Sie sind auf Seite 1von 30

2019 1

Study guide Blok Palliative Care


Tahun Ajaran 2019/2020

STUDY GUIDE

BLOK PALLIATIVE CARE

SEMESTER VII

PROGRAM STUDI FISIOTERAPI


Program Studi Fisioterapi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA
2
Study guide Blok Palliative Care
Tahun Ajaran 2019/2020

Subject Title : Palliative Care


Subject Code :
Credit Point :
Teaching Hours :
Semester :7

Day/date Time Activity Venue Conveyer


09.30 – 10.30 Lecture 1 : Introduction of Skill Lab
palliative care
Dr. Ni
Rabu, 16 Individual learning
10.30 – 11.30 WayanTianing,
Oktober2019
Break S.Si.,M.Kes.
11.30 – 12.30
SP
12.30 – 13.30
08.00 – 09.30 SGDLec. 1 Disc. Room
Dr. Ni
09.30 – 10.30 Lecture 2 : Management Skill Lab
WayanTianing,
comprehensive in palliative
S.Si.,M.Kes.
care
Kamis, 17 Individual Learning
Oktober2019 10.30 – 11.30
Break
11.30 – 12.30 Dr. Ni
SP
WayanTianing,
12.30 – 13.30 Class Room Lt.4
PlenoLec. 1 S.Si.,M.Kes.
13.30 – 15.00
08.00 – 09.30 SGDLec. 2 Disc. Room
09.30 – 10.30 Lecture 3 : Communication in Skill Lab Dr. Ni
palliative care WayanTianing,
Individual Learning S.Si.,M.Kes.
Jumat, 18 10.30 – 11.30
Oktober2019 Break
11.30 – 12.30
SP Dr. Ni
12.30 – 13.30 WayanTianing,
PlenoLec. 2 S.Si.,M.Kes.
13.30 – 15.00
Class Room Lt.4
08.00 – 09.30 SGDLec. 3 Disc. Room Dr. dr. Agung
Senin, 21 Wiwiek
09.30 – 10.30 Lecture 4 :Pathophysiology Skill Lab
Oktober2019 Indrayani,
pain in cancer
S.Ked.,M.Kes.

Program Studi Fisioterapi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana


3
Study guide Blok Palliative Care
Tahun Ajaran 2019/2020

10.30 – 11.30 Individual Learning Dr. Ni Wayan


Tianing,
11.30 – 12.30 Break
S.Si.,M.Kes.
12.30 – 13.30 SP
13.30 – 15.00 PlenoLec. 3
Class Room Lt.4
08.00 – 09.30 SGDLec. 4 Disc. Room
09.30 – 10.30 Lecture 5 : Pain management Skill Lab Dr. dr. Agung
in palliative care Wiwiek
Indrayani,
Individual Learning
Selasa, 22 10.30 – 11.30 S.Ked.,M.Kes.
Oktober2019 Break
11.30 – 12.30
SP
12.30 – 13.30 Dr. dr. Agung
Wiwiek
Indrayani,
S.Ked.,M.Kes.
PlenoLec. 4
13.30 – 15.00 Class Room Lt.4
08.00 – 09.30 SGDLec. 5 Disc. Room
09.30 – 10.30 Lecture 6:Psychology Skill Lab Department of
management in palliative care Psychology
Individual
Rabu, 23 10.30 – 11.30
Oktober 2019 11.30 – 12.30 Break Dr. dr.
SP AgungWiwiekI
12.30 – 13.30 ndrayani,
PlenoLec. 5 S.Ked.,M.Kes.
13.30 – 15.00
Class Room Lt.4
08.00 – 09.30 SGDLec. 6 Disc. Room AA
09.30 – 10.30 Lecture 7 : Physiotherapy Skill Lab GdAnggaPuspa
Management I Negara,
S.Ft.,M.Fis.
Kamis, 24 Individual Learning
10.30 – 11.30
Oktober 2019
Break
11.30 – 12.30
SP
12.30 – 13.30 Department of
PlenoLec. 6 Psychology
13.30 – 15.00

Program Studi Fisioterapi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana


4
Study guide Blok Palliative Care
Tahun Ajaran 2019/2020
Class Room Lt.4
08.00 – 09.30 SGDLec. 7 Disc. Room I
PutuYudiPrama
09.30 – 10.30 Lecture 8 :Physiotherapy Skill Lab
na Putra,
Management II
Jumat, 25 S.Ft.,M.Fis.
Oktober2019 Individual Learning
10.30 – 11.30
Break
11.30 – 12.30 AA
SP GdAnggaPuspa
12.30 – 13.30
Negara,
PlenoLec. 7
13.30 – 15.00 Class Room Lt.4 S.Ft.,M.Fis.

08.00 – 09.30 SGDLec. 8 Disc. Room


09.30 – 10.30 Lecture 9 : Physiotherapy Skill Lab SayuAryantariP
Management III utriThanaya,
S.Ft.,M.Fis.
Individual Learning
Senin, 28 10.30 – 11.30
Oktober2019 Break
11.30 – 12.30 I
SP PutuYudiPrama
12.30 – 13.30
PlenoLec. 8 na Putra,
13.30 – 15.00 S.Ft.,M.Fis.
Class Room Lt.4
08.00 – 09.30 SGDLec. 9 Disc. Room
09.30 – 10.30 Lecture 10: Physiotherapy Skill Lab
Ni LuhPutu
Management IV
Gita
Individual Learning KaruniaSaraswa
10.30 – 11.30
ti, S.Ft.,M.Fis.
Selasa, 29 Break
11.30 – 12.30
Oktober 2019
SP
12.30 – 13.30
SayuAryantariP
PlenoLec. 9
13.30 – 15.00 utriThanaya,
S.Ft.,M.Fis.
Class Room Lt.4

Rabu, 30 UJIAN SP
Oktober 2019

Kamis, 31
Oktober2019 FINAL EXAM

Program Studi Fisioterapi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana


5
Study guide Blok Palliative Care
Tahun Ajaran 2019/2020

RAPAT
Rapat dilaksanakan untuk mengevaluasi proses dan ketercapaian blok palliative care. Rapat
diadakan pada setelah blok berakhir dengan mengisi kuesioner proses belajar mengajar untuk
mendapatkan masukan dari mahasiswa, fasilitator dan lecturer.

PLENARY SESSION
Pada plenary session, mahasiswa mendiskusikan hal-hal yang belum jelas atau belum
terjawab pada saat small group discussion (SGD). Diskusi dilakukan dengan dosen yang
memberikan lecture pada topik SGD. Dosen memberikan penjelasan dan mengarahkan
mahasiswa terkait pertanyaan yang diajukan oleh mahasiswa.

METODE PENILAIAN

Nilai akhir adalah nilai ujian CBT (80%), Nilai Student Project (15%) dan Nilai SGD (5%)

Program Studi Fisioterapi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana


6
Study guide Blok Palliative Care
Tahun Ajaran 2019/2020
STUDENT PROJECT

Tujuan dari student project pada blok ini adalah memberikan kesempatan kepada mahasiswa
untuk mempelajari lebih dalam mengenai aplikasi ilmu palliative care. Selain itu, juga
memberikan kesempatan bagi para mahasiswa untuk melatih mahasiswa agar mampu
melakukan analisa posisi kerja dengan keluhan muskuloskeletal yang dialami oleh para
pekerja.

Student Project dalam blok ini terdiri dari :


 Kelompok 1 : Penatalaksanaan nyeri kronis pada pasien kanker yang memerlukan
perawatan palliative
 Kelompok 2 : Penatalaksanaan pasien kanker anak yang memerlukan perawatan
palliative
 Kelompok 3 : Penatalaksanaan aerobic capacity pada pasien yang memerlukan
perawatan palliative
 Kelompok 4 : Penatalaksanaan efek tirah baring lama (immobilisasi) pada pasien
yang memerlukan perawatan palliative
 Kelompok 5 : Penatalaksanaan psikologi dan kesehatan mental pada pasien yang
memerlukan perawatan palliative

Program Studi Fisioterapi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana


7
Study guide Blok Palliative Care
Tahun Ajaran 2019/2020
Lecture 1 : Introduction of Palliative Care

Tanggal : 16 Oktober 2019


Tempat : Ruang Kuliah Lantai I Gedung Skill Lab FK Unud
Waktu : 09.30 – 10.30

Tujuan Pembelajaran
 Mahasiswa mampu menjelaskan tentang definisi palliative care
 Mahasiswa mampu menjelaskan pembagian keilmuan palliative care

Konten Kurikulum
 Definisi palliative care
 Pembagian keilmuan palliative care

Abstrak
WHO menggambarkan perawatan paliatif sebagai sebuah pendekatan untuk
meningkatkan kualitas hidup pasien dan keluarga mereka menghadapi masalah yang terkait
dengan penyakit yang dideritanya melalui pencegahan dan meringankan penderitaan melalui
pengobatan masalah meringankan rasa sakit, fisik, psikososial dan spiritual dan lainnya.
Secara umum istilah paliatif adalah perawatan yang merujuk kepada keperawatan untuk
meredakan gejala, apakah ada atau tidak ada harapan penyembuhan dengan cara lain,
demikian perawatan paliatif dapat digunakan untuk meringankan efek samping dari
perawatan kuratif, seperti meringankan mual akibat kemoterapi. Namun saat ini, pelayanan
kesehatan di Indonesia belum menyentuh kebutuhan pasien dengan penyakit yang sulit
disembuhkan tersebut, terutama pada stadium lanjut dimana prioritas pelayanan tidak hanya
pada penyembuhan tetapi juga perawatan agar mencapai kualitas hidup yang terbaik bagi
pasien dan keluarganya. Rumah sakit yang mampu memberikan pelayanan perawatan paliatif
di Indonesia masih terbatas. Jumlah dokter yang mampu memberikan pelayanan perawatan
paliatif juga masih terbatas begitu juga keadaan sarana pelayanan perawatan paliatif di
Indonesia masih belum merata sehingga diperlukan kebijakan perawatan paliatif di Indonesia
yang memberikan arah bagi sarana pelayanan kesehatan untuk menyelenggarakan pelayanan
perawatan paliatif komprehensif dan holistik.

Program Studi Fisioterapi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana


8
Study guide Blok Palliative Care
Tahun Ajaran 2019/2020

Learning Task
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan:
a. Perawatan palliative
b. Home care
c. Asuhan paliative
2. Jelaskan mengapa perlu dilakukan perawatan palliative terhadap pasien
3. Seberapa besar manfaat palliative dalam perawatan pasien
4. Pasien dengan kategori penyakit yang bagaimana membutuhkan perawatan palliative
5. Mengapa perlu dilakukan perawatan palliative

Referensi
Cowen, Perle Slavik. (2006). Current issues In Nursing. Seventh edition. United state of
America: Mosby Elsevier Hospice and palliative care. Tgl 29 Juli 2010 Perawatan paliatif
dan hospice. Tgl 30 Juli 2010

Program Studi Fisioterapi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana


9
Study guide Blok Palliative Care
Tahun Ajaran 2019/2020

Lecture 2 : Comprehensive management in palliative care

Tanggal : 17 Oktober 2019


Tempat : Ruang Kuliah Lantai I Gedung Skill Lab FK Unud
Waktu : 09.30 – 10.30

Tujuan Pembelajaran
 Mahasiswa mampu menjelaskan tentang penanganan komprehensif pada palliative
care
 Mahasiswa mampu menjelaskan tentang kewenangan profesi fisioterapi pada
palliative care

Konten Kurikulum
 Penanganan komprehensif palliative care
 Kewenangan profesi fisioterapi palliative care

Abstrak
Perawatan paliatif adalah pendekatan yang bertujuan memperbaiki kualitas hidup
pasien dan keluarga yang menghadapi masalah yang berhubungan dengan penyakit yang
dapat mengancam jiwa, melalui pencegahan dan peniadaan melalui identifikasi dini dan
penilaian yang tertib serta penanganan nyeri dan masalah-masalah lain, fisik, psikososial dan
spiritual (sumber referensi WHO, 2002). Palliative home care adalah pelayanan perawatan
paliatif yang dilakukan di rumah pasien, oleh tenaga paliatif dan atau keluarga atas
bimbingan/pengawasan tenaga paliatif. Hospise care adalah tempat dimana pasien dengan
penyakit stadium terminal yang tidak dapat dirawat di rumah namun tidak melakukan
tindakan yang harus dilakukan di rumah sakit. Pelayanan yang diberikan tidak seperti di
rumah sakit, tetapi dapat memberikan pelayanan untuk mengendalikan gejala- gejala yang
ada, dengan keadaan seperti di rumah pasien sendiri. Hospice care adalah perawatan pasien
terminal (stadium akhir) dimana pengobatan terhadap penyakitnya tidak diperlukan lagi.
Perawatan ini bertujuan meringankan penderitaan dan rasa tidak nyaman dari pasien,
berlandaskan pada aspek bio-psiko-sosial-spiritual. Asuhan paliatif merupakan perawatan

Program Studi Fisioterapi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana


10
Study guide Blok Palliative Care
Tahun Ajaran 2019/2020
0
secara holistik yang tidak hanya membantu mengurangi nyeri dan gejala pasien dengan
penyakit kronis, tetapi juga menguatkan pasien dan keluarga secara psikososial dan juga
spiritual.

Learning Task
1. Siapa yang boleh melakukan perawatan palliative
2. Jenis penyakit apa yang bisa dirawat dengan palliative
3. Sebutkan dan jelaskan penanganan yang dianjurkan dengan palliative
4. Dimana sebaiknya dilakukan penangan palliative dan kenapa.
5. Jelaskan perbedaan pelayanan palliative dengan non paliative

Jelaskan tahap penanganan patien sesuai gambar tersebut di atas!!!

Referensi
Cowen, Perle Slavik. (2006). Current issues In Nursing. Seventh edition. United state of
America: Mosby Elsevier Hospice and palliative care. Tgl 29 Juli 2010 Perawatan
paliatif dan hospice. Tgl 30 Juli 2010

Program Studi Fisioterapi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana


11
Study guide Blok Palliative Care
Tahun Ajaran 2019/2020
1

Lecture 3 : Communication in palliative care

Tanggal : 18 Oktober 2019


Tempat : Ruang Kuliah Lantai I Gedung Skill Lab FK Unud
Waktu : 09.30 – 10.30

Tujuan Pembelajaran
 Mahasiswa mampu menjelaskan tentang definisi komunikasi
 Mahasiswa mampu menjelaskan tentang proses komunikasi pada palliative care

Konten Kurikulum
 Definisi komunikasi
 Proses komunikasi pada palliative care

Abstrak
WHO menggambarkan perawatan paliatif sebagai sebuah pendekatan untuk
meningkatkan kualitas hidup pasien dan keluarga mereka menghadapi masalah yang terkait
dengan penyakit yang dideritanya melalui pencegahan dan meringankan penderitaan melalui
pengobatan masalah meringankan rasa sakit, fisik, psikososial dan spiritual dan lainnya.
Secara umum istilah paliatif adalah perawatan yang merujuk kepada keperawatan untuk
meredakan gejala, apakah ada atau tidak ada harapan penyembuhan dengan cara lain,
demikian perawatan paliatif dapat digunakan untuk meringankan efek samping dari
perawatan kuratif, seperti meringankan mual akibat kemoterapi. Namun saat ini, pelayanan
kesehatan di Indonesia belum menyentuh kebutuhan pasien dengan penyakit yang sulit
disembuhkan tersebut, terutama pada stadium lanjut dimana prioritas pelayanan tidak hanya
pada penyembuhan tetapi juga perawatan agar mencapai kualitas hidup yang terbaik bagi
pasien dan keluarganya. Rumah sakit yang mampu memberikan pelayanan perawatan paliatif
di Indonesia masih terbatas. Jumlah dokter yang mampu memberikan pelayanan perawatan
paliatif juga masih terbatas begitu juga keadaan sarana pelayanan perawatan paliatif di
Indonesia masih belum merata sehingga diperlukan kebijakan perawatan paliatif di Indonesia

Program Studi Fisioterapi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana


12
Study guide Blok Palliative Care
Tahun Ajaran 2019/2020
2
yang memberikan arah bagi sarana pelayanan kesehatan untuk menyelenggarakan pelayanan
perawatan paliatif komprehensif dan holistik.

Learning Task
1. Jelaskan yang dimaksud dengan komunikasi efektif
2. Jelaskan pentingnya komunikasi pada perawatan palliative
3. Jelaskan komunikasi yang sesuai dalam merawat patien palliative
4. Jelaskan dampak jika komunikasi tidak efektif

Referensi
Cowen, Perle Slavik. (2006). Current issues In Nursing. Seventh edition. United state of
America: Mosby Elsevier Hospice and palliative care. Tgl 29 Juli 2010 Perawatan
paliatif dan hospice. Tgl 30 Juli 2010

Program Studi Fisioterapi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana


13
Study guide Blok Palliative Care
Tahun Ajaran 2019/2020
3
Lecture 4 : Pain Pathophysiology in Cancer

Tanggal : 21 Oktober 2019


Tempat : Ruang Kuliah Lantai I Gedung Skill Lab FK Unud
Waktu : 09.30 – 10.30

Tujuan Pembelajaran
 Mahasiswa mampu menjelaskan tentang definisi nyeri
 Mahasiswa mampu menjelaskan tentang patofisiologi nyeri pada kanker
 Mahasiswa mampu menjelaskan tentang patofisiologi nyeri visceral pada kanker
 Mahasiswa mampu menjelaskan tentang patofisiologi nyeri neuropati pada kanker

Konten Kurikulum
 Definisi nyeri
 Patofisiologi nyeri pada kanker
 Patofisiologi nyeri visceral pada kanker
 Patofisiologi nyeri neuropati pada kanker

Abstrak
Palliative care tidak bisa terlepas dari penatalaksanaan nyeri kronis pada penyakit
yang tidak bisa disembuhkan secara medis (stadium akhir) dengan tujuan untuk
meningkatkan kualitas hidup pasien dalam menghadapi setiap penyakit yang diderita dan
mempersiapkan diri menghadapi kematian dengan baik. Terapi palliative belumlah optimal,
diperlukan kerjasama interprofessional (dokter, perawat, fisioterapi, psikolog dan tenaga
kesehatan lainnya) untuk menghilangkan gejala/keluhan lain yang disebabkan oleh penyakit
itu sendiri maupun sebagai komplikasi dari terapi kuratif. Memahami patofisiologi nyeri pada
nyeri kronis khususnya kanker sangat diperlukan bagi tenaga kesehatan tidak terkecuali
seorang fisioterapi.
Nyeri adalah salah satu keluhan yang sering dijumpai pada pasien keganasan
(kanker). Massa tumor yang bertambah besar akan menekan saraf , tulang dan organ lain
sehingga menimbulkan nyeri. Nyeri juga dapat terjadi oleh karena adanya metastasis, akibat
prosedur tindakan diagnostik dan komplikasi terapi. Definisi nyeri menurut the international
study of pain adalah perasaan sensorik dan emosional tidak menyenangkan yang

Program Studi Fisioterapi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana


14
Study guide Blok Palliative Care
Tahun Ajaran 2019/2020
4
dihubungkan dengan kerusakan jaringan yang telah atau akan terjadi atau digambarkan
seperti mengalami kerusakan jaringan. Nyeri bersifat subyektif karena ambang nyeri setiap
individu berbeda beda. Ambang nyeri akan turun bila pasien berada pada kondisi cemas,
sedih, marah, depresi. Ambang nyeri akan meningkat jika pasien cukup istirahat, adanya rasa
empati dari orang lain , diversi dan pengertian.
Patofisiologi nyeri diawali dengan pengeluaran mediator-mediator inflamasi seperti
bradikinin, prostaglandin, histamin, serotonin dan substrat P yang akan merangsang ujung-
ujung saraf bebas. Struktur ini akan diubah menjadi impuls listrik yang dihantarkan melalui
saraf menuju ke system saraf pusat. Adanya impuls nyeri akan menyebabkan keluarnya
endorphin yang akan berikatan dengan reseptor Mu, Delta dan Kappa di system saraf pusat,
terikatnya endorphin pada reseptor akan menyebabkan hambatan pengeluaran mediator di
perifer sehingga akan menghambat penghambatan impuls nyeri di otak. Nyeri pada kanker
dapat berupa nyeri nosiseptif maupun nyeri neuropatik
Nyeri visceral adalah nyeri nosiseptif yang disebabkan oleh penarikan, distensi atau
inflamasi pada organ dalam toraks dan abdomen. Nyeri visceral bersifat difus, tidak
terlokalisasi dan dapat menimbulkan gejala mual dan muntah. Sedangkan nyeri neuropatik
sering dijumpai pada pasien keganasan dan umumnya sulit untuk ditangani. Nyeri neuropatik
dapat terjadi akibat kompresi saraf oleh massa tumor, trauma saraf pada prosedur diagnostik
atau pembedahan serta cedera system saraf akibat efek samping kemoterapi atau radioterapi.
Adanya gangguan ini pada system saraf akan menyebabkan lepasnya muatan spontan dan
paroksismal pada system perifer dan pusat atau menyebabkan hilangnya modulasi inhibitor
pusat. Karakteristik nyeri neuropatik adalah hyperalgesia/respon berlebihan terhadap
stimulus yang menimbulkan nyeri dan alodinia (nyeri yang disebabkan oleh stimulus yang
secara normal tidak menyebabkan nyeri)

Learning Task
1. Buatlah bagan mekanisme nyeri pada kanker dan jelaskan mediator mediator yang
terlibat didalamnya !
2. Jelaskan perbedaan nyeri visceral dan nyeri neuropatik !
3. Apakah tipe nyeri yang biasanya terjadi pada pasien kanker ?
4. Jelaskan modalitas terapi fisioterapi yang dapat digunakan untuk terapi nyeri dan
mekanisme kerjanya ?
5. Apakah modalitas terapi fisioterapi dapat digunakan untuk mengatasi nyeri pada
kanker ?

Program Studi Fisioterapi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana


15
Study guide Blok Palliative Care
Tahun Ajaran 2019/2020
5
Referensi
Cowen, Perle Slavik. (2006). Current issues In Nursing. Seventh edition. United state of
America: Mosby Elsevier Hospice and palliative care. Tgl 29 Juli 2010 Perawatan
paliatif dan hospice. Tgl 30 Juli 2010

Program Studi Fisioterapi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana


16
Study guide Blok Palliative Care
Tahun Ajaran 2019/2020
6
Lecture 5 : Pain Management in Palliative Care

Tanggal : 22 Oktober 2019


Tempat : Ruang Kuliah Lantai I Gedung Skill Lab FK Unud
Waktu : 09.30 – 10.30

Tujuan Pembelajaran
 Mampu memahami dan menyebutkan berbagai intervensi farmakologis untuk
manajemen nyeri pasien paliatif
 Mampu memahami dan menjelaskan bagaimana mekanisme intervensi farmokologis
dalam mengurangi nyeri

Konten Kurikulum
 Intervensi farmakologis dalam mengurangi nyeri

Abstrak
Penatalaksanaan nyeri pada pasien yang memerlukan perawatan palliative
memerlukan kerjasama dari berbagai bidang kesehatan secara interprofessional. Multimodal
terapi diperlukan untuk penatalaksanaan nyeri kronis khususnya nyeri pada pasien kanker
terminal. Modalitas terapi untuk nyeri kanker meliputi sleep hygiene, life style management,
physical or occupational therapy, physiotherapy, complementary therapies,
pharmacotherapy, education, stress management.
Penatalaksanaan nyeri merupakan salah satu bagian dari perawatan palliative yang
penting. Prevalensi kanker yang paling nyeri adalah di bagian kepala dan leher (40%). Terapi
laksana nyeri mencakup terapi farmakologis dan non farmakologis. Pedoman WHO untuk
terapi farmakologi untuk nyeri digambarkan sebagai stepladder. Sekitar 80-90% pasien
keganasan dengan keluhan nyeri dapat diatasi dengan pemberian analgetik, terutama
morfin.
Strategi penanganan nyeri secara farmakologis yang digunakan saat ini berpedoman
pada pedoman yang dikeluarkan WHO sebagai berikut : 1) Terapi harus diberikan dengan
jadwal tertentu untuk mencegah awitan nyeri, 2) Terapi harus diberikan dengan cara mudah
dan dapat diterima oleh pasien, 3) Pemberian dosis terapi harus disesuaikan dengan kondisi
pasien. Terapi farmakologis dimulai dengan pemberian analgesik non opioid untuk nyeri

Program Studi Fisioterapi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana


17
Study guide Blok Palliative Care
Tahun Ajaran 2019/2020
ringan, untuk nyeri yang bersifat sedang dan berat dipilih analgesic opioid. Terapi ajuvan
diberikan dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu terapi ko-analgesik mencakup anti
depresan (seperti amitriptilin) , antikonvulsan (seperti karbamazepin dan diazepam) dan
kortikosteroid.
Terapi non farmakologis dapat digunakan untuk mengurangi rasa nyeri. Pemberian
tindakan fisioterapi dapat dipertimbangkan untuk dapat mengurangi rasa nyeri yang
ditimbulkan pada pasien keganasan.

Learning Task
1. Jelaskan terapi nyeri yang dapat diberikan pada pasien keganasan yang memerlukan
perawatan palliative ?
2. Jelaskan terapi farmakologis yang dapat diberikan berdasarkan standar WHO?
3. Jelaskan mekanisme obat NSAID dapat mengurangi rasa nyeri ?
4. Jelaskan modalitas terapi apa saja yang diperlukan pada perawatan pasien palliative ?
5. Terapi non farmakogis apa saja yang dapat diberikan pada perawatan pasien
palliative?

Referensi
Kumar, S.P., 2011. Cancer pain: a critical review of mechanism-based classification and
physical therapy management in palliative care. Indian journal of palliative care, 17(2),
p.116.

Kumar, S.P. and Jim, A., 2010. Physical therapy in palliative care: from symptom control to
quality of life: a critical review. Indian journal of palliative care, 16(3), p.138.

MArie, B.S., 2013. Pain management in patients receiving palliative care. Oncology nurse
advisor, 2013, p.e1.

Program Studi Fisioterapi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana


18
Study guide Blok Palliative Care
Tahun Ajaran 2019/2020
8

Lecture 6 : Psychology Management in Palliative Care

Tanggal : 23 Oktober 2019


Tempat : Ruang Kuliah Lantai I Gedung Skill Lab FK Unud
Waktu : 09.30 – 10.30

Tujuan Pembelajaran
 Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan perawatan psikososial dalam
perawatan paliatif
 Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan mengenai dinamika psikologis
individu dengan penyakit progresif dan menghadapi kematian
 Mahasiswa mampu memahami, menjelaskan, dan berlatih keterampilan komunikasi
dalam perawatan paliatif
 Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan ketentuan perawatan psikososial dam
perawatan paliatif

Konten Kurikulum
 Definisi perawatan psikososial dalam perawatan paliatif, definisi tritmen psikososial
 Pendekatan psikososial dalam perawatan, respon-respon psikologis individu dengan
penyakit terminal/penyakit progresif,
 Teori Kubler-Ross (penyesuaian psikologis terhadap kematian)
Keterampilan komunikasi dalam perawatan paliatif: dampak dari komunikasi yang
baik, tipe komunikasi fasilitatif, strategi komunikasi dalam perawatan paliatif, latihan
(role play)

Abstrak
Pada awalnya (berdasarkan perjalanan sejarahnya) perawatan rumah sakit
dikembangkan karena adanya ketidakpuasan terhadap perawatan pada pasien dalam kondisi
kritis (dying) dan keluarganya. Selanjutnya, prinsip-prinsip perawatan rumah sakit dapat
dikembangkan, diharapkan dan dapat diterapkan dalam berbagai pengaturan (setting), oleh
pencetusnya yaitu Christopher Hospice yang diawali pada tahun 1967. Adanya konsep “total
pain” yang menekankan bahwa rasa sakit yang dialami oleh pasien/individu yang sakit tidak

Program Studi Fisioterapi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana


19
Study guide Blok Palliative Care
Tahun Ajaran 2019/2020
9
hanya pada aspek fisik saja, namun aspek psikologis, sosial, dan spiritual dapat menjadi
tekanan bagi individu tersebut, yang tentunya dapat pula berkontribusi terhadap
penderitaan/ketidaknyamanan yang dialami (Williams, 2003). Hal ini juga sejalan dengan
perkembangan pendekatan biomedis menjadi pendekatan biopsikososial dalam menjelaskan,
mendiagnosis, perawatan serta, program rehabilitasi dan program prevensi bagi individu yang
sedang mengalami kondisi sakit maupun menjaga kondisi kesehatan (Sarafino & Smith,
2011). Begitu pula halnya dalam perawatan paliatif. Tujuan adanya perawatan paliatif tidak
hanya ditujukan bagi pasien dengan kondisi kritis atau sekarat saja. Namun tujuan utama
perawatan paliatif adalah meningkatkan kualitas hidup individu tersebut.

Skenario
Saudara bersedia membantu perawatan seorang perempuan inisial J usia 55 tahun
yang mengalami arthritis sejak 1 tahun lalu, yang kini memilih untuk dirawat di rumah
pribadinya. J tinggal bersama anak, menantu serta 2 cucu usia remaja di rumah tersebut.
Sudah 3 kali Saudara mengunjunginya, J selalu menolak untuk bertemu karena J merasa
dirinya tidak sakit apapun. Meskipun anggota keluarga lainya berupaya membujuk J untuk
bertemu Saudara, J masih menolak.

Learning Task
1. Berdasarkan ilustrasi di atas, jelaskan kondisi psikologis yang dialami oleh J!
2. Jelaskan pendekatan psikososial apa yang dapat Saudara lakukan jika berada dalam
kondisi seperti ilustrasi di atas.
3. Berikan contoh kalimat-kalimat komunikasi yang efektif terhadap pasien yang
memasuki usia lanjut dalam perawatan paliatif.
4. Jelaskan pendapat Saudara mengenai peran keluarga pasien dalam perawatan paliatif!
Apa saja yang dapat Saudara lakukan agar terjadi kolaborasi antara Saudara
(berdasarkan keilmuan Saudara), professional lainnya, serta keluarga pasien, dalam
rangka meningkatkan kualitas hidup pasien dalam perawatan paliatif?

Self Assessment
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan perawatan psikososial dalam perawatan paliatif!
Serta jelaskan pentingnya perawatan psikososial tersebut!
2. Jelaskan respon-respon psikologis individu dalam penyesuaian terjadap kematian dan
masing-masing contohnya (teori Kubler Ross)!

Program Studi Fisioterapi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana


20
Study guide Blok Palliative Care
Tahun Ajaran 2019/2020
3. Uraikan komunikasi yang baik bagi pasien dalam perawatan paliatif
4. Uraikan apa saja yang sepatutnya dilakukan saat memberikan informasi buruk
mengenai kondisi pasien dalam peawatan paliatif!
5. Jelaskan ketentuan-ketentuan perawatan psikososial dalam perawatan paliatif!

Referensi
Buckley, J. 2008. Palliative care: an integrated approach. United Kingdom: Wiley-
Blackwell.
Taylor, S. E. 2015. Health psychology. Ninth Edition. New York. McGraw-Hill Education.
Williams, M. L. 2003. Psychosocial issues in palliative care. New York: Oxford University
Press).

Program Studi Fisioterapi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana


21
Study guide Blok Palliative Care
Tahun Ajaran 2019/2020
1

Lecture 7 : Physiotherapy Management I

Tanggal : 24 Oktober 2019


Tempat : Ruang Kuliah Lantai I Gedung Skill Lab FK Unud
Waktu : 09.30 – 10.30

Tujuan Pembelajaran
 Mahasiswa mampu menjelaskan tentang definsi aerobic capacity
 Mahasiswa mampu menjelaskan tentang intervensi aerobic capacity pada palliative
care
 Mahasiswa mampu menjelaskan tentang mekanisme kerja aerobic capacity pada
palliative care

Konten Kurikulum
 Definisi aerobic capacity
 Intervensi aerobic capacity
 Mekanisme kerja aerobic capacity

Abstrak
Latihan dan fase rehabilitasi untuk pasien paliatif akan lebih banyak membahas
tentang fungsi fisik, kekuatan otot, emosional, gejala psikologis, kapasitas fungsional,
kualitas hidup, mortalitas dan morbiditas yang positif. Berdasarkan data penelitian,
menyebutkan bahwa pasien paliatif harus tetap menjaga kapasitas aerobiknya untuk dapat
memenuhi kebutuhan tersebut. Tidak ada standar pendekatan mengenai kapasitas aerobik
tersebut, namun, kapasitas aerobik pada pasien paliatif harus tetap terjaga dan ditingkatkan
kemampuannya dari hari ke hari. Latihan aerobik diketahui dapat meningkatkan kemampuan
biopsikososial pada pasien paliatif, dan saat ini latihan aerobik tidak hanya digunakan sebagai
intervensi, namun lebih digunakan untuk meningkatkan kualitas hidup. Latihan aerobik pada
pasien paliatif juga tetap menggunakan ketentuan intensitas, durasi, dan frekuensi yang
disesuaikan dengan kondisi pasien, dengan catatan tidak sampai menyebabkan pasien
kehilangan energi, mengalami kelelahan dan gangguan pada performa fisik.

Program Studi Fisioterapi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana


22
Study guide Blok Palliative Care
Tahun Ajaran 2019/2020
2
Learning Task
1. Apa peranan latihan aerobik pada palliative care?
2. Bagaimana penentuan FITT pada pasien kanker stadium 3?

Referensi
Kumar, S.P. and Jim, A., 2010. Physical therapy in palliative care: from symptom control to
quality of life: a critical review. Indian journal of palliative care, 16(3), p.138.

Program Studi Fisioterapi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana


23
Study guide Blok Palliative Care
Tahun Ajaran 2019/2020
3
Lecture 8 : Physiotherapy Management II

Tanggal : 25 Oktober 2019


Tempat : Ruang Kuliah Lantai I Gedung Skill Lab FK Unud
Waktu : 09.30 – 10.30

Tujuan Pembelajaran
 Mahasiswa mampu menjelaskan efek dari imobilisasi
 Mahasiswa mampu menjelaskan upaya preventif dari efek imobilisasi
 Mahasiswa mampu menjelaskan prinsip penanganan pasien imobilisasi
 Mahasiswa mampu menjelaskan edukasi dan exercise aktif / pasif pada pasien
imobilisasi lama

Konten Kurikulum
 Definisi imobilisasi
 Upaya preventif dari efek imobilisasi
 Prinsip penanganan pasien imobilisasi
 Edukasi dan exercise aktif / pasif pada pasien imobilisasi lama

Abstrak
Stroke merupakan salah satu penyakit kardiovaskuler nonprogresif akibat adanya
ischemic jaringan pada otak baik yang diakibatkan oleh penekanan ( Stroke hemoragic)
ataupun kurangnya asupan nutrisi / oksigen pada jaringan otak (stroke nonheamoragic).
Penyembuhan dari pasien stroke sangat ditentukan oleh luas ischemic jaringan otak, recall
memori dari latihan fasilitasi dan exercise yang sesuai dengan kemampuan optimal pasien.
Setiap tahunnya kejadian stroke mencapai 267 dari 100.000 populasi dengan prevalensi 6,2%
pada perempuan dan 36% pada laki-laki dimana penderita umumnya usia 40-60 tahun.
Hamper semua kejadian dari kasus stroke sendiri sering kali menyebabkan pasien berada
dalam kondisi tirah baring (bed rest) dalam waktu mulai dari hitungan hari, minggu, bahkan
tahun sehingga mempengaruhi kondisi anatomi dan fisiologis dari pasien. Dalam penanganan
kasus stroke dimana kondisi pasien bed rest dalam waktu lama harus memperhatikan efek
jangka panjang yang dapat terjadi akibat bed rest dan melakukan intervensi dan edukasi pada
pasien dan keluarga.

Program Studi Fisioterapi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana


24
Study guide Blok Palliative Care
Tahun Ajaran 2019/2020
4
Skenario 1
Seorang pria berusia 58 tahun terkena serangan stoke 6 bulan yang lalu sehingga pasien
mengalami keterbatasan fungsi tangan kiri. Setelah dilakukan rehabilitasi singkat 1 tahun
kemudian pasien tersebut terkena serangan stroke ke 2 dan sempat tidak sadarkan diri selama
1 minggu. Setalah pasien sadar kondisi kognitif pasien buruk, tidak ada komunikasi ataupun
gerakan pada tubuh sebelah kiri pasien. Dari saat itu sampai 8 bulan kemudian pasien bed rest
di tempat tidur dengan posisi yang statis. Karena kurangnya edukasi dan keterbatasan
ekonomi keluarga, fisioterapis baru dipanggil untuk melatih pasien setelah sebelumnya pasien
dibiarkan apa adaya tanpa ada intervensi ataupun latihan untuk mengoptimalkan kondisi
pasien dan hanya mengandalkan obat dari dokter.

Hasil pemeriksaan fisioterapi, meliputi:


 (Inspeksi): terdapat kemerahan dan lecet pada punggung, bahu dan sekitar hip dari
pasien, terlihat pola spastik pada tangan dan kaki kiri pasien serta terjadi pola rotasi
pada neck
 Kondisi kesadaran : apatis
 (Palpasi): terdapat hipertonus pada sisi spastik
 Auskultasi : + whezzing
 (Pemeriksaan vital sign):
HR : 95 / mt
RR : 20 / mnt
TD : 135 / mt

Learning Task
1. Jelaskan dan sebutkan permasalahan apa saja yang telah terjadi dan kemungkinan
akan terjadi jika kondisi imobilisasi pasien dipertahankan !
2. Desain intervensi yang akan diberikan pada pasien! (terapi latihan, manual terapi, atau
modalitas elektroterapi)
3. Apa saja edukasi yang dapat disarankan untuk keluarga pasien tersebut?

Self Assessment
1. Jelaskan mengenai definisi imobilisasi!
2. Jelaskan mengenai Upaya preventif fisioterapi dari efek imobilisasi

Program Studi Fisioterapi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana


25
Study guide Blok Palliative Care
Tahun Ajaran 2019/2020
3. Jelaskan mengenai penanganan pasien imobilisasi!
4. Jelaskan mengenai prinsip penanganan pasien imobilisasi !
5. Jelaskan mengenai edukasi dan exercise aktif / pasif pada pasien imobilisasi lama !

Referensi
Kisner, C. dan Colby, LA. 2012. Therapeutic Exercise Foundations and Techniques Sixth
Edition. Philadelphia: F.A. Davis Company
Martin, ST. dan Kessler, M. 2007. Neurologic Interventions for Physical Therapy. Missouri:
Saunders Elsevier

Program Studi Fisioterapi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana


26
Study guide Blok Palliative Care
Tahun Ajaran 2019/2020
Lecture 9 : Physiotherapy Management III

Tanggal : 28 Oktober 2019


Tempat : Ruang Kuliah Lantai I Gedung Skill Lab FK Unud
Waktu : 09.30 – 10.30

Tujuan Pembelajaran:

 Mampu memahami dan menyebutkan berbagai intervensi non-farmakologis yang


dapat diberikan oleh fisioterapis untuk manajemen nyeri pasien paliatif
 Mampu memahami dan menjelaskan bagaimana mekanisme berbagai intervensi non-
farmokologis dalam mengurangi nyeri

Konten Kurikulum:

 Pengertian nyeri
 Gambaran nyeri pada berbagai kasus paliatif
 Peran fisioterapis dalam perawatan paliatif
 Intervensi-intervensi non-farmakologis dalam perawatan paliatif
 Mekanisme intervensi-intervensi non-farmakologis dalam mengurangi nyeri pada
kasus paliatif
 Evidence for physiotherapy treatments in pain relief

Abstrak

Perawatan paliatif merupakan pelayanan kesehatan kepada penderita sebagai individu


seutuhnya yang bersifat holistik dan terintegrasi. Perawatan ini diperlukan bagi penderita
dengan penyakit yang belum dapat disembuhkan seperti kanker, HIV/AIDS, penyakit neuron
motorik dan multiple sclerosis, yang masing-masing dapat mendapatkan manfaat dari
keterlibatan fisioterapi. Perawatan paliatif dapat membantu dalam mengurangi nyeri yang
dialami pasien paliatif dan berperan dalam manajemen gejala yang menyedihkan dan
melemahkan, sehingga dapat membantu meningkatkan kualitas hidup pasien yang menderita
penyakit yang membatasi hidup mereka dan keluarga sekitar.

Secara umum nyeri adalah suatu rasa yang tidak nyaman, baik ringan maupun berat. Nyeri
adalah pengalaman perasaan emosional yang tidak menyenangkan akibat terjadinya
kerusakan aktual maupun potensial, atau menggambarkan kondisi terjadinya kerusakan.

Program Studi Fisioterapi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana


27
Study guide Blok Palliative Care
Tahun Ajaran 2019/2020
Setiap individu pasti pernah mengalami nyeri dalam tingkatan tertentu. Nyeri merupakan
alasan yang paling umum orang mencari perawatan kesehatan. Walaupun merupakan salah
satu dari gejala yang paling sering terjadi di bidang medis, nyeri merupakan salah satu yang
paling sedikit dipahami. Individu yang merasakan nyeri merasa menderita dan mencari upaya
untuk menghilangkannya.

Fisioterapi meggunakan berbagai intervensi non-famakologis untuk dapat menghilangkan


rasa sakit (manajemen nyeri) dan memberikan kenyamanan sekaligus memberdayakan pasien
dan keluarga untuk ikut serta dalam melakukan intervensi untuk menghilangkan rasa sakit
dengan cara yang aman.

Referensi

Kumar, S.P., 2011. Cancer pain: a critical review of mechanism-based classification and
physical therapy management in palliative care. Indian journal of palliative care, 17(2),
p.116.

Kumar, S.P. and Jim, A., 2010. Physical therapy in palliative care: from symptom control to
quality of life: a critical review. Indian journal of palliative care, 16(3), p.138.

MArie, B.S., 2013. Pain management in patients receiving palliative care. Oncology nurse
advisor, 2013, p.e1.

Program Studi Fisioterapi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana


28
Study guide Blok Palliative Care
Tahun Ajaran 2019/2020
8
Lecture 10 : Physiotherapy Management IV

Tanggal : 29 Oktober 2019


Tempat : Ruang Kuliah Lantai I Gedung Skill Lab FK Unud
Waktu : 09.30 – 10.30

Tujuan Pembelajaran
 Mahasiswa mampu mengenal macam-macam kasus pediatric yang memerlukan
perawatan paliatif
 Mahasiswa mampu menjelaskan prinsip penanganan management fisioterapi pada
kasus pediatric dengan perawatan paliatif
Mahasiswa mampu menjelaskan edukasi dan program latihan pada pasien pediatric
dengan perawatan paliatif

Konten Kurikulum
 Kasus Pediatric dengan perawatan paliatif
 Peran Fisioterapis dalam perawatan paliatif anak
 Prinsip penanganan fisioterapi pada kasus pediatric dengan perawatan paliatif
 Edukasi dan program latihan pada pasien paliatif

Abstrak
World Health Organization (WHO) mendefinisikan paliatif sebagai perawatan terpadu oleh
dokter, perawat, psikolog dan ahli spiritual yang bertujuan meningkatkan kualitas hidup
pasien dan keluarga dalam menghadapi masalah yang terkait dengan penyakit mengancam
jiwa. Pengobatan ini berfungsi meringankan nyeri dan penderitaan lainnya, serta memberikan
dukungan spiritual dan psikososial sejak penyakitnya sudah diagnosis hingga akhir hayatnya.
kualitas hidup pasien adalah keadaan pasien yang dipersepsikan terhadap keadaan pasien
sesuai konteks budaya dan sistem nilai yang dianutnya, termasuk tujuan hidup, harapan, dan
niatnya. Dimensi dari kualitas hidup. Dimensi dari kualitas hidup yaitu Gejala fisik,
Kemampuan fungsional (aktivitas), Kesejahteraan keluarga, Spiritual, Fungsi sosial,
Kepuasan terhadap pengobatan (termasuk masalah keuangan), Orientasi masa depan,
Kehidupan seksual, termasuk gambaran terhadap diri sendiri, Fungsi dalam bekerja.

Program Studi Fisioterapi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana


29
Study guide Blok Palliative Care
Tahun Ajaran 2019/2020
9
Penyakit kronik pada anaka belakangan ini semakin bertambah banyak. Di Indonesia
jumlah anak dengan kanker yang merupakan salah satu penyakit kronik tiap tahunnya
meningkat sebanyak 4100 kasus (YPKAI, 2011). Kondisi ini memaksa anak harus dirawat
dalam jangka waktu yang lama. Sehingga tidak jarang anak berada pada prognosis buruk dan
harus bolak-balik rumah sakit karena kondisi yang kurang stabil. Kebutuhan anak-anak yang
berada pada fase perawatan paliatif dengan kondisi yang mengancam jiwa, memerlukan
pertimbangan khusus untuk memungkinkan perawatan multidisiplin yang bertujuan untuk
meringankan penderitaan dan meningkatkan kualitas hidup mereka.
Palliative care pada kasus anak diharapkan diharapkan akan menambah kualitas
hidup (anak) pada kondisi terminal, perawatan paliatif berfokus pada gejala rasa sakit (nyeri,
dypsnea) dan kondisi (kesendirian) dimana pada kasus ini mengurangi kepuasan atau
kesenangan hidup anak, mengontrol rasa nyeri dan gejala yang lain,masalah psikologi,social
atau spiritualnya dari anak dalam kondisi terminal. Di Fase terminal penyebaran penyakit
sudah sedemikian jauh dna merusak berbagai fungsi organ vital. Pada kondisi ini penanganan
secara kuratif sudah tidak dapat dilakukan lagi, sehingga hanya difokuskan pada perawatan
paliatif.

Skenario

Seorang anak berjenis kelamin laki-laki berusia 6 tahun didiagnosa mengalami kanker
kolon di fase terminal. Orang tua serta keluarga pasien merasa sangat terpukul melihat
kondisi pasien yang hanya terbaring dan seringkali mengeluh ingin bermain lagi bersama
temannya. Keluhan yang dialami pasien adalah rasa nyeri yang tidak tertahankan, sesak
nafas, dan nafsu makan yang menurun sehingga tubuh pasien tampak kekurangan gizi.

Learning Task

Diskuskan scenario di atas :

 Berdasarkan scenario diatas, buatlah management perawatan fisioterapi.


 Berdasarkan scenario diatas sebutkanlah prinsip penangan fisioterapi
 Buatlah program yang dapat mengedukasi pasien ataupun keluarga pasien dari aspek
psikososial, spiritual, dll

Self Assessment

Program Studi Fisioterapi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana


30
Study guide Blok Palliative Care
Tahun Ajaran 2019/2020
0
 Sebutkan kasus pediatric degan perawatan paliatif
 Jelaskan prinsip penangan fisioterapi pada kasus pediatric dengan perawatan paliatif
 Jelaskan prinsip fisioterapi

Refrensi

1. KEPMENKES RI NOMOR: 812/ MENKES/SK/VII/2007 Tentang Kebijakan


Perawatan Palliative Menteri Kesehatan Republik Indonesia.
2. Doyle, Hanks and Macdonald, 2003. Oxford Textbook of Palliative Medicine. Oxford
Medical Publications (OUP) 3 rd edn 2003
3. Bradford, N., Armfied, N.R., Young, J., & Smith, A.C (2013). The Case for home
based telehealth in pediatric palliative care : a systematic review. BMC Palliatieve
Care, 12, 4 doi : 10.1186/1472-684X-12-4

Program Studi Fisioterapi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

Das könnte Ihnen auch gefallen