Sie sind auf Seite 1von 10

MODEL PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK dAERAH (BUMD)

DALAM RANGKA MEWUJUDKAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE

Yudho Taruno Muryanto, djuwityastuti


Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta
e-mail : yudho_fhuns@yahoo.com; djuwityastuti@gmail.com

Abstract
The study aims to obtain a management model (BUMD) of Local government-owned corporate in
accordance with good corporate governance, those able to contribute that means both in term of
shareholder or in term of stakeholder side. This research is empirical by using Satatute Aproach, Analytical
and conceptual Aproach. Data used is primary data and seconadary data with instrument observartion,
interview, and questionnaire. Sample is taken by using purposive sampling technique with dependent and
independent variables. Data of the research is analyzed by using qualitative and quantitative analyses.
Results of the research indicated that synchronization and harmonization of law products vertically
and horizontally regulating management of BUMD. Vertical synchronization is conducted according to
hierarchy of legislation order pattern and horizontal synchronization is conducted by analyzing about
how far legislative rule regulating BUMD has a consistent functional relationship. Alternative models of
BUMD management in attempts of realizing good corporate governance consist of two models, namely:
The first is concept of BUMD Non-persero management by using “independent self-management’. Local
government as authority can execute ‘policy intervention’. The policy intervention is conducted in order
to achieve goal of the BUMD Non-persero as a local government owned business with tasks of running
social mission, public use, people well-being, and managing natural resource that very important for
human life. The policy intervention is conducted by reenacting rule of local government such as rules of
goverNomorr/Mayor/Regent that are regulating substantively strategic plan of the BUMD. The second
is management of BUMD persero by using holding company with type of ‘Programmed Procedure with
combined business groups”. The programmed procedure is selected because local government has
diverse types of business.
Key words: Model of BUMD management, good corporate governance.

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh sebuah model pengelolaan Badan Usaha Milik Daerah sesuai
dengan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance). sehingga mampu
memberikan konstribusi yang berati baik dari sisi shareholder maupun dari sisi stakeholder. Penelitian
ini merupakan penelitian empiris dengan menggunakan pendekatan perundang-undangan, (Satatute
Aproach), pendekatan konseptual (Analytical and conceptual Aproach). Data yang digunakan berupa
data primer dan data sekunder yang diperoleh dengan menggunakan insntrumen observasi, wawancara
dan kuisioner. Penarikan sampel dilakukan dengan cara purposive sampling dengan variable bebas dan
terikat. Analisis data dilakukan dengan analisa kualitatif dan kuiantitatif. Hasil penelitian menunjukan
perlunya dilakukan sinkronisasi dan harmonisasi produk hukum secara vertikal dari produk hukum dan
horizontal yang mengatur tentang pengelolaan BUMD. Sinkronisasi secara vertikal dilakukan menurut
hirarki tata urutan perundang-undangan dan sinkronisasi secara horizontal dilakukan dengan cara
melakukan analisis seberapa jauh peraturan perundang–undangan yang mengatur tentang BUMD
mempunyai hubungan fungsional secara konsisten. Alternatif model pengelolaan BUMD dalam rangka
mewujudkan Good Corporate Governance dapat dilakukan dengan dua model yaitu : Konsep pengelolaan
BUMD Non Persero dengan menggunakan swakelola mandiri. Kewenangan Pemerintah Daerah selaku
pemegang otoritas dapat melakukan intervensi kebijakan, dengan menerbitkan peraturan kepala daerah
baik peraturan Gubenur/Walikota/bupati yang secara subtansi mengatur tentang rencana strategis BUMD
tersebut. Konsep pengelolaan BUMD persero dengan menggunakan model holding company dengan
tipe prosedur terprogram dengan group usaha kombinasi. Dipilihnya model holding company dengan
tipe prosedur terprogram karena tipe atau karakter jenis usaha yang ada di pemerintah daerah beragam.
Kata kunci : Model Pengelolaan BUMD, Good Corporate Governance

Yustisia Vol. 3 No. 1 Januari - April 2014 Model Pengelolaan Badan Usaha Milik .... 125
A. Pendahuluan yang sebagian besar kegiatan usahanya sudah
menerapkan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan
Ba d a n U s ah a M i l i k D ae r a h ( BU MD )
merupakan usaha yang dimiliki oleh Pemerintah yang baik atau sesuai dengan prinsip-prinsip
Daerah, yang tujuannya adalah sebagai salah good corporate governance yang dituangkan
satu sumber penerimaan daerah (PAD). Tapi dalam Keputusan Menteri BUMN Nomor Kep-
pada kenyataannya bahwa BUMD yang ada 103/MBU/2002 tentang pembentukan komite
selama ini belum mampu memberikan kontribusi audit bagi BUMN. Kondisi BUMN selangkah
yang signifikan terhadap pendapatan asli daerah lebih maju dibandingkan dengan kegiatan
(PAD), justru lebih banyak suntikan dana dari usaha yang dilakukan oleh BUMD, dan bahkan
pemerintah daerah daripada keuntungan yang di perusahaan negara yang berbentuk perseroan
dapat. Kondisi tersebut menjadi beban bagi APBD. sudah melangkah menjadi perusahaan publik
Sehingga apa yang menjadi tujuan berdirinya dengan menerbitkan sahamnya di lantai bursa.
BUMD adalah sebagai salah satu sumber Salah satu permasalahan dalam pengelolaan
pendapatan pemerintah daerah tidak tercapai.(
dan pengembangan BUMD adalah, aspek
P2 LIPI 2010).
hukum pengaturan terkait BUMD tidak secara
Selain untuk kemakmuran dan kesejahteraan khusus memberikan arahan dan pedoman
masyarakat keberadaan perusahaan daerah atau dalam pengelolaan sebuah badan usaha yang
BUMD menurut Rodi Dohar Harahap adalah untuk
dimiliki oleh daerah, seperti layaknya BUMN
mencari profit dalam bidang usahanya dalam
yang sudah mempunyai payung hukum UU
rangka meningkatkan pendapatan asli daerah
Nomor 19 Tahun2003. Pengatur an ter k ait
dari deviden yang disetorkan ke kas daerah.
Deviden yang diperoleh dari BUMD tersebut dengan BUMD terutama dalam hal pendirian
kemudian akan menjadi pendapatan pemerintah yang masih menggunakan dasar Perda dan
daerah yang akan meningkatkan kemampuan UU Nomor 5 Tahun 1962 tentang Perusahaan
APBD dalam membiayai pembangunan daerah. Daerah dirasa belum secara optimal menjawab
Pembagian konsep BUMD yang berorentasi tuntutan pengelolaan dan pengembangan BUMD.
pada bisnis dan pelayanan pada masyarakat Selain permasalahan payung hukum tersebut,
sebenarnya memilki beberapa konsekuensi. pengelompokan BUMD yang masih belum jelas
Untuk BUMD yang berorentasi pada aspek bisnis menyebabkan distorsi terkait pengelolaan BUMD.
diharapkan dapat memberikan keuntungan secara Menurut Kunarjo, (Seperti dikutip Rustian
finansial. Sedangkan BUMD yang berorentasi Komaludin, 2000) relatif masih kecilnya penerimaan
pada pelayanan masyarakat diharapkan mampu
bagian laba perusahaan daerah sebagai salah satu
memenuhi kebutuhan dan kepentingan masyarakat
sumber pendapatan asli daerah (PAD), sebagian
umum.( Rodi Dohar Harahap, 2011; )
besar usahanya relatif berskala menengah dan
Berdasarkan data dari Kemedagri aset kecil, di samping itu banyak pula diantaranya
BUMD 340,118 T sampai dengan Tahun2011
yang belum diselenggarakan berdasarkan asas
dan 310,716 T (90.06 %) berasal dari BPD, Bank
ekonomi perusahaan, namun relatif lebih banyak
Perkreditan Rakyat (BPR) sekitar Rp.11,454
didasarkan atas pertimbangan pelayanan publik.
triliun (3,3 persen), perusahaan daerah air minum
(PDAM) Rp 9,326 triliun (2,7 persen), serta aneka Menurut UU Nomor. 5 Tahun1962, terdapat rincian
usaha sebesar Rp 11,622 triliun (3,4 persen). yang menetapkan bahwa penggunaan laba bersih
BUMD tercatat sebanyak 1.007 perusahaan yang perusahaan, setelah terlebih dulu dikurangi
bergerak di bidang usaha bank umum (BPD), bank penyusutan. (Rustian Kamaludin, 2000 ).
perkreditan rakyat (BPR), air minum (PDAM), Menurut ketentuan pasal 3 dalam Permendagri
serta aneka usaha. Kontribusi laba BUMD Nomor 3 Tahun 1998 tentang bentuk BUMD berupa
tercatat sebesar Rp 10,372 triliun atau rata-rata perusahaan daerah dan berbentuk perseroan.
rasio terhadap aset (ROA) sebesar 3,0 persen. Kedua bentuk BUMD tersebut diperlukan sebuah
Dengan kondisi di atas maka rasio laba yang konsep atau model pengelolaan BUMD yang
dihasilkan dari BUMD dengan asset yang besar sesuai dengan karakeristik dan jenis BUMD
tidaklah seimbang. Kontribusi 3,0 % dari total itu sendiri. Dalam rangka pengelolaan BUMD
seluruh asat yang ada jauh dari harapkan terkait
secara profesional dan sesuai dengan prinsip-
keberadaan BUMD. (http://www.depdagri.go.id/
prinsip good corporate governance dalam rangka
news/2012/03/08/bumd-miliki-aset-Rp.343118-
memenuhi kepentingan shareholder (pemilik
triliun diakses oktober 2012)
BUMD) dan stakeholder (masyarakat luas), maka
Keberadaan Badan Usaha Milik Daerah
diperlukan sebuah model dalam pengelolaanya.
selama ini tidak seperti Badan Usaha Milik Negara

126 Yustisia Vol. 3 No. 1 Januari - April 2014 Model Pengelolaan Badan Usaha Milik ....
B. Metode Penelitian akan menghasilkan keputusan yang
optimal, dapat meningkatkan efisiensi
Metode penelitian menggunakan Nomorrmatif
serta terciptanya budaya kerja yang lebih
empiris dibagi dalam dua tahap kajian. Tahap
sehat.
pertama, kajian mengenai hukum Nomorrmatif
(perundang-undangan) yang berlaku khusunya b. good corporate governance akan me-
yang berkaitan dengan BUMD dan tahap mungkinkan dihindarinya atau sekurang-
kedua kajian hukum empiris berupa penerapan kurangnya dapat diminimalkannya
(implementasi) pada peristiwa hukum in concreto tindakan penyalahgunaan wewenang
yang guna mencapai tujuan yang telah ditentukan. oleh pihak direksi dalam pengelolaan
(Abdulkadir Muhammad, 2004;53). Penarikan perusahaan.
sample menggunakan purposive sampling. c. Nilai perusahaan di mata investor
Data yang digunakan adalah data primer dan akan meningkat sebagai akibat dari
data sekunder dengan analisa data metode meningkatnya kepercayaan mereka
interprestasi teks (hermenetik) dan logika deduktif. kepada pengelolaan perusahaan tempat
mereka berinvestasi.
d. Bagi para pemegang saham, dengan
C. Hasil Penelitian dan Pembahasan peningkatan kinerja perseroan, juga akan
1. Penerapan Prinsip Good corporate menaikkan nilai saham mereka dan juga
governance (GCG), nilai dividen yang akan mereka terima.
Ada beberapa pengertian tentang good e. Karena dalam praktik good corporate
corporate governance (GCG), antara lain: governance karyawan ditempatkan
sebagai salah satu stakeholder yang
Menurut Organization for EcoNomormic
seharusnya dikelola dengan baik oleh
cooperation and Development (OeCD) ada
perusahaan, maka motivasi dan kepuasan
dua konteks definisi GCG , yaitu:
kerja karyawan juga diperkirakan akan
a. merupakan hubungan dan perilaku meningkat.
yang berbeda yang berkaitan dengan
f. Dengan baiknya pelaksanaan corporate
kewajiban para manajer, pemegang
governance, maka tingkat kepercayaan
saham, karyawan, kreditur, pelanggan
para stakeholders kepada perusahaan
k u n c i , s e r t a m a s ya r a k a t , u n t u k
akan meningkat sehingga citra positif
membentuk strategi perusahaan.
perusahaan akan naik.
b. tata kelola perusahaan berkaitan dengan
g. Penerapan corporate governance yang
seperangkat peraturan tentang kerangka
konsisten juga akan meningkatkan
hubungan dan perilaku perusahaan
kualitas laporan keuangan perusahaan.
swasta, kemudian membentuk perumusan
Manajemen akan cenderung untuk tidak
strategi perusahaan. Hal ini dapat disebut
melakukan rekayasa terhadap laporan
sebagai sisi Nomorrmatif dari tata kelola
keuangan, karena adanya kewajiban
perusahaan (Nomorrmative side of
untuk mematuhi berbagai aturan dan
corporate governance). (Siswanto Sutojo
prinsip akuntansi yang berlaku dan
dan e. Jhon Aldrige, 2005)
penyajian informasi secara transparan
Menurut The Indonesian institute for (Azhar Maksum, 2005).
corporate governance (IIcg), GCG yaitu
Secara umum dalam rangka mewujudkan
suatu proses dan struktur yang diterapkan
prinsip-prinsip good corporate governance
dalam menjalankan perusahaan dengan
dalam lingkup perusahaan terutama dalam
tujuan utama meningkatkan nilai pemegang
pengelolaan BUMD tentunya harus dipahami
saham dalam jangka panjang, dengan tetap
dan di implementasikan ke lima prinsip tersebut
memperhatikan kepentingan stakeholders
secara nyata dan riil dalam praktik pengelolaan
yang lain. (I Nyoman Tjager, 2003)
BUMD. Kelima prinsip tersenut antara lain :
Berbagai keuntungan yang diperoleh Transparancy (keterbukaan informasi),
dengan penerapan good corporate Accountability (akuntabilitas), Responsibility
governance bagi suatu perusahaan, antara (pertanggungjawaban), Independency
lain menurut Azhar Maksum, dijelaskan (kemandirian), dan Fairness (kesetaraan
sebagai berikut: da kewajaran). (Thomas S Kaihatu. Jurnal
a. Dengan good corporate governance Manajemen dan Kewirausahaan vol 2 Maret
proses pengambilan keputusan akan 2006).
berlangsung secara lebih baik sehingga

Yustisia Vol. 3 No. 1 Januari - April 2014 Model Pengelolaan Badan Usaha Milik .... 127
2. Analisis Payung Hukum Pembentukan b. UU Nomor 32 TahunTahun 2004 sebagai-
BUMd mana dirubah dengan UU Nomor 12 Tahun
a. UU Nomor 5 Tahun1962 Tentang 2008 Tentang Pemerintahan Daerah.
Perusahaan Daerah Dalam ketentuan undang-undang
Secara konseptual pembentukan ini hanya mengatur tentang kewenangan
sebuah BUMD di pemerintah daerah daerah untuk membentuk sebuah BUMD
tidak terlepas dari ketentuan UU Nomor dengan mendasarkan pada sebuah
5 Tahun1962 tentang perusahaan daerah peraturan daerah. Undang-undang ini
yang merupakan cikal bakal munculnya tidak secara detail mengatur tentang
BUMD. Dulu sebelum adanya UU Nomor bagaimana prosedur dan mekanisme
32 Tahun 2004 tentang pemerintahan pembentukan sebuah perda. Dalam
daerah sebagaimana dirubah dengan ketentuan tersebut dijelaskan :
ketentuan UU Nomor 12 Tahun2008 istilah “Pemerintah daerah dapat
yang digunakan adalah perusahaan memiliki BUMD yang pembentukan,
daerah. Menurut ketentuan dalam penggabungan, pelepasan kepemilikan
undang-undang perusahaan daerah dan/atau pembubaranya ditetapkan
yang dimaksud dengan perusahaan dengan perda yang berpedoman pada
daerah adalah: peraturan perundang-undangan” (UU
“Semua perusahaan yang didirikan Nomor 32 Tahun 2004 pasal 177).
berdasarkan Undang-undang ini yang Ketentuan tersebut sebenarnya
modalnya untuk seluruhnya atau untuk secar subtansi hampir sama dengan
sebagian merupakan kekayaan Daerah ketentuan yang ada di dalam UU Nomor
yang dipisahkan, kecuali jika ditentukan 5 Tahun 1962 hanya saja berbeda istilah
lain dengan atau berdasarkan Undang- yang dipakai. Dalam UU Nomor 5 Tahun
undang”(UUNomor 5Tahun 1962 pasal 2). 1962 dipakai istilah perusahan daerah
Dalam ketentuan UU Nomor 5 Tahun dan dalam UU Nomor 32 Tahun 2004
1962 tidak secara tegas mengatur tentang sebagaimana dirubah dalam undang-
bentuk, konstruksi dan jenis dari sebuah undang Nomor 12 Tahun2008 tentang
BUMD, walaupun hal ini sudah dijawab pemrintahan daerah diistilahkan dengan
dalam peraturan menteri dalam negeri BUMD.
Nomor 3 Tahun1998. Dalam UU Nomor c. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 3
5 Tahun1962 hanya menjelaskan syarat Tahun 1990 Tentang Pengelolaan Barang
pendirian sebuah perusahaan daerah Milik Daerah
dengan perda. Dalam pembentukan Dalam ketentuan peraturan ini
sebuah peraturan daerah maka tidak dmungkinkan pengaturan barang milik
bisa lepas dari unsur pemrintah Daerah daerah terkait dengan perusahaan
dan DPRD selaku pemangku kebijakan daerah ( BUMD), dikarenakan dalam
dalam pemerintahan daerah. Dengan pembentuk an , pengelolaa n serta
kondisi ini maka akan rentan terhadap menjalankan kegiatannya, perusahaan
unsur politik dan kepentingan para daerah (BUMD) juga menggunakan aset
pihak yang terlibat dalam pembentukan ataupun barang milik daerah sehingga
sebuah per da dalam perusahaan berl aku keten tuan yang me ngatu r
daerah.Dalam bidang pengawasan tentang pengunaan dan pemeliharaan
akan berpotensi benturan kepentingan barang milik daerah.
terkait dengan pengawasan kinerja
sebuah perusahaan daerah (BUMD). d. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
Hal ini mengigat bahwa pengawasan 4 Tahun 1990 Tentang Kerjasama Antar
yang ada di dalam perusahaan daerah Daerah
menjadi kewenangan kepala daerah Dalam ketentuan permendagri ini
dengan segenap jajaranya, namun disisi diatur mengenai bentuk, mekanisme,
lain juga dalam penentuan direksi atau prrosedur, dan tatacara kerjasama anatar
pengelola perusahaan daerah (BUMD) daerah maupun pihak lain yang diatur
tetap melibatkan unsur DPRD sebagai dalam peraturan ini kaitannya dengan
bahan pertimbangan pihak pemerintah kerjasama perusahaan daerah (BUMD).
daerah dalam memutuskan kebijakan Selain itu daalm ketentuan ini
terkait dengan BUMD. mengatur juga bentuk k erjasama

128 Yustisia Vol. 3 No. 1 Januari - April 2014 Model Pengelolaan Badan Usaha Milik ....
yang meliputi kerjasama manajemen, hanya mengatur tentang konstruksi
kontrak manajemen, pembelian saham, bentuk, proses pendirian dan segala
keagenan, penjualan saham, dll. Dalam sesuatau yang berkaitan dengan status
ketentuan ini juga diatur mengenai badan usaha yang berbentuk perseroan.
persyaratan para pihak yang akan Dalam ketentuan permendagri Nomor
melakukan kerjasama dengan sebuah 3 Tahun 1998 dijelaskan bahwa bentuk
perusahaan daerah(BUMD), termasuk dari BUMD dapat berbentuk perusahaan
nilai investasinya. daerah maupun perseroan. Artinya
konst ruksi BUMD yang berbent uk
e. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
perseroan terbatas (PT) harus tunduk
3 Tahun 1998 tentang Bentuk BUMD
pada ketentuan undang-undang ini.
Dalam ketentuan peraturan ini
secara sederhana dalam pasal 2 dan
pasal 3 Permendagri Nomor 3 Tahun 3. Sinkronisasi dan Harmonisasi Aspek
1998 hanya mengatur tentang bentuk Hukum dalam Pengelolaan Bumd
BUMD yang terdiri dari Perusahaan a Teori Sinkronisasi Hukum
daerah Non persero dan perusahaan Dalam mengidentifikasi Nomorrma
daerah perseroan (BUMD). BUMD huk um, ada tiga k onsepsi pok ok
yang berbentuk perusahaan daerah yang harus diperhatikan seperti yang
dibentuk berdasarkan perda sedangkan diungkapkan oleh Roni Hanitijo
per us ahaan daer ah ( BUM D) yang Soemitro.
berbentuk perseroan dibentuk “Perta ma , kon se p si l egi sti s
berdasarkan ketentuan UU Nomor 40 positivistis, yang mengemukakan bahwa
Tahun 2007. hukum itu identik dengan Nomorrma-
f. Kepmendagri Nomor 50 Tahun 1999 Nomorrma tertulis yang dibuat dan
Tentang Kepengurusan BUMD diundangkan oleh lembaga atau oleh
Dalam pasal 2 disebutkan bahwa pe j ab at n e ga ra ya ng be rwe na ng .
pengurus BUMD terdiri dari direksi Kedua, lebih menekankan pada arti
dan badan pengawas. Terkait tugas, pentingn ya Nomorrma–Nomorrm a
wewenang, dan tanggung jawab direksi hukum tidak tertulis untuk ikut serta
diatur dalam pasal 3 sampai dengan dimasukkan sebagai hukum. Ketiga,
pasal 8. Sedangkan terkait dengan hukum identik dengan keputusan hakim
tugas, fungsi, tanggung jawab dan dan keputusan kepala adat. Sinkronisasi
wewenang badan pengawas diatur peraturan perundang–undangan dapat
dalam pasal 18 samapai dengan pasal ditelaah baik secara vertikal maupun
22. horisontal. Apabila sinkronisasi peraturan
perundang-undangan itu ditelaah dari
g. Kepmendagri Nomor 43 Tahun 2000 secara vertikal, berarti akan dilihat
tentang pedoman kerjasama dengan bagaimana hierarkhisnya”.(Hanitijo,
pihak ketiga. 1984;110).
Dalam ketentuan ini perusahaan Kemudian, jika sinkronisasi
daerah dapat melakukan kerjasama p eratura n p eru nda ng –u nd an ga n
dengan pihak ketiga sesuai dengan hendak ditelaah secara horizontal, yang
ketentuan pasal 1 ayat (3) dikatakan diteliti adalah sejauh mana peraturan
bahwa pihak ketiga adalah Pemerintah perundang–undangan yang mengatur
Propinsi, Pemer intah Kabupaten, p e r b a g a i b i d a n g i t u m e m p u n ya i
Pemerintah Kota, perusahaan daerah hubungan fungsional secara konsisten.
(BUMD), Instansi/Lembaga Pemerintah Dengan melakukan sinkronisasi hukum
dan Badan Usaha lain baik perorangan, maka akan diharapkan memperoleh
nasional atau asing. jawaban menyeluruh terkait dengan
h. UU Nomor 40 Tahun 2007 tentang permasalahan mengenai perundang–
Perseroan undangan bidang tertentu, juga dapat
mengungkapkan kelemahan–kelemahan
Secara subtansi dalam undang-
yang ada pada perundang–undangan
undang ini mengatur tentang “ lex
yang mengatur bidang–bidang tertentu.
specialist derogat legi generali”. Dalam
(Hanitijo, 1984;112).
undnag-undang perseroan secara khusus

Yustisia Vol. 3 No. 1 Januari - April 2014 Model Pengelolaan Badan Usaha Milik .... 129
b Harmonisasi aspek hukum pengelolaan 50 Tahun 1999 menyebut dengan
BUMD. istilah “BUMD”. Perbedaan secara
Dalam rangka sinkronisasi dan subtansi dan konsep yang mendasar
harmonisasi pengelolaan BUMD menurut dalam payung hukum BUMD dapat
teori sinkroniasi dan harmonisasi yang menimbulkan multi interprestasi.
dikemukakan oleh Roni Hanitijo dapat Dengan kondisi demikian muncul
dilakukan dengan dua cara yaitu dengan pertanyaan apakah BUMD identik
melakukan s inkr onisasi perat uran dengan perusahaan daerah ataukah
perundang-undangan secara vertikal perusahaan daerah manjadi bagian
dan horisontal. Sinkronisasi terkait dari BUMD. Menurut peneliti dilihat
payung hukum pengelolaan BUMD dari aspek subtansi dan fungiosnal
secara vertikal dapat dilakukan dengan dari payung hukum BUMD, dan
mengklasifikasikan peraturan yang dalam ketentuan PP Nomor 3 Tahun
mengatur tentang BUMD dari tata urutan 1998 pasal 2 tentang bentuk BUMD
yang paling tinggi tingkatanya sampai dijelaskan bentuk BUMD ada dua
dengan yang paling rendah atau disusun yaitu Persuda dan PT. Ha ini sesuai
secara hirarkinya. dengan asas lek specialis derogat
Payung hukum pengelolaan BUMD legi generali yang artinya peraturan
bila dikaji menurut teori sinkronisasi yang khusus menjadi dasar atau
secara vertikal sudah sesuai dengan yang diterapkan menggantikan
hirark i dan tata urutan peraturan peraturan yang bersifat umum.
perundang undangan. Beberapa hal yang 2) Permasalahan bentuk dan jenis
perlu diperhatikan adalah terkait dengan BUMD kait annya t erhadap
efektifitas dari peraturan perundang- pengelolaan BUMD. Dalam
undangan tersebut. Hal ini dapat dilihat Permendagri Nomor 3 Tahun 1998
dari UU Nomor 5 Tahun1962 yang mana yang mengatur mengani bentuk
subtansi dari undang-undang tersebut BUMD dijelaskan:
belum mampu mengikuti perkembangan (a) “Badan Usaha Milik Daerah
BUMD saat ini yang mana perlu dilakukan yang bentuk hukumnya berupa
revisi maupun penggantian disesuaikan Perusahaan Daerah, tunduk
dengan kondisi dan perkembangan pada Peraturan Perundang-
BUMD. undangan yang berlaku yang
Harmonisasi dan sinkronisasi secara mengatur Perusahaan Daerah.
horisontal ditekankan pada sejauh mana (b) Badan Usaha Milik Daerah
peraturan perundang–undangan yang yang bentuk hukumnya
mengatur perbagai bidang itu mempunyai berupa Perseroan Terbatas
hubungan fungsional secara konsisten. tunduk pada Undang-undang
Payung hukum yang mengatur tentang Nomormor 1 Tahun 1995 (baca:
BUMD terdapat beberapa permasalahan UU Nomor 40 Tahun 2007)
ataupun perbedaan secara konsep dan tentang Perseroan Terbatas dan
subtansi sehingga tidak ada hubungan peraturan pelaksanaannya”.
fungsional yang saling menunjang (Permendagri Nomor 3 Tahun
bahkan kontradiktif. Perbedaan tersebut 1998 pasal 3)
dapat diinventarisir antara lain :
Bila kita kaji secara mendalam
1) Terkait dengan pemahan dan konsep terkait dengan pembentukan sebuah
antara BUMD dan Perusahan BUMD diperlukan perda pendirian
daerah. Dalam UU Nomor 5 Tahun BUMD, baik itu yang berbentuk perusda
1962 tentang perusahaan daerah, maupun berbentuk perseroan. Hal ini
dan Permendagri Nomor 1 Tahun dijelaskan pula dalam UU Nomor 5
1984 tentang tata cara pembinaan Tahun 1992 pasal 177 UU Nomor 32
da n p e ng aw a s a n p er u sd a d i Tahun 2004 sebagaiman dirubah dengan
lingkungan pemda tidak menyebut UU Nomor 12 Tahun 2008 tentang
istilah BUMD namun menyebut Pemerintahan daerah. Dalam penjelasan
dengan istilah “Perusahaan daerah”. pasal 3 tersebut akan menimbulkan
Sedangkan UU 32/2004, PP permasalahan terutama dalam
Nomor 3 Tahun 1998, PP Nomor pengelolaan BUMD yang berbentuk

130 Yustisia Vol. 3 No. 1 Januari - April 2014 Model Pengelolaan Badan Usaha Milik ....
perusda, mengingat konstruksi perusda BUMD non persero diperlukan beberapa
secara teori badan hukum atau badan konsep pengelolaan yang berbeda
usaha menimbulkan multi tafsir. Kondisi dengan BUMD persero. Dalam rangka
ini dikarenakan status dan konsep pengelolaan BUMD non persero perlu
perusda sendiri dari segi tata hukum diperhatikan beberapa latar belakang
perusahaan akan sulit diokonstruksikan, p e m b e n t u k a n ya n g m a n a d a p a t
apakah perusda dapat dikatergorikan diinventarisir sebagai berikut.
sebuah badan usaha yang berbentuk a. BUMD dengan misi sosial, keman-
persekutuan perdata, firma, CV, atau faatan umum, dan pelayanan jasa,
yang lainya. Menurut hemat penulis b. BUMD dengan bidang usaha yang
perusda merupakan badan usaha yang menguasai hajat hidup orang banyak
berbadan hukum. Konstruksi perusda c. BUMD dengan bidang usaha yang
yang demikian akan berdampak pada belum banyak diminati oleh sektor
hak dan kewajiban para pihak, tanggung swasta.
jawab huk um para pengelolan ya.
Dengan k et ent uan t ersebut mak a Khusus untuk BUMD Non persero
muncul pertanyaan mendasar jika dimungkinkan dengan model pengelolaan
BUMD yang didirikan dengan bentuk BU MD d e ng a n si st e m sw a k e lo l a
Perusda dan perseroan maka akan beda mandiri. Konsep pengelolaan BUMD
pengelolaan dan pengaturanya sehingga non persero ini menggunakan sistem
diperlukan sebuah “konsep/model” pengawasan ataupun pembinaan secara
pengelolaan BUMD. Ketidaksinkronan bertanggungjawab dan intensif. Dalam
akan menimbulkan disharmonisasi mewujudkan kondisi tersebut diperlukan
terkait aspek hukum yang mengatur kebijakan yang sifatnya eksklusif. ekslusif
BUMD, dengan demikian perlu dilakukan disini diterjemahkan dalam pengelolaan
penguatan BUMD Non persero dilakukan dengan
governance struktur pada BUMD pengawasan dan pembinaan secara
yang diharapkan dapat menciptakan langsung oleh pemangku kebijakan
keseimbangan pembagian peran dan yang dilakukan oleh kepala daerah
kewenangan antar organ di BUMD agar selaku pemegang otoritas tertinggi
dapat mewujudkan good corporate di Pemerintah Daerah. Kewenangan
governance. pemerintah daerah selaku pemegang
otoritas dapat melakukan “intervensi
4. Alternatif Model Pengelolaan BUMd kebijakan” dalam kontek yang positif
terkait kinerja dari BUMD non persero
a. Pengelolaan BUMD Non persero. melalui dewan pengawas. Intervensi
Berdasarkan jenis dan karakteristik kebijakan tersebut dilakukan untuk
BUMD, sesuai dengan Permendagri mencapai tujuan mengemban misi sosial,
Nomor 3 Tahun 1998 yang membagi kemanfaatan umum, kesejahteraan
bentuk BUMD menjadi dua bentuk yaitu masyarakat, yang menguasai hajat
bentuk perusda dan bentuk perseroan. hidup orang banyak dengan menerbitkan
Bentuk BUMD yang dibagi dua tersebut peraturan kepala daerah baik peraturan
tidak selamanya dapat diterapkan Gubenur/Walikota/bupati yang secara
secara tegas dan pasti, hal ini terbukti subtansi mengatur tentang rencana
di daerah provinsi DKI Jakarta yang strategis BUMD tersebut.
membentuk BUMD dengan karakteristik Alasan yang mengemuk a
yang berbeda yaitu berupa Badan pe n ge l o la a n B UM D n on p er ser o
Pengelola (seperti BP.Taman Hiburan dengan model ini adalah salah satunya
Rakyat Lokasari). Dengan konstruksi pemerint ah dapat dengan mudah
dan bentuk BUMD seperti ini tentunya melakukan kontrol pengawasan dan
memerlukan pengelolaan dan penangan dapat langsung melakukan eksekusi
yang berbeda pula. kebijakan. Dengan model demikian
P er m a s a la h a n d a l am r an gk a pemerintah daerah dapat memantau
pengelolaan BUMD khususnya non kinerja BUMD dengan lebih optimal tanpa
persero sebagian besar terletak pada mengesampingkan aspek pengelolaan
persoalan SDM dan manajerial dari BUMD secara profesional dan menurut
pengelolaan BUMD. Untuk pengelolaan tata kelola perusahaan yang baik.

Yustisia Vol. 3 No. 1 Januari - April 2014 Model Pengelolaan Badan Usaha Milik .... 131
b. Pengelolaan BUMD persero Pembentukan perusahaan holding terpogram.
Sesuai rekomendasi dari hasil I. A
pertemuan Badan Kerjasama
BUMD seluruh Indonesia yang ingin II. A1
melakukan restrukturisasi BUMD dengan
mengarahkan semua bentuk badan
usaha menjadi konstruksi perseroan
sesuai dengan ketentuan yang ada
dalam UU Nomor 40 Tahun 2007 tentang
perseroan terbatas. Salah satu tujuan
utama pembentukan BUMD perseroan
diimaksudkan untuk mewujudkan konsep
tata kelola perusahaan yang baik. B C D X Y Z
Dalam rangka mewujudkan kondisi
tersebut maka idealnya konstruksi Keterangan gambar:
BUMD diarahkan berbentuk perseoran. A: : Calon perusahaan holding
Dalam rangka pengelolaan BUMD yang A1 : Perusahaan holding
berbentuk perseroan dapat mengadopsi B,C,D : Perusahaan baru dibentuk (anak
k onsep penge lol aa n per usa haa n perusahaan.
negara yang berada dibawah naungan X,y,Z : Perusahaan lain dengan kepe-
Kementrian BUMN. Kerja sama di milikan yang berbeda/tidak saling
antara perusahaan-perusahaan yang berhubungan.
dikenal dengan nama perusahaan BC,D, : memegang saham dari awal ter-
kelompok consern atau group company bentuk perusahaan.
atau perusahaan kelompok, secara X,y,Z : Pemegang saham secara
umum dapat diberi pengertian sebagai akuisisi
suatu susuna n dar i p er usah aan -
perusahaan yang secara yuridis tetap d. Simpulan :
mandiri dan yang satu dengan yang lain
merupakan satu kesatuan ekonomormi Dalam rangka mewujudkan konsep ideal
yang dipimpin oleh suatu perusahaan pengelolaan BUMD sesuai dengan prinsip-prinsip
induk.(Pangaribuan, 1994;3). Konsep good corporate governance ada beberapa hal
pen gelol aaan perusahaan nega ra yang harus dilakukan dalam rangka menyusun
dikonsepkan menjadi sebuah konsep konsep tersebut antara lain.
pengelolaan pada perusahaan kelompok 1. Per lun y a dilak uk a n sink r onis as i dan
dengan salah satu perusahaan menjadi harmonisasi produk hukum yang mengatur
perusahaan pengendali h olding tentang pengelolaan BUMD. Sinkronisasi
c ompany dengan model prosedur dan harmonisasi dilakukan dengan cara
terprogram. vertikal dan horizontal terkait produk hukum
Kon sep pr os edu r t er p r ogr a m yang mengatur tentang BUMD dari tingkatan
menggunakan konsep perusahaan yang paling tingi sampai tingkatan yang
yang pertama kali didirikan dalam paling rendah. Sinkronisasi secara horizontal
grupnya adalah perusahaan holding. dilakukan dengan cara melakukan analisas
Kemudian untuk setiap bisnis yang seberapa jauh peraturan perundang–
dilakukan akan dibentuk atau diakuisisi undangan yang mengatur tentang BUMD
perusahaan lain, dimana perusahaan mempunyai hubungan fungsional secara
holding sebagai pemegang saham konsisten.
bia san ya b er sam a- sa ma de ngan 2. Alternatif model pengelolaan BUMD dalam
pihak lain sebagai par t ner bis nis. r angk a w ew ujudk an g ood c or por at e
Demikianlah, maka jumlah perusahaan governance dapat dilakukan dengan dua
baru sebagai anak perusahaan dapat model yaitu :
terus berkembang jumlahnya seirama a. Konsep pengelolaan BUMD Non Persero
dengan perkembangan bisnis dari grup dengan menggunakan swakelola mandiri.
usaha yang bersangkutan. Hal tersebut Kewenangan pemerintah daerah selaku
dapat dilihat dalam diagram berikut ini: pemegang otoritas dapat melakukan
(Fuady, 2002;82). intervensi kebijakan dalam kontek

132 Yustisia Vol. 3 No. 1 Januari - April 2014 Model Pengelolaan Badan Usaha Milik ....
yang positif terkait kinerja dari BUMD daerah yang ada untuk dijadikan
melalui dewan pengawas. Intervensi satu dalam wadah usaha yang
kebijakan tersebut dilakukan untuk dinamakan holding company.
mencapai tujuan dari BUMD selaku
badan usaha daerah yang memiliki tujuan
E. Saran :
mengemban misi sosial, kemanfaatan
umum, kesejahteraan masyarakat, dan 1. Perlunya melakukan sinkronisasi dan
yang menguasasi hajat hidup orang harmonisasi terkait terhadap produk hukum
banyak, dengan menerbitkan peraturan yang mengatur dan terkait dengan BUMD.
Kepala Daerah baik peraturan Gubenur/ 2. Perlunya revisi terkait dengan UU Nomor 5
Walikota/Bupati yang secara subtansi Tahun 1962 Tentang Perusahaan Daerah
mengatur tentang rencana strategis atau perlu dilakukan penggantian terhadap
BUMD tersebut. UU Per u sah aa n Daer ah at au BUM D
b. Konsep pengelolaan BUMD persero dapat sesuai dengan kebutuhan dan dinamika
dilakukan dengan konsep perusahaan perkembangan BUMD.
grup dengan model holding company 3. Perlunya dilakukan restrukturisasi terkait
dengan beberapa tipe, salah satunya dengan konstruksi dan bentuk BUMD
adalah prosedur terprogram dengan yang masih berbentuk perusahaan daerah
group usaha kombinasi, dipilihnya terutama bidang usaha yang tidak menguasai
model holding company dengan tipe hajat hidup orang banyak..
prosedur terprogram didasari berbagai
pertimbangan antara lain : F. Persantunan
1) Tipe atau karakter jenis usaha yang
ada di pemerintah daerah. Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah
Ada beberapa pertimbangan SWT yang telah memberikan rahmat, karunia, taufik
dan hidayah-Nya, sehingga dapat menyelesaikan
diterapk anya model pr osedur
laporan hasil penelitian yang berjudul “Model
terprogram dengan variasi usaha
pengelolaan BUMD dalam rangka mewujudkan
kombinasi, dikarenakan dengan
model prosedur terprogram good corporate governance”. Pada kesempatan
dimungkinkan munculnya jenis ini kami menyampaikan ucapan terima kasih dan
penghargaan yang setinggi-tingginya, pada :
usaha baru yang ada di pemerintah
daerah atau jenis usaha yang sudah 1. Prof. Dr. Ir. Darsono, M.Si., selaku Ketua
ada di pemerintah daerah yang Lembaga Pneleitian dan Pengabdian
nantinya akan dijadikan perusahaan Masyarakat Universitas Sebelas Maret
induk (perusahaan holding) sesuai Surakarta.
dengan konsep prosedur terprogram 2. Prof. Dr. Hartiwiningsih S.H., M.Hum., selaku
yang bertujuan membentuk usaha Dekan Fakultas Hukum Universitas Sebelas
baru yang akan dijadikan sebagai Maret Surakarta.
perusahaan induk. 3. Biro Administrasi Perekonomian Pemerintah
2) Berdasarkan penggolongan usaha Provinsi Jawa Timur khususnya di bagian
Sesuai dengan tipe dan Penanaman Modal dan BUMD.
karakteristik pemerintah daerah 4. Badan Penanaman Modal dan Promosi
yang majemuk dengan berbagai Provinsi DKI Jakarta.
macam potensi dan jenis usahanya 5. Bagian Perekonomian Pemerintah Kota
cocok untuk diterapkan usaha Surabaya
kombinasi. Hal ini tentunya untuk Dan semua pihak yang telah membantu
mengantisipasi berbagai potensi dan terlaksananya penelitian ini yang tidak bisa kami
jenis usaha yang ada di pemerintah sebutkan satu persatu.

Yustisia Vol. 3 No. 1 Januari - April 2014 Model Pengelolaan Badan Usaha Milik .... 133
daftar Pustaka

Anonim. 2010. P2 LIPI, 2010 Revitalisasi BUMD Dalam Perekonomian Daerah Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia.
1962. UU Nomor 5 Tahun 1962 Tentang Perusahaan Daerah
2004. UU Nomor 32 Tahun 2004 sebagaimana dirubah dengan UU Nomor 12 Tahun 2008 tentang
Pemerintahan Daerah.
2007. UU Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas
1998. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun1998 Tentang Bentuk BUMD
1999. Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 1999 Tentang Kepengurusan BUMD
1990. Permendagri Nomor 3 Tahun1990 Tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah
1990. Permendagri Nomor 4 Tahun 1990 Tentang Kerjasama Anatar Perusahaan Daerah
Dengan Pihak Ketiga.
1990. Kepmendagri No 50 Tahun 1990 Tentang Kepegawaian BUMD
2000. Kepmendagri No 43 Tahun 2000 Tentang Kerjasama Dengan Pihak Ke Tiga
2002. Keputusan Menteri BUMN Nomor Kep-103/MBU/2002 Tentang Pembentukan Komite
audit di BUMN
Abdulkadir Muhammad. 2004. hukum dan Penelitian hukum. Bandung: Citra Aditya.
Azhar Maksum. 2005. Pidato pengukuhan Azhar Maksum Sebagai Guru Besar Guru Besar Fakultas
ekoNomormi Universitas Sumatera Utara dengan Judul “Tinjauan Atas Good Corporate Governance
Di Indonesia”
e. Jhon Aldrige, Siswanto Sutojo. 2005. good corporate governance. Jakarta : Mulia Pustaka.
emy Pangaribuan. 1994, Perusahaan Kelompok, Seksi Hukum Dagang Fakultas Hukum Universitas
Gadjah mada yogyakarta.
I Nyoman Tjager. 2003. corporate governance. Penerapan dan Kesempatan Bagi Komunitas Bisnis
Indonesia. Jakarta : PT Prenhallindo
Munir Fuady. 2002. hukum Perusahaan, paradigma hukum bisnis. PT. Citra Aditya Bakti: Bandung.
Rodi Dohar Harahap. 2011. “BUMD diantara Ranah Hukum Publik dan Korporasi”, Makalah Asbanda.
Roni Hanitijo S, Rono Soemitro, 1984 Masalah-masalah sosiologi hukum. Bandung: Sinar Baru.
Rustian Kamaludin. 2000, “Peran dan pemberdayaan BUMD dalam rangka peningkatan perekoNomormian
daerah” Makalah disajikan pada saat rapat koordinasi BUMD di Depdagri.
S Thomas Kaihatu. 2006. “good corporate governance dan Penerapannya di Indonesia”. Jurnal
Manajemen Dan Kewirausahaan. Volume 8 Nomormor 1, Maret 2006. Surabaya: Fakultas
ekoNomormi Universitas Kristen Petra.
http://www.depdagri.go.id/news/2012/03/08/bumd-miliki-aset-Rp.343118-triliun diakses [oktober 2012]

134 Yustisia Vol. 3 No. 1 Januari - April 2014 Model Pengelolaan Badan Usaha Milik ....

Das könnte Ihnen auch gefallen