Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
ANALISIS JURNAL
Abstract
1
EFEKTIVITAS TERAPI MUROTTAL AL-QUR’AN TERHADAP SKOR
HALUSINASI PASIEN HALUSINASI
Abstrak
2
Kriteria Jawab Pembenaran dan Critical Thinking
Data World Health Organization (WHO, 2016)
menyatakan bahwa skizofrenia merupakan gangguan mental
parah yang mempengaruhi lebih dari 21 juta orang diseluruh
dunia. Prevalensi gangguan jiwa berat seperti skizofrenia
mencapai sekitar 400.000 orang atau sebanyak 1,7 per 1000
orang penduduk Indonesia. Prevalensi tertinggi dari seluruh
wilayah Indonesia berada diwilayah Yogyakarta dan Aceh
dimana masing-masing berjumlah 2,7 per 1000 penderita.
Sedangkan untuk wilayah Riau termasuk wilayah dengan
penderita skizofreniayang cukup banyak yaitu 0,9 per 1000
Problem /
Ya penderita (Riskesdas, 2013). Menurut DSM 5 skizofrenia
Populasi
merupakan sekumpulan gejala yang terjadi secara terus
menerus selama paling sedikit 6 bulan dengan ciri-ciri seperti
munculnya gejala negatif (afektif yang datar, alogia,
pengagungan); kemorosotan dalam berhubungan sosial,
hubungan interpersonal, pekerjaan, dan delusi serta halusinasi
(Black & Andreasen, 2014).
Sampel penelitian ini adalah 33 responden yang dibagi
menjadi 17 responden pada kelompok eksperimen dan 16
responden pada kelompok kontrol diambil berdasarkan kriteria
inklusi menggunakan teknik purposive sampling.
terapi audio murratal Al-Qur’an dapat menghasilkan
gelombang tinggi yang mempengaruhi batang otak sehingga
akan berdampak pada peningkatan fungsi serotonin (Tumiran et
al, 2013). Terapi Al-Qur’an terbukti mengaktifkan sel-sel
tubuh, suara yang didengarkan masuk melalui telinga
diteruskan hingga koklea, stimulus suara ditransmisikan kearea
serebral, sistem limbik, dan korpus kolosum. Ketika suara
diperdengarkan, seluruh daerah sistem limbik dirangsang
menghasilkan sekresi feniletilamin yang merupakan suatu
neuro yang bertanggung jawab pada perasaan. Pada saraf
Intervensi Ya otonom, stimulasi suara menyebabkan sistem saraf parasimpatis
berada di atas sistem saraf simpatis sehingga merangsang
gelombang otak alfa yang menghasilkan kondisi rileks
(Faradisi, 2012).
Murotal terapi dilakukan dengan menggunakan file MP3,
headset atau speaker selama 15 – 30 menit, Surah yang
digunakan adalah Ar-Rahman 78 ayat terapi dilakukan sekali
sehari. Terapi bisa juga diberikan pada saat ; ketika pasien
mendengar suara – suara palsu, ketika waklu luang, ketika
pasien selesai melaksanakan sholat wajib, latihsan bisa
diberikanpagi dan siang hari
3
Pada penelitian ini peneliti menggunakan analisis univariat
Comparation Ya dan dan analisis bivariat dengan uji dependent sample T test dan
Independent sample T test.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik
responden yang terdiri dari 33 responden didapatkan bahwa usia
terbanyak adalah dewasa awal (26-35 tahun) (42,4%), jenis
kelamin terbanyak adalah laki-laki (69,7%), pendidikan
terbanyak adalah pendidikan SMA (36,4%), status pernikahan
terbanyak adalah belum menikah (54,5%), lama rawat
terbanyak adalah lebih dari 28 hari (93,9%), dan lama sakit
tertinggi adalah lebih dari 3 tahun (42.4%). Intervensi terapi
murottal Al-Qur’an dengan uji Dependent sample T test
Outcome Ya
kelompok eksperimen menunjukkan hasil yang signifikan
terhadap penurunan skor halusinasi karena didapatkan p value
(0,000) < (α=0,05) dan pada kelompok kontrol menunjukan
hasil yang tidak signifikan terhadap skor halusinasi karena
didapatkan p value (0,130) > (0,05). Hasil Uji Independent
sample T test didapatkan p value (0,000) < (α=0,05), maka dapat
disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan efektivitas
terapi murottal Al-Qur’an terhadap skor halusinasi pada pasien
halusinasi.
Strenghs Weaknesses
1. Pada saraf otonom, stimulasi suara 1. Keefektifan yang signifikan hanya
murottal menyebabkan sistem saraf jika diterapkan pada penderita yang
parasimpatis berada di atas sistem beragama Islam, kurang efektif pada
saraf simpatis sehingga merangsang penderita non muslim.
gelombang otak alfa yang
menghasilkan kondisi rileks.
2. Terapi termasuk dalam kategori
nonfarmakologis dan non infasif.
3. Dapat diterapkan di lokasi apapun.
4. Dikarenakan hanya mendengarkan
saja, maka semua pasien dengan
kognitif baik maupun kurang, dapat
mengikuti terapi
Opportunities Threats
1. Dapat dikombinasikan dengan terapi 1. Dalam konteks spiritual, pasien
farmakologi. dapat menolak hingga berontak saat
diberikan terapi.
4
2. Dapat diterapkan dalam pemberian 2. Klien tidak kooperatif
asuhan keperawatan jiwa atau dalam
TAK Stimulasi persepsi