Sie sind auf Seite 1von 7

Jurnal Professional FIS UNIVED Vol. 3 No.

3 Desember 2016

IMPLEMENTASI PROGRAM PENYIAPAN KEHIDUPAN


BERKELUARGA BAGI REMAJA (PKBR) DI BADAN
PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KELUARGA BERENCANA (BPPKB)
KABUPATEN BENGKULU TENGAH
(Kajian Pada PIK-R SMAN 1 Talang Empat Kabupaten Bengkulu Tengah)

Oleh:

FEBRIANI
Dosen Program Studi Administrasi Publik FIS Universitas Dehasen Bengkulu

ABSTRACT

This study aimed to describe the implementation of the Life Setup program for
adolescentsconveyed throughYouth Information and Counseling Center at Senior High
School 1 Talang Empat Central Bengkulu District.This research was a qualitative research.
Informants in this study were selected by snowball sampling techniques, namelyWomen
Empowerment Family Planning, Supervisor of Youth Information and Counseling Center,
Counseling teachers and students and Senior High School 1Talang Empat. Data collection
techniques in this study using observation, interview and documentation study.Data analysis
technique used was descriptive analysis.From the results of this research noted that the
implementation of the Life Setup program delivered through Youth Information and
Counseling Center in Senior High School 1 Talang Empat Central Bengkulu District was not
operating effectively. The problem was,the lackness of socialization held by Women
Empowerment on Family Planning Program on Life Setup program for adolescentsand also
very rarely held a promotion to the students about the activities of Youth Information and
Counseling Center at Senior High School 1 Talang Empat Central Bengkulu District, lack of
supervision carried out by the Family Planning Extension given the task to supervise every
activity takes place,the response of students was very little because they were not interested
and not convincedthat the program wasn’t be able to solve their problems, there’s still a
juvenile delinquency such as smoking, skipping, issued clothes and drinking, as well as
almost every year a student found out because she became pregnant out of wedlock.

Keywords: Program Implementation, Life Setup Program For Adolescents, Youth


Information

PENDAHULUAN program KRR yang terus dikembangkan


Remaja merupakan populasi menjadi program Penyiapan Kehidupan
terbesar di Indonesia, jumlahnya mencapai Berkeluarga bagi Remaja (PKBR).
22,2% dari total populasi penduduk Program PKBR ini akan diarahkan untuk
Indonesia (sekitar 44,6 juta penduduk), memfasilitasi terwujudnya tegar remaja
jumlah yang sangat besar dan sangat dalam rangka terbentuknya tegar keluarga
mempengaruhi kekuatan bangsa Indonesia untuk mewujudkan keluarga kecil bahagia
dalam menjalankan kehidupannya. sejahtera. Pada dasarnya program PKBR
Tetapitidak sedikit permasalahan dalam ini bertujuan untuk meningkatkan
kehidupan remaja. Untuk merespon pemahaman, sikap dan perilaku positif
permasalahan remaja, maka pemerintah remaja tentang kesehatan dan hak-hak
telah melaksanakan dan mengembangkan reproduksi agar dapat meningkatkan

38
Jurnal Professional FIS UNIVED Vol. 3 No. 3 Desember 2016

derajat kesehatan reproduksinya dan Dapat dilihat perilaku pacaran


mempersiapkan kehidupan berkeluarga remaja terus meningkat, dan yang
untuk kualitas generasi penerus yang akan melakukan seks pranikah masih banyak,
datang (Wilopo:2003). ini yang mengakibatkan adanya aborsi dan
Pemahaman remaja tentang pernikahan dini karena hamil diluar nikah
seksualitas pada umumnya masih sangat serta kehamilan yang tidak diinginkan juga
rendah.Remaja juga banyak yang memiliki terjadi pada kalangan remaja,dan dapat
pemahaman yang keliru tentang juga kita lihat berdasarkan fakta yang ada
seksualitas.Survei yang dilakukan dilapangan ditemui beberapa kasus yang
Population Council menemukan bahwa membuktikan ketidaktahuanpara remaja
46,2% remaja masih menganggap mengenai perilaku berpacaran yang sehat,
perempuan tidak akan hamil hanya dengan hal ini dapat dilihat dari kasus-kasus
sekali melakukan hubungan seks. Dari dibawah ini:
survey yang sama juga ditemukan bahwa 1. Ditemui anak hamil di usia sekolah
hanya 19,2% remaja yang menyadari dasar,SMP dan SMA.
resiko untuk tertular Penyakit Menular 2. Kekerasan dalam berpacaran.
Seksual (PMS) bila memiliki pasangan 3. Siswa lelaki mengintip siswa
lebih dari satu. Hanya separuh (51%) yang perempuan,saat siswa perempuan
mengira akanberesikotertular AIDS hanya sedang mengganti pakaian.
bila berhubungan dengan pekerja seks. 4. Pada saat proses belajar mengajar,
Dapat dilihat dari gambar dibawah siswa rela mengangkat telepon dari
ini, yang mana penduduk Indonesia itu pacarnya dan meninggalkan pelajaran.
hampir separuhnya yaitu 27,6% adalah 5. Prestasi belajar menurun karena
remaja. berpacaran.
Dengan hal ini maka adanya Serta
Udang-Undang No. 52 Tahun 2009,
tentang perkembangan kependudukan dan
pembangunan keluarga, Pasal 48 ayat 1 (b)
mengatakan:
“Peningkatan kualitas remaja
dengan pemberian akses informasi,
pendidikan, konseling dan
pelayanan tentang kehidupan
berkeluarga”.
Jumlah penduduk pada tahun 2010
menunjukan sebesar 27,6 % penduduk Maka salah satu kegiatan dalam
Indonesia tahun 2010 ini adalah para Program Penyiapan Kehidupan
remaja, Jumlah remaja-mahasiswa sangat Berkeluarga Bagi Remaja yaitu
besar ± 64 Juta jiwa (27,6%) dari jumlah membentuk PIK-Remaja di lingkungan
penduduk, oleh karena itu besarnya arus sekolah, desa, pasantren, tempat kerja dan
globalisasi informasi yang tidak terkendali risma, dalam membentuk PIK-Remaja ini
akan berdampak negatif bagi remaja yang terdapat tiga tahap yaitu Tahap Tumbuh,
dapat mengakibatkan perilaku hidup tidak Tegak dan Tegar. Didalam PIK ini
sehat dan tidak berakhlakremaja di seharusnya menyelesaikan masalah yamg
provinsi Bengkulu sekarang, sehingga sedang dihadapi oleh remaja agar tidak
dapat mempengaruhi program terjerumus kedalamperilaku remaja yang
kependudukan dan keluarga berencana buruk,
serta kualitas bangsa pada tahun kedepan. Oleh karena itu penulis tertarik
Dapat dilihat dibawah ini perilaku pacaran untuk meneliti bagaimana implementasi
remaja yang sangat tidak wajar. program PKBR ini dalam Pusat informasi

39
Jurnal Professional FIS UNIVED Vol. 3 No. 3 Desember 2016

dan Konseling Remaja (PIK-R) di SMAN Huberman dalam Sugiyono, 2011:246-


1 Talang Empat Bengkulu Tengah, 253).
apabila pelaksanaannya tidak efektif akan
berpengaruh atau berdampak pada para HASIL PENELITIAN DAN
siswa dan kasus-kasus remaja akan selalu PEMBAHASAN
meningkat karena kurangnya pengetahuan Jumlah informan secara
yang didapatkannya melalui PIK-R. keseluruhan yaitu sebanyak 26 orang,
dimana 5 orang merupakan informan yang
METODE PENELITIAN menjalankan kebijakan program PKBR
Jenis penelitian dalam penelitian yang disampaikan melalui PIK-R
ini yaitu deskriptif dengan mengunakan sedangkan yang 14 orang merupakan
pendekatan kualitatif. Dimana jenis siswa dan siswi yang mengikuti kegiatan
penelitian deskriptif dengan pendekatan PIK-R di SMAN 1 Talang Empat dan 7
kualitatif ini melihat dan berusaha untuk orang adalah siswa di SMAN1 Talang
memahami masalah-masalah sosial Empat yang pernah mengikuti PIK-R serta
berdasarkan dengan fakta yang didapat merekalah yang mendapatkan dan
dilapangan. Fokus penelitian yaitu sebagai merasakan hasil dari kebijakan program
berikut: tersebut.
 Pengembangan dan Pengelolaan
PIK-R di SMAN 1 Talang Empat HASIL PENELITIAN
 Pelaksanaan PIK-R di SMAN1 Data yang didapatkan setelah
Talang Empat melakukan penelitian dilapangan
 Pencatatan dan pelaporan kegiatan mengenai implementasi program PKBR
PIK-R di SMAN 1 Talang Empat yang disamapaikan melalui PIK-R di
 Pengawasan yang dilakukan di SMAN1 Talang Empat ini telah dibentuk
SMAN 1 Talang Empat dan berjalan, akan tetapi belum efektif,
 Evaluasi program PKBR yang PIK-R di bentuk dengan tujuan sebagai
disampaikan melalui PIK-R di suatu wadah yang dikelolah sekolah dan
SMAN 1 Talang Empat untuk siswa dalam memberikan pelayanan,
Sumber Data Penelitian yaituteknik informasi dan konseling untuk
purposive sampling ini dimulai dari menyelesaikan masalah yang terjadi pada
peneliti memasuki lapangan sampai siswa. Agar kegiatan PIK-R ini berjalan
penelitian ini berakhir yaitu dengan cara efektif sebaiknya menyusun program-
memilih orang tertentu yang bisa program dan rencana kerja yang bisa
memberikan informasi atau data yang menampung kebutuhan siswa dan menarik
lengkap yang kita perlukan dilapangan para siswa supaya ingin datang ke PIK-R
untuk penelitian ini.Teknik pengumpulan sehingga para siswa dapat berfikir positif.
datamelalui observasi,wawancara, PIK-R di SMAN1 Talang Empat
dokumen.Dalam penelitian ini peneliti berada pada tahap tumbuh, PIK-R berdiri
akanmenggunakan analisis data kualitatif sejak tahun 2007 sampai dengan tahun
dengan metode deskriptif. Untuk proses 2012 usia PIK-R sudah 5 tahun akan tetapi
analisis data dalam penelitian ini dilakukan belum mengalami perkembangan, dilihat
secara interaktif dan berlangsung secara dari jumlah anggota PIK-R yang masih
terus menerus sampai tuntas sehingga aktif yaitu 20 siswa,dan juga dapat dilihat
datanya sudah jenuh. Terdapat beberapa tidak adanya dukungan dari sekolah dan
tahapan-tahapan yang perlu dilakukan dewan guru sehingga sehingga ruangan
yaitu tahap reduksi data (data reduction), PIK-R belum ada, maka dari ini sangat
tahap penyajian data (data display), dan sedikit sekali kegiatan berkonseling yang
tahap verivikasi data (conclusion dilakukan di PIK-R SMAN1 Talang
drawing/verivication) (Miles dan Empat serta sangat jarang sekali adanya

40
Jurnal Professional FIS UNIVED Vol. 3 No. 3 Desember 2016

perwakilan dari PIK-R SMAN1 Talang Implementasi program PKBR


Empat untuk mengikuti berbagai macam merupakan suatu program yang dirancang
lomba yang diadakan oleh BKKBN untuk mengatasi permasalahan remaja
ProvinsiBengkulu. yang dilaksanakan di sekolah-sekolah.
Berdasarkan laporan tahunan PIK- Badan Pemberdayaan Perempuan
R di SMAN1 Talang Empat, bahwa siswa Keluarga Berencana (BPPKB) Kabupaten
yang berminat bergabung di PIK-R selalu bengkulu tengah mempunyai PLKB yang
saja mengalami pengurangan dari bulan bertugas untuk mengawasi perkembangan
kebulan, bahkan pada tahun ini sedikit PIK-R disekolah-sekolah. Mulai dari
sekali siswa yang berminat untuk proses pembentukan PIK-R, Pencatatan
mengikuti kegiatan PIK-R di SMAN 1 pelaporan sampai tahap perkembangan
Talang Empat, hal ini terlihat pada PIK-R Tumbuh, Tegak, Tegar.
pelantikan anggota baru yang diadakan 11 Akan tetapi pelaksanaan program
Agustus 2012 yaitu berjumlah 15 Orang PKBR diserahkan langsung kepada PLKB
dari kelas XI. Program yang dibuat oleh untuk mengawasi dan memberikan
PIK-R di SMAN1 Talang Empat yaitu informasi mengenai program PKBR ini di
sebagai berikut: dalam PIK-R di SMAN 1 Talang Empat
 Pendewasaan Usia Perkawinan, Bengkulu Tengah. Tetapi
Seksualitas,Napza keadaannyadilapangan, Petugas Lapangan
 Life skill Keluarga Berencana (PLKB)
 Konseling, mengikuti lomba menyerahkannya Kepada PIK-M untuk
dan penyampaian materi rutin menyampaikan materi program PKBR.
Kegiatan rutin PIK-R diSMAN 1
Talang Empat dijadwalkan 1 minggu  Sosialisasi Mengenai Program
sekali setiap hari sabtu, akan tetapi kendala PKBR Di SMAN 1 Talang
yang sering terjadi apabila PIK-M tidak Empat
bisa memberikan materi karena Dapat dilihat dari tabel hasil
berhalangan hadir maka kegiatan PIK-R wawancara dengan para informan tentang
ini tidak dilaksanakan.Pencatatan dan pengetahuan tentang adanya program
pelaporan PIK-R SMAN 1 Talang Empat PKBR yang disampaikan melalui PIK-R di
sebenarnya dilaksanakan setiap bulan SMAN 1 Talang Empat Kabupaten
sekali dengan tujuan untuk mengetahui Bengkulu Tengah bahwa sebanyak 30.77%
riwayat perkembangan masalah siswa atau 8 orang yang mengetahui mengenai
yang dilayani di PIK-R, akan tetapi program PKBR yang disampaikan melalui
ditemui dilapangan bahwa pencatatan dan PIK-R. Mereka yang mengetahui ini
pelaporan masih tidak lengkap, didalam karena sering mendapatkan pelatihan dan
pencatatan dan laporannya hanya absen sosialisasi yang dilaksanakan dari
saja hal ini tidak sesuai dengan buku pemerintahan daerah dan provinsi.
panduan. Bukan hanya Pembina PIK-R Sedangkan sebanyak 3 orang yaitu 11.54%
yang salah akan tetapi PLKB pun juga yang mengetahui program tersebut dengan
belu benar membuat laporan.Setelah data baik yaitu kepala BPPKB, kepala bidang
dilapangan diperoleh, tahap berikutnya Program PKBR serta PLKB kabupaten
melakukan pengolahan data dimana pada Bengkulu Tengah yang selama ini terlibat
proses ini hasil penelitian dipadukan dalam kegiatan dan pengawasan program
dengan aspek penelitian. tersebut, dan sebanyak 15 orang yaitu
57.69% para siswa di SMAN 1 Talang
 Implementasi Program PKBR Empat Bengkulu Tengah tidak mengetahui
yang disampaikan melalui kalau di sekolah mereka ada yang
kegiatan PIK-R di SMAN 1 namanya program PKBR yang
Talang Empat disampaikan melalui kegiatan PIK-R ini

41
Jurnal Professional FIS UNIVED Vol. 3 No. 3 Desember 2016

dikarenakan kurangnya sosialisasi yang disampaikan melalui PIK-R di SMAN1


dilakukan dilingkungan sekolah karena Talang Empat ini dapat dilihat dari salah
kebanyakan para siswa hanya sekedar satu kegiatan yang ada didalam PIK-R
ingin mendapatkan nilai ekstra dan hanya yaitu pencatatan dan pelaporan, dari hasil
ikut-ikutan teman. penelitian bahwa masih sering terjadi
Sebelum suatu kebijakan atau keterlambatan pembuatan laporan
program yang akan diimplementasikan, sehingga pelaporan yang ingin
maka terlebih dahulu program harus disampaikan juga terhambat sampai ke
disosialisasikan, hal ini bertujuan agar BKKBN provinsi Bengkulu, isi dari
pihak-pihak yang akan pelaporan yang dibuat dengan Pembina
mengimplementasikan program dan yang PIK-R ini hanya berisikan surat keputusan,
menjadi sasaran program tersebut Susunan kepengurusan serta absensi yang
mengetahui dengan jelas, terutama tujuan selalu mengalami penurunan jumlah siswa
dari program yang akan dilaksanakan. yang mengikuti kegiatan PIK-R di SMAN
Menurut pendapat Hogwood dan Gunn 1 Talang Empat Kabupaten Bengkulu
(dalam Pitria,2007:52) mengatakan bahwa Tengah, sedangkan yang harus ada
salah satu syarat yang harus dipenuhi didalam laporan kegiatan PIK-R di dalam
untuk dapat mengimplementasikan buku panduan PIK-R yang diberikan yaitu
kebijakan dalam suatu program adalah lampiran dari pencatatan yang dilakukan
adanya pemahaman yang mendalam oleh petugas PIK-R saat para siswa
mengenai tujuan awal dari program mengadakan Konseling di PIK-R SMAN 1
tersebut. Talang Empat, catatan kegiatan pendidikan
PKBR, catatan kegiatan konseling
 Pencatatan Dan Pelaporan kelompok serta profil PIK-R di SMAN1
Kegiatan PIK-R SMAN 1 Talang Talang Empat.
Empat Kabupaten Bengkulu Pencatatan dan pelaporan itu harus
Tengah dibuat sebulan sekali dan dikumpulkan,
Dalam melihat respon para sehingga evaluasi dari kegiatan PIK-R
informan terhadap program PKBR yang dapat diperoleh setiap tahunnya serta dapat
disampaikan melalui pusat informasi dan melihat perkembangan perilaku pacaran
konseling remaja (PIK-R) maka peneliti para remaja dari tahun ketahun. Karena
melihat dari sosialisasi yang dilakukan, kegiatan PIK-R ini selalu diutamakan
karena sosialisasi ini merupakan suatu didalam rencana kerja PBBKB agar
syarat agar suatu program tersebut berjalan kegiatan PIK-R dapat meningkatkan
dengan baik.Salah satu tahapan didalam mengenai pengetahuan siswa atau para
pelaksanaan program penyiapan kehidupan remaja tentang pendidikan seks serta cara
berkeluarga bagi remaja adalah adanya mengatasi masalah remaja.
kegiatan yang dicatat dan dilaporkan ke
pemerintah pusat mengenai kegiatan PIK-  Evaluasi Perkembangan
R yang ada di SMAN 1 Talang Empat Perilaku Pacaran Siswa SMAN 1
yang sesuai dengan acuan atau pedoman TALANG EMPAT
yang telah dibuat dan dibagikan agar Berdasarkan hasil wawancara yang
sesuai dengan apa yang diharapkan. dilakukan dilapangan maka perkembangan
Di dalam pelaksanaan program perilaku pacaran remaja di SMAN 1
penyiapan kehidupan berkeluarga bagi Talang Empat masih tergolong cukup
remaja ini, petugas belum dapat tinggi karena hampir semua informan
melaksanakan tugasnya dengan baik menjawab bahwa pernah melakukan
karena kurangnya dukungan dari BPPKB, pegangan tangan dan berpelukan, dan para
PLKB serta pihak sekolah, kurang siswa juga pernah berciuman dengan
efektifnya program PKBR yang pacarnya mulai dari pipi,bibir dan leher

42
Jurnal Professional FIS UNIVED Vol. 3 No. 3 Desember 2016

serta telah ada yang mengaku pernah melakukan hubungan sekspra nikah. Selain
melakukan raba-rabaan dengan pacarnya perilaku pacaran remaja yang masih sangat
sampai melakukan hubungan mengkhawatirkan pada siswa SMAN 1
sekspranikah. Padahal diusia 15-17 tahun Talang Empat ini, kenakalan remaja juga
ini sangat bahaya sekali apabila melakukan ditemui di SMAN1 Talang Empat yaitu
perilaku menyimpang seperti yang seperti menonton video porno
dilakukan para siswa tersebut banyak hal- dilingkungan sekolah, di handphonedan
hal yang tidak diinginkan terjadi yaitu internet, serta kenakalan remaja seperti
seperti hamil diluar nikah, aborsi yang merokok, bolos sekolah, baju dikeluarkan
mengakibatkan kematian, dikeluarkan dari serta minum-minuman keras.Mereka
sekolah, membuat malu keluarga dan mengaku melakukan hal tersebut ada
dikucilkan dari masyarakat, meningkatnya beberapa faktor yaitu sebagai berikut:
kematian ibu dan bayi karena mereka 1. Keluarga dan perceraianorangtua,
belum cukup umur untuk mengandung. tidak adanya komunikasi antar
Selain itu diusia 15-17 tahun anggota keluarga, atau perselisihan
seorang perempuan sangat rawan sekali antar anggota keluarga bisa
untuk melakukan hubungan sekspranikah memicu perilaku negatif pada
karena bisa berakibat pada kerusakan alat- remaja. Pendidikan yang salah di
alat reproduksinya oleh karena itu keluarga pun, seperti terlalu
sebaiknya para siswa mengetahui usia memanjakan anak, tidak
kawin pertama yaitu pada usia 21-25 memberikan pendidikan agama,
Tahun sedangkan untuk laki-laki usia 25- atau penolakan terhadap kemauan
30 Tahun, apabila usia mereka telah anak, bisa menjadi penyebab
matang baru melakukan hubungan intim. terjadinya kenakalan remaja.
Apabila ini dibiarkan maka akan merusak 2. Teman sebaya yang kurang baik
kualitas serta moral para remaja sekarang. 3. Komunitas/lingkungan tempat
Padahal seharusnya perilaku yang tinggal yang kurang baik.
dilakukan oleh para siswa belum Kenakalan remaja di SMAN 1
sewajarnya mereka lakukan maka dari itu Talang Empat sudah sering terjadi
di dalam kegiatan PIK-R ini dijelaskan walaupun di SMA mereka telah memiliki
mengenai kesehatan reproduksi serta PIK-R tapi mereka masih saja tidak peduli
pendidikan seks, agar mereka mengetahui karena mereka menganggap bahwa PIK-R
apa yang mereka lakukan itu berbahaya, ini hanya sebatas kegiatan biasa.
selain itu mereka juga akan mengetahui Seharusnya pengelola PIK-R diSMAN1
cara agar tidak terperangkapdidalam Talang Empat ini memperhatikan masalah
pergaulan bebas yang bisa mengakibatkan yang ada di lingkungan dan berfikir untuk
ketularan penyakit seperti HIV dan IMS. mengetaskan masalah yang dihadapi
Di dalam kegiatan PIK-R ini juga remaja dengan cara memberikan
menyampaikan usia kawin pertama dan pengetahuan mengenai dampak dari yang
cara untuk menciptakan remaja yang mereka lakukan,mengajak remaja pandai
berkualitas dan memiliki pemikiran yang memilih teman dan lingkungan yang baik
cerdas. Akan tetapi walaupun telah serta orangtua memberi arahan dengan
dibentuknya PIK-R untuk mengatasi siapa dan di komunitas mana remaja harus
masalah remaja dan memberikan informasi bergaul, serta mengajak para remaja
mengenai kesehatan reproduksi bagi melakukan hal-hal yang positif dan
remaja, para siswa di SMAN 1 Talang menanamkan nilai-nilai agama baik
Empat ini masih banyak yang ditemui dilingkungan sekolah dan masyarakat.
melakukan perilaku yang menyimpang
seperti pegangan tangan dan berpelukan,
ciuman bibir, pipi, leher, raba-rabaan dan

43
Jurnal Professional FIS UNIVED Vol. 3 No. 3 Desember 2016

PENUTUP dibuat masih salah. Ketidaktepatan waktu


Kesimpulan pengumpulan laporan karena Pembina
PIK-R di SMAN 1 Talang Empat PIK-R juga masih belum memahami apa
belum berjalan efektif dan masih berada itu sebenarnya PIK-R.
pada tahap tumbuh, dukungan dana dari Masih terdapat kenakalan remaja
pihak sekolah tidak ada, mulai dari tahun seperti merokok, membolos, baju
2007 dibentuk PIK-R sampai dengan tahun dikeluarkan dan minum-minuman keras,
2011 dana dari BKKBN untuk kegiatan serta hampir setiap tahunnya ditemui siswi
PIK-R ini tidak didapatkan oleh pembina keluar karena hamil diluar nikah, dan
PIK-R SMAN 1 Talang Empat, dana perkembangan perilaku pacaran siswa
tersebut tidak tahu kemana, apabila ada meningkat, dari mulai berpegangan
kegiatan dan perlombaan yang ingin tangan, ciuman, pipi, bibir, leher, dan raba-
diikuti para siswa memakai uang pribadi rabaan serta sampai melakukan hubungan
dan uang pribadi Pembina PIK-R. Mulai sekspranikah yang sebenarnya tidak wajar
pada November tahun 2011 dana dari untuk dilakukan oleh para siswa, siswa
BKKBN langsung diambil sendiri oleh juga sangat sering menonton video porno
Pembina PIK-R yaitu sejumlah Rp. saat sedang disekolahrame-rame dengan
1.000.000,- dana ini merupakan dana temannya ada yang menonton video porno
operasional untuk 1 tahun, dana ini pun tersebut sendirian pada saat guru sedang
tidak bisa untuk mendukung kegiatan PIK- menjelaskan didepan kelas. Banyak
R selama setahun karena itu perlunya dana pengakuan dari siswa bahwa mereka
dari sekolah untuk mendukung kegiatan sekarang ini sangat mudah untuk mencari
PIK-R ini agar berkembang ketahap yang jaringan internet untuk mengakses
lebih baik bukan hanya sekedar jalan berbagai macam gambar porno dan video
ditempat. porno, bukan hanya melalui internet akan
Selain itu juga dukungan dari pihak tetapi kemajuan tekhnologi yang semakin
sekolah masih belum memuaskan ini hari semakin meningkat maka para remaja
terbukti pada saat di lakukan penelitian SK sangat mudah untuk mendapatkannya dari
kegiatan PIK-R ini yang sah belum dibuat teman mereka yaitu dikirim dari hp, BBM
oleh pihak sekolah sehingga Pembina PIK- serta handphonecanggih lainnya.
R di SMAN 1 Talang Empat ini
merupakan guru yang sukarelawan yang DAFTAR PUSTAKA
masih peduli dengan para siswa sehingga
Adioetomo, Sri Moertiningsih dan Omas
dia mengaku bahwa dia sebenarnya juga
Bulan Samosir. 2010. Dasar-dasar
belum mengetahui apa fungsi dari PIK-R
demografi. Salemba Empat.
tersebut. Dan belum disediakannya
Jakarta.
ruangan khusus untuk PIK-R agar bisa
Latifa Ade, dkk. 2010. Jurnal
memberikan pelayanan kepada siswa, alat
Kependudukan vol. V 2010. LIPI
peraga atau ATK belum memadai seperti
Press. Jakarta.
(poster dan papan tulis untuk menulis
MuadzMasri. 2009. Pedoman Pengelolaan
agenda kegiatan) serta dukungan dari
Pusat Informasi dan Konseling
dewan guru lainnya tidak ada.
Remaja (PIK Remaja).BKKBN.
Pencatatan dan pelaporan juga
Jakarta
belum sesuai dengan buku pedoman yang
Nafis, Cholil M. 2011. Kependudukan
telah dikeluarkan oleh BKKBN pusat
Persfektif Islam.Mitra Abadi Press.
selain belum sesuai dengan acuan PIK-R
Jakarta.
diSMAN 1 Talang Empat ini juga
Santrock, Jhon W. 2007. Remaja Edisi 2
kesulitan untuk mengetahui evaluasi dari
Jilid I. Erlangga. Jakarta.
perkembangan perilaku pacaran remaja
Santrock, Jhon W. 2007. Remaja Edisi 2
dan kenakalan remaja karena laporan yang
Jilid II. Erlangga. Jakarta.

44

Das könnte Ihnen auch gefallen