Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
= Lwl x B x T x Cb wl
= 6490,673 m3
(Handout mata kuliah Teori Bangunan Kapal)
= x ρ air laut
= 6490,673 x 1.025
= 6652,940 ton
(Handout mata kuliah Teori Bangunan Kapal)
LR = L(1-CP+0.06CPLCB/(4CP-1))
= 12.4 m
(An approximate power prediction method, page 7)
Cstern =0
= 1 + 0.011 x 0
=1
(An approximate power prediction method, page 7)
(1-CP)-0.604247
= 1.274
(An approximate power prediction method, page 7)
+ 2.38ABT/CB
= 2160,291 m2
(An approximate power prediction method, page 1)
Rn =VxL/u
= 506310707,07
(Ship resistance and propulsion, page 5)
CF = 0.075 / (Log10 Rn -2 )2
= 0,00098987846
(Ship resistance and propulsion, page 8)
= 86.360 Kn
3 shaft bracket
1.5-2.0 Skeg
3 strut bossing
2 hull bossing
2.0-4.0 Shafts
2.7 Dome
1 + K2 Rudder = 1.5
Bossing =2
(An approximate power prediction method, page 2)
SKEMUDI = c1.c2.c3.c4(1.75.L.T/100)
= 9.549 m2
= 2.127 + 9.549
= 11,676 m2
SAPP SAPP
type of appendage 1 + K2
(1+K2)
m2
(1+K2)eq = ∑(1+k2)SAPP/∑SAPP
= 18.578 / 11.676
= 1.591
(An approximate power prediction method, page 2)
= 0.583 kN
(An approximate power prediction method, page 2)
Fn =V/√(gxL)
= 0.1998
(Ship resistance and propulsion, page 8)
C7 B/L = 15.25 / 97.44 = 0.157
C7 = B/L = 0.157
(An approximate power prediction method, page 8)
(100/L3)0.16302}
= 32.614
(An approximate power prediction method, page 2)
= 2.559
(An approximate power prediction method, page 8)
=0
(An approximate power prediction method, page 8)
C2 = exp(-1.89(√C3))
= exp(-1.89(√0))
=1
(An approximate power prediction method, page 8)
C5 = 1-0.8 AT / (B T CM)
=1
(An approximate power prediction method, page 8)
L/B = 97.44 / 15.25
= 6.3895
= 0.924
(An approximate power prediction method, page 8)
d = -0.91
)
C16 Cp = 0.772
= 1.187
(An approximate power prediction method, page 8)
97.44 – 1.187
= -2.028
)
C15 L3/ = 97.443 / 6490.673
=129.745
C15 = -1.6939
(An approximate power prediction method, page 8)
= -0.082
(An approximate power prediction method, page 2)
(0.924 x 0.1998-2) }
= 26.462 kN
(An approximate power prediction method, page 8)
f) Additional Pressure Resistance of Bulbous Bow near the Water Surface (RB)
=0
(An approximate power prediction method, page 3)
Fni = V / √( g ( TF - hB - 0.25 √ABT ) + 0.15 V2 )
= 0.10187
(An approximate power prediction method, page 3)
= 0 kN
(An approximate power prediction method, page 3)
FnT = V / √ ( 2 g AT / ( B + B CWP ) )
=
(An approximate power prediction method, page 3)
C6 =0
(An approximate power prediction method, page 3)
RTR = 0.5 ρ V2 AT C6
= 0.5 x 1.025 x 6.1732 x 0 x 0
=0
(An approximate power prediction method, page 3)
= 0.057
C4 = 0.04
(An approximate power prediction method, page 3)
(0.04 – 0.04)
= 0.00052562
(An approximate power prediction method, page 3)
RA = 0.5 ρ V2 S CA
= 22.178 kN
(An approximate power prediction method, page 3)
= 141.344 kN
Dari nilai Rt diatas terdapat penambahan tahanan lagi dikarenakan rute pelayaran
yang akan dipilih,penambahan tahanan ini tergantung dari daerah rute pelayaran
kita :
Jalur pelayaran Atlantik utara, ke timur, untuk musim panas 15% dan musim dingin
20%.
Jalur pelayaran Atlantik Utara, ke barat, untuk musim panas 20% dan musim dingin
30%.
Jalur pelayaran Pasifik, 15 - 30 %.
Jalur pelayaran Atlantik selatan dan Australia, 12 - 18 %
Jalur pelayaran Asia Timur, 15 - 20 %
Karena rute pelayaran kapal ini adalah Semarang – Pekan Baru yang termasuk
perairan Asia Tenggara sehingga perlu penambahan tahanan sebesar 15%
dikarenakan kondisi perairan yang relative tenang, penambahan tahanan ini
dikarenakan pada saat Rt diatas hanya berlaku pada kondisi ideal saja misalnya dari
angin,gelombang,dan kedalaman air [1].
RT DINAS = ( 1 + 15%) RT
= ( 1 + 15%) 141.344
= 162.545 kN
10 Bulbo Resistance RB 0 kN
DMAKS 2/3 TA
2/3 5.6
3.73 m
Wake friction atau arus ikut adalah perbedaan kecepatan kapal dengan
kecepatan aliran air yang menuju ke baling-baling. Pada kapal ini digunakan single
screw propeller, maka nilai w adalah sebagai berikut :
= 2.723
C8 = B S / ( L D TA )
= 16.172
(An approximate power prediction method, page 8)
C9 C8 = 16.172
C9 = 16.172
(An approximate power prediction method, page 8)
= 1.501
C11 = 1.501
(An approximate power prediction method, page 8)
= 0.095
(An approximate power prediction method, page 9)
C20 CSTERN = -8
= 1 + 0.015 x (-8)
= 0.988
(An approximate power prediction method, page9)
CP1 Cp = 0.772
= 0.786
(An approximate power prediction method, page 9)
CV CF = 0.001607
CA = 0.000526
CV = (1+K) CF + CA
= 0.002484895
(An approximate power prediction method, page 9)
√(B/(L(1-Cp1)) + C19.C20
= 0.141
(An approximate power prediction method, page 8)
0.0015 CSTERN
= 0.148
Harga ηrr untuk kapal dengan propeller tipe single screw berkisar antara
1.02 – 1.05. Pada perencanaan propeller dan tabung poros propeller ini
diambil harga ηrr sebesar 1.04.
(Edwar V. Lewis. Principles of Naval Architecture. Hal 152)
Yaitu open water efficiency, effiesinsi dari propeller pada saat dilakukan
open water test. ηo antara 55 – 60%, maka dalam rencana ini diambil ηo =
60%
Efisiensi lambung (ηh) adalah rasio antara daya efektif (PE) dan daya
dorong (PT). Efisiensi Lambung ini merupakan suatu bentuk ukuran
kesesuaian rancangan lambung(stern) terhadap propulsor arrangement-
nya, sehingga efisiensi ini bukanlah bentuk power conversion yang
sebenarnya. Maka nilai Efisiensi Lambung inipun dapat lebih dari satu,
pada umumnya diambil angka sekitar 1,05. Pada efisiensi lambung, tidak
terjadi konversi satuan secara langsung.
ηH = (1 – t) / (1 – w)
= (1 – 0.148) / (1 – 0.41)
= 0.992
(Edwar V. Lewis. Principles of Naval Architecture. Tabel 5 Hal 160)
Pc = ηrr x ηo x ηH
= 0.619
(Edwar V. Lewis. Principles of Naval Architecture. Hal 152)
Daya Efektif (PE) adalah besarnya daya yang dibutuhkan untuk mengatasi
gaya hambat dari badan kapal (hull), agar kapal dapat bergerak dari satu
tempat ke tempat yang lain dengan kecepatan servis sebesar VS. Daya Efektif
ini merupakan fungsi dari besarnya gaya hambat total dan kecepatan kapal.
Untuk mendapatkan besarnya Daya Efektif kapal,dapat digunakan
persamaan sebagai berikut:
= 1364.30 HP.
DHP = EHP / Pc
= 1003.44 / 0.619
= 1617.43 Kw
= 2199.08 HP
(Edwar V. Lewis. Principles of Naval Architecture. Hal 120)
g) Menghitung Daya Dorong (THP)
THP = EHP / ƞh
= 1617.43 / 0.992
= 1009.27 kW
(Edwar V. Lewis. Principles of Naval Architecture. Hal 120)
Daya Poros (PS) adalah daya yang terukur hingga daerah di depan bantalan
tabung poros (stern tube) dari sistem perporosan penggerak kapal
= 1617.43 / 0.98
= 1650.43 kW
(Dwi Priyanta Lecturer for PKM 2, Page7-11)
a. BHP scr
Daya Poros yang telah direncanakan di sini adalah daya maju, Sehingga
untuk daya motor penggerak yang diperlukan adalah
BHPscr = SHP / G
= 1650.43 / 0,98
= 1684.12 kW
b. BHP mcr
BHP (Brake Horse Power) yaitu daya yang didistribusikan untuk pengerak
utama. Besarnya daya motor penggerak utama (BHP) adalah daya
keluaran pada pelayaran normal atau SCR (Service Continue Rating),
dimana besarnya adalah 85 % dari daya keluaran pada kondisi maksimum
atau MCR (Maximum Continue Rating). Sedangkan daya keluaran pada
kondisi maksimum (MCR) motor induk ini adalah
= 1684.12 / 0,85
= 2257.53 HP
Pemilihan mesin induk (main angine) dilakukan setelah daya mesin penggerak utama
yang diperlukan diketahui melalui perhitungan menggunakan rumusan.
Pertimbangan dalam pemilihan mesin induk dapat dilakukan dengan optimalisasi
segi teknik dan ekonomi.Untuk segi teknis antara lain dimensi yang cukup,
kehandalan, berat mesin induk, unjuk kerja mesin, ukuran mesin induk dan masih
banyak lagi seperti SFOC dan sebagainya yang perlu pertimbangan. Sedangkan
untuk faktor ekonomis antara lain harga mesin induk, keawetan, spare part, bahan
Pemilihan mesin utama dengan menentukan karakteristik dasar sebagai berikut ini;
Spec mesin
Syukry Maulidy | 4207 100 079 28
KETERANGAN :
Tipe : L 35 MC
Jumlah silinder : 6
Bore : 350 mm
Stroke : 1050 mm
Selengkapnya data spesifikasi ini dapat dilihat pada lampiran spec engine dari motor
diesel tipe tersebut.