Sie sind auf Seite 1von 9

MENARA Ilmu Vol. XII No.

4 April 2018

PERBEDAAN WAKTU PEMBERIAN TERAPI MUSIK KLASIK (MOZART)


TEHADAP TINGKAT NYERI HAID (DISMENORHE)
PADA REMAJA PUTRI

Firsty Ayu Paramitha

STIKes Fort De Kock Bukittinggi


firstyayuparamitha291@gmail.com

ABSTRACT

Dismenorhe is a pain that is felt in the stomach, derived from cramp the uterus and occurs
during menstruation.One therapy non pharmacological is intervention therapy classical music
(mozart).The purpose of this research is to see perbedaanwaktu the provision of therapy classical
music (mozart) on the level of painful menstruation dismenorhe in reamaja daughter. Design this
research is his experiments with rancangn static group compariman.To technique the sample done
by is purposive sampling, with total sample is as many as 30 people.Population adolescent girls
that experienced dismenorhe in sman 1 vii the koto sei.sarik. Pain dismenorhe data collected by
using lemblembar ceklis mankoski. Of the test statistics use anova obtained rata-rata value in the
control the rate of the painful menstruation 7.75 .Rata-rata the painful menstruation after done
therapy classical music (mozart) for 10 minutes is 6.55 , for 20 minutes is 6.05 , . for 30 minutes
is 4.95 worth pvalue 0.000. Based on the results of above can be concluded that the therapy
classical music (mozart) 30 minutes more effective against the decline in pain menstruation in
adolescent girls.Advice research is expected adolescent girls start to do therapy classical music
(mozart) to reduce pain dismenorhe without medication pharmacological.

Keywords: Classical Music (Mozart), Menstrual Pain (Dismenorhe)

PENDAHULUAN
Angka Kejadian Dismenorhe di dunia sangat tinggi. Menurut data dari WHO didapatkan
kejadian sebesar 1.769.425 jiwa (90%) wanita yang mengalami dismenorhe dengan 10-15%
mengalami dismenorhe berat. Rata-rata lebih dari 50% perempuan di setiap negara mengalami
dismenore. Di Amerika angka presentasenya diperkirakan sekitar 45-90% perempuan mengalami
dismenorhe, dengan rincian 12% mengalami dismenorhe berat, 37% mengalami dismenore
sedang, dan 49% mengalami dismenorhe ringan, yang mengakibatkan 14% dari siswa dinegara
tersebut tidak hadir ke sekolah karena mengalami dismenorhe. Selain ketidakhadiran siswa
disekolah, dismenorhe ini juga berdampak pada kerugian ekonomi negara Amerika Serikat tiap
tahun yang diperkirakan mencapai 600 juta jam kerja dan dua miliar dolar.
Angka kejadian nyeri menstruasi di dunia sangat besar. Lebih dari 50% perempuan di setiap
Negara mengalami nyeri menstruasi.Hasil Sensus Penduduk tahun 2010 menunjukkan bahwa
jumlah penduduk Indonesia yaitu sebesar 237.641.326 jiwa, dan 63,4 juta atau 27% di antaranya
adalah remaja umur 10-24 tahun (Sensus Penduduk, 2010).Di Indonesia angka kejadian
dismenorhe sebesar 107.673 jiwa (64,25%), yang terdiri dari 59.671 jiwa (54,89%) mengalami
dismenorhe primer dan 9.496 jiwa (9,36%) mengalami dismenorhe sekunder (Info Sehat, 2010).
Berdasarkan hasil penelitian Pusat Informasi Dan Konseling Kesehatan Reproduksi Remaja (PIK-
KRR) diIndonesia yang dilakukan pada tahun 2009, didapatkan angka kejadian dismenorhe terdiri
ISSN 1693-2617 LPPM UMSB
E-ISSN 2528-7613
47
MENARA Ilmu Vol. XII No. 4, April 2018

dari 72,98% mengalami dismenorhe primer, dan 27,11% mengalami disminorhe sekunder
sedangkan angka kejadian dismenorhe mencapai 45-95% dikalangan usia produktif (Proverawati
& Misaroh,2009:83).
Kesehatan reproduksi adalah keadaan sejahtera secara utuh, fisik, mental, dan sosial yang
berkaitan dengan reproduksi (Kusmiran, 2011:57). Berdasarkan kriteria WHO, remaja adalah
mencakup individu dengan usia sepuluh sampai sembilan belas tahun, sedangkan defenisi remaja
menurut Survei Kesehatan Reproduksi Remaja Indonesia adalah perempuan dan laki- laki yang
belum kawin berusia lima belas sampai dua puluh empat tahun (DepKes RI,2007). Jika nyeri haid
terlalu berlebihan maka kesehatan reproduksi wanita tersebut akan terganggu atau kesehatan
reproduksinya tidak normal.
Menarche merupakan tanda awal masuknya seorang perempuan dalam masa reproduksi.
Rata-rata usia menarche pada umumnya adalah 12,4 tahun. Berdasarkan data dari National Health
and Nutrition Examination Survey (NHANES), umur rata-rata menarche (menstruasi pertama)
pada anak remaja di Indonesia yaitu 12,5 tahun dengan kisaran 9-14 tahun. Menarche dapat
terjadi lebih awal pada usia 9-10 tahun atau lebih lambat pada usia 17 tahun. Hasil Riskesdas
menunjukkan bahwa berdasarkan laporan responden yang sudah mengalami haid, rata-rata usia
menarche di Indonesia adalah 13 tahun (20,0%) dengan kejadian lebih awal pada usia kurang dari
9 tahun dan ada yang lebih lambat sampai 20 tahun serta 7,9% tidak menjawab/lupa. Terdapat
7,8% yang melaporkan belum haid. Secara nasional rata-rata usia menarche 13-14 tahun terjadi
pada 37,5% anak Indonesia (Riset Kesehatan Dasar, 2010).
Pada saat menstruasi, wanita kadang mengalami nyeri. Sifat dan tingkat rasa nyeri bervariasi,
mulai dari yang ringan hingga yang berat. Kondisi tersebut dinamakan dismenorhe, yaitu keadaan
nyeri yang hebat dan dapat mengganggu aktivitas sehari- hari. Dismenorhe merupakan suatu
fenomena simptomatik meliputi nyeri abdomen, kram, dan sakit pinggang (Kusmiran, 2011:112).
Terapi musik adalah salah satu terapi yang tekniknya menggunakan musik sebagai alat terapi
untuk memperbaiki, memelihara keadaan mental fisik dan emosi. Musik memang sangat
mempengaruhi kehidupan manusia. Apalagi musik memiliki komponen penting yakni beat, ritme,
dan harmoni. Beat atau ketukan mempengaruhi tubuh, ritme mempengaruhi jiwa sedangkan
harmoni mempengaruhi roh.
Waktu yang ideal untuk melakukan mendengarkan musik selama kurang lebih 30 menit
hingga satu jam tiap hari, namun jika tidak memiliki waktu yang cukup 10 menit juga bisa
menjadi efektif, karena selama waktu 10 menit musik telah membantu pikiran seseorang
beristirahat.Berdasarkan teori hormonal, nyeri menstruasi didapatkan adanya peningkatan kadar
PGE dan PGE2α didalam darahnya, yang akan merangsang miometrium sehingga terjadi
peningkatan kontraksi dan disritmi dari uterus. Akibatnya akan terjadi penurunan aliran darah dan
oksigen ke uterus dan akan mengakibatkan iskemia. Di kecamatan VII Koto Sungai Sarik terdapat
2 buah sekolah SMA yaitu SMAN I VII Koto Sei.Sarik dan SMAN II VII Koto Sei.Sarik Kab
Padang Pariaman. Pada SMAN I VII Koto Sei.Sarik didapatkan jumlah siswi kelas X sebanyak
110 siswi sedangkan pada SMAN II VII Koto Sei.Sarik didapatkan jumlah siswi kelas X
sebanyak 100 siswi.
Hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti Pada tanggal 20 Januari 2017 melalui
wawancara dan tanya jawab terhadap 10 orang siswi SMAN I VII Koto Sei.Sarik kelas X,
mengatakan mereka mengalami nyeri pada saat haid, dan dari 10 siswi tersebut tidak mengetahui
cara mengurangi nyeri dismenore tersebut, dan mereka cenderung membiarkan nyeri tersebut
sehingga seringkali mengganggu aktivitas sehari- hari. Jika nyeri haid dibiarkan saja maka
LPPM UMSB ISSN 1693-2617
E-ISSN 2528-7613
48
MENARA Ilmu Vol. XII No.4 April 2018

aktivitas siswi tersebut akan ternganggu dan siswi itu bisa tidak masuk sekolah akibat nyeri haid
yang tidak diatasi. Fenomena yang terjadi dilapangan yaitu banyak siswi Di SMAN I VII Koto
Sei.Sarik dan SMAN II VII Koto Sei.Sarik Kab.Padang Pariaman kurang mengetahui tentang
terapi musik klasik bisa menghilangkan rasa nyeri haid (Dismenorhe). Oleh sebab itu peneliti
ingin meneliti tentang perbedaan terapi musik klasik terhadap tingkat nyeri haid (Dismenorhe)
pada remaja putri kelas X.
Keunggulan dari terapi musik klsik ini adalah lebih murah, tidak melukai siswi, tidak ada
efek samping, penerapannya luas, bisa diterapkan pada klien yang tidak bisa diterapkan terapi
secara fisik untuk menurunkan nyeri. Sedangkan manfaat dari terapi musik ini adalah relaksasi,
mengistirahatkan tubuh, meningkatkan kecerdasan, meningkatkan motivasi, pengembangan diri,
meningkatkan kemampuan mengingat, kesehatan jiwa, mengurangi rasa sakit. Hasil penelitian
yang dilakukan oleh Dera Oktavia Liandary (2015) pada tanggal 9 januari 2015 terhadap siswi
kelas X yang berjumlah 196 orang siswi melalui pengisian angket di SMAN 1 Pontianak,
didapatkan jumlah siswi yang mengalami dismenorhe sebanyak 174 orang dengan prevalensi
kejadian 78 orang (45%) mengalami nyeri ringan, 72 orang (41 %) mengalami nyeri sedang, 17
orang (10%) mengalami nyeri berat terkontrol dan 7 orang (4%) mengalami nyeri berat tidak
terkontrol. Jadi rata-rata dari remaja putri yang mengalami dismenore di SMAN 1 Pontianak,
mengalami nyeri ringan dan nyeri sedang. Hasil wawancara yang dilakukan peneliti pada tanggal
9 januari 2015 dengan wakil kepala sekolah SMA Negeri 1 Pontianak didapatkan bahwa sering
sekali siswi ketika menstruasi ijin untuk meninggalkan pelajaran dan beristirahat di UKS dengan
alasan dismenorhe dan hasil wawancara peneliti pada tanggal 9 maret 2015 kepada 5 siswi kelas
X di SMA Negeri 1 Pontianak didapatkan bahwa 3 siswi mengatakan mengalami dismenorhe dan
dismenore ini mengganggu aktivitas sehari- hari dan membuat konsentrasi belajar mereka
terganggu karena harus menahan nyeri ketika belajar.
Berdasarkan data survey awal yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 31 maret 2017 di
SMAN I VII Koto Sei.Sarik dan SMAN II VII Koto Sei.SarikKab.Padang Pariaman. Pada SMAN
I VII Koto Sei.Sarik didapatkan jumlah siswi kelas X sebanyak 110 siswi sedangkan pada SMAN
II VII Koto Sei.Sarik didapatkan jumlah siswi kelas X sebanyak 100 siswi. 10 orang siswi SMAN
I VII Koto Sei.Sarik kelas X, mengatakan mereka mengalami nyeri pada saat haid, dan dari 10
siswi tersebut tidak mengetahui cara mengurangi nyeri dismenore tersebut, dan mereka cenderung
membiarkan nyeri tersebut sehingga seringkali mengganggu aktivitas sehari-hari. Berdasarkan
latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian
tentang apakah ada perbedaan waktu pemberian terapi musik klasik terhadap tingkat nyeri haid
pada remaja putri siswi SMAN I VII Koto Sei.Sarik Kab.Padang Pariaman tahun 2017.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah eksperimen dengan desain penelitian Ststistik Group Compariman.
Pada rancangan ini ada kelompok pebanding (kontrol), tetapi paling tidak sudah dilakukan
observasi pertama pretest (kontrol) yang memungkinkan peneliti dapat menguji perubahan-
perubahan yang terjadi setelah adanya eksperimen (program).

ISSN 1693-2617 LPPM UMSB


E-ISSN 2528-7613
49
MENARA Ilmu Vol. XII No. 4, April 2018

HASIL PENELITIAN
Analisis Univariat
1. Rata-rata tingkat nyeri haid sesudah dilakukan terapi musik klasik (mozart) selama 10 menit.
Tabel 1
Rata-rata tingkat nyeri haid sesudah dilakukan terapi musik klasik
(mozart) selama 10 menit.

Waktu n Mean Std.


Deviation

10 menit 10 6.55 1.641

Berdasarkan hasil analisa Tabel 1 didapatkan rata-rata tingkat nyeri haid sesudah
dilakukan terapi musik klasik (mozart) selama 10 menit adalah 6.55 dengan standar deviasi
1.641.

2. Rata-rata tingkat nyeri haid sesudah dilakukan terapi musik klasik (mozart) selama 20 menit.

Tabel 2
Rata-rata tingkat nyeri haid sesudah dilakukan terapi musik
klasik (mozart) selama 20 menit.

Waktu n Mean Std.


Deviation

20 menit 10 6.05 1.848

Berdasarkan hasil analisa tabel 5.2 didapatkan rata-rata tingkat nyeri haid sesudah
dilakukan terapi musik klasik (mozart) selama 20 menit adalah 6.05 dengan standar deviasi
1.848.

3. Rata-rata tingkat nyeri haid sesudah dilakukan terapi musik klasik (mozart) selama 30 menit.

Tabel 3
Rata-Rata Tingkat Nyeri Haid Sesudah Dilakukan
Terapi Musik Klasik (mozart) Selama 30 Menit.

Waktu n Mean Std.


Deviation

30 menit 10 4.95 1.480

Berdasarkan hasil analisa tabel 3 didapatkan rata-rata tingkat nyeri haid sesudah dilakukan
terapi musik klasik (mozart) selama 30 menit adalah 4.95 dengan standar deviasi 1.480.

LPPM UMSB ISSN 1693-2617


E-ISSN 2528-7613
50
MENARA Ilmu Vol. XII No.4 April 2018

4. Rata-rata tingkat nyeri haid pada kelompok kontrol

Tabel 4
Rata-rata tingkat nyeri haid pada kelompok kontrol

Waktu n Mean Std.


Deviation

Kontrol 30 7.75 1.897

Berdasarkan hasil analisa tabel 4 pada kelompok kontrol didapatkan rata-rata tingkat nyeri
haid adalah 7.75 dengan standar deviasi 1.897.

Analisis Bivariat
1. Perbedaan Efektifitas Waktu Pemberian Terapi Musik Klasik (Mozart) Terhadap Tingkat
Nyeri Haid (Dismenorhe) Pada Remaja Putri Siswi Kelas X Di SMAN 1 VII Koto Sei.Sarik
Kab.Padang Pariaman Tahun 2017

Tabel 5
Perbedaan Efektifitas Waktu Pemberian Terapi Musik Klasik (Mozart) Terhadap Tingkat Nyeri Haid
(Dismenorhe) Pada Remaja Putri Siswi Kelas X Di SMAN 1
VII Koto Sei.Sarik Kab.Padang Pariaman
Tahun 2017

Waktu n Rerata ±s.b Pvalue

10 menit 20 menit 10 -1.69±2.69 1.000


30 menit -.59±3.79 .302
Kontrol -2.99±.59 .428

20 menit 10 menit 10 -2.69±1.69 1.000


30 menit -1.09±3.29 1.000
Kontrol -3.49±0.9 .071
30 menit 10 menit 10 -3.79±.59 .302
20 menit -3.29±1.09 1.000
Kontrol -4.59±1.01 .000
Kontrol 10 menit 30 -.59±2.99 .428
20 menit -.09±3.49 .071
30 menit 1.01±4.59 .000

Hasil analisa tabel 5 setelah dilakukan uji statistik didapatkan P =0.000. Hal ini berarti P
Value lebih kecil dari nilai α = 0,05 sehingga Ho ditolak dan Ha diterima, artinya bahwa ada
perbedaan efektifitas waktu pemberian terapi musik klasik (mozart) terhadap tingkat nyeri haid
(dismenorhe) pada remaja putri siswi kelas X Di SMAN 1 VII Koto Sei.Sarik Kab.Padang
Pariaman Tahun 2017.Setelah dilakukan uji statistik lanjut maka didapatkan ada perbedaan atau
lebih efektif apabila terapi musik klasik (mozart) didengarkan selama 30 menit.

ISSN 1693-2617 LPPM UMSB


E-ISSN 2528-7613
51
MENARA Ilmu Vol. XII No. 4, April 2018

PEMBAHASAN
A. Analisis Univariat
1. Rata-rata tingkat nyeri haid sesudah dilakukan terapi musik klasik (mozart) selama 10
menit.
Berdasarkan hasil analisa Tabel 1 didapatkan rata-rata tingkat nyeri haid sesudah
dilakukan terapi musik klasik (mozart) selama 10 menit adalah 6.55 dengan standar deviasi
1.641. Terapi musik adalah salah satu terapi yang tekniknya menggunakan musik sebagai alat
terapi untuk memperbaiki, memelihara keadaan mental fisik dan emosi. Musik memang
sangat mempengaruhi kehidupan manusia. Untuk salah satu contoh musik klasik yaitu musik
mozart, Hadiyanto dalam Ima (2010) mengemukakan beberapa hal dalam melaksanakan terapi
musik, yaitu menggunakan headset dan durasi waktu satu kali pemutaran maksimal 1 jam.
Menurut campbell (2001) waktu untuk melakukan mendengarkan musik selama 10 menit juga
bisa, karena 10 menit musik telah membantu pikiran seseorang beristirahat atau rileks dan
telah membawa perubahan.
Penelitian lain yang dilakukan oleh Dwiyani (2013), yang menyatakan bahwa dari 10
orang responden dalam penelitian tersebut responden yang mengalami nyeri haid sedang 5
orang (50%), yang mengalami nyeri haid ringan 4 orang (40%), dan yang mengalami nyeri
haid berat 1 orang (10%).
Menurut asumsi peneliti, telah dilakukan terapi musik klasik (mozart) pada siswi yang
mengalami nyeri haid didapat hasil adanya penurunan rata-rata nyeri haid. Namun
penurunannya sangat sedikit karena waktu yang diberikan untuk mendengarkan musik klasik
(mozart) tersebut terlalu singkat maka hasilnya kurang maksimal atau kurang efektif.

2. Rata-rata tingkat nyeri haid sesudah dilakukan terapi musik klasik (mozart) selama 20
menit.
Berdasarkan hasil analisa Tabel 2 didapatkan ra ta-rata tingkat nyeri haid sesudah
dilakukan terapi musik klasik (mozart) selama 20 menit adalah 6.05 dengan standar deviasi
1.848. Secara nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri, salah satunya dengan teknik
distraksi. Adapun teknik distraksi yang paling efektif untuk mengurangi nyeri adalah
meendengarkan musik. Kita mungkin sudah tidak asing lagi dengan musik Mozart,
kemampuannya untuk menyembuhkan berbagai penyakit, memberikan efek positif pada ibu
hamil dan bayi yang masih didalam rahim ibunya, disamping itu musik Mozart juga terbukti
bias mengurangi penderitaan rasa nyeri yang dirasakan oleh seseorang.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Erviana (2014), menyatakan bahwa setelah
dilakukan terapi musik klasik intensitas nyeri ringan sebanyak 8 siswi dan nyeri sedang
sebanyak 8 siswi.Menurut asumsi peneliti, telah dilakukan terapi musik klasik (mozart) pada
siswi yang mengalami nyeri haid didapat hasil adanya penurunan rata-rata nyeri haid. Namun
penurunannya sedikit karena waktu selama 20 menit yang diberikan untuk mendengarkan
musik klasik (mozart) tersebut singkat maka hasilnya kurang maksimal atau kurang efektif.
Oleh sebab itu penurunnya sedikit selama waktu 20 menit yang diberikan untuk
mendengarkan musik.
3. Rata-rata tingkat nyeri haid sesudah dilakukan terapi musik klasik (mozart) selama 30
menit.
Berdasarkan hasil analisa Tabel 3 didapatkan rata-rata tingkat nyeri haid sesudah
dilakukan terapi musik klasik (mozart) selama 30 menit adalah 4.95 dengan standar deviasi
LPPM UMSB ISSN 1693-2617
E-ISSN 2528-7613
52
MENARA Ilmu Vol. XII No.4 April 2018

1.480. Terapi musik adalah penggunaan musik untuk relaksasi, mempercepat penyembuhan,
meningkatkan fungsi mental dan menciptakan rasa sejahtera. Musik dapat mempengaruhi
fungsi- fungsi fisiologis. Musik juga merangsang pelepasan hormon endorfin, hormon tubuh
yang memberikan perasaan senang yang berperan dalam penurunan nyeri. Musik mozart
dipilih karena memiliki keunggulan akan kemurnian dan kesederhanaan bunyi-bunyi yang
dimunculkannya, irama, melodi, dan frekuensi tinggi pada musik mozart merangsang dan
memberi daya pada daerah-daerah kreatif dan motivasi dalam otak. Keunggulan terapi musik
yaitu lebih murah dari pada analgesia, prosedur non invasif, tidak melukai pasien, tidak ada
efek samping, penerapannya luas, bisa diterapkan pada pasien yang tidak bisa diterapkan
terapi secara fisik untuk menurunkan nyeri. Dari hasil estimasi interval dapat disimpulkan
bahwa 95% diyakini rata-rata derajat nyeri sesudah dilakukan terapi musik klasik (mozart)
adalah diantara 3,16 (nyeri ringan) -4,28 (nyeri sedang).
Hasil penelitian Yuhendri (2014), menyatakan bahwa setelah dilakukan terapi musik
klasik (mozart) terdapat 3 orang yang mengalami nyeri ringan, dan 6 orang yang mengalami
nyeri berat Menurut asumsi peneliti, adanya penurunan derajat nyeri pada remaja yang
mengalami nyeri haid. Karena waktu yang ideal untuk menurunkan nyeri haid adalah Selama
30 menit, dalam waktu 30 menit tersebut hasilnya sangat efektif.
4. Rata-rata tingkat nyeri haid pada kelompok kontrol
Berdasarkan hasil analisa tabel 5.4 pada kelompok kontrol didapatkan rata-rata tingkat
nyeri haid adalah 7.75 dengan standar deviasi 1.897. Dismenorhe menyebabkan rasa nyeri
pada perut bagian bawah,yang bisa menjalar kepunggung bagian bawah dan tungkai. Nyeri
dirasakan sebagai kram yang hilang timbul atau sebagai nyeri tumpul yang terus menerus ada.
Penelitian lain yang dilakukan oleh Dwiyani (2013), yang menyatakan bahwa dari 10 orang
responden dalam penelitian tersebut responden yang mengalami nyeri haid sedang 5 orang
(50%), yang mengalami nyeri haid ringan 4 orang (40%), dan yang mengalami nyeri haid
berat 1 orang (10%).
Menurut asumsi peneliti, pada kelompok kontrol ini tidak didapatkan rata-rata penurunan
tingkat nyeri haid, karena pada kelompok kontrol ini tidak diberikan perlakuan. Sehingga
nyeri haid pada siswi tersebut tetap berada pada nyeri yang dirasakannya.

B. Analisis Bivariat
1. Perbedaan Efektifitas Waktu Pemberian Terapi Musik Klasik (Mozart) Terhadap Tingkat
Nyeri Haid (Dismenorhe) Pada Remaja Putri Siswi Kelas X Di SMAN 1 VII Koto Sei. Sarik
Kab. Padang Pariaman Tahun 2017
Hasil analisa Tabel 5 setelah dilakukan uji statistik didapatkan P =0.000. Hal ini berarti P
Value lebih kecil dari nilai α = 0,05 sehingga Ho ditolak dan Ha diterima, artinya bahwa ada
perbedaan efektifitas waktu pemberian terapi musik klasik (mozart) terhadap tingkat nyeri
haid (dismenorhe) pada remaja putri siswi kelas X Di SMAN 1 VII Koto Sei.Sarik
Kab.Padang Pariaman Tahun 2017.
Salah satu cara untuk mengurangi nyeri menstruasi dengan mengalihkan perhatian kepada
musik sehingga kesadaran responden terhadap nyeri, bahkan meningkatkan toleransi terhadap
nyeri. Teknik distraksi dapat mengatasi nyeri yaitu menghambat stimulus nyeri ketika
seseorang menerima masukan sensorik yang cukup atau berlebihan, sehingga menyebabkan
terhambatnya impuls nyeri ke otak (nyeri berkurang dirasakan oleh responden) stimulus
sensori yang menyenangkan akan merangsang sekseri endorfin, sehingga stimulus nyeri yang
disarakan oleh responden menjadi berkurang.
ISSN 1693-2617 LPPM UMSB
E-ISSN 2528-7613
53
MENARA Ilmu Vol. XII No. 4, April 2018

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Yuhendri (2014), menyatakan bahwa 60 % siswi
yang mengalami nyeri haid. Dari 10 orang siswi yang dijadikan responden dalam penelitian
tersebut, terdapat 6 orang nyeri berat, 1 orang nyeri ringan dan 3 orang nyeri sedang.
Menurut asumsi peneliti, terdapatnya perbedaan efektifitas waktu pemberian terapi musik
klasik (mozart) terhadap tingkat nyeri haid responden dikarenakan perbedaan pemberian
waktu terapi musik klasik mozart selama 30 menit tersebut lebih efektif untuk merangsang
pengeluaran hormon endorfin dibandingkan dengan pemberian waktu selama 10 dan 20
menit. Hal ini lah yang menyebabkan terjadinya penurunan nyeri haid yang lebih siqnifikan,
sehingga nyeri yang dirasakan responden berkurang.

SIMPULAN
Berdasarkan peneliti yang telah dilakukan peneliti tentang perbedaan waktu pemberian
terapi musik klasik (mozart) terhadap tingkat nyeri haid (dismenorhe) pada remaja putri siswi
kelas X Di SMAN 1 VII Koto Sei.Sarik Kab.Padang Pariaman Tahun 2017, dapat disimpulkan
bahwa Perbedaan Efektifitas Waktu Pemberian Terapi Musik Klasik (Mozart) Terhadap Tingkat
Nyeri Haid (Dismenorhe) Pada Remaja Putri Siswi Kelas X Di SMAN 1 VII Koto Sei.Sarik Kab.
Padang Pariaman Tahun 2017 yaitu p value = 0.000. Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan, maka disarankan :
1. Bagi responden
Penatalaksanaan terapi musik klasik (mozart) dapat digunakan pada siswi yang mengalami
nyeri haid (dismenorhe).
2. Bagi institusi
Diharapkan dengan adanya penelitian tentang perbedaan waktu pemberian terapi
musik klasik (mozart) terhadap tingkat nyeri haid dapat menjadi referensi dan pembanding
bagi peneliti-peneliti selanjutnya.
3. Bagi tempat peneliti
Diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu upaya
bagi bidan untuk memberikan intervensi kepada pasiennya dalam mengurangi nyeri haid tanpa
menggunakan obat-obatan.
4. Bagi peneliti selanjutnya
Diharapkan kepada peneliti selanjutnya untuk dapat memperhatikan kondisi responden yang
diteliti memiliki kondisi yang sama, dan juga untuk dapat meneliti dengan variabel- variabel
yang lain seperti kompres air hangat, senam yoga dan juga memperhatikan waktu pemberian
intervensi yang lebih panjang sehingga mendapatkan karya ilmiah yang lebih sempurna.

UCAPAN TERIMA KASIH


Terimakasih pada segenap jajaran SMAN I VII Koto Sungai Sarik Kabupaten Padang
Pariaman tahun 2017 atas dukungan dalam penelitian ini, serta responden yang telah ikut
berpartisipasi dalam penelitian ini. Selanjutnya, terima kasih kepada Institusi dan rekan-rekan
yang telah memberi saran dan masukan atas penelitian ini dan dapat digunakan untuk penelitian
selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA
Azid, Rizem. 2011. Sehat dan Cerdas dengan Terapi Musik. Jakarta : Transmedia
Ayu, Ida. 2010. Buku Ajar Ginekologi. Jakarta : Buku Kedokteran EGC
LPPM UMSB ISSN 1693-2617
E-ISSN 2528-7613
54
MENARA Ilmu Vol. XII No.4 April 2018

Baradero, mary. 2007. Klien Gangguan Sistem Reproduksi dan Seksualitas. Jakarta : Buku
Kedokteran EGC
Balinski, Laraki. 2011. Mafority judment: Measuring, ranking, and electing. New England :MIT
Press
Cincinati, 2003. Faktor Resiko Dismenorhe. Jakarta : Salemba Medika
Depkes RI, 2007. Survei Kesehatan Reproduksi Remaja Indonesia.
Hariana, Arief. 2013. Resep Untuk Mengobati 236 Penyakit. Jakarta : Penebar swadaya
Hasnita, Evi. 2010. Kesehatan Reproduksi. Bukittinggi : Fort De Kock Press
Irianto, Koes. 2015. Kesehatan Reproduksi. Bandung : Alfabeta
Kusmiran, Eny. 2011. Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita. Salemba Medika
Kustap, Muttaqin. 2008. Seni Musik Klasik. Jakarta : Pembina Sekolah Menengah Kejuruan
Lestari, Ni, Made, Sri, Dewi. 2013. Pengaruh Dismenore Pada Remaja
Liandary, Dera, Oktavia. 2015. Pengaruh Terapi Musik Klasik (Mozart) Terhadap Tingkat Nyeri
Haid (Dismenore) Pada Remaja Putri Siswi Kelas X Di SMAN 1 Pontianak
Maryunani, Anik. 2010. Nyeri Dalam Persalinan. Jakarta : Trans Info Media
Manuaba,suryasaputra,dkk.2010. Buku Ajar Ginekologi.Untuk Mahasiswa Kebidanan. Jakarta :
Buku Kedokteran EGC
Manan, El. 2013. Kamus Cerdik Kesehatan Wanita. Jogjakarta : FlashBooks
Notoatmodjo. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
Proverawati dan misaroh. 2009. Menarche. Yogyakarta : Nuha Medika
Prasetya, Dwiyani, Syahning. 2015. Pengaruh Terapi Musik Klasik (Beethoven) Terhadap
Tingkat Nyeri Haid (Dismenore) Pada Remaja Putri Siswi Kelas II MTsN Ngemplak
Sleman Yogyakarta
Riset Kesehatan Dasar. 2010. Angka Kejadian Menarche
Safitri, Ervina, Septi. 2012. Perbedaan Terapi Musik Klasik Dengan Musik Kesukaan Terhadap
Penurunan Nyeri Dismenore Pada Siswi Kelas X SMAN 1 Banjarnegara
Sudarti, ddk. 2012. Teori Pengukuran Nyeri dan Nyeri Persalinan. Yogyakarta : Nuha Medika
Sulistyo, 2013. Konsep dan Proses Keperawatan Nyeri. Jogjakarta : Arus Medika

ISSN 1693-2617 LPPM UMSB


E-ISSN 2528-7613
55

Das könnte Ihnen auch gefallen