Sie sind auf Seite 1von 61
= 4 — KERETA API PERATURAN DINAS 10 D JILID I PERENCANAAN JEMBATAN DAN PILAR BAJA JALAN KERETA API Ditetapkan dengan Peraturan Direksi PT Kereta Api Indonesia (Persero) Nomor : Par.u/t.104/1%/2/ei-2017 Tanggal 20 Septester 2017 : eee at — KERETA API PERATURAN DIREKS! PT KERETA APL INDONESIA (PERSERO) NOMOR + PERU/KL,106/14/2/14-2017 ‘TeNTANG: PERATURAN DINAS 10D sii 1 ‘MENGENAL PERENCANAAN JEMBATAN DAN PILAR BAJA JALAN KERETA APL DIREKTUR UTAMA, Menimbang : a, bahwa buku Algemene Vooschrifien Betreffende Yjzeren Bruggen an Pijlers voor spoor en Tramuvegen. in Indonesia [AN.B.P. 1982) yang diterjemahiean oleh — bagian lkonstruksi dan jembatan Balai Besar D.KA pada tahun 1959 sebagai ketentuan mum perencinaan jemiatan ddan pilar baja untuk jalan Kereta api, sampei dengan saat ini belum dilakukan penyestatan; . bahwa Reglemen 13 Jia | mengenai Peraturan Teknile dan Tata cara Untuk Dinas Jalan dan Bangunan, kKhususnya ‘kelentuan ‘mengenai penyetelan bangunan hikmat, jembaiaa baja bagian bawah dan atas untule jalan Jeereta “api sampai dengan saat ini belum dialcakan penyesuaian; ce. bahwa Undang-Undang Nomor 23 Talia 2007 tentang Peskereteapian besertaperaturan pelaksanaannya idiususnya untuk pengaruran yang beraitan dengan perencancen jembatan dan pilar baje telah berlals 4, bahwa berdasarkan pertimbangan sehagsimana dimalsud pada huraf a, huruf b dan huraf c peru menctaplean Peraturan Direkst tentang Peraturan Dinas LOD slid 1 ‘mengenai Perencanaan Jembatan dan Pilar Baja Jalan Keret Api Mengingst 1. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2009 tentang Badan Usaha Milik Negara (Lembaran Negara Republik indonesia. ‘Tahun 2003 Nomor 70, Tambaban Lembaran Negara Repulik Indonesia Nomar 4297); 2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian (Lembaran Negara Republik Indonesia ‘Tahun 2007 Nomor 65, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4722), 9. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perserosn ‘Terbatas (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 106, Tambshan Lembaran Negara Republi Indonesia Nomor 8756); Pr RERETA A NOONE PEACH 12, 14 Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Perkeretaapian |Lembaran Negara Republitc Indonesia Tahun 2009 Nomor 129, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5048) sebagsimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintan Nomor 6 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 56. Tahun 2009 tentang Penyclenggaraan Perkeretaapian (Lembaran_ Negara Republik indonesia Tahun 2017 Nomor 29, Tambahan Lembaran Negara Republit Indonesia Nomor 6011); PPeraturan Pemerintah Nomor 72 Tahua 2009 tentang Lalu Lintas Dan Angkutan Kereta Api (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 176, Tambahan Lembaran Negara Republis Indonesia Nomor S048) sebagsimana telah diuah dengan Peraturan Pemerinteh Nomor 61 Tahun 2016 ‘tentang Perubahan Ata Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas Dan Angkutan Kereta Api (Lembaran Negara Republic Indonesia Tahtin 2016 Nomor 268, Tambahan [Lembaran Negara Republik Indonesia Nomar 5961); Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM, 30 Tahun 2011 tentang Tata Cara Pengujian dan Pemberian Sertifiat Prasarana Perkerctaapian, Persturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 31 Tahun 2011 tentang Standar dan Tata Cara Pemeriksaan Prasarana Perkeretaapiains Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 42 Tahun 2011 tentang Standar dan Tata Cara Perawatan Prasarana Perkoretaapian; Peraturan Menteri Perhubungan Nomer PM. 60 Tahun 2012 tentang Persyarstan Tenis Jalur Kereta Api; Petotura Menteri Perhubungan Nomor 2 Tahun 2015) tentang Standar Kesclamatan Perkeretaapian: Keputusen Menteri Perhubungan Nomor KP. 219 Tahun 2010 tentang Pelaksana Penyelenggaraan Prasarana Perlceretaapian Umum yang Ada Saat Ini oleh PT Kereta ‘Api Indonesia (Persero}; Keputusan Menteri Perhuburgan Nomor KP. 220 Tahun 2010 tentang tain Usaha Penyelenggarean Prasarana Perkeretaapian Umum PT Kereta Api Indonesia (Persero} Kepurusan Menteri Perhubungan Nomor KP. 221 Tahun 2010 tentang lin Operasi Prasarana Perkeretaspian ‘Umum PT Kereta Api indonesia (Pereero}; Anggaran Dasar PT Kereta Api Indonesia (Persero) yang. telah diumumian pada Berita Negara Republik Indonesia dan perubahan teralchienya sebagaimana dinyatalan alam Akta Nomor Ol tanggal 3 April 2017, diboat dinadapan Dr. Darwin Ginting, SH, MHL, Notaris di Kabupaten Bandung Barat, yang laporaanya telah dieatat dalam database Sistem Administrasi Badan Hulsum ep Ae Kementerian Hukum dan Hak Asis: Manusia Republic Indonesia sebagaimana dinyatakan dalam suratnya Nomor ‘AHU-AH.01.03-0124050 langgal 03. April 2017 dan Perubahan Susuunan Pengurus teralthir scbagaimana Ginyatakan dalam Akta Nomor 52 tanggal 29 Janvari 2016, dibuat di hadapan Surjadi Jasin, SiH, Notaris di Bandung, yang laporennya pembertahuannya telah diterima dan tercatat dalam database Sister Administrasi Badan Hukun Kementerlan Huleim dan Hake Asasi Manusia sebagaimana dinvatakan dalam Surataya Nomot ‘AHU-AH.01.03.0011295 langgal OX Fetrari 2016; MEMUTUSKAN, Menetapkan _-PERATURAN DIREKS! TENTANG PERATURAN DINAS 10D JILID 1, MENGENA PERENCANAAN .JEMBATAN DAN PILAR BAJA JALAN KERETA APL Pasa 1 Menetapkan Peraturan Dinas 10D Jil | mengenai Perencanaan Jembatan dan Pilar Baja Jalan Kereta Api sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang menupalean Dagian tidak terpisahkan dari Peraturan Direkt in Pasal 2 Direisi, Bxecutive Vice President/Corporate Deputy Director, Vice President ci Kantor Pusat ateu di Daerah Operasi/Divisi Regonal/Sub Diviai Regional yang ‘tugas pokok dan fungsinya teriait dengan Peratuiran Dinas 10D vid {, untule melaukan Pembinaan dan Pengawasan terhadap pelaksanaan Peraturan’ Direlsi Pascal 3 ‘Agar para pekerja yang Derkaitan dengan perencanaan dan penyetelan uistle Jembatan dan pilar beja jalan Kereta api dapat memahami Peraturan Dinas 10D Jilid mai dilakukan Sosialisasi selama 3 (tga) bulan terhitung sejak tanggal Peraturan, Direksi ini ditetaplan. Pasal a Peraturan Dinas 10D Jilid 1 mulai berlaica setelah 3 (tga) bulan terhitung.sejale tanggal Pevaturan Dinels in diterapkan, Pasa 5 Dengan berlakunya Peraturan Dinas 10D Jilid I ini, maka segala ketentuan ‘mengenai Perencanaan Jembatan dan Pilar Baja Jalan Kereta Api mengacu pada Peraturan Dinas 10D Jilid I sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Direle ii, Pasal 6 (2) Dengan ditetapkannya Peraturan Direksi ini, maka segala Peraturan yang bertentangan dan/atau tidak sesuai dengan Peraturan Direlesi ini dicabut dan dlinyatakan tidak berlaicu, gy (2) Peraturan Diceks! ini berlaku pada tanggal ditctapkan, dan dalam prlaksantaannye agar ttap mempeshiatikan Ketentan perancang-undangen, Ditetapkan di: Bandung Pad tanggel _:20 September 2017 ‘>, DIRIKSI PP KERETA API INDONESIA PERSERO) DIRESTUR UTAMA, ‘NIPP. 65359 Salinan Keputusan ini disempalican kepada Yt. 1 Komisaris PP Kereta Api indonesia (Persere), 2. Direksi PP Kereta Api Indonesia, (Persero, 3. Para Bxecutive Vice President/Corpomte Depuly Direcior PT Kereta Api Indonesia (Perse), 4. Para Vice President/General Manager/Manager PT Kerela Api Indonesia [Persero) sendune, 22, SePHeuuber 2017 lina vewad dongse ei rs ‘vp cerperata Bacar ming i rowan ire ere Lanes PERATURAY DIREXS Fr KERETA ABE MBOWRSIARESCRO) NOMR PER U/L 104/24/2/84-2017 ‘TANGUAL + 2) Septeaber 2017, ee 7 ——— KERETA API Peraturan Dinas 10D Jilid I Mengenai PERENCANAAN JEMBATAN DAN PILAR BAJA JALAN KERETA API Ditetapkan dengan Peraturan Diteksi PT Kereta Ap Indonesia (Persero) Nomor tanggal EE - Kata Pengantar Syukur alhamdulilah, berkat rehmat Tuhan Yang Maha Bsa Peraturan Dinas. 10D vilid 1 mengenai Perencansan Jembatan dan Pili Baja Jalan Kereta Api telah selesai disusun. Peraturan ini merupakan pedoman bagi pekeyja yang berkaitan dengan pekerjaan petugas perencanan jembatan dan pilar baja jalan kereta api Peraturan Dinas ini harus dipahami dan dilaksanakan oleh seluruh pekeria Jajaran jalan rol dan jembaton, jajaran Keselamatan dan keamanan dalam menjalankan tugasnya guna mewujudian Keselamatan, Ketepatan walt, pelayanan, dan keayamanan dalam pengoperasian Kereta api Peraturan Dinas ini dibuat sebagai ketentuan agar pejabat dan pekeria yang berkaitan dengan pekerjaan sebagai petugas pereneanaan jembatan dan pilar baja Jalan Kereta api memiliki pedoman untuk melaksanakan kewajiban dan kkewenangannya. Tujuan Peraturan Dinas ini agar pejabat dan pekerja yang berkaitan dengan pekerjaan sebagai petugas perencanaan, penyctrlan jembatan dan pilar baja untuk jalan kereta api memahami pelaksanaan kewajiban dan tanggung jawabuya, Bandung, 20 Septemer 2017 PP Kereta Api Indonesia (Persero) Direktur Utama fF : es Gis eee PYMT Direkiue Komersial -Direkur Operasi Direktur Pengelolaan, dan Teknologi Informasi Prasarann Achar Go TSuiseno Priyanto py [Chresnanto Direktur Pengelolaan PYM Direktur ‘SDMfdan Umum mana Keselamatan dan Keamanan, Dilek Hartantyo BudiNoviantore Direktur Keuangan Direketur Logistik dan Pengembangan ‘TIM PEMBAHARUAN DAN PERBAIKAN REGLEMEN MENJADI PERATURAN INAS TENTANG PERATURAN UMUM PERENCANAAN, PENYETELAN ‘JEMBATAN DAN PILAR BAJA, Awan Hermawan Purwadinata Weavran Arianto Endro Yulianto ‘Takdir Santoso Enang Subendar Muhammad Arifudin Mohamad Ramdany: YYatnika P. Mihara Safe Endi Bondan Montiia ling Suwoto Seleretaiat ‘Sugeng Mus Wibown ‘Ati Bodro Nugroho Dicky Arisizam Iwan M Ridvean Gendot Wikandono Denny Martha Ariestian Arie? Mudjono Bambang Sulistio adi Supriatna ari Koesdarmanto R. Didin Supriadi ‘Agus Wahjuana Agus Sukamto ‘Bambang Tiarso Culcup Setiyono Miming Kuneoro Reman Sulaeman di Santoso Mohammad Elly ‘Teguh Privo Budiyono Imron Badari Iman Pieasso Suroto Yosafat Galth Mahendra Dit Anat Indragana Kata Pengantar DAFTAR ISL BABI ‘Bagian Pertama Bagian Kedua BABI Bagian Pertama Paragral 1 Paragral 2 Bagian Kedua Paragraf 1 Patagrat 2 Paragral 3 Bagian Ketizn BABII Bagian Pertama Baylan Kedua BABIV ‘agian Pertama Bagian Kedua agian Ketiga Paragraf 1 Paragral 2 Paragraf 3 Paragrat 4 Parsgral 5 Paragra 6 Pareural 7 Parngrat 8 BABY Bagian Pertama Bagian Keds araaraf 1 Paragral 2 Bagian Ketiza Bagian Keempat Paragraf 1 Paragraf 2 Paragraf 9 Paragraf 4 Bagian Kelima ‘Bagian Keenam Bagian Ketujuh Bagian Kedelopan agian Kesembila. DAFTAR ISt KSTENTUAN UMUM, 1 Istilah dan Definis. 1 Notas. Ee a PENGERTIAN DAN PERSYARATAN. a Pengertian Baru atau Lama pada slemibaren dam Pilar Baja. 2 i 3 3 3 a engertian Jembatan dan Pilar Bars Pengertian Jembatan dan Plat Lara. Persyaratan Pokok Jembatan dan Pilar Baja Perencanaan dan Pembuatan erhitungan Kens, Gambar Konstruks, dan Daftar Berat : 4 Pemerisaan Bahan mo Rencana Muatan, 4 BAHAN sr an ‘Borat Jenis dan Berat Per Volume u Pengertian Batas Patus, Balas Leieh dan Pemanjangan..... 7 PERHITUNGAN KONSTRUKSI JEMBATAN 9 senis Jembatan, Hetto) Is Peraitungea i : 10 'Beban Dalam Perhitungan. ain Kombinasi Pembebanan n [Beban Tetap Aldbat Berat Dit dan Beban Orang ou Gaya Vertikal dari Beban Bergerak (Reneana MUatan) dan Penempatanny en un Gaya Menjaubi Tite Pusat Bae ce eet (Gaga Akibat Perubahan Temperstur 18 Gaya Alsbat Telanan Angin 15 Gaya Menyamping Akibat Tekanan Loiomotif. 16 Gaya Rem. “17 ‘TEOANOAN-TBGANGAN DAN LENTORAN MARSIAIOM YANG DIIZINKAN 18 Syarat-Syarat Umum, oB. Batas Leleh dan Faltor Baan, acl Batas Lele (¥. ae eee Faktor Bahar. 18 ‘Tegangan Tarik, Tegangan Lentur dan Tegangan Geser kin 210 ‘Tegangan Tekan lain peda Bagian Konstruks! ‘Baja dengan Penampang, Tetap dan Tidak Tetap a Kerampingan Betang Tekan dengan Penampang Tetap ou. 21 ‘Tegangan Tekan lain pada Batang Tetap 23 Tegangan Telk dan Keamanan Tekuk pada Penampang Tetap. 29 Batang Tekan dengan Penamparg Tidak Tetap.- 0 30 Tegangan Tekan lzin pada Par Baja Tuang... 30 ‘Tegangan Geser dan Tegangan Desak in untuk Paik Sumbat dan Batt... 2 ‘Tegangan Tekan, Tegangan Lentur dan Tegangan Geser Iain Pada Andas Baja 32 ‘Tegangan Tekan lzin pada Andas Beton dan Pangical Pilar. 35 ‘Tegangan-Teyangan Iain Untuk Kayu pada Jembacan......37 2 pw Bagian Kesepuluh BAB VI ‘Bagian Pertama araaral 1 Paregraf 2 Bagian Kedua agian Ketign Bagian Keempat BAB VII agian Pertama agian Kedua Bagian Ketiga Bagian Kelima Bapian Keenam ‘Bagian Ketujuh [Bagian Kedelapan Lendutan Maksimum yang Diisinkan KONSTRUKS! Keamanan Kedudulan Jembaian dan Pemasangan. Keamanan Kedudukan Jembatan Terhadap Guling. Kontra Lendut (Zeee) pada Pemasangan Jembatan Konstruks Selempang Lavan (Contra Dizgora. onstruke: Sambungan, Konstrulesi Pertambatan PENYETELAN JEMBATAN DAN PILAR BAJA Umum : Penyetelan Jembatan Dinding Pelat aiaur Binding ri Rasuk Pelat atau Rasuk Prof 43 eye seman Dndig Rake 4a Penempatan Jembatan oon eae Catatan tentang Peayetelan. ore 49 Sertitasi Uji Pertama dembatan 50 BABI KETENTUAN UMUM Bagian Pertama Istiah dan Defniss Pasa 1 Dalam Peraturan Dinas ini yang dimalesud dengan: 1. Direktur Jenderal Perkereraapian, yang selanjutaya dissbut Dirjenka adalah Pejabat Pemerintah yang bertugas dan bertanegung Jawab) di bidang perkeretanpian. 2. Perusahaan adalah PT Kereta Api Indonesia (Perse) 3. Direksi adalah organ Perusahaan yang ditunjule dan bertanggung jawab atas Pengurusan Perusahaan unfule Zepentingan dan tujuan Perusahaan seria ‘mewakil Perusahaan, baik di dalam mauptn di haar pengadilan, 4. Direktur adalah pejabat Perusahaan yang bertugas dan bertanggung jawab terhaciap snatu direktorat dalam Perusahean. 5. Pimpinan Daerah adalah Pejabat yang memimpin suatu satuan organisasi Perusahaan di tingkat Daerah. ©. Peiabat Dacrah Urusan Operesi, yang selanjutaya disebut JPOD adalah pejabat ‘Yang bertanggung jawab atas perencanaan dan pengendalian operasi kereta api “al daca, 7 Pejabat Daerah Urusan Jalan Rel dan Jembatan, yang selanjutaya disebut PUD adalah pejabat yang bertanggung Jawab atas perawatan dan keandalan Jelan rel dan jembatan di daeral, 8 Pejabat Daerah Urusan Persinyalan dan Telekomunikasi, yang selanjutnya disebut JPSD adalah pejabat yang bertanggung jawab tay perawatan dan kkeandalan peralatan sinyal dan telekomunikasi di dacrah. 9. Pejabat Daerah Urusan Instalasi Listrik Aliran Atss, yang selanjutnya disebut ‘PED adalah pejabat yang bertanggung jawab atas perawatan dan keandalan Instalas! listritaliran atas di daerah 10. Pejabat Urusan Penugasan Awak Kereta Api, yang selanjutnya disebut Kupt crew adalan pejabat yang bertanggung jawab alas perugisan awak kereia api untuk dinas kereia api, lengsiran, dan cadangan di stasiun awal pemberangkstan Kereta api atau di stasiun pergantian awake Kereta api 11. Pekerja adalah seseorang yang mempunyaihubungan kerja dengan Perusahaan yang bersifat tetap dan terikat dengan perjanjian kerja walct tale tertentu (PKWTT), yang ditvangkan le dalam Surat Keputuisin Pengangkatan. 12, Sertfikat Uji Pertama adalah tanda bukti ditetapkannya kelaikan operas prasarana peckeretaspian oleh Disjenka, 13. Alat Sambung adalah alat untule menghubungkan bagian-bagian konstrukesi Jembstan, dapat berupa paku sumbat (rived, baut (huick bol, high strenght ‘Fretion grip bolt, TC bot) atau pengelasan (welding). 14, Rencana Muatan adalah suatu model pembebanan gaya-gaya vertikal dengan jncak tertenta yang diangeap sebagai muatan bergeral 15. Bentang Jembatan adalah jorak dari siai dalam pangkal/pilar ke sisi dalam pangkal/ pilar yang lain 16 Bensang Teoria Jembatan ada parjng embatan yang dlr dart mb ‘ee sunbU ands yang ay Bagian Kedua Notas Pasal 2 ‘Acti dari notasi yang digunakan dalam Peraturan Dinas ini adalah: yoo “egangaa yang terjadi (optredende spanning) a & > tegangan tarik (rekspanning/ tensile sress) 3) Gi = _tegangan tekan (crukspanning/ compressive stress) 4) Os = _tegangan lentur (huigspanning/ bending sires) Do tegangan desak (etukapanning) 6) Oy = tegangan teleak (Raikspanning/buckling stress) no ‘egangan geser (sofuifspanning/ shear stress) gh ‘egangan maksimum yang diisinkan (tegangan izin) 81g, = fegangan tari masimum yang dicinken (eggs i ‘aril iin) = teangan tekan maksimum yang dizinkan (tegangan tekan ain), > tegangan lentur maksimum yang dilzinkan (tegangan Jenur izia) = tegangan desak maksimum yang dizinksn (tegangan desale iin) = tegangan teluk maksimum yang dizinlan (tegangan teleule in) = tegangan geser malesiomam yang dilzinkan (tegangan ‘geser ici) ci Kekuatan tail (tensile poin 16) y= _batas delet (yield point, vioegrens) 17) f = faktor-bahan (material facto 18) A = faktor-keamanan lzekerneia) 19) F = Tuas penampang (doorsenede) 20) nw = Tus penampang tanpa perlemahan 21) Fue = luge penampang dengan perlemahan 22) 1" = momen kelembanman/inersia traagheiasmoment) 23) 5S jar ari kelembaman inersia [naaghetdectraal) 23) W = lomen-tahanan (weerstandsmoment 25) 9 = eoefisien-santak/ koelisien let (achak coefficient 26) = Kerampingan/kelangsingsn (stankheld) 2 robe panjang teak teor: (ure of uirtuele) 23) 6 = diameter 2) t bensang teortis 30) EB = modulus clastisitas 2 BAB It PENGERTIAN DAN PERSYARATAN Bagian Pertama, ‘Pengertian Baru atau Lama pada Jembatan dan Pilar Baja Paragraf 1 Pengertian Jembatan dan Pilar Bari Pasal 3 (2) Perktaan *baru” pada ‘jembatan dan pilar baru” hanya menunjukkan tentang, penggunaannya, bukan mengenai umur jembetan dan pilar (2) Jembatan dan pilar baru sebagaimana dimaksud pad ayat (1) adalah: 4, jembatan dan pilar yang akan dipasang di jal kereta api bar >. Jembatan atau pilar yang akan dipasang di jaluc kereta api yang sudal ada, Dik sebagai bangunan baru maupun sebagsi pengganti jembatan atau, pilar yang sudah ada, apabila pada jembatan atau pilar tersebut dlakule Peningkatan tekanan gandar dan perubahan Reticana Mustan, 2 Pengertian Jembatan dan Pilar Lama Pasal ¢ ‘Yang dimaksud dengan jembatan dan pilar lama adalah: a, “jembatan atau pilar yang sudah ada di Jalur kereta opi, meskipun pada Jembatan atau pillar tersebut sudah dilalsakan perubahan spesifikas! teanis ‘atau perluatans, >, jembatan atau pilar bars, setelah terpasang di jaltekereta api; dan c._jembatan atau pilar, yang khiuaus disedialean untuk dipasang pad jaar kereta api yang sudah ada, haik sebagai bangunan bara, maupan sebagai pengganti Jembatan atau pilar yang sudah ada, dan penggantian tersebnit tidak dimaksudkan untuk meningkatkan tekanan gandar dan Rencana Musten, Bagian Kedua PPersyaratan Pokok Jembatan dan Pilar Baja Paragrat 1 Pereneanaain dans Pembuatan Pasal 5 (2) Setiap perencanaan dan pembuatan jembatan dan/atau pilar bara harus ‘memenuhi spesifikasi teknla prasarans perleretaapian yeng ditetapkan, seria digjukan dan mendapat persetujuan dar Ditjenke (2) Pereneanaan dan pembuatan jembetan dan/ateu pilar baru sebagaimana ddimaksud pada ayat (1) har memenuh a. Reneana Muatan yang telah ditetapkan; 2, tegangan-tegangan yang terjadi dari hasil perhitungan harus lebih kecil dari tegangan yang diirinan untuk jembatan dan pilar baru. (3) Perencanaan dan pembuatun jembatan dan/atat pilar baru sebaguimana ddimaksud pada ayat 2) horus dilengeapi: & peshitungan konsirulsi, gambar keonstraks; e. daar berat. Gas (4) Penggunaan jembatan yang tidale memenuhi perayaratan sebageimana imaksud pada ayst (2), maka harus didukung oleh perhitungan kekatan Jembatan dan harus mendapat persetajuan Dirjen-KA, Paragraf? Perhitungan Konstruksi, Gambar Konstruksi, dan Daftar Berut Pasal 6 (2) Untuk perhitungan konsiruksi sebagaimana dimaisud dalam Pasal § ayat (9) hurufa'diatur dalam BAB IV. (2) Sctiap bagian konstraksi harus diberi nomor sesuai dengan nomor dalam sdatear berst. (3) Gambar konstraks! sebagsimana dimaiceud dalam Pasal 5 ayat (9) huruf b, ‘harus dapat dengan jelas memperlihatkan setiap bagian dati jembutan ata pilar, termasuk konstruksi dan alat sambung yang -menghubungkan bogion ‘yang satu dengan yang lan, (3) Daltar berat sebagaimana dimalesud dalam Pasal $ ayat (9) huruf ¢, harus ibuat scjelasselasnya sehingga untuk setlap bagian konstruksi telihat prot, lukuran dan berat banhan yang dipergunakan, (5) Untuk menghitung berat bahar hendaleya dipalai berat jenis dan berat per ‘meter kubik bahan sebagaimana dimakid dalam Pacal 9 «Vat (2). Poragral 3 Pemeriksaan Bahan Pasal 7 (0) Bahan-bahan untuk pembuatan jembatan dan pilar baja harus dapat ‘memenuhi pereyaratan standar baka yang ditetapkan oleh Dirks, antara late &, Standar Nasional Indonesia (SNI) unt baja-baja konstralsi . Standar internasional yang balu (misal: Japanese International Standard (VIS), Union Internationale des Chemins de fer (UIC), European Standard (EM), American Society for Testing and Materials (ASTAA, dan sebayainya) (2) Pemerikssun/uji bahan terhedap standar bake yang ditetaploan sebagaimana sdimakesud pada ayat (1) meliputi fa. jenis baja yang dibuktikan dengan sectifzat dari produsen; 5. dimensi; dan © Uji Laboratorium. (9) Pemeriksaan/uji sebagsimana dimaksud pada ayat (2) dibuatkan berita acara pemeriksaan yang ditandatangani oleh penguji yang melalsakan pemeriksaan, Sselanjutnya ‘salinan berita acara berikut lampiran hasil pemerikeaan dlisampaikan kepada Dire Bagian Ketiga Renoana Muatan Pasal 8 (2) Rencana Mtustan yang ditetapkan untuk pereneansan jembstan bara adalah Rencana Muatan 1921 (Periksa Gambar 1) yang merupalan suati model pembebanan, terdiri atas lokomotif uap dan iender (tempat menyimpan air) Serta kereta, 4% 2 a a 6) Dalam penyusunan rangkaian unt perhitingan dari Rencana Mueten sebagaimana dimalzsud pada ayat (1) diambil basil yang paling anaksimum dati Kombinasi gandar-gandar yang masuk, rangkalan dimaksiad terdini sta dua lokomotf dan dua tender selebihnya adalah ruatan kereta Pada jembatan dan pilar lama yang akan dilalu oleh sarana gerak bara dengen tekanan gandar yang lebih berat dari Rencana Muctan, harus dilakuken perhitungan kembal, dengan ketentnn 8. apabila hasil perhitungan, tegangan yang timbul melampani tegangan izin yong disyaratkan untuk jembatan dan pilar lama, maka jembatan harus diganti sesuai Reneana Muatan yang baru, », apabila hasil perhitungan, tegangen yang timbul tidak metampaui tegangim ‘gin untuk jembaten dan pilar lama sebagaimana dimalcsud pada Tabel 5 ddan Tabel 6, jembaian dan pilar lama yang sudah terpasang belum perla ‘ligand Penetapan Rencana Muatan yang bara dengan tekanan gendar yang lebih berat Sebegaimana dimaksud pada ayat (9) huruf s, harus disjukan untuk ditetaplan Dijenks. Apabila Rencana Muatan dengan tekanan gandar yang lebih berat telah ditetapkan sebegaimana dimaksud pada ayat (4), maka semua pesencanaan Jembatan harus berdasarian pada Reneana Muatan tersebut, SS stent ane sates rt tele 2 emi inl dept shen br aaa aS haa’bi ba bt & a dae bi ei yn Re aaa fuae) Suma ht ade 26 toma 5 aot ‘Sven ts ina eens eng bean agin Jeg ung hate ing heehee da ee nde yg dpe empl ea maa be naa a mth nee (aiaiape aay ios is is is i ie ‘Bnaey ad ptr yn capt empties br taro umbah ene 7es epect a0) rahe ai ua Lea 3 par yang cape emp dam tng maa Ser pdr mb en 1 tn spe ‘Het tapyant2 pes onc apt empties hare teh mel 9 on eet ‘pete ted eggs emp am encens mustan tema lpn ena Yn pndestye pling Says Gambar 1 : Reneana Muatan 1921 BAB IM BAHAN Bagian Pertama Berat Jenis dan Berat Per Volume Pasal 9 (2) Untate menghitung gaya pokok akibat beban tetap dari berat dir jembatan atau. erat dirt pllar harus berdasarkan pada berat jenis atau berat per volume Dahan yang telah ditetaplean, (2) Berat jenis dan berat per volume bahan sebagaimana dimaksud pada eyat (1) adalah sebagai beret Beat ienis esi leleh, baja leleh, baja tuang dan baja tempa 785 Bes! lapis 7,80 Besi mang 725 ‘Timah 11,40 Seng 720 Kayu jatt 90 Kaya besi 135 Merbau 2.90 Dama? laut 1400 . Berat per mt Pasangan batu merah, 1600 ky Pasangan batt kalt 2000 ies Keri 1800 kg Pasie 1800 leg Beton tidale bertulang, 2200 ig Beton bertulang 2400 eg Aspal 1500 agian Kedua, Pengertian Batas Putus, Batas Leleh dan Pemaniangan Pasal 10 (1) Baas putas atau keluatan tari (tensile poin adalah tegangen tare yang menyebabkan batang percobaan putus. (2) Pemanjangan adalah tambahan panjang dari panjang semula batang percobaart akibat gaya tarik pada saat batang tersebut puts, (3) Batas tele (yield poing ialah tegangan tare maksimum pada batang percobean apabila beban tarik dilepas make batang tersebut kembali ke panjang semua (4) stika betas leleh tidak tertihat jolas ei mesia uli tarik, maka diambil tegangan dlimana besernya pemanjangan tetap 0,2 % dart panjang semola balan percobaan, (5) denis baja bernilai tinggl yang dipakei untule konstruksi jembstan, harus ‘mempunyai perpanjangan minimum yang sama, mesk baja tersebut ‘mempunyai harga batas putus yeng lebih tinggi dari pada baja leleh normal. (6) Untulc menentukan jenis baja yang digunakan pada pembustan jembetan berdasarkan hasi uf tarik, dapai berpedaman pada Tabel 1 an ‘abel 1: Keluatan tarik (lense poind, perpanjangan dan batas leleh (Yield Point) bes! dan baja yang digunakan tintale pembustan jembatan, Troi PORT | — er. | view Pome | Moguine Baton | Uren |_tx/2m_ penjangan | rataz | castes = ‘fy (egfema) | lkg/em”) Ba pem | ——] Univeral Bye |2t2°6 | s700 | 500 | 20 ioe foci 2100 | 2.100.000 ‘Rermal | sckrap Bas pal [3400 | az00 | 25 ee #200 | 20 2000 noe dn | dan | dan | 2.100.000 tl lebin | bik | tenih Sings a Bee a(t ss00 | 6500 | 12 3800 | 2.100.000 Baja ‘Baja tuang 0 | EE, [ESE [5000 | e000 | 12 | a000 | asoo.000 Balai Pais |atempa | sooo | ooo | 1s 3600 | 2.100.000 tempa atau dies | esi ais] Searels di best |dengan | 3300] 3800 | 12 lee | seat ee 2200 | 2.000.000 sebelum |arah tank | 2600 | 2500 | + 165. _| Dada set : Keka a tepaur : - | 1.000.000 mm 2600 | 3400 uy BABIV PERHITUNGAN KONSTRUKSI JEMBATAN Bagian Pertama Jenis Jembatan Pasal 11 (1) Jembatan baja dikelompotikan menjadi 2 (dua) jenis 4, Jembatan rast adalah statu kontruel jembatan dimana beban dari atas dliterima langsung oleh gelagar pokok/induk untuk diteruskan ke andas {perikea Gambar 2) P P i J Th TT Gambar 2: Jembatan Rasuie b, Jembetan dinding adalah suatw kontruksi jembatan dimana beban dari ‘las tidal diterima langsung oleh gelagar pokolk/indule tetapi terlebih dahula diterima pemikul memanjang diteruskan ke pemikul melintang, selanjurinya diterima oleh gelagar pokok/induk untuk diteraakian Ike andas. (perikse gambar 3), Jo Ptr Gambar 3: Jembatan Dining. 2) Jembatan rasule sebagaimana dimaksud pada ayst (1) huruf a, ditinjen dact ‘macamnya terdir atas a Jembatar rasuk prof 2. Jembatan sastle pelat; dan © Jembatan casuk rangle. a4 (9) Jembatan dinding sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b,ditinjaw dast ‘macamnya terdiratas a. Jembatan dinding profi; Bb. Jembatan dinding pelat; dan ©. Jembatan dinding tangle, (4) Jembatan dinding rangic sebagaimana dimaksud pada ayat (3) hurut ¢, slitinjau dari lala lintas Kereta api dibagi menjadi: a. Jembatan dinding ringka Lalu Lintas Alas (LLA) dan ', Jembatan dinding rangi Lalu Lintas Bawah (LLB) (9) Sembatan dinding rangkn sebagaimana dimaksnd pada dicinjeu dari bentule dibagi menjadi 2 Jembatan dnding rangle Prismatis (sisi atas bash sama/trapesium) dan , Jembatan dinding, rangka Non Prismatis (sisi atas bawah tidal same/ Lengiung /Parabol/busas) Bagian Kedua Ist Perhitungan Pasal 12 Dalam perhitungan harus memuat halshal sebagal berikut a. Reneana Muatan yang dipalai sebagai dasar perhitungan sebagaimana dlimalesud dalain Pasal 15, dan cara menempatican muatan dalam menghitung, pada setiap bagian konatraes, >. gaya normal, gaya lintang, momen minimum dan maksimum pada setiap ‘agian konstruks! yang terjadi karena berat disi dan beban bergeral, disertat Xeterangaa tentang jenis bahan yang digunakan dan koefisien santak (9); © pada bagian konstruless yang ditariks, Juas penampang netto (Pew) Yaitu luas penampang yang diperlemah oleh Iubang-lubang atau karena hal lain; 4. pada bagian konstrukst yang ditekan: 1 huas penampang bruto (Fyy,0)yaitu luas penampang yang tidak diperlemah, ‘ecuali pada batang yang sangat pendek dapat diva luas penampang netto (Rua) Sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25, Pasal 26 dan Pasal 27 2. momen kelembaman/inersia bruto (iss), jar-jri kelembamen inersia ( a= fies aan orompingan (Q) untule arah-arah yang peta t (8) hurt «, ‘sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25, Pasal 26 dan Pasal 27 © pada baglan konstraksi yang menshan momen lentur harus diketahui mengenai: 41. momen kelembaman/inersia brute (im); 2. momen kelembaman/inersia neta (cu) dant 3._momen tahanan nett Woes): £ teyangan yang terjadi dan tegangan izin pada setiap bagian konstruksi, jika tandanya berbeda hendakya disebutkan juga tegangan yang terkecil 4 tegangan yang terjadi dan tegangan izin alat sambung pada sambungan, andas baja, andas beton, pasangan batu kali, beton, kay dan sebagsinys h, jk sda kemunglcinan topangan geser yang tetjadi akibat gaye pokok tanpa saya tambahan akan lebih besar dari pada tegangan geser yang diisinkan, maka harus dihitang besarnya tegangan geser yang terjadi, i. tegangac-tegangan yang teljadi harus divine! berdasarlan tegangan akibat erat dir, tegangin akibat bebon bergerak dan tegangan akibat gaya tambahan; J. perhitungin untuk pertambatan dan portal pada jembatan dinding tertutup Sepenubnya atau sebagian; 1 K. kestabilan duu jembatan (tandeokerheid)s suber yeng mennjukan axa sims yang dipergunetan, apabila rumus ‘tersebut tidak begitu dikenal. a Bagian Ketiga Beban Dalam Perhitungan 1 Kombinas Pembebanan Pasal 13, (1) Pethitungan kekuatan konstruksi jembatan atau pilar didasarkan pada Kombinasi pembebanan yang diakbation gaya pole ditambal alba gar (2) Gaya pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah: 4a. beban tetap [berat dir jembatan ditambah beban orang); gaya vertikal dari beban bergerak (Reneana Mustan); © gaya menjauh tite pusat ja jembatan teretak pada lenglaang: dan dd. gaya karena perubahan temperatur, (2) Gaya tambahan sebagaimana dimakead pada ayat (I) adalah: a. gaya akibat tekaman angin; 1. gaya menyamping alibat tekanan lolkomotif; dan e gava rem, Parngraf 2 Beban Tetap Akibat Berat Dir dan Beban Orang Pasal 14 (1) Borat dic jembatan sebagaimana dimakad dalam Pasal 19 ayat (2) hurut & adalat penjunlaan dark erat andaa baja: B. derat ask pot; ¢: erat lantal jembatan (pemikul metintang dan pemilal memanjang) bantalan dan rel lengkap penambat dan alas balas; a 4. berat pertambetan angi dan pertambatan re: © beret pirdu eimpang San erat totosr dan hatang eandar, (2) Berat dic jembatan stau berat di par harus sesual dengan daftar berat scbagaimana dimalud dalam Pasal 6 aya (3) (3) Beban orang (peda jalan inspeksi/srotoar) sebagsimana dimalcsud dalam Pasal 19 ayat (2) huruf a, ditetapkan gaya vertkal sebesar 400 kg/m2, dan pada Datang sander dtetapkan gaya horizontal sebesar 75 ki/m2. Paragral 3 Gaya Verttkal dari Beban Bergerak (Rencana Mustan) dan Penempatannya Pasal 15 (2), Pengarub gaya vertikal dari beban bergerak (Rencana Mustan) sebagaimana ‘dimakesud dalam Pasal 13 ayat (2) huraf b, hanya mengensi pengaruh aldbat gaya vertikal dari beban bergerak pada jembatan atau ilar di jalan lurus, n at (2) Pada perhitungan dengan beban bergerak, harus dilskukan penempatan gaya vertikal dari beban bergerake (Rensana Muatan) yang pengeruhnya paling berbahaya dan memberikan gaya terbesar terhadap bagian Eonstruksl yang hitung, (3) Untuk menghitung tegangan yang terjadi, make gaya vertkal yang langsung dliakibatian beban bergerak sebagaimana dimelceud pada aYat (1) harus dlikalikan dengan kocfisicn sentak (9) yang terbagi dalam tiga eara pembebaaian pada rel sebagaimana dimaleeud pada Tabel. 2 (4) Tumut L sebagsimana dimaksud dalam Tabel 2 mempunyai arti sebagai ‘erin: a. untulk panjang jembatan E> panjang teorts jembatan, yaitu jarel dari sumbu ke sumbu andas, jess T+ andas T+ andse untuk pemiksul memanjang dan pengikat kepada pemileul metintang, L~ panjeng pemikul memanjang, yaitu jarak dari sumbu ke sumbu ‘pemileal meiintang, | Pemileal metintang ‘C. Uuntuk pemicul melintang dan pengikatnyaa kepada rasuk pokok. L~ panjang pemikul melintang, vaitu jarak simbu ke sums rasuk pokole 2 (ee | rasuk poli 12 untuk konsol dan pengilkatnya kepada pemilcal melintang. L= panjang teoritis dari konsol -L—— ae [> pemikenl melintang = fe. untuk pllar dan semua bagian dari ple. L= jumlah panjang 2 (dua) bentang jembatan yang ditalan oleh pilar itu yal Jara antara sumbu andas wung ke simbu andas ajune yang Ss andes T+ plier (5) Konstruksi jembatan dan pilar baja bara untuk jalan rel baru hanus sudah dlikitung berdagarian pada Reneana Muatan yang telah ditetapkan untuk lintas baru tersebut, dengan memperbatikan: . Kkemungkinan waktu yang akan datang menggunakan jenis sarana gcrak ‘yang lebih berat dari yang ditetaplean;, . pada agian Konstruksi yang hanya dapat memuat beberapa gandar, ‘ckanan gandar tersebut diperberat dalam Rencana Muster; & until telsanan gandar dan jerale gandar dalam Reneana Mactan dengan Dilangasn satu desimal, yang masie-masing mensnjukiaan tekanen dalem ton dan jarale dalam meter; 4. Rencana Muatan dapat berupa beban terbag! rata yang akan memberikan tegangan yang lebin membahayakan, Jka dari beben bergerak yang dligunakan sebagai dasar beban terbagi rata hanya beberapa gandar yang dapat masuk dalam perhitunga, mala tekanan gandar terscbut diperberat sehingga beban terbagi rata jugn menjadi lebih berat (6) Pembuatan jembatan dan pilar baja bara pada jelur Kereta api yang sudah ada, harus mempertimbangkan 4. Reneana Mustan yang terakhir ditetapkan untuk lintas tersebut; b. untuk dapat dilewati sarana gerale terberat yang mela jalur kereta api tersebut; dan sarana gerak terberat yang ada atau akan diadakan, 13 ony ‘Fabel 2 Koefisien santa (9) Rel langsung ditahan "Ral ditahan pemiaal L pemilul memanjang atau | ‘™manjang atau tasuk ‘Alas pasir yar (meter | rasuk pokok dengan ere cnenerst Perantaraan pelatandes | _Peranteraan bantalan casos oe on 104 750 e-1at |e 5 Ts 170 1 Tae T 2 Ta 1168 = tsa 1s? t Ter 156 = 10 6s 6. 178 ss 7 1a es a Lr iss 5 ae 182 a te sz 12 Ue 3160 5 1a Ue 150 1: a 138 a 170 137 20 159 ere 2 168 138 as ere 1s 26 68 15s ae Ts 152 0 se Tr 38 1s 19 20 sr 1a a 159 196, 3 138 18 ca 138 18 7 158 ar 20 Tt 139 50 150 138 100 tae 137 110 17 136 12 16 135 130, 1398 re 140 1a 133 150 ia Tas Pacagraf 4 Gaya Menjauni Titik Pusat Pasal 16 (2) Sembatan yang herada pada lengicung harus diperhitungkan terhadap Pengaruh gaya menjauhi titik pusat dan bekerja pada rel lar (2) Gaya menjauhi ttik pusat sebagaimana dimoksud pada ayat (1) tidak cikalikan dengan koefisien santak dan dihitung berdasarkan semua gandar dari Rencana ‘Muntan, dimana gaya menjauhi titik pusat dari tiap gandar mempunyal harga dn disitung dengan ramus berikut: 100" aw? _ 4 Vor _ A z o7eR 1278 Keterangan : = gaya menjauhi tite pusat A teleanan gandar (ton); = kecepatan (km /jam); = jarjan lengleung (meter, (3) Jika Rencana Muatan terdiri atas beberapa beban terbagi rata, gaya menjauhi tiie pusat harus diambil dari Rencana Muatan tersebut yang diangeap seaga! beban terbag rata, (4) Gaya menjaubi titi pusat sebagsimana dimaksud pada ayat (9) dianggsp Deer pada sebuah bidang dengan tik tangleap yang lealenya ‘pada lebar jalan rel 1435 mm setinggi 1,75 m di atus kepala re; '. pada lebar jalan rel 1067 mm setingg\ 1/50 m di atas kepala rel Paragral 5 ‘Gaya Alkibat Perubabaa Temperatur Pasal 17 (2) Pada konstrulsi yang kemungkinan mendapat perabahan temperatur dan kan menyebablan tambahan tegangan yang dapat membahayakan, maka tambahan tegangan alibat perubahan temperatur harus diperhitunglan. (2) Tempenuur uncwe pemasangan jemoatan ditetapkan 25° C dan batas erubahan temperatur yang harus dihiting tambahan tegangannya ditetapkan 10°C sampai dengan 60°C, sehingge harus dipechatican akan timbulnyaa tambshan tegangan apabila temperatur melewati 250C atau kurang dar 15)C. (9) Untulcmenghitung tegangan akibat perubahan temperatur, koefisien musi bagi ‘besi ditetaplan 0,000012 (12.10), Paragrat 6 Gaya Axibat Tekanan Angin Pasal 18 (1) Gaya akibat tekanan angin ditentukan dengan rumus sebagai berlcut: (sas- bidang jerbatan + iuas-bidang sarana geral| x tekanan angin (2) Gaya aldbat sekanan angin sebagaimana dimaksud pada ayat (1), tidale dlilalikan dengan koefisien santa. (9) Tekanan angin sebayaimana dimeksud pada ayat (1) dianggap sebagai suatu bbeban terbagi rats dengan arah horizontal yang besarnya ditetapwan 100 ay" (4) Was bidang jembatan sebagnimana dimaksud pada ayst (1) ditetapkan sebagai berikut ‘8. pada jembatan dengan gelagar induk/rasuk polok dinding pelat. Luas bidang yang dianggsp terkena angin adalah [uae bidang satu gelagar induk/rasulk pokok dinding pelat, ditambah dengan Iuas bidang, begian lantai yang maungkin berada diatasnya; >. pada jembaian dengan gelagar induk/resuk pokok rangka atau pilar engaa profil rangka, luas bidang yang terkena angin adalah 1,8 x 25% Juas Didang garis teoritis jembatan/pilar, atau 1,5 x jumlah hiss bidang dari batang:batang yang sebenarnya. (5) Las bidang sarana gerak sebagaimana dimalcsud pada ayat (1) yang terkena fekanan angin dan diperhitungkan pada saat berada di atas jembatan ditentulzan sebagai beri: ‘pada lebar jalan rel 1435 mm = Iuas sebuah persegi empat dengan tings: 3,5 m, yang tik beratnye tevletak pada 1,750 m di atas kepala res ‘a pada lebar jalan rel 1067 mm ~ lus sebuah persegi empat setingg 3 m ‘yang titik beratnya terletak pada 1,500 m di atas kepala rel. Poragrat 7 Gaya Menyamping Akibat Tekanan Lokomotit Pall 19 (2) Dalam perhitungan herus diperhatiten gaya menyamping akibat tekanan lokomotf (gaya horizontal §/snake miotion (2) Gaya akibat tekanan lokomotif dan gays akibat tekanan angin dianggap tidak dapat terjadi bersama-sama, antara Gua macam gaya tersebt dip gaya yang paling membahayaksn (3) Besar, arah dan titik tangkap gaya horizontal S akibat tekanan lekomotif dlitetapiean pada Tabel 3. ‘abel 3: Gaya horizontal (8) Akibat Tekanan Lokomotit Gaya s al a Bena rah Tin tana Tak tar | k. s_Amaks | sumbu aw 40 memaniang | pada tings! jembatan eepala rel Jengieangan Ssinins dengan | diempat yang ‘Fmaks | gaya menjauhi_ | paling R= 300 s- 4m {itl puset dan | membahayaiean = sepert juga [unt maing ose <0 |-a2maerons ya pada | masing batang ba 7500 ©7150) sckanan angin Reso z=0 salam 2 arabs Keterangan * Ana beban gandar yang terbesar yang ada dalam gandar Jokomotif atau Reneana Mustaa (ton), +R ~ jarijariJengkang (meter) vlka Reneana Muatan terdiri dari beberapa beban terbagi rata, maki Ami ~ 1,5: beban terbagi rata meter (ton/s), "a Untuk penentuan momen lentur, dengan ketentuan besarnya Amis tidak ‘melebihi harga beban terbagi rata per meter dari jumlah gandar yan mas pada bentang jembatan, Untuk bentang 2 (dua) meter, Amie diangenp sebagai gaya tungeal. Paragral 8 Gaya Rem Pasal 20 (1) Pengaruh gaya rem harus diperhatikan untuk pilar dan jembatan dengan bentang 20 (duapuluh) meter atau lebih, (2) Pada jembatan dengan bentang Icurang dari 20 (duapulub) meter, pengaruh ‘gaya iem dapat diabatian, (3) Besaraya gaya rem diatur dengan ketentuan sebegai berikcut a. besaraya gaya rem sama dengan 1/6 berat lokemotif ditambah dengan 1/10 berat kereta/gerbong (ewuatan penul) yang membebani jembatan; D. jika Rencana Mustan terdiri sins beberapa skala mustan terbag) rata, ditetapkan besarnya gaya rem sama dengan 1/8 beban terbagi cata yang, dlipakai untuk menghitung momen; cc. ka mengingst gaya-gaya tarik yang mungkin terjadi pada kaki pilar dan sebagainya dipandang perlu untuk mengurangi hesarnya benan bergerale, ‘maica gaya rem tetap mempunyai harga sebagaimana dimalssud pada Inaral 1b (1/@ maatan) dengan pengertian bahwa besarnya gaya rem tidak melebihi 1/6 berat lokomotifditambah 1/10 berat kereta/ geroong fmuatan pent} (4) Gaya rem sebugaimana dimaked pada ayat (3), tdale dialikan dengan kkoefisien santal (5) Untuk dapat menahan gaya rem pertu dipnsang pertambatan rem pada pemileal memanjang dan pemilsal melintang, kecuali jika peril pesniul tersebut dapat menahan gaya rem, maka pertambalan rem tidak perlu dipasang. Ger pany ‘TEGANGAN-TEGANGAN DAN LENTURAN MAKSIMUM YANG DIIZINKAN Bagian Pertama Syarat Syarat Umum Posal 21 (2) Tegangan-tegangan dan Jenturan-lenturan maksimum untuk jembatan dan pilar bara harus memenuhi syarat-syarat yang termuat dalam petaturaa ini (2) Untutejembatan dan/atau pilar lama yang sudah terpasang ditetapkan dengan ketentian sebagai berilat & dapat diizinksn apabilategangan-tegangan dan _lenturan-lenturan ‘makssimum memenuhi syarat-syarat Yang ditetapkan dalam peraturan ini, >. epabila tegangan-tegangan dan lenturan-lenturan tmelampeui, ketentuan Junk jembatan dan pilar beru, haras memperhatikan beberape hal sebagai berileut 1, Konstruksi jembatan dan/atau konstraksi perkuatan harus ditelit pereneanaannya; 2. enalitas bahen; 3. cara pemasangan; dan cara penaatan, selanjutnya untuk pengoperasiannya seteiah mendapat izin dari Dirjenka. agian Kedua Batas Leleh dan Faltor Bahan Paragrat 1 Batas Lelen () Pasal 22 (2) Tegangan izin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 beriaca untuk baja lelen ‘normal dengan kekuatan tari (tensile point) T sebesar 3700-4600 em? dan Datas ele (yield pointy rata-rata 2400 ke/em? (2) Untuk jenis esi dan baja lainnya Kecuali besi tuang, tegangan izin sebagaimana dimalsoud pada ayat (1) ditetapican Jenga: inecglian ange angka yang tereantum sebagaimana dimalesud peda Tabel 5 dengan faitor bbahan (9 sebogaimana dimalssud pada Tabel 4. (3) Selain hal sebagaimana dimalesud pada ayet (1) dan ayat (2) harus memenuhi Jjuga Ketentuan sebagai beri: ‘a batas Ieleh tidak boleh lebih tinggi dari pada v= 0707; } apabila suatu bahan tidak menunjukkken batas leleh, make ditetapkan staat batas felch perkiraan yang besamnya v = 0,607 © apabila pada saat percobaan, cuata bahan tidale dapat menunjukkan batas Jelch karena terdapat kerusakan pada Behan, maka ditetapkan v= 0.55 7 Paragraf 2 Faktor Bahan Pagal 23 (1) Besamya faktor bahan ()ditentukan berdasarkan pada batas leleh (Ylld Point) ‘minimal dibagi batas Jeleh rata-rata, untuk batas leleh rate-reta ditelapian, sebesar 2400 kg/om*, sedanghan besarnya faktor bahan {= % 18 AQ (2) Besamya faktor bahan untuk setiap jenis baja ditetapican dalam Tabel 4. ‘Tabel 4: Faktor Bahan (f) Jeni baba Baja lapis dan baja leleh buataa sebelum 1895, ymin = 2200 kg/en?™ ‘min = 3300 kg fem? ‘Baja leleh normal buat sesudah 1895, T= 3700— 4500 kg len? Baja paku sumbat Tmin = 3400— 4200 kg/em (vrata?) = 2400 kg fem Baja eich beralal Ungei P= 4200 kg/en 12 Baja leleh el 5 Bagian Ketga ‘Tegangan Tarik, Tegangan Lentur dan Tegangan Geser lin Pasal 24 (1) Tegangan tarik (7), tegangan tentur (7%) dan tegangan geser (F) maksimum ‘Yang diiginkan dalam bagian konstrulat ditelapkan sebagaimena dimakeud alam Tabel 5 (2) Tegangan-tegangan yang terjadi dari hagian konstraksi yang ditinjaw dihicang dalam luas penampang neito(F netic), selain itu dinitung juga besarnya F netto ‘daa W neta, (3) Tegangan-tegangan makcsimum yang diizinkan sebagaimana dimaksud pada ayat (I) tidak boleh dilampaut \in ayy” ‘abel 5: Tegangan tarik, tegangan lentur dan tegangan geser maksimum (dalam kg/em2) yang diizinkan dalam semua begian onstrulsi kecuali pada andas, palu sumbee, dan bait, Baja leh normal Gaya “Tegangan tak in (3) dan Tegangan lear gin (7p) : a 5 ——~emstan dan ilar bara Jembatan dan plarTama—] jeeer Hemme Ps a Dalam serat yang sama ‘Dalam serat yang sama a ‘Bergantian Seba tar mete Wesian | eais taricatau seta token | taredan” | stow ons | Bergantian tar ‘ekan ‘tekan Bs ) Ramule poi 1 | Geyapoior [1900 [1900-2002] 1500 | 1500-20 8 | ox 5) Pema malaga = Bt emia malang dan ST & EH Teanngan pemikalmenanjang | [OOTP T | “1450 [taso-s00%| 1650 | 1s50-s008 | takin dalam lanai jalan —_ a (untuk arti lantai lat sya pokok = gaya Z oy | see. Ty tm | tambshan* gyn | 1550 | 1ss0-so0 #| 1750 | 1750-200 # | {SPN ©) Perambatan angin primer dan sekunder | 1000 1200 Porat 3) Bemus bagian Tale yang tidal ermasole dam mubasiad |v 1450 1550 Imisangtrtoar 4)_pertumbatan rem Keierangan 1 “Tentang kualitas baja leleh normal dan tentang berlakunya Tabel untulkjenis baja yang lain (hat Tabel 1) Pasal 10. 2, Tegangan-tegangan yang diizinkan dalam Tabel ini, juga berialea untuk batang tekan yang pendek (A 20) dalam Iuas penampang, eto, 3. S1= Harga muta terkecit dari gaya pokol. 82 = Harga mutlak terbesar dari gaya pokok, Si dan S2 dipergunalcan disini dengas tidak memperhatikan tandanya, oe agen so ‘Tegan Tan in pda Baie Kombo Bea stan Ena dengen Proamparg “fea dan hak Teg Parag (ee ete a ar nee Pasa 25 (2) Unc menensakan tgangan ten yang disinkan har dics tesampa heraminganbstang tela ienggunaan ramus ebagi bert: = deepens ase fe Ce eee Eure sum eoge ke stb ngs sang sk ani hen ee pess ets soc ie aay eng enn pa Fethningan dintallantoaus ng bata oon han cng Uinta enetapnan.pafeng teu batang ‘eka fa) panang Sng Ssean (ey hates lien Geng” tr pana oka’ ce ee Fala pang ie ofa (9 ditentuan berdaaa ei tampoan yong fade bata tka dicta stegnnena cals pada Tobe. (2) erampngan batang tckan yang tri tas ata grofl atau beberapa prof Ge coe eer oe ear dee menentukan tegangan tekan izin ( Oy }, hanya dibutubkan besamnya erampingan (}) betang yang bersanglutan, selanjumys tegangan tekan izin (F) dapat ditentukan herdasarkan Tabel 7 sampai dengan Tabel 11 (3) Untuk menghitung kerampingan (A) dari batang tekan yang terdisi dari Ueberapa profil yang antu sama Iain diiulunighea dengaur eeutugean Bera pelstpelat, diagonal-diggonal dan sebagainya, cara penyambungan harts liperhatikaan dengan baile (4) Untuk batang yang demikian hendaknya dihitung kerampingan (Q) batang selurubnya dan dart bagian profll antara dua titi hubung, cual ka dipakal suatu cara menghitung dimana Kerampingan (Q) dari profil tanggal tidak dibutabkan. Untuk batang penghubung berlaku juga ketentuan sebagaimana imaksud pada eyat (2) Gy ‘abel 6: Paktor panjang tekule Te Hal teleake ‘Tumpuan ujung batang tekan eee Se K-05 testi. keo7 tuiavo70 poeple ale wea nen ‘rac Ges pt poe mens dlgam te ie patna Sen -p ung bebas —o sept -W ol tanpa putaran sudut 2a % (5) Untak menghitung kerampingan () dari batang rasuk pokok yang tetekan pada Jembatan dinding rangka terbuke atau tertutup. dengan lai lintas i bawah, harus diperhatikan {eekaluan jembatan ke ara menyamping, sedangkan untuk batang fepi rasule pokok berlai jugs Ketentuan sebagaimana dimalgud pada ayat(3} dan ayat (3 Paragraf 2 ‘Tegangan Tekan lin pada Batang Tetap Pesal 26 (1) Pada batang yang hanya terdapat tegangen tekan, setelsh kerampingan (\) ditentukan, tegangan tekan yang diizinkan (@) dapat ditetapkan dengan ‘menggunakan Tabel 8 sampai dengan Tabel 14 sesuai faktor bahen, (2) Tegangan teken izin (4) dalam Tabel 7 sampai dengan Tabel 11 dapat dipergunakan dalam penampang netto maupun bruto dengan ketentuan bala tegangan dalam penampang netto tidak boleh melebihi harga-harga ecbagaimana dimaksud yang ditewaplan dalam Tabel 5, (3) Pada batang tekan dengan nilal kerampingan batang (\) 0-20, dianggap tidak dapat terjadi suatu tekukan dan tegangan tekan izin (@q) sama besarnya dengan ‘tegangan tarik izin (4) sebagaimana dimaksud dalam Tabel (4) Pada batang tekan dengan nilai kerampingan batang (\) > 20, tegangan tekan izin Fy = o/h, Tabel 7 sampai dengan Tubel 11 dibuat berdasarkan ramus , sedangkar untui tegangan teluk (0) dan angka keamanan tell (6) lhat Tabel 12 ddan Tae! 13. (5) Tegangan tekan izin (Oy) pada baja leleh bernilei tinggi faktor bahan > 1, dengan nila kerampingan batang (t) 20-100 ditetapkan dari tegangan telcan izin pada baia letch normal faktor bahar =I (Tabel 7 dan Tabet 8) diatikan dengan faktor x (Fabsl 9) 75 aja tech bern tings ~ 7! baja teh disse * S80" * (6) Untuk nilai kerampingan batang 1 = 100, tegangan tekan izin (Ty) dalam baja leteh bernila tinggi dam baja leleh biasa ditetapian sams, (7) Pada batang tekan dengan nilai kerampingan batang (A) $540 (Tabel 7 sampai dengan Tabel 11) hendaknya diperiksa apakah tegangan tekan maksimum yang tecjadi dalam penampang metto (P netto) tidak melampaui harga tegangan’izin sebagaimana dimalksud dalam Tabel 3 23, and ‘abel 7 : Tegangan tekan isin pada jembatan dan pilar baja baru untuk faktor bahan en Fs aba Baa ar Bohai 2 few) oe [ead ] pos | pe a6 ae Sa Ta Tor wef ae Te TAT | Ta oe ssa "| tase | tas | dae0 | Soe | 6 | soo | tos | tint | ron [00 [oe [ore | 5 | ace da | ts | tat | ian | Ser | 86 | Sas | ies | unt | ros | uo [S88 S26 | 08 | 266 B | tars | tame | teas | Sor | or | ors | tose] stot | |e | re [exe | 2 | as B | tass | tes | tbat | soe | eo | oor | nos | ties | rae | ia [ses ous |S | 238 as | ast | tone | to | aes | 40 | uo | tos | tise | tao | fie | Set a8 | eee | 228 H | idee | tame | toes | Sr | 7. | oar | toso| suze | ras [us | ase [S28 |S | 235 2B | 256 | avs | tere | vex | 2 | ote | foe | tia | as | Se [S35 | 588 |e | 222 4 | ian | toro| ces | Ses | 73 | oae | tosn| tis | 11a [tty fete |e | Seo | $22 BF | dais [ase | deer | ae | 35 | St8 | 298 | (88s | 8 | 8 3 S| Yo | 188 | iss | cas | re | 50s | br | tors | 282 |S ae 3 | Him | tan | dee | Gan | Fr | eos | owe | tour | gas |? oa Se | Hos | ts | i | ote | mo | aoe | Sou | $8ep | S83 | 1 38 > | tes | tama | 4292 | S03 | Fo | aoe | Ses | ites | Se | se & | tart | tas | der | Sor | | see | Ses | tas | Ses | ts oe 3 | tise | 1am | tame | soe | 8 | 859) ose | 82 | St | Be as Se | tise | ts | deer | sor | 63 | gen | Seo | fers | 8 | a | ties | tana | ts | 86 | St ces | 3 | ioe | 65 | a SE] anes | Hapy | ae | aao | SE | 85] 382 | 9 | S| ab 2 | Hise | tho | 136 | See | So | S3t | Sar | 30 | eb | Be a 4 | ti | 1203 | deo | grt | Sr | dae | oie | gas | 2 | S Sh | as | 188] 1882 | S22 | S| Ser | gue | Sea | ets | as SS | ARG | te | dee | Set |S | sie | Sos | Sea |e | is fe | aug | TR) 133% | See | | Ste | ser | ose | eve |e a 4S | Har | tas | ao | S52 | 52 | sor | ee | oor |e 18s fn 3 | Hot | tis 39s | Sir | Sa | tor | aes | Ses | co | fo in 4 | fone | tzar| ts | tz | $3 | tan | es | 85S | S88 | ies | toes | 128 | 12m | Soe | 5 | r10 | dor | Sar | Se | fas aS St | toes | tana | daar | $33 | 53 | sor | SS | 3s | 38] s 2 | tore | toon | gs | eos | 9 | tas | eas | Sue | see | fo = S| fora | tes | tae | Set | 3° | tos | Ss | 2 | See |e 2 SS | foo [ies | HS | Ste | 32] 785] Se | aes | ae |i an S| ies | rr | tae | cit | t00| 100] eae | aes | gro | tee Ba 5 | tom | iro | taar | sor | tor | ras | ae | gor | see | ss S| fot | ice | aes | Sr | 18a] too | tae | ake | S86 | Me Fd & | tose | Hes | tas | fos | ss | oo) ro | 2 | SE es 2 & | fess | tise | tae | fos | 180 oie | 70 | soe | Sis | e St | se | 2283 | Zar | tas | 85] soo |e | 08 | gtr | he te & | tove | sass | tas | at | 80) See | ras | a8 | S| BB ae ss | ious | iss | aot | fs [NSP SE | 2 | 28 | 88 Keterangan AAngka romavi I sampai dengan V pada Tabel 7, sesuai dengan nama bagian konstraksi yang tercantum pada Tabe 5 “49 ‘Tabet 8 : Tegangan tekan izin pada jembatan dan pllar baja lama untuk faktor bahan =a) Sect Che eal a MoS 1.2 vio. [1 lo): [S) =) Bar | soe Tear Oey Be Tre rae bea ar TORT 7a | TS ST |r ae | tee | dean Hoa | tea | ase Sis | tos | os | ro | s10| Soo 2 | tea] te sa ee | 133 | ee Ses | 110 | eaz | 720 | 196 Ses B | tai] tas Hey @ | tu | tas ae | 112 | or | fae | re | Sas x 1169 6 | 1113 | tae | days | goo | i | ens | rig | foe | 8 = Hea} @ | er | 130s Bes | Ha | Gos | fo | ta sit B 1iss| 20 | 10s | 20s | t2rr | ere | tts | eas | oes | 190 | ao z 148 11 | toes | tos | tor | aor | U3 | 63 | ors | fis | 203 a tat) fa | tor | tas 01 | te | oo | S00 | tao | $e | tiga | 73 | tees | 1198 S53 | UF | Se | er | axe | drt 2 tar 7 | tase | es fr | ta | eer | ons | era | Sor 2 tat) 73 | tase | iss 30 | 1s | | aa | ao | de a tior| fr | teas | tise fas | (2t | 3 | sor | exe | dae a {Hoo | | teas | 1138 tue | tas | Sea | Se | ar | Sas xs tose | 43 | tors | it fia | tas | Sa | re |e | aur . {oer | 68 | tear | Les fe | te | it | a | Soe | Se o toat| at | S00 | tose 4 | 125 | Soa | $22 | See | sor a {ors fe | sor | tomo es | tae | aaa | 2 | Sts | 33 = tooo | &3 | Sea | tone eo | tar | as | St | See | Ser ° tose | se | Ses | tors vo | tas | re | Sat | S58 | 3 2 tosr| &8 | Sor | too aa | tao | 68 | Sto | sua | ara 2 tosn | | Se0 | tose er | tan | ser | fo | ts | Sa 2 rode | as | Sea | toes yea | ta2 | dao | fee | S03 | Gee S toss | te | os | tee 7 | tas | aa | drs | Son | Ses # | tozr | 20 | son | toon maa | tae | cag | dea | Soe | Sto & teaz| St | exo | 1012 | tas | fir | deo] See | Sas & tore ge | is | toes fan | dae | ato | st | dre | 933 3 weit | 83 | 868 | See 131 | 337 | fon | | Sos | San & toos| 9 | aoe | Sar Tis | jaa | Soe | 22 | 388 | Sis S teoo | &s | 00 | oro Ma | jae | an | far | fez | 3i0 a sor] se | a3 | ont os | 340 | et | So | det | aa [8 Sto] or | a | ae wi] st | ge | 23 | St) aoe s See) 99 | ser | ser | Has | et | ann | 3 | Bo = see ton] aot | arr er | tas | 0 | 283 | Sas | 280 = Sea tae| sie | or Sa | ASe | S| Se | at | Zee S tes |ias |e | fe | tar | S| a | 2 | to co Ses] tor Fo | ser 23 | tas | fae | Sed | Ses | 2a o Se tas | rat | sor te | t3s | dae | Set | See | Zee @ Ser| tes | ra | ane 3 | 330 | saz | Ses | Sno | Zar fa sao] tor | #2 | sot | ses | See Keterongan: ‘Angka romawi 1 sampai dengan V pada Tabel 8, sesuai dengan nama bagian kkonstruksl yang tereantam pada Tabel 5 25. a ‘Tabel 9 : Faktor x untuk menentukan tegengan tekan iain (Giz) baja leleh bernia tinggi dengan flor bala (C= 1,2) x z x = aneo fr a [osartroste a1 | os7sr+ 0.007 2 [oaoit- oes0 @ | oo1srr 0.055 3 |oSvatcoses 6 | Boze ross ee |Oaoronis & josssrronn ss |osarorer ss |osrartoiss Se | aearso,700 @ — |ostervo.ter & | Gasarvoats sr |asioroies s | baatroate jos Joesrsaazs 8 | Ouoors 0800, © — |orestsoas 20 | ts5¢s oot mm |Oreot 20383 ot Cuase ane a lomesteose 8 O17 3 |Ossare oars a 052 ta |baor aoa 98 7 |Osoattoasa 3 fe |O srr toaea Ea 7 |Dstersoas9 58 7 |osiresosar 99 Te | bases 0555 100 so __|bavotsoser Tepengna tka ein (bj ech bern tinge > Untue A= 100, bra Tel 7 dan {o_Unmi haga 3 yang ain, tegang gang iin pa tbe 7 dan 8 ialiean ctr x. 2 26 9 ‘Tabel 10 ‘Togangan tekan izin pada jembatan dan pilar aja bara untuk faktor aban (f= 0,917) Gi anti haha Ta aula ee [ow Da | TI PASSO PAT OTT ee wor TOT TORE 99 0 | oar | sar 21 | 1tss | i321 | 1412 | 911 | 6s | 900 | 100s | tora | o9 33 | sz” | sar Z | tr | ita | 1303 | cos |e | for | oos | toee | 5 tar | sro | a2 23 | 0 | toe 809 | oF | sai | 969 | t0s0 | gre fis | 680 | ae 24 | tise | toe e4| 69 | 872 | 973 | ino | art a1 | o4o | ana 25 | iss | ize ass] 60 | 803 | 60 | 1029 | Gos 589 | 629 | Sos 25 | tar | 1o00 ‘ss | 70 | 655 | Ge | inie | ose 7s | S10 | 397 @ | tia | zm a77| 71 | s4s | ont | i009 | Gat 508 | 803 | 350 2 | 1133 | 1268 a72| 72 | sar | os | Soe | oe Se2 | S20 | aor mo | i136 | tase 865| 73 | 62a | 921 | Sar | Sor ea | 379 | a7 a0 | 1120 | 1300 et | 74 | 620 | 1s | ara | eo 330 | 555 | 300 2 | aus | tae ase | 75 | sit | 90s | Sor | Sar Sa | $88 | aco 32 | tos | tase ast | 76 | 03 | as | 957 | ois io | 545 | as = | too | war 845 | 77 | tos | a7 | asa | Sia Son | Ss | a5 3 | 1003 | 1200 Sa | 78 | Fer | ra | 338 | aos 0 | Sar | Se 3 | joer | ate 36 | 79 | 770 | sae | oar | Soa aso | Sia | a1 3e | i080 | 06 sat | do | 770 | aso | ots | Son Sm | Sor | aos 3 | jor | tise 26 81 | 702 | aso | oon | See aa | 23 | aie 38 | s008 | not 822 | a2 | 754 | ani | 99 | Sao a6 | es | at 33 | t0s2 | 1164 87 | §3 | Zar | aaa | feo | ars fas | Sos | aor 40 | 108s | tire Siz | ae | 739 | S25 | Bar | Son ae | for | 300 | 1050 Jam aor| $5 | 731 | sin | art | Sea ‘0 | $67 | 30s @ | toss | es 803 | a5 | 723 | S07 | sax | sso ‘a0 | $30 | 200 % | toss | se 199 | 87 | 716 | vou | ast | Sst ai | 21 | aes 35 | tons | nes 33 | 89 | 701 | 752 | aan | Seo Be | as | ara % | tooe | tao ta em | 730 | aor | sir 2370 | 998 | 358 so | 5 | inte 08 ees | 732 | 73 | Si a | 380 | 250 St | Sse | tos tet se | 74 | ee | s6 ae | aaa | 207 52 | Sas te 31 | 728 | 776 | sor 50 | 37s | 202 S| oes 730 ees | rio | 708 | dos fae | 300 | 208 3 | sre 7s 37 | 711 | 359 | 420 ee | i | Ss | ow oH 23 | gos | ra | 0 as | 350 | 236 so | asa | ita? | Fo ir | ess | fas | 476 faa | 34a | 222 Se | G37 Be sii | gai | fae | 40 2x7 | 308 | ate | 352 1133 | 798 | tos | sos | Gra | 720 | tes 3ur | 333 | 215 eo | O37 1120 | 720 Soe | ear | Fis | 460 avy | 38 | a et | 937 ur | far 2 | 850 | 70s | 456 301 | 22 | 208 2 | oan Hos | 714 | toe | See | esa | Geo | Sar es | 317 | 20s s3_| $10 4096 | for | tor | seo | ear | oi | He Keterangan: Angka romawi I sampai dengan V pada Tebel 10, sesusi dengan nama bagian onstruksi yang tercantum pada Tabel 5. ay ar ‘Tabel 11 ‘Tegangan tekan izin pada jembatan dan pilar baja lama untuk faker ahaa (f= 0,917) Zi aaa =a Tiana T [os fev] [wpa [oav] fw [a [1 ues] fw TOY TE] sg ToOS anon ee pT |r ane ear as P| 2 | iasr| ties) eer] dome] ee | toa | sts | us | geo] 99 || 75 | Zoe 22 % | is] tes] tert] tom | S| Ste] tae | ae [eve] S| Go | a 2 is) 1S) Se) tora) S| S| ae | my | ue] 85] 2 | 2 | & | 2/465] 15st) toes] | Se | tom | taea| tor | 1 |Seo| fo | st | S07 | isss| 148] ies] 1eS5| 98 | Ses | tos | Sp | oo] ti [S85] Soe | 0] S82 & | sie} ier] ioe] sos] | See | tore | tae en] 113 | ses | ens [2b Sey | tse) 43] tae] fee] re | aco | Ass | tar [eu Se [| 2 | a] se % | ios| iiae| iste] sme] 2 | see | toc | tte) sea) $7 | ae | ee | so | ae 3) a) 0] ae] 03] Fh | ses | fat | con |r] 2 [S60] Gis | ett] se S| ss] HE] 650] tom] Fs | She | tom | oss | eo] 148 | So] S09 | chs | 28 2 | te| tos] ae] toa] fe | Ste | tots | tmo| ex] to | San | Seo | cre | 2 % | ias| tse] eee] tovs| Fe | sty | too | tro ae] ace | ser | 5 [ade | 223 & | | tee | ea] te] fe | eee | ss | 8 | in| tes |r| sy | | 2 | ie) lee] HER] Soe] & | S28 | ie | ee (208) w]e] a | aa % | 2o5| tan] tees] Bar| fe | ar | sar | st fon] eos | S| Se | SSS) & | za] sss] HS6| 3eo| a2 | Sr | ser | snes |ose| sae | 0) | See 4 | s/s) le] SSo| as | aes | Sa | Sus fom] tar | ca) sie | or] cs $9 | Hib] ike] an] are] Se | Sas | sve | Soe [Sau] tae Se] Soe | See Sf) HR] dase] is] dea] Se | 82 | Ses | me fees | os | Sek] 2 | ez] act | oe] BR] tas] Sos] OS | ahs | se | Se [ete] 13 |e) $88 | ae) aes 48 | BS] Se] Hse] SS] ae | tao | sos | Ss |r| ist |e) mo | ee] 7 4 | le] fas] eee] 88] Se | Sie | os | es [est ass az) ae az) ak $3 | ge] te] emt) Sar] me | aoe | So | es [ese iss [0] eh | 3] S/H] tos] dees] sez] 9 | Sor | am | ost |r) 82 | Se | 2] ae He] iim) tae] fata) sor] ot | | So | ay [Sty 8 | 86) at6 | 23] ae $f iss] ter] dese] azz] oa | tes | se | oun |e] 0 || S| | 202 | iis] ls) ER) sar] 6h | me | es | oy [oH |B) amo es) 2 3] 1053] toe] tewr| set] oe | ser | Ses | eae | in] 18 | | S| 6 soe BUY tie] Het) Se] Ste] st | 30 | is | Ss [Ste] 138 |e) aus | 8] st 2 | trSo| ass] taso| ait | oe | set | Se | fe |r| 03 | S| S| 0) 25 SS [ita] a] ate) Sor] So | tae | ss | Sor || acs | ass | ae [26] 26 2 [iat] dh) ie] aoe] oe | ee | ae | sy |e] || as |e] S| tii] ae] ie] S| sco | tis | So | Ss [es] ate || Se |S] Be & | io| tan| je] aa] ior] 32 | fea | Sr [tol ass || a | S| 22 So] Hi] tie] Use| Sas | 18s | for | fe | St |] 85 |S | 2 | 8) 2% & | Ho] ite] lss| Sve | isa | co | tor | a [Ss] 08 [S| 82 | 2) 207 © | fom] tam] Hrs) S72 / 198 | ie | Fe | So |) iS | | 38 | 8] 28% 2 | is] Heb] Hat] S| toe | see | 70 | $8 |S] too [aue) Sit |S] 33 & | ior] Hee] He] See] iso | ois | Fe | rs [86] 153 |e) ue | 22) 28 3 [iec| tes] tte] seal oe | ate | ase | ms |e | Keterangan: ‘Angka romawi I sampai dengan V pada Tabel 11, kkonstruksi yang tereantum pada Tabel 5. of eecuai dengan nama bagian (©) Pada batang dengan tegangan tarik dan teyangan tekan yang berganti-gent, ‘Penampang batang harus dibuat tetap sedemikian rupa (Setang tekan dengan Penampeng yang tetap), sehingga tegangan tekan maksioum yang dinieen (F) dapat ditentukan, dan selanjutnya tegangan tarik makeimam yang disinkan sebagaimana dimaksud ditentuksn dalam Tabel 5 tidak dlampai Paragrat 3 ‘Tegangan Tekuk dan Keamanan Teicak pada Penampang Tetap Pasal 27 (2) Tegangan tetsu (ox) adalah tegangan teken (04) yang menyebabkan batang nmulai tertekuk, tegangan telnik ditentuican herlasarkan peda kualitas baba ddan kerampingan batang (). (2) Tegangan tekuk (0) akan terjad jka > 20 sebagaimana dimaksud pada sub 5B, sedangian pada nilai kerampingan batang (8) 20-60 tegangan tekuk sama dengan bata lle Rumus Euler hanya berlalca untule a, besi lapis jk \ 2 110; 1. baja leleh normal jka \. 2 100; caja leleh bernilai ting jlka A’ 2 05, (9) Keamanan terhadap tekuk (jj tergantung pada kerampingan batang tekan (\) sebugaimana dimaksud dalam Tabel 12, untuk A 20100 dan A 100-150 ‘keamanan terhadap tela (i) berlangsung sebegai garis lurus (liner. ‘Tabel 12: Faktor keamanan tele ~~ Jenibatan dan pilar bara atau Tama Keamanan teluk A bagi besi lapis, bee leleh buatan sebelum 1895 dan bagi baja leleh, ‘Untuk 0, dalam rumus-rumus di hawah ini harga. 9; baile untuk besi lapis, ‘maupun untuk bes! leleh damn baja leleh adalah sama dengan bangs c. yang dimuat untuk baje ieleh biasa eebagaimane dimalcoud pada Tubel § 20 oy G 100 28 1300 “O 150 dan lebih 33 1900 on (4) Tegangan telwuk (ox) untuk Kerampingan bahan dan jenis bahan dltetapkan dalam Tabel 13, ‘Tabel 13 /Tegangan tekuk ogdalam ke/ons? untuk nila v lat Tabel 4 es lap da Dea Gh Bua beta Tan TESS r= 2200 Kae x 110 2200-559 | A— 60/50) a 161s =D 2 000 0007 Baja olen normal ‘inte = 2400 kg/eme [o=eo— [aan | ‘60 = 100 2900-327 6040, 106. 2037. 210 wi, 1OOUOOT EE Baja ele bern gg Va = 2000 fer 20-60 B00 60-85. ‘= jv= 92974-6035) 95; 207 So 2 100 0007 (5) Tegangan teluak dan keamanan tekuk tidsk pera dicantumican dalam perhitungan Karena dalam Tubel 7 sampai dengan Tabel 11. sudah \perhitungkean Paragrat 4 Batang Tekan dengan Penampang Tidak Tetap Pasa 28 (2) dike batang mempunyai penampang yang tidak tetap, maka salah satu Penampang yang terkecil diambil sebaga! penmupary leap, wehingy ear pehitungen tegangan tekan isin sebagaimana dimakeud dalam Pesal 26. (2) Apabila cara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidek dikehendakk, dapat dipakai cara perhitungan yang lain dengan menghitung setiap penampang dalam 1 (sata) batang, dengan ketentuan! a. cara menghitung batang-batang dengan penampang yang tetap tidal boleh dipergunakan, larena tidal ada penampang dan jarijari kelembaman yang Jkonstan schingga le dan tidak dapat ditentukan dan ‘a tegangan tekuke don keamanan tell yang didasaran pada besarnya ‘dai dapat dipakai sebagai dasar perbitunga, Bagian Kelima “Tegangan Tekan lzin pada Pilar Baja Twang Pasal 29 (2) Pemakaian baja tuang tidak diizinkan untuk bagian-begian konstrukst Jembatan, kecusll anda. (2) Pada bagian-bagian deri pilar baja, pemalesian baja tuang sedapat munglin slhindarcan, 30 ty (9) Untuk menetapkan tegangan tekan maksimum yang dilzinkan dalam tang pilar yang dibuat dari baja tuang, harus dihitung Kecampingan batang. (A) ‘selanjutnya tegangan tekan izin dapat dilihat pada Tabel 14 (tegangan tekan igin pada pilar baja tang). (@)_ Tegangan tekan izin sebogaimana dimaksud pada ayat (9) dipengunakan dalam enampang bruto, sedangkan untuk menghitung tegangen tekan malimum hharus memperhatikan aantak (9). ‘Tabel 14; Tegnngan tekan izin (Oj) pada pilar baja tuang untuk hal 1, 1 atau Ul dari Tabel 5 iar baja twang bara Pla aja tuna Iam a a ST io] ee edd 020 er] a9} 62a 800 or a | 07 |o2| a oar | 7s | eo| 378 zz | os | 6s | ao 2 | ra | 3) 406 2 | 6 |e | a a} me ft | aes a | 686 | 6s} 38 | 28 | rae | es | aa 25 | gst | 66 a5, 2 | 77 | 66 | 50 2 | er |e] se ze | om ler] 46 a | ors | ea] ase zr.|| Steg lean | a06 2 | os | oo] 30 zs | te |e | 300 2 | cs | 70] 3a =| me || a0 so | 6 | 7 320 so} ms | 7 266 2 os | 72 | 38 a] ome | 2 353 sz | os [73] m6 | a | te |r| 330 3s |e [ta] ee sae f> rae) | ota 25 4 | er |i | 2 “| 70 | 7] a0 ss | et | 76 | 260 | as | te | te | ae el ee rr ee oe ee rea ar | er fre | a5 a | no | | ee ss | om | | aa ss | 7s | 79 |e 3 | 6s |e | 209 3 | 6 «| | ote 4 | co | 8 208 40] se | Br 223 a sos | a toa a1 | at 2a 2 sss | ia a2] om || 2a 33 | se: | as iso 4 | oot | ae] 26 a | se | os 186 a | 6s fas | an a5 | 500 | 6 1st a] os | es | 206 4 | 559 | a7 i” 46 | oo far] 21 a | 581 | 86 1173 a7] os | as 196 | oe | ao 168 3] om | a 192 @ | 536 | 90 188 | 613 | 90 138 so | sa | on 152 so} 6 | on 134 a sa | 92 158 sr | 505 | on 130 3 siz | 93 135, sz] sss | oa 175 Py 152 ss | sa | on 172 98 ao 5 | 364 | 95 109 6 145 ss | se | 35 166, 56 7 12 ss | sa | o7 163, 57 8 139 sv | ss | 98 160, ss ey 137 ss | 523 | 99 137 59 woo} 135 3] 512 | 100] iss £0 eo | sor Bagian Keenam ‘Tegengan Geser dan Tegangsn Desa Iin untuk Paku Sumbat dan Baut Pasal 20 (1) Tegangan geser isin atau tegangan desak izin untuk palea sumbat dan bent pada Jembatan dan pilar baja baru atau jembatan dan pilar bai lama pada Dogian-bagian yang terarik, tertekea atau melentur’ diterapiian sebagai Deneut A. tegangan geser isin ~ a x tegangan tarik irin (Oj) atau tegangan lentur izin (9) untuk pataa sumbat dan baut; 1, tegangan desak izin = 2,5 A x tegangan tarik nin (2) stau tegangan lentur lain (2) untuk pales sumbat dan baut. (2) Harga A ialah seperti tercantum dalam Tabel 15 di bawah ini abel 15: Marge Traian Baha z Pale sumbat dam Baa ang dibabut (puts) | Best lapis atau besten |___ 28 "Bout Yang tidak dibubut | atau bala lle ae (hits) 1 a Ketcrangaa : Baut yang dibubut hanya dapat dipskaé sebagai pengganti pak sumbat pada fempet yang pelerjaan mengeling sukar dilaksanakan, sedangkan baut yang Adak dibubut hanya dapat dipakai untuk keperiuan pemasangan. (3) Tegangan tarik izin dan tegangan Jentur izin untuk paku sumbat atau baut ‘sesual dengan ketentuan pada Tabel 4 dan Tabel 5 agian Kerujuh ‘Tegangan Tekan, Tegangan Lentur dan Tegangan Geser in Pada Andas Baia Pasal 31 (2) Gaya-geya tuar yang bekeria pada andas baja (periksa Gambar 4) meliputi: 8. gaya verte [; gaya horizontal searah eumbu memanjang (Ha); ©. gaya horizontal tegak luras eumbu memanjang (Hb). ine Gambar 4: Gaya-gaya Ivar Reterangan: 1 “andas baja; MW = andas beton; ML = pangkal pilar; Yolebar anda baja searsh sumbu memanjang; ‘%lebar andas baja tezak luras sumbu memanjang; © = jarak sumbu rol ke sist andas beton arah penanan balas; ‘el = Jarak sumbu rol ke sisi andas beton arah depan panel; ‘ex = Jarak sumbu rol ke sisi pangkal arah penahan balas; ‘ck = Jarak sumbu role sisi pangkal arah depen d= jarak sumbu andas baja ke ssi andas beton areh tepi panglcal; 441 = jarak sumbu andas baja ke sisi andae beton arah tengnh pangkel, ‘dx. ~ jarak sumbu andas baja ke tepi pam, dix = jarak sumbu andas baja ke arah tengoh pangkal; Jn = tinggi andas beton dari tepiatas pangkal: JRL = Jarak sumbu role tepi atas anda beton; ‘2 jarak sumbu rol ke tepi atas panglal (2) Tegangan vang terjadi akibar dai gaya pokok atau tegangan yang terjadi alibat dari gaya pokoie ditambah dengan gaya tambahan, tidal boleh melampaui (3) Tegangan tekan, tegangan lentur dan tegangen geser yang diisinkan pada andas akibat gaya-gaya sebagaimana dimakavd pada syst (2) ditetapkan pada Tabet 16. (4) Rumus Hertz yang dipergunalsan pada Tabel 16 falah: 08 +0418 Pa imana: cegangan tekan yang timbul; ‘Rese + reset adas vetkal Yong terboar tormaguk eantak: EB” * modulus elastisitas dari bahan rol (that Tabel 1); n= banyakaya rol; ff —=jarbjari penampang rol; = panjang ro ‘Tabel 16 : Tegangan tekan, tegangan lentur, dan tegangan geser yang diisinkan pada oH . Untuls daerah pengaunungan (cat dasar), dua lapis cat zinc phospate dengan ketebalan minimal 90 (sembilanpuluh) micron, kiuets pertemman ‘patang pada bideng pertemuan (tie bul) sat lapis, (6) Pengecatan lapis penutup untuk jembatan sebagaimana dimaksud pada ayat (6) huruf b, dilsicukan sesudah aelesai penyetelan dan pemasangen lat sambung dengan ketebalan empat lapis cat selurunnya. minimal 150 [seratus lmapatuh| micron, Bagian Keempat Penempatan Jembatan Pasal 45 (1) Saat _pemasengan andas baja di atas andas beton, baut penyetel untule enggantung andas baja pada jembatan harus dilepas. (2) Bagian bawah andas baja harus eelaks ditanam dalam andas beton, cela fantara bidang bawah andes baja dan bidang atas endas beton diber| spesi perekat (puny Grout wists yang seen) (8) Pada jembatan rasuk dengan bentang kurang dari 12 (duuabelas) meter, andas Jbaja harus dipasang dengan memala: baut anglcar pada andas beton (4) Penempatan jembatan pada Iurusan adalah sebagai Berkut 4. sumbu memanjang jembatan dipasang berimpit dengan sumbua jalan re; 'b. pada andas hidup, kedudukan sepatu andas begian atas dan sepatu andas Daxian bawah harus dalam satu garis verikal; © Jarak pada kedua ujung konstroksi jembatan terhadap dinding balas peda ‘masing-masing pangkal harus sama, jlka terdapat perbedaan Sarus dieatat dalam kareu riwayat, (5) Penempatan jembatan pada lenglaung adalah sebagai berikeut: 8. untuk keperiuan pertinggian jalan rel pada leneleing penuh atau lenglang peralihan, beberapa jenis jembatan dapat dipasang ming: b, sumbu memanjang jembatan herus dipatang didalam anak panah dan Sejajar tal usu, bapa A 6 a @ oy (20) a) (2 Jenis jembatan yang ditempatkan pada lenglung penuh atau_lengkung berliian dan dapat dimisingkan sebagaimana dialed paca aya: (3) har a, jembatan rasuk plat dan rasuk profil dapat dipasang miring sesuai tlengan peninggian jalan rel dengan ketentuan jarak sisi ates kepala rel luar dan kepala rel dalam terhadap sisi atas masing-masing rast pokok harus sama; >. jembatan rasuk rangka, jembatan dinding rangka LLA atau jembatan dinding rangka LLB dengan tepi lurus dan memakai perlambatan angin atas, pemasangan jembatan dapat dipasang miring sampai dengan 40 (empatpuluh) mm; ©. jembalan dinding rangka LLB dengan pertambatan angin atas tidale Jengkap atau tidak memakai pertambatan angin atas sama selali, Jembatan dapat dipasang miring sampai dengan 20 (dvapuluh) mm, Khusus jembatan dinding rangka-lengikung tidak diperbolehkan dipasang, ising via peninggian jalan rel pada jembatan membutuhkan lebih besar dari batas ‘kemitingan yang telah ditetaplcan tunnul jembatan sebagaimana dialed ayat (6), maica peninggian jalan rel selebihnya dilakukan dengan cara memassing clos Kavu. Apabila penggunaan klos-klos kayu diharuskan, maka jembatannya haus sebesar mungkin dimiringkan, tetapi harus sedemikian rapa hingga tebal Kos ayn tidak akan eurang dari 3 (tiga) cm Klos ksayu yang dizergunakan untuk pertinggian jalan rel pada lengleang penuh maupun lenglang peralihan, dipasang di atas bantalan jembatan yang ital sedalam 1 (satu) cm dan memenuhi persyaratan lain sebagai beri 4. beruicuran panjang 55 (imapuluh Lima) em, lebar 22 (duapuluh dua) em ddan tebal minimal 8 (tiga) em untuk Jengkung penuh atau 2 (dua) em ‘untuk lengicung peralihan; . os kayu dipasang dengan 4 (empat) buah paku trpon, 2 (dua) bua di sist sebelan nar dan fia Miah di isi sebelah delam jalan fel jarake ubang, tethadap ujung Klos paling sedikit 10 (sepuluh) cm, lubang sntule Ios kayu sudah dibor terlebih dahl, cc. bidang perpaduan antara klos kayu dengan bantalan harus diber ter. Penempatan jembaten pada lengkung sebagaimana dimaksud pada ayat (5) hhuruf a, Jembatan dapat dimiringkan sesual pertingslan jalan rel paling Kec, selanjutnya pertinggian jalan rel dilakukan dengan cara memasang klos kay ‘yang pemasangannya setual Ketentuan sebagaimana dimelssd pada ayat (10), Penempatan sumbu jembatan pada lenglcung penuh sebagaimana dimalcaud pada ayat (5) huruf b, adalah: 4a. untuk jembatan rasuk, sumbu jembatan ditempatkan didalam anals panah ddan séjajar tali busur sejarak 8/6 anak panah dari tall busur (Pera Gambar 6); . untuk jembatan dinding, sumbu jembetan ditempatian didslam anale panah dan sejajar tali busur sejarale 1/2 anal panah dari tall busur (Periksa Gambar 7). al Gambar 6: Penempatan Jembatan Rasuk pada Lengkung Jalan Rel Perhitungan besarnya anak panah: BePxQRF) =2RxP-F Karena anak panal F terlalu keel dibanding dengan jari-jesi R, maka F* ‘dapat disbailean sehingga persamaan dapat disederhanskan menjadi 2 tau =e Contoh : jembatan rasuk dengan panjang 12 m dipasang pads lengleng engan R 300 m, maka: esaRKR. F 0,06 m= 60 mm Le ‘es toe Gambar 7 : Penempatan Jembatan Dinding Pada Lenglcung Jalan Rel aay Bagian Ketima Catatan tentang Penyetelan Pagal 40 (aij ese erred eerie tara sera a er tesla NearebegiarT ce) Jembatan ada yang menyimpang dari pereyaratan yang ditetaplcan disertai ‘lasan-elasannya, (2) Penyipatan datar harus dilakukan setiap hari dan dicatat, yang menunjukican Dhasithasil yang telah dicapai selama wakta penyetelan dan pemasangen alat ‘sambung dari bagian-bagian jembatan, (3) Peninggian (cee) pada jembatan rangka atau kedudukan yang tepat pada Jjembatan dengan profil susun harus selalu dipertahankan (4) Apsbits pada Jembatan yang telah dipasang terdapat penyimpangan dari ‘gambar jembaian yang bersangkutan, penyimpangan tersebut harus dicatat dalam kartu swayat jembatan. Keenam Pemasangan Jalan Rel di Atas Jembatan Pasal 47 (1) Pemasangan jalan rel di atas fembatan harus sedemikian rupa tingginya, sehingga tidait ada kale rel atat pelat sambung yang bersentuhan dengan bagian dari Konstrulsi jembatan, pada saat ada/ tidak aca Kereta api (2) Bantatan jembatan harus dipasang sedemikian rapa, schingga oleh tekanan ddaci oda pada jalan rel di atas tiap bantalan tidak terdapat penurunen yang Derlainan, (3) Pemasangan bantalan jembatan di atas pemileal memanjang stau di atas rasule ppokolc harus dicowale dan kedalamam cowakan maicsimuim I (satu) cm, epabila Kkedudukan bantalan dan eta tinggl jalan rel telah tetap malga hare segers dipasang baut bentalaa, (4). Pesolitan dati pani jembatan ke Jembatan arus sedemiidan rupa, seningea berjalannya beban bergeraic daci pangkal jembatan ke jembatar berlangsung tampa kejutan, (5) Pada seat pemasangan jalan rei di atas jembaan, khususnya jembatan dengan bentang icurang dari 6 (enamn) meter, plat landas jembatan harus selal ‘menumpu pada andas baja dan tidak boleh ada cela Bagian Ketujuh Pengoperasian Jembatan Bart Pasal 48, (1) Pengoperasian jembatan baru dapat dilalesanakan apabila: ‘8. Pimpinan Daerah setelah memperoleh penetapan Iaik secara tekmis dan operasionsl dari tim pemeriksaan bersama, selanjutnya mengajukan permohonan izin pengoperasian kepada Direktur yang bertanggung jawab ‘arhadap aset jembatan; b. Pimpinan Daerah setelah mendapatkan izin pengoperasian dari Direletur yang bertanggung jawab terhadap aset jembatan, menentukan tangeal Dengoperasian jembutan berdasarkan masukan dart JRUD dan JPOD yang. bersangkatan, selanjutnya menerbitken marta pengoperasian jembatan, aed (2) Permohonan izin pengoperasian sebagaimana dimalesud pada ayst (1) huraf a dengan cicagkapt pengaratnn pending dinar Derita cara Hasil Pemerikeaan ersarna antara Difjenka, pejabat daerah dan pusat yang ditunjuk, penangmung jawa proyek, kontraktor dan konsultan pengawas, yang menyatalan baawa pelterjean telah siap untule dilaksanakan pengoperasian yang dilampisi check lst pemeriksaan; b. SOP pelaksanaan pengoperasian dari jembatan lama ke jembatan bars, (9) arta pengooerasan jembatan scbagsimana dimaksicl pada ayat (2) uruf sisi tentang: 4. tanggal dan saat pengoperasian jembatan bary; . tempat dan lols! lem jembatan; dan c.semboyan-semboyan yang dipasang (4) Warta pengoperasian sebagaimana dimaksud pada ayat (3), minimal 2 (dua) har kerja sebelum tanggal pengoperasion telah dikirimkan kepada: JPOD yang bersangkutan dan JPOD yang awa Kevela apinya mendinasi Kereta api yang melalui jalur dalam wilayah tempat jembatan baru dioperasitan, ‘PUD yang bersangleutan: ‘PSD yang bersangkatan; ‘IPED yang bersanghutan; Kupt crew yang bersangkutan dan Kupt crew yang awak kereta apinya ‘kan melewatijembatan yang akan dioperasikar; 4. Pimpinan Daerah yang teria; a Direksi (5) JPOD, JPUD, JPSD dan JPED sebagaimana dimaksud pada ayat (4) pada saat yang ‘tepat harus memberi penjelasan seperlunya kepada pekerja-pekerja ‘bawahanaya yang terkait, (6) Kupt crew setelah menerima warta pengoperasian jembatan sebagaimana dimaksud pada ayat (4), harus memberi petunjuk kepada awak kereta api yang, dalam perjalanannya akan melewatijembatan baru tersebut. agian Kedelapan Serta Us Pertama Jembatan Posal 49 (1) Apabila_jembeten telah terpasang ditempstnya dan slap dioperasikan sebagaimana dimaleud dalam Pasal 48, harus diular lendutan albat berat iri oleh tim pemerksaan bersama, (2) Penguicuran fendutan sebagaimana dimaksud pada syat (1) harus diamati dan licetat juga pada wakm Kereta api pectama melintas di jembatan tersebut ‘untuk mengetalui lendutan akibat berat dir ditambah bebaabergerae. (8) Setelah dilaui oleh beberapa kereta api, pengulmuran lenéutan harus dilakulcan lagi untuk mengetshiai lndutan tetap, 5° 40, (4) Lendutan tetap sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilaporican oleh tim pemeriksaan bereama kepada Pimpinan Deerah, selanjutnya Pimpinan Daerah ‘melapor kepada Direkiur yang bertanegune jawah terhadap aset jembatan “untuk proses pengajuan sertifieasi uji pereama jembatan ke Dirjenka, 4.n, DIREKSI PT KERETA API INDONESIA (PERSERO) DIREKTUR UTAMA, jaa NIPP 65359 eae

Das könnte Ihnen auch gefallen