Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam rangka peningkatan pelayanan laboratorium di RSIA MAWAR
berbagai upaya telah dilakukan dimulai dengan penambahan sarana, prasana,
peralatan kerja sesuai dengan kemampuan kerja serta peningkatan kesadaran,
kemampuan dan minat kerja tenaga kerja kesehatan. Perlu disadari bahwa dengan
semakin tinggi tingkat pendidikan dan kesejahteraan masyarakat, tuntutan
masyarakat akan suatu pelayanan pun meningkat, di lain pihak pelayanan rumah
sakit yang memadai baik di bidang diagnostik maupun pengobatan akan semakin
dibutuhkan.
B. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup pelayanan unit laboratorium RSIA MAWAR meliputi:
1. Pasien pre operasi cesar
2. Pasien pasca transfusi
C. BATASAN OPERASIONAL
1. Pemeriksaan Hematologi
2. Pemeriksaan Serologi
D. LANDASAN HUKUM
Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 129/Menkes/SK/II/2008 Tentang
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit.
BAB II
KETENAGAAN
A. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA
NO NAMA JABATAN KUALIFIKASI JUMLAH
1 Penanggung Jawab
2 Kepala Laboratorium
3 Staff Laboratorium D3 Analis Kesehatan 1
B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
Pola pengaturan ketenagaan unit laboratorium meliputi:
DIREKTUR
dr. Sri Roslyana, Sp. OG
PENAGGUNG JAWAB
KEPALA LABORATORIUM
Achmad Asnawi, Amd. AK
STAFF LABORATORIUM
Mutiara Nur Azizah, Amd.Kes
E. URAIAN TUGAS PETUGAS LABORATORIUM
NAMA JABATAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB
Penanggung - Bertanggung jawab terhadap hasil-hasil
Jawab laboratorium.
- Sebagai konsultan hasil selama 24 jam.
- Mengkoordinir kegiatan pemantapan
mutu, pencatatan dan pelaporan.
- Monitoring mutu pelayanan laboratorium.
- Monitoring jadwal dinas analis.
- Memutuskan penambahan pemeriksaan.
C. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Setelah proses administrasi dan penambilan sampel, petugas laboratorium
melakukan pemeriksaan sesuai dengan permintaan pemeriksaan laboratorium.
Adapun pemeriksaan yang dapat dilakukan meliputi :
1. Pemeriksaan hematologi
2. Pemeriksaan serologi
3. Untuk pemeriksaan yang tidak dapat dilakukan di RSIA MAWAR dirujuk
di laboratorium luar.
D. PENGELOLAAN LIMBAH
1. Untuk limbah infeksius padat tajam (spuit, blood lancet) dimasukkan ke
sharp container berupa jerigen. Dan untuk limbah tidak tajam (tabung
darah, pot feses/urine) dan limbah lainnya (tissue, masker, sarung tangan)
dimasukkan kedalam kantong plastik kuning.
2. Untuk limbah tidak infeksius (sampah rumah tangga berupa makanan, sisa
alat tulis kantor) dimasukkan kedalam kantong plastik hitam.
3. Limbah cair infeksius (sisa bahan pemeriksaan dan campuran antara bahan
pemeriksaan dengan reagen) ditampung di container berupa jerigen.
4. Semua limbah infeksius dikumpulkan di tempat limbah dan kemudian
diserahkan ke pihak ketiga. Untuk limbah tidak infeksius dibawa ke
tempat pembuangan sampah RSIA MAWAR.
C. PENYIMPANAN REAGEN
1. Reagen disimpan dalam ruang khusus sesuai dengan kondisi yang
diisyaratkan.
2. Khusus untuk reagen yang harus disimpan dalam suhu 2-8˚C akan
disimpan dalam kulkas reagen yang suhunya dipantau setiap hari.
A. Pengertian
Keselamatan pasien adalah suatu sistem dimana Rumah Sakit membuat asuhan
pasien lebih aman untuk mencegah cedera yang disebabkan oleh kesalahan
akibat menjalankan suatu tindakan yang seharusnya dilakukan.
B. Tujuan
Bertujuan untuk mencegah jangan terjadi dampak negatif / merugikan bagi
pasien, baik fisik atau psikis akibat ketidak siapan secara teknis di lingkungan
kerja Unit Laboratorium terintegrasi ataupun kecerobohan petugas saat
memberikan pelayanan.
A. PENGERTIAN
Pedoman kesehatan dan keselamatan kerja adalah upaya-upaya untuk
mencegah terjadinya dampak negatif dan merugikan bagi kesehatan pekerja,
baik fisik atau psikis akibat dari lungkungan kerja. Pedoman kesehatan dan
keselamatan kerja antara lain meliputi ; K3 (Kesehatan Keselamatan Kerja)
nosokomial, K3 Cairan Limbah Kimia dan K3 Penanggulangan Kabakaran.
B. TUJUAN
Bertujuan untuk mencegah jangan sampai terjadi dampak negatif dan
merugikan bagi kesehatan pekerja di unit laboratorium, baik fisik atau psikis
akibat dari lingkungan kerja
C. TATA LAKSANA
Tata laksana keselamatan kerja adalah proses teknis mengenai tata cara dan
upaya-upaya untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja yang dapat
mengakibatkan dampak negatif dan merugikan bagi kesehatan pekerja, baik
fisik atau psikis. Sehingga diharapkan tidak terjadinya kecelakaan kerja yang
merugikan petugas selama memberikan pelayanan di unit laboratorium.
Hal-hal yang dilakukan petugas laboratorium sebelum bekerja :
1. Tangan dicuci dengan sabun dan dibilas dengan air mengalir.
2. Memakai jas laboratorium, masker, sarung tangan dan sepatu.
3. Bila terdapat luka pada tubuh yang tidak tertutup pakaian, tutuplah luka
dengan plester sebelum bekerja.
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
A. PRA ANALITIK
Proses pra analitik dibagi menjadi 2 kelompok yaitu pra analitik ekstra
laboratorium dan pra analitik intra laboratorium. Proses – proses tersebut
meliputi :
1. Identifikasi atau persiapan pasien
2. Pengambilan sampel
3. Pengiriman sampel
4. Penanganan sampel
5. Penyimpanan sampel
B. TAHAP ANALITIK
Validasi data hasil laboratorium menyangkut 5 aspek yang terlibat dalam
tahap ini :
1. Kualitas sampel atau material
2. Bahan kontrol dan kalibrator atau standar
3. Reagensia
4. Peralatan yang berkaitan dengan metode pemeriksaan
5. Personal atau pelaksana pemeriksaan
C. PASCA ANALITIK
Interpretasi hasil pemeriksaan tidak terlepas dari tingkat ketepatan (accurasy)
dan ketelitian (presisi). Konferensi akhir hasil :
1. Kebenaran identitas pasien
2. Kelengkapan hasil pemeriksaan
3. Keabsahan hasil pemeriksaan
4. Interpretasi dan nilai rujukan pemeriksaan
5. Kejelasan dan kebersihan hasil pemeriksaan
D. PEMANTAPAN MUTU
1. Pemantapan mutu internal
a. Quality Control harian
.