Sie sind auf Seite 1von 9

Riyan Saputra

Jurusan Pendidikan Agama Islam


Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan
Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Bukittinggi

ABSTRACT
Riyan Saputra 2114.244 Thesis Title "APPLICATION OF MIND MAPPING
LEARNING MODELS IN PAI LEARNING EYES ON STUDENT LEARNING
RESULTS IN SMP Negeri 1 AMPEK ANGKEK AGAM ACADEMIC YEAR 2018/2019"
By using this Mind Mapping learning model, the Mind Mapping researchers choose as the variable x
because it matches with the character seen from the students' observations and the variable is the learning outcome
which aims to determine the effect of the application of the learning model applied.
The purpose of this study are: a) To find out learning outcomes using a mind mapping model for PAI
lessons b) To find out the learning outcomes not taught by the Mind Mapping model on PAI lessons c) See the
number of Effects of student learning outcomes taught by the mind Mapping model and 70 people who were not
taught with the Mind Mapping model in the PAI lesson, and a sample of 20 people who used purposive sampling
used in sampling. The test is a research instrument used in SMP Negeri 1 Ampek Angkek Agam. And the
data is then analyzed with inferential and descriptive analysis.
The results of this study are: a) Using the Mind Mapping model on PAI subjects in SMP Negeri 1
Ampek Angkek Agam class VIII with an average pretest of 70.25 and posttest 84.95 b) and learning outcomes
of Islamic Religious Education students not taught with Mind Mapping learning model in class VIII of SMP
Negeri 1 Ampek Angkek Agam with an average pretest score of 61, 40 and an average posttest score of 76.85)
and c) Price t = 3.251, = 38 and sig . (2 tailed) or p-value = 0.002 / 2 = 0.001 <0.05, meaning that the
significance value is smaller than the error level or H1 is rejected. Because of that the hypothesis put forward has
been tested with data, with this there is the influence of Mind Mapping on student learning outcomes in PAI
subjects.
The implications are: a) can be a reference to a learning model that is interesting and not tiring for teachers, b)
helps in understanding learning material more effectively, is fun, and is easy to understand and can improve
learning outcomes to be better, for students and c ) and can help add insights on how to teach good and liked by
students, for the authors themselves
ABSTRAK
Riyan Saputra 2114.244 Judul Skripsi “PENERAPAN MODEL
PEMBELAJARAN MIND MAPPING PADA MATA PELAJARAN PAI TERHADAP
HASIL BELAJAR SISWA DI SMP Negeri 1 AMPEK ANGKEK AGAM TAHUN
PELAJARAN 2018/2019”
Dengan menggunakan model pemblajaran Mind Mapping ini maka Mind Mapping
peneliti pilih sebagai variabel x dikarenakan cocok dengan sesuai dengan karakter yang dilihat
dari observasi siswa dan yang menjadi varabel y nya adalah Hasl belajar yang bertujuan untuk
mengetahui pengaruh penerapan yang diterapkan model pembelajaran.
Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu : a) Untuk mengetahui hasil belajar menggunakan
model mind mapping tehadap pelajaran PAI b) Untuk mengetahui hasil belajar yg tidak diajar
dengan model Mind Mapping terhadap pelajaran PAI c) Melihat jumlah Pengaruh hasil belajar
siswa yang diajar dengan model mind Mapping dan yang tidak diajar dengan model Mind
Mapping sebanyak 70 orang pada pelajaran PAI , dan sampel sebanyak 20 orang yang
menggunakan purposive sampling yang digunakan dalam penarikan sampel. Tes merupakan
instrumen penelitian yang digunakan di SMP Negeri 1 Ampek Angkek Agam. Dan data itu lalu
dinalisa dengan analisis inferensial dan deskriptif.
Adapun hasil dari penelitian ini adalah: a) Dengan menggunakan model Mind Mapping
pada mata pelajaran PAI di SMP Negeri 1 Ampek Angkek Agam kelas VIII dengan pretst rata-
rata 70,25 dan posttest 84,95 b) dan Hasil belajar Pendidikan Agama Islam peserta didik yang
tidak diajar dengan model pembelajaran Mind Mapping pada kelas VIII SMP Negeri 1 Ampek
Angkek Agam dengan nilai rata-rata pretest sebesar 61, 40 dan nilai rata-rata posttest sebesar
76,85) dan c)Harga t = 3,251, = 38 dan sig. (2 tailed) ataup p-value = 0,002/2 = 0,001<0,05,
artinya nilai signifikansi lbih kecil dari taraf kesalahan atau H1 ditolak. Karena itu hipotesis yang
kemukakan telah teruji degan data, dengan ini terdapat pengaruh Mind Mapping terhadap hasil
belajar siswa pada mata pelajaran PAI.
Adapun Implikasi nya adalah : a) dapat menjadi referensi mngenai model pembelajaran
yang menarik dan tidak melelahkan bagi guru, b) membantu dalam memahami materi
pembelajaran dengan lebih efektif, menyenangkan, dan mudah dipahami serta dapat
menngkatkan hasil belajar menjad lebih baik, bagi peserta didikdan c) dan dapat membantu
menambah wawasan tentang cara mengajar yang baik dan dsukai oleh peserta didik, bagi penulis
sendiri

Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dari waktu ke waktu semakin pesat. Hal
ini harus didukung dengan adanya peningkatan dalam pelaksanaan pendidikan, baik pendidikan
formal maupun pendidikan non formal. Pendidikan formal adalah jenis pendidikan yang
berjenjang, berstruktur dan berkesinambungan, sampai dengan pendidikan tinggi sedangkan
pendidikan non formal adalah jenis pendidikan yang tidak selalu terikat oleh jenjang dan struktur
persekolahan, tetapi dapat berkesinambungan.1
Pendidikan bagi umat manusia merupakan kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi
sepanjang hayat. Tanpa pendidikan sama sekali mustahil suatu kelompok manusia dapat hidup
berkembang sejalan dengan aspirasi (cita-cita) untuk maju, sejahtera dan bahagia menurut konsep
pandangan hidup mereka.
Pentingnya pendidikan dan ilmu pengetahuan juga dibahas dalam Al-Qur’an. Allah SWT
berfirman dalam surah Al-Mujadilah ayat 11 yang berbunyi:
               

               
Arinya :”'Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah
dalam majelis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila
dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman
di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa
yang kamu kerjakan” (Q.S Al-Mujadilah ayat 11.)
Ayat di atas menjelaskan bahwa orang-orang yang menuntut ilmu memiliki kedudukan
yang mulia dihadapan Allah SWT.Allah memberikan keutamaan-keutamaan kepada orang yang
berilmu sebagaimana dia memberikan keutamaan kepada orang yang beriman.Jadi menuntut ilmu
merupakan kegiatan yang dianjurkan dan juga diwajibkan kepada setiap orang demi menuju
perubahan kearah yang lebih baik.
Adapun menurut undamg-undang No 20 pasal 1 tahun 2003 tentang pendidikan
Nasional pasal 1 menyebutkan pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
diri untuk memiliki kebutuhan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,

1
Fuad Hasan, Dasar-Dasar Kependidikan, (Jakarta : Rineka Cipta, 2008). hal.1-2
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. 2 Dalam
Undang-Undang tersebut , bahwa pendididikan diharapkan bisa mengisi pengetahuan dan
keprofesionalan belajar bgi pesrta didik bagi peserta didik.
Tercapainya keprofesionalan tersebut di harapkan adanya sesuatu yang dapat menunjang
keberhasilan pembelajaran, dengan model pembelajaran yang diantara nya adalah Mind Mapping.
Model ini dkemukakan oleh Toni Buzan. Cara ini sangat bagus untuk pengetahuan awal siswa
atau untuk mengenal alternatif jawaban.3
Model pembelajaran Mind Mapping dtgunakan untuk menemukan ide-ide kedalam pikiran
dan membuatnyai keluar pikiran. Bentuk Mind Mapping seperti sebatang pohon kayu yang
mempunyai banyak ranting, kita dapat melihat semua masalah dalam sebuah tempat luas.
Berdasarkan observasi yang peneliti lakukan di SMP N 1 Ampek Angkek Agam kelas
VIII, terlihat bahwa hasil belajar siswa dalam pembelajaran PAI masih tergolong rendah. Hal ini
dapat dibuktikan dengan nilai MID semester II PAI siswa kelas VIII SMP N 1 Ampek Angkek
Agam sebagian besar hasil belajar siswa masih belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM).
Tabel 1.1 : Persentase Ketuntasan Nilai MID Semester II PAI Siswa Kelas VIII SMP N 1
Ampek Angkek Agam Tahun Pelajaran 2018/2019
KK Kelas Jumlah Persentas
M e
Ketuntas
an
Sisw Tu Tid Tu Tid
a nta ak nta ak
s Tu s Tu
nta (%) nta
s s
(%)
VIII1 28 23 5 % %
VIII2 28 11 17 % %
VIII3 32 29 13 % %
VIII4 29 10 19 % %
70 VIII5I 30 19 21 % %
VIII6I 29 9 20 % %
VIII7 29 16 13 % %
VIII8 29 18 11 % %
Sumber : Guru mata pelajaran PAI kelas VIII SMP N 1 Ampek Angkek Agam
Permasalahan di atas yang ditemui dalam proses pembelajaran PAI dan tidak dapat
dibiarkan secara terus-menerus. Oleh karena itu guru dituntut menciptakan kondisi pembelajaran
yang memungkinkan siswa terlibat secara aktif. Keterlibatan siswa secara aktif dalam
pembelajaran menyebabkan pembelajaran itu akan lebih berarti dan bermakna. Lantaran kelas
nya ada delapan, maka sampel penelitian yg akan penulis ambil yaitu hanya kelas VIII1 dan VIII3
Hal ini sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Oemar Hamalik yang
menyatakan bahwa dengan terlibatnya siswa secara aktif dalam pembelajaran, maka siswa mampu
memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan serta perilaku lainnya termasuk sikap

2
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Undang-Undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2003
Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta : 2010), hal.1
3
. Zainal Aqib, Model-Model Media dan Strategi Pembelajaran Kontekstual (Inovatif), (Cet.1, Bandung:
Yrama Widya, 2013), hal.23
dan nilai.4 Keterlibatan siswa secara aktif dalam pembelajaran PAI sangat diperlukan, sehingga
apa yang dipelajari akan lebih tertanam dalam pikiran siswa.
Untuk mengatasi masalah tersebut terutama pada hasil belajar siswa diperlukan model
pembelajaran yang membuat siswa bisa mengingat kembali materi yang telah dijelaskan dalam
pembelajaran PAI. Salah satu usaha yang dapat digunakan adalah mengajar dengan model
pembelajaran Mind Mapping. Peta pikiran yang melibatkan siswa-siswi bisa menghafal langsung
secara langsung dalam pembelajaran. Salah satu model yang dapat memetakan pikiran siswa
adalah model mind mapping.
Mind Mapping adalah cara yang mudah untuk menempatkan informasi ke dalam otak dan
mengambil informasi ke luar dari otak, dan cara mencatat yang kreatif dan efektif bagi siswa
secara individual untuk menghasilkan ide-ide, mencatat pelajaran dan secara harfiah akan
memetakan pikiran – pikiran kita.
Mind Mapping juga merupakan peta rute yang hebat bagi ingatan, memungkinkan kita
menyusun fakta dan pikiran sedemikian rupa sehingga cara kerja alami otak dilibatkan sejak awal.
Ini berarti mengingat informasi akan lebih mudah dan lebih bisa diandalkan daripada
menggunakan teknik pencatatan tradisional.5
Jadi pada dasarnya mind mapping merupakan suatu teknik visualisasi pengetahuan secara
grafis untuk mengoptimalkan eksplorasi seluruh area kemampuan otak. Otak menyimpan
informasi dengan pola dan asosiasi seperti pohon dengan cabang dan rantingnya. Otak tidak
menyimpan informasi menurut kata demi kata atau kolom demi kolom dalam kalimat baris yang
rapi seperti yang kita keluarkan dalam berbahasa. Untuk mengingat kembali dengan cepat apa
yang telah kita pelajari sebaiknya meniru cara kerja otak dalam bentuk peta pikiran.
Melalui pemaparan di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “
Penerapan Model Pembelajaran Mind Mapping Pada Mata Pelajaran PAI Terhadap
Hasil Belajar Siswa di SMP Negeri 01 Ampek Angkek Agam ”

Pembahasan
Hasil Belajar
Hasil belajar dapat dimaknai sebagai kemampuan yang dimiliki peserta didik atau siswa
setelah mereka mengikuti proses belajar. Belajar akan berdampak bagi individu baik secara
kognitif afektif maupun psikomotorik dengan berbagai macam kualitaas yang bergantumg kepada
individu tersebut.
Purwanto mengutip Gagne menyatakan bahwa hasil belajar adalah terbentuknya konsep,
yaitu kategori yang kita berikan pada stimulus yang ada dilingkungan, yang menyediakan skema
yang terorganisasi untuk mengasimilasi stimulus-stimulus baru dan menentukan hubungan
didalam dan diantara kategori-kategori.6 Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP),
hasil belajar dirumuskan dalam bentuk kompetensi yaitu : 1) kompetensi akademi 2) kompetensi
kepribadian 3) komptensi social, dan 4) kompetensi vokasional. semua kompetensi di atas harus
dikuasai oleh peserta didik secara menyeluruh atau komprehensif, sehingga menjadi pribadi yang
utuh dan bertanggung jawab.7
Hasil belajar peesrta didik pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku. Tingkah laku
sebagai hasil belajar dalam pengertian yang luas mencakup bidang kognitif, afektif dan
psikomotorik. Oleh karna itu, dalam penilaian hasil belajar, peranan tujuan instruksional yang

4
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta:Bumi Aksara,2008),hal.90
5
Buzan, Buku Pintar Mind Map, hal, 4-5
6
Purwanto,Hasil Belajar , hal-42
7
Tim Pengembangan MKDP Kurikulum dan Pembelajaran, Kurikulum & Pembelajaran (cet ke-lll,
Rajagrafindo Persada, 2013),hal-141
berisi rumusan kemampuan dan tingkah laku yang diinginkan dikuasai peserta didik menjadi
unsur penting sebagai dasar acuan penilaian.8
Didalam buku lain Gagne juga berpendapat bahwa dalam mengajar, kita selalu sudah
mengetahui tujuan yang harus kita capai dalam mengajarkan suatu pokok bahasan. Untuk itu, kita
merumuskan intrusional khusus, yang didasarkan pada Taksonomi Bloom tentang tutjuan-tujuan
perilaku (Bloom, 1956), yang meliputi tiga domain: kognitif, afektif, dan psikomotorik. Gagne
mengemukakan lima macam hasil belajar, tiga diantaranya bersifat kognitif, satu bersifat afektif,
dan satu lagi bersifat psikomotorik. Penampilan-penampilan yang dapat diamati sebagai hasil
belajar disebut kemampuan (Gagne, 1988). Menurut Gagne, ada lima kemampuan. Ditinjau
dari segi-segi yang diharapkan dari suatu pengajaran atau intruksi, kemampuan itu perlu
dibedakan karena kemampuan itu memungkinkan berbagai macam penampilan manusia dan
juga karena kondisi-kondisi untuk memperoleh berbagai kemampuan itu berbeda.9
Hasil belajar juga disebut sejumlah pengalaman yang diperoleh siswa yang mencakup
ranah kognitif, afektif dan pisikomotorik. Belajar tidak hanya penguasan konsep teri mata
pelajaran saja, tapi juga penguasaan kebiasaan, persepsi, kesenangan, minat atau bakat,
penyesuain sosial, macam-macam keterampilan, cita-cita, keinginan dan harapan. Hal tersebut
senada dengan pendapat Oemar Hamalik (2002: 45) yang menyatakan bahwa “hasil belajar itu
dapat terlihat dari terjadinya perubahan dari presepsi dan prilaku, termasuk juga perbaikan
prilakau”. Misalnya pemuasan kebutuhan masyarakat dan pribadi secara utuh. 10 Hasil belajar
biasanya diacukan pada tercapainya tujuan belajar.11
Model Pembelajaran Mind Mapping
Model pembelajaran ialah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai
pedoman dalam merencanakan pembelajaran dikelas atau pembelajaran dalam tutorial. Model
pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran yang digunakan, termasuk di dalamnya
tujuan-tujuan pengajaran, tahap-tahap dalam pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan
pengelolaan kelas. Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur
yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar
tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar
untuk mencapai tujuan belajar tertentu. Menurut Joyce menyatakan bahwa “Setiap model
mengarahkan kita merancang pembelajaran untuk membantu peserta didik sedemikian rupa
sehingga tujuan pembelajaran tercapai.12
Kegiatan pembelajaran dilakukan oleh dua orang pelaku, yaitu pendidik dan peseta didik.
perilaku pendidik ialah mengajar dan perilaku peserta didik ialah belajar. Perilaku mengajar dan
belajar tersebut terkait dengan bahan pembelajaran. Bahan pembelajaran dapat berupa
pengetahuan, nilai nilai kesusilaan, seni, agama, sikap dan keterampilan.
Hasil penelitian para ahli tentang kegiatan pendidik dan peserta didik dalam kaitannya
dengan bahan pengajaran adalah model pembelajaran.13
Model pembelajaran memiliki arti yang sama dengan pendekatan atau strategi. Model
pembelajaran ini merupakan prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengetahuan belajar
untuk mencapai tujuan belajar. dimana saat ini telah diketahui terdapat banyak model
pembelajaran yang telah dikembangkan, dari yang sederhana hingga yang kompleks dan rumit.
Adanya model ini proses belajar lebih menyenangkan bagi peserta didik.

8
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar (cet ke XIII; Bandung: Remaja Rosdakarya,
2009),hal-3.
9
Ratna Wilis Dahar, Teori-Teori Belajar & Pembelajaran, (Bandung; PT Gelora Aksara
Pratama:2006), hal.118.
10
Rusman, Pembelajaran Tematik Terpadu, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2016), hal 67.
11
Hamzah B. Uno, Model Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011) hal, 210
12
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu (cet ke 5, Jakarta: Bumi Askara, 2013), hal. 1-2
13
Rusman, Model-model Pembelajaran, (cet ke-5, Jakarta:Rajawali pers,2012), hal-131
Adapun pendapat Vygostoky tentang Mind Mapping ialah: memunculkan dua konsep
sangat penting yang berhubungan dengan strategi mind mapping (peta pikiran) yaitu tentang
bantuan belajar yang memungkinkan peserta didik dapat melakukan suatu keterampilan.
Jadi model pembelajaran merupakan cara yang digunakan dalam proses pembelajaran.
Konsep Mind Mapping
Konsep Mind Mapping asal mulanya diperkenalkan oleh Tony Buzan tahun 1970-an. Mind
map dalam bahasa Indonesia berarti peta pikiran (dari kata mind = pikiran, dan map = peta).
Pengertian mind map, menurut sang pengembang, Tony Buzan, adalah suatu teknik mencatat yang
menonjolkan sisi kreativitas sehingga efektif dalam memetakan pikiran.14
Hal ini senada dengan pendapat yang diungkapkan oleh Suyanto bahwa, Proses
menyajikan dan menangkap isi pelajaran dalam peta-peta konsep mendekati operasi alamiah dalam
berpikir".15 Dan Michalko menyatakan bahwa "Mind map adalah alternatif pemikiran
keseluruhan otak terhadap pemikiran linear. (Mind Map) menggapai ke segala arah menangkap
berbagai pikiran dari segala sudut.
Metode mencatat melalui peta pikiran (mind map) ini dikembangkan berdasarkan
bagaimana cara otak bekerja selama memproses suatu informasi. Selama informasi disampaikan,
otak akan mengambil berbagai tanda dalam bentuk beragam, mulai dari gambar, bunyi, bau,
pikiran, hingga perasaan. Selanjutnya melalui pembuatan mind map, informasi tadi direkam dalam
bentuk simbol, garis, kata, dan warna. Mind map yang baik akan dapat menggambarkan pola
gagasan yang saling berkaitan pada cabang-cabangnya.
Peta Pikir merupakan alat berpikir yang sangat efektif karena ia memberi peluang kepada
kita untuk membuat garis besar tentang berbagai gagasan pokok (main ideas) dan menyebabkan
kita melihat secara jelas dan cepat bagaimana berbagai gagasan tadi saling berhubungan dan
berkaitan. Peta Pikir seakan-akan menyiapkan suatu tahapan tepat guna antara proses berpikir
dan pencurahan pikiran kita dalam bentuk kata sebenarnya di atas kertas16.
Otak manusia secara mental dibagi menjadi dua belahan atau hemisfer, yaitu otak kiri dan
otak kanan. Masing– masing otak tersebut mempunyai intensitas fungsi dan karakteristik yang
berbeda satu sama lain. Otak kiri berhubungan dengan aktifitas-aktifitas seperti bahasa, angka,
analisa, logika, urutan, hitungan dan sebagainya. Sedangkan otak kanan berhubungan dengan hal-
hal seperti kreatifitas, konseptual, seni/warna, musik, emosi, imajinasi, dan lain sebagainya. Otak
kanan mempunyai memori jangka panjang jika dibandingkan dengan otak kiri yang mempunyai
cirri khas memori jangka pendek. Sehingga, tidak heran pelajaran yang sudah dihafal selama
seminggu kemudian hilang. 17
Mind Map adalah cara termudah untuk menempatkan informasi ke dalam otak dan
mengambil informasi ke luar dari otak, dan cara mencatat yang kreatif dan efektif bagi siswa
secara individual untuk menghasilkan ide-ide, mencatat pelajaran dan secara harfiah akan
memetakan pikiran – pikiran kita.
Mind Map juga merupakan peta rute yang hebat bagi ingatan, memungkinkan kita
menyusun fakta dan pikiran sedemikian rupa sehingga cara kerja alami otak dilibatkan sejak awal.
Ini berarti mengingat informasi akan lebih mudah dan lebih bisa diandalkan daripada
menggunakan teknik pencatatan tradisional.18

14
Tony Buzan dan Barry, Memahami Peta Pikiran, (Bandung: Interaksara, 2008),hal, 15.
15
S. Suyanto, Dasar-dasar Pendidikan anak usia Dini, (Yogyakarta: Hikayat Publishing, 2005) hal,
41.
16
Tony Buzan, Buku Pintar Mind Map, penerjemah: Susi Purwoko, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama, 2010),hal. 2-4
17
Maurizal Alamsyah, Kiat Jitu Meningkatkan Prestasi dengan Mind Mapping, (Jogjakarta: Mitra
Pelajar, 2009),hal, 14-15.
18
Tony Buzan, Buku Pintar Mind Map, penerjemah: Susi Purwoko, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama, 2010), hal, 5
Jadi Pada dasarnya mind map merupakan suatu teknik visualisasi pengetahuan secara grafis
untuk mengoptimalkan eksplorasi seluruh area kemampuan otak. Otak menyimpan informasi
dengan pola dan asosiasi seperti pohon dengan cabang dan rantingnya. Otak tidak menyimpan
informasi menurut kata demi kata atau kolom demi kolom dalam kalimat baris yang rapi seperti
yang kita keluarkan dalam berbahasa. Untuk mengingat kembali dengan cepat apa yang telah kita
pelajari sebaiknya meniru cara kerja otak dalam bentuk peta pikira.
Pendidikan Agama Islam
Pengertian Pendidikan Agama Islam Pendidikan agama islam seperti yang di jelaskan
pada undang-undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 pasal 30, bahwa pendidikan keagamaan
berfungsi mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memahami dan
mengamalkan nilai-nilai ajaran agamanya dan menjadi ahli ilmu agama. 19
Pendidikan agama islam adalah usaha bimbingan yang dilakukan secara sadar untuk
mengarahkan anak didik mencapai kesewasaan baik jasmani maupun rohani sesuai dengan ajaran
islam dan pada akhirnya dapat menjadikan ajarab agama islam sebagai pandangan hidupnya
sehingga dapat mengdatangkan keselamatan.
Pendidikan agama tidak bisa dipisahkan dan kehidupan pendidikan di Indonesia. Hal ini
karena pembinaan moral bangsa yang dibimbing menurut petunjuk agama akan menjamin
keselamatan kemajuan yang telah dicapai dalam bidang materil. Kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi tanpa di imbangi oleh kemampuan manusia untuk menguasai diri sendiri akan
mengancam dan membahayakan diri sendiri dan bangsa. Kemampuan pengendalian diri ini pada
dasarnya merupakan salah satu aspek dari tujuan pendidikan agama.
Standar Kompetensi Lulusan
Untuk mewujudkan agar peserta didik yang memiliki komptensi lulusan yang bersikap
dan berperilaku orang beriman dan berakhlak mulia sekolah perlu merancang suatu program
pembiasaan melaksanakan salat zuhur berjamaah di sekolah secara bergantian sesuai dengan
jadwal yang telah disusun oleh guru Pendidikan Agama Islam. Selain itu, sekolah perlu
membudayakan 5 S yakni (senyum, sapa, salam, sopan, dan santun).
Dalam rangka menumbuhkan kepercayaan dan tanggung jawab bagi peserta didik
sekolah perlu meningkatkan disiplin terutama terutama dalam menaati tata tertib yang telah
disusun sekolah dan telah disepakati oleh peserta didik dan disetujui oleh orang tua peserta didik.
Untuk itu, sekolah perlu menyusun program pelaksanaan razia kepada pserta didik terhadap
ketaatannya dalam mematuhi tata tertib sekolah.
Peserta didik telah memperlihatkan kemajuan yang lebih baik mencapai target yang
ditetapkan SKL, kemajuan sebagai pembelajaran yang mandiri, motivasi belajar dan rasa percaya
diri yang tinggi. SMP Negeri 1 Ampek Angkek, Kabupaten Agam terus berupaya meningkatkan
kompetensi lulusan menjadi 100%, mengembangkan kepribadian peserta didik, keterampilan
hidup, nilai-nilai agama, budaya, dan pemahaman atas sikap yang dapat diterima.

Metode Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah penulis kemukakan sebelumnya maka peneliti
menetap kan bahwa penelitian ini bejeniskan penelitian eksperimen. Adapun Penelitian
Eksperimen merupakan penelitian yang mengatakan hubungan antara dua variabel atau lebih,
dan mencari pengaruh suatu variabel dengan variabel yang lain.20 Dan adapun penelitian
eksperimen yang digunakan yaitu pra-eksperimen. Adapun maksud dari penelitian pra-
eksperimen ialah penelitian yang mengandung sebagian dari ciri-ciri eksperimen dalam jumlah
yang kecil.21 Dan tujuan dari penelitian pra-eksperimen ini ialah bisa melakukan perbandingan

19
UUD 45, Hasil Amandemen GBNH 1999-2004 ( Bukittinggi : lestari, 2000) hal 2
20
Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004), Cet.ke-16,
h. 88
21
Sumadi Suryabrata,..., hal.99
terttentu suatu akibat perlakuan tertentu dengan perlakuan yang lain berbeda, dan dikenal lah iya
dengan perbandingan eksperimen 1 dan eksperimen 2.

Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil analisis tes akhir terdapat bahwa rata-rata hasil belajar PAI peserta
didik untuk kelas eksperimen 1 adalah 83,79 dan simpangan baku 8,135 dengan skor tertinggi 84
dan skor terendah 80, sedangkan pada kelas eksperimen 2 yang mempunyai skor rata-rata 77,96
dan simpangan baku 10,88 dengan skor tertinggi 100 dan skor terendah 79. Setelah dilakukan
pengujian dengan menggunakan software Minitab diperoleh P-value = 0,039 lebih kecil dari α =
0,05, ini berarti terima hipotesis yang berbunyi hasil belajar siswa yang mengikuti model
pembelajaran Mind Mapping berbeda dengan hasil belajar siswa yang mengikuti model
pembelajaran Konfensional.
Apabila dilihat dari segi ketuntasan hasil belajar siswa secara individu yang di atas Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan oleh pihak sekolah yaitu 75, sebanyak 21 siswa
pada kelas eksperimen 1 dan sebanyak 18 siswa pada kelas eksperimen 2, dari hasil di atas dapat
disimpulkan bahwa pada kelas eksperimen 1 siswa memperoleh nilai di atas KKM lebih banyak
dibandingkan kelas eksperimen 2.
Jadi dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa yang mengikuti model pembelajaran
Mind Mapping berbeda dengan hasil belajar siswa yang mengikuti model pembelajaran
Konvensional.
Kendala Yang Dihadapi Dalam Penelitian
Kendala yang peneliti hadapi pada saat menerapkan model pembelajaran Mind Mapping,
pertama adalah pada saat peneliti menginstruksikan siswa untuk duduk berkelompok dengan
kelompok yang telah ditentukan, pada awalnya siswa menolak karena mereka menginginkan
pasangan kelompok yang dipilih sendiri, akan tetapi setelah mereka di arahkan pada akhirnya
mereka bersedia menerima kelompok yang telah peneliti tentukan. Kendala kedua yang peneliti
temukan yaitu siswa kurang percaya diri terhadap apa yang telah mereka diskusikan dengan
pasangannya, sehingga setelah mereka selesai menyelesaikan satu persoalan mereka langsung
bertanya kepada guru apakah sudah benar apa yang mereka kerjakan, kelompok lain juga
menanyakan hal yang sama, sehingga suasana kelas menjadi sedikit ribut. Dalam hal ini peneliti
telah berusaha mengatasinya dengan cara menginstruksikan siswa untuk menyelesaikannya
terlebih dahulu, kemudian didiskusikan bersama dengan kelompok lain nantinya.
Kendala yang peneliti temukan pada saat menerapkan model pembelajaran Mind Mapping
yaitu kurangnya waktu untuk penampilan siswa, sehingga jumlah siswa yang tampil dibatasi dan
disesuaikan dengan waktu serta indikator pembelajaran. Dalam hal ini penulis telah berusaha
mengatasinya dengan cara siswa yang tampil dan melakukan presentasi di depan kelas harus
disesuaikan dengan waktu dan indikator pembelajaran agar semua indikator pembelajaran dapat
tercapai sesuai dengan waktu yang ada.

Kesimpulan
1. Adapun hasil belajar pedidikan agama islam peserta didik yang diajar dengan menggunakan
model mind mapping di kelas VIII SMP Negeri 1Ampek Angkek Agam nilai rata-rata
pretest yaitu 70,25 dan nilai rata-rata posttest yaitu 84.
2. Hasil belajar Pendidikan Agama Islam peserta didik yang diajar denga model Mind Mapping
pada kelas VIII SMP Negeri 1 Ampek Angkek Agam dengan nilai rata-rata pretes yaitu
61,41 dan nilai rata-rata postest yaitu75,85.
3. Ternyata terdapat peningkatan hasil belajar Pendidikan Agama Islam perserta didik yg diajar
dengan model Mind Mapping di kelas VIII SMP Negeri 1 Ampek Angkek Agam.
4. Dengan menggunakan model pembelajaran Mind Mapping di kelas VIII SMP Negeri 1
Ampek Angkek Agam, hasil pembelajaran mengalami peningkatan lebih signifikan
Daftar Pustaka
Hasan Fuad, Evaluasi Pembelajaran Prinsip, Teknik, Prosedur, Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2009
Q.S Al-Mujadilah ayat 11, Al- Qur’an dan Terjemahan, (Qur’an digital) Alamsyah Maurizal, Kiat
Jitu Meningkatkan Prestasi dengan Mind Mapping, Jogjakarta: Mitra Belajar, 2009
Arikunto Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta Bumi Aksara, 2006
Arikunto Suharsimi, Dasar –Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara, 1999 Aqib Zainal,
Model-Model Media dan Strategi Pembelajaran Kontekstual (Inovatif), Bandung: Yrama
Widya,.2013 cet.ke-1
Arifin Zainal, Evaluasi Pembelajaran Prinsip, Teknik, Prosedur, Bandung : PT Remaja Rosdakarya,
2009
Asnelly Ilyas, 2006, Evaluasi Pendidikan, ( Batusangkar : STAIN Batusangkar Press,)
B. Uno Hamzah, Model Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara, 2011
Barry Tony Buzan, Memahami Peta Pikiran, Bandung: Interaksara, 2008
Buzan Tony, Buku Pintar Mind Map, penerjemah: Susi Purwoko, Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama,2010
Dahar Ratna Wilis, Teori-Teori Belajar & Pembelajaran, Bandung; PT Gelora Aksara Pratama: 2006
Daryanto, Belajar dan Mengajar; Bandung:Yrama Widya, 2010 cet.ke-1
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Undang-Undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2003
Tentang Sistem Pendidikan Nasional. (Jakarta :) 2010.
E. Walpole Ronal, Pengantar Statistika. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka, 1993
Hasan Fuad,, Dasar-Dasar Kependidikan, (Jakarta : Rineka Cipta,). 2008
Hamalik Oemar, 2008, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta:Bumi Aksara,) 2008
Pembelajaran Matematika”, Jurnal Pendidikan Matematika
Puwanto, Evaluasi Hasil Belajar, ; Yogyakarta: Pustaka Pelajar,) 2011 cet.ke-3 Sugiono, 2011,
Metode Penelitian Administrasi Dilengkapi dengan Metode R & D ;Bandung: Alfabeta, 2011
cet.ke-19
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,Kualitatif dan R D.; Bandung; Alfabeta,
2008 cet.ke-6
Suryabrata Sumadi, Metodologi Penelitian, ; PT. Raja Grafindo 2013 cet.ke-24
Tim penyusun kamus pusat pembinaan dan pengembangan bahasa. Kamus Besar Bahsa Indonesia
Jakarta: Balai Pustaka, 1994
Tim Pengembangan MKDP Kurikulum dan Pembelajaran, Kurikulum Pembelajaran, Rajagrafindo
Persada, 2013 cet.ke-3
Rusman, Pembelajaran Tematik Terpadu, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2016
Rusman, Model-model Pembelajaran, Jakarta:Rajawali pers, 2012 cet.ke-5
Rahmadani Ayu, dkk, “Penggunaan Lembar siswa yang Dilengkapi mind map dalam 2012
Sudjana Nana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar Bandung: Remaja Rosdakarya,2009 cet.ke-13
Susanto Ahmad, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar ; Jakarta : Kencana Prenada Media
Group, 2013 cet.ke-1
Suyanto S.,Dasar-dasar Pendidikan anak usia Dini, Yogyakarta: Hikayat Publishing, 2005
Sukmadinata Nana Syaodih, Metodologi Penelitan Pendidikan, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya,2009
Syafrudin, Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum, Jakarta: Quantum teaching, 2005
Sudjana, Metode Statistika, Bandung: Tarsito, 2002
Thoha M. Chabib, Teknik Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1996
Trianto, 2013, Model Pembelajaran Terpadu cet ke 5, Jakarta: Bumi Askara,2013 cet.ke-5
UUD 45, Hasil Amandemen GBNH 1999-2004 ( Bukittinggi : lestari,) 2000
Yasin H.Salehuddin, Pengelolaan Pembelajaran, Makasar, 2010

Das könnte Ihnen auch gefallen