Sie sind auf Seite 1von 10

KARAKTERISTIK PENDERITA PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)

YANG DIRAWAT INAP DI RSUP HAJI ADAM


MALIK MEDAN TAHUN 2015-2016

Sara Vela Happy Purba1, Sori Muda Sarumpaet2, Fazidah A Siregar2


1
Mahasiswa Departemen Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat USU
2
Dosen Departemen Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat USU
Jl. Universitas No.21 Kampus USU Medan, 20155
Email :saravelaa@gmail.com

ABSTRACT
DHF until now is a public health problem in Indonesia that the number of patients and the
area of its spread is increasing. Based on Ministry of Health of Indonesia (2016) obtained the
incidence rate of dengue patients equal to 50,75 per 100.000 population and Case Fatality Rate
(CFR) 0.83%. The purpose of this study was to determine the characteristics of DHF patients treated
in Haji Adam Malik Central Public Hospital Medan in 2015-2016.
This is a descriptive study with case series design. Population is all data of patient DHF
which are 136 and as a sample in this study (total sampling). Data was analyzed by Chi-Square,
Exact-Fisher and Kolmogorov-Smirnov.
The results shows that the highest proportion of respondens was by age 15-44 years
(50,0%), males (56,6%), Protestant (53,7%), students/college (43,4), lives in Medan (56,6%). The
platelet count >100,000/μl (53,7%), percentage of hematocrit ≥20% (85,3%), first degree (87,5%),
cured (91,9%), average treatment duration 5,00 days, medical treatment of infusion and drug
(98,9%), cost by ASKES/BPJS/KIS (Health insurance) (80,9%), negative IgG (33,1%), negative IgM
(44,1%). There was a difference between the emergency by severity (p=0,048). There was no
significant difference between the hematocrit numbers by the severity (p=0,076), by age (p=0,334),
circumstances such as return by age (p=0,999) based on examination of IgG (p=0,452), severity by
IgM examination (p=1,000).
It was recommended that hospital completed data in medical record, laboratory
examination results.

Keywords: DHF, patient characteristic, Adam Malik Hospital

Pendahuluan
Pembangunan kesehatan bertujuan pencegahan penyakit (menular dan tidak
untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan menular). Pencegahan penyakit merupakan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar segala bentuk upaya yang dilakukan oleh
terwujud derajat kesehatan masyarakat yang pemerintah, pemerintah daerah, dan atau
setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi masyarakat untuk menghindari atau
pembangunan sumber daya manusia yang mengurangi risiko, masalah, dan dampak buruk
produktif secara sosial dan ekonomis. Untuk akibat penyakit (UU Kesehatan No. 36 Tahun
mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi- 2009).
tingginya bagi masyarakat, diselenggarakan Penyakit Menular adalah penyakit yang
upaya kesehatan yang terpadu dan menyeluruh dapat menular ke manusia yang disebabkan
dalam bentuk upaya kesehatan perseorangan oleh agen biologi, antara lain virus, bakteri,
dan upaya kesehatan masyarakat. Salah satu jamur, dan parasit (UU Kesehatan No. 82
program yang telah ditetapkan untuk mencapai Tahun 2014). Demam Berdarah Dengue
tujuan dan sasaran pembangunan dibidang (DBD) merupakan salah satu penyakit menular
kesehatan adalah peningkatan kesehatan dan yang sampai saat ini masih menjadi masalah

1
kesehatan masyarakat di Indonesia, sering Fatality Rate (CFR) 0,83%. Dibandingkan
muncul sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) tahun 2014 dengan kasus sebanyak 100.347
dan menimbulkan kepanikan di masyarakat dengan jumlah kematian sebanyak 907 orang
karena menyebar sangat cepat dan dapat dengan IR 39,80% dan CFR 0,90% terjadi
menyebabkan kematian (Dinkes Provinsi Nusa peningkatan kasus pada tahun 2015 (Kemenkes
Tenggara Timur, 2015). RI, 2016).
Sebelum tahun 1970, hanya 9 negara Kasus DBD di Indonesia pada tahun
yang mengalami wabah DBD, namun sekarang 2013 sebanyak 112.511 kasus IR 45,85%
DBD menjadi penyakit endemik pada lebih dari dengan CFR 0,77%. IR tertinggi ada di
100 negara. Jumlah kasus di Amerika, Asia Propinsi Bali yaitu sebesar 168,48 per100.000
Tenggara, dan Pasifik Barat telah melewati 1,2 penduduk, sedangkan CFR tertinggi ada di
juta kasus ditahun 2008 dan lebih dari 2,3 juta Propinsi Jambi yaitu sebesar 2,82%. Kasus
kasus di tahun 2010. Pada tahun 2012 terjadi DBD di Propinsi Sulawesi Tenggara pada
lebih dari 2.000 kasus DBD pada lebih dari 10 tahun 2013 sebesar 1.135 kasus IR 51,09%
negara di Eropa. Setidaknya 500.000 penderita dengan CFR 0,88% (Nurdiansah Sahrih dkk,
DBD memerlukan rawat inap setiap tahunnya, 2016).
dimana proporsi penderita sebagian besar Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera
adalah anak-anak dan 2,5% diantaranya Barat mencatat bahwa terjadi fluktuasi kasus
dilaporkan meninggal dunia. Pada tahun 2013 DBD selama 3 tahun terakhir yaitu pada tahun
dilaporkan terdapat sebanyak 2,35 juta kasus di 2011 IR sebesar 44,65%, tahun 2012 dengan IR
Amerika, dimana 37.687 kasus merupakan sebesar 66,76%, tahun 2013 didapatkan IR
DBD berat (WHO, 2014). sebesar 62,25%, dan tahun 2014 dengan IR
DBD menjadi epidemi yang terbesar sebesar 47,55% (Masrizal dan Sari, 2016).
terjadi di Kuba pada tahun 1981, dimana ada Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera
116.000 penderita yang menjalani rawat inap di Utara (2014) melaporkan ada sebanyak 7.140
rumah sakit dan di dalam satu hari dilaporkan kasus dengan IR 51,9 per 100.000 penduduk,
ada 11.000 penderita Dengue. Pan American terjadi peningkatan IR setiap tahunnya bisa
Health Organization (PAHO) pada tahun 2007 dilihat dari data tahun 2012 sebanyak 4.367
melaporkan sebanyak 918.495 penderita DBD kasus dengan IR sebesar 33 per 100.000
paling banyak di Amerika sejak tahun 1985 penduduk dan pada tahun 2013 sebanyak 4.732
(Soedarto, 2012). DBD di Asia dilaporkan kasus dengan IR sebesar 35 per 100.000
pertama kali di Filipina pada tahun 1953. penduduk. Bila dibandingkan dengan angka
Kejadian Luar Biasa (KLB) pertama penyakit indikator keberhasilan program dalam menekan
DBD di Asia di temukan di Manila pada tahun laju penyebaran DBD, yaitu IR DBD sebesar 5
1954 (Soegijanto, 2006). per 100.000 penduduk Provinsi Sumatera Utara
Kasus DBD di Indonesia pertama kali masih sangat jauh dari indikator yang
di Surabaya dan Jakarta pada tahun 1968 diharapkan. IR yang sangat tinggi tiga tahun
dengan jumlah penderita DBD sebanyak 58 terakhir umumnya dilaporkan oleh Dinas
orang dengan angka kematian 41,5% dan terus Kesehatan Kota Medan, Deli Serdang,
meningkat setiap tahunnya. Kejadian penyakit Simalungun, dan Binjai.
DBD meningkat dan menyebar ke seluruh Salah satu daerah endemis DBD di
daerah kabupaten di wilayah Republik Provinsi Sumatera Utara adalah Kota Medan.
Indonesia termasuk kabupaten yang berada di Berdasarkan data surveilans Dinas Kesehatan
wilayah Provinsi Timor Timor (Soegijanto, Kota Medan, pada tahun 2014 terdapat 1.699
2006). kasus DBD, dengan jumlah kematian 15 orang
Sampai dengan tahun 2013 penyakit (IR=77,5 per 100.000 penduduk dan CFR
DBD telah tersebar di 33 provinsi di 436 0,9%) (Dinas Kesehatan Kota Medan, 2014).
kabupaten/kota dari 497 kabupaten/kota (88%). Penelitian yang dilakukan oleh
Pada tahun 2015 jumlah penderita DBD yang Hasibuan (2012) ditemukan bahwa terdapat
dilaporkan sebanyak 129.650 kasus dengan sebanyak 210 penderita DBD yang dirawat
jumlah kematian sebanyak 1.071 orang dengan inap di RSUD Lubuk Pakam Tahun 2011.
Incidens Rate (IR) sebesar 50,75% dan Case Sedangkan menurut penelitian Simanjuntak
2
(2016) terdapat 612 kasus DBD dengan k. Mengetahui proporsi persentase hematokrit
Dengue Shock Sindrom (DSS) dan Non DSS berdasarkan tingkat keparahan.
Di RSUD DR. Pirngadi Medan Tahun 2013- l. Mengetahui proporsi persentase hematokrit
2015. berdasarkan umur.
Berdasarkan hasil survei pendahuluan m. Mengetahui keadaan sewaktu pulang
yang dilakukan di RSUP Haji Adam Malik berdasarkan tingkat keparahan.
Medan diketahui bahwa jumlah penderita DBD n. Mengetahui keadaan sewaktu pulang
sebanyak 136 kasus tahun 2015-2016. berdasarkan umur.
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka o. Mengetahui tingkat keparahan sewaktu
perlu dilakukan penelitian mengenai masuk berdasarkan pemeriksaan IgG.
karakteristik penderita DBD di RSUP Haji p. Mengetahui tingkat keparahan sewaktu
Adam Malik Medan tahun 2015-2016. masuk berdasarkan pemeriksaan IgM.

Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian


Tujuan Umum a. Sebagai bahan masukan untuk pihak RSUP
Untuk mengetahui karakteristik H. Adam Malik Medan sehingga dapat
penderita DBD yang dirawat inap di RSUP meningkatkan perencanaan program
Haji Adam Malik Medan tahun 2015-2016. pelayanan kesehatan dalam penyediaan
fasilitas perawatan bagi penderita DBD.
Tujuan Khusus b. Sebagai bahan masukan bagi peneliti lain
a. Mengetahui distribusi penderita DBD yang ingin melanjutkan penelitian ini dan
tahun 2015-2016 berdasarkan bahan referensi bagi perpustakaan FKM
sosiodemografi (umur, jenis kelamin, USU Medan.
agama, pekerjaan dan tempat tinggal). c. Sebagai sarana untuk menambah wawasan
b. Mengetahui distribusi proporsi penderita dan pengetahuan penulis khususnya serta
DBD tahun 2015-2016 berdasarkan jumlah pihak lain tentang penyakit DBD dan
trombosit saat masuk RS. sebagai salah satu syarat untuk
c. Mengetahui distribusi proporsi penderita memperoleh gelar Sarjana Kesehatan
DBD tahun 2015-2016 berdasarkan Masyarakat.
persentase hematokrit saat masuk RS.
d. Mengetahui distribusi proporsi penderita METODE PENELITIAN
DBD tahun 2015-016 berdasarkan tingkat Penelitian yang digunakan adalah
keparahan sewaktu masuk RS. deskriptif dengan menggunakan desain case
e. Mengetahui distribusi proporsi penderita series. penelitian ini dilaksanakan di RSUP H.
DBD tahun 2015-2016 berdasarkan Adam Malik Medan, sejak bulan Juli-
keadaan sewaktu pulang. November 2017. Populasi dalam penelitian ini
f. Mengetahui distribusi proporsi penderita adalah semua data penderita DBD yang dirawat
DBD tahun 2015-2016 berdasarkan lama inap di RSUP H. Adam Malik Medan tahun
rawatan rata-rata. 2015-2016 sebanyak 136 orang. Semua
g. Mengetahui distribusi proporsi penderita populasi dijadikan sampel. Jenis data yang
DBD tahun 2015-2016 berdasarkan dikumpulkan adalah data sekunder dari rekam
penatalaksanaan medis. medik kemudian diolah menggunakan
h. Mengetahui distribusi proporsi penderita komputer dan dianalisa dengan analisa
DBD tahun 2015-2016 berdasarkan univariat dan dilanjutkan dengan analisa
sumber biaya. bivariat menggunakan Chi-square, Exact-fisher
i. Mengetahui distribusi proporsi penderita dan Kolmogorov-smirnov. Hasil disajikan
DBD tahun 2015-2016 berdasarkan dalam bentuk tabel, narasi dan diagram.
pemeriksaan IgG.
j. Mengetahui distribusi proporsi penderita
DBD tahun 2015-2016 berdasarkan
pemeriksaan IgM.

3
Hasil dan Pembahasan imunoglobin dan anti bodi yang dikelola secara
Tabel 1. Distribusi Proporsi Penderita genetika dan hormonal pada anak perempuan
Penyakit Demam Berdarah lebih efisien dibandingkan pada anak laki-laki,
Dengue (DBD) Berdasarkan sampai sekarang belum ada yang dapat
Sosiodemografi di RSUP Haji memberikan jawaban yang tuntas mengenai
Adam Malik Medan Tahun 2015- perbedaan jenis kelamin pada penderita DBD
2016. (Soedarmo, 2005).
Umur (Tahun) f % Berdasarkan agama Kristen Protestan
0-14 53 39,0 (53,7%). Hal ini bukan berarti bahwa agama
15-44 68 50,0 Kristen Protestan merupakan risiko tinggi
≥45 15 11,0 terjadinya DBD, tetapi kemungkinan
Total 136 100,0 disebabkan lebih banyak penderita yang datang
untuk berobat ke rumah sakit tersebut adalah
Jenis Kelamin
yang beragama Kristen Protestan.
Laki-laki 77 56,6 Berdasarkan pekerjaan pekerjaan
Perempuan 59 43,4 Pelajar/mahasiswa (43,4%). Hal ini terkait
Total 136 100,0 dengan kebiasaan nyamuk Aedes aegypti
Agama menggigit pada pagi hari dan sore hari sewaktu
pelajar/mahasiswa beraktivitas diluar rumah
Islam 59 43,4
dan kurangnya pemantauan jentik disekolah-
Kristen Protestan 73 53,7 sekolah, kampus atau tempat umum.
Katolik 4 2,9 Berdasarkan tempat tinggal Kota
Total 136 100,0 Medan (56,6%). Hal ini diasumsikan karena
Pekerjaan letak RSUP Haji Adam Malik Medan yang
mudah dijangkau oleh masyarakat Kota Medan
PNS 14 10,3
untuk sekitaran RSUP H. Adam Malik Medan.
Karyawan/pegawai Tabel 2. Distribusi Proporsi Penderita
6 4,4
swasta Penyakit Demam Berdarah
Pelajar/mahasiswa 59 43,4 Dengue (DBD) Berdasarkan
Ibu rumah tangga 6 4,4 Jumlah Trombosit Saat Masuk di
Wiraswasta 9 6,6 RSUP Haji Adam Malik Medan
Tidak bekerja 31 22,8 Tahun 2015-2016.
Dan lain-lain 11 8,1 Jumlah
Trombosit Saat f %
Total 136 100,0 Masuk
Tempat Tinggal ≤100.000/µl 63 46,3
Kota Medan 77 56,6 >100.000/µl 73 53,7
Diluar Kota Medan 59 43,4 Total 136 100,0
Total 136 100,0 Tabel 2 menunjukkan bahwa proporsi
penderita DBD rawat inap di RSUP Haji Adam
Tabel 1 menunjukkan bahwa proporsi
Malik Medan berdasarkan jumlah trombosit
penderita DBD rawat inap di RSUP Haji Adam
saat masuk >100.000/µl ada sebanyak 73 orang
Malik Medan berdasarkan umur adalah
(53,7%) dan ≤ 100.000/µl ada sebanyak 63
kelompok umur 0-14 tahun dengan jumlah 53
orang (46,3%).
kasus (39,0%), kelompok umur 15-44 tahun
dengan jumlah 68 kasus (50,0%), dan
kelompok umur ≥ 45 tahun dengan jumlah 15
kasus (11,0%).
Berdasarkan jenis kelamin Laki-laki
(56,6%). Pada umumnya anak laki-laki lebih
rentan terhadap infeksi dari pada anak
perempuan.Hal ini disebabkan karena produksi
4
Tabel 3. Distribusi Proporsi Penderita pertolongan dengan berobat ke Rumah Sakit
Penyakit Demam Berdarah sebelum terjadi DSS (derajat III dan IV).
Dengue (DBD) Berdasarkan Tabel 5. Distribusi Proporsi Penderita
Persentase Hematokrit Saat Penyakit Demam Berdarah
Masuk di RSUP Haji Adam Dengue (DBD) Berdasarkan
Malik Medan Tahun 2015-2016. Keadaan Sewaktu Pulang di
Persentase RSUP Haji Adam Malik Medan
Hematokrit Saat f % Tahun 2015-2016.
Masuk Keadaan
f %
≥20% 20 14,7 Sewaktu Pulang
<20% 116 85,3 Sembuh 125 91,9
Total 136 100,0 Pulang Atas
Tabel 3 menunjukkan bahwa proporsi Permintaan 8 5,9
penderita DBD berdasarkan persentase Sendiri (PAPS)
hematokrit saat masuk adalah persentase Meninggal 3 2,2
hematokrit <20% ada sebanyak 116 orang Total 136 100,0
(85,3%) dan persentase hematokrit ≥20% ada Tabel 5 menunjukkan bahwa proporsi
sebanyak 20 orang (14,7%). penderita DBD berdasarkan keadaan sewaktu
Nilai hematokrit yang meningkat pulang terbanyak adalah sembuh dengan
menunjukkan tingkat pengentalan darah yang proporsi 91,9% dan paling sedikit adalah
terjadi akibat merembesnya plasma darah meninggal dengan proporsi 2,2%. CFR
keluar dari pembuluh darah. Pada demam penderita DBD di RSUP Haji Adam Malik
dengue biasanya timbul leukopenia dan Medan Tahun 2015-2016 adalah 2,2%. Angka
trombositopenia. Trombositopenia dan kematian pada penderita DBD di RSUP H.
peningkatan hematokrit secara bersamaan Adam Malik Medan Tahun 2015-2016 cukup
adalah temuan laboratorium klinis khusus dari tinggi, dikarenakan dari 136 penderita terdapat
DBD (Asih, 1999). Sebagian besar penderita 3 orang meninggal dunia.
DBD akan datang berobat saat muncul gejala- Hal ini dapat dikaitkan dengan tingkat
gejala awal DBD dengan persentase hematokrit keparahan penderita DBD yang tertinggi pada
penderita yang masih berada dalam batas derajat I sehingga semakin cepat ditangani
normal <20%. maka semakin mudah penyembuhannya (Asih,
Tabel 4. Distribusi Proporsi Penderita 1999). Hal ini diasumsikan karena pelayanan
Penyakit Demam Berdarah dan penanganan penderita DBD di RSUP H.
Dengue (DBD) Berdasarkan Adam Malik Medan sudah baik.Hal ini juga
Tingkat Keparahan di RSUP berkaitan dengan penanganan yang tepat oleh
Haji Adam Malik Medan Tahun dokter pada penderita DBD, karena
2015-2016. penanganan yang tidak tepat dapat
Tingkat menyebabkan kematian. Penyebab kematian
Keparahan f % pada penderita DBD di RSUP H. Adam Malik
Sewaktu Masuk selain karena diagnosa utama DBD, disertai
Derajat I 119 87,5 juga dengan infeksi sekunder seperti
Derajat II 11 8,1 hepatomegali, infeksi penyakit malaria
Derajat III 6 4,4 falciparum, gagal ginjal akut, anemia,
Total 136 100,0 hiponatremia, dan asidosis.
Tabel 4 menunjukkan bahwa proporsi
penderita DBD berdasarkan tingkat keparahan
sewaktu masuk tertinggi yaitu derajat I
sebanyak 119 orang (87,5%) dan terendah
derajat III sebanyak 6 orang (4,4%). Hal ini
diasumsikan cepatnya masyarakat mencari

5
Tabel 6.1 Distribusi Proporsi Penderita Tabel 7. Distribusi Proporsi Penderita
Penyakit Demam Berdarah Penyakit Demam Berdarah
Dengue (DBD) Berdasarkan Dengue (DBD) Berdasarkan
Lama Rwatan Rata-Rata di Penatalaksanaan Medis di RSUP
RSUP Haji Adam Malik Medan Haji Adam Malik Medan Tahun
Tahun 2015-2016. 2015-2016.
Lama Rawatan Rata-Rata Penatalaksanaan
f %
n 136 Medis
Mean 5,00 Cairan infus dan
134 98,5
SD (Standard Obat
2,040 Cairan infus dan
Deviasi) 2 1,5
95% Confidence transfusi darah
4,65-5,35
Interval Total 136 100,0
Minimum 1 Tabel 7 menunjukkan bahwa proporsi
Maksimum 11 penderita DBD berdasarkan penatalaksanaan
Tabel 6.1 menunjukkan bahwa proporsi medis yaitu tertinggi dengan cairan infus dan
penderita DBD berdasarkan lama rawatan rata- obat sebanyak 134 orang (98,5%) dan terendah
rata adalah 5 hari. Lama rawatan minimum 1 dengan cairan infus dan transfusi darah
hari dan maksimum 11 hari. sebanyak 2 orang (1,5%).
Tabel 6.2 Distribusi Proporsi Penderita Hal ini dapat dikaitkan dengan tingkat
Penyakit Demam Berdarah keparahan tertinggi penderita DBD pada derajat
Dengue (DBD) Berdasarkan I (87,5%). Transfusi darah diberikan pada
Lama Rwatan Rata-Rata di keadaan manifestasi perdarahan yang nyata
RSUP Haji Adam Malik Medan yang bisa dijumpai pada derajat III dan IV
Tahun 2015-2016. (Asih, 1999).
Lama Rawatan % Tabel 8. Distribusi Proporsi Penderita
f Penyakit Demam Berdarah
Rata-Rata
63,2 Dengue (DBD) Berdasarkan
<5 hari 86
Sumber Biaya di RSUP Haji
≥ 5 hari 50 36,8 Adam Malik Medan Tahun 2015-
2016.
Total 136 100,0
Sumber Biaya f %
Tabel 6.2 menunjukkan bahwa proporsi Umum 26 19,1
penderita DBD berdasarkan lama rawatan rata- ASKES/BPJS/KIS 110 80,9
rata adalah < 5 hari sebanyak 86 orang (63,2%) Total 136 100,0
dan ≥ 5 hari sebanyak 50 orang (36,8%). Hal Tabel 8 menunjukkan bahwa proporsi
ini dapat dikaitkan dengan tingkat keparahan penderita DBD berdasarkan sumber biaya
penderita DBD yang tertinggi pada derajat I tertinggi adalah ASKES/BPJS/KIS (80,9%).
sehingga semakin ringan derajatnya maka Hal ini berkaitan dengan status RSUP
semakin singkat lama rawatannya. Hal ini juga H. Adam Malik Medan sebagai Rumah Sakit
dapat dikaitkan dengan penatalaksanaan medis. Rujukan Nasional dan juga sebagai Rumah
Pada penderita DBD dengan tingkat keparahan Sakit Pusat Rujukan untuk daerah
tertinggi pada derajat I penatalaksanaan medis pembangunan A yang meliputi Provinsi
yaitu dengan cairan infus dan obat.Hal-hal Sumatera Utara, Aceh, Sumatera Barat, dan
tersebut diasumsikan membuat lama rawatan Riau yang melayani penderita berobat dengan
rata-rata semakin singkat. ASKES, BPJS, KIS.

6
Tabel 9. Distribusi Proporsi Penderita Jika IgG positif dan IgM negatif disebut
Penyakit Demam Berdarah tersangka dengue atau infeksi dengue sekunder,
Dengue (DBD) Berdasarkan jika IgG negatif dan IgM positif disebut infeksi
Pemeriksaan IgG di RSUP Haji dengue primer, jika IgG dan IgM positif
Adam Malik Medan Tahun 2015- disebut infeksi dengue sekunder, sedangkan
2016. jika IgG dan IgM negatif disebut tidak
Pemeriksaan terinfeksi dengue atau belum terdeteksi.
f %
IgG Pada infeksi primer kadar IgM
Positif 18 13,2 meningkat terlebih dahulu yaitu pada hari ke 3-
Negatif 45 33,1 5, sedangkan kadar IgG akan meningkat pada
Tidak Tercatat 73 53,7 hari ke 14. Namun peningkatan kadar IgM dan
Total 136 100,0 IgG dapat bervariasi pada setiap orang. Pada
Tabel 9 menunjukkan bahwa proporsi beberapa infeksi primer, IgM dapat bertahan di
penderita DBD berdasarkan pemeriksaan IgG dalam darah sampai 90 hari setelah infeksi.
tertinggi adalah negatif (33,1%). Hal ini Namun demikian, pada kebanyakan penderita,
menyatakan bahwa dari 136 orang yang IgM akan menurun dan hilang pada hari ke 60.
menderita DBD ada sebanyak 45 orang yang Bahan pemeriksaan adalah serum, dan
tidak terinfeksi dengue atau belum terdeteksi. umumnya pemeriksaan dilakukan dengan rapid
Jika IgG positif dan IgM negatif disebut test (testcepat) yang berdasarkan immunoassay.
tersangka dengue atau infeksi dengue sekunder, Tabel 11. Distribusi Proporsi Persentase
jika IgG negatif dan IgM positif disebut infeksi Hematokrit Berdasarkan Tingkat
dengue primer, jika IgG dan IgM positif Keparahan di RSUP Haji Adam
disebut infeksi dengue sekunder, sedangkan Malik Medan Tahun 2015-2016.
Persentase Hematokrit
jika IgG dan IgM negatif disebut tidak Tingkat Keparahan
≥20% <20% f %
Sewaktu Masuk
terinfeksi dengue atau belum terdeteksi. f % f %
Derajat I 20 16,8 99 83,2 119 100,0
Pada infeksi sekunder kadar IgG akan Derajat II 0 0,0 11 100,0 11 100,0
Derajat III 0 0,0 6 100,0 6 100,0
meningkat terlebih dahulu yaitu mulai hari ke
2, disusul oleh IgM pada hari ke 5. Namun Tabel 11 menunjukkan bahwa 16,8%
peningkatan kadar IgM dan IgG dapat penderita dengan derajat I mempunyai
bervariasi pada setiap orang.Bahan persentase hematokrit ≥20%, dan 83,2%
pemeriksaan adalah serum, dan umumnya mempunyai persentase hematokrit <20%.
pemeriksaan dilakukan dengan rapid test (test Penderita dengan derajat II 0,0% mempunyai
cepat ) yang berdasarkan immunoassay. persentase hematokrit ≥20% dan 100%
Tabel 10. Distribusi Proporsi Penderita mempunyai persentase hematokrit <20%.
Penyakit Demam Berdarah Penderita dengan derajat III 0,0% mempunyai
Dengue (DBD) Berdasarkan persentase hematokrit ≥20% dan 100%
Pemeriksaan IgM di RSUP Haji mempunyai persentase hematokrit <20%.
Adam Malik Medan Tahun 2015- Analisa statistik dengan menggunakan
2016. uji Chi-square tidak dapat dilakukan karena
Pemeriksaan terdapat 2 sel (33,3%) dengan expected count
f % kurang dari 5. Oleh karena hasil statistik
IgM
Positif 3 2,2 tersebut tidak memenuhi, maka dilakukan
Negatif 60 44,1 penggabungan sel terhadap kategori tingkat
Tidak Tercatat 73 53,7 keparahan sewaktu masuk menjadi dua yaitu
derajat I dan derajat II + III.
Total 136 100,0
Tabel 12. Distribusi Proporsi Persentase
Tabel 10 menunjukkan bahwa proporsi
Hematokrit Berdasarkan Tingkat
penderita DBD berdasarkan pemeriksaan IgM
Keparahan di RSUP Haji Adam
tertinggi adalah negatif (44,1%). Hal ini
Malik Medan Tahun 2015-2016.
menyatakan bahwa dari 136 orang yang Tingkat Persentase Hematokrit
menderita DBD ada sebanyak 60 orang yang Keparahan ≥20% <20% f %
Sewaktu Masuk f % f %
tidak terinfeksi dengue atau belum terdeteksi. Derajat I 20 16,8 99 83,2 119 100,0
Derajat II+III 0 0,0 17 100,0 17 100,0

7
Setelah sel digabungkan, analisa terdapat 5 sel (55,6%) dengan expexted count
statistik dengan uji chi-square tidak dapat kurang dari 5. Oleh karena hasil statistik
dilakukan karena terdapat 1 sel (25%) expected tersebut tidak memenuhi, maka dilakukan
count yang besarnya kurang dari 5, sehingga penggabungan sel terhadap kategori tingkat
menggunakan uji Exact Fisher diperoleh nilai keparahan sewaktu masuk sehingga tingkat
p=0,076 (p>0,05) sehingga secara statistik keparahan sewaktu masuk menjadi dua yaitu
dapat diartikan bahwa tidak ada perbedaan derajat I dan derajat II + III.
distribusi proporsi persentase hematokrit Tabel 15. Distribusi Proporsi Keadaan
berdasarkan tingkat keparahan. Sewaktu Pulang Berdasarkan
Tabel 13. Distribusi Proporsi Persentase Tingkat Keparahan di RSUP
Hematokrit Berdasarkan Umur Haji Adam Malik Medan Tahun
di RSUP Haji Adam Malik 2015-2016.
Keadaan Sewaktu Pulang
Medan Tahun 2015-2016. Tingkat
Sembuh PAPS Meninggal f %
Umur (Tahun) Keparahan
Persentase 0-14 15-44 ≥45 f % f % f %
f %
Hematokrit Derajat I 110 92,4 8 6,7 1 0,3 119 100,0
f % f % f %
20, Derajat II+ 11,
≥20% 6 30,0 10 50,0 4 20 100,0 15 88,2 0 0,0 2 17 100,0
0 III 8

<20% 47 40,5 58 50,0 11 9,5


11
6
100,0 Setelah sel digabungkan, analisa
Tabel 13 menunjukkan bahwa sebanyak statistik dengan uji chi-square tidak dapat
30,0% penderita umur 0-14 tahun mempunyai dilakukan karena terdapat 3 sel (50,0%)
persentase hematokrit ≥20% dan 40,5% expected count yang besarnya kurang dari 5,
mempunyai persentase hematokrit <20%. sehingga menggunakan uji Exact Fisher
Penderita umur 15-44 tahun sebanyak 50,0% diperoleh nilai p=0,048 (p<0,05) sehingga
mempunyai persentase hematokrit ≥20% dan secara statistik dapat diartikan bahwa ada
sebanyak 50,0% mempunyai persentase perbedaan yang bermakna antara proporsi
hematokrit <20%. Penderita umur ≥45 tahun keadaan sewaktu pulang berdasarkan tingkat
sebanyak 20,0% mempunyai persentase keparahan sewaktu masuk.
hematokrit ≥20% dan sebanyak 9,5% Tabel 16. Distribusi Proporsi Keadaan
mempunyai persentase hematokrit <20%. Sewaktu Pulang Berdasarkan
Analisa statistik dengan menggunakan Umur di RSUP Haji Adam Malik
uji chi-square diperoleh p=0,334 yang berarti Medan Tahun 2015-2016.
Keadaan Sewaktu Pulang
p>0,05 sehingga secara statistik dapat diartikan Umur
f %
(Tahun) Sembuh PAPS Meninggal
bahwa tidak ada perbedaan yang bermakna f % f % f %
antara persentase hematokrit berdasarkan umur. 0-14 48 90,6 4 7,5 1 1,9 53 100,0
15-44 62 91,2 4 5,9 2 2,9 68 100,0
Tabel 14. Distribusi Proporsi Keadaan ≥45 15 100,0 0 0,0 0 0,0 15 100,0
Sewaktu Pulang Berdasarkan Tabel 16 menunjukkan bahwa sebanyak
Tingkat Keparahan di RSUP 90,6% penderita umur 0-14 tahun sembuh,
Haji Adam Malik MedanTahun 7,5% pulang atas permintaan sendiri dan 1,9%
2015-2016. meninggal. Penderita umur 15-44 tahun 91,2%
Keadaan Sewaktu Pulang
Tingkat
f % sembuh, 5,9% pulang atas permintaan sendiri
Keparahan Sembuh PAPS Meninggal
f % f % f % dan 2,9% meninggal. Penderita umur ≥45 tahun
Derajat I 110 92,4 8 6,7 1 0,3 119 100,0
Derajat II 10 90,9 0 0,0 1 9,1 11 100,0 100,0% sembuh, 0,0% pulang atas permintaan
Derajat III 5 83,3 0 0,0 1 16,7 6 100,0 sendiri dan 0,0% meninggal.
Tabel 14 menunjukkan bahwa sebanyak Analisa statistik dengan menggunakan
92,4% penderita dengan derajat I sembuh, uji chi-square tidak dapat dilakukan karena
sebanyak 6,7% pulang atas permintaan sendiri, terdapat 6 sel dengan expexted count kurang
dan 0,3% meninggal. Sebanyak 90,9% dari 5. Oleh karena hasil statistik tersebut tidak
penderita dengan derajat II sembuh, dan 9,1% memenuhi, maka dilakukan penggabungan sel
meninggal. Penderita dengan derajat III terhadap kategori keadaan sewaktu pulang
sebanyak 83,3% sembuh dan 16,7% meninggal. sehingga keadaan sewaktu pulang menjadi dua
Analisa statistik dengan menggunakan yaitu sembuh dan PAPS+meninggal.
uji chi-square tidak dapat dilakukan karena
8
f % f %
Tabel 17. Distribusi Proporsi Keadaan Positif 3 100,0 0 0,0 3 100,0
Sewaktu Pulang Berdasarkan Negatif 50 83,3 10 16,7 60 100,0
Umur di RSUP Haji Adam Malik Tabel 19 menunjukkan bahwa
Medan Tahun 2015-2016. pemeriksaan IgM positif pada penderita derajat
Keadaan Sewaktu Pulang
Umur I sebanyak 100,0%. Pemeriksaan IgM negatif
Sembuh PAPS+Meninggal f %
(Tahun)
f % f %
pada penderita derajat I sebanyak 83,3% dan
0-14 48 90,6 5 9,4 53 100,0 pada derajat II+III sebanyak 16,7%.
15-44 62 91,2 6 8,8 68 100,0 Analisa statistik dengan menggunakan
≥45 15 100,0 0 0,0 15 100,0
uji Chi-Square tidak dapat dilakukan karena
Setelah sel digabungkan, analisa terdapat 2 sel (50,0%) yang nilai expected
statistik dengan uji chi-square tidak dapat count kurang dari 5 sehingga menggunakan uji
dilakukan karena terdapat 2 sel (33,3%) Exact Fisher. Hasil analisa statistik dengan
expected count yang besarnya kurang dari 5, menggunakan uji exact fisher diperoleh
sehingga menggunakan uji Kolmogorov p=1,000 (p>0,05) sehingga secara statistik
Smirnov diperoleh nilai p=0,999 (p>0,05) dapat diartikan bahwa tidak ada perbedaan
sehingga secara statistik dapat diartikan bahwa yang bermakna antara proporsi tingkat
tidak ada perbedaan yang bermakna antara keparahan sewaktu masuk berdasarkan
proporsi keadaan sewaktu pulang berdasarkan pemeriksaan IgM.
umur.
Tabel 18. Distribusi Proporsi Tingkat KESIMPULAN DAN SARAN
Keparahan Berdasarkan 1. Kesimpulan
Pemeriksaan IgG di RSUP a. Karakteristik penderita DBD
Haji Adam Malik Medan berdasarkan sosiodemografi tertinggi
Tahun 2015-2016. pada kelompok umur 15-44 tahun
Tingkat Keparahan
Pemeriksaan IgG f %
(50,0%), jenis kelamin laki-laki
Derajat I Derajat II+III
f % f % (56,6%), agama kristen protestan
Positif 14 77,8 4 22,2 18 100,0 (53,7%), pekerjaan pelajar/mahasiswa
Negatif 39 86,7 6 13,3 45 100,0 (43,4%), tempat tinggal kota medan
Tabel 18 menunjukkan bahwa (56,6%).
pemeriksaan IgG positif pada penderita derajat b. Proporsi jumlah trombosit saat masuk
I sebanyak 77,8% dan ada 22,2% pada tertinggi >100.000/µl (53,7%).
penderita derajat II+III. Pemeriksaan IgG c. Proporsi persentase hematokrit saat
negatif pada penderita derajat I sebanyak masuk tertinggi <20% (85,3%).
86,7% dan pada derajat II+III sebanyak 13,3%. d. Proporsi tingkat keparahan tertinggi
Analisa statistik dengan menggunakan derajat I (87,5%).
uji Chi-Square tidak dapat dilakukan karena e. Proporsi keadaan sewaktu pulang
terdapat 1 sel (25,0%) yang nilai expected tertinggi sembuh (91,9%).
count kurang dari 5 sehingga menggunakan uji f. Lama rawatan rata-rata penderita DBD
Exact Fisher. Hasil analisa statistik dengan adalah 5,00 hari dan tertinggi < 5 hari
menggunakan uji exact fisher diperoleh (63,2%).
p=0,452 (p>0,05) sehingga secara statistik g. Proporsi penatalaksanaan medis
dapat diartikan bahwa tidak ada perbedaan tertinggi dengan cairan infus dan obat
yang bermakna antara proporsi tingkat (98,5%).
keparahan sewaktu masuk berdasarkan h. Proporsi sumber biaya tertinggi dengan
pemeriksaan IgG. ASKES/BPJS/KIS (80,9%).
Tabel 19. Distribusi Proporsi Tingkat i. Proporsi pemeriksaan IgG tertinggi
Keparahan Berdasarkan negatif (33,1%).
Pemeriksaan IgM di RSUP Haji j. Proporsi pemeriksaan IgM tertinggi
Adam Malik Medan Tahun 2015- negatif (44,1%).
2016. k. Tidak ada perbedaan distribusi proporsi
Pemeriksaan Tingkat Keparahan
f %
persentase hematokrit berdasarkan
IgM Derajat I Derajat II+III
tingkat keparahan.
9
l. Tidak ada perbedaan yang bermakna Soegijanto S., 2006. Demam Berdarah
antara persentase hematokrit Dengue, Ed.2. Airlangga
berdasarkan umur. University Press: Surabaya.
m. Ada perbedaan proporsi keadaan Kementerian Kesehatan RI, 2016. Profil
sewaktu pulang berdasarkan tingkat Kesehatan Indonesia 2015. Jakarta.
keparahan sewaktu masuk. Sahrir N., Ishak H., Maidin A., 2016.
n. Tidak ada perbedaan yang bermakna Pemetaan Karakteristik
antara proporsi keadaan sewaktu pulang Lingkungan Dan Densitas Nyamuk
berdasarkan umur. Aedes Aegypti Berdasarkan Status
o. Tidak ada perbedaan yang bermakna Endemisitas DBD Di Kecamatan
antara proporsi tingkat keparahan Kolaka. Vol.6 No.1 : 70 – 75
sewaktu masuk berdasarkan Masrizal., Sari NP., 2016. Analisis Kasus
pemeriksaan IgG. DBD Berdasarkan Unsur Iklim Dan
p. Tidak ada perbedaan yang bermakna Kepadatan Penduduk Melalui
antara proporsi tingkat keparahan Pendekatan GIS Di Tanah Datar.
sewaktu masuk berdasarkan Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas.
pemeriksaan IgM. Dinas Kesehatan Kota Medan., 2014.
Profil Kesehatan Kota Medan
2. Saran 2014. Medan.
a. Disarankan kepada pihak RSUP H. Hasibuan, K., 2012. Karakteristik Penderita
Adam Malik Medan untuk melengkapi Demam Berdarah Dengue (DBD)
pencatatan variabel pemeriksaan hasil Yang Rawat Inap di RSUD Lubuk
laboratorium misalnya pemeriksaan IgG Pakam Tahun 2011. Skripsi FKM
dan IgM. USU, Medan.
b. Disarankan kepada peneliti selanjutnya Simanjuntak, P.,2016. Karakteristik
untuk mengembangkan kajian yang Penderita Demam Berdarah
lebih mendalam mengenai penderita Dengue (DBD) dengan Dengue Shock
DBD. Syndrom (DSS) dan Non DSS di
RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun
DAFTAR PUSTAKA 2013-2015. Skripsi FKM USU, Medan.
Depkes RI., 2009. UU Kesehatan No.36
Tentang Kesehatan. Jakarta.Hal
12.
Depkes RI., 2014. UU Kesehatan No.82
Tentang Penanggulangan Penyakit
Menular. Jakarta.Hal 3.
Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara
Timur.,2015. Profil Kesehatan
Provinsi Nusa Tenggara Timur
Tahun 2015. Nusa Tenggara Timur.
WHO., 2014. Dengue and Severe Dengue.
From World Health Organization.
http://www.who.int/mediacentre/factshe
ets/fs117/en/. Diakses tanggal 14
Agustus 2017.

10

Das könnte Ihnen auch gefallen