Sie sind auf Seite 1von 9

Jurnal Fisika FLUX

Volume 14, Nomor 1, Februari 2017


ISSN : 1829-796X (print); 2514-1713(online)
http://ppjp.unlam.ac.id/journal/index.php/f/

Perbandingan Setiap Kontur Transfomasi Pada Anomali Magnetik


Untuk Identifikasi Sesar
(Studi Kasus : Sesar Toru Pada Great Sumatera Fault)
Andrean V H Simanjuntak1*)
1)
Stasiun Geeofisika Mata Ie Banda Aceh, BMKG Provinsi Aceh
*E-mail: andreansimanjuntak@gmail.com

ABSTRACT - Toru fault is one part of the Great Sumatran Fault, which is actively moving every year. These
activities cause severe damage and cause fatalities too, therefore the best step is to know and identify the
fault. From there, we can learn how to mitigate before and after the earthquake. For that reason, the
geophysical method is the right step to do, because the results can describe the surface and subsurface state
of a region. Geomagnetic method is one of the geophysical methods that can explain the subsurface
conditions in an area. This method is based on the difference of positive and negative closures, which
indicates the presence of two poles, and an indication of the existence of a different layer. The data in this
study were obtained from the data of CHAMP Satellite, which measures field to the distance between grid to
another grid is 3.8 km. The method which used for this research is transformation techniques on magnetic
field anomalies. From there, we will know the difference characteristics of each transformation. The results
show that each graph on the transformation to the pole, which is given 4 lines, follows the movement of the
fracture. The graph on the first line has an anomalous range of -20 nT - 80 nT. In the second line, the range of
anomalies obtained ranges from -50 nT - 250 nT. On the third line, the range of anomalies obtained is about
-250 nT - 150 nT. On the fourth line, the anomaly range obtained is -200 nT - 200 nT.
Keywords : Geomagnetic, Transfomation, Anomaly, Earthquake

I. PENDAHULUAN
Patahan Besar Sumatra adalah Patahan 1.1 Sejarah Kegempaan
aktif dengan panjang 1.900 km, 1.650 km berada Salah satu sesar yang berada pada selatan
di daratan Pulau Sumatra dan mempunyai arah Sesar Toru, Sesar Angkola telah patah sebagian
dari barat laut sampai tenggara, mulai dari pada Gempa Desember 2006 dengan magnitudo
Pulau Weh di Aceh sampai Teluk Semangko di 5,8. Sesar Renun yang berada di ujung utara
Lampung (Katili dan Hehuwat, 1967). utara, dengan panjang 220 km, juga sedang
Sesar Toru, yang berada di wilayah menunggu waktu untuk patah mengingat
Tapanuli, sebelah selatan Danau Toba. Secara sudah berada dalam ujung siklus seismik 100-
administratif, Sesar Toru memiliki koordinat an tahun.
geografis yang terletak antara 98° 42’ 00’’ - 99° Pada suatu batuan yang rapuh (batuan
43’ 30’’BT dan 1° 12’ 00’’LU - 2° 06’ 00’’LU, yang heterogen), stress yang dikandung tidak
dengan panjang 95 km serta diapit oleh dua begitu besar karena langsung dilepaskan
sesar lainnya di ujung utara dan selatan yaitu melalui gempa–gempa kecil (gempa mikro).
Renun dan Angkola. Sedangkan untuk batuan yang lebih kuat
Sesar Toru bergerak dengan kecepatan (batuan yang homogen), gempa kecil jarang
rata-rata 20 mm/tahun, yang diukur dengan terjadi karena stress yang dikandung tidak
menggunakan GPS dan pergeseran sedimen langsung dilepaskan melainkan disimpan
hasil produk letusan Toba 73.000 tahun silam hingga pada suatu saat batuan tersebut tidak
(Sieh dan Natawidjaja, 2000). mampu lagi menahan stress, maka terjadi

19
pelepasan energi yang besar secara tiba – tiba Survei magnetik bisa dalam berbagai
ke segala arah (Simanjuntak, 2017). macam aplikasi seperti pada pengukuran
Tepatnya 20 Mei 2008 lalu, bagian utara langsung, dengan data satelite, aeromagnetic,
Sesar Toru dengan panjang 23 km telah patah dan dengan kapal khusus riset (marine magnetic
pada tahun 1984 silam dalam Gempa Pahae survei). Pada skala kecil, penerapannya
Jahe dengan magnitudo 6,4, dan kembali patah digunakan untuk kepentingan survei arkeologi
pada tahun 2008. Kejadian perulangan yang dan situs purba untuk mengetahui situs apa
sangat cepat sekali dimana hanya 25 tahun yang tekandung didalamnya.
sudah berulang kembali, tetapi secara elastic Penelitian skala besar akan berurusan
rebound theory itu mungkin saja terjadi dengan dengan batas-batas geologi, identifikasi
pelentingan 50 cm dan kecepatan geser rata-rata keaktifan suatu sesar, eksplorasi, geothermal
20 mm/tahun. yang memerlukan daerah penelitian yang
Gempa pada tahun 2008 bersumber pada sangat luas dan struktur geologi yang kompleks
kedalaman 10 km di sepanjang 23 km zona serta umumnya memiliki kontras nilai
rekahannya dan menghasilkan guncangan 3 SIG kepekaan magnetik batuan yang menghasilkan
yang sanggup merobohkan bangunan dan anomali tinggi.
melongsorkan tebing. Selain itu, Sesar Toru
menjadi salah satu objek penelitian yang sangat 1.2 Penelitian Sebelumnya
potensial, karena selain aktivitas seismisitas-nya Prinsip studi penelitian geomagnetik yaitu
terdapat juga sumber daya alam berupa menghitung dan mempertimbangkan nilai
eksplorasi geothermal yang terdapat pada kepekaan magnetik yang terdapat dari batuan
kelurusan Sesarnya. dengan konsep perhitungan matematis, dan
Pada zona pelurusannya, Sesar Toru studi ini sudah dilakukan terlebih dahulu oleh
memiliki potensi geothermal yang sangat Telford (1990).
melimpah dengan 43 titik lokasi geothermal dan Studi tersebut menunjukkan bahwa batuan
tujuh lokasi semburan belerang. Salah satu yang beku, khususnya batuan beku dasar, memiliki
paling terkenal yaitu Sipaholon, lokasinya kepekaan tertinggi karena relatif memiliki
tserletak di atas Sesar Toru dan Sarulla tepat di kuantitas magnetit yang tinggi (Telford dkk.,
tengahnya, dengan sumber panas terletak 1990). Zubaidah (2010) melakukan penelitian
antara 200 – 1400 m dibawah permukaan tanah pada daerah Lombok , dengan memakai data
dan temperatur antara 142 - 230°C yang satelit. Dengan model MF6 yang didapat dari
dikategorikan sebagai moderate temperature, satelit CHAMP, kontur bisa diakuisisi secara
mampu menghasilkan energi listrik sebesar 300- filtering dan akan didapatkan data anomali
400 Megawatt. magnetik terkoreksi dengan grid 2-3 menit.
Karena itu, penerapan metode geofisika Data anomali belum sepenuhnya mewakili
yang baik sangat perlu dalam mengidentifikasi kondisi geologi lokal wilayah penelitian.
keaktifan Sesar Toru untuk kepentingan riset Sehingga harus dilakukan analisis transfomasi
seismik dan mitigasi kebencanaan serta secara matematis untuk mendapatkan
penyelidikan kondisi geologi dan struktur interpretasi kualitatif.
lapisannya untuk kepentingan eksplorasi Dalam survei lanjutan , anomali pada data
geothermal. pengukuran magnetik harus dianalisis dengan
Survei kemagnetan dipakai untuk teknik pengolahan khusus untuk mendapatkan
menyelidiki dan mengeksplorasi struktur suatu interpretasi dari peta anomali magnetik
geologi bawah permukaan, yang mana didasari dan juga dapat membantu dalam pemetaan
pada anomali di medan magnet bumi hasil geologi lokal (Blakely, 1995).
aktivitas dari mineral magnetik pada batuan Peta anomali magnetik umumnya
dipermukaan atas dan bawah permukaan bumi dianalisis dengan menggunakan beberapa
(mis: magnetide, pirhotit, ilmenite, dll). teknik transformasi linear, seperti derivative-
Jurnal Fisika FLUX
Volume 14, Nomor 1, Februari 2017
ISSN : 1829-796X (print); 2514-1713(online)
http://ppjp.unlam.ac.id/journal/index.php/f/

based techniques, spectral methods dan inverse Metode magnetik merupakan salah satu
modeling techniques. Studi identifikasi sesar yang metode geofisika didasarkan pada pengukuran
dilakukan oleh Arafa (2012) di Kairo, Mesir , variasi intensitas magnetik di permukaan bumi
menerapkan perhitungan Transformasi pada yang disebabkan adanya variasi anomali benda
masing-masing komponen medan magnet. termagnetisasi di bawah permukaan bumi.
Transformasi linear dapat membantu Penelitian magnetik merupakan pengukuran
dalam menginterpretasikan suatu struktur intensitas dari medan magnetik bumi,
geologi lokal dari hasil pengukuran magnetik sedangkan anomali yang didapat merupakan
dan memberikan beberapa bukti tentang sifat hasil dari medan magnetik yang diakibatkan
dan sumber penyebab dari fenomena geologi oleh material magnetik dari kerak bumi.
setempat (Blakely, 1995). Kontinuasi ke Atas
Konsep dasar pengangkatan ke atas berasal
II. METODE PENELITIAN dari identifikasi tiga teorema Green. Teorema ini
menjelaskan bahwa apabila suatu fungsi H
A. Data dan Landasan Teori adalah harmonik, dan mempunyai turunan
yang kontinu di sepanjang daerah R, maka nilai
Data Topografi H pada suatu titik P di dalam daerah R dapat
Data dari Topex, digunakan untuk melihat dinyatakan (Blakely, 1995):
kontur ketinggian Patahan Toru dan perbedaan
topografi serta penampakan fisis suatu patahan.
Data yang diambil dalam rentang koordinat (1°
Persamaan (1) menggambarkan secara
– 2.2° LU) dan (98.7° – 99.7°) BT.
dasar prinsip dari pengangkatan ke atas,
dimana suatu medan potensial dapat dihitung
Data Anomali Magnet Bumi (Geomag)
pada setiap titik didalam suatu daerah
Data Geomag merupakan data observasi
berdasarkan sifat medan pada permukaan yang
dari Satelit CHAllenging Mini-Satellite Payload
melingkupi daerah tersebut.
(CHAMP)-GFZ. Satelit CHAMP digunakan
untuk tujuan ilmiah dalam riset aplikasi
Reduksi ke Kutub
geofisika, terdiri dari gravitasi bumi, medan
Baranov dan Naudy (1964)
magnet bumi dan sifat kelistrikan bumi, serta
menggambarkan metode transformasi ke kutub
aktivitas ionisasi atmosfer dan ionosfer.
untuk menyederhanakan interpretasi data
magnetik pada daerah lintang rendah dan
Data Seismisitas dan Seismotektonik
menengah. Metode ini dapat mengurangi salah
Data Seismisitas dan Seismotektonik
tahapan yang rumit pada proses interpretasi,
didapat dari International Seismological Centre
dengan anomali medan magnetik menunjukkan
(ISC), digunakan untuk mengetahui aktivitas
langsung posisi bendanya. Formulasi yang
seismisitas Patahan Toru gempa yang terjadi di
umum sebagai hubungan antara medan
Patahan Toru bersifat strike-slip berarah dextral.
potensial (f) dengan distribusi sumber (s) :
dengan batasan (1° – 2.2° LU) dan (98.7° – 99.7°
BT), dan magnitudo (5 – 10). Data diambil dari
tahun 1910 – 2011.
Fungsi f(P) adalah medan potensial atau
B. Metode Geomagnetik anomali total medan magnetik pada P,
sedangkan s(Q) kuantitas fisis magnetisasi pada

19
Q dan (P,Q) suatu fungsi Green berupa Gambar 4. Peta Seismotektonik Sesar Toru
anomali total medan magnetik dipole tunggal dengan pola oblique dan strike-slip serta
tergantung pada geometris tempat titik sebaran Magnitudo 5-10 dari tahun 1910-2011.
observasi P dan titik distribusi sumber Q. Proses
transformasi reduksi ke kutub dilakukan Data gempa bumi dipilih yaitu magnitudo
dengan mengubah arah magnetisasi dan medan ≥ 5, dengan jumlah kejadian gempa yang
utama dalam arah vertikal. terekam dari tahun 1910 s/d Agustus 2011
sekitar 64 kejadian, dengan rentang magnitudo
III. PEMBAHASAN berkisar antara 5 – 7 M. Pada rentang dekade
ini, event yang terjadi sebanyak 2 (dua) kali
Grid Penelitian dan Seismotektoniks gempa , yaitu dengan kategori magnitudo yang
Batasan wilayah yaitu 1°LU - 2.2°LU dan sangat kuat, yaitu diatas 6.
98.7°-99.7°BT (Kab.Tarutung). Nilai anomali medan magnetik di sekitar
daerah Sesar Toru menjadi 3 kelompok anomali,
yaitu :
•Kelompok anomali medan magnet tinggi
dengan nilai lebih dari +70 nT
•Kelompok anomali medan magnet
sedang dengan nilai 0 sampai +70 nT
•Kelompok anomali medan magnet
rendah dengan nilai kurang dari 0 nT
Koordinat Segmen Toru (1.2 – 2) LU dan (98.7 – 99.7) BT Letak kelurusan Sesar Toru yang berbentuk
diagonal mengikuti letak keberadaan anomali
Gambar 3. Peta daerah dan batasan wilayah
magnet dan terbagi menjadi 3 bagian ,bagian
penelitian.
utara memiliki nilai rendah-tinggi, dan anomali
Dalam penelitian ini, untuk mengetahui
sedang berada di tengah-tengah dan di selatan.
keaktifan Sesar Toru dianalisa dengan
Pengangkatan ke atas setinggi 500 m dipilih
menggunakan data gempa bumi dari katalog
karena nilai ini sudah cukup baik dalam
gempa ISC (International Seimological Center) dan
memisahkan anomali lokal dengan anomali
focal mechanism dari GlobalCMT ,bertujuan
regionalnya.
untuk membuktikan bahwa gempa di Sesar
Pada hasil peta kontur anomali di atas,
Toru bersifat strike-slip berarah dekstral, serta
pasangan klosur positif dan negatif terlihat lebih
diolah menggunakan software GMT pada
jelas. Hal ini disebabkan efek lokal dari berbagai
waktu periode tertentu.
sumber benda magnetik yang tersebar di
permukaan topografi yang tidak terkait dengan
penelitian telah hilang. Klosur yang terlihat
pada hasil pengangkatan ke atas hanya pada
lokasi yang besesuaian dengan data struktur
dari hasil survei geologi.
Data anomali medan magnet total hasil
kontinuasi ke atas kemudian direduksi ke kutub
untuk memperjelas anomali medan magnet.
Proses ini dilakukan dengan membuat sudut
inklinasi benda menjadi -13.49° dan deklinasi
-0.51° serta total intesity field 42117.18 nT yang
didapat melalui nilai IGRF .
Gambar 5 menunjukkan hasil peta kontur
reduksi ke kutub, hasil dari reduksi ke kutub
Jurnal Fisika FLUX
Volume 14, Nomor 1, Februari 2017
ISSN : 1829-796X (print); 2514-1713(online)
http://ppjp.unlam.ac.id/journal/index.php/f/

menunjukkan anomali residual menjadi satu kelurusan dari Sesar Toru , dan ditarik dari
kutub (monopol), sehingga menggambarkan klosur yang memiliki nilai medan magnet tinggi
pola sumber anomali magnetik. Hal ini dapat ke nilai medan magnet rendah. Peta kontur
memudahkan dalam melakukan interpretasi yang telah dilakukan pengangkatan ke atas dan
secara kualitatif. Reduksi ke kutub dilakukan kemudian di reduksi ke kutub, dioverlay
dengan menggunakan perangkat lunak dengan peta topografi dan kajian geologi yang
Magpick. sebelumnya telah dilakukan penelitian untuk
Pada gambar 5, di sebelah selatan Sesar memberikan informasi struktur geologi dan
Toru terlihat adanya anomali rendah yang di batuan penyusun serta profil permukaan pada
bawahnya diduga terdapat benda penyebab zona kelurusan di daerah tersebut pada gambar
anomali dan letaknya terdapat pada zona 5. Peta anomali reduksi ke kutub memiliki
kelurusan Sesar Toru. Pasangan klosur positif sebaran nilai anomali yang mempunyai
dan negatif mengindikasikan adanya struktur perbedaan nilai klosur yang tegak lurus
geologi di bawah permukaan. Metode terhadap zona kelurusan Sesar Toru.
penarikan sayatan mengikuti struktur

19
Gambar 5. Peta masing­masing kontur (anomali, kontinuasi ke atas, dan reduksi ke
kutub) dibandingkan dengan struktur fisik dan kelurusan pada permukaan Sesar Toru
serta dengan grid penelitian.

Struktur topografi menunjukkan zona


kelurusan Sesar Toru berarah Barat laut-
Tenggara dan memiliki sebaran anomali lokal
yang tegak lurus berarah Barat Daya-Timur
Laut.
Peta topografi dipakai untuk interpretasi
kuantitatif yaitu dengan memasukkan nilai
batuan penyusun yang ada di sesar.
Peta seismotektonik yang dioverlay
menunjukkan nilai yang sesuai dengan
kelurusan sesar Toru dan tersebar dengan
mengikuti pergerakan dekstral pada zona
kelurusan Sesar Toru. Sebaran anomali terlihat
merata pada sisi kiri dan kanan yang mana
mengikuti pergerakan yang dilakukan oleh
sesar Toru yang bergeser menganan.
Gambar 6. Kontur reduksi ke kutub pada peta seismisitas

1 2

3 4

Gambar 7. Peta Reduksi Ke Kutub setelah kelurusan sesar dipotong tegak lurus dengan
garis cross section yang dibuat.

Hasil dari reduksi ke kutub rentang anomaly yang diperoleh yaitu -200 nT –
memperlihatkan perbedaan grafik, yang mana 200 nT.
dipengaruhi oleh anomali yang didapatkan dari Selain interpretasi pada grafik reduksi ke
transformasi reduksi ke kutub. Pada grafik, nilai kutub, hal lain seperti melakukan forward/inversi
yang bernilai rendah merupakan letak dari modeling, teknik tersebut digunakan untuk
kelurusan sesar. Grafik ini cukup bisa mengetahui letak dan sususan batuan dibawah
membuktikan bahwa terjadi sebaran batuan permukaan pada kelurusan sesar Toru. Selain
yang mengikuti pergerakan geser menganan posisi, nilai suseptibilitas yang diperlukan
(dekstral). untuk klasifikasi batuan juga bisa didapatkan.
Grafik pada garis pertama memuiliki Nilai anomali yang didapatkan belum
rentang anomali sebesar -20 nT – 80 nT. Pada sepenuhnya mewakili kondisi geologi ataupun
garis kedua, rentang anomali yang didapatkan tektonik yang ada pada wilayah penelitian.
berkisar antara -50 nT – 250 nT. Pada garis Oleh karena itu, melakukan forward/inversi
ketiga, rentang anomali yang diperoleh yaitu sangat diperlukan setelah berhasil melakukan
berkisar -250 nT – 150 nT. Pada garis keempat, teknik transformasi reduksi ke kutub.
Hasil penelitian menggunakan data Hickman, R.G, Dobson, P.F., van Gerven, M.,
pengukuran satelit diharapkan bisa menjadi Sagala, B.D., Gunderson, R.P., 2004. Tectonics
bagian pendukung untuk penelitian-penelitian and stratigraphic evolution of the Sarulla
sebelumnya dan memberikan bukti-bukti graben area, North Sumatra, Indonesia.
ilmiah yang dapat dijelaskan secara kualitatif Journal of Asian Earth Sciences, 23, 435-448.
dan kuantitatif serta memberi kemajuan pada
studi geofisika terapan di bidang geofisika Ismail, N.,2001, Interpretasi Data Anomali
potensial. medan Magnetik Total Reduksi ke Kutub
untuk Pemodelan Regional di Daerah
IV. Kesimpulan Gunung Merapi-Merbabu, Tesis, FMIPA,
Hasil dari studi penelitian yang telah UGM.
dilakukan pada zona kelurusan Sesar Toru telah
diperoleh, maka kesimpulan yang bisa ditarik Katili, J. A., dan Hehuwat, F., 1967. On The
antara lain : Occurence of Large Transcurrent Faults in
Sumatera, Indonesia, Journal Of Geoscience,
1. Interpretasi kualitatif pada anomaly Osaka City University, Vol.10, Art 1-1.
reduksi ke kutub ditandai dengan hasil
pemodelan yang menunjukkan adanya grafik Katili, J.A., 1971. A review of geotectonic
pasangan klosur positif dan negatif yang theories and tectonic map of Indonesia. Earth
mengikuti pergerakan sesar. Science Reviews 7, 143-163.
2. Studi geomagnet pada penelitian ini bisa
dilanjutkan dengan metode forward ataupun Natawidjaja, D. H. (2003), Neotectonics of the
inversi sebagai pendukung dalam Sumatran Fault and paleogeodesy of
mengkarakteristikkan struktur tektonik dan the Sumatran subduction zone, Ph. D. thesis,
geologi Sesar Toru. Calif. Inst. of Technol., Pasadena.

Daftar Pustaka Nukman, M. Moeck, I., 2013. Structural controls


on a geothermal system in the Tarutung
Araffa S. A. S., Santos F. A. M. , Hamed A.T., Basin, north central Sumatra. Journal of
2012. Delineating active faults by using Asian Earth Sciences, 74, 86-96.
integrated geophysical data at northeastern
part of Cairo, Egypt, NRIAG Journal of Sieh, K., Natawidjadja, D., 2000. Neotectonics of
Astronomy and Geophysics, Turkey , 2012 , the Sumatra Fault, Indonesia. Journal of
Volume 1 Issue 1 Pages 33-34 Geophysical Research, 105, 28,295 – 28,326.
Baranov dan Naudy, H. 1964. Numerical
Calculation of The Formula Of Reduction To Simanjuntak, Andrean VH, and Olymphia
The Magnetic Pole. Geophysics 53, 1592- Olymphia. "Perbandingan Energi Gempa
1600. Bumi Utama dan Susulan (Studi Kasus:
Gempa Subduksi Pulau Sumatera dan
Blakely, R. J., 1995, Potential Theory in Gravity
Jawa)." Jurnal Fisika FLUX 14.1 (2017): 19-26.
and Magnetic Application, Cambridge
University Press, USA
Telford, W. M., Geldart, L. P., and Sherrif, R. E.,
1990. Applied Geophysics 2nd edition,
Haryono, A., 2002, Pemodelan Regional di
Cambridge University Press, London.
Daerah Gunungapi Ungaran menggunakan
Data Anomali Medan Magnetik Reduksi ke
Zubaidah T., 2010 , Spatio-temporal
Kutub, Tesis, FMIPA, UGM. Yogyakarta
characteristics of the geomagnetic field over
the Lombok Island, the Lesser Sunda Islands
region: New geological, tectonic, and seismo-
electromagnetic insights along the Sunda-
Banda Arcs transition, Disertasi,
eingereicht an der Mathematisch
Naturwissenschaftlichen Fakultät der
Universität Potsdam, Postdam

Das könnte Ihnen auch gefallen