Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
1, April 2016 10
Journal of Information Systems for Public Health Volume 1 No. 1 April 2016 Halaman 10 - 15
Received : 24 Juli 2015 Accepted : 14 Desember 2015 Published online : 6 Februari 2016
menurunnya efektivitas, dan membutuhkan banyak lanjutan dari pengembangan sistem informasi pendonor
biaya.2 Sementara tujuan dari pengembangan sistem darah yaitu untuk melakukan usability testing atau
informasi dalam bidang kesehatan yaitu untuk pengujian kegunaan pada sistem informasi pendonor
meningkatkan efisiensi serta efektifitas pelayanan di darah di UPTD RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta.
fasilitas kesehatan3 khususnya pelayanan transfusi METODE
darah di rumah sakit. Penelitian menggunakan desain studi kasus di Unit
Permintaan darah di rumah sakit yang sangat Pelayanan Transfusi Darah (UPTD) RSUP Dr. Sardjito
tinggi dalam penanganan berbagai kasus yang Yogyakarta. Penelitian ini melibatkan 10 informan yang
membutuhkan transfusi darah seperti persiapan operasi merupakan tenaga teknis transfusi darah UPTD.
serta penanganan cedera akibat kecelakaan memerlukan Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara
pelayanan transfusi darah cepat dan tepat demi mendalam, observasi dan merekam aktifitas layar
pemulihan kesehatan pasien.4 Pelayanan transfusi terdiri komputer menggunakan software Screen Recorder 1.0.
atas tahap pengumpulan, pengolahan, penyimpanan, uji Hasil rekaman berupa video dianalisis untuk menilai
lab pratransfusi, crossmatching hingga distribusi darah performa petugas. Adapun ukuran performa terdiri dari
ke pasien yang memerlukan pengendalian, monitoring data task completion times atau waktu penyelesaian
serta pencatatan yang lengkap.5 Pelayanan transfusi tugas, task success rate atau jumlah tugas yang
darah yang kompleks serta ditangani oleh petugas yang diselesaikan dan error rate atau jumlah kesalahan.
berbeda membutuhkan ketelitian dalam setiap Performa pengguna diukur berdasarkan analisis
prosedurnya unuk meminimalisir terjadinya kesalahan.6 rekaman video masing-masing informan saat
Pemanfaatan teknologi informasi dalam dunia menyelesaikan 10 tugas (skenario) dengan
medis berpotensi besar untuk meningkatkan efisiensi menggunakan aplikasi sistem informasi pendonor
dan kualitas pelayanan. Teknologi informasi di unit darah. Sepuluh skenario dirancang berdasarkan dari
transfusi darah mempermudah akses masyarakat fungsi-fungsi utama pada aplikasi. Setiap informan
maupun petugas kesehatan terhadap informasi diminta untuk menyelesaikan ke-10 tugas secara
kesehatan.5 Hal tersebut sesuai dengan pendapat Osby berurutan menggunakan aplikasi sistem informasi
yang mengemukakan bahwa mengembangkan sistem pendonor darah di UPTD RS. Sardjito. Observasi juga
informasi transfusi darah merupakan solusi yang tepat dilakukan saat informan mengerjakan tugas sebagai
untuk meningkatkan ketelitian dan menetapkan standar bahan analisis pendukung untuk menilai performa
pelayanan bermutu dalam sebuah unit transfusi darah.6 petugas. Wawancara mendalam dilakukan setelah
Penggunaan teknologi pada unit transfusi darah pengujian kepada informan untuk mengetahui
mendukung pendokumentasian dan sangat berguna tanggapan dari setiap tugas yang telah dikerjakan.
dalam menelusuri riwayat pendonor dan pasien. Tanggapan dan pendapat informan kemudian dianalisis
Pemanfaatan informasi dan teknologi komputer dapat secara kualitatif untuk mengukur user perceived.
secara efektif meringankan beban kerja petugas di bank Adapun perceived atau persepsi pengguna dijabarkan
darah rumah sakit. 3 menjadi information needs (pendapat informan tentang
Implementasi sistem informasi di sebuah kesesuaian konten aplikasi dengan pekerjaan),
organisasi merupakan hal kritis karena berhubungan learnability (kemudahan mempelajari aplikasi) dan
dengan pergantian sistem kerja.4 Salah metode speed performance (kecepatan aplikasi).
pengujian kegunaan sebuah sistem sebelum
diimplementasikan secara operasional adalah usability HASIL DAN PEMBAHASAN
testing.5 Aplikasi Sistem Informasi Donor Darah
Usability testing memungkinkan untuk merupakan pengembangan lanjutan dari Direktori
mengidentifikasi sebagian besar masalah penggunaan Donor Darah FK UGM yang dikembangkan pada tahun
sistem (user problem) karena melibatkan pengguna 2011. Tujuan dikembangkannya aplikasi ini berawal
yang sebenarnya untuk mencoba fungsinya secara untuk melakukan pengumpulan dan pembaharuan data
nyata. Selain itu usability testing bermanfaat dalam golongan darah di kalangan civitas akademika FK
mengumpulkan umpan balik secara objektif dari UGM. Aplikasi kemudian dikembangkan lebih lanjut
kegunaan seperti kepuasan pengguna dan tampilan pada tahun 2013 yang telah mencakup proses bisnis
sistem. 9 Penelitian yang dilakukan Bond et al., (2014) pelayanan transfusi darah dan bertujuan untuk
melakukan usability testing pada aplikasi Electrode mendukung pelayanan di UPTD RSUP Dr. Sardjito
Misplacement Simulator (EMS) terhadap peserta dalam Yogyakarta secara lebih efisien. Aplikasi sistem
sebuah konferensi dan berhasil mengidentifikasi user informasi donor darah terdiri dari beberapa fungsi yang
problem, penerimaan pengguna dan keramahan sistem.8 mencakup proses donor darah dan permintaan darah
Fakultas Kedokteran UGM dan RSUP Dr. Sardjito dari pasien. Aplikasi ini terdiri dari beberapa menu
telah mengembangkan sistem informasi donor darah antara lain: menu pendonor, pendaftaran, admisi aftap,
yang bertujuan meningkatkan efisiensi pelayanan admisi screening, admisi pengolahan kantung darah,
transfusi darah dan manajemen data pendonor.7 broadcast, order, input dan laporan.
Saat ini sistem informasi pendonor darah telah Kerangka teori dari Health ITUEM
dilakukan pengembangan lebih lanjut dan penambahan mengklasifikasikan usability menjadi dua penilaian
fitur lebih lengkap. Penelitian ini merupakan tahapan yaitu ukuran objektif berupa performa sistem dan
ukuran subjektif yaitu berupa persepsi pengguna lebih efisien. Walaupun waktu pengerjaan tugas dapat
tentang produk yang diuji. dijadikan kriteria kemampuan dan kompetensi petugas
kesehatan8, hal ini dapat dipengaruhi oleh kemampuan
1. User Performance individu dan lingkungan. Penelitian Goldhammer &
Hasil pengukuran data user performance Kroehne (2014) melakukan eksperimen dengan dua
disajikan pada tabel 1. Pengukuran user performance kelompok subjek dengan dan tanpa batasan waktu
terdiri dari task completion time atau waktu mengerjakan tugas, menemukan hasil bahwa
penyelesaian tugas, task success rate atau jumlah tugas pembatasan waktu berpengaruh terhadap kecepatan
yang diselesaikan dan error rate atau jumlah kesalahan. penyelesaian tugas.9 Semakin sedikit waktu yang
digunakan pengguna menyelesaikan tugas maka
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Task Completion Time, Task semakin tinggi tingkat kepuasan yang dirasakan.10
Complete Success Rate dan Error Rate Berkaitan dengan waktu penyelesaian tugas,
Task Task Error hendaknya penggunaan sistem informasi UPTD dapat
Tugas Completion Success Rate
Time (detik) Rate (%) (%) dipertimbangkan sebagai alat ukur kinerja staf
Menginput formulir operasional dengan mempertimbangkan aspek
197 100 10
pendaftaran pendonor baru kemudahan dalam penggunaan sistem baru tersebut.
Menginput formulir pendonor
62,7 100 10
sukarela
Menginput formulir pendonor 1.2. Task Success Rate
69,9 100 30 Task success rate adalah jumlah tugas yang
pengganti
Menginput hasil aftap 142,8 100 80 berhasil diselesaikan oleh informan dengan atau tanpa
Menginput hasil screening 28 90 60 bantuan menggunakan aplikasi sistem informasi
Menginput pengolahan
kantung darah
43,7 90 10 pendonor darah.
Membuat laporan aftap 26 100 50 Gambar 2 menunjukkan dari sepuluh tugas yang
Membuat laporan screening 8,9 100 0 dikerjakan informan, sebagian besar dapat diselesaikan
Membuat laporan pendonor 5,2 80 0 oleh informan secara lengkap yaitu masing-masing:
Mengisi formulir permintaan
darah pasien
232,2 80 40 melakukan pendaftaran pendonor baru, melakukan
admisi pendonor lama sukarela, melakukan admisi
1.1. Task completion time pendonor lama pengganti dan mengisi formuir aftap,
Task completion time adalah rata-rata waktu membuat laporan aftap dan laporan screening. Namun
penyelesaian tugas oleh informan. Beberapa tugas yang demikian, terdapat 4 tugas yang tidak diselesaikan
agak sulit dikerjakan dapat diidentifikasi dari lama secara lengkap dan dinyatakan kurang yaitu mengisi
waktu penyelesaian tugas. admisi screening, mengisi pengolahan kantung darah,
Gambar 1. menunjukkan sekitar 50% tugas dapat membuat laporan pendonor dan mengisi formulir
diselesaikan oleh informan kurang dari waktu 1 menit permintaan darah pasien.
dan diketahui bahwa ada 2 buah tugas yang
membutuhkan waktu penyelesaian yang cukup lama Sukses Gagal
yaitu mengisi permintaan darah pasien dan melakukan
pendaftaran pendonor baru.
Task Success Rate (%)
10 10 20 20
142.8
62.7 69.9
43.7
28 26
8.9 5.2
Tugas
Tugas
Aplikasi sistem informasi pendonor darah
memiliki usability yang cukup karena semua tugas
Gambar 1. Distribusi Rata-Rata Task Completion Time dapat diselesaikan informan dengan tingkat
keberhasilan antara 80-100%. Study usability lain
Formulir permintaan darah pasien merupakan fitur memberikan gambaran kesuksesan pada saat lebih dari
yang masih baru bagi petugas karena proses pelayanan 80% tugas-tugas dapat diselesaikan oleh.10,11
permintaan di UPTD hingga saat ini masih Tugas yang kurang baik diselesaikan merupakan
menggunakan sistem manual. Dengan adanya menu temuan yang dapat dikaji lebih dalam penyebab
permintaan darah pasien pada aplikasi diharapkan dapat kegagalan dan menemukan solusi yang tepat.
membantu petugas untuk melakukan pelayanan yang Kegagalan penyelesaian tugas dapat diminimalisir
dengan memberikan pengarahan pengenalan awal
tentang aplikasi dan merevisi fungsi-fungi utama prosedur pelayanan di UPTD. Informan menyatakan
produk/aplikasi sebelum melakukan pengujian.8 bahwa fitur dan fungsi pada aplikasi sistem informasi
pendonor darah cukup sesuai dengan prosedur
1.3. Error Rate pelayanan dan pekerjaan di UPTD. Beberapa format
Error rate adalah jumlah kesalahan yang manual seperti formulir pendaftaran dan format output
dilakukan subjek pada saat mengerjakan tugas laporan aftap dan screening sesuai dengan format yang
menggunakan aplikasi sistem informasi pendonor ada di aplikasi. Namun sebagian besar petugas
darah. Distribusi kejadian error pada Gambar 3. berpendapat bahwa beberapa fitur pada aplikasi sangat
menunjukkan bahwa sebagian besar informan detail dan informasi tersebut tidak diperlukan.
melakukan kesalahan pada saat melakukan admisi aftap Formulir admisi pengolahan kantung darah
dan 6 kesalahan pada saat melakukan admisi screening. menurut beberapa informan agar diurutkan sesuai
dengan format yang biasa mereka gunakan. Format
80 aplikasi dirancang lebih simple namun lengkap
60 dikarenakan petugas menginput data pendonor yang
50
Error Rate
9
8
Tugas
7
Jumlah error
dan menilai 'learnability' sebuah software pada tingkat sebagian informan lebih baik dibandingkan dengan
tinggi perlu dilakukan studi longitudinal lebih lanjut. aplikasi yang lama.
Hasil pengujian kegunaan pada aplikasi BCI Perlu dilakukan revisi pada beberapa menu agar
(Brain Computer Interface) pada pasien dengan lebih mudah bagi pengguna. Dengan demikian
disabilitas sedang mampu membuktikan feasibility atau pengembangan lanjutan masih diperlukan terutama
kelayakan penggunaan aplikasi BCI. Hasil evaluasi mengintegrasikan aplikasi UPTD dengan sistem
menemukan bahwa aplikasi BCI memiliki efektivitas informasi rumah sakit, melakukan pemeliharaan sistem
dan efisiensi yang tinggi dan pasien merasa puas dalam dan backup data pendonor pada aplikasi secara rutin.
menggunakan aplikasi karena mudah untuk dipelajari
dan digunakan.10 KEPUSTAKAAN
1. Kushniruk AW, Triola MM, Borycki EM, Stein B,
2.3. Speed Performance Kannry JL. Technology induced error and
Speed performance adalah pendapat informan usability: the relationship between usability
tentang kecepatan aplikasi sistem informasi pendonor problems and prescription errors when using a
darah. Aplikasi sistem informasi pendonor darah handheld application. Int J Med Inform. 2005;74(7-
dipasang dengan jaringan localhost sehingga 8):519-526. doi:10.1016/j.ijmedinf.2005.01.003.
diharapkan mampu mendukung kecepatan aplikasi. 2. Horsky J, McColgan K, Pang JE, et al.
Sebagian informan mempertanyakan kecepatan dan Complementary methods of system usability
kestabilan aplikasi pada saat kapasitas penyimpanan evaluation: surveys and observations during
data pendonor semakin bertambah. Berikut kutipan software design and development cycles. J Biomed
pernyataan informan: Inform.2010;43(5):782-790.
doi:10.1016/j.jbi.2010.05.010.
“..Kecepatan sistemnya nanti seperti ini terus? 3. Brown W, Yen P-Y, Rojas M, Schnall R.
Maksudnya klo datanya sudah banyak gitu apa Assessment of the Health IT Usability Evaluation
gak low? Klo sekarang sih udah cepet Model (Health-ITUEM) for evaluating mobile
mba....(Informan 1)” health (mHealth) technology. J Biomed Inform.
2013;46(6):1080-1087.
Aplikasi masih dalam proses pengembangan dan doi:10.1016/j.jbi.2013.08.001.
belum stabil beberapa kali mengalami gangguan. 4. Kementerian Kesehatan RI. Kepmenkes RI Tentang
Kecepatan aplikasi berhubungan erat dengan fungsi dari Kebijakan Peningkatan Kualitas Dan Akses
aplikasi.13 Penelitian yang menilai kegunaan aplikasi Pelayanan Darah. Indonesia: Menteri Kesehatan
Mobile Health dalam mencari informasi kesehatan pada Republik Indonesia; 2007.
remaja di New york mengemukakan bahwa kecepatan 5. Khoja S, Scott RE, Casebeer AL, Mohsin M, Ishaq
aplikasi menjadi poin yang paling banyak AFM, Gilani S. e-Health Readiness Assessment
dipertimbangkan oleh peserta baik itu dalam konteks Tools for Healthcare Institutions in Developing
positif dan negatif.3 Countries. Telemed e-Health. 2007;13(4):425-432.
doi:10.1089/tmj.2006.0064.
KESIMPULAN 6. Osby MA, Saxena S, Nelson J, Shulman I. Safe
Secara objektif kinerja aplikasi UPTD cukup Handling and Administration of Blood
baik yang dilihat dari 3 aspek. Waktu penyelesaian Components. Arch Pathol Lab Med. 2007;131.
tugas yang mayoritas kurang dari 1 menit, dimana 7. Rahmanti AA, Lazuardi L, Sari AF, Sanjaya GY,
hanya dua tugas yang memiliki waktu penyelesaian Pasaribu YS, Triyono T. Pengembangan Sistem
paling lama yaiut mengisi formulir permintaan darah Informasi Manajemen pendonor Darah. 2011.
pasien dan melakukan pendaftaran pendonor baru. 8. McCrory B, Lowndes BR, LaGrange C a., Miller
Sebagian besar tugas berhasil diselesaikan secara EE, Hallbeck MS. Comparative Usability Testing
lengkap oleh informan meskipun mengalami beberapa of Conventional and Single Incision Laparoscopic
kendala gangguan pada aplikasi. Kejadian error paling Surgery Devices. Hum Factors J Hum Factors
umum terjadi karena kesalahan mencentang ikon ErgonSoc.2012;55(3):619-631.
checkbox pada formulir aftap, screening dan doi:10.1177/0018720812465082.
pengolahan kantung darah. Berdasarkan problem 9. Goldhammer F, Kroehne U. Controlling
severity ranking menunjukkan sebagian besar kesalahan Individuals’ Time Spent on Task in Speeded
tergolong permasalahan tampilan muka yaitu Performance Measures: Experimental Time Limits,
permasalahan yang dapat diatasi oleh petugas. Posterior Time Limits, and Response Time
Secara subjektif pengguna mempersepsikan Modeling. Appl Psychol Meas. 2014;38(4):255-
aplikasi secara umum telah mencakup prosedur 267. doi:10.1177/0146621613517164.
pelayanan dan pekerjaan di UPTD dengan beberapa 10. Zickler C, Halder S, Kleih SC, Herbert C, Kübler
revisi pada formulir pendaftaran pedonor baru. Aplikasi A. Brain Painting : Usability testing according to
cukup mudah untuk dipelajari namun membutuhkan the user-centered design in end users with severe
penyesuaian pada awal penggunaan dan beberapa menu motor paralysis. Artif Intell Med. 2013;59(2):99-
yang cukup rumit. Adapun kecepatan aplikasi menurut 110. doi:10.1016/j.artmed.2013.08.003.
Korespondensi
Nurul Ilmi Zulkifli
nuimzu@yahoo.com
Perumahan Dosen Unhas Makassar. Jl. Tambasa 2 No.6. 90245