Sie sind auf Seite 1von 5

JLK 1 (1) (2017)

JURNAL LABORATORIUM
KHATULISTIWA
e-ISSN : 2597-9531
p-ISSN : 2597-9523

PERSONAL HYGIENE TERHADAP INFEKSI PITYRIASIS VERSIKOLOR


PADA NELAYAN DI DESA PENJAJAP KECAMATAN PEMANGKAT
Supriyanto dan Indah Purwaningsih

Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes Kemenkes Pontianak

E-mail : supriyanto68@gmail.id
Submitted : 5 Oktober 2017; Revised : 8 November 2017; Accepted : 29 November 2017
Published : 30 November 2017
Abstract
Pityriasis versicolor or better known as “panu” is a superficial fungal infection characterized by
changes in skin pigment due to Stratum corneum colonization by dimorphic lipophilic fungi from
normal skin flora. Pitiriasis versicolor is an infectious disease that is estimated occur due to poor
sanitation (personal hygine) and lack of clean water. This research was aimed to determine factors
related to Pityriasis versicolor infection. It used retrospective design where researcher tried to looking
back about the incident of Pitiriasis versicolor on 76 fishermen who choosen by using simple random
sampling. Based on the result of reseach, it was determine that bath habit (p = 0,000), clothing hy-
giene (p = 0,839), towels cleanliness (p = 0,699), clean water supply (p = 0,000), home environment
hygiene (p = 0,588), for p<0,05 then these factors were related to the occurrence of Pitiriasis ver-
sicolor infection on fishermen in Penjajap Village Pemangkat. Thus, it could be conclude that there
was significant correlation between bath habit and clean water supply with the incidence of Pityriasis
versicolor infection. While the cleanliness of clothing, cleanliness of towels, and cleanliness of the
home environment is not associated with the incidence of Pityriasis versicolor infection.

Keywords: Pityriasis versicolor, Hygiene Personal


Pityriasis versikolor atau lebih dikenal dengan panu adalah infeksi jamur superfisial yang ditandai
perubahan pigmen kulit akibat kolonisasi stratum korneum oleh jamur lipofilik dimorfik dari flora
normal kulit. Pityriasis versikolor merupakan penyakit menular yang diperkirakan terjadi karena san-
itasi (personal hygiene) yang buruk dan kurangnya air bersih. Penelitian ini bertujuan untuk meng-
etahui hubungan faktor-faktor personal hygiene terhadap infeksi pityriasis versikolor. Penelitian ini
menggunakan rancangan retrospektif dimana peneliti berusaha melihat ke belakang (backward look-
ing) terhadap kejadian pityriasis versikolor pada 76 nelayan yang terpilih sebagai responden dengan
teknik simple random sampling. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa kebiasaan mandi (p
= 0,000), kebersihan pakaian (p = 0,839), kebersihan handuk (p = 0,699), persediaan air bersih (p =
0,000), kebersihan lingkungan rumah (p = 0,588), untuk p < 0,05 maka faktor-faktor tersebut ber-
hubungan terhadap terjadinya infeksi pityriasis versikolor pada nelayan di Desa Penjajap Kecama-
tan Pemangkat. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara
kebiasaan mandi dan persediaan air bersih dengan kejadian infeksi pityriasis versikolor. Sedangkan
kebersihan pakaian, kebersihan handuk, dan kebersihan lingkungan rumah tidak berhubungan dengan
kejadian infeksi pityriasis versikolor.

Kata kunci: Pityriasis versikolor, Faktor Kebersihan.

67
Supriyanto & Indah Purwaningsih, Personal Hygiene Terhadap Infeksi Pityriasis Versikolor...

PENDAHULUAN atau binatang air lainnya atau tanaman air. Pe-


rairan yang menjadi daerah aktifitas nelayan ini
Indonesia merupakan Negara maritim dan dapat merupakan perairan tawar, payau, maupun
tercatat sebagai Negara kepulauan dengan jum- laut, di daerah tropis seperti di negara Indone-
lah pulau sebanyak 17.508 buah yang dikelilingi sia. Orang yang berprofesi sebagai nelayan dapat
oleh garis pantai sepanjang 81.000 km dan luas dengan mudah terserang penyakit dermatitis sep-
laut sekitar 5,8 juta km2 dengan zona Ekonomi erti panu. Penyakit panu merupakan “penyakit
Eksklusif seluas 2.78 juta km2. Ada sekitar 60 rakyat” yang dapat menyerang semua orang
juta Penduduk Indonesia bermukim di wilayah pada semua golongan umur dan profesi. Cuaca
pesisir dan penyumbang sekitar 22 persen dari yang panas membuat penduduk yang berprofe-
Pendapatan Nasional Bruto (Ratri dkk, 2014). si sebagai nelayan mudah berkeringat. Keringat
Provinsi Kalimantan Barat terletak di ba- yang dibiarkan menempel pada kulit dalam wak-
gian barat dari Pulau Kalimantan atau terle- tu yang lama akan menjadi tempat tumbuhnya
tak di antara 2°8›LU - 3°02›LS dan 108°30’ panu dengan subur (Harahap L.S. 2010).
- 114°10’BB. Berdasarkan posisi geografis ter- Daerah tropis dengan suhu udara dan
tentu, wilayah Kalimantan Barat dilewati garis kelembaban udara yang tinggi menjadi lahan
equator (lintang 0°) tepat di atas kota Pontianak. yang subur tumbuhnya jamur. Penyakit-penyakit
Karena pengaruh situasi ini, Kalimantan Barat akibat jamur seringkali menjangkiti masyarakat.
merupakan salah satu daerah tropis dengan suhu Banyak masyarakat tak menyadari bahwa dir-
udara dan kelembaban udara yang tinggi. Kalim- inya terinfeksi oleh jamur. Jamur bisa mengin-
antan Barat adalah sekitar 146.807 km², dimana feksi manusia dari kepala hingga ujung kaki,
sebagian besar adalah merupakan dataran berda- bayi, orang dewasa dan orang lanjut usia. Ban-
taran rendah, (Ratri, dkk, 2014). yak orang meremehkan penyakit karena jamur,
Kecamatan Pemangkat terletak di pe- seperti panu. Penyakit ini bisa menular lewat
sisir laut yang langsung menghadap Laut persentuhan kulit, atau juga dari pakaian yang
Cina Selatan. Letak geografis Kecamatan Pe- terkontaminasi spora jamur, (Hayati, I & Han-
mangkat  menurut garis lintang dan bujur berada dayani, Z.P.,2014).
pada : Garis Lintang 1 0 05 ’ 01” - 1 0 12 ’ 14” Malassezia furfur adalah spesies tung-
Garis Bujur  108 0 54 ’ 01” - 109 0 04’ 49” 4. gal yang menyebabkan penyakit Pityriasis
Kecamatan Pemangkat berada pada ketinggian versikolor (panu). Jamur ini menyerang stratum
8-25 meter di atas permukaan laut. Desa Pen- korneum dari epidermis kulit, biasanya dider-
jajap Kecamatan Pemangkat yang terdiri dari ita oleh seseorang yang sudah mulai banyak
tujuh dusun dan terletak di pesisir pantai yang beraktifitas dan mengeluarkan keringat. Jamur
mempunyai suhu dan kelembaban yang tinggi. Malassezia furfur sangat mudah menginfeksi
Kesehatan dan keselamatan kerja ini merupa- kulit orang yang selalu terkontaminasi dengan
kan hak bagi pekerja yang berada dalam sektor air dalam waktu yang lama dan disertai dengan
formal maupun sektor informal, begitupun bagi kurangnya kesadaran akan kebersihan diri dan
nelayan. Nelayan sangat rentan sekali terhadap lingkungan disekitar. Pityriasis versikolor meru-
penyakit akibat kerja. Hal ini disebabkan oleh pakan infeksi jamur di permukaan kulit. Definisi
minimnya pengetahuan nelayan tentang kese- medisnya adalah infeksi jamur superfisial yang
hatan dan keselamatan kerja. Ada banyak jenis ditandai dengan adanya macula di kulit, skuama
nelayan nelayan diantaranya : nelayan pemilik halus dan disertai rasa gatal, . (Hayati, I & Han-
(juragan), nelayan penggarap (buruh/pekerja), dayani, Z.P.,2014).
nelayan kecil, nelayan tradisional, nelayan gen- Daerah Penjajap Kecamatan Pemangkat
dong (nelayan angkut), dan perusahaan/industri Kabupaten Sambas Kalimantan Barat sebagian
penangkapan ikan. Kurangnya pengetahuan ne- besar masyarakat tersebut mata pencaharian-
layan tentang hygiene sanitasi pada saat melaut nya adalah nelayan dan berdasarkan survei di
menyebabkan banyaknya nelayan yang terkena lapangan, masyarakat desa Penjajap kecamatan
penyakit akibat kerja (Ratri, dkk, 2014). Pemangkat yang pekerjaannya nelayan, banyak
Nelayan adalah orang yang aktif melaku- ditemukan nelayan yang terinfeksi Pityriasis
kan pekerjaan dalam operasi penangkapan ikan versikolor.

68
JLK 1 (1) (2017) hlm. 67 - 71

METODE PENELITIAN HASIL DAN PEMBAHASAN


Tabel 1. Analisa Bivariat Hubungan Kebiasaan Mandi
Penelitian ini menggunakan rancangan ret-
dengan kejadian infeksi Pitiriasis versikolor pada Nelayan
rospektif (backward looking) yaitu pengumpu- di Desa Penjajap Kecamatan Pemangkat
lan data dimulai dari efek atau akibat yang telah
Kebiasaan Kasus Kontrol
terjadi. Kemudian dari efek tersebut ditelusuri Total %
Mandi f % f %
ke belakang tentang penyebabnya atau varia-
Buruk 69 90,8 10 13,2 79 52,0
bel-variabel yang mempengaruhi akibat tersebut
Baik 7 9,2 66 86,8 73 48,0
(Notoatmodjo. S, 2012).
Populasi penelitian ini adalah nelayan di Jumlah 76 100 76 100 152 100

Desa Penjajap Kecamatan Pemangkat Kab. *p value : 0,000 OR : 65,057


CI : 23,386 – 180,982
Sambas sebanyak 723 nelayan. Sampel peneli-
tian yaitu nelayan penggarap (buruh/pekerja) di Berdasarkan hasil penelitian yang dilaku-
desa Penjajap kec. Pemangkat berjumlah 240 kan pada 76 responden nelayan di Desa Penja-
orang. Berdasarkan perhitungan jumlah sampel, jap, berdasarkan hasil perhitungan mengguna-
didapatkan jumlah sampel penelitian sebanyak kan Uji statistik Chi square menunjukkan faktor
76 orang (Sugiono, 2010). kebiasaan mandi mempunyai hubungan yang
Teknik pengambilan sampel yang diguna- signifikan dengan infeksi pityriasis versikolor.
kan adalah simple random sampling yaitu teknik Untuk faktor kebiasaan mandi didapatkan nilai p
pengambilan sampel yang dilakukan secara acak 0,000 < 0,05 yang berarti mempunyai hubungan
tanpa memperhatikan strata yang ada dalam pop- yang signifikan dengan kejadian infeksi pityria-
ulasi itu (Sugiono, 2010). sis versikolor pada nelayan di Desa Penjajap Ke-
Penelitian ini dilakukan pada 22 April – 4 camatan Pemangkat. Menurut Perdoski (2004)
Mei 2017. Penelitian ini dilaksanakan di labo- bahwa kurang diperhatikannya kebersihan diri
ratorium RSUD Pemangkat kabupaten Sambas. dapat mendukung jamur tumbuh dengan subur.
Dan diperiksa kembali di Laboratorium Poltek- Mandi merupakan salah satu cara untuk menjaga
kes Kemenkes Pontianak Jurusan Analis Kese- kebersihan diri.
hatan. Data Primer dari penelitian ini yaitu pe- Hasil analisis univariat menunjukkan bah-
meriksaan mikroskopis jamur secara langsung wa sebagian besar responden 69 (90,8%) memi-
dengan menggunakan KOH10%. Sedangkan liki kebiasaan mandi yang buruk dan 7 (9,2%)
data sekunder adalah data yang didapat dari cat- responden memiliki kebiasaan mandi yang baik.
atan, tempat pemeriksaan di wilayah Puskesmas Pada penelitian ini analisis bivariat menunjuk-
setempat (Sujarweni, 2014). kan adanya hubungan yang signifikan kebi-
Teknik pengumpulan data dilakukan den- asaan mandi dengan kejadian infeksi pityriasis
gan observasi yaitu pengamatan dan pencatatan versikolor dengan nilai p 0,000 < 0,05 dan OR
secara sistematik terhadap gejala yang tampak 65,057 dengan 95% Confidence Interval (CI) =
pada objek penelitian, (Sujarweni, 2014). Pen- 23,386 – 180,982. Responden yang kebiasaan
gukuran dilakukan dengan cara melakukan pe- mandinya buruk mempunyai risiko 65,057 kali
meriksaan klinis dan pemeriksaan langsung ter- terinfeksi pityriasis versikolor dibandingkan
hadap sampel kerokan kulit yang diduga terdapat dengan responden yang mempunyai kebiasaan
infeksi pityriasis versikolor secara mikroskopis, mandi yang baik.
dan tanya jawab dengan responden kemudian Berdasarkan hasil observasi dan wawan-
hasil pemeriksaan dicatat di dalam formulir pe- cara, kebanyakan nelayan di daerah Penjajap
meriksaan. Kecamatan Pemangkat tersebut tidak mandi
Metode yang digunakan pada pemeriksaan setiap hari. Hal tersebut dikarenakan pada saat
jamur infeksi adalah dengan menggunakan pe- pulang dari melaut, nelayan langsung bekerja
meriksaan langsung KOH 10% yang diambil memperbaiki pukat/jaring ikan yang rusak aki-
dari kerokan kulit nelayan yang diduga terinfek- bat menangkap ikan pada hari tersebut. Supaya
si pityriasis versikolor. Penelitian ini dilakukan pada saat akan melaut keesokan harinya pukat/
dengan menggunakan pemeriksaan KOH 10%, jarring ikan tersebut sudah diperbaiki dan siap
kemudian dilihat ada tidaknya jamur malassezia pakai. Jika kebersihan perorangan seperti mandi
furfur.

69
Supriyanto & Indah Purwaningsih, Personal Hygiene Terhadap Infeksi Pityriasis Versikolor...

sebelum kerja, mandi setelah kerja, pakaian laku Mencuci Tangan pada Anak Usia
bersih dan diganti setiap hari tidak dilakukan, Sekolah di SD Negeri Sinaman Pati,
maka akan mempermudah timbulnya penyakit Skripsi, Semarang : Universitas Mu-
kulit terutama panu (pityriasis versikolor). Hal hammadiyah
ini sesuai dengan petumbuhan dan perkemban- Nasry. N. N. (2008). EPIDEMIOLOGI, Rineka
gan jamur, dimana dengan usaha hygiene per- Cipta, Jakarta
sonal dapat berperan dalam mencegah semakin Notoatmodjo, S. (2010) Promosi Kesehatan Te-
parahnya kondisi kulit karena keadaan yang lem- ori dan Aplikasinya, RinekaCipta : Ja-
bab. karta.
PENUTUP Notoadmojo, S., (2012). Metodologi Penelitian
Kesehatan, Edisi Revisi, Rineka Cipta,
Dari 76 sampel kasus yang dilakukan pe- Jakarta.
meriksaan mikroskopis, semua sampel menun- Perdoski (2004). Dermatofitosis superfisialis.
jukkan hasil positif terkena infeksi pityriasis balai penerbit FKUI, Jakarta.
versikolor. Infeksi pityriasis versikolor dapat Pierce. E. C. (2015). Anatomi dan Fisiologi Un-
terjadi akibat kebiasaan mandi yang buruk dan tuk Paramedis, Prima Grafika, Jakar-
mandi menggunakan persediaan air yang kurang ta.
bersih. Rahmawati, N. F. (2013). Pengaruh penyuluhan
perawatan kesehatan kuku terhadap
DAFTAR PUSTAKA pengetahuan, sikap, dan praktik mera-
wat kuku pada siswa kelas 5 SD Negeri
Anies. (2014). Penyakit Akibat Kerja, Elex Me- Kalikayen 02, Ungaran Timur, Jurnal
dia Komputindo, Jakarta Keperawatan Fikkes UNIMUS.
Anonim. (2007). Malassezia Species, http:// Ratri, C.P &Paskarini, I. (2014). Faktor yang
www.doctorfungus.org, pada Tanggal Berhubungan dengan Kejadian Scabies
11Desember 2016. pada Nelayan di Desa Weru Kecamatan
Fatma Lestari dan Hari Suryo Utomo. (2007). Paciran Kabupaten Lamongan, Jurnal
Faktor-Faktor yang Berhubungan den- Fakultas Kesehatan Masyarakat Univer-
gan Dermatitis Kontak pada Pekerja di sitas Airlangga.
PT Inti Pantja Press Industri, Depok: Retnowati, E. (2011). Nelayan Indonesia Dalam
FKM UI. Pusaran Kemiskinan Struktural (Per-
Harahap, L.S. (2010). Gambaran gejala ganggu- spektif Sosial, Ekonomi dan Hukum),
an kulit pada nelayan di medan. Skripsi. Jurnal Fakultas Hukum Universitas
Universitas Sumatra Utara Wijaya Kusuma Surabaya.
Hayati, I & Handayani, Z.P. (2014). Identifikasi R.S. Siregar. (2006). Saripati Penyakit Kulit
jamur Malassezia furfur pada nelayan Edisi 2, Jakarta: Penerbit Buku Kedok-
penderita Penyakit Kulit di RT 09 Kelu- teran EGC.
rahan Malabro Kota Bengkulu, Jurnal Sajida.A. (2012). Hubunga Personal Hygiene
Akademi Analis Kesehatan Harapan dan Sanitasi Lingkungan dengan Kelu-
Bangsa Bengkulu. han Penyakit Kulit di Kelurahan Denai
Isroin, L &Andarmoyo, S. (2012). Personal Hy- Kecamatan Medan Denai Kota Medan,
giene Konsep Proses dan Aplikasi da- Jurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat
lam Praktek Keperawatan, Graha Ilmu Universitas Sumatra Utara.
: Jogjakarta Santjaka, A. (2015). Aplikasi SPSS Untuk Ana-
Kurniawati.R.D. (2006). Faktor-Faktor yang lisis Data Penelitian Kesehatan, Nuha
Berhubungan dengan Kejadian Tinea Medika, Yogyakarta.
Pedis pada Pemulung di TPA Jatiba- Sibarangiang, E. E., Julianie, Rismalinda, dan
rang Semarang, Tesis, Universitas Di- Nurzannah, S. (2010). Metodologi Pe-
ponegoro Semarang. nelitian Untuk Mahasiswa Diploma
MaliqRisna. (2010). Pengaruh Pendidikan Kes- Kesehatan, TIM, Jakarta.
ehatan Mencuci Tangan terhadap Pri- Sugiono. (2010). Statistika Untuk Penelitian,
Alfabeta, Bandung.

70
JLK 1 (1) (2017) hlm. 67 - 71

Sujarweni, V. W. (2014). Metodologi Penelitian


Keperawatan, Cetakan I, Gavamedia,
Yogyakarta.
Sutanto. I. et al. (2013). Buku AjarParasitologi
Kedokteran, FKUI, Jakarta.
Zulkani, A. (2011). Parasitologi Untuk Keper-
awatan, Kesehatan Masyarakat dan
Teknik Lingkungan. Nuha Medica : Yo-
gyakarta

71

Das könnte Ihnen auch gefallen