Sie sind auf Seite 1von 11

Pengaruh Kepemimpinan, Stres Kerja, Displin Kerja, dan

Kompensasi dengan Kinerja Pegawai (1 - 11) Arief Chaidir Abdillah, Farid Wajdi

PENGARUH KEPEMIMPINAN, STRES KERJA, DISIPLIN KERJA,


DAN KOMPENSASI DENGAN KINERJA PEGAWAI

Arief Chaidir Abdillah, Farid Wajdi


Program Pasca Sarjana Magíster Manajemen
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Jl. Ahmad Yani Tromol Pos 1 Pabelan Kartasura Surakarta

ABSTRACT

The human factor is one of problem in activity organisation various life. Because
the line of offense or the interaction between the individual, in the organization and
technology. The purpose of this study are to analyzing the influence of leadership,
job stress, work discipline, and compensation to the performance of employees in
the Tax Office Primary Boyolali, and analyzing the most dominant variable affecting
the performance of employees in the KPP Pratama at Boyolali. Sampel is all
population in KPP Pratama at Boyolali as many as 68 employees. Data were collected
using a questionnaire. Methods of data analysis using multiple linear regression.The
result showed that there are positive and significant influence between leadership
and employee performance in KPP Pratama at Boyolali, there are negative effects
of job stress on employee performance in KPP Pratama at Boyolali, there are positive
and significant influence between work discipline against an employee’s performance
in KPP Pratama at Boyolali, there are positive and significant influence between
the compensation of an employee’s performance in KPP Pratama at Boyolali, and
variable leadership of the most dominant influence on the performance of employees
in KPP Pratama at Boyolali. KPP Pratama at Boyolali is one of the government
offices are directly related to public sector researcher therefore recommends to
leadership positions should be to use his power to manage subordinates in accordance
with the conditions that occur in the field, required good appreciation of material
and non material so that employees become motivated to work so willing to give the
best work for the instantion, to recommended to provide CCTV in each of the rooms
in the KPP Pratama at Boyolali so that leaders can monitor whether their
subordinates have been using the time for works, compensation is recommended to
be maintained even if the necessary further investigation on the performance of
employees against the way the ranking positions as well as job evaluation, in order
to ensure that all employees feel treated fairly, which in turn will improve their
performance, this research is still many shortcomings that need to be reviewed, so
that should be reviewed to find other variables are influence on the performance of
employees, for example: work environment, work motivation, job training and others.

Key words: leadership, work stress, work discipline, compensation, and employee
performance

1
DAYA SAING Jurnal Ekonomi Manajemen Sumber Daya
Vol. 12, No. 1, Juni 2011

PENDAHULUAN diberi judul “Pengaruh Kepemimpinan,


Stres Kerja, Disiplin Kerja, dan Kom-
Tujuan akhir yang ingin dicapai pensasi dengan Kinerja Pegawai.”
dalam suatu organisasi adalah kinerja Populasi dalam penelitian ini
yang tinggi dari masing-masing pega- menggunakan studi sensus atau studi
wainya. Kinerja tinggi yang diharapkan populasi, yaitu seluruh pegawai di Kantor
dari para pegawai tidak hanya ada pada Pelayanan Pajak Pratama Boyolali.
level top kepala kantor saja, tetapi juga Sedangkan sample ini adalah semua
harus ada pada middle kepala dan para pegawai negeri sipil Kantor Pelayanan
bawahan. Jika hanya kepala kantor saja Pajak Pratama Boyolali sebanyak 68
yang mempunyai kinerja tinggi, tetapi orang pegawai. Sebagai data primer
bawahannya tidak memiliki kinerja tinggi, penelitian ini diperoleh dari jawaban
maka kualitas pelayanan yang dirasakan kuesioner dari sampel yaitu para pegawai
oleh masyarakat akan rendah. Hal ini negeri sipil di Kantor Pelayanan Pajak
dikarenakan dalam praktek di lapangan Pratama Boyolali. Sedangkan teknik
justru para bawahan sebagai para pelak- pengumpulan data primer yang diguna-
sananya. Oleh karena itu upaya pening- kan adalah dengan menyusun kuesioner
katan kinerja organisasi harus meliputi tentang kepemimpinan, stres kerja, disi-
keseluruhan level organisasi, sebab plin, kompensasi, dan kinerja pegawai.
ukuran kinerja suatu organisasi tidak ha- Data kuesioner kepemimpinan, stres
nya diukur dari para pelaksana pela- kerja, disiplin, kompensasi, dan kinerja
yanan, tetapi justru dari penerima pegawai kemudian dikuantitatifkan de-
layanan (masyarakat). Mengingat, kinerja ngan menggunakan skala Likert untuk
itu pada dasarnya adalah output dan keperluan analisis. Skala Likert adalah
bukan input. Pihak yang dapat merasa- ukuran gabungan yang didasarkan pada
kan output bukanlah penyelenggara struktur intensitas pertanyaan-perta-
layanan (birokrasi) tetapi pengguna jasa nyaan. Dengan demikian, skala Likert
layanan (masyarakat). Oleh karena itulah sebenarnya bukan skala, melainkan suatu
dalam pengukuran suatu kinerja mau cara yang lebih sistematis untuk memberi
tidak mau harus melibatkan masyarakat skor pada indeks.
sebagai pengguna jasa layanan. Disamping data primer, penelitian ini
Kinerja yang baik dalam suatu juga menggunakan data sekunder. Data
organisasi tergantung juga dari kualitas sekunder ini diperoleh dari dokumentasi
sumber daya manusia. Dengan kualitas yang ada di Kantor Pelayanan Pajak
SDM yang baik. kinerja suatu organisasi Pratama Boyolali yang berhubungan
akan berjalan baik pula, sebaliknya dengan masalah yang diteliti.
kualitas SDM yang tidak atau kurang Suatu penelitian pasti memiliki tuju-
memadahi menyebabkan organisasi tidak an. Adapun tujuan penelitian ini, untuk
berjalan baik atau sehat. menganalisis pengaruh kepemimpinan,
Berdasarkan pemikiran-pemikiran di stres kerja, disiplin kerja, dan kompen-
atas, studi penelitian ini akan membahas sasi terhadap kinerja pegawai di Kantor
bagaimana pengaruh kepemimpinan, stres Pelayanan Pajak Pratama Boyolali., meng-
kerja, disiplin kerja, dan kompensasi ter- analisis variabel yang paling dominan
hadap kinerja pegawai pada Kantor Pela- mempengaruhi kinerja pegawai di kantor
yanan Pajak Pratama Boyolali. Penelitian ini Pelayanan Pajak Pratama Boyolali.

2
Pengaruh Kepemimpinan, Stres Kerja, Displin Kerja, dan
Kompensasi dengan Kinerja Pegawai (1 - 11) Arief Chaidir Abdillah, Farid Wajdi

Penelitian ini diharapkan dapat pemimpinan saja, tetapi juga dipengaruhi


memberikan manfaat praktis, yaitu seba- oleh stres kerja yang dirasakan para
gai bahan masukan kepada seluruh pega- pegawai ketika melaksanakan pekerjaan.
wai Kantor Pelayanan Pajak Pratama Stres kerja pada pegawai bagian
Boyolali untuk meningkatkan kinerja masalah dari organisasi. Stres tersebut
pegawai kantor berkaitan dengan faktor- dapat dikarenakan beban kerja pegawai
faktor yang dijadikan variabel penelitian. yang besar atau para pegawai harus
Di samping itu dari hasil penelitian ini bekerja lebih lama karena adanya peru-
diharapkan bisa memberikan manfaat bahan sistem dalam organisasi. Stres kerja
teoritis, yaitu, dapat memperkaya kajian ini tercipta dalam usaha menyeim-
mengenai manajemen sumber daya bangkan kehidupan kerja dan tanggung-
manusia khususnya yang berkaitan de- jawab organisasi dan keluarga (Robbins,
ngan peningkatan kinerja pegawai Kan- 2006:793). Stress kerja merupakan suatu
tor Pelayanan Pajak Pratama Boyolali. respon adoptif terhadap suatu situasi yang
dirasakan menantang atau mengan-cam
TINJAUAN PUSTAKA kesehatan seseorang (Sophiah, 2008: 85).
Dalam kehidupan berorganisasi
Pada bagian tinjaun pustaka ini akan stres kerja akan membawa dampak ne-
diuraikan pengertian motivasi, stress gatif terhadap kinerja pegawainya.
kerja, didiplin kerja, kompensasi, Semakin tinggi stres kerja yang dirasa-
kepemimpinan serta pengertian kinerja. kan pegawai akan semakin buruk kinerja
Ke enam faktor ini merupakan variabel yang dihasilkan, tetapi apabila pegawai
dari studi penelitian ini tersebut mampu meminimalisir stres
Pengertian Motivasi adalah keadaan kerja maka diharapkan kinerjanya juga
dalam pribadi seseorang yang mendorong semakin meningkat. Stres kerja bisa
keinginan individu untuk melakukan dipengaruhi karena adanya beban peker-
kegiatan-kegiatan tertentu guna men- jaan yang semakin meningkat sejak ada-
capai suatu tujuan. Motivasi yang ada nya modernisasi di Departemen Ke-
pada seseorang akan mewujudkan suatu uangan. Seharusnya beban pekerjaan
perilaku yang diarahkan pada tujuan yang semakin banyak bukanlah merupa-
mencapai sasaran kepuasan. Jadi moti- kan suatu halangan bagi pegawai untuk
vasi bukanlah sesuatu yang dapat di- menghasilkan kinerja yang semakin baik.
amati, tetapi adalah hal yang dapat Hal ini bisa diatasi dengan cara disiplin
disimpulkan adanya dari suatu perilaku waktu dalam mengerjakan semua
yang tampak. Motivasi merupakan masa- pekerjaan sehingga dapat selesai tepat
lah kompleks dalam organisasi, karena waktu dan stres kerja tidak perlu dialami.
kebutuhan dan keinginan setiap anggota Disiplin kerja adalah sangat penting
organisasi berbeda. Oleh sebab itu pim- dalam suatu organisasi. Dengan disiplin
pinan penting mengetahui apa yang men- kerja para pegawai dapat melaksanakan
jadi motivasi para pegawai atau bawa- tugas-tugasnya guna mewujudkan tujuan
hannya. Adanya motivasi dalam melak- organisasi tersebut. Disiplin kerja menga-
sanakan pekerjaannya secara otomatis tur seorang pegawai untuk mentaati
akan meningkatkan kinerja pegawai segala norma, kaidah dan peraturan yang
(Handoko, 2001:334). Kinerja pegawai berlaku dalam organisasi. Tujuan disiplin
bukan hanya dipengaruhi oleh faktor ke- kerja ini dalam rangka memperlancar

3
DAYA SAING Jurnal Ekonomi Manajemen Sumber Daya
Vol. 12, No. 1, Juni 2011

seorang pegawai dalam melaksanakan pertanyaan pada kuisioner mampu untuk


pekerjaannya agar pencapaian tujuan mengungkapkan sesuatu yang akan
organisasi tepat waktu, tepat sasaran diukur oleh kuisioner tersebut.
serta efektif dan efesien. Disiplin kerja Untuk mengetahui uji validitas ini
adalah kesadaran dan kesediaan sese- menggunakan korelasi product moment.
orang menaati semua peraturan perusa- Jika r hitung lebih besar dari r tabel,
haan dan norma-norma sosial yang maka akan ada korelasi yang nyata antara
berlaku (Hasibuan, 2003: 212). kedua variabel tersebut sehingga alat
Pemberian kompensasi adalah sangat ukur ini valid untuk sahih dan sebaliknya.
penting bagi pegawai guna merangsang
seseorang untuk melakukan pekerjaan b. Uji Reliabilitas
melebihi apa yang diinginkan oleh orga- Uji reliabilitas dilakukan untuk
nisasi. Di samping itu, kompensasi juga mengetahui sejauh mana suatu alat ukur
berfungsi sebagai penghargaan bagi pe- dapat diandalkan atau dipercaya. Apabila
gawai yang telah melakukan suatu suatu alat ukur dipakai dua kali untuk
pekerjaan yang telah ditetapkan oleh mengukur gejala yang sama dan hasil
pimpinan. Pengaruh kompensasi ter- pengukuran yang diperoleh relatif
hadap kinerja pegawai memang sangat konsisten, maka alat pengukuran
tinggi, tetapi apabila disiplin kerja pegawai tersebut reliabel (Singarimbun dan
tidak ditegakkan maka kinerja yang baik Effendi, 2000: 140). Untuk mengukur
tidak mungkin akan tercapai. Kompensasi reliabilitas alat ukur yang dipergunakan
adalah segala sesuatu yang diterima para adalah menggunakan konsep reliabilitas
pegawai sebagai balas jasa untuk kerja konsistensi internal. Masing-masing
mereka (Handoko, 2003: 114-118). pernyataan diuji konsistensinya terhadap
Kepemimpinan adalah hubungan variabel penelitian dengan menggunakan
dimana seseorang (pemimpin) mempe- Cronbach’s alpha. Teknik ini dipilih
ngaruhi orang lain untuk mau bekerja karena merupakan pengujian konsistensi
sama melaksanakan tugas-tugas yang yang cukup sempurna. Pengujian ini
saling berkaitan guna mencapai tujuan menggunakan bantuan komputer pro-
yang diinginkan pemimpin dan atau gram SPSS 17.00 for windows.
kelompok (Yuli, 2005: 167) Setelah diperoleh nilai reliabilitas,
Kinerja adalah hasil kerja secara kua- kemudian diinterpretasikan sebagai
litas dan kuantitas yang dicapai oleh se- berikut :
orang pegawai dalam melaksanakan tu-
gasnya sesuai dengan tanggungjawab yang 0,800 < r11 < 1,00 : sangat tinggi
diberikan kepadanya (Mangkunegara 0,600 < r11 < 0,800 : cukup tinggi
dalam Listianto dan Setiaji, 2002: 114). 0,400 < r11 < 0,600 : cukup
0,200 < r11 < 0,400 : rendah
ANALISIS DATA DAN HASIL 0,100 < r11 < 0,200 : sangat rendah
PENELITIAN
Berdasarkan interpretasi di atas,
a. Uji Validitas maka dapat ditarik kesimpulan apabila
Uji validitas digunakan untuk me- data mempunyai interpretasi rendah dan
ngukur sah atau tidaknya suatu kuesio- sangat rendah maka data harus dihilang-
ner. Suatu kuisioner dikatakan valid jika kan. Sedangkan data yang mempunyai

4
Pengaruh Kepemimpinan, Stres Kerja, Displin Kerja, dan
Kompensasi dengan Kinerja Pegawai (1 - 11) Arief Chaidir Abdillah, Farid Wajdi

interpretasi cukup, cukup tinggi, dan Uji F


sangat tinggi dapat digunakan untuk Untuk menguji kebenaran hipotesis
penelitian selanjutnya. alternative, yaitu bahwa mdoel pilihan
peneliti sudah tepat, maka dilakukan uji
c. Uji Hipotesis F dengan prosedur berikut:
Untuk menguji apakah variabel R2 / k −1
independen mempengaruhi variabel F= (Setiaji, 2006: 31)
(1 − R 2 ) / n − k
dependen sebagaimana dikemukakan
dalam hipotesis, maka penelitian ini Jika hasil F hitung di atas sudah lebih
menggunakan multiple regression besar dari 4, maka model yang
analysis atau analisis regresi linier memasukkan 2 variabel di atas sudah
berganda. Regresi linier berganda adalah tepat (fit).
suatu teknik analisis yang digunakan Uji t
untuk mengetahui pengaruh variabel
bebas terhadap variabel terikat (Sugi- Rumus untuk uji t adalah :
yono, 2003: 251). Adapun persamaan b
regresi linier berganda adalah : t=
Sb
Y= a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + b4 X4 + e Dimana b adalah nilai parameter dan Sb
adalah standar error dari b. Jika nilai b
Dimana Y = kinerja pegawai, X 1 = nol atau Sb besar sekali, maka nilai t akan
kepemimpinan, X2 = stres kerja, X3 = sama dengan atau mendekati nol.
disiplin kerja, X4 = kompensasi,e = error, b
variabel lain yang tidak masuk ke dalam Jika perbandingan S > 2, atau jika
b
model, tetapi ikut mempengaruhi kinerja nilai b > 2 kali lipat standar errornya,
pegawai. maka nilai b tersebut dianggap bermakna
atau signifikan. Sebaliknya jika b = nol
d. Uji Ketepatan Model atau kecil sekali atau jika standar
errornya besar sekalai, maka nilai t yang
Koefisien Determinasi (R2) merupakan perbandingan b terhadap Sb
Pengertian R2 adalah perbandingan akan kecil, maka nilai b tidak bermakna
antara variabel kinerja pegawai yang atau tidak signifikan (Setiaji, 2006: 20).
dijelaskan oleh kepemimpinan, stres Sebagaimana uraian di atas, jika nilai
kerja, disiplin kerja, dan kompensasi t hitung lebih besar dari 2, maka nilai b
secara bersama- sama dibandingkan yang diuji adalah bermakna atau signi-
dengan variasi total kinerja pegawai. Jika fikan, maka pengaruh kepemimpinan,
selain kepemimpinan, stres kerja, disiplin stres kerja, disiplin kerja, dan kompen-
kerja, kompensasi dan semua variabel di sasi terhadap kinerja pegawai ada (exis)
luar model yang diwadahi dalam e (Setiaji, 2006: 21).
kemudian dimasukkan ke dalam model,
maka nilai R2 akan bernilai 1. Ini berarti UJI ASUMSI KLASIK
seluruh variasi kinerja pegawai dapat Uji Multikolinieritas
dijelaskan oleh variabel penjelas yang Menurut Imam Ghozali (2005: 91),
dimasukkan ke dalam model (Setiaji, model regresi yang baik seharusnya tidak
2006: 28). terjadi korelasi antara variabel bebas.

5
DAYA SAING Jurnal Ekonomi Manajemen Sumber Daya
Vol. 12, No. 1, Juni 2011

Jika variabel bebas saling berkorelasi, Terdapat berbagai metode untuk


maka variabel-variabel tersebut tidak menguji adanya heteroskedastisitas,
ortogonal. Variabel ortogonal adalah seperti uji grafik, uji Park, uji Glejser, uji
variabel bebas yang nilai korelasi antara Spearman’s, Rank Corelation, dan uji
sesama variabel bebas sama dengan 0 Lograng Multiplier (LM).
(nol). Dalam penelitian ini menggunakan
Salah satu cara untuk mendeteksi uji LM. Prosedur uji LM adalah sebagai
ada atau tidaknya multikolinearitas berikut.
adalah dengan melihat nilai tolerance dan Misalnya untuk model, Y = a + b1X1
variance inflation factor (VIF). Kedua + b2X2 + b3X3 + e.
ukuran tersebut menunjukkan setiap a. Lakukan regresi di atas dan hitunglah
variabel bebas manakah yang dijelaskan e dan nilai estimasi Y (Y presicted) y;
oleh variabel bebas lainnya. Nilai cut off b. Kuadratkan kedua variabel baru di
yang umum dipakai adalah nilai tolerance atas;
0,10 atau sama dengan nilai VIF diatas 10 c. Sekarang lakukan regresi dengan
(Imam Ghozali, 2005: 91-92). Apabila nilai model berikut, e2 = a + b y2 + u; e2
tolerance variabel independen lebih dari variabel dependen, dan 2 menjadi
0,10 dan nilai VIF kurang dari 10, dapat independen.
dikatakan tidak terjadi multikolinearitas. d. Hitunglah R dari regresi pertolongan
Bila terjadi multikolinearitas berarti tidak di atas;
lolos uji tersebut. e. Sekarang kalikan R yang diperoleh
dengan besar sampel N = R x N;
Uji Autokorelasi f. Bandingkan hasil tersebut dengan
Salah satu cara untuk mendeteksi tabel Chi Square dengan derajat bebas
autokorelasi adalah dengan mengguna- 1 (karena kita memiliki satu variabel
kan uji Runs test, yaitu untuk menguji bebas) dan alpha 1 persen;
apakah antar residual terdapat korelasi g. Besarnya Chi Square adalah 9,2;
yang tinggi. Jika antar residual tidak
terdapat hubungan korelasi maka Singkatnya jika R.N lebih besar dari
dikatakan bahwa residual adalah acak 9,2 maka standar error mengalami
atau random. Jadi pengujiannya adalah : heteroskedastisitas. Sebaliknya jika R.N
Jika probabilitas ≥ 0,05 maka Ho lebih kecil dari 9,2, maka standar error
diterima dan Ha ditolak (e) tidak mengalami heteroskedastisitas
Jika probabilitas < 0,05 maka Ho (Setiaji, 2006 : 47).
ditolak dan Ha diterima
Uji Normalitas
Uji Heterokedasitas Uji Normalitas digunakan untuk
Bertujuan untuk menguji apakah da- mengetahui apakah suatu data berdis-
lam model regresi terjadi ketidaksamaan tribusi normal atau tidak (Setiaji, 2006 :
varian dari residual satu pengamatan ke 41). Untuk mengetahui data normal atau
pengamatan lain tetap, maka disebut tidak salah satunya dengan uji statistik
homoskedastistas dan jika berbeda non parametrik Kolmogorov Smirnov test
disebut heteroskedastistas. Model regresi (K-S).
yang tidak baik adalah yang homos- Uji (K-S) dilakukan dengan membuat
kedastistas. hipotesis :

6
Pengaruh Kepemimpinan, Stres Kerja, Displin Kerja, dan
Kompensasi dengan Kinerja Pegawai (1 - 11) Arief Chaidir Abdillah, Farid Wajdi

Ho : Data residual berdistribusi normal nyaan dalam variabel tersebut dapat di-
Ha : Data residual tidak berdistribusi gunakan untuk pengolahan data selan-
normal jutnya.
Jika nilai probabilitas > 0,05, maka Ho
diterima, dan jika nilai probabilitas < 0,05, Hasil Uji Reliabilitas
maka Ho ditolak. Uji reliabilitas hanya dilakukan atas
data yang telah diuji validitasnya dan
Pengujian Instrumen dinyatakan valid. Dalam penelitian ini, uji
Setelah data ditabulasi, kemudian reliabilitasnya menggunakan metode
dilakukan uji validitas dan reliabilitas internal consistency dengan teknik alpha
terhadap variable kepemimpinan, stres atau sering disebut Cronbach á. Besarnya
kerja, disiplin kerja, kompensasi, dan koefisien reliabilitas untuk variabel
kinerja. Kuesioner yang akan disebarkan kepemimpinan sebesar 0,606, stres kerja
untuk enelitian, sebelumnya akan sebesar 0,804, disiplin kerja sebesar
dilakukan uji validitas dan reliabilitas 0,671, variabel kompensasi sebesar 0,606,
untuk menentukan tingkat kevalidan dan dan variable kinerja pegawai sebesar
kesahihan item pertanyaan. Oleh karena 0,793. Karena nilainya lebih besar darti
itu, kuesioner sebelumnya disebarkan 0,6, maka questionare yang disusun cukup
kepada 30 orang pegawai Kantor Wilayah reliabel (Setiaji, 2006: 99).
Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Jawa
Tengah II untuk dilakukan try out. Pengujian Hipotesis
Data yang dianalisis harus valid dan
pada α =Koefisien
reliabel.
** SignifikansiKoefisien 0,05 Tujuantuji validitas adalah untuk Analisis Regresi Linier Berganda
Variabel Sig. t
mengetahui
regresi tingkat kevalidan dan
standar statistik Berdasarkan hasil perhitungan
Konstanta kesahihan sesuatu
-0,760 -0,254 instrumen.
0,800 analisis regresi linier berganda dengan
Kepemim- 0,574 0,489 3,932 0,000** perhitungan komputasi program SPSS
pinan
Hasil Uji Validitas diperoleh hasil sebagai berikut:
Stres kerja -0,216 -0,183 -2,022 0,048**
Disiplin 0,414
Untuk
0,340
mengetahui nilai validitas dan
2,641 0,011**
kerja reliabilitas untuk variabel kepemimpinan Tabel 1.
Kompen- digunakan
0,277 0,190 4 2,198
pertanyaan,
0,032** stres kerja Hasil Regresi Linier Berganda
sasi digunakan 4 pertanyaan, disiplin kerja
R square 0,606
digunakan 4 pertanyaan, kompensasi
F statistik 21,106
digunakan 4 pertanyaan, dan kinerja
Sig. F 0,000**
pegawai digunakan 4 pertanyaan dengan
besar sampel 60 responden dan uji
dilakukan dengan alat bantu perhitungan
SPSS 17 for windows.
Hasil validitas variabel kepemim-
pinan, stres kerja, disiplin kerja, kom-
pensasi, dan kinerja pegawai menun-
jukkan bahwa keseluruhan item perta-
nyaan yang digunakan dalam variabel
tersebut adalah valid karena memiliki
nilai r hitung lebih besar dari r tabel
(0,361), artinya keseluruhan item perta-

7
DAYA SAING Jurnal Ekonomi Manajemen Sumber Daya
Vol. 12, No. 1, Juni 2011

Uji tanda tersebut sangat penting karena dikatakan bahwa ada pengaruh negatif
menyangkut kecocokan hipotesis. stres kerja terhadap kinerja pegawai
Analisis selanjutnya dapat diketahui pada KPP Pratama Boyolali.
pengujian di bawah ini. c. Nilai t hitung untuk disiplin kerja lebih
besar dari 2 (2,641 > 2). Nilai pro-
Uji Ketepatan Model babilitas lebih kecil dari 0,05 (0,011 <
Uji F 0,05) maka dengan demikian Ho
Guna menguji signifikansi dari persa- ditolak dan Ha diterima. Jadi dapat
maan regresi linier berganda secara simul- dikatakan bahwa ada pengaruh
tan tersebut digunakan uji F yaitu dengan disiplin kerja terhadap kinerja pegawai
cara F hitung > 4. Hasil analisis diperoleh KPP Pratama Boyolali.
harga F hitung = 21,106 pada taraf d. Nilai t hitung untuk variabel kompensasi
signifikansi 0,05. Nilai f hitung lebih besar lebih besar dari 2 (2,198 > 2). Nilai proba-
dari 4 (21,106 > 4). Berarti ada pengaruh bilitas lebih kecil dari 0,05 (0,032 < 0,05)
antara kepemimpinan, stress kerja, maka dengan demikian Ho ditolak dan
disiplin kerja, dan kompensasi terhadap Ha diterima. Jadi dapat dikatakan bah-
kinerja pegawai KPP Pratama Boyolali. wa ada pengaruh kompensasi terhadap
kinerja pegawai KPP Pratama Boyolali.
Uji Koefisien Determinasi (R2)
Besarnya R2 berdasarkan hasil analisis Uji Asumsi Klasik
komputer dengan program SPSS yaitu Hasil Uji Multikolinieritas
sebesar 0,606. Dengan demikian besarnya Hasil analisis uji multikolinieritas
pengaruh yang diberikan oleh variabel diperoleh untuk hasil uji VIF X1 = 0,465,
kepemimpinan, stres kerja, disiplin kerja, X2 = 0,880, X3 = 0,433, dan X4 = 0,961.
dan kompensasi secara simultan atau Sedangkan nilai tolerancenya adalah X1 =
bersama-sama mempunyai pengaruh 2,153, X2 = 1,136, X3 = 2,312, dan X4 =
terhadap kinerja pegawai KPP Pratama 1,040. Dari hasil pengujian diperoleh nilai
Boyolali sebesar 60,6%. Sedangkan sisanya VIF untuk variabel X1, X2, X 3, dan X4
yaitu 39,4% adalah pengaruh factor lain semuanya kurang dari 10. Adapun nilai
yang tidak diteliti dalam penelitian ini. tolerancenya untuk X 1, X 2, X3, dan X4
semuanya mendekati angka 1. Dengan
Uji Hipotesis (Uji t) demikian dapat disimpulkan tidak mengan-
a. Nilai t hitung untuk variabel kepe- dung multikolinieritas dalam regresi.
mimpinan lebih besar dari 2 (3,932 >
2). Nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05 Hasil Uji Heteroskedastisitas
(0,000 < 0,05) maka dengan demikian Nilai R square menunjukkan angka
Ho ditolak dan Ha diterima. Jadi dapat 0,036. Kalikan n sampel dengan nilai R
dikatakan bahwa ada pengaruh kepe- square = 60 x 0,036 = 2,16. Karena nilai
mimpinan terhadap kinerja pegawai perkalian tersebut lebih kecil dari nilai
KPP Pratama Boyolali. kritis tabel Chi Square = 9,2, maka dapat
b. Nilai t hitung untuk variabel stres kerja disimpulkan bahwa data tersebut tidak
lebih besar dari 2 (2,022 > 2). Nilai mengalami gejala heteroskedastisitas.
probabilitas lebih kecil dari 0,05 (0,048
< 0,05) maka dengan demikian Ho Hasil Uji Otokorelasi
ditolak dan Ha diterima. Jadi dapat Hasil print out perhitungan uji oto-

8
Pengaruh Kepemimpinan, Stres Kerja, Displin Kerja, dan
Kompensasi dengan Kinerja Pegawai (1 - 11) Arief Chaidir Abdillah, Farid Wajdi

koerlasi menggunakan Run Test dengan Saran-Saran


bantuan program SPSS 17.00 for win- a. Untuk peneliti selanjutnya agar menam-
dows menunjukkan hasil tidak signifikan bah dengan variabel-variabel lainnya mi-
sebesar 0,602 di atas 0,05, ini berarti antara salnya motivasi kerja dan budaya kerja.
residual tidak terdapat hubungan korelasi. b. Peneliti selanjutnya agar memperluas
objek penelitian di luar KPP Pratama
Hasil Uji Normalitas Boyolali misalnya KPP Pratama di selu-
Uji normalitas bertujuan untuk meng- ruh Soloraya, sehingga dapat mem-
uji apakah dalam model regresi variabel peroleh gambaran yang lebih luas.
terikat dan variabel bebas keduanya c. Pimpinan hendaknya mampu menggu-
berdistribusi normal ataukah tidak nakan jabatan dan kekuasaannya untuk
(Ghozali, 2001: 74). Hasil uji Kolmogorov- mengatur bawahannya sesuai dengan si-
Smirnov test (K-S) menunjukkan bahwa tuasi dan kondisi yang terjadi di lapangan.
variabel bebas memiliki distribusi normal d. Stres kerja berpengaruh negatif ter-
karena Unstandardized residual Asymp Sig hadap kinerja pegawai, sehingga
(2 tailed) menunjukkan nilai 0,602 lebih diperlukan penghargaan baik berupa
besar dari 0,05, dan Normal Parametersab material dan non material agar pega-
Mean 0,0000000. wai menjadi termotivasi dalam bekerja
sehingga mau memberikan hasil kerja
PENUTUP yang terbaik bagi instansi.
e. Disiplin kerja dalam hal ini baru dilihat
Kesimpulan berdatangan absensi kedatangan dan
a. Ada pengaruh yang positif dan signi- pulang dari masing-masing pegawai.
fikan antara kepemimpinan, disiplin sedangkan di waktu kerja belum ada
kerja, dan kompensasi terhadap kinerja monitoring langsung dari pimpinan
pegawai KPP Pratama Boyolali. apakah masing-masing pegawai benar-
b. Ada pengaruh negatif antara stres benar menggunakan waktu kerjanya
kerja terhadap kinerja pegawai KPP dengan baik apa belum. Oleh karena
Pratama Boyolali. itu, disarankan untuk memberikan
c. Variabel kepemimpinan mempunyai CCTV di masing-masing ruangan yang
pengaruh yang paling dominan terhadap ada di KPP Pratama Boyolali sehingga
kinerja pegawai KPP Pratama Boyolali. pimpinan bisa memantau bawahannya
apakah telah menggunakan waktu
Keterbatasan kerjanya sesuai ketentuan apa belum.
Penelitian ini kemungkinan untuk f. Kompensasi dalam hal ini TKPKN
dikembangkan lebih lanjut, karena masih berpengaruh positif terhadap kinerja
terdapat beberapa keterbatasan penelitian pegawai sehingga disarankan untuk
sebagai berikut : dipertahankan bahkan bila perlu
a. Variabel-variabel yang digunakan diteliti lebih jauh mengenai kinerja pe-
dalam pelaksanaan penelitian sedikit gawai terhadap cara penentuan
sehingga peneliti masih memiliki keter- peringkat jabatan serta evaluasi jaba-
batasan yang menyangkut variabel lain. tan, agar memastikan bahwa seluruh
b. Objek penelitian hanya dilakukan di pegawai merasa diperlakukan dengan
Kantor Pelayanan Pajak Pratama adil yang pada akhirnya akan mening-
Boyolali katkan kinerjanya.

9
DAYA SAING Jurnal Ekonomi Manajemen Sumber Daya
Vol. 12, No. 1, Juni 2011

DAFTAR PUSTAKA

Amarjit Gill, Neil Mathur, Suraj P. Sharma, and Smita Bhutani, 2011, The Effects of
Empowerment and Transformational Leadership on Employee Intentions to Quit:
A Study of Restaurant Workers in India, International Journal of Management
Vol. 28 No. 1 Part 2 Mar 2011 217 -394.
Andrea Eriksson, Runo Axelsson and Susanna Bihari Axelsson, 2010, Development of
health promoting leadership – experiences of a training programme. Health
Education, Vol. 110, No. 2, 2010, pp. 109-124, 10.1108/09654281011022441.
Andi Supangat, 2008, Statistika dalam kajian Deskriptif Inferensi, dan Nonparametrik,
Jakarta : Prenada Media Group.
Anwar Prabu Mangkunegara, 2009, Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan,
Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Bambang Setiaji, 2006, Panduan Riset dengan Pendekatan Kuantitatif, Surakarta:
Program Pasca Sarjana Universitas Muhammadiyah.
Biatna Dulbert Tampubolon, 2007, Analisis Faktor Gaya Kepemimpinan dan faktor
Etos Kerja terhadap Kinerja Pegawai pada Organisasi yang telah Menerapkan
SNI 19-9001-2001, Jurnal Standardisasi Vol. 9 No.3 Tahun 2007, Hal 106-115.
Christine A Henle; Anita L Blanchard, The Interaction of Work Stressors and
Organizational Sanctions on Cyberloafing, Journal of Managerial Issues; Fall 2008;
20, 3; ABI/INFORM Global, Volume XX, Number 3, pg. 383.
Dani Melmambessy, 2008, Pengaruh Kepemimpinan terhadap Kinerja Karyawan
Operasional PT Merpati Nusantara di Bandara Sentani Jayapur, Jurnal Dinamis,
No.2 Vol. 12, Desember 2008, Hal 25-34.
Fahmi, 2009, Analisis Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Motivasi Kerja terhadap
Kinerja Pegawai SPBU Pandanaran Semarang, Jakarta : Universitas Guna
Dharma, Skripsi : tidak dipublikasikan.
Habibullah Jimad dan Iin Apriyani, 2009, Pengaruh Stress Kerja terhadap K i n e r j a
Pegawai Bagian Pelayanan pada Dinas Kependudukan Kota Bandar Lampung
Jurnal Bisnis dan Manajemen, Vol. 5 No.3 Mei. 2009.
Hariandja, Marihot Tua Efendi, 2007, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta; PT.
Gramedia Widiasarana Indonesia.
Handoko, T. Hani, 2003, Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia, Yogyakarta: BPFE.
Hasibuan, JJ. 2003, Proses Belajar Mengajar, Bandung : PT Remaja Rosdakarya Offset,.
Imam Ghozali, 2005, Analisis Multivariate dengan program SPSS, Semarang;
Badan Peneribit Universitas Diponegoro.
Isnan Masyjui, 2005, Pengaruh Motivasi dan Disiplin Kerja terhadap Kepuasan Kerja
Pegawai kantor Dinas Pendidikan Nasionan Kabupaten Grobogan, Semarang :
Universitas Negeri Semarang, Skripsi tidak dipublikasikan.

10
Pengaruh Kepemimpinan, Stres Kerja, Displin Kerja, dan
Kompensasi dengan Kinerja Pegawai (1 - 11) Arief Chaidir Abdillah, Farid Wajdi

Luthans, Fred, 2006, Perilaku Organisasi, Alih Bahasa Vivin Andika Yuwono, Yogyakarta:
Andi Offset.
Mardiana Indriastuti, 2009, Studi tentang Prestasi Kerja Pegawai di kaitkan d e n g a n
Masa Kerja, Kepuasan kerja dan Stress Kerja di Kanwil DJP Jateng II, Surakarta:
Universitas Muhammadiyah Surakarta, Tesis : tidak dipublikasikan.
Nurzaenab, 2009, Pengaruh gaya Kepemimpinan, Kompensasi, dan Lingkungan Kerja
terhadap Kepuasan Kerja Pegawai Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jawa
Tengah II, Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta, Tesis : tidak dipublikasikan.
Peter Bamberger; Elena Belogolovsky, 2010, The Impacy of Pay Secrecy on Individual
Task Performance, Personnel Psychology; Winter 2010; 63, 4; ABI/INFORM Global.
pg. 965-996.
Purnomo dan Bambang Setiaji, 2002, Kebijakan Kinerja Karyawan,Bandung:
Rosdakarya.
Ramlan Ruvendi, Imbalan dan Gaya Kepemimpinan Pengaruhnya Terhadap Kepuasan
Kerja Karyawan, Balai Besar Industri Hasil Pertanian Bogor, Jurnal Ilmiah
Binaniaga Vol 01 No 1 Tahun 2005
Sadili Samsudin, 2010, Manajemen Sumber Daya Manusia, Bandung : CV. Pustaka Setia.
Sirait, Justine T., 2006, Memahami Aspek-Aspek Pengelolaan Sumber Daya Manusia
dalam Organisasi, Jakarta; PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.
Sopiah, 2008, Perilaku Organisasional, Yogyakarta; Penerbit Andi.
Sugiyono, 2003, Metode Penelitian Bisnis, Bandung; Alfabeta.
Suprihanto John, dkk., (2003), Perilaku Organisasional, Yogyakarta : Sekolah Tinggi
Ilmu Ekonomi YKPN.
Sri Budi Cantika Yuli, 2005, Manajemen Sumber Daya Manusia, UMM Press, Malang.
Toni Listianto dan Bambang Setiaji, 2002, Pengaruh Motivasi, Kepuasan dan Disiplin
Kerja terhadap Kinerja Karyawan (Studi Kasus di Lingkungan Pegawai Kantor
PDAM Kota Surakarta), Jurnal Manajemen Daya Saing, Vol.3 No.2, Desember.
Veithzal Rivai, 2004, Manajemen Sumberdaya Manusia untuk Perusahaan Dari Teori ke
Praktik, Jakarta: Murai Kencana.
Wibowo, 2007, Manajemen Kinerja, Jakarta : Raja Grafindo Pustaka.
Zesbendri dan Anik Ariyati, 2005, Pengaruh Disiplin Kerja terhadap Kinerja Pegawai
pada Kantor Badan Pusat Statistik Kabupaten Bogor, Jakarta : STIE IPWIJA.

11

Das könnte Ihnen auch gefallen