Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Salsabila *)
Dr. Tantan Widiantara, ST., MT **), Ir. Neneng Suliasih, MP ***)
Email : Sabibila99@gmail.com
ABSTRACT
The aim of this research is to find out the correlation of sucrose concentration to the
characteristics fig juice. The benefit of this research is to increase diversification of product
made from raw material of fig, a highly nutritious fruit.
The research method is comprised of preliminary research and primary research.
Preliminary research was conducted to find out the raw material (figs) contents and to select
the formulation of fig juice. The main research was carried out in order to find out the
correlation of sucrose concentration to the characteristics fig juice. Data processing using
simple linear regression. The factors used were differences in sucrose concentration
consisting of 5%, 7%, 9%, 11% and 13%. The responses in the study were physical response
(total dissolved solids), chemical responses (potassium, calcium, vitamin C, total sugar and
pH), and organoleptics (colour, taste and flavour).
The results of the preliminary research showed that the formulation chosen is
formulation 2. The results of the main research showed that the sucrose concentration was
positively correlated with the total dissolved solid value, pH value, total sugar, organoleptics
values on attributes colour, taste and flavour in fig juice, but the sucrose concentration was
negative correlated with the potassium, calcium and vitamin C in fig juice.
Buah tin (Ficus carica L.) merupakan buah kandungan gula dalam darah (Abidul, 2014).
yang kaya akan gizi dan manfaat. Kandungan Angkasa (2016), banyak masyarakat yang
gizi buah tin terdiri dari serat, kalsium, kalium, sudah mengetahui kandungan nutrisi dan manfaat
vitamin A, vitamin C, protein dan lainnya. Serat yang besar pada buah tin, namun masih sulit
pada buah tin lebih tinggi dibandingkan apel dan untuk mendapatkannya. Buah tin juga mudah
jeruk, serat dapat memperlancar pencernaan, rusak, apabila diletakkan terlalu lama disuhu
menangkap lipid pada darah, dan menurukan ruang.Oleh karena itu, dengan adanya
kolestrol. Selain itu, kandungan omega 3 dan penanganan dan pengolahan pangan akan
omega 6 dalam buah tin bermanfaat untuk mempermudah tersedianya produk buah tin yang
pemeliharaan sel otak, pada anak-anak dapat akan lebih mudah didapatkan oleh masyarakat
meningkatkan intelegensi dan memperkuat daya diantaranya adalah tin kering, minuman sari buah
ingat pada orang dewasa (Angkasa, 2016). tin, selai, marmalade, es krim dan produk non
Buah tin memiliki banyak varietas, pangan seperti sabun dan lulur.
diantaranya adalah green yordan, purple yordan, Dalam penelitian ini akan membuat produk
brown turki, black turki, masui dauphine, black pangan dari buah tin. Pengolahan buah tin
mission, manresa, bardissot, panache dan menjadi salah satu alternatif untuk
Manfaat buah tin dapat memperlancar sendiri. Buah tin dapat dimanfaatkan menjadi
sistem pencernaan, meningkatkan kesehatan berbagai hasil olahan, sehingga daya simpan
jantung, membantu pertumbuhan tulang dan gigi, menjadi lebih lama dan jangkauan pemasarannya
menstabilkan tekanan darah, mengurangi resiko lebih luas.Hal ini memungkinkan masyarakat
dapat menikmati cita rasa buah sesuai dengan penyimpangan antara nilai prediksi dengan nilai
cita rasa buah segarnya. Pada penelitian ini rillnya, maka semakin tepat persamaan regresi
direncanakan buah tin akan dijadikan sari buah. yang dibentuk (Hartono, 2004).
Menurut SNI 01-3719-1995, sari buah Tujuan utama regresi adalah untuk membuat
adalah minuman ringan yang dibuat dari sari perkiraan nilai suatu variabel (variabel dependen)
buah dan air minum dengan atau tanpa jika nilai variabel yang lain yang berhubungan
penambahan gula dan bahan tambahan makanan dengannya (variabel lainnya) sudah ditentukan.
sukrosa adalah disakarida yang mempunyai suatu persamaan antara variabel tak bebas
peranan penting dalam pengolahan makanan dan dengan variabel bebas tunggal(Sudjana, 2005).
banyak terdapat pada tebu, bit, dan kelapa 1.2. Identifikasi Masalah
kopyor berfungsi untuk meningkatkan cita rasa Berdasarkan latar belakang di atas, masalah
merupakan sumber kalori bagi tubuh. karakteristik sari buah tin menggunakan regresi
persamaan dan menggunakan persamaan tersebut Tujuan dari penelitian adalah untuk
dapat merupakan suatu prediksi maka nilai terhadap karakteristik sari buah tin menggunakan
diversifikasi produk dari bahan baku buah tin berkarbonasi sari lidah buaya sebanyak 12%.
yang merupakan buah kaya gizi, hasil penelitian Berdasarkan penelitian Nurul Aini (2016),
diharapkan dapat menjadi rujukan dalam gula yang ditambahkan kedalam sari buah
karakteristik sari buah tin yang akan digunakan sedangkan sari buah blingo dengan kadar gula
dalam sistem pangan pada berbagai kondisi, 7% dan 8% kurang disukai panelis.
merupakan mata pencaharian baru khususnya Menurut Sa’dah (2015), jumlah gula yang
bagi para pembudidaya untuk mengembangkan ditambahkan adalah sejumlah 100 gram atau
produksi buah tin dan peluang usaha yang cukup lebih untuk setiap liter sari buah, tergantung
cerah dalam bidang industri pangan, dan tingkat kemanisan buah yang digunakan dan
diharapkan dapat membantu masalah gizi yang tingkat kemanisan sari buah yang dikehendaki.
Rasa sari buah buni dengan kadar gula 18 nyata terhadap sari buah yang dihasilkan. Sari
dan 20 gram/100 ml lebih disukai panelis, buah nangka yang paling baik dan disukai
sedangkan sari buah buni dengan kadar 16 konsumen adalah sari buah dengan penambahan
Berdasarkan penelitian Eti Rohaeti (1998), penambahan air pada pembuatan sari buah lidah
gula yang ditambahkan kedalam juice sebanyak buaya didapat hasil terbaik 1:2. Menurut
10-20% lebih disukai panelis sedangkan menurut penelitian Widyasari (2007), perbandingan air
yang paling disukai pada pembuatan sari buah dapat digunakan untuk meningkatkan nilai pH
jambu mete adalah 1:3. Menurut Hadiyanto bahan pangan (Apandi, 1994).
(2006) perbandingan air dan buah untuk Menurut Octaviani (2014), penurunan kadar
pembuatan sari buah jambu biji adalah 3:1. vitamin C dan antosianin berbanding terbalik
Menurut Jariyah, dkk (2010), semakin tinggi dengan penambahan kadar gula. Semakin tinggi
konsentrasi sukrosa dapat menghasilkan total kadar gula yang ditambahkan maka kadar
padatan terlarut yang tinggi pada sari buah naga vitamin C dan antosianin sari buah buni semakin
dan dipanaskan maka sebagian sukrosa akan Semakin tinggi penambahan konsentrasi
terurai menjadi glukosa dan fruktosa sehingga sukrosa maka semakin rendah kandungan
semakin tinggi sukrosa ditambahkan maka vitamin C, penurunan kadar vitamin C dipercepat
padatan terlarut yang diperoleh semakin tinggi. oleh panas dimana konsentrasi sukrosa yang
pH produk, oleh karena itu semakin besar larutan.Waktu yang dicapai untuk pembentukan
proporsi sukrosa yang ditambahkan maka pH sari gel makin lambat sehingga memerlukan waktu
stroberi juga semakin meningkat. Peningkatan pemanasan yang lama (Atviolani, 2016).
pH sejalan dengan peningkatan jumlah sukrosa Menurut Pertiwi, dkk (2014) perlakuan
yang ditambahkan karena dengan penambahan terbaik menurut perhitungan metode De Garmo
gula, ion [H+] yang berasal dari asam-asam adalah sari buah stroberi dengan kombinasi
organik juga mengalami pengenceran, sehingga perlakuan proporsi buah : sukrosa sebesar 1 :
ion [H+] yang membentuk asam akan berkurang 0,75, dengan karakteristik vitamin C 16 mg/100
dan pH bahan akan semakin meningkat. Gula ml, aktivitas antioksidan 81,15%, total padatan
terlarut 13,87oBrix, total gula 12,96%, total asam dan sudah empuk, sukrosayang digunakan
ditarik suatu hipotesis yaitu diduga adanya analisis sampel antara lain aquadest, amylum,
korelasi konsentrasi sukrosa terhadap larutan I2 baku 0,01 N, HCl 5N, NaCl 1%,
karakteristik sari buah tin. larutan kalium murni 1000 ppm, larutan kalium
1.7. Tempat dan Waktu murni 1000 ppm,KI, Na2S2O3 0,1 N, larutan luff
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium schoorl, HCl pekat, indikator pp dan NaOH 30%.
Dr.Setiabudhi No. 193, Bandung, sedangkan Alat-alat yang digunakan dalam penelitian
waktu penelitian dimulai pada bulan Oktober untuk pembuatan minuman sari buah tin adalah
II. BAHAN DAN METODE PENELITIAN termometer, saringan, gelas ukur, kompor, panci,
penelitian untuk pembuatan minuman sari buah sampel adalah labu erlenmeyer, labu takar 100
tin adalah buah tin varietas Masui dauphine ml, buret, statif, klem, gelas kimia, pipet tetes,
berumur3 minggu yang diperoleh dari pipet seukuran, gelas ukur, mortar, alu, botol
pembudidaya buah tin di wilayah Tangerang semprot, neraca analitik, kaki tiga, kawat kasa,
Selatan, dengan tingkat kematangan sempurna, spirtus, batang pengaduk, corong, kertas saring,
yang memiliki ciri-ciri buah berwarna merah refraktometer, tanur, tang krus, cawan, eksikator,
keunguan, ukuran buah sebesar bola ping-pong, termometer, pH meter, dan SSA.
2.3. Metode Penelitian 2.3.2. Penelitian Utama
2.3.1. Penelitian Pendahuluan
Penelitian utama bertujuan untuk mengetahui
Penelitian pendahuluan bertujuan untuk
korelasi konsentrasi sukrosa terhadap
mengetahui kandungan bahan baku (buah tin)
karakteristik sari buah tin. Pelaksanaan penelitian
meliputi kalium, kalsium, dan vitamin C.
utamaadalah membuat sari buah tin dengan lima
Pelaksanaan penelitian pendahuluan ini
variasi konsentrasi sukrosa yaitu 5%, 7%, 9%,
melakukan analisis kimia pada bahan baku (buah
11% dan 13%. Sampel sari buah tin kemudian
tin). Sebelum dianalisis bahan baku (buah tin)
akan di analisis kimia, fisika dan organoleptik.
akan dihancurkan terlebih dahulu, lalu dilakukan
Setelah itu data yang diperoleh akan diolah
beberapa analisis diantaranya :
menggunakan regresi linier sederhana. Respon
a. Analisis Kadar Kalium dengan metode
yang diamati adalah sebagai berikut :
Spektrofotometri Serapan Atom (SSA).
a. Analisis Kadar Kalium dengan metode
b. Analisis Kadar Kalsium dengan metode
Spektrofotometri Serapan Atom (SSA).
Spektrofotometri Serapan Atom (SSA).
b. Analisis Kadar Kalsium dengan metode
c. Analisis Kadar Vitamin C dengan metode
Spektrofotometri Serapan Atom (SSA).
Iodimetri, dengan dua kali pengulangan.
c. Analisis Kadar Vitamin C dengan metode
Pada penelitian pendahuluan, juga dilakukan
Iodimetri
penentuan formulasi bertujuan untuk
d. Analisis Gula Total dengan metode Luff-
mendapatkan formulasi dipilih tergantung tingkat
Schoorl.
kesukaan panelis.Pelaksanaan penentuan
e. Pengukuran pH dengan pH meter
formulasi dengan membuat sari buah selanjutnya
f. Pengujian Total Padatan Terlarut dengan
akandilakukan pengujian organoleptik dengan
Refraktometer
metode Uji Hedonik.
g. Pengujian Organoleptik dengan metode uji (Ʃ∑Yi)(Ʃ∑X𝑖 2 )−(Ʃ∑Xi)(Ʃ∑XiYi)
a= 𝑛Ʃ.∑X𝑖 2 −(Ʃ∑Xi)2
Hedonik.
(𝑛.∑ƩXiYi)−(Ʃ∑Xi)(Ʃ∑Yi)
b= 𝑛Ʃ.∑X𝑖 2 −(Ʃ∑Xi)2
Setelah itu hasil akan dimasukkan ke dalam
Hubungan antara variabel bebas terhadap
tabel nilai variable
variabel tak bebas akan dilakukan dengan cara
Tabel 1. Tabel Nilai Variable
menghitung hubungan antara dua variabel
Konsentrasi Sukrosa Hasil Analisis
5% tersebut terhadap respon yang diukur. Nilai
7%
9% koefisien hubungan atau r dapat dihitung dengan
11%
13% rumus:
𝑛. ∑ƩXiYi − (Ʃ∑Xi)(Ʃ∑Yi)
Tiap pengujian dilakukan 2 kali r=
√n(Ʃ∑Xi2 ) − (Ʃ∑Xi)2 . n(Ʃ∑Yi2 ) − (Ʃ∑Yi)2
dilengkapkan ke dalam tabel pengolahan data. koefisien korelasi didapat hubungan -1 ≤ r ≤ +1.
disimpulkan sesuai dengan hasil perhitungan dan Penghancuran daging buah menggunakan
Sari buah yang telah diperoleh kemudian asing lainnya yang menempel pada buah.
ditambahkan penstabil, asam sitrat, dan sukrosa. Pencucian buah dilakukan dengan air mengalir.
f. Pengemasan c. Penghancuran
dalam botol HDPE yang telah disterilisasi blender, untuk mempermudah penghancuran
dengan suhu 65oC selama 30 menit, bertujuan Penyaringan sari buah bertujuan untuk
untuk membunuh mikroorganisme patogen memisahkan antara filtrat dan ampas, sehingga
sehingga dapat memperpanjang umur simpan sari tidak akan terjadi pengendapan.
buah. e. Pencampuran
Sortasi bertujuan untuk memisahkan buah dengan konsentrasi berbeda yaitu 5%, 7%, 9%,
yang baik dengan buah yang buruk atau 11% dan 13%.
Selanjutnya sari buah akan di masukkan sedangkan menurut standar USDA adalah
dalam botol HDPE yang telah disterilisasi sebesar 232 mg/100 gram. Kandungan kalsium
Selanjutnya sari buah akan di pasteurisasi kalsium yang dianalisis adalah sebesar 28,6
dengan suhu 65oC selama 30 menit, bertujuan mg/100 gram sedangkan menurut standar USDA
sehingga dapat memperpanjang umur simpan vitamin C pada buah tin yang dianalisis lebih
III. HASIL DAN PEMBAHASAN kadar vitamin C yang dianalisis adalah sebesar
Hasil analisis bahan baku untuk mengetahui USDA adalah sebesar 2 mg/100 gram.
kandungan kalium, kalsium dan vitamin C pada Terdapatnya perbedaan kandungan gizi pada
bahan baku (buah tin) diperoleh hasil pada tabel buah tin yang dianalisis dengan standar, dapat
Tabel 4. Hasil Analisis Bahan Baku buah tin dan umur panen buah tin, sehingga akan
No. Analisis Kadar Standar menghasilkan kandungan gizi buah tin yang
(mg/100 gram) (USDA)
1. Kalium 162 232 berbeda.
2. Kalsium 28,6 35
3. Vitamin C 11,2 2 Penentuan formulasi sari buah tin bertujuan
Kandungan kalium pada buah tin yang untuk mendapatkan formulasi dipilih tergantung
dianalisis lebih rendah dibandingkan dengan tingkat kesukaan panelis, menggunakan tiga
standar USDA, hasil kadar kalium yang formula yang berbeda. Penentuan formulasi
dilakukan menggunakan respon organoleptik Warna sari buah formula 2 lebih menarik
dengan metode uji hedonik meliputi atribut rasa, sehingga panelis menyukainya, sedangkan warna
warna dan aroma. Berdasarkan hasil pengujian, sari buah formula 1 lebih gelap dan formula 3
diperoleh hasil pada tabel 5 dan gambar 2 lebih keruh sehingga panelis kurang
Formula Warna Aroma Rasa aroma sari buah formula 1 dan formula 3 kurang
Formula 1 4,67 3,58 4,65
kuat sehingga panelis kurang menyukainya. Rasa
Formula 2 5,22 5,21 5,24
Formula 3 3,58 3,93 3,53
sari buah formula 2 lebih segar sehingga panelis
Pada tabel 13 dapat diketahui bahwa sampel
menyukainya, sedangkan rasa sari buah formula
sari buah tin formula 2 pada atribut rasa, warna
1 dan formula 3 terlalu manis sehingga panelis
dan aroma mendapat nilai yang paling besar. Hal
kurang menyukainya.
ini menunjukkan bahwa formula 2 paling disukai
Grafik pada gambar 2 menunjukkan nilai
oleh panelis. Mengacu pada hasil uji
paling tinggi adalah pada formula 2 sehingga
organoleptik tersebut maka sari buah formula 2
dapat disimpulkan bahwa produk sari buah tin
inilah yang akan digunakan pada penelitian
terbaik dalam hal atribut warna, aroma dan rasa
utama.
adalah sari buah tin formula 2, maka sari buah
Hasil Pengujian Organoleptik
Penentuan Formulasi Warna
formula 2 inilah yang akan digunakan pada
5.4
5.2
5
Nilai Hasil 4.8 Aroma
4.6 penelitian utama.
Uji 4.4 Rasa
4.2
Organolep 3.8 4
tik 3.6 3.2. Penelitian Utama
3.4
3.2
3 3.2.1. Respon Organoleptik
Formula 1 Formula 2 Formula 3
a. Rasa
Gambar 2. Grafik Hasil Penentuan Formulasi
Tabel 6. Hasil Uji Atrbut Rasa dibandingkan rasa sari buah dengan penambahan
Konsentrasi Sukrosa (%) Nilai Rasa sukrosa 5%, 7%, 9% dan 11% yang memiliki
5 3,85
7 3,69 rasa lebih asam yang berasal dari sari buah
9 4,55
11 5,15 campuran. Menurut winarno (1998), rasa
13 5,65
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu senyawa
Gambar 3. Grafik Regresi Atribut Rasa yang menyebabkan sari buah akan semakin
semakin tinggi konsentrasi sukrosa semakin Tabel 7. Hasil Uji Atrbut Aroma
tinggi juga nilai kesukaan terhadap rasa sari buah Konsentrasi Sukrosa (%) Nilai Aroma
5 4,29
tin. Dapat dilihat adanya korelasi positif yang 7 4,28
9 4,55
sangat kuat antara konsentrasi sukrosa dan nilai 11 4,60
13 4,78
rasa dari sari buah tin, dengan menunjukkan nilai
Korelasi Konsentrasi Sukrosa
r mendekati 1. Semakin tinggi nilai x maka nilai 5.00 Terhadap Aroma
y = 0.066x + 3.906
y semakin tinggi. R² = 0.9251
Nilai 4.50
Rasa dari penambahan sukrosa 13% yang Aroma
4.00
lebih dominan manis dapat mempengaruhi dari 3 5 7 9 11 13
Konsentrasi Sukrosa (%)
rasa sari buah yang cenderung disukai panelis Gambar 4. Grafik Regresi Atribut Aroma
Grafik pada gambar 4 menunjukkan garis c. Warna
linier nilai aroma yang semakin meningkat, Tabel 8. Hasil Uji Atrbut Warna
artinya semakin tinggi konsentrasi sukrosa Konsentrasi Sukrosa (%) Nilai Warna
5 4,10
semakin tinggi juga nilai kesukaan terhadap
7 4,29
aroma sari buah tin. Dapat dilihat adanya 9 4,50
11 4,68
korelasi positif yang sangat kuat antara 13 4,8
konsentrasi sukrosa dan nilai aroma dari sari Korelasi Konsentrasi Sukrosa
Terhadap Warna
buah tin, dengan menunjukkan nilai r mendekati
5.00
1. Semakin tinggi nilai x maka nilai y semakin 4.80 y = 0.0898x + 3.6653
Nilai 4.60 R² = 0.9915
tinggi. Aroma sari buah dengan penambahan Warna4.40
4.20
sukrosa 13% lebih disukai panelis dibandingkan 4.00
3 5 7 9 11 13
sari buah dengan penambahan sukrosa 5%, 7%, Konsentrasi Sukrosa (%)
9% dan 11%. Menurut Aini (2016) sukrosa tidak Gambar 5. Grafik Regresi Atribut Warna
memiliki aroma yang menonjol, namun dapat Grafik pada gambar 5 menunjukkan garis
mempengaruhi aroma sari buah, semakin tinggi linier nilai warna yang semakin meningkat,
konsentrasi sukrosa yang ditambahkan maka artinya semakin tinggi konsentrasi sukrosa
aroma langu pada buah akan semakin tertutupi semakin tinggi juga nilai kesukaan terhadap
oleh bau manis dari sukrosa sehingga dapat warna sari buah tin. Dapat dilihat adanya korelasi
meningkatkan rasa suka panelis terhadap aroma positif yang sangat kuat antara konsentrasi
dari minuman sari buah tin. sukrosa dan nilai warna dari sari buah tin, dengan
Tabel 11. Hasil Uji Kadar Kalsium formulasi maka konsentrasi buah semakin
kuat antara konsentrasi sukrosa dan kadar Gambar 9. Grafik Regresi Kadar Vitamin C
kalsium dari sari buah tin, dengan menunjukkan Grafik pada gambar 9 menunjukkan garis
nilai r mendekati -1. Semakin tinggi nilai x maka linier nilai kadar vitamin C yang semakin
yang sangat kuat antara konsentrasi sukrosa dan Sehingga semakin tinggi konsentrasi sukrosa
kadar vitamin C dari sari buah tin, dengan yang ditambahkan maka pH akan semakin
menunjukkan nilai r mendekati -1. Semakin meningkat dan vitamin C akan menurun karena
tinggi nilai x maka nilai y semakin rendah. kurang stabil (Suzanty, 2008).
kadar vitamin C akan semakin kecil hasilnya. Tabel 13. Hasil Uji Nilai pH
dibiarkan dalam keadaan asam atau pada suhu Gambar 10. Grafik Regresi Nilai pH
Sari buah memiliki pH antara 3 sampai 3,5, linier nilai pH yang senakin meningkat, artinya
dimana bersifat asam. Suasana asam membuat semakin tinggi konsentrasi sukrosa semakin
vitamin C lebih stabil, namun pada suasana asam tinggi juga nilai pH sari buah tin. Dapat dilihat
sukrosa mudah terhidrolisis. Proses hidrolisis adanya korelasi positif yang sangat kuat antara
konsentrasi sukrosa dan nilai pH dari sari buah
Korelasi Konsentrasi Sukrosa
tin, dengan menunjukkan nilai r mendekati 1. Terhadap Kadar Gula Total
11
Semakin tinggi nilai x maka nilai y semakin y = 0.1375x + 9.0185
10.8
R² = 0.9913
10.6
tinggi. Kadar 10.4
Gula 10.2
Penambahan sukrosa akan menyebabkan Total 10
9.8
suasana lebih netral dimana pH akan meningkat. 9.6
3 5 7 9 11 13
Peningkatan pH selaras dengan peningkatan Konsentrasi Sukrosa (%)
jumlah sukrosa yang ditambahkan karena dengan Gambar 11. Grafik Regresi Kadar Vitamin C
penambahan gula, ion [H+] yang berasal dari Grafik pada gambar 11 menunjukkan garis
asam-asam organik juga mengalami linier kadar gula total yang semakin meningkat,
pengenceran, sehingga ion [H+] yang artinya semakin tinggi konsentrasi sukrosa
membentuk asam akan berkurang dan pH bahan semakin tinggi pula kadar gula total sari buah tin.
akan semakin meningkat. Gula dapat digunakan Dapat dilihat adanya korelasi positif yang sangat
untuk meningkatkan nilai pH bahan pangan kuat antara konsentrasi sukrosa dan kadar gula
e. Analisis Kadar Gula Total nilai r mendekati 1. Semakin tinggi nilai x maka
Tabel 14. Hasil Uji Kadar Gula Total nilai y semakin tinggi.
Konsentrasi Sukrosa Kadar Gula Total Hal ini disebabkan semakin tinggi
(%) (mg/100 gram)
5 9,68 konsentrasi sukrosa yang ditambahkan maka
7 10,04
semakin tinggi pula kadar gula total, karena akan
9 10,21
11 10,55 meningkatkan fraksi gula pada minuman sari
13 10,8
buah. Peningkatan kadar gula total disebabkan
Berubahnya glukosa dan fruktosa menyebabkan organoleptik, formula 2 dipilih untuk digunakan
Kadar gula total akan meningkat apabila karakteristik sari buah tin meliputi respon kimia
dalam sampel mengandung vitamin C. Hal ini (kalium, kalsium, vitamin c, gula total, pH),
disebabkan vitamin C merupakan asam yang respon fisika (total padatan terlarut), dan respon
merupakan penambah cita rasa dan sebagai organoleptik (warna, rasa, aroma).
antioksidan, vitamin C juga berperan dalam Konsentrasi sukrosa berkorelasi kuat tidak
membantu proses hidrolisis sukrosa dan fruktosa langsung terhadap respon kalium dengan nilai r
Pada umumnya buah-buahan mengandung kuat tidak langsung terhadap respon kalsium
gula dalam bentuk monosakrida seperti glukosa dengan nilai r sebesar -0,89. Konsentrasi sukrosa
dan fruktosa. Selama proses pemanasan, berkorelasi kuat tidak langsung terhadap respon
kandungan pati dalam buah-buahan menjadi vitamin C dengan nilai r sebesar -0,98.
gula-gula pereduksi yang akan menimbulkan rasa Konsentrasi sukrosa berkorelasi kuat langsung
manis (Winarno, 1998). terhadap respon gula total dengan nilai r sebesar
Pada penelitian pendahuluan, hasil dari sebesar 0,885. Konsentrasi sukrosa berkorelasi
pengujian bahan baku (buah tin) terkandung kuat langsung terhadap respon warna dengan
kadar kalium sebesar 162 mg/100 gram, kadar nilai r sebesar 0,995. Konsentrasi sukrosa
kalsium sebesar 28,6 gram, kadar vitamin C berkorelasi kuat langsung terhadap respon rasa
dengan nilai r sebesar 0,954. Konsentrasi sukrosa Aini, N. 2016. Karakteristik Minuman Sari
Buah Blingo (Benincasa hispida)
berkorelasi kuat langsung terhadap respon aroma Dengan Penambahan Sukrosa Pada
Suhu Pasteurisasi Berbeda. Tugas
dengan nilai r sebesar 0,962. Akhir, Universitas Pasundan : Bandung.