Sie sind auf Seite 1von 11

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)

Volume 5, Nomor 5, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)


http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR EKSOGEN DAN ENDOGEN


TERHADAP KEJADIAN DERMATITIS AKIBAT KERJA PADA
PEKERJA PENYAMAKAN KULIT PT. ADI SATRIA ABADI PIYUNGAN,
BANTUL

Gresi Amarita Rahma, Yuliani Setyaningsih, Siswi Jayanti


BagianKeselamatandanKesehatanKerja, FakultasKesehatanMasyarakat
UniversitasDiponegoro
Email: gresirahma@gmail.com

Abstract :Occupational dermatitis is skin disorders caused by contact with


certain substances in the workplace. There are exogenous factors and
endogenous factors which affects occupational dermatitis. PT. Adi Satria Abadi is
an industry of leather tanning that requires dozens of chemicals in every process.
This research aims to analyze the relationship of exogenous factors (working
period, number of chemical type, mechanical factors) and endogenous factors
(age, personal hygiene, personal protective equipment) with occupational
dermatitis at PT. Adi Satria Abadi. The research is conducted analytically with
cross sectional approach and explanatory research. The sample involved in this
research is total population of wet production are 48 workers. The independent
variable data was collected by questionnaire by respondent and occupational
dermatitis data based on doctor medical check up. According to the result of
research using Chi-Square test showed that the related variables with
occupational dermatitis were number of chemical type (p-value = 0,001),
mechanical factors (p-value = 0,001), personal hygiene (p-value = 0,001), and
the type of work section (p-value = 0,001). While unrelated variables with
occupational dermatitis were working period, age, and personal protective
equipment.

Keywords: Occupational Dermatitis, Exogenous Factors, Endogenous Factors,


Leather Tanning Industry

173
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 5, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

A. PENDAHULUAN Potassium dichromate (9.2%), n,n-


Bersamaan dengan diphenylguanidine (5.3%), benzidine
meningkatnya perkembangan (3.9%) and sodium metabisulfite
industri dan perubahan-perubahan di (2.6%).5Penelitian yang dilakukan
bidang pembangunan, maka oleh Ahmad Firman menyatakan
berdampak pada terjadinya bahwa prevalensi Dermatitis Kontak
perubahan pola penyakit atau kasus Alergi Akibat Kerja (DKA-AK) di
penyakit karena hubungan dengan pabrik penyamakan kulit PT.
pekerjaan.1 Salah satu penyakit Lembah Tidar Magelang adalah
akibat kerja itu adalah dermatitis sebesar 46,3% dengan rasio
akibat kerja. Dermatitis akibat kerja prevalensi subyek adalah sebesar
adalah kelainan kulit yang 2,473.6
disebabkan oleh kontak dengan zat Industri penyamakan kulit
tertentu di dalam tempat kerja. Oleh merupakan industri yang mengolah
karena itu disebut juga dengan kulit mentah dari hewan menjadi
dermatitis kontak.2 lembaran kulit jadi. Industri
Terdapat faktor eksogen dan penyamakan kulit tergolong industri
endogen yang mempengaruhi kimia karena proses produksi
perkembangan dermatitis akibat penyamakan kulit hampir 90%
kerja. Faktor eksogen adalah faktor- menggunakan bahan-bahan
faktor yang berasal dari luar seperti kimia.Berdasarkanhasilwawancara
karakteristik bahan kimia, dan pemeriksaan klinis kulitterhadap
karakteristik paparan yakni lama pekerja penyamakan kulit bahwa 9
paparan perhari, masa kerja, tipe dari 10 pekerja mengalami gejala-
kontak, jumlah paparan, frekuensi gejala dermatitis seperti gatal-gatal,
paparan serta faktor lingkungan rasa perih/panas, kering, pecah-
seperti temperatur ruangan dan pecah, mengelupas, dan berwarna
faktor mekanik (tekanan, gesekan, kemerahandi lengan dan telapak
luka). Sedangkan faktor endogen tangan.
adalah faktor-faktor yang berasal Berdasarkan uraian tersebut
dari dalam diri individu yaitu faktor maka peneliti tertarik melakukan
genetik, jenis kelamin, umur, ras, penelitian pada PT. Adi Satria Abadi
lokasi kulit yang terpapar, riwayat Piyungan untuk melihat hubungan
atopi, personalhygiene, dan Alat faktor eksogen dan endogen
Pelindung Diri (APD).3 Pekerjaan terhadap kejadian dermatitis akibat
basah yang para pekerja dituntut kerja pada pekerja penyamakan
untuk membenamkan tangan kulit di PT. Adi Satria Abadi,
mereka dalam cairan selama> 2 jam Piyungan.
per hari, atau memakai sarung
tangan untuk jumlah yang sesuai B. METODE PENELITIAN
waktu, atau mencuci tangan Jenis penelitian ini bersifat
mereka> 20 kali per hari juga deskriptif analitik. Rancangan
berdampak pada terjadinya penelitian ini menggunakan
dermatitis akibat kerja.4 pendekatan cross sectional yakni
Penelitian pada pekerja produksi untuk mempelajari dinamika korelasi
sepatu kulit tahun 2015 antara variabel independen yakni
menunjukkan bahwa 77 dari 472 umur, personal hygiene,
pekerja di 2 perusahaan terkena penggunaan alat pelindung diri,
dermatitis kontak akibat kerja masa kerja, jumlah jenis bahan
dikarenakan kontak dengan kimia, faktor mekanis dan jenis

174
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 5, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

bagian pekerjaan dengan variabel e. Personal Hygiene


dependenkejadian dermatitis akibat Penelitian ini menunjukkan
kerja. Penentuan Dermatitis Akibat bahwa lebih dari separuh
Kerja berdasarkan diagnosis klinis responden memiliki personal
meliputi anamnesis dan hygiene yang baik yaitu
pemeriksaan klinis pada kulit pekerja sebanyak 56,2%. Jumlah ini
oleh dokter. Sampel yang diambil lebih tinggi dibandingkan
sebanyak 48 pekerja proses basah responden yang memilihi
penyamakan kulit dengan metode personal hygiene yang kurang
total sampling. baik sebesar 43,8%.
Metodeanalisis data bivariat f. Penggunaan Alat Pelindung Diri
menggunakanuji statistik Chi Square Hasil penelitian ini menunjukkan
yang digunakan untuk menguji bahwa pekerja yang masih
signifikansi hubungan antara dua kurang baik dalam
kelompok yang independen atau menggunakan APD yakni
lebih dan diawali dengan uji sebesar 72,9%. Pekerja yang
normalitas shapiro-wilk. sudah baik dalam menggunakan
APD hanya sebesar 27,1%.
C. HASIL DAN PEMBAHASAN g. Jenis Bagian Pekerjaan
1. AnalisisUnivariat Dari seluruh responden yang
a. Masa Kerja telah mengisi angket, responden
Penelitian ini menunjukkan pada bagian proses drum dan
sebagian besar responden wetblue sebanyak 43,8%
masuk pada kategori rentan sedangkan pada bagian shaving
dengan kejadian dermatitis 56,2%.
akibat kerja yakni masa kerja h. Kejadian Dermatitis Akibat Kerja
lebih dari 5 tahun yaitu sebesar Responden yang mengalami
85,4%. Sedangkan untuk pekerja dermatitis akibat kerja dengan
yang tidak rentan yakni masa yang tidak mengalami dermatitis
kerja kurang dari 5 tahun akibat kerja adalah sebesar
sebanyak 14,6%. 50%.
b. Jumlah Jenis Bahan Kimia
Responden yang terkena 2. AnalisisBivariat
jumlah jenis bahan kimia a. Hubungan antara Masa Kerja
tinggiyakni dengan lebih dari 10 dengan Kejadian Dermatitis
sebanyak 50%. Akibat Kerja
c. Faktor Mekanik Positif Dermatitis Negatif Dermatitis
Responden yang mengalami
faktor mekanik seperti gesekan, 71,40%
46,30% 53,7%
tekanan, luka akibat pekerjaan 28,60%
sebanyak 54,2%. Sedangkan
45,8% responden tidak
mengalami faktor mekanik. >5 tahun ≤5 tahun
d. Umur
Mayoritas responden Grafik 1.Hubungan antara masa
memiliki umur ≤40 tahun sebesar kerja dengan kejadian dermatitis
68,7%. Sisanya yakni akibat kerja pada pekerja PT. Adi
31,3%memiliki umur yang lebih Satria Abadi Tahun 2017
rentan terjadi dermatitis akibat
kerja yakni umur >40 tahun. Berdasarkan grafik tersebut,
pada kategori masa kerja ≤5 tahun

175
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 5, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

responden yang mengalami Berdasarkangrafik tersebut


dermatitis akibat kerja yaitu menunjukkan bahwa pekerja yang
sebanyak 71,4%. Hasil uji yang mengalami dermatitis akibat kerja
didapatkan yaitu p-value sebesar dan terpapar bahan kimia dalam
0,220sehingga tidak ada hubungan jumlah yang beragam sebanyak
antara masa kerja dengan kejadian 83,3%.Hasil uji Chi Square Test
dermatitis akibat kerja pada pekerja diperoleh p-value dengan nilai
PT. Adi Satria Abadi. signifikansi 0,001 dengan nilai
Penelitian ini sejalan dengan Prevalensi Rasio = 5,000 hal ini
penelitian yang dilakukan oleh Farah menunjukkan bahwa kecenderungan
Yudhisfiari Putri di perusahaan pekerja yang jumlah jenis bahan
mebel X Jepara yakni tidak ada kimia tinggi untuk terjadinya
hubungan antara masa kerja dengan dermatitis akibat kerja adalah lebih
kejadian dermatitis.7Hal tersebut dari 5 kali lebih besar. Maka ada
disebabkan karena pada pekerja hubungan antara jumlah jenis bahan
dengan masa kerja lebih dari 5 kimia dengan kejadian dermatitis
tahun sudah kebal terhadap paparan akibat kerja di PT. Adi Satria Abadi.
bahan kimia yang digunakan. Terdapat 13 bahan kimia bersifat
Masa kerja penting diketahui iritan dan korosifyang digunakan
untuk melihat lamanya seseorang pada proses basah yakni Krom (Cr),
telah terpajan dengan bahan toksik. Sulfida (H2S), Formalin (HCHO),
Hal tersebut bertentangan dengan Natrium klorida (NaCl), Kapur
teori yang mengatakan bahwa masa (Ca(OH)2), Asam Formiat (HCOOH),
kerja mempengaruhi kejadian Natrium Sulfat (Na2SO4), Tannit,
gangguan kulit akibat kerja. Semakin Natrium Metabisulfit (Na2S2O5),
lama kerja seseorang, semakin Natrium Karbonat (Na2CO3), Natrium
sering seseorang terpajan dengan Asetat (CH3COONa), Asam Oksalat
bahan toksik. Semakin lama terpajan (H2C2O4), Amoniak (NH3). Dengan
maka semakin merusak sel kulit adanya 1 bahan kimia iritan atau
hingga bagian dalam dan korosif dapat menyebabkan
memudahkan untuk terjadinya dermatitis akibat kerja terlebih lagi
penyakit kulit.8 pekerja yang terpapar 13 bahan
kimia penyamak yang semakin
b. HubunganantaraJumlah Jenis berisiko tinggi terjadi dermatitis
Bahan Kimia dengan Kejadian akibat kerja. Bahan kimia krom
Dermatitis Akibat Kerja memiliki ciri ulkus yakni luka yang
menembus ke dalam. Sedangkan
Positif Dermatitis Negatif Dermatitis
bahan kimia lainnya luka yang
83,30% 83,30% dibentuk menembus ke samping
(melebar).
16,70% 16,70%
c. Hubungan antara Faktor
Mekanik dengan Kejadian
Tinggi Rendah Dermatitis Akibat Kerja
Grafik2.Hubungan antara Jumlah
jenis bahan kimia dengan kejadian
dermatitis akibat kerja pada pekerja
PT. Adi Satria Abadi Tahun 2017

176
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 5, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Pekerja selalu tergesek dan


Positif Dermatitis
Negatif Dermatitis terjadi penekanan dengan bahan
kulit yang disamak ataupun
73,10% 77,30% peralatan seperti proses angkut,
proses pemilahan bahan kulit
26,90% 22,70% tersamak, aktivitas memasukkan
dan mengeluarkan ke drum, proses
penipisan kulit yang tersamak.
Ada Tidak Ada Beberapa pekerja mengalami luka
Grafik3.Hubungan antara Faktor dan penebalan kulit khususnya di
Mekanik dengan kejadian dermatitis bagian telapak tangan dan lengan
akibat kerja pada pekerja PT. Adi yang diakibatkan oleh pekerjaan
Satria Abadi Tahun 2017 tersebut.

Berdasarkan grafik tersebut, d. Hubungan antara Umur dengan


pekerja yang tidak mengalami faktor Kejadian Dermatitis Akibat Kerja
mekanik serta tidak mengalami Positif Dermatitis Negatif Dermatitis
dermatitis akibat kerja sebanyak
77,3%.Hasil uji statistikdiperoleh p- 60,00% 54,50%
value dengan nilai signifikansi 0,001, 40,00% 45,50%
sehingga ada hubungan antara
faktor mekanik dengan kejadian
dermatitis akibat kerja di PT. Adi
Satria Abadi dengan nilai PR =
2,714 hal ini menunjukkan bahwa ≥40 tahun <40 tahun
kecenderungan pekerja dengan Grafik4.Hubungan antara Umur
faktor mekanik untuk terjadinya dengan kejadian dermatitis akibat
dermatitis akibat kerja adalah 3 kali kerja pada pekerja PT. Adi Satria
lebih besar. Abadi Tahun 2017
Penelitian ini sejalan dengan Pada hasil penelitian yang telah
penelitian yang dilakukan oleh dilakukan menunjukkan bahwa
Adilah yakni memberikan hasil nilai pekerja yang memiliki umur lebih
p= 0,001 dan rasio prevalensi (RP) dari atau sama dengan 40 tahun
sebesar 12.9Dalam hal ini faktor namun mengalami dermatitis akibat
mekanik berupa adanya kegiatan kerja sebanyak 60,0%.
yang dapat menyebabkan tekanan, Berdasarkan hasil uji diperoleh p-
gesekan dan lecet pada kulit saat value dengan nilai signifikansi 0,350
bekerja sehingga dapat yang berarti tidak ada hubungan
meningkatkan permeabilitas kulit antara umur pekerja dengan
terhadap bahan kimia akibat terjadinya dermatitis akibat kerja di
kerusakan stratum korneum pada PT. Adi Satria Abadi Tahun 2017.
kulit.10Sehingga permeabilitas kulit Penelitian ini sejalan dengan
meningkat dan menyebabkan bahan penelitian yang dilakukan oleh Farah
kimia penyamak kontak langsung Yudhisfiari yaitu tidak ada hubungan
dengan kulit. Bahan kimia yang antara umur dengan kejadian
digunakan dapat lebih mudah masuk dermatitis kontak.7Umur memiliki
ke dalam kulit. Sedangkan hubungan terhadap pertahanan kulit.
penekanan secara kronis Pada usia yang lebih tua, produksi
menimbulkan penebalan kulit hormon-hormon penting seperti
pekerja. testosteron, hormon pertumbuhan

177
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 5, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

dan estrogen mulai berkurang, Pekerja penyamakan kulit PT. Adi


sedangkan hormon-hormon tersebut Satria Abadi belum memiliki
berpengaruh terhadap kesehatan kesadaran untuk menjaga dan
kulit.11 Kulit manusia mengalami merawat kebersihan dirinya masing-
degenerasi seiring dengan masing.Kebiasaan mencuci tangan
bertambahnya usia, sehingga dapat mengurangi potensi penyebab
menyebabkan penipisan lapisan dermatitis akibat bahan kimia
lemak dibawah kulit yang dapat penyamak yang menempel setelah
mengakibatkan kulit menjadi kering bekerja, akan tetapi potensi untuk
dan mudah terjadi dermatitis.12 terkena dermatitis akibat kerja tetap
ada. Pemilihan jenis sabun cuci
e. HubunganPersonal Hygiene tangan juga berpengaruh terhadap
dengan Kejadian Dermatitis kesehatan kulit pekerja.12 Usaha
Akibat Kerja mengeringkan tangan setelah dicuci
juga dapat berperan dalam
Positif Dermatitis Negatif Dermatitis mencegah parahnya kondisi kulit
76,20% karena tangan yang lembab.14
70,40% Mencuci pakaian juga merupakan
23,80% 29,60% salah satu usaha untuk mencegah
terjadinya dermatitis kontak.15
PT. Adi Satria Abadi sudah
memiliki kamar mandi untuk mencuci
Kurang Baik
tangan di area kerja tapi belum
disediakan sabun cuci khusus
Grafik5.Hubungan antara Personal
tangan. Pekerja masih kurang dalam
hygiene dengan kejadian dermatitis
menjaga kebersihan diri-sendiri
akibat kerja pada pekerja PT. Adi
mulai dari sebelum, saat, dan
Satria Abadi Tahun 2017
sesudah bekerja yakni mencuci
Hasil penelitian yang dilakukan
tangan hingga sela-sela jari
menunjukkan bahwa pekerja dengan
menggunakan sabun dengan air
kategori personal hygiene kurang
mengalir lalu mengeringkannya,
baik terhadap kejadian dermatitis
mengganti atau mencuci sarung
akibat kerja sebesar 76,2%. Hasil
tangan, mandi menggunakan sabun
Chi Square Test diperoleh p-value
setelah bekerja, membersihkan
dengan nilai signifikansi 0,001
peralatan mandi, serta
sehingga ada hubungan antara
menggunakan pakaian bersih
personal hygiene dengan kejadian
sebelum memulai pekerjaan.
dermatitis akibat kerja pekerja PT.
Adi Satria Abadi Tahun 2017. Nilai
f. Hubungan antara Penggunaan
PR = 3,2 hal ini menunjukkan bahwa
APD dengan Kejadian Dermatitis
kecenderungan pekerja dengan
Akibat Kerja
personal hygiene yang buruk untuk
terjadinya dermatitis akibat kerja
adalah 3 kali lebih besar.
Penelitian ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh
Hasyim Habibi yaitu ada hubungan
antara personal hygiene dengan
kejadian dermatitis kontak dengan
p-value 0,026.13

178
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 5, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

korosif. Kurangnya pengetahuan dan


Positif Dermatitis Negatif Dermatitis belum adanya kesadaran pekerja
penyamak kulit PT. Adi Satria Abadi
53,80% akan pentingnya penggunaan alat
51,40% pelindung diri merupakan salah satu
48,60% faktor yang dapat menyebabkan
46,20%
terjadinya dermatitis akibat kerja.
Selain itu APD yang digunakan
belum dapat menutupi seluruh
Kurang Baik permukaan kulit yang kontak dengan
bahan kimia tersamak.
Grafik6.Hubungan antara
Penggunaan APD dengan kejadian g. HubunganantaraJenis Bagian
dermatitis akibat kerja pada pekerja Kerjadengan Kejadian Dermatitis
PT. Adi Satria Abadi Tahun 2017 Akibat Kerja
Positif Dermatitis Negatif Dermatitis
Berdasarkan hasil penelitian
menunjukkan bahwa pekerja yang 81,00%
menggunakan alat pelindung dirinya 74,10%
sudah baik dan layak serta tidak
mengalami dermatitis sebanyak 25,90%
19,00%
53,8%. Hasil analisis dengan
menggunakan uji Chi Square Test
diperoleh p-value dengan nilai
signifikansi 0,745 sehingga tidak ada Berisiko Tidak
hubungan antara penggunaan alat
pelindung diri dengan terjadinya Grafik7.Hubungan antara Jenis
dermatitis akibat kerja pada PT. Adi Bagian Kerja dengan kejadian
Satria Abadi Tahun 2017. dermatitis akibat kerja pada pekerja
Hal tersebut sejalan dengan PT. Adi Satria Abadi Tahun 2017
penelitian Reni Suhelmi yang
menyatakan bahwa tidak ada Hasil penelitian didapatkan
hubungan antara penggunaan alat bahwa pekerja yang berisiko dengan
pelindung diri dengan keluhan bagian pekerjaan proses dan
gangguan kulit dengan p-value wetblue dan mengalami dermatitis
sebesar 0,140.16 akibat kerja sebanyak 81,0%. Hasil
Penggunaan alat pelindung diri analisis dengan menggunakan uji
dalam penelitian ini meliputi Chi Square Test diperoleh p-value
penggunaan sarung tangan kerja, dengan nilai signifikansi 0,001,
penggunaan baju lengan panjang, sehingga terdapat hubungan antara
celana panjang dan penggunaan jenis bagian kerja dengan kejadian
sepatu kerja/boots. Alat pelindung dermatitis akibat kerja di PT. Adi
diri tersebut merupakan seperangkat Satria Abadi Tahun 2017. Nilai
alat yang digunakan oleh pekerja prevalensi rasio (PR) = 4,25 hal ini
untuk melindungi tubuh pekerja menunjukkan bahwa kecenderungan
khususnya bagian tangan, lengan pekerja dengan dengan jenis bagian
tangan, dan kaki terhadap kerja basah untuk terjadinya
kemungkinan adanya potensi dermatitis akibat kerja adalah 4 kali
terhadap bahaya bahan kimia lebih besar.
penyamak yang bersifat iritan atau Hal ini sejalan dengan penelitian
Fatma Lestari dkk yang menyatakan

179
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 5, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

bahwa ada hubungan bermakna dermatitis akibat kerja yang lebih


antara jenis bagian kerja dengan besar.
dermatitis kontak yaitu p value 0,02
dan odds ratio 3,4 (1,305-8.641).17
Terdapat 4 tahapan pekerjaan di D. KESIMPULAN
PT. Adi Satria Abadi yakni seleksi 1. Responden PT. Adi Satria Abadi
bahan, proses basah, proses kering yang mengalami dermatitis
dan finishing. Tahapan proses basah akibat kerja sebanyak 50%.
lebih berisiko tinggi terjadinya 2. Masa kerja dari responden PT.
dermatitis akibat kerja karena pada Adi Satria Abadi terbanyak pada
proses tersebut pekerja kontak kategori lebih dari 5 tahun
langsung dengan bahan kimia dengan jumlah 85,4%. Jumlah
penyamak dalam waktu 8 jam per jenis bahan kimia pada
hari jika dibandingkan dengan responden PT. Adi Satria Abadi
tahapan seleksi bahan, proses yang tinggi dan rendah masing-
kering dan finishing. Sehingga masing sebanyak 50%. Terdapat
peneliti memilih penelitian dengan faktor mekanis pada responden
populasi seluruh pekerja di proses PT. Adi Satria Abadi sebanyak
basah yang berjumlah 48 pekerja. 54,2%.
Jenis pekerjaan di bagian produksi 3. Umurresponden PT. Adi Satria
basah PT. Adi Satria Abadi terbagi Abadi yang berumur kurang dari
menjadi 3 sub bagian yakni proses atau sama dengan 40 tahun
drum, wetblue, dan shaving. sebanyak 68,7%. Responden
Penelitian dengan variabel jenis PT. Adi Satria Abadi dengan
bagian kerja bertujuan untuk melihat personal hygiene baik sebanyak
pengaruh dari jenis bagian 56,2%. Penggunaan alat
pekerjaan yang dikerjakan dengan pelindung diri yang masih kurang
terjadinya dermatitis akibat kerja. sebanyak 72,9% dari total
Salah satu faktor risiko terjadinya responden.
dermatitis akibat kerja adalah 4. Jenis bagian pekerjaan proses
pekerjaan basah karena kulit sering dan wetblue sebanyak 43,8%
kontak dengan air dan bahan kimia dari total responden sedangkan
cair. Pekerjaan pada bagian proses bagian shaving sebanyak 56,2%.
drum dan wetblue menggunakan 5. Tidak ada hubungan antara
bahan kimia penyamak cair. Pekerja masa kerja (p =0,220) dengan
harus membenamkan tangan kejadian dermatitis akibat kerja
mereka dalam cairan bahan kimia pada pekerja PT. Adi Satria
penyamak. Hal tersebut Abadi.
menyebabkan pekerja kontak 6. Ada hubungan antara jumlah
langsung dengan bahan kimia jenis bahan kimia dengan
berwujud cair selama 8 jam perhari kejadian dermatitis akibat kerja
sehingga kulit pekerja menjadi pada pekerja PT. Adi Satria
kering dan mudah teriritasi. Kondisi Abadi (p= 0,001).
kulit kering dan mudah teriritasi 7. Ada hubungan antara faktor
mengubah mekanisme pertahanan mekanis dengan kejadian
penghalang kulit dengan dermatitis akibat kerja pada
konsekuensi bahwa kulit menjadi pekerja PT. Adi Satria Abadi (p=
permeable dan lebih sensitif 0,001).
terhadap zat kimia lainnya. Sehingga 8. Tidak ada hubungan antara
menimbulkan potensi terjadinya umur dengan dengan kejadian

180
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 5, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

dermatitis akibat kerja pada apron, sarung tangan karet


pekerja PT. Adi Satria Abadi (p dan boots) secara rutin dan
= 0,350). melakukan pengawasan
9. Ada hubungan antara personal terkait penggunaan alat
hygiene dengan dengan pelindung diri tersebut pada
kejadian dermatitis akibat kerja pekerja.
pada pekerja PT. Adi Satria
Abadi (p= 0,001) 2. BagiPekerja
10. Tidak ada hubungan a. Menjaga kebersihan diri-
penggunaan alat pelindung diri sendiri mulai dari sebelum,
dengan kejadian dermatitis saat, dan sesudah bekerja
akibat kerja pada pekerja PT. yakni mencuci tangan hingga
Adi Satria Abadi (p= 0,745) sela-sela jari menggunakan
11. Ada hubungan antara jenis sabun dengan air mengalir
bagian kerja dengan kejadian lalu mengeringkannya,
dermatitis akibat kerja pada mengganti atau mencuci
pekerja PT. Adi Satria Abadi (p sarung tangan, mandi
= 0,001). menggunakan sabun setelah
bekerja, membersihkan
peralatan kerja, serta
E. SARAN menggunakan pakaian bersih
1. BagiPerusahaan sebelum memulai pekerjaan.
a. Perusahaan sebaiknya b. Saling mengingatkan sesama
melakukan pemeriksaan fisik pekerja jika terdapat pekerja
berkala oleh dokter yang tidak menggunakan alat
sekurang-kurangnya sekali pelindung diri (masker,
dalam setahun kepada sarung tangan, baju lengan
seluruh pekerja serta panjang, celana panjang dan
melakukan pemeriksaan fisik sepatu).
khusus bagi pekerja proses
basah yang berisiko tinggi 3. BagiPenelitiSelanjutnya
terkena dermatitis akibat a. Penelitian selanjutnya dapat
kerja dan bagi pekerja meneliti faktor-faktor yang
dengan usia lebih dari 40 mempengaruhi dermatitis
tahun guna memantau dan akibat kerja lainnya seperti
meminimalisir terjadinya karakteristik paparan kimia,
dermatitis akibat kerja. lingkungan fisik, biologi.
b. Adanya edukasi kepada b. Mengembangkan subjek
pekerja oleh dokter mengenai penelitian hingga pekerja
penyakit dermatitis akibat produksi kering.
kerja yang mencakup c. Peneliti selanjutnya dapat
penyebab, gejala, cara meneliti variabel terikat lain
mencegah, dan seperti kejadian penyakit
penanganannya melalui saluran pernafasan dan
pemutaran video, penjelasan brusella pada pekerja
dalam bentuk slide, penyamakan kulit.
pemasangan poster terkait
dermatitis akibat kerja.
c. Menyediakan alat pelindung
diri (safety googles, masker,

181
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 5, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

F. DAFTAR PUSTAKA Akibat Kerja Pada Karyawan


1. Nuraga, Lestari. Dermatitis Binatu. In Semarang: Fakultas
Kontak Pada Pekerja yang Kedokteran Universitas
Terpajan dengan Bahan Diponegoro; 2012.
Kimia di Perusahaan Industri 10. Mulyaningsih, R. Faktor
Otomotif Kawasan Industri Risiko Terjadinya Dermatitis
Cibitung Jawa Barat. Riset Kontak Pada Karyawan
dan Pengabdian Masyarakat Salon. Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia. 2008. Universitas Diponegoro. 2005.
2. Authority Health and Safety. 11. Taylor, Sood, Amado.
Guidelines on Occupational Occupational Skin Disease
Dermatitis. The Health and Due To Irritans and Allergens.
Safety Authority. 2009. Dermatology General
3. Belsito, DV. Occupational Medicine. 2008;2.
Contact Dermatitis: Etiology, 12. Cohen, Jacob. Allergic
Prevalence and Resultant Contact Dermatitis.
Impaiment/Disability. Dermatology General
Dermatology General Medicine. 2008;1:135–40.
Medicine. 2005;2:2067–73. 13. Hasyim, Habibi. Faktor-faktor
4. Behroozy K. A Main Risk yang Berhubungan dengan
Factor for Occupational Hand Kejadian Dermatitis Kontak
Dermatitis. 2014;5:175–80. Pada Pekerja Batu Gamping
5. Febriana, Sri Awalia. Skin UD Usaha Maju Kalasan.
problems related to Skripsi Fakultas
Indonesian leather & shoe KesehatanMasyarakat
production and the use of Universitas Diponegoro. 2004.
footwear in 14. World Health Organization.
Indonesia.2015;([Groningen]: WHO Guidelines on Hand
Rijksuniversiteit Groningen). Hygiene in Health Care. In
6. Ahmad, Firman. Pengaruh Switzerland: WHO Press;
Atopi terhadap Kejadian 2005.
Dermatitis Kontak Alergi 15. Hipp L. Industrial Dermatoses.
Akibat Kerja pada Pekerja In: Olishifski JB editors.
Pabrik Penyamakan Kulit di Fundamental of Industrial
PT Lembah Tidar Magelang. Hygiene 2. In Chicago, USA:
2010. National Safety Council; 1985.
7. Putri, FY. Hubungan Paparan 16. Suhelmi, Reni; Ruslan, La
Debu Kayu dengan Kejadian Ane; Syamsuar Manulley.
Dermatitis Kontak Iritan pada Hubungan Masa Kerja,
Pekerja Mebel PT X Jepara. Higiene Perorangan dan
Universitas Diponegoro; 2016. Penggunaan Alat Pelindung
8. Rahmawaty. Hubungan Diri Dengan Keluhan
Paparan Debu Kayu dengan Gangguan Kulit Petani
Kelainan Kulit Pada Pekerja Rumput Laut Di Kelurahan
Industri Mebel Ud Taufik Kota Kalumeme Bulukumba. In
Gorontalo. Gorontalo: Makasar: Fakultas Kesehatan
Universitas Negeri; 2013. Masyarakat Universitas
9. Afifah, Adilah. Faktor-faktor Hasanudin; 2014.
Yang Berhubungan Dengan 17. Lestari, Fatma dan Utomo,
Terjadinya Dermatitis Kontak Hari Suroyo. Faktor-Faktor

182
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 5, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

yang Berhubungan dengan


Dermatitis Kontak pada
Pekerja di PT Pantja Press
Industri. 2007.

183

Das könnte Ihnen auch gefallen