Sie sind auf Seite 1von 9

POLA KOMUNIKASI MAHASISWA PAPUA DALAM IKATAN

MAHASISWA PAPUA DI MALANG

David D Anari, Herru Prasetya Widodo, Asfira Rachmad. Rinata


Program Studi Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Tribhuwana Tunggadewi, Malang

Email. davidanarikoma14@gmail.com
Abstract: Papuan Student Communication Patterns in the Papuan Student Association in Malang
", the Papuan Student and Student Association, in brief IPMAPA, is an organization for Papuan
female students in Malang. The purpose of this study was to determine the communication patterns
of Papaua Students in the Papuan Student Association in Malang, to find out the inhibiting and
supporting factors that influence the communication patterns of Papuan Students in the Papuan
Student Association in Malang. This research uses a qualitative method with a descriptive
approach. Purposive sampling technique, data collected from the results of disguised
observations, interviews with the chairperson of IPMAPA, seniority, and Papuan students. In the
form of documentation which is then presented in the form of a summary of research findings
systematically while drawing conclusions. The results of research that have been carried out are
known that the communication patterns applied by Papuan Students in the Papuan Student
Association in Malang in carrying out activities that embrace all Papuan students throughout
Malang in the process of communication using communication patterns primary, and secondary,
thereby encouraging Papuan Students to participate in activities that are influenced by the main
factors, namely the love of IPMAPA, the similarity of hobbies in IPMAPA members, the kinship
in IPMAPA and the Leadership that encourages Papuan Students in the Papuan Student
Association organization. However, in the process of conducting IPMAPA there are also several
obstacles, namely technical, human and environmental.
Keywords: Communication Patterns, Organizations, Papuan Students

www.publikasi.unitri.ac.id
Abstrak: Pola Komunikasi Mahasiswa Papua Dalam Ikatan Mahasiswa Papua Di Malang, ikatan
pelajar dan mahasiswa Papua yang di singkat IPMAPA merupakan wadah organisasi bagi
mahasiswa-mahasiswi Papua yang berada di Kota Malang. Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui pola komunikasi mahasiswa Papua dalam ikatan mahasiswa Papua di Malang, untuk
mengetahui faktor penghambat dan pendukung yang mempengaruhi pola komunikasi mahasiswa
Papua dalam ikatan mahasiswa Papua di Malang. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif
dengan pendekatan deskriptif. Teknik pengambilan sampling secara (purposive sampling), data
dikumpulkan dari hasil observasi tersamar, wawancara dengan ketua IPMAPA, senioritas, dan
mahasiswa Papua. Berupa dokumentasi yang kemudian disajikan dalam bentuk rangkuman
temuan penelitian secara sistematis sekaligus menarik kesimpulan. Hasil penelitian yang telah
dilakukan diketahui bahwa pola komunikasi yang diterapkan oleh mahasiswa Papua dalam ikatan
mahasiswa Papua di Malang dalam melakukan kegiatan yang merangkul semua mahasiswa-
mahasiwi Papua Se-Malang Raya dalam proses komunikasi menggunakan pola komunikasi secara
primer, dan sekunder, sehingga mendorong mahasiswa Papua untuk ikut dalam kegiatan-kegiatan
yang dipengaruhi oleh faktor utama yaitu kecintaan terhadap IPMAPA, kesamaan hobi dalam
anggota IPMAPA, kekeluargaan dalam IPMAPA dan Kepemimpinan yang mendorong
mahasiswa Papua dalam organisasi ikatan mahasiswa Papua. Akan tetapi IPMAPA dalam proses
melakukan kegiatan juga terdapat beberapa kendala yaitu secara teknis, manusiawi dan
lingkungan.
Kata Kunci: Pola Komunikasi, Organisasi, Mahasiswa Papua

www.publikasi.unitri.ac.id
PENDAHULUAN

Dalam kehidupan sehari-hari, komunikasi merupakan suatu tindakan yang memungkinkan


kita mampu menerima dan memberikan informasi atau pesan sesuai dengan apa yang kita
butuhkan. Kota Malang merupakan Kota studi bagi mahasiswa-mahasiswi dari berbagai daerah di
Indonesia, interaksi ini kadang terjadi dalam mimbar pendidikan di kampus maupun bisa juga
terjadi dalam interaksi kehidupan sehari-hari.

Intiraksi antar mahasiswa-mahasiswi ini juga tak selamanya berjalan dengan damai
layaknya mahasiswa, beberapakali sering terjadi perbedaan pendapat antar mahasiswa-mahasiswi
Papua karena memang kepribadian dan budaya asal yang berbeda. Walaupun seringkali masalah
ini berasal dari masalah pribadi, namun tak jarang terjadi pertengkaran hingga melibatkan sesama
mahasiswa-mahasiswi Papua dari daerah tertentu.

Ikatan mahasiswa Papua di Malang merupakan wadah organisasi yang di bentuk untuk
merangkul seluruh mahasiswa-mahasiswi Papua yang berada atau berpendidikan di Kota Malang.
Tugas dan tanggunjawap mahasiswa Papua adalah menjaga keharmonisan sesama mahasiswa
Papua yang berada di dalam ikatan mahasiswa Papua di Malang, maupun diluar organisasi ikatan
mahasiswa Papua di Malang.

Namun pada kenyataannya, dalam ikatatan mahasiswa Papua sering menemui berbagai
kendala dengan mahasiswa Papua dalam ikatan mahasiswa Papua di Malang kendala tersebut mulai
dari kendala dalam komunikasi, kendala secara manusiawi, kendala dalam lingkungan dan faktor
gengsi yang membuat mahasiswa Papua dan anggota dalam ikatan mahasiswa Papua di Malang
jarang berkumpul dan berinteraksi/ berkomunikasi bersama. Oleh karena itu ikatan mahasiswa
Papua di Malang, harus bekerja keras untuk merangkul mahasiswa-mahasiswi Papua yang berada
di Kota Malang.

Hasil wawancara merupakan suatu upaya peneliti untuk menggali, mengetahui, dan
mendapatkan penegasan lebih banyak tentang latar belakang permasalahan bahkan skandal dari
suatu fakta, hal inilah yang melatarbelakangi peneliti untuk mengkaji lebih dalam tentang “Pola
Komunikasi Mahasiswa Papua Dalam Ikatan Mahasiswa Papua Di Malang”

Menurut Bayutiarno, (2015:5) Pola komunikasi dapat diartikan sebagai suatu cara
masyarakat atau komunitas dalam melakukan komunikasi untuk mempertahan komunitasnya, yang
dapat berupa pertemuan rutin, komunikasi rutin, atau bahkan hubungan timbal balik satu sama lain.
Pola komunikasi adalah hubungan-hubungan khas dan berulang antara komponen komunikasi.

Menurut Roudhona, (2019:157) kelompok merupakan bagian yang tidak dapat dilepaskan
dari aktivitas sehari-hari. Kelompok baik yang bersifat primer maupun sekunder merupakan
wahana bagi setiap orang untuk dapat mewujudkan harapan dan keinginannya berbagai informasi

www.publikasi.unitri.ac.id
dalam hampir semua aspek kehidupan. Ia bisa merupakan media untuk menggunakan persoalan-
persoalan pribadi (keluarga sebagai kelompok primer), ia dapat merupakan sarana meningkatkan
pengetahuan para anggota nya (kelompok belajar), dan ia bisa pula merupakan alat untuk
memecahkan persoalan bersama yang dihadapi seluruh anggota (kelompok pemecahan masalah).
Jadi, banyak manfaat yang dapat dipetik bila ikut terlibat dalam suatu kelompok yang sesuai
dengan rasa ketertarikan (interest). Orang yang memisahkan atau mengisolasikan dirinya dengan
orang lain dapat dikatakan sebagai orang yang anti sosial.

Dalam penelitian ini teori yang dipakai sebagai pendukung dalam proses pemecahan
masalah dalam melakukan penelitian di lapangan, peneliti menggunakan teori pencapaian
kelompok (group achievement theory). Menurut Raharjo, (2016:104) teori pencapaian kelompok
ini sangat berkaitan dengan produktivitas kelompok atau upaya-upaya untuk mencapainya melalui
pemeriksaan masukan dari anggota (member inputs), variabel-variabel perantara (mediating
variables) dan keluaran dari kelompok (group output).

METODE PENELITIAN

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis penelitian kualitatif bersifat deskriptif,
yang mana data yang didapatkan oleh peneliti berasal dari hasil wawancara dan dokumentasi yang
didapatkan langsung dari informan atau narasumber berupa kata-kata lisan maupun tulisan,
gambar, audio dan video, yang didapatkan selama penelitian berlangsung.

Menurut Sugiyono, (2009:15) metode penelitian kualitatif adalah penelitian yang


digunakan untuk menyelidiki, menemukan, menggambarkan, dan menjelaskan kualitas atau
keistimewaan dari pengaruh sosial yang tidak dapat dijelaskan, diukur atau digambarkan melalui
pendekatan kuantitatif.

Dalam penelitian ini peneliti menetapkan , lokasi penelitian di Jalan Kecubung Barat nomor
5E Tlogomas Malang, fokus penelitian kepada mahasiswa Papua yang berada di Kota Malang
sumber dan jenis data adalah data primer dan data sekunder. Peneliti memilih sumber data atau
sebagai informan dalam penelitian ini adalah, ketua umum ikatan mahasiswa Papua di Malang,
senioritas ikatan mahasiswa Papua di Malang, dan mahasiswa Papua di Malang. teknik
pengumpulan data dalam penelitian ini, peneliti mengunakan metode observasi terus terang atau
tersamar, wawancara terstruktur dan domumentasi.

Dengan demikian kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab


rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak, karena seperti telah
dikemukakan bahwa masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat
sementara dan akan berkembang setelah peneliti berada di lapangan.

www.publikasi.unitri.ac.id
Penggunaan metode penelitian kualitatif ini sangat membantu peneliti dalam
mengumpulkan berbagai informasi yang terkait dengan “Pola Komunikasi Mahasiswa Papua
Dalam Ikatan Mahasiswa Papua Di Malang”.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam menerapkan pola komunikasi dengan mahasiswa Papua di Malang terlebih dahulu
peneliti memilih dan memberikan penjelasan kepada narasumber atau informan tentang maksud
dan tujuan peneliti mengadakan penelitian tentang pola komunikasi mahasiswa Papua dalam
ikatan mahasiswa Papua di Malang. “Pola komunikasi yang diterapkan dalam ikatan mahasiswa
Papua di Malang untuk merangkul mahasiswa-mahasiswi Papua di Malang dalam suatu kelompok
organisasi mahasiswa Papua, menggunakan pola komunikasi primer dan sekunder. Untuk
meranggkul seluruh mahasiswa-mahasiswi Papua Se-Malang Raya terlebih dahulu BPH dalam
ikatan mahasiswa Papua mengadakan kegiatan-kegiatan yang sifatnya merangul semua
mahasiswa-mahasiswi Papua di Kota Malang untuk ikut berpartisipasi agar terjalin proses
komunikasi dan terjadi keakraban, kebersamaan dalam ikatan mahasiswa Papua di Malang dapat
berjalan dengan baik.

Proses komunikasi antar mahasiswa Papua, di dalam organisasi sering ditemui adanya
komunikasi dalam kelompok-kelompok kecil, seperti dalam rapat-rapat, konferensi dan
komunikasi dalam kelompok kerja. Berdasarkan hasil penelitian dinyatakan bahwa kebanyakan
organisasi menggunakan pola komunikasi kelompok dalam pekerjaannya sehari-hari.

Interaksi antara sesama mahasiswa-mahasiswi Papua di Malang terbentuk atas dasar rasa
kecintaan, kekeluargaan, keakraban dan kebersamaan mahasiswa Papua yang datang untuk belajar
dan mendapatkan ilmu di Kota Malang. untuk menjalin komunikasi antar sesama mahasiswa
Papua melalui kegiatan-kegiatan yang di lakukan oleh BPH ikatan mahasiswa Papua. Dalam
kegiatan-kegiatan tersebut anggota mahasiswa Papua dapat terjalin komunikasi antar sesama
mahasiswa Papua dalam ikatan mahasiswa Papua di Malang.

Dalam penelitian ini peneliti menetapkan rumusan masalah ialah bagaimana pola
komunikasi mahasiswa Papua dalam ikatan mahasiswa Papua di Malang, faktor penghambat dan
pendukung yang mempengaruhi pola komunikasi mahasiswa Papua dalam ikatan mahasiswa
Papua di Malang. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pola komunikasi
mahasiswa Papua dalam ikatan mahasiswa Papua di Malang, untuk mengetahui faktor
penghambat dan pendukung yang mempengaruhi pola komunikasi mahasiswa Papua dalam ikatan
mahasiswa Papua di Malang.

www.publikasi.unitri.ac.id
Pola Komunikasi Mahasiswa Papua Dalam Ikatan Mahasiswa Papua Di Malang

Pola komunikasi adalah bagaimana kebiasaan dalam berinteraksi, bertukar informasi,


pikiran dan pengetahuan. Pola komunikasi dalam hal ini juga dapat dikatakan bagaimana antara
Ketua ikatan mahasiswa Papua dengan anggota mahasiswa Papua di Malang dalam mengatasi
sebuah kendala atau permasalahan yang terjadi dalam organisasi ikatan mahasiswa Papua di
Malang.

Pola komunikasi yang terjadi antar mahasiswa Papua di Malang, sebagai berikut ikatan
mahasiswa Papua berperan penting sebagai pemegang kepentingan tertinggi dalam menyelesaikan
berbagai permasalahan yang terjadi dalam anggota mahasiswa Papua di Malang, dalam mengatasi
dan menyelesaikan permasalahan antar sesama mahasiswa Papua entah itu di dalam internal
kelompok maupun di luar.

Pola komunikasi menurut Djamarah, (2004:1) pola komunikasi dapat dipahami sebagai
pola hubungan antara dua orang atau lebih dalam pengiriman dan penerimaan pesan dengan cara
yang tepat sehinga pesan yang dimaksud dapat dipahami oleh penerima.

Berdasarkan hasil penelitian dalam ikatan mahasiswa Papua bahwa komunikasi yang
digunakan dalam menjalankan roda organisasi, ini terlihat jelas bahwa segala sesuatu yang
menjadi kepentingan umum selalu mengutamakan komunikasi kelompok untuk mengambil
keputusan, karena dalam kelompok organisasi mahasiswa Papua menjalankan pertemuan antara
pengurus dan anggotanya selalu mengutamakan musyawara mufakat dalam mengambil suatu
keputusan, sehingga disini pola komunikasi kelompok sangat berperan aktif.

Menurut Roudhona, (2019:157) kelompok merupakan bagian yang tidak dapat dilepaskan
dari aktivitas sehari-hari. Kelompok baik yang bersifat primer maupun sekunder merupakan
wahana bagi setiap orang untuk dapat mewujudkan harapan dan keinginannya berbagai informasi
dalam hampir semua aspek kehidupan. Kelompok pemecahan masalah merupakan alat untuk
memecahkan persoalan bersama yang dihadapi seluruh anggota, jadi, banyak manfaat yang dapat
dipetik bila ikut terlibat dalam suatu kelompok yang sesuai dengan rasa ketertarikan (interest).
Orang yang memisahkan atau mengisolasikan dirinya dengan orang lain dapat dikatakan sebagai
orang yang anti sosial.

Sedangkan dalam kelompok organisasi ikatan mahasiswa Papua itu sendiri biasanya kita
saling menghargai, menghormati, saling sapa menyapa antara sesama orang Papua di Malan Dari
hasil yang didapatkan melalui observasi pola komunikasi dapat diartikan sebagai suatu cara
komunitas dalam ikatan mahasiswa Papua untuk melakukan komunikasi untuk mempertahankan
komunitasnya, yang yang selalu hidup berkelompok, berorganisasi, berinteraksi dalam pertemuan
rutin, komunikasi rutin, atau bahkan hubungan timbal balik antara sesama mahasiswa Papua.

www.publikasi.unitri.ac.id
Proses Komunikasi Mahasiswa Papua Dalam Ikatan Mahasiswa Papua Di Malang

Prose komunikasi merupakan unsur terpenting dalam menetukan berhasil atau tidaknya
proses penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan yang menjadi tujuan utama dari
komunikasi, seperti yang diterapkan dalam ikatan mahasiswa Papua di Malang. Jika proses
komunikasi ini berjalan dengan baik, maka hasilnya pasti sesuai dengan yang diharapkan oleh
komunikator.

Berdasarkan hasil penelitian peneliti menemukan proses komunikasi yang berlangsung


atau di terapkan dalam organisasi ikatan mahasiswa Papua di Malang, yang mana ketua ikatan
mahasiswa Papua sebagai komunikator yang menyampaikan atau memberikan informasi melalui
media online dan disebarkan kepada komunikan. Tujuan utama adalah untuk merangkul semua
mahasiswa-mahasiswi Papua yang berada di Kota Malang.

Dalam ikatan mahasiswa Papua proses komunikasi memiliki tujuan unsur,


diantaranya sumber, pesan, media, penerima, pengaruh, tanggapan baik, lingkungan.
Setiap unsur memiliki peranan yang sangat penting dalam membangun proses
komunikasi.

Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran dan atau
perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (symbol) sebagai
media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa, kial,
isyarat, gambar, warna, dan lain sebagainya yang secara langsung mampu “menerima”
pikiran dan atau perasaan komunikator kepada komunikan. Effendy, (2007:11)

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti menemukan adanya proses


komunikasi yang terjadi dalam ikatan mahasiswa Papua dengan mahasiswa Papua yang berada di
Kota Malang melalui, lanmbang atau simbol-simbol yang di pakai dalam mahasiswa Papua,
contohnya, bersalaman, isyarat-isyarat yang di pakai sesuai dengan daerah masing-masing
mahasiswa Papua, bahasa sehari-hari yang digunakan adalah bahasa Indonesia.

Dari hasil penelitian peneliti melihat bahwa, proses komunikasi yang berlangsung dalam
ikatan mahasiswa Papua dengan mahasiswa Papua yang berada di Kota Malang. Untuk menjalin
komunikasi dengan merankul semua mahasiswa Papua yang berada di Kota Malang, BPH ikatan
mahasiswa Papua mengadakan pertemuan dalam pertemuan dia mengundang seluruh ketua-ketua
paguyuban, senioritas, mahasiswa Papua yang berada di Kota Malang agar hadir dalam
pertemuan/rapat yang diadakan. Dalam pertemuan itu terjalin komunikasi yang baik antara
pengurus dan anggota mahasiswa Papua.

www.publikasi.unitri.ac.id
Faktor Pendukung Dan Penghambat Dalam Ikatan Mahasiswa Papua Di Malang

Dalam ikatan mahasiswa papua di Malang ada dua faktor yang mempengaruhi pola
komunikasi dalam ikatan mahasiswa Papua diantaranya, faktor pendukung dan penghambat,
dalam suatu proses komunikasi secara ideal ialah apa yang disampaikan komunikator dapat
diterima dengan sebaik-baiknya oleh komunikan dalam usaha penyamanan tujuan. Akan tetapi
dalam upaya tersebut tidak jarang kita menemukan ketidakberhasilan suatu komunikasi yang tidak
efektif. Oleh karena itu perlu kita ketahui faktor apa yang menjadi pendukung serta penghambat
komunikasi dalam ikatan mahasiswa Papua.

Faktor pendukung dalam ikatan mahasiswa papua seperti, faktor kecintaan, faktor
kekeluargaan, faktor pendidikan, faktor keakraban, dan adanya kesamaan dan keterikatan baik
bahasa, budaya, dan merasa berasal dari suatu daerah yang sama, sehingga dengan mudah untuk
berkumpul, berdialog, dan berorganisasi dengan baik oleh satu sama lain.

Dalam berorganisasi seringkali terdapat beberapa hambatan dan kendala pada saat
pelaksanaannya. Kendala itu bisa berasal dari anggota/pengurus maupun berasal dari luar atau
lingkungan sekitarnya, seperti yang di alami oleh mahasiswa Papua dalam ikatan mahasiswa
Papua di Malang.

Kendala yang terjadi dalam ikatan mahasiswa Papua di Malang yang berasal dari dalam
ikatan mahasiswa Papua, dimana kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh BPH ikatan mahasiswa
Papua di Malang yang sering bertabrakan dengan kegiatan-kegiatan mahasiswa Papua yang
dilakukan di luar organisasi mahasiswa Papua.

Adanya perbedaan pendapat yang membuat anggota mahasiswa-mahasiswi Papua di


Malang jarang atau tidak perna bergabung dalam ikatan mahasiswa Papua disebabkan karena
faktor kesibukan, gengsi, faktor perbedaan antara orang gunung dan orang pante faktor inilah yang
menjadi kendala bagi BPH ikatan mahasiswa Papua di Malang untuk merangkul sesama
mahasiswa Papua dalam suatu wada organisasi.

Namun hal itu tidak menjadi hambatan dan mengurangi semangat mahasiswa Papua Se-
Malang Raya untuk selalu kompak menjaga organisasi ikatan mahasiswa Papua terus berjalan
dengan semangat persaudaraan dan menjaga kebersamaan mahasiswa Papua di Malang.

Sesuai dengan pernyataan informan diatas, bahawa upaya-upaya yang dilakukan oleh
pengurus ikatan mahasiswa Papua di Malang untuk menghindari atau mengatasi kendala-kendala
yang terjadi dalam organisasi mahasiswa Papua melalui kegiatan-kegiatan diskusi, turnamen
sepak bola, dan kegiatan-kegiatan lainnya.

www.publikasi.unitri.ac.id
Berdasarkan hasil observasi peneliti dengan informan diatas, bahawa adanya kesamaan,
dan keterikatan tugas, dan tanggung jawab dalam kelompok organisasi mahasiswa Papua di
Malang, sehingga dengan muda untuk berkumpul, berdialog dan terkoordinir dengan baik oleh
satu sama lain.

KESIMPULAN

Pola komunikasi yang di jalankan oleh mahasiswa Papua dalam ikatan mahasiswa Papua di
Malang dengan menggunakan pola komunikasi primer dan pola komunikasi sekunder, yang
menjadi proses pengirim dan penerimaan pesan melalui media online yang biasa dipake dalam
ikatan mahasiswa Papua yaitu; social media Facebook dan whatsapp

Berdasakan penjabaran diatas, dapat disimpulkan bahawa;

Interaksi yang diterapkan dalam ikatan mahasiswa Papua di Malang, dengan merangkul
sesama mahasiswa Papua Se-Malang Raya untuk selalu kompak dalam kelompok organisas dan
menjaga hubungan baik dalam kebersamaan, kekeluargaan, dalam persatuan mahasiswa-
mahasiswi Papua di Kota Studi Malang.

Faktor-faktor yang mempengaruhi proses komunikasi mahasiswa Papua dalam ikatan


mahasiswa Papua di Malang sehingga mendorong anggota mahasiswa Papua untuk bergabung
dalam organisasi mahasiswa Papua yaitu; makrab, futsal bersama, pentas budaya, diskusi dan
kegiatan sosial penggalangan dana. Tujuannya untuk mempererat silaturahmi antar sesama
mahasiswa-mahasiswi Papua Se-Malang Raya melalui kegiatan-kegiatan tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Sugiyono, 2009. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif, dan R&D.
Bandung : Alfabeta.
Bayutiarno, (2015:5). Pola Komunikasi Otaku di kota Surakarta. Jurnal Jurusan Ilmu Social Dan
Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Roudhonah, (2019: 157) ilmu komunikasi, PT Rajagrafindo persada, Depok.
Rahardjo, 2016. Teori Komunikasi, Gava Media Yokyakarta.
Arikunto, 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta Jakarta
Djamarah, (2004:1). Pola Komunikasi Orang Tua Dan Anak Dalam Keluarga. PT Reneka Cipta
Jakarta
Effendy, (2007:11). Ilmu Komunikasi (Teori dan Praktek). PT Remaja Rosdakarya Bandung.

www.publikasi.unitri.ac.id

Das könnte Ihnen auch gefallen