Sie sind auf Seite 1von 11

PEMANTAUAN DAN EVALUASI KONSERVASI SUMBER DAYA MINERAL DI

DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN,


PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

Oleh :
Edie Kurnia Djunaedi, Firdaus Djabar dan Rahely Nuryani
SUBDIT KONSERVASI

ABSTRACT

Mineral resources monitoring and evaluation was conducted to monitor and evaluate mining
recovery, reserves, stripping ratio, other mineral content as well as in increasing of mineral added
value and post mining resources. This effort was intended to realize a well, correct, wise, effective and
efficient management of mineral resources/reserves to achieve optimum and sustainable advantage
for the sake of a large society needs and as a prevention against mineral resources/reserves
dissipation.
Monitoring and evaluation area of mineral resources conservation, administratively, is within
Padang Batung and Loksado Subdistricts, Hulu Sungai Selatan Sub-Province. Geographically, the
area is located at 114°51’19’’-115°36’19’’ Longitude dan 02°29’58’’-02° 56’10’’ Lattitude. Three
mining concession area in this location are PKP2B PT Antang Gunung Meratus, KUD Karya Murni
and KUD Bina Jaya.
Coal mining process by contractor in PKP2B PT Antang Gunung Meratus have not well
coordinated yet. The process have not considered good mining and conservation principles. If all the
process still do not consider good mining and conservation principles, then it is estimated that ptimal
benefit will not be obtained and environmental damage will happen. If Coal mining process have
reached 100 m in depth, there will be 3.095.659 ton of other mineral resources abandoned. Other
mineral resources that exist in this area are limestone, phospate, and clay.
KUD Karya Murni, who has coal exploitation permit did not make periodical report until mining
closure process. There is no reclamation, so they left big hole in ex mining area. After its exploration
process finished, KUD. Bina Iya is waiting for Exploitation permit from Mining and Energy Agency of
Hulu Sungai Selatan Sub-Province.

SARI
Kegiatan Pemantauan dan Evaluasi Konservasi Sumber Daya Mineral dilakukan untuk
melaksanakan pemantauan dan Evaluasi recovery penambangan, cadangan, stripping ratio, bahan
galian lain, peningkatan nilai tambah bahan galian dan sumber daya pasca tambang. Tujuannya
mengusahakan terwujudnya pengelolaan bahan galian secara baik, benar, bijaksana, efektif dan efisien
agar diperoleh manfaat yang optimal, berkelanjutan bagi kepentingan rakyat secara luas mencegah
terjadinya pemborosan bahan galian.
Daerah kegiatan Pemantauan dan Evaluasi Konservasi Sumber Daya Mineral secara administratif
termasuk dalam kecamatan Padang Batung dan Loksado, kabupaten Hulu Sungai Selatan.Secara
geografis terletak pada pada 114°51’19’’-115°36’19’’Bujur Timur dan 02°29’58’’-02° 56’10’’Lintang
Selatan.. Di daerah ini terletak Konsesi penambangan batubara PKP2B PT Antang Gunung Meratus,
KUD Karya Murnia dan KUD Bina Iya.
Pelaksanaan penambangan batubara oleh kontraktor dan kelompok di wilayah PKP2B PT.Antang
Gunung Meratus belum terkoordinir dengan baik. Pelaksanaan penambangan dan konservasi di
wilayah PT. Antang Gunung Meratus belum mengikuti kaidah-kaidah penambangan dan konservasi
yang semestinya. Penambangan, konservasi dan reklamasi, jika tidak secepatnya ditata kembali sesuai
dengan kaidah-kaidah penambangan, diperkirakan akan kurang optimal, banyak bahan galian yang
tertinggal, penyia-nyiaan bahan galian serta kerusakan lingkungan pasca tambang. Jika penambangan
batubara di blok II PT. Antang Gunung Meratus sampai dengan kedalaman 100 meter, maka akan
terjadi bahan galian tertinggal sebesar 3.095.659 ton. Bahan galian lain yang terletak diwilayah
PT.Antang Gunung Meratus yaitu batugamping, fosfat dan lempung.

Kolokium Hasil Lapangan – DIM, 2005 59-1


KP Eksploitasi batubara KUD Karya Murni, tidak melakukan pelaporan kegiatan secara periodik
sampai dengan penutupan tambang. Bekas penambangan, tidak dilakukan reklamasi, sehingga terjadi
lubang besar bekas tambang yang ditinggalkan. Pasca eksplorasi, KUD. Bina Iya sedang menunggu
izin KP Eksploitasi batubara dari Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Hulu Sungai Selatan.

1. PENDAHULUAN tertua sampai dengan formasi yang termuda


adalah Formasi Pintap, Tanjung, Berai, Warukin,
Sumber daya mineral mempunyai sifat tak Dohor dan Aluvium (Gambar.2). Bahan galian
terbaharui, jumlah di alam sangat terbatas. dimulai pada Formasi Tanjung berumur Eosen,
Selainnilai ekonomisnya tergantung kemajuan di atasnya ditempati Formasi Berai yang
teknologi penambangan dan permintaan pasar, berumur Oligosen-Miosen, selanjutnya secara
pengelolaannya juga mudah menimbulkan selaras ditempati formasi Warukin berumur
kerusakan lingkungan serta keterdapatannya tak Miosen dan ditutupi secara tidak selaras oleh
bisa dipindahkan. Dalam rangka optimalisasi Formasi Dohor.
pemanfaatan bahan galian tersebut, perlu Batubara di daerah ini terdistribusi pada
dilakukan penerapan konservasi, meliputi tiga formasi, yaitu Formasi Tanjung, Warukin
perumusan kebijakan, pemantauan sumber daya dan Dohor. Formasi yang paling potensial adalah
dan cadangan, penambangan dan pengolahan Formasi Tanjung dan Warukin. Di daerah
serta pengawasan. PKP2B ini terdapat Formasi Tanjung dan
Untuk mendukung upaya tersebut di atas, Warukin. Dari data singkapan dan pemboran,
telah dilakukan Pemantauan dan Evaluasi Formasi Tanjung mengandung 7 seam (lapisan)
Konservasi Sumber Daya Mineral. Secara batubara yang mempunyai ketebalan dari 0.20-
administrasi kegiatan ini termasuk ke dalam 6.65 meter, dengan arah jurus baratdaya-
Desa Batulaki, Kecamatan Padang Batung, Desa timurlaut dan kemiringan 20°-40°.
Malutuh, Desa Ida Menggala, Kecamatan Sungai
Raya dan Desa Loksado, Kecamatan Loksado
Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Provinsi 3. BAHAN GALIAN
Kalimantan Selatan. Pada daerah ini terdapat
konsesi penambangan Batubara P.T Antang 3.1. Bahan Galian pada Wilayah Kerja
Gunung Meratus, KUD Karya Murni dan KUD Penambangan
Bina Iya. Secara geografis daerah kabupaten Sumber daya/cadangan batubara, dalam
Hulu Sungai Selatan terletak pada 114°51’19’’- studi kelayakan di wilayah PKP2B PT Antang
115°36’19’’Bujur Timur dan 02°29’58’’- Gunung Meratus dilakukan oleh PT Geoservices
02°56’10’’ Lintang Selatan (Gambar.1). Ltd,1998. Wilayah PKP2B ini, termasuk ke
Suhu udara di daerah ini rata-rata dalam kabupaten Hulu Sungai Selatan adalah
menunjukan nilai 28º-31.6º C, sedangkan Blok V (sebagian kecil masuk ke daerah
kelembaban udara rata-rata menunjukan nilai kabupaten Hulu Sungai Tengah), Blok II dan
77.7%-84.80%. Blok III. Sumber Daya Terukur (measured coal
Vegetasi daerah kabupaten Hulu Sungai resource) pada Blok V 1.177.557 ton, Blok II
Selatan sebagian besar berupa hutan sekunder, 9.286.976 ton dan Blok III-N 11.289.783 ton
sebagian dijadikan kebun karet, ladang padi, dan Blok III-S 58.037.401 ton. Sumber Daya
sisanya berupa semak belukar, alang-alang dan Terunjuk (indicated resource) Blok V 688.106
daerah lainnya berupa pesawahan, tegalan dan ton, Blok II 1.766.608 ton, Blok III-N 3.105,767
rawa-rawa. ton dan III-S 37.347.678 ton. Sumber Daya
Tereka ( Inferred Resource) Blok II 2.408.339
ton dan Blok III-N 4.797.478 ton.
2. GEOLOGI Bahan galian yang tidak diusahakan (bahan
galian lain) yang terdapat di wilayah PT. Antang
Geologi regional daerah pertambangan Gunung Meratus adalah Batu gamping yang
PKP2B PT. Antang Gunung Meratus, KUD terletak di daerah Gn Batulaki, Kecamatan
Karya Murni dan KUD Bina Iya termasuk dalam Padang Batung mengandung sumber daya
cekungan Barito ( Peta geologi lembar Amuntai indikatif 585 juta ton dan hipotetik 499,9 ton.
skala 1 : 250.000.) Batuan Pretersier menempati Kemudian di daerah Gn Batubini, Kecamatan
bagian dasar dari cekungan Barito kemudian Padang Batung mengandung sumber daya
diisi oleh batuan sedimen Tersier. Pada peta hipotetik sebesar 153,86 juta ton. (Kanwil DPE
lembar Amuntai yang terdiri dari formasi yang Provinsi Kalsel, 1997). Bahan galian fosfat
Kolokium Hasil Lapangan – DIM, 2005 59-2
terletak di daerah Batubini, Kecamatan Padang conto ini mengandung 0.19 –0.55 %. Batubara
Batung, sumber daya hipotetik sebesar 9.150,5 ini dapat digunakan untuk briket, bahan bakar
ton.(Kanwil DPE Provinsi Kalsel,1976). pandai besi dan blending.
Sumber daya batubara pada wilayah KP Hasil analisis menunjukkan batugamping
Eksploitasi nomor 93 K/2014/DDJP/1994 KUD mengandung kadar CaO 54.73 % dan MgO 0.68
Karya Murni, adalah sumber daya terbukti %, syarat untuk bahan baku semen batugamping
(Proven Reserves) 4.891.142.1 ton dan sumber harus mengandung kadar CaO 45 – 55 % dan
daya terkira (Probable reserves) 6.482.341 ton MgO maksimum 2 % (Iwan Z.G,1999). Maka
(Penyelidikan dan Pemercontohan, Direktorat batugamping di daerah Paringanan (HSS.16)
Pembinaan Pengusahaan Pertambangan,1995). dapat digunakan untuk bahan baku utama
Sumber daya terukur batubara pada wilayah pembuatan semen dan jika dipoles dapat
KP Eksplorasi no. 389.K/23.01/DJP/2000 KUD dijadikan batu hias dan marmer.
Bina Iya adalah sumber daya terukur sebesar
338.838,60 ton dan sumber daya terindikasi 3.4. Kondisi Penambangan.
1.483.514.78 ton (Kanwil Departemen 3.4.1 P.T Antang Gunung Meratus
Pertambangan dan Energi propinsi Kalimantan PT. Antang Gunung Meratus memiliki
Selatan, 1999). Kontrak Karya batubara dengan nomor CoW
No.014/PK/PTBA-AGM/94, dengan wilayah
3.2. Bahan Galian yang ada di Luar Wilayah mulai dari arah selatan menerus ke bagian utara
Kerja Pertambangan. melalui daerah-daerah Kabupaten Banjar, Tapin,
Bahan galian hasil pemercontoan yang ada Hulu Sungai Selatan, Hulu Sungai Tengah. Luas
di luar daerah penambangan terdiri dari daerah yang semula 98.445 ha kemudian
batubara, lempung, marmer, andesit, granodiorit, mengalami penciutan menjadi 22433 ha
diorit, basalt, gamping, batupasir kuarsa dan biji (Indonesia Mineral Exploration&Mining
besi (Tabel 1). Directory,1999-2000), luas daerah terbesar
Bahan galian yang banyak diminati para terletak di Kabupaten Hulu Sungai Selatan.
investor saat pemantauan selain batubara adalah Kegiatan eksplorasi umum di wilayah
biji besi. Bijih besi terdapat di beberapa daerah PKP2B PT Antang Gunung Meratus dimulai
Kecamatan Loksado berupa urat dan bongkah pada tahun 1996. Pekerjaan ini dilakukan oleh
berukuran 1.00 – 3.00 meter (Foto.1) Besarnya PT. Geoservices Ltd, meliputi pemetaan
sumber daya belum diketahui. topografi, pemetaan geologi dan pemboran awal
Lempung terdapat di Muarapepe’E,, 20 titik dengan kedalaman antara 12,70 sampai
Marmer terdapat di daerah Muara Hatip, dengan 52,77 meter.
granodiorit, diorit (Foto.2) terdapat di daerah PT. Antang Gunung Meratus tidak terlibat
Desa Malinau dan basalt terdapat di daerah secara langsung dalam kegiatan operasional
Lumpangi, sumber daya bahan galian tersebut penambangan di lapangan. Pelaksanaan kegiatan
belum diketahui nilainya (Gambar.3). di lapangan dikontrakkan kepada PT Karya
Gemilang Limpah Rejeki (KGLR, Foto.3) dan
3.3. Analisis Laboratorium Perusahaan Daerah Kabupaten Hulu Sungai
Analisis laboratorium 10 (sepuluh) conto Selatan ‘Sasangga Banua’. Perusda Sasangga
batubara yang terdapat di daerah tambang PT Banua tidak secara langsung melaksanakan
Antang Gunung Meratus dan sekitarnya yang kegiatan operasional penambangan.
terdiri dari HSS.01, HSS.02, HSS.03, HSS.04, Pelaksanaan kegiatan penambangan dilakukan
HSS.05, HSS.06, HSS.07, HSS.08, HSS.10 dan oleh KUD Husada Sari, kelompok Sabumi,
HSS.17. Hasil analisis conto nomor HSS.01 Kelompok Suka Maju dan KUD Kerja Sama.
sampai dengan HSS.05 dan HSS.10, HSS.17 Sistem penambangan yang diterapkan PT.
menunjukan nilai kalori dari 6270 sampai Antang Gunung Meratus adalah tambang
dengan 7430 cal/gr, kadar abu 6.05 – 9.50 % dan terbuka. Kegiatan penambangan dilakukan
total sulfur 0.49 – 3.80 % (Tabel.3). Batubara secara mekanis dengan menggunakan peralatan
jenis tersebut mempunyai nilai jual yang tinggi antara lain buldoser, alat penggali (excavator)
dapat digunakan untuk Power Station PLN, dan truk. Tahap-tahap kegiatan yang umum
dibuat kokas untuk tanur tinggi, pembakaran dilakukan pada tambang terbuka terdiri dari
kapur dan pembakaran semen. Hasil analisis pembersihan lahan (land clearing), pengupasan
conto HSS.06, HSS.07 dan HSS.08, lapisan penutup, penggalian dan pengangkutan.
mengandung nilai kalori 4265 sampai dengan PT. Antang Gunung Meratus di daerah
5635 cal/gr, conto nomor HSS.07 dan HSS.08 Hulu Sungai Selatan pada Blok II mempunyai
mengandung kadar abu 2.23, 3.39 % dan dua lokasi penambangan, yaitu daerah
HSS.06 sebesar 42.34 %. Total sulfur ketiga Malilingin dibagi menjadi Tambang A dan B,
Kolokium Hasil Lapangan – DIM, 2005 59-3
kemudian penambangan di daerah Tambak meter), blok III 97.634.848 (kedalaman sampai
Pipi’E dibagi menjadi Tambang C, D, E dan dengan 50 meter), blok V 834.902 ton
Tambang F. (kedalaman sampai dengan 50 meter)
Penambangan di daerah Kabupaten Hulu Dalam perhitungan, sumber daya terukur
Sungai Selatan saat ini adalah Blok II, Pit II.A yang meningkat menjadi cadangan layak
oleh Karya Gemilang Limpah Rejeki (Foto.2), tambang pada kedalaman penambangan 100
Pit II. B, C dan D oleh KUD Husada Sari, Pit meter adalah ± 80%. Nilai perhitungan
II.E oleh Kelompok Sabumi dan KUD Kerja cadangan ini baik. Untuk penambangan sampai
Sama dan Pit II.F oleh kelompok Suka Maju. dengan 150 meter, perhitungan sumber daya
Pekerjaan pengambilan batubara terukur menghasilkan jumlah cadangan sebesar
(penggalian) siap dilaksanakan setelah dilakukan 9.286.976 ton. Jika penambangan hanya sampai
pengupasan lapisan penutup. Ketebalan lapisan dengan kedalaman 100 meter, maka sumber
batubara yang terdapat pada tambang di di daya terukur yang tertinggal sebesar ± 3.095.659
daerah Blok II dari 0,2 meter sampai dengan ton. Penambangan aktif di kabupaten Hulu
6,65 meter. Sungai Selatan dilaksanakan di daerah blok II,
Penggalian batubara tanpa peledakan sedangkan pada blok III dan blok V belum
dilakukan dengan excavator untuk selanjutnya dilaksanakan.
dimuat kedalam truk dan diangkut ketempat Rekapitulasi produksi batubara dari tahun
penimbunan. Peremukan oleh crusher dengan 1999 sampai dengan 2004 ditunjukkan pada
ukuran tertentu dilakukan sesuai permintaan di Tabel.4. Hasil produksi tahun 1999 sebesar
Suato Tatakan Tapin. 15.712,00 ton, kemudian pada tahun 2000
Bahan galian lain di wilayah KP Antang meningkat menjadi 102.483,07 ton, selanjutnya
Gunung Meratus adalah batu gamping, fosfat pada tahun 2001 menurun menjadi 2.808,69 ton
dan lempung. dan pada tahun 2002 tambang tidak produksi.
Kemudian pada tahun 2003 kegiatan
3.4.2 KP. KUD Karya Murni dan KUD.Bina penambangan berproduksi kembali sebesar
Iya 99.568,36 ton dan pada tahun 2004 dari bulan
KUD Karya Murni sejak tahun 2003 tidak Januari sampai dengan April 32.375,28 ton.
melakukan kegiatan penambangan. Tim Penambangan batubara di daerah Hulu
pemantauan di daerah lokasi bekas tambang Sungai Selatan oleh PT Antang Gunung Meratus
menemukan excavator yang telah rusak dan dengan kontraktor PT. Karya Gemilang Limpah
singkapan lapisan batubara yang tertinggal Rejeki (KGRL) dan Perusahaan daerah
(Foto.4). kabupaten Hulu Sungai Selatan (Perusda)
KUD Bina Iya sedang menunggu proses Sasangga Banua. Perusda tidak melaksanakan
peningkatan menjadi KP. Eksploitasi penambangan, tetapi dikontrakkan kepada KUD
Husada Sari, KUD Kerja Sama, Kelompok
Sabumi dan Kelompok Kerja Sama. Pelaksanaan
4. PEMBAHASAN KONSERVASI BAHAN penambangan adalah pengupasan, penggalian
GALIAN. batubara, pengangkutan ke stockpile crusher.
Hasil peremukan oleh crusher dijual langsung di
PKP2B PT Antang Gunung Meratus penimbunan crusher yang berhadapan dengan
mempunyai sumber daya/cadangan batubara di kantor PT Antang Gunung Meratus di
daerah kabupaten Hulu Sungai Selatan yang Kabupaten Tapin.
terdiri dari Blok II, III dan V. Sumber daya Hasil pemantauan dan diskusi dengan PT.
terukur (measured resources) penambangan Antang Gunung Meratus, pelaksanaan
sampai dengan kedalaman 150 meter di blok II penambangan batubara di daerah ini tampak
sebesar 9.286.976 ton, blok III N 11.289.783 tidak mengikuti kaidah-kaidah penambangan
ton, III S 58.037.401 ton dan blok.V 1.177.557 dan konservasi yang semestinya. Penambangan
ton. Sumber daya Terunjuk (indicated resources) dilakukan tidak didahului dengan perencanaan
blok II sebesar 1.766.608 ton, blok III N desain tambang, stripping ratio dan recovery
3.105.767 ton, blok III S 37.347.678 ton dan penambangan. pemakaian alat-alat tambang
blok V 688.106 ton. Sumber daya Tereka tidak sesuai dengan perencanaan produksi.
(Inferred resources) blok II sebesar 2.408.339 Pengangkutan batubara dari penambangan ke
ton dan blok III N 4.797.478 ton. stockpile di Tapin, jika terjadi hujan batubara
Cadangan layak tambang (mineable hasil penambangan tidak dapat diangkut karena
reserves) untuk penambangan dengan kedalaman jalan di daerah tambang rusak berat, sehingga
50 – 100 meter di blok II adalah sebesar batubara ditimbun dilokasi tambang.
5.029.908 ton (kedalaman sampai dengan 100
Kolokium Hasil Lapangan – DIM, 2005 59-4
Hasil penambangan tersebut diatas dapat konservasi yang semestinya, seperti tidak
mengakibatkan penambangan tidak optimal, adanya desain tambang, perhitungan
seperti batas limit kedalaman penambangan, stripping ratio, recovery penambangan dan
produksi dan kualitas batubara yang telah sarana pengangkutan yang belum memadai
direncanakan dalam perhitungan cadangan tidak 3. Belum diketahui perencanaan
tercapai, sehingga terjadi bahan galian yang penambangan, konservasi dan reklamasi
tertinggal, penyia-nyiaan bahan galian dan selanjutnya. Jika tidak dilakukan penataan
reklamasi yang terbengkalai. sesuai secepatnya dengan kaidah-kaidah
KP batubara KUD Karya Murni tidak penambangan, diperkirakan hasil yang
melakukan kegiatan penambangan semenjak dicapai kurang optimal, banyak bahan
tahun 2003, kantornya di daerah Malutuh tutup. galian yang tertinggal, terjadi penyia-nyiaan
Kandungan Sumber daya terbukti KP batubara bahan galian serta kerusakan lingkungan
ini sebesar 4.891.142,1 ton dan Sumber daya pasca tambang.
terkira sebesar 6.482.341 ton. Produksi batubara 4. Wilayah pasca tambang KP KUD Karya
pada tahun 2001 sebesar 5.227 ton dan tahun Murni sebaiknya menjadi perhatian Dinas
2002 sebesar 3.666,701 ton. Pertambangan dan Energi Kabupaten Hulu
Di lokasi penambangan tampak alat Sungai Selatan, karena tidak ada pelaporan
eksavator yang telah rusak dan kolam bekas kegiatan secara periodik sampai dengan
penambangan yang tidak direklamsi . Di kantor penutupan tambang. Tidak melakukan
Dinas Pertambangan dan Energi Hulu Sungai reklamasi, terjadi lubang besar bekas
Selatan tidak ada data kegiatan pada tahun tambang yang ditinggalkan.
2003, hanya informasi bahwa tambang ini akan 5. Bahan galian lain yang terletak di wilayah
segera dibuka kembali. PT. Antang Gunung Meratus adalah
KP batubara KUD Bina Iya mempunyai batugamping, fosfat dan lempung.
kandungan Sumber Daya Terukur 338.838,60 6. Jika penambangan batubara di blok II PT.
ton dan Sumber daya terindikasi 1.483.514,78 Antang Gunung Meratus dilakukan sampai
ton. Pada saat pemantauan KUD ini sedang dengan kedalaman 100 meter, maka akan
menunggu izin KP Eksploitasi dari kabupaten terdapatbahan galian tertinggal sebesar
Hulu Sungai Selatan . 3.095.659 ton.
Bahan galian lain di wilayah penambangan
PT. Antang Gunung Meratus adalah
batugamping, lempung dan endapan fosfat. DAFTAR PUSTAKA
Bahan galian tersebut belum diberdayakan.
Menurut informasi, pada tahun 2002 ada Eko Tjahjono,J.A dan Subarnas.A (1994), Peta
pengusaha yang berminat untuk menambang sebaran endapan batubara dan gambut,
endapan fosfat, tetapi saat pemantauan belum Provinsi Kalimantan Selatan.
ada kegiatan ke arah penambangan, hanya ada
bangunan yang telah ditinggal. Eddy Kusdiartanto,dkk, 1996, Laporan
Bahan galian di luar wilayah penambangan Eksplorasi Lengkap Batubara di KW
yang saat pemantauan sedang diminati investor 99FEP023 KUD Bina Iya, Kecamatan
adalah bahan galian bijih besi. Bahan galian ini Sungai Raya, Kabupaten Hulu Sungai
terdapat di daerah Kamawakan Kecamatan Selatan, Provinsi Kalimantan Selatan,
Loksado. Investor asing yang telah melakukan KANWIL Pertambangan Dan
peninjauan ke daerah ini berasal dari India dan Energi,Provinsi Kalimantan Selatan
Cina.
Heryanto.R dan Sanyoto, 1994, Peta Geologi
Lembar Amuntai, PPPG, skala 1: 250.000.
5. KESIMPULAN
Iwan Z.G,dkk,1999 : Eksplorasi Mineral
1. Pelaksanaan penambangan batubara oleh Industri di daerah Kabupaten Hulu
kontraktor dan kelompok di wilayah PKP2B Sungai Selatan, Kalimantan Selatan,
PT.Antang Gunung Meratus belum skala 1: 100.000
terkoordinir secara baik. PT.Antang Gunung
Meratus merupakan penanggung jawab
penambangan batubara di wilayahnya.
2. Pelaksanaan penambangan dan konservasi Operating Mines (CoW and KP,1999 ): Asia
P.T Antang Gunung Meratus belum Journal Mining Indonesia Mineral
mengikuti kaidah-kaidah penambangan dan Exploration and Mining Directory, 1999-
Kolokium Hasil Lapangan – DIM, 2005 59-5
2000.

Sumaatmadja,E.R (2002). Bimbingan Teknis


Inventarisasi dan Evaluasi Sumber Daya
Batubara dalam rangka Pengembangan
Sumber Daya Manusia di Daerah.

Tim Pemercontoan Pertambangan pada KP


Eksploitasi D.U 336/KALSEL. Atas nama
KUD Karya Murni, kecamatan Sungai
Raya, kabupaten Hulu Sungai Selatan,
Provinsi Kalimantan Selatan, Direktorat
Pembinaan Pengusahaan Pertambangan,
Jakarta.

Kolokium Hasil Lapangan – DIM, 2005 59-6


Gambar 1.
Peta lokasi daerah Hulu Sungai Selatan

Gambar 2.
Peta Geologi daerah Hulu Sungai Selatan dan sekitarnya

Kolokium Hasil Lapangan – DIM, 2005 59-7


Tabel.1
Hasil pemercontoan batubara dan bahan galian tim Konservasi DIM

No No.Contoh Singkapan Koordinat Keterangan


1 HSS.1 Batubara 02° 52’52.3’’S ; 115° 18’ 48’’E B.6Bt.laki.Malilingn
,Padang .Batung
2 HSS.2 Batubara 02º52’53.6’’S ; 115º18’ 47.6’’E B.5Bt.laki.Malilingn
,Padang .Batung
3 HSS.3 Batubara 02º52’55.0’’S ; 115º18’ 48.1’’E B.4Bt.laki.Malilingn
,Padang .Batung
4 HSS.4 Batubara 02º52’ 54,5’’S ;115º18’ 49.4’’E B.3Bt.laki.Malilingn
,Padang .Batung
5 HSS 5 Batubara 02º52’ 52.5’’S ;115º18’ 48.5’’E StockpileB4,B5,B6
6 HSS 6 Batubara 02º54’ 19.9’’S ;115º18’ 11,8’’E Tambak PP’E
7 HSS 7 Batubara 02º51’40.95’’S:115º 16’46.2’’E Ds. Malutuh
8 HSS 8 Batubara 02º52’ 05.3’’S ;115º16’ 19.9’’E Bekas Tambang
9 HSS 9 Lempung 02º53’10.0’’ S ;115º18’ 20.0’’E Muarapepe’e

10 HSS 10 Batubara 02º49’47,0’’S ; 115º 18’20,0’’E Ds. Batubini


11 HSS 11 Marmer 02º47’34,8’’S ; 115º 26’10,6’’E Muara Hatip
12 HSS12 Andesit 02º51’13,7’’S ; 115º 25’03,2’’E Desa Malinau

13 HSS13 Granodiorit 02º51’13,7’’S ; 115º 25’03,2’’E Desa Malinau


14 HSS14 Diorit 02º51’13,7’’S ; 115º 25’03,2’’E Desa Malinau
15 HSS15 Basalt 02º48’43,7’’S ; 115º 24’35.5’’E Desa Lumpangi
16 HSS16 Gamping 02º49’32,8’’S ; 115º 19’08.2’’E Desa Paringanan
17 HSS 17 Batubara 02º49’30,0’’S ; 115º 19’18,0’’E Desa Mendapai
18 HSS 18 Bt.PsKuara 02º47’45,0’’S ; 115º 22’45,0’’E Gambah
19 HSS 19 Biji besi 02º52’12,7’’S ; 115º 29’32.0’’E Loksado,Kamawakn
20 HSS 20 Biji besi 02º51’56,0’’S ; 115º 29’32.0’’E Loksado

Foto 1.
Bongkah biji besi di daerah Kamawakan Loksado

Kolokium Hasil Lapangan – DIM, 2005 59-8


Peta lokasi titik pengambilan conto batubara dan batuan

Foto.2
Singkapan Diorit di daerah Malinau

Kolokium Hasil Lapangan – DIM, 2005 59-9


Tabel.2
Hasil analisis kimia conto batubara daerah tambang PT.AGM

Foto.3
Kegiatan penambangan oleh kontraktor KGLR
Kolokium Hasil Lapangan – DIM, 2005 59-10
Foto.4
Bahan galian batubara tertinggal KUD Karya Murni

Tabel.3.
Rekapitulasi produksi batubara PT. Antang Gunung Meratus
di kab.HSS dari tahun 1999 sampai dengan 2004

TAHUN PRODUKSI (TON)


1999 15.712,00
2000 102.483,07
2001 2.808,69
2002 -
2003 99.568,36
JAN-APRIL’04 32.375,28
Sumber: PT. Antang Gunung Meratus

Kolokium Hasil Lapangan – DIM, 2005 59-11

Das könnte Ihnen auch gefallen