Sie sind auf Seite 1von 13

PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJASAMA

ANTARA PT. SEPATU BATA TBK DAN PENGECER SEPATU BATA


KOTA PAYAKUMBUH

Oleh : Mia Rosdiana


Pembimbing I: Rika Lestari, S.H., M.Hum.
Pembimbing II: Rahmad Hendra, S.H., M.Kn.
Alamat: Jl. Kembang Kelayau No 5, Kelurahan Cinta Raja, Kec. Sail, Pekanbaru
Email: mia.diana@ymail.com - Telepon: 085272229337

ABSTRACT

The agreement cooperation PT. Sepatu Bata Tbk and retails shoes Bata happen
because the parties company requires retailers to channel his factory in form of shoes,
bags, sandals and sock up to consumer. The company requires a retailers to outlets. The
relationship retailers and the company is agreement cooperation. The implementation of
the agreement did not happen well. There was disagreement happened in the
implementation of the agreement. The porpose or writing this, the thesis: First, The
implementation of the agreemant cooperation between PT. Sepatu Bata Tbk and retailers
shoes Bata in the city Payakumbuh. Second, Barriers in practice of the agreemant
cooperation between PT. Sepatu Bata Tbk and retailers shoes Bata in the city
Payakumbuh. The basis of legal used in the discussion of this is the book to III BW
(Burgelijk Wetbook) about agreement.
The kind of this study is the research legal sosiologis. The study was conducted in
the city Payakumbuh outlets the shoes Bata on the road Ahmad Yani BB1 No 4 Market
tenement Payakumbuh, the county Fifty the City , West Sumatera. Populas and samples
in this study is retailers shoes Bata Payakumbuh and representatives of the company of
PT. Sepatu Bata Tbk authorities to the city Payakumbuh.
The results of the study authors concluded, the implementation of the agreemant
cooperation between PT. Sepatu Bata Tbk and retailers shoes Bata not happen well, this
is evident from : First, The wanprestasi done by the like : raise a retail price of goods,
reduce the sales clerk, undermining the label, late sent of goods to the store . Second, The
barriers like : the delay delivery of goods to the shop, limited goods a new model, the
sales of income not reaching the target. Advice from the author : The first for retails shoes
Bata to study and understand the contents of the first to prevent the dispute later in the
day, for the parties respecting the right and the obligation to each of the well. Second to
establish good communication, because cooperation need good communication that
happen in the accordance hope the party so that the obstacles in the unavoidable.

Keywords : The Cooperation - PT. Sepatu Bata Tbk – Wanprestasi

JOM Fakultas Hukum Volume III nomor 2, Oktober 2016 Page 1


BAB I oleh pihak yang kedudukan
PENDAHULUAN ekonomisnya lebih kuat.
Perjanjian kerjasama antara PT.
A. Latar Belakang
Sepatu Bata Tbk dengan pengecer
Perjanjian menurut Pasal 1313 Bata muncul sebagai akibat dari
KUH Perdata adalah suatu hukum perjanjian yang menganut
perbuatan dengan mana satu orang asas kebebasan berkontrak
3
atau lebih mengikatkan dirinya (contractvrijheid) dan sistem
terhadap satu orang lain atau terbuka (open system) hukum
lebih.Bentuk perjanjian dibedakan perjanjian yang memungkinkan para
menjadi dua, tertulis dan lisan. pihak untuk diberi kebebasan
Dalam membuat perjanjian kita membuat perjanjian apa serta
mengacu pada buku III Kitab dengan siapapun, untuk menentukan
Undang-Undang Hukum Perdata syarat-syaratnya, pelaksanaannya,
tentang perikatan dan aturan khusus dan bentuk kontrak baik lisan
lain diluar Undang-Undang ini. maupun tertulis asal saja:4
Pada prinsipnya, kontrak atau 1. Perjanjian atau kesepakatan
perjanjian dari aspek namanya dapat tersebut berada dalam lapangan
digolongkan menjadi 2 (dua) bidang hukum dimana mereka
macam, yaitu : 1 Kontrak nominaat, dimungkinkan untuk berjanji
Kontrak innominaat. atau bersepakat.
Buku ke III Perdata tentang 2. Tidak bertentangan dengan
perikatan merupakan pilihan hukum Undang-Undang, kesusilaan,
(optional law), yang berarti bahwa dan ketertiban umum yang
aturan yang tercantum dalam Kitab berlaku di masyarakat dimana
Undang-Undang Hukum Perdata kesepakatan atau perjanjian itu
tersebut dapat disimpangi apabila dibuat atau dilaksanakan.
dikehendaki oleh para pihak yang Dalam perjanjian atau kontrak
membuat perjanjian. Para pihak bisa saja timbul perselisihan. Hal-
diperbolehkan mengatur sendiri hal yang mengakibatkan timbulnya
kepentingannya dalam perjanjian perselisihan antara lain karena :5
yang mereka adakan itu dan kalau 1. Penafsiran yang berbeda
mereka tidak mengaturnya dalam terhadap perjanjian.
perjanjian berarti para pihak tunduk 2. Pokok perselisihan belum diatur
pada Undang-Undang.2 dalam perjanjian.
PT. Sepatu Bata Tbk dalam 3. Salah satu pihak dan atau kedua
mengembangkan usahanya belah pihak melakukan
melakukan kerja sama dalam bentuk wanprestasi.
perjanjian kerjasama dalam Penulis menemukan wanprestasi
penyaluran barang-barang hasil dalam pelaksanaan perjanjian
pabrik PT. Sepatu Bata Tbk.
Perjanjian ini merupakan perjanjian 3
Standar yaitu perjanjian yang Mariam Darus Badrulzaman,
bentuk dan isinya telah dibakukan Kompilasi Hukum Perdata, PT Citra Aditya
Bakti, Bandung : 2001, hlm. 84.
4
Gunawan Widjaja, Memahami Prinsip
Keterbukaan dalam Hukum Perdata, PT
1
Salim H.S, Perkembangan Hukum Raja Grafindo Persada, Jakarta : 2007, hlm.
Kontrak Innominaat di Indonesia,Sinar 301.
5
Grafika, Jakarta:2010, hlm 1 Nana P. Jehani, et.al.,al 50 Contoh
2
Subekti, Hukum Perjanjian, PT Perjanjian (Kontrak), Forum Sahabat,
Intermesa, Jakarta: 2002, hlm 13. Jakarta :2008.hlm.234.

JOM Fakultas Hukum Volume III nomor 2, Oktober 2016 Page 2


kerjasama antara PT. Sepatu Bata perjanjian, yang diatur dalam
Tbk dan Pengecer Sepatu Perjanjian Kerjasama PT.
Bata.Pengecer Sepatu Bata Sepatu Bata dengan Pengecer
melakukan apa yang dilarang dalam Sepatu Bata pada Lampiran I
perjanjian tersebut, berikut isi angka 2 tentang Jangka Waktu
perjanjian yang dilanggar pihak Penunjukan. Berdasarkan uraian
Pengecer Sepatu Bata:6 diatas, maka penulis tertarik
1. Perjanjian Kerjasama PT. untuk meneliti “
Sepatu Bata dengan Pengecer PelaksanaanPerjanjian
Sepatu Bata, pada Pasal 8 angka Kerjasama antara PT. Sepatu
7 tentang kewajiban pengecer “ Bata Tbk dan Pengecer Sepatu
Dalam menjalankan usahanya Bata Kota Payakumbuh.”
sebagai pengecer Produk,
B. Rumusan Masalah
Pengecer diwajibkan untuk :
“menjual dengan harga 1. Bagaimanakah pelaksanaan
eceran maksimum yang perjanjian kerjasama antara PT.
disarankan dan ditentukan Sepatu Bata Tbk dengan
oleh Perseroan dan merubah Pengecer Sepatu Bata di kota
harga dengan segera setelah Payakumbuh ?
diberitahukan oleh Perseroan 2. Apakah faktor penghambat
dari waktu ke waktu.Ketidak dalam pelaksanaan Perjanjian
patuhan Pengecer untuk Kerjasama antara PT. Sepatu
mematuhi harga eceran Bata Tbk dan Pengecer Sepatu
tertinggi dianggap sebagai Bata di kota Payakumbuh?
pelanggaran Perjanjian yang
C. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian
mana Perseroan berhak untuk
mengakhiri Perjanjian ini 1. Untuk mengetahui pelaksanaan
dengan seketika.” perjanjian kerjasama antara PT.
Isi dari Pasal ini tidak Sepatu Bata Tbk dengan
sepenuhnya dijalankan oleh Pengecer Sepatu Bata di kota
Pengecer, dimana pengecer Payakumbuh.
tanpa izin dari perusahaan telah 2. Untuk mengetahui faktor
merubah harga eceren sebagian penghambat dalam pelaksanaan
produk melebihi harga Perjanjian Kerjasama antar PT.
maksimum yang ditetapkan Sepatu Bata Tbk dan Pengecer
perusahaanuntuk keuntungan Sepatu Bata di kota
sendiri, dan ini merupakan hal Payakumbuh.
yang tidak boleh dilakukan Penelitian ini diharapkan dapat
dalam kontra k. 7 memberikan kegunaan baik secara
2. Selain dari hal diatas pengecer teoritis maupun secara praktis yaitu :
juga tidak mematuhi isi 1. Kegunaan secara teoritis yang
perjanjian dimana membuka dimaksud adalah agar penelitian
toko lewat dari jam yang ini dapat dipergunakan sebagai
ditetapkan perusahaan dalam salah satu referensi atau bahan
untuk mengembangkan
6
Hasil wawancara dengan Bapak informasi tentang fokus
Daherka Putra Pengecer Sepatu Bata Kota penelitian berkaitan dengan
Payakumbuh, 22 November 2015. Pelaksanaan Perjanjian
7 Kerjasama.
Hasil wawancara dengan Bapak
Daherka Putra Pengecer Sepatu Bata Kota
Payakumbuh 22 November 2015.

JOM Fakultas Hukum Volume III nomor 2, Oktober 2016 Page 3


2. Kegunaan secara praktis yang untuk menjadi Pengecer Produk
dimaksud adalah agar penelitian di Gerai.11
ini dapat bermanfaat bagi 4. Perjanjian adalah suatu
mahasiswa, masyarakat umum, perbuatan yang dilakukan oleh
pemerintah dan dapat beberapa pihak untuk saling
memberikan gambaran mengikatkan diri ke dalam
mengenai Pelaksanaan sebuah kesepakatan.
Perjanjian Kerjasama. 5. Kerjasama adalah kegiatan atau
3. Kegunaan Penelitian ini juga usaha yang dilakukan oleh
sebagai salah satu prasyarat beberapa orang (lembaga,
memperoleh Gelar Sarjana Satu pemerintah, dan sebagainya)
(S1) IImu Hukum pada Fakultas untuk mencapai tujuan
Hukum Universitas Riau. bersama.12
6. Perusahaan adalah badan hukum
D. Kerangka Teori
(Legal Person, Legal Entity),
1. Perjanjian dianggap sebagai subjek hukum
Perjanjian merupakan suatu yang cakap melakukan
peristiwa dimana pihak yang perbuatan hukum atau
satu berjanji kepada pihak yang mengadakan hubungan hukum
lain untuk melaksanakan atau dengan berbagai pihak seperti
tidak melaksanakan suatu hal, manusia. Perseroan adalah
sehingga pihak-pihak ang badan hukum hasil rekayasa
mengadakan perjanjian tersebut manusiauntuk membentuk suatu
terikat oleh isi perjanjian yang badan yang memiliki status,
mereka buat. 8 kedudukan, kewenangan yang
2. Wanprestasi sama seperti manusia. 13
Wanprestasi adalah tidak 7. PT(perseroan terbatas ) adalah
memenuhi atau lalai badan hukum yang merupakan
melaksanakan kewajiban persekutuan modal, didirika
sebagaimana yang ditentukan berdasarkan perjanjian,
dalam perjanjian yang dibuat melakukan kegiatan usaha
antara kreditor dan debitor. 9 dengan modal dasar yang
seluruhnya terbagi dalam saham
E. Kerangka Konseptual
dan memenuhi persyartan yang
1. Pelaksanaan adalah proses, cara, ditetapkan dalam undang-
perbuatan melaksanakan undang PT serta peraturan
keputusan, rancangan da pelaksanaannya.14
sebagainya.10
3. Pengecer Sepatu Bata adalah 11
Perjanjian Kerjasama antara PT.
perorangan Warga Negara Sepatu Bata Tbk dan Pengecer Sepatu Bata
Indonesia atau badan usaha Daherka Putra tahun 2015.
12
berdasarkan hukum Indonesia Ibid, hlm.554.
13
yang ditunjuk oleh Perseroan Khairandy. Ridwan, “Perseroan
Terbatas Sebagai Badan Hukum”, Artikel
Pada Jurnal Hukum Bisnis Kajian Hukum
8
H. Zaeni Asyhadie dan Arief Rahman, Bisnis Atas UU NO.40/2007 Tentang PT,
Pengantar Ilmu Hukum, Rajawali Pers, Akreditas Jurnal Ilmiah SK N0.
Jakarta : 2013, hlm. 107. 52/DIKTI/Kep./2002, Volume 26-NO.3-
9
Ibid. hlm.180. TAHUN 2007, hlm.5.
10 14
Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Mulhadi, Hukum Perusahaan (bentuk-
Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta : 2001 bentuk badan usaha di Indonesia),Ghalia
hal.627 Indonesia,Bogor:2010, hlm.82.

JOM Fakultas Hukum Volume III nomor 2, Oktober 2016 Page 4


8. PT. Sepatu Bata Tbk.adalah penelitian. 18 Metode sampel
perseroan yang memproduksi yang digunakan penulis
berbagai macam alas kaki yaitu adalah metode sensus, yaitu
sepatu kulit dan sandal,sepatu menetapkan jumlah populasi
kain,sepatu sandal dan olah yang ada.19
raga. Perseroan memiliki merek-
TABEL
merek terdaftar, disamping merk
Populasi Dan Sampel
utama Kita Bata, termasuk
antara lain Noth Star, Power,
Bubblegummers, Marie Claire P
S Per
9. dan Weinbrenner. 15 o
a sen
p
N m tase
F. Metode Penelitian Keterangan u
o p (10
1. Jenis Penelitian l
e 0%
Jenis penelitian ini adalah a
l )
penelitian hukum sosiologis, yaitu si
penelitian yang berupa studi-studi Pengecer Sepatu
1 1 1 100
empiris untuk menemukan teori Bata
mengenai proses terjadinya dan PT. Sepatu Bata
mengenai proses bekerjanya Tbk (wakil
hukum dalam masyarakat. 16 2 perusahaan yang 1 1 100
berwenang untuk
2. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di kota Payakumbuh
Kota Payakumbuh gerai atau toko
Sepatu Bata dari PT Sepatu Bata 4. Sumber Data
Tbk di Jalan Ahmad Yani BB1 a. Data primer, yaitu data yang
No. 4 Pasar Petak Payakumbuh, diperoleh dari masyarakat
Kabupaten Lima Puluh Kota, (lapangan) yang sesuai dengan
Sumatera Barat. permasalahan.
b. Data sekunder adalah data yang
3. Populasi dan Sampel diperoleh dengan meakukan
a. Populasi atau universe, studi kepustakaan bahan-bahan
adalah keseluruhan unit atau hukum yang terdiri dari 3, yaitu
manusia (dapat juga :20
berbentuk gejala, atau 1) Bahan hukum primer, yaitu
peristiwa ) yang mempunyai bahan-bahan hukum yang
cirri-ciri yang sama, mempunyai kekuatan
misalnya semua polisi. 17 hukum mengikat. Bahan-
b. Sampel merupakan bagian bahan ini berasal dari
dari populasi yang akan peraturan-peraturan dan
dijadikan sebagai objek ketentuan-ketentuan yang
berkaitan dengan judul dan
permasalahan yang
15 dirumuskan.
http://pt.sepatubatatbk.web.indotradin
g.com/ diakses, tanggal 8 November 2015.
16
Bambang Sunggono, Metode
18
Penelitian Hukum, PT Raja Grafindo Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas
Persada, Jakarta : 2007, hlm. 42 Hukum Universitas Riau, Pekanbaru:2012,
17
Amiruddin dan H. Zainal Asikin, hlm. 15
19
Pengantar Metode Penelitian Hukum, Loc.cit.
20
Rajawali Pers, Jakarta : 2010, hlm. 95. Op. Cit , hlm 31.

JOM Fakultas Hukum Volume III nomor 2, Oktober 2016 Page 5


2) Bahan hukum sekunder, dengan cara meneliti bahan
yaitu bahan-bahan yang erat pustaka yang disebut
hubungannya dengan bahan dengan data sekunder
hukum primer dan dapat seperti: perundang–
membantu dalam undangan, artikel–artikel
menganalisa serta dari media elektronik yang
memahami bahan hukum semua itu dimaksudkan
primer, misalnya hasil-hasil untuk memperoleh data–
penelitian, pendapat pakar data atau bahan–bahan yang
hukum atau rancangan bersifat teoritis yang
undang-undang dan jurnal dipergunakan sebagai dasar
hukum, yang berkaitan dalam penelitian.
dengan masalah yang
6. Analisa Data
dibahas dalam penelitian ini.
Analisis data dalam
3) Bahan hukum tertier, yaitu
penulisan ini digunakan data
bahan hukum yang memberi
kualitatif, yaitu suatu analisis
informasi, petunjuk maupun
data secara jelas serta diuraikan
penjelasan tentang bahan
dalam bentuk kalimat sehingga
hukum primer dan bahan
diperoleh gambaran yang jelas
hukum sekeunder seperti
yang berhubungan dengan
kamus hukum, ensiklopedia
skripsi.22
yang akan dibahas atau
diteliti dalam penelitian ini. BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, A. Perjanjian
peneliti menggunakan beberapa Menurut ketentuan Pasal 1313
teknik pengumpulan data, yakni: Kitab Undang-Undang Hukum
a. Wawancara, metode Perdata, Perjanjian adalah suatu
wawancara ini dibedakan perbuatan dengan mana satu orang
atas 2 yaitu wawancara atau lebih mengikatkan dirinya
terstruktur dan wawancara terhadap satu orang atau lebih.
non struktur. Wawancara Cirri-ciri perjanjian baku
terstruktur adalah metode tersebut adalah 23
dimana si pewawancara a. isinya ditetapka oleh pihak yang
telah menyiapkan terlebih posisi (ekonomisnya) kuat;
dahulu daftar pertanyaan b. masyarakat ( debitur) sama
yang hendak disampaikan sekali tidak ikut bersama-sama
pada responde. Berbeda menentukan isi perjanjian;
dengan metode wawancara c. terdorong oleh kebutuhan
non struktur, dalam metode debitur terpaksa menerima
ini terjadi ialah spontanitas perjanjian itu;
dari si pewawancara, tanpa d. bentuknya tertentu (tertulis);
ia pernah membuat daftar-
daftar pertanyaan khusus
sebelumnya.21
22
b. Penelitian Kepustakaan Soejono Soekanto, Pengantar
(Library Research), yaitu Penelitian Hukum, UII Press, Yogyakarta:
penelitian yang digunakan 1983, hal 34.
23
Salim HS, Perkembangan Hukum
Kontrak di luar KUH Perdata, PT. Raja
21
Ibid, hlm. 17. Grafindo, Jakarta: 2007, hlm.146.

JOM Fakultas Hukum Volume III nomor 2, Oktober 2016 Page 6


e. dipersiapkan secara missal dan 3. Asas pacta sunt servanda,
kolektif. artinya perjanjian yang dibuat
Syarat sahnya perjanjian secara syah, akan berlaku
tercantum dalam Pasal 1320 KUH sebagai undang-undang bagi
Perdata, yaitu : para pihak yang berjanji.
a. sepakat mereka yang 4. Asas itikad baik, bahwa para
mengikatkan dirinya; pihak harus melaksanakan
Artinya ada kesepakatan substansi kontrak berdasarkan
para pihak dalam membuat kepercayaan dan keyakinan
perjanjian ini.Bukan hanya yang teguh atau kemauan
berdasarkan kehendak satu yang baik dari para pihak.
pihak saja 5. Asas kepribadian
b. kecakapan untuk membuat suatu (Personalitas), artinya
perikatan; perjanjian yang mereka buat
Pihak yang membuat berlaku bagi para pihak yang
perjanjian haruslah cakap membuatnya.
hukum, yang menurut
undang-undang Jenis-Jenis Perjanjian :24
diperbolehkan untuk a. Perjanjian Timbal Balik
membuat perjanjian. b. Perjanjian Sepihak
c. suatu hal tertentu; c. Perjanjian Bernama
Adanya hal tertentu yang d. Perjanjian Tidak Bernama
diperjanjikan, atau kejelasan e. Perjanjian Konsensuil, Riil,
dari apa yang akan Formil
diperjanjikan. f. Perjanjian Untung-Untungan
d. suatu sebab yang halal. g. Perjanjian Publik
Hal yang diperjanjikan Berakhir dan Hapusnya
tidak boleh bertentangan Perjanjian
dengan undang-undang, a. karena pembayaran;
ketertiban umum dan b. karena penawaran
kesusilaan. c. karena pembaruan utang;
d. karena perjumpaan utang atau
Asas-Asas dalam Hukum kompensasi;
Perjanjian e. karena pembebasan utangnya;
1. Asas konsensualisme, yaitu f. karena musnahnya barang yang
perjanjian telah terjadi terutang;
apabila ada kesepakatan dari g. karena kebatalan atau
para pihak yang membuat pembatalan;
perjanjian. h. karena berlakunya suatu syarat
2. Asas kebebasan berkontrak, batal;
yaitu seseorang bebas i. karena lewatnya waktu.
mengadakan perjanjian B. Wanprestasi
mengenai hal apa saja, selam Wanprestasi adalah tidak
tidak bertentangan dengan memenuhi atau lalai melaksanakan
undang-undang, ketertiban
umum dan kesusilaan.
24
Mariam Darus Badrulzaman, Op. cit,
hlm.67

JOM Fakultas Hukum Volume III nomor 2, Oktober 2016 Page 7


kewajiban sebagaimana yang BAB III
ditentukan dalam perjanjian yang GAMBARAN UMUM LOKASI
dibuat antara kreditor dan PENELITIAN
debitor. 25 Pengertian Wanprestasi
A. PT.Sepatu Bata Tbk
menurut Prodjodikoro, adalah tidak
Bata atau T&A Bata Shoe
adanya suatu prestasi dalam
Company terdaftar di Zlin,
perjanjian, ini berarti bahwa suatu
Cekoslowakia oleh dua bersaudara
hal harus dilaksanakan sebagai isi
Tomáš, Anna dan Antonín Bata
dari suatu perjanjian. 26
(1894). Perusahaan sepatu raksasa
Wanprestasi bila seseorang :27 keluarga ini mengoperasikan empat
a. Tidak melakukan apa yang unit bisnis internasional: Bata
disanggupi akan dilakukannya. Eropa, Bata Asia Pasifik-Afrika,
b. Melaksanakan apa yang Bata Amerika Latin, dan Bata
dijanjikannya, tetapi tidak Amerika Utara. Produk perusahaan
sebagaimana dijanjikan. ini hadir di lebih dari 50 negara dan
c. Melakukan apa yang memiliki fasilitas produksi di 26
dijanjikannya tetapi terlambat, negara.Sepanjang sejarahnya,
atau. perusahaan ini telah menjual
d. Melakukan sesuatu yang sebanyak 14 miliar pasang sepatu. 29
menurut perjanjian tidak boleh
B. Toko Sepatu Bata Payakumbuh
dilakukannya.
Berdasarkan hasil wawancara
Akibat Adanya Wanprestasi dengan Pengecer Sepatu Bata pada
Ada empat akibat adanya tanggal 15 Maret 2016. PT. Sepatu
wanprestasi, sebagaimana Bata memulai sewa toko di kota
dikemukakan berikut ini.28 Payakumbuh Jalan A Yani BB1 No.
i. Perikatan tetap ada. 4 Payakumbuh Barat pada tahun
ii. Debitur harus membayar ganti 1993.
rugi kepada kreditor (Pasal 1234 Pada tahun 2008-2011 PT.
KUH Perdata). Sepatu Bata Tbk melakukan
iii. Beban resiko beralih perjanjian sewa bangunan untuk
iv. Jika perikatan lahir dari menjual produk Sepatu Bata di salah
perjanjian timbal balik, kreditor satu store PT. Rayamana Sentosa
dapat membebankan diri dari Tbk.
kewajibannya memberikan Pada tahun 2011 PT. Sepatu
kontrak prestasi dengan Bata melakukan perjanjian sewa
menggunakan Pasal 1266 KUH toko yang baru di Jalan A. Yani
Perdata. Pasar Ibuh Payakumbuh dikelola
oleh Daherka Putra sebagai
Pengecer. Kontrak toko berakhir
tahun 2014, karena penjualan yang
tidak mencapai target. 30
25
Ibid. hlm.180.
26
http://www.pengertianpakar.com/201
5/02/pengertianwanprestasi-dan-
penjelasannya.html?=1 diakses, 29
tanggal 9 November 2015. http://www.bata.co.id/pt-sepatu-bata-
27
Abdul R. Saliman, Hukum Bisnis tbk diakses tanggal 15 Maret 2016.
30
untuk Perusahaan Teori dan Contoh Kasus, Hasil wawancara dengan bapak Daherka
Kencana Premedia Group, Jakarta: 2011. Putra Pengecer Sepatu Bata kota
28
Salim HS, Loc.cit Payakumbuh pada tanggal 15 Maret 2016.

JOM Fakultas Hukum Volume III nomor 2, Oktober 2016 Page 8


BAB IV memelihara kualitas produk diatur
HASIL PENELITIAN DAN pada ayat (3).
PEMBAHASAN Perjanjian kerjasama ini belum
terlaksana dengan baik, tidak semua
A. Pelaksanaan Perjanjian
isi perjanjian dilaksanakan dengan
Kerjasama PT Sepatu Bata Tbk
baik, ada yang tidak dilaksanakan
dan Pengecer Sepatu Bata Kota
maupun dilaksanakan tapi terlambat
Payakumbuh
oleh para pihak. Berikut bentuk
Hak Pengecer sepatu Bata di
ingkar janji atau wanpresatasi yang
atur dalam Lampiran 1 angka 3
dilakukan oleh pihak:
tentang kebijakan diskon yang
1. Bentuk wanprestasi yang
terdiri dari berhak atas diskon 7 % (
dilakukan oleh pihak PT. Sepatu
tujuh persen) pada ayat 3.1 dan
Bata Tbk adalah :
berhak memotong diskon yang
- Pengiriman barang yang
tercantum dalam ayat 3.1 tersebut
sering terlambat sampai di
dari hasil penjualan kotor produk.
Toko Sepatu Bata
Kewajiban pengecer Sepatu
Payakumbuh.
Bata di atur dalam Pasal 8 ayat (1)
2. Bentuk wanprestasi yang
sampai ayat (34), yang terdiri dari
dilakukan oleh Pengecer
kewajiban memberikan simpanan
Sepatu Bata adalah :
jaminan pada ayat (1), memperoleh
- Mempekerjakan pramuniaga
dan mempertahankan semua lisensi
tidak sesuai dengan saran
dagang pada ayat (2),
perusahaan sesuai Pasal 8
mempekerjakan pramuniaga dengan
ayat (3).
biaya sendiri pada ayat (3),
- Membuka toko tidak sesuai
kewajiban memelihara produk,
dengan ketentuan perjanjian
menjual produk sesuai ketentuan
dalam Pasal 8 ayat (6), yaitu
perjanjian, memelihara gerai,
terlambat dari jam yang
menyetor hasil penjualan, hal yang
ditetapkan.
tidak boleh dilakukan, bekerjasama
- Sebagian produk dijual
dengan tim audit dan lain-lain
dengan harga eceren lebih
diatur pada ayat (4) sampai (34)
tinggi dari harga eceran
Hak perusahaan diatur dalam
yang ditetapkan oleh
Pasal 8 ayat (1) , (4), (11), (16), (26)
Perusahaan dalam Pasal 8
dan ayat (33). Hak memperoleh
ayat (7).
uang jaminan pada ayat (1) dan ayat
- Merusak dan
(4), berhak atas informasi di gerai
menghilangkan sebagian
pada ayat (16), berhak atas ganti
label harga dari produk,
rugi kerusakan maupun kebakaran
sehingga konsumen tidak
dan pencurian yang disebabkan
tahu harga yang ditetapkan
kelalaian pengecer diatur pada ayat
perusahaan. Diatur dalam
(26) dan berhak atas pemeliharaan
Pasal 8 ayat (28)
gerai diatur pada ayat (33).
Seseorang dikatakan telah
Kewajiban perusahaan diatur
melakukan wanprestasi :
dalam Pasal 13 ayat (1) sampai ayat
a. Jika didalam perjanjian telah
(3). Kewajiban memasok produk ke
ditentukan suatu waktu tertentu
gerai pengecer diatur pada ayat (1),
sebagai tanggal pelaksanaan hak
kewajiban memberikan surat
dan kewajiban. Dengan
ketidakpuasaan kepada pengecer
lewatnya waktu tersebut tetapi
jika penjualan tidak sesuai target
hak dan kewajiban belum
diatur pada ayat (2), dan kewajiban

JOM Fakultas Hukum Volume III nomor 2, Oktober 2016 Page 9


dilaksanakan, maka sudah dapat pengecer tidak memenuhi prestasi
dikatakan terjadi wanpretasi. tersebut dengan alasan tidak
b. Jika dalam perjanjian tidak memungkinkan menggaji
disebutkan kapan suatu hak dan pramuniaga karena penjualan yang
kewajiban dilaksanakan dan kurang laris. Pasal 8 ayat (6) ini
bentuk prestasi berupa “tidak merupakan bentuk prestasi berbuat
berbuat sesuatu” wanprestasi sesuatu, tetapi pengecer melakukan
terjadi saat seseorang tidak sesuai dengan isi dari Pasal.
melaksanakan suatu perbuatan Dalam Pasal 8 ayat (7) dan Pasal 8
yang tidak diperbolekan. ayat (28) dalam perjanjian
c. Jika tidak disebutkan kapan kerjasama pemenuhan prestasi
suatu hak dan kewajiban berupa tidak berbuat sesuatu, tapi
dilaksanakan , maka wanprestasi pengecer melakukan hal yang
baru terjadi setelah adanya dilarang dalam perjanjian.
pernyataan lalai (in mora Perbuatan para pihak di atas
stelling; ingebereke stelling) sudah dapat dikatakan wanprestasi
dari pihak kreditor kepada karena telah sesuai dengan uraian
debitor. 31 Surat pernyataan lalai tentang kapan seseorang dikatakan
ini dalam bentuk somasi melakukan wanprestasi.
(teguran). Pernyataan lalai ini Sampai saat ini belum ada masalah
pada dasarnya bertujuan untuk yang diselesaikan melalui jalur
menetapkan tenggang waktu pengadilan dan belum ada terjadi
(yang wajar) kepada debitor pemutusan hubungan kerjasama
untuk memenuhi prestasinya karena wanprestasi di atas terutama
dengan sanksi tanggung gugat pada pengecer toko Sepatu Bata di
atas kerugian yang dialami kota Payakumbuh .33
kreditor.32
B. Hambatan dalam Pelaksanaan
Wanprestasi oleh perusahaan
Perjanjian Kerjasama antara PT.
dalam pelaksanaan perjanjian karena
Sepatu Bata Tbk dan Pengecer
lewatnya waktu pengiriman barang
Sepatu Bata
oleh perusahaan, walau dalam
1. Pendapatan penjualan yang
perjanjian tidak ada disebutkan
sering tidak mencapai target
waktu, tapi ini dibuat berdasarkan
yang ditentukan ole Perusahaan.
kesepakatan di luar perjanjian, yaitu
Pendapatan penjualan
waktu pengiriman barang satu kali
dipengaruhi oleh beberapa hal,
dalam lima belas hari.
seperti daya beli konsumen,
Keterlambatan pemenuhan ini
kelengkapan barang dan kinerja
menyebabkan penjualan tertunda
pramuniaga. Daya beli
pada gerai karena persediaan yang
konsumen akan baik jika
tidak memadai. Setelah diminta
kelengkapan barang dan kinerja
keterangan oleh pengecer ke DSM
pramuniaga baik ini diluar
keterlambatan ini disebabkan oleh
keadaan ekonomi konsumen.
jasa pengiriman barang.
Sejak dulu produk Bata telah
Pasal 8 ayat (3) disini prestasi
mempunyai pelanggan sendiri
berupa berbuat sesuatu, tetapi
karena kualitas produk yang
31
baik.
Agus Yudha Hernoko, Hukum
Perjanjian Asas Proposionalitas dalam
33
Kontrak Komersial, Kencana, Jakarta: 2010, Hasil wawancara dengan bapak
hlm.261 Daherka Putra Pengecer Sepatu Bata kota
32
Loc.cit. Payakumbuh pada tanggal 15 Maret 2016.

JOM Fakultas Hukum Volume III nomor 2, Oktober 2016 Page 10


Menurut Pengecer Sepatu hal-hal yang tidak ketinggalan
Bata pendapatan penjualan mode dan kualitas bagus.
beberapa tahun terakhir 3. Pengiriman barang yang sering
menurun, sehingga pengecer terlambat sampai ke toko
sering menutupi penjualan Ini terjadi pada jasa
dengan cara yang dilarang pengiriman barang yang
dalam perjanjian. Pengecer menunda sehingga merugikan
membeli barang sendiri untuk kedua belah pihak. Penundaan
mencapai target penjualan yang barang masuk ini menyebakan
ditentukan oleh perusahaan. persediaan barang pada gerai
Untuk bisa membeli barang tidak mencukupi sehingga
sendiri, pengecer menaikan mempengaruhi penjualan.
harga eceran produk yang dijual Pengeriman barang
sehingga pengecer memperoleh disepakati satu kali dalam dua
untung yang lebih selain komisi minggu. Kesepakatan mengenai
yang diberikan oleh perusahaan. waktu tidak ditulis dalam
Persediaan barang dan perjanjian. Berdasarkan hasil
kelengkapan barang juga wawancara dengan pengecer
berpengaruh terhadap penjualan Sepatu Bata pihak perusahaan
aproduk Bata berupa sepatu atau mengirimkan barang ke toko
sandal, sebagai contoh , seorang setiap satu kali dalam minggu.
konsumen menyukai satu model Setiap barang yang masuk akan
barang berupa sepatu, namun di cek dengan baik oleh
ukuran yang sesuai dengan pengecer sebelum barang
konsumen tersebut sudah tidak disusun di gudang maupun
tersedia atau kehabisan dipajang di toko untuk dijual.
persediaan. Ini menyebabkan Ketiga hambatan diatas saling
konsumen tidak jadi membeli terkait satu sama lain. Pendapatan
jika tidak ada piihan lain yang penjualan dan kekurangan model
disukai oleh konsumen. barang baru membuat pengecer
2. Terbatasnya pengiriman barang melakukan wanprestasi untuk tetap
model terbaru. bisa memenuhi target penjualan
Ini terjadi karena pengadaan yang ditentukan oleh perusahaan, ini
barang diutamakan untuk kota- demi mempertahankan perjanjian
kota besar dan toko-toko yang kerjasama.
memiliki omzet yang besar.
BAB V
Sehingga toko-toko yang
PENUTUP
terdapat pada kota kecil seperti
Payakumbuh, tidak memiliki A. Kesimpulan
model terbaru yang banyak, dan 1. Pelaksanaan perjanjian
dipenuhi dengan barang-barang kerjasama antara PT. Sepatu
model lama. Bata Tbk dan pengecer bata
Hambatan ini juga belum terlaksana dengan baik.
berpengaruh terhadap penjualan Khususnya dalam penjualan
pengecer, kekurangan model barang eceran oleh pengecer
atau banyak model lama dimana pengecer tidak
menyebabkan konsumen tidak mematuhi ketentuan Pasal
jadi untuk membeli produk. dalam perjanjian kerjasama,
Konsumen lebih suka memakai merusak dan merubah sebagian
label harga, keadaan ini

JOM Fakultas Hukum Volume III nomor 2, Oktober 2016 Page 11


merugikan konsumen karena perjanjian terlebih dahulu untuk
tidak bisa mengetahui harga asli mencegah terjadinya
dari produk sehingga ketidak perselisihan dikemudian hari.
tahuan itu membuat mereka Karena perjanjian bentuk baku
tetap membeli walau harganya pada umumnya cenderung lebih
lebih mahal. Membuka toko memihak kepada yang membuat
tidak sesuai ketentuan perjanjian perjanjian. Untuk menghindari
dan mempekerjakan pramuniaga perselisihan dikemudian hari
tidak sesuai dengan saran perlu bagi kedua belah pihak
perusahaan, sehingga untuk mentaati hak dan
pengelolaan toko kurang kewajiban masing-masing pihak
maksimal. Pengiriman barang dengan baik.
oleh perusahaan yang sering 2. Dalam pelaksanaan perjanjian
terlambat sampai ke toko, yang perlu adanya komunikasi yang
disebabkan lamanya proses dari baik dengan semua pihak.
jasa pengiriman yang digunakan Kerjasama tidak akan berjalan
perusahaan. lancar tanpa adanya itikad baik
2. Faktor penghambat yang dari para pihak untuk
ditemui dalam pelaksanaan melaksanakannya. Para pihak
perjanjian kerjasama tersebut harus saling memperhatikan
:pendapatan penjualan yang kepentingan masing-masing,
sering tidak mencapai target karena perjanjian kerjasama
yang ditetapkan olehperusahaan, bukan hanya untuk memperoleh
terbatasnya pengiriman barang keuntungan bagi satu pihak tapi
model terbaru, pengiriman bagi semua pihak terkait. Pihak
barang yang sering terlambat pengecer butuh pekerjaan untuk
sampai ke toko, semua memperoleh penghasilan dan
hambatan ini perpengaruh pihak perusahaan butuh pekerja
terhadap pengahasilan pengecer. untuk memasarkan produk
Untuk mengatasi hal tersebut mereka, sehingga perlu bagi
pengecer menaikkan harga kedua belah pihak untuk
sehingga merusak label harga bekerjasama dengan baik agar
pada barang agar konsumen memperoleh hasil yang
tidak mengetahui kenaikkan maksimal dan bisa mengatasi
harga, dan mengurangi hambatan yang terjadi.
pramuniaga, karena pramuniaga
digaji sendiri oleh pengecer.
DAFTAR PUSTAKA
B. Saran
Dari hasil kesimpulan yang A. Buku
telah penulis kemukakan diatas, Amiruddin dan H. Zainal Asikin,
maka saran penulis adalah sebagai 2010, Pengantar
berikut : Metode Penelitian
1. Perjanjian kerja sama antara PT. Hukum, Rajawali Pers,
Sepatu Bata Tbk dan Pengecer Jakarta.
Sepatu Bata ini merupakan
perjanjian bentuk baku ( Asyhadie, H. Zaeni dan Arief
standart) yang telah dibuat oleh Rahman,
PT. Sepatu Bata Tbk sehingga 2013,Pengantar Ilmu
perlu bagi pengecer untuk Hukum, Rajawali Pers,
mempelajari dan memahami isi Jakarta.

JOM Fakultas Hukum Volume III nomor 2, Oktober 2016 Page 12


Badrulzaman, Mariam Darus, 2001, Widjaja, Gunawan, 2007,
Kompilasi Hukum Memahami Prinsip
Perdata, PT Citra Keterbukaan dalam
Aditya Bakti, Bandung. Hukum Perdata, PT
Raja Grafindo Persada,
Henoko, Agus Yudha, 2010, Hukum Jakarta.
Perjanjian Asas
Proporsionalitas dalam B. Jurnal/Kamus/Makalah
Kontrak Komersial,
Kencana Prenada Media Ridwan Khairandy, “Perseroan
Group, Jakarta. Terbatas Sebagai Badan
Hukum”, Artikel Pada
H.S, Salim, 2007, Perkembangan Jurnal Hukum Bisnis
Hukum Kontrak di luar Kajian Hukum Bisnis
KUH Perdata, PT. Raja Atas UU NO.40/2007
Grafindo, Jakarta. Tentang PT, Akreditas
Jurnal Ilmiah SK N0.
_________,2010, Perkembangan 52/DIKTI/Kep./2002,
Hukum Kotrak Volume 26-NO.3-
Innominat di Indonesia, TAHUN 2007.
Sinar Grafika, Jakarta.
Departemen Pendidikan Nasional,
Jehani, Nana P, 2008, 50 Contoh 2001, Kamus Besar
Perjanjian (Kontrak), Bahasa Indonesia, Balai
Forum Sahabat, Jakarta. Pustaka, Jakarta.
Mulhadi, 2010, Hukum Perusahaan Pedoman Penulisan Skripsi
(bentuk-bentuk badan Fakultas Hukum
usaha di Indonesia) Universitas Riau, 2012,
,Ghalia Indonesia, Pekanbaru.
Bogor.
C. Peraturan Perundang-Undangan
Saliman, Abdul R, 2011. Hukum
Bisnis untuk Kitap Undang-Undang Hukum
Perusahaan Teori dan
Contoh Kasus, Kencana Perdata (Burgelijk Wetboek)
Premedia Group,
Jakarta. D. Website
Soekanto, Soejono, 1983,Pengantar
http://pt.sepatubatatbk.web.indotrad
Penelitian Hukum, UII
ing.com/ diakses, tanggal 8
Press, Yogyakarta.
November 2015.
Subekti, 2010, Hukum Perjanjian,
http://www.pengertianpakar.com/20
PT Intermesa, Jakarta.
15/02/pengertianwanprestasi-dan
Sunggono, Bambang, 2007, Metode penjelasannya.html?=1 diakses,
Penelitian Hukum, PT tanggal 9 November 2015.
Raja Grafindo Persada,
Jakarta.

JOM Fakultas Hukum Volume III nomor 2, Oktober 2016 Page 13

Das könnte Ihnen auch gefallen