Sie sind auf Seite 1von 9

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/329188015

Potensi Limbah Tulang Kambing Sebagai Arang Aktif Yang Teraktivasi Asam
Sulfat

Article · September 2018


DOI: 10.32672/jse.v3i2.714

CITATION READS

1 111

2 authors, including:

Sari Wardani
University of Abulyatama
6 PUBLICATIONS   2 CITATIONS   

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Sari Wardani on 11 March 2019.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Serambi Engineering, Volume III, No.2, Agustus 2018 hal 308-315 ISSN : 2528-3561

Potensi Limbah Tulang Kambing Sebagai Arang Aktif


Yang Teraktivasi Asam Sulfat
Sari Wardani1*, Elvrida Rosa2

Staf Pengajar Fakultas Pertanian, Universitas Abulyatama,


1,2

Jl. Blang Bintang Lama Km 8,5 Lampoh Keudee, Aceh Besar.


*Koresponden email: sariwardani_peternakan@abulyatama.ac.id

Diterima : 23 Mei 2018 Disetujui : 30 Juli 2018

Abstract: Bone is one of the wastes result in environmental pollution and public health issues if it
is thrown directly into the environment. The aim of this research was to study the characteristics of
activated charcoal of activated sulfuric acid goat bone. The process of making activated charcoal
of goat bone included two stages of process, herein consisted of first carbonization process of goat
bone at temperature of 700 oC for 20 minutes to produce goat bone charcoal. The second process is
chemical activation by using sulfuric acid activator at various concentrations of 1N, 2N and 3N for
24 hours. The results showed that the best activated charcoal characteristic of sulfuric acid was at 3N
sulfuric acid concentration, 0.289% moisture content, ash content of 6.4%, absorption capacity of Iod
983 mg / g, volatile matter 15,017, fixed carbon 82.013 and spectra FTIR of activated carbon showed
spectra of absorption band at wave number 3546,143 – 3604,135 cm-1 on vibration of group -OH,
with intensity 76%. Overall, the results revealed that the quality of activated charcoal of goat bone is
still eligible of the values recommended by SNI-06-4253-1996 about the quality of activated charcoal.
Keywords: livestock waste, goat bone, activated charcoal, activator, sulfuric acid,

Abstrak: Tulang merupakan salah satu limbah yang jika dibuang ke lingkungan secara langsung
dapat mencemari lingkungan dan dapat berdampak buruk terhadap kesehatan masyarakat. Penelitian
ini bertujuan untuk mempelajari karakteristik arang aktif tulang kambing yang teraktivasi asam sulfat.
Proses pembuatan arang aktif tulang kambing melalui dua tahapan proses yaitu proses karbonisasi
tulang kambing pada suhu 700 oC selama 20 menit yang akan menghasilkan arang tulang kambing.
Proses kedua adalah aktivasi secara kimia dengan menggunakan aktivator asam sulfat pada variasi
konsentrasi 1N, 2N dan 3N selama 24 jam. Hasil penelitian menunjukkan karakteristik arang aktif
yang teraktivasi asam sulfat terbaik berada pada konsentrasi asam sulfat 3N, yaitu kadar air 0,289
%, kadar abu 6,4 %, daya serap terhadap Iod 983 mg/g, volatile matter 15,017, fixed carbon 82,013
dan hasil spectra FTIR karbon aktif memperlihatkan spectra pita serapan pada bilangan gelombang
3546,143 -3604,135 cm-1 pada vibrasi ulur gugus -OH, dengan intensitas 76%. Secara keseluruhan
hasil penelitian menunjukkan kualitas arang aktif tulang kambing masih memenuhi SNI-06-4253-
1996 tentang mutu arang aktif.
Kata kunci: limbah peternakan, tulang kambing, arang aktif, aktivator, asam sulfat,

1. Pendahuluan setiap tahunnya akan meningkatkan limbah yang


Provinsi Aceh merupakan salah satu provinsi dihasilkan.
yang jumlah populasi ternak kambing mengalami Tulang merupakan salah satu hasil ikutan (by
peningkatan setiap tahunnya. Menurut data Dinas product) dari pemotongan ternak yang sampai saat
Kesehatan dan Peternakan Provinsi Aceh tahun ini belum termanfaatkan secara maksimal karena
2015 jumlah populasi ternak kambing mencapai sebagian besar masyarakat masih menganggapnya
112.365 ekor. Peningkatan populasi ternak kambing sebagai limbah ternak. Sampai saat ini pemanfaatan

308
Serambi Engineering, Volume III, No.2, Agustus 2018 ISSN : 2528-3561

tulang dari ternak masih sangat terbatas, sehingga sebagai adsorben menunjukkan potensi yang
dengan demikian tulang masih dikategorikan cukup besar untuk penyerapan anion seperti sulfat.
sebagai by product yang memiliki nilai ekonomi Sampai saat ini, peneliti belum menemukan jurnal
rendah (Said., M.I, 2014) atau penelitian tentang pemanfaatan limbah tulang
Tulang kambing merupakan salah satu limbah kambing sebagai arang aktif yang teraktivasi secara
yang dihasilkan dari ternak kambing. Dari satu kimia. Oleh karena itu, penelitian ini difokuskan
ekor kambing dapat menghasilkan 51% tulang pada pemanfaatan limbah tulang kambing yang
dari total berat ternak atau jika diasumsikan berat teraktivasi secara kimia untuk meningkatkan
satu ekor ternak adalah 40 kg maka limbah tulang kualitas arang aktif.
yang dihasilkan sebesar 20,4 kg tulang. Apabila Secara fisik tulang memiliki pori-pori yang
limbah tersebut terus dibuang ke lingkungan tanpa sangat memungkinkan digunakan sebagai arang
pengolahan terlebih dahulu maka akan sangat aktif karena pori-pori yang terdapat pada tulang
berpotensi mencemari lingkungan. Pembuangan kambing mampu mengadsorpsi zat-zat lain ke
limbah ternak sembarangan dapat menyebabkan permukaan pori-pori tulang dan mengandung
pencemaran pada tanah, air dan udara, sehingga kalsium hidrosiapatit. Limbah tulang kambing
berdampak terhadap kualitas hidup peternak, jika tidak ditanggani dengan baik maka akan
ternaknya dan masyarakat umum. mencemari lingkungan. Selama ini tulang kambing
Arang aktif adalah suatu padatan berpori yang hanya diolah menjadi tepung tulang sebagai bahan
mengandung 85-95% karbon, dihasilkan dari campuran pada pakan ternak, akan tetapi persentasi
bahan-bahan yang mengandung karbon dengan penambahan tepung tulang pada pakan ternak
pemanasan pada suhu tinggi (Chand et al., 2005). sangat sedikit, sehingga pemanfaatan limbah tulang
Arang aktif banyak diaplikasikan sebagai adsorben kambing sampai saat ini belum maksimal.
pada pemurnian gas, pemurnian pulp, penjernihan Seiring dengan perkembangan ilmu
minyak, katalis, dan juga untuk pemurnian produk pengetahuan dan teknologi, limbah tulang kambing
pangan antara lain pembersihan larutan gula tebu, dapat dimanfaatkan sebagai arang aktif. Penelitian
gula bit, gula jagung, menghilangkan rasa dan bau tentang pemanfaatan tulang kambing menjadi arang
air minum, pemurnian minyak nabati, dan minuman aktif dengan menggunakan aktivator asam sulfat
alkohol (Wijayanti, 2009). saat ini belum ditemukan adanya pustaka atau acuan
Secara kimiawi komposisi penyusunan tulang pustaka. Namun demikian, beberapa penelitian
kambing terdiri dari ± 69% anorganik, 22% organik tentang pemanfaatan limbah tulang sebagai arang
dan 9% air. Fasa organik dari tulang kambing aktif telah dibuktikan secara ilmiah. Seperti yang
mengandung 90% kolagen. Fasa organik yang dikemukakan oleh Previanti, P, dkk. 2015 bahwa
terdapat pada tulang kambing dapat dijadikan arang aktif tulang sapi dapat menyerap logam
sebagai sumber karbon yang dimanfaatkan tembaga sebesar 99,65% pada kondisi optimum
sebagai bahan baku pembuatan arang aktif tulang arang aktif pada ukuran partikel 120 mesh, aktivator
kambing (Akbar, 2012). Beberapa penelitian telah 5%, waktu kontak aktivasi 24 jam, suhu 800 0C, dan
membuktikan bahwa arang aktif tulang kambing variasi adsorbat dan adsorben 1 gr. Sorbent tulang
memiliki kemampuan yang baik untuk menyerap sapi dapat menyerap ion besi sebesar 99,9624%,
logam berat. Fitryani (2014) menyatakan bahwa ion tembaga sebesar 99,6484%, ion sulfat sebesar
arang aktif tulang kambing yang diaplikasikan 68,274% dan ion sianida sebesar 69,594% dengan
Tabel 1. Hasil uji kualitas arang aktif tulang kambing

309
Serambi Engineering, Volume III, No.2, Agustus 2018 ISSN : 2528-3561

Tabel 2. Bilangan gelombang arang tulang kambing dan arang aktif tulang kambing

menggunakan aktivator Na2CO3 (Syamberah, dkk., Tujuan utama pembuatan arang aktif tulang
2015). Arang aktif tulang kambing yang diaktivasi kambing adalah untuk meminimalkan limbah tulang
dengan Na2CO3 5% dapat menyerap kation timbal kambing sehingga dapat mencegah terjadinya
sebesar 99,95% pada konsentrasi 200 mg/L (Ulul A, pencemaran lingkungan dan sebagai salah satu
dkk. 2015). Sedangkan dalam beberapa penelitian bentuk pengelolaan limbah hasil peternakan yang
seperti yang dilakukan oleh Maftuhin (2013) berkelanjutan. Pengaruh konsentrasi aktivator asam
yang menganalisis adsorpsi arang aktif tulang sulfat dalam pembuatan arang aktif tulang kambing
ayam sebagai adsorben ion timbal, dan dalam belum banyak diketahui. Oleh karena itu, penelitian
penelitian tentang adsorbsi ion Zn dan Cu dengan ini bertujuan untuk mempelajari kualitas arang aktif
menggunakan arang tulang yang dilakukan oleh tulang kambing yang teraktivasi asam sulfat dengan
Wilson et al. (2003), menunjukkan arang tulang perlakuan variasi konsentrasi asam sulfat.
beberapa jenis hewan memiliki potensi yang baik
untuk mengadsorpsi ion logam. 2. Metode Penelitian
Aktifator adalah zat atau senyawa kimia yang Prosedur penelitian terdiri dari empat tahapan
berfungsi sebagai reagen pengaktif dan akan proses yaitu persiapan bahan baku, proses
mengaktifkan atom-atom karbon sehingga daya karbonisasi, proses aktivasi dengan asam sulfat
serapnya menjadi lebih baik. Zat aktifator bersifat dan analisa kualitas arang aktif tulang kambing.
mengikat air yang menyebabkan air yang terikat
kuat pada pori-pori karbon tidak hilang pada saat 2.1 Persiapan Bahan Baku
karbonisasi, kemudian zat aktifator akan memasuki Sampel yang digunakan dalam penelitian
pori dan membuka permukaan arang yang tertutup. ini adalah limbah tulang kambing yang telah
Dengan demikian pada saat dilakukan pemanasan, melalui proses perebusan, diambil dari beberapa
senyawa pengotor yang berada dalam pori menjadi tempat pembuangan pada rumah potong hewan
lebih mudah terserap sehingga luas permukaan (RPH) dan rumah makan di sekitaran wilayah
karbon aktif semakin besar dan meningkatkan daya Aceh Besar dan Kota Banda Aceh secara acak
serapnya. sederhana (simple random sampling).
Tabel 3. Bilangan Gelombang Arang Tulang Kambing dan Arang Aktif Tulang Kambing

310
Serambi Engineering, Volume III, No.2, Agustus 2018 ISSN : 2528-3561

Gambar 1. Difraksi sinar x arang tulang kambing (sebelum aktivasi)


konsentrasi aktivator 1N, 2N dan 3N masing-
2.2 Proses Karbonisasi masing sebanyak 100 mL di dalam Beaker gelas
Sampel tulang kambing dipisahkan dari sisa 250 mL, diaduk selama 5 menit dan didiamkan
daging yang melekat dan dicuci bersih, kemudian 24 jam. Kemudian disaring dan selanjutnya
dikeringkan. Setelah kering sampel kemudian dipanaskan pada suhu 800 ºC selama 15 menit.
dipotong hingga ukuran ± 3 cm, kemudian Arang tersebut kemudian dicuci sampai pH netral
dimasukkan ke dalam cawan bertutup, selanjutnya dan dikeringkan dalam oven selama 15 menit,
dikarbonisasi di dalam furnace pada suhu 700 oC kemudian dimasukkan ke dalam desikator.
selama ± 20 menit (SNI-06-4253-1996).
2.4 Analisa Kualitas Arang Aktif Tulang
2.3 Proses Aktivasi Secara Kimia Kambing
Arang tulang kambing yang dihasilkan Analisa kualitas arang aktif terdiri dari 3
dari proses karbonisasi kemudian dihaluskan tahapan uji yaitu:
dan diayak hingga lolos ukuran 100 mesh.
Selanjutnya dilakukan proses aktivasi, yaitu 2.4.1 Uji karakteristik arang aktif
dengan merendam serbuk arang masing-masing Arang yang telah aktif kemudian di analisa
sebanyak 10 g dengan larutan asam sulfat dengan karakteristik yang meliputi analisa kadar air,

Gambar 2. Difraksi sinar x pada arang aktif tulang kambing (setelah aktivasi)

311
Serambi Engineering, Volume III, No.2, Agustus 2018 ISSN : 2528-3561

Gambar 3. (a) Struktur permukaan arang tulang kambing (sebelum aktivasi); (b) arang aktif
tulang kambing (setelah aktivasi)
kadar abu, daya serap iodium, volatile matter, M3 (berat porselin dan sampel setelah dipanaskan)
fixed carbon. Prosedur analisa karakteristik arang dan M (kandungan air setelah dianalisa).
aktif adalah sebagai berikut:
a) Uji Kadar Air (SNI-06-4253-1996) d) Uji Fixed Carbon (SNI-06-4253-1996)
Timbang 1 gram sampel kedalam kertas saring Kadar fixed carbon dapat diperoleh dengan rumus:
yang telah diketahui beratnya. Panaskan dalam oven Fixed Carbon = 100 – (kadar air + kadar abu
pada suhu 105 oC selama 3 jam. Dinginkan dalam + VM) (dalam %) …….....................…………..(4)
eksikator dan ditimbang. e) Uji Daya Serap terhadap Iodium (SNI-06-
% ......................(1) 4253-1996)
Arang aktif dipanaskan di dalam oven pada
Dimana: W1 adalah bobot sampel sebelum suhu 105 oC selama 1 jam. Arang aktif diambil
pemanasan (gr) dan W2 adalah bobot air setelah 0,5 g, lalu ditambahkan 50 mL larutan iodium 0,1
pemanasan (gr) N dan diaduk selama 15 menit serta disentrifugal
b) Uji Kadar Abu (SNI-06-4253-1996) selama 15 menit. Kemudian diambil 10 mL filtrat
Timbang 1 gram sampel dalam porselin yang dan titrasi dengan menggunakan larutan natrium
telah diketahui beratnya. Diabukan dalam furnace tiosulfat 0,1 N. Jika warna kuning telah samar
pada suhu 750 oC selama 1 jam. Kemudian abu lakukan penambahan 1 mL larutan amilum 1%
didinginkan dalam desikator selama 15 menit lalu sebagai indikator. Proses titrasi diulang kembali
ditimbang. hingga warna biru hilang.
.................(2) ...........(5)

c) Uji Volatile Matter (SNI-06-4253-1996) Dimana: V1 (larutan iodium yang dianalisa,


Timbang porselin, masukkan 1 gram sampel mL), V2 (larutan natrium tiosulfat yang diperlukan
dan timbang kembali. Masukkan porselin yang (mL), N1 (normalitas iodium), N2 (normalitas
berisi sampel ke dalam furnace selama 7 menit natrium tiosulfat), W (berat sampel, gr).
dengan suhu 900 oC. Keluarkan porselin dari
furnace dan ditimbang. 2.4.2 Uji analisa gugus fungsi arang aktif dengan
M....................................(3) menggunakan alat Fourier Transform­
Infra Red (FT-IR)
Dimana: VM (kandungan zat terbang Gugus fungsi arang aktif tulang kambing
(vollatile matter dalam %), M1 (berat porselin), M2 dianalisa menggunakan alat Fourier Transform-
(berat porselin dan contoh sebelum dipanaskan), Infra Red (FT-IR) dengan spesifikasi alat yang

312
Serambi Engineering, Volume III, No.2, Agustus 2018 ISSN : 2528-3561

digunakan tipe Agilent Technologies Cary 630 karbon aktif dari arang aktif yang diperoleh telah
FT-IR. Pengujian FT-IR dilakukan pada sampel memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI) 06-
sebelum dan sesudah aktivasi. 3730-95 yaitu sebesar 10%.
Hasil Analisa Uji Volatile Matter. Kadar zat
2.4.3 Uji luas permukaan arang aktif meng- mudah menguap merupakan hasil dekomposisi
gunakan alat Scanning Electron Microscopy zat – zat penyusun arang akibat proses pemanasan
(SEM). selama pengarangan dan bukan komponen
Analisis struktur permukaan pori dilakukan dengan penyusun arang. Arang dengan kadar zat menguap
menggunakan alat Scanning Electron Microscopy yang tinggi akan menghasilkan asap pembakaran
(SEM) dengan spesifikasi alat tipe JEOL JSM-6510 yang tinggi pula pada saat arang tersebut
LA. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui topografi digunakan. Tujuan penetapan kadar zat menguap
permukaan suatu bahan akibat perubahan konsentrasi yaitu untuk mengetahui besarnya kandungan
aktivator asam sulfat. Pengujian SEM dilakukan pada senyawa volatile di dalam arang aktif sebagai
sampel sebelum dan sesudah aktivasi. hasil dari interaksi antara karbon dengan uap air.
Berdasarkan hasil penelitian uji volatile matter
3. Hasil dan Pembahasan untuk arang aktif tulang kambing berkisar antara
3.1. Identifikasi kualitas arang aktif. 15,017 – 18,027%. Rendahnya kadar zar yang
Kualitas arang aktif diuji atau dinilai berdasarkan menguap dikarenakan menguapnya senyawa –
Standar Nasional Indonesia (SNI) No. 06-3730-1995 senyawa non karbon yang bersifat volatile pada
yang meliputi kadar air, kadar abu, volatile matter, proses karbonisasi. Secara keseluruhan untuk uji
fixed karbon, daya serap terhadap iodine. Hasil kadar volatile matter pada karbon aktif dari arang aktif
air. Kadar air berpengaruh besar terhadap kualitas yang diperoleh telah memenuhi Standar Nasional
arang aktif. Berdasarkan hasil penelitian kadar air yang Indonesia (SNI) 06-3730-95 yaitu sebesar 25%.
diperoleh berkisar antara 0,289 – 1,204 %. Rendahnya Hasil Analisa Uji Fixed Carbon. Kadar karbon
kadar air dapat dikarenakan permukaan arang aktif terikat adalah fraksi karbon yang terikat di dalam
lebih sedikit mengandung gugus fungsi yang bersifat arang selain fraksi air, zat menguap dan abu.
polar sehingga interaksi antara uap air yang bersifat Tinggi rendahnya kadar karbon terikat di dalam
polar juga sedikit. Secara keseluruhan uji kadar air arang di pengaruhi oleh nilai kadar abu, kadar zat
pada arang aktif tulang kambing telah memenuhi mudah menguap dan senyawa hidrokarbon yang
Standar Nasional Indonesia (SNI) 06-3730-95 yaitu masih menempel pada permukaan arang, dan juga
sebesar max 15%. dipengaruhi oleh kandungan selulosa dan lignin
Hasil Analisa Uji Kadar Abu. Kadar abu bahan yang dapat dikonversi menjadi atom karbon.
merupakan sisa dari pembakaran yang sudah Pada proses adsorpsi penyerapan karbon aktif
tidak memiliki unsur karbon dan nilai kalor dipengaruhi oleh banyak tidaknya karbon pada
lagi. Tujuan penetapan kadar abu adalah untuk karbon aktif tersebut maka semakin tinggi kadar
mengetahui kandungan oksida logam dalam karbon maka semakin banyak pori – pori yang
arang aktif. Nilai kadar abu menunjukkan jumlah terbentuk sehingga penyerapan terhadap adsorbat
sisa dari akhir proses pembakaran berupa zat – semakin baik. Nilai kadar karbon terikat pada arang
zat mineral yang tidak hilang selama proses aktif tulang pisang berkisar antara 78,973 – 82,013
pembakaran. Peningkatan kadar abu terjadi %. Secara keseluruhan untuk uji fixed carbon pada
karena terbentuk garam – garam mineral pada arang aktif dari tulang kambing yang diperoleh
saat proses pengarangan yang bila proses tersebut telah memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI)
berlanjut akan membentuk partikel – partikel 06-3730-95 yaitu min 65%.
halus dari garam – garam mineral tersebut. Kadar Hasil Analisa Uji Kemampuan Daya
abu dipengaruhi oleh besarnya kadar silika, Serap Terhadap Iodin. Parameter yang dapat
semakin besar kadar silika maka kadar abu yang menunjukkan kualitas arang aktif adalah daya
dihasilkan semakin besar. Kadar abu arang aktif adsorpsi terhadap larutan Iodium. Semakin
yang diperoleh berkisar antara 6,397 – 9,060 besar bilangan iodnya maka semakin besar
%. Secara keseluruhan untuk uji kadar abu pada kemampuan dalam mengadsopsi adsorbat. Daya

313
Serambi Engineering, Volume III, No.2, Agustus 2018 ISSN : 2528-3561

serap iodium menunjukkan kemampuan arang yaitu terjadi pergeseran bilangan gelombang
aktif menyerap zat dengan ukuran molekul yang dari 3205 cm-1 ke 3546 cm-1 dan terbentuknya
lebih kecil dari 10 oA atau memberikan indikasi serapanbaru pada bilangan gelombang 3604
jumlah pori yang berdiameter 10 – 15 A. semakin cm-1. Pergeseran juga terjadi pada pita serapan
tinggi daya serap iodium maka semakin baik 2917 cm-1 ke 2920 cm-1, 2851 cm-1 ke 2852 cm-
kualitas arang aktif. Hasil analisa uji kemampuan 1
, 2141 cm-1 ke 2152 cm-1 dan terbentuk pita
daya serap iodium pada penelitian ini berkisar serapan baru pada panjang gelombang 2203
antara 901 - 983 mg/g. Secara keseluruhan untuk cm-1. Pergeseran pita serapan juga terjadi pada
uji daya serap iodine pada arang aktif dari tulang gugus fungsi C=C dari 1637 cm-1 ke 1681 cm-1.
kambing yang diperoleh telah memenuhi Standar Sedangkan pada gugus fungsi NO2 tidak terjadi
Nasional Indonesia (SNI) 06-3730-95 yaitu min perubahan pita serapan pada 1541 cm-1 tetapi
750 mg/g. Hasil analisa kualitas arang aktif tulang terjadi penghilangan dua pita serapan yaitu pada
kambing secara keseluruhan disajikan pada Tabel pita serapan 1559 cm-1 dan 1508 cm-1. Pergeseran
1.Perbandingan hasil penelitian terhadap beberapa pita serapan juga dialami pada gugus fungsi C-O
penelitian terdahulu tentang karakteristik arang dari 1178 cm-1 ke 1109 cm-1 dan membentuk pita
aktif dari limbah tulang disajikan pada Tabel 2. serapan baru pada 1083 cm-1. Pada gugus fungsi
C-H terjadi perubahan pita serapan pada 717 cm-1
3.2. Identifikasi Gugus Fungsi. ke 720 cm-1 dan juga terjadi penghilangan dua
Gugus fungsi arang aktif tulang kambing pita serapan yaitu pada 960 cm-1 dan 871 cm-1.
dianalisa menggunakan alat Fourier Transform- Arang aktif tulang kambing yang telah diaktivasi
Infra Red (FT-IR) dengan spesifikasi alat yang dengan asam sulfat 3 N mengalami penambahan
digunakan tipe Agilent Technologies Cary 630 FT- pita serapan baru yaitu pada panjang gelombang
IR. Perubahan gugus fungsi arang aktif sebelum di 1706 cm-1 yang merupakan gugus fungsi C=O.
aktivasi dan setelah aktivasi H2SO4 3N disebabkan Arang aktif tulang kambing setelah aktivasi juga
oleh pengaruh perubahan konsentrasi aktivator terjadi penghilangan gugus fungsi yaitu pada
asam sulfat. Hasil analisis FT-IR dapat dilihat pada gugus fungsi C-N jika dibandingkan dengan
Gambar 1 dan Gambar 2 serta pada Tabel 2. arang tulang kambing sebelum diaktivasi.
Spektrum FTIR arang aktif tulang kambing Arang aktif tulang kambing yang dihasilkan
mempunyai pita serapan pada bilangan gelombang memiliki pola serapan dengan jenis ikatan OH,
sebelum aktivasi pada 3205 cm-1 yang merupakan C-H, C-O, C≡C, C=C dan NO2. Adanya ikatan OH
gugus fungsi OH. Serapan pada 2917 cm-1 dan 2851 dan C-O menunjukkan bahwa arang aktif tulang
cm-1 menunjukkan adanya vibrasi C-H alifatik. kambing yang di hasilkan cenderung bersifat lebih
Pita serapan pada 2141 cm-1 menunjukkan adanya polar. Dengan demikian arang aktif yang dihasilkan
vibrasi regangan gugus C≡C. Kemudian terdapat dapat digunakan sebagai adsorben zat yang
serapan pada 1637 cm-1 yang merupakan gugus cenderung polar seperti untuk penjernihan air, gula,
C=C. serapan pada 1559 cm -1, 1541 cm-1 dan 1508 alcohol atau sebagai penyerap formaldehid.
cm-1 menunjukkan adanya vibrasi pada gugus fungsi
NO2. Pita serapan pada 1457 cm-1 merupakan gugus 3.3. Identifikasi pori arang aktif tulang
fungsi C-H dalam bentuk alkana dan diperkuat kambing.
pita serapan 960 cm-1, 871 cm-1 dan 717 cm-1 yang Analisis struktur permukaan pori dilakukan
merupakan gugus fungsi C-H dalam bentuk alkena. dengan menggunakan alat Scanning Electron
Selanjutnya terdapat pita serapan pada 1197 cm-1 Microscopy (SEM) dengan spesifikasi alat tipe
yang merupakan gugus fungsi C-N dan diperkuat JEOL JSM-6510 LA. Analisis ini bertujuan untuk
pita serapan 1178 cm-1 yang merupakan gugus C-O. mengetahui topografi permukaan suatu bahan akibat
Sementara itu hasil analisis FT-IR pada arang perubahan konsentrasi aktivator asam sulfat. Hasil
tulang kambing yang terlah diaktivasi pada asam analisis SEM dapat dilihat Gambar 3.
sulfat 3 N dapat dilihat terjadi perubahan pola Hasil analisis SEM menunjukkan bahwa arang
spectrum serapat infra-red (IR) dari arang tulang tulang kambing yang belum diaktivasi belum banyak
kambing menjadi arang aktif tulang kambing menunjukkan adanya pori. Selain itu penggunakan

314
Serambi Engineering, Volume III, No.2, Agustus 2018 ISSN : 2528-3561

asam sulfat pada konsentrasi 3 N telah membuka Ion Timbal (Pb2+). Jurnal Riset. Universitas
pori-pori menjadi lebih besar dan membuka pori- Negeri Makassar, Makassar.
pori berukuran kecil. Hal ini menunjukkan bahwa Chand, Bansal, Roop, Meenakshi Goyal. 2005.
asam sulfat dapat mengurangi senyawa hidrokarbon Activated Carbon Adsorpsion. United States
yang masih menmpel pada permukaan arang. of America (USA): Lewis Publisher
Terbentuknya pori disebabkan adanya penguapan Dinas Kesehatan Hewan dan Peternakan Aceh,
zat terbang dari bahan baku akibat proses karbonisasi. 2015. Status Populasi Ternak Provinsi Aceh
Karbonisasi telah menyebabkan komponen bahan Tahun 2015. Provinsi Aceh
terdegradasi menghasilkan produk gas (CO, CO2, Fitryani, R. 2014. Potensi Abu Tulang Kambing
hydrogen dan metan), produk cair (tar, hidrokarbon, Sebagai Adsorben Ion Sulfat. in: Skripsi
cuka kayu dan air) dan produk padatan yaitu arang. FMIPA Kimia, Universitas Riau.
Secara keseluruhan arang dan arang aktif tulang Maftuhin. 2013. Potensi Tulang Ayam sebagai
kmabing termasuk ke dalam struktur makropori Adsorben Logam Timbal. in: Skripsi FMIPA
karena mempunyai diameter berkisar antara 1,018µ Kimia, Universitas Riau.
sampai 5,284 µ. Previanti, P., Sugiani, H., Pratomo, U dan Sukrido.,
2015, Daya Serap Dan Karakteristik Arang Aktif
4. Kesimpulan Tulang Sapi Yang Teraktivasi Natrium Karbonat
Peningkatan konsentrasi aktivator asam sulfat Terhadap Logam Tembaga. Jurnal Chimica et
akan meningkatkan kualitas arang aktif tulang Natura Acta Vol. 3 No. 2, Hal 48-53.
kambing sehingga pori yang terbentuk bertambah Said, M, I, 2014, Pemanfaatan Limbah Tulang,
besar. Konsentrasi aktivator asam sulfat berpengaruh Universitas Hasanuddin.
terhadap tekstur pori yang terbentuk dimana SNI. 1996, Arang Aktif Untuk Air Minum,
sebelum aktivasi pori yang terbentuk sangat sedikit Standar Nasional Indonesia, No. 06-4253-
tetapi setelah diaktivasi maka pori yang terbentuk 1996, Departemen Perindustrian RI: hal 29
lebih besar dan banyak. Arang aktif tulang kambing – 57. Jakarta
yang dihasilkan memiliki pola serapan dengan jenis Syamberah, Anita, S., dan Hanafifah, T. A., 2015,
ikatan OH, C-H, C-O, C≡C, C=C dan NO2. Adanya Potensi Arang Aktif Tulang Sapi Sebagai
ikatan OH dan C-O menunjukkan bahwa arang aktif Adsorben Ion Besi, Tembaga, Sulfat dan
tulang kambing yang di hasilkan cenderung bersifat Sianida Dalam Larutan. Jurnal JOM FMIPA
lebih polar. Meskipun masih terdapat ikatan C≡C Vol. 2 No.1 pp. 38-47. Universitas Riau.
dan C=C yang bersifat non polar. Perlu dilakukan Siregar, I.D.K., Heryanto, R., Riyadhi, A.,
kajian pemanfaatan arang aktif tulang kambing Lestari, H.T dan Nurlela, 2015. Karakteristik
sebagai bahan penjernih air atau penyerap polutan. Karbon Aktif Asal Tumbuhan dan Tulang
Hewan Menggunakan FTIR dan Analisis
5. Ucapan Terima Kasih Kemometrika. Jurnal Kimia Valensi: Jurnal
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Penelitian dan Pengembangan Ilmu Kimia,
Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Vol 1. No 2. Hal 103-116.
(DRPM), Kementerian Riset, Teknologi dan Ulul, A., Hanafifah, A dan Anita, S., 2015, Potensi
Pendidikan Tinggi yang telah memberikan Arang Aktif Tulang Kambing Sebagai Adsorben
bantuan dana Hibah Penelitian Dosen Pemula Ion Tembaga, Timbal, Nitrat dan Sianida Dalam
(PDP) dengan no kontrak 05/HIBAH-DIKTI/ larutan. JOM FMIPA Vol. 2 No. 1
LPPM/III/2018, selanjutnya ucapan terima kasih Wilson, J., Pulford, I., and Thomas, S. 2003.
kepada Universitas Abulyatama Aceh Besar Sorption of Cu and Zn by bone charcoal.
yang telah memberikan dukungan dan fasilitas Environmental geochemistry and health,
sehingga tercapainya target penelitian ini. 25(1): 51-56
Wijayanti R. 2009. Arang Aktif Dari Ampas Tebu
6. Daftar Pustaka Sebagai Adsorben Pada Pemurnian Minyak
Akbar, M. 2012. Pengaruh Waktu Kontak Goreng Bekas. Tesis Program Pasca Sarjana,
Terhadap Daya Adsorpsi Tulang Sapi Pada Bidang Ilmu Kimia, Institut Pertanian Bogor

315

View publication stats

Das könnte Ihnen auch gefallen