan non formal untuk

penggalian informasi sambil melakukan permintaan data

sekunder kepada pihak-pihak yang terkait atas data keuangan

dan non keuangan.

b. Observasi, adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan

pengamatannya melalui hasil kerja panca indra mata serta

dibantu dengan pancaindra lainnya (Bungin, 2009: 115).

Observasi dilakukan dalam rangka cross-check data agar

memperoleh gambaran kondisi sesungguhnya. Dan untuk

mengetahui aktivitas-aktivitas yang dilaksanakan pada proses

51
manajerial, proses utama dan proses pendukung sehingga dapat

melakukan mapping terhadap cost component yang relevan

bagi perhitungan unit cost siswa tingkat SMP-MA Perguruan

Islam Ar-Risalah Padang.

2. Penelitian Kepustakaan

Penelitian kepustakaan diperlukan untuk mengumpulkan data

sekunder serta diperlukan untuk menunjang, melengkapi, dan

menyempurnakan data primer. Teknik pengumpulan data sekunder

adalah dengan cara mempelajari dari jurnal penelitian ilmiah, laporan-

laporan dari instansi terkait serta karya tulis lainnya yang ada

hubungannya dengan penelitian ini.

D. Metode Analisis Data


Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah data keuangan dan

non keuangan yang dirumuskan untuk mencapai tahapan penelitian dan

analisa sebagai berikut:

1. Telaah Aktivitas

Telaah aktivitas dapat dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:

a. Mengidentifikasi semua aktivitas yang terjadi di dalam area cakupan

ruang lingkup penelitian yakni SMP-MA Perguruan Islam Ar-Risalah

yang terdiri dari Kelas VII, Kelas VIII, Kelas IX, Kelas X, Kelas XI

dan Kelas XII.

52
b. Mengidentifikasi semua sumber daya (resources) yang dikonsumsi oleh

sekolah, baik yang berupa uang (dana anggaran), tenaga kerja,

mesin/peralatan dan lainnya.

c. Mengidentifikasi jumlah orang, jumlah peralatan dan jumlah

perlengkapan, besar gaji, honor dan insentif dan lainnya (resources

driver) untuk setiap komponen dihubungkan dengan aktivitas yang

mengkonsumsinya pada masing-masing tingkat SMP dan MA.

d. Selanjutnya dari proses tersebut akan ditentukan cost driver yang telah

disiapkan yang relevan dengan aktivitas yang telah ditentukan,

misalnya untuk aktivitas umum seperti listrik, telepon menggunakan

driver jumlah atau besarnya daya yang digunakan.

e. Membebankan biaya ke aktivitas secara penuh sesuai dengan

banyaknya resources yang dikonsumsi melalui cost driver yang telah

dipilih dan relevan dengan aktivitas proses utama.

2. Telaah Cost Object

Tahap selanjutnya adalah telaah cost object dengan langkah-langkah

sebagai berikut:

a. Mengidentifikasi Cost Object.

b. Mengidentifikasi Activity Driver, misalnya jam penggunaan ruang,

jumlah siswa, luas gedung dan ruangan, pemakaian daya dan jasa untuk

setiap aktivitas yang menyerap biaya penuh untuk menghubungkan

aktivitas ke Cost Object yang dikonsumsinya.

53
c. Membebankan biaya ke Cost Object secara penuh sesuai besarnya biaya

yang dikonsumsi melalui Activity Driver di masing-masing kelas.

3. Tahap Perancangan Model

Perancangan model dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut:

a. Identifikasi proses bisnis SMP-MA Perguruan Islam Ar-Risalah,

meliputi proses manajerial, proses utama dan proses pendukung.

b. Review data keuangan SMP-MA Perguruan Islam Ar-Risalah meliputi

data RKAS 2013/2014, data Realisasi anggaran untuk mengetahui

mata anggaran yang ada, serta batasan penggunaannya.

c. Mengidentifikasi dan membuat definisi aktivitas-aktivitas utama yang

dilakukan oleh SMP dan MA ke dalam activity dictionary atau rincian

aktivitas yang mendefinisikan keseluruhan aktivitas yang

mencerminkan proses manajerial, utama dan pendukungnya.

d. Mengidentifikasi dan menetapkan Cost Object, Direct Labor Cost,

Direct Material Cost dan Overhead Cost. Penetapan dimaksudkan

untuk menyamakan persepsi pembaca dan menjelaskan acuan istilah

tersebut dalam penelitian ini.

e. Identifikasi Expense Category, Cost Driver, dan Cost Component.

f. Penyusunan hirarki alokasi Activity Overhead Cost pada masing-

masing tingkat (SMP dan MA). Hal ini dimaksudkan untuk

menentukan/mengestimasi proporsi biaya yang diserap, yaitu melalui

proporsi yang besarnya ditentukan oleh cost driver yang telah

diidentifikasi.

54
4. Aplikasi Model pada SMP dan MA

Pada tahapan ini, seluruh biaya yang telah dikumpulkan berdasarkan

rancangan model yang digunakan yakni akan menghasilkan besaran biaya

yang dikeluarkan oleh SMP dan MA berdasarkan aktivitas yang telah

ditelaah dan dikonstruksi serta dikelompokkan berdasarkan expense

category.

Berikut deskripsi aktivitas yang digunakan dalam penelitian ini:

Tabel 3.1
Deskripsi Aktivitas

NO AKTIVITAS SMP MA JMLH


DL DM OH DL DM OH
1 Kegiatan penerimaan siswa
baru
2 Pelaksanaan MOS
3 Pembinaan dan kegiatan
BES-AR
4 Bimbingan belajar reguler
siswa
5 Kegiatan remedial teaching
6 Ekstrakurikuler
7 Life skill
8 Kunjungan edukatif siswa
9 Khidmah ijtimaiyah/ praktek
lapangan
10 Ujian-ujian dan penilaian
11 Penyelenggaraan lomba-
lomba
12 Apresiasi siswa
13 Study club
14 Peringatan hari besar
nasional
15 Training kedisiplinan untuk
siswa baru
16 Training motivasi dan
metode belajar efektif siswa
17 Pengadaan ATK sekolah
18 Menu harian siswa
19 Jasa laundry
20 Pengembangan tahfidz siswa
21 Gaji dan tunjangan guru dan
karyawan
22 Supervisi

55
23 Lokakarya awal tahun
24 Penyusunan RKS dan RKAS
25 Rapat dengan komite
sekolah
26 Evaluasi triwulan program
kerja
27 Pembekalan dan orientasi
internal kepala sekolah
28 Silaturrahim dengan komite
sekolah
29 Transportasi dan perjalanan
dinas
30 Biaya rapat dan tamu
31 Biaya daya dan jasa
32 Pemeliharaan sarana dan
prasarana
33 Bantuan studi siswa
34 Bantuan uang pembangunan
35 Biaya penggandaan
36 Bahan bakar mesin
37 Instalasi air dan listrik
38 Program adwiyata sekolah
39 Patroli keamanan sekolah
40 Pengadaan perangkat
pembelajaran
41 Pengembangan instrumen
penilaian
42 Pengadaan peralatan dan
perlengkapan ekskul/lifeskil
& olahraga
43 Pengadaan sarana asrama
44 Penambahan pemasangan
jaringan komputer
45 Pengadaan sarana dan
prasarana sekolah
46 Pengembangan pendidik dan
tenaga kependidikan
47 Pengembangan budaya dan
lingkungan
48 Pembangunan
49 Asuransi gedung
50 Investasi: penambahan lahan
51 Biaya tidak langsung pada
madrasah
Sumber: Data laporan keuangan SMP dan MA
Selanjutnya dari proses tersebut akan ditentukan cost driver yang telah

disiapkan yang relevan dengan aktivitas yang telah ditentukan. Lalu

perhitungan cost per unit siswa SMP dan MA Perguruan Islam Ar-Risalah

dapat dihitung sesuai dengan proporsi aktivitas yang dilakukan.

56
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Sejarah Singkat SMP-MA Perguruan Islam Ar-Risalah

SMP-MA Perguruan Islam Ar-Risalah merupakan lembaga

pendidikan swasta yang menyelenggarakan pendidikan berkelanjutan

selama 6 (enam) tahun dengan sistem boarding school (setingkat SMP

dan Madrasah Aliyah) dan berada di bawah Yayasan Wakaf Ar-Risalah.

SMP Perguruan Islam Ar-Risalah menggunakan kurikulum yang

berafiliasi kepada Kementerian Pendidikan Nasional RI sedangkan untuk

tingkat MA berpedoman pada kurikulum Kementerian Agama RI serta

dipadukan dengan kurikulum khusus perguruan.

Yayasan Wakaf Ar-Risalah berdiri pada tanggal 24 Juni 2003 di

Solok Sumatera Barat dan terdaftar secara resmi pada pegawai notaris

Helmi Darlis No. 28 tanggal 24/6/2003. Program utama pertama dari

Yayasan Wakaf Ar-Risalah adalah mendirikan SMP dan MA Perguruan

Islam Ar-Risalah yang ditandai dengan diresmikannya pembukaan

Pesantren ini pada bulan Mei/2004 oleh Bapak Gamawan Fauzi, MM

yang bertempat di Nagari Cupak Kab. Solok Provinsi Sumatera Barat.

Proses pembelajaran pertama dimulai pada tahun ajaran 2004/2005

dengan jumlah siswa/i 120 orang dengan 2 kelas putra dan 2 kelas putri.

Seiring dengan perkembangan waktu, maka pada tahun 2005 resmi

57
dibuka cabang Pesantren Perguruan Islam Ar-Risalah di Padang yang

beralamat di Jln. Air Dingin RT 01/RW IX Kel. Balai Gadang Kec. Koto

Tangah Padang Sumatera Barat yang didirikan di atas tanah wakaf seluas

± 4 hektar. Dengan pertimbangan luasnya tanah yang ada di Padang,

maka pada tahun 2007 ditetapkan bahwa yayasan yang ada di Padang

adalah Yayasan Induk dan Yayasan yang ada di Solok adalah cabang.

Pada tahun ajaran 2007/2008 ini juga dibuka Madrasah Aliyah (MA)

dengan jurusan IPA dan Agama.

Menginjak tahun kelima, pada tahun 2009 ditetapkan bahwa semua

bidang yang ada di Yayasan di Solok di pindahkan ke Padang sehingga

mulai saat itu dan sampai seterusnya kegiatan belajar mengajar

dilaksanakan di Kota Padang. Dan sampai saat ini unit-unit yang dikelola

Yayasan Wakaf Ar-Risalah terdiri dari PAUD&TK, SD, SMP dan MA

Perguruan Islam Ar-Risalah. Pendiri dan pemikir Yayasan Wakaf Ar-

Risalah diantaranya adalah Bapak H. Irsyad Syafar, Lc, M.Ed., H. Firman

Bahar, Lc., M. Saleh Zulfahmi, Lc, MA., Arwim Al Ibrahimy, Lc., dan

Kamrizal Syafri Adam, Lc.

2. Struktur Organisasi

Struktur organisasi Perguruan Islam Ar-Risalah terdiri dari pimpinan

perguruan, sekretaris, bendahara yang membawahi 5 kepala bagian yaitu

kepala bagian MA, kepala bagian SMP, kepala bagian pengasuhan putra,

kepala bagian pengasuhan putri dan kepala rumah tangga.

58
Perguruan Islam Ar-Risalah mempunyai struktur organisasi seperti

yang akan disajikan pada gambar berikut:

Gambar 4.1
Struktur Organisasi Perguruan

Pimpinan Perguruan
Kamrizal Syafri Adam,
Lc

Sekretaris Bendahara
Emiria, S.Pd Dona Putri, S.Pd

Kepala Kepala Kepala


Kepala MA Kepala
Pengasuhan Pengasuhan Rumah
H. Donis SMP
Pa Pi Tangga
Satria, Lc, Ali Usman,
Ariyonedi, Fitrianti, Edi Wosono,
MA SS. M.Pd
SHI M.Pd Amd

Sumber: Data sekunder

Perguruan Islam Ar-Risalah memiliki visi “Profesional, Berkualitas

Dan Berwawasan Lingkungan Dalam Membangun Generasi Penuh

Berkah”. Visi tersebut dijabarkan ke dalam 5 item Misi Perguruan Islam

Ar-Risalah. Rincian dari Misi akan disajikan dalam lampiran 2. Tujuan

Umum sekolah sebagai bagian dari tujuan Pendidikan Nasional adalah

melahirkan generasi yang berakhlak mulia, cerdas, terampil dan mandiri.

Sedangkan tujuan khusus sekolah akan disajikan dalam lampiran 2.

3. Sarana dan Prasarana

Perguruan Islam Ar-Risalah memiliki sarana dan prasarana yang

masih dalam tahap pengembangan. Rincian fasilitas sarana prasarana

sekolah akan disajikan dalam tabel 4.1 berikut:

59
Tabel 4.1
Rincian Sarana dan Prasarana Perguruan Islam Ar-Risalah

No Sarana dan Prasarana Jumlah


1 Luas Tanah/bangunan 6,5 hektar/1.500 m2
2 Ruang Teori 27 ruang, luas 10.400 m2
3 Ruang Pustaka 2 ruang, luas 24 m2
4 Ruang Pimpinan 1 ruang, luas 12 m2
5 Ruang Kepala 4 ruang, luas 102 m2
6 Ruang Tata Usaha 2 ruang, luas 40 m2
7 Ruang Keuangan 1 ruang, luas 32 m2
8 Ruang Majelis guru 1 ruang, luas 56 m2
9 Ruang Labor Komputer 2 ruang, luas 56 m2
10 Ruang Labor IPA 1 ruang, luas 56 m2
11 Ruang Labor Bahasa 1 ruang, luas 56 m2
12 Kantin 2 ruang, luas 61 m2
13 Koperasi 2 ruang, luas 61 m2
14 Ruang UKS 2 ruang, luas 24 m2
15 Ruang BES-AR 2 ruang, luas 18 m2
16 Masjid 2 ruang, luas 162 m2
17 Asrama Siswa (bangunan) 10 ruang, luas 16.000 m2
18 Gudang 1 ruang, luas 24 m2
19 Rumah Dinas Kepala 4 ruang, luas 360 m2
20 Rumah dinas guru 10 ruang, luas 400 m2
21 Penjaga sekolah 1 ruang, luas 24 m2
22 WC Guru 7 ruang, luas 21 m2
23 WC Siswa 20 ruang, luas 100 m2
Sumber: Data sekunder

B. Kebijakan Manajemen Keuangan

Perguruan Islam Ar-Risalah sebagai sekolah swasta menerapkan standar

pembiayaan sendiri. Lembaga ini dengan konsep otonomi sekolah mengatur

jenis pembiayaan, sumber pembiayaan dan program pembiayaan sendiri.

Kebijakan dalam manajemen keuangan di sekolah dilakukan melalui 5

tahapan, yakni:

60
1. Perencanaan dan Penganggaran

Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS) di

Perguruan Islam Ar-Risalah dilakukan secara terpadu, proses penyusunan

dilakukan bersama dengan pihak-pihak yang terkait yang mengetahui

anggaran sekolah seperti komite, yayasan, kepala sekolah, waka

kurikulum, waka kesiswaan, waka sarana, bendahara, KAUR TU, tenaga

kependidikan dan guru dengan waktu pembuatannya 1 atau 2 bulan

sebelum tahun ajaran baru dimulai.

Adapun tahapan dalam penyusunan RKAS adalah sebagai berikut:

a. Pimpinan perguruan bersama Sekretaris perguruan menentukan

jadwal rapat penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggaran

Sekolah (RKAS).

b. Sekretaris perguruan berdasarkan persetujuan dari Pimpinan

perguruan menyebarkan undangan rapat melalui surat resmi dan

sms center kepada pihak yang terkait.

c. Setiap unit kerja yang terdiri dari Waka kurikulum, Waka

kesiswaan, Waka sarana, Waka lab. sains mendata kebutuhan

yang diperlukan pada setiap bagiannya.

d. Memusyawarahkan seluruh masukan dari setiap pihak dan

kemudian dibuatkan Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah

(RKAS) untuk 1 (satu) tahun pelajaran.

e. Waktu dalam pembuatan Rencana Kegiatan dan Anggaran

Sekolah (RKAS) adalah 4 (empat) hari di bulan Mei hingga

61
Juni. Rapat dilakukan di akhir semester genap untuk persiapan

awal tahun ajaran baru. Dengan rincian pelaksanaan sebagai

berikut:

Hari pertama : Rapat awal dan penentuan plafont anggaran

masing-masing bagian.

Hari kedua : Revisi oleh setiap bagian sesuai plafont.

Hari ketiga :Verifikasi oleh bagian keuangan

(Bendahara perguruan), kemudian Bendahara

perguruan memberikan persetujuan.

Hari keempat : Revisi anggaran dan persetujuan oleh

Pimpinan perguruan.

Sumber pendapatan yang dikelola oleh SMP Perguruan Islam Ar-

Risalah dapat dikelompokkan berdasarkan jenis, yakni pendapatan

tahunan, bulanan dan lain-lain dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 4.2
Rincian Pendapatan SMP Perguruan Islam Ar-Risalah

Jenis Pendapatan SMP


1 Tahunan
pendaftaran siswa baru 90.375.000
pendapatan awal tahun ajaran 1.087.630.000
2 Bulanan
SPP kelas 1 2.073.600.000
SPP kelas 2 1.887.000.000
SPP kelas 3 1.305.000.000
3 Lain-lain
Dana BOS 345.060.000
Dana SBP 100.000.000
Iuran Kunjungan Edukatif Siswa 78.300.000
Bantuan Orang Tua Asuh 97.440.000
TOTAL 7.064.405.000
Sumber: Data laporan keuangan SMP

62
Sedangkan rincian pendapatan untuk tingkat MA berdasarkan jenis

pendapatan yang dikelola sekolah adalah sebagai berikut:

Tabel 4.3
Rincian Pendapatan MA Perguruan Islam Ar-Risalah

Jenis Pendapatan MA
1 Tahunan
pendaftaran siswa baru 9.750.000
pendapatan awal tahun ajaran 537.575.000
2 Bulanan
SPP kelas 1 1.306.800.000
SPP kelas 2 1.018.400.000
SPP kelas 3 855.000.000
3 Lain-lain
Dana BOS 187.940.000
Dana SBP 0
Iuran Kunjungan Edukatif Siswa 35.250.000
Bantuan Orang Tua Asuh 47.400.000
TOTAL 3.998.115.000
Sumber: Data laporan keuangan MA

Dana BOS akan disalurkan setiap periode 3 bulanan, yaitu periode

Januari-Maret, April-Juni, Juli-September dan Oktober-Desember. Sesuai

dengan Petunjuk Teknis Penggunaan dan Pertanggungjawaban Keuangan

Dana BOS tahun 2014, Dana BOS yang diterima sekolah dapat

digunakan untuk membiayai komponen kegiatan-kegiatan berikut:

a. Pengembangan perpustakaan.

Item pembiayaannya meliputi mengganti buku teks yang

rusak/menambah kekurangan untuk memenuhi rasio satu siswa

satu buku, langganan publikasi berkala, akses informasi online,

pemeliharaan buku/koleksi perpustakaan, peningkatan kompetensi

tenaga pustakawan, pengembangan database perpustakaan,

63
pemeliharan perabot perpustakaan. Dalam UU No 43/2007 tentang

Perpustakaan minimal 5% dari dana BOS.

b. Kegiatan dalam rangka penerimaan siswa baru.

Item pembiayaannya meliputi biaya pendaftaran, penggandaan

formulir, administrasi pendaftaran, pendaftaran ulang, biaya

pendataan data pokok pendidikan, pembuatan spanduk sekolah

bebas pungutan. Termasuk di dalamnya untuk kondumsi panitia

dan uang lembur dalam rangka penerimaan siswa baru. Standar

pembiayaan mengacu kepada batas kewajaran setempat atau batas

yang telah ditetapkan Pemda.

c. Kegiatan pembelajaran dan ekstra kurikuler siswa.

Item pembiayannya meliputi PAKEM (SD), pembelajaran

Kontekstual (SMP), pengembangan pendidikan karakter,

pembelajaran remedial pembelajaran pengayaan, pemantapan

persiapan ujian; olahraga, kesenian, karya ilmiah remaja, pramuka

dan palang merah remaja; Usaha Kesehatan Sekolah (UKS).

Termasuk untuk: honor jam mengajar tambahan di luar jam

pelajaran dan biaya transportasinya (termasuk di SMP Terbuka);

biaya transportasi dan akomodasi siswa/guru dalam rangka

mengikuti lomba; fotocopy; membeli alat olah raga, alat kesenian

dan biaya pendaftaran mengikuti lomba.

64
d. Kegiatan Ulangan dan Ujian.

Item pembiayaannya meliputi; ulangan harian, ulangan umum,

dan ujian sekolah. Termasuk untuk: fotocopy, penggandaan soal,

honor koreksi ujian dan honor guru dalam rangka penyusunan

rapor siswa.

e. Pembelian bahan-bahan habis pakai.

Item pembiayaannya meliputi: buku tulis, kapur tulis, pensil,

spidol, kertas, bahan praktikum, buku induk siswa, buku

inventaris; minuman dan makanan ringan untuk kebutuhan sehari-

hari di sekolah; pengadaan suku cadang alat kantor.

f. Langganan daya dan jasa.

Item pembiayannya meliputi: listrik, air, dan telepon, internet

(fixed/mobile modem) baik dengan cara berlangganan maupun

prabayar; pembiayaan penggunaan internet termasuk untuk

pemasangan baru; membeli genset atau jenis lainnya yang lebih

cocok di daerah tertentu misalnya panel surya, jika di sekolah

tidak ada jaringan listrik. Penggunaan Internet dengan mobile

modem dapat dilakukan untuk maksimal pembelian voucher

sebesar Rp 250.000 per bulan.

g. Perawatan sekolah.

Item pembiayaannya meliputi: pengecatan, perbaikan atap

bocor, perbaikan pintu dan jendela; perbaikan mebeler, perbaikan

sanitasi sekolah (kamar mandi dan WC), perbaikan lantai

65
ubin/keramik dan perawatan fasilitas sekolah lainnya. Kamar

mandi dan WC siswa harus dijamin berfungsi dengan baik.

h. Pembayaran honorarium bulanan guru honorer dan tenaga

kependidikan honorer.

Item pembiayaannya meliputi: guru honorer (hanya untuk

memenuhi SPM); pegawai administrasi (termasuk administrasi

BOS untuk SD); pegawai perpustakaan; penjaga sekolah; satpam;

pegawai kebersihan. Dalam pengangkatan guru/tenaga

kependidikan honorer sekolah harus mempertimbangkan batas

maksimum penggunaan dana BOS untuk belanja pegawai, serta

kualifikasi guru honorer harus sesuai bidang yang diperlukan.

i. Pengembangan profesi guru.

Item pembiayaannya meliputi: KKG/MGMP; KKKS/MKKS;

menghadiri seminar yang terkait langsung dengan peningkatan

mutu pendidik dan ditugaskan oleh sekolah. Khusus untuk sekolah

yang memperoleh hibah/block grant pengembangan KKG/MGMP

atau sejenisnya pada tahun anggaran yang sama hanya

diperbolehkan menggunakan dana BOS untuk biaya transport

kegiatan apabila tidak disediakan oleh hibah/blockgrant tersebut.

j. Membantu siswa miskin.

Item pembiayannya meliputi: pemberian tambahan bantuan

biaya transportasi bagi siswa miskin yang menghadapi masalah

biaya transport dari dan ke sekolah; membeli alat transportasi

66
sederhana bagi siswa miskin yang akan menjadi barang inventaris

sekolah (misalnya sepeda, perahu penyeberangan, dll); membeli

seragam, sepatu dan alat tulis bagi siswa miskin (BSM), baik dari

pusat, provinsi maupun kabupaten/kota di sekolah tersebut.

k. Pembiayaan pengelolaan BOS

Item pembiayaannya meliputi: alat tulis kantor (ATK termasuk

tinta printer, CD dan flash disk); penggandaan, surat-menyurat,

insentif bagi bendahara dalam rangka penyusunan laporan BOS

dan biaya transportasi dalam rangka mengambil dana BOS di

Bank/PT Pos.

l. Pembelian perangkat komputer.

Item pembiayannya meliputi: dekstop/work station; printer

atau printer plus scanner. Masing-masing maksimum 1 unit dalam

satu tahun anggaran. Peralatan komputer tersebut harus ada di

sekolah.

m. Biaya lainnya jika seluruh komponen 1 s.d 12 telah terpenuhi

pendanaannya dari BOS.

Sedangkan dana bantuan SBP (Sekolah Berbasis Pesantren)

merupakan bantuan yang diberikan untuk membantu SMP Berbasis

Pesantren dalam meningkatkan kemampuannya untuk mencapai standar

dasar nasional pendidikan, juga merupakan wujud nyata upaya

memenuhi lima misi (lima K) yaitu Ketersediaan, Keterjangkauan,

Kualitas, Kesetaraan dan Kepastian memperoleh layanan pendidikan

67
yang bermutu, khususnya upaya dalam pencapaian peningkatan kualitas

dan daya saing sekolah (sumber). Dana ini diberikan kepada semua SMP

Berbasis Pesantren yang masuk dalam Program pembinaan SBP yang

dikembangkan melalui kerja sama Direktorat Pembinaan Sekolah

Menengah Pertama, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan

Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kementerian

Agama.

Dana bantuan SBP diberikan dengan sistem paket. Ada tiga jenis

paket, yaitu paket A sebesar 50 juta rupiah, paket B sebesar 75 juta

rupiah dan paket C sebesar 100 juta rupiah. Penetapan jenis paket yang

diterima oleh masing-masing sekolah dilakukan oleh Direktorat

Pembinaan SMP, berdasarkan besarnya jumlah siswa. Penyaluran

bantuan ini dilakukan dengan ditransfer sekaligus (tanpa ada

pemotongan) langsung ke rekening rutin sekolah, yang harus

ditandatangani oleh kepala sekolah dan bendahara. Bantuan pembinaan

SBP untuk tahun 2013 disalurkan pada tahun anggaran 2013 (antara

bulan Januari s.d. Desember 2013) dan pelaksanaan kegiatan di sekolah

dilakukan pada tahun ajaran 2013/2014 (bulan Juli 2013 s.d. Juni 2014).

2. Pelaksanaan dan Pengelolaan

Pengelola Keuangan di Perguruan Islam Ar-Risalah adalah

Bendahara yayasan, Bendahara perguruan, Bendahara SMP, Bendahara

MA. Bendahara yayasan Ibu Mira Desvita, SE, Akt mengelola seluruh

pendapatan dari setiap devisi yang ada di yayasan wakaf Ar-Risalah.

68
Bendahara perguruan Ibu Dona Putri, S.Pd mengelola dana yang telah

dianggarkan untuk Perguruan Islam Ar-Risalah oleh yayasan. Anggaran

ini akan didistribusikan kepada SMP dan MA yang masing-masing

dikelola oleh Bendahara SMP Ibu Fitri Melya Rahmi, SEI dan Bendahara

MA Ibu Riza Elvera, S.Pd.

3. Pertanggungjawaban Pelaksanaan Anggaran

Untuk keperluan penyusunan laporan pertanggungjawaban

pelaksanaan anggaran, diperlukan antara lain data realisasi anggaran,

bukti penggunaan anggaran seperti kwitansi dan catatan atas laporan

keuangan. Untuk keperluan tersebut, maka:

a. Bendahara sekolah selaku pemegang dana BOS SMP dan MA

membuat laporan penggunaan dana BOS yang di dalamnya

terdapat SPJ serta bukti-bukti pembelanjaan seperti kwitansi.

Dan laporan ini akan disampaikan kepada Dinas Pendidikan

Kota Padang dan ditandatangani oleh Ketua Yayasan Wakaf Ar-

Risalah, ketua komite, pimpinan perguruan dan bendahara.

b. Bendahara sekolah membuat laporan bulanan dan laporan akhir

tahun yang di dalamnya terdapat SPJ serta bukti-bukti

pembelanjaan seperti kwitansi. Laporan ini diberikan kepada

ketua komite, ketua yayasan, pimpinan perguruan dan kepala

sekolah.

69
c. Bendahara sekolah membuat laporan penggunaan dana SBP tiap

semester untuk satu tahun ajaran. Laporan ini akan disampaikan

kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

d. Bendahara sekolah membuat laporan pertanggungjawaban

penggunaan dana Bantuan Siswa Miskin (BSM). Laporan BSM

diserahkan kepada Dinas Pendidikan Kota Padang.

4. Sistem Akuntansi dan Pelaporan

Berikut jenis-jenis laporan yang harus dilaporkan:

a. Laporan Kas Komite

Laporan kas komite adalah laporan yang dibuat oleh

bendahara sekolah SMP dan MA Perguruan Islam Ar-Risalah

sebagai pertanggungjawaban pengelolaan dana komite sekolah.

Bendahara selambat-lambatnya membuat laporan per tanggal 30

pada setiap akhir bulannya. Laporan disertakan dengan SPJ dan

bukti-bukti pembelanjaan seperti kwitansi. Laporan ini

diserahkan kepada Kepala Yayasan, Pimpinan Perguruan,

Kepala Sekolah dan Ketua Komite.

b. Laporan Dana BOS

Secara umum, hal-hal yang dilaporkan oleh pelaksana

program adalah yang berkaitan dengan statistik penerima

bantuan, penyaluran, penyerapan, pemanfaatan dana,

pertanggungjawaban keuangan serta hasil monitoring evaluasi

dan pengaduan masalah. Kementrian Pendidikan dan

70
Kebudayaan telah menyediakan software/perangkat lunak untuk

membantu sekolah dalam menyusun laporan keuangan tingkat

sekolah. Aplikasi ini diberi nama Aplikasi Laporan

Pertanggungjawaban Keuangan Dana BOS (ALPEKA BOS)

yang dapat diunduh dari www.bos.kemendikbud.go.id.

Tahapan pelaporan:

1) RKAS ditandatangani oleh Kepala Sekolah, Komite

Sekolah dan Ketua Yayasan. Dokumen ini disampaikan

di sekolah dan diperlihatkan kepada Pengawas Sekolah,

Tim Manajemen BOS Kabupaten/Kota, dan para

pemeriksa lainnya apabila diperlukan.

2) Sekolah membuat pembukuan dari dana yang diperoleh

sekolah untuk program BOS.

3) Membuat laporan Realisasi penggunaan dana tiap

sumber dana. Laporan ini disusun berdasarkan Buku

Kas Umum dari semua sumber dana yang dikelola oleh

sekolah pada periode yang sama. Laporan ini dibuat

triwulan dan ditandatangani oleh Bendahara, Kepala

Sekolah dan Komite Sekolah.

4) Rekapitulasi Realisasi Penggunaan Dana BOS

merupakan rekapitulasi dari 13 komponen penggunaan

dana BOS dan laporan ini dibuat triwulanan dan

71
ditandatangani oleh Bendahara, Ketua Yayasan, Kepala

Sekolah, Komite Sekolah.

5) Setiap transaksi pengeluaran harus didukung dengan

bukti kuitansi yang sah. Bukti pengeluaran uang dalam

jumlah tertentu harus dibubuhi materai. Uraian

pembayaran dalam kuitansi harus jelas dan terinci

sesuai dengan peruntukannya. Bukti pembayaran harus

disetujui oleh Kepala Sekolah dan lunas dibayar oleh

Bendahara. Segala jenis bukti pengeluaran disimpan

oleh bendahara sebagai bahan bukti dan bahan laporan.

6) Pelaporan. Laporan harus memenuhi unsur-unsur

sebagai berikut:

− Melaporkan setiap kegiatan berdasarkan laporan

hasil pelaksanaan kegiatan.

− Laporan meliputi realisasi penggunaan dana per

sumber dana dan surat pernyataan

pertanggungjawaban yang menyatakan bahwa dana

BOS yang diterima telah digunakan sesuai NPH

BOS.

− Mempersiapkan Buku Kas Umum, Buku Pembantu

Kas, Buku Pembantu Bank dan Buku Pembantu

Pajak beserta bukti dokumen pendukung bukti

72
pengeluaran dana BOS (kuitansi/faktur/nota/bon)

sebagai bahan audit.

c. Laporan Dana SBP

Ada dua jenis laporan yang harus disiapkan oleh sekolah

yaitu Laporan Kegiatan dan Laporan Keuangan. Kedua laporan

tersebut dibuat sekurang-kurangnya dua kali, pertama laporan

kemajuan dan kedua laporan akhir. Laporan kemajuan dan

maupun laporan akhir yang dibuat untuk Direktorat Pembinaan

SMP Ditjen Pendidikan Dasar Kemendikbud.

d. Laporan Bantuan Siswa Miskin

Laporan ini dibuat hanya 1 (satu) kali dalam setahun.

Dibuat selambat-lambatnya pada akhir tahun yang bersangkutan.

Laporan yang dibuat adalah:

1) Realisasi penggunaan dana BSM.

2) Bukti-bukti seperti tanda terima.

3) Daftar siswa penerima SKTM.

73
Tabel 4.4
Periode Pelaporan Keuangan

No Laporan Jenis Laporan Dilaporkan Batas Waktu


Keuangan Keuangan Kepada Pelaporan
1 Setiap Laporan Kas 1. Ketua 1 minggu
bulan Komite Komite setelah
2. Ketua periode
Yayasan pelaporan.
3. Pimpinan
Perguruan
4. Kepala
Sekolah
2 Triwulan Laporan Dinas
dana BOS Pendidikan Harus tepat
Kota waktu.
Padang
3 Semesteran Laporan SBP Kemendikn
(Sekolah as Pusat Harus tepat
Berbasis waktu.
Pesantren)
4 Tahunan Laporan
BSM
Harus tepat
(Bantuan
waktu.
Siswa
Miskin)
Sumber: Hasil interview

5. Pengawasan Keuangan

Pengawasan dana dari Komite dilakukan oleh Ketua Komite dan

Ketua Yayasan setiap akhir semester dan diawasi setiap bulan oleh

Kepala Sekolah dan Pimpinan Perguruan.

Pengawasan dana BOS dilakukan oleh bagian manajemen BOS

Dinas Pendidikan Kota Padang yang dilakukan setiap 3 (tiga) bulan

sekali.

74
Pengawasan dana SBP dilakukan oleh Direktorat Pembinaan SBP

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan Direktorat Pendidikan

Diniyah dan Pondok Pesantren Kementerian Agama.

C. Perancangan Model ABC

Dalam bahasan ini akan dirancang model perhitungan pembebanan biaya

harga pokok jasa pendidikan berbasis aktivitas dengan mengidentifikasi

kegiatan yang terjadi kemudian menelusuri biaya yang diserap dalam kategori

direct labor, direct material, dan overhead cost.

Pelaksanakan perancangan atas model ABC yang dapat diterapkan di

Perguruan Islam Ar-Risalah akan dilaksanakan dengan tahapan berikut:

1. Review Data Keuangan dan Identifikasi Proses Bisnis Perguruan

Islam Ar-Risalah

Proses bisnis yang dapat diidentifikasi pada penelitian ini adalah

proses bisnis dengan model CIMOSA (Computer Integrated

Manufacturing for Open System Architecture). Dalam model ini proses

bisnis secara garis besar dibagi menjadi 3 level, yaitu : managerial

process, core process dan support process.

Proses manajerial (managerial process) berkaitan dengan kegiatan

yang dilaksanakan manajemen yang berkaitan dengan aktivitas POAC,

yakni Planning, Organizing, Actuating dan Controlling. Yang meliputi 3

fase, yakni:

75
a. Penentuan Visi, Misi dan Tujuan Sekolah, meliputi aktivitas

rapat kerja, rapat koordinasi dan berbagai aktivitas penentuan

arah dan kebijakan sekolah.

b. Penyusunan strategi, meliputi aktivitas rapat kerja, rapat

koordinasi dan berbagai aktivitas perumusan pelaksanaan

operasional arah kebijakan sekolah melalui berbagai strategi.

c. Monitoring dan Evaluasi (MONEV), meliputi aktivitas evaluasi,

monitoring dan berbagai aktivitas pengendalian yang dilakukan

dalam melaksanakan berbagai operasional strategi yang

dirumuskan di sekolah.

Selanjutnya level kedua adalah proses utama (core process),

meliputi:

a. Identifikasi kebutuhan dan pengembangan produk sekolah.

Meliputi aktivitas penggalian informasi kebutuhan praktis,

pengembangan kerjasama eksternal, penyusunan kurikulum,

penyusunan SAP (Satuan Acara Pengajaran), penyusunan

kebutuhan buku dan peralatan bagi aktivitas sekolah,

pengembangan sistem penerimaan calon siswa baru, serta

berbagai aktivitas yang dapat dipergunakan untuk

mengidentifikasi kebutuhan pengajaran dan aktivitas

pengembangan sekolah.

76
b. Proses transformasi dan pemenuhan kebutuhan produk sekolah.

Meliputi aktivitas pengajaran, muatan lokal seperti

mentoring, tahfidz alquran, praktek lapangan/khidmah

ijtimaiyah serta aktivitas pengembangan diri siswa yang

dilaksanakan secara intrakurikuler, ekstrakurikuler dan life skill.

c. Proses pemasaran produk sekolah.

Meliputi aktivitas sosialisasi dan pemasaran sekolah,

pengembangan kerjasama dengan sekolah dan instansi lainnya

dalam bidang pendidikan.

d. Proses tambahan pada produk sekolah.

Program Pembiasaan/Program Asrama, kegiatan ini

mencakup pembinaan karakter, akhlak dan agama siswa yang

dilakukan dalam keseharian siswa secara terus menerus dan

terprogram dengan uraian kegiatan rutin, spontan dan

keteladanan. Program ini dilakukan sepanjang waktu (siang dan

malam) dengan melibatkan seluruh guru dan pengasuh di

asrama serta semua keluarga besar Yayasan Wakaf Ar-Risalah.

Selanjutnya level ketiga adalah proses pendukung (support process),

meliputi:

a. Proses pengembangan SDM

Meliputi aktivitas pendidikan dan latihan bagi seluruh guru,

mengikut sertakan guru pada seminar-seminar nasional dan

berbagai aktivitas pengembangan lainnya.

77
b. Proses pengadaan infrastruktur TI

Meliputi pengadaan sistem informasi, pengadaan internet

hotspot, CCTV, pengadaan alat-alat laboratorium komputer dan

bahasa.

c. Proses administrasi dan keuangan

Meliputi aktivitas pengadministrasian dan

pendokumentasian kegiatan pengajaran, pencatatan dan

pelaporan keuangan, distribusi keuangan, belanja kebutuhan

bahan habis administrasi dan material pengajaran, penyusunan

anggaran dan belanja aktivitas yang terkait dengan administrasi

dan keuangan.

d. Proses pemeliharaan

Meliputi aktivitas pemeliharaan gedung, lingkungan,

peralatan, kendaraan dan berbagai aktivitas terkait dengan

pemeliharaan aset jangka panjang sekolah.

Dari ketiga level manajemen ini merupakan aktivitas yang berkaitan

dengan proses utama dan proses pendukung dan tertuang dalam suatu

pembiayaan yang dikelola berkaitan dengan penerimaan dan pengeluaran

serta pengelolaan aset Perguruan Islam Ar-Risalah.

Sumber penerimaan untuk tingkat SMP Perguruan Islam Ar-Risalah

adalah sebagai berikut berasal dari pemerintah pusat seperti dana BOS

dan dana bantuan SBP (Sekolah Berbasis Pesantren), siswa (komite) dan

dana lain-lain dengan rincian sebagai berikut:

78
Tabel 4.5
Sumber Penerimaan SMP

Sumber SMP
1 Pemerintah (diknas pusat)
Dana BOS 345.060.000
Dana SBP 100.000.000
2 Siswa (komite)
pendaftaran siswa baru 90.375.000
pendapatan awal tahun ajaran 1.087.630.000
SPP 5.265.600.000
Iuran kunjungan edukatif siswa 78.300.000
3 Lain-lain
Bantuan orang tua asuh (GNOTA) 97.440.000
TOTAL 7.064.405.000
Sumber: Data laporan keuangan SMP

Sumber penerimaan untuk tingkat MA Perguruan Islam Ar-Risalah

berasal dari pemerintah pusat seperti dana BOS, siswa (komite) dan dana

lain-lain dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 4.6
Sumber Penerimaan MA

Sumber MA
1 Pemerintah (diknas pusat)
Dana BOS 187.940.000
Dana SBP 0
2 Siswa (komite)
pendaftaran siswa baru 9.750.000
pendapatan awal tahun ajaran 537.575.000
SPP 3.180.200.000
Iuran kunjungan edukatif siswa 35.250.000
3 Lain-lain
Bantuan orang tua asuh (GNOTA) 47.400.000
TOTAL 3.998.115.000
Sumber: Data laporan keuangan MA

Observasi yang dilakukan pada data keuangan Perguruan Islam Ar-

Risalah bertujuan untuk memisahkan objek pembelanjaan dalam mata

anggaran sesuai aktivitas yang dilakukan, sehingga perlu dilakukan

79
pengklasifikasian mata anggaran yang ada dalam aktivitas

operasional/rutin dan aktivitas pengembangan ke dalam tabel berikut:

Tabel 4.7
Aktivitas Operasional/Rutin

NO AKTIVITAS DESKRIPSI
1 Kegiatan penerimaan Pelayanan yang diberikan bagi
siswa baru peserta didik baru mulai dari
pendaftaraan, ujian seleksi,
pemberkasan, pengawasan serta
penyusunan Tim panitia, pembuatan
formulir, konsumsi, dan insentif
panitia.
2 Pelaksanaan MOS Kegiatan yang diperuntukan khusus
peserta didik baru untuk mengenal
lingkungan sekolah.
3 Pembinaan dan kegiatan Pembinaan bagi para anggota Badan
BES-AR Eksekutif Siswa Ar-Risalah (BES-
AR) berupa pelatihan, pemilihan
pengurus BES-AR, studi banding,
dan kegiatan-kegiatan yang
berhubungan dengan BES-AR.
4 Bimbingan belajar Pelaksanaan kegiatan belajar
reguler siswa mengajar reguler siswa.
5 Kegiatan remedial Kegiatan belajar mengajar tambahan
teaching yang diberikan kepada siswa yang
belum memenuhi standar ketuntasan
kompetensi minimal.
6 Ekstrakurikuler Seluruh biaya penyelenggaraan
kegiatan ekstrakurikuler, mulai dari
insentif untuk pembina ekskul, dan
kegiatan-kegiatan lain yang
berhubungan dengan ekstrakurikuler.
7 Life skill Seluruh biaya penyelenggaraan
kegiatan life skill, mulai dari insentif
untuk pembina, dan juga kegiatan-
kegiatan lain yang berhubungan
dengan kegiatan life skill.
8 Kunjungan edukatif Kegiatan rutin di akhir semester,
siswa yakni kunjungan belajar siswa yang
dilakukan untuk menunjang mata
pelajaran yang ada pada semester
tersebut.

80
9 Khidmah ijtimaiyah/ Pelaksanaan KKN di akhir semester
praktek lapangan oleh siswa kelas 3 SMP dan 3 MA.
10 Ujian-ujian dan penilaian Pelaksanaan Ujian Tengah Semester
(UTS), Ujian Akhir Semester (UAS)
dan pelaporan nilai akhlak.
11 Penyelenggaraan lomba- Seluruh biaya untuk penyelenggaraan
lomba kegiatan lomba, baik itu lomba
bidang akademik, pemilihan siswa
teladan, lomba porseni, classmeeting,
lomba ekskul dan lomba-lomba
lainnya.
12 Apresiasi siswa Pemberian hadiah/reward dan
sertifikat atas pencapaian tertentu
oleh siswa.
13 Study club Seluruh biaya yang dikeluarkan
untuk kegiatan study club, seperti
insentif trainer dan kebutuhan lain
yang berhubungan dengan study
club.
14 Peringatan hari besar Kegiatan yang diadakan sekolah
nasional dalam memperingati hari besar
nasional seperti Peringatan Hari
Kemerdekaan Republik Indonesia 17
Agustus.
15 Training kedisiplinan Seluruh biaya yang dikeluarkan
untuk siswa baru untuk menyelenggarakan kegiatan
training kedisiplinan bagi siswa/i
baru.
16 Training motivasi dan Seluruh biaya yang dikeluarkan
metode belajar efektif untuk menyelenggarakan kegiatan
siswa training motivasi dan metode belajar
efektif untuk seluruh siswa
17 Pengadaan ATK sekolah Pengadaan alat tulis kantor (ATK)
bagian kurikulum, kesiswaan,
administrasi dan sekretariat sekolah
serta laboratorium komputer.
18 Menu harian siswa Biaya menu harian siswa, biaya air
minum dan biaya operasional dapur.
19 Jasa laundry Jasa laundry yang diperuntukkan
khusus untuk siswa baru khusus
SMP.
20 Pengembangan tahfidz Seluruh biaya yang digunakan untuk
siswa kegiatan tahfidz siswa.
21 Gaji dan tunjangan guru Honor yang diberikan kepada seluruh
dan karyawan guru dan karyawan.
22 Supervisi Aktivitas yang terdiri dari supervisi

81
kepsek terhadap guru dan supervisi
dinas terhadap sekolah.
23 Lokakarya awal tahun Kegiatan rutin sekali setahun yang
dilakukan setiap awal tahun.
24 Penyusunan RKS dan Kegiatan rutin yang dilakukan sekali
RKAS setahun yakni menyusun Rencana
Kegiatan dan Anggaran Sekolah
(RKAS dan RKS).
25 Rapat dengan komite Kegiatan rutin dilakukan sekali
sekolah setahun rapat dengan komite sekolah.
26 Evaluasi triwulan Evaluasi program kerja yang
program kerja dilakukan setiap empat bulan sekali.
27 Pembekalan dan orientasi Kegiatan khusus yang dilakukan
internal kepala sekolah untuk pembekalan dan orientasi
kepala sekolah.
28 Silaturrahim dengan Kegiatan rutin sekali setahun
komite sekolah silaturrahim dengan komite sekolah
29 Transportasi dan Transport yang diberikan untuk
perjalanan dinas mobilitas kepala sekolah,
pendamping lomba siswa,
pendamping kunjungan edukatif
siswa dan pendamping khidmah
ijtimaiyah siswa.
30 Biaya rapat dan tamu Biaya konsumsi rapat koordinasi
sekolah, raker, rapat walas dan rapat
koordinasi bagian akademik serta
biaya untuk konsumsi tamu.
31 Biaya daya dan jasa Terdiri dari biaya listrik, lanngganan
telp, langganan internet, langganan
media informasi sekolah (koran dan
majalah) dan jasa penambahan
pemasangan jaringan komputer.
32 Pemeliharaan sarana dan Pemeliharaan alat-alat sarana dan
prasarana prasarana bagian kurikulum, bagian
kesiswaan dll.
33 Bantuan studi siswa Bantuan bagi siswa/i kurang mampu
dalam pemenuhan kebutuhan
pembiayaan pendidikan.
34 Bantuan uang Bantuan bagi siswa/i untuk
pembangunan pembiayaan uang pembangunan.
35 Biaya penggandaan Biaya penggandaan bagian
kurikulum, kesiswaan, administrasi
dan sekretariat sekolah untuk
dokumen, berkas-berkas ujian dll.
36 Bahan bakar mesin Biaya untuk bahan bakar diesel
kantor dan lab komputer.

82
37 Instalasi air dan listrik Seluruh biaya untuk instalasi air dan
listrik sekolah.
38 Program adwiyata Seluruh biaya untuk membentuk
sekolah sekolah peduli dan berbudaya
lingkungan sehingga mampu
berpartisipasi dalam rangka upaya
pelestarian lingkungan sekolah.

39 Patroli keamanan sekolah Biaya jasa keamanan sekolah.


40 Pengadaan perangkat Pengadaan perangkat pembelajaran
pembelajaran seperti pengumpulan satu set
perangkat pembelajaran KTSP dan
pengadaan buku paket pelajaran
siswa.
Sumber: Diolah dari berbagai sumber

Aktivitas yang berkaitan dengan kegiatan rutin adalah 40 aktivitas,

serta yang berkaitan dengan aktivitas pengembangan adalah sebanyak 11

aktivitas yang digambarkan dari 51 aktivitas yang ditelusuri, seperti pada

tabel 4.8 berikut:

Tabel 4.8
Aktivitas Pengembangan
41 Pengembangan instrumen Kegiatan pengembangan teknik
penilaian penilaian dalam rangka perubahan
ke arah yang lebih baik.
42 Pengadaan peralatan dan Pengadaan peralatan dan
perlengkapan perlengkapan ekskul/life skill dan
ekskul/lifeskil & olahraga peralatan dan perlengkapan olah
raga.
43 Pengadaan sarana asrama Biaya pengadaan sarana dan
prasarana asrama siswa.
44 Penambahan pemasangan Seluruh biaya yang dikeluarkan
jaringan komputer untuk pemasangan jaringan
komputer.
45 Pengadaan sarana dan Pembelian peralatan-peralatan
prasarana sekolah kebutuhan sekolah, seperti
kebutuhan sarana kurikulum,
kebutuhan kelas awal
tahun,kebutuhan kelas per semester,
kebutuhan guru, kebutuhan
kesiswaan, kebutuhan laboratorium,

83
kebutuhan perpustakaan,
pembuatan plakat, buku profil dan
kalender sekolah, dll.
46 Pengembangan pendidik Kegiatan dalam rangka
dan tenaga kependidikan meningkatkan kompetensi guru
melalui training, workshop, seminar
dan pemberian beasiswa guru untuk
S2.
47 Pengembangan budaya Pembuatan slogan motivasi di
dan lingkungan lingkungan sekolah, pengadaan
alat-alat kebersihan, penanaman
pohon lindung serta pengembangan
taman sekolah dalam rangka
pemeliharaan kebersihan
lingkungan dan penghijauan.
48 Pembangunan Penambahan gedung sekolah
49 Asuransi gedung Biaya asuransi gedung sekolah.
50 Investasi: penambahan Seluruh biaya pembelian dan
lahan pembukaan lahan baru.
51 Biaya tidak langsung Seperti biaya guru honor, kelebihan
pada madrasah jam mengajar guru dan biaya
lembur yang seluruhnya di
kategorikan ke biaya tidak langsung
pada madrasah.

Sumber: Diolah dari berbagai sumber

2. Identifikasi Cost Object, Direct Labor Cost, Direct Mateial Cost dan

Overhead Cost

Dari pengamatan dan hasil identifikasi data diperoleh hasil berikut

berkenaan dengan Cost Object, Direct Labor Cost, Direct Material Cost

dan Overhead Cost pada tabel 4.7 dibawah ini:

84
Tabel 4.9
Penetapan Cost Object, Direct Labor Cost, Direct Material Cost dan
Overhead Cost

Penetapan Deskripsi Keterangan


Cost Object Yaitu produk berupa Biaya pendidikan.
pelayanan yang
diberikan sekolah.
Direct Labor Yaitu biaya orang atau Biaya gaji dan
Cost personel yang terlibat Pengembangan tenaga
langsung dalam Pendidik dan Kependidikan.
kegiatan pendidikan.
Direct Yaitu biaya bahan
Pengadaan Alat dan Bahan
Material Cost langsung yang
Habis Pakai, Alat Tulis
digunakan dikonsumsi
Kantor/ATK dan biaya menu
dalam kegiatan
harian siswa.
pendidikan.
Overhead Yaitu biaya lain-lain Biaya pemeliharaan sarana
Cost selain biaya bahan prasarana, biaya perjalanan
baku langsung dan dinas, biaya pengadaan dan
biaya tenaga kerja perawatan bangunan dan
langsung yang tidak biaya lain-lain yang tidak
dapat secara langsung dapat ditelusuri secara
ditelusuri ke produk. langsung dampaknya pada
output.
Sumber: Diolah dari berbagai sumber

Pada penentuan Cost Object berkaitan dengan produk yang

dihasilkan oleh Perguruan Islam Ar-Risalah, yakni melahirkan lulusan

yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, serta disaat yang

bersamaan memiliki kepribadian yang religius dan berakhlak mulia.

Sedangkan penentuan komponen biaya berupa Biaya langsung

(Direct Material dan Direct Labor), berkaitan dengan biaya yang

dikeluarkan dalam rangka menghasilkan produk dalam bidang

pendidikan yakni peserta didik yang dinyatakan lulus. Direct Material

berupa biaya yang dikeluarkan untuk bahan-bahan yang diperlukan

dalam proses menghasilkan produk, yakni bahan-bahan yang digunakan

85
dalam kegiatan belajar mengajar disekolah. Sedangkan Direct Labor

berupa biaya yang dikeluarkan dalam rangka membayar Guru serta

karyawan yang berkaitan langsung dengan kegiatan pendidikan dan

proses pelayanan belajar mengajar.

Lain halnya dengan Biaya tidak langsung (Overhead Cost),

merupakan biaya yang dikeluarkan sekolah dalam rangka mendukung

kegiatan utama untuk menghasilkan produk (lulusan) berupa kegiatan

umum, administrasi dan rutin yang secara tidak langsung memberikan

kontribusi dalam menciptakan produk yang bermutu dan baik.

3. Identifikasi Expense Category, Cost Driver dan Cost Component

Dari pengamatan dan pengumpulan data diperoleh hasil identifikasi

expense category, cost driver dan cost component sebagai berikut:

Tabel 4.10
Penetapan Expense Category, Cost Driver dan Cost Component

Penetapan Deskripsi Keterangan


Expense Yaitu belanja 1. Belanja Rutin : belanja bahan habis
Category untuk pakai, belanja pegawai, langganan daya
membiayai jasa dan lainnya
kegiatan 2. Belanja Pengembangan : pengadaan
usaha perangkat pembelajaran, pengembangan
sekolah. SDM dan lain sebagainya
Cost Driver Yaitu faktor- Jumlah siswa, jumlah guru, jumlah
faktor yang penggunaan kertas, jumlah lokal yang
menyebabkan digunakan, frekuensi kegiatan,
perubahan frekuensi pemeliharaan, dan frekuensi
biaya perbaikan sarana dan prasarana
aktivitas.
Cost Yaitu pola Fixed Cost, misalnya gaj/ honorarium
Behaviour penyerapan insentif, langganan daya jasa dan lain-
biaya yang lain.
dipengaruhi Variable Cost, misalnya alat tulis
oleh jenis kantor, biaya penggandaan soal ujian
cost driver. dan lain sebagainya.

86
Terdiri atas
fixed cost
dan variabel
cost
Cost Yaitu Gaji/ honorarium, belanja pendidik dan
Component komponen tenaga kependidikan, keperluan harian
anggaran/bia kantor, langganan daya dan jasa,
ya yang perjalanan dinas, ujian, penerimaan
diserap oleh peserta didik baru, belanja alat tulis
suatu kantor dan sekolah, workshop
aktivitas kurikulum dan lain sebagainya.
Activity Yaitu satuan SMP-MA Perguruan Islam Ar-Risalah
Centre entitas
organisasi
dimana
aktivitas
berlangsung
Sumber: Diolah dari berbagai sumber

4. Pembentukkan model ABC yang dapat diterapkan dalam menghitung

Unit Cost biaya pendidikan di Perguruan Islam Ar-Risalah

Berdasarkan sejumlah tahapan yang telah didentifikasi dan dianalisa

dapat digambarkan bahwa aktivitas-aktivitas yang telah digambarkan

dalam definisi belanja rutin dan belanja pengembangan yang tergambar

pada 3 level aktivitas yang digambarkan di masing-masing Cost Driver

yang telah ditetapkan.

Berikut ini model yang dapat merepresentasikan proses integrasi

sistem akuntansi yang berbasis mata anggaran ke dalam aktivitas

ditunjukkan pada gambar berikut ini:

87
Gambar 4.2
Model Pembebanan Activities ke dalam Cost Object

ACTIVITIES EXPENDITURE COST OBJECT

Manajerial
Activities
Belanja
Cost Cost
Rutin
Component Driver
Core Pendidikan
Activities
Belanja
Pengembangan
Support
Activities

ABC Costing Activity Centre

ABC Costing

Sumber: Setyaningrum (2014: 70)

D. Aplikasi Model ABC

Dalam melaksanakan perancangan atas model ABC yang dapat diterapkan

di Perguruan Islam Ar-Risalah, maka akan dilaksanakan tahapan berikut:

1. Proses Bisnis Perguruan Islam Ar-Risalah

Tahap pertama yang dilakukan adalah menguraikan mengenai

aktivitas dan karakteristik proses bisnis di Perguruan Islam Ar-Risalah

yang berkaitan dengan cost driver terkait dengan proses kegiatan belajar

mengajar dan kegiatan penunjang pembelajaran lain yang ada di sekolah.

Berikut data yang berkaitan dengan cost driver penelitian ini. Data

yang digunakan yakni diperoleh untuk tahun ajaran 2013/2014 yakni:

88
a. Jumlah Siswa SMP dan MA Perguruan Islam Ar-Risalah

Data berikut ini adalah data jumlah siswa tingkat SMP dan MA

Perguruan Islam Ar-Risalah:

Tabel 4.11
Jumlah Siswa SMP Perguruan Islam Ar-Risalah

NO Kelas Jumlah Siswa


1 Kelas I 192
2 Kelas II 185
3 Kelas III 145
Total 522
Sumber: Data sekunder

Jumlah seluruh siswa SMP adalah 522 siswa yang terdiri dari 262

siswa putra dan 260 putri dan terbagi ke dalam 18 rombongan belajar

(rombel).

Tabel 4.12
Jumlah Siswa MA Perguruan Islam Ar-Risalah

NO Kelas Jumlah Siswa


1 Kelas X 121
2 Kelas XI 114
3 Kelas XII 95
Total 330
Sumber: Data sekunder

Jumlah seluruh siswa MA adalah 330 siswa yang terdiri dari 162

siswa putra dan 168 putri dan terbagi ke dalam 12 rombongan belajar

(rombel). Kelas X, XI, XII merupakan program penjurusan yang

terdiri atas Program IPA sebanyak 132 siswa dan Program MAK

sebanyak 198 siswa.

b. Jumlah Guru dan tenaga kependidikan, akan disajikan pada tabel 4.13

berikut:

89
Tabel 4.13
Jumlah Guru dan Karyawan

Daftar Nama Guru dan Daftar Nama Guru dan


No No
Karyawan SMP Karyawan MA
1 Amelia,SE 1 H.Dzul Adli,Lc,
2 Nofrita, S.Pd 2 H. Donis Satria,Lc.MA
3 Ali Usman, S.S.M.Pd 3 Aslam Hadi,Lc
4 Nila Reftria P 4 Layla Yusra,S.Si
5 Afriani Syaflorence, S.Pd 5 Hikmalyati,S.Pd
6 Herry Eko Jaya Putra, 6 Meli Farianti, S.S
S.Si
7 Syatri, SE 7 April Hidayat, Lc
8 Zubaidah 8 Rosi Fitria, S.Pd
9 Misda Juwita, S.Pd 9 Arbiansyah, S.Pd
10 Martin Saleha, S.Sos 10 Riza Elvera S.Pd
11 Maria Yosita, S.Pt 11 Emiria, S.Pd
12 Dita Andalia, A.Md. Keb 12 Falyastatu yunus, S.Pd
13 Dina Aprilliana, S.Sos 13 Siswati, S.S
14 Sularno,S.Kom 14 Melda Efendi, A.Md
15 Fitri Melya Rahmi, SEI 15 Evan Djohar,Lc
16 Rahmat Hidayat,ST 16 Muttaqin, Lc
17 Yovi Wilda Wahyuni, 17 Rifnaldi, A.Md. Keb
A.Md. Keb
18 Reni Aria Putri, A.Md 18 Silvia Afrigus, S.Pd
19 Ramadhona, S.Pt 19 Nurhasanah byf, S.Pd
20 Auliya Raflis, Lc 20 Desri Tisma, Bc
21 Junaedi Sawar, Lc 21 Fadil Maiseptian, S.SosI
22 Elvira Fadrin, S.Pd 22 Nurhamsi Deswila, S.PdI
23 Viska Satria, A.Md 23 Widia Ningsih, SEI
24 Mai Ifwarni,SE 24 Delfiati,S.Pd
25 Delly Saputra,S.Pd 25 Iwan Apriono, S.Si
26 Snorita Devi 26 Salfita Sari,SE
27 Annisatil Zakiyah, S.Pd 27 Taufik Qurrahman. S.Kom
28 Rian Monda Putra,Lc 28 Renti Gusti Mulia,S.Pd
29 Suci Mardiati ,S.Psi 29 Jalinurfia, A.Md
30 Elvi Marda Tesa, A.Md 30 Yet sudarsih, S.PdI
31 Minalti Silvilia, S.Pd 31 Harun Al Rasyid,Lc
32 Suci Hudalel, S.Pd 32 Nince, A.Md
33 Suci Febreta Sari, S.PdI
34 Andrean Ruseffendi
Sumber: Data Sekunder

90
Jumlah guru dan karyawa untuk tingkat SMP adalah 34 orang dan

untuk MA sebanyak 32 orang sehingga total guru dan karyawan

seluruhnya adalah 66 orang.

Diagram program yang diidentifikasi pada Perguruan Islam Ar-

Risalah untuk cost object digambarkan mulai dari pendaftaran peserta

didik baru sampai dengan perpisahan/wisuda kelulusan.Secara garis

besar cost object tersebut dapat digambarkan melalui diagram berikut:

Gambar 4.3
Diagram Cost Object

Penerimaan Masa
Program Ujian Tengah
Peserta Didik Orientasi KBM
Asrama Semester
Baru Siswa

Ujian Akhir
Ujian Tengah Kunjungan
KBM Semester KBM
Semester Edukatif
(UAS)

Ujian Akhir
Kunjungan Ujian
KBM Semester Tryout
Edukatif Sekolah
(UAS)

Perpisahan/ Praktek
Lapangan/ Ujian
Wisuda Khidmah Nasional
Kelulusan Ijtimaiyah
Sumber: Hasil interview

2. Transformasi Mata Anggaran Belanja dari Laporan Keuangan ke

dalam Aktivitas

Tahap kedua adalah mentransformasi mata anggaran belanja dari

laporan keuangan Perguruan Islam Ar-Risalah tahun ajaran 2013/2014 ke

dalam aktivitas yang telah diidentifikasi sebelumnya. Tujuan

dilakukannya transformasi adalah untuk mempermudah identifikasi nilai

91
belanja aktivitas yang terkait dengan mata anggaran tertentu yang

menghasilkan nilai nominal pengeluaran dana. Berikut matriks secara

umum yang dapat ditampilkan:

Tabel 4.14
Matriks Expense-Activity Dependent
NO AKTIVITAS TOTAL
1 Kegiatan penerimaan siswa baru 62.500.000
2 Pelaksanaan MOS 11.000.000
3 Pembinaan dan kegiatan BES-AR 8.800.000
4 Bimbingan belajar reguler siswa 28.800.000
5 Kegiatan remedial teaching 6.750.000
6 Ekstrakurikuler 37.760.000
7 Life skill 10.560.000
8 Kunjungan edukatif siswa 108.600.000
9 Khidmah ijtimaiyah/ praktek lapangan 30.000.000
10 Ujian-ujian dan pelaporan nilai akhlak 36.750.000
11 Penyelenggaraan lomba-lomba 35.410.000
12 Apresiasi siswa 15.470.000
13 Study club 28.000.000
14 Peringatan hari besar nasional 1.500.000
15 Training kedisiplinan untuk siswa baru 3.000.000
16 Training motivasi dan metode belajar efektif 8.400.000
siswa
17 Pengadaan ATK sekolah 69.960.000
18 Menu harian siswa 2.938.222.860
19 Jasa laundry 172.800.000
20 Pengembangan tahfidz siswa 5.000.000
21 Gaji dan tunjangan guru dan karyawan 2.808.478.000
22 Supervisi 2.760.000
23 Lokakarya awal tahun 8.000.000
24 Penyusunan RKS dan RKAS 1.000.000
25 Rapat dengan komite sekolah 1.045.000
26 Evaluasi triwulan program kerja 7.000.000
27 Pembekalan dan orientasi internal kepala 8.000.000
sekolah
28 Silaturrahim dengan komite sekolah 11.250.000
29 Transportasi dan perjalanan dinas 43.725.000
30 Biaya rapat dan tamu 11.845.000
31 Biaya daya dan jasa 240.000.000

92
32 Pemeliharaan sarana dan prasarana 24.340.000
33 Bantuan studi siswa 247.338.000
34 Bantuan uang pembangunan 13.525.000
35 Biaya penggandaan 43.600.000
36 Bahan bakar mesin 4.500.000
37 Instalasi air dan listrik 3.000.000
38 Program adwiyata sekolah 11.000.000
39 Patroli keamanan sekolah 590.000
40 Pengadaan perangkat pembelajaran 9.345.000
41 Pengembangan instrumen penilaian 1.500.000
42 Pengadaan peralatan dan perlengkapan 8.300.000
ekskul/lifeskil & olahraga
43 Pengadaan sarana asrama 721.000.000
44 Penambahan pemasangan jaringan komputer 500.000
45 Pengadaan sarana dan prasarana sekolah 111.319.300
46 Pengembangan pendidik dan tenaga 140.900.000
kependidikan
47 Pengembangan budaya dan lingkungan 29.315.200
48 Pembangunan 1.760.400.000
49 Asuransi gedung 25.000.000
50 Investasi: penambahan lahan 1.132.661.640
51 Biaya tidak langsung pada madrasah 12.000.000
Total 11.062.520.000
Sumber: Data laporan Keuangan SMP dan MA

3. Alokasi Activity Overhead Cost sesuai Model ABC

Tahap ketiga yaitu alokasi overhead cost disesuaikan dengan model

ABC. Setelah mengetahui aktivitas yang terjadi pada tahun anggaran

2013/2014, maka selanjutnya akan diidentifikasi cost driver apa saja

yang terkait pada aktivitas. Identifikasi cost driver dilakukan melalui

wawancara dan observasi. Prinsip pemilihan cost driver yakni dengan

dasar kemudahan dan ketersediaan data.

Berdasarkan data yang ada dilakukan pengalokasian penyerapan

biaya overhead (overhead activity cost) sesuai aktivitas hasil

93
rekonstruksi. Pengalokasian mata anggaran pada aktivitas yang ada

dilakukan dengan menghitung proporsi aktivitas terhadap mata anggaran

yang ada kemudian mencari nilai nominal dari aktivitas tersebut.

Alokasi biaya overhead pada Perguran Islam Ar-Risalah meliputi 2

komponen, yakni:

a. Overhead gabungan, dimana aktivitas overhead antara tingkat SMP

dan MA Perguruan Islam Ar-Risalah digabung seperti aktivitas

overhead pada pengadaan peralatan dan perlengkapan

ekskul/lifeskill dan alat-alat olahraga, pengadaan sarana dan

prasarana sekolah, asuransi gedung, kegiatan lokakarya awal tahu,

penyusunan RKS dan RKAS, rapat dengan komite sekolah, evaluasi

triwulan program kerja, pemeliharaan sarana dan prasarana, instalasi

air dan listrik, program adwiyata sekolah dll.

b. Overhead yang dilaksakan pada masing-masing tingkat SMP dan

MA Perguruan Islam Ar-Risalah.

4. Perhitungan Direct Labor Cost, Direct Material Cost dan Overhead

Cost pada Perguruan Islam Ar-Risalah

Setelah penentuan model overhead cost kemudian dilanjutkan

dengan perhitungan menentukan besarnya Direct Labor Cost, Direct

Material dan Overhead Cost pada pengelolaan pelayanan di Perguruan

Islam Ar-Risalah.

94
a. Perhitungan Direct Labor Cost

Perhitungan Direct Labour Cost yang diketahui terdiri atas seluruh

pengeluaran yang berkaitan dengan biaya langsung di Perguruan Islam

Ar-Risalah yang terdiri atas gaji dan tunjangan guru dan karyawan dan

seluruh biaya pengembangan pendidik dan tenaga pendidik. Jumlah

Direct Labour Cost akan disajikan pada tabel berikut:

Tabel 4.15
Direct Labor Cost

No AKTIVITAS SMP MA Jumlah (Rp)


1. • Gaji dan
tunjangan guru 1.675.000.000 1.133.478.000 2.808.478.000
dan karyawan
2 • Pengembangan
pendidik dan 62.300.000 78.600.000 140.900.000
tenaga
kependidikan
Total 2.949.378.000
Sumber: Data laporan keuangan SMP dan MA

b. Perhitungan Direct Material Cost

Sama halnya dengan Perhitungan Direct Labor Cost, bahwa

perhitungan Direct Material Cost juga berkaitan dengan seluruh

pengeluaran sekolah yang berkaitan dengan biaya bahan langsung

yang terdiri atas pengadaan ATK sekolah dan biaya menu harian

siswa yang akan disajikan pada tabel berikut:

Tabel 4.16
Direct Material Cost
No AKTIVITAS SMP MA Jumlah (Rp)
1. • Menu harian
siswa 1.910.002.500 1.028.220.360 2.938.222.860
2 • Pengadaan
ATK sekolah 29.060.000 40.900.000 69.960.000
Total 3.008.182.860
Sumber: Data laporan keuangan SMP dan MA

95
c. Perhitungan Overhead Cost

Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya bahwa Overhead Cost

yang ada di Perguruan Islam Ar-Risalah berasal dari aktivitas

gabungan dan aktivitas Overhead yang terpisah antara SMP dan MA

seperti yang akan digambarkan berikut ini:

Tabel 4.17
Overhead Cost

NO AKTIVITAS Overhead TOTAL


SMP MA
Kegiatan penerimaan
1 siswa baru 45.000.000 17.500.000 62.500.000
2 Pelaksanaan MOS 5.000.000 6.000.000 11.000.000
3 Pembinaan dan kegiatan
BES-AR 6.000.000 2.800.000 8.800.000
4 Bimbingan belajar reguler
siswa 14.400.000 14.400.000 28.800.000
5 Kegiatan remedial
teaching 4.050.000 2.700.000 6.750.000
6 Ekstrakurikuler 18.400.000 19.360.000 37.760.000
7 Life skill 4.400.000 6.160.000 10.560.000
8 Kunjungan edukatif siswa 73.350.000 35.250.000 108.600.000
9 Khidmah ijtimaiyah/
praktek lapangan 15.000.000 15.000.000 30.000.000
10 Ujian-ujian dan pelaporan
nilai akhlak 27.000.000 9.750.000 36.750.000
11 Penyelenggaraan lomba-
lomba 24.210.000 11.200.000 35.410.000
12 Apresiasi siswa 6.290.000 9.180.000 15.470.000
13 Study club 13.000.000 15.000.000 28.000.000
14 Peringatan hari besar
nasional 500.000 1.000.000 1.500.000
15 Training kedisiplinan
untuk siswa baru 1.000.000 2.000.000 3.000.000
16 Training motivasi dan
metode belajar efektif
siswa 2.400.000 6.000.000 8.400.000
17 Jasa laundry 172.800.000 0 172.800.000
18 Pengembangan tahfidz
siswa 5.000.000 0 5.000.000
19 Supervisi 1.560.000 1.200.000 2.760.000

96
20 Lokakarya awal tahun 8.000.000 0 8.000.000
21 Penyusunan RKS dan
RKAS 1.000.000 0 1.000.000
22 Rapat dengan komite
sekolah 1.045.000 0 1.045.000
23 Evaluasi triwulan
program kerja 7.000.000 0 7.000.000
24 Pembekalan dan
orientasi internal kepala
sekolah 8.000.000 0 8.000.000
25 Silaturrahim dengan
komite sekolah 11.250.000 0 11.250.000
26 Transportasi dan
perjalanan dinas 34.550.000 9.175.000 43.725.000
27 Biaya rapat dan tamu 1.500.000 10.345.000 11.845.000
28 Biaya daya dan jasa 159.000.000 81.000.000 240.000.000
29 Pemeliharaan sarana dan
prasarana 24.340.000 0 24.340.000
30 Bantuan studi siswa 141.588.000 105.750.000 247.338.000
31 Bantuan uang
pembangunan 4.700.000 8.825.000 13.525.000
32 Biaya penggandaan 23.400.000 20.200.000 43.600.000
33 Bahan bakar mesin 4.500.000 0 4.500.000
34 Instalasi air dan listrik 3.000.000 0 3.000.000
35 Program adwiyata
sekolah 11.000.000 0 11.000.000
36 Patroli keamanan
sekolah 590.000 0 590.000
37 Pengadaan perangkat
pembelajaran 6.285.000 3.060.000 9.345.000
38 Pengembangan
instrumen penilaian 1.500.000 0 1.500.000
39 Pengadaan peralatan dan
perlengkapan
ekskul/lifeskil &
olahraga 8.300.000 0 8.300.000
40 Pengadaan sarana
asrama 365.000.000 356.000.000 721.000.000
41 Penambahan
pemasangan jaringan
komputer 500.000 0 500.000
42 Pengadaan sarana dan
prasarana sekolah 111.319.300 0 111.319.300
43 Pengembangan budaya
dan lingkungan 26.315.200 3.000.000 29.315.200

97
44 Pembangunan 985.000.000 775.400.000 1.760.400.000
45 Asuransi gedung 25.000.000 0 25.000.000
46 Investasi: penambahan
lahan 975.000.000 157.661.640 1.132.661.640
47 Biaya tidak langsung
pada madrasah 0 12.000.000 12.000.000
Total 3.388.042.500 1.716.916.640 5.104.959.140
Sumber: Data laporan keuangan SMP dan MA

Nilai yang didapat dari overhead diatas adalah nilai yang dihitung

berdasarkan proporsi sebagai pengganti cost driver yang belum

diketahui. Metode penentuan faktor proporsi ini adalah sebagai

berikut:

a. Cost Driver jumlah siswa di tingkat SMP dan MA. Faktor

ini untuk menentukan konversi biaya yang diserap oleh

produk (siswa) pada kegiatan utama proses belajar mengajar.

b. Cost Driver frekuensi kegiatan, perbaikan atau pemeliharaan

untuk menentukan konversi biaya overhead yang tidak

diserap langsung oleh produk (siswa) oleh karena frekuensi

kegiatan adalah cost driver yang paling mudah ditelusuri.

Selain kedua cost driver tersebut terdapat beberapa cost driver

yang digunakan dalam penyelesaian perhitungan overhead cost yang

akan digambarkan pada tiap rincian aktivitas berikut:

98
Tabel 4.18
Total Cost Driver

No Aktivitas Cost Driver Driver Jumlah


SMP MA
1 Kegiatan penerimaan Jumlah siswa 192 121 313
siswa baru kls 1
2 MOS Jumlah siswa 192 121 313
kls 1
3 Pembinaan dan Jumlah siswa 522 330 852
kegiatan BES-AR
4 Belajar reguler Jumlah siswa 522 330 852
5 Remedial teaching Frekuensi
Kegiatan 90 90 180
6 Ekstrakurikuler Frekuensi
kegiatan 330 572 902
7 Life skill Frekuensi 176
kegiatan 66 110
8 Kunjungan edukatif Jumlah siswa 522 235 852
9 Khidmah ijtimaiyah/ Jumlah siswa 145 95 240
praktek lapangan kls 3
10 Ujian dan pelaporan Jumlah siswa 522 330 852
nilai akhlak
11 Penyelenggaraan Frekuensi 28 18 46
lomba-lomba kegiatan
12 Apresiasi siswa Jumlah siswa 522 330 852
13 Study club Jumlah
pembimbing 16 5 21
14 Peringatan hari besar Frekuensi
nasional kegiatan 1 1 2
15 Training kedisiplinan Jumlah siswa 192 121 313
siswa baru kls 1
16 Training motivasi dan
metode belajar efektif Jumlah siswa 522 330 852
siswa
17 Pengadaan ATK Jumlah siswa 522 330 852
sekolah
18 Menu harian siswa Jumlah siswa 522 330 852
19 Jasa laundry Jumlah siswa
kls 1 SMP 192 - 192
20 Pengembangan tahfidz Jumlah siswa 522 330 852
siswa
21 Gaji dan tunjangan Jumlah guru
guru dan karyawan dan karyawan 34 32 66
22 Supervisi Frekuensi
kegiatan 24 24 48
23 Lokakarya awal tahun Frekuensi
kegiatan 1 1 2
24 Penyusunan RKS dan Frekuensi
RKAS kegiatan 1 1 2
25 Rapat dengan komite Fekuensi
sekolah kegiatan 1 1 2
26 Evaluasi triwulan Frekuensi
program kerja kegiatan 4 4 8

99
27 Pembekalan dan Frekuensi
orientasi internal kegiatan 1 1 2
kepala sekolah
28 Silaturrahim dengan Frekuensi
komite sekolah kegiatan 1 1 2
29 Transportasi dan Jumlah siswa 522 330 852
perjalanan dinas
30 Biaya rapat dan tamu Jumlah siswa 522 330 852
31 Biaya daya dan jasa Jumlah siswa 522 330 852
32 Pemeliharaan sarana Frekuensi
dan prasarana pemeliharaan 12 12 24
33 Bantuan studi siswa Jumlah
penerima 33 23 56
34 Bantuan uang Jumlah siswa 522 330 852
pembangunan
35 Biaya penggandaan Jumlah siswa 522 330 852
36 Bahan bakar mesin Jumlah siswa 522 330 852
37 Instalasi air dan listrik Frekuensi 12 12 24
kegiatan
38 Program adwiyata Frekuensi 12 12 24
sekolah kegiatan
39 Patroli keamanan Jumlah siswa 522 330 852
sekolah
40 Pengadaan perangkat Jumlah siswa 522 330 852
pembelajaran
41 Pengembangan Frekuensi 1 1 2
instrumen penilaian kegiatan
42 pengadaan peralatan
dan perlengkapan Jumlah siswa 522 330 852
ekskul/lifeskil &
olahraga
43 Pengadaan sarana Jumlah siswa 522 330 852
asrama
44 Penambahan
pemasangan jaringan Jumlah siswa 522 330 852
komputer
45 Pengadaan sarana dan Jumlah siswa
prasarana sekolah 522 330 852
46 Pengembangan Jumlah guru
pendidik dan tenaga dan karyawan 34 32 66
kependidikan
47 Pengembangan budaya Jumlah siswa 522 330 852
dan lingkungan
48 Pembangunan Jumlah siswa 522 330 852
49 Asuransi gedung Jumlah siswa 522 330 852
50 Investasi: Penambahan Jumlah siswa 522 330 852
lahan
51 Biaya tidak langsung Frekuensi 12 - 12
pada madrasah kegiatan
Sumber: Diolah dari data sekunder

100
5. Cost Per Unit Tingkat SMP dan MA Perguruan Islam Ar-Risalah

a. SMP

Cost/Unit untuk siswa tingkat SMP Perguruan Islam Ar-Risalah

akan disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 4.19
Perhitungan Cost/Unit SMP Perguruan Islam Ar-Risalah

Indikator Biaya
No Aktivitas Jumlah
DL DM OH
1 Kegiatan - - 38.125.000 38.125.000
penerimaan siswa
baru
2 MOS - - 6.710.000 6.710.000
3 Pembinaan dan - - 5.368.000 5.368.000
kegiatan BES-AR
4 Belajar reguler - - 17.568.000 17.568.000
5 Remedial teaching - - 3.375.000 3.375.000
6 Ekstrakurikuler - - 13.971.200 13.971.200
7 Life skill - - 4.012.800 4.012.800
8 Kunjungan edukatif - - 66.246.000 66.246.000
9 Khidmah - - 18.000.000 18.000.000
ijtimaiyah/praktek
lapangan
10 Ulangan/ujian dan - - 22.417.500 22.417.500
penilaian
11 Penyelenggaraan - - 21.600.100 21.600.100
lomba-lomba
12 Apresiasi siswa - - 9.436.700 9.436.700
13 Study club - - 21.280.000 21.280.000
14 Peringatan hari - - 750.000 750.000
besar nasional
15 Training - - 1.830.000 1.830.000
kedisiplinan siswa
baru
16 Training motivasi - - 5.124.000 5.124.000
dan metode belajar
efektif siswa
17 Pengadaan ATK - 42.675.600 - 42.675.600
sekolah
18 Menu harian siswa - 1.792.315.945 - 1.792.315.945
19 Jasa laundry - - 172.800.000 172.800.000
20 Pengembangan - - 3.050.000 3.050.000
tahfidz siswa
21 Gaji dan tunjangan 1.460.408.560 - - 1.460.408.560
guru dan karyawan
22 Supervisi - - 1.380.000 1.380.000
23 Lokakarya awal
tahun - - 4.000.000 4.000.000

101
24 Penyusunan RKS - - 500.000 500.000
dan RKAS
25 Rapat dengan 522.500 522.500
komite sekolah
26 Evaluasi triwulan - - 3.500.000 3.500.000
program kerja
27 Pembekalan dan - - 4.000.000 4.000.000
orientasi internal
kepala sekolah
28 Silaturrahim - - 5.625.000 5.625.000
dengan komite
sekolah
29 Transportasi dan - - 26.672.250 26.672.250
perjalanan dinas
30 Biaya rapat dan - - 7.225.450 7.225.450
tamu
31 Biaya daya dan jasa - - 146.400.000 146.400.000
32 Pemeliharaan - - 12.170.000 12.170.000
sarana dan
prasarana
33 Bantuan studi siswa - - 145.929.420 145.929.420
34 Bantuan uang 439.810.000 439.810.000
pembangunan
35 Biaya penggandaan 26.596.000 26.596.000
36 Bahan bakar mesin 2.745.000 2.745.000
37 Instalasi air dan 1.500.000 1.500.000
listrik
38 Program adwiyata 5.500.000 5.500.000
sekolah
39 Patroli keamanan - - 359.900 359.900
sekolah
40 Pengadaan - - 5.700.450 5.700.450
perangkat
pembelajaran
41 Pengembangan 750.000 750.000
instrumen penilaian
42 Pengadaan 5.063.000 5.063.000
peralatan dan
perlengkapan
ekskul/lifeskil &
olahraga
43 Pengadaan sarana - - 439.810.000 439.810.000
asrama
44 Penambahan 305.000 305.000
pemasangan
jaringan komputer
45 Pengadaan sarana - - 67.904.773 67.904.773
dan prasarana
sekolah
46 Pengembangan 73.268.000 - - 73.268.000
tenaga pendidik dan
kependidikan
47 Pengembangan

102
budaya dan - - 17.882.272 17.882.272
lingkungan
48 Pembangunan - - 1.073.844.000 1.073.844.000
49 Asuransi gedung - - 15.250.000 15.250.000
50 Investasi: - - 690.923.600 690.923.600
Penambahan lahan
51 Biaya tidak - - -
langsung
TOTAL 1.533.676.560 1.834.991.545 3.583.532.915 6.952.201.020
Jumlah Siswa 522 Cost/Unit 13.318.392,76
Sumber: Diolah dari data sekunder

Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa biaya yang dikeluarkan

untuk tingkat SMP adalah Direct Labor (DL) sebesar

Rp1.533.676.560,- Direct Material (DM) sebesar Rp 1.834.991.545,-

dan Overhead (OH) sebesar Rp 3.583.532.915,-. Perhitungan

overhead cost untuk aktivitas pertama yakni penerimaan siswa baru

dihitung dari perkalian antara proporsi siswa kelas satu SMP pada

lampiran 6 dengan total beban berdasarkan aktivitas untuk kegiatan

penerimaan siswa baru pada tabel 4.14, begitu juga untuk perhitungan

aktivitas kedua kegiatan MOS dihitung dari perkalian antara proporsi

siswa kelas satu SMP pada lampiran 6 dengan total beban berdasarkan

aktivitas untuk kegiatan MOS pada tabel 4.14 dan begitu seterusnya

untuk perhitungan aktivitas-aktivitas selanjutnya.

Jumlah siswa tingkat SMP adalah 522 siswa dengan total

pengeluaran sebesar Rp 6.952.201.020,- sehingga cost per unit untuk

tingkat SMP sebesar Rp 13.318.393,- per siswa per tahun atau sebesar

Rp 1.109.866,- per siswa per bulan.

103
b. MA

Cost/Unit untuk siswa MA Perguruan Islam Ar-Risalah akan

disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 4.20
Perhitungan Cost/Unit MA Perguruan Islam Ar-Risalah
Indikator Biaya
No Aktivitas Jumlah
DL DM OH
1 Kegiatan - - 24.375.000 24.375.000
penerimaan siswa
baru
2 MOS - - 4.290.000 4.290.000
3 Pembinaan dan - - 3.432.000 3.432.000
kegiatan BES-AR
4 Belajar reguler - - 11.232.000 11.232.000
5 Remedial teaching - - 3.375.000 3.375.000
6 Ekstrakurikuler - - 23.788.800 23.788.800
7 Life skill - - 6.547.200 6.547.200
8 Kunjungan edukatif - - 42.354.000 42.354.000
9 Khidmah - - 12.000.000 12.000.000
ijtimaiyah/praktek
lapangan
10 Ulangan/ujian dan - - 14.332.500 14.332.500
penilaian
11 Penyelenggaraan - - 13.809.900 13.809.900
lomba-lomba
12 Apresiasi siswa - - 6.033.300 6.033.300
13 Study club - - 6.720.000 6.720.000
14 Peringatan hari - - 750.000 750.000
besar nasional
15 Training - - 1.170.000 1.170.000
kedisiplinan siswa
baru
16 Training motivasi - - 3.276.000 3.276.000
dan metode belajar
efektif siswa
17 Pengadaan ATK - 27.284.400 - 27.284.400
sekolah
18 Menu harian siswa - 1.145.906.915 - 1.145.906.915
19 Jasa laundry - - - -
20 Pengembangan - - 1.950.000 1.950.000
tahfidz siswa
21 Gaji dan tunjangan 1.348.069.440 - - 1.348.069.440
guru dan karyawan
22 Supervisi - - 1.380.000 1.380.000
23 Lokakarya awal - - 4.000.000 4.000.000
tahun
24 Penyusunan RKS - - 500.000 500.000
dan RKAS
25 Rapat dengan 522.500 522.500
komite sekolah

104
26 Evaluasi triwulan - - 3.500.000 3.500.000
program kerja
27 Pembekalan dan - - 4.000.000 4.000.000
orientasi internal
kepala sekolah
28 Silaturrahim - - 5.625.000 5.625.000
dengan komite
sekolah
29 Transportasi dan - - 17.052.750 17.052.750
perjalanan dinas
30 Biaya rapat dan - - 4.619.550 4.619.550
tamu
31 Biaya daya dan jasa - - 93.600.000 93.600.000
32 Pemeliharaan - - 12.170.000 12.170.000
sarana dan
prasarana
33 Bantuan studi siswa - - 101.408.580 101.408.580
34 Bantuan uang 281.190.000 281.190.000
pembangunan
35 Biaya penggandaan 17.004.000 17.004.000
36 Bahan bakar mesin 1.755.000 1.755.000
37 Instalasi air dan 1.500.000 1.500.000
listrik
38 Program adwiyata 5.500.000 5.500.000
sekolah
39 Patroli keamanan - - 230.100 230.100
sekolah
40 Pengadaan - - 3.644.550 3.644.550
perangkat
pembelajaran
41 Pengembangan 750.000 750.000
instrumen penilaian
42 Pengadaan 3.237.000 3.237.000
peralatan dan
perlengkapan
ekskul/lifeskil &
olahraga
43 Pengadaan sarana - - 281.190.000 281.190.000
asrama
44 Penambahan 195.000 195.000
pemasangan
jaringan komputer
45 Pengadaan sarana - - 43.414.527 43.414.527
dan prasarana
sekolah
46 Pengembangan 67.632.000 - - 67.632.000
tenaga pendidik dan
kependidikan
47 Pengembangan - - 11.432.928 11.432.928
budaya dan
lingkungan
48 Pembangunan - - 686.556.000 686.556.000
49 Asuransi gedung - - 9.750.000 9.750.000
50 Investasi: - - 441.738.040 441.738.040

105
Penambahan lahan
51 Biaya tidak - - 12.000.000 12.000.000
langsung
TOTAL 1.415.701.440 1.173.191.315 2.228.901.225 4.817.793.980
Jumlah Siswa 330 Cost/Unit 14.599.375,7
Sumber: Diolah dari data sekunder

Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa biaya yang dikeluarkan

untuk MA adalah untuk Direct Labor (DL) sebesar Rp1.415.701.440,-

Direct Material (DM) sebesar Rp 1.173.191.885,- dan Overhead (OH)

sebesar Rp 2.228.901.225,-. Perhitungan overhead cost untuk aktivitas

pertama yakni penerimaan siswa baru dihitung dari perkalian antara

proporsi siswa kelas satu MA pada lampiran 6 dengan total beban

berdasarkan aktivitas untuk kegiatan penerimaan siswa baru pada

tabel 4.14, begitu juga untuk perhitungan aktivitas kedua kegiatan

MOS dihitung dari perkalian antara proporsi siswa kelas satu MA

pada lampiran 6 dengan total beban berdasarkan aktivitas untuk

kegiatan MOS pada tabel 4.14 dan begitu seterusnya untuk

perhitungan aktivitas-aktivitas selanjutnya.

Jumlah siswa untuk tingkat MA adalah 330 siswa dengan total

pengeluaran sebesar Rp 4.817.793.980,- sehingga cost per unit untuk

tingkat MA sebesar Rp 14.599.376,- per siswa per tahun atau sebesar

Rp 1.216.615,- per siswa per bulan.

106
Tabel 4.21
Rekapitulasi Cost/Unit SMP-MA Perguruan Islam Ar-Risalah

Jmlh Cost/siswa Cost/


No Ting DL DM OH Total Siswa per tahun siswa per
kat bulan

1 SMP 1.533.676.560 1.834.991.545 3.583.532.915 6.952.201.020 522 13.318.392,76 1.109.866

2 MA 1.415.701.440 1.173.191.315 2.228.901.225 4.817.793.980 330 14.599.375,7 1.216.615


Sumber: Diolah dari data sekunder

E. Perbandingan Perhitungan Biaya Menggunakan Metode ABC Dengan

Metode Tradisional yang Diterapkan Saat ini (Existing) di Perguruan

Islam Ar-Risalah

Untuk membandingkan perhitungan biaya menggunakan metode ABC

dengan metode tradisional, dapat ditelusuri mulai dengan menghitung total

penerimaan tahun berjalan masing-masing tingkat SMP dan MA sebagaimana

yang digambarkan pada tabel berikut:

Tabel 4.22
Total Penerimaan
SMP MA

Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Rp. 345.060.000 Rp. 187.940.000


Bantuan Sekolah Berbasis Pesantren
(SBP) Rp. 100.000.000 -
Pendaftaran siswa baru Rp. 90.375.000 Rp. 9.750.000
Pendapatan Awal Tahun ajaran Rp. 1.087.630.000 Rp. 537.575.000
SPP Rp. 5.265.600.000 Rp. 3.180.200.000
Iuran Kunjungan Edukatif Rp. 78.300.000 Rp. 35.250.000
Bantuan Orang Tua Asuh Rp. 97.440.000 Rp. 47.400.000
Total Penerimaan Rp. 7.064.405.000 Rp. 3.998.115.000
Sumber: Data laporan keuangan SMP dan MA

Sumber penerimaan untuk tingkat SMP terdiri dari dana BOS, Bantuan

Sekolah Berbasis Pesantren, Iuran Orang Tua, Iuran Kunjungan Edukatif dan

107
Sumbangan Orang Tua Siswa dengan total penerimaan sebesar

Rp7.064.405.000,- sedangkan untuk tingkat MA terdiri dari dana BOS, Iuran

Orang Tua, Iuran Kunjungan Edukatif dan Sumbangan Orang Tua Siswa

dengan total penerimaan Rp 3.998.115.000,-.

Kemudian menghitung total pengeluaran untuk masing-masing tingkat

berdasarkan metode tradisional dan ABC. Tabel berikut adalah total

pengeluaran dari kedua metode, yakni:

Tabel 4.23
Total Pengeluaran
SMP MA

Tradisional Rp. 7.064.405.000 Rp. 3.998.115.000

ABC Rp. 6.952.201.020 Rp. 4.817.793.980

Sumber: Diolah dari data sekunder

Total Biaya berdasarkan metode tradisional (existing) adalah sebesar

Rp7.064.405.000,- untuk tingkat SMP dan Rp 3.998.115.000,- untuk tingkat

MA seperti yang ditunjukkan pada lampiran 8. Bila dihitung menggunakan

metode ABC maka total biaya untuk tingkat SMP yakni sebesar

Rp6.952.201.020,- dan untuk tingkat MA sebesar Rp 4.817.793.980,-.

Perhitungan untuk metode ABC sebelumnya telah dilakukan pada tabel 4.19

dan 4.20.

Selanjutnya unit cost per siswa dapat dihitung dan diperbandingkan

dengan cara membagi total pengeluaran dari kedua metode tradisional dan

ABC dengan jumlah siswa pada masing-masing tingkat SMP dan MA seperti

pada tabel berikut ini:

108
Tabel 4.24
Perbandingan Biaya Per unit
ABC Tradisional
Total Pengeluaran
SMP Rp 6.952.201.020 Rp 7.064.405.000
MA Rp 4.817.793.980 Rp 3.998.115.000
Jumlah Siswa
SMP 522 522
MA 330 330
Biaya per unit siswa
SMP Rp 13.318.392,76 Rp 13.533.342,91
MA Rp 14.599.375,70 Rp 12.115.500,00
Biaya per unit per bulan
SMP Rp 1.109.866 Rp 1.127.779
MA Rp 1.216.615 Rp 1.009.625
Sumber: Diolah dari data sekunder

Dari tabel di atas diketahui bahwa biaya unit cost per bulan siswa untuk

tingkat SMP dengan metode ABC adalah sebesar Rp. 1.109.866,- dan untuk

MA sebesar Rp. 1.216.615,- sedangkan bila dihitung menggunakan metode

tradisional biaya unit cost untuk tingkat SMP adalah Rp. 1.127.779,- dan

untuk MA sebesar Rp. 1.009.625,-. Dengan demikian, telah terjadi overcosted

untuk SMP sebesar Rp. 17.913,- dan undercosted untuk tingkat MA sebesar

Rp. 206.990,- bila dihitung berdasarkan aktivitas yang dilakukan.

109
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk merancang model pengalokasian biaya

berbasis Activity Based Costing berdasarkan proses bisnis dan aktivitas

teridentifikasi di SMP-MA Perguruan Islam Ar-Risalah, mengetahui besarnya

biaya pendidikan per siswa serta membandingkan antara perhitungan biaya

menggunakan metode ABC dengan metode yang diterapkan saat ini di

Perguruan Islam Ar-Risalah Padang. Berdasarkan pada data yang telah

dikumpulkan dan analisis yang telah dilakukan, maka dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut:

1. Perguruan Islam Ar-Risalah merupakan sekolah swasta yang menerapkan

standar pembiayaan sendiri. Lembaga ini dengan konsep otonomi sekolah

mengatur jenis pembiayaan, sumber pembiayaan dan program pembiayaan

sendiri. Diantara kebijakan yang diatur sekolah terkait dengan manajemen

keuangan di sekolah, yakni: (a) Perencanaan dan penganggaran, (b)

Pelaksanaan dan pengelolaan, (c) Pertanggungjawaban pelaksanaan

anggaran, (d) Sistem akuntansi dan pelaporan, serta (e) Pengawasan

keuangan.

2. Dari hasil analisa aktivitas per masing-masing komponen biaya yakni

untuk biaya rutin dan biaya pengembangan yang diidentifikasi dari 3 jenis

110
proses yaitu proses manajerial, proses utama dan proses pendukung

sehingga menghasilkan 51 aktivitas utama. Hasil perancangan model ABC

telah mengidentifikasikan aktivitas-aktivitas tersebut yang dapat mewakili

seluruh pelaksanaan operasional dan pengembangan di SMP dan MA

Perguruan Islam Ar-Risalah dengan menghasilkan nilai total direct labor

cost yang diserap oleh aktivitas belajar mengajar sebagai cost object

adalah sebesar Rp2.949.378.000,- total direct material cost sebesar

Rp3.008.182.860,- dan total overhead cost sebesar Rp 5.104.959.140,- dari

data keuangan sumber penerimaan dana BOS, SBP, pendaftaran siswa

baru, pendapatan awal tahun, SPP, iuran kunjungan edukatif dan bantuan

orang tua asuh.

3. Dari hasil aplikasi perhitungan besaran biaya pendidikan dengan

menggunakan metode ABC, diketahui bahwa biaya pendidikan untuk SMP

sebesar Rp13.318.392,76,- per siswa per tahun atau sebesar Rp 1.109.866,-

per siswa per bulan dan untuk MA sebesar Rp 14.599.375,70,- per siswa

per tahun atau sebesar Rp 1.216.616,- per siswa per bulan.

4. Terdapat perbedaan antara pembebanan biaya unit cost menggunakan

metode ABC dengan metode tradisional yang diterapkan saat ini di

sekolah. Total biaya berdasarkan metode tradisional adalah sebesar

Rp7.064.405.000 untuk tingkat SMP dan Rp 3.998.115.000 untuk MA

dengan jumlah siswa SMP 522 siswa dan MA 330 siswa maka diperoleh

biaya unit cost per siswa adalah sebesar Rp 13.533.342,91 per siswa per

tahun atau Rp 1.127.779 per siswa per bulan untuk tingkat SMP dan untuk

111
MA sebesar Rp 12.115.500,00 per siswa per tahun atau Rp1.009.625 per

siswa per bulan. Dengan demikian, telah terjadi overcosted untuk SMP

sebesar Rp. 17.913,- dan undercosted untuk tingkat MA sebesar Rp.

206.990,- bila dihitunng berdasarkan aktivitas yang dilakukan di sekolah.

B. Saran

Dalam penelitian ini, penulis ingin memberikan metode alternatif untuk

menghitung besaran biaya pendidikan dengan menggunakan metode Activity

Based Costing (ABC), dengan demikian maka pembebanan tarif SPP lebih

sesuai dan tepat berdasarkan aktivitas yang dilakukan. Disamping itu,

dikarenakan Perguruan Islam Ar-Risalah memberikan pilihan tarif SPP

bulanan yang bervariasi, maka dengan adanya standar/acuan biaya yang

sebenarnya akan sangat membantu menggambarkan pengeluaran yang terjadi

sehingga kebutuhan dapat terpenuhi sesuai dengan anggaran yang tersedia

dan jumlah konsumsi yang dilakukan.

Penulis berharap agar penelitian ini dapat dijadikan referensi untuk

penelitian selanjutnya yang dapat menutupi kekurangan dari penelitian ini

dengan mempertimbangkan saran berikut:

1. Penelusuran biaya pada setiap unit dalam proses pengumpulan data

untuk lebih ditingkatkan agar perhitungan lebih tepat.

2. Penambahan dan penelaahan kembali terhadap aktivitas yang lebih

menggambarkan aktivitas yang lebih spesifik (detail) dari keseluruhan

proses yang dikelola sekolah.

112
3. Memperluas ruang lingkup penelitian meliputi unit-unit lain yang

dapat diperhitungkan seperti tingkat SD, PAUD/TK dan unit bisnis

lainnya yang terintegrasi di dalam pengelolaan keuangan Yayasan

Wakaf Ar-Risalah agar keseluruhan pembiayaan dapat dihitung.

113
DAFTAR PUSTAKA

Bastian, Indra. “Akuntansi Pendidikan”, Erlangga, Jakarta, 2006.

Blocher, E.J. et. al. “Cost Management. Manajemen Biaya Penekanan Strategis”,
Buku 1, Edisi 3, Salemba Empat, Jakarta, 2000.

Bungin, Burhan. “Penelitian Kualitatif : Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik,


dan Ilmu Sosial Lainnya”, Kencana Prenada Media Group, Cet.3, Jakarta,
2009.

Bustami, Bastian dan Nurlela. “Akuntansi Biaya”, Mitra Wacana Media, Jakarta,
2009.

Carter dan Usry. “Akuntansi Biaya”, Salemba Empat, Edisi 13, Jakarta, 2006.

Carter, William K. “Akuntansi Biaya”, Salemba Empat, Jakarta, 2009.

Enoch, Jusuf. “Dasar-Dasar Perencanaan Pendidikan”, Bumi Aksara, Cet.2,


Jakarta, 1995.

Fattah, Nanang. “Ekonomi dan Pembiyaan Pendidikan”. PT. Remaja Rosdakarya,


Cet.5, Bandung, 2009.

-----. “Standar Pembiayaan Pendidikan”, Cetakan 1, PT. Remaja Rosdakarya,


Bandung, 2012.

Garrison, R dan E.W Noreen. “Managerial Accounting”, Salemba Empat, Edisi


11, Jakarta, 2006.

Hansen, Don R., Maryanne M Mowen. “Management Accounting”, Salemba


Empat, Jakarta, 2006.

Hansen, Don R., Maryanne M. Mowen dan Liming Guan. “Cost Management:
Accounting and Control”, (6th Ed), 2006.

Horngren, et. al. “Cost Accounting”, Diterjemahkan oleh Dewi Adhariani, AKBI,
PT. Indeks Gramedia, Jakarta, 2008.

Ismail, Noor Azizi. “Activity-Based Management in Higher Education: Can It


Work?”, Campus-Wide Information Systems, Vol.27, No.1, 2010.

Juanda, Ahmad dan Nikki Vertik Lestari. “Analisis Perhitungan Biaya Satuan
(Unit Cost) Penyelenggaraan Pendidikan Kedokteran”, Jurnal Review
Akuntansi dan Keuangan, Vol.2, No.01, April, 2012.

Lima, Carlos Manuel Ferreira. “The Applicability of the Principles of Activity


Based Costing System in a Higher Education Institution”, Economics and

114
Management Research Projects An International Journal-ISSN: 2184-0309
Open Access International Journals Publisher, 2011.

Matin. “Perencanaan Pendidikan : Perspektif Proses dan Teknik dalam


Penyusunan Rencana Pendidikan”, PT. Rajawali Pers, Jakarta, 2013.

Minarti, Sri. “Manajemen Sekolah : Mengelola Lembaga Pendidikan Secara


Mandiri”, Cetakan 1, Ar-Ruzz Media, Yogyakarta, 2011.

Mulyono. “Konsep Pembiayaan Pendidikan”, Ar-Ruzz Media, Yogyakarta, 2010.

Panduan Perhitungan Biaya Operasional Satuan Pendidikan (BOSP). Jakarta: Juni


2011

Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 48 Tahun 2008 yang mengatur tentang


Pendanaan Pendidikan.

Petunjuk Teknis (Juknis) Penggunaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Dana


Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Tahun 2013

Petunjuk Teknis (Juknis) Dana Bantuan SBP Tahun 2013.

Rendy dan Devie. “Analisa Pengaruh Activity Based Costing Terhadap


Keunggulan Bersaing dan Kinerja Organisasi”, Business Accounting
Review, Vol.1, No.2, 2013.

Setyaningrum, Santi. “Analisis Biaya Satuan (Unit Cost) dengan Model Activity
Based Costing (ABC) untuk Menentukan Standar Biaya di SMK Negeri 3
Kota Tangerang Selatan. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014.

Suhardan, Dadang et. al. “Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan”, Cetakan 1,


Alfabeta, Bandung, 2012.

Suharsaputra, Uhar. “Administrasi Pendidikan”, PT. Refika Aditama, bandung,


2010.

Sumarsan, Thomas. “Sistem Pengendalian Manajemen: Konsep, Aplikasi, dan


Pengukuran Kinerja”, Edisi 2 Cetakan 1, PT. Indeks, Jakarta, 2013.

Sumarsid. “Pendekatan Metode Activity Based Costing Pada Perencanaan Harga


Pokok Produksi untuk Memperoleh Keunggulan Bersaing”, Jurnal Ilmiah
Ekonomi Manajemen dan Kewirausahaan “Optimal”, Vol.5, No.1, Maret
2011.

Zuriah, Nurul. “Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan (Teori – Apliaksi)”,


PT. Bumi Aksara, Jakarta, 2007.

115
LAMPIRAN

116
Lampiran 1 Hasil Wawancara

Interviewer : Irfani Lil Islami

Interviewee : Fitri Melya Rahmi, SEI (Bendahara)

a. Pertanyaan : Bagaimana proses manajemen keuangan di sekolah ini ?


Jawaban : Manajemen keuangan di sekolah ini melalui 5 (lima)
tahap, yakni perencanaan dan penganggaran, pelaksanaan dan pengelolaan,
pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran, sistem akuntansi dan
pelaporan dan pengawasan keuangan.
b. Pertanyaan : Pada tahap perencanaan keuangan yakni dalam pembuatan
Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS). Siapa saja yang terlibat
dan seperti apa tahapan penyusunanya ?
Jawaban : Dalam tahap perencanaan dan penganggaran yang terlibat
adalah Komite, Yayasan, Kepala sekolah, Waka kurikulum, Waka
kesiswaan, Waka sarana, Bendahara, Kaur TU, guru dan tenaga
kependidikan . Adapun tahapan dalam pelaksanaan yakni sebagai berikut:
1. Pimpinan perguruan bersama Sekretaris perguruan menentukan
jadwal rapat penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggaran
Sekolah (RKAS).
2. Sekretaris perguruan berdasarkan persetujuan dari Pimpinan
perguruan menyebarkan undangan rapat melalui surat resmi dan
sms centre kepada pihak yang terkait.
3. Setiap unit kerja yang terdiri dari Waka kurikulum, Waka
kesiswaan, Waka sarana, Waka lab. sains mendata kebutuhan
yang diperlukan pada setiap bagiannya.
4. Memusyawarahkan seluruh masukan dari setiap pihak dan
kemudian dibuatkan Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah
(RKAS) untuk 1 (satu) tahun pelajaran.
5. Waktu dalam pembuatan Rencana Kegiatan dan Anggaran
Sekolah (RKAS) adalah 4 (empat) hari di bulan Mei hingga
Juni. Rapat dilakukan di akhir semester genap untuk persiapan
awal tahun ajaran baru. Dengan rincian pelaksanaan sebagai
berikut:
Hari pertama : Rapat awal dan penentuan plafont anggaran
masing-masing bagian.
Hari kedua : Revisi oleh setiap bagian sesuai plafont.
Hari ketiga : Dilakukan verifikasi oleh bagian keuangan
(Bendahara perguruan), kemudian

117
Bendahara perguruan memberikan
persetujuan.
Hari keempat : Revisi anggaran dan persetujuan oleh
Pimpinan perguruan.
c. Pertanyaan : Sumber dana yang dikelola oleh sekolah dari mana saja
dan berapa jumlah dana yang diberikan ?
Jawaban : Sumber dana yang dikelola adalah sebagai berikut:
1. Dana BOS sebesar Rp. 710.000/siswa/tahun yang diberikan
kepada 486 siswa SMP dan Rp. 500.000/siswa/tahun yang
diberikan kepada 316 siswa MA.
2. Dana bantuan SBP oleh diknas pusat sebesar Rp. 100.000.000
3. Komite sekolah sebesar Rp. 6.619.345.000 untuk SMP dan
Rp.3.810.175.000 untuk MA yang dalam hal ini terdiri atas
iuran orang tua, iuran kunjungan edukatif siswa dan dana
bantuan orang tua asuh..
d. Pertanyaan : Pada tahap pelaksanaan dan pengelolaan keuangan, siapa
saja yang mengelola dana-dana tersebut ?
Jawaban : Pengelola Keuangan di Perguruan Islam Ar-Risalah
adalah Bendahara yayasan, Bendahara perguruan, Bendahara SMP,
Bendahara MA. Bendahara yayasan Ibu Mira Desvita, SE, Akt mengelola
seluruh pendapatan dari setiap devisi yang ada di yayasan wakaf Ar-
Risalah. Bendahara perguruan Ibu Dona Putri, S.Pd mengelola dana yang
telah dianggarkan untuk Perguruan Islam Ar-Risalah oleh yayasan.
Anggaran ini akan didistribusikan kepada SMP dan MA yang masing-
masing dikelola oleh Bendahara SMP Ibu Fitri Melya Rahmi, SEI dan
Bendahara MA Ibu Riza Elvera, S.Pd.
e. Pertanyaan : Kepada siapa saja pertanggungjawaban pelaksanaan
anggaran dilaporkan dan bagaimana sistem pertanggungjawabannya ?
Jawaban :
1) Bendahara sekolah selaku pemegang dana BOS SMP dan MA
membuat laporan penggunaan dana BOS yang di dalamnya terdapat
SPJ serta bukti-bukti pembelanjaan seperti kwitansi. Dan laporan ini
akan disampaikan kepada Dinas Pendidikan Kota Padang dan
ditandatangani oleh Ketua Yayasan Wakaf Ar-Risalah, ketua komite,
pimpinan perguruan dan bendahara.
2) Bendahara sekolah membuat laporan bulanan dan laporan akhir tahun
yang di dalamnya terdapat SPJ serta bukti-bukti pembelanjaan seperti
kwitansi. Laporan ini diberikan kepada ketua komite, ketua yayasan,
pimpinan perguruan dan kepala sekolah.

118
3) Bendahara sekolah membuat laporan penggunaan dana SBP tiap
semester untuk satu tahun ajaran. Laporan ini akan disampaikan
kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
4) Bendahara sekolah membuat laporan pertanggungjawaban
penggunaan dana Bantuan Siswa Miskin (BSM). Laporan BSM
diserahkan kepada Dinas Pendidikan Kota Padang.
f. Pertanyaan : Ada berapa jenis laporan keuangan yang dibuat oleh
sekolah dan bagaimana prosedur pelaporan pada masing-masing laporan ?
Jawaban : Laporan yang dibuat terdiri dari 4 (empat) laporan, yaitu
laporan kas komite, laporan dana BOS, laporan dana SBP, laporan bantuan
siswa miskin.
a. Laporan Kas Komite
Laporan kas komite adalah laporan yang dibuat oleh bendahara
sekolah SMP dan MA Perguruan Islam Ar-Risalah sebagai
pertanggungjawaban pengelolaan dana komite sekolah. Bendahara
selambat-lambatnya membuat laporan per tanggal 30 pada setiap akhir
bulannya. Laporan disertakan dengan SPJ dan bukti-bukti
pembelanjaan seperti kwitansi. Laporan ini diserahkan kepada Kepala
Yayasan, Pimpinan Perguruan, Kepala Sekolah dan Ketua Komite.
b. Laporan Dana BOS
Secara umum, hal-hal yang dilaporkan oleh pelaksana program
adalah yang berkaitan dengan statistik penerima bantuan, penyaluran,
penyerapan, pemanfaatan dana, pertanggungjawaban keuangan serta
hasil monitoring evaluasi dan pengaduan masalah. Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan telah menyediakan software/perangkat
lunak untuk membantu sekolah dalam menyusun laporan keuangan
tingkat sekolah. Aplikasi ini diberi nama Aplikasi Laporan
Pertanggungjawaban Keuangan Dana BOS (ALPEKA BOS) yang
dapat diunduh dari www.bos.kemendikbud.go.id.
Tahapan pelaporan:
1. RKAS ditandatangani oleh Kepala Sekolah, Komite Sekolah
dan Ketua Yayasan. Dokumen ini disampaikan di sekolah
dan diperlihatkan kepada Pengawas Sekolah, Tim
Manajemen BOS Kabupaten/Kota, dan para pemeriksa
lainnya apabila diperlukan.
2. Sekolah membuat pembukuan dari dana yang diperoleh
sekolah untuk program BOS.
3. Membuat laporan Realisasi penggunaan dana tiap sumber
dana. Laporan ini disusun berdasarkan Buku Kas Umum dari
semua sumber dana yang dikelola oleh sekolah pada periode

119
yang sama. Laporan ini dibuat triwulan dan ditandatangani
oleh Bendahara, Kepala Sekolah dan Komite Sekolah.
4. Rekapitulasi Realisasi Penggunaan Dana BOS merupakan
rekapitulasi dari 13 komponen penggunaan dana BOS dan
laporan ini dibuat triwulanan dan ditandatangani oleh
Bendahara, Ketua Yayasan, Kepala Sekolah, Komite
Sekolah.
5. Setiap transaksi pengeluaran harus didukung dengan bukti
kuitansi yang sah. Bukti pengeluaran uang dalam jumlah
tertentu harus dibubuhi materai. Uraian pembayaran dalam
kuitansi harus jelas dan terinci sesuai dengan peruntukannya.
Bukti pembayaran harus disetujui oleh Kepala Sekolah dan
lunas dibayar oleh Bendahara. Segala jenis bukti pengeluaran
disimpan oleh bendahara sebagai bahan bukti dan bahan
laporan.
6. Pelaporan. Laporan harus memenuhi unsur-unsur sebagai
berikut:
− Melaporkan setiap kegiatan berdasarkan laporan hasil
pelaksanaan kegiatan.
− Laporan meliputi realisasi penggunaan dana per sumber
dana dan surat pernyataan pertanggungjawaban yang
menyatakan bahwa dana BOS yang diterima telah
digunakan sesuai NPH BOS.
− Mempersiapkan Buku Kas Umum, Buku Pembantu Kas,
Buku Pembantu Bank dan Buku Pembantu Pajak beserta
bukti dokumen pendukung bukti pengeluaran dana BOS
(kuitansi/faktur/nota/bon) sebagai bahan audit.
c. Laporan Dana SBP
Ada dua jenis laporan yang harus disiapkan oleh sekolah yaitu
Laporan Kegiatan dan Laporan Keuangan. Kedua laporan tersebut
dibuat sekurang-kurangnya dua kali, pertama laporan kemajuan dan
kedua laporan akhir. Laporan kemajuan dan maupun laporan akhir
yang dibuat untuk Direktorat Pembinaan SMP Ditjen Pendidikan
Dasar Kemendikbud.
d. Laporan Bantuan Siswa Miskin
Laporan ini dibuat hanya 1 (satu) kali dalam setahun. Dibuat
selambat-lambatnya pada akhir tahun yang bersangkutan. Laporan
yang dibuat adalah:
1. Realisasi penggunaan dana BSM.
2. Bukti-bukti seperti tanda terima.

120
3. Daftar siswa penerima SKTM.
g. Pertanyaan : Siapa saja yang ikut dalam mengawasi keuangan di
sekolah ini dan adakah periode dalam melakukan pengawasan ?
Jawaban :
• Pengawasan dana dari Komite dilakukan oleh Ketua Komite dan
Ketua Yayasan setiap akhir semester dan diawasi setiap bulan oleh
Kepala Sekolah dan Pimpinan Perguruan.
• Pengawasan dana BOS dilakukan oleh bagian manajemen BOS
Dinas Pendidikan Kota Padang yang dilakukan setiap 3 (tiga) bulan
sekali.
• Pengawasan dana SBP dilakukan oleh Direktorat Pembinaan SBP
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan Direktorat
Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kementerian Agama.

Padang, 4 Agustus 2014

Fitri Melya Rahmi, SEI


Bendahara Perguruan Islam Ar-Risalah

121
Lampiran 2 Visi, Misi dan Tujuan Perguruan Islam Ar-Risalah

Visi Perguruan Islam Ar-Risalah:

“Profesional, Berkualitas Dan Berwawasan Lingkungan Dalam Membangun


Generasi Penuh Berkah”

Misi Perguruan Islam Ar-Risalah:

1. Memberikan pelayanan yang tepat dan memuaskan dalam setiap


penyelenggaraan pendidikan.
2. Menyelenggarakan pendidikan dengan SDM yang capable di bidangnya.
3. Menyelenggarakan pembelajaran yang islami, modern, dinamis, disiplin
serta memenuhi standar pendidikan nasional.
4. Mengintegerasikan penyelenggaraan pendidikan dengan lingkungan.
5. Melahirkan kader ulama yang cendikiawan dan ilmuwan yang berakhlak
mulia.

Tujuan Khusus:

1. Bacaan Al-Qur’an yang baik dan benar.


2. Hafalan Al-Qur’an yang lancar minimal 5 juz.
3. Mahir berbahasa Arab dan Inggris.
4. Kemampuan akademik setara SMP dan MA.
5. Ghiroh Islamiyah (semangat keislaman) yang tinggi.

122
Lampiran 3 RKAS Tahun Ajaran 2013/2014

RANCANGAN KEGIATAN DAN ANGGARAN


SEKOLAH (RKAS)
TAHUN AJARAN 2013/2014

SMP PERGURUAN ISLAM AR-RISALAH

Air Dingin, Kelurahan Balai Gadang, Kecamatan Koto


Tangah, Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat
Telp.0751-7877114

123
REKAPITULASI PENDAPATAN DAN PENGELUARAN SEKOLAH
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA PERGURUAN ISLAM AR-RISALAH
TAHUN AJARAN 2013-2014

124
REKAPITULASI PENDAPATAN DAN PENGELUARAN SEKOLAH
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA PERGURUAN ISLAM AR-RISALAH
TAHUN AJARAN 2013-2014

125
RANCANGAN KEGIATAN DAN ANGGARAN
SEKOLAH (RKAS)
TAHUN AJARAN 2013/2014

MA PERGURUAN ISLAM AR-RISALAH

Air Dingin, Kelurahan Balai Gadang, Kecamatan Koto


Tangah, Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat
Telp.0751-7877114

126
127
Lampiran 4 Perhitungan dan Proporsi Direct Labor Cost

Perhitungan dan Proporsi Direct Labor Cost

Proporsi
Tabel 1
Proporsi Jumlah Guru dan Karyawan Perguruan Islam Ar-Risalah
No Tingkat Jumlah Proporsi %
Guru/Karyawan
1 SMP 34 52
2 MA 32 48
Total 66 100

Perhitungan
1. Gaji dan Tunjangan Guru dan Karyawan
Tabel 2
Biaya Gaji dan Tunjangan Guru dan Karyawan
No Tingkat Jumlah (Rp) Proporsi %
1 SMP 1.460.408.560 52
2 MA 1.348.069.440 48
Total 2.808.478.000 100

2. Pengembangan pendidik dan tenaga kependidikan


Tabel 3
Biaya Pengembangan Pendidik dan Tenaga Kependidikan
No Tingkat Jumlah (Rp) Proporsi %
1 SMP 73.268.000 52
2 MA 67.632.000 48
Total 140.900.000 100

128
Lampiran 5 Perhitungan dan Proporsi Direct Material Cost

Perhitungan dan Proporsi Direct Material Cost

Proporsi
Tabel 4
Proporsi Jumlah Siswa Perguruan Islam Ar-Risalah
No Tingkat Jumlah Siswa Proporsi %
1 SMP 522 61
2 MA 330 39
Total 852 100

Perhitungan
1. Pengadaan ATK Sekolah
Tabel 5
Biaya Pengadaan ATK Sekolah
No Tingkat Jumlah (Rp) Proporsi %
1 SMP 42.675.600 61
2 MA 27.284.400 39
Total 69.960.000 100

2. Menu Harian Siswa


Tabel 6
Biaya Menu Harian Siswa
No Tingkat Jumlah (Rp) Proporsi %
1 SMP 1.792.315.945 61
2 MA 1.145.906.915 39
Total 2.938.222.860 100

129
Lampiran 6 Perhitungan dan Proporsi Overhead Cost

Perhitungan dan Proporsi Overhead Cost

Proporsi

Tabel 7
Proporsi Siswa Kelas 1 Perguruan Islam Ar-Risalah
No Tingkat Jumlah Siswa Proporsi %
1 SMP 192 61
2 MA 121 39
Total 313 100

Tabel 8
Proporsi Jumlah Siswa Perguruan Islam Ar-Risalah
No Tingkat Jumlah Siswa Proporsi %
1 SMP 522 61
2 MA 330 39
Total 852 100

Tabel 9
Frekuensi Kegiatan Remedial Teaching
No Tingkat Frekuensi Proporsi %
1 SMP 90 50
2 MA 90 50
Total 180 100

Tabel 10
Frekuensi Kegiatan Ekstrakurikuler
No Tingkat Frekuensi Proporsi %
1 SMP 330 37
2 MA 572 63
Total 902 100

Tabel 11
Frekuensi Kegiatan Life skill
No Tingkat Frekuensi Proporsi %
1 SMP 66 38
2 MA 110 62
Total 176 100

130
Tabel 12
Proporsi Siswa Kelas 3 Perguruan Islam Ar-Risalah
No Tingkat Jumlah Siswa Proporsi %
1 SMP 145 60
2 MA 95 40
Total 240 100

Tabel 13
Frekuensi Kegiatan Penyelenggaraan Lomba
No Tingkat Frekuensi Proporsi %
1 SMP 28 61
2 MA 18 39
Total 46 100

Tabel 14
Proporsi Jumlah Pembimbing Study Club
No Tingkat Jumlah Proporsi %
Pembimbing
1 SMP 16 76
2 MA 5 24
Total 21 100

Tabel 15
Frekuensi Kegiatan PHBN
No Tingkat Frekuensi Proporsi %
1 SMP 1 50
2 MA 1 50
Total 2 100

Tabel 16
Frekuensi Kegiatan Supervisi
No Tingkat Frekuensi Proporsi %
1 SMP 24 50
2 MA 24 50
Total 48 100

Tabel 17
Frekuensi Kegiatan Lokakarya Awal Tahun
No Tingkat Frekuensi Proporsi %
1 SMP 1 50
2 MA 1 50
Total 2 100

131
Tabel 18
Frekuensi Kegiatan Penyusunan RKS dan RKAS
No Tingkat Frekuensi Proporsi %
1 SMP 1 50
2 MA 1 50
Total 2 100

Tabel 19
Frekuensi Kegiatan Rapat Komite Sekolah
No Tingkat Frekuensi Proporsi %
1 SMP 1 50
2 MA 1 50
Total 2 100

Tabel 20
Frekuensi Kegiatan Evaluasi Triwulan Program Kerja
No Tingkat Frekuensi Proporsi %
1 SMP 4 50
2 MA 4 50
Total 8 100

Tabel 21
Frekuensi Kegiatan Pembekalan dan Orientasi Internal Kepsek
No Tingkat Frekuensi Proporsi %
1 SMP 1 50
2 MA 1 50
Total 2 100

Tabel 22
Frekuensi Kegiatan Silaturrahim dengan Komite Sekolah
No Tingkat Frekuensi Proporsi %
1 SMP 1 50
2 MA 1 50
Total 2 100

Tabel 23
Frekuensi Pemeliharaan Sarana dan Prasarana
No Tingkat Frekuensi Proporsi %
1 SMP 12 50
2 MA 12 50
Total 24 100

132
Tabel 24
Proporsi Jumlah Siswa Penerima Bantuan Study
No Tingkat Jumlah Siswa Proporsi %
1 SMP 33 59
2 MA 23 41
Total 56 100

Tabel 25
Frekuensi Kegiatan Instalasi Air dan Listrik
No Tingkat Frekuensi Proporsi %
1 SMP 12 50
2 MA 12 50
Total 24 100

Tabel 26
Frekuensi Kegiatan Program Adwiyata Sekolah
No Tingkat Frekuensi Proporsi %
1 SMP 12 50
2 MA 12 50
Total 24 100

Tabel 27
Frekuensi Kegiatan Pengembangan Instrumen Penilaian
No Tingkat Frekuensi Proporsi %
1 SMP 1 50
2 MA 1 50
Total 2 100

Tabel 28
Frekuensi Kegiatan Biaya Tidak Langsung Lainnya
No Tingkat Frekuensi Proporsi %
1 SMP 12 100
2 MA 0 -
Total 12 100

133
Perhitungan
1. Penerimaan Siswa Baru
Tabel 29
Biaya Penerimaan Siswa Baru
No Tingkat Jumlah (Rp) Proporsi %
1 SMP 38.125.000 61
2 MA 24.375.000 39
Total 62.500.000 100

2. Masa Orientasi Siswa (MOS)


Tabel 30
Biaya Masa Orientasi Siswa
No Tingkat Jumlah (Rp) Proporsi %
1 SMP 6.710.000 61
2 MA 4.290.000 39
Total 11.000.000 100

3. Pembinaan dan Kegiatan BES-AR


Tabel 31
Biaya Pembinaan dan Kegiatan BES-AR
No Tingkat Jumlah (Rp) Proporsi %
1 SMP 5.368.000 61
2 MA 3.432.000 39
Total 8.800.000 100

4. Belajar Reguler
Tabel 32
Biaya Belajar Reguler
No Tingkat Jumlah (Rp) Proporsi %
1 SMP 17.568.000 61
2 MA 11.232.000 39
Total 28.800.000 100

5. Remedial Teaching
Tabel 33
Biaya Remedial Teaching
No Tingkat Jumlah (Rp) Proporsi %
1 SMP 3.375.000 50
2 MA 3.375.000 50
Total 6.750.000 100

134
6. Ekstrakurikuler
Tabel 34
Biaya Ekstrakurikuler
No Tingkat Jumlah (Rp) Proporsi %
1 SMP 13.971.200 37
2 MA 23.788.800 63
Total 37.760.000 100

7. Life Skill
Tabel 35
Biaya Life Skill
No Tingkat Jumlah (Rp) Proporsi %
1 SMP 4.012.800 38
2 MA 6.547.200 62
Total 10.560.000 100

8. Kunjungan Edukatif
Tabel 36
Biaya Kunjungan Edukatif
No Tingkat Jumlah (Rp) Proporsi %
1 SMP 66.246.000 61
2 MA 42.354.000 39
Total 108.600.000 100

9. Khidmah Ijtimaiyah/Praktek Lapangan


Tabel 37
Biaya Khidmah Ijtimaiyah/Praktek Lapangan
No Tingkat Jumlah (Rp) Proporsi %
1 SMP 18.000.000 60
2 MA 12.000.000 40
Total 30.000.000 100

10. Penilaian Ulangan/Ujian


Tabel 38
Biaya Penilaian Ulangan/Ujian
No Tingkat Jumlah (Rp) Proporsi %
1 SMP 22.417.500 61
2 MA 14.332.500 39
Total 36.750.000 100

135
11. Penyelenggaraan Lomba-lomba
Tabel 39
Biaya Penyelenggaraan Lomba
No Tingkat Jumlah (Rp) Proporsi %
1 SMP 21.600.100 61
2 MA 13.809.900 39
Total 35.410.000 100

12. Apresiasi Siswa


Tabel 40
Biaya Apresiasi Siswa
No Tingkat Jumlah (Rp) Proporsi %
1 SMP 9.436.700 61
2 MA 6.033.300 39
Total 15.470.000 100

13. Study Club


Tabel 41
Biaya Study Club
No Tingkat Jumlah (Rp) Proporsi %
1 SMP 21.280.000 76
2 MA 6.720.000 24
Total 28.000.000 100

14. Peringatan Hari Besar Nasional


Tabel 42
Biaya Peringatan Hari Besar Nasional
No Tingkat Jumlah (Rp) Proporsi %
1 SMP 750.000 50
2 MA 750.000 50
Total 1.500.000 100

15. Training Kedisiplinan Siswa Baru


Tabel 43
Biaya Training Kedisiplinan Siswa Baru
No Tingkat Jumlah (Rp) Proporsi %
1 SMP 1.830.000 61
2 MA 1.170.000 39
Total 3.000.000 100

136
16. Training Motivasi dan Metode Belajar Efektif Siswa
Tabel 44
Biaya Training Motivasi dan Metode Belajar Efektif
No Tingkat Jumlah (Rp) Proporsi %
1 SMP 5.124.000 61
2 MA 3.276.000 39
Total 8.400.000 100

17. Jasa Laundry


Tabel 45
Biaya Jasa Laundry
No Tingkat Jumlah (Rp) Proporsi %
1 SMP 172.800.000 100
2 MA 0 0
Total 172.800.000 100

18. Pengembangan Tahfidz Siswa


Tabel 46
Biaya Pengembangan Tahfidz Siswa
No Tingkat Jumlah (Rp) Proporsi %
1 SMP 3.050.000 61
2 MA 1.950.000 39
Total 5.000.000 100

19. Supervisi
Tabel 47
Biaya Supervisi
No Tingkat Jumlah (Rp) Proporsi %
1 SMP 1.380.000 50
2 MA 1.380.000 50
Total 2.760.000 100

20. Lokakarya Awal Tahun


Tabel 48
Biaya Lokakarya Awal Tahun
No Tingkat Jumlah (Rp) Proporsi %
1 SMP 4.000.000 50
2 MA 4.000.000 50
Total 8.000.000 100

137
21. Penyusunan RKS dan RKAS
Tabel 49
Biaya Penyusunan RKS dan RKAS
No Tingkat Jumlah (Rp) Proporsi %
1 SMP 500.000 50
2 MA 500.000 50
Total 1.000.000 100

22. Rapat Komite Sekolah


Tabel 50
Biaya Rapat Komite Sekolah
No Tingkat Jumlah (Rp) Proporsi %
1 SMP 522.500 50
2 MA 522.500 50
Total 1.045.000 100

23. Evaluasi Triwulan Program Kerja


Tabel 51
Biaya Evaluasi Triwulan Program Kerja
No Tingkat Jumlah (Rp) Proporsi %
1 SMP 3.500.000 50
2 MA 3.500.000 50
Total 7.000.000 100

24. Pembekalan dan Orientasi Internal Kepala Sekolah


Tabel 52
Biaya Pembekalan dan Orientasi Internal Kepala Sekolah
No Tingkat Jumlah (Rp) Proporsi %
1 SMP 4.000.000 50
2 MA 4.000.000 50
Total 8.000.000 100

25. Silaturrahim dengan Komite Sekolah


Tabel 53
Biaya Silaturrahim dengan Komite Sekolah
No Tingkat Jumlah (Rp) Proporsi %
1 SMP 5.625.000 50
2 MA 5.625.000 50
Total 11.250.000 100

138
26. Transportasi dan Perjalanan Dinas
Tabel 54
Biaya Transportasi dan Perjalanan Dinas
No Tingkat Jumlah (Rp) Proporsi %
1 SMP 26.672.250 61
2 MA 17.052.750 39
Total 43.725.000 100

27. Biaya Rapat dan Tamu


Tabel 55
Biaya Rapat dan Tamu
No Tingkat Jumlah (Rp) Proporsi %
1 SMP 7.225.450 61
2 MA 4.619.550 39
Total 11.845.000 100

28. Biaya Daya dan Jasa


Tabel 56
Biaya Daya dan Jasa
No Tingkat Jumlah (Rp) Proporsi %
1 SMP 146.400.000 61
2 MA 93.600.000 39
Total 240.000.000 100

29. Pemeliharaan Sarana dan Prasarana


Tabel 57
Biaya Pemeliharaan Sarana dan Prasarana
No Tingkat Jumlah (Rp) Proporsi %
1 SMP 12.170.000 50
2 MA 12.170.000 50
Total 24.340.000 100

30. Bantuan Studi Siswa


Tabel 58
Biaya Bantuan Studi Siswa
No Tingkat Jumlah (Rp) Proporsi %
1 SMP 145.929.420 59
2 MA 101.408.580 41
Total 247.338.000 100

139
31. Bantuan Uang Pembangunan
Tabel 59
Biaya Bantuan Uang Pembangunan
No Tingkat Jumlah (Rp) Proporsi %
1 SMP 439.810.000 61
2 MA 281.190.000 39
Total 721.000.000 100

32. Biaya Penggandaan


Tabel 60
Biaya Penggandaan
No Tingkat Jumlah (Rp) Proporsi %
1 SMP 26.596.000 61
2 MA 17.004.000 39
Total 43.600.000 100

33. Bahan Bakar Mesin


Tabel 61
Biaya Bahan Bakar Mesin
No Tingkat Jumlah (Rp) Proporsi %
1 SMP 2.745.000 61
2 MA 1.755.000 39
Total 4.500.000 100

34. Instalasi Air dan Listrik


Tabel 62
Biaya Instalasi Air dan Listrik
No Tingkat Jumlah (Rp) Proporsi %
1 SMP 1.500.000 50
2 MA 1.500.000 50
Total 3.000.000 100

35. Program Adwiyata Sekolah


Tabel 63
Biaya Program Adwiyata Sekolah
No Tingkat Jumlah (Rp) Proporsi %
1 SMP 5.500.000 50
2 MA 5.500.000 50
Total 11.000.000 100

140
36. Pengembangan Instrumen Penilaian
Tabel 64
Biaya Pengembangan Instrumen Penilaian
No Tingkat Jumlah (Rp) Proporsi %
1 SMP 750.000 50
2 MA 750.000 50
Total 1.500.000 100

37. Pengadaan Perangkat Pembelajaran


Tabel 65
Biaya Pengadaan Perangkat Pembelajaran
No Tingkat Jumlah (Rp) Proporsi %
1 SMP 5.700.450 61
2 MA 3.644.550 39
Total 9.345.000 100

38. Pengadaan Peralatan dan Perlengkapan Ekskul/Lifeskil & Olahraga

Tabel 66
Biaya Pengadaan Peralatan dan Perlengkapan Ekskul/Lifeskil &
Olahraga
No Tingkat Jumlah (Rp) Proporsi %
1 SMP 5.063.000 61
2 MA 3.237.000 39
Total 8.300.000 100

39. Pengadaan Sarana Asrama


Tabel 67
Biaya Pengadaan Sarana Asrama
No Tingkat Jumlah (Rp) Proporsi %
1 SMP 439.810.000 61
2 MA 281.190.000 39
Total 721.000.000 100

40. Penambahan Pemasangan Jaringan Komputer


Tabel 68
Biaya Penambahan Pemasangan Jaringan Komputer
No Tingkat Jumlah (Rp) Proporsi %
1 SMP 305.000 61
2 MA 195.000 39
Total 500.000 100

141
41. Pengadaan Sarana dan Prasarana Sekolah
Tabel 69
Biaya Pengadaan Sarana dan Prasarana Sekolah
No Tingkat Jumlah (Rp) Proporsi %
1 SMP 67.904.773 61
2 MA 43.414.527 39
Total 111.319.300 100

42. Pengembangan Budaya dan Lingkungan


Tabel 70
Biaya Pengembangan Budaya dan Lingkungan
No Tingkat Jumlah (Rp) Proporsi %
1 SMP 17.882.272 61
2 MA 11.432.928 39
Total 29.315.200 100

43. Pembangunan
Tabel 71
Biaya Pembangunan
No Tingkat Jumlah (Rp) Proporsi %
1 SMP 1.073.844.000 61
2 MA 686.556.000 39
Total 1.760.400.000 100

44. Asuransi Gedung


Tabel 72
Biaya Asuransi Gedung
No Tingkat Jumlah (Rp) Proporsi %
1 SMP 15.250.000 61
2 MA 9.750.000 39
Total 25.000.000 100

45. Penambahan Lahan


Tabel 73
Biaya Penambahan Lahan
No Tingkat Jumlah (Rp) Proporsi %
1 SMP 690.923.600 61
2 MA 441.738.040 39
Total 1.132.661.640 100

142
46. Patroli Keamanan Sekolah
Tabel 74
Biaya Keamanan Sekolah
No Tingkat Jumlah (Rp) Proporsi %
1 SMP 359.900 61
2 MA 230.100 39
Total 590.000 100

47. Biaya Tidak Langsung pada Madrasah


Tabel 75
Biaya Tidak Langsung pada Madrasah
No Tingkat Jumlah (Rp) Proporsi %
1 SMP 0 100
2 MA 12.000.000 0
Total 12.000.000 100

143
Lampiran 7 Total Realisasi Penerimaan

Tabel 76
Total Penerimaan SMP-MA Perguruan Islam Ar-Risalah

Sumber Pendapatan SMP MA


1 Pemerintah (diknas pusat)
Dana BOS 345.060.000 187.940.000
Dana SBP 100.000.000 0
2 Siswa (komite)
pendaftaran siswa baru 90.375.000 9.750.000
pendapatan awal tahun ajaran 1.087.630.000 537.575.000
SPP 5.265.600.000 3.180.200.000
Iuran kunjungan edukatif siswa 78.300.000 35.250.000
3 Lain-lain
Bantuan orang tua asuh (GNOTA) 97.440.000 47.400.000
TOTAL 7.064.405.000 3.998.115.000
144
Lampiran 8 Total Biaya Berdasarkan Metode Tradisional (existing)

Tabel 77
Total Pengeluaran SMP-MA Perguruan Islam Ar-Risalah

Pengeluaran SMP MA
1 Rutin
―Gaji dan tunjangan guru/karyawan 1.675.000.000 1.133.478.000
―Menu harian siswa 1.910.002.500 1.028.220.360
2 Pengembangan
―Pengembangan guru/tenaga kesiswaan dan pembelajaran
● Standar 1: Kompetensi Lulusan
a. Pembinaan & kegiatan OSIS 6.000.000 2.800.000
b. Penyelenggaraan lomba akademik 3.000.000 1.000.000
c. Penyelenggaraan lomba porseni 3.000.000 1.800.000
d. Penyelenggaraan lomba kreatifitas siswa ( classmeeting) 4.000.000 2.800.000
e. Pelaksanaan MOS 5.000.000 6.000.000
f. Pengumpulan perangkat pembelajaran KTSP 3.000.000 1.600.000
g. Pemberian reward kelas terbersih & siswa terdisiplin 200.000 200.000
h. Hadiah & sertifikat juara kelas & juara umum 6.090.000 8.980.000
i. Pemilihan siswa teladan 3.500.000 2.500.000
j. Kegiatan ekskul: honor guru ekskul 18.400.000 19.360.000
k. Penyelenggaran lomba ekskul 7.200.000 1.500.000
l. Lomba resesnsi buku perpustakaan 160.000 140.000
m. Lomba pengunjung terbaik perpustakaan 300.000 200.000
145

n. Penyelenggaraan lifeskill: honor guru life skill 4.400.000 6.160.000


o. Biaya lomba bidang studi siswa 3.050.000 1.260.000
p. Kunjungan edukatif siswa 73.350.000 35.250.000
q. Khidmah ijtimaiyah (khusus kls 3 SMP/MA) 15.000.000 15.000.000
r. Patroli keamanan sekolah 590.000

● Standar 2: Isi
a. Bimbingan belajar reguler siswa 14.400.000 14.400.000
b. Pembimbing study club (pembina eksternal) 3.000.000 15.000.000
c. Pelatihan khusus study club IPA (trainer lokal) 10.000.000
d. Pembuatan slogan motivasi di lingkungan sekolah 1.000.000
e. Pengembangan tahfidz siswa 5.000.000

● Standar 3: Proses
a. Penerimaan siswa baru 45.000.000 17.500.000
b. Supervisi kepsek terhadap guru 360.000 600.000
c. Supervisi dinas terhadap sekolah 1.200.000 600.000
d. Buku perangkat PBM guru 3.200.000 1.400.000
e. Buku evaluasi wali kelas 85.000 60.000
f. Kegiatan remedial teaching 4.050.000 2.700.000
g. Training motivasi & metode belajar efektif untuk siswa 2.400.000 6.000.000
h. Training kedisiplinan untuk siswa baru 1.000.000 2.000.000
i. Peringatan hari kemerdekaan RI 500.000 1.000.000
j. Lokakarya awal tahun 8.000.000
k. Menyusun RKS dan RKAS 1.000.000
146

l. Rapat dengan komite sekolah 1.045.000


m. Evaluasi triwulan program kerja 7.000.000
n. Pembekalan & orientasi internal Kepsek 8.000.000
o. Silaturrahmi dengan komite sekolah 11.250.000

● Standar 4: Pendidik & Tenaga Pendidik


a. Pemberian reward untuk guru dalam pengumpulan RPP 100.000
b. Training walas 1.700.000
c. Meningkatkan kompetensi guru melalui MGMP & KKG 6.400.000
d. Lomba kreatifitas RPP & media mengajar guru 500.000
e. Pelatihan guru 5.000.000 5.000.000
f. Training untuk guru baru 2.000.000 2.500.000
g. Training & workshop guru 15.750.000 22.500.000
h. Training & workshop pengasuhan 2.150.000
i. Training keryawan 1.600.000 2.900.000
j. Reward guru terbaik 1.200.000
k. Pengiriman guru untuk seminar & pelatihan/studi banding 1.500.000 5.000.000
l. Beasiswa guru untuk S2 22.000.000 15.000.000
m. MKKS SMP 2.400.000
n. Biaya pendaftaran 2.500.000
o. Intensif internal guru 7.200.000
p. Remunerasi guru dan karyawan 16.000.000

● Standar 5: Sarana & Prasarana


a. Program adiwiyata sekolah 11.000.000
147

b. Sarana Kurikulum 5.464.300


c. Kebutuhan kelas awal tahun 1.820.300
d. Kebutuhan kelas per semester 340.000
e. Kebutuhan guru 1.795.000
f. Kebutuhan kesiswaan 1.750.000
g. Kebutuhan laboratorium IPA 12.650.500
h. Kebutuhan lab. Komputer 19.500.000
i. Kebutuhan lab. Multimedia 1.499.300
j. Kebutuhan PSB 3.982.600
k. Kebutuhan perpustakaan 10.150.000
l. Pengadaan buku paket pelajaran siswa 24.450.000
m. Pembelian buku baru perpustakaan. 2.810.000
n. Pengadaan peralatan & perlengkapan ekskul/life skill 6.300.000
o. Pengadaan peralatan & perlengkapan olah raga 2.000.000
p. Pembuatan plakat sekolah 7.500.000
q. Pembuatan buku profil sekolah 10.000.000
r. Pencetakan kalender sekolah 5.000.000
s. Biaya pemeliharaan bagian kurikulum 12.340.000
t. Biaya pemeliharaan bagian kesiswaan 4.800.000
u. Perbaikan sarana kelas dan kantor 2.400.000
v. Bahan bakar mesin 4.500.000
w. Perawatan kebun sekolah 1.800.000
x. Instalasi air 1.800.000
y. Instalasi listrik 1.200.000
z. Pemeliharaan mebel air kelas 3.000.000
148

a. Asuransi gedung 25.000.000


b. Pengadaan perlengkapan alat kebersihan sekolah 264.300
c. Pengadaan peralatan kelas 1.343.000

● Standar 6: Pembiayaan
a. Transport dan perjalanan dinas 34.550.000 9.175.000
b. Konsumsi rapat sekolah 1.500.000 9.895.000
c. Pengadaan ATK sekolah 29.060.000 40.900.000
d. Biaya penggandaan 23.400.000 20.200.000
e. Daya atau jasa 159.000.000 81.000.000
f. Penambahan pemasangan jaringan komputer 500.000
g. Jasa loundry siswa 172.800.000
h. Bantuan siswa kurang mampu 141.588.000 105.750.000
i. Bantuan uang pembangunan 4.700.000 8.825.000
j. Biaya tamu 450.000

● Standar 7: Penilaian
a. Pengembangan instrumen penilaian 1.500.000
b. Ujian mid semester 10.000.000 4.000.000
c. Ujian Akhir Semester (UAS) 16.000.000 5.000.000
d. Pelaporan nilai akhlak 1.000.000 750.000

● Standar 8: Pengembangan Budaya dan Lingkungan


a. Penanaman pohon lindung 6.315.200
b. Pengembangan taman sekolah 20.000.000
149

c. Perlengkapan alat kebersihan sekolah 3.000.000


―Investasi: penambahan lahan 975.000.000 157.661.640
―Pembangunan 985.000.000 775.400.000
―Pengadaan sarana asrama 365.000.000 356.000.000
―Biaya tidak langsung pada madrasah 12.000.000
TOTAL 7.064.405.000 3.998.115.000
150

Das könnte Ihnen auch gefallen