Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Kariyoto1)
1)
Universitas Brawijaya Malang
1)
kariyoto@ub.ac.id
Abstract
In America, the criticisms aimed at the conceptual framework project Financial Accounting
Standards Board) (FASB). Although it can not be said that the Conceptual Framework
project fails, at least the conceptual framework running or growing a bit slow. The purpose
of this study to analyze the criticism of the conceptual framework that will allow help to
understand the reasons why this conceptual framework to develop slowly and help the
development possibilities in Indonesia or repair parts that still have weaknesses. The
research method used descriptive qualitative approach. This method is used to get an
understanding and a complete picture about a phenomenon of the literature on the
conceptual framework Standards Board Accounting Principles in Amaerika. There are two
approaches that can be used in the analysis. And the results and conclusions of the research
is twofold: first is to assume that the conceptual framework should be an approach
"scientific" (scientific), which is based on methods umumpya used in scientific research.
Prescription or accounting observations that emerge from this approach should be able to
justify the validity of the observation or the prescriptions based on logic and empirical
evidence. The second is the professional approach that is centered on the selection of actions
considered best by "values prbfesional". This is similar to the constitutional approach in
determining the rules.
Abstrak
21
22 Prosiding SNA MK, 28 September 2016, hlm 21-28
pustaka tentang kritik terhadap kerangka dan filosofi dari kerangka konseptual
konseptual FASB yang jarang ditemukan, menjadi hilang sampai statement tersebut
mungkin merupakan akar penyebab me- dikeluarkan. SFAC No. 5 menyatakan da-
ngapa kritik itu muncul. Peneliti meninjau lam beberapa paragraph (paragrap 35, 51,
dan menelaah aspek-aspek yang menjadi dan 108) bahwa konsep konsensus harus
proses kritik terhadap kerangka konsep- dikembangkan sebagaimana proses pe-
tual. Data informasi tambahan digali me- nentuan standar berkembang. Filosofi
lalui pengalaman praktis. evolusi semacam itu, yang melihat konsep
sebagai residu dari proses penentuan stan-
Hasil dan Pembahasan dar, jelas bertentangan secara langsung
A. Pendekatan Ilmiah dengan tujuan kerangka konseptual.
1. Deskriptif dan Non-perasional Dopuch dan Sunder (1980) lebih lan-
Kita memperhatikan berbagai isu dan jut, memandang bahwa definisi elemen la-
perdebatan dalam akuntansi, kita sering poran keuangan sangat tergantung pada
dihadapkan pada pertanyaan mendasar se- aturan-aturan (rules) dan konvensi yang ti-
perti : apakah yang dimaksud dengan nilai dak spesifik. Mereka mengatakan : "Ba-
(value)? Bagaimana kita menilai elemen gaimana mungkin kerangka konseptual
laporan keuangan seperti aktiva dan hu- memberikan pedoman dalam memilih ber-
tang? Salah satu tujuan dari kerangka kon- bagai prinsip dan aturan jika elemen-ele-
septual adalah untuk menjawab pertanya- men dalam laporan keuangan tersebut di-
an tersebut sehingga dapat menghindari definisikan dalam istilah yang sama". (hal.
argument repetitive terhadap arti dari isti- 4). Dopuch dan Sunder juga beranggapan
lah elemen laporan keuangan. Kesamaan bahwa tidak satupun dalam kerangka kon-
pandangan untuk menjawab pertanyaan septual FASB tersebut kelihatannya mam-
tersebut, paling tidak yang muncul dari pu membantu dalam memecahkan isu-isu
berbagai perbedaan dalam membuat suatu pengungkapan (disclosure) kontemporer.
kebijakan (judgment). Atas dasar hal ter- Mereka mendukung pernyataan ini berda-
sebut jelas bahwa kerangka konseptual di- sarkan isu-isu, seperti : Kredit Pajak
maksudkan sebagai proyek preskriptif Tangguhan (Deferred Taxes Credit), per-
yang bertujuan untuk memberi pedoman lakuan Cost eksplorasi industri Minyak
atau preskripsi bagi akuntan tentang ba- dan Gas serta akuntansi nilai terkini (cur-
gaimana menyajikan informasi yang rele- rent value accounting). Mereka menyim-
van dalam pengambilan keputusan ekono- pulkan sebagai berikut : (1) Definisi hu-
mi. Dalam proyek kerangka konseptual, tang terlalu luas sehingga menyulitkan
isu yang berkaitan dengan pengakuan dan dalam, memprediksi posisi FASB terha-
pengukuran merupakan isu yang sering dap deferred tax credit. (2) Kerangka kon-
muncul. Akibatnya, pada tahun 1984 dike- septual mendukung dua prinsip akuntansi
luarkan Statement of Financial Accoun- yang berlawanan (full cost dan successful
ting Concept No. 5 tentang Pengukuran cost) dan kelihatannya kerangka konsep-
dan Pengakuan. SFAC tersebut pada da- tual tidak berhasil dalam rnemberi pedo-
sarnya menjelaskan deskripsi tentang ele- rnan untuk memecahkan isu tersebut. (3)
men laporan keuangan yang didasarkan Kerangka konseptual membatasi masalah
pada observasi terhadap praktik berjalan. estimasi terhadap usaha-usaha masa lalu
Hines (1987 : p.71) mengungkapkan bah- yang ditujukan untuk mendorong publi-
wa “Sampai dengan dikeluarkannya kasi current value accounting.
SFAC No. 5, pendekatan yang digunakan Gerborth (1987) berpendapat bahwa
FASB hampir seluruhnya deskriptif. Sta- pengetahuan substantif berasal dari inves-
tement No.5 menunjukkan bahwa tujuan tigasi bukannya didasarkan pada kesepa-
24 Prosiding SNA MK, 28 September 2016, hlm 21-28
katan terhadap definisi. Misalnya, dalam pernyataan atau keyakinan dapat diterima
istilah politik, kata seperti "demokrasi", setelah terbukti kebenarannya sesuai de-
"kedudukan yang sama" (equality) meru- ngan aturan yang disepakati dalam meto-
pakan kata-kata kosong tanpa pemahaman dologi ilmiah. Hines (1988) berpendapat
terhadap masyarakat yang memberi kata- bahwa masalah dalam realisme ekonomi /
kata tersebut dengan suatu substansi. Un- pendekatan pengukuran yang diadopsi
tuk mendukung pernyataan tersebut, Cer- oleh kerangka konseptual di Amerika ada-
borfh mensitir pendapat Popper sebagai lah masalah yang sering dijumpai dalam
berikut : "Dalam science, kita harus mem- masyarakat ilmiah. Realitas dipandang se-
perhatikan bahwa pernyataan yang kita bagai sesuatu yang dibentuk dan diperta-
buat tidak akan pernah tergantung pada ar- hankan oleh praktisi sosial, sehingga "me-
ti dari istilah yang kita gunakan. Sekalipun ngotori" persepsi akuntan terhadap realitas
istilah tersebut didefinisikan, kita tidak ekonomi. Dalam pengetahuan sosial (so-
akan pernah mencoba untuk menarik in- cial science), aktor bertindak sesuai de-
formasi dari definisi tersebut, atau menda- ngan definisi dan konsep-konsep realitas
sarkan argumen pada definisi tersebut. Itu- yang ada.
lah sebabnya istilah-istilah kita sering me- Tujuan utama pendekatan ilmu pe-
nimbulkan masalah. Kita tidak akan ter- ngetahuan adalah untuk meningkatkan pe-
lalu membebani istilah tersebut. Kita men- mahaman tentang lingkungan sehingga
coba untuk memberi istilah tersebut de- memungkinkan untuk beroperasi lebih
ngan dengan bobot yang sekecil mung- efektif dalam lingkungan ter-sebut. Pende-
kin". (hal.5) katan hipothetico-deductive mempengaru-
2. Asumsi Ontologi dan Epistemologi hi asumsi epistemologi dan metodologi
Akuntansi dalam kerangka konsep- tentang pengujian kebenaran dan hal lain
tual disebutkan bahwa dimaksudkan untuk yang berkaitan dengan penelitian akuntan-
memberi informasi yang obyektif dan ti- si. Misalnya fokus penelitian diarahkan
dak bias kepada pemakainya. Hal ini di- pada survey sampel berskala besar, anali-
analogkan oleh Solomon (1978) sebagai sis dengan alat-alat yang layak dalam sta-
pemetaan keuangan. "Akuntansi merupa- tistik, dan penurunan beberapa teori.
kan pemetaan keuangan. Semakin baik Asumsi juga dibuat terhadap karakteristik
memetakannya, semakin lengkap peta ter- perilaku (maksimisasi kemakmuran, ke-
sebut menggambarkan fenomena kom- butuhan informasi pemakai seperti aliran
pleks yang dipetakan. Kita tidak menilai kas masa mendatang dan nilai terkini), dan
suatu peta berdasarkan aspek perilaku cara-cara bagaimana orang berhubungan
yang dihasilkan. Kita menilai suatu peta dengan orang lain dan masyarakat.
berdasarkan seberapa baik peta tersebut 3. Perputaran Logika (Circularity of
menggambarkan kenyataan. Orang kemu- Reasoning)
dian bereaksi terhadap peta tersebut seba- Salah satu tujuan dari kerangka kon-
gaimana mereka akan bereaksi". (hal. 71) septual adalah memberi pedoman bagi
Filosofi realisme tersebut muncul da- praktik akuntansi setiap hari. Apabila di-
lam akuntansi berdasarkan anggapan bah- perhatikan, kerangka konseptual FASB
wa kenyataan ekonomi dapat diobservasi, kelihatan seperti mengikuti alur ilmiah,
diukur, dan dikomunikasikan secara ob- yaitu menghasilkan prinsip-prinsip dan
yektif. Beberapa filsuf pengetahuan, se- praktik akuntansi dari suatu teori yang di-
perti Feyerabend berpendapat bahwa ke- generalisasikan. Namun kenyataannya ke-
benaran ilmiah tidak bersifat absolut. Ke- rangka konseptual tersebut gagal meme-
benaran tersebut mengacu pada pernya- nuhi kriteria pengujian. Kerangka konsep-
taan tentang realitas yang dibentuk. Suatu tual tersebut lebih didasarkan pada "per-
Kariyoto, Kritik Terhadap Kerangka Konseptual….25
putaran logika (circularity of reasoning)" tahap "embrio", dan belum dapat dikate-
yang tidak berujung pangkal dalam ke- gorikan sebagai sesuatu yang ilmiah
rangka itu sendiri. Dalam SFAC No. 2, (scientific).
misalnya, kualitas informasi seperti relia- B. Nilai Profesional
bilitas (reliability) dinyatakan tergantung 1. Kerangka Konseptual Sebagai
pada pencapaian kualitas yang lain seperti Dokumen Kebijakan
: representational faithfulness, neutral- Sebagai seperangkat pengetahuan
lity, dan verifiability. Meskipun demikian, yang digeneralisasikan, kerangka konsep-
kualitas-kualitas tersebut sangat tergan- tual gagal memenuhi pengujian ilmiah.
tung pada kualitas yang tidak operasional Sekalipun kita berargumen bahwa realitas
dan kelihatan tidak jelas. Dalam SFAC hanya merupakan hasil dari konstruksi so-
No. 2 tersebut terdapat pembahasan ten- sial, namun tidak ada proses deduktif yang
tang kualitas yang tergantung pada rele- melekat dalam kerangka konseptual. Ti-
vansi, reliabilitas, dan representational dak dapat dipungkiri bahwa proses terse-
faithfulness (paragrap 98, 100). Namun but sebenarnya diperlukan untuk mene-
demikian, kondisi yang diperlukan untuk rapkan kerangka konseptual pada fenome-
mencapai kualitas tersebut tidak dinyata- na empiris yang ada. Hal ini dimaksudkan
kan dengan jelas. untuk mengubah realitas ke arah tatanan
4. Disiplin Yang Tidak Ilmiah yang lebih disukai sesuai dengan tujuan
Apakah akuntansi dapat dikatakan se- yang diasumsikan. Kenyataan yang me-
bagai ilmu pengetahuan murni (science)? nunjukkan apakah kerangka konseptual
Kerangka konseptual mungkin menga- dapat dipandang sebagai model normatif
dopsi pendekatan ilmiah, akan tetapi pen- untuk praktik akuntansi, juga merupakan
dekatan tersebut dipertanyakan jika akun- masalah. Hal ini disebabkan praktik yang
tansi tidak memenuhi kriteria "science". diterima, sebagian besar didasarkan pada
Stamp (1981) menyatakan bahwa : akun- prosedur yang ada, kemudian dijadikan le-
tansi lebih dekat dengan hukum dari pada gitimasi dalam kerangka konseptual.
pengetahuan fisika, karena baik akuntansi Alternatif untuk memandang kerang-
maupun hukum berkaitan dengan konflik ka konseptual sebagai suatu yang ilmiah
antara kelompok pemakai memiliki perbe- adalah dengan melihatnya sebagai model
daan kepentingan dan tujuan. (hal. 14). kebijakan. Ijiri (1975) membedakan antara
Lebih lanjut Stamp menggambarkan model normatif dan model kebijakan. Mo-
bahwa hukum merupakan disiplin norma- del normatif didasarkan pada asumsi-
tif yang bersifat preskriptif, berisi konsep- asumsi tertentu yang berkaitan dengan tu-
konsep yang dipenuhi dengan nilai-nilai. juan yang akan dicapai. Meskipun model
Akuntansi dihadapkan pada pasar yang ti- normatif memiliki implikasi kebijakan,
dak sempurna dan melibatkan berbagai model tersebut berbeda dengan model ke-
proses pengambilan keputusan manusia bijakan yang melibatkan komitmen terha-
yang dipengaruhi faktor subyektifitas. Se- dap tujuan. Baik berbentuk deskriptif atau
baliknya, fisika dipandang sebagai disiplin normatif, suatu model harus merupakan
ilmu positif, deskriptif, dan berisi konsep- teori yang dapat diuji secara ilmiah. Hal
konsep yang bebas nilai. Elemen-elemen ini berbeda dengan pernyataan kebijakan
empiris dan teoritis, dalam akuntansi dide- yang didasarkan pada pertimbangan nilai.
finisikan secara bebas (loosely). Dengan Lebih lanjut, Ijiri berpendapat bahwa
demikian, akuntansi kehilangan paradig- teori dan kebijakan dalam akuntansi cen-
ma ilmiah yang definitif. Teori akuntansi derung tumpang tindih. Sementara dalam
normatif banyak memiliki kelemahan, se- pengetahuan ilmiah empiris lainnya, per-
dang teori akuntansi positif masih dalam bedaan tersebut dinyatakan secara jelas.
26 Prosiding SNA MK, 28 September 2016, hlm 21-28
dan efektifitas biaya tidak dapat dipecah- sehingga penyusunan dan interpretasi ter-
kan dengan kerangka konseptual. Isu ter- hadap laporan keuangan diserahkan pada
sebut hanya dapat dipecahkan dengan akuntan dan auditor. Tindakan ini akhir-
menggunakan pertimbangan yang bersifat nya akan menimbulkan ketidakkonsiste-
subyektif. Sementara, pertimbangan seba- nan antara standar yang ditetapkan dengan
gian besar juga didasarkan pada nilai-nilai kerangka konseptual yang dikembangkan
profesional. untuk tujuan penyajian informasi yang
Adanya ketidaksepakatan terhadap dapat dipercaya, relevan dan obyektif.
standar akuntansi normatif juga didukung
oleh Demski (1973). Dia mengatakan bah- Simpulan dan Saran
wa atas dasar bukti yang ada, secara Secara umum dapat dikatakan bahwa
umum, tidak ada standar yang mampu me- proyek kerangka konseptual FASB meru-
ngidentifikasi alternatif akuntansi yang pakan proyek yang dianggap paling maju
paling disukai tanpa mengkaitkannya de- dalam menciptakan "konstitusi akuntan-
ngan keyakinan dan preferensi pribadi si". Kerangka tersebut harus mampu dite-
(individu). Keyakinan dan preferensi se- rima secara umum, menggambarkan peri-
macam itu merupakan campuran antara laku kolektif, dan melindungi kepentingan
nilai pribadi dan nilai profesional. Oleh publik di bidang kegiatan yang dipenga-
karena itu, Bromwich (1980) yakin bahwa ruhi oleh pelaporan keuangan. Dapatkah
pendekatan yang optimal dalam menen- semuanya dicapai? Kerangka konseptual
tukan standar akuntansi adalah dengan mungkin tidak mampu menyelesaikan se-
mengeluarkan seperangkat standar sepo- mua rnasalah yang berkaitan dengan pe-
tong-potong (parsial) yang membahas nentuan standar akuntansi.
masalah-masalah akuntansi secara terpi- Beberapa masalah tersebut, berkaitan
sah. Jadi, pendekatan ini dilakukan serupa dengan aspek pemilihan sosial. Disaran-
dengan penentuan standar akuntansi ber- kan pengembangan seperangkat standar
dasarkan praktik berjalan sebelum proyek akuntansi yang dapat diterapkan pada se-
kerangka konseptual dibentuk. Dengan ca- mua alternatif akuntansi yang memuaskan
ra demikian, diharapkan bahwa konsensus semua pihak tidak mungkin dilakukan.
diantara pemakai laporan keuangan mu- Kerangka konseptual harus dapat diprak-
dah dilakukan, sumber-sumber yang ter- tikkan dan dapat diterima oleh semua pi-
batas dapat ditargetkan dan disentralisa- hak yang berkepentingan. Kemampuan
sikan, serta standar yang dihasilkan dapat kerangka konseptual untuk dapat diprak-
menghilangkan tekanan pada profesi tikkan mungkin dihadapkan pada masalah
akuntansi. yang berkaitan dengan tingkat "keabstra-
Konsep yang kurang idealis dari nilai- kan" dari karakteristik kualitatif dan reko-
nilai profesional adalah konsep otoritas mendasi lainnya. Keberterimaan kerangka
dan monopoli profesional. Konsep ini se- konseptual mungkin dihadapkan pada ke-
suai dengan pendekatan konstitusi (consti- sulitan untuk memecahkan masalah atau
tutional approach) yang diajukan oleh konflik kepentingan diantara para pema-
Buckley (1980) dan argumen yang menye- kai dan ancaman terhadap kemungkinan
butkan bahwa penentuan standar berkaitan perubahan secara radikal dalam pelaporan
dengan monopoli yang dilakukan oleh keuangan perusahaan. Salah satu cara
profesi akuntan. Hal ini dapat dilakukan yang dapat digunakan untuk menentukan
dengan mengeluarkan konsep dan standar keberterimaan kerangka konseptual ada-
yang rumit. Atas dasar standar yang rumit lah dengan memastikan kelayakan (sound-
tersebut untuk pihak lain tidak mampu ness) atas penalaran yang melandasi ele-
memahami prinsip akuntansi yang sulit men kerangka konseptual.
28 Prosiding SNA MK, 28 September 2016, hlm 21-28