Sie sind auf Seite 1von 9

Naskah Seminar

Pengaruh Komposisi Asam Humat dalam


Pembuatan Seedbomb terhadap Laju Pertumbuhan Tanaman

Pengaruh Komposisi Asam Humat dalam Pembuatan Seedbomb


terhadap Laju Pertumbuhan Tanaman

Ratna Pujianjani Kartikasari, Suprihastuti Sri Rahayu1*


Program Studi Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada
Jalan Grafika No. 2 Kampus UGM, Yogyakarta 55283
Telp (0274) 902171 Fax (0274) 902170
*Alamat korespondensi: r.pujianjani@mail.ugm.ac.id

ABSTRACT
Based on Global Forest Watch data, Indonesia ranks 5th as the country with the highest level
of deforestation. From 2001 to 2017, Indonesia had extended 24.2 million hectares of tree covered
area. According to the Indonesian Ministry of Environment and Forestry, Indonesia loses 170,626.1
hectares per year of natural and non-natural forest or plantations within 2013-2014. There is a
solution to overcome deforestation problem, which will be discussed in this research, the seed bomb.
This research aims to study how various humic acid composition in the seedbomb affected the rate of
chilli growth. Seedbomb is made by mixing soil containing various kinds of nutrients and made in the
form of a ball filled with chilli seeds. Chili seeds are used as samples because they are native tropical
plants that grow in many parts of Indonesia. Seedbomb has a fairly hard outer layer, because there is
a mixture of clay, so it is able to be spread en masse from aircraft or land transportation. In this study
using the humic acid variable as a nutritional variable in seed bombs, this is because Humic Acid can
stimulate plant growth through influences on metabolism and a number of physiological processes,
namely respiration, increasing cell permeability through growth hormone activities.

Keywords: deforestation, seedbomb, humate

INTISARI
Berdasarkan data Global Forest Watch, Indonesia berada di posisi ke-5 sebagai negara dengan
tingkat deforestasi tertinggi. Dari tahun 2001 hingga 2017, Indonesia kehilangan 24,2 juta hektar luas
tutupan pohon. Berdasarkan kementerian lingkungan hidup dan kehutanan Indonesia, Indonesia
kehilangan 170.626,1 hektar per tahun hutan alam dan hutan buatan atau perkebunan pada periode
2013-2014. Namun, terdapat solusi untuk mengatasi terjadinya deforestasi itu sendiri yang salah
satunya yang akan dibahas dalam penelitian ini, seed bomb. Penelitian ini bertujuan untuk membuat
seedbomb sebagai inovasi dalam proses reboisasi dengan membandingkan variabel-variabel yang
berbeda komposisi dan bahannya. Seedbomb dibuat dengan mencampurkan tanah yang mengandung
berbagai macam nutrisi dan dibuat berbentuk bola yang diisi dengan benih tanaman cabai. Biji cabai
digunakan sebagai sampel dikarenakan cabai merupakan tanaman tropis asli yang tumbuh di banyak
wilayah Indonesia. Seedbomb memiliki lapisan luar yang cukup keras, karena terdapat campuran tanah
liat, sehingga mampu untuk disebarkan secara massal dari pesawat atau angkutan darat. Dalam
penelitian ini menggunakan variable asam humat sebagai variabel nutrisi pada seed bomb, Hal ini
disebabkan karena Asam Humat dapat merangsang pertumbuhan tanaman melalui pengaruh terhadap
metabolisme dan sejumlah proses fisiologi, yaitu proses respirasi, meningkatkan permeabilitas sel
melalui kegiatan hormon pertumbuhan

Kata kunci: deforestasi, seedbomb, humat

Ratna Pujianjani Kartikasari (16/395213/TK/44505)


Laboratorium Teknik Reaksi Kimia dan Katalisis
1
Naskah Seminar
Pengaruh Komposisi Asam Humat dalam
Pembuatan Seedbomb terhadap Laju Pertumbuhan Tanaman

1. Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
Pemanasan global (global warming) adalah suatu bentuk ketidakseimbangan ekosistem di
bumi akibat terjadinya peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan di bumi (Utina, 2008).
Selama kurang lebih seratus tahun terakhir, suhu rata-rata di permukaan bumi telah meningkat 0.74 ±
0.18 °C. Meningkatnya suhu rata-rata permukaan bumi terjadi akibat meningkatnya emisi gas rumah
kaca, seperti; karbondioksida, metana, dinitro oksida, hidrofluorokarbon, perfluorokarbon, dan sulfur
heksafluorida di atmosfer. Emisi ini terutama dihasilkan dari proses pembakaran bahan bakar fosil
(minyak bumi dan batu bara) serta akibat penggundulan dan pembakaran hutan. Hutan berperan
sebagai pengatur tata air dalam siklus air dan pencegah terjadinya erosi tanah (Widiyanto, 2010). Hal
ini karena adanya pohon dan tumbuh-tumbuhan dapat menghalangi air hujan jatuh langsung ke tanah.
Untuk itu diperlukan sebuah sistem pengelolaan hutan yang baik, sehingga fungsi hutan sebagai paru-
paru dunia dan sistem penyangga kehidupan dapat dijaga.
Hutan merupakan suatu areal tanah yang ditumbuhi berbagai jenis dan ukuran tanaman tinggi,
tanaman rendah sampai rumput-rumputan. Berbagai manfaat dapat diambil dari hutan, baik berupa
kayu maupun hasil hutan bukan kayu. Terjadinya bencana kekeringan, krisis air di beberapa daerah di
Indonesia serta berbagai bencana tanah longsor juga disebabkan telah beralihnya fungsí hutan, praktek
pembalakan liar (illegal logging) dan penggundulan hutan.
Deforestasi adalah proses penghilangan hutan alam dengan cara penebangan untuk diambil
kayunya atau mengubah peruntukan lahan hutan menjadi non-hutan (Siswoko, 2008). Bisa juga
disebabkan oleh kebakaran hutan baik yang disengaja atau terjadi secara alami. Deforestasi terjadi
karena desakan konverasi lahan untuk permukiman, infrastruktur, dan pemanenan hasil kayu untuk
industri. Selain itu juga terjadi konversi lahan untuk perkebunan, pertanian, peternakan dan
pertambangan (Risnandar, 2017)
Berdasarkan data Global Forest Watch, Indonesia berada di posisi ke-5 sebagai negara dengan
tingkat deforestasi tertinggi. Dari tahun 2001 hingga 2017, Indonesia kehilangan 24,2 juta hektar luas
tutupan pohon. Berdasarkan kementerian lingkungan hidup dan kehutanan Indonesia, Indonesia
kehilangan 170.626,1 hektar per tahun hutan alam dan hutan non alami atau perkebunan pada periode
2013-2014.
Namun disamping itu, juga terdapat solusi untuk mengatasi terjadinya deforestasi itu sendiri
dalam hal ini salah satunya yang akan dibahas dalam penelitian ini, seed bomb. Seed bomb adalah
campuran tanah dengan berbagai macam nutrisi yang dibuat berbentuk bola dan diisi dengan benih
tanaman. Seedbomb memiliki lapisan luar yang cukup keras, karena terdapat campuran tanah liat,
sehingga mampu untuk disebarkan secara massal dari pesawat atau angkutan darat. Seedbomb mulai
dipopulerkan di Kenya pada tahun 2016 (Kinyanjui, 2016), dimana mereka menggunakan system
seedbomb untuk menanggulangi deforestasi lingkungannya. Benih yang digunakan pada mulanya
berasal dari benih genus akasia, karena genus akasia diketahui memiliki kemampuan beradaptasi
dengan lingkungan, namun dengan adanya inovasi seedbomb dapat digantikan dengan berbagai jenis
benih sesuai dengan kebutuhan. Dalam penelitian ini menggunakan variable asam humat sebagai
variabel nutrisi pada seed bomb. Maka, dengan cara ini reboisasi akan lebih efisien dengan biaya yang
lebih rendah.
Dalam ilmu pertanian pengaruh terhadap pH tanah sangat memiliki peranan yang
sangat penting gunanya untuk Menentukan mudah tidaknya ion-ion unsur hara diserap oleh
tanaman. Pada umumnya unsur hara akan mudah diserap tanaman pada pH 6-7, karena pada

Ratna Pujianjani Kartikasari (16/395213/TK/44505)


Laboratorium Teknik Reaksi Kimia dan Katalisis
2
Naskah Seminar
Pengaruh Komposisi Asam Humat dalam
Pembuatan Seedbomb terhadap Laju Pertumbuhan Tanaman

pH tersebut sebagian besar unsur hara akan mudah larut dalam air (Rosmarkam dan Yuwono,
2002). Derajat pH dalam tanah juga menunjukkan keberadaan unsur-unsur yang bersifat racun
bagi tanaman. Kelembaban dan temperatur tanah yang baik membuat tanah menjadi memiliki
ruang pori yang cukup sehingga sirkulasi udara di dalam tanah dapat berjalan dengan baik.
Dengan tanah yang sehat tanah mampu memiliki nilai pH netral sehingga tanaman cabai
varietal kristal akan tumbuh dengan baik.

2. Metode Penelitian
2.1. Bahan Penelitian
a. Asam humat dengan kadar air 10 % dan kadar abu 3,2 % dibuat melalui proses ekstraksi di
Laboratorium Teknik Reaksi Kimia dan Katalisis Departemen Teknik Kimia FT UGM
b. Pektin kadar air 9,6 % dan kadar abu 4,4 % yang diperoleh dari Toko Bahan Kimia
Reinaldo Surabaya
c. Tanah liat diperoleh dari Toko Kerajinan Keramik Pak Bedjo Kasongan Yogyakarta
d. Tanah murni untuk media tanam dengan pH 7,1 diperoleh dari PT.Natural Organik
Indonesia
e. Benih tumbuhan cabai dapat diperoleh dari Toko Trubus Yogyakarta
f. Air keran dapat diperoleh dari Laboratorium Teknik Reaksi Kimia dan Katalis Departemen
Teknik Kimia FT UGM.

2.2.Alat Penelitian
Alat yang digunakan pada penelitian ini antara lain:
1. Penampan, sebagai tempat awal meletakkan seedbomb
2. Oven, untuk proses mengkur kadar air asam humat dan pektin
3. Tanur, untuk proses mengukur kadar abu asam humat dan pektin
4. NAD, menimbang takaran variabel asam humat dan pektin
5. Timbangan, menimbang takaran tanah humus dan tanah liat
6. pH soil meter EU016, mengukur pH seedbomb dengan variasi asam humat yang berbeda-
beda

2.3. Cara Penelitian


1. Memilih benih yang akan ditanam.
Membeli atau memanen benih berkualitas yang akan tumbuh dengan baik di area yang luas atau di
tanah yang tandus. Jangan memilih tanaman yang akan menyebabkan kerusakan ekologis atau
lainnya seperti gulma, tanaman invasif , atau tanaman yang memiliki sistem akar merusak. Benih
yang dipilih adalah benih cabai, biji cabai digunakan sebagai sampel dikarenakan cabai
merupakan tanaman tropis asli yang tumbuh di banyak wilayah Indonesia
2. Mengoksidasi bahan humat dari batubara.
Batubara yang telah dihaluskan dengan menggunakan lumpang porselen, kemudian dilakukan
pengayakan dengan kehalusan ayakan 40 mesh kemudian dicuci dan dikeringkan. Selanjutnya
batubara ditimbang masing-masing 7 gram sebanyak 3 sampel lalu dimasukkan ke dalam 3 buah

Ratna Pujianjani Kartikasari (16/395213/TK/44505)


Laboratorium Teknik Reaksi Kimia dan Katalisis
3
Naskah Seminar
Pengaruh Komposisi Asam Humat dalam
Pembuatan Seedbomb terhadap Laju Pertumbuhan Tanaman

Erlenmeyer 250 mL. Kemudian ke dalam masing-masing Erlenmeyer 250 ml dimasukkan 75 mL


larutan H2O2 dengan konsentrasi yang sama yaitu 20%. Semua sampel ditutup dengan alumunium
foil dan dimasukkan ke dalam shaker waterbath yang sudah diatur suhunya hingga konstan. Suhu
dijaga konstan 60oC selama oksidasi berlangsung. Masing-masing sampel dikeluarkan dari shaker
waterbath setelah waktu 90 menit. Sampel kemudian disaring dengan kertas saring whatman 40
(yang sudah diberi nomor sampel dan ditimbang), lalu dicuci dengan aquadest untuk
menghilangkan sisa H2O2. Semua fitrat ditampung dan disimpan. Selanjutnya batubara yang telah
dioksidasi dikeringkan di dalam oven pada suhu 105oC hingga berat konstan.
3. Menganalisis Kadar Air dalam Asam Humat
Petridish dipanaskan dalam oven pada suhu 105oC selama 1 jam, selanjutnya didinginkan dalam
eksikator selamat 30 menit, lalu ditimbang dan dicatat bobotnya, kemudian Sebanyak 2,5106 gram
asam humat ditimbang dan dimasukkan ke dalam petridish yang telah diukur beratnya, lalu
dipanaskan dalam oven pada suhu 105oC selama 3 jam, setelah itu didinginkan dalam eksikator
selama 30 menit, lalu ditimbang dan dicatat berat. Kemudian langkah diulang kembali dengan asam
humat sebanyak 2,5185 gram.
4. Menganalisis Kadar Abu dalam Asam Humat
Cawan krus dikeringkan di dalam oven pada suhu 105oC, kemudian didinginkan di dalam eksikator
dan ditimbang sebagai wadah, kemudian 2,5679 gram asam humat ditimbang dalam cawan porselin
yang telah diketahui bobotnya untuk selanjutnya dimasukkan kedalam tanur pada suhu 500oC
selama 4 jam. Residu kemudian didinginkan dalam desikator lalu ditimbang untuk mengetahui
berat konstan. Kemudian langkah diulang kembali dengan asam humat sebanyak 2,5704 gram.
5. Pembuatan Seedbomb
Asam humat, tanah liat, tanah humus dan juga pektin dicampurkan dengan variabel perbandingan
yang berbeda-beda.Variabel konstan adalah pektin dan tanah humus dengan perbandingan 200
gram pektin dan 6000 gram campuran tanah humus dan tanah liat, sedangankan variabel yang
divariasikan adalah bahan humat dengan takaran 0,01 gram; 0,31 gram; 0,61 gram; 0,91 gram; 1,21
gram; 1,51 gram; 1,81 gram; 2,11 gram; dan 2,41 gram. Lalu campuran bahan-bahan tersebut
dibentuk menjadi bola bundar berdiameter 2 inchi dengan tangan atau bisa dengan mencetaknya
dengan cetakan agar diameter lingkarnya sama, tambahkan cukup air untuk membuatnya lentur
dan masukan benih cabai ke dalam seedbomb. Setiap variabel perbandingan masing-masing untuk
9 seed bomb, sehingga terdapat 90 sampel seed bomb.

Ratna Pujianjani Kartikasari (16/395213/TK/44505)


Laboratorium Teknik Reaksi Kimia dan Katalisis
4
Naskah Seminar
Pengaruh Komposisi Asam Humat dalam
Pembuatan Seedbomb terhadap Laju Pertumbuhan Tanaman

Tabel 1. Komposisi Seedbomb


Humus-
Humus- Berat setiap
Tanah Humus + Humat Pektin-
Pektin seedbomb
Pektin + Tanah Liat (gram) Humat
(gram) (gram)
(gram)
689 0 689 68,90
689 0,01 689,01 68,901
Tanah humus 3600
689 0,31 689,31 68,93
gram + tanah liat
2400 gram + pektin 689 0,61 689,61 68,96
200 gram = 6200 689 0,91 689,91 68,99
gram 689 1,21 690,21 69,02
6200 gram : 9 = 689 689 1,51 690,51 69,05
gram humus-pektin
689 1,81 690,81 69,08
689 2,11 691,11 69,11
689 2,41 691,41 69,14

Keterangan : satu sampel komposisi asam humat menghasilkan 10 seedbomb

6. Mengamati pertumbuhan seedbomb


meletakkan seed bomb di atas terpal kering atau di atas lembaran koran yang ditata di area
terlindung selama satu malam atau 24 jam. Seedbomb akan mulai aktif ketika musim hujan atau
kondisi pada kelembapan tinggi, dalam pratikum ini akan digunakan air keran sebagai pengganti air
hujan untuk mengaktifkan seedbomb. Jika dibuat dengan benar, benih akan terlihat dalam 2-3 hari.
Kemudian mencatat hasil kecepatan pertumbuhan dan bobot tanaman sampel dengan berbagai
variabel yang ada dan di plotkan ke dalam grafik.

3. Hasil dan Pembahasan


3.1. Hasil Pengaruh Variasi Komposisi Asam Humat
Pada percobaan ini asam humat digunakan untuk merangsang pertumbuhan tanaman
melalui pengaruh terhadap metabolisme dan sejumlah proses fisiologi, yaitu proses respirasi,
meningkatkan permeabilitas sel melalui kegiatan hormon pertumbuhan (Rochiman, 1973).
Hal ini sejalan dengan teorti yang menyatakan asam humat dapat mengubah metabolisme
karbohidrat (Hartmann, 1975).
Interaksi antara pemberian asam humat dan tanah humus nyata mempengaruhi variabel
tinggi tanaman. Pada pemberian asam humat konsentrasi paling baik adalah antara 150-250
mg/L, hasil yang sama pemberian asam humat melalui daun dengan konsentrasi antara 0
hingga 200 mg/L dapat meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman (Restida, 2014).
Asam humat memainkan peran aktif dalam memacu pertumbuhan secara langsung melalui
peningkatan laju fotosintesis, pertumbuhan, dan hasil (Heil, 2004). Dengan disertainya
pemberian tanah humus, peranan fosfor yang salah satunya adalah untuk pembelahan sel-sel
muda, dapat mempercepat proses laju fotosintesis yang disebabkan karena meningkatnya
kandungan klorofil pada daun. Hasil fotosintesis ini akan ditranslokasikan ke seluruh bagian
tanaman untuk pertumbuhan dan produksi pada tanaman (Russel, 1961). Dengan demikian
penggunaan asam humat yang disertai dengan tanah humus mempunyai prospek yang baik,
sebagai alternatif untuk menggantikan penggunaan pupuk kandang yang kurang efisien dalam

Ratna Pujianjani Kartikasari (16/395213/TK/44505)


Laboratorium Teknik Reaksi Kimia dan Katalisis
5
Naskah Seminar
Pengaruh Komposisi Asam Humat dalam
Pembuatan Seedbomb terhadap Laju Pertumbuhan Tanaman

aplikasinya, khususnya digunakan pada tanaman yang bernilai ekonomi tinggi, terutama
sayur-sayuran.
Pada percobaan ini digunakan variasi komposisi asam humat 0; 0,01; 0,31; 0,61; 0,91;
1,21; 1,51; 1,81; 2,11; 2,41 gram. Melalui penelitian ini dengan rentang waktu pengamatan 21
hari didapatkan hasil pada Tabel 2 dan Gambar 1.

Ratna Pujianjani Kartikasari (16/395213/TK/44505)


Laboratorium Teknik Reaksi Kimia dan Katalisis
6
Naskah Seminar
Pengaruh Komposisi Asam Humat dalam
Pembuatan Seedbomb terhadap Laju Pertumbuhan Tanaman

Tabel 2. Data Hasil Pehitungan Laju Pertumbuhan Tanaman Cabai

Total campuran tanah media tanam 6200 gram dengan rincian


a. Tanah murni = 3600 gram
b. Tanah liat = 2400
c. Pektin = 200 gram
d. pH media tanam = 6,4

Laju Pertumbuhan Tanaman Cabai


Komposisi
No Humat Produksi Lab (cm/hari) Humat Produksi Pasaran (cm/hari)
Humat
Hari 3 Hari 9 Hari 15 Hari 21 Hari 3 Hari 9 Hari 15 Hari 21
1 0 0,0476 0,1190 0,1714 0,2048 0,0500 0,0976 0,1500 0,1929
2 0,01 0,0524 0,1310 0,1881 0,2238 0,0500 0,1071 0,1548 0,2000
3 0,31 0,0595 0,1357 0,1929 0,2452 0,0548 0,1095 0,1619 0,2024
4 0,61 0,0595 0,1429 0,2048 0,2500 0,0571 0,1167 0,1667 0,2071
5 0,91 0,0619 0,1500 0,2167 0,2667 0,0619 0,1167 0,1738 0,2167
6 1,21 0,0643 0,1571 0,2286 0,2833 0,0643 0,1214 0,1786 0,2214
7 1,51 0,0667 0,1476 0,2167 0,3000 0,0643 0,1238 0,1810 0,2310
8 1,81 0,0571 0,1500 0,2167 0,2857 0,0643 0,1214 0,1786 0,2274
9 2,11 0,0607 0,1524 0,2190 0,2833 0,0631 0,1202 0,1774 0,2262
10 2,41 0,0631 0,1190 0,1714 0,2857 0,0607 0,1190 0,1762 0,2238
.

0,2000
0,1800
Laju pertumbuhan (cm/hari)

0,1600
0,1400
0,1200
humat
0,1000 produksi
0,0800 sendiri (Lab)
0,0600 humat pasaran
0,0400
0,0200
0,0000
-0,1 0 0,1 0,2 0,3 0,4
Komposisi asam humat (%)

Gambar 1. Hubungan Laju Pertumbuhan Tanaman Cabai dengan Variasi Komposisi Asam
Humat Sampai Hari ke-21

Ratna Pujianjani Kartikasari (16/395213/TK/44505)


Laboratorium Teknik Reaksi Kimia dan Katalisis
7
Naskah Seminar
Pengaruh Komposisi Asam Humat dalam
Pembuatan Seedbomb terhadap Laju Pertumbuhan Tanaman

Pada grafik dapat dilihat bahwa pada masa penanaman tanaman cabai hari ke-21,
dengan humat produksi laboratorium mengalami peningkatan pertumbuhan yang linier
dan berbanding lurus dengan jumlah asam humat yang ditambahkan. Sedangkan tanaman
cabai dengan humat produksi pasaran mengalami kenaikan pertumbuhan yang cenderung
stabil dan mengalami peningkatan pertumbuhan lebih kecil. Dapat dilihat pada tabel 2,
data ke 6 dan 7, pada komposisi humat yang sama, 1,21 gram dan 1,51 gram laju
pertumbuhan tanaman cabai dengan humat produksi laboratorium meningkat dari 0,2833
cm/hari ke 0,3000 cm/hari, sedangkan tanaman cabai dengan humat produksi pasaran
juga meningkat dari 0,2214 cm/hari ke 0,2310 cm/hari. Hal ini menunjukkan bahwa
tanaman dengan humat produksi laboratorium lebih memiliki pertumbuhan yang lebih
cepat dibandingkan menggunakan humat di pasaran. Perbedaan laju pertumbuhan antara
tanaman cabai yang menggunakan humat hasil laboratorium dengan humat pasaran
dikarenakan adanya perbedaan kadar abu. Kadar abu asam humat hasil laboratorium
sebesar 4,28% sampai 4,31% sedangkan kadar abu asam humat pasaran adalah sebesar
3,19% sampai 3,20%, asam humat hasil laboratorium memiliki kadar abu yang lebih
besar dibandingkan asam humat pasaran. Kadar abu memiliki kandungan mineral yang
dapat memacu pertumbuhan tanaman, mineral dapat melakukan 3 fungsi bagi
pertumbuhan dan perkembangan tanaman, yaitu fungsi elektrokimia, struktur dan katalis.
Peranan elektrokimia meliputi proses penyeimbangan konsentrasi ion, stabilisasi
makromolekul, stabilisasi koloida, dan netralisasi muatan. Peranan struktur dilakukan
oleh mineral dalam keterlibatannya pada struktur kimia molekul biologi atau fungsi
dalam membentuk polimer struktur. Dalam fungsinya sebagai katalis, mineral terlibat
pada bagian aktif (active life) suatu enzim. Mineral-mineral yang termasuk kedelam
kelompok unsur makro (makronutrien) memiliki ketiga peranan tersebut di atas,
sedangkan kelompok mikronutrien hanya mendukung fungsi katalis. Laju pertumuhan
tanaman juga diperngaruhi oleh penambahan 200 gram pektin dan pH yang optimum
untuk tanaman cabai, yaitu berkisar 6,4-7,0 dengan pH optimum 6,0-6,8 (Prajnanta,
2008).

4. Kesimpulan
Pada penelitian ini diperoleh laju pertumbuhan paling optimum adalah pada tabel 8
data ke 7, yaitu saat penambahan humat sebanyak 1,51 gram dengan pH 6,8. Hal ini sesuai
dengan teori bahwa tanaman cabai mengalami pertumbuhan optimum pada pH 6,0-6,8
(Prajnanta, 2008). Selain itu, pertumbuhan tanaman cabai yang optimum dipengaruhi juga
dengan penambahan kadar humat yang optimum yaitu berkisar 1,21 gram sampai 1,51
gram atau setara dengan 0,17 % sampai 0,22% berat tanah.

Ratna Pujianjani Kartikasari (16/395213/TK/44505)


Laboratorium Teknik Reaksi Kimia dan Katalisis
8
Naskah Seminar
Pengaruh Komposisi Asam Humat dalam
Pembuatan Seedbomb terhadap Laju Pertumbuhan Tanaman

Daftar Pustaka

Hartmann, H.T. dan B.E. Kester., 1975, Plant Propagation Principle Hall. International
Engleewood Cliff, New Jersey, Hal.291-298.
Heil, C.A., 2004, Influence of humic, fulvic and hydrophilic acids on the growth,
photosynthesis and respiration of the dinoflagellateProrocentrum minimum (Pavillard)
Schiller, Abstract, Copyright © 2004 Elsevier B.V. All rights reserved
Restida, M., 2013, Pengaruh Pemberian Asam Humat dan N terhadap Pertumbuhan dan
Produksi Tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum Miil.). (Skripsi), Universitas
Lampung. Bandar Lampung, Hal. 20-34.
Risnandar, C., 2017, Hutan Produksi, Jurnal Bumi
Rochiman, K. Dan Haryadi, SS., 1973, Pembiakan Vegetative, Bahan Bacaan Pengantar
Agronomi, Dep. Agr. Faperta IPB. Bogor, Hal 72.
Rosmarkam, A dan N.W. Yuwono. 2002. Ilmu Kesuburan Tanah. Kanisius. Yogyakarta
Siswoko, Bowo Dwi., 2008, “Pembangunan , Deforestasi dan Perubahan Iklim.” Jmht XIV (2): 88–
95. https://doi.org/10.1001/archgenpsychiatry.2010.189.
Utina, 2008, Pemanasan Global, Climate Change, Hal. 36.
Widiyanto, A., (2010), Hutan Sebagai Pengatur Tata Air Dan Pencegah Erosi Tanah: Pengelolaan Dan
Tantangannya, Albasia, 7(1), 54–65.
https://www.independent.co.uk/voices/campaigns/GiantsClub/Kenya/how-seed-bombing-
could-help-kenyas-dwindling-forests-a8470571.html (diakses pada 25 Oktober 2019)

Ratna Pujianjani Kartikasari (16/395213/TK/44505)


Laboratorium Teknik Reaksi Kimia dan Katalisis
9

Das könnte Ihnen auch gefallen