Sie sind auf Seite 1von 8

GAMBARAN PERILAKU SISWA/I SMA SWASTA GAJAH MADA MEDAN

TENTANG LABEL INFORMASI NILAI GIZI PADA PRODUK MAKANAN


KEMASAN TAHUN 2017

Indah Maya Sari Nasution1, Albiner Siagian2, Jumirah 2


1
Alumni Mahasiswa Gizi Kesehatan Masyarakat, FKM USU
2
Staf Pengajar Gizi Kesehatan Masyarakat, FKM USU
Jl. Universitas No. 21 Kampus USU Medan, 20155
Email : indahmayasari94@gmail.com

ABSTRACT

Adolescent are the group that started happy eating packaged food or snack with a
frequency that often. Most snack consumed contain high salt and calories are certainly not
good for the health of adolescent. But it is not supported by good behavior towards the use of
nutrition label. Read the nutrition label is very important because it can know the nutrients
contained in a food product. It can also limit the intake of sugar, salt, fat per day and limit
the intake to stop munching a snack.
The purpose of this research was to know the description of behavior of the students
at SMA Swasta Gajah Mada Medan about nutrition label on packaged food product. This
research was descriptive study with cross sectional design. The sample in this research were
all students of class X and XI which amount to 90 students. The research was carried out by
giving questionnaire to the students and filled in by the students to know about knowledge,
attitude, and action towards nutrition label. Data already collected was presented in the form
distribution of frequency table and analyzed descriptively.
The results showed that the knowledge of students at SMA Swasta Gajah Mada
Medan was the most in good category (62.2%). The attitude of students also more in good
category (73,3%) and the action of students was the most in the sufficient category (67,8%).
Therefore, it is expected that the Education Service of Medan collaboration with
Public Health Service of Medan improve the socialization about the nutrition label and its
use through the socialization of messages common nutrition balanced to the age of school
children consumer so that the introduction obtained can be applied from an early age and
become their habit until adulthood later. Additionally, actions of student in paying of
nutrition label need to be enhanced with giving information about nutrition label, how to use
it and remind students to always get used pay attention label and nutrition label on product
packaged food that can be conveyed by the teacher through subject matter related to food
nutrients.
Keywords: behavior, senior high school student, nutrition label, packaged food

PENDAHULUAN saja atau membeli suatu produk makanan


Pada era modern kali ini makanan kemasan karena iklan di media massa
kemasan tidak sulit untuk dijumpai. maupun elektronik. Labeling makanan
Namun terkadang label pada makanan tidak dapat dipisahkan dari pengemasan.
kemasan yang akan dibeli sering luput dari Dalam Peraturan Pemerintah Nomor
perhatian konsumen. Seringkali konsumen 69 tahun 1999 tentang Label dan lklan
hanya memerhatikan informasi umumnya Pangan ditetapkan beberapa informasi

1
minimal yang wajib dicantumkan pada label informasi nilai gizi. Di Indonesia
setiap label pangan misalnya nama produk, sendiri hasil penelitian Devi di Pasar
berat bersih, nama dan alamat perusahaan Swalayan ADA Setiabudi Semarang
dan lain-lain. Namun terdapat informasi menemukan dari 12 responden usia remaja
lain yang dapat dicantumkan secara hanya 1 (8,3%) responden yang
sukarela atau dapat menjadi wajib pada menjadikan label pada makanan kemasan
pangan tertentu, salah satunya adalah sebagai bahan pertimbangan sebelum
informasi nilai gizi (BPOM, 2009). Dengan membeli makanan termasuk label
adanya pencantuman label informasi nilai informasi gizi (Devi dkk, 2013) dan hasil
gizi konsumen dapat melakukan pemilihan penelitian Al Jannah didapat mahasiswa
makanan yang bijak untuk produk yang yang berpengetahuan kurang baik terhadap
akan mereka beli terutama karena label informasi gizi dan kebutuhan gizi
kandungan nilai gizi yang ada didalamnya. perhari yang dibutuhkan sebanyak 74,7%
Kebiasaan membaca informasi nilai sedangkan yang berpengetahuan baik
gizi pada produk makanan ataupun hanya 25,3% (Al Jannah, 2010).
minuman kemasan belum membudaya di Berdasarkan survei awal yang
masyarakat Indonesia. Berdasarakan hasil dilakukan di SMA Swasta Gajah Mada
kegiatan Badan Perlindungan Konsumsen Medan, siswa disekolah tersebut sering
Nasional (BPKN), di Indonesia masalah membeli produk makanan kemasan di
label masih kurang mendapat perhatian lingkungan sekolah dan diluar sekolah
dari konsumen yang memperhatikan yaitu seperti di minimarket. Frekuensi
kelengkapannya. Hanya 6,7 % konsumen mereka membeli atau mengonsumsi
di Indonesia yang memperhatikan makanan kemasan di lingkungan sekolah
kelengkapannya dalam memilih produk dan di luar sekolah adalah lebih dari dua
makanan (BPKN, 2007). kali perhari. Mereka juga dapat
Remaja tidak lepas dari mengonsumsi makanan kemasan dengan
mengonsumsi makanan ringan atau snack porsi lebih dari tiga bungkus per hari.
dengan frekuensi yang sering. Kebanyakan Terkait kebiasaan tersebut siswa/i di
snack yang dikonsumsi mengandung sekolah tersebut belum memiliki perilaku
garam dan kalori yang tinggi yang yang baik dalam membatasi atau memilih
tentunya kurang baik untuk kesehatan makanan kemasan dengan cara
remaja karena tidak mengenyangkan dan memperhatikan label informasi nilai gizi.
tidak mmberikan zat gizi yang cukup Siswa disekolah tersebut belum
untuk remaja (Poltekkes Depkes, 2012). mengetahui dengan benar informasi apa
Asupan tinggi natrium dapat menyebabkan saja yang terdapat di label informasi nilai
peningkatan tekanan darah, yang dapat gizi produk makanan kemasan, siswa
menyebabkan stroke, gagal jantung, hanya kadang-kadang saja memperhatikan
penyakit jantung koroner, dan penyakit label informasi nilai gizi pada saat
ginjal. membeli atau sebelum mengonsumsi
Terkait dengan kebiasaan tersebut produk makanan kemasan, sebagian siswa
memperhatikan label informasi nilai gizi saja yang pernah menjadikan label
sangat penting karena membuat kita informasi nilai gizi pada makanan
mengetahui zat gizi apa saja yang didapat kemasan sebagai pertimbangannya dalam
jika mengonsumsi makanan kemasan membeli ataupun mengonsumsi produk
tersebut, selain itu kita juga dapat makanan kemasan, dan mereka
membatasi asupan gula, garam, lemak beranggapan bahwa label informasi nilai
perhari dan membatasi asupan untuk gizi pada produk makanan kemasan tidak
berhenti mengunyah camilan atau snack begitu penting untuk diri mereka.
(Setyawan, 2016). Adapun yang menjadi rumusan
Kegemaran remaja mengosumsi masalah dalam penlitian ini adalah belum
makanan kemasan tidak didukung dengan diketahuinya gambaran perilaku siswa/i
perilaku yang baik dalam memperhatikan SMA Swasta Gajah Mada Medan tentang

2
label informasi nilai gizi pada produk Beberapa fasilitas yang mendukung
makanan kemasan. Penelitian ini bertujuan proses belajar berupa ruang perpustakaan,
untuk mengetahui gambaran perilaku ruang laboratorium komputer, ruang
siswa/i SMA Swasta Gajah Mada Medan laboratorium bahasa, lapangan basket,
tentang label informasi nilai gizi pada lapangan futsal serta ruang kelas yang
produk makanan kemasan. mendukung proses belajar mengajar.
Manfaat dari penelitian ini adalah Sekolah ini juga memiliki empat tempat
dapat menjadi masukan untuk instansi penjual makanan yang berada dalam
pemerintah khususnya instansi pendidikan lingkungan sekolah, dan terdapat dua
dalam meningkatkan upaya promotif minimarket yang menjual berbagai produk
mengenai pentingnya label informasi nliai pangan kemasan yang letaknya tidak
gizi produk makanan, sehingga terebentuk berjauhan dari sekolah tersebut.
perilaku yang baik terhadap label
informasi nilai gizi di usia dini. Karakteristik Responden
Karakteristik siswa/i dalam penelitian
METODE PENELITIAN ini meliputi umur, jenis kelamin, dan kelas
Jenis penelitian ini adalah deskriptif siswa/i yang dapat dilihat pada tabel
dengan desain cross sectional (potong
lintang). Penelitian ini dilakukan di berikut ini.
sekolah SMA Swasta Gajah Mada Medan. Tabel 1. Distribusi Frekuensi Karakteristik
Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh Siswa/i SMA Swasta Gajah
siswa kelas X dan XI yang berjumlah 90 Mada Medan
siswa. Karakteristik Frekuensi Presentase
Pengumpulan data primer dalam Umur
15 tahun 22 24,4
penelitian ini berupa pertanyaan mengenai
16 tahun 38 42,2
pengetahuan, sikap dan tindakan terhadap 17 tahun 24 26,7
label informasi nilai gizi yang diperoleh 18 tahun 5 5,6
langsung dari siswa/i dengan memberikan 19 tahun 1 1,1
langsung kuesioner kepada siswa/i dan Total 90 100
diisi sendiri oleh siswa/i. Sedangkan Jenis kelamin
pengumpulan data sekunder dalam Laki-laki 51 56,7
penelitian ini berupa data jumlah siswa Perempuan 39 43,3
dan gambaran umum sekolah yang Total 90 100
diperoleh dari catatan atau dokumen dari Kelas
kantor tata usaha sekolah SMA Swasta X 53 58,9
Gajah Mada Medan XI 37 41,1
Total 90 100
HASIL DAN PEMBAHASAN
SMA Swasta Gajah Mada Medan yang Berdasarkan hasil penelitian yang
menjadi lokasi penelitian ini berada di dilakukan diperoleh kelompok umur
Jalan Bunga Kenanga No.2 Pasar 5 siswa/i terbanyak berada pada umur 16
Kecamatan Medan Selayang Padang Bulan tahun yaitu sebanyak 38 orang (42,4%).
Medan. Jumlah tenaga pengajar yang Jumlah siswa/i berdasarkan jenis kelamin
terdapat di SMA tersebut sebanyak 16 dalam penelitian ini paling banyak adalah
orang guru. Jumlah siswa/i SMA yang laki-laki yaitu 51 orang (56,7%) dan
belajar di sekolah tersebut pada tahun dilihat dari kelasnya jumlah siswa/i dalam
ajaran 2016/2017 berjumlah 122 orang penelitian ini paling banyak berada pada
yang terdiri dari 53 orang kelas X, 37 kelas X yaitu sebanyak 53 orang (58,9%).
orang kelas XI dan 32 orang kelas XII.
Berdasarkan jenis kelamin seluruh siswa di
SMA tersebut terdapat 51 orang laki-laki
dan 39 orang perempuan.

3
Pengetahuan Siswa/Siswi Tentang Label mahasiswa tentang label informasi nilai
Informasi Nilai Gizi gizi lebih banyak pada kategori sangat
Adapun distribusi frekuensi baik yaitu 74,7%.
pengetahuan siswa/i tentang label Tingkat pengetahuan siswa/i dalam
informasi nilai gizi dapat dilihat pada tabel penelitian ini sudah baik dapat juga
2 berikut : dikarenakan bahwa siswa/i telah
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Pengetahuan mendapatkan pelajaran mengenai zat gizi
Siswa/i Tentang Label makanan serta kebutuhan energi pada saat
Informasi Nilai Gizi di bangku SMP dan SMA. Sehingga hal
Pengetahuan Frekuensi Presentase ini dapat membantu memudahkan mereka
Baik 56 62,2 dalam mengetahui tentang informasi yang
Cukup 31 34,4 tertera pada label informasi nilai gizi,
Kurang 3 3.3 karena pada umumnya informasi yang
Total 90 100 tertera pada label informasi nilai gizi tentu
tidak jauh mengenai zat gizi makanan serta
Dari tabel diatas dapat diketahui kebutuhan energi.
bahwa pada umumnya siswa/i memiliki Salah satu faktor yang mempengaruhi
pengetahuan yang baik yaitu sebanyak 56 pengetahuan seseorang adalah pendidikan.
orang siswa/i (62,2%). Hal ini dikarenakan Semakin tinggi pendidikan seseorang
berdasarkan pengisian kuesioner semakin mudah pula mereka menerima
pengetahuan tentang label informasi nilai informasi, dan pada akhirnya makin
gizi, siswa/i yang memiliki pengetahuan banyak pula pengetahuan yang dimilikinya
baik tersebut yaitu banyak dapat menjawab (Mubarak dkk, 2007).
10 pertanyaan dengan benar dari 12 Selain itu informasi mengenai label
pertanyaan. Pertanyaan tersebut seperti informasi nilai gizi juga mudah didapat
mengenai definisinya, fungsinya, dari internet, majalah, surat kabar dan lain
kandungan gizi yang ada pada produk sebagainya. Menurut Notoatmodjo (2012)
kemasan dan label informasi nilai gizi, pengetahuan juga dapat diperoleh dari
label informasi nilai gizi dan komposisi pengalaman yang didapat dari berbagai
adalah label yang berbeda, produk yang macam sumber misalnya media cetak,
sama dengan variasi rasa yang berbeda media elektronik, buku petunjuk, media
memiliki kandungan gizi yang berbeda poster, kerabat dekat yang dapat
juga, ciri produk kemasan yang layak membentuk keyakinan tertentu.
dikonsumsi, manfaat label gizi serta
menganggap label informasi nilai gizi
penting. Sehingga total skoring dari Sikap Siswa/Siswi Terhadap Label
keseluruhan jawaban mereka termasuk Informasi Nilai Gizi
pada kategori pengetahuan yang baik. Adapun distribusi frekuensi sikap
alasan mereka menganggap label siswa/i terhadap label informasi nilai gizi
informasi nilai gizi tersebut penting adalah dapat dilihat pada tabel 3 berikut :
dikarenakan dari label informasi nilai gizi Tabel 3. Distribusi Frekuensi Sikap
tersebut mereka dapat mengetahui Siswa/i Terhadap Label
kandungan gizi yang diperoleh dari Informasi Nilai Gizi
makanan kemasan, mereka juga dapat tahu Sikap Frekuensi Presentase
manfaat dari produk kemasan tersebut, Baik 66 73,3
dapat menjadikannya bahan pertimbangan Cukup 24 26,7
dan lain sebagainya. Total 90 100
Hasil penelitian ini sesuai dengan
hasil penelitian Mediani (2014) mengenai Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa
pengetahuan, presepsi, sikap dan perilaku pada umumnya siswa/i memiliki sikap
membaca label informasi nilai gizi yang dengan kategori baik yaitu sebanyak 66
menunjukkan bahwa pengetahuan orang siswa/i (73,3%) Hal ini dikarenakan

4
berdasarkan pengisian kuesioner mengenai baik lebih banyak ditemukan pada siswa/i
sikap terhadap label informasi nilai gizi yang memiliki sikap dengan kategori baik
jawaban siswa/i paling banyak juga. Sehingga dapat dikatakan bahwa
menunjukkan sikap yang baik yaitu pengetahuan siswa/i dapat membentuk
banyak setuju pada pernyataan positif dan sikap siswa/i yang dalam hal ini mengenai
tidak setuju pada pernyataan negatif. label informasi nilai gizi, dimana apabila
Seperti pada pernyataan positif, siswa/i pengetahuan baik maka sikap akan baik
banyak setuju bahwa Informasi kandungan pula.
zat gizi pada label produk kemasan Hasil uji statistik didapatkan ada
bermanfaat, setuju label informasi nilai hubungan yang bermakna antara
gizi pada makanan kemasan penting pengetahuan dengan sikap terhadap label
diperhatikan ketika membeli makanan informasi nilai gizi, dengan nilai
kemasan, Kemudian pada pernyataan p=0,0001. Hal ini sejalan dengan hasil
negatif, siswa/i banyak tidak setuju penelitian Mediani (2014) yang dilakukan
membaca label informasi nilai gizi pada pada mahasiswa bahwa terdapat hubungan
produk kemasan hanya membuang waktu antara pengetahuan tentang label informasi
dan tidak setuju label informasi nilai gizi nilai gizi dengan sikap terhadap label
tidak memberikan informasi yang penting informasi nilai gizi.
untuk kesehatan tubuh.
Sikap adalah penilaian seseorang Tabel 5. Tabulasi Silang Sikap Siswa/i
terhadap objek. Setelah seseorang dengan Tindakan Siswa/i
mengetahui objek, proses selanjutnya akan Terhadap Label Informasi
menilai atau bersikap terhadap objek. Oleh Nilai Gizi
sebab itu indikator untuk sikap juga
sejalan dengan pengetahuan. Dalam Sikap
penentuan sikap yang utuh, pengetahuan, Pengetahuan Baik Cukup p
pikiran, keyakinan dan emosi memegang n % n %
peranan penting (Notoatmodjo, 2012). Baik 50 89,3 6 10,7 0,00
Kurang Baik 16 47,1 18 52,9 01
Tabel 4. Tabulasi Silang Pengetahuan
Siswa/i dengan Sikap Siswa/i
Terhadap Label Informasi Berdasarkan hasil tabulasi silang
Nilai Gizi diatas dapat diketahui bahwa paling
banyak siswa/i memiliki sikap kategori
Tindakan baik dan tindakan kategori kurang baik
Sikap Baik Kurang p yaitu sebanyak 50 orang siswa/i (75,8%)
Baik dan paling sedikit siswa/i yang memiliki
n % n % sikap kategori cukup dan tindakan kategori
Baik 16 24,2 50 75,8 baik yaitu sebanyak 1 orang (4,2%).
0,035
Cukup 1 4,2 23 95,8
Sehingga dapat dikatakan bahwa sikap
siswa/i yang baik belum tentu membentuk
Berdasarkan hasil tabulasi silang tindakan yang baik. Teori WHO
diatas dapat diketahui bahwa paling menjelaskan bahwa sikap positif terhadap
banyak siswa/i memiliki pengetahuan nila-nilai kesehatan tidak selalu terwujud
kategori baik dan sikap kategori baik yaitu dalam suatu tindakan nyata, namun sikap
sebanyak 50 orang siswa/i (89,3%) dan terwujud tergantung pada situasi saat itu,
paling sedikit siswa/i memiliki pengalaman orang lain dan nilai-nilai yang
pengetahuan kategori baik dan sikap menjadi pegangan (Notoatmodjo, 2012).
kategori cukup yaitu sebanyak 6 orang Hasil uji statistik didapatkan ada
siswa/i (10,7%). hubungan yang bermakna antara sikap
Dari tabel tabulasi silang tersebut dengan tindakan pada label informasi nilai
ditemukan bahwa pengetahuan siswa/i gizi, dengan nilai p=0,035. Hal ini sejalan
tentang label informasi nilai gizi kategori

5
dengan penelitian Zahara (2009) yang pada saat setiap membeli poduk makanan
dilakukan pada mahasiswa kesehatan kemasan adalah mereka merasa label
masyarakat Universitas Indonesia informasi nilai gizi tersebut tidak begitu
menunjukkan bahwa ada hubungan yang penting, membacanya hanya membuang-
bermakna antara sikap dengan kepatuhan buang waktu saja dan ada juga beralasan
membaca label informasi nilai gizi malas membacanya, lupa membacanya,
sudah pernah membaca sebelumnya dan
Tindakan Siswa/Siswi Terhadap Label lain sebagainya.
Informasi Nilai Gizi Berdasarkan pengamatan peneliti,
Adapun distribusi frekuensi belum adanya peran sekolah yang terlihat
tindakan siswa/i terhadap label informasi untuk mengingkatkan tindakan siswa/i
nilai gizi dapat dilihat pada tabel 6 berikut: dalam memperhatikan label informasi nilai
gizi seperti tidak terdapatnya mata
Tabel 6. Distribusi Frekuensi Tindakan pelajaran mengenai label pangan ataupun
Siswa/i Terhadap Label informasi-informasi yang dapat
Informasi Nilai Gizi disampaikan pada siswa/i mengenai label
Tindakan Frekuensi Presentase informasi nilai gizi, sehingga hal ini dapat
Baik 17 18,9 membuat kurangnya kemauan maupun
Cukup 61 67,8 kesadaran siswa/i untuk memperhatikan
Kurang 12 13.3 label informasi nilai gizi sebelum membeli
Total 90 100 ataupun mengonumsi makanan kemasan.
Padahal memperhatikan label informasi
Dari tabel diatas dapat diketahui nilai gizi pada pangan yang dikemas
bahwa pada umumnya siswa/i memiliki sebelum membeli atau mengonsumsinya
tindakan dengan kategori cukup yaitu merupakan salah satu isi dari pesan gizi
sebanyak 61 orang siswa/i (67,8%). Hal ini seimbang.
dikarenakan berdasarkan pengisian Dalam pesan gizi seimbang
kuesioner tindakan terhadap label diharapkan masyarakat perlu diberikan
informasi nilai gizi, siswa/i yang memiliki pendidikan membaca label pangan salah
tindakan cukup tersebut yaitu tidak selalu satunya untuk mengetahui pangan rendah
memperhatikan label informasi nilai gizi gula, garam dan lemak sebab misalnya saja
pada saat membeli produk makanan jika mengonsumsi lemak secara berlebihan
kemasan sehingga tindakan mereka terkait akan mengakibatkan berkurangnya
label informasi nilai gizi pada produk konsumsi makanan lain, hal ini disebabkan
makanan kemasan tidak selalu diterapkan karena lemak berada didalam sistem
dalam kehidupan sehari-harinya. pencernaan relatif lebih lama
Hal tersebut dapat diketahui dari dibandingkan protein, karbohidrat,
hasil penelitian yang menunjukkan bahwa sehingga lemak menimbulkan rasa
sebagian besar siswa/i kadang-kadang saja kenyang yang lebih lama (PerMenKes,
membaca label informasi nilai gizi pada 2014). Rasa kenyang tersebut dapat
saat membeli produk makanan kemasan, menghilangkan nafsu makan terhadap
begitu juga jika produk kemasan yang makanan lainnya yang mungkin lebih
dibeli adalah dengan merk atau produk bergizi.
yang sama. Menurut pengamatan peneliti Secara teori memang perubahan
ada beberapa produk kemasan dengan perilaku baru itu melalui proses perubahan
merk atau produk yang sama dijual dengan pengetahuan-sikap-tindakan. Beberapa
berbagai pilihan rasa dan memiliki penelitian telah membuktikan hal itu,
informasi yang tertera pada label informasi namun penelitian lainnya juga
nilai gizi juga berbeda. membuktikan bahwa proses tersebut tidak
alasan siswa/i terkait tindakan selalu berjalan sesuai dengan tersebut,
mereka yang kadang-kadang saja bahkan dalam praktek sehari-hari terjadi
memperhatikan label informasi nilai gizi sebaliknya (Notoadmodjo, 2012). Seperti

6
halnya dengan penelitian ini bahwa nilai gizi lebih banyak berada pada
meskipun pengetahuan dan sikapnya baik kategori baik yaitu sebanyak 73,3%.
namun bisa saja tindakannya belum 3. Tindakan siswa/i SMA Swasta Gajah
sepenuhnya baik. Menurut Lawrence Mada Medan terhadap label informasi
Green selain dipengaruhi oleh nilai gizi sebagian besar termasuk
pengetahuan, tindakan juga didasari oleh dalam kategori cukup yaitu sebanyak
faktor predisposisi (sikap, kepercayaan, 67,8%.
keyakinan, nilai-nilai dan sebagainya),
faktor pendukung (fasilitas, dan sarana SARAN
kesehatan), dan faktor pendorong
(keluarga, teman sebaya, guru, petugas 1. Diharapkan Dinas Pendidikan Kota
kesehatan) (Notoadmodjo, 2012). Medan bekerjasama dengan Dinas
Kesehatan Kota Medan untuk
Tabel 7. Tabulasi Silang Pengetahuan meningkatkan sosialisasi mengenai
Siswa/i dengan Tindakan label informasi nilai gizi serta
Siswa/i Terhadap Label penggunaannya melalui sosialisasi
Informasi Nilai Gizi pesan umum gizi seimbang kepada
Tindakan kalangan konsumen anak usia sekolah
Pengetahuan Baik Kurang p sehingga pengenalan yang didapat dari
Baik usia dini dapat diaplikasikan dan
n % n % menjadi kebiasaan mereka hingga usia
Baik 13 23,2 43 76,8 0,2 dewasa nanti.
Kurang Baik 4 11,8 30 88,2 86 2. Tindakan siswa dalam memperhatikan
label informasi nilai gizi perlu
Berdasarkan hasil tabulasi silang ditingkatkan lagi dengan pemberian
diatas dapat diketahui bahwa paling informasi mengenai label informasi
banyak siswa/i memiliki pengetahuan nilai gizi, cara penggunaannya, serta
kategori baik dan tindakan kategori kurang mengingatkan siswa untuk selalu
baik yaitu sebanyak 43 orang siswa/i membiasakan memperhatikan label
(76,8%) dan paling sedikit siswa/i yang termasuk label informasi nilai gizi
memiliki pengetahuan kategori kurang pada produk pangan kemasan yang
baik dengan tindakan kategori baik yaitu dapat disampaikan oleh guru melalui
sebanyak 4 orang (11,8%). materi-materi pelajaran yang
Hasil uji statistik didapatkan tidak berhubungan dengan zat gizi makanan.
ada hubungan yang bermakna antara
pengetahuan dengan tindakan pada label DAFTAR PUSTAKA
informasi nilai gizi dengan nilai p=0,178.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil Al Jannah, W. 2010. Faktor-Fakor yang
penelitian Zahara (2009) yang dilakukan Berhubungan dengan Perilaku
pada mahasiswa kesehatan masyarakat Membaca Label Informasi Nilai
Universitas Indonesia bahwa pengetahuan Gizi Produk Pangan Kemasan
tidak berhubungan dengan kepatuhan Pada Mahasiswa Kesehatan
membaca label informasi nilai gizi. Msyarakat UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta Tahun 2010.
KESIMPULAN Skripsi. Fakultas Kedokteran dan
Ilmu Kesehatan. Universitas Islam
1. Pengetahuan siswa/i SMA Swasta Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Gajah Mada Medan tentang label BPKN. 2007. Hasil Kajian Badan
informasi nilai gizi sebagian besar Perlindungan Konsumen Nasional
sudah baik yaitu sebanyak 62,2%. (BPKN) di Bidang Pangan Terkait
2. Sikap siswa/i SMA Swasta Gajah Perlindungan Konsumen.
Mada Medan terhadap label informasi

7
http://ditjenpktn.kemendag.go.id.
Diakses 4 Juli 2016.
BPOM. 2009. Informasi Nilai Gizi Produk
Pangan. InfoPom Volume 10 No.
5. http://perpustakaan.pom.go.id.
Diakses 5 Juli 2016.
Devi, V.C., Agus, S., Joko T.I. 2013.
Praktek Pemilihan Makanan
Kemasan Berdasarkan Tingkat
Pengetahuan tentang Label Produk
Pangan Kemasan, Jenis Kelamin,
dan Usia konsumen di Pasar
Swalayan ADA Setia Budi
Semarang. Jurnal Gizi Universitas
Muhammadiyah Semarang.
November 2013 Vol. 2 No. 2.
Mediani, N.V. 2014. Pengetahuan,
Presepsi, Sikap dan Perilaku
Membaca Label Informasi Gizi
pada Mahasiswa. Skripsi. Fakultas
Ekologi Manusia. Intitut Pertanian
Bogor.
Mubarak, W.I., Nurul, C., Khoirul, R.,
Supradi. 2007. Promosi Kesehatan
: Sebuah Pengantar Proses Belajar
Mengajar dalam Pendidikan.
Garaha Ilmu : Yogyakarta.
Notoatmodjo, S. 2012. Promosi Kesehatan
dan Perilaku Kesehatan. Rineka
Cipta : Jakarta.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia No 41 Tahun 2014
Tentang Pedoman Gizi Seimbang.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
No 69 Tahun 1999 Tentang Label
dan Iklan Pangan.
Poltekkes Depkes. 2012. Kesehatan
Remaja: Problem dan Solusinya.
Salemba Medika : Jakarta.
Setiyawan, A. 2016. Cara Sehat Konsumsi
Snack Dalam Kemasan.
http://www.uzone.co.id. Diakses
11 Februari 2017.
Zahara, S. 2009. Kepatuhan Membaca
Label Informasi Zat Gizi di
Kalangan Mahasiswa. Jurnal
Kesehatan Masyarakat Nasional.
Oktober 2009. Vol. 4 No. 2.

Das könnte Ihnen auch gefallen