Sie sind auf Seite 1von 8

AUDIT SISTEM INFORMASI INSTLASAI RAWAT INAP

BERDASARKAN PRESPEKTIF PELANGGAN BALANCED SCORECARD


MENGGUNAKAN STANDAR COBIT 4.1
(Studi Kasus: Rumah Sakit Umum Haji Surabaya)

1)
Finh Yutta Dhipiya 2)Haryanto Tanuwijaya 3)Erwin Sutomo

S1 / Jurusan Sistem Informasi, Sekolah Tinggi Manajemen Komputer & Teknik Komputer Surabaya
email: 1)pypynk@yahoo.com 2)haryanto@stikom.edu 3)sutomo@stikom.edu

Abstract: RSU Haji Surabaya has a Information System Management (SIM-RS) unit which
control information system on inpatient unit. This system are used to handle public customer in
cooperation with third party vendor. There are several activity on this vacility such as, patient registration,
serving the patient, patient medical record and patient treatment cost detail. There are never audit activity
ever held on inpatient vacility to make sure IT goal and business goal alligment.
This paper describe how audyt information system are applied in inpatient vacility to assess
information system performance. The company are helding audit information system based on COBIT 4.1
standart to assess business process, application and business strategic allignment. COBIT 4.1 was chosen
as a standart on information audit for it's exellence on IT control along with providing framework to
assess IT performance as an object. Another, the audit are focused on customer perspective of balanced
scorecard.
The results of this audit states that the maturity level of 3.21,which is defined. This means that
the procedure on the purpose of acquiring businesses that are useful and reliable information for strategic
decision making has been standardized and documented, and communicated through training. but its
implementation still depends on the individual whether to follow the procedure or not. The procedure was
developed as a formalization of existing practice.
Keywords: Information System, Information Systems Audit, Customer Perspective, The Balanced
Scorecard, COBIT, Maturity Level

Seiring dengan meningkatnya keluhan antara lain lambatnya proses sistem


persaingan dan tuntutan masyarakat akan informasi yang menyebabkan pasien harus
pelayanan yang berkualitas, maka RSU menunggu lama dalam memperoleh
Haji Surabaya telah mengimplementasikan layanan. Lamanya proses sistem informasi
sistem informasi berbasis komputer sering menyebabkan pasien harus antri
khususnya di bagian instalasi rawat inap. cukup lama dalam memperoleh layanan.
Namun demikian, dalam penggunaan Data layanan pasien rawat inap sering
sistem informasi instalasi rawat inap dalam memperoleh komplain pasien karena
operasional dan pelayanan kepada para ketidaksesuain dengan tagihan yang
pasien, masih terdapat kendala-kendala diberikan kepada pasien saat membayar di
pada pemrosesan sistem informasi yang kasir. Penyebab terjadinya kesalahan dan
sering dikeluhkan penggunanya. Masalah keterlambatan sistem informasi tersebut
proses ini juga mengganggu pelayanan belum diketahui dengan pasti. Selain itu,
sehingga menimbulkan keluhan para pasien sejauh ini belum diketahui sejauhmana
sebagai pelanggan rumah sakit RSU Haji dukungan sistem informasi terhadap
Surabaya. Permasalahan yang menjadi pencapaian bisnis RSU Haji Surabaya.

1
Padahal dengan timbulnya permasalahan yang berobat sebagai pelanggan RSU Haji
dalam proses sistem informasi instalasi Surabaya, maka perspektif yang tepat untuk
rawat inap dapat menyebabkan penurunan diukur adalah perspektif pelanggan. Alasan
kinerja bisnis instalasi rawat inap RSU Haji lain penentuan ruang lingkup pengukuran
Surabaya. kinerja bisnis hanya pada perspektif
Untuk mengetahui dan memecahkan pelanggan agar penelitian menjadi lebih
permasalahan sistem informasi instalasi fokus dan efektifitas jangka waktu
rawat inap RSU Haji Surabaya, perlu penyelesaian penelitian ini.
dilakukan pengukuran keselarasan tujuan
sistem informasi dan tujuan bisnis instalasi LANDASAN TEORI
rawat inap RSU Haji Surabaya. Menurut Rumah Sakit
Krist dalam Surendro (2004), pengukuran Rumah sakit merupakan suatu
keselarasan tujuan sistem informasi dan institusi yang fungsi utamanya memberikan
tujuan bisnis dapat dilakukan dengan audit pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
sistem informasi. Oleh karena itu perlu Tugas rumah sakit adalah melaksanakan
dilakukan audit sistem informasi instalasi upaya kesehatan secara berdaya guna dan
rawat inap RSU Haji Surabaya karena berhasil guna dengan mengutamakan upaya
sampai saat ini RSU Haji Surabaya belum penyembuhan dan pemulihan yang
pernah melakukan audit sistem informasi dilaksanakan secara serasi dan terpadu
untuk mengetahui keselarasan tujuan sistem dengan peningkatan dan pencegahan serta
informasi dengan tujuan bisnis. Standar melaksanakan rujukan.Untuk dapat
yang digunakan dalam audit sistem menyelenggarakan upaya-upaya tersebut
informasi instalasi rawat inap RSU Haji dan mengelola rumah sakit agar tetap dapat
Surabaya adalah COBIT 4.1. Standar memenuhi kebutuhan pasien dan
COBIT dipilih karena memiliki keunggulan masyarakat yang dinamis, maka setiap
dalam kontrol TI dan juga menyediakan komponen yang ada di rumah sakit harus
kerangka pengukuran kinerja TI sebagai terintegrasi dalam satu sistem (Soejitno,
bahan analisa obyek yang perlu diperbaiki 2002).
(Sarno, 2009: 17).
Untuk menentukan ruang lingkup Sistem Informasi
pengukuran kinerja bisnis, dipilih salah satu Sistem informasi adalah kombinasi
tools yang banyak digunakan untuk dari teknologi informasi dan aktifitas, yang
mengukur kinerja bisnis yaitu Balance menggunakan teknologi untuk mendukung
Scorecard (BSC). Menurut Kaplan dan kinerja, manajemen dan pembuatan
Norton (1996: 9), BSC merupakan suatu keputusan (Beynon, 2004). Dalam hal ini,
konsep untuk mengukur apakah aktivitas- sistem informasi digunakan tidak hanya
aktivitas operasional untuk menggambarkan komputer dan
suatu perusahaan dalam skala yang lebih perangkatnya serta interaksinya dengan
kecil sejalan dengan sasaran yang lebih organisasi, tetapi juga digunakan untuk
besar dalam hal visi dan strategi. BSC menggambarkan interaksi seluruh
membagi kinerja bisnis ke dalam 4 (empat) komponen yang terlibat dalam proses bisnis
perspektif yaitu keuangan, pelanggan, organisasi tersebut.
proses bisnis internal dan pertumbuhan.
Karena pendapatan utama RSU Haji Audit Sistem Informasi
Surabaya terletak pada banyaknya pasien

2
Audit secara umum adalah proses berorientasi pada bisnis, karena itu bussines
terpadu dalam pengumpulan dan penilaian process owners dan manajer, termasuk
terhadap informasi sebagai satu kesatuan auditor dan user, diharapkan dapat
organisasi oleh seorang ahli (ISACA, memanfaatkan guideline ini sebaik-
2003). Definisi audit sistem informasi dapat baiknya.
dikemukakan oleh Sarno (2009: 3) yaitu :
audit sistem informasi dapat didefinisikan Keselarasan Tujuan Pengukuran Tujuan
sebagai proses sistematis yang dilakukan Bisnis dan Tujuan Teknologi Informasi
dengan memperhatikan keobyektifan dari Keselarasan tujuan pengukuran
pihak yang kompeten dan independen tujuan bisnis dan tujuan TI pada Instalasi
dalam perolehan dan penilaian bukti-bukti Rawat Inap RSU Haji Surabaya, dimulai
terhadap tuntutan-tuntutan yang terkait dengan COBIT. COBIT menyediakan
dengan hal-hal atau kejadian yang bersifat pemetaan keselarasan dalam perspektif
ekonomis . masing-masing (ITGI, 2007). Berikut
merupakan contoh dalam melakukan
Balanced Scorecard penyelarasan tujuan bisnis, tujuan TI serta
Balanced Scorecard merupakan proses TI pada kegiatan audit sistem
suatu sistem manajemen,pengukuran, dan informasi.
pengendalian yang secara cepat,tepat, dan
komperehensif dapat memberikan Maturity Level
pemahaman kepada manajer tentang Model yang digunakan untuk
performance bisnis (Anthony, dkk, 1997). mengendalikan proses teknologi informasi
Balanced Scorecard mendidik manajemen yang terdiri dari pengembangan suatu
dan organisasi pada umumnya untuk metode penilaian sehingga suatu organisasi
memandang perusahaan dari kurang lebih dapat mengukur dirinya sendiri dari non-
empat prespektif yaitu : keuangan, eksisten ke tingkat optimal (value 0 sampai
pelanggan, pembelajaran dan pertumbuhan, dengan value 5).
serta bisnis internal. Teknik pengukuran Maturity Level
Menurut Yuwono, dkk, (2006: 111) menggunakan beberapa statement
dalam prespektif pelanggan menjelaskan (pernyataan) dimana setiap pernyataan
cara-cara dimana nilai akan diciptakan dapat dinilai tingkat kepatutannya dengan
untuk pelanggan, bagaimana ia menuntut menggunakan standar nilai, seperti pada
ini harus dipenuhi dan mengapa pelanggan Tabel. 1.
mau membayarnya, maka berbagai proses
internal dan upaya pengembangan Tabel 1 Standar Penilaian Maturity Level
perusahaan harus diarahkan berdasarkan Complience Level Numeric Values
prespektif ini. Agreement With Statement Complience Value
Not at all 0
Control Objectives for Information and A Little 0,33
Quite a lot 0,66
Related Technologies 4.1
Completely 1
COBIT dikembangkan oleh IT
Sumber: Pederiva, 2003: 2
Governance Institute (ITGI), yang
merupakan bagian dari Information System
COBIT menyediakan kerangka
Audit and Control Association (ICASA).
identifikasi sejauh mana perusahaan telah
COBIT memberikan guidelines yang

3
memenuhi standar pengelolaan proses TI
Gambar 1 Kerangka Kerja Tingkat
yang baik. Kerangka tersebut Kematangan PO 1 Level 0
direpresentasikan dalam sebuah model Pengumpulan
kedewasaan yang memiliki level Bukti
pengelompokan kapabilitas perusahaan Hasil pengumpulan bukti atau
dalam pengelolaan proses TI dari level 0 evidence yang dihasilkan dari wawancara
atau non-existent (belum tersedia) hingga dan observasi pada instalasi rawat inap
level 5 atau optimized (teroptimasi). perlu dilakukan audit sistem informasi
untuk mengukur kinerja TI perusahaan, dan
METODOLOGI PENELITIAN cara yang tepat adalah ditinjau dari
Menurut Sarno (2009), tahapan pelaksanaan perspektif pelanggan dengan standar
audit sistem informasi meliputi: COBIT 4.1 karena mengacu dari visi rumah
1. Penentuan ruang lingkup dan tujuan sakit yaitu memberikan pelayanan. Alat
audit sistem informasi. bantu yang digunakan berupa kertas kerja
2. Pengumpulan bukti. audit. Kertas kerja berisi form pertanyaan
3. Pelaksanaan uji kepatutan. yang mengacu pada standar COBIT.
4. Penentuan tingkat kematangan.
5. Penentuan hasil audit sistem informasi. Pelaksanaan Uji Kepatutan dan
6. Penyusunan laporan hasil audit sistem Perhitungan Nilai Maturity Level
informasi. Hasil uji kepatutan berdasarkan
pengumpulan bukti dan wawancara dengan
IMPLEMENTASI DAN HASIL auditee, maka diperoleh tingkat
Penentuan Ruang Lingkup Audit Sistem kematangan untuk masing-masing proses-
Informasi proses TI, maka selanjutnya nilai tersebut
Pada audit sistem informasi instalasi rawat dapat direpresentasikan ke dalam grafik
inap terdapat pengelompokkan proses TI jaring laba-laba. Adapun contoh dari
berdasarkan tujuan bisnis pada perspektif kerangka kerja COBIT tersebut dapat
proses bisnis internal Balanced Scorecard. dilihat pada Gambar 1. Sedangkan untuk
Adapun tujuan dari perspektif bisnis adalah:
1. Peningkatan layanan dan orientasi
terhadap pelanggan.
2. Penawaran produk dan jasa yang
kompetitif.
3. Penentuan ketersediaan dan kelancaran
layanan.
4. Penciptaan ketangkasan (agility) untuk
menjawab permintaan bisnis yang perhitungan tingkat kematangan dapat
berubah. dilihat pada Tabel 2 di halaman 5. Hasil
5. Pencapaian optimasi biaya dari representasi dari perhitungan tersebut dapat
penyampaian layanan. dilihat pada grafik jaring laba-laba pada
6. Perolehan informasi yang bermanfaat Gambar 2 di halaman 5.
dan handal untuk pembuatan keputusan
strategis.

4
Tabel 2 Hasil Perhitungan Tingkat Kematangan
Proses TI
Tujuan Tingkat
Tujuan TI Proses
Bisnis Keterangan kematangan
TI
(5) Pena- (5) Pencipta-an TI PO2 Mendefinisikan arsitektur informasi 2.50
waran yang tangkas (IT PO4 Mendefinisikan proses TI, 3.35
produk dan agility) organisasi dan keterhubungannya
jasa yang (5) Pencipta-an TI PO7 Mengelola sumber daya TI 2.76
kompetitif yang tangkas (IT AI3 Memperoleh dan memelihara 2.35
agility) infrastruktur teknologi
(24) Pening-katan PO5 Mengelola investasi TI 3.69
terhadap efisiensi AI5 Memenuhi sumber daya TI 3.84
biaya TI dan DS6 Mengidentifikasi dan 3.79
kontribusi-nya mengalokasikan biaya
terhadap
keuntungan bisnis
Hasil Rata-Rata 3.18

PO2 dilakukan hal yang sama pada setiap tujuan


5 TI.
4
DS6 3 PO4 Penyusunan Temuan dan Rekomendasi
2 Penyusunan temuan dan
1 rekomendasi sebagai hasil evaluasi dari
0
pelaksanaan audit sistem informasi intalasi
AI5 PO7 rawat inap ini muncul setelah dilakukan
pembandingan antara apa yang seharusnya
dilakukan dengan proses yang sedang
PO5 AI3 berlangsung pada perusahaan. Dari hasil
temuan tersebut kemudian dilaksanakan
Gambar 2 Contoh Jaring Laba-Laba rekomendasi yang merupakan rincian
temuan serta rekomendasi yang diberikan
Penentuan dan Penyusunan Hasil Audit guna untuk perbaikan proses sistem
Sistem Informasi informasi ke depannya.
Penyusunan temuan dan
rekomendasi sebagai hasil evaluasi dari Berdasarkan analisa dari hasil pengumpulan
pelaksanaan audit. Temuan dalam audit bukti selama pelaksanaan audit sistem
muncul setelah dilakukan pembandingan informasi instalasi rawat inap di RSU Haji
antara apa yang seharusnya dilakukan Surabaya didapat beberapa temuan yang
dengan proses yang sedang berlangsung memuat fakta-fakta baik yang telah
pada perusahaan. Dari hasil temuan tersebut dilaksanakan dengan baik sesuai standard
kemudian dilaksanakan rekomendasi yang COBIT ataupun yang masih perlu
berguna untuk perbaikan proses sistem diperbaiki lagi. Adapun fakta-fakta yang
informasi. Temuan dan rekomendasi dibuat telah sesuai dengan standard COBIT
berdasarkan tiap tujuan TI, kemudian diantaranya adalah:

5
1. Terdapat kebijakan dan prosedur sistem Penyusunan Rekomendasi
informasi yang jelas dan Rekomendasi disusun berdasarkan
didokumentasikan, distandarisasi, temuan yang berguna untuk perbaikan
dikomunikasikan dan disosialisasikan proses sistem informasi di masa datang.
2. Terdapat tujuan TI, tujuan bisnis, Berdasarkan temuan, maka rekomendasai
proses TI, rencana strategis TI dan yang perlu dilakukan untuk perbaikan
risiko TI yang di dokumentasikan proses sistem informasi adalah sebagai
dengan jelas pada master plan TI berikut:
3. Terdapat perencanaan pengadaan 1. Membuat FAQs yang perlu diisi oleh
investasi TI. seluruh pegawai RSU Haji Surabaya
4. Terdapat dasar penganggaran investasi agar mudah mengevaluasi insiden apa
TI yang diputuskan oleh manajemen. yang terjadi melalui FAQs tersebut.
5. Terdapat pelatihan untuk pengguna 2. Melakukan survey ke pelanggan yang
secara formal. dimana untuk mengetahui seberapa
6. Terdapat laporan mengenai efisien penggunaan sistem
pelaksanaan proses TI secara informasiyang digunakan. Sehingga
keseluruhan. dari survey tersebut perusahaan
7. Terdapat standar target dalam diharapkan dapat mengevalusi kinerja
penyelesaian permasalahan. serta ada penindaklanjutan untuk
8. Terdapat pengelolaan untuk sistem.
pemasok/vendor yang sudah bekerja 3. Melakukan studi banding dengan
sama. rumah sakit lain yang dilakukan secara
9. Terdapat pihak yang bertanggung periodik. Kemudian membuat
jawab dalam pengelolaan insiden. pelaporan mengenai hasil studi banding
tersebut dan diketahui oleh seluruh
Berdasarkan hasil audit sistem informasi,
pegawai.
terdapat temuan hal-hal yang belum
4. Meningkatkan sumber daya manusia
dilakukan atau kurang maksimal dilakukan
dengan mengadakan pelatihan kepada
menurut standar COBIT, yaitu:
user untuk implementasi sistem
1. Tidak terdapat FAQs.
informasi.
2. Belum terdapat survey tentang
kepuasaan pelanggan sistem informasi
Kesimpulan
instalasi rawat inap. Hal ini diperlukan
1. Audit sistem informasi ditinjau dari
guna melihat respn dari pelanggan
perspektif pelanggan Balanced
sehingga perusahaan dapat
Scorecard pada Instalasi Rawat Inap
mengevaluasi.
memiliki ruang lingkup tujuan bisnis
3. Resiko belum sepenuhnya
sebanyak 6 (enam), tujuan TI sebanyak
dipertimbangkan, misalnya: keamanan
20 (dua puluh) dan total proses TI
untuk kesalahan proses pemasukan data
sebanyak 32 (tiga puluh dua) proses.
apakah dilakukan dengan sengaja atau
2. Pengumpulan bukti pelaksanaan audit
tidak sengaja.
sistem informasi berupa form hasil
4. Tidak ada pendukung berupa aplikasi
wawancara, dengan ditunjukkan
untuk mendukung pengelolaan insiden.
dokumen-dokumen kebijakan dan
5. Studi banding ke perusahaan lain
operasional..
seharusnya dilakukan secara periodik.

6
3. Instalasi rawat inap telah melaksanakan informasi ini sebagai berikut: Audit
aktivitas sistem informasi pada sistem informasi instalasi rawat jalan
perspektif pelanggan. Tingkat ini hanya mengacu pada penerapan
kematangan (maturity level) yang aplikasi rawat inap. Diharapkan untuk
dimiliki pada masing-masing proses TI pengembangannya, dapat dilakukan
berbeda-beda. Hasil perhitungan nilai audit terhadap keseluruhan aplikasi
rata-rata maturity level yang didapatkan pendukung proses rawat inap.
adalah 3.21 yang berarti tingkat 2. Audit sistem informasi instalasi rawat
maturity level sistem informasi Instalasi jalan ini hanya menggunakan
Rawat Inap RSU Haji Surabaya prespektif pelanggan. Diharapkan
berdasarkan COBIT 4.1 adalah defined, untuk pengembangannya, dapat
yaitu: prosedur telah distandarisasi dan dilakukan audit dengan menggunakan
didokumentasikan serta prespektif lainnya.
dikomunikasikan melalui pelatihan. 3. Audit sistem informasi instalasi rawat
tetapi implementasinya masih inap yang telah dilakukan hanya
bergantung pada individu apakah mau membahas sampai penilaian tingkat
mengikuti prosedur tersebut atau tidak. kematangan proses TI. Diharapkan
Prosedur dikembangkan sebagai bentuk untuk pengembangannya, dapat
formalisasi dari praktek yang ada. dilakukan audit sistem informasi
Hal ini berarti: instalasi rawat inap dengan
a. Kondisi dimana perusahaan telah menggunakan standar COBIT 4.1
memiliki sejumlah indikator atau sampai dengan pembahasan KPI,
ukuran kuantitatif yang dijadikan PKGI, dan ITKGI.
sebagai sasaran ataupun objektif 4. Berdasarkan hasil audit sistem
terhadap kinerja proses TI. informasi instalasi rawat inap yang
b. Terdapat fasilitas untuk memonitor telah dilakukan, didapatkan pernyataan
dan mengukur prosedur yang sudah bahwa pihak Rumah Sakit Umum Haji
berjalan, yang dapat mengambil Surabaya belum pernah melakukan
tindakan, jika terdapat proses yang audit terhadap kinerja server.
diindikasikan tidak efektif. Diharapkan untuk pengembangannya,
c. Proses diperbaiki terus menerus akan dilakukan audit terhadap kinerja
dan dibandingkan dengan praktek- server guna memastikan keamanan
praktek terbaik. sistem informasi yang ada dengan
d. Terdapat perangkat bantu dan menggunakan standar ISO.
otomatisasi untuk pengawasan
proses. Daftar Pustaka
Beynon, D.P. 2004. E-Business.
Saran Basingstoke: Palgrave.
Saran bagi pengembangan yang berkaitan
dengan pencapaian hasil yang optimal dari Information Technology Governance
audit sistem sistem informasi ini sebagai Institut. 2007. COBIT 4.1:
berikut: Framework, Control Objective,
1. Saran bagi pengembangan yang Management Guidelines, Maturity
berkaitan dengan pencapaian hasil Models. IT Governance Institut.
yang optimal dari audit sistem sistem Rolling Meadows.

7
Kaplan, R. dan Norton, D. 1996. Balanced
Scorecard: Menerapkan Strategi
Menjadi Aksi. Jakarta: Erlangga.

Sarno, R. 2009. Audit Sistem &


Teknologi Informasi. Surabaya :
ITS Press

Sarno, R. 2009. Strategi Sukses Bisnis


dengan Teknologi Informasi.
Surabaya: ITS Press.

Surendro, K. 2004.Audit Sistem Informasi


Rumah Sakit dengan Menggunakan
Acuan COBIT, Gematika Jurnal
Manajemen Informatika, Vol 6 No
1 Desember.

Soejitno, Alkatri, dan Ibrahim. 2002.


Reformasi Perumahsakitan
Indonesia. Jakarta: Grasindo

Yuwono, S., Sukarno, E., dan Ichsan,


M. 2006. Petunjuk Praktis
Peyusunan Balanced Scorecard.
Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama

Pederiva, A. 2003. The CobIT Maturity


Model in a Vendor Evaluation
Case, Journal of Information
System Audit.

Das könnte Ihnen auch gefallen