Sie sind auf Seite 1von 20

PERBANDINGAN KEANEKARAGA COMPARISON OF THE DIVERSITY

OF MACROALGAE TYPES GROWING IN VARIOUS MEDIA IN THREE


COASTAL ECOSYSTEMS IN SEKOTONG, WEST LOMBOK

Oleh :
Etik Oktaviana Ningsih

Program Studi Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam


Universitas Mataram

ABSTRACT

Tourism in West Nusa Tenggara Province has experienced a significant


increase in tourist visits so that the community and the government are interested
in managing tourism more professionally. Tourism management will lead to the
use of coastal and marine land, with no regard to the causal effectiveness or the
ecological impact of the building materials used, one of which is macroalgae.
This study aims to determine the type of macroalgae, to know the media that are
overgrown with macroalgae, and to find out the comparison of types in three
ecosystems in the Sekotong Coastal Area, West Lombok. This research was
conducted from January to June 2018. The study was a kind of descriptive
experimental by using purposive sampling method. Identification of the type of
macroalgae was carried out by taking into account the morphological structure
including the shape of the thallus, the color of the thallus, the form of thallus
branching, the form of branching of spores and the arrangement of cells. Data
analysis was conducted by calculating the relative density (KR), relative
frequency (FR), and important value index (INP). The types of macroalgae found
were 35 species are belongs to the three divisions, namely Chlorophyta (8 types),
Rhodophyta (21 types), and Phaeophyta (6 types). The type of Sphacelaria novae
Hollande found is abundant with an INP value of almost 200%. Media that is
overgrown with macroalgae is wood and tile media. While the rubber media and
concrete are slightly overgrown with macroalgae. Ecosystems that are mostly
found in macroalgae are in seagrass ecosystems with 33 species while mangrove
ecosystems are slightly overgrown with macroalgae with 13 species.

Keywords: Media Substrate, Macroalgae, Sekotong.

ABSTRAK

Pariwisata di Provinsi Nusa Tenggara Barat mengalami peningkatan kunjungan


wisatawan yang sangat signifikan, sehingga masyarakat dan pemerintah daerah mulai
tertarik membangun lahan yang mengarah ke daerah pesisir tanpa memperhatikan
jenis bahan yang di gunakan dapat memberikan dampak negatif terhadap

1
pertumbuhan hewan maupun tumbuhan laut yang hidup di daerah tersebut. Penelitian
ini bertujuan untuk ,mengetahui jenis makroalga, mengetahui media yang banyak di
tumbuhi makroalga, dan untuk mengetahui perbandingan jenis pada tiga ekosistem di
Kawasan Pesisir Sekotong, Lombok Barat. Penelitian ini dilakukan pada bulan
januari sampai bulan juni 2018. Dalam penelitian ini menggunakan jenis metode
deskriptif eksperimental dengan membandingkan berbagai media uji substrat untuk
pertumbuhan makroalga. Identifikasi jenis makroalga dilakukan dengan
memperhatikan struktur morfologi seperti bentuk thallus, warna thallus, bentuk
percabangan thallus, bentuk percabangan spora dan susunan sel dengan bantuan
mikroskop yang dilakukan di Laboratorium Biologi Dasar Dan Laboratorium Riset
Biologi Kelautan Universitas Mataram. Data yang dihasilkan dianalisis untuk
mengetahaui nilai indeks nilai penting (INP). Dengan menghitung nilai kerapatan
relatif (KR), frekuensi relatif (FR). Berdasarkan hasil penelitian didapatkan 35 jenis
makroalga yaitu 8 jenis makroalga hijau, 21 makroalga merah, dan 6 makroalga
coklat. Media yang sedikit di tumbuhi makroalga yaitu media Karet dan beton.
Sedangkan, yang banyak di tumbuhi makroalga yaitu media kayu dan genteng.
Ekosistem yang banyak ditemukan makroalga yaitu pada ekosistem Lamun dengan
28 jenis makroalga dari divisi Rhodophyceae sedangkan ekosistem mangrove sedikit
ditumbuhi makroalga.

Pendahuluan
Pariwisata merupakan sektor yang Salah satu wilayah yang ramai
sangat potensial untuk meningkatkan dikunjungi ialah wilayah Kecamatan
pendapatan daerah dan negara. Besarnya Sekotong, Kabupaten Lombok Barat.
pendapatan daerah sangat dipengaruhi Sejalan dengan peningkatan jumlah
oleh jumlah kunjungan wisatawan. Badan wisatawan yang berkunjung ke NTB,
Pusat Statistik Provinsi Nusa Tenggara termasuk Sekotong. Masyarakat bersama
Barat (NTB) pada tahun 2016, mencatat pemerintah mulai tertarik untuk
jumlah kunjungan dari tahun 2012 hingga mengelola pariwisata secara lebih
tahun 2015 mengelami peningkatan yang profesional. Pengelolaan pariwisata akan
sangat signifikan, baik wisatawan mengarah pada penggunaan lahan pesisir
mancanegara maupun wisatawan dalam dan lahan yang mengarah ke laut,
negeri (Bappeda NTB, 2017). Jumlah terutama pembangunan hotel, restaurant,
kunjungan yang terus mengelami jembatan, maupun dermaga pelabuhan.
peningkatan disebabkan oleh daya tarik Namun demekian Pembangunan yang
keindahan wisata alam yang eksotik. dilakukan di daerah pesisir dapat

2
menimbulkan berbagai masalah seperti di tumbuhi makroalga pada tiga
pencemaran perairan, rusaknya ekosistem ekosistem dan mengetahui ekosistem
perairan, dapat memperlambat manakah yang banyak ditumbuhi
pertumbuhan, dan rusaknya habitat hewan makroalga pada tiga Ekosistem Kawasan
dan tumbuhan yang hidup pada daerah Sekotong Lombok Barat.
tersebut Metode Penelitian
Secara umum tumbuhan maupun Penelitian ini bersifat deskriptif
hewan dapat bertahan hidup dengan eksperimen. Pengambilan sampel
menempel pada susbtrat alami maupun dilakukan di tiga ekosistem daerah
buatan yang terpasang secara sengaja di Tanjung Kelor (ekosistem hutan
perairan. Salah satunya organisme yang mangrove dan ekosistem padang lamun)
dapat menempel pada substrat dasar ialah dan Gili Tangkong (ekosistem terumbu
makroalga. Kemampuan makroalga untuk karang) kecamatan Sekotong, Kabupaten
tumbuh pada media sangat cepat, Lombok Barat pada bulan Januari sampai
sehingga dikelompokkan sebagai dengan bulan Juni 2018. Pengambilan
tumbuhan pionir. Salah satu struktur yang sampel dengan menggunakan metode
dimiliki oleh makroalga sehingga bisa purposive sampling.
menempel ialah holdfast. Kemampuan Alat-alat yang digunakan dalam
holdfast untuk menempel pada susbtrat penelitian ini yaitu alat tulis, alat dasar
tertentu memiliki keterbatasan. Oleh selam (ADS), penggaris, plastik klip, rak
sebab itu, pembangunan yang dilakukan media, pinset, kuas, cawan petri,
pada wilayah pesisir dan laut, harus mikroskop, kamera underwater, fins,
memperhatikan bahwa bahan bangunan snorkel, roll meter, handfraktometer,
yang digunakan dapat mendukung thermometer, dan shecci disk sedangkan
pertumbuhan makroalga. Penelitian ini media yang digunakan dalam penelitian
bertujuan untuk Mengetahui jenis-jenis ini yaitu media Beton, genteng, kayu,
Makroalga yang mampu tumbuh pada dan karet.
berbagai media di tiga ekosistem, Pengambilan sampel makroalga
mengetahui media manakah yang banyak yang menempel dilakukan dengan

3
mengorek bagian permukaan media Metode ini dilakukan dengan cara
dengan pinset kemudia di simpan dalam mencatat seluruh jenis makroalga dan
plastic klip dan diberi label dilakukkan menghitung kerapatan relatif dengan
berturut-turut pada msing-masing rumus sebagai berikut:
ekosistem pada saat pasang maupun K =
surut. Identifikasi dilakukan untuk
KR = ×100%
mengetahui jenis makroalga yang
ditemukan tumbuh pada media yang b. Frekuensi Relatif Makroalga (FR)
digunakan. Hal penting yang dilakukan Metode ini dilakukan dengan cara
selain pengambilan sampel adalah menghitung berapa kali kehadiran jenis
mengukur parameter kimia-fisik perairan tertentu kedalam sebuah media dalam
pada lokasi pengambilan sampel antara suatu komunitas kemudian menyatakan
lain: suhu, salinitas, Kecerahan, dan kuat dalam persen. dihitung menggunakan
arus. rumus:
Identifikasi dilakukan berdasarkan FR = × 100 %
karakter morfologi yang dimiliki oleh
c. Indeks Nilai Penting (INP)
alga yang dikolonisasi. Karakter
Menghitung INP (indek nilai penting)
morfologi yang digunakan meliputi warna
merupakan nilai akumulasi dari kerapatan
thallus, bentuk thallus, bentuk susunan
relatif (KR), dan frekuensi relatif (FR),
sel, bentuk percabangan, dan spora.
sehingga untuk mengetahui seberapa
Proses identifikasi dilakukan di
penting kehadiran suatu jenis dalam
Laboratorium Biologi Dasar, dan Biologi
komunitas tertentu :
Riset Kelautan, FMIPA, Universitas
INP = KR + FR
Mataram.
Keterangan:
Analisis perhitungan kehadiran
INP : Indeks Nilai penting (%)
suatu jenis makroalga Menurut Odum
KR : Kerapatan relatif (%)
(1993), dalam Ain (2014), yaitu :
FR : Frekuensi relatif (%)
a. Kerapatan Relatif Makroalga (KR)

4
Data hasil penelitian disajikan yang berbentuk cakram (Setyobudiandi
dalam bentuk gambar dan tabel. Analisis et., al., 2009).
dilakukan secara deskriptif agar lebih c. Ulva compressa Linnaeus
menarik dan mudah dipahami. Ulva compressa memiliki talus
berwarna hijau muda berbentuk lembaran
Hasil Penelitian kecil terlihat susunan selnya yang tidak
1. MakroalgaHijau (Chlorophyta) teratur (Atmaja dkk., 1996 dalam
a. Chaetomorpha linum (O.F. Müller) Handayani, 2014).
Kützing d. Urospora penicilliformis (Roth)
Chaetomorpha linum mempunyai Areschoug
ciri-ciri warna hijau muda. Alga ini Urospora penicilliformis mempunyai
memiliki thallus panjang apabila thallus kecil warna hijau yang termasuk
disimpan terlalu lama thallus berwarna kedalam divisi chlorophyceae,
gelap. Menurut Silva, (2002) spesies alga mempunyai holdfast yang kuat untuk
hijau ini terdiri dari filamen halus seperti menempel pada benda-benda keras.
rambut yang panjang lurus bewarna hijau Spesies alga ini ditemukan pada media
kekuningan, kadang-kadang putih pada karet. Thallus mikroskopis, kolonial
ujung filament apabila spora telah (kadang-kadang terlihat makroskopis).
dilepaskan dan memiliki filament yang Menempel Pada bebatuan, kerikil,
bercabang. Habitat ditemukan spesies ini pelampung perahu, ban, kayu, tiang.
di daerah berpasir, bebatuan sekitar (Hanic, 2005).
daerah intertidal (Womersley, 1984). e. Enteromorpha flexuosa (Wulfen)
b. Cladophora dalmatica Kützing J.Agardh
Cladophora dalmatica mempunyai Enteromorpha flexuosa merupakan
morfologi Thallus warna hijau muda alga hijau dari family ulvaceae, thallus
dengan banyak percabangan satu arah. panjang berfilamen dengan ukuran 15 cm,
Spesises alga ini ditemukan menempel sebagian besar, bentuk sel seperti tabung,
pada media karet dan genteng sebagai berongga. Dua sel diatur di permukaan
substratnya. Melekat kuat dengan holdfast terlihat berbaris memanjang pendek. Alga

5
Cabang-cabangnya tidak terjerat oleh kait
tetapi bagian bawahnya kadang-kadang
kusut karena rhizoid yang tumbuh (Trona
a. b.
Jr, 2002).
g. Cladophora fracta (O.F.Müll )
Kützing.
Cladophora fracta. dapat dilihat
c. d.
dari ciri morfologinya setelah dilakukan
identifikasi yaitu memiliki thallus
panjang berwarna hijau muda dan terlihat
percabangan thallus. Spesies ini
e. f. ditemukan melekat pada media karet dan
beton dengan bantuan holdfast (Trona Jr,
2002).
h. Rhizoclonium riparium (Roth)
g. h. Harvey
ini bersubstrat berbatu dengan bantuan Rhizoclonium riparium termasuk
rhizoid yang tumbuh dari sel basal tabung salah satu alga hijau dari family
(Atmaja dkk., 1996 dalam Handayani, Cladophoraceae, alga ini berwarna
2014). kekuningan hingga hijau kegelapan dapat
f. Cladophora sp. Kützing dilihat dari ciri morfologinya, setelah
Cladophora sp., dapat dilihat dari dilakukan identifikasi. Spesies ini
ciri morfologinya setelah dilakukan ditemukan melekat dengan bantuan
identifikasi yaitu memiliki thallus holdfast pada media genteng, kayu, karet,
panjang seperti rambut berwarna hijau dan beton (Silva et al., 1996).
muda dan terlihat percabangan thallus.
Spesies ini ditemukan melekat pada Gambar 1 Makroalga Hijau
(Chlorophyta) yang ditemukan di media
media genteng, karet, beton dengan Beton, Genteng tanah, kayu, dan karet di
jumlah yang tidak terlalu banyak. tiga ekosistem: a. Chaetomorpha linum,

6
b. Cladophora dalmatica, c. urospora bercampur, dengan satu sampai beberapa
peniciliformis, d. ulva compressa, e.
sumbu. Alga ini, epilitik atau epifit pada
enteromorpha flexuosa f. Cladophora
Sp., g. Cladophora fracta, dan h. berbagai alga dan lamun yang lebih besar.
Rhizoclonium riparium.
Struktur Sumbu dan cabang yang lebih
2. Makroalga Merah (Rhodophyta)
besar bersifat kokoh (Glathery, 1992).
a. Heterosiphonia crispella
c. Heterosiphonia japonica Yendo
(C.Agardh) M.j.Wynne
Heterosiphonia japonica memiliki
Heterosiphonia crispella memiliki
bentuk talus yang lebat dan dapat tumbuh
thallus bercabang seperti rambut. Spesies
hingga ketinggian 15 cm. Alga ini,
ini ditemukan melekat dengan bantuan
berwarna merah agak gelap. Alga ini,
holdfast pada media genteng, dan kayu di
memiliki satu atau lebih sumbu utama,
perairan tropis Indonesia terutama di
dari cabang utama ini tumbuh menyebar
Kawasan Pesisir Sekotong, Lombok
cabang-cabang kecil yang membuatna
Barat. Heterosiphonia crispella memiliki
tampak lebat. Heterosiphonia japonica
tinggi talus dapat mencapai 3 cm atau
dapat bertahan hidup pada bebatuan dan
lebih. melekat pada substrat
substrat yang keras. Alga ini tumbuh
menggunakan holdfast yang terletak pada
subur di daerah yang relatif terlindung
ujung talus. Tersebar di laut tropis (lluch,
dari ombak. Spesies ini juga hidup
2002).
menempel pada alga dan hewan lainnya..
b. Spyridia filamentosa (Wulfen)
(Yendo, 1920).
Harvey
d. Ceramium aduncum H.E. Petersen
Spyridia filamentosa memiliki
Ceramium aduncum memiliki
Thallus berwarna abu-abu sampai abu-
thallus bercabang dan mempunyai
abu kemerahan, kadang-kadang berwarna
percabangan sel . Spesies ini ditemukan
merah kecoklatan, tinggi 7-18 cm,
melekat dengan bantuan holdfast pada
thalusnya lentur dan lembut,
media genteng, beton, dan kayu, di
percabangan thalus tidak teratur, terdapat
perairan tropis di Kawasan Pesisir
banyak bercabang di semua sisi dengan
Sekotong, Lombok Barat. Ceramium
cabang yang lebih panjang dan pendek
aduncum memiliki panjang talus sekitar 5

7
mm. Bagian basal talus melekat pada Barat. Gayliella sp., tumbuh epifit pada
substrat (Hughey, 2016). alga lainnya bentuk thallus sebagian
e. Gayliella fimbriata (Harvey ex bersujud dan sebagian lagi tegak dan
Kützing) T.O.Cho & L.J.Mclvor kaku yang melekat kuat pada sel inang
Gayliella fimbriata memiliki thallus seperti melekat pada alga lain dengan
berwarna merah muda bercabang dan rhizoid yang pendek (Tae Oh Cho, et., al.,
mempunyai sekat-sekat. Spesies ini 2008).
ditemukan melekat dengan bantuan g. Hypnea valentiae (Turner)
holdfast pada media genteng, dan kayu, di Montagne.
perairan tropis di Kawasan Pesisir Hypnea valentiae memiliki warna
Sekotong, Lombok Barat. Gayliella talus merah gelap bahkan sampai
fimbriata merupakan alga merah yang kecoklatan. Panjang talus sekitar 100-300
memiliki thallus dengan panjang 0,5-1,2 mm, dengan cabang talus yang tegak,
cm yang membentuk melekuk seperti cabang samping radial, secara bertahap
sujud kapak sehingga menimbulkan lebih pendek. Memiliki percabangan yang
ereksi sumbu berwarna merah gelap (Tae pendek mirip seperti duri. Beberapa di
Oh Cho, et., al., 2008). cabang utama, menunjuk ke atas. Pada
f. Gayliella sp. (Harvey ex Kützing) bagian ujung talus terdapat sel tunggal
T.O.Cho & L.J.Mclvor yang hanya dapat menggunakan alat
Gayliella sp., memiliki thallus mikroskop. potongan melintang untuk
bercabang dan mempunyai sekat-sekat. melihat benang sentral, bersisi tengah
Spesies ini ditemukan melekat dengan (medulla) lapisan besar, dan lapisan luar
bantuan holdfast pada media genteng, bersel-kecil (korteks) ((Turner)
kayu, dan karet di perairan tropis di Montagne, 2007).
Kawasan Pesisir Sekotong, Lombok

8
sk
a. b. c.

d. e. f.

g. h. i.

Gambar 2. Makroalga Merah (Rhodophyta) yang ditemukan di media beton, genteng


tanah, kayu, dan karet di tiga ekosistem: a. Heterosiphonia crispella, b. Spyridia
filamentosa, c. Ceramium aduncum, d. Heterosiphonia japonica, e. Gayliella fimbriata, f.
gayliella sp., g. Hypnea valentiae, h. Hypnea anastomosans papenfuss, dan i.
Herposiphonia secunda. sk. Spora pada ketiak percabangan, Su:Spora pada ujung thallus.

j. k. l. m.
ds.

n. o. p. q.
sk
ks

r. s. t. u.
Gambar 2. Makroalga Merah (Rhodophyta) yang ditemukan di media beton, genteng
tanah, kayu, dan karet di tiga ekosistem: j. Osmundea pinnatifida, k. Caulacanthus
ustulatus, l. Crouania pumila, m. Chondria curvilineata, n. Polysiphonia nirgrescens,

9
o.Wrangelia abietina, p. Laurencia Sp., q. Anotrichium tenue, r. Batrachospermum atrum,
s. Neosiphonia Sphaerocarpa, t. Palisada thuyoides, dan u. Sp1. ds:spora pada ketiak
thalllus, Ks: spora pada ujung thallus, dan sk. Spora pada ketiak percabangan.
Osmundea pinnatifida memiliki
h. Hypnea anastomosans Harvey thallus bercabang berwarna merah
Hypnea anastomosans memiliki kecoklatan karena sudah lama terlihat
thallus bercabang dan mempunyai sekat- susunan sel bulat-bulat. Spesies ini
sekat berwarna merah kecoklatan Spesies ditemukan melekat dengan bantuan
ini ditemukan melekat dengan bantuan holdfast pada media genteng, beton, dan
holdfast pada media genteng, dan kayu, di kayu (Taskin et al, 2008).
perairan tropis di Kawasan Pesisir k. Caulacanthus ustulatus
Sekotong, Lombok Barat. Alga merah ini Caulacanthus ustulantus
biasanya tumbuh pada bebatuan pada merupakan alga merah yang memiliki
daerah intertidal, terkadang menempel thallus kecil, gumpalan padat dan
pada alga lain. Berbentuk bantal dan merumbai yang berukuran 5 cm berwarna
utama percabangnya tidak teratur (Thaiz, ungu gelap hingga kemerahan dean
et, al., 2014). percabangan yang tidak teratur dan di
i. Herposiphonia secunda f.tenella ujung akan mengelami penyempitan dan
(C. Agardh) M.J.Mynne tajam, ditemukan menempel
Herposiphonia secunda memiliki menggunakan holdfast pada media
thallus bercabang dan mempunyai genteng, kayu, dan beton. Rhizoid
percabangan sel berwarna merah muda. multiseluler melekat di atas batu, pada
Spesies ini ditemukan melekat dengan cangkang kerang, karang, karang mati,
bantuan holdfast pada media genteng, dan (Mykhaylova, et.al, 2014).
kayu, di perairan tropis di Kawasan l. Crouania pumila (C.Agardh)
Pesisir Sekotong, Lombok Barat J.Agardh
(Mykhaylova, et.al, 2014). Crouania pumila memiliki thallus
j. Osmundea pinnatifida (Hudson) bercabang thallus merumbai berwarna
Stackhouse merah keunguan karena sudah lama
terlihat susunan sel bulat-bulat. Spesies

10
ini ditemukan melekat dengan bantuan Pesisir Sekotong, Lombok Barat.
holdfast pada media kayu dan beton di Memiliki percabangan sejati yang terlihat
perairan tropis di Kawasan Pesisir berserat lebih tinggi. Percabangan betina
Sekotong, Lombok Barat. Crouania berada di pangkal thallus yang
pumila merupakan tumbuhan epifit menghasilkan carpogonia. Percabangan
terkadang menempel pada batu alga ini jantan menghasilkan beberapa
termasuk ke dalam alga merah yang spermatangia. Percabangan betina
memiliki ukuran thallus kecil, tinggi 3.5 menghasilkan carpogonia (Verlaque,
mm sedikit panjang berwarna merah 1989).
muda berkapur, alga ini melekat pada o. Wrangelia abietina Harvey
alga lain (Mykhaylova, et al., 2014). Wrangelia abietina memiliki thallus
m. Chondria curvilineata Harvey bercabang thallus merumbai berwarna
Chondria curvilineata memiliki merah keunguan karena sudah lama
thallus bercabang thallus merumbai disimpan. Spesies ini ditemukan melekat
berwarna merah keunguan karena sudah dengan bantuan holdfast pada media kayu
lama terlihat spora pada ketiak dan beton di perairan tropis di Kawasan
percabangan thallus susunan sell bulat Pesisir Sekotong, Lombok Barat.
bulat. Spesies ini ditemukan melekat Wrangelia abietina mempunyai sinonim
dengan bantuan holdfast pada media Wrangelia princeps, dengan thallus
kayu, genteng, dan beton (Menez & berwarna merah hingga berwarna coklat
Calumpong, 1981). tua sampai ke abu-abu-merah. Habitatnya
n. Polysiphonia nigrescens terkadang melekat pada batuan. Struktur
(Linnaeus) T.A.Christensen sel dari ujung hingga ke subapical
Polysiphonia Nigrescens memiliki semakin kecil, melebar miring dan
thallus bercabang thallus merumbai memperbesar secara bertahap hingga 400-
berwarna merah kegelapan. Spesies ini 700 (–900) µm dengan diameter dan 2-3
ditemukan melekat dengan bantuan mm yang ada di thallus (Mykhaylova,
holdfast pada media kayu, genteng, dan et.al, 2014).
beton di perairan tropis di Kawasan p. Laurencia sp. Bory ex Kützing

11
Laurencia sp., memiliki thallus media kayu, genteng, dan beton di
bercabang, thallus merumbai, dan perairan tropis di Kawasan Pesisir
berwarna merah kegelapan. Spesies ini Sekotong, Lombok Barat (Noiraksar,
ditemukan melekat dengan bantuan 2012).
holdfast pada media kayu, genteng, dan s. Batrachospermum atrum (Hudson)
beton di perairan tropis di Kawasan Harvey
Pesisir Sekotong, Lombok Barat Batrachospermum atrum memiliki
(Mintarti. 1993) thallus bercabang kecil-kecil thallus
q. Neosiphonia sphaerocarpa terlihat bulu-bulu halus di sekitar nodus
(Børgesen) M.-S.Kim & I.K.Lee berwarna merah muda. Spesies ini
Neosiphonia sphaerocarpa ditemukan melekat dengan bantuan
memiliki thallus bercabang thallus holdfast pada media kayu, genteng, dan
merumbai berwarna merah kegelapan. beton di perairan tropis di Kawasan
Spesies ini ditemukan melekat dengan Pesisir Sekotong, Lombok Barat.
bantuan holdfast pada media kayu, Batrachospermum atrum mempunyai
genteng, dan beton di perairan tropis di thallus moncecious, sekitar 3-6 cm,
Kawasan Pesisir Sekotong, Lombok bewarna hijau gelap, bentuk ukuran
Barat. Neosiphonia sphaerocarpa bervariasi antara 2 dan 5 cm (Kwandrans,
memiliki thallus tegak dengan panjang 2013).
2,5 cm, rhizoid basal ke sel pericental. t. Palisada thuyoides (C.K.Tseng)
Berwarna merah hingga merah gelap. K.W.Nam
Beberapa Percabangan sel melintang Palisada thuyoides yang memiliki
(Ben Alaya H, 1970). thallus bercabang berwarna coklat
r. Anotrichium tenue (C.Agardh) kehitaman mungkin karena terlalu lama
Nägeli baru diidentifikasi. Spesies ini ditemukan
Anotrichium tenue memiliki thallus melekat dengan bantuan holdfast pada
bercabang thallus merumbai berwarna media kayu, genteng, dan beton di
merah muda gelap. Spesies ini ditemukan perairan tropis di Kawasan Pesisir
melekat dengan bantuan holdfast pada Sekotong, Lombok Barat. Palisada

12
thuyoides termasuk alga merah yang siliculosus merupakan salah satu
memiliki thallus silindris dengan tinggi 5- tumbuhan laut dari alga coklat, memiliki
10 cm dan lebar 1-15 mm. epifit pada ukuran biasanya sepanjang 1-2 cm tetapi
alga lainnya berwarna merah kehitaman jarang ditemukan bahkan hingga 20 cm,
hingga kecoklatan sel-sel epidermis yang berumbai, dan terdiri dari massa kapak
terlihat di permukaan memanjang, bulat, bercabang bebas. (Guiry & Guiry, 2014).
di bagian epidermis sel melintang b. Sphacelaria tribuloides Meneghini
(Furnari et al., 2001). Sphachelaria tribuloides merupakan
u. Sp1. tumbuhan alga coklat yang tersebar di
Sp1., terlihat pada gambar 2. Spesies perairan tropis hingga subropis yang
ini mirip seperti hypnea namun tidak berwarna kuning keemasan hingga coklat.
memiliki banyak rambut yang merumbai Ukuran alga ini mencapai 3-5 mm tinggi.
pada thalus bahkan dibilang lebih mirip Alga ini menempel pada benda keras di
dengan spesies heterosipphonia. Spesies laut. Membentuk pertumbuhan beludru
ini melekat di kayu. spesies ini berwarna padat pada batang thallus, dan sering kali
merah kecoklatan. Terlihat spora pada bercampur. Filamen sekitar 4 mm
sekitar ketiak yang merumbai bentuk panjang dan 24-39 m dengan diameter.
menonjol padat. Pada musim semi banyak terdapat
3. Makroalga Coklat (Phaeophyta) propagul dan sporangia unilocular yang
a. Ectocarpus siliculosus (Dillwyn) berbentuk segitiga beberapa sekitar 40 m
Lyngbye dengan diameter (Mykhaylova, et.al,
Ectocarpus siliculosus memiliki 2014).
thallus bercabang kecil-kecil thalus c. Sphacelaria Sp., Meneghini
berwarna coklat gelap. Spesies ini Sphacelaria sp., termasuk alga
ditemukan melekat dengan bantuan coklat yang memiliki ukuran kecil dengan
holdfast pada media kayu, genteng, di panjang thallus dengan panjang 2- 3 cm
ekosistem mangrove dan lamun di berwarna kecoklatan dan terdiri dari
perairan tropis di Kawasan Pesisir banyak filamen multiseriate yaitu 2
Sekotong, Lombok Barat. Ectocarpus hingga banyak sel yang lebar, memiliki

13
rcabang yang banyak dan umumnya tidak Cystoseira baccata, kadang epilithic dan
teratur kecuali di cabang-cabang utama, menempel pada batuan, kayu melekat
di mana alga ini bisa menjadi menyirip menggunakan holdfast (Mykhaylova,
dan berlawanan atau bergantian et.,al, 2014)
(Mykhaylova, et.al., 2014). e. Shacelaria novae -hollandiae
d. Sphacelaria cirrosa (Roth) Sonder
C.Agardh Sphacelaria novae-hollandiae
Sphacelaria cirrosa memiliki termasuk kedalam alga coklat famili
thallus bercabang berwarna coklat muda. sphacelariaceae kelas phaeophyta yang
Spesies ini ditemukan melekat dengan miliki thallus tegak berserabut, berwarna
bantuan holdfast pada media kayu, coklat gelap, dengan panjang 5 hingga 6
genteng, di ekosistem mangrove dan mm. Memiliki percabangan yan tidak
lamun di perairan tropis di Kawasan teratur ke cabang subdikotomik dari
Pesisir Sekotong, Lombok Barat. urutan kedua dan ketiga, ujung sel
Rhizoids tidak terlihat atau bahkan jarang dengan filamen memiliki satu serat
ada. pinosia sporangia bulat. Biasanya (Mykhaylova, et.,al, 2014).
epifit pada Halidrys siliquosa atau

ss. ut
st

a. b. c.
sb.

d. e. f.
Gambar 3. Makroalga Coklat (Phaeyophyta) yang ditemukan di media beton, genteng
tanah, kayu, dan karet di tiga ekosistem: a. Ectocarpus siliculosus, b. sphacelaria
tribuloides, c. Sphacelaria sp., d. Sphacelaria cirrosa, e. Sphacelari novae-hollandiae,

14
dan f. Padina Sp., St : spora pada thallus, ss: spora berbentuk segitiga, Sp.ut: ujung
thallus, dan sb : spora berbentuk tubular.
terpasang secara sengaja di seluruh
f. Padina sp. Pesisir Pulau Lombok, Termasuk di
Morfologinya berbentuk seperti kawasan Sekotong, Lombok Barat. Media
kipas dengan diameter 3-4 cm yang uji bahan bangunan sebagai substrat
tumbuh dalam lingkaran konsentris. buatan untuk mendukung pertumbuhan
Warnanya coklat kekuning-kuningan atau makroalga. Dalam penelitian ini
kadang kadang memutih karena terdapat digunakan empat media seperti genteng,
perkapuran. Padina memiliki segmen- beton, kayu, dan karet yang diletakkan
segmen lembaran tipis (lobus) dengan pada tiga ekosistem yaitu ekosistem
garis-garis berambut radial dan hutan mangrove, ekosistem padang
perkapuran di bagian permukaan thallus lamun, dan ekosistem terumbu karang.
yang berbentuk seperti kipas. Tipe garis- Berdasarkan hasil identifikasi pada
garis berambut radial pada thallus pertama kali di Laboratorium Biologi
tersebut menjadi dasar pembedaan antar Dasar Universitas Mataram, ditemukan
genus Padina (Geraldino et., al 2005). jenis makroalga dari spesies
Chaetomorpha linum, Cladophora
Pembahasan dalmatica, Urospora peniciliformis, dan
Makroalga ditemukan melekat pada Rhizoclonium riparium, yang tumbuh
susbstrat dasar yang keras di perairan setelah 28 hari rak media diletakkan, pada
sebagai habitat untuk melangsungkan media beton, karet, dan kayu tetapi tidak
pertumbuhannya. Makroalga disebut juga ada jenis makroalga yang tumbuh pada
dengan alga pionir yang merupakan alga media genteng, disebabkan oleh media
yang mampu tumbuh cepat pertama kali genteng masih keras dan permukaan
menempati substrat tertentu dibandingkan masih licin, hal ini juga sesuai dengan
dengan biota lainya. Jenis makroalga peryataan Doty (1967) bahwa, makroalga
yang banyak ditemukan tumbuh pada hijau memiliki kemampuan tumbuh
substrat alami maupun buatan yang cepat. Makroalga hijau ditemukan

15
Pertama kali tumbuh menempati substrat memiliki ukuran lebih besar dibanding
tertentu dibandingkan dengan makroalga dengan volumenya, yang berpotensi
coklat maupun makroalga merah. tumbuh cepat dan memiliki produktivitas
Pengaruh kondisi perairan seperti arus primer tinggi dari seluruh thallus serta
yang dapat membawa unsur hara (nutrisi) hampir seluruh jaringan berfotosintesis.
dan penyebaran spora yang menjadi Kemampuan dari alga inilah yang
faktor pendukung untuk pertumbuhan memiliki reproduksi dengan laju
makroalga hijau serta memiliki bentuk kematian tinggi. Thallus yang kecil dan
thallus kecil. Untuk dapat menemepel sederhana mudah dikalahkan dalam
makroalga menggunakan cakram pelekat berkompetisi dengan alga yang lebih
dan benang-benang pelekat untuk dapat kasar dan besar. Thallus mudah dimakan
bertahan hidup (Belk, 1975). binatang, mudah rusak oleh ombak, dan
Pengamatan setelah satu bulan rak mudah terabrasi oleh endapan partikel.
media diletakkan jenis yang mendominasi Jenis-jenis Makroalga yang tumbuh pada
pada suatu komunitas ialah jenis media genteng, kayu, karet, dan beton
Sphacelaria, Rhizocolonium, Ceramium, pada tiga ekosistem di kawasan pesisir
dan Heteroshiponia., yang ditemukan Sekotong, Lombok Barat, didapatkan 35
melekat di empat media yang digunakan. jenis makroalga dan dikelompokkan ke
Dibandingkan pada pengamatan terakhir dalam tiga divisi yaitu divisi Chlorophyta
bulan mei-juni jenis makroalga yang (makroalga hijau), divisi Rhodophyta
ditemukkan ialah jenis laurencia, padina, (makroalga merah), dan divisi
hypnea, dan caulacantus. Hal ini, Phaeyophyta (makroalga coklat).
disebabkan oleh alga ini bersifat Makroalga yang banyak ditemukan
opportunistic yaitu mempunyai tumbuh ialah makroalga merah. Hal ini
kemampuan laju pertumbuhanyang tinggi disebabkan oleh habitat alga ini mampu
dengan bentuk thallus kecil. sehingga tumbuh lebih dalam dibandingkan dengan
pada pertengahan bulan Februari-April makroalga yang lain, dan berada pada
banyak ditemukkan tumbuh dan lama- daerah yang memiliki nutrisi yang cukup
kelamaan tergantikan oleh thallus yang dan cahaya matahari yang cocok untuk

16
fotosintesis serta arus yang tenang permukaan yang tidak halus (serat-serat
sehingga baikk. Hal ini, sesuai dengan kasar) sehingga spora mudah menempel
penyataan sukiman, et. al., (2014) bahwa pada serat-serat permukaan kayu yang
makroalga merah berada di zona intertidal tidak halus, dibandingkan dengan media
hingga subtidal. Alga merah ini biasanya karet, tekstur permukaan yang dimiliki
ditemukan sebagai alga bentik dan dapat licin dan halus sehingga menyebabkan
melakukan fotosintesis karena memiliki kemampuan penempelan spora itu rendah.
pigmen fikosionin yang menyerap warna Kondisi perairan lingkungan seperti
biru dan fikoeritrin yang dapat menyerap salinitas 33-40 ppt, suhu 27-35ºC, kuat
warna merah hal ini yang memungkinkan arus 14-55 cm/detik juga dapat
makroalga ini tumbuh dengan menyerap mempengaruhi pertumbuhan makroalga
gelombang cahaya yang tidak diserap dalam proses pembentukan kolonisasi.
alga lain serta dapat hidup lebih dalam Makroalga yang ditemukan di
dibandingkan dengan alga hijau dan alga masing-masing ekosistem. Jenis
coklat. makroalga yang banyak ditemukan yaitu
Jenis Makroalga yang ditemukan. pada ekosistem Lamun dengan 33 jenis.
Jenis Heterosiphonia crispella berasal Jenis makroalga yang banyak ditemukan
dari divisi Rhodophyceae dan di tiga ekosistem tersebut berasal dari
Rhizoclonium riparium yang berasal dari divisi Rhodophyta. Hal ini disebabkan
divisi Cholorophyta merupakan jenis karena pada umumnya ekosistem lamun
makroalga yang ditemukan di empat dapat dijadikan sebagai habitat hidup
media (genteng, kayu, beton, dan karet). makroalga dengan menempel pada daun
Jenis makroalga yang banyak ditemukan lamun, ekosistem lamun di pengaruhi
tumbuh yaitu media kayu dan yang oleh pasang surut sehingga nutrisi dan
sedikit ditumbuhi makroalga yaitu media penyebaran spora sangat baik. Cahaya
karet. Hal ini disebabkan oleh tekstur dari matahari yang masuk ke dalam perairan
permukaan media yang berrbeda-beda, juga sangat mendukung untuk
dimana media kayu yang banyak pertumbuhan makroalga dibandingkan
ditumbuhi makroalga memiliki tekstur

17
dengan ekosistem terumbu karang dan mangrove memiliki nilai tertinggi ialah
ekosistem mangrove. dari jenis Sphacelaria novae hollandae
Jenis makroalga yang sedikit yang ditemukan merata disemua media
ditumbuhi makroalga yaitu pada yang digunakan 100%, Sedangkan pada
ekosistem mangrove dengan 13 jenis. Hal jenis Urospora peniciliformis yang hanya
ini, di sebabkan oleh faktor lingkungan ditemukan di media beton saja dengan
seperti substrat pada ekosistem mangrove nilai 16%. Untuk ekosistem lamun, jenis
ialah banyak terdapat berlumpur sehingga Heterosiphonia japonica, H. crispella,
cahaya matahari yang masuk ke dalam Hypnea valentiae, H.anastomosans
perairan sangat sedikit dan apabila terjadi papenfuss, Sphacelaria nova heollandiae,
surut terendah rak media akan terbuka dan S. sp., yang ditemukan merata di
dan membuat media menjadi kering dan keempat media yang digunakan,
thallus makroalga menjadi mati. sedangkan nilai yang terendah ditemukan
Ekosistem terumbu karang ditemukan 27 ialah jenis Sp1 yang ditemukkan di
jenis makroalga. Ekosistem terumbu media genteng dan jenis padina sp., yang
karang berada di daerah subtidal sehingga ditemukan di media kayu 5%.
cahaya matahari yang masuk kedalam Ekosistem terumbu karang dari
perairan sangat baik dibandingkan dengan keempat media yang digunakan jenis
ekosistem padang lamun dan hutan Cladhopora sericoide, Sphacellaria
mangrove, namun arus yang keras .nova heollandiae, S. Sp., dan S. cirrosa
membuat spora dari makroalga susah ditemukkan tumbuh mendominasi
untuk menempel. Jenis makroalga yang dikeempat media dengan nilai 100%
ditemukan juga menyukai habitat yang sedangkan jenis Ectocarpus siliculosus,
berbeda-beda hal ini disebabkan oleh Laurencia Sp., Chondria curvilineata,
substrat dan kondisi perairan masing- Caulacanthus ustulatus, Crouania
masing ekosistem sangat berbeda. pumila, dan Ceramium aduncum tidak
Nilai Indeks Penting (INP) pada ditemukan sama sekali pada keempat
masing-masing ekosistem menunjukan media yang digunakan. membentuk
nilai yang hampir sama. Ekosistem

18
kolonisasi pada media karet sangat Hasil identifikasi menemukan 35 jenis
rendah. Sedangkan media beton dan makroalga yang dikelompokkan menjadi
genteng memiliki struktur permukaan tiga divisi yaitu divisi Chlorophyta 8 jenis
halus, akan tetapi srukturnya tidak tetap, makroalga, divisi Rhodophyta ditemukan
apabila sudah terlalu lama didalam 21 jenis makroalga dan divisi
perairan (terendam) lama-kelamaan phaeyophyta ditemukan 6 jenis
media tersebut akan rapuh perlahan- makroalga. Media yang banyak
lahan. Sehingga pada awal pengamatan ditumbuhi makroalga ialah media kayu
terlihat bahwa tidak ada jenis makroalga dan media yang sedikit ditumbuhi
yang tumbuh pada media genteng, tetapi makroalga yaitu pada media karet. Jenis
setelah beberapa bulan jenis makroalga Sphacelaria novae holandae dengan INP
banyak ditemukan tumbuh pada media tertinggi yaitu hampir 200% sedangkan
stersebut. Beragamnya nilai INP ini nilai INP rendah yaitu jenis Padina sp
menunjukkan adanya pengaruh yang ditemukan di media kayu dan sp1.,
lingkungan tempat tumbuh seperti faktor pada media genteng dengan nilai 5% dan
lingkungan perairan. Salah satunya ekosistem yang banyak ditemukan
pertumbuhan setiap jenis makroalga makroalga yaitu ekosistem lamun dan
mempunyai massa pertumbuhan yang yang sedikit ditumbuhi makroalga yaitu
berbeda-beda, habitat makroalga dominan ekosistem mangrove.
tumbuh pada daerah intertidal, arus yang
baik 0,1-0,4 dapat membawa unsur hara DAFTAR PUSTAKA
(nutrisi) dan membawa persebaran spora,
Arikunto, S, 1986, Prosedur Penelitian:
cahaya matahari yang berfungsi untuk Suatu Prndrkatan Praktikum,
Bina Aksara, Jakarta.
melakukan fotosintesis, suhu 33-`40 ppt
Bappeda Provinsi Ntb, Musrebangnas,
juga berpengaruh terhadap reproduksi 2017, Pariwisata dengan
Peningkatan Jumlah Kunjungan
makroalga sertapengaruh musim.
Wisatawan Provins Nusa
Penutup Tenggara Barat.
Bappeda.Ntbprov.go.id, Di Akses
Berdasarkan penelitian yang telah
pada Tanggal 20 September 2018.
dilakukan dapat disimpulkan bahwa :

19
Direktorat Jenderal Perikanan, 1990, Palallo, A, 2013, Distribusi Makroalga
Ketentuan Kerja Pengumpulan, Pada Ekosistem Lamun Dan
Pengolahan dan Penyajian Data Terumbu Karang Di Pulau
Statistik Perikanan Buku II Bonebatang Kecamatan Ujung
Metode dan Prosedur Tanah Kelurahan Barrang
Pelaksanaan Survay Produksi Lompo Makassar, Skripsi,
Perikanan, Departemen Universitas Hasanuddin.
Pertanian, Jakarta. Makassar. Press. Press, Medan.
Doty, M,S, 1967, Pioneer Intertidal Raikar, S,V., M, Lima and Y, Fujita,
Population and the Related 2001, Effect of Temperature,
General Vertical Distribution of Salinity and Light Intensity on the
Marine Algae in Hawaii, Blumea, Growth of Gracilaria spp.
15 : 95 -105. (Gracilariales, Rhodophyta) from
Hadi, Sutrisno, 1985, Metode Reaserch Japan, Malaysia and India.
Jilid 4, Yogyakarta, Yayasan Journal of Marine Sciences,
Penerbit Fakultas Fisiologi UGM. (30):98-104.
Haruna, F. S., 1994, Pengaruh Sedimen Richardson, l, W, 1988, Construction
Dasar Terhadap Penyebaran, Materials in the 2Ft Century.
Kepadatan, Keanekaragaman, Lee, D. Y. and Shah SP.,eds.New
Keseragaman dan Pertumbuhan Horizons in Construction
Padang Lamun Di Laut Sekitar Materials: Proceeding of a
Barang Lompo, Tesis Program Session Sponsored by ASCE
Pasca Sarjana Unhas, Ujung Materials Engineering Division,
Pandang. ASCE, New York.
Kadi, A, 2006, Struktur Komunitas Romimohtarto, K, & Juwana, S, 2001,
Makro Algae di Pulau Pengelap, Biologi Laut Ilmu Pengetahuan
Dedap,Abang Besar dan Abang Tentang Biota Laut, Jakarta:
Kecil, Journal. Mar. Sci. Ilmu Penerbit Djambatan.
Kelautan, Univ, Diponegoro Ros, 2017, Pariwisata NTB sabet tiga
11(4) : 234 –240. penghargaan internasional,
Luning, K., 1990, Seaweeds: Their [online].
Environment, Biogeography and (https://radarlombok.co.id/pariwis
Ecophysiology, A, ata-ntb-sabet-tiga-penghargaan-
WileyInterscience Publication, internasional, Diakses pada
New York, 287-293. tanggal 16 September 2018.
Nybakken, J,W, 1992, Biologi Laut Sukiman, Aida, Muspiah, Sri Puji Astuti,
Suatu Pendekatan Ekologi, PT, Hilman Ahyadi, Evy Aryanti,
Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. 2014, Keanekaragaman
367 hal. Distribusi Dan Spesies
Odum, E,P, 1993, Dasar-Dasar Ekologi, Makroalgadi Wilayah Sekotong
Penerjemahan: Samingan, T Dan Lombok Barat. Jurnal Penelitian
B. Unram, Vol 18.

20

Das könnte Ihnen auch gefallen