Sie sind auf Seite 1von 10

PERSEPSI PERAWAT PERKESMAS TENTANG PERAN PERAWAT SEBAGAI

EDUKATOR DI PUSKESMAS SE-KOTA PEKANBARU

Vici Andini1, Febriana Sabrian2, Fathra Annis Nauli3


Fakultas Keperawatan
Universitas Riau
Email: viciandini.v@gmail.com

Abstract
Public Health Nursing (PHN) is a combination of the nursing and public health sciences, which is giving priority to
preventive and promotif sevices, without neglecting curative and rehabilitative services. The main implementer of PHN
activities in public health center is PHN nurses. Nurses in carrying out the activities PHN nurses is strongly influenced
by the perception of nurses about the role of nurse. PHN nurses have at least 6 main roles, one of which is an educator.
As an educator, PHN nurse need to explain the concepts and facts about health, demonstrated health care and
maintenance procedures, improve client’s health behavior, and evaluate client progress in learning. The purpose of the
study is to identify the perception of PHN nurses about the roles of nurses as an educators in the public health center in
Pekanbaru. This research uses descriptive design that is conducted in all public health center in Pekanbaru. The
sampling technique used is proportional random sampling technique, involving 120 respondents. Instrument used is
questionnaire that has been tested for validity and reliability. Analysis test used is univariate analysis with the results
show 91.7% respondents agree to explained the concepts and facts about health, 92.5% respondents agree to
demonstrate health care and maintenance procedures, 90.8% respondents agree to participated in improving client’s
health behaviors and 89.2% respondents agree to evaluated client progress in learning. The conclusion of this study is
the perception of PHN nurses about the role of nurses as an educator is already good. Based on this result, it is
recommended to nurses in public health center to implement the role of nurse as an educator appropriate based on
perception of PHN nurses about the role of nurse, in order to improve public health optimally.

Keywords : Educator, Nurse, Public Health Nursing, Perception

PENDAHULUAN 65,27%, angka penemuan kasus baru kusta


Pembangunan kesehatan pada tahun 2015- sebesar 6,50 per 100.000 penduduk, dan
2019 difokuskan pada penguatan upaya persentase angka kematian pada penyakit tidak
kesehatan dasar yang berkualitas. Salah satu menular seperti penyakit jantung, stroke,
upaya yang dilakukan adalah peningkatan kanker, diabetes dan Penyakit Paru Obstruktif
jaminan kesehatan, peningkatan akses dan (PPOK) sebesar 70% (Kemenkes RI, 2017).
mutu pelayanan kesehatan dasar dan rujukan Permasalahan ini dapat diatasi dengan
yang didukung dengan penguatan sistem mengoptimalkan pelayanan kesehatan melalui
kesehatan. Tujuan pembangunan kesehatan penguatan upaya kesehatan berupa kegiatan
adalah untuk meningkatkan kesadaran, promotif dan preventif yang dapat dilakukan di
kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi puskesmas (Kemenkes RI, 2016)
setiap orang agar terwujud peningkatan derajat Puskesmas merupakan fasilitas pelayanan
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. kesehatan tingkat pertama yang
(Kemenkes RI, 2016). menyelenggarakan upaya kesehatan
Permasalahan kesehatan masyarakat di masyarakat (UKM) dan upaya kesehatan
Indonesia cukup kompleks. Hal ini ditandai perseorangan (UKP) (Kemenkes RI, 2016).
dengan angka kematian ibu sebesar 305 per Sehingga untuk mengoptimalkan upaya
100.000 kelahiran hidup, angka kematian bayi kesehatan ini, maka puskesmas harus
sebesar 22,23 per 1.000 kelahiran hidup, angka menyelenggarakan dan meningkatkan
kematian balita 26,29 per 1.000 kelahiran manajemen puskesmas, pelayanan
hidup, prevalensi balita pendek sebesar 19,0%, kefarmasian, pelayanan laboratorium, dan
balita sangat pendek sebesar 8,6%. Insidens pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat
Tuberkulosis sebesar 395 per 100.000 (perkesmas) (Kemenkes RI, 2014).
penduduk, jumlah kasus baru Human Perkesmas merupakan perpaduan antara
Immunodeficiency Virus (HIV) dilaporkan konsep kesehatan masyarakat dan konsep
sebanyak 41.250 kasus, angka cakupan keperawatan yang melaksanakan upaya
penemuan pneumonia pada balita sebesar kesehatan penunjang yang terintegrasi dalam
JOM FKp, Vol. 5 No. 2 (Juli-Desember) 2018 268
semua upaya kesehatan puskesmas (Kemenkes tingkat pengetahuan kesehatan, gejala
RI, 2016). Tujuan pelayanan kegiatan penyakit bahkan tindakan yang diberikan,
perkesmas adalah untuk meningkatkan sehingga terjadi perubahan perilaku dari klien
kemandirian masyarakat dalam mengatasi setelah dilakukan pendidikan kesehatan
masalah kesehatan masyarakat secara optimal (Mubarak, 2009).
(Kemenkes RI, 2016). Pelayanan keperawatan Pelaksananaan peran perawat sebagai
diberikan secara langsung kepada seluruh edukator di lingkungan puskesmas sangat
masyarakat yang mana pelaksana kegiatan dibutuhkan. Hal ini terjadi karena di
perkesmas adalah semua tenaga fungsional puskesmas kegiatan yang berupa promotif dan
perawat di puskesmas (Depkes, 2006). preventif lebih diutamakan daripada kuratif
Perawat pelaksana perkesmas bertanggung dan rehabilitatif (Kemenkes RI, 2014). Hal ini
jawab untuk merencanakan, melaksanakan, sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
memantau dan menilai asuhan keperawatan Almirza, dkk (2016) yang mengatakan bahwa
yang telah diberikan kepada individu, kegiatan promotif dan preventif yang
keluarga, kelompok dan masyarakat di daerah dilakukan dengan memberikan penyuluhan
binaan yang menjadi tanggungjawabnya oleh perawat yang berperan juga sebagai
(Depkes, 2006). Ketika melaksanakan kegiatan edukator telah dilaksanakan sepenuhnya.
perkesmas perawat dituntut untuk melakukan Penyuluhan kesehatan ini diberikan kepada
kegiatan dan tanggungjawabnya dengan baik. masyarakat di puskesmas, di rumah, ataupun
Seorang perawat dalam melakukan setiap di masyarakat. Hal ini juga sesuai dengan
peran dan tanggungjawabnya sangat penelitian Isnaeni (2013) menyatakan bahwa
dipengaruhi oleh bagaimana persepsi perawat persentase perawat yang menjalankan peran
itu sendiri tentang peran dan perawat perkesmas sebagai edukator adalah
tanggungjawabnya (Lasmito, 2009). 91,3%, sehingga pelaksanaan peran perawat
Persepsi merupakan proses sebagai edukator di Kota Salatiga sudah
pengorganisasian dan penginterprestasian optimal.
terhadap suatu rangsangan yang dialami oleh Seorang perawat perkesmas yang
setiap individu salah satunya perawat di memiliki peran sebagai edukator harus
puskesmas dalam memahami informasi memiliki pengetahuan yang tepat tentang
mengenai lingkungannya melalui indera penyuluhan kesehatan yang akan diberikan
(Luanaigh, 2008). Oleh karena itu persepsi sehingga pelaksanaan kegiatan perkesmas
memegang peranan penting bagi seorang berjalan dengan baik. Hal ini sesuai dengan
perawat sehingga perawat mampu untuk hasil penelitian yang dilakukan oleh
mengumpulkan data informasi tentang Amperaningsih (2013) yang menyatakan
kebutuhan masyarakat dan lingkungan di bahwa pengetahuan mempunyai hubungan
wilayah kerja puskesmas (Sunaryo, 2015). yang bermakna dengan kinerja perawat dalam
Sehingga ketika melaksanakan kegiatan melakukan kegiatan perkesmas. Sehingga
perkesmas perawat dituntut untuk mempunyai perawat yang memiliki pengetahuan kurang
persepsi yang positif yang menyebabkan baik tentang perkesmas akan berpeluang
perawat mampu untuk melaksanakan peran kegiatan perkesmasnya tidak berjalan. Hasil
dan fungsi sebagai seorang perawat dengan penelitian yang dilakukan oleh Erwing (2015)
optimal, salah satunya adalah edukator menunjukkan bahwa peran perawat sebagai
(Mubarak & Chayatin, 2009). edukator dalam pelaksanaan kegiatan
Perawat sebagai edukator memiliki perkesmas sudah cukup optimal. Pencapaian
tanggung jawab untuk mengajar klien dan indikator perkesmas sangat baik pada indikator
keluarganya. Mengajar merupakan peran input dan outcome, sedangkan pada indikator
utama dari perawat yang seringkali dilakukan proses dan output masih kurang. Hal ini
tanpa persiapan yang memadai, sehingga dipengaruhi karena adanya tugas rangkap yang
mengajar yang efektif merupakan suatu diberikan kepada perawat sehingga dibutuhkan
tantangan oleh seorang perawat (Blais et al, kerjasama lintas sektor dan lintas program.
2007). Peran ini dilakukan dengan tujuan Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang
untuk membantu klien dalam meningkatkan dilakukan oleh peneliti tanggal 3 April 2018

JOM FKp, Vol. 5 No. 2 (Juli-Desember) 2018 269


melalui wawancara singkat kepada daripada penyimpulan (Nursalam, 2008).
penanggung jawab kegiatan perkesmas di 3 Populasi dalam penelitian ini adalah
Puskesmas, yaitu Puskesmas Harapan Raya, seluruh perawat perkesmas di 20 Puskesmas
Sail, dan Rejosari di Kota Pekanbaru Kota Pekanbaru yang memenuhi kriteria
didapatkan data bahwa ketiga penangggung inklusi sebanyak 171 orang. Pengambilan
jawab kegiatan perkesmas telah melakukan sampel menggunakan teknik proportional
kegiatan penyuluhan kesehatan di wilayah random sampling dengan jumlah sampel 120
kerja masing-masing. Penyuluhan kesehatan orang.
yang dilakukan bermacam-macam, baik untuk Alat pengumpul data yang digunakan
meningkatkan kesehatan ibu, anak, lansia, dalam penelitian ini adalah kuesioner tentang
maupun upaya pencegahan penyakit menular. persepsi perawat perkesmas tentang peran
Ketika melakukan penyuluhan ketiga perawat sebagai edukator yang dibuat sendiri
penanggung jawab mengatakan setuju untuk oleh peneliti. Kuesioner ini telah dilakukan uji
memberikan penyuluhan sesuai dengan konsep validitas dan reliabilitas sehingga kuesioner ini
dan fakta mengenai kesehatan dan juga layak digunakan untuk penelitian.
mempraktikkan prosedur perawatan kesehatan. Analisa data menggunakan analisa
Namun ketika peneliti menanyakan apakah univariat yang mendeskripsikan karakteristik
perawat perkesmas setuju untuk ikut serta responden terkait umur, pendidikan terakhir,
dalam memperbaiki perilaku klien kearah yang dan lama masa kerja serta untuk memperoleh
lebih sehat maka 2 orang perawat perkesmas gambaran dari persepsi perawat perkesmas
mengatakan tidak setuju untuk ikut serta dalam tentang peran perawat sebagai edukator di
memperbaiki tingkah laku klien. Hal ini Puskesmas Se-Kota Pekanbaru.
dikarenakan perawat mempunyai persepsi
bahwa peran perawat sebagai edukator hanya HASIL PENELITIAN
sebatas memberikan informasi dan yang 1. Analisa Univariat
memperbaiki tingkah laku klien ke arah yang Tabel 1
lebih sehat adalah klien itu sendiri. Sementara Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden
itu 1 orang perawat perkesmas mengatakan Persentase
Jumlah
No Karakteristik Responden (%)
setuju untuk ikut serta dalam memperbaiki (n)

perilaku klien kearah yang lebih sehat dan 1 Umur responden


Dewasa awal (25-44 115 95,8
perawat juga telah melakukan evaluasi dengan tahun) 5 4,2
meminta klien untuk mengulang kembali Dewasa akhir (45-59
tahun)
informasi yang diberikan oleh perawat.
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk Total 120 100
2 Pendidikan terakhir
mengetahui persepsi perawat perkesmas responden 99 82,5
tentang peran perawat sebagai edukator di DIII keperawatan 21 17,5
S1 keperawatan
Puskesmas Se-Kota Pekanbaru.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat Total 120 100
3 Lama masa kerja
memberikan informasi dalam pengembangan ≥ 10 tahun 57 47,5
ilmu pengetahuan dan meningkatkan motivasi < 10 tahun 63 52,5
perawat untuk melaksanakan peran perawat Total 120 100
sebagai edukator.
Tabel 1 menunjukan bahwa sebagian
METODOLOGI PENELITIAN besar responden berada pada rentang umur
Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Se- dewasa awal (25-44 tahun) yaitu sebanyak
Kota Pekanbaru yang dimulai dari bulan 95,8% (115 orang). Pendidikan terakhir
Februari sampai bulan Juli 2018. Penelitian ini responden terbanyak berada pada tingkat
menggunakan rancangan penelitian deskriptif pendidikan DIII Keperawatan yaitu sebanyak
yang bertujuan untuk mendeskripsikan suatu 82,5% (99 orang). Sedangkan lama masa kerja
keadaan yang dilakukan secara sistematis responden terbanyak berada pada rentang < 10
dengan lebih menekankan pada data faktual tahun yaitu sebanyak 52,5% (63 orang).

JOM FKp, Vol. 5 No. 2 (Juli-Desember) 2018 270


Tabel 2 Tabel 3 menunjukkan bahwa sebagian
Distribusi Frekuensi Persepsi Perawat besar responden memilih setuju untuk
Perkesmas Tentang Peran Perawat Sebagai mendemonstrasikan prosedur perawatan dan
Edukator: Menjelaskan Konsep dan Fakta pemeliharaan kesehatan yaitu sebanyak 92,5%
Mengenai Kesehatan (111 orang) sedangkan yang tidak setuju
Persepsi Perawat Perkesmas
Setuju
Tidak sebanyak 7,5% (9 orang). Perawat mayoritas
Tentang Peran Perawat setuju
Sebagai Edukator n % n % menjawab setuju pada item mempraktikkan
Menjelaskan konsep dan fakta 110 91,7 10 8,3 keterampilan penyuluhan dengan tepat dan
mengenai kesehatan
ikut serta dalam peningkatan pemeliharaan
Mencari informasi sebelum 118 98,2 2 1,7 kesehatan yaitu sebanyak 98,2% (118 orang).
penyuluhan
Sedangkan perawat yang tidak setuju banyak
Memberikan penjelasan dengan 119 99,2 1 0,8 memilih item memberikan informasi dan
mudah dipahami
mendemonstrasikan prosedur perawatan
Menjawab pertanyaan masyarakat 119 99,2 1 0,8 kesehatan, yaitu sebanyak 10,8% (13 orang).
tentang kesehatan

Melakukan kunjungan rumah 108 90 12 10 Tabel 4


Distribusi Frekuensi Persepsi Perawat
Memberikan penjelasan dengan 82 68,4 38 31,7
cara yang formal Perkesmas Tentang Peran Perawat Sebagai
Edukator: Memperbaiki Tingkah Laku Klien
Tabel 2 menunjukkan bahwa mayoritas Persepsi Perawat Perkesmas Tidak
Setuju
Tentang Peran Perawat Setuju
perawat setuju untuk menjelaskan konsep dan Sebagai Edukator
N % N %
fakta mengenai kesehatan yaitu sebanyak Memperbaiki tingkah laku 109 90,8 11 9,2
91,7% (110 orang) sedangkan responden yang klien
tidak setuju sebanyak 8,3% (10 orang).
Memperhatikan kesediaan klien 113 94,2 7 5,8
Perawat mayoritas menjawab setuju pada item ketika melakukan penkes
memberikan penjelasan dengan cara yang
Memberikan penjelasan kepada 104 86,7 16 13,3
mudah dipahami dan menjawab pertanyaan klien ketika home visit
masyarakat tentang kesehatan, yaitu sebanyak
Memberikan informasi yang sama 118 98,2 2 1,7
99,2% (119 orang). Sedangkan perawat yang kepada keluarga ketika home visit
tidak setuju banyak memilih item memberikan
Membantu memperbaiki tingkah 107 89,1 13 10,8
penjelasan dengan cara yang formal yaitu laku klien dan keluarga kearah
sebanyak 31,7% (38 orang). yang lebih sehat

Tabel 3
Tabel 4 menunjukkan bahwa dari 120
Distribusi Frekuensi Persepsi Perawat
responden diketahui bahwa sebagian besar
Tentang Peran Sebagai Edukator:
responden memilih setuju untuk memperbaiki
Mendemonstrasikan Prosedur dan Perawatan
tingkah laku klien kearah yang lebih sehat
Kesehatan
Persepsi Perawat Perkesmas Tidak setelah dilakukan pendidikan kesehatan yaitu
Setuju
Tentang Peran Perawat setuju sebanyak 90,8% (109 orang) sedangkan
Sebagai Edukator N % n %
Mendemonstrasikan prosedur 111 92,5 9 7,5
responden yang memilih tidak setuju untuk
perawatan dan pemeliharaan memperbaiki tingkah laku klien kearah yang
kesehatan
Mempraktikkan keterampilan 118 98,2 2 1,7
lebih sehat setelah dilakukan pendidikan
penyuluhan dengan tepat kesehatan yaitu sebanyak 9,2% (11 orang).
Memberikan informasi dan 107 89,1 13 10,8 Berdasarkan pernyataan dikuesioner, perawat
mendemonstrasikan prosedur
perawatan mayoritas menjawab setuju pada item
Memperhatikan situasi dan 108 90 12 10 memberikan informasi yang sama kepada
suasana ketika
mendemonstrasikan prosedur keluarga ketika melakukan home visit yaitu
perawatan sebanyak 98,2% (118 orang). Sedangkan
Ikut serta dalam peningkatan 118 98,2 2 1,7
pemeliharaan kesehatan perawat yang paling banyak menjawab tidak
Bekerjasama dengan tokoh 114 95 6 5 setuju berada pada item memberikan
masyarakat untuk meningkatkan
kesehatan penjelasan kepada klien ketika melakukan

JOM FKp, Vol. 5 No. 2 (Juli-Desember) 2018 271


home visit yaitu sebanyak 13,3% (16 orang). beradaptasi dengan lingkungannya
Tabel 5 (Andranita, 2008). Tugas dan
Distribusi Frekuensi Persepsi Perawat perkembangan individu pada usia dewasa
Perkesmas Tentang Peran Perawat Sebagai awal yang lebih spesifik dalam bidang
Edukator: Mengevaluasi Kemajuan Klien pekerjaan adalah seorang individu dewasa
dalam Belajar awal mampu untuk mendapatkan dan
Persepsi Perawat Perkesmas Tidak meningkatkan kemampuan-kemampuan
Setuju
Tentang Peran Perawat Sebagai Setuju
Edukator dalam bidang pekerjaannya serta menerima
n % n %
tanggung jawab atas fungsi dan tugas
Mengevaluasi kemajuan klien 107 89,2 13 10,8
dalam belajar pekerjaan yang tengah dijalani dan mampu
untuk menunjukkan bahwa individu
Melibatkan klien secara aktif 114 95 6 5
tersebut dapat memelihara pekerjaan dan
Meminta klien menyebutkan 118 98,3 2 1,7 mengalami peningkatan dan kemajuan
kembali informasi pendidikan
kesehatan dalam bekerja (Andranita, 2008). Sehingga
perawat yang berada pada rentang usia
Memberikan pujian yang positif 108 90 12 10
dewasa awal mampu lebih bertanggung
Menanyakan kembali jika ada yang 117 97,5 3 2,5 jawab dan lebih fokus untuk melakukan
belum dimengerti
pekerjaan dan perannya secara lebih
optimal.
Tabel 5 menunjukkan bahwa sebagian b. Pendidikan Terakhir
besar responden memilih setuju untuk Hasil analisis univariat terhadap
mengevaluasi kemajuan klien dalam belajar variabel pendidikan terakhir responden
setelah dilakukan pendidikan kesehatan adalah terlihat bahwa mayoritas responden
sebanyak 89,2% (107 orang). Sedangkan berpendidikan DIII Keperawatan yaitu
responden yang memilih tidak setuju sebanyak sebanyak 82,5% (99 orang). Hal ini sejalan
10,8% (13 orang). Perawat mayoritas dengan penelitian yang dilakukan oleh
menjawab setuju pada item meminta klien Amperaningsih (2013) yang menyatakan
menyebutkan informasi pendidikan kesehatan bahwa sebagian besar perawat puskesmas
yaitu sebanyak 98,3% (118 orang). Sedangkan berpendidikan DIII Keperawatan yaitu
perawat yang paling banyak memilih tidak sebanyak 95,5% (58 orang).
setuju berada pada item memberikan pujian Seorang perawat yang menjadi perawat
yang positif yaitu sebanyak 10% (12 orang). pelaksana kegiatan perkesmas di
puskesmas memiliki kriteria tertentu, yaitu
PEMBAHASAN memiliki pendidikan terakhir minimal DIII
1. Karakteristik Responden Keperawatan (Depkes, 2006). Perawat
a. Umur yang mempunyai tingkat pendidikan
Berdasarkan hasil penelitian ini minimal DIII Keperawatan disebut sebagai
didapatkan data bahwa umur terbanyak perawat profesional pemula dalam
adalah terletak pada kelompok dengan pelayanan keperawatan. Perawat dengan
rentang usia dewasa awal (25-44 tahun) tingkat pendidikan DIII yang berperan
yaitu sebanyak 115 orang (95,8%). Hasil sebagai perawat profesional pemula harus
penelitian ini sejalan dengan penelitian memiliki tingkah laku dan kemampuan
yang dilakukan oleh Tafwidhah (2010) profesional dalam melaksanakan asuhan
yang menyatakan bahwa rata-rata umur keperawatan. Selain itu juga dituntut untuk
perawat puskesmas berada diantara 36,56- memiliki kemampuan dalam meningkatkan
40,08 tahun yang termasuk kedalam mutu asuhan keperawatan dengan
kelompok dewasa awal. Dewasa awal memanfaatkan ilmu pengetahuan dan
merupakan masa dimana seorang individu teknologi secara tepat guna (Nursalam,
menerima tanggung jawab sebagai seorang 2007).
dewasa (Hurlock, 2011). Tingkat pendidikan formal seseorang
Karakteristik usia dewasa awal adalah menunjukkan tingkat pengetahuan atau
mampu untuk mengembangkan diri dan tingkat intelektual. Hal ini seperti

JOM FKp, Vol. 5 No. 2 (Juli-Desember) 2018 272


seseorang dengan pendidikan yang lebih perawat perkesmas tentang peran perawat
tinggi mempunyai kesempatan yang lebih sebagai edukator berdasarkan
banyak untuk mendapatkan informasi dan tanggungjawab yang harus dilakukan oleh
lebih terlatih untuk mengelola, memahami perawat menunjukkan bahwa perawat yang
dan mengingat kembali pengetahuan yang setuju untuk menjelaskan konsep dan fakta
dimilikinya (Amperaningsih, 2013). Hal mengenai kesehatan yaitu sebanyak 91,7%,
ini sesuai dengan penelitian yang perawat yang setuju untuk
dilakukan oleh Manuho (2015) yang mendemonstrasikan prosedur perawatan
menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat dan pemeliharaan kesehatan 92,5%,
pendidikan seseorang maka semakin perawat yang setuju untuk ikut serta dalam
mudah seseorang berpikir secara luas, memperbaiki tingkah laku klien 90,8% dan
semakin mudah daya inisiatifnya dan perawat yang setuju untuk mengevaluasi
semakin mudah pula untuk menemukan kemajuan klien dalam belajar sebanyak
cara-cara yang efisien untuk 89,2%.
menyelesaikan pekerjaan dengan baik. Hasil penelitian ini sejalan dengan
c. Lama Masa Kerja penelitian yang dilakukan oleh Isnaeni
Berdasarkan hasil penelitian terlihat (2013) yang menyatakan bahwa perawat
bahwa sebagian besar masa kerja yang menjalankan peran sebagai edukator
responden berada pada rentang < 10 tahun dalam melaksanakan kegiatan perkesmas
yaitu sebanyak 52,5% (63 orang). Hasil di puskesmas berada pada kategori
penelitian ini sejalan dengan penelitian optimal, yaitu sebanyak 91,3%. Hal ini
yang dilakukan oleh Burhan, Mulyadi dan dikarenakan semakin tinggi motivasi
Hamel (2015) yang mengatakan bahwa perawat dalam melakukan pendidikan
karakteristik responden berdasarkan masa kesehatan maka semakin tinggi pula
kerja <10 tahun lebih banyak dibandingkan tingkat keberhasilan pendidikan kesehatan
dengan masa kerja ≥10 tahun yaitu yang diberikan (Lasmito, 2009). Hal ini
sebanyak 83,3%. sejalan dengan penelitian yang dilakukan
Masa kerja dalam penelitian ini oleh Manoppo, Masi dan Silolonga (2018)
dikaitkan dengan waktu mulai bekerja dan yang menyatakan bahwa peran perawat
pengalaman kerja yang ikut menentukan sebagai edukator di Puskesmas Tahuna
kinerja seseorang, salah satunya dalam Timur berada pada kategori baik dengan
melaksanakan perannya sebagai seorang persentase 74,8%. Hal ini menunjukkan
perawat. Semakin lama masa kerja bahwa perawat puskesmas telah
seseorang, maka akan semakin baik pula melaksanakan perannya sebagai edukator
seseorang dalam menyesuaikan diri dengan dengan baik.
pekerjaannya (Manuho, 2015). Hal ini Peran utama perawat perkesmas
didukung oleh teori Gibson yang selain pemberi asuhan keperawatan adalah
menyatakan bahwa salah satu faktor yang sebagai edukator atau penyuluh kesehatan
dapat mempengaruhi kinerja individu yang mana peran sebagai edukator ini
adalah pengalaman. Apabila pengalaman merupakan bagian dari kegiatan promosi
individu semakin banyak, maka akan kesehatan (Isnaeni, 2013). Oleh karena itu
semakin baik pula kinerjanya. Rata-rata setiap perawat perkesmas dalam
masa kerja 10 tahun ini dapat dijadikan melaksanakan kegiatan promosi kesehatan
modal awal untuk memahami masyarakat harus memiliki kemampuan sebagai
disekitarnya, sehingga diperoleh informasi seorang edukator yang baik dan benar
mengenai kesehatan masyarakat dan sehingga kegiatan promosi kesehatan dapat
informasi kesehatan apa yang dibutuhkan terlaksana secara efisien dan efektif
oleh masyarakat (Ibrahim, Ilmi & Hasnah, (Depkes, 2006). Peran perawat sebagai
2017). edukator dilakukan untuk mempertahankan
2. Persepsi Perawat Perkesmas Tentang dan meningkatkan kesehatan masyarakat,
Peran Perawat Sebagai Edukator dengan cara memberikan pendidikan
Hasil penelitian variabel persepsi kesehatan untuk menanamkan perilaku

JOM FKp, Vol. 5 No. 2 (Juli-Desember) 2018 273


sehat sehingga terjadi perubahan perilaku bertanggung jawab bisa dilakukan oleh
seperti yang diharapkan dalam mencapai perawat dengan memanfaatkan layanan
tingkat kesehatan masyarakat yang optimal pesan singkat. Sehingga dimanapun
(Mubarak & Chayatin, 2009). perawat berada tetap bisa melaksanakan
Menurut Potter dan Perry (2009) perannya sebagai seorang edukator dengan
seorang perawat yang melaksanakan peran cepat dan tepat.
sebagai edukator memiliki tanggung jawab Selain itu perawat sebagai edukator
untuk menjelaskan konsep dan fakta juga memiliki tanggung jawab untuk
kesehatan ketika melakukan pendidikan mendemonstrasikan prosedur perawatan
kesehatan. Kegiatan pendidikan kesehatan dan pemeliharaan kesehatan. Perawat
ini bisa diberikan dengan cara yang formal perkesmas memiliki pokok kegiatan
maupun tidak formal. Hasil penelitian yang perkesmas salah satunya kegiatan diluar
didapatkan oleh peneliti menunjukkan gedung puskesmas yaitu melakukan
bahwa responden paling banyak menjawab kunjungan dan memberikan asuhan
tidak setuju untuk memberikan pendidikan keperawatan kepada kelompok khusus
dengan cara yang formal. Pendidikan (Depkes, 2006). Kegiatan perawat
kesehatan yang sering dilakukan secara perkesmas ini salah satunya adalah
formal seperti pendidikan kesehatan yang memberikan pendidikan atau penyuluhan
telah direncanakan pada klien yang kesehatan sesuai dengan kebutuhan dari
menderita penyakit diabetes yang diajari kelompok tersebut (Depkes, 2006). Hal ini
cara menyuntik insulin secara mandiri, sesuai dengan hasil penelitian yang didapat
perawatan pada bayi baru lahir, ataupun oleh peneliti yaitu mayoritas responden
perawatan kesehatan lainnya. Sedangkan mengatakan setuju untuk mempraktikkan
pendidikan kesehatan secara tidak formal keterampilan penyuluhan dengan tepat dan
dapat dilakukan ketika perawat melakukan ikut serta dalam peningkatan pemeliharaan
kunjungan rumah (home visit), ketika kesehatan.
berbincang-bincang dengan masyarakat Hasil penelitian ini sesuai dengan
dan ketika menjawab pertanyaan klien penelitian yang dilakukan oleh Setyowati
dengan cara yang mudah dipahami tentang (2007) yang mengatakan bahwa sebagai
cara berhenti merokok ataupun masalah seorang pendidik, perawat perlu
kesehatan lainnya (Potter & Perry, 2009). menjelaskan dan mendemonstrasikan
Hasil penelitian yang didapat peneliti prosedur-prosedur perawatan kesehatan
menunjukkan bahwa mayoritas perawat seperti aktivitas keperawatan mandiri
setuju untuk memberikan penjelasan kepada kelompok ibu hamil maupun
dengan cara yang mudah dipahami dan kelompok ibu post partum untuk
menjawab pertanyaan masyarakat yang memastikan bahwa klien tersebut mengerti
bertanya tentang informasi kesehatan. Hal tentang pendidikan kesehatan yang telah
ini dikarenakan klien yang sedang butuh diberikan sehingga diharapkan klien
informasi mengenai kesehatan akan terus mampu untuk memelihara kesehatannya.
mencari dan mengumpulkan informasi Tanggung jawab lain yang perlu di
kesehatan tersebut. Salah satu cara yang perhatikan oleh perawat sebagai edukator
dilakukan oleh masyarakat adalah dengan adalah memperbaiki tingkah laku klien.
bertanya kepada petugas kesehatan salah Ketika melakukan kegiatan promosi
satunya perawat yang berada di puskesmas kesehatan, perawat harus mampu untuk
(Potter & Perry, 2009). mengidentifikasi kesediaan dan kemauan
Penelitian ini juga sejalan dengan klien dalam mencari informasi terkait
penelitian yang dilakukan oleh Novianta dengan masalah kesehatannya (Potter &
dan Hendriyawan (2017) yang menyatakan Perry, 2009). Sehingga perawat dalam
bahwa masyarakat sering mencari melakukan kegiatan edukasi
informasi terkait kesehatan. Sehingga memungkinkan untuk memberikan
penyebaran informasi mengenai kesehatan kesempatan kepada klien dan keluarga
bagi masyarakat secara aktif, mandiri dan untuk mengambil tanggung jawab yang

JOM FKp, Vol. 5 No. 2 (Juli-Desember) 2018 274


besar terhadap kesehatannya (Potter & perawat setuju untuk meminta klien
Perry, 2009). menyebutkan kembali informasi kesehatan
Hasil penelitian yang didapatkan oleh yang telah diberikan. Namun perawat
peneliti menunjukkan bahwa ketika paling banyak memilih tidak setuju untuk
melakukan home visit mayoritas perawat memberikan pujian positif setelah klien
setuju untuk memberikan informasi yang mampu untuk mengulang kembali
sama kepada klien dan keluarga tentang informasi kesehatan. Menurut Potter dan
masalah kesehatan yang diderita oleh Perry (2009) ketika perawat mengevaluasi
anggota keluarga tersebut. Hal ini sejalan kemajuan klien dalam belajar, maka
dengan penelitian yang dilakukan oleh perawat perlu memberikan umpan balik
Mardhiah, Abdullah, dan Hermansyah yang positif, sehingga dapat
(2015) yang menyatakan bahwa memperlihatkan kemajuan klien dalam
pendidikan kesehatan yang dilakukan oleh mencapai tujuan pendidikan kesehatan.
perawat berpengaruh terhadap Hal ini sesuai dengan hasil penelitian
pengetahuan keluarga dengan hipertensi, Setyowati (2007) yang mengatakan bahwa
sehingga memungkinkan keluarga perawat sebagai seorang pendidik harus
membuat keputusan untuk merubah mengevaluasi apakah klien memahami,
perilakunya menjadi lebih sehat. mengerti dan merubah perilakunya tentang
Peningkatan pengetahuan klien yang pendidikan kesehatan yang telah dijelaskan
terjadi setelah diberikan pendidikan oleh perawat.
kesehatan merupakan salah satu aspek
kemampuan yang telah dicapai oleh klien SIMPULAN
sebagai akibat dari proses belajar ( Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Mardhiah, Abdullah, dan Hermansyah, karakteristik responden mayoritas berada pada
2015). Proses belajar dalam pendidikan rentang umur dewasa awal (25-44 tahun) yaitu
kesehatan merupakan proses terjadinya sebanyak 95,8% (115 orang). Pendidikan
perubahan perilaku pada subjek belajar terakhir terbanyak berada pada tingkat
dengan hasil yang diharapkan adalah pendidikan DIII Keperawatan yaitu sebanyak
kemampuan untuk merubah perilaku sehat 82,5% (99 orang). Sedangkan lama masa kerja
sebagai hasil dari proses belajar klien responden terbanyak berada pada rentang < 10
(Notoatmodjo, 2010). tahun yaitu sebanyak 52,5% (63 orang).
Tugas dan tanggung jawab perawat Gambaran hasil penelitian menunjukkan
sebagai edukator selanjutnya yaitu bahwa peran perawat perkesmas sebagai
mengevaluasi kemajuan klien dalam edukator memiliki empat tanggung jawab yang
belajar. Proses pengajaran yang dilakukan harus dilakukan oleh perawat. Responden yang
oleh perawat menyerupai proses setuju untuk menjelaskan konsep dan fakta
komunikasi (Potter & Perry, 2009). mengenai kesehatan sebanyak 91,7% (110
Komunikator merupakan peran utama dari orang). Responden yang setuju untuk
seorang perawat. Perawat ketika mendemonstrasikan prosedur perawatan dan
melaksanakan kegiatan perkesmas perlu pemeliharaan kesehatan sebanyak 92,5% (111
berkomunikasi dengan klien, keluarga, orang). Responden yang setuju untuk
antar perawat maupun dengan tim memperbaiki tingkah laku klien sebanyak
kesehatan lain mengenai masalah 90,8% (109 orang). Responden yang setuju
kesehatan (Setyowati, 2007). Komunikasi mengevaluasi kemajuan klien dalam belajar
yang jelas akan membantu pelaksanaan setelah dilakukan pendidikan kesehatan adalah
pelayanan dengan efektif, membuat sebanyak 89,2% (107 orang). Hal ini
keputusan dengan klien dan keluarganya menunjukkan bahwa persepsi perawat
dan mempermudah perawat untuk perkesmas tentang peran perawat sebagai
mengevaluasi kemajuan klien dan keluarga edukator dipuskesmas Se-Kota Pekanbaru
dalam belajar. sudah dilakukan dengan baik dan diharapkan
Hasil penelitian yang didapatkan oleh kualitas kesehatan masyarakat semakin
peneliti menunjukkan bahwa mayoritas meningkat kearah yang lebih baik.

JOM FKp, Vol. 5 No. 2 (Juli-Desember) 2018 275


SARAN (Perkesmas) di Puskesmas Sukowono
1. Bagi Perkembangan Ilmu Keperawatan Kabupaten Jember. Diperoleh tanggal 06
Bidang ilmu keperawatan khususnya Februari 2018 dari
keperawatan komunitas hendaknya http://digilib.unmuhjember.ac.id
senantiasa mengembangkan keilmuan Amperaningsih, Y., & Agustianti, D. (2013).
terkait dengan konsep-konsep peran Kinerja perawat dalam pelaksanaan
perawat dan perkesmas yang merupakan perkesmas. Jurnal Kesehatan, IV(1).
kegiatan pokok perawat puskesmas dan Diperoleh tanggal 01 Februari 2018 dari
komunitas. http://ejurnal.poltekkes-tjk.ac.id
2. Bagi Puskesmas Andranita, M. (2008). Perbedaan fokus karir
Bagi pihak puskesmas dapat antara pekerja dewasa muda yang
menjadikan hasil penelitian ini sebagai mengalami pindah kerja dan tidak pindah
pedoman dalam memberikan pendidikan kerja di Jakarta. Depok: FPSIUI.
kesehatan kepada kelompok masyarakat Diperoleh tanggal 23 Juli 2018 dari
sebagai bentuk kegiatan promosi http//lib.ui.ac.id
kesehatan. Blais, K.K., Kozier, B., Hayes, J.S., & Erb,G
3. Bagi Perawat (2007). Praktik keperawatan profesional
Bagi perawat puskesmas dapat konsep dan perspektif. Jakarta: EGC
menjadikan hasil penelitian ini sebagai Burhan, W.I.S., Mulyadi., & Hamel, R.S.
pedoman untuk meningkatkan dan (2015). Hubungan antara imbalan jasa
mengoptimalkan peran perawat sebagai dan motivasi kerja perawat di Puskesmas
edukator sehingga dapat meningkatkan Manganitu Kabupaten Sangihe. e-Journal
pelayanan kesehatan di puskesmas. Keperawatan. 3(2). Diperoleh tanggal 22
4. Bagi peneliti selanjutnya Juli 2018 dari http://ejournal.unsrat.ac.id
Bagi peneliti selanjutnya disarankan Depkes RI. (2006). Pedoman penyelenggaraan
untuk dapat melakukan penelitian yang upaya keperawatan kesehatan
lebih lanjut yang berkaitan dengan persepsi masyarakat di puskesmas. Jakarta:
perawat perkesmas tentang peran perawat Departemen Kesehatan Republik
sebagai edukator dengan menggunakan Indonesia.
metode penelitian dan alat pengumpul data Erwing. (2015). Optimalisasi peran perawat
yang lebih baik. puskesmas dalam peningkatan capaian
indikator kegiatan perawatan kesehatan
UCAPAN TERIMA KASIH masyarakat (Perkesmas) di Kabupaten
Terima kasih yang tak terhingga atas bantuan Soppeng. Jurnal Keperawatan. Diperoleh
dan bimbingan dari berbagai pihak dalam tanggal 24 Mei 2018 dari
penyelesaian laporan penelitian ini http://repository.unhas.ac.id
1
Vici Andini: Mahasiswa Fakultas Hurlock, E.B. (2011). Psikologi
Keperawatan Universitas Riau, Indonesia perkembangan: suatu pendekatan
2
Ns. Febriana Sabrian, MPH: Dosen sepanjang rentang kehidupan. Jakarta:
Bidang Keilmuan Keperawatan Komunitas Erlangga
Fakultas Keperawatan Universitas Riau, Ibrahim, H.A., Ilmi, A.A., & Hasnah. (2017).
Indonesia Gambaran pengetahuan perawat
3
Ns. Fathra Annis Nauli, M.Kep.,Sp.Kep.J: puskesmas dengan tingkat
Dosen Bidang Keilmuan Keperawatan Jiwa keterlaksanaan kegiatan perkesmas di
Fakultas Keperawatan Universitas Riau, Kecamatan Rappocini Kota Makasar.
Indonesia Journal of Islamic Nursing. 2(2).
Diperoleh tanggal 22 Juli 2018 dari
DAFTAR PUSTAKA http://journal.uin-alauddin.ac.id
Isnaeni. (2013). Gambaran Peran Perawat
Almirza, A., Supriyadi, & Hamid, M. A. Puskesmas dalam Pelaksanaan Perawatan
(2016). Peran perawat dalam pelaksanaan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) di
program perawatan kesehatan masyarakat Kota Salatiga Tahun 2013. Diperoleh

JOM FKp, Vol. 5 No. 2 (Juli-Desember) 2018 276


tanggal 24 Mei 2018 dari Mubarak, W.I., & Chayatin, N. (2009). Ilmu
http://repository.uksw.edu keperawatan komunitas 1. Jakarta:
Kemenkes RI. (2014). Pusat kesehatan Salemba Medika
masyarakat. Jakarta: Kementrian Mubarak, W.I. (2009). Pengantar
Kesehataan Republik Indonesia. keperawatan komunitas 1. Jakarta:
Kemenkes RI. (2016). Pedoman Sagung Seto
penyelengaraan program indonesia sehat Nursalam. (2007). Manajemen keperawatan,
dengan pendekatan keluarga. Jakarta: edisi 2. Jakarta: Salemba Medika.
Kementrian Kesehataan Republik Nursalam. (2013). Metodologi penelitian ilmu
Indonesia. keperawatan: pendekatan perilaku. Edisi
Kemenkes RI. (2017). Profil kesehatan 3. Jakarta: Salemba Medika
indonesia tahun 2016. Jakarta: Notoatmodjo, S (2010). Promosi kesehatan
Kementrian Kesehataan Republik teori dan aplikasinya edisi revisi.
Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta
Lasmito, W. (2009). Motivasi perawat Novianta, M.A., & Hendriyawan, A.M.S
melakukan pendidikan kesehatan di (2017). Sistem informasi kesehatan
Ruang Anggrek RS Tugurejo Semarang. masyarakat memanfaatkan layanan
Tesis. Semarang: Universitas pesan singkat. Jurnal Penelitian. 10.
Diponegoro. Diperoleh tanggal 31 Juli Diperoleh tanggal 21 Juli 2018 dari
2018 dari http://eprints.undip.ac.id bappeda.jogjakota.go.id
Luanaigh, dkk (2008). Ilmu kesehatan Potter, P.A., & Perry, A.G. (2009).
masyarakat untuk mahasiswa kebidanan. Fundamental keperawatan. Buku 1 Edisi
Jakarta: EGC 7. Jakarta: Salemba Medika
Manoppo, E.J., Masi, G.M., & Silolonga, W. Setyowati (2007). Peran perawat dalam
(2018). Hubungan peran perawat sebagai menurunkan IMR dan MMR melalui
edukator dengan kepatuhan desa siaga. Jurnal Keperawatan
penatalaksanaan hipertensi di Puskesmas Indonesia. 11(1). 30-34. Diperoleh
Tahuna Timur. e-Journal Keperawatan. tanggal 21 Juli 2018 dari
6(1). Diperoleh tanggal 22 Juli 2018 dari http://jki.ui.ac.id
http://ejournal.unsrat.ac.id Sunaryo. (2015). Psikologi untuk
Manuho, E., Warouw, H., & Hamel, R. (2015). keperawatan. Jakarta: EGC
Hubungan beban kerja dengan kinerja Tafwidhah, Y. (2010). Hubungan kompetensi
perawat dalam pemberian asuhan perawat puskesmas dan tingkat
keperawatan di instalasi rawat inap keterlaksanaan kegiatan perawatan
RSUP.Prof.DR.R.D Kandou Manado. e- kesehatan masyarakat (perkesmas) di
journal Keperawata. 3(2). Diperoleh Kota Pontianak. Tesis. Depok: FIK UI.
tanggal 22 Juli 2018 dari Diperoleh tanggal 22 Juli 2018 dari
http://ejournal.unsrat.ac.id http//lib.ui.ac.id
Mardhiah, A., Abdullah, A., & Hermansyah.
(2015). Pendidikan kesehatan dalam
peningkatan pengetahuan, sikap dan
keterampilan keluarga dengan hipertensi.
Jurnal Ilmu Keperawatan. Diperoleh
tanggal 20 Juli 2018 dari
www.jurnal.unsiyah.ac.id

JOM FKp, Vol. 5 No. 2 (Juli-Desember) 2018 277

Das könnte Ihnen auch gefallen