Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Abstract
The Research background of this problem is about the development of science and
technology in education that is not used maximal yet by the educator. The educator still
uses a learning media on students’ worksheet and textbook, so the students are not too
interested with the learning activity and it caused not an effective learning. The research
objective of this study is to know the validity result and increase the effectiveness learning
of Indonesia History on using a video stop motion animation. The research method is
about the development research with the ASSURE model by analyze learner characteristic,
state performance, select methods, media & materials, utilize materials, requires learner
participation, and evaluate. The result of this study indicated (a) the validity results are the
expert of material content got 80% score on the subject, the language validity got 88%
score, and the validity of media and design experts’ development got 83,63% score; (b) the
video stop motion animation developed as learning material that can increase of
effectiveness on Indonesia History learning, based on data that it got 82,62%.Therefore,
this video stop motion animation has a high effectiveness than the using of students’
worksheet and textbook for tenth grade in Senior High School. The educator expected to
create a learning situation that is more innovative and variation with the appropriate
learning material, media, and the learning method.
PENDAHULUAN
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upaya-
upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses
pembelajaran (Nugroho, 2016:2). Pendidik dituntut agar mampu memanfaatkan hasil-
hasil teknologi dalam proses pembelajaran agar mencapai hasil yang maksimal.
Pendidik harus mampu menggunakan alat yang sudah disediakan, para pendidik juga
dituntut mampu untuk dapat mengembangkan keterampilan dalam membuat dan
mengembangkan media pembelajaran dan juga Bahan ajar.
Belajar sejarah pada hakikatnya adalah mempelajari peristiwa-peristiwa pada masa
lampau (Umamah, 2014:268). Langkah terbaik mempelajari sejarah adalah dengan
menghadirkan peristiwa sejarah kehadapan peserta didik, sehingga peserta didik
dapat mengambil makna dan manfaat setelah mempelajarinya, namun hal ini sangat
tidak mungkin dilakukan karena peristiwa sejarah bersifat sekali terjadi dan tidak
terulang lagi.
Media pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi dan dapat digunakan
untuk menyampaikan pesan pembelajaran (Sanaky, 2013:3). Media pembelajaran
berfungsi sebagai alat komunikasi yang digunakan dalam pembelajaran, akan tetapi
media pembelajaran juga dapat disimpulkan sebagai sarana atau alat bantu
pendidikan yang dapat digunakan sebagai perantara dalam proses pembelajaran agar
pembelajaran dapat berjalan efektif dan efisien untuk mencapai tujuan yang di
inginkan.
Analisis awal kondisi di sekolah masih banyak kegiatan pembelajaran yang
belum menggunakan media pembelajaran yang variatif pendidik masih menggunakan
media pembelajaraan LKS dan buku Paket, sehingga peserta didik masih kurang
tertarik dengan kegiatan pembelajaran. Hasil observasi di sekolah SMAN 1 Jember,
SMAN 2 Jember, dan SMAN 4 Jember menyatakan bahwa pendidik masih sering
menggunakan media LKS dan buku Paket dalam kegiatan pembelajaran.
Penelitian yang dilakukan oleh Nugroho (2016), menyatakan bahwa
penggunaan video animasi stop-motion dapat meningkatkan efektivitas dan layak
digunakan sebagai sumber belajar bagi peserta didik dalam mata pelajaran sejarah.
Purwanti (2016), menyatakan bahwa pembelajaran menggunakan video animasi stop-
motion berdampak positif dan menarik minat peserta didik. Sujatmoko (2015) dalam
penelitiannya menyatakan pembelajaran dengan video animasi stop-motion yang
dikembangkan memenuhi standar penilaian media pembelajaran menurut BSNP dan
layak serta efektif digunakan sebagai media pembelajaran, sedangkan Syamdhany
(2016) terkait video animasi stop-motion menyatakan media pembelajaran sejarah
berbasis video animasi stop-motion yang telah dikembangkan layak digunakan
sebagai media pembelajaran di sekolah.
Pendidik mata pelajaran sejarah dapat memanfaatkan video animasi stop-
motion sebagai sarana dalam memperjelas, mengkonstruksi, menghubungkan dan
apresiasi yang memungkinkan pendidik melaksanakan proses pembelajaran yang
lebih konkret, efektif, menarik, inspiratif, dan bermakna. Permasalahan yang terjadi
dikarenakan kurang pemanfaatan media juga dialami oleh peserta didik di beberapa
sekolah seperti pada peserta didik di SMA Negeri 1 jember kelas X, SMA Negeri 2
jember kelas X dan juga di SMA Negeri 4 jember kelas X, pada sekolah-sekolah
tersebut lebih sering menggunakan media Modul dan LKS.
Hasil observasi dan wawancara yang dilaksanakan di SMA Negeri 1 jember
kelas X, SMA Negeri 2 jember kelas X dan juga di SMA Negeri 4 jember kelas X,
menunjukkan bahwa peserta didik menginginkan media pembelajaran sejarah yang
digunakan lebih menarik lagi dan lebih kreatif, sehingga peserta didik lebih tertarik
dan termotivasi untuk mengikuti pembelajaran sejarah. Hasil observasi dan
penyebaran angket peserta didik dari tiga sekolah tersebut menginginkan adanya
penggunaan media pembelajaran yang kreatif dan inovatif, hal tersebut dibuktikan
dengan jumlah 38, 52% peserta didik memilih adanya penggunakan media visual
dalam pembelajaran sejarah. Angket gaya belajar yang telah diberikan pada peserta
didik di tiga sekolah yaitu SMA Negeri 1 jember kelas X, SMA Negeri 2 jember
kelas X dan juga di SMA Negeri 4 jember kelas X, menunjukkan bahwa 38, 52%
peserta didik lebih suka dengan pembelajaran Visual, sedangkan pada pembelajaran
audio menunjukan angka 29, 45% dan pada pembelajaran kinestik 32, 01%. Hasil
angket daya tarik peserta didik dari tiga sekolah tersebut menunjukkan bahwa 86,73%
peserta didik menginginkan media video digunakan untuk pembelajaran sejarah pada
materi Asal Usul Persebaran Nenek Moyang Bangsa Indonesia. Hasil angket
pendidik dan hasil wawancara pun menunjukan bahwa ada pendidik yang
menginginkan adanya bahan ajar berupa video pada materi asal usul persebaran
nenek moyang bangsa Indonesia.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan yang bermaksud
mengembangkan penemuan-penemuan penelitian sebelumnya, baik untuk keperluan
ilmu murni maupun ilmu terapan dan sebagainya (Bungin, 2013:28). Model
pengembangan yang digunakan adalah pengembangan model ASSURE. . Model ini
dikembangkan oleh Smaldino, dkk. Model pengembangan ASSURE terdiri atas 6
tahap utama yaitu: (1) Analyze Learner Characteristic (Analisis Karakteristik
Peserta Didik), (2) State Performance Objective (Menetapkan Tujuan Pembelajaran
dan Kompetensi), (3) Select Methods, Media, And Materials (Memilih Metode,
Media dan Materi Pembelajaran), (4) Utilize Materials (Pemanfaatan Bahan Dan
Media Pembelajaran), (5) Requires Learner Participation (Melibatkan Peserta Didik
dalam Proses Belajar), dan (6) Evaluate And Revise (Evaluasi dan Revisi). Berikut
akan dipaparkan tentang tahapan penelitian pengembangan video animasi stop-
motion sebagai berikut:
HASIL PENELITIAN
1) Penyajian dan Analisis Data Analisis Karakteristik Peserta Didik
Pada tahap ini berupa sajian dan analisis data wawancara dan angket pada
tahap analisis karakteristik peserta didik. Berikut ini adalah pemaparan hasil
analisis data wawancara dan angket:
a) Wawancara
Hasil dari wawancara menunjukkan peserta didik kelas X SMAN 1 Jember,
X SMAN 2 Jember dan X SMAN 4 Jember rata-rata berumur 16-17 tahun, latar
belakang pendidikan dari SMP/MTS Negeri di Kabupaten Jember, latar belang
sosial ekonomi menengah ke atas.
Analisis awal kondisi di sekolah masih banyak kegiatan pembelajaran yang
belum menggunakan media pembelajaran yang variatif pendidik masih
menggunakan media pembelajaraan LKS, modul, dan buku Paket, sehingga
peserta didik masih kurang tertarik dengan kegiatan pembelajaran, meskipun
begitu juga sudah ada sekolah yang menggunakan E-modul dan modul cetak
Secara umum peserta didik akan kurang tertarik pada media tersebut.
b) Angket
Penyebaran instrumen angket yang diberikan kepada peserta didik meliputi
angket karakteristik umum, gaya belajar dan kemampuan awal. Penyebaran angket
dilakukan pengembang di kelas X SMAN 1 Jember, X SMAN 2 Jember ,dan X
SMAN 4 Jember. Angket yang diberikan kepada peserta didik merupakan angket
karakteristik peserta didik yang terdiri dari gaya belajar dan kemampuan awal.
c) Analisis Data Angket
Berdasarkan penyebaran angket kepada 98 peserta didik kelas X SMAN 1
Jember, X SMAN 2 Jember, dan X SMAN 4 Jember, maka dapat dianalisis bahwa
peserta didik mayoritas memiliki gaya belajar visual. Dapat dipresentasikan gaya
belajar visual peserta didik adalah 38,52 %. Sedangkan gaya belajar audio peserta
didik adalah 29,45%. Sedangkan gaya belajar kinestetik peserta didik adalah 32,01
%. Berdasarkan hasil analisis tersebut, gaya belajar peserta didik yang menempati
posisi dominan adalah gaya belajar visual.
a) Validasi Ahli
Validasi ahli yang dilakukan selama proses pengembangan video animasi
stop-motion, validasi tersebut meliputi validasi ahli isi bidang studi, bahasa dan
media dan desain pengembangan. Validator melakukan penilaian untuk menilai
tingkat kelayakan video animasi stop-motion yang dikembangkan.
Berdasarkan analisis data dari penilaian ahli bidang isi studi diketahui
bahwa produk yang dikembangkan mendapatkan skor 80 %, jika dikonsultasikan
dalam tabel kelayan maka produk yang dikembangkan berkategori baik dan tidak
perlu revisi.
Produk di validasi oleh ahli bahasa sebanyak satu kali dengan skor 88%.
Pada tabel kelayakan menunjukkan nilai 85% - 100% memiliki kualitas sangat
baik dengan keterangan tidak perlu direvisi, sehingga hasil skor yang telah
diperoleh menunjukkan bahwa tidak perlu adanya revisi. Berikut ini penyajian data
hasil uji ahli bahasa..
Nilai validasi ahli Bahasa yaitu: 44
𝑃= × 100% = 88%
50
Berdasarkan analisis data dari penilaian ahli bahsa diketahui bahawa produk
yang sikembangkan mendapat skor 88 %, jika dikonsultasikan dalam tabel
kelayakan maka produk yang dikembangkan berkategori sangat baik dan tidak
perlu revisi.
Berdasarkan hasil analisis data dari penialain ahli media dan desain
pengembangan diketahui bahawa produk yang dikembangkan mendapatkan skor
83,63%, jika dikonsultasikan dalam table kelayakan berkategori baik dan tidak
perlu revisi.
Analisis data efektivitas diperoleh dari nilai pretes keseluruhan peserta didik
dijumlah dan hasilnya dibagi dengan jumlah peserta didik yang mengikuti pos- tes.
Hal ini dilakukan juga pada hasil belajar post-test. Untuk itu digunakan rumus
berikut ini.
𝑥 𝑥
𝑥 𝑃𝑟𝑒 𝑇𝑒𝑠 = = 𝑥 𝑃𝑜𝑠 𝑇𝑒𝑠 = =
𝑁 𝑁
345 774
𝑥 𝑃𝑟𝑒 𝑇𝑒𝑠 = = 38.00 𝑥 𝑃𝑜𝑠 𝑇𝑒𝑠 = = 77.40
10 10
Hasil dari nilai rata-rata pre test dan post test peserta didik mengunakan
video animasi stop-motion yang telah dikembangkan akan digunakan untuk
mengukur keefektivan pembelajaran Sejarah Indonesia dengan menggunakan
rumus efektivitas relatif. Berikut ini rumus efektivitas relatif yang digunakan.
Nilai Kualifikasi
91%-100% Sangat Tinggi
71%-90% Tinggi
41%-70% Sedang
21%-40% Rendah
0%-20% Sangan Rendah
Sumber: Masyud dalam putri, 2016:53.
Berdasarkan data yang diperoleh dari uji coba kelompok kecil sebesar
68,28%, jika dikonsultasikan dengan kriteria uji efektivitas maka video animasi
stop-motion yang dikembangkan memiliki tingkat efektivitas sedang bagi peserta
didik, sehingga perlu dilakukan perbaikan.
𝑥 𝑥
𝑥 𝑃𝑟𝑒 𝑇𝑒𝑠 = = 𝑥 𝑃𝑜𝑠 𝑇𝑒𝑠 = =
𝑁 𝑁
1147 2762
𝑥 𝑃𝑟𝑒 𝑇𝑒𝑠 = = 34,76 𝑥 𝑃𝑜𝑠 𝑇𝑒𝑠 = = 83,70
33 30
Hasil dari nilai rata-rata pre test dan post test peserta didik mengunakan
video animasi stop-motion yang telah dikembangkan akan digunakan untuk
mengukur keefektivan pembelajaran Sejarah Indonesia dengan menggunakan
rumus efektivitas relatif. Berikut ini rumus efektivitas relatif yang digunakan.
Nilai Kualifikasi
91%-100% Sangat Tinggi
71%-90% Tinggi
41%-70% Sedang
21%-40% Rendah
0%-20% Sangan Rendah
2) Saran
Berdasarkan hasil uji coba yang telah dilakukan, saran pemanfaatan video
animasi stop-motion adalah sebagai berikut:
a) peserta didik diharapkan mampu secara mandiri menggunakan Video
animasi stop-motion dalam proses pembelajaran tanpa bantuan pendidik
sebagai fasilitator; dan
b) pendidik diharapkan dapat menciptakan suasana belajar yang lebih inovatif
dengan berbagai bahan ajar, media pembelajaran dan metode pembelajaran
yang lebih bervariasi.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka
Cipta.
Bungin, B. 2013. Metodologi Penelitian Sosial dan Ekonomi. Jakarta :PT Fajar
Interpratama Mandiri.
Nugroho, et al. 2016. Media Pembelajaran Gambar dengan Animasi Stop Motion
pada mata Pelajaran Sejarah kelas X. skripsi, Lampung, FKIP Unila
Purwanti, N. 2016. Video Animasi Stop Motion Sebagai Media Pembelajaran Pada
Kampanye Pengenalan Tertib Berlalu Lintas Bagi Remaja Pengendara Sepeda
Motor. Jurnal Widyakala Vol 3 Maret 2016 ISSN : 2337-7313 print 1
Putra, E. 2013. Teknologi Media Pembelajaran Sejarah Melalui Pemanfaatan
Multimedia Animasi Interaktif. Padang. Jurnal TEKNOIF.Vol.1, No.2
Sanaky, H. 2013. Media Pembelajaran Interaktif-Inovatif. Yogyakarta: Kaukaba
Dipantara.
Smaldino, et al. 2014. Instructional Technology & Media For Learning. Jakarta:
Kencana Prenamedia Group
Sugiono, 2016. Metode Penelitian Pendidikan, pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan
RdanD. Bandung: Alfabeta CV
Sujatmoko, I. 2015. Pengembangan Media Pembelajaran Sejarah Berbasis Animasi
Stop-Motion Menggunakan Aplikasi Windows Movie Maker Bagi Siswa
Sekolah menengah atas. Skripsi, Universitas Negeri Yogyakarta
Syamdhany, N. 2016. Video Animasi 3D Dengan Teknik Stop-Motion Sebagai
Media Pembelajaran Menggambar Model. Skripsi, Universitas Pendidikan
Indonesia
Umamah, N. 2014. Bahan Ajar Perencanaan Pembelajaran Bidang Studi. Jember
Sugeng Hariadi, Nurul Umamah, Sumardi