Sie sind auf Seite 1von 21

Al’Adl, Volume IX Nomor 1, Januari-April 2017 ISSN 1979-4940/ISSN-E 2477-0124

REKONSTRUKSI YURIDIS KEKAYAAN NEGARA


YANG DIPISAHKAN PADA BADAN USAHA MILIK NEGARA

(Juridical Reconstruction of Separated State Asset of State-Owned Enterprise)

Hadian Afriyadi
Fakultas Hukum Universitas Islam Bandung
Jalan Ranggagading No. 8 Bandung
E-mail: hadian@unisba.ac.id

Abstract
The Achievement of purpose of the state is always related to state finance as the
financing of the operation of the government. In order to get the state finance, it
must remain within the legal framework that is allowed by the 1945 Constitution.
The problems of state finance management get a lot of attention. The state finance
management through regulation definition of state finances,ideally will be very
promising for the country's financial rescue efforts of irregularities, but it will
become problems if correlated with other regulations. Enactment of the Act
Number 19 of 2003 on State-Owned Enterprises, has created a contradictory
climate and polemical state finances statusin State-Owned Enterprises
environment both in ownership and in management and supervision. The
specifications of this research was done by normative juridical approach, ie
testing and reviewing secondary data. With regard to the normative juridical
approach that is used, the research was conducted in two phases, namely the
study of literature and field research that are merely supporting, data analysis
used is the analysis of qualitative juridical, ie the data obtained, and then
arranged systematically, comprehensively and integratedly to achieve the clarity
of the issues that will be analyzed. According to Article 2 of Act Number 17 of
2003 on State Finance, state assets stated aside the scope of state finances. Based
on the results of the research, separated state asset is not a state financial scope.
In this case, the state budget may not overcome the losses resulted from the
management of State-Owned Enterprises.

Keywords: Juridical Reconstruction, State Property, State-Owned Enterprises.

Abstrak
Pencapaian tujuan negara selalu terkait dengan keuangan negara sebagai bentuk
pembiayaan terhadap penyelenggaraan pemerintahan negara yang dilakukan oleh
penyelenggara negara. Untuk mendapatkan keuangan negara, harus tetap berada
dalam bingkai hukum yang diperkenankan oleh UUD 1945. Permasalahan
pengelolaan keuangan negara banyak mendapat sorotan. Pengelolaan keuangan
negara lewat pengaturan definisi keuangan negara yang luas, secara ideal akan
sangat menjanjikan bagi upaya penyelamatan keuangan negara dari
penyimpangan, namun menjadi persoalan, ketika dikorelasikan dengan ketentuan
perundang-undangan lain. Pengesahan UU No. 19 Tahun 2003, telah menciptakan
Al’Adl, Volume IX Nomor 1, Januari-April 2017 ISSN 1979-4940/ISSN-E 2477-0124

iklim kontradiktif dan menimbulkan polemik status keuangan negara di


lingkungan BUMN baik dari sisi kepemilikan maupun pengelolaan dan
pengawasannya. Spesifikasi penelitian dalam penelitian ini dilakukan dengan cara
metode pendekatan yuridis normatif, yaitu menguji dan mengkaji data sekunder.
Berkenaan dengan pendekatan yuridis normatif yang digunakan, maka penelitian
yang dilakukan melalui dua tahap yaitu studi kepustakaan dan penelitian lapangan
yang hanya bersifat penunjang, analisis data yang dipergunakan adalah analisis
yuridis kualitatif, yaitu data yang diperoleh, kemudian disusun secara sistematis,
menyeluruh dan terintegrasi untuk mencapai kejelasan masalah yang akan
dibahas. Berdasarkan Pasal 2 UU 17 No. Tahun 2003, kekayaan negara yang
dipisahkan merupakan ruang lingkup keuangan negara. Berdasarkan hasil
penelitian, kekayaan negara yang dipisahkan bukan merupakan ruang lingkup
keuangan negara. Dalam hal ini, APBN tidak mungkin akan menanggulangi
kerugian dari yang diakibatkan dari pengelolaan BUMN.

Kata Kunci : Rekonstruksi Yuridis, Kekayaan Negara, BUMN

A. LATAR BELAKANG bersumber dari pendapatan negara


Pencapaian tujuan negara yang pungutannya berdasarkan
selalu terkait dengan keuangan peraturan perundang-undangan yang
negara sebagai bentuk pembiayaan berlaku. Dalam arti pendapatan
terhadap penyelenggaraan negara merupakan sumber keuangan
pemerintahan negara yang dilakukan negara yang digunakan untuk
oleh penyelenggara negara. Tanpa membiayai pelaksanaan tugas
keuangan negara, tujuan negara tidak pemerintah dalam rangka pencapaian
akan terselenggara sehingga cita-cita tujuan negara.2 Pengelolaan
hukum belaka. Untuk mendapatkan keuangan negara merupakan bagian
keuangan negara, harus tetap berada dari pelaksanaan pemerintahan
dalam bingkai hukum yang negara. Pengelolaan keuangan negara
diperkenankan oleh UUD 1945.1 adalah keseluruhan kegiatan pejabat
Kemauan negara untuk mencapai pengelola keuangan negara sesuai
tujuan yang telah ditetapkan hanya dengan kedudukan dan
sekedar cita-cita hukum ketika tidak kewenangannya, yang meliputi
didukung oleh keuangan negara yang perencanaan, pelaksanaan,

1
Muhammad Djafar Saidi, 2008,
Hukum Keuangan Negara, Rajawali Pers,
2
Jakarta, hlm. 8. Ibid., hlm. 11-12.

2
Al’Adl, Volume IX Nomor 1, Januari-April 2017 ISSN 1979-4940/ISSN-E 2477-0124

pengawasan, dan Pemerintah Pusat.5Dalam


pertanggungjawaban.3 perkembangan selanjutnya
Keuangan negara ditinjau Perusahaan Negara tersebut saat
dari sisi obyek, meliputi semua hak inidikenal dengan Badan Usaha
dan kewajiban yang dapat dinilai Milik Negara (BUMN). Selanjutnya
dengan uang termasuk kebijakan dan yang dimaksuddengan BUMN
kegiatan dalam bidang fiskal, adalah badan usaha yang seluruh
moneter dan pengelolaan kekayaan atau sebagian besar modalny dimiliki
negara yang dipisahkan, serta segala oleh negara melalui penyertaan
sesuatu baik berupa uang maupun secara langsung yang berasal dari
barang, yang dapat dijadikan milik kekayaan negara yang
Negara berhubung dengan dipisahkan.6Sebagaimana diketahui
pelaksanaan hak dan kewajiban bahwa kegiatan perusahaan
tersebut. Keuangan negara ditinjau merupakan suatu bentuk kegiatan
dari sisi subyek, meliputi ekonomi yang dijalankan secara terus
keseluruhan obyek keuangan negara menerus/teratur (regelmatig) dan
yang dimiliki negara dan/atau terang-terangan (openlijk) dalam
dikuasai oleh pemerintah pusat, rangka memperoleh keuntungan
pemerintah daerah dan perusahaan (wints oogmerk). Dalam menjalankan
negara/daerah dan badan lain yang usahanya perusahaan membutuhkan
berkaitan dengan keuangan negara.4 modal. Sama halnya dengan BUMN
Dalam gerak operasionalnya yang merupakan subjek hukum
keterlibatan negara dalam perdata membutuhkan modal dalam
perekonomian dilakukan melalui rangka menjalankan usahanya.7
perusahaan negara. Yang dimaksud
5
dengan perusahaan negara adalah Lihat, Pasal 1 angka 5, Ibid.
6
Lihat, Pasal 1 angka 1 UU No. 19
badan usaha yang seluruh atau Tahun 2003.
7
Berdasarkan Pasal 4 ayat (1) UU
sebagian modalnya dimiliki oleh No.19 Tahun 2003, menyatakan: (1) Modal
BUMN merupkan dan berasal dari kekayaan
negara yang dipisahkan; dan (2) Penyertaan
modal negara dalam rangka pendirian atau
3
Ibid., hlm. 15. penyertaan pada BUMN bersumber dari: (a)
4
Lihat, Penjelasan UU No. 17 Tahun APBN; (b) kapitalisasi cadangan; (c) sumber
2003 lainnya.

3
Al’Adl, Volume IX Nomor 1, Januari-April 2017 ISSN 1979-4940/ISSN-E 2477-0124

Permasalahan pengelolaan Perihal pembahasan


keuangan negara banyak mendapat pengertian keuangan negara, dapat
sorotan. Media massa terutama surat dilakukan melalui pendekatan
kabar hampir tiap hari menampilkan undang-undang dengan merujuk
kasus-kasus yang menyangkut pada UU No. 17 Tahun 2003,
korupsi pada berbagai instansi pengertian keuangan negara menurut
pemerintah dari tingkat pusat sampai undang-undang ini adalah semua hak
daerah terpencil terkait dengan dan kewajiban negara yang dapat
permasalahan dalam pengelolaan dinilai dengan uang, serta segala
keuangan negara. Keuangan negara sesuatu, baik berupa uang maupun
dalam pengertian luas meliputi berupa barang yang dapat dijadikan
APBN keuangan negara pada milik negara yang berkaitan dengan
perusahan milik negaradan pelaksanaan hak dan kewajiban
sebagainya. Sedangkan pengertian tersebut. Pada dasarnya, substansi
keuangan negara dalam arti sempit mengenai pengertian keuangan
hanya meliputi setiap badan hukum negara dapat dilihat dari perspektif
yang berwenang mengelola dan luas maupun sempit. Keuangan
mempertanggungjawabkannya.8 negara dalam arti luas mencakup:
Pertanggungjawaban yang akuntabel pertama, APBN, kedua, APBD, dan
terhadap pengelolaan atau ketiga, keuangan negara pada
penggunaan keuangan negara yang BUMN/BUMD. Sementara
dilakukan dalam rangka keuangan negara dalam arti sempit
pembangunan bangsa.9 hanya mecaup keuangan negara yang
dikelola oleh tiap-tiap badan hukum
8
Adrian Sutedi, 2012, Hukum dan dipertanggungjawabkan masing-
Keuangan Negara, Sinar Grafika, Jakarta,
hlm. 10.
9
masing.10
Pengelolaan keuangan negara
sebagaimana dimaksud dalam UUD 1945 BUMN terdiri dari
perlu dilaksanakan secara terbuka dan
bertanggung jawab untuk sebesar-besarnya Perusahaan Umum (Perum) dan
kemakmuran rakyat, yang diwujudkan
dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (APBN) dan Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah (APBD), sebagaimana
10
tercantum dalam menimbang huruf b UU Muhammad Djafar Saidi, Hukum
No. 1 Tahun 2004. Keuangan…. Op.Cit., hlm. 2-3.

4
Al’Adl, Volume IX Nomor 1, Januari-April 2017 ISSN 1979-4940/ISSN-E 2477-0124

Perusahaan Persero (Persero).11 Yang yang dipisahkan pada perusahaan


dimaksud dengan Perum adalah negara/perusahaan daerah”.
BUMN yang seluruh modalnya Rumusan pasal tersebut menunjukan
dimiliki oleh negara dan tidak terbagi bahwa kekayaan negara yang sudah
atas saham, yang bertujuan untuk dipisahkan masih tetap dianggap
kemanfaatan umum berupa sebagai keuangan negara.13 Dalam
penyediaan barang dan/atau jasa hal defenisi tersebut dapat
yang bermutu tinggi dan sekaligus menimbulkan problematika hukum
mengejar keuntungan berdasarkan tersendiri dalam pengelolaan
prinsip pengelolaan perusahaan. keuangan negara.
Sementara itu yang dimaksud dengan Pengelolaan keuangan negara
Persero adalah BUMN yang lewat pengaturan definisi keuangan
berbentuk Perseroan Terbatas (PT) negara yang luas, secara ideal akan
yang modalnya terbagi dalam saham sangat menjanjikan bagi upaya
yang seluruh atau paling sedikit 51 % penyelamatan keuangan negara dari
(lima puluh satu persen) sahamnya penyimpangan, namun menjadi
dimiliki oleh negara Republik persoalan, ketika dikorelasikan
Indonesia yang tujuan utamanya dengan ketentuan perundang-
12
mengejar keuntungan. Mereduksi undangan lain. Penetapan dan
kekayaan negara yang dipisahkan pengesahan UU No. 19 Tahun 2003,
pada BUMN, berdasarkan Pasal 2 telah menciptakan iklim kontradiktif
huruf g UU No. 17 Tahun 2003, dan menimbulkan polemik status
menyatakan: “kekayaan
13
Arifin P Soeria Atmadja, 2009,
negara/daerah yang dikelola sendiri Keuangan Publik Dalam Perspektif Hukum,
dan oleh atau pihak lain berupa uang, Teori, Praktik, dan Kritik, Rajawali Press,
Jakarta, hlm. xvii.Sementara itu Pasal 4 ayat
surat berharga, piutang, barang, serta (1) UU No. 19 Tahun 2003 tentang BUMN
menyatakan:“Yang dimaksud dengan
hak-hak lain yang dapat dinilai dipisahkan adalah pemisahan kekayaan
negara dari Anggaran Pendapatan dan
dengan uang, termasuk kekayaan Belanja Negara untuk dijadikan penyertaan
modal negara pada BUMN untuk
selanjutnya pembinaan dan pengelolaannya
11
Lihat, Pasal 9 UU No. 19 Tahun tidak lagi didasarkan pada sistem Anggaran
2003. Pendapatan dan Belanja Negara, namun
12
Lihat, Pasal 1 angka 2 dan angka 4, pembinaan dan pengelolaannya didasarkan
Ibid. pada prinsip-prinsip perusahaan yang sehat.”

5
Al’Adl, Volume IX Nomor 1, Januari-April 2017 ISSN 1979-4940/ISSN-E 2477-0124

keuangan negara di lingkungan yang digunakan dalam penelitian ini


BUMN baik dari sisi kepemilikan diperoleh dari penelitian kepustakaan
maupun pengelolaan dan (library research), sebagai suatu
pengawasannya. Pasal 4 ayat (1) UU teknik pengumpulan data dengan
No. 19 Tahun 2003, merumuskan: memanfaatkan berbagai literatur
“modal BUMN merupakan dan berupa peraturan perundang-
berasal dari kekayaan negara yang undangan, buku-buku, karya ilmiah,
dipisahkan”. Pengaturan tentang makalah, artikel, bahan kuliah, media
status keuangan negara di lingkungan masa dan sumber lainnya.
BUMN dalam UU No. 17 Tahun
D. PEMBAHASAN
2003 dan UU No. 19 Tahun 2003
Negara sebagai organisasi
menunjukan adanya perbedaan yang
kekuasaan pada dasarnya memiliki
sangat signifikan tentang klaim
tujuan yang harus dicapai dengan
kepemilikan, pengelolaan dan
cara mengelola keuangan negaranya.
pengawasan (audit) keuangan di
Dengan demikian, keuangan negara
lingkungan BUMN.
adalah alat untuk emncapai tujuan
B. PERUMUSAN MASALAH bernegara, sehingga penyelenggara
Bertitik tolak dari latar negara yang menjalankan tugas
belakang masalah di atas, maka negara dengan biaya keuangan
rumusan masalahnya adalah negara seharusnya menjalankan
bagaimana rekonstruksi yuridis tugas dan kewenangannya untuk
kekayaan negara yang dipisahkan mewujudkan tujuan bernegara
pada BUMN? tersebut. Keterkaitan tujuan
bernegara dan keuangan negara
C. METODE PENELITIAN
menurut Soemitro Djojohadikusumo,
Dalam makalah ini
terletak pada kehendak negara
menggunakan metode pendekatan
mencari, mengelola, dan
yuridis normatif yaitu metode yang
mempertanggungjawabkan uang
menggunakan data sekunder sebagai
yang diperoleh dari pajak dan
sumber utama yang diperoleh
investasi untuk mewujudkan
melalui penelitian kepustakaan. Data

6
Al’Adl, Volume IX Nomor 1, Januari-April 2017 ISSN 1979-4940/ISSN-E 2477-0124

kemajuan negara. Tujuan bernegara tidak dapat dipungkiri bahwa


haruslah memberikan kepastian penyelenggaraan negara dan
kepada pihak yang memiliki hak dan pemerintahan pasti akan
memberikan perlindungan kepada membutuhkan dana Untuk itu maka
pihak yang memiliki hak dan dua diaturlah tata cara dan proses
jaminan dalam tujuan bernegara penerimaan uang dan
tersebut tercipta pada aspek hukum pengeluarannya untuk kepentingan
keuangan negara yang dalam jalannya negara dan pemerintahan.
pelaksanaannya seharusnya Pengelolaan keuangan negara
mendorong kemajuan dan cita-cita merupakan bagian dari
negara.14 penyelenggaraan negara. Dalam
Keuangan negara dikaitkan kedudukannya sebagai suatu
dengan pertanggungjawaban lembaga politik, negara tunduk pada
pemerintah atas pengelolaan tatanan hukum publik. Melalui
keuangan negara. Sebagai salah satu kegiatan berbagai lembaga
badan hukum publik, negara, pemerintah, negara berusaha
sebagaimana layaknya badan hukum, memberikan jaminan kesejahteraan
yang diberikan otorisasi untuk kepada rakyat (welfare state).
menyelenggarakan pemerintahan Namun, pengelolaan keuangan sektor
bagi kepentingan seluruh rakyatnya. publik yang dilakukan selama ini
Penyelenggaraan pemerintahan dengan menggunakan pendekatan
senantiasa harus didasarkan pada superioritas negara telah membuat
hukum dasar yang tertinggi, yang di aparatur pemerintah yang bergerak
Indonesia diatur dalam UUD 1945, dalam kegiatan pengelolaan
14 keuangan sektor publik tidak lagi
Adanya kesesuaian antara tujuan
bernegara dan keuangan negara lazimnya dianggap berada dalam kelompok
tercapai pada negara yang memiliki sistem
hukum yang sudah mapan, sedangkan pada profesi manajemen oleh para
negara-negara yang masih kurang tumbuh
ekonominya, kesesuaian antara tujuan profesional. Oleh karena itu, perlu
bernegara dan hukum keuangan negara
masih belum sejalan dengan pertumbuhan dilakukan pelurusan kembali
dan perkembangan yang diharapkan. Lihat, pengelolaan keuangan pemerintah
Soemitro Djojohadikusumo, 1957, Ekonomi
Pembangunan, Pembangunan, Jakarta, hlm. dengan menerapkan prinsip-prinsip
63.

7
Al’Adl, Volume IX Nomor 1, Januari-April 2017 ISSN 1979-4940/ISSN-E 2477-0124

pemerintahan yang baik (good dianugerahi hak-hak publik dan


governance) yang sesuai dengan karena itu mampu, dengan cara lain
lingkungan pemerintahan.15 ikut serta dalam proses-proses
Pengelolaan keuangan negara ekonomi untuk memenuhi
dilaksanakan sesuai asas-asas yang kebutuhan-kebutuhan dari badan-
baik dalam pengelolaan keuangan badan swasta dan orang-orang
negara yaitu asas kesatuan yaitu asas (natuurlijke personen).17
yang menghendaki semua Dalam rangka mendukung
pendapatan dan belanja negara terwujudnya good governance dalam
disajikan dalam satu dokumen, asas penyelenggaraan negara, pengelolaan
universalitas yaitu asas yang keuangan negara harus
mengharuskan agar setiap transaksi diselenggarakan secara profesional,
keuangan ditampilkan secara utuh terbuka, dan bertanggung jawab
dalam dokumen anggaran, asas sesuai dengan aturan pokok yang
tahunan yaitu asas yang telah ditetapkan dalam UUD 1945.
menghendaki adanya batasan masa Beberapa asas dalam pengelolaan
berlaku anggaran untuk satu tahun keuangan negara yang telah lama
tertentu dan asas spesialitas yaitu dikenal adalah asas tahunan, asas
asas yang mewajibkan agar kredit universalitas, asas kesatuan, dan asas
anggaran yang disediakan terperinci spesialitas.18 Asas kesatuan
secara jelas peruntukannya.16 menghendaki agar semua Pendapatan
Menurut Goedhart, keuangan negara dan Belanja Negara disajikan dalam
membahas keuangan badan-badan
17
Badan-badan hukum publik adalah
hukum publik. Badan-badan ini telah badan-badan, yang dasar hukumnya terdapat
dalam kebutuhan akan pengurusan
15
Penyelenggaraan pemerintahan kebutuhan-kebutuhan bersama daripada para
negara untuk mewujudkan tujuan bernegara subjek ekonomi perseorangan dan untuk
menimbulkan hak dan kewajiban negara keperluan itu telah diberi hak mendapatkan
yang perlu dikelola dalam suatu sistem uang-uang yang diperlukan dengan paksaan
pengelolaan keuangan negara. Pengelolaan atau dengan pungutan. Lihat dalam
keuangan negara sebagaimana dimaksud Goedhart, 1982, C. Garis-garis Besar Ilmu
dalam UUD 1945 perlu dilaksanakan secara Keuangan Negara (judul asli Hoofdlijnen
profesional, terbuka, dan bertanggung jawab Van De Leer Der Openbare Financien),
untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat, diterjemahkan oleh Ratmoko, Djambatan,
yang diwujudkan dalam APBN dan APBD. Jakarta, hlm. 28.
18
Lihat Penjelasan UU No. 1 Tahun 2004. Lihat, Penjelasan angka 4 UU No. 17
16
Lihat, Penjelasan. Ibid. Tahun 2003.

8
Al’Adl, Volume IX Nomor 1, Januari-April 2017 ISSN 1979-4940/ISSN-E 2477-0124

satu dokumen anggaran. Asas publik (personne morale) yang


universalitas mengharuskan agar mempunyai kewenangan
setiap transaksi keuangan mengeluarkan kebijakan publik, baik
ditampilkan secara utuh dalam yang mengikat umum atau algemeen
dokumen anggaran. Asas tahunan binded dan tidak mengikat umum.
membatasi masa berlakunya Kedua; badan hukum privat
anggaran untuk suatu tahun tertentu. (personne juridique) tidak memiliki
Asas spesialitas mewajibkan agar kewenangan mengeluarkan kebijakan
kredit anggaran yang disediakan publik yang bersifat mengikat
terinci secara jelas peruntukannya.19 masyarakat umum. Badan hukum
Selain itu, pengelolaan keuangan memerlukan syarat yuridis formal
negara juga menganut asas-asas baru dan empat syarat materiil yaitu:
yang merupakan pencerminan best mempunyai kekayaan terpisah;
practices (penerapan kaidah-kaidah mempunyai tujuan tertentu;
yang baik) dalam pengelolaan mempunyai kepentingan tertentu;
keuangan negara. Asas-asas tersebut mempunyai organisasi tertentu.22
antara lain: akuntabilitas berorientasi Dalam keuangan negara juga
pada hasil, profesionalitas, telah diatur secara jelas hubungan
proporsionalitas, keterbukaan dalam kewenangan dalam pengelolaan
pengelolaan keuangan negara, keuangan negara. Adanya
pemeriksaan keuangan oleh badan pengelolaan keuangan yang baik
pemeriksa yang bebas dan mandiri.20 akan menjamin tercapainya tujuan
Membedakan posisi negara pembangunan secara khusus, dan
sebagai badan hukum publik dengan tujuan berbangsa dan bernegara
badan hukum privat dipandang dari secara umum. Oleh karena itu
segi kewenangan yang dimilikinya pengelolaan keuangan memiliki arti,
yaitu:21Pertama; badan hukum manfaat dan pengaruh yang begitu
besar terhadap nasib suatu bangsa
19
Ibid., Penjelasan angka 4. karena segala kebijaksanaan yang
20
Ibid., Penjelasan angka 2. ditempuh dalam pengelolaan
21
Arifin P. Soeria Atmadja, 2005,
Keuangan Publik Dalam Perspektif Hukum,
22
Universitas Indonesia Press, hlm. 91. Ibid., hlm. 92.

9
Al’Adl, Volume IX Nomor 1, Januari-April 2017 ISSN 1979-4940/ISSN-E 2477-0124

keuangan bisa berakibat memiliki kapasitas hukum yang


kemakmuran atau kemunduran suatu berbeda dengan badan hukum
bangsa. Negara merupakan suatu lainnya, dimana tata kelola dan
organisasi yang unik, yang memiliki tanggung jawab BUMN adalah
otoritas yang bersifat memaksa di kapasitas hukum perdata dimana
atas subjek hukum pribadi yang ketentuan hukum yang mengatur
menjadi warga negaranya. Walau adalah perundang-undangan yang
demikian pengurusan, pengelolaan bersifat perdata. Negara dalam
atau penyelenggaraan jalannya BUMN adalah subjek perdata
negara tidak luput dari mekanisme dimana tugas dan wewenang (taak
pertanggungjawaban oleh para an bevoegdheid) telah berubah
pengurus, pengelola dan menjadi hak dan kewajiban (rechten
penyelenggara negara. en plichten).23
Peraturan perundang- Oleh sebab itu, negara
undangan dan kebijakan yang sebagai subjek hukum publik tidak
mengatur tentang keuangan negara, memiliki kewenangan apapun dan
mengabaikan doktrin badan hukum, tidak dapat mengintervensi BUMN
khususnya perdata, sehingga sebagai subjek hukum perdata yang
memunculkan perasaan tidak dapat menyebabkan BUMN tidak
nyaman bahkan tidak mendukung mandiri dan dapat bersaing dengan
bagi praktik badan hukum yang sebagaimana perusahaan. Dalam
menjalankan hak dan kewajibannya, konsep bisnis tersebut sulit dilakukan
khususnya praktik bisnis yang jika regulasi BUMN mempunyai
mengakar (deep rooted business pola pikir serba Negara
practices). Hal ini terjadi karena (integralistik), sehingga BUMN tidak
tidak adanya batas-batas yang jelas mempunyai kemampuan
mengenai manakah keuangan negara berkompetisi dan menjadi salah satu
yang termasuk dalam APBN, APBD, mesin pertumbuhan ekonomi negara
BUMN, BUMD atau keuangan (engine of growth). Dari pemikiran
swasta. Dalam bangunan arsitektur 23
Logemann, J.H.A., 1955, Over De
keuangan publik, keuangan BUMN Theori van een Steling Staatrecht.
Amsterdam, hlm. 51.

10
Al’Adl, Volume IX Nomor 1, Januari-April 2017 ISSN 1979-4940/ISSN-E 2477-0124

tersebut, secara teori hukum, negara negara saja. Sebetulnya menurut


tidak lagi mempunyai kewenangan alam hanya manusia sajalah sebagai
publik atas BUMN karena adanya subjekhukum , badan hukum itu
perubahan status dan transformasi hanya suatu fictie saja, yaitu sesuatu
fungsi hukum Negara atau daerah yang sesungguhnya tidak ada, tetapi
maupun kekayaan/keuangan dalam orang menciptakan dalam
BUMN, dari tugas dan wewenang bayangannya suatu pelaku hukum
menjadi hak dan kewajiban sebagai (badan hukum) “Subjectief rech,
akibat dari transaksi horizontal dan rechsubject en rechsperson”.25
transformasi hukum uang publik Sedangkan Otto von Gierke, badan
menjadi uang perdata, yang pada hukum itu adalah suatu realitas
hakekatnya menjadi dasar yuridis sesungguhnya sama seperti sifat
bagi BUMN menjadi badan hukum kepribadian alam manusia ada di
24
perdata. dalam pergaulan hukum. Itu adalah
Istilah badan hukum sudah suatu “leiblichgeiste Lebenseinheit
lazim digunakan bahkan merupakan die Wollen und das Gewolte os Tot
istilah hukum yang resmi di unsetzen kam”. Di sini tidak hanya
Indonesia. Badan hukum merupakan suatu pribadi yang sesungguhnya,
terjemahan istilah hukum Belanda tetapi badan hukum itu juga
yaitu rechtspersoon. Meskipun mempunyai kehendak atau kemauan
demikian dalam kalangan hukum ada sendiri yang dibentuk melalui alat-
juga yang menyarankan atau telah alat perlengkapannya (pengurus,
mempergunakan istilah lain untuk anggota-anggotanya).26
menggantikan istilah badan hukum. Dalam ilmu hukum, ada dua
menurut Von Savigny berpendapat, jenis badan hukum dipandang dari
badan hukum itu sematamata buatan

25
Pendapat Von Savigny sebagaimana
24
Arifin P Soeria Atmadja, 2011, Pola dikutip Ali Rido, 1983, Badan Hukum dan
Pikir Hukum (Legal Mindscapes) Definisi Kedudukan Badan Hukum Perseroan,
Keuangan Negara Yang Membangun Perkumpulan, Koperasi, Yayasan, Wakaf,
Praktik Bisnis Badan Usaha Milik Negara Alumni, Bandung, hlm. 15-18.
26
(BUMN) Yang Mengakar (Deep Rooted Gierke, Otto von., 1973, Das
Bussines Practice), Universitas Indonesia Deutsche Genossenschaftsrecht,
Press, Jakarta, hlm. 17. sebagaimana dikutip Ali Rido, Ibid.

11
Al’Adl, Volume IX Nomor 1, Januari-April 2017 ISSN 1979-4940/ISSN-E 2477-0124

segi kewenangan yang dimilikinya, mengikat masyarakat


27
yaitu: umum. Hak dan kewajiban
1. Badan hukum badan hukum privat lahir
publik (persone morale)28 dari suatu hubungan hukum
yang mempunyai tugas dan perjanjian atau kontrak
kewenangan (taak en antara dua subjek hukum
bevoegdheid) mengeluarkan atau lebih.
kebijakan publik, baik yang Badan hukum publik dan
mengikat umum privat memiliki perbedaan secara
atau algemeen bindend. (mis prinsipil dalam pengelolaan
alnya UU Perpajakan) dan keuangannya. Badan hukum publik
tidak mengikat umum dalam mengelola keuangannya
(misalnya UU APBN); tunduk pada hukum publik,
2. Badan hukum sedangkan badan hukum privat
privat (personne juridique)29 dalam mengelola keuangannya
yang tidak mempunyai tunduk pada hukum
tugas dan kewenangan privat.30Konsekuensi badan hukum
mengeluarkan kebijakan yang tunduk pada hukum privat yaitu
publik yang bersifat dengan diperolehnya statusnya
27 sebagai badan hukum, maka
Arifin P Soeria Atmadja dan
Darminto Hartono, 2011, Reformasi Hukum tanggung jawab pemegang saham
Indonesia: Financial Law Perspective
Terhadap Penyelesaian Utang Piutang, menjadi terbatas. Artinya, pemegang
Badan Penerbit Univeristas Diponegoro,
Semarang, hlm. 67. saham perseroan tidak bertanggung
28
Paulus J, 1917, Encyclopaedie van
Nederlandsch-Indie, Leiden, hlm. 22. Lihat jawab secara pribadi atas perikatan
juga, Arifin P Soeria Atmadja dan Darminto yang dibuat atas nama perseroan dan
Hartono, Ibid.
29
Badan Hukum Privat tidak bertanggung jawab atas
dalam Burgerlijk Wetboek Belanda diatur
dalam Pasal 3 yang kerugian perseroan melebihi saham
berbunyi: “Verenigingen, cooperatie,
onderlinge waarborgmaatschappijen, yang dimiliki. Ini berarti secara
naamloze vennootschappen, beslotten
venootsschappen, beslotten venootsschappen prinsipnya pemegang saham tidak
met beperkte aansprakelijkheid en
stichtingen bezitten rechtspersoonlijkheid”.
30
Lihat, Arifin P Soeria Atmadja, Pola Pikir... Muhammad Jafar Saidi, Hukum
Op.Cit, hlm. 18. Keuangan... Op.Cit., hlm. 7.

12
Al’Adl, Volume IX Nomor 1, Januari-April 2017 ISSN 1979-4940/ISSN-E 2477-0124

bertanggung jawab secara pribadi Komisaris (sebagai pengawas) dan


atas seluruh perikatan yang dibuat Pemegang saham (sebagai
oleh dan atas nama perseroan dengan pemilik).Hal ini mengisyaratkan
pihak ketiga, dan oleh karenanya bahwa BUMN sebagai badan hukum
tidak bertanggung jawab atas setiap bukanlah kekayaan negara.
kerugian yang diderita oleh BUMN sebagai badan hukum
perseroan. Para pemegang saham privat yang berbentuk perseroan,
tersebut hanya bertanggung jawab tidak dikategorikan dalam cakupan
atas penyetoran penuh dari nilai pengaturan keuangan negara, Karena
saham yang telah diambil bagian secara hukum BUMN tunduk kepada
olehnya.31 UU No. 40 Tahun 2007. Di dalam
BUMN merupakan badan Pasal 68 ayat (1) UU No. 40 Tahun
usaha yang pembentukannya tunduk 2007 tentang perseroan terbatas,
pada undang-undang (badan hukum Direksi wajib menyerahkan laporan
publik) tetapi aturannya atau seluruh keuangan Perseroan kepada akuntan
aktifitas kegiatan pengelolaannya publik untuk diaudit apabila:
tunduk dan diatur dalam hukum 1. Kegiatan usaha Perseroan
privat (yang artinya, jika BUMN adalah menghimpun dan/atau
berperkara maka perlakuan yang mengelola dana masyarakat;
didapatkan seperti perusahaan biasa). 2. Perseroan menerbitkan surat
Karakteristik suatu badan hukum pengakuan utang kepada
adalah pemisahan harta kekayaan masyarakat;
badan hukum dari harta kekayaan 3. Perseroan merupakan
pemilik dan pengurusnya. Dengan Perseroan Terbuka;
demikian suatu badan hukum yang 4. Perseroan merupakan
berbentuk Perseroan Terbatas persero;
memiliki kekayaan yang terpisah dari 5. Perseroan mempunyai aset
kekayaan Direksi (sebagai pengurus), dan/atau jumlah peredaran
usaha dengan jumlah nilai
31
Ahmad Yani dan Gunawan Widjaja, paling sedikit
1999, Seri Hukum Bisnis Perseroan
Terbatas, RajaGrafindo Persada, Jakarta,
hlm. 9.

13
Al’Adl, Volume IX Nomor 1, Januari-April 2017 ISSN 1979-4940/ISSN-E 2477-0124

Rp50.000.000.000,00 (lima berlanjutnya kerugian


puluh miliar rupiah); atau tersebut.
6. Diwajibkan oleh peraturan
perundang-undangan. Penjelasan Pasal 97 ayat (5)
Suatu Perseroan Terbatas huruf d menyebutkan, bahwa yang
dalam menjalankan transaksi dimaksud dengan “mengambil
bisnisnya dapat saja merugi. Namun tindakan untuk mencegah timbul atau
kerugian tersebut belum tentu dapat berlanjutnya kerugian” termasuk
dibebankan kepada Direksi. Pasal 97 juga langkah-langkah untuk
ayat (5) UU No. 40 Tahun 2007 memperoleh informasi mengenai
menyatakan, bahwa anggota Direksi tindakan pengurusan yang dapat
tidak dapat dipertanggungjawabkan mengakibatkan kerugian, antara lain
atas kerugian sebagaimana dimaksud melalui forum rapat Direksi.
pada ayat (3) apabila dapat BUMN merupakan badan
membuktikan: hukum yang memiliki kekayaan
1. Kerugian tersebut bukan sendiri.Kekayaan negara yang
karena kesalahan atau dipisahkan dalam BUMN secara fisik
kelalaiannya; adalah berbentuk saham yang
2. Telah melakukan pengurusan dipegang oleh negara, bukan harta
dengan itikad baik dan kekayaan BUMN itu. Kekayaan
kehati-hatian untuk BUMN terpisah dari kekayaan
kepentingan dan sesuai negara karena kekayaan negara di
dengan maksud dan tujuan dalam BUMN hanya pada sebatas
perseroan; saham. Sehingga pada saat ada
3. Tidak mempunyai benturan kerugian yang dialami BUMN, hal
kepentingan baik langsung tersebut bukan kerugian negara,
maupun tidak langsung atas tetapi kerugian BUMN saja. Lain
tindakan pengurusan yang halnya Apabila saham negara pada
mengakibatkan kerugian; dan BUMN tersebut dijual tanpa izin dari
4. Telah mengambil tindakan negara sebagai pemiliknya, baru hal
untuk mencegah timbul atau tersebut merupakan kerugian negara.

14
Al’Adl, Volume IX Nomor 1, Januari-April 2017 ISSN 1979-4940/ISSN-E 2477-0124

Kekayaan negara yang bidang pengelolaan moneter, dan sub


dipisahkan pada badan usaha milik bidang pengelolaan kekayaan negara
negara/daerah, merupakan lingkup yang dipisahkan. Masuknya
dari keuangan negara. Akibat hukum kekayaan negara yang dipisahkan
dari pengelolaan kekayaan negara pada perusahaan negara sebagai
yang dipisahkan pada BUMN bagian dari keuangan negara di atas
menjadi berbeda, pengelolaan didasarkan pada gagasan pemikiran
kekayaan negara yang dipisahkan bahwa Pemerintah wajib
tidak lagi tunduk kepada pengelolaan menyelenggarakan pelayanan publik
keuangan dengan cara APBN, tetapi dalam rangka mencapai tujuan
pengelolaannya menggunakan bernegara sebagaimana diamanatkan
pengelolaan keuangan berdasarkan dalam pembukaan UUD 1945.
badan usaha pada umumnya. Sesuai Di sisi lain, untuk mengatur
dengan amanat Pasal 23C UUD mengenai BUMN, telah ditetapkan
1945, dibentuk UU No. 17 Tahun Pasal 4 ayat (1) UU No. 19 Tahun
2003, berdasakan Pasal 2 UU No. 17 2003, menyebutkan modal BUMN
Tahun 2003, menentukan ruang merupakan dan berasal dari kekayaan
lingkup keuangan negara yang antara negara yang dipisahkan. Dalam
lain meliputi kekayaan yang perkembangannya, ketentuan
dipisahkan pada perusahaan negara tersebut telah dipertentangkan oleh
dan kekayaan pihak lain yang sebagian pihak yang berpendapat
diperoleh dengan menggunakan bahwa kekayaan negara yang
fasilitas yang diberikan Pemerintah. dipisahkan pada BUMN tidak lagi
Pendekatan yang digunakan dalam menjadi bagian dari keuangan
merumuskan keuangan negara adalah negara. Pendapat tersebut didasarkan
dari sisi obyek, subyek, proses, dan pada teori badan hukum bahwa
tujuan. Bidang pengelolaan keuangan kekayaan negara yang telah
negara yang demikian luas dipisahkan tersebut menjadi milik
berdasarkan pendekatan tersebut BUMN sebagai badan hukum privat
dapat dikelompokkan dalam sub dan negara memperoleh saham atas
bidang pengelolaan fiskal, sub modal yang telah disetorkan. Saham

15
Al’Adl, Volume IX Nomor 1, Januari-April 2017 ISSN 1979-4940/ISSN-E 2477-0124

inilah yang dicatatkan sebagai dalam pengelolaannya, yaitu


kekayaan negara. Selanjutnya, mengikuti kaidah-kaidah bisnis yang
keuangan BUMN tidak bisa sehat, termasuk mengikuti ketentuan
diperlakukan sebagai keuangan undang-undang perseroan terbatas.
negara karena secara alamiah UU BUMN telah memberikan
mengelola keuangan negara beda banyak otonomi dan keleluasaan
dengan mengelola keuangan BUMN. kepada BUMN, agar dapat dikelola
Kekayaan negara yang sesuai dengan prinsip-prinsip bisnis
dipisahkan adalah kekayaan negara yang sehat.
yang berasal dari APBN atau Status hukum uang publik
perolehan lainnya yang sah dan menjadi status hukum uang perdata
dijadikan penyertaan modal negara berimplikasi konsekuensi yuridis
kepada BUMN yang dikelola secara yaitu terjadi perubahan terhadap
korporasi. Menempatkan kekayaan fungsi uang tersebut dari fungsi uang
negara untuk dikelola secara sebagai infrastruktur
korporasi menghasilkan manfaat bagi penyelenggaraan pemerintahan bagi
peningkatan perekonomian negara. kesejahteraan masyarakat
Selain itu tujuan pemisahan atau bestuurzorg32 beralih fungsi
kekayaan negara adalah untuk sebagai badan usaha yang mencari
meningkatkan kesejahteraan dan keuntungan. Status dan fungsi
kecerdasan masyarakat. Fungsi hukum uang ini didukung oleh Pasal
BUMN tidak semata-mata untuk 1 ayat (4) UU No. 19 tahun 2003
mencari keuntungan, namun juga dalam penjelasannya. Berdasarkan
sebagai agent of development, penjelasan tesebut, jelas dinyatakan
sehingga sumber-sumber kekayaan bahwa status keuangan negara yang
negara yang penting dan menguasai dipisahkan pada BUMN tidak lagi
hajat hidup orang banyak yang tunduk pada APBN dan terhadapnya
dikuasai oleh negara sebagian besar berlakulah ketentuan hukum privat.
dikelola melalui BUMN. Agar Berdasarkan prinsip hukum “lex
BUMN bisa berkembang, maka 32
Konijenbelt Willem, 1994,
BUMN perlu diberikan otonomi Hoofstukken van Administratief Recht,
Vuga, S-Gravenhage, hlm. 458.

16
Al’Adl, Volume IX Nomor 1, Januari-April 2017 ISSN 1979-4940/ISSN-E 2477-0124

posteriori derograt legi priori” tersebut dikhawatirkan adanya


dan “lex specialis derograt legi agenda tersembunyi baik dari
generali” menunjukkan bahwa yang kalangan ekonomi swasta maupun
berlaku adalah Pasal 4 ayat 1 UU No kalangan internasional, yang ingin
19 tahun 2003 tentang BUMN. mereduksi, bahkan menghapus
Selain Pasal 2 huruf g UU peranan negara dalam
No. 17 Tahun 2003, yang mensejahterakan rakyat dengan
menimbulkan resiko fiskal (fiscal melemahkan secara substansial dan
risk) yang tentu dapat diperkirakan struktural kedudukan BUMN dengan
kapan timbulnya dan dapat menggunakan sistem hukum yang
diperhitungkan besaran resiko keliru menurut disiplin ilmu hukum
sebelumnya (measurable), masih yang tidak kondusif, dengan seolah-
terdapat Pasal 2 huruf i UU No. 17 olah ingin menguatkan peranan
Tahun 2003, menyatakan: negara/daerah dalam tata
“Kekayaan pihak lain yang diperoleh pengelolaan baik dibidang keuangan
dengan menggunakan fasilitas yang maupun aset dari BUMN dengan
diberikan oleh mendefinisikan secara keliru
pemerintah” termasuk dalam kekayaan negara/kekayaan daerah
pengertian keuangan negara tidak dengan menganggap dalam status
hanya sekedar menimbulkan resiko yuridisnya sebagai bagian dari
fiskal sebagaimana akibat rumusan keuangan negara.33
Pasal 2 huruf g UU No. 17 Tahun Membedakan antara BUMN
2003, tetapi juga dapat dengan perseroan lainnya jelas akan
ketidakpastian fiskal (fiscal merugikan BUMN karena tujuan
uncertainty) yang tidak dapat utamanya adalah mencari
diprediksi kapan datangnya dan keuntungan dan memajukan kegiatan
berapa besar dana yang harus bisnisnya untuk pembangunan
ditanggung oleh APBN karena perekonomian nasional. Hukum
rumusan tersebut. seharusnya tidak bersifat
Dengan rumusan Pasal 2
33
huruf g UU No. 17 Tahun 2003 Arifin P Soeria Atmadja, Pola Pikir...
Op.Cit, hlm. 19.

17
Al’Adl, Volume IX Nomor 1, Januari-April 2017 ISSN 1979-4940/ISSN-E 2477-0124

diskriminatif tanpa merupakan domainnya demi


mempertimbangkan transformasi kepastian hukum. Carut marut
status dan fungsi hukum yang keuangan negara ini akibat adanya
dipengaruhi pula oleh lingkungan sesat fikir (logical fallacy),
kuasa hukum (rechtsgebeid)34 yang adanya fested interest dan arogansi
terjadi serta kesalahan fatal lembaga sektoral dari institusi pemerintah.
legislasi yang mengakibatkan
E. SIMPULAN
terjadinya disharmoni antar hukum
Rumusan keuangan negara
positif baik horisontal maupun
yang tertera pada pasal 2 huruf g dan
vertikal yang merugikan salah satu
huruf i UU No. 17 tahun 2003 dapat
pihak. Fungsi dan peranan hukum
menimbulkan resiko fiskal dan
tidak hanya menciptakan kepastian
ketidakpastian fiskal yang dapat
hukum bagi semua pihak dengan
menimbulkan kerugian keuangan
memperlakukan serta menempatkan
negara atau daerah tanpa batas yang
kedudukan yang sama di depan
harus dibebankan pada APBN, serta
hukum saja, akan tetapi hukum harus
menimbulkan perasaan tidak nyaman
berperan aktif menciptakan
untuk memajukan bisnis yang
kestabilan yang dapat menjadi
mengakar bagi peningkatan
pelindung bagi semua subjek hukum
perekonomian nasional. Adanya
yang melakukan perbuatan hukum
disharmoni antara UU No. 17 tahun
baik dibidang hukum publik maupun
2003 dengan UU No. 19 tahun 2003
di bidang hukum perdata, Tidak
tentang BUMN telah menimbulkan
kalah pentingnya adalah
ketidaksamaan perlakuan (level of
pembentukan budaya hukum (legal
playing field) khususnya bagi bank-
culture/behaviour) masyarakat,
bank BUMN/BUMD. Hal ini
termasuk pemerintah dan lembaga
menimbulkan kesenjangan dan tidak
negara serta legislasi sebagai
kompetitifnya perlakuan yang
pengambil kebijakan untuk atau
diberikan kepada Perseroan Terbatas
menempatkan diri apabila bukan
BUMN/BUMD.
34
Arifin P Soeria Atmadja, Keuangan
Publik... Op.Cit., hlm. 200.

18
Al’Adl, Volume IX Nomor 1, Januari-April 2017 ISSN 1979-4940/ISSN-E 2477-0124

F. DAFTAR PUSTAKA Gierke, Otto von., 1973, Das


Deutsche
1. Buku
Genossenschaftsrecht.
Adrian Sutedi, 2012, Hukum Goedhart, C., 1982, Garis-garis
Keuangan Negara, Sinar Besar Ilmu Keuangan Negara
Grafika, Jakarta. (judul asli Hoofdlijnen Van
Ahmad Yani dan Gunawan Widjaja, De Leer Der Openbare
1999, Seri Hukum Bisnis Financien), diterjemahkan
Perseroan Terbatas, oleh Ratmoko, Djambatan,
RajaGrafindo Persada, Jakarta.
Jakarta. Konijenbelt Willem, 1994,
Ali Rido, 1983, Badan Hukum dan Hoofstukken van
Kedudukan Badan Hukum Administratief Recht, Vuga,
Perseroan, Perkumpulan, S-Gravenhage.
Koperasi, Yayasan, Wakaf,
Logemann, J.H.A., 1955, Over De
Alumni, Bandung. Theori van een Steling
Arifin P. Soeria Atmadja, 2005, Staatrecht. Amsterdam.
Keuangan Publik Dalam Muhammad Djafar Saidi, 2008,
Perspektif Hukum, Hukum Keuangan Negara,
Universitas Indonesia Press. Rajawali Pers, Jakarta.
Arifin P Soeria Atmadja, 2009, Paulus J, 1917, Encyclopaedie van
Keuangan Publik Dalam Nederlandsch-Indie, Leiden.
Perspektif Hukum, Teori,
Praktik, dan Kritik, Rajawali Soemitro Djojohadikusumo, 1957,
Press, Jakarta. Ekonomi Pembangunan,
Pembangunan, Jakarta.
Arifin P Soeria Atmadja, 2011, Pola
Pikir Hukum (Legal
Mindscapes) Definisi 2. Peraturan Perundang-
Keuangan Negara Yang undangan
Membangun Praktik Bisnis
Badan Usaha Milik Negara Undang-Undang Dasar Tahun 1945
(BUMN) Yang Mengakar Amandemen Keempat.
(Deep Rooted Bussines Undang-Undang Nomor 17 Tahun
Practice), Universitas 2003 tentang Keuangan
Indonesia Press, Jakarta. Negara (Lembaran Negara
Arifin P Soeria Atmadja dan Republik Indonesia Tahun
Darminto Hartono, 2011, 2003 Nomor 47, Tambahan
Reformasi Hukum Indonesia: Lembaran Negara Republik
Financial Law Perspective Indonesia Nomor 4286).
Terhadap Penyelesaian Undang-Undang Nomor 19 Tahun
Utang Piutang, Badan 2003 tentang Badan Usaha
Penerbit Univeristas Milik Negara (Lembaran
Diponegoro, Semarang. Negara Republik Indonesia

19
Al’Adl, Volume IX Nomor 1, Januari-April 2017 ISSN 1979-4940/ISSN-E 2477-0124

Tahun 2003 Nomor 70,


Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor
4297).
Undang-Undang Nomor 1 Tahun
2004 tentang Perbendaharaan
Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun
2004 Nomor 5, Tambahan
Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4355).
Undang-Undang Nomor 40 Tahun
2007 tentang Perseroan
Terbatas (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun
2007 Nomor 106, Tambahan
Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4756).

20
Al’Adl, Volume IX Nomor 1, Januari-April 2017 ISSN 1979-4940/ISSN-E 2477-0124

21

Das könnte Ihnen auch gefallen