Sie sind auf Seite 1von 9

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/319380979

EQUITY OF ACCESS TO HEALTH CARE: THEORY & APLICATION IN RESEARCH

Article · July 2016


DOI: 10.26553/jikm.2016.7.2.73-80

CITATIONS READS

0 1,729

1 author:

Haerawati Idris
Universitas Sriwijaya
13 PUBLICATIONS   10 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

health insurance View project

All content following this page was uploaded by Haerawati Idris on 03 October 2017.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


p-ISSN 2086-6380 Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, Juli 2016, 7(2):73-80
e-ISSN 2548-7949 DOI: https://doi.org/10.26553/jikm.2016.7.2.73-80
Available online at http://www.jikm.unsri.ac.id/index.php/jikm

EKUITAS TERHADAP AKSES PELAYANAN KESEHATAN:


TEORI & APLIKASI DALAM PENELITIAN

Haerawati Idris1
Staf Pengajar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya

EQUITY OF ACCESS TO HEALTH CARE: THEORY & APLICATION IN RESEARCH

ABSTRACT
Background: Equity of access to health services is a major challenge faced by many countries in the world.
The gap in health status between developed and developing countries often occur. Including health
inequalities between groups within a country. This study aimed to describe theory and application of the
equity of access to health services in research.
Methods: The literature review with systematic mapping studies related to equity of access to health services
in some countries. It is conducted with a set of five research questions, there were 30 studies, from 1999 to
2014, were evaluated.
Results: Equity in access to health services occurred when health services have been distributed according
to geography, socio-economic and community needs, and vice versa. Empirical studies generally reported
incidents of inequity of access to health services was influenced by various factors. Generally, researchers
used secondary data in exploring equity of access to health services.
Conclusion: Equity of access to health care is an important issue that needs to be addressed in achieving the
goals of health systems. This can be achieved if health care is distributed according to geography, socio-
economic and community needs. Both improvement of the supply side and the demand side also exploration
studies of access to health services need to be developed.
Keywords: equity, health care, theory, research
ABSTRAK
Latar Belakang: Ekuitas terhadap akses pelayanan kesehatan merupakan tantangan besar yang dihadapi oleh
berbagai negara di dunia. Kesenjangan status kesehatan antara negara maju dan berkembang sering terjadi.
Termasuk kesenjangan kesehatan antar kelompok dalam suatu negara. Studi ini bertujuan untuk
mendeskripsikan konsep dan aplikasi ekuitas terhadap akses pelayanan kesehatan dalam penelitian
Metode: Literatur review ini merupakan studi pemetaan sistematis terkait ekuitas terhadap akses pelayanan
kesehatan di beberapa negara. Dilakukan dengan satu set lima pertanyaan penelitian, terdapat 30 studi, mulai
1999-2014, dievaluasi.
Hasil Penelitian: Ekuitas dalam akses pelayanan kesehatan terjadi jika pelayanan kesehatan telah
terdistribusi menurut geografi, sosial ekonomi dan kebutuhan masyarakat. Demikian pula sebaliknya. Studi
empiris umumnya melaporkan kejadian inekuitas terhadap akses pelayanan kesehatan dipengaruhi oleh
berbagai faktor. Umumnya peneliti menggunakan data sekunder dalam mengeksplorasi ekuitas terhadap
akses pelayanan kesehatan.
Kesimpulan: Ekuitas terhadap akses pelayanan kesehatan merupakan isu penting yang perlu mendapatkan
perhatian dalam mencapai tujuan sistem kesehatan. Hal ini dapat tercapai jika pelayanan kesehatan
terdistribusi menurut geografi, sosial ekonomi dan kebutuhan masyarakat. Upaya perbaikan dari sisi supply
side dan demand side serta eksplorasi studi-studi ekuitas akses pelayanan kesehatan perlu dikembangkan.
Kata Kunci: Ekuitas, pelayanan kesehatan, teori, penelitian

Alamat Korespondensi: Haerawati Idris. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya. Jl. Palembang Prabumulih KM. 32,
Indralaya Indah Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan, Email: haera@fkm.unsri.ac.id, Telepon: 0711580089

Juli 2016 73
Idris / Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, Juli 2016, 7(2):73-80

PENDAHULUAN peningkatan ekuitas sumber daya layanan


kesehatan yang ada.7
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
Beberapa studi empiris sebelumnya
menetapkan komisi determinan sosial
telah mengkaji ekuitas terhadap pelayanan
kesehatan (CSDH) pada bulan Maret 2005.
kesehatan. Negara yang belum menerapkan
Komisi ini diberikan mandat untuk
sistem asuransi sosial, maka biaya layanan
mengumpulkan bukti apa yang dapat
kesehatannya akan sangat berpengaruh
dilakukan untuk mempromosikan pemerataan
terhadap akses pelayanan kesehatan.
kesehatan (health equity) dan mendorong
Penelitian di Amerika mengungkapkan bahwa
gerakan global untuk mencapainya. Komisi
biaya pelayanan kesehatan menjadi hambatan
ini berasal dari berbagai negara dan terdiri
para lansia untuk mengakses pelayanan
dari 20 komisioner yang diketuai oleh
kesehatan.8 Studi di Spanyol melaporkan
Michael Marmot. Beliau dikenal karena karya
bahwa individu yang tinggal di pedesaan lebih
rintisannya pada dampak kesenjangan sosial
jarang mengakses pelayanan kesehatan
dalam kesehatan di Inggris. Secara khusus,
spesialis dibandingkan mereka yang tinggal di
CSDH bertugas mengumpulkan, menyusun
perkotaan. Hal ini disebabkan karena
dan mensintesis bukti global pada determinan
terbatasnya sarana layanan kesehatan spesialis
sosial kesehatan dan dampaknya terhadap
di pedesaan.9Individu yang menetap di Itali
ketidakadilan kesehatan dari berbagai negara
Selatan lebih jarang mengakses pelayanan
dan membuat rekomendasi terhadap upaya
kesehatan dibandingkan dengan mereka yang
dalam mengatasi ketidakmerataan kesehatan.1
tinggal di pusat Itali. Hal ini menunjukkan
Promosi kesehatan penduduk dan
bahwa daerah tempat tinggal mempengaruhi
pemerataan kesehatan adalah target utama
akses terhadap layanan kesehatan.10
dari organisasi kesehatan Dunia (WHO).2
Adapun ekuitas pelayanan kesehatan di
Meningkatkan ekuitas dalam kesehatan tidak
Indonesia belum merata di tiap wilayah. Studi
hanya mengurangi perbedaan status kesehatan
yang dilakukan Nadjib di tiga belas propinsi
yang ada antara negara berkembang dan
menunjukkan bahwa probabilitas untuk akses
negara maju, tetapi juga mengurangi
pelayanan kesehatan terbukti berbeda antar
kesenjangan antara kelompok dalam negara.3
wilayah yang dipengaruhi oleh faktor sosial,
Pengurangan kesenjangan dalam kesehatan
ekonomi, dan wilayah.11 Selain itu, penelitian
merupakan salah satu tujuan utama dari
oleh Thabrany menunjukkan bahwa ada
kebijakan kesehatan masyarakat di Negara
kaitan antara asuransi kesehatan dengan
Eropa. Namun, pengukuran kesenjangan
permintaan pelayanan kesehatan di berbagai
status kesehatan kurang dapat dieksplorasi di
wilayah Indonesia. Pegawai negeri yang
negara berkembang sebab kurangnya data
memiliki asuransi kesehatan mempunyai
yang tersedia.4,5,6
akses ke pusat layanan kesehatan lebih baik
Ekuitas dalam akses pelayanan
26% dibandingkan kelompok lain.12
kesehatan merupakan tantangan yang dihadapi
Kesenjangan yang terjadi akan berdampak
oleh berbagai negara, khususnya di Asia
kepada status kesehatan masyarakat.
Tenggara. Hingga saat ini inekuitas (inequity)
Literature review ini bertujuan membahas
kesehatan antar kelompok masyarakat masih
teori ekuitas akses pelayanan kesehatan dan
tetap berlangsung. Hal ini disebabkan oleh
aplikasinya dalam penelitian
masyarakat mempunyai kesempatan yang
berbeda (unequal) akan akses pendidikan,
pekerjaan, dan pelayanan kesehatan. Oleh METODE
sebab itu, program peningkatan ekuitas Literatur review ini merupakan studi
kesehatan harus mengarah kepada pemetaan sistematis terkait ekuitas terhadap

74 Juli 2016
Idris / Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, Juli 2016, 7(2):73-80

pelayanan kesehatan. Pencarian literatur tepat waktu untuk mencapai status kesehatan
dengan memasukkan kata kunci ke beberapa yang baik dan paling memungkinkan. Akses
search engine seperti pubmed, NCBI, dan dapat diartikan sebagai layanan kesehatan
google scholar. Dilakukan dengan satu set tersedia kapan pun dan dimana pun diperlukan
lima pertanyaan penelitian, terdapat 60 studi, masyarakat. Teori yang popular digunakan
mulai 1999-2014, dievaluasi menggunakan oleh pakar ekonomi kesehatan untuk
kriteria inklusi berupa equity dalam akses membahas tentang akses adalah teori akses.14
pelayanan kesehatan Teori ini secara komprehensif mengkaji
tentang akses pelayanan kesehatan baik dari
PEMBAHASAN segi supply, demand dan kebijakan
Akses Pelayanan Kesehatan kesehatan.13
Menurut komite pengawasan akses Teori Aday menggambarkan hubungan
pelayanan kesehatan Amerika, akses beberapa komponen yang saling
merupakan pemanfaatan layanan kesehatan mempengaruhi dapat dilihat pada Gambar 1.14

Gambar 1.
Framework studi akses

Akses sebagai alat ukur ekuitas pelayanan 4. Akses nyata indikator subjektif (realized
kesehatan dapat dilihat melalui: access subjective indicators) dapat dilihat
1. Akses potensial indikator proses (potential dari utilisasi kepuasan konsumen
access process indicators) dapat dilihat 5. Secara keseluruhan, variabel-variabel
dari karakteristik populasi tersebut dipengaruhi oleh kebijakan
2. Akses potensial indikator struktural kesehatan yang berasal dari keuangan dan
(potential access structural indicators) organisasi
dapat dilihat dari karakteristik sistem
layanan kesehatan Konsep Ekuitas dalam Pelayanan
3. Akses nyata indikator objektif (realized Kesehatan
access objective indicators) dapat dilihat
Penilaian kinerja sistem penyediaan
dari utilisasi pelayanan kesehatan
layanan kesehatan oleh pemerintah dapat
dilihat dari tiga indikator. Aspek tersebut

Juli 2016 75
Idris / Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, Juli 2016, 7(2):73-80

terdiri dari efisiensi, efektifitas, dan ekuitas a. Akses/kesempatan yang sama ke


(equity). Ketiga indikator tersebut saling pelayanan kesehatan, hal ini berarti setiap
berhubungan dan tidak dapat berdiri sendiri. individu memiliki hak yang sama untuk
Menurut Nadjib (1999), upaya ke arah ekuitas mengakses pelayanan kesehatan. Beberapa
dapat dilakukan dengan pendekatan teori faktor penghambat seperti letak geografis,
akses, berupa akses potensial indikator proses budaya, keuangan (tingkat pendapatan
(karakteristik, predisposisi, pemungkin, dan yang rendah, mahalnya biaya transportasi
kebutuhan populasi berisiko) dan akses dan tidak tersedianya asuransi kesehatan),
potensial indikator struktural (karakteristik, sumber daya kesehatan yang tidak
ketersediaan, dan organisasi sistem layanan terdistribusi secara merata menyebabkan
kesehatan) menjadi akses nyata melalui timbulnya ketidakadilan dalam mengakses
alokasi sumber daya yang mengacu pada pelayanan kesehatan.
kriteria: kebutuhan, geografi, dan sosial b. Pemanfaatan pelayanan kesehatan
ekonomi.11 (utilisasi) yang sama untuk kebutuhan
Akses pelayanan kesehatan dikatakan yang sama. Tingkat utilisasi yang berbeda
ekuitas jika pelayanan kesehatan terdistribusi pada suatu kelompok individu belum
menurut geografi, sosial ekonomi dan mencerminkan terjadinya ketidakadilan,
kebutuhan masyarakat, sebaliknya jika karena harus diketahui terlebih dahulu
pelayanan kesehatan belum terdistribusi penyebab terjadinya perbedaan utilisasi
dengan baik menurut geografi, sosial ekonomi tersebut.
dan kebutuhan masyarakat, dapat disebut c. Kualitas pelayanan kesehatan yang sama
sebagai akses pelayanan inekuitas.13 bagi seluruh masyarakat, yang berarti
Definisi ekuitas kesehatan dalam Pemberi Pelayanan Kesehatan (PPK)
literatur sangat beragam. Menurut Low., et al memiliki komitmen yang sama untuk
(2003), ekuitas kesehatan merupakan: (i). memberikan pelayanan kesehatan kepada
equality pengeluaran perkapita, (ii). Equality seluruh masyarakat sesuai standar yang
akses pelayanan kesehatan, (iii). Distribusi telah ditetapkan.
kebutuhan, (iv). Equality status kesehatan.15 Equity dalam pelayanan kesehatan
Equity dalam kesehatan menurut WHO memiliki 2 dimensi sebagai berikut:16
merupakan keadaan dimana setiap orang a. Keadilan horisontal (horizontal equity)
harus mendapatkan kesempatan yang adil merupakan prinsip perlakuan yang sama
akan kebutuhan kesehatannya sehingga dalam terhadap kondisi yang sama, yang terdiri
upaya memenuhi kebutuhan kesehatan tidak dari: sumber daya/input/pengeluaran yang
ada yang dirugikan, apabila faktor– faktor sama untuk kebutuhan yang sama,
penghambat dapat dihindari. Berdasarkan penggunaan (utilization) atau penerimaan
definisi di atas, Whitehead menjelaskan (receipt) sama untuk kebutuhan yang
bahwa tujuan kebijakan equity kesehatan tidak sama, akses/kesempatan yang sama untuk
mengeliminasi seluruh perbedaan dalam kebutuhan yang sama dan kesamaan
bidang kesehatan sehingga setiap orang tingkat kesehatan.
memiliki tingkat kesehatan yang sama, namun b. Keadilan vertikal (vertical equity)
untuk mengurangi faktor–faktor yang menekankan prinsip perlakuan berbeda
menyebabkan terjadinya ketidakadilan dengan untuk keadaan yang berbeda meliputi:
cara menciptakan kesempatan yang adil untuk perlakuan tidak sama untuk kebutuhan
memperoleh kesehatan. Equity dalam yang berbeda dan pembiayaan kesehatan
pelayanan kesehatan didefinisikan sebagai progresif berdasarkan kemampuan
berikut:15 membayar (ability to pay).

76 Juli 2016
Idris / Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, Juli 2016, 7(2):73-80

Penelitian dari Aday et al. (1999) equity dalam pelayanan kesehatan yaitu
melihat equity dalam 2 sisi, yaitu substantif dan adanya kesamaan pelayanan kesehatan untuk
prosedural. Equity substantif berarti kebutuhan yang sama, kesamaan akses,
mengurangi kesenjangan- kesenjangan yang kesamaan tingkat kesehatan dan kesamaan
terjadi dalam memenuhi kebutuhan kesehatan tingkat pendapatan.18
di suatu kelompok, sedangkan equity
prosedural adalah suatu proses/prosedur yang Lesson learn Ekuitas terhadap Akses
dilaksanakan dan didistribusikan secara adil Pelayanan Kesehatan dari beberapa negara
untuk mencapai derajat kesehatan yang
optimal.17 Studi terkait ekuitas terhadap akses
Teori dari Wagstaff et al., (1986) pelayanan kesehatan telah banyak dilakukan
menjelaskan bahwa equity dalam bidang oleh berbagai negara. Berikut deskripsi
kesehatan dapat dilihat dari 2 sisi, diantaranya ringkasan pada Tabel 1.

Tabel 1.
Ringkasan Hasil Penelitian Tentang Ekuitas Terhadap Akses Pelayanan Kesehatan

No Penelitian Negara Tujuan Metode Hasil temuan


1 Liu et al. Cina Menilai pengaruh Penelitian kuantitatif Model asuransi kesehatan
(2002) reformasi asuransi dengan terbaru lebih menjamin
kesehatan di menggunakan survei equity dalam akses untuk
perkotaan tahunan di kota mendapatkan pelayanan
Zhenjiang tahun dasar pada rawat jalan
1994 – 1996 dibandingkan dengan model
asuransi kesehatan
sebelumnya dan mampu
mengalokasikan sumber
daya kesehatan secara lebih
efisien.19
2 Kim (2003) Korea Menilai Studi kuantitatif Utilization rate pasien rawat
pemanfaatan menggunakan data inap menurun 15,1% dan
pelayanan survey nasional rawat jalan menurun 5,2%,
kesehatan tahun 1995 & 1998 padahal angka kesakitan
penyakit kronis meningkat
27,1% dan penyakit akut
meningkat 9,1%. Hal
tersebut diasumsikan karena
terjadi setelah krisis,
kemampuan ekonomi
masyarakat menurun
sehingga walaupun sakit,
mereka tidak dapat
menjangkau pelayanan
kesehatan.20
3 Low et al Namibia Mengetahui Desain deskriptif Intervensi yang telah
(2003) dampak intervensi kualitatif dilakukan dapat mencapai
program terhadap memanfaatkan data tujuan ekuitas berupa equal
ekuitas kesehatan sekunder hasil sensus akses pelayanan kesehatan
1995 hingga equal utilisasi.7
4 Hidayat et al. Indonesia Mengukur dampak Penelitian kuantitatif Asuransi kesehatan untuk
(2004) asuransi kesehatan dengan pegawai negeri sipil (Askes)
wajib terhadap menggunakan memiliki dampak yang
equity dalam akses sumber data dari positif terhadap akses ke
ke pelayanan rawat IFLS 1997 pelayanan rawat jalan di
jalan di Indonesia fasilitas kesehatan
pemerintah dan asuransi
kesehatan untuk pegawai
swasta memiliki dampak
positif terhadap akses ke

Juli 2016 77
Idris / Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, Juli 2016, 7(2):73-80

pelayanan rawat jalan di


fasilitas kesehatan
pemerintah maupun swasta.
Penelitian ini menegaskan
perlunya perubahan
kebijakan asuransi
kesehatan yang sebelumnya
hanya memberikan subsidi
kepada pemberi pelayanan
kesehatan. Perluasan
cakupan asuransi kesehatan
untuk masyarakat miskin
dengan premi yang di
subsidi oleh pemerintah.21
5 Harris et al. Afrika selatan Menilai inequity Studi kuantitatif Penduduk miskin yang
(2011) dalam akses menggunakan tinggal di pedesaan dan
pelayanan sumber data tidak memiliki asuransi
kesehatan 78survey rumah kesehatan mengalami
tangga di Afrika ketidakadilan dalam
Selatan mengakses pelayanan
kesehatan. Dampaknya bagi
kebijakan kesehatan adalah
perlunya dilakukan
peningkatan kualitas
pelayanan kesehatan pada
fasilitas kesehatan
pemerintah dan menciptakan
keadilan akses pada setiap
tingkatan layanan kesehatan
pemerintah untuk
mengurangi penggunaan
pada layanan kesehatan
swasta yang berpotensi
menimbulkan terjadinya
pengeluaran katastropik.22
6 Cholid et al Indonesia Mendeskripsikan Studi kuantitatif Penduduk yang miskin lebih
(2013) equity pembiayaan menggunakan data banyak memanfaatkan
dan utilisasi Susenas 2011 pelayanan rawat jalan di
pelayanan rumah sakit sedangkan
kesehatan oleh penduduk kaya lebih banyak
peserta jamkesmas memanfaatkan pelayanan
rawat jalan dan rawat inap di
rumah sakit. Distribusi dana
jamkesmas di puskesmas
lebih banyak digunakan oleh
penduduk miskin,
sedangkan di rumah sakit
lebih banyak di gunakan
oleh penduduk kaya.23

Tabel di atas menunjukkan penggunaan kesehatan dan geografis mempengaruhi akses


data sekunder umumnya digunakan peneliti ke pelayanan kesehatan.
untuk melihat ekuitas terhadap akses Masalah ekuitas terhadap akses
pelayanan kesehatan. Hasil temuan yang pelayanan kesehatan di Indonesia masih
beragam menunjukkan bahwa masalah equity menjadi tantangan terbesar dalam mencapai
terhadap akses pelayanan kesehatan menjadi tujuan sistem kesehatan. Berdasarkan sisi
isu penting yang menggambarkan penyedia dan geografi terdapat
kesenjangan yang terjadi dalam mengakses ketidakmerataan persebaran tenaga kesehatan.
pelayanan kesehatan. Perbedaan factor sosial Selain itu, penyediaan fasilitas kesehatan yang
ekonomi, asuransi kesehatan, kebutuhan tersedia di sebagian wilayah Indonesia
terutama di luar pulau Jawa dan Bali sangat

78 Juli 2016
Idris / Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, Juli 2016, 7(2):73-80

terbatas. Ketidakmerataan fasilitas kesehatan akses pelayanan kesehatan dapat teratasi. Dari
juga terdapat di daerah yang bercirikan sisi supply side, Dibutuhkan kebijakan dengan
perkotaan dibandingkan dengan pedesaan. mendekatkan pelayanan kesehatan pada
Perkotaan secara umum mempunyai fasilitas kelompok dengan hambatan geografis.
kesehatan lebih lengkap dibandingkan dengan Distribusi sumber daya kesehatan ke daerah
pedesaan.24,25 Selain itu menurut Mukti terkendala geografis perlu dikontrol dan di
(2009), distribusi fasilitas kesehatan tidak monitoring agar masyarakat dapat mengakses
merata di beberapa provinsi di Indonesia, pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan
sebagai contoh hanya terdapat 1 puskesmas berkualitas. Dari segi demand side, terutama
atau puskesmas pembantu (Pustu) untuk mengacu pada kemampuan individu untuk
melayani masyarakat di beberapa desa dan membayar pelayanan kesehatan. Hal ini dapat
berdampak pada tingginya biaya transportasi diatasi dengan menggunakan asuransi
sehingga masyarakat kesulitan dalam kesehatan. Kebijakan pemerintah diharapkan
26
mengakses pelayanan kesehatan. Masalah dapat menjamin masyarakat dapat mengakses
aksesibilitas pelayanan kesehatan masih pelayanan kesehatan tanpa kendala biaya.
menjadi kendala di banyak daerah terutama Selain itu, penelitian terkait ekuitas terhadap
pedesaan, terpencil dan kepulauan, sehingga pelayanan kesehatan perlu dikembangkan agar
meluaskan distribusi tenaga kesehatan dan nantinya menjadi input perbaikan kebijakan
meningkatkan kapasitas fasilitas kesehatan kesehatan.
termasuk mengatasi kendala jarak dan
transportasi merupakan upaya yang masih KESIMPULAN
harus dilanjutkan untuk memudahkan
Ekuitas terhadap akses pelayanan
masyarakat mendapatkan pelayanan
27,28 kesehatan merupakan tantangan yang dihadapi
kesehatan.
oleh banyak negara di dunia. Hal ini dapat
Ekuitas terhadap akses pelayanan
tercapai jika pelayanan kesehatan terdistribusi
kesehatan merupakan isu kesehatan yang
menurut geografi, sosial ekonomi dan
menarik dan perlu menjadi prioritas dari
kebutuhan masyarakat. Perbaikan dari segi
berbagai pihak. Upaya perbaikan dari segi
kebijakan dan penelitian terkait perlu terus
supply side dan demand side perlu terus
ditingkatkan.
diupayakan agar masalah ekuitas terhadap

DAFTAR PUSTAKA 4. Braveman P, Tarimo E. Social


inequalities in health within countries:
1. Chapman AR. The social determinants of not only an issue for affluent nations.
health, health equity, and human rights. Social science & medicine. 2002 Jun
health and human rights. 2010 Dec 30;54(11):1621-35.
15;12(2):17-30. 5. Rannan-Eliya R, Somanathan A. 19
2. Marmot M, Friel S, Bell R, Houweling Equity in health and health care systems
TA, Taylor S, Commission on Social in Asia. The Elgar companion to health
Determinants of Health. Closing the gap economics. 2006 Mar 1:205.
in a generation: health equity through 6. Gwatkin DR. Reducing health
action on the social determinants of inequalities in developing countries.
health. The Lancet. 2008 Nov World Bank; 2002.
14;372(9650):1661-9. 7. Low A, Ithindi T, Low A. A step too far?
3. Jusot F, Mage S, Menendez M. Making health equity interventions in
Inequality of opportunity in health in Namibia more sufficient. International
Indonesia. DIAL (Développement, journal for equity in health. 2003 Apr
institutions et mondialisation) working 28;2(1):5.
papers DT/2014–6. 2014 May.

Juli 2016 79
Idris / Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, Juli 2016, 7(2):73-80

8. Fitzpatrick AL, Powe NR, Cooper LS, Economic Policy. 1989 Apr 1;5(1):89-
Ives DG, Robbins JA. Barriers to health 112.
care access among the elderly and who 19. Liu GG, Zhao Z, Cai R, Yamada T,
perceives them. American journal of Yamada T. Equity in health care access
public health. 2004 Oct;94(10):1788-94. to: assessing the urban health insurance
9. Rodríguez M, Stoyanova A. The effect of reform in China. Social science &
private insurance access on the choice of medicine. 2002 Nov 30;55(10):1779-94.
GP/specialist and public/private provider 20. Kim, H., 2003. Change in morbidity and
in Spain. Health economics. 2004 Jul medical care utilization after the recent
1;13(7):689-703. economic crisis in the republic of korea,
10. Atella V, Brindisi F, Deb P, Rosati FC. bulletin of the WHO 2003, 81 (81)
Determinants of access to physician 21. Hidayat, B, Thabrany, H, Dong, Hengjin,
services in Italy: a latent class seemingly Sauerborn, Rainer. The effects of
unrelated probit approach.Health mandatory health insurance on equity in
econ,2004;13:657-668 access to outpatient care in
11. Nadjib M. Pemerataan akses pelayanan Indonesia.Health Policy and Planning.
rawat jalan di berbagai wilayah 2004;19(5), pp.322–335
Indonesia. (Doctoral dissertation, FKM- 22. Harris B, Goudge J, Ataguba JE,
UI. 1999. McIntyre D, Nxumalo N, Jikwana S,
12. Thabrany H. Pendanaan kesehatan dan Chersich M. Inequities in access to health
alternatif mobilisasi dana kesehatan di care in South Africa. Journal of public
Indonesia. RajaGrafindo Persada; 2005. health policy. 2011 Jun 1;32(1):S102-23.
13. Retnaningsih, Ekowati. Akses layanan 23. Cholid AN, Hendartini J, Satriawan E.
kesehatan. PT. RajaGrafindo Persada. Equity pembiayaan dan utilisasi
Jakarta. 2013 pelayanan kesehatan oleh peserta
14. Aday, Lu Ann, Ronald Andersen, and Jamkesmas di Indonesia. Tesis
Gretchen V. Fleming. "Health care in the Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
US: Equitable for whom?." London: Sage 2013
Publications, Beverly Hills.1980 24. Rokx C. New insights into the provision
15. Whitehead M. The concepts and of health services in Indonesia: A health
principles of equity and health. workforce study. World Bank
International journal of health services. Publications; 2010.
SAGE Publication; 1992 Jul;22(3) 429- 25. Trisnantoro L. The equity of health
45 service in Indonesia between 2000-2007:
16. Murti B. Keadilan horisontal, keadilan Better or worse, introduction to seminar
vertikal, dan kebijakan kesehatan= and workshop, Universitas Gadjah Mada
Horizontal equity, vertical equity and & Bappenas, Jakarta 26 January 2010
health policy. Jurnal Manajemen 26. Mukti AG. Health Insurance Reform:
Pelayanan Kesehatan. 2001;4 (2001). Indonesian Case. 2009. <Available at:
17. Aday LA, Begley CE, Lairson DR, Slater http://kpmak.fk.ugm.ac.id/?p=32
CH, Richard AJ, Montoya ID. A 27. Gani A. Pembiayaan program kesehatan
framework for assessing the untuk penduduk miskin. Makalah pada
effectiveness, efficiency, and equity of konferensi penanggulangan kemiskinan.
behavioral healthcare. Am J Manag Care. Kantor Menko Kesra dan Bank Dunia,
1999 Jun 25;5 (8):S25-43. Jakarta, 27-28 April 2015.
18. Wagstaff A, Van Doorslaer E, Paci P. 28. World Bank. Berinvestasi dalam sektor
Equity in the finance and delivery of kesehatan di Indonesia, tantangan dan
health care: some tentative cross-country peluang untuk pengeluaran publik di
comparisons. Oxford Review of masa depan, kajian pengeluaran publik
Indonesia Sektor Kesehatan 2008.

80 Juli 2016

View publication stats

Das könnte Ihnen auch gefallen