Sie sind auf Seite 1von 4

PROSIDING SEMINAR NASIONAL LEMBAGA PENELITIAN UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

“Diseminasi Hasil Penelitian melalui Optimalisasi Sinta dan Hak Kekayaan Intelektual”
ISBN : 978-602-5554-71-1

Model kemitraan lembaga pendidikan nonformal dalam


penyelenggaraan pendidikan anak usia dini

Kartini Marzuki1, M. Ali Latif Amri2


Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Makassar

Abstract. The general objective of this study is to reveal the partnership model of non-formal education in the implementation of
early childhood education. This research is qualitative research that seeks to explore deeply the stages in establishing partnerships
as well as supporting and inhibiting factors for partnership implementation among non-formal educational institutions.
Informants in this study were the head of the Panre Tanrara ECD Center, integrated service post manager and Toddler Family
Development and a community leader. To test the validity of the research data, triangulation was used both in the form of source
triangulation and methods. The results of the study indicate that the partnership model undertaken by non-formal education
institutions in delivering early childhood education is a Topdown partnership model. Where the World Bank as the organizing
center designs and forms partnerships since PAUD centers are formed by forming and directly involving integrated service posts
and Toddler Family Development as partners. Posyandu provides health services to children, Bina Keluarga Balita (BKB) as an
organizer of parenting programs for childcare and PAUD as providers of education services for early childhood. The supporting
factors for implementing the partnership are systematic planning, the availability of educated staff and the environmental
conditions of the institutions that support the implementation of partnerships.

Keywords: partnership, non-formal education, early childhood education

1. PENDAHULUAN kemitraan mengenai konsep dan strategi apa saja yang


dapat dilakukan dalam menjalin kemitraan dan syarat
Kemitraan dalam implementasi penyeleng garaan
syarat yang harus diperhatikan serta potensi-potensi
penidikan modern, merupakan kesepahaman pengelola-
yang harus diperhatikan dan diperhitungkan dalam
an program, kesepa haman strategi pengembangan
menjalin kemitraan demi melahirkan suatu lembaga
program antar lembaga yang bermitra. Komponen
pendidikan yang kuat dan mandiri dan memiliki daya
tersebut merupakan faktor utama yang harus menjadi
saing.
fokus perhatian dalam menalksanaan kemitraan. Itulah
Lembaga non formal kebanyakan berasal dari
sebabnya lembaga pendidikan yang bermitra harus ada
lembaga yang berdiri atas swadaya masyarakat. Untuk
pelaku utama dalam melaksanakan kemitraan. Sebagai
dapat maju dan berkembang serta mampu bersaing
lembaga/orang yang bertanggungjawab ter hadap
dengan lembaga lainnya maka kemampuan membangun
keberhasilan program (kegiatan) pendidikan maka pelak
kerjasama antar lembaga pendidikan formal ataupun
utama tersebut merupakan ujung tombak dalam melaku-
non formal merupakan sesuatu yang sangat dibutuhkan
kan kemitraan.
terutama dari lembaga pendidikan yang lebih maju,
Pendidikan non formal sebagai salah satu
meskipun di era modern ini segala sesuatu dapat
komponen sistem pendidikan merupakan salah satu
dikendalikan dengan tekhnologi mutakhir, tetapi
faktor penentu keberhasilan pendidikan di Indonesia.
kesuksesan pada suatu lembaga atau organisasi masih
Penyelenggaraan pendidikan non formal memang
sangat bergantung pada keberhasilan menciptakan
sangat fleksibel dibandingkan penyelenggaraan pen-
kerjasama.
didikan formal. Hal tersebut menyebabkan sebagian
Menurut Tennyson (2003), terdapat 12 tahap dalam
orang tidak mengenal keberadaan pendidikan non
melakukan kemitraan. Tahapan tersebut meliputi:
formal, padahal PNF senantiasa hadir di tengah-tengah
penjajakan, identifikasi, pembentukan, perencanaan,
masyarakat. Kehadiran lembaga PNF dengan kondisi
pengelolaan, penggalangan sumber daya, implemen-
tersebut tentu saja membutuhkan lembaga lain yang
tasi, pengukuran, peninjauan, revisi, melembagakan,
dapat saling menopang keberhasilan penyelenggaraan
dan melanjutkan atau mengakhiri kemitraan. Tahapan
maupun dampak dari programnya.
ini bukan menjadi suatu tuntunan baku yang harus
Berdasarkan hal tersebut, perlu ada terobosan baru
dilakukan oleh suatu kemitraan tertentu. Hal ini
dalam rangka meningkatkan pamor terutama bagi
dikarenakan setiap kemitraan yang dilakukan memiliki
lembaga-lembaga non formal tersebut terutama dalam
suatu keunikan tertentu yang kemudian diakomodir
hal penguatan kelembagaan, peningkatan kualitas
dalam tahapan kemitraan (Gambar 1).
pendidik dan bantuan operasionalnya melalui kegiatan
Meskipun demikian masih sangat jarang ditemukan
kemitraan. Berangkat dari uraian tersebut di atas maka
lembaga PNF yang diselenggarakan oleh masyarakat
perlu adanya kajian menyeluruh tentang, urgensi
yang menjalin kemitraan dalam melaksanakan

209
PROSIDING SEMINAR NASIONAL LEMBAGA PENELITIAN UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
“Diseminasi Hasil Penelitian melalui Optimalisasi Sinta dan Hak Kekayaan Intelektual”
ISBN : 978-602-5554-71-1

programnya. Pada umumnya lembaga PNF berjalan junuari tahun 2018 juga telah membuat kesepaktan
sendiri, sehingga hanya dapat bertahan sementara pula. kerjasama dengan Puskesman kecamatan Bontonompo.
Salah satu lembaga nonformal yang saat ini tumbuh Kondisi tersebut merupakan suatu hal yang menarik
dengan pesat adalah lembaga Pendidikan Anak Usia untuk diteliti dalam rangka menggali model kemitraan
Dini (PAUD). Berdasarkan data referensi Kemen- yang dibangun oleh lembaga PAUD tersebut yang
dikbud tahun 2018 jumlah lembaga PAUD di diharapkan dapat diperoleh best practice dari proses
Indonesia mencapai 232.103 buah lembaga. Dari kemitraan yang dibangun untuk dapat dijadikan model
jumlah tersebut, di Sulawesi Selatan jumlah lembaga bagi penyeelenggaraan program pendidikan nonformal
PAUD sekitar 7.193 buah. Namun mengutip pernyata- lainnya terkhusus pada penyelenggaraan Pendidikan
an dari Dirjen PAUD bahwa data itu dapat berubah Anak Usia Dini.
dengan cepat karena lembaga PAUD kadang bertahan Berdasarkan permasalahan di atas, maka focus
hanya beberapa tahun untuk kemudian mati karena penelitian dalam penelitian ini adalah:
tidak mampu dikelola dengan baik. Dibutuhkan a. Bagaimanakah pola kemitraan Lembaga pendidikan
kreativitas dan jalinan kemitraan yang tinggi untuk non formal dalam penyelenggaraan Pendidikan
dapat menyelenggarakan pendidikan anak usia dini Anak Usia Dini di Kecamatan Bontonnompo
dalam membentuk generasi emas. Kabupaten Gowa?
b. Faktor-faktor apa saja yang mendukung dan meng-
hambat pelaksanaan kemitraan pada lembaga PAUD
di Kecamatan Bontonompo Kabupaten Gowa?

2. METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif
dengan pendekatan analisis ekspalanatoris. Melalui
pendekatan ini akan terungkap pola apa yang selama ini
dilakukan oleh lembaga pendidikan non formal dalam
menjalin kemitraan terhadap lembaga-lembaga baik
pemerintah maupun lembaga pendidikan lainnya dalam
menyelenggarakan program PAUD yang berkualitas.
Adapun yang menjadi informan dalam penelitian ini
adalah pengelola Lembaga pendidikan nonformal yang
terlibat dalam menjalin kemitraan, yang terdiri dari
kepala Satuan Pendidikan nonformal serta anggota
kelompok kerja se tiap program pendidikan nonformal
di Kabupaten Gowa. Pengumpulan data dilakukan
dengan studi dokumen, pengamatan langsung dan
teknik wawancara mendalam (in-depth interview) ber-
Gambar 1. Tahapan kemitraan dasarkan pengambilan informannya secara purposive
melalui teknik key informan sampling yaitu para
Salah satu strategi yang diharapkan dapat informan dengan pengambilan spesifik yang dianggap
membantu lembaga PAUD menyelenggarakan pelayan- menguasai permasalahan terutama dua tokoh kunci
an pendidikan, kesehatan dan penngasuhan pada anak ketua kelompok dan (para) anggota kelompok yang
usia dini adalah melalui strategi kemitraan. Di akan dialogkan. Jumlah responden mengikuti prinsip
Kabupaten Gowa khususnya di Desa Bontonompo snowball sampling. Analisis data dilakuan secara
Kecamatan Pallangga terdapat lembaga PAUD yang kualitatif melalui tahapan proses reduksi data, display
dalam penyelenggaraannya berada di satu lokasi data dan pengambilan kesimpulan. Untuk menjamin
dengan Posyandu dan Kelompok Bina Keluarga Balita keabsahan data, reliabilitas data dilakukan dengan
(BKB). Berdasarkan hasil wawancara dengan empat standar berdasarkan prinsip kredibilitas,
pengelola posyandu pelaksanaan program mereka transferibilitas, dependabilitas dan konfirmabilitas.
bukan hanya satu atap, akan tetapi pada beberapa Sementara validitas data dilakukan dengan teknik
kegiatan program juga melibatkan lembaga PAUD triangulasi, yaitu triangulasi sumber dan triangulasi
tersebut. Lembaga tersebut menggalang pula kemitraan metode.
dengan Puskesmas dan lembaga PKK. Penyeleggaraan
tersbut telah berlangsung sejak tahun 2003. Lembaga
ini merupakan satu-satunya PAUD yang mampu
bertahan dalam menjalin kemitraan dengan posyandu
dan BKB di kabupaten Gowa, bahkan di awal bulan

210
PROSIDING SEMINAR NASIONAL LEMBAGA PENELITIAN UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
“Diseminasi Hasil Penelitian melalui Optimalisasi Sinta dan Hak Kekayaan Intelektual”
ISBN : 978-602-5554-71-1

3. HASIL DAN PEMBAHASAN PKK di pedesaan untuk membentuk posyandu dan


BKB sebagai lembaga mitra Lembaga PAUD dalam
A. Model Kemitraan Lembaga Pendidikan Nonformal menjamin pendidikan, kesehatan dan pengasuhan anak
dalam Penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia usia dini.
Dini
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada B. Faktor Pendukung dan Penghambat Kemitraan
beberapa tahapan dalam menjalankan kemitraan, ada 1) Faktor pendukung
beberapa tahapan yang tidak dilaksanakan. Meskipun Kegiatan kemitraan pada lembaga non formal yang
demikian kemitraan antar lembaga pendidikan non diselenggarakan oleh bank dunia terlaksana karena adanya
formal dalam mendukung keterlaksanaan pendidikan beberapa dukungan baik oleh lingkungan, masyarakat
anak usia dini secara komferhensif telah mampu maupun pemerintah. Berikut disajikan faktor pendukung
dijalankan sekitar 15 tahun. Mesksipun perkembangan tersebut berdasarkan hasil wawancara dan observasi pada
kemitraan belum menunjukkan perkembangan yang penyelenggara lembaga PAUD dan lembaga pedidikan
berarti namun jalinan kemitraan yang dibangun sejak nonformal lainnya yaitu posyandu dan Bina Keluarga
tahun 2013 tidak pernah terputus. Balita.
Sebagai suatu lembaga masyarakat posyandu dan
Bina Keluarga Balita merupakan lembaga pendidikan a. Adanya program dan perencanaan yang sistematis
nonformal yang diharapkan mampu merangkul masya- Berdasarkan hasil wawancara dengan pengelola
rakat dan memberikan pengetahuan dan keterampilan lembaga PAUD, bahwa terjalinnya kemitraan antar
terutama pada kaum ibu dalam menyelenggarakan lembaga pendidikan nonformal dalam menyelenggara-kan
kesehatan masyarakat. Akses dalam menjalin orang tua pendidikan anak usia dini adalah karena perencanaan yang
anak usia dini yang merupakan sasaran strategis matang oleh lembaga Bank Dunia bersama dinas
posyandu dan BKB dipermudah melalui penyeleng- pendidikan. Matangnya perencanaan dalam kemitraan ini
garaan pendidikan anak usia dini oleh lembaga Pusat terlihat dari terselenggaranya program kuliah bagi calon
PAUD PanreTanrara. pendidik PAUD pada tahun 2002 sebelum dibukanya
Karena adanya jalinan yang saling menguntungkan lembaga PAUD. Demikian pula dengan perekrutan calon
tersebut, maka pelaksanaan kemitraan juga dapat tenaga pendidik dan petugas posyandu tentang pendidikan
langgeng. Meskipun ketiga lembaga tersebut dibentuk dan kesehatan anak usia dini.
oleh Bank dunia dan dipola untuk bekerja sama juga Demikian pula berkaitan dengan program pelayanan
oleh bank dunia, namun saat ketiga lembaga tersebut anak usia dini, pihak Bank dunia bekerjasama dengan
dilepaskan oleh bank dunia, proses kemitraan mereka dinas pendidikan Kabupaten Gowa telah menyusun
masih dapat berjalan secara berkelanjutan. Semua program yang sistematis untuk menstimulasi per-
program yang telah disepakati bersama dapat dijalan- tumbuhan dan perkembangan anak usia dini.
kan secara bersama dan melibatkan semua unsur Adapun program yang disusun tersebut meliputi
masyarakat. program pelayanan pendidikan yang dilaksanakan
Menganalisis hasil penelitian yang meninjau model melalui lembaga Pendidikan Anak Usia Dini yaitu TK
kemitraan dari tahapan yang dilakukan seelum dan Tanrara. Untuk program pelayanan kesehatan dilaksana-
selama menjalankan kemitraan, menunjukkan bahwa kan oleh lembaga posyandu, dan untuk penyelenggaraan
kemitraan yang dijalin oleh lembaga PAUD, posyandu pengasuhan bagi anak usia dini diamanahkan pada
dan Bina Keluarg Balita merupakan kemitraan model lembaga bina keluarga Balita (BKB). Semua program
Top Down. yang telah disusun, dilaksanakan secara terintegrasi oleh
Bank Dunia sebagai lembaga Pusat telah me- lembaga pendidikan nonformal, dan program-program
rancang sedemikian rupa agar pelayanan terhadap anak pengembangan selanjutnya diserahkan sepenuhnya pada
Usia dini harus diselenggarakan secara teerintegrasi ketiga lembaga pendidikan nonformal tersebut dalam
dan holistik. Pengintegrasian tersebut adalah melalui rangka keberlanjutan program.
pemberdayaan lembaga kesehatan masyarakat berupa
b. Tersedia tenaga terdidik dan terampil serta
posyandu dan Bina keluarga Balita. Dua lembaga
lingkungan yang memadai
pendidikan nonformal ini telah dikenal masyarakat
luas, namun masyarakat hanya mengetahui bahwa Dalam menjalankan kemitraan ini, sesungguhnya
posyandu adalah tempat untuk pemberian imunisasi tenaga ahli hanya ada pada saat lemmbaga ini akan
bagi anak. Sementara kelompok Bina keluarga balita dibantuk. Pada saat lembaga ini telah terbentuk tenaga
merupakan bagian dari lembaga PKK tingkat desa ahli telah digantikan oleh tenaga yang sudah ditetapkan
untuk kelompok kerja kesehatan ibu dan anak. dan dilatih secara terpogram. Tenaga guru yang meng-
Oleh sebab itu, ketika Bank Dunia membentuk ajar di lembaga PAUD telah dikuliahkan melalui
lembaga PAUD, lembaga tersebut diberi nama Pusat program Diploma dua Pendidikan Guru Taman Kanak-
PAUD, karena di dalamnya terintegrasi pelyanan Kanak (PGTK) di Universitas Negeri Makassar. Yang
pendidikan, kesehatan dan pengasuhan anak. Bank saat ini para guru tersebut secara mandiri telah
Dunia secara bersamaan bekerjasama dengan lembaga menyelesaikan pendidikannya pada program sarjana

211
PROSIDING SEMINAR NASIONAL LEMBAGA PENELITIAN UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
“Diseminasi Hasil Penelitian melalui Optimalisasi Sinta dan Hak Kekayaan Intelektual”
ISBN : 978-602-5554-71-1

Universitas Negeri Makassar program studi Pendidikan menggunakan teknologi informasi. Hal ini juga akan
Anak Usia Dini. Semua guru tetap juga telah mem- berdampak pada sistem akreditasi lembaga pendidikan-
peroleh sertifikasi sebagai pendidik profesional bidang nya. Hingga saat ini ketiga lembaga tersebut baik
pendidikan anak usai dini. berkaitan dengan manajemen maupun informasi tentang
Salah satu dari guru tersebut adalah pengurus kesehatan anak hanya berupa catatan-catatan yang
posyandu dan bina keluarga Balita yang membantu disimpan di map. Sehingga pada saat peneliti mencari
mensinergikan kurikulum pada lembaga PAUD dan dokumeen tersebut, sebagian telah dimakan rayap atau
hasil-hasil evaluasi anak dijadikan sebagai masukan rusak karena terkena air.
bagi lembaga posyandu dan BKB dalam memberikan
b. Minimnya anggaran dalam menjalankan kemitraan
pelayanannya.
Dalam menjalankan fungsinya dalam memberikan Dalam melaksanakan pelayanan pada anak usia dini,
pelayanan pada anak usia dini lembaga nonformal yang pihak lembaga PAUD hanya memungut iuran sebesar
bekerjasama ini telah diberikan berbagai sarana dan sepuluh ribu rupiah setiap bulan. Dengan jumlah anak
prasaran yang dibutuhkan. Namun sarana dan prasarana hanya 45 orang berarti dana yang terkumpul hanya
tersebut hanya diberikan pada awal dibentuknya ketiga sekitar 450 ribu perbulan. Jumlah tersebut juga diguna-
lembaga ini. Hingga saat ini pihak bank dunia dan dinas kan untuk membayar guru honor. Sementara biaya
pendidikan selanjutnya melepaskan bantuannya dan operasional dari pos yandu dan BKB mendapat bantuan
ketiga lembaga tersebut diserahkan untuk secara dari pihak puskesmas. Sementara pelibatan orang tua
mandiri memenuhi kebutuhannya dalam memberikan dan masyarakat umum dalam menjalankan program
pelayanan pendidikan dan kesehatan anak usia dini. masih sangat minim.
Untuk sarana dan prasarana kesehatan yang dibutuhkan
oleh posyandu disiapkan oleh Puskesmas kecamatan. 4. KESIMPULAN
c. Kondisi organisasi lembaga PAUD yang a. Model kemitraan yang dijalin oleh lembaga PAUD,
memungkinkan untuk meningkatkan kegiatan posyandu dan Bina Keluarga Balita adalah
hubungan sekolah dengan masyarakat dan lembaga kemitraan model Topdown. Dimana Bank Dunia
non formal lainnya sebagai lembaga Pusat telah merancang sedemikian
rupa agar pelayanan terhadap anak usia dini harus
Sebagai lembaga yang melayani anak usia dini,
diselenggarakan secara terintegrasi dan holistik.
Pusat PAUD Panre Tanrara akan selalu membutuhkan
b. Faktor Pendukung terlaksananya kemitraan lembaga
lembaga lain untuk mencapai tujuannya secara
Pendidikan nonformal dalam penyelenggaraan
maksimal. Anak usia dini senantiasa membutuhkan
Pendidikan anak usia dini adalah: adanya
pelayanan kesehatan dan perbaikan pengasuhan di
perencanaan yang sistematis, tersedia tenaga
dalam keluarga selain pelayanan pendidikan. Usaha
terampil dan lingkungan yang memadai, kondisi
dalam memenuhi kebutuhan tersebut tidak bisa
organisasi lembaga PAUD yang memungkinkan
dilakukan oleh TK Tanrara secara mandiri. Posyandu
untuk meningkatkan kegiatan hubungan sekolah
dan BKB dapat membantu memenuhi tuntutan tersebut
dengan masyarakat dan lembaga nonformal lainnya.
dan memang harus dilakasanakan secara terintegrasi bai
Sementara faktor penghambat keterlaksanaan
dari segi waktu, tempat dan sarana dan prasarana.
kemitraan adalah: kurang tersedianya basis
Lembaga PAUD membutuhkan informasi per-
dokumentasi yang lengkap, dan minimnya anggaran
kembangan dan pertumbuhan anak untuk dapat
dalam menjalankan kemitraan.
memberikan pendidikan yang sesuai dengan per-
kembangan anak. Demikian pula dengan permasalahan- Dalam melaksanakan kemitraan lembaga pendidikan
permasalah anak juga dapat diselesaikan bersama nonformal, dibutuhkan kesiapan dan perencanaan yang
dengan orang tua melalui fasilitasi lembaga BKB. matang, bukan saja oleh penginisiasi namun juga pada
lembaga yang akan diajak untuk bermitra. Kemitraan
2) Faktor penghambat
model Top down dapat dijadikan sebagai salah satu
Meskipun kemitraan antar lembaga PAUD,
alternatif oleh lembaga pendidikan nonformal terutama
posyandu maupun BKB telah berjalan selama 15 tahun,
yang ada di pedesaan, karena inisiatif oleh masyarakat
namun bukan berarti tanpa ada penghambat. Berikut ini
dalam melaksanakan kemitraan secara formal masih
dipaparkan beberapa faktor penghambat dalam men-
sangat sulit dilaksanakan oleh masyarakat pedesaan.
jalankan kemitraan.
a. Kurang tersedianya basis dokumentasi yang lengkap DAFTAR PUSTAKA
Sebagai lembaga yang menangani anak usia dini Tennyson, R. (2003). The Partnering Toolbook. The International
dengan karakteristik yang berbeda setiap anak, Business Leader Forum (IBLF) and The Global Alliance for
seharusnya data-data yang terkumpul dari proses Improved Nutrition (GAIN).
pelayanan pendidikan dan kesehatan seharusnya
memiliki basis pangkalan data secara sistematis

212

Das könnte Ihnen auch gefallen