Sie sind auf Seite 1von 15

P-ISSN: 2303-1832 Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-BiRuNi 04 (2) (2015) 241-253

e-ISSN: 2503-023X DOI: 10.24042/jpifalbiruni.v4i2.96


Oktober 2015

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN FISIKA


BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER DENGAN MODEL
PROBLEM BASED INSTRUCTION

Rahma Diani
Program Studi Pendidikan Fisika IAIN Raden Intan Lampung
E-mail: emailrahmaaa@gmail.com

Diterima: 9 Agustus 2015 Disetujui: 11 Oktober 2015. Dipublikasikan: Oktober 2015

Abstract: The unavailable of physics material learning based by the character education which conform
with students’ characteristic caused the students’ competency and activity in study process was low. This
research aims to develop physics material learning (syllabus, lesson plan, module, worksheet, and
assessment) based by the character education with validity, practical, and effective problem based
instruction model for the temperature and heat subject. This research was the development research by
using 4D models. The phases are define, design, and develop. The researcher did the analysis of
curriculum, analysis of concepts, and analysis of students at define phase. On design phase, the researcher
designed the physics material learning. Develop phase consist of validation phase, practicality, and
effectivity. After designed, the physics material learning was validated by 5 validator. At practicality phase,
physics material learning tested by the students of XB MAN 1 Sungai Penuh on even semester 2012/2013.
At this activity, student and teacher will be ask for their comments about the practicality of physics
material learning. Effectivity of physics material learning investigated at the same time with practicality
phase. At this activity, student and teacher will be ask for their comments about the effectivity of physics
material learning. Effectivity also seen from the improving of student’s competency and student’s activity
in study process. The result showed that physics material learning based character education with model
of problem based instruction are very valid, very practical and very effective.

Abstrak: Ketidaktersediaan materi pembelajaran fisika dengan pendidikan karakter yang sesuai dengan
karakteristik siswa karena kompetensi dan kegiatan siswa dalam proses belajar termasuk rendah. Penelitian
ini bertujuan untuk mengembangkan bahan ajar fisika (silabus, rencana pembelajaran, modul, lembar kerja,
dan penilaian) berdasar pada pendidikan karakter dengan validitas, prktik, dan masalah efektif berdasarkan
model instruksi materi suhu dan kalor. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan menggunakan
model 4D. Tahapan tahapannya ialah; menjelaskan, desain, dan mengembangkan. Peneliti menganalisa
kurikulum, menganalisa konsep, dan menganalisa siswa pada tahap tertentu. Pada tahap desain, peneliti
mendesain bahan ajar fisika. Mengembangkan tahapan yang terdiri dari tahap validasi, praktikalitas, dan
efektifitas. Setelah di desain, bahan ajar fisika divalidasi oleh 5 validator. Pada tahapan praktikalitas, bahan
ajar fisika di uji oleh siswa kelas XB MAN 1 Sungai Penuh pada semester genap 2012/2013. Pada kegiatan
ini, siswa dan guru akan ditanyakan komentarnya tentang prktikalitas pada bahan ajar fisika. Efektifitas
pada bahan ajar fisika diteliti pada saat yang sama dengan tahap praktikalitas. Efektifitas juga dilihat dari
meningkatnya kompetensi dan kegiatan siswa pada proses pembelajaran. Hasil menunjukkan bahwa bahan
ajar fisika berdasarkan pendidikan karakter dengan instruksi Problem Based Model sangat valid, sangat
praktikal dan sangat efektif.

Kata Kunci: model problem based instruction, pendidikan karakter, perangkat pembelajaran fisika

PENDAHULUAN menanamkan nilai-nilai perilaku peserta


Gunawan (2012:28) menyebutkan didik yang berhubungan dengan Tuhan
bahwa, pendidikan karakter merupakan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama
upaya-upaya yang dirancang dan manusia, lingkungan, dan kebangsaan
dilaksanakan secara sistematis untuk yang terwujud dalam pikiran, sikap,
242 Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-BiRuNi 04 (2) (2015) 241-253

perasaan, perkataan, dan perbuatan belum bisa membelajarkan siswa secara


berdasarkan norma-norma agama, keseluruhan. Akibatnya, hanya sebagian
hukum, tata karma, budaya, dan adat kecil siswa yaitu yang berkemampuan
istiadat. Berdasarkan penjelasan ini, tinggilah yang aktif dalam kegiatan
pendidikan karakter dapat diyakini pembelajaran di kelas sedangkan yang
sebagai aspek penting dalam pendidikan lainnya tidak. Pada langkah-langkah
terutama dalam upaya peningkatan pembelajaran di RPP juga belum
Sumber Daya Manusia (SDM). tercantum nilai-nilai pendidikan karakter
Nilai-nilai pendidikan karakter yang ingin dikembangkan.
dapat diintegrasikan ke dalam proses Perangkat pembelajaran lain yang
pembelajaran, termasuk dalam diamati adalah bahan ajar fisika yang
pembelajaran fisika. Fisika menjelaskan digunakan, bahan ajar tersebut ternyata
berbagai gejala fisis fenomena yang jugatidak sesuai dengan karakteristik
terjadi di alam, baik secara teori maupun siswa. Selain itu, bahan ajar ini juga
perhitungan. Hal ini mengindikasikan belum bisa menumbuhkan atau
bahwa terdapat ruang-ruang dalam mata mengoptimalkan karakter pada diri siswa.
pelajaran fisika yang dapat dijadikan Dalam pembelajaran guru menggunakan
sebagai sarana dalam mengembangkan beberapa buku paket dari penerbit,
nilai-nilai pendidikan karakter pada diri sedangkan siswa hanya diwajibkan untuk
siswa, asalkan pembelajaran fisika di memiliki bahan ajar berupasatu buah
dilaksanakan dengan sebagaimana LKS. Pada LKS yang digunakan siswa,
mestinya. ditemukan materi suhu dan kalor masih
Hasil wawancara dengan salah satu kurang lengkap. Sementara siswa
guru fisika kelas X MAN 1 Sungai terbilang malas untuk mencari literatur-
Penuh, menunjukkan bahwa literatur lain yang berhubungan dengan
pembelajaran fisika yang dilaksanakan di suhu dan kalor, padahal semakin banyak
madrasah belum sesuai dengan apa yang literatur yang digunakan siswa tentunya
diharapkan. Setelah diamati, ternyata akan semakin baik, karena siswa dapat
perangkat pembelajaran fisika yang menggali lebih dalam mengenai materi
digunakan guru dalam pembelajaran suhu dan kalor ini. Siswa tidak mungkin
belum mendukung tercapainya tujuan memiliki semua buku yang beredar
tersebut, misalnya silabus. Silabus yang dipasaran karena jumlahnya terlalu
digunakan guru belum berbasis banyak dan harganya yang relatif mahal.
pendidikan karakter. Silabus tersebut Selain LKS sebagai bahan ajar, siswa
juga masih belum spesifik dan belum tidak memiliki LKS yang menuntun
sesuai dengan karakteristik siswa, hal ini siswa dalam melaksanakan eksperimen.
terlihat dari indikator pencapaian Hal ini menyebabkan aktivitas belajar
kompetensi dan kegiatan pembelajaran siswa kurang maksimal. Sementara itu,
yang terdapat pada silabus. Selain dari segi lembar penilaian yang
silabus, Rencana Pelaksanaan digunakan guru, terlihat bahwa indikator
Pembelajaran (RPP) yang digunakan kompetensi siswa tidak sesuai dengan
guru masih belum lengkap komponen- lembar penilaian yang digunakan guru,
komponennya. Untuk metode sehingga penilaian yang dilakukan belum
pembelajaran yang digunakan dalam maksimal. Penilaian hendaknya
pembelajaran memang sudah ada variasi. dilaksanakan dalam setiap kegiatan
Dalam pembelajaran selain menggunakan pembelajaran sehingga dapat mengukur
metode ceramah, guru juga menggunakan kompetensi kognitif, afektif, dan
metode diskusi, namun tetap saja masih psikomotor siswa dengan baik. Dari
Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-BiRuNi 04 (2) (2015) 241-253 243

pengamatan terhadap perangkat pembelajaran suhu dan kalor dan


pembelajaran yang digunakan ini, dapat langkah-langkah model problem based
disimpulkan bahwa perangkat instruction. Nilai-nilai pendidikan
pembelajaran yang digunakan dalam karakter yang dikembangkan pada
pembelajaran belum bisa mendukung penelitian ini adalah religius, rasa ingin
terciptanya aktivitas, kompetensi, dan tahu, jujur, kerja keras, disiplin, berpikir
karakter siswa yang lebih baik. kritis, dan kerjasama. Dengan adanya
Wawancara juga dilakukan dengan pembatasan ini, diharapkan karakter yang
beberapa siswa madrasah. Dari muncul pada diri siswa benar-benar dapat
wawancara ini diperoleh informasi teramati dengan baik.
bahwa, sebagian besar siswa Model pembelajaran yang
beranggapan materi-materi pembelajaran digunakan dalam mengembangkan
fisika itu susah. Hal ini menyebabkan perangkat pembelajaran ini adalah model
siswa malas untuk belajar. Selain itu, problem based instruction. Tan (2003)
sebagian besar siswa juga malas dalam Rusman (2011:229) yang
mengerjakan latihan atau pekerjaan mengemukakan bahwa “Pembelajaran
rumah (PR) yang diberikan guru dan berbasis masalah merupakan inovasi
kalaupun dikerjakan, itu bukanlah hasil dalam pembelajaran karena dalam PBM
kerja siswa sendiri, akan tetapi diperoleh kemampuan berpikir siswa betul-betul
dengan cara mencontek hasil pekerjaan dioptimalisasikan melalui proses kerja
siswa lainnya. Hal-hal seperti ini jelas kelompok atau tim yang sistematis,
menunjukkan karakter yang tidak baik sehingga siswa dapat memberdayakan,
berkembang pada diri siswa. mengasah, menguji, dan
Upaya yang dapat dilakukan untuk mengembangkan kemampuan
mengatasi permasalah di atas adalah berpikirnya secara berkesinambungan”.
dengan mengembangkan suatu perangkat Dengan demikian, modelproblem based
pembelajaran fisika berbasis pendidikan instruction adalah model pembelajaran
karakter yang sesuai dengan karakteristik yang berlandaskan paham
siswa dan dapat mengarahkan serta konstruktivistik yang mengakomodasi
merangsang aktivitas belajar siswa. keterlibatan siswa dalam belajar dan
Perangkat pembelajaran fisika berbasis pemecahan masalah autententik.
pendidikan karakter yang akan Pemilihan model problem based
dikembangkan adalah silabus, RPP, LKS, instructiondidasari karena model ini
bahan ajar, dan penilaian. Untuk bahan dapat merangsang serta meningkatkan
ajar, akan dikembangkan sebuah modul aktivitas berpikir siswa, karena pada
pembelajaran. Dipilihnya modul model pembelajaran ini siswa dilibatkan
pembelajaran, adalah untuk memudahkan dalam suatu pemecahan masalah yang
siswa dalam memahami materi disajikan oleh guru. Pembelajaran fisika
pembelajaran suhu dan kalor baik dengan di MAN 1 Sungai Penuh pada materi
guru (di kelas) maupun tanpa guru suhu dan kalor pada dasarnya tidak
(belajar mandiri). Dengan modul, siswa berhasil dalam membelajarkan siswa
dapat belajar di mana saja dan kapan saja secara keseluruhan, karena perangkat
tanpa dibatasi oleh waktu seperti pada pembelajaran yang digunakan tidak dapat
pembelajaran di kelas. merangsang setiap siswa untuk berpikir,
Nilai-nilai pendidikan karakter sehingga materi yang disampaikan guru
tidak dikembangkan secara serentak tidak bermakna dan hanya didengar siswa
dalam suatu pembelajaran tetapi untuk kemudian terlupakan. Untuk itulah
disesuaikan dengan substansi materi melalui penerapan modelproblem based
244 Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-BiRuNi 04 (2) (2015) 241-253

instruction kedalam perangkat untuk mengembangkan suatu perangkat


pembelajaran yang digunakan, dapat pembelajaran yang sesuai sehingga
menciptakan pembelajaran yang mendukung optimalnya pelaksanaan
memungkinkan siswa untuk dapat belajar model ini. Dengan demikian, penelitian
secara aktif dan menyenangkan. ini bertujuan untuk mengembangkan
Riyanto (2010:286) mengemukakan perangkat pembelajaran fisika berbasis
mengenai peranan guru dalam pendidikan karakter dengan model
pelaksanaan model problem based problem based instruction yang valid,
instruction, “Dalam pembelajaran ini, praktis, dan efektif. Pengembangan
guru berperan mengajukan permasalahan perangkat pembelajaran fisika berbasis
nyata, memberikan dorongan, Pendidikan karakter dapat di
memotivasi dan menyediakan bahan ajar kembangkan (Akhlis & Dewi, 2014)
dan fasilitas yang diperlukan peserta (Taufiq, Dewi, & Widiyatmoko, 2014)
didik untuk memecahkan masalah. Selain (Widiyatmoko, 2013) (Izzati, Hindarto,
itu, guru memberikan dukungan dalam & Pamelasari, 2013)
upaya meningkatkan temuan dan Adapun langkah-langkah model
perkembangan intelektual peserta didik”. problem based instructionterdapat pada
Artinya, dalam pelaksanaan pembelajaran Tabel 1.
problem based instruction, guru dituntut

Tabel 1. Langkah-langkah model problem based instruction


No Indikator Tingkah Laku Guru
1 Orientasi siswa pada Menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistic yang
masalah diperlukan, dan memotivasi siswa terlibat pada aktivitas
pemecahan masalah.
2 Mengorganisasi siswa Membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan
untuk belajar tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut.
3 Membimbing pengalaman Mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang
individual/kelompok sesuai, melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan
penjelasan dan pemecahan masalah
4 Mengembangkan dan Membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya
menyajikan hasil karya yang sesuai seperti laporan, dan membantu mereka untuk
berbagi tugas dengan temannya
5 Menganalisis dan Membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi
mengevaluasi proses terhadap penyelidikan mereka dan proses yang mereka
pemecahan masalah gunakan
Sumber: Rusman
(2011:243)

Kelima langkah inilah yang akan based instruction pada materi suhu dan
digunakan dalam mengembangkan kalor yang valid, praktis, dan efektif,
perangkat pembelajaran yang terdiri dari serta sesuai kondisi dan kebutuhan nyata.
silabus, RPP, modul, LKS, dan penilaian. Perangkat pembelajaran yang
dikembangkan adalah silabus, RPP,
METODE PENELITIAN modul, LKS dan penilaian.
Penelitian ini merupakan penelitian Model pengembangan perangkat
pengembangan (research and the pembelajaran yang digunakan adalah
development). Dalam penelitian ini akan model 4-D yang terdiri dari empat tahap,
dikembangkan perangkat pembelajaran yaitu pendefinisian (define), perancangan
fisika berbasis pendidikan karakter (design), pengembangan (develop), dan
dengan menggunakan model problem penyebaran (desseminate).
Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-BiRuNi 04 (2) (2015) 241-253 245

Pengembangan perangkat ini dilakukan menyadari, dan pada akhirnya


sampai tahap develop saja. menginternalisasikan nilai-nilai
HASIL DAN PEMBAHASAN pendidikan karakter di dalam diri
1. Tahap Pendefinisian (define) masing-masing siswa. Keberadaan
Pada tahap pendefinisian, dilakukan pendidikan karakter ini juga dapat
analisis terhadap kurikulum, siswa, dan membuat pembelajaran yang dilakukan
konsep. Hasil analisis mengidikasikan siswa menjadi lebih bermakna, sehingga
bahwa, dalam pembelajaran suhu dan melekat diingatan siswa. Untuk
kalor di kelas XB dibutuhkan perangkat memenuhi semua kebutuhan ini, maka
pembelajaran (silabus, RPP, modul, LKS, dikembangkanlah perangkat
dan penilaian) yang benar-benar dapat pembelajaran fisika berbasis pendidikan
membelajarkan siswa secara keseluruhan. karakter dengan model problem based
Perangkat tersebut haruslah dapat instruction untuk materi suhu dan kalor.
mengoptimalkan aktivitas berpikir siswa,
salah satunya melalui pemecahan 2. Tahap Perancangan (design)
masalah. Hal ini penting dilakukan agar a. Rancangan Silabus
materi suhu dan kalor yang disajikan Komponen-komponen silabus dirancang
benar-benar dapat menjadi fokus siswa sesuai dengan permendiknas Nomor 41
ketika pembelajaran dilaksanakan. Selain tahun 2007. Kop silabus berisikan
itu, banyak konsep suhu dan kalor yang identitas mata pelajaran yang meliputi:
bersifat abstrak sehingga sangat satuan pendidikan, kelas, semester,
membutuhkan aktivitas berfikir siswa program/program keahlian, mata
balam memahaminya. Untuk mendukung pelajaran atau tema pelajaran, dan jumlah
optimalnya aktivitas berpikir siswa dapat pertemuan. Selanjutnya, matriks silabus
digunakan matode lain, yaitu metode terdiri dari kompetensi dasar, materi
eksperimen dan metode diskusi. pembelajaran, nilai-nilai pendidikan
Selain itu, perangkat pembelajaran karakter, kegiatan pembelajaran,
yang digunakan juga harus berbasis indikatorpencapaian kompetensi,
pendidikan karakter agar siswa tidak penilaian, alokasi waktu, dan sumber
hanya memahami materi pembelajaran belajar. Rancangan matrik silabus dapat
suhu dan kalor, tetapi juga memahami, dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Rancangan matriks silabus

Kompetensi dasar untuk materi menerapkan asas Black dalam


suhu dan kalor, terdiri atas: menganalisis pemecahan masalah. Materi
pengaruh kalor terhadap suatu benda, pembelajaran terdiri atas: pengaruh kalor
menganalisis cara perpindahan kalor, dan terhadap suhu benda, pemuaian,
246 Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-BiRuNi 04 (2) (2015) 241-253

perubahan wujud zat, perpindahan kalor, RPP disusun untuk lima kali pertemuan.
dan asas Black. Nilai pendidikan karakter Komponen-komponen RPP yang rancang
terdiri atas: religius, jujur, kerja keras, terdiri dari identitas mata pelajaran,
disiplin, rasa ingin tahu, berpikir kritis, standar kompetensi, kompetensi dasar,
dan kerjasama. Kegiatan pembelajaran indikator pencapaian kompetensi, tujuan
dirancang sesuai dengan langkah model pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu,
problem based instruction, yaitu: metode pembelajaran, kegiatan
orientasi siswa pada masalah, pembelajaran, penilaian hasil belajar, dan
mengorganisasi siswa untuk belajar, sumber belajar.
membimbing pengalaman Identitas mata pelajaran, meliputi:
individual/kelompok, mengembangkan satuan pendidikan, kelas, semester,
dan menyajikan hasil karya, serta program, mata pelajaran atau tema
menganalisis dan mengevaluasi proses pelajaran, dan jumlah pertemuan. Standar
pemecahan masalah. Indikator kompetensi, kompetensi dasar, indikator
pencapaian kompetensi dirumuskan dari pencapaian kompetensi, alokasi waktu,
kompetensi dasar untuk kompetensi penilaian hasil belajar, dan sumber
kognitif, afektif (karakter), dan belajar sama seperti yang tercantum pada
psikomotor. Penilaian dirancang untuk silabus. Tujuan pembelajaran dirumuskan
kompetensi kognitif berupa tes tertulis, berdasarkan indikator pencapaian
kompetensi afektif berupa lembar kompetensi untuk kompetensi kognitif,
penilaian perilaku berkarakter, dan afektif, dan psikomotor. Materi ajar
psikomotor berupa lembar penilaian terdiri atas fakta, konsep, prinsip, dan
kinerja. Alokasi waktu untuk setiap prosedur. Metode pembelajaran yang
pertemuan adalah 3 x 45 menit. Sumber digunakan antara lain: ceramah, diskusi,
belajar yang digunakan terdiri dari tanya jawab, eksperimen, dan penugasan.
modul, LKS, lingkungan dan beberapa Selanjutnya, untuk kegiatan pembelajaran
buku anjuran. Dari hasil perancangan disesuaikan dengan langkah-langkah
terlihat bahwa silabus yang dirancang model problem based instruction dengan
telah lengkap komponen-komponennya mencantumkan nilai-nilai pendidikan
dan telah sesuai dengan kondisi karakter yang akan dikembangkan pada
(kebutuhan) kegiatan pembelajaran fisika siswa. Rancangan kegiatan pembelajaran
pada materi suhu dan kalor. yang dirancang pada RPP dapat dilihat
b. Rancangan RPP pada Gambar 2.
Rancangan RPP disesuaikan dengan
permendiknas Nomor 41 tahun 2007.
58 Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-BiRuNi 04 (2) (2015) 241-253

Gambar 2. Rancangan kegiatan pembelajaran pada RPP

c. Rancangan Modul merumuskan masalah sampai pada


Rancangan modul disesuaikan akhirnya menemukan pemecahan dari
dengan kebutuhan standar kompetensi, rumusan masalah tersebut. Modul
kompetensi dasar, dan indikator didesain semenarik mungkin, baik dari
pencapaian kompetensi yang telah segi warna maupun layoutnya agar dapat
dirumuskan. Modul terdiri atas beberapa menarik perhatian siswa. Uraian materi
bagian, yaitu: (1) petunjuk umum, yang disajikan dengan bahasa yang sederhana
memuat kompetensi dasar, pokok-pokok tetapi tidak mengurangi maksud dari
materi pembelajaran, indikator materi. Rancangan modul juga memuat
pencapaian, referensi atau buku-buku fitur yang berhubungan dengan nilai-nilai
yang digunakan, strategi atau skenario pendidikan karakter yang akan
pembelajaran, lembar kegiatan belajar, dikembangkan pada diri siswa agar siswa
dan evaluasi; (2) materi pembelajaran, mengenali, menyadari, dan
dan (3) lembar kerja, yang memuat soal- menginternalisasi nilai tersebut ke dalam
soal yang sesuai dengan materi diri masing-masing siswa seperti pada
pembelajaran yang telah diberikan. Gambar 3. Selain itu, modul juga memuat
Modul dirancang untuk lima kali fitur ’ingat” yang dapat mempermudah
pertemuan. Kegiatan belajar pada modul siswa dalam mengingat konsep-konsep
disesuaikan dengan langkah model penting yang berhubungan dengan materi
problem based instruction. Kegiatan pembelajaran.
belajar diawali dengan menggiring siswa
Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-BiRuNi 04 (2) (2015) 241-253 57

Gambar 3. Rancangan fitur nilai pendidikan karakter pada modul

d. Rancangan LKS konsep tentang materi suhu dan kalor


Rancangan LKS disesuaikan yang berhubungan dengan eksperimen
dengan kebutuhan modul yang yang akan dilaksanakan. Alat dan bahan
dikembangkan. LKS juga dirancang informasi mengenai alat-alat dan bahan-
untuk lima kali pertemuan. Kelima LKS bahan apa saja yang dituhkan untuk
yang dirancang adalah LKS eksperimen melaksanakan eksperimen. Selanjutnya,
yang menuntun siswa dalam prosedur eksperimen berisikan langkah-
melaksanakan eksperimen. Komponen langkah yang dilakukan dalam
LKS terdiri dari: judul eksperimen, melaksanakan eksperimen seperti pada
tujuan, teori singkat tentang materi, alat Gambar 4. Prosedur eksperimen
dan bahan, prosedur eksperimen, data dirangkaikan langsung dengan data
pengamatan, serta pertanyaan dan pengamatan yang ingin diperoleh.
kesimpulan. Pertanyaan-pertanyaan di dalam LKS
Judul eksperimen disesuaikan bertujuan untuk memandu siswa dalam
dengan judul submateri suhu dan kalor menemukan konsep-konsep mengenai
yang diajarkan. Judul ini kemudian suhu dan kalor. Pada kesimpulan siswa
dirinci menjadi subjudul beserta diminta untuk menyimpulkan hasil
tujuannya yang mengarah siswa langsung eksperimen yang telah dilakukan.
pada pemecahan rumusan masalah yang Sekaligus menghubungkan dengan
telah dirumuskan pada modul. Teori pemecahan rumusan masalah yang telah
singkat tentang materi berisi konsep- dirumuskan oleh siswa pada modul.
250 Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-BiRuNi 04 (2) (2015) 241-253

Gambar 4.Rancangan prosedur eksperimen pada LKS

e. Rancangan Penilaian Rancangan penilaian terdiri atas


Rancangan penilaian disesuaikan rancangan penilaian ranah kognitif,
dengan indikator-indikator pencapaian afektif, dan psikomotor seperti pada
kompetensi yang telah dirumuskan. Gambar 5.

(a)

(b)
Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-BiRuNi 04 (2) (2015) 241-253 249

(c)
Gambar 5.(a)Rancangan penilaian kognitif, (b) Rancangan penilaian afektif, dan (c)Rancangan
penilaian psikomotor

Pada penilaian kognitif, teknik yang Meskipun pada validasi pertama telah
digunakan adalah tes tertulis yang terdiri dinyatakan bahwa perangkat
dari 3-6 soal essay yang harus dikerjakan pembelajaran yang dirancang sangat
siswa pada setiap pertemuan. Penilaian valid, kelima validator masih
kognitif ini digunakan untuk mengukur memberikan saran agar perangkat
kemampuan intelektual siswa. pembelajaran yang dirancang lebih baik
Selanjutnya, pada penilaian afektif, lagi.
teknik yang digunakan adalah penilaian Nilai rata-rata persentase hasil
perilaku berkarakter siswa untuk validasi silabus yang pertama adalah
mengamati nilai-nilai pendidikan 88,4% dan pada validasi kedua
karakter yang ditunjukkan siswa selama meningkat menjadi 91,9%. Nilai rata-rata
proses pembelajaran. Pengamatan ini persentase hasil validasi RPP yang
dilakukan oleh observer yang telah pertama adalah 89,9% dan pada validasi
ditunjuk yaitu salah satu guru fisika di kedua meningkat menjadi 92,0%. Nilai
MAN 1 Sungai Penuh. Nilai-nilai rata-rata persentase hasil validasi modul
pendidikan karakter yang diamati yang pertama adalah 88,8% dan pada
meliputi: religius, kerja keras, jujur, rasa validasi kedua meningkat menjadi 93,2%.
ingin tahu, disiplin, perpikir kritis, dan Nilai rata-rata persentase hasil validasi
kerjasama. Pada penilaian psikomotor, LKS yang pertama adalah 88,9% dan
penilaian diambil dari kegiatan motorik pada validasi kedua meningkat menjadi
yang berhubungan dengan tindakan yang 92,0%. Selanjutnya, nilai rata-rata
memerlukan koordinasi antara saraf dan persentase hasil validasi penilaian yang
otot. Penilaian di pusatkan pada kegiatan pertama adalah 88,2% dan pada validasi
siswa selama melakukan eksperimen. kedua meningkat menjadi 91,1%.
Teknik yang digunakan adalah penilaian Meningkatnya nilai rata-rata
kinerja siswa dalam melaksanakan persentase validitas pada validasi kedua
eksperimen yang mencakup tahap disebabkan oleh revisi yang dilakukan
persiapan, pelaksanaan, dan kegiatan pada perangkat pembelajaran yang sesuai
akhir eksperimen. Ketiga rancangan dengan saran dari validator. Persentase
penilaian ini dilengkapi dengan rubric nilai ini menunjukkan bahwa perangkat
penskoran untuk mengetahui berapa skor pembelajaran fisika berbasis pendidikan
yang diperoleh siswa. karakter dengan model problem based
instruction pada materi suhu dan kalor
3. Tahap Pengembangan (develop) yang dirancang, sangat valid. Belum
a. Validitas Perangkat Pembelajaran tercapainya nilai rata-rata persentase
Perangkat pembelajaran masing- 100% untuk validasi ini diduga karena
masing divalidasi sebanyak dua kali. mungkin perangkat pembelajaran bisa
250 Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-BiRuNi 04 (2) (2015) 241-253

lebih baik lagi, baik dari segi isi, ada beberapa siswa yang masih
konstruksi atau bahasa yang digunakan. membutuhkan bimbingan dalam
menggunakan modul dan LKS yang
b. Praktikalitas Perangkat Pembelajaran dirancang.
Praktikalitas perangkat
pembelajaran diperoleh dengan c. Efektivitas Perangkat Pembelajaran
menggunakan angket respon guru Efektivitas perangkat pembelajaran
terhadap praktikalitas perangkat diperoleh dengan menggunakan angket
pembelajaran. Persentase nilai rata-rata respon guru dan angket respon siswa
praktikalitas perangkat pembelajaran dari terhadap efektivitas perangkat
dua orang guru mata pelajaran fisika, pembelajaran. Persentase nilai rata-rata
yaitu 87,5% untuk silabus, 84,4% untuk efektivitas perangkat pembelajaran dari
RPP, 89,1% untuk modul, 89,6% untuk dua orang guru mata pelajaran fisika
LKS, dan 85,0% untuk penilaian. Untuk yang diperoleh adalah 90,7%. Sementara
RPP, praktikalitasnya juga dilihat dari itu, persentase nilai rata-rata efektivitas
lembar keterlaksanaan RPP dengan perangkat pembelajaran dari 32 siswa
persentase nilai rata-rata keterlaksanaan kelas XB MAN 1 Sungai Penuh yang
RPP yang diperoleh adalah 91,5% untuk diperoleh adalah 89,6%. Kedua
RPP pertemuan pertama, 96,0% untuk persentase nilai rata-rata efektivitas
RPP pertemuan kedua, 98,4% untuk RPP perangkat pembelajaran ini menunjukan
pertemuan ketiga, 100% untuk RPP bahwa perangkat pembelajaran fisika
pertemuan keempat, dan 100% untuk berbasis pendidikan karakter dengan
RPP pertemuan kelima. menggunakan model problem based
Praktikalitas perangkat instruction yang dirancang, sangat
pembelajaran juga diperoleh dengan efektif.
menggunakan angket respon siswa Persentase nilai rata-rata efektivitas
terhadap praktikalitas perangkat perangkat pembelajaran dari guru terlihat
pembelajaran. Persentase nilai rata-rata belum mencapai 100%. Hal ini
praktikalitas modul dari 32 siswa kelas dikarenakan guru masih khawatir dengan
XB MAN 1 Sungai Penuh yang diperoleh pelaksanaan perangkat pembelajaran ini
adalah 88,5%, sedangkan untuk karena belum pernah dilaksanakan
praktikalitas LKS adalah 90,8%. sebelumnya. Selama ini guru merasa
Persentase nilai ini menunjukkan paling sulit meningkatkan kompetensi
bahwa perangkat pembelajaran fisika kognitif fisika siswa. Akibatnya, kedua
berbasis pendidikan karakter dengan guru sepakat memberikan penilaian yang
model problem based instruction pada kurang maksimal pada indikator
materi suhu dan kalor yang dirancang, penilaian praktikalitas modul yang
sangat praktis. Hasil wawancara dengan pertama yaitu jika dibandingkan dengan
kedua guru menyatakan bahwa belum perangkat pembelajaran yang sering
tercapainya nilai 100% pada praktikalitas digunakan, perangkat pembelajaran
perangkat pembelajaran, dikarenakan dengan model problem based instruction
perangkat pembelajaran ini masih baru dapat lebih meningkatkan kompetensi
bagi guru.Artinya, guru belum pernah kognitif siswa pada materi suhu dan
menggunakan perangkat pembelajaran ini kalor.
di dalam pembelajaran fisika.Persentase Hal yang berbeda justru terjadi pada
nilai rata-rata praktikalitas perangkat persentase nilai rata-rata efektivitas
pembelajaran dari siswa juga terlihat perangkat pembelajaran dari siswa.
belum mencapai 100%.Hal ini dikarena Meskipun persentase nilai rata-rata
Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-BiRuNi 04 (2) (2015) 241-253 251

efektivitas yang diperoleh juga belum dengan model problem based instruction,
mencapai 100%, namun kebanyakan siswa diajak untuk berdiskusi serta
siswa malah memberikan penilaian yang merumuskan masalah. Hal ini juga
kurang maksimal pada indikator berpengaruh terhadap kompetensi
penilaian efektivitas yang kedua, yaitu kognitif siswa. Dengan meningkatnya
jika dibandingkan dengan perangkat aktivitas belajar siswa, maka hasil belajar
pembelajaran yang sering digunakan siswapun turut meningkat (Diani, 2015).
guru, perangkat pembelajaran dengan Dengan adanya otak siswa yang bekerja
model problem based instruction dapat dengan lebih baik, maka materi
lebih meningkatkan karakter saya menuju pembelajaranpun mudah untuk dipahami
yang lebih positif (lebih baik). Dengan siswa.
demikian siswa merasa perangkat Hasil penilaian kompetensi afektif
pembelajaran dengan model problem siswa yang diperoleh dari lembar
based instruction dapat lebih penilaian perilaku berkarakter siswa juga
meningkatkan kompetensi kognitif dari menunjukkan adanya peningkatan.
pada meningkatkan karakter. Hasil ini Peningkatan terjadi pada semua nilai
bukan berarti bahwa perangkat pendidikan karakter yang dikembangkan,
pembelajaran dengan model problem yaitu jujur, kerja keras, disiplin, rasa
based instruction tidak dapat lebih ingin tahu, religius, berpikir kritis, dan
meningkatkan karakter siswa menuju kerjasama.
yang lebih positif (lebih baik), namun Peningkatan perilaku berkarakter
persentasenya saja yang lebih rendah siswa terjadi karena siswa sudah mulai
dibandingkan yang lainnya. Hal ini terbiasa mengikuti pembelajaran berbasis
diduga terjadi karena siswa belum terlalu pendidikan karakter yang dilaksanakan.
percaya diri untuk menyatakan bahwa Alasan terpenting lainnya adalah karena
karakter siswa telah meningkat. perangkat pembelajaran fisika berbasis
Efektifnya perangkat pembelajaran pendidikan karakter dengan model
fisika berbasis pendidikan karakter problem based instruction yang
dengan model problem based instruction digunakan menuntut siswa untuk
kemudian dibuktikan dengan adanya memiliki rasa ingin tahu, berpikir kritis
peningkatan kompetensi dan aktivitas dan kerja keras yang tinggi dalam
belajar siswa. Analisis kompetensi merumuskan serta menemukan
kognitif siswa, menunjukkan peningkatan pemecahan rumusan masalah, disiplin
pada setiap pertemuan dengan persentase yang tinggi dalam melaksanakan setiap
ketuntasan sebesar 87,5%. kegiatan pembelajaran, kejujuran yang
Peningkatan kompetensi kognitif tinggi dalam menyampaikan pendapat
siswa ini disebabkan karena perangkat dan hasil eksperimen yang diperoleh, dan
pembelajaran fisika berbasis pendidikan kerjasama yang baik antar siswa dalam
karakter dengan model problem based melakukan kegiatan pembelajaran, serta
instructionsiswa diajak untuk diimbangi pula dengan tingkat religius
menggunakan pemikirannya dari awal yang baik dari siswa. Dengan kata lain
pembelajaran hingga pembelajaran model problem based instruction secara
selesai. Dengan adanya aktivitas berpikir tidak langsung mengandung nilai-nilai
siswa ini, siswa menjadi lebih terfokus pendidikan karakter yang ingin
pada pembelajaran, sehingga materi dikembangkan. Hal yang tidak kalah
pembelajaran mudah dipahami siswa. penting berpengaruh terhadap
Selain itu, pada perangkat pembelajaran peningkatan karakter siswa adalah
fisika berbasis pendidikan karakter adanya arahan dan motivasi yang tidak
252 Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-BiRuNi 04 (2) (2015) 241-253

pernah hilang untuk diberikan kepada based instruction menuntun siswa untuk
siswa selama pembelajaran berlangsung, menggunakan pemikirannya sejak awal
sehingga siswa lebih terdorong untuk pembelajaran dimulai. Akibatnya, karena
menunjukkan karakter yang lebih positif pikiran siswa sudah difokuskan pada
dari dirinya. pembelajaran sejak awal, aktivitas belajar
Hasil penilaian kompetensi siswa menjadi lebih mudah untuk
psikomotor siswa menunjukkan bahwa diarahkan. Dengan kata lain, berawal dari
kompetensi psikomotor siswa juga mengoptimalkan aktivitas berpikir siswa,
meningkat pada setiap pertemuan. Pada aktivitas belajar siswa yang lain menjadi
pertemuan pertama, nilai rata-rata ikut terangsang untuk dilakukan siswa.
persentase kompetensi psikomotor siswa Hal ini tidak terjadi pada pertemuan
adalah 60,9%. Nilai ini kemudian pertama, karena pada pertemuan pertama
meningkat menjadi 79,1% pada siswa masih terlihat menyesuaikan diri
pertemuan kedua, dan 90,3% pada dengan model pembelajaran problem
pertemuan ketiga. Nilai yang sudah based instruction yang diterapkan. Selain
meningkat ini kemudian meningkat lagi itu, model problem based instruction ini
pada pertemuan keempat menjadi 96,2% juga menuntun siswa untuk melakukan
pada pertemuan keempat dan 97,3% pada berbagai aktivitas, mulai dari
pertemuan kelima. merumuskan masalah, memahami isi
Peningkatan kompetensi modul, melaksanakan eksperimen,
psikomotor siswa yang terjadi karena mempresentasikan hasil eksperimen,
perangkat pembelajaran fisika berbasis sampai pada aktivitas menganalisis dan
pendidikan karakter dengan model mengevaluasi hasil pemecahan masalah.
problem based instruction mendorong Dengan demikian, aktivitas siswa
siswa untuk menggunakan pemikirannya menjadi bervariasi tidak monoton hanya
secara optimal dalam menemukan duduk mendengarkan penjelasan guru
pemecahan suatu masalah yang telah saja. Hal seperti ini mau tidak mau
dirumuskan dengan memberikan menuntut siswa untuk mengikutsertakan
kesempatan kepada siswa untuk melatih diri dalam setiap kegiatan pembelajaran.
kompetensi psikomotornya pada setiap Model problem based instruction
pertemuan melalui serangkaian juga dapat meningkatakan aktivitas
eksperimen yang telah disiapkan. Hal ini belajar siswa karena setiap langkah
dikarenakan salah satu langkah dari model ini saling berkaitan. Bisa
model problem based instruction dikatakan bahwa setiap langkah model
mengharuskan siswa untuk melaksanakan problem based instruction merangsang
eksperimen dalam menemukan siswa untuk aktif dalam langkah
pemecahan masalah yang telah berikutnya, misalnya dalam diskusi.
dirumuskan. Selain itu arahan serta Aktivitas siswa dalam berdiksusi tidak
motivasi dari guru juga memegang peran akan mengingkat jika siswa tidak
yang penting dalam peningkatan memiliki modal atau bahan untuk
kompetensi psikomotor siswa ini. disampaikan, dan modal ini telah
Aktivitas belajar siswa mengalami diperoleh siswa dalam aktivitas
peningkatan pada setiap pertemuan. Nilai sebelumnya yaitu melalui aktivitas
rata-rata persentase aktivitas siswa untuk pemahaman isi modul dan aktivitas
lima kali pertemuan secara berturut-turut eksperimen. Hasil penelitian ini sejalan d
adalah 54,1%, 68,3%, 81,7%, 88,8%, dan
94,8%. Peningkatan aktivitas belajar
siswa terjadi karena model problem
Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-BiRuNi 04 (2) (2015) 241-253 253

SIMPULAN DAN SARAN Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika


Berdasarkan hasil pengembangan Al-Biruni, 133-143.
dan uji coba yang telah dilakukan, dapat Diani, Rahma. Pengembangan Perangkat
disimpulkan bahwa hasil validasi dari Pembelajaran Fisika Berbasis
para validator menunjukkan bahwa Pendidikan Karakter dengan
perangkat pembelajaran fisika berbasis Model Problem Based Instruction
pendidikan karakter dengan model dan indikator dampaknya
problem based instruction, sangat valid, terhadap kompetensi siswa, M.
sangat praktis, dan sangat efektif. Pd. Tesis. Pendidikan Fisika
Efektifitas perangkat ditunjukkan pula Program Pascasarjana Universitas
dengan adanya peningkatan aktivitas dan Negeri Padang, 2013.
hasil belajar siswa Gunawan, Heri. 2012. Pendidikan
Berdasarkan penelitian yang telah Karakter: Konsep dan
dilakukan, maka disarankan hal-hal Implementasi. Bandung: Alfabeta.
sebagai berikut. Izzati, N., Hindarto, N., & Pamelasari, S.
1. Melakukan uji coba dibeberapa D. (2013). Pengembangan Modul
sekolah untuk mendapatkan hasil Tematik dan Inovativ Berkarakter
yang lebih maksimal pada Tema Pencemaran
2. Mengembangkan perangkat Lingkungan untuk Siswa Kelas
pembelajaran fisika berbasis VII SMP. Jurnal Pendidikan IPA
pendidikan karakter dengan model Indonesia, 183-188.
problem based instruction pada Riyanto, Yatim. 2010. Paradigma Baru
materi fisika lainnya Pembelajaran: Sebagai Referensi
3. Melaksanakan beberapa kali bagi Guru/Pendidik dalam
pertemuan lagi agar perkembangan Implementasi Pembelajaran yang
perilaku berkarakter siswa menjadi Efektif dan Berkualitas. Jakarta:
lebih baik dan konsisten Kencana.
4. Melanjutkan pengembangan sampai Rusman. 2011. Model-Model
pada tahap penyebaran Pembelajaran Mengembangkan
(dissemination) Profesionalisme Guru. Jakarta:
PT. Rajagrafindo Persada
DAFTAR PUSTAKA Taufiq, M., Dewi, N. R., &
Akhlis, I., & Dewi, N. R. (2014). Widiyatmoko, A. (2014).
Pengembangan Perangkat Pengembangan Media
Pembelajaran Sciense Pembelajaran IPA Terpadu
Berorientasi Cultural Deviance Berkarakter Peduli Lingkungan
Solution Berbasis Inkuiri Tema "Konservasi"
Menggunakan ICT untuk Berpendekatan Science-
Mengambangkan Karakter Edutainment. Jurnal Pendidikan
Peserta Didik. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, 140-145.
IPA Indonesia, 86-94. Widiyatmoko, A. (2013). Pengambangan
Diani, R. (2015). Upaya Meningkatkan Perangkat Pembelajaran IPA
Aktivitas dan Hasil Belajar Fisika Terpadu Berkarakter
SIswa dengan Menggunakan Menggunakan Pendekatan
Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Humanistik Berbantu Alat Peraga
Inquiring Minds Want to Know di Murah. Jurnal Pendidikan IPA
SMP Negeri 17 Kota Jambi. Indonesia, 76-82.

Das könnte Ihnen auch gefallen