Sie sind auf Seite 1von 10

Jurnal Perspektif Pembiayaan dan Pembangunan DaerahVol. 1 No.

1, Juli 2013 ISSN: 2338- 4603

PERMINTAAN BERAS DI PROVINSI JAMBI


(Penerapan Partial Adjustment Model)
Wasi Riyanto, M. Ridwansyah dan Etik Umiyati
Program Magister Ilmu Ekonomi Fak. Ekonomi Universitas Jambi

Abstract. The purpose of this study is to determine the effect of price of rice, flour prices,
population, income of population and demand of rice for a year earlier on rice demand,
demand rice elasticity and rice demand prediction in Jambi Province. This study uses
secondary data, including time series data for 22 years from 1988 until 2009. The study
used some variables, consist of rice demand (Qdt), the price of rice (Hb), the price of
wheat flour (Hg), population (Jp), the income of the population (PDRB) and demand for
rice the previous year (Qdt-1). The make of this study are multiple regression and dynamic
analysis a Partial Adjustment Model, where the demand for rice is the dependent variable
and the price of rice, flour prices, population, income population and demand of rice last
year was the independent variable. Partial Adjustment Model analysis results showed that
the effect of changes in prices of rice and flour are not significant to changes in demand
for rice. The population and demand of rice the previous year has positive and significant
impact on demand for rice, while revenues have negative and significant population of rice
demand. Variable price of rice, earning population and the price of flour is inelastic the
demand of rice, because rice is not a normal good but as a necessity so that there is no
substitution of goods (replacement) of rice with other commodities in Jambi Province.
Based on the analysis, it is recommended to the government to be able to control the rate of
population increase given the variable number of people as one of the factors that affect
demand for rice.It is expected that the government also began to socialize in a lifestyle
of non-rice food consumption to control the increasing amount of demand for rice. Last
suggestion, the government developed a diversification of staple foods other than rice.

Keywords: Demand, Rice, Income Population

PENDAHULUAN oleh rumah tangga. Sehingga data


Pangan merupakan komoditas konsumsi pangan secara riil dapat
strategis yang sering dikaitkan dengan menunjukkan kemampuan rumah tangga
aspek ekonomi dan politik di Indonesia. dalam mengakses pangan dan
Hal ini disebabkan karena pangan menggambarkan tingkat kecukupan
merupakan kebutuhan dasar manusia pangan rumah tangga.
untuk mempertahankan hidup. Oleh Beras merupakan komoditas
karenanya pemenuhan kebutuhan pangan pangan yang amat strategis baik bagi
bagi setiap penduduk setiap waktu Indonesia, terutama negara-negara di
merupakan hak azasi manusia yang harus wilayah Asia. Peran penting beras
diupayakan oleh pemerintah. melebihi bahan pokok lainnya, seperti
Konsumsi pangan diperlukan gandum, jagung, singkong dan kentang,
aksesibilitas fisik dan ekonomi terhadap karena sekitar 95 % penduduk Inonesia
pangan. Aksesibilitas tercermin dari masih mengandalkan beras sebagai
jumlah dan jenis pangan yang dikonsumsi komoditas pangan utama. Dari tahun ke

11
Jurnal Perspektif Pembiayaan dan Pembangunan DaerahVol. 1 No. 1, Juli 2013 ISSN: 2338- 4603

tahun produksi beras dunia terus Jumlah penduduk Provinsi Jambi


meningkat. Kebutuhan beras di Indonesia yang terus menerus bertambah
terus mengalami peningkatan seiring mengakibatkan bertambahnya permintaan
bertambahnya jumlah penduduk dan beras. Jika dalam kondisi produksi padi
peningkatan konsumsi beras perkapita per tetap dan permintaan beras bertambah
tahun. Dalam kondisi demikian, akibat pertambahan penduduk, maka
ketersediaan dan distribusi beras serta produksi akan tidak mencukupi
keterjangkauan daya beli masyarakat permintaan beras, yang akibatnya masih
merupakan isu sentral yang tidak hanya dibutuhkan impor beras dari luar Provinsi
berperan penting bagi terciptanya Jambi.
stabilitas ekonomi, tetapi juga stabilitas Peningkatan pendapatan
sosial dan politik nasional. masyarakat mencerminkan adanya
Salah satu hal penting dalam perbaikan dalam kesejahteraan
perberasan adalah mengetahui tingkat masyarakat, dengan asumsi bahwa
penyediaan dan permintaan sehingga peningkatan pendapatan tersebut akan
tidak ada kelangkaan maupun surplus digunakan untuk memenuhi kebutuhan
beras di pasaran yang pada akhirnya dasar yaitu pangan, sandang, pendidikan
merugikan masyarakat sebagai konsumen dan pelayanan kesehatan. Meningkatnya
dan petani sebagai produsen beras. Pada harga beras yang berarti pula
tingkat yang diinginkan akan tercapai menurunkan daya beli masyarakat dapat
harga beras yang layak dan mampu mengakibatkan menurunnya tingkat
dijangkau oleh masyarakat dan konsumsi dari sisi kuantitas dan kualitas
menguntungkan para petani sebagai khususnya bagi masyarakat yang
produsen. berpendapatan rendah. Penurunan
Terjaminnya ketersediaan pangan kuantitas dan kualitas konsumsi beras
dalam jumlah yang cukup, kualitas yang penduduk dalam jangka panjang dapat
memadai dan tingkat harga yang menurunkan kualitas sumber daya
terjangkau oleh penduduk merupakan manusia. Perubahan harga beras
sasaran dan target yang ingin dicapai dipasaran lebih diakibatkan oleh
dalam penyusunan dan perumusan mekanisme pasar, spekulasi pedagang
kebijakan pangan nasional. dan ketersediaan beras di pasar.
Di Provinsi Jambi permintaan Justifikasi pentingnya dilakukan
beras belum bisa tergantikan oleh bahan penelitian yang terkait dengan masalah
makanan lainnya. Ini terlihat dari jumlah konsumsi dan permintaan beras
konsumsi beras paling besar dibanding dikaitkan dengan adanya perubahan
konsumsi bahan makanan lainnya, jumlah penduduk, tingkat harga dan
walaupun pemerintah sudah pendapatan penduduk antara lain adalah
menggalakkan diversifikasi makanan untuk mengestimasi besaran parameter
dari beras ke non beras, tetapi sebagian permintaan beras. Hal ini sangat
masyarakat Jambi merasa belum diperlukan bagi pengambil kebijakan
dianggap makan kalau belum makan nasi. dalam memprediksi kebutuhan pangan
Dalam rangka memenuhi permintaan penduduk serta dampak terhadap
beras yang terus meningkat, pemerintah perubahan harga dan pendapatan terhadap
Provinsi Jambi dapat melakukan usaha tingkat permintaan pangan.
yaitu: (1) mengimpor beras dari luar Berdasarkan informasi diatas
Provinsi Jambi sesuai dengan kebutuhan, maka penulis tertarik untuk menganalisis
dan (2) meningkatkan produksi lokal tentang permintaan beras di Provinsi
padi. Jambi, faktor-faktor yang
mempengaruhinya dan elastisitas

12
Jurnal Perspektif Pembiayaan dan Pembangunan DaerahVol. 1 No. 1, Juli 2013 ISSN: 2338- 4603

permintaannya. Maka tujuan penelitian BLUE (Best Linear Unbiased Estimator).


ini adalah: Untuk mengetahui pengaruh Sedangkan penggunaan model
faktor jumlah penduduk, harga beras, penyesuaian parsial Nerlove sebagai
harga tepung terigu, pendapatan bagian dari model linear dinamis adalah
penduduk, dan permintaan beras tahun untuk melihat kemungkinan adanya
sebelumnya terhadap permintaan beras di hubungan keseimbangan jangka panjang
Provinsi Jambi. Mengetahui elastisitas diantara variabel-variabel ekonomi.
permintaan beras jangka pendek dan Model analisis dinamis digunakan untuk
jangka panjang. Mengetahui permintaan mengestimasi fungsi permintaan beras
beras untuk sepuluh tahun yang akan jangka panjang (long run demand
datang dan kebijakan mengatasinya. function) diestimasi dari fungsi
permintaan beras jangka pendek (short
METODE PENELITIAN run demand function) dengan
Data yang digunakan dalam pengestimasian parsial Nerlove. Dalam
penelitian ini adalah data sekunder runtun bentuk dinamis bahwa permintaan beras
waktu (time series) mulai tahun 1988 dalam jangka panjang dapat dinyatakan
sampai dengan tahun 2009. Data sebagai suatu permintaan beras yang
bersumber dari Badan Pusat Statistik diharapkan. Jika permintaan beras yang
(BPS), Dinas Pertanian dan sumber lain, diharapkan adalah Qdt*, maka fungsi
yaitu jurnal dan hasil-hasil penelitian permintaan beras dinyatakan sebagai
dan kemudian diolah sesuai dengan berikut:
model. Data yang dikumpulkan Qdt* = b0 + b1 Hb + b2 Hg + b3 Jp + b4
mencakup semua variabel yang relevan PDRB + µ
untuk keperluan estimasi. Dimana :
Dalam penelitian ini digunakan data Qdt* = jumlah permintaan beras yang
kuantitatif, yakni data yang dapat diukur diharapkan/ jangka panjang
dengan angka. Data yang dimaksud pada tahun t (ton)
terdiri dari : Hb = harga beras pada tahun ke t
1. Produksi padi tahun 1988 – 2009 ; (Rp/ton)
2. Konsumsi beras tahun 1988 – 2009 ; Hg = harga terigu pada tahun ke t
3. Jumlah penduduk tahun 1988 – 2009 (Rp/ton)
4. PDRB Provinsi Jambi Atas Dasar JP = jumlah penduduk Provinsi
Harga Konstan Menurut Lapangan Jambi pada tahun ke t (orang)
Usaha tahun 1988 – 2009 ; PDRB = pendapatan penduduk
5. Harga padi tahun 1988 – 2009 ; pada tahun ke t (Juta Rp)
6. Harga tepung terigu tahun 1988 – Karena Qdt* tidak dapat
2009. diestimasi secara langsung, maka
Penelitian ini menggunakan digunakan hipotesis penyesuaian parsial.
metode regersi Ordinary Least Square Dalam model permintaan ini dibedakan
(OLS) dan analisis dinamis dengan model antara perubahan permintaan yang
penyesuaian parsial Nerlove. Dengan sebenarnya dan perubahan permintaan
menggunakan model OLS diharapkan yang diinginkan, yaitu dijelaskan dengan
akan mampu meminimalisasi jumlah persamaan sebagai berikut :
kuadrat kesalahan terhadap parameter Qdt – Qdt-1 = λ (Qdt* - Qdt-1)
yang diestimasi. Sehingga setelah Dimana :
dipenuhinya beberapa asumsi klasik, Qdt – Qdt-1 = perubahan nilai Qd
penaksir OLS akan memiliki sifat yang sebenarnya
paling efisien (best), linear (linear)
dan tidak bias (unbiased) atau disingkat

13
Jurnal Perspektif Pembiayaan dan Pembangunan DaerahVol. 1 No. 1, Juli 2013 ISSN: 2338- 4603

Qdt* - Qdt-1 = perubahan nilai Qd Analisis dinamis dalam penelitian


yang diharapkan / ini dimaksudkan untuk mengetahui
jangka panjang pengaruh variabel bebas (independent)
λ = koefisien penyesuaian yaitu harga beras, jumlah penduduk,
(0<λ<1) pendapatan penduduk dan harga tepung
Dengan mensubtitusikan persamaan terigu terhadap permintaan beras dalam
pertama diatas ke dalam persamaan jangka pendek dan jangka panjang
kedua diatas serta memindahkan Qdt-1 dengan menambah variabel lag (lagged
dari ruas kiri ke ruas kanan maka dependent variablel) (Qdt-1), yaitu
diperoleh persamaan sebagai berikut : konsumsi atau permintaan beras pada
Qdt = λ (b0+b1 Hb+b2 Hg+b3Jp + tahun lalu sebagai variabel independen.
b4PDRB + μ - (Qdt-1)) + Qdt-1 Model penyesuaian parsial dapat
digunakan untuk melihat pengaruh
Kemudian tanda dalam kurung jangka pendek dan jangk panjang.
dihilangkan dan dilakukan Pengaruh jangka pendek dan jangka
penyederhanaan, maka: panjang dapat dilihat pada tabel berikut :
Qdt = λb0+λb1Hb+λb2 Hg+ λb3 Jp+ λb4
PDRB+(1-λ) Qdt-1 + λ μ Rumus Pengaruh Jangka Pendek dan Jangka
Panjang pada Model Penyesuaian Parsial
Pengaruh
Apabila λb0 = α0, λb1 = α1 , λb2 = α2 Variabel Jangka Jangka
, λb3 = α3 , λb4 = α4 , (1-λ) = α5, Pendek Panjang
λ μ = ε maka persamaannya menjadi : 1. Harga beras α α /(1-α )=
1 5 1
1
2. Harga tepung terigu α α2/(1-α5)= 2
Qdt = α0 + α1 Hb + α2 Hg + α3 Jp + α4 3. Jumlah penduduk 2 α α3/(1-α5)= 3
PDRB + α5 Qdt-1 + ε 4. Pendapatan Penduduk 3 α α4/(1-α5)= 4
5. Permintaan beras tahun
4 α
Persamaan diatas merupakan Fungsi sebelumnya 5

permintaan beras jangka pendek, yang


dalam fungsi double logaritma dapat di Dimana 1-α5 = λ menunjukkan
tulis : koefisien penyesuaian
Ln Qdt = ln α0 + α1 ln Hb + α2 ln Berdasarkan hasil analisis
Hg + α3 ln Jp + α4 ln PDRB + α5 ln dinamis short run yang menggunakan
Qdt-1 + ε metode Ordinary Least Square
(OLS) diperoleh hubungan antara
Pembagian koefisien persamaan diatas variabel tidak bebas (dependent)
dengan λ dan menghilangkan variabel dengan variabel bebas (independent)
permintaan beras tahun sebelumnya maka yang secara kuantitatif dinyatakan
diperoleh fungsi permintaan jangka dalam elastisitas. Elastisitas adalah
panjang. Jika dalam bentuk double persentase perubahan kuantitas yang
logaritma dapat ditulis : diminta sebagai akibat dari perubahan
nilai salah satu variabel yang
Ln Qdt*= ln 0 + 1 ln Hb + 2 ln Hg menentukan permintaan sebesar satu
+ 3 ln Jp + 4 ln PDRB+ µ persen.
Dimana : Karena penelitian ini
λ = (1-α5 ) menggunakan data time series dan
0 = α0 / λ 1 = α1 / λ memasukkan variabel lag (Qdt-1) maka
= α2 / λ = α3 / λ nilai elastisitas permintaan beras jangka
= α4 / λ µ = ε/λ pendek dan jangka panjang dari
persamaan tersebut dapat ditentukan.

14
Jurnal Perspektif Pembiayaan dan Pembangunan DaerahVol. 1 No. 1, Juli 2013 ISSN: 2338- 4603

Berdasarkan persamaan elastisitas Permintaan Beras di Provinsi Jambi


Variabel Koefisien t–
jangka pendek (ES) dan jangka panjang Independen Notasi Regresi hitung Se
(EL) untuk respon permintaan beras Konstanta **** -9,9645 -2,824 3.529
dirumuskan sebagai berikut: Harga beras * -0,0868 -1,669 0,052
Ln Qdt = ln α0 + α1 ln Hb + α2 ln Hg + α3 Harga tepung terigu Ns 0,0017 0,037 0,045
ln Jp + α4 ln PDRB + α5 ln Qdt-1 + ε Jumlah Penduduk **** 1,2381 3,154 0,393
Pendapatan
*** -0,1953 -2,177 0,09
Penduduk
Permintaan
beras tahun
**** 0,6952 6,581 0,106
sebelumnya
Koefisien
0,9805
Dimana : determinasi (R2)
F-hitung 161,2621
EI S =elastisitas permintaan beras Durbin Watson (DW) 1,6367
jangka pendek
Dimana:
EI L =elastisitas permintaan beras
jangka panjang **** Signifikan pada α 1% =
αI = koefisien variabel bebas ke i 2,528
λ = 1 – α5 = koefisien penyesuaian *** Signifikan pada α 5% =
I = variabel bebas ke i 2,086
Untuk menghitung prediksi ** Signifikan pada α 10% =
permintaan beras secara agregat di 1,725
Provinsi Jambi untuk sepuluh tahun * Signifikan pada α 20% =
kedepan (2010 – 2019) menggunakan 1,325
hasil model analisis permintaan beras
jangka pendek dan jangka panjang. Interpretasi Hasil Regresi
Model permintaan jangka pendek dapat Penelitian ini menganalisis variable
ditulis sebagai berikut: bebas yang dianggap berpengaruh terhadap
Ln Qdt = ln α0 + α1 ln Hb + α2 ln Hg + α3 permintaan beras.
ln Jp + α4 ln PDRB + α5 ln Qdt-1 + ε Tabel 2. Pendugaan Pengaruh Jangka
Ln Qdt 0 1 2 ln Hg +
Pendek dan Jangka Panjang Permintaan
Beras di Provinsi Jambi
3 4 ln PDRB+ µ
Pengaruh
Keterangan :
Variabel Independen Notasi Jangka Jangka
Qdt = Nilai prediksi permintaan beras
Pendek Panjang
jangka pendek Konstanta *** -9,9645 -32,6920
Qdt* = Nilai prediksi permintaan beras Harga beras * -0,0868 -0,2846
jangka panjang Harga tepung terigu Ns 0,0017 0,0055
Jumlah Penduduk *** 1,2381 4,0619
Hasil dan Pembahasan Pendapatan Penduduk *** -0,1953 -0,6407
Permintaan beras tahun
*** 0,6952
Analisis Model Penyesuaian Parsial sebelumnya
Hasil analisis regresi permintaan λ 0,3048
beras disajikan pada tabel 1 sebagai Dari hasil output regresi model
berikut: PAM diatas, dapat dilihat pengaruh jangka
pendek sekaligus jangka panjang
terhadap permintaan beras. Pengaruh
jangka pendek dapat dilihat secara langsung
dari koefisien masing-masing penduga
parameter. Untuk mengetahui pengaruh
jangka panjang, perlu dicari koefisien
Tabel 1. Model Penyesuaian Parsial penyesuaian terlebih dahulu. Nilai koefisien

15
Jurnal Perspektif Pembiayaan dan Pembangunan DaerahVol. 1 No. 1, Juli 2013 ISSN: 2338- 4603

penyesuaian (λ) adalah 1 – 0,6952 = asumsi variabel lain bernilai tetap.


0,3048. Nilai ini mengandung pengertian Pengaruh perubahan pendapatan terhadap
bahwa kurang lebih 30% perbedaan antara permintaan beras seuai dengan teori Engel
permintaan beras yang diharapkan dengan yang menyebutkan bahwa peningkatan
permintaan beras yang nyata-nyata terjadi pendaptan akan menurunkan permintaan
dapat dihilangkan dalam waktu satu tahun. akan makanan (primer).
Selanjutnya setiap parameter dibagi dengan Permintaan beras tahun
nilai koefisien penyesuaian tersebut. sebelumnya berpengatuh positif terhadap
permintaan beras, artinya kenaikan
Pengaruh Jangka Pendek permintaan beras tahun sebelumnya akan
Harga beras memberikan pengaruh meningkatkan permintaan beras tahun
negatif terhadap permintaan beras. Dengan sesudahnya. Pengaruhnya sebesar 0,6952,
kata lain harga beras meningkat maka yang artinya permintaan beras akan
permintaan beras akan turun atau meningkat sebanyak 0,7098 % untuk
sebaliknya. Setiap kenaikan harga beras setiap kenaikan permintaan beras tahun
sebanyak 1 % akan mengakibatkan sebelumnya sebesar 1 %, dengan asumsi
permintaan beras turun sebanyak 0,0868 %, variabel lain bernilai tetap. Dalam kondisi
dengan asumsi variabel lain nilainya tidak semua variabel bernilai nol (tidak
berubah atau tetap. Kondisi ini sesuai berpengaruh), permintaan beras mengalami
dengan teori permintaan, dimana penurunan sebesar 9,9645 ton.
peningkatan harga barang akan
menurunkan permintaan barang itu sendiri. Pengaruh Jangka Panjang
Harga tepung terigu memberi Dalam jangka panjang,
pengaruh positif terhadap permintaan beras. pengaruhnya meningkat semua dengan
Pengaruh harga tepung terigu sangat kecil, arah yang sama dengan pengaruh jangka
dimana untuk setiap kenaikan harga tepung pendek. Hal ini karenakan koefisien
terigu sebesar 1 %, permintaan beras akan penyesuaian bertanda positif. Harga beras
meningkat hanya sebesar 0,0017 % saja berpengaruh negatif terhadap permintaan
dengan asumsi variabel lain memiliki nilai beras. Setiap kenaikan harga beras sebesar
tetap. Atau dengan kata lain perubahan 1 %, maka permintaan beras turun sebesar
harga tepung terigu tidak akan berpengaruh 0,2846 %, dengan asumsi variabel lain
terhadap permintaan beras. nilainya tidak berubah atau tetap.
Jumlah penduduk memberi Harga tepung terigu berpengaruh
pengaruh positif terhadap permintaan beras positif terhadap permintaan beras.
atau pertambahan jumlah penduduk akan Pengaruh ini sangat kecil, dimana untuk
meningkatkan permintaan beras. Setiap setiap kenaikan harga tepung terigu
penambahan penduduk 1 %, maka akan sebesar 1 %, permintaan beras meningkat
meningkatan permintaan beras sebesar sebesar 0,0055% dengan asumsi variabel
1,2381 %, dengan asumsi variabel lain lain nilainya tetap.
nilainya tidak berubah. Jumlah penduduk Jumlah penduduk berpengaruh
menjadi variabel terbesar pengaruhnya positif terhadap permintaan beras. Setiap
terhadap permintaan beras, dibanding terjadi penambahan penduduk 1 %, maka
variabel lainnya. permintaan beras akan meningkat sebesar
Pendapatan penduduk berpengaruh 4,0619 %, diasumsikan variabel lain
negatif terhadap permintaan beras atau nilainya tetap. Pendapatan penduduk
peningkatan pendapatan akan menurunkan berpengaruh negatif. Dimana setiap terjadi
permintaan beras. Peningkatan pendapatan peningkatan pendapatan penduduk sebesar
penduduk sebesar 1 %, maka permintaan 1 %, permintaan akan beras turun sebesar
beras akan turun sebesar 0,1953 %, dengan 0,6407 %, dengan asumsi variabel lain

16
Jurnal Perspektif Pembiayaan dan Pembangunan DaerahVol. 1 No. 1, Juli 2013 ISSN: 2338- 4603

nilainya tetap. Elastisitas harga silang dari harga


tepung terigu diperoleh sebesar 0,0017
Elastistas Permintaan untuk jangka pendek, sedangkan untuk
Elastisitas Harga-Permintaan jangka panjang 0,0055. Angka elastisitas
Elastisitas harga beras dari harga terung terigu nilainya sangat
menunjukkan hubungan antara harga beras kecil yaitu hamper sama nol pada jangka
dengan permintaan beras untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Hal ini
pendek dan jangka panjang. Pada penelitian dapat dijadikan petunjuk bahwa perubahan
ini nilai koefisien elastisitas harga harga tepung terigu tidak mempengaruhi
jangka pendek sebesar -0,0868 dan permintaan beras.
jangka panjang sebesar -0,2846, ini Nilai elastisitas silang yang
memberikan indikasi bahwa elastisitas diperoleh kurang dari 1 atau lebih
harga beras terhadap permintaan beras mendekati 0, ini menunjukkan bahwa harga
mempunyai sifat elastisitas yang tidak tepung terigu bersifat tidak elastis
elastis (inelastis). Artinya, perubahan (inelastis) terhadap permintaan beras, atau
harga beras yang relatif besar tidak akan dengan kata lain tepung termasuk barang
mengubah permintaannya dalam jumlah normal dan bukan sebagai barang subtitusi.
yang banyak. Hal ini sesuai dengan Elastisitas Jumlah Penduduk
teori permintaan, dimana harga Terhadap Permintaan
berbanding terbalik dengan jumlah yang Elastisitas jumlah penduduk
diminta. diperoleh sebesar 1,2381 untuk jangka
Harga mutlak nilai elastisitas pendek dan untuk jangka panjang sebesar
harga beras terhadap permintaan beras 4,0619. Angka ini mengandung pengertian
untuk jangka pendek lebih kecil bila bahwa apabila jumlah penduduk naik 1%,
dibanding dengan elastisitas permintaan maka akan mengakibatkan presentase
jangka panjang (-0,0868 < -0,2846). perubahan jumlah permintaan beras
Perbedaan elastisitas jangka pendek dan meningkat sebesar 1,24% untuk jangka
elastisitas jangka panjang disebabkan pendek dan naik 4,06% untuk jangka
keterlambatan penyesuaian variabel panjang. Nilai elastisitas jumlah
dependen terhadap variabel independen penduduk lebih dari 1, ini menunjukkan
sehingga jumlah permintaan beras yang bahwa jumlah penduduk bersifat elastis
diminta berbeda antara jangka pendek dan terhadap permintaan beras.
jangka panjang.
Prediksi Permintaan Beras
Elastisitas Pendapatan- Permintaan Berdasarkan hasil perhitungan
Elastisitas pendapatan terhadap dengan menggunakan analisis model
permintaan untuk jangka pendek diperoleh penyesuaian parsial sebagai dasar untuk
nilai -0,1953, sedangkan untuk jangka memprediksi permintaan beras secara
panjang sebesar -0,6407. Nilai elastisitas agregat di Provinsi Jambi dalam jangka
pendapatan, baik jangka pendek dan jangka pendek dan jangka panjang untuk sepuluh
panjang lebih kecil dari 1. Hal ini berarti tahun kedepan, yaitu tahun 2010 – 2019
bahwa permintaan beras bersifat tidak diperoleh hasil perhitungan.
elastis (inelastis) terhadap perubahan
pendapatan, atau dengan kata lain
persentase perubahan pendapatan tidak
responsif terhadap permintaan beras.
Karena nilai elastisitas kurang dari 1 maka
beras termasuk barang normal.
Elastisitas Harga Silang Permintaan

17
Jurnal Perspektif Pembiayaan dan Pembangunan DaerahVol. 1 No. 1, Juli 2013 ISSN: 2338- 4603

Tabel 3. Prediksi Permintaan Beras di 2. Elastisitas harga beras, harga


Provinsi Jambi selama Tahun 2010 – 2019 silang (harga tepung terigu) dan
Permintaan Beras pendapatan tidak elastis (inelastis)
(ton) terhadap perubahan permintaan
No. Tahun
Jangka Jangka beras. Sedangkan perubahan jumlah
Pendek Panjang penduduk lebih elastis terhadap
1 2010 344.355 378.148 permintaan beras. Elastisitas
2 2011 358.481 394.321 permintaan beras dalam jangka
3 2012 362.152 402.097 panjang (long run) lebih elastis
4 2013 365.777 409.974 dibanding dengan elastisitas jangka
5 2014 369.356 417.940 pendek (short run).
6 2015 372.890 425.985 3. Permintaan beras di Provinsi
7 2016 376.378 434.097 Jambi untuk sepuluh tahun
8 2017 379.821 442.263 kedepan (2010 s.d. 2019)
9 2018 383.217 450.473 diprediksikan meningkat dan lebih
10 2019 386.565 458.713 tinggi dari tahun sebelumnya.
Sumber : Analisis data sekunder Variabel yang paling berpengaruh
dalam peningkatan permintan beras
Apabila dilihat dari hasil prediksi adalah jumlah penduduk.
permintaan beras jangka pendek dan Permintaan beras akan meningkat
jangka panjang, maka prediksi sejalan dengan semakin
permintaan beras di Provinsi Jambi bertambahnya jumlah penduduk.
cenderung memperlihatkan peningkatan
dari tahun ke tahun seperti yang DAFTAR PUSTAKA
ditunjukkan slope yang bertanda positif. Abubakar, Mustafa, Kebijakan Pangan,
Prediksi permintaan beras jangka panjang Peran Bulog dan Kesejahteraan
lebih tinggi dibandingkan prediksi Petani, www.setneg.go.id, 2008
permintaan pendek beras jangka. Adnyana, Made O., 2004, Penerapan
Model Penyesuaian Parsial
KESIMPULAN Nerlove Dalam Proyeksi dan
Berdasarkan hasil pembahasan Konsumsi Beras, Vol. 4 no.1,
yang telah dilakukan, penulis dapat Soca, Unud. Bali.
mengambil kesimpulan sebagai berikut: Akbar, Arief R.M., 2002, Model
1. Keragaman harga beras, harga Simulasi Penyediaan Kebutuhan
tepung terigu, jumlah penduduk, Beras Nasional, Program Pasca
pendapatan penduduk dan Sarjana/ S3 IPB. Makalah
permintaan beras tahun sebelumnya Pengantar Falsafah Sains, Bogor
dapat menjelaskan keragaman Oktober 2002.
permintaan beras sebesar 98,05%. Alamsyah Siregar, Alhaji (2007),
Tetapi secara parsial menunjukkan Analisis Permintaan dan
bahwa variable jumlah penduduk, Penawaran Beras di Sumatera
permintaan beras tahun sebelumnya Utara, Tersedia :
dan pendapatan penduduk memberi www.indowebster.com/Analisis_Pe
pengaruh yang sangat nyata rmintaan_dan_penawaran_Beras_
terhadap permintaan beras, di_Sumatera_Utara.html
sedangkan variabel harga beras dan Alimoeso, Soetarto, 2008, Media
harga tepung terigu menunjukkan Indonesia, Jakarta.
pengaruh tidak nyata terhadap Ariani M. dkk., 2008, Analisis
permintaan beras. Konsumsi Pangan Rumah

18
Jurnal Perspektif Pembiayaan dan Pembangunan DaerahVol. 1 No. 1, Juli 2013 ISSN: 2338- 4603

Tangga Pasca Krisis Ekonomi Investasi Dan Faktor-Faktor Yang


di Provinsi Jawa Barat, Mempengaruhinya, Thesis
Tersedia: http://ejournal.unud. Magister Program Pasca Sarjana
ac.id/abstrak/(10) soca-mewa Undip ,Semarang.
ariani dkk(1).pdf Lumbantobing, Ischak P, 2005, Analisis
Bappeda & BPS Prov. Jambi, 2007, 50 Permintaan Dan Pola Konsumsi
Tahun Refleksi Pembangunan Pangan Di Provinsi Jambi, Thesis,
Provinsi Jambi, Jambi. Sekolah Pascasarjana IPB, Bogor.
BPS, 2010, Kendudukan, Tersedia : Malang Post, 2008, Pola Konsumsi
www.bps.go.id Pangan Indonesia sudah mulai
BPS Provinsi Jambi, 1990 - 2009, berubah, Tersedia :
Produksi Padi Provinsi Jambi http://malangraya.web.id/2008/08/
Tahun 1999-2008, Jambi. 16/pola-konsumsi-pangan-
, 1990 – 2009, Produk Domestik indonesia-sudah-mulai-berubah/
Regional Bruto Provinsi Jambi Malian A.H dkk, 2008, Faktor-Faktor
Tahun 1990 – 2009, Jambi. yang Mempengaruhi Produksi,
, 1990 – 2009, Jambi Dalam Angka Konsumsi dan Harga Beras Serta
Tahun 1990 – 2009, Jambi. Inflasi bahan makanan, Tersedia:
Crayonpedia, 2009, Permintaan dan http://pse.litbang.deptan.go.id/ind/p
Penawaran, tersedia : dffiles/JAE22-2b.pdf
http://www.crayonpedia.org Mankiw ,N. Gregory, 2007, Makro
Elvira Syamsiar, 2008, Tingkat dan Ekonomi, Edisi Enam,Jakarta,
Pola Konsumsi Pangan Erlangga.
Masyarakat Pasca 1997, Tersedia: Manurung, Prathama R.M., 2010, Teori
http://id.shvoong.com/humanities/1 Ekonomi Mikro Suatu Pengantar,
793566-tingkat-dan-pola-konsumsi- Edisi Keempat, Lembaga penerbit
pangan/ FEUI, Jakarta.
Gujarati, Damodar, 1995, Ekonometrika Muktar, Ridwan H. 2008, Ketahanan
Dasar, Jakarta, Erlangga. VS Kemelut Pangan, Tersedia :
HM, Jogiyanto, 2004, Teori Ekonomi http://groups.yahoo.com/group/IA
Mikro : Analisis Matematis, Edisi CSF/message/14491.
ketiga, Andi, Yogyakarta. NA. Muhammad, 2008, Masa Depan
Irawan, A. 1998. Keberlanjutan Pertanian, Perikanan &
Produksi Padi Ladang dan Sawah Kehutanan Indonesia, Tersedia:
di Jawa dan Luar Jawa; Studi http://www.sumintar.com/masa-
Respon Penawaran.Tesis depan- pertanian-perikanan-dan-
Magister Institut Pertanian Bogor. kehutanan-indonesia.html
, 2009, Analisis Nerlove, M, 1958. Distributed lag and
Penawaran dan Permintaan estimation of long run supply and
Beras Di Luar Jawa, Tersedia: demand elasticities. Theoritical
http://www.iei.or.id/publicationfile consideration. Journal of farm
s/Analisis Suplai dan Demand economic. No. 2. Vo. XL.
Beras di Luar Jawa.pdf Nuryanti, Sri, 2005, Analisa
Krisna Murti, B, 2003, Perum Bulog dan Keseimbangan Sistem Penawaran
Kebijakan Pangan Indonesia: dan Permintaan Beras di
Kendaraan Tanpa Tujuan?, Jurnal Indonesia, Volume 23 No. 1,
Ekonomi Rakyat, Jurnal Agro Ekonomi, Bogor.
www.ekonomirakyat.org. Pindyck, R.S. and D.L. Rubinfeld, 1994,
Kuspriyadi, Pratama H, 2004, Analisis Microeconomics, Third Edition,

19
Jurnal Perspektif Pembiayaan dan Pembangunan DaerahVol. 1 No. 1, Juli 2013 ISSN: 2338- 4603

Prentice Hall, Englewood, Cliffs, Susu Berkalsium Tinggi Terhadap


New Jersey. Kadar Kalsium Darah dan
Rahardja, Prathama dan Manurung, Kepadatan Tulang Remaja Pria,
Mandala, 2010, Teori Ekonomi Sekolah Pasca Sarjana IPB, Bogor.
Mikro (Suatu Pengantar), Edi Suswono, 2010, Optimalisasi Kearifan
Keempat, LPFE UI, Jakarta. Lokal Dalam Diversifikasi
Rianse, Usman, MS. & Abdi, 2008, Pangan, Kompas. 24 Agustus
Meodologi Penelitian Sosial & 2010, hal 19, Jakarta.
Ekonomi :Teori & Aplikasi, Edisi Syafa’at, N. Et all. (2005), Prospek
satu, Alfabeta, Bandung Penawaran dan Permintaan
Rusma,M. dan Suharyanto, 2010, Pangan Utama Pertanian, Pusat
Analisis Permintaan Daging Sapi Analisis Sosial Ekonomi Pertanian,
Sulawesi Tenggara Balitbang(Model
Pertanian, Bogor.
Analisis Permintaan D
Sadono, Sukirno, 2002, Pengantar Teori Tim Pengkajian Perberasan Nasional,
Mikro Ekonomi, Edisi Ke-3, 2001, Bunga Rampai Ekonomi
Rajawali Press, Jakarta. Beras, LPEM, FE UI, Jakarta.
Sadra Swastika DK, 1999, Penerapan Tomex, W.G. and Robinson K.L., 1981,
Model Dinamis dalam Sistem Agricultural Product price. Second
Penawaran dan Permintaan Beras Edition, Cornell University Press,
di Indoneisa. Baligang Deptan Ithaca and London.
Bogor. Widarjono, Agus, 2009, Ekonometrika:
Soeratno & Arsyad, Lincolin, 1993, Pengantar dan Aplikasinya, Edisi
Metodologi Penelitian : untuk Ketiga, Ekonisia, FEUII,
Ekonomi Yogyakarta.
& Bisnis, Edisi Revisi,UPP STIM YKPN, Winarno, Wing P., 2009, Analisis
Yogyakarta Ekonometrika dan Statistik
Sudrajat, Ihwan, 2000, Analisis Harga dengan Eviews, Edisi Kedua, UPP
Pokok Produksi Beras Dengan STIM YKPN, Yogyakarta.
Pendekatan ABC dan Faktor- www.Batavia.co.id (2011), Harga
Faktor yang Mempengaruhi Terigu Naik, Harga Mi Instan
Produksi Beras du Jawa Akan Naik 10%, tersedia :
Tengah, Tesis Magister Program http://bataviase.co.id/node/59086
Pasca Sarjana Undip Semrang. 4
Suryono, 2007, Pengaruh Pemberian

20

Das könnte Ihnen auch gefallen