Sie sind auf Seite 1von 6

Journal of Information Systems for Public Health, Vol. 1, No.

1, April 2016 10

Journal of Information Systems for Public Health Volume 1 No. 1 April 2016 Halaman 10 - 15

Usability Testing Sistem Informasi Pendonor Darah


(Studi Kasus di Unit Pelayanan Transfusi Darah RSUP Dr.
Sardjito Yogyakarta)
Nurul Ilmi Zulkifli1, Adi Heru Sutomo2
1
Minat Simkes, Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
2
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
1
nuimzu@yahoo.com, 2adi.heru.sutomo@ugm.ac.id

Received : 24 Juli 2015 Accepted : 14 Desember 2015 Published online : 6 Februari 2016

ABSTRAK developed needs the usability testing to assess and


Latar Belakang: Sistem informasi pendonor darah identify specific problems in the systems. Usability
dikembangkan untuk meningkatkan efisiensi dan testing focuses on the interaction between the user and
efektifitas pelayanan transfusi darah di Unit Pelayanan task in a working environment. The result enables to
Transfusi Darah (UPTD). Prototype yang support the improvement of the application and to
dikembangkan membutuhkan pengujian kegunaan atau prepare operational implementation. The purpose of the
usability testing. Usability testing adalah salah satu study was to describe the usability of blood donor
metode penilaian kegunaan untuk mengidentifikasi application in UPTD.
masalah kegunaan pada produk teknologi informasi Methods: This study used a case study design that was
(TI). Usability testing fokus terhadap interaksi conducted in Blood Transfusion Service Unit (UPTD)
pengguna melakukan tugas di lingkungan kerja yang Dr. Sardjito General Hospital Yogyakarta. A total of 10
sesungguhnya. Hasil pengujian berupa analisis technicians of blood transfusion in UPTD were
kegunaan produk dapat menjadi bahan masukan untuk included in this study. The qualitative and quantitative
penyempurnaan aplikasi agar siap diimplementasikan data was collected in this research.
secara operasional. Results: Based on the user performance measurement
Metode Penelitian: Penelitian menggunakan desain result, it was found that completion time was better.
studi kasus di UPTD RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. Most of the tasks can be accomplished using the
Sepuluh orang petugas teknis transfusi darah di UPTD systems. There were 29 bugs which were identified and
di RSUP Dr.Sardjito diwawancarai sebagai informan most of them were categorized as user interface
pada penelitian ini. problems. User perceived that the systems covered all
Hasil: Hasil pengukuran performa pengguna diperoleh procedures of UPTD service. In addition, they
waktu penyelesaian tugas yang cukup cepat. Sebagian considered that the application could be learned easily
besar tugas diselesaikan dengan lengkap dan benar. and the speed of the application was better than the
Terdapat 29 bugs yang mayoritas berkaitan dengan previous application.
tampilan muka. Petugas mempersepsikan aplikasi telah Conclusions: Application performance of UPTD was
mencakup prosedur pelayanan di UPTD. Menurut quite good as seen from three aspects. Application was
informan aplikasi mudah untuk dipelajari dan memiliki easy to learn but required adjustments at the start of
kecepatan yang lebih baik dibandingkan dengan use some complicated menu.
aplikasi yang digunakan sebelumnya di UPTD.
Kesimpulan: Kinerja aplikasi UPTD cukup baik yang Keywords: Usability testing, Information system, Blood
dilihat dari ketiga aspek. Aplikasi cukup mudah untuk donor, User performance, User perceived, Health-
dipelajari namun membutuhkan penyesuaian pada awal ITUEM
penggunaan dan beberapa menu yang cukup rumit.
PENDAHULUAN
Kata kunci: Usability testing, Sistem informasi, Donor Masalah kegunaan merupakan kendala utama
darah, Performa pengguna, Persepsi pengguna, dalam adopsi teknologi informasi kesehatan. Aplikasi
Health- ITUEM sistem informasi dalam kesehatan selain menawarkan
potensi keuntungan namun dapat juga menimbulkan
ABSTRACT kerugian seperti mengganggu alur pekerjaan,
Background: Blood donor information system was menghabiskan banyak waktu dan memicu timbulnya
developed to increase the effectiveness and efficiency of kesalahan.1 Kurangnya perhatian terhadap evaluasi
blood transfusion service in Hospital Blood Transfusion kegunaan teknologi informasi dalam bidang kesehatan
Service Unit (UPTD). The prototype which was dapat mengakibatkan ketidakpuasan pengguna,

Jurnal Sistem Informasi Kesehatan Masyarakat


Journal of Information Systems for Public Health, Vol. 1, No. 1, April 2016 11

menurunnya efektivitas, dan membutuhkan banyak lanjutan dari pengembangan sistem informasi pendonor
biaya.2 Sementara tujuan dari pengembangan sistem darah yaitu untuk melakukan usability testing atau
informasi dalam bidang kesehatan yaitu untuk pengujian kegunaan pada sistem informasi pendonor
meningkatkan efisiensi serta efektifitas pelayanan di darah di UPTD RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta.
fasilitas kesehatan3 khususnya pelayanan transfusi METODE
darah di rumah sakit. Penelitian menggunakan desain studi kasus di Unit
Permintaan darah di rumah sakit yang sangat Pelayanan Transfusi Darah (UPTD) RSUP Dr. Sardjito
tinggi dalam penanganan berbagai kasus yang Yogyakarta. Penelitian ini melibatkan 10 informan yang
membutuhkan transfusi darah seperti persiapan operasi merupakan tenaga teknis transfusi darah UPTD.
serta penanganan cedera akibat kecelakaan memerlukan Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara
pelayanan transfusi darah cepat dan tepat demi mendalam, observasi dan merekam aktifitas layar
pemulihan kesehatan pasien.4 Pelayanan transfusi terdiri komputer menggunakan software Screen Recorder 1.0.
atas tahap pengumpulan, pengolahan, penyimpanan, uji Hasil rekaman berupa video dianalisis untuk menilai
lab pratransfusi, crossmatching hingga distribusi darah performa petugas. Adapun ukuran performa terdiri dari
ke pasien yang memerlukan pengendalian, monitoring data task completion times atau waktu penyelesaian
serta pencatatan yang lengkap.5 Pelayanan transfusi tugas, task success rate atau jumlah tugas yang
darah yang kompleks serta ditangani oleh petugas yang diselesaikan dan error rate atau jumlah kesalahan.
berbeda membutuhkan ketelitian dalam setiap Performa pengguna diukur berdasarkan analisis
prosedurnya unuk meminimalisir terjadinya kesalahan.6 rekaman video masing-masing informan saat
Pemanfaatan teknologi informasi dalam dunia menyelesaikan 10 tugas (skenario) dengan
medis berpotensi besar untuk meningkatkan efisiensi menggunakan aplikasi sistem informasi pendonor
dan kualitas pelayanan. Teknologi informasi di unit darah. Sepuluh skenario dirancang berdasarkan dari
transfusi darah mempermudah akses masyarakat fungsi-fungsi utama pada aplikasi. Setiap informan
maupun petugas kesehatan terhadap informasi diminta untuk menyelesaikan ke-10 tugas secara
kesehatan.5 Hal tersebut sesuai dengan pendapat Osby berurutan menggunakan aplikasi sistem informasi
yang mengemukakan bahwa mengembangkan sistem pendonor darah di UPTD RS. Sardjito. Observasi juga
informasi transfusi darah merupakan solusi yang tepat dilakukan saat informan mengerjakan tugas sebagai
untuk meningkatkan ketelitian dan menetapkan standar bahan analisis pendukung untuk menilai performa
pelayanan bermutu dalam sebuah unit transfusi darah.6 petugas. Wawancara mendalam dilakukan setelah
Penggunaan teknologi pada unit transfusi darah pengujian kepada informan untuk mengetahui
mendukung pendokumentasian dan sangat berguna tanggapan dari setiap tugas yang telah dikerjakan.
dalam menelusuri riwayat pendonor dan pasien. Tanggapan dan pendapat informan kemudian dianalisis
Pemanfaatan informasi dan teknologi komputer dapat secara kualitatif untuk mengukur user perceived.
secara efektif meringankan beban kerja petugas di bank Adapun perceived atau persepsi pengguna dijabarkan
darah rumah sakit. 3 menjadi information needs (pendapat informan tentang
Implementasi sistem informasi di sebuah kesesuaian konten aplikasi dengan pekerjaan),
organisasi merupakan hal kritis karena berhubungan learnability (kemudahan mempelajari aplikasi) dan
dengan pergantian sistem kerja.4 Salah metode speed performance (kecepatan aplikasi).
pengujian kegunaan sebuah sistem sebelum
diimplementasikan secara operasional adalah usability HASIL DAN PEMBAHASAN
testing.5 Aplikasi Sistem Informasi Donor Darah
Usability testing memungkinkan untuk merupakan pengembangan lanjutan dari Direktori
mengidentifikasi sebagian besar masalah penggunaan Donor Darah FK UGM yang dikembangkan pada tahun
sistem (user problem) karena melibatkan pengguna 2011. Tujuan dikembangkannya aplikasi ini berawal
yang sebenarnya untuk mencoba fungsinya secara untuk melakukan pengumpulan dan pembaharuan data
nyata. Selain itu usability testing bermanfaat dalam golongan darah di kalangan civitas akademika FK
mengumpulkan umpan balik secara objektif dari UGM. Aplikasi kemudian dikembangkan lebih lanjut
kegunaan seperti kepuasan pengguna dan tampilan pada tahun 2013 yang telah mencakup proses bisnis
sistem. 9 Penelitian yang dilakukan Bond et al., (2014) pelayanan transfusi darah dan bertujuan untuk
melakukan usability testing pada aplikasi Electrode mendukung pelayanan di UPTD RSUP Dr. Sardjito
Misplacement Simulator (EMS) terhadap peserta dalam Yogyakarta secara lebih efisien. Aplikasi sistem
sebuah konferensi dan berhasil mengidentifikasi user informasi donor darah terdiri dari beberapa fungsi yang
problem, penerimaan pengguna dan keramahan sistem.8 mencakup proses donor darah dan permintaan darah
Fakultas Kedokteran UGM dan RSUP Dr. Sardjito dari pasien. Aplikasi ini terdiri dari beberapa menu
telah mengembangkan sistem informasi donor darah antara lain: menu pendonor, pendaftaran, admisi aftap,
yang bertujuan meningkatkan efisiensi pelayanan admisi screening, admisi pengolahan kantung darah,
transfusi darah dan manajemen data pendonor.7 broadcast, order, input dan laporan.
Saat ini sistem informasi pendonor darah telah Kerangka teori dari Health ITUEM
dilakukan pengembangan lebih lanjut dan penambahan mengklasifikasikan usability menjadi dua penilaian
fitur lebih lengkap. Penelitian ini merupakan tahapan yaitu ukuran objektif berupa performa sistem dan

Jurnal Sistem Informasi Kesehatan Masyarakat


Journal of Information Systems for Public Health, Vol. 1, No. 1, April 2016 12

ukuran subjektif yaitu berupa persepsi pengguna lebih efisien. Walaupun waktu pengerjaan tugas dapat
tentang produk yang diuji. dijadikan kriteria kemampuan dan kompetensi petugas
kesehatan8, hal ini dapat dipengaruhi oleh kemampuan
1. User Performance individu dan lingkungan. Penelitian Goldhammer &
Hasil pengukuran data user performance Kroehne (2014) melakukan eksperimen dengan dua
disajikan pada tabel 1. Pengukuran user performance kelompok subjek dengan dan tanpa batasan waktu
terdiri dari task completion time atau waktu mengerjakan tugas, menemukan hasil bahwa
penyelesaian tugas, task success rate atau jumlah tugas pembatasan waktu berpengaruh terhadap kecepatan
yang diselesaikan dan error rate atau jumlah kesalahan. penyelesaian tugas.9 Semakin sedikit waktu yang
digunakan pengguna menyelesaikan tugas maka
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Task Completion Time, Task semakin tinggi tingkat kepuasan yang dirasakan.10
Complete Success Rate dan Error Rate Berkaitan dengan waktu penyelesaian tugas,
Task Task Error hendaknya penggunaan sistem informasi UPTD dapat
Tugas Completion Success Rate
Time (detik) Rate (%) (%) dipertimbangkan sebagai alat ukur kinerja staf
Menginput formulir operasional dengan mempertimbangkan aspek
197 100 10
pendaftaran pendonor baru kemudahan dalam penggunaan sistem baru tersebut.
Menginput formulir pendonor
62,7 100 10
sukarela
Menginput formulir pendonor 1.2. Task Success Rate
69,9 100 30 Task success rate adalah jumlah tugas yang
pengganti
Menginput hasil aftap 142,8 100 80 berhasil diselesaikan oleh informan dengan atau tanpa
Menginput hasil screening 28 90 60 bantuan menggunakan aplikasi sistem informasi
Menginput pengolahan
kantung darah
43,7 90 10 pendonor darah.
Membuat laporan aftap 26 100 50 Gambar 2 menunjukkan dari sepuluh tugas yang
Membuat laporan screening 8,9 100 0 dikerjakan informan, sebagian besar dapat diselesaikan
Membuat laporan pendonor 5,2 80 0 oleh informan secara lengkap yaitu masing-masing:
Mengisi formulir permintaan
darah pasien
232,2 80 40 melakukan pendaftaran pendonor baru, melakukan
admisi pendonor lama sukarela, melakukan admisi
1.1. Task completion time pendonor lama pengganti dan mengisi formuir aftap,
Task completion time adalah rata-rata waktu membuat laporan aftap dan laporan screening. Namun
penyelesaian tugas oleh informan. Beberapa tugas yang demikian, terdapat 4 tugas yang tidak diselesaikan
agak sulit dikerjakan dapat diidentifikasi dari lama secara lengkap dan dinyatakan kurang yaitu mengisi
waktu penyelesaian tugas. admisi screening, mengisi pengolahan kantung darah,
Gambar 1. menunjukkan sekitar 50% tugas dapat membuat laporan pendonor dan mengisi formulir
diselesaikan oleh informan kurang dari waktu 1 menit permintaan darah pasien.
dan diketahui bahwa ada 2 buah tugas yang
membutuhkan waktu penyelesaian yang cukup lama Sukses Gagal
yaitu mengisi permintaan darah pasien dan melakukan
pendaftaran pendonor baru.
Task Success Rate (%)

10 10 20 20

232.2 100 100 100 100 90 90 100 100


80 80
197
Waktu (detik)

142.8

62.7 69.9
43.7
28 26
8.9 5.2

Tugas

Gambar 2. Task Success Rate

Tugas
Aplikasi sistem informasi pendonor darah
memiliki usability yang cukup karena semua tugas
Gambar 1. Distribusi Rata-Rata Task Completion Time dapat diselesaikan informan dengan tingkat
keberhasilan antara 80-100%. Study usability lain
Formulir permintaan darah pasien merupakan fitur memberikan gambaran kesuksesan pada saat lebih dari
yang masih baru bagi petugas karena proses pelayanan 80% tugas-tugas dapat diselesaikan oleh.10,11
permintaan di UPTD hingga saat ini masih Tugas yang kurang baik diselesaikan merupakan
menggunakan sistem manual. Dengan adanya menu temuan yang dapat dikaji lebih dalam penyebab
permintaan darah pasien pada aplikasi diharapkan dapat kegagalan dan menemukan solusi yang tepat.
membantu petugas untuk melakukan pelayanan yang Kegagalan penyelesaian tugas dapat diminimalisir
dengan memberikan pengarahan pengenalan awal

Jurnal Sistem Informasi Kesehatan Masyarakat


Journal of Information Systems for Public Health, Vol. 1, No. 1, April 2016 13

tentang aplikasi dan merevisi fungsi-fungi utama prosedur pelayanan di UPTD. Informan menyatakan
produk/aplikasi sebelum melakukan pengujian.8 bahwa fitur dan fungsi pada aplikasi sistem informasi
pendonor darah cukup sesuai dengan prosedur
1.3. Error Rate pelayanan dan pekerjaan di UPTD. Beberapa format
Error rate adalah jumlah kesalahan yang manual seperti formulir pendaftaran dan format output
dilakukan subjek pada saat mengerjakan tugas laporan aftap dan screening sesuai dengan format yang
menggunakan aplikasi sistem informasi pendonor ada di aplikasi. Namun sebagian besar petugas
darah. Distribusi kejadian error pada Gambar 3. berpendapat bahwa beberapa fitur pada aplikasi sangat
menunjukkan bahwa sebagian besar informan detail dan informasi tersebut tidak diperlukan.
melakukan kesalahan pada saat melakukan admisi aftap Formulir admisi pengolahan kantung darah
dan 6 kesalahan pada saat melakukan admisi screening. menurut beberapa informan agar diurutkan sesuai
dengan format yang biasa mereka gunakan. Format
80 aplikasi dirancang lebih simple namun lengkap
60 dikarenakan petugas menginput data pendonor yang
50
Error Rate

40 cukup banyak dalam setiap shift.


30
Raiez et al (2012) yang mengevaluasi kegunaan
10 10 10
aplikasi SNOMED CT mengemukakan bahwa sebagian
besar masalah kegunaan terdapat pada tampilan antar
muka aplikasi seperti tata letak layar, posisi tombol
pada layar dan label kolom.12

9
8
Tugas
7
Jumlah error

Gambar 3. Distribusi Error Rate 5

Sebagian besar informan melakukan kesalahan


klik karena tidak mengetahui perbedaan antara kedua
simbol checkbox dan opsi tanda tambah data pendonor.
Seluruh kejadian kesalahan yang telah diidentifikasi
1 (Irritate) 2 (Moderate) 3 (Severe) 4 (Unusable)
kemudian diklasifikasikan berdasarkan kategori
Severity Ranking
problem severity ranking dari Nielsen.13 Problem
severity ranking dibagi menjadi 4 kategori yaitu
Gambar 4. Distribusi Problem Severity Ranking
unusable, severe, moderate dan irritant seperti pada
Gambar 4 menunjukkan bahwa sebagian besar 2.2. Learnability
permasalahan berada pada kategori 1 (irritant) sebesar Learnability adalah pendapat informan tentang
31%. Namun permasalahan kategori 4 (unusable) juga kemudahan mempelajari aplikasi sistem informasi
cukup tinggi sebesar 28%. pendonor darah. Sebesar 70% informan berpendapat
Penelitian yang mengidentifikasi time on task, bahwa aplikasi sistem informasi pendonor darah cukup
error dan task completion pada sebuah aplikasi mudah untuk dipahami namun masih membutuhkan
menunjukkan adanya 2 tipe error yaitu recoverable penyesuaian pada awal penggunaan. Hal tersebut sesuai
error dan unrecoverable error, dimana yang kedua dengan kutipan hasil wawancara :
memiliki dampak yang lebih serius pada kegunaan
aplikasi. Walaupun aplikasi UPTD ini banyak “..Lumayan mudah sih.. tapi kan diawal awal
ditemukan recoverable error, menurut McCrory hal ini masih baru, jadi masi kaku mba, nanti 2-3 hari
perlu menjadi perhatian serius karena semakin banyak udah terbiasa jadi gampang kok...(Informan 6).”
recoverable error yang ditemukan maka semakin
banyak pula unrecoverable error yang mungkin Proses perubahan ke aplikasi yang baru pada
terjadi.8 dasarnya membutuhkan waktu dan penyesuaian dengan
rutinitas informan dalam melakukan pelayanan transfusi
2. User Perceived darah di UPTD. Seperti pada penelitian Bond et al
Adapun pengukuran user perceived terdiri dari (2014) yang menilai kemudahan mempelajari aplikasi
information needs (pendapat subjek tentang kesesuaian ECG menemukan bahwa 94% peserta mengatakan
konten aplikasi dengan pekerjaan), learnability mereka bisa mengingat bagaimana menggunakan
(kemudahan mempelajari aplikasi) dan speed aplikasi jika digunakan untuk kedua kalinya dan 88%
performance (kecepatan aplikasi). mengatakan mampu mempelajari aplikasi tanpa
pelatihan formal dan bahwa mereka bisa belajar semua
2.1. Information Needs fitur dalam hitungan jam.11 Namun untuk mengukur
Information needs adalah pendapat informan
tentang kesesuaian fitur dan fungsi aplikasi dengan

Jurnal Sistem Informasi Kesehatan Masyarakat


Journal of Information Systems for Public Health, Vol. 1, No. 1, April 2016 14

dan menilai 'learnability' sebuah software pada tingkat sebagian informan lebih baik dibandingkan dengan
tinggi perlu dilakukan studi longitudinal lebih lanjut. aplikasi yang lama.
Hasil pengujian kegunaan pada aplikasi BCI Perlu dilakukan revisi pada beberapa menu agar
(Brain Computer Interface) pada pasien dengan lebih mudah bagi pengguna. Dengan demikian
disabilitas sedang mampu membuktikan feasibility atau pengembangan lanjutan masih diperlukan terutama
kelayakan penggunaan aplikasi BCI. Hasil evaluasi mengintegrasikan aplikasi UPTD dengan sistem
menemukan bahwa aplikasi BCI memiliki efektivitas informasi rumah sakit, melakukan pemeliharaan sistem
dan efisiensi yang tinggi dan pasien merasa puas dalam dan backup data pendonor pada aplikasi secara rutin.
menggunakan aplikasi karena mudah untuk dipelajari
dan digunakan.10 KEPUSTAKAAN
1. Kushniruk AW, Triola MM, Borycki EM, Stein B,
2.3. Speed Performance Kannry JL. Technology induced error and
Speed performance adalah pendapat informan usability: the relationship between usability
tentang kecepatan aplikasi sistem informasi pendonor problems and prescription errors when using a
darah. Aplikasi sistem informasi pendonor darah handheld application. Int J Med Inform. 2005;74(7-
dipasang dengan jaringan localhost sehingga 8):519-526. doi:10.1016/j.ijmedinf.2005.01.003.
diharapkan mampu mendukung kecepatan aplikasi. 2. Horsky J, McColgan K, Pang JE, et al.
Sebagian informan mempertanyakan kecepatan dan Complementary methods of system usability
kestabilan aplikasi pada saat kapasitas penyimpanan evaluation: surveys and observations during
data pendonor semakin bertambah. Berikut kutipan software design and development cycles. J Biomed
pernyataan informan: Inform.2010;43(5):782-790.
doi:10.1016/j.jbi.2010.05.010.
“..Kecepatan sistemnya nanti seperti ini terus? 3. Brown W, Yen P-Y, Rojas M, Schnall R.
Maksudnya klo datanya sudah banyak gitu apa Assessment of the Health IT Usability Evaluation
gak low? Klo sekarang sih udah cepet Model (Health-ITUEM) for evaluating mobile
mba....(Informan 1)” health (mHealth) technology. J Biomed Inform.
2013;46(6):1080-1087.
Aplikasi masih dalam proses pengembangan dan doi:10.1016/j.jbi.2013.08.001.
belum stabil beberapa kali mengalami gangguan. 4. Kementerian Kesehatan RI. Kepmenkes RI Tentang
Kecepatan aplikasi berhubungan erat dengan fungsi dari Kebijakan Peningkatan Kualitas Dan Akses
aplikasi.13 Penelitian yang menilai kegunaan aplikasi Pelayanan Darah. Indonesia: Menteri Kesehatan
Mobile Health dalam mencari informasi kesehatan pada Republik Indonesia; 2007.
remaja di New york mengemukakan bahwa kecepatan 5. Khoja S, Scott RE, Casebeer AL, Mohsin M, Ishaq
aplikasi menjadi poin yang paling banyak AFM, Gilani S. e-Health Readiness Assessment
dipertimbangkan oleh peserta baik itu dalam konteks Tools for Healthcare Institutions in Developing
positif dan negatif.3 Countries. Telemed e-Health. 2007;13(4):425-432.
doi:10.1089/tmj.2006.0064.
KESIMPULAN 6. Osby MA, Saxena S, Nelson J, Shulman I. Safe
Secara objektif kinerja aplikasi UPTD cukup Handling and Administration of Blood
baik yang dilihat dari 3 aspek. Waktu penyelesaian Components. Arch Pathol Lab Med. 2007;131.
tugas yang mayoritas kurang dari 1 menit, dimana 7. Rahmanti AA, Lazuardi L, Sari AF, Sanjaya GY,
hanya dua tugas yang memiliki waktu penyelesaian Pasaribu YS, Triyono T. Pengembangan Sistem
paling lama yaiut mengisi formulir permintaan darah Informasi Manajemen pendonor Darah. 2011.
pasien dan melakukan pendaftaran pendonor baru. 8. McCrory B, Lowndes BR, LaGrange C a., Miller
Sebagian besar tugas berhasil diselesaikan secara EE, Hallbeck MS. Comparative Usability Testing
lengkap oleh informan meskipun mengalami beberapa of Conventional and Single Incision Laparoscopic
kendala gangguan pada aplikasi. Kejadian error paling Surgery Devices. Hum Factors J Hum Factors
umum terjadi karena kesalahan mencentang ikon ErgonSoc.2012;55(3):619-631.
checkbox pada formulir aftap, screening dan doi:10.1177/0018720812465082.
pengolahan kantung darah. Berdasarkan problem 9. Goldhammer F, Kroehne U. Controlling
severity ranking menunjukkan sebagian besar kesalahan Individuals’ Time Spent on Task in Speeded
tergolong permasalahan tampilan muka yaitu Performance Measures: Experimental Time Limits,
permasalahan yang dapat diatasi oleh petugas. Posterior Time Limits, and Response Time
Secara subjektif pengguna mempersepsikan Modeling. Appl Psychol Meas. 2014;38(4):255-
aplikasi secara umum telah mencakup prosedur 267. doi:10.1177/0146621613517164.
pelayanan dan pekerjaan di UPTD dengan beberapa 10. Zickler C, Halder S, Kleih SC, Herbert C, Kübler
revisi pada formulir pendaftaran pedonor baru. Aplikasi A. Brain Painting : Usability testing according to
cukup mudah untuk dipelajari namun membutuhkan the user-centered design in end users with severe
penyesuaian pada awal penggunaan dan beberapa menu motor paralysis. Artif Intell Med. 2013;59(2):99-
yang cukup rumit. Adapun kecepatan aplikasi menurut 110. doi:10.1016/j.artmed.2013.08.003.

Jurnal Sistem Informasi Kesehatan Masyarakat


Journal of Information Systems for Public Health, Vol. 1, No. 1, April 2016 15

11. Bond RR, Finlay DD, Nugent CD, Moore G, Inform.2012;81(5):351-362.


Guldenring D. A usability evaluation of medical doi:10.1016/j.ijmedinf.2011.09.010.
software at an expert conference setting. Comput 13. Chrimes D, Kitos NR, Kushniruk A, Mann DM.
Methods Programs Biomed. 2014;113(1):383-395. Usability testing of Avoiding Diabetes Thru Action
doi:10.1016/j.cmpb.2013.10.006. Plan Targeting (ADAPT) decision support for
12. Raiez B, de Keizer NF, Cornet R, Dorrepaal M, integrating care-based counseling of pre-diabetes in
Dongelmans D, Jaspers MWM. A usability an electronic health record. Int J Med Inform.
evaluation of a SNOMED CT based compositional 2014;83(9):636-647.
interface terminology for intensive care. Int J Med doi:10.1016/j.ijmedinf.2014.05.002.

Korespondensi
Nurul Ilmi Zulkifli
nuimzu@yahoo.com
Perumahan Dosen Unhas Makassar. Jl. Tambasa 2 No.6. 90245

Jurnal Sistem Informasi Kesehatan Masyarakat

Das könnte Ihnen auch gefallen