Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
ABSTRACT
44
Jurnal PENA Vol.33 No.1 Edisi Maret 2019
Pemeriksaan sensoris yang terdiri dari mengetahui keadaan pasien dan bisa menjadi
visual, auditori, taktil, touch, taste, sumber data (Hetero Anamnesis).
smell, vestibular dan propioceptif Dalam interview yang digunakan pada
dengan kriteria penilaian sebagai penelitian ini, penulis melakukan interview
berikut : denan keluarga pasien yaitu ibu pasien.
0 = tidak berfungsi Observasi dilakukan untuk mengetahui
1 = adanya gangguan perkembagan pasien selama dilakukan
2 = normal terapi.
Pemeriksaan Reflek
Penilaian reflek dengan blanko reflek
yang penilaian adalah sebagai berikut : HASIL DAN PEMBAHASAN
+ = masih terdapat reflek Tonus Postural
- = reflek sudah hilang Tonus postural dapat diperbaiki dengan
± = reflek kadang muncul kadang tidak pemberian Neuro Senso Motor Reflek
Pemeriksaan Perilaku Development And Syncronization. Setelah
Penilaian gangguan perilaku dengan diberikan program terapi sebanyak 6 kali
ADHD Test (Attention Deficit dihasilkan sebagai berikut :
Hyperactivity Disorder Test) adalah Grafik 1. Evaluasi Tonus Postural
sebagai berikut:
+ = terganggu
- = tidak terganggu 20
Pemeriksaan Aktivitas Fungsional 10
duduk
Penilaian gangguan aktifitas 0 duduk
fungsional dengan GMFM terdiri dari berdiri
88 item yang terbagi dalam dimensi
(dimensi A, B, C, D, dan E) dengan
kriteria penilaian sebagai beriku :
0 = tidak bisa sama sekali
1 = dapat melakukan diawalnya saja Pengukuran tonus postural dilakukan
2 = dapat melakukan sebagian menggunakan seberapa lama anak untuk
3 = dapat melakukan semuanya bertahan posisi duduk diatas kursi dan
berdiri tenang tanpa mengayunkan tangan ke
Teknik Pengumpulan Data segala arah dan memukul orang atau
Pemeriksaan fisik melempar benda yang ada disekitarnya
Bertujuan untuk mengetahui fisik (Afiks, 2010).
pasien. Pemeriksaan ini terdiri: vital sign, Dari grafik di atas didapati kesimpulan
inspeksi, palpasi, pemeriksaan sensoris, dari hasil T1 dan T6 pada pemeriksaan tonus
pemeriksaan reflek, pemeriksaan gerak, postural terdapat perubahan pada saat duduk
kemampuan fungsional, dan lingkungan dari 2 detik menjadi 15 detik, berdiri 5 detik
aktifitas. menjadi 10 detik.
Metode ini digunakan untuk Kesimpulan Evaluasi Tonus Postural
mengumpulkan data dengan jalan tanya Menunjukan Hasil dengan Metode Neuro
jawab antara terapis dengan pasien yaitu Senso Motor Reflek Development &
dengan melakukan anamnesis langsung Syncronization yang di berikan kepada anak
dengan pasien (Auto Anamnesis). akan mengstimulasi kerja otot yang
Anamnesis ini juga dapat dilakukan dengan terangsang pada anak dengan kondisi
keluarganya, teman dan orang lain yang
47
Jurnal PENA Vol.33 No.1 Edisi Maret 2019
48
Jurnal PENA Vol.33 No.1 Edisi Maret 2019
merupakan suatu komponen keseimbangan (2010) bahwa pemberian Neuro Senso Motor
dalam peningkatan kemampuan fungsional Reflek Development &Syncronizationdapat
anak. mengaktifkan “brain-body” integration
Kesimpulan evaluasi sensoris mechanisme, yang mempengaruhi
menunjukan hasil dengan metode neuro perkembangan gerak, mendukung
senso motor reflek development ketrampilan motorik dan kognitif serta
&syncronization yang di berikan kepada struktur, postur dan gerak tubuh, dan sistem-
anak akan menstimulasi kerja saraf sehingga sistem koordinasi yang beragam
saraf akan terangsang dan di salurkan ke (Hudaya, 2010).
otak sehingga otak juga bekerja dan akan Dari grafik diatas di dapatihasil T1
miningkatkan perkembangan sensoris pada sampaidengan T6 pada pemeriksaan reflek
anak dengan kondisi ADHD (Attention terdapat peningkatan pada reflek morro pada
Deficit Hyperactivity Disorder ). T4 (±) T6 menjadi (+), reflek graps pada T4
Jadi dengan pemberian metode neuro (±) T6 menjadi (+), reflek STNR ke arah
senso motor reflek development & extensi pada T4 (±) T6 menjadi (+),
synchronization dapat memperbaiki sensoris danreflek extensor trushpada T4 (±) T6
seperti visual, auditori karena dengan danya menjadi (+).
kontrol kepala yang baik dan penurunan Kesimpulan evaluasi peningkatan
spasme pada M. Trapesiuz Upper pandangan reflek menunjukan hasil pada anak dengan
anak akan lurus kedepan serta vestibular kondisi ADHD atau berperilaku yang tidak
juga akan membaik karena adanya bisa diam (hyperaktif) di berikan terapi
penurunan spasme pada M. Gastrocnemius, secara rutin dengan metode Neuro Senso
maka taktil, touch, dan propioceptif juga Motor Reflek Development & Syncronization
akan mengikuti. dapat memperbaiki reflek yang seharusnya
Reflek tidak muncul menjadi muncul dan yang
Reflek dapat diperbaiki dengan pemberian seharusnya muncul menjadi tidak muncul
Neuro Senso Motor Reflek Development And karna pemberian Neuro Senso Motor Reflek
Syncronization. Setelah diberikan program Development & Syncronization mempunyai
terapi sebanyak 6 kali dihasilkan sebagai efek yang menenangkan atau
berikut : merileksasikan.
Grafik 4. Evaluasi reflek Jadi dengan pemberian metode Neuro
9 Reflek Senso Motor Reflek Development &
8 yang Syncronization dapat meningkatkan level
7 sudah
reflek pada anak ditandi dengan sensoris
6 hilang
5 Reflek yang membaik maka anak tidak akan mudah
4 yang terkejut dan reflek moro tidak muncul lagi
3 masih
2 muncul Gangguan Perilaku
1 Reflek Gangguan perilaku dapat dikurang dengan
0 fisiologis Neuro Senso Motor Reflek Development And
+
Syncronization dan Play Therapy. Setelah
Reflek diberikan program terapi sebanyak 6 kali
fisiologis dihasilkan sebagai berikut :
±
49
Jurnal PENA Vol.33 No.1 Edisi Maret 2019
120%
100% Dime
80% nsi A
Dime
60% nsi B
40% Dime
nsi C
Dari grafik di atas didapati hasil 20%
evaluasi perilaku An. N.R.A dengan kondisi 0%
Attention Deficit Hyperactivity Disorder di T1 T6
YPAC Surakarta didapatkan bahwa pada 08/5/17 20/5/17
saat T1 innatention terdapat 8 aspek yang
positif (+) dan terdapat 0 aspek negatif (-), Dari grafik di atas di dapatihasil T1
hyperactivity terdapat 5 aspek positif (+) dan sampai dengan T6 penilaian GMFM pada 5
1 aspek negatif (-), pada impulsivitas Dimensi yaitu Dimensi A (Berbaring dan
terdapat 2 aspek positif (+) dan 1 aspek Berguling) 100 %, Dimensi B (Duduk) 100
negatif (-), sedangkan pada T6, innatantion %, Dimensi C (Merangkak dan Berlutut)100
terdapat 7 aspek positif (+) dan 1 aspek %, Dimensi D (Berdiri) 100 %, dan Dimensi
negatif (-), hyperactive terdapat 4 aspek E (Berjalan, Berlari, Melompat) 79,1%
positif (+) dan 2 aspek negatif (-), Kesimpulan dari hasil pemeriksaan
T1 dan T6 tidak ada peningkatan pada T1
50
Jurnal PENA Vol.33 No.1 Edisi Maret 2019
51
Jurnal PENA Vol.33 No.1 Edisi Maret 2019
52