Sie sind auf Seite 1von 11

Paraf Nilai

LAPORAN PRAKTIKUM

MIKROBIOLOGI &
VIROLOGI

JUDUL PRAKTIKUM :
PENETAPAN KOEFISIEN FENOL DAN ANTISEPTIK

Tanggal Praktikum :
Senin, 17 Desember 2018

Kelompok : 5 C/Shift 2

Nama :

Ai Isma Fuji Lestari 24041117123


Agustine Chandra 24041117122
Egawati 24041117136
Lina Mayasari 24041117150
Randi Rahadian 24041117163
Siti Hanan Salsabila 24041117173

JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS GARUT
MODUL 3
PENETAPAN KOEFISIEN FENOL DAN ANTISEPTIK

A. TEORI SINGKAT
Desinfektan adalah zat-at yang digunakan untuk mendesinfeksi kuman-
kuman diluar tubuh manusia. Kekuatan membunuh kuman suatu desinfektan
bias sama atau bahkan jauh lebih kuat daripada antibiotic, tetapi toksisitasnya
tidak selektif. Oleh karena itu desinfektan hanya digunakan diluar tubuh
manusia, misalnya untuk mendesinfeksi alat-alat kesehatan. Desinfektan yang
pertama kali ditemukan adalah fenol, sehingga kekuatan daya bunuh kuman
antara suatu desinfektan dengan fenol disebut koefisien fenol.

Banyak bahan kimia yang dapat berfungsi sebagai desinfektan, tetapi


umumnya dikelompokkan ke dalam golongan aldehid atau golongan pereduksi,
yaitu bahan kimia yang mengandung gugus -COH; golongan alkohol, yaitu
senyawa kimia yang mengandung gugus -OH; golongan halogen atau senyawa
terhalogenasi, yaitu senyawa kimia golongan halogen atau yang mengandung
gugus -X; golongan fenol dan fenol terhalogenasi, golongan garam amonium
kuarterner, golongan pengoksidasi, dan golongan biguanida.

Pada dasarnya ada persamaan jenis bahan kimia yang digunakan sebagai
antiseptik dan desinfektan. Tapi tidak semua bahan desinfektan adalah bahan
antiseptik karena adanya batasan dalam penggunaan antiseptik.Antiseptik
tersebut harus memiliki sifat tidak merusak jaringan tubuh atau tidak bersifat
keras. Terkadang penambahan bahan desinfektan juga dijadikan sebagai salah
satu cara dalam proses sterilisasi, yaitu proses pembebasan kuman. Tetapi pada
kenyataannya tidak semua bahan desinfektan dapat berfungsi sebagai bahan
dalam proses sterilisasi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan antiseptik atau desinfektan yang
digunakan untuk menghambat atau membunuh mikroorganisme adalah:
1. Jenis organisme yang digunakan.
2. Jumlah mikroorganisme yang digunakan.
3. Umur dan sejarah dari mikroorganisme.
4. Jaringan atau unsur-unsur yang ada dalam mikrorganisme.
5. Efek-efek dari zat kimia terhadap jaringan.
6. Efek-efek dari jaringan terhadap zat kimia.
7. Jenis racun dari zat kimia (jika diambil secara internal).
8. Waktu bagi zat kimia untuk bekerja dan konsentrasi yang dipakai.
9. Temperatur pada zat kimia dan pada jaringan atau unsur-unsur yang
terlibat.

Koefisien fenol dapat ditentukan dengan cara mikrobiologi. Mikro yang


digunakan untuk uji ini biasanya salmonella thypi (gram negatif) atau
staphylococus aureus (gram positif). Konsentrasi fenol yang digunakan adalah
5% (1/20)v/v atau b/v kemudian dilakukan pengenceran 1/30, 1/40, 1/50, dst.
Begitu juga dengan desinfektan yang digunakan. Setelah dilakukan
pengamatan, koefisien fenol dihitung dengan cara :

𝐶 𝑑𝑒𝑠 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑚𝑏𝑢𝑛𝑢ℎ 𝑚.𝑜 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 10′ 𝑡𝑒𝑡𝑎𝑝𝑖 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 5′


Koefisien fenol= 𝐶 𝑓𝑒𝑛𝑜𝑙 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑚𝑏𝑢𝑛𝑢ℎ 𝑚.𝑜 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 10′ 𝑡𝑒𝑡𝑎𝑝𝑖 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 5′

Misalnya dari pergitungan didapat Kf 0,6 (6/10) maka kekuatan desinfektan itu
6/10 dari fenol.
B. ALAT DAN BAHAN

No Alat Bahan

1 2 buah jarum ose Larutan fenol

2 42 buah Tabung reaksi Larutan desinfektan

3 2 buah Labu ukur 100ml Larutan antiseptik

4 Water bath Bakteri

5 1 buah Stopwatch

6 2 buah gelas kimia

C. PROSEDUR KERJA

Buat larutan fenol dan larutan desinfektan uji dengan konsentrasi 5%.
Siapkan 5 tabung reaksi untuk pengenceran fenol dan 5 tabung lagi untuk
desinfektan uji. Beri label masing-masing tabung.

Buat pengenceran dari fenol 5% menurut ketentuan berikut:

Tabung Pengenceran V1(m1) V2(m1) V3(m1) V4(m1)

I 1:20 5 - - 5

II 1:30 4 2 1 5

III 1:40 4 4 3 5

IV 1:50 2 3 - 5

V 1:60 2 4 1 5
Dengan cara yang sama buat pengenceran untuk antiseptik uji (detol) :

Tabung Pengenceran V1(m1) V2(m1) V3(m1) V4(m1)

I 1:20 5 - - 5

II 1:30 4 2 1 5

III 1:40 4 4 3 5

IV 1:50 2 3 - 5

V 1:60 2 4 1 5

Keterangan : V1=volume antiseptik uji dengan konsentrasi 5%


V2=volume aquades yang ditambahkan
V3=volume larutan yang dibuang
V4=volume akhir tiap tabung

Siapkan 15 tabung dan susun menjadi 3 baris yang masing-masing berisi


5 tabung, kemudian beri nomor tabung tersebut misalnya untuk tabung 1
baris 1 nomornya 1.1 isi ke-15 tabung itu dengan 5 ml media NB. Baris
pertama digunakan untuk pengamatan 5, 10, ketiga.

Taruh kelima tabung yang berisi fenol diatas water bath. Masukan 0,5 ml
biakan bakteri kedalam tiap tabung fenol dengan selang waktu pengisian 1
menit.
Setelah semua tabung terisi inokulum, selang 1 menit dari tabung V
kemudian ambil 1 ose cairan tabung fenol I kemudian masukkan pada
tabung I baris I, 1 menit kemudian isikan 1 ose carian dari tabung fenol II
kedalam tabung baris II baris I dan selanjutnya sampai dengan fenol V
kedalam tabung V baris I.

Lakukan langkah 6 unuk tabung baris ke II dan ke III sehingga selang


waktu pengisian antara baris 5 menit. (lihat skema)

Lakukajn langkah 4,5,6,7 untuk antiseptik uji

Siapkan 2 tabung kontrol, tabung kestu berisi ,media NB saja sedangkan


yang kedua berisi NB dan suspensi bakteri.

Inkubasikan semua tabung pada suhu 370 𝐶 selama 48 jam.

Lakukan pengamatan berupa kekeruhan pada tabung, bandingkan dengan


blangko kemudian hasilnya ditabulasikan dengan table pengamatan
seperti dibawah ini:
D. HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUGAN
1. Larutan fenol
Konsentrasi
Baris
Waktu
ke- 1 : 20 1 : 30 1 : 40 1 : 50 1 : 60

1 5’ + + + + +

2 10’ - + - - +

3 15’ - + - - -

2. Larutan antiseptik
Konsentrasi
Baris
Waktu
ke- 1 : 20 1 : 30 1 : 40 1 : 50 1 : 60

1 5’ + + - - -

2 10’ + - + + -

3 15’ + - + - -

Keterangan :
(+): keruh (Terdapat bakteri)
(-) : Bening (Tidak terdapat bakteri)

3. Perhitungan Koefisien Fenol

𝐶 𝑎𝑛𝑡𝑖𝑠 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑚𝑏𝑢𝑛𝑢ℎ 𝑚.𝑜 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 10′ 𝑡𝑒𝑡𝑎𝑝𝑖 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 5′


Koefisien fenol= 𝐶 𝑓𝑒𝑛𝑜𝑙 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑚𝑏𝑢𝑛𝑢ℎ 𝑚.𝑜 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 10′ 𝑡𝑒𝑡𝑎𝑝𝑖 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 5′

(0,033)
Koefisien fenol = (0,02)

Koefisien fenol = 0,16


E. PEMBAHASAN
F. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA

Tim Dosen, 2018, Modul Praktikum Mikrobiologi Dan Virologi,


Universitas Garut, Garut.

Kimbal, John. (2004). Bacteria. Tersedia online di


http://users.rcn.com/jkimbal.ma.ultranet/BiologyPayes/E/Esch.coli.html.(Diakses
pada tanggal 15 Desember 2018).

Melnick, J & Aldelberg.(1996). Mikrobiologi Kedokteran .Jakarta : Buku Kedokteran


EGC.
Pankey, G.A. (2014). Clinical Relevance of Bacteriostatic Versus Bactericidal
Mechanisms of Action in the Treatment of Gram-Positive Bacterial Infections.
Oxford Journals Clinical Infectious Diseases. Vol.38.
LAMPIRAN

PERHITUNGAN PENGENCERAN ANTISEPTIK

a. Tabung 1 : 20
Aquadest yang ditambahkan : 0 ml
V₁ . N₁ = V₂ . N₂
Total yang diperlukan : 5 ml
5 . 1⁄20 = V₂ . 0
V₂ = 0 ml Volume yang dibuang : 0 ml

b. Tabung 1 : 30
Aquadest yang ditambahkan : 2 ml
V₁ . N₁ = V₂ . N₂
4 . 1⁄20 = V₂ . 1⁄30 Total yang diperlukan : 5 ml

V₂ = 2 ml Volume yang dibuang : 1 ml

c. Tabung 1 : 40 Aquadest yang ditambahkan : 4 ml


V₁ . N₁ = V₂ . N₂
Total yang diperlukan : 5 ml
4 . 1⁄20 = V₂ . 1⁄40
Volume yang dibuang : 3 ml
V₂ = 4 ml

d. Tabung 1 : 50 Aquadest yang ditambahkan : 3 ml


V₁ . N₁ = V₂ . N₂
Total yang diperlukan : 5 ml
2 . 1⁄20 = V₂ . 1⁄50
Volume yang dibuang : 0 ml
V₂ = 3 ml

e. Tabung 1 : 60 Aquadest yang ditambahkan : 4 ml


V₁ . N₁ = V₂ . N₂ Total yang diperlukan : 5 ml
2 . 1⁄20 = V₂ . 1⁄60
Volume yang dibuang : 1 ml
V₂ = 4 ml
Tabung pada baris ke -

Tabung pada baris ke-2

Tabung pada baris ke-3

Das könnte Ihnen auch gefallen