Sie sind auf Seite 1von 11

TINJAUAN PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN

KESEHATAN KERJA (SMK3)


(Studi kasus: Pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah Pekanbaru)
Suci Restu Miswati Jusan1), Hendra Taufik2
1)
Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil, 2)Dosen Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Riau, Pekanbaru 28293
E-mail : suci.restu@student.unri.ac.id / hendra.taufik@lecturer.unri.ac.id

ABSTRACT
Pekanbaru is one of the fastest—growing city in Indonesia in term of construction development. To
support it, government builds the public hospital which is located in Garuda Sakti street Pekanbaru. The
project had more than 100 workers and another 100 workers are working with the heavy equipment so
that can put them in danger and give an high risk for their safety and comfort. To minimizing number
of the accident in the working place and to realization the zero accident, it is require the implementation
of SMK3 in that project. The method in this research is quantitative and univary analysis method and
also descriptive qualitative method. Dissemination of the questionnaire was addressed to 101
construction workers and 20 staff in the project. The Implementation assessment result SMK3 base on
PP No. 50 in 2012 showed 60,13% and classified as GOOD application level. The result of SMK3 audit
assessment in RSUD Pekanbaru is 81,32% and classified as GOOD application level as well. In the
assessment of the audit result found 30 criteria that wasn’t match with the minor and another 1 criteria
wasn’t match with the major criteria. Pursuant to the results of calculation analysis tools and equipment
procurement costs K3 is Rp.78.036.00,00 or 0.002% from the total value of the project contract. Factors
that inhibit the implementation of SMK3 is psychological factors of the workers and the environmental
factors of the project.

Keywords: Hospital Pekanbaru, Zero accident, SMK3, Evaluation, Audit

A. PENDAHULUAN beresiko terhadap keamanan dan kenyamanan


pekerja, untuk memperkecil angka kecelakaan
Kota pekanbaru merupakan kota kerja serta terwujudnya zero accident maka
menuju metropolitan dengan pembangunan dibutuhkan penerapan SMK3 pada proyek
termasuk tertinggi di Indonesia. Kota pembangunan RSUD tersebut. Selain itu,
Pekanbaru berbatasan dengan Kabupaten Siak berdasarkan survey awal di Proyek Rumah
dan Kampar disebelah utara, Kabupaten Sakit Umum Daerah Pekanbaru masih dijumpai
Kampar dan Pelalawan disebelah selatan, beberapa pekerja yang tidak menggunakan alat
Kabupaten Siak dan Pelalawan disebelah timur, pelindung diri (APD) secara lengkap, kemudian
serta Kabupaten Kampar disebelah barat. terdapat beberapa kecelakaan kerja berupa
kecelakaan kecil yang terjadi, maka penulis
Pemerintah Kota Pekanbaru
tertarik untuk melakukan penelitian di proyek
membangun Rumah Sakit Umum Daerah
pembangunan RSUD Pekanbaru tersebut.
Pekanbaru untuk menunjang fasilitas dan
sarana prasarana kesehatan di Kota Pekanbaru. Adapun tujuan yang diharapkan dari
RSUD Pekanbaru berlokasi di Jalan Garuda penelitian ini adalah:
Sakti Km 2, Kecamatan Tampan, Pekanbaru.
1. Menganalisis gambaran pelaksanaan
Proyek yang sedang berjalan ini SMK3 di tiap-tiap komponen penerapan
mempunyai pekerja berjumlah 101 orang, sesuai dengan PP No. 50 Tahun 2012.
dengan jumlah pekerja lebih dari 100 orang 2. Menganalisis faktor-faktor psikologis dan
ditambah dengan pekerjaan di lokasi proyek lingkungan yang mempengaruhi sikap para
yang menggunakan peralatan berat sehingga pekerja dalam penerapan SMK3 serta

Jom FTEKNIK Volume 3 No. 2 Oktober 2016 1


faktor penghambat pekerja dalam alat kerja, bahan, proses pengolahan dan
menerapkan aturan Keselamatan dan lingkungan serta cara-cara melakukan
Kesehatan Kerja (K3) di lingkungan proyek pekerjaan. Teknologi merupakan salah satu
konstruksi. aspek penting sasaran keselamatan kerja
3. Menganalisis pelaksanaan penerapan mengingat bahaya dari penerapan teknologi
Sistem Manajemen Keselamatan dan (Sepang, 2013).
Kesehatan Kerja (SMK3) pada proyek
pembangunan gedung Rumah Sakit Umum Keselamatan dan kesehatan kerja
Daerah Pekanbaru berdasarkan Peraturan menurut (Septiani, 2014) ialah suatu upaya
Pemerintah No. 50 Tahun 2012. guna memperkembangkan kerjasama, sikap
4. Menganalisis % biaya pengadaan sarana saling pengertian, partisipasi efektif dari
peralatan perlengkapan K3 dari total pengusaha dan pengurus dalam tempat – tempat
seluruh biaya proyek konstruksi. kerja untuk bersama–sama melaksanakan tugas
dan kewajiban dibidang keselamatan dan
Beberapa penelitian sebelumnya yang kesehatan kerja serta keamanan guna
membahas tentang Penerapan Sistem melancarkan proses produksi.
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(SMK3) yaitu: (Efpridawati, 2015) dengan B.2 Sistem Manajemen Keselamatan
Hutama Karya sebagai kontraktor proyek dan Kesehatan Kerja (SMK3)
merujuk pada PP No.50 Tahun 2012 dengan
tingkat pencapaian 77,80% dan tergolong (PP No. 50 Th 2012) secara jelas
tingkat penerapan baik. (Rikardo, 2015) dengan menyebutkan bahwa sistem manajemen
PT. Visi Karya Jaya selaku kontraktor proyek keselamatan dan kesehatan kerja yang
merujuk pada PP No.50 Tahun 2012 selanjutnya disingkat SMK3 adalah bagian dari
menghasilkan nilai sebesar 66,57 % dengan sistem manajemen perusahaan secara
tingkat penerapan baik. Hasan (2012) dengan keseluruhan dalam rangka pengendalian risiko
PT. Gading Megah Jaya & PT. Median Cipta yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna
Graha selaku kontraktor pelaksana merujuk terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan
pada Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan produktif. Berdasarkan (PP No. 50 Th 2012)
Transmigrasi No.01/MEN/1980 dengan hasil tersebut disebutkan setiap perusahaan wajib
Penerapan SMK3 Proyek Menara Dang Merdu menerapkan SMK3 diperusahaannya.
Bank Riau Kepri lebih baik dari Proyek The Kewajiban menerapkan K3 di lingkungan
Peak Hotel and Apartement Pekanbaru dimana perusahaan itu berlaku bagi perusahaan yang
nilai perbandingan rata-rata kedua proyek mempekerjakan pekerja/buruh paling sedikit
93,61% dan 59,17%. (Satriyo, 2011) merujuk 100 orang dan perusahaan yang mempunyai
pada PP Menteri PU No.9/PRT/2008 dengan tingkat potensi bahaya yang tinggi.
hasil indeks rata-rata tertinggi yang merupakan
pelaksanaan program K3 yang berpengaruh PP No. 50 Tahun 2012 menjelaskan
terhadap produktivitas proyek ialah pemakaian bahwa tujuan dan penerapan dari SMK3 adalah:
APD dasar dengan indeks rata-rata 1,37.
Penelitian – penelitian diatas tentunya memiliki 1. meningkatkan efektifitas perlindungan
penerapan sistem SMK3 yang berbeda – beda. keselamatan dan kesehatan kerja yang
Berdasarkan hasil dari penelitian tersebut terencana, terukur, terstruktur dan
menunjukkan bahwa penerapan SMK3 sudah terintegrasi,
baik namun belum maksimal. 2. mencegah dan mengurangi kecelakaan
kerja dan penyakit akibat kerja dengan
B. METODOLOGI PENELITIAN melibatkan unsur manajemen,
Adapun metodologi penelitian dapat dilihat pekerja/buruh, serikat pekerja/serikat
dibawah ini. buruh,
3. menciptakan tempat kerja yang aman,
B.1 Keselamatan dan Kesehatan nyaman dan efisien.
Kerja
Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun
Keselamatan kerja merupakan 2012 merupakan standar SMK3 nasional yang
keselamatan yang berhubungan dengan mesin, memiliki langkah penerapan SMK3 yang

Jom FTEKNIK Volume 3 No. 2 Oktober 2016 2


sistematis, pada pasal 6 PP No. 50 Tahun 2012 panas, berisik, alat-alat kerja yang rusak
disebutkan bahwa penerapan SMK3 meliputi dan kurang dirawat dan sebagainya.
sebagai berikut. 2. Tidak mengikuti prosedur kerja yang
1. Penetapan kebijakan K3 berlaku merupakan perilaku dalam bekerja
2. Perencanaan K3 yang keliru.
3. Pelaksanaan Rencana K3 3. Penyebab-penyebab yang berada di luar
4. Pemantauan dan Evaluasi Kinerja K3 jangkauan pemikiran orang yang terlibat di
5. Peninjauan dan Peningkatan Kinerja dalamnya sebagai akibat pengembangan
SMK3. metode kerja.
Audit SMK3 berdasarkan PP No. 50 Beberapa tindakan yang dilakukan
Tahun 2012 dilakukan elemen/kriteria untuk mencegah timbulnya kecelakaan kerja
penilaian sebagai berikut. antara lan:
1. untuk perusahaan besar atau perusahaan 1. melakukan identifikasi terhadap pekerjaan
dengan tingkat risiko tinggi sebanyak 166 yang mengandung risiko,
elemen/kriteria, 2. mengklasifikasikannya sesuai dengan
2. untuk perusahaan sedang atau perusahaan tingkat resiko,
dengan tingkat risiko sedang sebanyak 122 3. melakukan training/pelatihan bagi para
elemen/kriteria, pekerja konstruksi,
3. untuk perusahaan kecil atau perusahaan 4. adanya pengawasan yang lebih intensif
dengan tingkat risiko rendah sebanyak 64 terhadap unit pelaksanaan pekerjaan,
elemen/kriteria. 5. adanya ketersediaan alat perlindungan kerja
yang memadai.
Keberhasilan penerapan Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja B.5 Manajemen Risiko
(SMK3) di tempat kerja dapat diukur menurut
(Joni, 2012) menyebutkan risiko secara
Peraturan pemerintah No.50 Tahun 2012 yaitu
umum didefinisikan sebagai kemungkinan
sebagai berikut.
terjadinya peristiwa diluar apa yang diharapkan.
1. Untuk tingkat pencapaian 0-59 % tingkat
Manajemen risiko adalah organisasi yang
penilaian penerapan Kurang.
bertujuan untuk mengidentifikasi serta
2. Untuk tingkat pencapaian 60-84 % tingkat mengukur risiko dan pengembangan, seleksi
penilaian penerapan Baik. dan pemilihan serta aktifitas yang menangani
3. Untuk tingkat pencapaian 85-100 % tingkat risiko tersebut.
penilaian penerapan Memuaskan.
(Norman & Flagnan, 1993)
B.3 Kecelakaan Kerja menyebutkan resiko-resiko dalam proyek
konstruksi antara lain:
Kecelakaan dapat diartikan sebagai 1. Kegagalan yang terjadi dalam suatu proyek
suatu kejadian yang tidak terencana, tidak untuk memperoleh gambar perencanaan,
diinginkan, tidak diharapkan dan tidak detail perencanaan/izin dengan waktu yang
terkontrol (Hinze, 1997). Kecelakaan tidak tersedia.
selalu menyebabkan luka namun juga dapat 2. Penyelesaian yang gagal sesuai dengan
merusak peralatan dan material yang ada. desain yang sudah ditentukan/penetapan
Perhatian terbesar tertuju pada kecelakaan yang waktu konstruksi.
menyebabkan luka bahkan korban jiwa. 3. Aksi mogok tenaga kerja.
4. Kondisi tanah di proyek yang tak terduga.
B.4 Penyebab dan Upaya Pencegahan 5. Cuaca yang buruk.
Kecelakaan Kerja 6. Kenaikan upah tenaga kerja serta harga
Menurut (Napitupulu, 1989) sebab- bahan material yang tak terduga.
sebab umum kecelakaan kerja adalah sebagai 7. Kecelakaan yang terjadi dilokasi proyek.
berikut: 8. Kerusakan pada struktur akibat metode
kerja yang tidak sesuai.
1. Keadaan lingkungan dan peralatan kerja 9. Kejadian yang tidak terduga seperti banjir,
yang berbahaya, misalnya lantai tempat gempa bumi dan lain lain.
kerja yang licin, suhu ruangan kerja yang 10. Kegagalan dalam menyelesaikan proyek
dengan budget yang telah ditetapkan.

Jom FTEKNIK Volume 3 No. 2 Oktober 2016 3


11. Klaim dari kontraktor akibat keterlambatan B.7 Penentuan Sampel
produksi karena detail desain oleh tim
desain. Jumlah responden yang akan
diwawancarai pada survey kuisioner ditentukan
B.6 Alat Pelindung Diri berdasarkan jumlah total populasi responden
yang ada di proyek pembangunan Rumah Sakit
Alat pelindung diri merupakan Umum Pekanbaru.
peralatan keselamatan (upaya terakhir)
melindungi diri dalam meminimalkan bahaya. Metode yang digunakan dalam
Kewajiban menggunakan APD sudah penelitian ini adalah:
disepakati pemerintah melalui Departemen
Tenaga Kerja Republik Indonesia dengan 1. Metode kuantitatif dan analisis univariat
industri selaku pelaku usaha. Tujuan digunakannya metode ini adalah
untuk mengetahui tingkat keberhasilan
Jenis-jenis alat pelindung diri dan Pelaksanaan Penerapan dan Penetapan
penanggulangannya diantaranya sebagai Kriteria Audit tiap tingkat pencapaian
berikut: penerapan SMK3. Dari metode ini akan
1. Pelindung mata dan wajah (Goggles) diperoleh data berupa jawaban dari pekerja
Pelindung mata dan wajah dibagi menjadi 2 konstruksi, staff proyek dan Top
yaitu perlindungan primer berupa kacamata Management terhadap butir-butir
yang melindungi mata dari obyek yang pertanyaan yang diajukan berdasarkan
beterbangan, pelindung sekunder yang Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012.
merupakan kombinasi pelindung wajah Metode Analisis Univariat merupakan
kacamata atau goggles. analisis terhadap satu variabel yang sudah
2. Pelindung Kepala (Hard Hat) diklasifikasikan berdasarkan kriteria
Safety helmet digunakan untuk melindungi tertentu sehingga diperoleh jumlah dan
kepala dari benda keras, pukulan dan rata-rata persentase. Sedangkan metode
benturan, terjatuh dan terkena arus listrik. kuantitatif merupakan pengukuran
3. Pelindung Tangan (Glove) berdasarkan teori yang sudah ada.
Fungsi utama dari sarung tangan ialah 2 Metode deskriptif kualitatif
sebagai alat pelindung tangan dari luka Metode ini digunakan untuk mengetahui
lecet, luka teriris, melindungi pekerja dari gambaran pelaksanaan penerapan SMK3
bahaya cedera tangan. pada Proyek Pembangunan Gedung Rumah
4. Pelindung telinga (Ear Plug) Sakit Umum Daerah Pekanbaru. Deskriptif
Alat pelindung telinga dibedakan atas jenis merupakan penggambaran terhadap suatu
atenuasinya yaitu pada frekuensi 2800 – permasalahan, dimana metode penelitian
4000 Hz sampai 42 Db (35-45 Db). ini dirancang untuk mengumpulkan
5. Alat Pelindung Pernapasan (Air Filter) informasi tentang situasi atau keadaan yang
APD ini digunakan untuk memberikan sedang terjadi. Kualitatif merupakan cara
perlindungan terhadap sumber-sumber menyajikan suatu permasalahan. Jadi
bahaya seperti kekurangan oksigen, pengertian metode deskriptif kualitatif ialah
pencemaran oleh partikel debu, kabut asap menggambarkan kegiatan berikut
dan uap logam serta pencemaran oleh gas pengelolaan dan penerapan SMK3 pada
atau uap. proyek secara menyeluruh.
6. Alat Pelindung Kaki (Safety Shoes)
Safety Shoes digunakan untuk melindungi Perhitungan nilai pencapaian akan
kaki dari bahaya tertimpa benda berat, dibagi menjadi tiga kategori tingkat sesuai PP
percikan cairan dan tertusuk oleh benda- nomor 50 Tahun 2012, yaitu kategori tingkat
benda tajam. awal, lanjut dan akhir. Perhitungan dengan
7. Pakaian Pelindung (Body Harness) menggunakan Rumus 1 seperti dibawah ini:
ΣNilaiPemenuhan
Penggunaan pakaian pelindung tubuh
166 Kriteria
 100% = Persentase
diwajibkan karena beberapa hal Tingkat Pencapaian (1)
diantaranya: bahan kimia berbahaya,
bahaya berpotensi infeksi, panas yang
sangat kuat, percikan logam panas dan
cairan panas.

Jom FTEKNIK Volume 3 No. 2 Oktober 2016 4


B.8 Analisis Average Index (Nilai C.2 Gambaran Pelaksanaan SMK3 di
Indeks Rata-Rata) Proyek Gedung RSUD Pekanbaru

Tujuan dari melakukan analisa indeks 1. Penetapan Kebijakan K3


rata-rata ialah untuk mengetahui seberapa besar PT. PP (Persero) selaku kontraktor yang
skala rating yang diperoleh dari hasil rata-rata menangani proyek Gedung RSUD Pekanbaru
jawaban dari seluruh responden dengan acuan menerapkan konsep go green dalam
skala rating tertentu. Besaran nilai frekuensi pelaksanaan pembangunan proyeknya. Di
yang muncul dari jawaban responden dalam dalam pembangunan proyek RSUD Pekanbaru
kuisioner erat hubungannya dengan analisa juga dibuat suatu sistem Manajemen
indeks rata-rata ini. Nilai indeks rata-rata (IR) Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3).
tiap variabel dihitung dengan menggunakan SMK3 merupakan wujud komitmen perusahaan
Rumus 2 seperti dibawah ini (Satriyo, 2011): dalam hal ini PT. PP (Persero) untuk

Indeks rata  rata ( IR) 


 a1x1 (2)
meningkatkan efektifitas perlindungan bagi
tenaga kerjanya sehingga tempat kerja yang
 xi aman, nyaman dan produktif dapat terwujud
Dimana: sesuai dengan PP. No 50 Tahun 2012.
a1 = nilai konstanta atau nilai skala ke-i
x = variabel yang diteliti untuk i= 2. Perencanaan K3
1,2,3,4,5,....n Perencanaan K3 disusun dan diteteapkan
berdasarkan kebijakan K3. Perencanaan K3
Tabel klasifikasi berdasarkan skala bertujuan untuk mencapai tujuan dan sasaran
rating pada kuisioner penelitian dapat dilihat K3.
pada Tabel 1 berikut ini. a. Identifikasi Bahaya dan Penilaian Risiko
(IBPR)
Tabel 1. Klasifikasi berdasarkan skala rating IBPR merupakan prosedur terdokumentasi
pada kuisioner penelitian yang mempertimbangkan identifikasi bahaya
dan penilaian resiko. Pihak K3 akan
Nilai Indeks Rata- memberikan solusi atau langkah pengendalian
Skala Rating
Rata behaya berdasarkan hasil penilaian resiko
Sangat Penting 1,00 ≤ IR≤ 1,80 tersebut. Identifikasi bahaya, penilaian dan
pengendalian resiko dilakukan untuk
Penting 1,81 ≤ IR ≤ 2,60 mengetahui seberapa besar potensi bahaya
dilokasi pekerjaan.
Cukup Penting 2,61 ≤ IR ≤ 3.40
b. Aktivitas Pembinaan dan Pelaksanaan K3
Kurang Penting/ 3,41≤ IR ≤ 4,20 di proyek
Aktifitas pembinaan dan keselamatan K3 di
Tidak Penting/ 4,21 ≤ IR ≤ 5,00 proyek berupa Safety Induction, Safety Talk,
(Sumber: Satriyo, 2011) Safety Patrol dan Safety Meeting. Safety
induction dilaksanakan untuk memberikan
C. HASIL DAN PEMBAHASAN pengertian dan pemahaman kepada para pekerja
Adapun hasil dan pembahasan adalah dan staff proyek tentang pentingnya
sebagai berikut: memperhatikan masalah kesehatan dan
keselamatan lingkungan serta kewajiban
C.1 Data Umum Proyek memakai APD di tempat kerja masing-masing
untuk menghindari terjadinya kecelakaan kerja.
Proyek pembangunan RSUD Pekanbaru Saftey talk dilaksanakan untuk memberikan
terletak di Jalan Garuda Sakti Km.2 Pekanbaru. pengertian dan pemahaman kepada para pekerja
Pemilik proyek ini adalah Dinas Kesehatan dan staff proyek tentang masalah keselamatan
Kota Pekanbaru dengan PT. PP (Persero) selaku dan kesehatan lingkungan kerja. Pelaksanaan
kontraktor pelaksana. safety patroll dilakukan bersama dengan para
pelaksana / mandor yang bertujuan untuk dapat
dilakukannya pengontrolan agar para pekerja
mentaati peraturan keselamatan dan pemakaian
APD. Safety meeting dilaksanakan bersama

Jom FTEKNIK Volume 3 No. 2 Oktober 2016 5


dengan seluruh staff proyek, perwakilan 5. Peninjauan dan Peningkatan Kinerja
mandor dan sub kontarktor untuk membahas SMK
masalah masalah penerapan prosedur
keselamatan dan kesehatan kerja yang ada di Peninjauan yang dilakukan terhadap
proyek, kendala yang dihadapi dan solusi yang manajemen perusahaan diantaranya tentang
diambil. evaluasi kepatuhan terhadap persyaratan
peraturan, kinerja K3, pencapaian sasaran K3,
3. Pelaksanaan Rencana K3 komunikasi yang terjalin dengan pihak luar
Pelaksanaan rencana K3 di Proyek berkaitan dengan kritik dan saran yang
RSUD Pekanbaru diantaranya melaksankan membangun, status penyelidikan IBPR serta
safety patrol setiap hari sesuai dengan jadwal persyaratan perundang-undangan yang terkait
yang telah dibuat perusahaan. Safety talk dengan K3.
dilaksanakan seminggu sekali dan materi yang
dibicarakan diantaranya pemakaian alat C.3 Pembahasan Tingkat Penilaian
pelindung diri, aspek keselamatan dalam Keberhasilan Penerapan SMK3
bekerja, pencegahan dan penanggulangan Proyek RSUD Pekanbaru
kebakaran serta kebersihan dan kesehatan. Di
lingkungan proyek juga dilaksanakan safety 1. Pembahasan Tingkat Penilaian
meeting sesuai dengan jadwal yang telah Penerapan SMK3 (Staff Proyek)
ditetapkan dalam rapat koordinasi proyek.
Safety meeting ini membahas akar-akar Dari keseluruhan persentase kusioner
permasalahan yang menyangkut penerapan K3 yang telah ditanyakan kepada para Staff proyek
di lokasi proyek beserta rencana tindak gedung RSUD Pekanbaru tentang sistem
lanjutnya. Akan diberikan teguran dan denda Penerapan SMK3 di atas maka untuk
Rp. 50.000,00 bagi yang tidak mengikuti she mengetahui persentase tertinggi dapat dilihat
meeting. Pekerja yang tidak memakai APD pada Tabel 2 berikut ini:
secara lengkap juga dikenai sanksi
pemberhentian sementara (1 - 2 hari) dari Tabel 2. Hasil Analisa Penerapan SMK3 oleh
perusahaan. Para Staf Proyek.
Rata-
4. Pemantauan dan Evaluasi Kinerja K3 Item
rata
1. Audit Sistem Manajemen Keselamatan dan Penetapan Kebijakan K3 50,9%
Kesehatan Kerja (SMK3) Perencanaan K3 52,1%
Audit SMK3 dilaksanakan secara berkala Pelaksanaan Rencana K3 64,0%
untuk mengetahui keefektifan penerapan Pemantauan dan evaluasi
SMK3. Metode pelaksanaan audit SMK3 57,5%
kinerja K3
dilakukan dengan meninjau, verifikasi dan Peninjauan ulang dan
observasi. Untuk proyek RSUD Pekanbaru 68,3%
Peningkatan Kinerja K3
pelaksanaan audit SMK3 dilaksanakan setiap 3 292,9 %
Total
bulan sekali. Hasil audit tersebut selanjutnya
(Sumber: Hasil Pengolahan Data,2016)
dilaporkan ke Disnaker.
2. Inspeksi Keselamatan dan Kesehatan Kerja Sedangkan diagram hasil analisa
Pemeriksaan atau inspeksi dilaksanakan penerapan sistem SMK3 oleh responden (Staff
oleh petugas yang berkompeten dan berwenang Proyek) dapat dilihat pada Gambar 1 berikut ini.
yang telah memperoleh pelatihan mengenai
identifikasi bahaya. Inspeksi ini berfokus pada
penerapan SMK3 serta bahaya kecelakaan baik
dari pekerja, peralatan kerja dan lingkungan.
3. Tindakan Perbaikan dan Pencegahan
Hasil temuan dari pelaksanaan pemantauan
dan evaluasi kinerja serta audit SMK3 harus
didokumentasikan dan digunakan untuk
tindakan perbaikan dan pencegahan.

Jom FTEKNIK Volume 3 No. 2 Oktober 2016 6


Penetapan
Penetapan Kebijakan k3
kebijaka

23% 17% Perencanaan K3


perncanaan
k3
18% 13%
20% 21%
22% pelaksanaan
24% Pelaksanaan
rencana Rencana k3
21%
pemantauan 21%
dan evaluasi Pemantauan dan
evaluasi kinerja
k3

Gambar 1. Diagram Hasil Analisa Penerapan Peninjauan


Sistem SMK3 oleh Staff Proyek ulang dan
Peningkatan
(Sumber : Hasil Pengolahan Data,2016)
Kinerja SMK3
Berdasarkarkan Gambar 1 diatas Gambar 2. Diagram Hasil Analisa Penerapan
persentase tertinggi untuk penilaian penerapan Sistem SMK3 oleh Pekerja Proyek
SMK3 oleh staff proyek terdapat pada bagian (Sumber : Hasil Pengolahan Data,2016)
peninjauan ulang dan peningkatan kinerja K3
yaitu sebesar 23%. Hal ini menunjukkan bahwa Berdasarkan Gambar 2 diatas dapat
peninjauan penting dilakukan untuk menjamin dilihat bahwa persentase tertimggi untuk
kesesuaian dan efektifitas penerapan SMK3. penilaian penerapan sistem SMK3 oleh pekerja
Peninjauan dan peningkatan kinerja juga proyek terdapat pada elemen Pemantauan dan
dilakukan sebagai tindakan perbaikan baik Evaluasi Kinerja K3 yaitu sebesar 24%. Hal ini
dalam hal hasil kajian kecelakaan kerja, menunjukkan bahwa perusahaan berkomitmen
perubahan struktur oraganisasi pekerjaan, untuk melakukan pemantauan dan evaluasi
adanya pelaporan maupun masukan dari kinerja K3 sesuai dengan peraturan perundang-
pekerja proyek itu sendiri. undangan yang berlaku. Dengan adanya
pemantauan dan evaluasi diharapkan sasaran
2. Pembahasan Tingkat Penilaian dan tujuan penerapan K3 dapat tercapai.
Penerapan SMK3 (Pekerja Proyek)
C.4 Pembahasan Hasil Penelitian
Dari keseluruhan persentase kuisioner untuk Tingkat Penerapan SMK3
yang telah ditanyakan kepada para pekerja Untuk mengetahui seberapa besar nilai
tentang sistem Penerapan SMK3 di atas maka kategori tingkat penerapan SMK3 yang sesuai
untuk mengetahui persentase tertinggi dapat dengan Undang-Undang No. 50 Tahun 2012.
dilihat pada Tabel 3 berikut ini: Hasil analisa data diperoleh dari hasil rata-rata
Tabel 3. Hasil Analisa Penerapan SMK3 oleh nilai jawaban seluruh responden dengan
Para Pekerja Proyek menggunakan rumus ukuran pemusatan. Hasil
Rata- analisa dapat dideskripsikan sebagai berikut.
Item
rata
Penetapan Kebijakan k3 65% 1. Total Hasil Analisa Penetapan
Kebijakan K3
Perencanaan K3 64,07%
Pelaksanaan Rencana k3 62,97% Jumlah distribusi responden untuk
Pemantauan dan evaluasi penetapan kebijakan K3 oleh staff proyek dapat
75,25% dilihat pada Tabel 4.26 yaitu sebesar 50,9%.
kinerja k3
Peninjauan ulang dan Sedangkan jumlah distribusi responden untuk
penetapan kebijakan K3 oleh pekerja proyek
Peningkatan Kinerja 41,25%
yaitu sebesar 65%.
SMK3
Total 308,70% Total Rata-rata Penetapan Kebijakan k3 =
50,9% + 65%
(Sumber: Hasil Pengolahan Data,2016) 2
= 57,95%

Jom FTEKNIK Volume 3 No. 2 Oktober 2016 7


Pekanbaru dapat diketahui dengan perhitungan
2. Total Hasil Analisa Perencanaan K3 sebagai berikut.
TotalRata-rata
Jumlah distribusi responden untuk 57,95% + 58,08%+63,48%+66,37%+54,77%
= 5
perencanaan K3 oleh staff proyek dapat dilihat
pada Tabel 4.26 yaitu sebesar 52,1%. = 60,13 %
Sedangakan jumlah distribusi responden untuk
perancanaan K3 oleh pekerja proyek yaitu C.5 Pembahasan Hasil Penelitian
sebesar 64,07%. untuk Penilaian Hasil Audit
52,1%+ 64,07%
Total Rata-rata Perencanaan K3 = Kuisioner yang berisikan mengenai
2
= 58,08% penetapan kriteria audit tiap tingkat pencapaian
penerapan SMK3 oleh responden yaitu Top
3. Total Hasil Analisa Pelaksanaan Management yang mempunyai wewenang
Rencana K3 dalam membuat kebijakan K3 proyek
pembangunan Gedung RSUD Pekanbaru. Di
Jumlah distribusi responden untuk dalam kuisioner tersebut ditanyakan beberapa
pelaksanaan rencana K3 oleh staff proyek dapat item tentang kriteria audit berdasarkan PP. No.
dilihat pada Tabel 4.26 yaitu sebesar 64%. 50 Tahun 2012 yang memuat 12 kriteria induk
Sedangkan jumlah distribusi responden untuk kemudian berkembang menjadi 166 kriteria.
pelaksanaan rencana K3 oleh pekerja proyek Kriteria induk tersebut terdiri atas 3 tingkatan
yaitu sebesar 62,97%. yaitu: Penilaian Tingkat Awal, Penilaian
Tingkat Transisi dan Penilaian Tingkat Lanjut.
Total Rata-rata Pelaksanaan Rencana K3
64% + 62,97% Dari hasil checklist Kusioner,
= 2
= 63,48%
dilakukan perhitungan penilaian hasil Audit
4. Total Hasil Analisa Pemantauan dan SMK3 berdasarkan PP Nomor 50 Tahun
Evaluasi Kinerja K3 2012 berdasarkan levelnya. Didapatkan
hasil sebgai berikut:
Jumlah distribusi responden untuk
pemantauan dan evaluasi kinerja K3 oleh staff
proyek dapat dilihat pada Tabel 4.26 yaitu 1. Kategori Tingkat Awal
sebesar 57,5%. Sedangkan jumlah distribusi Total Sesuai : 51 Kriteria
responden untuk pemantauan dan evaluasi Total Tidak Sesuai Mayor : 1 Kriteria
kinerja K3 oleh pekerja proyek yaitu sebesar Total Tidak Sesuai Minor : 12 Kriteria
75,25%. 51
Tingkat Pencapaian : 64  100% = 79,69%
Total Rata-rata Pemantauan dan Evaluasi 1
57,5% + 75,25%
Persentase (Mayor) : 64100% = 1,56%
Kinerja K3= = 66,37% 12
2 Persentase(Minor) :  100% = 18,75%
64
5. Total Hasil Analisa Peninjauan dan Tingkat Penerapan : BAIK
Peningkatan Kinerja SMK3
Kemudian tingkat penerapan SMK3
Jumlah distribusi responden untuk untuk kategori tingkat awal disajikan dalam
peninjauan dan peningkatan kinerja SMK3 oleh bentuk diagram pie chart seperti pada Gambar
staff proyek yaitu sebesar 68,3%. Sedangkan 3 berikut ini.
jumlah distribusi responden untuk peninjauan
dan peningkatan kinerja SMK3 oleh pekerja
proyek yaitu sebesar 41,25%.
Total Rata-rata Peninjauan dan Peningkatan
68,3% + 41,25%
Kinerja SMK3 = 2

= 54,77%
Maka keberhasilan penerapan SMK3
pada proyek pembangunan Gedung RSUD

Jom FTEKNIK Volume 3 No. 2 Oktober 2016 8


Kategori Tingkat Awal 3. Kategori Tingkat Lanjutan
Total Sesuai : 135 Kriteria
Total Tidak Sesuai Mayor : 1 Kriteria
19% Total Tidak Sesuai Minor : 30 Kriteria
135
Tingkat Pencapaian:  100% = 81,32%
166
1
Sesuai Persentase (Mayor) : 166  100% = 0,60%
35
Ketidaksesuaian Persentase (Minor) : 166  100% = 18,07%
1% Mayor Tingkat Penerapan : BAIK
Ketidaksesuaian
Minor
Kemudian tingkat penerapan SMK3
80% untuk kategori tingkat lanjutan disajikan dalam
bentuk diagram pie chart seperti pada Gambar
5 berikut ini.

Gambar 3. Diagram Hasil Analisa Kriteria


Audit Tingkat Awal
(Sumber : Hasil Pengolahan Data,2016)
Kategori Tingkat Lanjutan

2. Kategori Tingkat Transisi

Total Sesuai : 99 Kriteria


1% 18% Kesesuaian
Total Tidak Sesuai Mayor : 1 Kriteria
81% Ketidaksesuaian
Total Tidak Sesuai Minor : 22 Kriteria
99 Mayor
Tingkat Pencapaian : 122  100% = 81,15%
1 Ketidaksesuaian
Persentase (Mayor) :  100% = 0,81% Minor
122
18
Persentase (Minor) :  100% = 18,03%
122
Tingkat Penerapan : BAIK

Kemudian tingkat penerapan SMK3


untuk kategori tingkat transisi disajikan dalam Gambar 5. Diagram Hasil Analisa Kriteria
bentuk diagram pie chart seperti pada Gambar Audit Tingkat Lanjutan
(Sumber : Hasil Pengolahan Data,2016)
4 berikut ini.
C.6 Pembahasan Faktor-Faktor yang
Kategori Tingkat Transisi Menghambat Penerapan SMK3
18% Sesuai Berdasarkan hasil analisa terhadap
penilaian penerapan SMK3 di proyek
1% pembangunan Gedung RSUD Pekanbaru, untuk
hasil penilaian kuisioner yang ditujukan kepada
Ketidak pekerja proyek terdapat beberapa variabel yang
sesuaian menjadi faktor penghambat dalam penerapan
Mayor SMK3 di proyek tersebut yaitu:
Ketidaksesua 1. Faktor psikologi: pekerja sering mengalami
ian Minor kelelahan dalam bekerja, pekerja berada
81%
dibawah tekanan dalam mengejar batas
waktu.
2. Faktro lingkungan: lingkungan proyek
Gambar 4. Diagram Hasil Analisa Kriteria semrawut dan pengaruh kabut asap.
Audit Tingkat Transisi Berdasarkan persentase diatas
(Sumber : Hasil Pengolahan Data,2016) dijabarkan beberapa hal yang menjadi

Jom FTEKNIK Volume 3 No. 2 Oktober 2016 9


penghambat penerapan SMK3 pada mengevaluasi kinerja K3 maka
pembangunan gedung RSUD Pekanbaru yang dilakukan Audit Sistem Manajemen
dapat dilihat pada Gambar 6 sebagai berikut: Keselamatan dan Kesehatan Kerja,
inspeksi dan tindakan perbaikan.
6% e. Peninjauan dan peningkatan kinerja
17%
SMK3: Hal ini untuk menjamin
kesesuaian dan kefektifan yang
18% berkesinambungan terhadap
penerapan SMK3.
59% 2. Berdasarkan hasil kuisioner responden
terhadap faktor lingkungan dan psikologi
pekerja , maka faktor-faktor yang
menghambat penerapan yaitu SMK3 adalah
sebagai berikut.
kelelahan saat bekerja a. Faktor psikologi: pekerja sering
Lingkungan proyek semrawut mengalami kelelahan dalam
bekerja (17%) dan pekerja sering
Kabut asap berada dibawah tekanan dalam
Tekanan terhadap waktu mengejar batas waktu (6%).
b. Faktor lingkungan: Lingkungan
Gambar 6. Diagram Faktor-Faktor yang
proyek semrawut (18%) dan
Menghambat Penerapan SMK3
pengaruh kabut asap (59%).
(Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2016)
3. Hasil penilaian Penerapan SMK3
D. KESIMPULAN DAN SARAN berdasarkan PP Nomor 50 Tahun 2012
menunjukkan pencapaian 60,13% dan
D.1 Kesimpulan digolongkan Tingkat Penerapan BAIK.
Hasil penilaian audit SMK3 Proyek
Berdasarkan hasil penelitian yang telah Gedung RSUD Pekanbaru yaitu 81,32%
dilakukan di Proyek Pembangunan Gedung dan tergolong tingkat penerapan BAIK.
RSUD Pekanbaru, maka dapat diambil Didalam penilaian hasil audit ditemukan 30
kesimpulan sebagai berikut. kriteria tidak sesuai minor dan 1 kriteria
1. Gambaran pelaksanaan SMK3 pada tidak sesuai mayor.
pembangunan Gedung RSUD Pekanbaru 4. Berdasarkan analisa hasil perhitungan
memiliki beberapa program yang biaya pengadaan dan peralatan K3, maka
mencakup kriteria PP No. 50 Tahun 2012 total seluruh biaya pengadaan peralatan K3
diantaranya: yaitu Rp.78.036.00,00 atau 0,002% dari
a. Kebijakan K3: Penetapan kebijakan total keseluruhan nilai kontrak proyek.
yang dilakukan oleh perusahaan sudah
BAIK. Setiap kebijakan yang D.2 Saran
ditetapkan juga sudah disebarluaskan 1. Manajemen Perusahaan mempertahankan
kepada staff proyek, pekerja maupun dan lebih meningkatkan lagi penerapan
tamu perusahaan. SMK3 di lingkungan kerjanya sesuai
b. Perencanaan K3: Perencanaan K3 dengan syarat dan peraturan perundang-
yang telah dilakukan mencakup: undangan yang berlaku.
identifikasi bahaya dan penilaian 2. Pekerja diharapkan mematuhi aturan K3
risiko (IBPR), aktivitas pembinaan dan yang berlaku seperti taat memakai APD
pelaksanaan K3 di proyek (safety talk, saat bekerja.
safety induction, safety meeting, safety 3. Pekerja diharapkan lebih meningkatkan
patrol). pemahamannya mengenai program K3
c. Pelaksanaan rencana K3: Program- yang diberlakukan di lingkungan proyek.
program K3 yang telah dibuat 4. Perlu dilakukan pengawasan yang lebih
perusahaan sudah diikuti oleh staff baik terhadap penerapan SMK3 yang
proyek maupun pekerja. diberlakukan di lingkungan proyek.
d. Pemantauan dan evaluasi kinerja K3:
Untuk mengukur, memantau dan

Jom FTEKNIK Volume 3 No. 2 Oktober 2016 10


DAFTAR PUSTAKA Kesehatan kerja (SMK3) Terhadap
Peningkatan Produktivitas Pekerja.
Sepang, B. A. (2013). Manajemen Risiko Pekanbaru: Universitas Riau: Skripsi
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Teknik Sipil.
(K3) Pada Proyek Pembangunan Ruko
Orlens Fashion. Manado: Universitas
Sam Ratulangi: Jurnal Teknik Sipil.

Septiani, D. R. (2014). Persepsi Tenaga Kerja


Tentang Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(SMK3) dan Pedoman Penerapan
SMK3 di PT Barata Indonesia
(Persero) Unit Usaha Mandiri Tegal.
Semarang: Universitas Diponegoro:
Jurnal Teknik Sipil.

Hinze. (1997). Construction Safety. New


Jersey, USA: Practice Hall Inc.

PP No. 50 Th 2012. Penerapan Sistem


Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja. Jakarta.

Napitupulu. (1989). Keselamatan Kerja


Terpadu Dalam Sistem Manajemen,
Modul III. Jakarta: Institut Manajemen
Proteksi Indonesia: GBMPE.

Norman, G., & Flagnan, R. (1993). Risk


Management and Construction.
London: Universitas Cambridge:
Universitas Press, Blackwell Science.

Joni, I. G. (2012). Resiko Manajemen Proyek.


Denpasar: Universitas Udayana: Jurnal
Ilmial Teknik Sipil Vol 16 No. 1.

Satriyo. (2011). Tingkat Penerapan Manajemen


Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(SMK3) Terhadap Peningkatan
Produktivitas Pekerja Konstruksi.
Pekanbaru: Universitas Riau: Skripsi
Teknik Sipil.

Efpridawati, N. (2015). Tinjauan Penerapan


Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (SMK3) Pada Proyek
Pembangunan Gedung (Studi Kasus
Gedung Telkomsel Pekanbaru).
Pekanbaru: Universitas Riau: Skripsi
Teknik Sipil.

Rikardo, A. (2015). Tingkat Penerapan


Manajemen Keselamatan dan

Jom FTEKNIK Volume 3 No. 2 Oktober 2016 11

Das könnte Ihnen auch gefallen